salam redaksi - papua.kemenag.go.id · isi diluar tanggung jawab percetakan ... demikian, dengan...
TRANSCRIPT
Salam RedaksiPENANGGUNGJAWAB
Jannus Pangaribuan, SH., MM.KEPALA KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI PAPUA
PENGARAH
Drs. H. Umar BauwKEPALA BAGIAN TATA USAHA
PEMIMPIN REDAKSI
Edi Abdul Kholiq, SE.,MAB.
PENYUNTING / EDITOR
Dewi Anggraeni, S.IP., MA
Gayati, SE,
Josef A. Baransano
FOTOGRAFER / ARTISTIK / LAYOUT
Tim Majalah DAMAI
ADMINISTRASI / KEUANGAN
Gayati, SE.
PENERBIT
Sub Bagian Informasi dan Humas
Kanwil Kemenag Provinsi Papua
PERCETAKAN
CV. deEmpat Multi DimensiIsi diluar tanggung jawab percetakan
REDAKSI:
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI PAPUA 0967-551769
E-mail: [email protected]
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Cover Edisi 15 / Tahun VIII / 2017
AGAMA DAN KESEJAHTERAANDI BATAS TIMUR NUSANTARA
Jembatan Hati Nurani Umat
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
REDAKSI MAJALAH DAMAI MENERIMA TULISAN
DALAM BENTUK ARTIKEL, OPINI, ESAI, IKLAN,
SESUAI DENGAN VISI DAN MISI MEDIA. ARTIKEL
DIKETIK 2 SPASI, SEBANYAK 1-3 HALAMAN
DALAM FLASHDISK. UNTUK SURAT PEMBACA
DAPAT DIKIRIM MELALUI EMAIL.
Pembaca yang budiman.
Akhirnya kami bisa menyapa Anda kembali setelah upaya panjang
menuntaskan edisi XV tahun 2017 ini. Kami selalu berupaya menyajikan yang
terbaik, dan meningkatkan kualitas isi dari waktu ke waktu. Situasi yang sama
adalah, tetap dengan keterbatasan-keterbatasan khususnya SDM, baik jumlah
maupun kemampuan mendalam dan merata di bidang jurnalistik.
Setelah tahun 2015 kami lalui dengan gemilang, jika boleh dikatakan
demikian, dengan diraihnya peringkat 2, kategori substansi dan peringkat 5
kategori artistik, majalah Damai mencapai titik tertinggi pencapaian dengan
diraihnya predikat majalah dinas terbaik di lingkup Kementerian Agama se-In-
donesia pada tahun 2016!
Tentu ini benar-benar sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, setelah kami
sempat tidak berani membayangkannya. Namun kami juga menyadari, ada upaya
keras untuk meraih posisi itu. Yang kami ingat adalah usaha menyajikan yang
terbaik, selebihnya sama sekali bukan sebuah keharusan apalagi ambisi untuk
meraih yang terbaik.
Kami menyadari, semua ini anugerah dan pertolongan dari Allah Swt., Tuhan
Yang Maha Kuasa. Maka selain bersyukur, kami juga berterima kasih kepada
segenap bagian tim di Provinsi Papua, para kontributor berita di daerah, para
penulis artikel yang juga merupakan pegawai di lingkup Kementerian Agama
Papua, dan para pimpinan yang memberi dukungan, selain tim inti Majalah Damai
pada Sub Bagian Informasi dan Humas Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Papua.
Setelah capaian “paripurna” itu, pilihannya adalah bertahan. Bertahan dalam
kebaikan, tentu semua sama memafhumi bahwa ini bukan perkara mudah. Namun
kami masih punya tekad dan daya untuk bertahan di peringkat ini sekaligus
berusaha lebih keras meningkatkan segala-galanya. Hasilnya kini ada di tangan
para pembaca sekalian. Anda adalah para penilai terbaik.
Edisi ini kami berbicara tentang “Agama dan Kesejahteraan di Batas Timur
Nusantara”. Kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan
Pos Lintas Batas Negara RI-PNG di Skouw, Kota Jayapura, adalah news peg
yang membuat kami menggali ke dalam tentang kesejahteraan dalam sudut
pandang agama. Presiden bicara tentang bagaimana PLBN memberi manfaat
ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Lantas kami mencari benang merah,
bagaimana agama-agama memandang kesejahteraan bagi umat manusia. Kami
tentu berbicara tentang Papua dalam hal ini.
Kami mendapati hal-hal penting dan menarik mulai dari perspektif hingga
tataran praktek, tentang bagaimana kesejahteraan umat manusia dalam sudut
pandang agama. Sekaligus, kami menemukan informasi dan fakta berharga
tentang bagaimana sudut pandang agama dan upaya kongkritnya tentang dan
untuk kesejahteraan umat akan menjadi salah satu elemen perdamaian di Papua,
sebagamana halnya akan berlaku di tempat lain manapun di dunia ini.
Tidak semua elemen penting sempat kami gali dan wawancarai. Hasilnya,
sejumlah berita, artikel dan wawancara kami sajikan, sepenuhnya mendukung
kajian dan sajian kali ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Selamat
membaca, dan salam damai!
EDISI |TAHUN VIII|201715
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20173
Tajuk INDEKS
Surat Pembaca
Kesejahteraan dan KedamaianKESEJAHTERAAN erat dengan kedamaian, bahkan hingga
perdamaian. Mewawancarai para pemuka agama, dan
mengikuti forum-forum dialog baik intern maupun antar umat
beragama di Provinsi Papua setidaknya dalam delapan tahun
terakhir, membawa pada salah satu kesimpulan, bahwa
kedamaian dan perdamaian sangat dipengaruhi oleh
kesejahteraan. Ketika lapangan pekerjaan tersedia,
penghasilan baik, kesehatan baik, pendidikan baik,
kesejahteraan sosial baik, umat lebih merasa nyaman dan
tenang. Konflik antar dan di dalam umat agama lebih mungkin
terhindari.
Kesejahteraan masyarakat adalah sesuatu yang terus
menerus diupayakan pemerintah. Kesejahteraan disini sama
dipahami sebagai kesejahteraan lahir dan batin. Di sisi lain,
kesejahteraan juga adalah sesuatu yang selalu diupayakan
para pemuka agama, para ulama, dan mereka yang
terpanggil atas nama agama. Bagaimana tidak, ketika
setidaknya lima agama yang ada di Indonesia, termasuk di
Papua, sama-sama menempatkan kesejahteraan spiritual-
batiniah bahkan kesejahteraan lahiriah, sebagai persoalan
penting bahkan utama, dibuktikan dengan ayat-ayat pada
kitab suci.
Jika demikian, betapa strategisnya peran para pemuka
agama, dalam upaya membangun dan meningkatkan kualitas
kesejahteraan umat, entah itu ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan sosial. Jika mata kita hanya tertuju pada
peran dan fungsi pemerintah untuk mewujudkan cita-cita
kesejahteraan, maka sudah seharusnya perhatian kita juga
tertuju pada arti penting penerapan nilai-nilai agama yang
berbicara mengenai kesejahteraan umat. Kepedulian, saling
berbagi, bahkan tanggung jawab yang kuat atas yang lemah
secara ekonomi dan kesejahteraan secara lebih luas, adalah
nilai-nilai dalam kitab-kitab suci yang harus ditunaikan umat
agamanya. Para ulama dan pemuka agama berkewajiban
memberi tahu, mengingatkan, mengajak, mendorong dan
memberi teladan dalam hal ini.
Pada kalangan umat Islam ada konsep dan praktek
zakat, yang oleh pemerintah saat ini difasilitasi melalui Badan
Amil Zakat Nasional atau BAZNAS, lengkap dengan peraturan
perundangan yang menaunginya. Demikian halnya dengan
wakaf, melalui Badan Wakaf Indonesia. Pada agama Hindu
ada Badan Dharma Dana Nasional, yang prakteknya juga
dirasakan di tingkat daerah. Pada agama Katolik, melalui
komisi-komisi pada Konferensi Waligereja Indonesia
kesejahteraan ekonomi dan sosial sungguh mendapat
perhatian. Yayasan Buddha Tsuzhi Indonesia juga terus
berkiprah dan berjejaring untuk sama-sama mengentaskan
masalah sosial, ekonomi dan l ingkungan, meraih
kesejahteraan umat manusia. Elemen-elemen ini harus terus
menerus didukung dan diperkuat, baik oleh masyarakat,
pemerintah, maupun para pemuka agama itu sendiri. Tentu
dalam sebuah jalinan kebersamaan yang sinambung dan
padu.***
Redaksi Ykh.Apakah Majalah DAMAI didistribusikan hingga ke pelosok-pelosok? Dimana masyarakat dapat memperolehnya?
Usman Laipa, Jayapura
Pak Usman yang kami hormati, terima kasih untuk pertanyaan yangsudah disampaikan. Majalah DAMAI didistribusikan di kalangan pegawaiKementerian Agama Provinsi Papua, instansi pemerintah dan organisasi sosialkeagamaan di Provinsi Papua, juga instansi Kementerian Agama tingkatProvinsi di seluruh Indonesia.
Kami berharap kedepan Majalah DAMAI dapat didistribusikan bagimasyarakat luas. Hal ini tentu memerlukan dukungan dana lebih dari waktu kewaktu. Untuk itu diperlukan dukungan banyak pihak agar dapatmewujudkannya. Semoga kami dapat meningkatkan pengelolaan Majalah Damaihingga profesional, sehingga memungkinkan siapa saja dapat menjangkau untukmebacanya.
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20173
LAPORAN KHUSUS
4 Presiden Jokowi : PLBN Harus Beri Manfaat Ekonomi Bagi Masyarakat Setempat6 Agama, Peran Pemerintah, dan Kesejahteraan di Papua8 BAZNAS Kini, Meraih Mimpi Menjadi Organisasi Terbaik Dunia10 Kelembagaan Buddhis di Papua Dan Kiprah Bagi Kesejahteraan Umat12 Jejak Filantropis Yayasan Buddha Tzu Chi di Papua13 BAZNAS Di Provinsi Papua dan Upaya Kesejahteraan bagi Masyarakat17 Peran Organisasi Masyarakat bagi Kesejahteraan Umat
RAGAM BERITA
18 Wakaf Potensial Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat19 Beredar Isu Miring Terkait Peredaran Mata Uang NKRI TE 201620 BAZNAS Papua Gelar Raker Perdana Mesin Cetak Kartu NPWZ Dibagikan21 Transparansi Pengelolaan Zakat Perlu Sistem Informasi Modern22 Layanan Penyuluh Agama Harus Hadir di Posyandu23 Penelitian Kesehatan Reproduksi Remaja FK UGM di Kanwil Kemenag
BERITA DAERAH
24 Kepala Kemenag Kabupaten Mappi Bentuk UPZ dan Serahkan SK PKM AlHuda
24 Kemenag Mappi Serahkan Bantuan Sosial Untuk Jemaat GPI Petra25 UPZ Kementerian Agama Kabupaten Jayapura Serahkan Bantuan25 PHBI Kabupaten Kepulauan Yapen Terima Sumbangan Hewan Kurban26 KUA Japsel Gelar Layanan Nikah dan Rujuk Gratis26 STAIN Al-Fatah Gelar Seminar Motivasi ‘Sukses Usia Muda’27 Desa Topo Jaya Sulit Dapatkan Pelayanan Agama dan Keagamaan28 Kakemenag Kabupaten Keerom Sosialisasikan Kelestarian Lingkungan28 Bupati Mamberamo Raya Sambut Baik Kehadiran Kementerian Agama29 MA Persiapan Negeri Keerom Tanam 200 Bibit Buah Naga29 Keluarga Besar MIN Keerom Beri Santunan Pada Anak Yatim Piatu30 Langkah Awal Satker Baru Menangani Keuangan30 Kemenag dan FKUB Mimika Menyikapi Kondisi PT. Freeport Indonesia30 YKI Sosialisasi Kanker dan Tumor di Kemenag Yahukimo
PROFIL
31 Keuskupan Agats dan Upaya Membangun Kesejahteraan Masyarakat
OPINI
34 Memelihara Perdamaian di Papua Melalui Nilai Kearifan Lokal
GALERI DAMAI
36 Gereja Viadolorosa Kampung Tobati Kota Jayapura38 Mama-mama Papua Pedagang di Pasar Hamadi Jayapura40 Peringatan Hari Pekabaran Injil ke 105 di Tanah Tabi
ANTAR IMAN
42 Geliat Ekonomi Syariah di Bumi Cendrawasih46 Agama dan Kesejahteraan Perspektif Agama Hindu48 Agama Dan Kesejahteraan Hidup Manusia
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 4
PRESIDEN JOKOWI:
PLBN Harus BeriManfaat Ekonomi
Bagi Masyarakat Setempat
JAYAPURA, DAMAI - PRESIDEN
menegaskan bahwa dirinya tidak ingin
bila warga setempat tak mendapat
manfaat apa pun dari pembangunan.
Sehingga, dia juga meminta adanya
pembinaan kepada warga yang
nantinya akan berjualan di PLBN
Skouw. “Saya minta kios untuk warga
jumlahnya ditambah. Untuk siapa?
Untuk masyarakat asli sini.” Tegas
Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
“Saya lihat dibandingkan dengan
di Port Moresby, PNG, harga-harga itu
jauh lebih murah di sini. Seharusnya
kita bisa jadi pemasok,” kata Jokowi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
dalam sambutannya memaparkan
tentang pembangunan PLBN yang
Menag: Pembangunan di Kawasan Timuradalah Fisik dan Non Fisik
Presiden JokoWidodo kembalimeresmikan Pos
Lintas Batas Negara(PLBN). Kali ini pos
batas antara Indone-sia dengan Papua
Nugini (PNG) yangterletak di Skouw,
Jayapura, Papua,Selasa (9/5).
Presiden Jokowimenekankan
pentingnya PLBNuntuk dimanfaatkan
warga lokal.
kelima kali diresmikan ini.
Pada kesempatan yang sama
Gubernur Papua Lukas Enembe
menyampaikan pentingnya
pembangunan PLBN ini. Dia
menggambarkan panjangnya garis
batas antara Papua dengan Papua
Nugini. Panjang batas negara tersebut
adalah 860 kilometer yang ada di 5
kabupaten/kota di Papua. “Kami
belum punya batas laut antara Papua
dengan Papua Nugini,” imbuh Lukas.
Menag: Pembangunan
Fisik dan Non FisikDitanya mengenai dimensi
kesejahteraan dari agama khususnya
di Papua sebagai perbatasan Timur
LAPORAN KHUSUS
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 4
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20175
Nusantara, Menteri Agama Lukman
Hakim Saifuddin menjelaskan seusai
memberi materi pada kegiatan
Workshop yang diselenggarakan
Inspektorat Jenderal Kementerian
Agama RI terkait peneguhan nilai-nilai
Pancasila bagi ASN Kementerian
Agama pada akhir Mei 2017 di Hotel
Mangga Dua Square, Jakarta. Menurut
Menteri Agama, bahwa pembangunan
di kawasan Timur sebagai prioritas
pemerintah, mencakup pembangunan
fisik dan non fisik.
“Jadi pemerintah sekarang sudah
menetapkan prioritas bahwa upaya pembangunan —tentu kalau kita bicara
pembangunan itu adalah dalam fisik, dan non fisik termasuk dalam kehidupan
beragama— itu untuk kawasan Timur, karena memang kondisi dan keaadaan
disana membutuhkan perhatian yang lebih. Dan itu sudah kita lakukan, tidak
hanya oleh Kementeria Agama di Pusat tetapi oleh Kanwil di wilayah Timur kita,
oleh seluruh ASN kita. Sudah kita tekankan untuk lebih memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap upaya kita membangun kehidupan keagamaan
pendidikan keagamaan, kerukunan hidup antara umat beragama dan
seterusnya.” Demikian diterangkan Lukman Hakim.
Merujuk data BPS Provinsi Papua tahun
2016, yang mendasarkan pada Survey Sosial
Ekonomi Nasional, garis kemiskinan di Papua
tahun 2015 berada pada angka 406.385 rupiah.
Jumlah penduduk miskin di provinsi paling Timur
ini, pada tahun 2015 mencapai 859.150 orang,
atau 28,17 persen dari jumlah total penduduk.
Data terbaru mengenai keluarga pra
sejahtera di Provinsi Papua tersedia data dari
tahun 2011, merujuk BPS Provinsi Papua, buku
Papua Dalam Angka Tahun 2016. Jumlah
keluarga pra sejahtera di Provinsi Papua tahun
2011 tersebut tercatat 196.723 keluarga.
Keluarga sejahtera I berjumlah 126.288
keluarga, II 45.976 keluarga, III 16.723
keluarga, dan III+ 5.761 keluarga. Total jumlah
keluarga 391.471 keluarga.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 52 tahun 2009, keluarga
sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
edi/dewi
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20175
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 6
Agama, PeranPemerintah, danKesejahteraandi Papua
Memberi perhatianpada kesejahteraan
umat memilikirujukan teologis
pada semuaagama. Beberapapejabat di Kanwil
KementerianAgama Provinsi
Papua danKementerian
Agama Kabupatendan Kota
menegaskan haltersebut.
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
LAPORAN KHUSUS
JAYAPURA, DAMAI - KEPALA
Bidang Urusan Agama Kristen Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Papua
Johni Marweri mengatakan agama
mengambil peran dalam
kesejahteraan umat. “Kalau kita
melihat kesejahteraan umat sebagai
persoalan agama, sebenarnya itu
memang benar. Kalau kita bicara
persoalan kesejahteraan umat saya
rasa agama harus mengambil peran
didalam kesejahteraan umat itu.”
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 6
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20177
Marweri lantas mengutip Mathus
11:28. “Marilah kepada-Ku semua
yang letih lesu dan berbeban berat.
Aku akan memberikan kelegaan
kepadamu.” Jadi mereka umat yang
merasa letih lesu di dalam
kekeurangan dia tidak sejahtera,
tetapi ketika mereka datang kepada
Tuhan-Nya, Tuhan akan berikan
kelegaan, kesejahteraan. Umat kan
mengalamai masalah kesejahteraan
yang berat, jadi pemerintah harus
menolong. Kemudian umat juga harus
lebih dekat kepada Tuhan, karena jika
lebih dekat, Tuhan akan berikan
kesejahteraan.”
Senada dengan itu I Wayan Wira,
Penyelenggara Bimas Hindu
Kementerian Agama Kota Jayapura
menjelaskan pentingnya kehidupan
kesejahteraan umat saat hidup di
dunia. “Persoalan kesejahteraan umat
sebagai persoalan agama sangat
penting bagi umat Hindu dikarenakan
Weda menyebutkan ajaran agama
Hindu menuntun umatnya dalam
upaya mewujudkan tujuan agama dan
tujuan hidup moksartham jagadhita
dengan melaksanakan dharma atau
kewajibannya. Ajaran agama Hindu
menyediakan empat lapangan
kehidupan yang disebut catur asrama
yang merupakan pertahanan atas
pengusahaan tujuan hidup. Dalam
kehidupan ini didasari oleh persoalan
pokok yang dialami oleh manusia
sejak kelahirannya sampai akhir
kematiannya.”
Lebih jauh diuraikan Wira, bahwa
empat pentahapan kehidupan
manusia yang disebut catur asrama
yang didasari atas pembagian
lapangan pekerjaan secara formalitas
adalah konsep ideal atas masa hidup.
Jadi pentingnya tahapan hidup
manusia yang dikarenakan adanya
tujuan hidup manusia menurt Hindu
adalah catur purusaartha yaitu
dharma, atrha, kama, dan moksa.
Tujuan hidup ini menjadi landasan
atau falsafah hidup catur asrama.
Wira juga mengutip
Sarasamuccaya (175), “dhanani
jivitam caica parathe prajna utasrajet,
sannimittaan varam tyago viace niyate
sati”. “Artinya, maka tindakan orang
yang tinggi pengetahuannya, tidak
sayang merelakan kekayaannya
bahkan nyawanya sekalipun, jika
untuk kesejahteraan umum; tahulah
dia bahwa kematian pasti datang dan
tidak ada sesuatu yang kekal; oleh
karena itu adalah lebih baik berkorban
demi untuk kesejahteraan umum.”
adalah merupakan jumlah total dari
individu dan keluarga Hindu yang
sejahtera.” Terang Wira panjang lebar.
Pembimas Buddha Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Papua,
Sri Maryati, menyitir pernyataan Y.M.
Bhikkhu Suguno bahwa Agama
Buddha tidak menentang manusia
mencari kekayaan untuk memenuhi
kebutuhannya. “Sang Buddha dalam
beberapa khotbah-Nya menerangkan
bahwa materi adalah penting dalam
kehidupan kita. Tetapi materi
bukanlah satu-satunya tujuan yang
harus dikejar-kejar dengan semua
cara; materi sebaiknya digunakan
sebagai sarana penunjang untuk
mendapatkan kebahagiaan spiritual
yang lebih tinggi. Jadi, materi atau
kekayaan bukanlah satu-satunya
tujuan, melainkan sebagai sarana
untuk menciptakan kondisi yang
menunjang kehidupan spiritual
seseorang.” Jelas Sri Maryati masih
menguti Bhikku Suguno.
Mengulas penghimpunan dana
dalam tradisi spiritual Buddhis, Sri
Maryati, menjelaskan bahwa dana
adalah intisari kekayaan.” Harta yang
didanakan akan berubah dari
kelompok materi menjadi kelompok
mental. Manfaatnya tidak hanya
dalam kehidupan duniawi yang
bahkan tidak bisa dibawa saat mati,
namun memberi fungsi, arti dan nilai,
dalam kelahiran selanjutnya. Berdana
sudah suatu kewajiban buat mereka.
Dana sosial ada sendiri. Jika
diserahkan wihara untuk kas wihara,
untuk pemeliharaan rumah ibadah,
listrik, kebersihan. Itu pada saat hari
Minggu. Tapi berdana ada juga
misalnya disaat hari besar, membeli
sembako atau lainnya.”
Kabid Haji dan Bimas Islam, Alwi
Tianlean menyatakan bahwa tanggung
jawab umara atau pemerintah dalam
kesejahteraan umat adalah tanggung
jawab berdasarkan Pembukaan UUD
1945 alinea ke-4 “… untuk
membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
“Optimalisasi potensi untuk
pengembangan mutu umat Hindu
sebagai suatu ideal dari masyarakat
Hindu, dapat diwujudkan melalui
suatu proses. Dimulai dengan proses
tumbuhnya kesadaran sosial di
kalangan para pemeluk Hindu, bahwa
masing-masing dari kita adalah
bersaudara satu sama lain. Bahwa
hakikat diri kita sebetulnya sama.
Penderitaan bagi yang satu adalah
penderitaan bagi yang lain.
Kebahagiaan bagi yang satu adalah
kebahagiaan bagi yang lain.
Masyarakat Hindu yang sejahtera,
Secara kelembagaansudah ada pada level
nasional yangdinamakan denganBDDN yaitu Badan
Dharma Dana Nasional.Namun demikian padawilayah Provinsi Papua
masih belum begituberjalan. Ada beberapakabupaten yang sudahmenjalankan namun
belum maksimal.,,,,
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20177
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 8
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial …”
“Ada perintah agama yaitu nikah, zakat, dan wakaf,
juga haji menjadi tugas dan fungsi Kementerian Agama
khususnya Bidang Haji dan Bimas Islam. Hal ini dijamin
melalui Undang-Undang, Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2011 tentang Zakat, Undnag-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Wakaf, dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008
tentang Haji.” Demikian penjelasan Alwi.
“Kesejahteraan umat muslim di Papua cukup baik
dengan indikator antara lain; peran umat pada sektor
ekonomi, daftar tunggu ibadah haji semakin panjang,
pembayaran zakat semakin meningkat,” ujar Alwi lagi. Alwi
menjelaskan pemerintah dalam peran peningkatan
kesejahteraan umat dengan melihat keberadaaan produk
hukum terkait kesejahteraan umat baik spiritual maupun
material.
Sedangkan menurut Penyelenggara Bimas Hindu
Kabupaten Jayapura, Didik Widya Putra, tanggung jawab
pemerintah terhadap umat adalah ke tiap agama. “Jadi kita
(Hindu) menganut apa yang diajarkan dengan astra brata,
yang didalamnya memberikan tugas sebagai pemerintah
untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya.
Sementara I Wayan Wira menilai tanggung jawab
pemerintah bagi umat Hindu di Kota Jayapura sudah baik.
“Sampai saat ini tanggung jawab pemerintah terhadap
kesejahteraan umat Hindu di Kota Jayapura dalam
pelayanan, bimbingan, tutuntun, kordinasi, kerjasama
dengan umat Hindu, maupun lembaga sudah sangat baik
sekali didalam melaksanakan dharma agama dan dharma
negara seperti; mengajarkan agama kepada setiap orang
yang memerlukan, mempelajari agama secara utuh dan
seimbang, mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan
sehari hari, melestarikan budaya yang menjadi media siar
maupun pratik agama, melakukan kerjsama dan berkordinasi
berdialog dengan lembaga terkait untuk selalu hidup rukun
atara umat hindu sendiri maupun kepada umat lainya.”
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa pemerintah juga
memberikan bantuan berupa sarana peribadatan, bantuan
kepada lembaga-lembaga keagamaan Hindu untuk
kelancaran kegiatan keagamaan maupun
kemasyarakatan.”Hampir setiap tahun dari pemerintah
memberikan dukungan kepada lembaga untuk dapat
BAZNAS Kini,Meraih MimpiMenjadi OrganisasiTerbaik Dunia
JAYAPURA, DAMAI - BAZNAS
adalah “organisasi lama”, dengan
banyak hal baru dan berbeda dari
sebelumnya. Spirit pembaharuan ini
layak dipercaya, melihat betapa
seriusnya para pihak yang terlibat
pada BAZNAS. Diantaranya
pemerintah, baik melalui produk
regulasi maupun kiprah level
eksekutif. Lalu kelembagaan
pendukung BAZNAS seperti Pusat
Kajian Strategis Zakat, yang dimotori
akademisi Ekonomi Syariah IPB Dr.
Irfan Syauqi Beik, sosok
diperhitungkan di bidangnya. Hingga
komisioner yang terlibat, yang
merupakan unsur masyarakat sipil
yang nama dan kiprahnya juga identik
dengan kompetensi dan
profesionalisme. Sebut saja Bambang
Sudibyo, Ketua BAZNAS saat ini,
mantan Menteri Keuangan era
Presiden Susilo Bambang Yodhoyono,
sekaligus ekonom UGM.
Maka visi BAZNAS “Menjadi
pengelola zakat terbaik dan
terpercaya di dunia” jadi terasa bukan
mimpi kosong. Namun sebuah
harapan menjulang, yang padanya
keyakinan siapapun dapat ditaruh
sepenuhnya. Sekaligus, hampir tak
bisa dibayangkan ketika BAZNAS
mampu menjadi pengelola zakat
terbaik dan terpercaya di dunia. Itu
tentu tentang sebuah kondisi, dimana
kemiskinan bisa dientaskan,
pendidikan tinggi bagi kaum tak
berpunya, pemerataan kesejahteraan,
kesehatan masyarakat yang prima,
pelaku wirausaha melampaui angka
ideal minimal di Tanah Air, dan hal-hal
baik lain yang menegasikan kondisi
saat ini. Ini tak ubahnya
membebaskan separuh beban negara.
Untuk meraih visi besar itu,
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 8
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20179
meningkatkan kesejahteraan umat di Kota Jayapura dalam
upaya menjaga kerukunan umat beragama baik intern
maupun antar umat beragama, dimanapun berada, dan ini
menandakan bahwa pemerintah bertanggung jawab
terhadap pembangun kesejahteraan umat.”
Dari dasar-dasar teologis dan prinsipil didalam
institusi agama Hindu realisasi kelembagaan yang mengurus
kesejahteraan umat sebagaimana dijelaskan Didik Widya
Putra, antara lain ada Badan Dharma Dana Nasional.
“Secara kelembagaan sudah ada pada level nasional
yang dinamakan dengan BDDN yaitu Badan Dharma Dana
Nasional. Namun demikian pada wilayah Provinsi Papua
masih belum begitu berjalan. Ada beberapa kabupaten yang
sudah menjalankan namun belum maksimal. Sebagai
contoh di Timika sudah jalan. Yang lain sifatnya hanya
intern, belum terhubung langsung ke BDDN. Timika telah
melaksanakan iuran wajib kepada umatnya yang sudah
diproporsionalkan untuk lembaga kabupaten sekian,
lembaga provinsi sekian, dan nasional sekian persen. Itu
sudah mulai, dan mudah-mudahan berjalan. Namun di
daerah lain masih interen masih lingkup pada wilayah
masing-masing.”
Didik Widya Putra menjelaskan program ekonomi yang
pernah digulirkan oleh Kementerian Agama. “Dari
Kementerian Agama khusunya pada tahun 2015-2016 ada
program pemberdayaan umat yang sudah diserahkan. Di
Nabire berupa sapi ada 3 titik atau wilayah. Ada di SP 1, 2,
dan 3. Kemudian pada Kabupaten Jayapura khususnya di
Nimbokrang pemerdayaan ekonominya berupa ternak sapi
juga, ada di Nimbokrang 1 dan ada di Nimbokrang 2. Di
Kabupaten Keerom telah dilakukan pemberdayaan umat
yang pertama berupa ternak kambing di Arso 4 dan cukup
berkembang sudah melebihi 30 sampai 50 ekor dari 25 ekor.
Di Merauke pemberdayaan ternak berupa kambing juga
cukup berkembang dari jumlah 25 ekor menjadi 55 ekor
walaupun ada beberapa bibit yang mati sejumlah 5 ekor.”
Mencoba menilik kesejahteraan masyarakat Kristen di
Papua Johni Marweri menegaskan bahwa pemerintah wajib
memperhatikan kesejahteraan umat. Karena pemerintah
wakil Allah. Umat yang miskin harus diperhatikan
pemerintah. Menurutnya umat Kristen umumnya di Papua
sebenarnya masih banyak yang belum sejahtera. “Memang
kalau kita lihat umat Kristen yang ada di Papua, budaya
orang Papua dalam hal mengasihi satu dengan yang lain itu
tinggi sekali. Tetapi kesejahrteraan mereka sendiri masih
jauh dari harapan.” Dewi/Yati/Edi/Yosef/Arief
BAZNAS menurunkan sejumlah misi
penting. Misi itu mencakup;
mengkoordinasikan BAZNAS provinsi,
BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ
dalam mencapai target-target
nasional; mengoptimalkan secara
terukur pengumpulan zakat nasional;
mengoptimalkan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat untuk
pengentasan kemiskinan, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dan
pemoderasian kesenjangan sosial;
menerapkan sistem manajemen
keuangan yang transparan dan
akuntabel berbasis teknologi informasi
dan komunikasi terkini; menerapkan
sistem pelayanan prima kepada
seluruh pemangku kepentingan zakat
nasional; menggerakkan dakwah
Islam untuk kebangkitan zakat
nasional melalui sinergi ummat;
terlibat aktif dan memimpin gerakan
zakat dunia; mengarusutamakan zakat
sebagai instrumen pembangunan
menuju masyarakat yang adil dan
makmur, baldatun thayyibatun
warabbun ghafuur; dan
mengembangkan kompetensi amil
zakat yang unggul dan menjadi
rujukan dunia.
Ada banyak program dan layanan
disediakan BAZNAS sebagai usaha
nyata menjalankan misi dan sekaligus
mewujudkan visi. Program-program
yang ditawarkan BAZNAS adalah
Zakat Community Development (ZCD),
Rumah Sehat BAZNAS, Rumah Cerdas
Anak Bangsa, konter layanan
mustahik dan BAZNAS Tanggap
Bencana. Sedangkan layanan yang
diberikan BAZNAS mencakup zakat via
payroll system, Bizzakat, e-card,
online payment, perbankan syariah,
dan konter, konsultasi online,
konfirmasi pembayaran, registrasi
online, jemput zakat, muzaki corner,
UPZ BAZNAS, dan kerjasama.
Sebagaimana dijelaskan melalui
website BAZNAS, program Zakat
Community Development (ZCD)
adalah program pengembangan
komunitas dengan mengintegrasikan
aspek sosial (pendidikan, kesehatan,
agama, lingkungan, dan aspek sosial
lainnya) dan aspek ekonomi secara
komprehensif yang pendanaan
utamanya bersumber dari zakat, infak,
dan sedekah sehingga terwujud
masyarakat sejahtera dan mandiri.
Lebih jauh dijelaskan bahwa
program ZCD meliputi kegiatan
pembangunan masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan sehingga
terwujud masyarakat yang memiliki
keberdayaan dalam pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan kehidupan
beragama yang disebut dengan
“Caturdaya Masyarakat”. Caturdaya
Masyarakat dalam Program ZCD
merupakan unsur utama dan saling
terkait satu dengan yang lain. Dengan
demikian masyarakat dapat
dikategorikan sebagai masyarakat
yang sejahtera dan mandiri apabila
telah memenuhi empat daya tersebut.
Masih merujuk website BAZNAS,
program ZCD memiliki enam prinsip
yang harus ada dalam konsep dan
tahapan pelaksanaan program serta
tertanam dalam diri pengelola dan
peserta program. Enam prinsip ZCD
meliputi Berbasis Komunitas, Syari’ah
Islam, Partisipasi, Kemanfaatan,
Kesinambungan, dan Sinergi. dewi
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 20179
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 10
JAYAPURA, DAMAI - PRIA yang juga dikenal sebagai
pengusaha rendah hati yang memiliki kepedulian agama dan sosial
tinggi ini menaruh perhatian sekaligus keprihatinan atas kondisi
sosial ekonomi budaya masyarakat di Papua, khususnya terkait
belum tumbuhnya spirit dan praktek kewirausahaan yang
menonjol. Mudahnya, dapat dihitung dengan jari jumlah
masyarakat asli Papua yang membuka kios atau toko atau
menjalankan bisnis lainnya.
Ada beberapa hal yang menjadi catatannya. Selain
mengapresiasi budaya sosial masyarakat Papua yang tinggi, di sisi
lain Susanto mencemaskan budaya sosial yang sama juga dapat
membawa seseorang pada kondisi lemah secara finansial, karena
selalu mudah memberi bantuan pada keluarga dan kerabat yang
membutuhkan uluran tangan. “Kondisi ini bisa diatasi dengan tiga
hal, yaitu hemat, menabung, dan menolong hanya bagi yang
benar-benar membutuhkan pertolongan.” Demikian berkali-kali
ditegaskan Susanto.
KELEMBAGAAN BUDDHIS DI PAPUADAN KIPRAH BAGI KESEJAHTERAAN UMAT
Mewawancarai Susanto Pirono, KetuaMBI Provinsi Papua, untuk menelusuri
bagaimana kesejahteraan umatmenjadi perhatian di kalangan umatBuddha, membawa pada visi sosial-
filantropis dirinya yang jugamerupakan Ketua Yayasan Buddha Tzu
Chi Kantor Penghubung Papua.Susanto juga memiliki prinsip pribadi
yang tidak terlepas dari spiritualitasnyasebagai seorang Buddhis.
LAPORAN KHUSUS
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 10
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201711
Tidak sebatas menyimpan
keprihatinan, Susanto lantas terlibat
aktif dalam program-program sosial,
termasuk melalui Yayasan Buddha Tzu
Chi, khususnya di Biak dan Sorong.
Selain aksi sosial yang lebih luas,
perhatian khusus pada menaikkan
kemampuan dan ketahanan ekonomi
masyarakat dibuktikannya dengan
beberapa program bantuan. Antara
lain, bantuan mesin parut batang
pohon sagu, perahu untuk menangkap
ikan, bantuan bibit tanaman dan
ternak, dan lain sebagainya bagi
masyarakat, yang didorong menjadi
mandiri dengan memberi kemudahan
sarana pekerjaan.
Ditanya mengenai peran
pemerintah yang diharapkan bagi
kesejahteraan masyarakat, Susanto
menilai kiprah pemerintah sudah baik,
hanya perlu juga memberi perhatian
mendalam pada pendampingan
masyarakat oleh tim khusus yang
disiapkan pemerintah. Tim
pendamping ini bertugas bahkan
memperbaiki hingga merubah pola
pikir dan pola kerja dalam
membangun ketahanan ekonomi
masyarakat melalui praktek wirausaha
yang baik dan sehat.
Terkait perhatian upaya
peningkatan kesejahteraan sosial
ekonominya yang terfokus pada
masyarakat asli Papua, dan tidak
pada umat Buddha di Papua, menurut
Susanto, itu dikarenakan umat
Buddha di Papua boleh dikatakan
umumnya berada pada kondisi
ekonomi yang baik atau cukup baik.
Sehingga cukup mandiri untuk meraih
kesejahteraan ekonomi masing-
masing.
Perhatian pemerintah bagi umat
Buddha di Papua lebih diharapkan
Susanto untuk fasilitasi komunikasi
antar Majelis yang ada di Papua, juga
bantuan bagi rumah ibadah dan
pendidikan agama dan keagamaan
Buddha.
Dalam kesempatan ini Susanto
juga menyatakan apresiasinya atas
kehadiran Pembimas Buddha Kanwil
Kementeran Agama Provinsi Papua
yang baru dilantik, Dra. Sri Maryati,
MM., yang dinilainya cepat turun ke
bawah, merangkul semua majelis
yang ada, dan terbuka mengenai
program pemerintah khususnya
bidang keagamaan bagi umat Buddha
di Papua.
MBI diantara Majelis Umat
Buddha Lainnya di Papua
MBI Papua hanyalah salah satu
dari Majelis umat Buddha lainnya di
Papua, yang secara nasional
tergabung dalam WALUBI, atau
Perwakilan Umat Buddha Indonesia.
Namun demikian, sebagaimana
dijelaskan Ketua MBI Pusat,
Sudhamek AWS dalam sebuah
wawancara yang dirilis Sinar Dharma
Edisi 15, Buddhayana disini
menjunjung tinggi nilai-nilai
pluralisme, inklusivisme, non-sektarian
dan universalisme. Majelis yang ada di
Papua antara lain Majelis Agama
Buddha I-Kuan Tao Indonesia
(MIKTI), dan Majelis Pandita Buddha
Maitreya Indonesia (MAPANBUMI).
Ketika redaksi Majalah Damai
memutuskan untuk mewawancarai
Ketua WALUBI di Papua untuk
mengetahui perspektif agama Buddha
tentang kesejahteraan dan
pengejawantahannya, hal ini direspon
dengan jawaban belum adanya
WALUBI Papua. Selanjutnya
Pembimas Buddha Kanwil Kemenag
Papua, Dra. Sri Maryati, MM.,
merekomendasikan untuk
mewawancarai Ketua MBI.
Struktur organisasi Majelis
Budhayana Indonesia, menempatkan
urusan perekonomian pada bagian
lembaga. Lembaga Perekonomian
bersanding dengan lembaga lainnya
yaitu Lembaga Administrasi, Lembaga
Kepanditaan dan Upacarika, Lembaga
Penerbitan dan Media Komunikasi,
Lembaga Mitra (Sosial Budaya),
Lembaga Pendidikan dan PSDM,
Lembaga Hukum, Lembaga Hubungan
Luar Negeri, Lembaga Penelitian dan
Pengembangan, Lembaga Organisasi
dan Tata Laksana.
Sebanding dengan lembaga-
lembaga tersebut adalah badan
otonom berupa Wadah Pemuda
(Sekber PMVBI), Wadah Wanita
(Wanita Buddhis Indonesia), Wadah
Sarjana/Profesional (SIDDHI), Wadah
Lansia (Wulan Bahagia), Wadah
Mahasiswa (Imabi). Selain badan
otonom sebanding pula DPD yang
berada di 25 provinsi.
Sedangkan pada laman
walubi.or.id dijelaskan bahwa WALUBI
adalah organisasi yang bersifat sosial
keagamaan, sebagai wadah
kebersamaan organisasi umat Buddha
Indonesia, yang terdiri dari Majelis-
Majelis Agama Buddha, Lembaga
Keagamaan Buddha, Vidyakasabha
Walubi, Badan Kehormatan dan
Wadah Kemasyarakatan yang
bernapaskan Agama Buddha.
Bahwa kiprah majelis-majelis ini
hingga WALUBI menyentuh ranah
sosial ekonomi, tentu tidak terlepas
dari turunan spritulitas agama
Buddha yang menaunginya. Ini
berarti kesejahteraan sosial ekonomi
umat mendapat perhatian, dan
kedepan diharapkan dapat terus
berkembang luas membawa hasil
yang signifika untuk perubahan.
Dewi/Yati
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201711
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 12
JAYAPURA, DAMAI - KIPRAH Yayasan Buddha Tzu Chi
(YBTC) di Papua terutama bisa ditemukan di Biak dan Sorong,
berupa kantor penghubung, dengan berbagai kegiatan yang
digelar bagi masyarakat luas, khususnya yang membutuhkan
bantuan, sebagai target misi sosial YBTC. Ketua Majelis
Buddhayana Indonesia (MBI) Papua, Susanto Pirono, yang juga
merupakan pengusaha, adalah Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi
Indonesia Kantor Penghubung Papua.
Beberapa kegiatan YBTC ini diantaranya adalah kebun
percontohan, pemberian paket Ramadhan kepada santri dan
anak panti asuhan, bantuan perbaikan bangunan gereja, Natal
bersama dengan menyalurkan paket sembako, bingkisan anak,
dan doorprize kepada masyarakat, buka puasa bersama dan
pemberian santunan, perayaan Waisak bersama, lokakarya
jurnalistik, pelestarian lingkungan dengan
menanam pohon, donor darah, bakti
sosial, menanam bibit pohon bakau,
dan lain sebagainya. YBTC
biasanya bekerja sama dengan berbagai pihak dan instansi lain
baik pemerintah maupun swasta dalam melaksanakan kegiatan
sosial tersebut.
Di kalangan YBTC dikenal isyarat tangan “Satu Keluarga”,
yang artinya adalah tidak membeda-bedakan manusia dan
status sosial. YBTC juga menjalankan prinsip “Menebar cinta
kasih universal” dalam kerja-kerja sosialnya. YBTC menjalankan
4 misi utama, 8 jejak Dharma, yaitu misi amal, misi kesehatan,
misi pendidikan, misi budaya kemanusiaan, bantuan bencana
internasional, donor sumsum tulang, pelestarian lingkungan,
dan relawan komunitas.
Sebagaimana dijelaskan dalam websitenya, “Tzu Chi”
secara harfiah berarti “Memberi dengan Cinta Kasih”. Misi Tzu
Chi adalah memberi bantuan materi seraya menumbuhkan cinta
kasih dan rasa kemanusiaan dalam diri pemberi dan
penerima bantuan. Tzu Chi di Indonesia masuk sejak
tahun 1993, dan hingga kini telah
berkembang dengan memiliki
beberapa kantor penghubung di
pulau Jawa dan Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua, selain muncul orang-
orang yang bersedia menjadi
relawan. dewi
Jejak FilantropisYayasan Buddha Tzu Chi di Papua
LAPORAN KHUSUS
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 12
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201713
LAPORAN KHUSUS
BAZNASDi Provinsi PapuaDan Upaya Kesejahteraanbagi Masyarakat
JAYAPURA, DAMAI - DUKUNGAN pemerintah Provinsi
Papua lainnya adalah keluarnya Surat Edaran Nomor 451/
3307/SET tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat yang
ditujukan bagi para pimpinan OPD/instansi/BUMD di
lingkungan pemerintah Provinsi Papua untuk memfasilitasi
pengumpulan zakat, infaq, dan sedekah melalui Unit
Pengumpul Zakat di lingkungan kerja masing-masing yang
dibentuk oleh BAZNAS Provinsi Papua. Surat Edaran ini berlaku
bagi ASN yang beragama Islam. Surat Edaran ini
ditandatangani Sekretaris Daerah, T.E.A. Hery Dosinaen, S.IP.,
MKP., atas nama Gubernur Papua.
Merujuk BPS Papua tahun 2014, dokumen Rencana
Strategis BAZNAS Provinsi Papua menguraikan, jumlah
penduduk Provinsi Papua adalah 3.091.047 orang, terdiri dari
1.458.771 orang perempuan, dan 1.632.276 orang laki-laki.
Jumlah keluarga pra sejahtera merujuk data BKKBN tahun
2011 total 196.723 keluarga se-Provinsi Papua. Sementara itu,
keluarga sejahtera, masing-masing 126.288 tergolong
Keluarga Sejahtera I, 45.976 tergolong Keluarga Sejahtera
II,16.723 tergolong Keluarga Sejahtera III, dan 5.761
tergolong Keluarga Sejahtera III+.
Sesuai keterangan pada dokumen Rencana Strategis
BAZNAS Provinsi Papua pula, disebutkan bahwa sebagai
Secara legal formal, BAZNASProvinsi Papua ada sejak akhir
tahun 2015 dengan rekomendasiBAZNAS Pusat pada bulan
Oktober, yang ditindaklanjutipenetapannya melalui SK
Gubernur Provinsi Papua bulanNovember. Komisioner BAZNAS
Provinsi Papua dilantik padabulan Januari 2016, dengan MerzaEdi Nadzari sebagai ketua. Empat
orang lainnya sebagai anggotaadalah Rumatumia M. Kasim,
Muhammad Thoif, Joko Dasri,dan Muhammad Syafii’.
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 14
provinsi terluas di Indonesia, yaitu 21
persen dari luas wilayah Indonesia, 75
persen wilayah Papua masih berupa
hutan, dan 80 persen penduduk masih
dalam keadaan semi terisolir di wilayah
pedalaman.
Ketua BAZNAS Provinsi Papua Edi
Nadzari didampingi para komisioner,
dalam wawancara khusus untuk
Majalah DAMAI, menjelaskan bahwa
peran BAZNAS merespon masalah
kesejahteraan tersebut. “Secara
keseluruhan kalau kita lihat
kesejahteraan umat di Papua masih
banyak yang dibawah kesejahteraan
rata-rata. Khususnya muslim masih
lebih banyak lagi, ini menjadi
keprihatinan kita semua, terutama
BAZNAS. Jangan sampai perkembangan
Islam tidak berbanding lurus dengan
kesejahteraan umat Islam. Seharusnya
perkembangan Islam berbanding lurus
dengan kesejahteraan muslim di Papua.
Karena justru zakat adalah salah satu
rukun Islam. Jika tidak, maka ada yang
salah. Maka salah satu fungsi BAZNAS
bagaimana dengan zakat yang
terkumpul itu dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan umat.”
Zakat memang pemanfaatannya
diperuntukan hanya untuk umat Islam,
sesuai aturan syariah. Namun infaq dan
sedekah bisa dimanfaatkan untuk
seluruh umat yang membutuhkannya,
tidak terbatas umat muslim saja. Hal ini
telah diterapkan pula oleh BAZNAS
Provinsi Papua, salah satunya melalui
program BAZNAS Tanggap Bencana
(BTB).
“Alokasi dana dari ZIS, untuk
muslim bersumber dari zakat, infaq dan
sedekah. Sedangkan untuk non muslim
bisa diambilkan dari infaq dan sedekah.
Ini sudah menjadi isu bersama, dan isu
nasional, kenapa itu kita mengelola infaq
dan sedekah. Bicara pemberdayaan
masyarakat tidak mungkin hanya orang
muslim saja. BTB sudah sering turun
memberikan bantuan. Dalam tiap kali bantuan selalu kita berikan pada seluruh
korban, dengan catatan sumber dana diperhatikan.” Demikian penjelasan Edi Nadzari.
Kekuatan BAZNAS Provinsi Papua, masih menurut dokumen Rencana Strategis
BAZNAS Provinsi Papua, adalah adanya dukungan UU, Kepres, Inpres, KMA/PMA,
Permendagri, dukungan Kementerian Agama Provinsi Papua, dukungan Pemerintah
Provinsi Papua, memiliki jaringan dengan lembaga pemerintah, swasta, perguruan
tinggi, dan organisasi masyarakat, dibawah koordinasi langsung dengan pemerintah.
“Sudah mulai banyak negara yang belajar pada kita (BAZNAS di Indonesia),
termasuk Boznia, Jepang, karena secara pengelolaan, baik dari pengumpulan,
kenaikannya signifikan, terbukti tahun 2016, menurut ketua BAZNAS Pusat, zakat
mampu menyumbang 600 ribu jiwa di tahun 2016, menurunkan kemiskinan. Delapan
puluh persen dana BAZNAS untuk pengelolaan fakir miskin. Payung hukum yang
cukup kuat di Indonesia menjadikan negara lain belajar ke Indonesia.” Terang Edi
Nadzari lebih lanjut.
Akuntabilitas di BAZNAS harusnya sangat besar dengan diterapkannya Sistem
Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA). “Sistem keluar masuk keuangan tercatat
rapi. Laporan dapat dilihat seluruh Indonesia. Setiap setahun diaudit, baik audit
syariah maupun dari BAZNAS pusat. Transparansi dan akuntabilitas, dipublikasikan ke
khalayak per 6 bulan, dengan mencetak sebanyak-sebanyaknya,” terang Edi Nadzari.
Di sisi lain untuk BAZNAS Provinsi Papua Edi menjelaskan pula aspek
kelemahannya adalah belum optimalnya sosialisasi, promosi, dan edukasi BAZNAS,
kurangnya kesadaran tentang brand BAZNAS Provinsi Papua dari masyarakat, belum
optimalnya hubungan dengan instansi, kementerian, lembaga dan BUMN, kualitas
dan kuantitas amil atau petugas BAZNAS yang belum memadai, keterbatasan SDM
sebagai koordintaor dan operator BAZNAS, juga minimnya data mustahik dan
muzakki.
Adapun peluang bagi BAZNAS Provinsi Papua adalah potensi muzzaki di tingkat
pemerintah daerah, SKPD,BUMN, kementerian dan swasta, terbangunnya akses
kerjasama dengan lembaga pemerintah, kementerian dan swasta.
“Jumlah mustahiq sangat besar dibanding jumlah muzakki yang kita daftar.
Potensinya besar, namun belum diraih semua. Jumlah mustahiq yang kita kelola jauh
lebih besar,” imbuh Edi Nadzari. Menurut Joko Dasri diharapkan mustahiq ini kelak
kemudian akan menjadi muzakki. Artinya, akan lebih banyak lagi orang yang mampu
menunaikan zakat, dan semakin sedikit penerima zakat. Dengan kata lain, pada
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201715
akhirnya masyarakat menjadi sejahtera.
Yang harus disadari juga imbuh
Joko, bahwa membayar zakat bukan
hanya pada saat bulan Ramadhan,
namun setiap saat bila menyangkut
zakat maal atau harta kekayaan.
Pengumpulan dana zakat yang optimal
adalah salah satu sumber pendanaan
yang luar biasa yang kemudian
penyalurannya dapat menjawab banyak
persoalan kesejahteraan umat.
BAZNAS Provinsi Papua masih
dihadapkan pada tantangan belum
maksimalnya dukungan BUMN dan
masyarakat, kurangnya kepedulian
masyarakat terhadap keberadaan
BAZNAS, budaya penyaluran zakat
langsung kepada mustahik, persepsi
dan pemahaman beragam dari sebagian
masyarakat tentang zakat, infaq dan
shadaqah, tingkat kepercayaan
masyarakat masih rendah untuk
menyetorkan zakat kepada BAZNAS,
dan penyaluran zakat untuk BUMN yang
masih terpusat.
Merespon fenomena pembayaran
zakat oleh sebagian mustahiq di Papua
yang menyalurkannya di kampung
halaman, akademisi STAIN Al Fatah
Jayapura Dr. Husnul Yakin dalam forum
penyuluhan zakat bagi para kepala seksi
dan penyuluh di Hotel Grand Talent
Abepura menjelaskan bahwa untuk
zakat sebaiknya dibayarkan di tempat
seorang muzakki berdomisili dan
mencari nafkah. Sedangkan untuk
penyaluran ke tempat lain yang
membutuhkan termasuk di kampung
halaman bisa dengan infaq dan
sedekah.
Pendistribusian dan
pendayagunaan zakat oleh BAZNAS Provinsi Papua direncanakan pada bidang
ekonomi dengan memberikan modal UKM dengan pendampingan, bidang pendidikan
dengan memberikan beasiswa Satu Masjid Satu Sarjana (SMSS) per distrik, bidang
keagamaan memberikan intensif kepada penyuluh agama yang ada di pedalaman
sebanyak 5 orang (Taja, Bonggo, Sarmi, Arso PIR 5, dan Mamberamo Raya), dan
program tanggap darurat.
“Seluruh program BAZNAS Provinsi Papua mengadopsi dari BAZNAS Pusat,
disesuaikan kemampuan daerah. Ada beberapa program yang bisa kita adopsi. Di
sektor ekonomi, tahun 2016 kita sudah membiayai 15 keluarga, memberi bantua
modal dan pendampingan. Keberhasilannya 40 persen. Lagi dicari disisi mana
kelemahan program ini.” Terang Edi Nadzari.
Pada sektor ekonomi ini BAZNAS Provinsi Papua menurut Edi bekerjasama
dengan pusat. Kampung ZCD di Papua sudah membuat analisa untuk 3 kampung
sebagai kampung percontohan. Sebagaimana juga dijelaskan Joko Dasri, pilot project
Zakat Community Developmen (ZCD) direncanakan di Kota Jayapura, Kabupaten
Jayapura, dan Kabupaten Merauke.
“Kriteria yang digunakan jumlah muslim lebih dari 50 persen, tingkat kehidupan
di bawah rata-rata, ada kemungkinan diberdayakan secara ekonomi, secara agama,
secara pendidikan secara kesehatan. ZCD mencakup 4 pemberdayaan.” Sambung Edi
Nadzari masih menyoal program ZCD.
“Rencana ZCD, di setiap kampung yang ada, pasti ada keluarga atau obyek yang
bukan muslim. Tetap akan kita berdayakan, dan sudah dilaporkan pada Sekda.
Meliputi seluruh masyarakat yang ada di kampung tersebut, untuk mewujudkan
Papua yang maju dan mandiri.”
Merujuk data yang dimiliki BAZNAS Provinsi Papua, tahun ini hingga 24 Juni
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 16
2017, BAZNAS Provinsi Papua telah menyalurkan 149.117.500
untuk fakir miskin, 34.425.000 untuk beasiswa/pendidikan,
1.000.000 untuk sarana ibadah, 50.244.000 untuk sosial
kemanusiaan, dan 1.000.000 untuk kesehatan. Sedangkan
untuk kategori modal kerja, amil, fisabilillah, belum ada
penyaluran pada periode yang sama.
“Indikator keberhasilan BAZNAS Provinsi Papua adalah
meningkatnya jumlah pengumpulan, meningkatnya jumlah
muzzaki, pelaporan tepat waktu, meningkatnya jumlah
penyaluran, meningkatnya jumlah mustahik yang terbantu,
ada database mustahik dan wilayahnya, pelaporan tepat
waktu, terpenuhinya kuantitas dan kualitas amil pelaksana,
pendidikan, pelatihan, dan pengembangan amil,
kesejahteraan amil, koordinasi dengan Pemda, BUMN,
BUMD, DPRD, dan instansi terkait, implementasi UU, PP dan
Inpres tentang zakat, laporan per smester BAZNAS Kota dan
kabupaten, kerjasama Universitas, MUI, Kementerian
Agama, cendekiawan muslim, dalam pengembangan
kapasitas dan pendampingan implementasi UU, PP, dan
Inpres, kerjasama dengan media massa dan ormas dalam
sosialisasi dan edukasi zakat, kerjasama dengan masjid
sebagai UPZ BAZNAS.” Demikian dijelaskan Edi masih pada
dokumen yang sama.
Edi dan Joko sama-sama menegaskan bahawa muzakki
dan mustahiq sama-sama naik jumlahnya dalam 2 tahun ini.
“Data kuantitatif BAZNAS kabupaten dan kota baru ada.
Jumlah mustahiq sangat besar dibanding jumlah muzaki yang
kita daftar. Potensinya besar, namun belum diraih semua.
Jumlah mustahiq yang kita kelola jauh lebih besar.” Edi
menjelaskan lebih jauh.
Hingga 5 Juli 2017 pada BAZNAS Provisi Papua tercatat
397.721.223 rupiah terkumpul sebagai penerimaan zakat,
infaq dan sedekah, zakat fitrah serta dana sosial keagamaan
lainnya. Sedangkan untuk pendistribusian atau penyaluran
tercatat 235.786.500 rupiah tersalurkan hingga 24 Juni 2017.
Membandingkan dengan capaian pengumpulan dan
penyaluran pada tahun 2016 sebagaimana dirincikan Joko
Dasri dan merujuk data yang dikeluarkan BAZNAS Provinsi
Papua, untuk penghimpunan di tahun 2016 terkumpul total
631.243.239 rupiah, dan total penyaluran 2016 217.695.800
rupiah. Sekali lagi angka-angka ini hanya di BAZNAS Provinsi
Papua, yang belum memperhitungkan pengumpulan dan
penyaluran dari 13 kaupaten/kota yang telah memiliki BAZNAS
kabupaten atau kota. Dewi/Edi/Josep
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 16
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201717
Ketua Majelis Ulama Indonesia(MUI) Kota Jayapura, KH.
Zulhan Makmun
Wakil Ketua Bidang Tata KelolaOrganisasi Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah, Margono
Peran Organisasi Masyarakatbagi Kesejahteraan Umat
JAYAPURA, DAMAI - MENYITIR
ucapan Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Kota Jayapura, KH. Zulhan
Makmun, dunia akan kokoh jika
ditopang 4 pilar; adilnya para
penguasa, ilmunya para ulama —para
cerdik cendekia, kedermawanan yang
kaya dan berpunya, kemudian dengan
partisipasi doanya orang yang tidak
berpunya.
Organisasi sosial kemasyarakatan
keagamaan, dapat dikatakan
merangkum peran beberapa pilar itu
sekaligus. Pada sebuah organisasi
semacam ini setidaknya para ulama,
kaum dermawan, sekaligus
masyarakat biasa yang memiliki
komitmen sebagai anggota bertemu
sebagai satu kesatuan yang sinergi
untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Sebut saja di kalangan umat Islam
diantaranya ada organisasi NU dan
Muhammadiyah yang besar dan
berakar di masyarakat, termasuk di
Papua.
Kiprah organisasi-organisasi ini
pada prinsipnya berupaya
meningkatkan kesejahteraan umat,,
baik materiil maupun non materiil. Ini
menjadi sebuah kekhasan, ketika
organisasi sosial kemasyarakatan
keagamaan membina spiritualitas
umat, yaitu agama dan pendidikan
berbasis agama, sekaligus menjawab
aspek material, seperti perekonomian
dan kesehatan. Bahkan lebih jauh
organisasi seperti NU dan Muhammad
Muhammadiyah, melalui Wakil Ketua
Bidang Tata Kelola Organisasi,
Margono, Jumat (28/7) 2017.
Sebagaimana dijelaskan
Margono, di ranah ekonomi PWM
Papua menaruh perhatian pada sektor
pertanian terpadu bagi masyarakat
khususnya muslim dan transmigran,
mengingat karakteristik geografis dan
sosial masyarakat di Papua masih
banyak berada di pedalaman dan
pedesaan. “Dalam bidang ekonomi
pula, ada baitul maal muhammadiyah
di Merauke dan di Nabire, seperti
koperasi,” tambah Margono.
Pengelolaan zakat pada
organisasi Muhammadiyah juga
mendapat perhatian. Di tingkat
nasional ada LAZISMU, atau Lembaga
Amil Zakat Infaq dan Sedekah
Muhammadiyah.”LAZISMU Provinsi
masih sedang dibentuk. Karena syarat
agak berat, data berbasis NIK dan
NKK, untuk penerima dan pembayar
zakat. Kami sedang menyusun data
berdasar NIK dan NKK tersebut, yang
ditargetkan selesai pada bulan
Dzhulhijah 1438 Hijriyah.
Muslim di Papua cukup banyak di
daerah transmigran. Margono
menyebut diantaranya daerah Arso di
Kabupaten Keerom, Legari di Nabire,
Wapa dan Wanggar di Nabire, Kurik
Muslim di Papuacukup banyak di daerah
transmigran. Diantaranyadaerah Arso di KabupatenKeerom, Legari di Nabire,
Wapa dan Wanggar diNabire, Kurik dan MutingMuting di Merauke, Taja,Yapsi, Nimbokrang, dan
Besum di KabupatenJayapura. Perhatian yangdiberikan antara lain saat
menjelang Idul Adha,hewan qurban
didstribusikan selainjuga bantuan-bantuan
lainnya.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
iyah juga turut mengembangkan kebu
dayaan, seni dan olah raga. Redaksi
Majalah DAMAI berkesempatan
mewawancarai Pimpinan Wilayah
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201717
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 18
dan Muting Muting di Merauke, Taja,
Yapsi, Nimbokrang, dan Besum di
Kabupaten Jayapura. Perhatian yang
diberikan antara lain saat menjelang
Idul Adha, hewan qurban
didstribusikan selain juga bantuan-
bantuan lainnya.
Kiprah organisasi Muhammadiyah
di Papua yang menyentuh pelayanan
bagi seluruh masyarakat Papua adalah
di bidang pendidikan yang dimulai
sejak tahun 1970-an. Diuraikan
Margono, sekolah milik Yayasan
Muhammadiyah untuk SMP tercatat
masing-masing 1 unit di Kabupaten
Merauke, Nabire, Serui, dan Kota
Jayapura. Untuk Kota Jayapura, juga
ada 1 Madrasah Tsanawiyah, yang
setingkat SMP. Untuk SMA masing-
masing 1 unit di Kota Jayapura,
Kabupaten Merauke, dan Nabire. Di
Kabupaten Serui ada satu unit SMK
bidang bangunan. Untuk SD juga
masing-masing 1 unit di Kabupaten
Biak, Jayapura, Mimika, dan Kota
Jayapua. Sedangkan untuk TK yang
dikeola Aisiyah tercatat ada 3 unit di
Kota Jayapura, 7 unit di Kabupaten
Keerom, 9 unit di Kabupaten Nabire,
dan satu unit di Mimika. Untuk
perguruan tinggi ada Sekolah Tinggi
Ilmu Komunikasi (STIKOM)
Muhammadiyah Jayapura, di Kota
Jayapura.
“Untuk bidang pendidikan terus
dikembangkan termasuk rencana
pendirian sekolah kejuruan, bidang
teknologi terbarukan, rekayasa
teknologi, energi terbarukan (biogas,
hydro mikro) dengan pendampingnya
otomotif (mesin ringan motor mobil).”
Terang Margono lagi.
JAYAPURA, INFOMAS - DEMIKIAN dikatakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH., MM., kepada para peserta Workshop
Peningkatan Kualitas Penyuluh Tentang Perwakafan Provinsi Papua Tahun 2017, yang
diikuti 61 orang penyuluh PNS dan Non PNS yang berasal dari 19 kabupaten/kota, di
Hotel Grand Talent, Kotaraja, Jayapura. Workshop dilaksanakan tanggal 14 hingga 16
Agustus 2017.
“Maka menjadi tugas penyuluh untuk dapat merubah pola pikir masyarakat
tentang wakaf ke arah pemahaman yang lebih benar. Harus ada peningkatan
kesadaran umat untuk berwakaf melalui proses penyuluhan tersebut. Sebagai
penyuluh, bapak dan ibu akan menjadi jembatan yang mampu menterjemahkan dan
memberi solusi dalam persoalan perwakafan. Misalnya saja umat memerlukan info
tentang prosedur, tempat, waktu, dan sebagainya.”Jelas Kakanwil lagi.
Menurut Pangaribuan, potensi wakaf berdasarkan data Kemenag, diketahui
bahwa ada 366.595 lokasi tanah wakaf, dengan total luas 2.686.536.656,68 meter
persegi. Hal ini tentu menggembirakan dan membanggakan, sebagaimana dikatakan
Kakanwil.
Walaupun di Indonesia wakaf telah diatur melalui Undang-Undang Nomor 41
tahun 2004, namun hasilnya belum dirasakan signifikan, khususnya di Provinsi Papua.
Kondisinya secara umum pengelolaan wakaf belum mampu menjawab masalah
pemanfaatan tanah wakaf sebagaimana diamanahkan UU.
“Salah satu upaya solusinya adalah menyamakan pandangan, sekaligus
meningkatkan kualitas pengelolaan wakaf melalui perubahan dalam pengelolaan wakaf
terkait segala potensi dan masalah yang ada. Workshop ini adalah langkah nyata
menjawab persoalan tersebut,” demikian dijelaskan panitia workshop melalui H.
Musawir Rahakbauw, S.Pd.I., di tempat yang sama.
“Selain tentunya workshop diharapkan menjadi wahana koordinasi dan
mensinergikan langkah serta kebijakan dalam upaya optimalisasi pemberdayaan tanah
wakaf dan pengelolaannya.” Imbuh Musawir.
Nara sumber workshop adalah Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf pada
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI, pejabat
terkait dari Kanwil Kemenag Papua, dan dosen STAIN Al Fatah Jayapura. dewi
Wakaf PotensialWakaf umumnya masih
dipahami dandipraktekkan secarasempit untuk tanah
pendirian masjid danmushola. Padahal
pemanfaatannya lebihluas dalam
pemberdayaan ekonomiumat, yang tujuan
akhirnya untukkesejahteraan umat
sendiri.
Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat
RAGAM BERITA
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 18
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201719
“Di bidang kesehatan baru ada
poliklinik di Nabire dan Merauke, juga
di Kota Jayapura melalui
Muhammadiyah Health Center. Kadang
pengobatan massal diselenggarakan
pada momen tertentu di seluruh
kabupaten juga kota. Saat ini ada
kerjasama antara Aisiyah dengan
Global Fund untuk program TB Care,
yang kedepan rencananaya juga akan
dilanjutkan dengan program untuk
HIV/AIDS, “ jelas Margono.
Satu lagi, layanan organisasi
yang sifatnya universal adalah
Muhamadiyah Disasster Management
Center, yang ada sampai level
kabupaten dan kota. “Tidak hanya
mengurus bencana saja, misalnya di
Papua turut menangani pasca
bencana banjir Teluk Wondama,
dengan mengirim tenaga medis,
dokter dari berbagai daerah di
Indonesia, bahkan satu bulan siaga
bencana di Mankwari karena korban
dievaluasi disana.”
Muhammadiyah juga dikenal luas
melalui pengelolaan panti asuhan,
termasuk di Papua. Total panti asuhan
hingga saat ini ada 7 unit, yang
tersebar di Kabupaten Nabire 2 unit, di
Merauke 1 unit, di Keerom 2 unit, di
Serui 1 unit, dan di Kota Jayapura 1unit.
Muhammadiyah di Papua terus
berupaya berkiprah di berbagai bidang
untuk turut memajukan kesejahteraan
umat muslim khususnya dan
masyarakat Papua pada umumnya.
Margono memaparkan peta kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan
bagi Muhammadiyah sebagai
keniscayaan sebuah organisasi.
Dewi/Arif
KOTA JAYAPURA, DAMAI — KEPALA Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Papua diwakili Kepala Bidang Haji
dan Bimas Islam, H. Alwi Tianlean, MM., juga sangat berharap
banyak kepada perwakilan ormas Islam yang mengikuti
kegiatan Edukasi dan Sosialisasi Uang NKRI TE 2016, untuk
mensosialisasikan kepada para anggotanya, agar isu-isu miring
terkait mata uang NKRI TE 2016 dapat terjawab.
Menepis isu miring di masyarakat tersebut Kepala Kantor
Wilayah Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, Joko
Supratikto menggelar Edukasi dan Sosialisasi Uang Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Tahun Emisi (TE) 2016
kepada perwakilan Kementerian Agama Provisni Papua dan
Ormas Islam berlangsung, di Meeting Room Cendrawasih 2,
Swiss-bel Hotel, Jayapura, Kamis (9/2).
Joko Supratikto selaku Kepala Perwakilan BI Provinsi
Papua mengangap penting dan mendesak untuk menggelar
Edukasi dan Sosialisasi Uang Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) Tahun Emisi (TE) 2016 kepada perwakilan
Kementerian Agama Provinsi Papua dan Ormas Islam. Hasil
dari Edukasi dan Sosialisasi tersebut diharapkan dapat
menjelaskan kepada umat beragama di Provinsi Papua ciri dan
keaslian uang rupiah Tahun Emisi 2016.
Kegiatan yang dilaksanakan tersebut merupakan langkah
sosialisasi mengenai penerbitan uang TE 2016 dan sekaligus
menepis isu-isu yang berkembang di masyarakat antara lain
lambang palu arit atau lambang komunis, dicetak oleh sebuah
perusahaan yang tidak diperbaharui, meniru mata uang Cina
Yuan, hingga skema pencetakan plus satu. Langkah ini
dilakukan pihak BI agar semua elemen masyarakat khususnya
di Papua lebih mengenal uang edisi baru. edi
BeredarTerkait PeredaranMata Uang NKRI TE 2016
Isu Miring
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201719
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 20
BAZNAS Papua Gelar Raker Perdana
JAYAPURA, INFOMAS — KEPALA Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan,
SH., MM., mengapresiasi kinerja BAZNAS Provinsi Papua
yang dinilainya signifikan meningkat. Hal ini dikatakannya
saat membuka Rapat Kerja BAZNAS Provinsi Papua yang
pertama kalinya.
Rapat kerja ini berlangsung tanggal 13-15 April 2017 di
Hotel Grand Abe, Abepura. Raker dengan tema
“Meningkatkan Peran dan Kinerja Pimpinan BAZNAS dalam
Rangka Optimalisasi Zakat di Provinsi Papua” diharapkan
Kakanwil dapat meningkatkan kinerja organisasi BAZNAS.
Peserta Raker berjumah 50 orang yang terdiri dari BAZNAS
kabupaten/kota yang telah terbentuk, dan BAZNAS provinsi.
“Kementerian Agama terbuka untuk membangun
sinergi dengan BAZNAS demi kemajuan perzakatan di Papua
melalui peran kami sebagai mediator, fasilitator, dan
regulator. Potensi zakat umat Islam di Indonesia luar biasa,
kalau efektif, ideal 217 triliun dapat terkumpul, jika semua
melaksanakan kewajiban itu,” ujar Kakanwil merujuk data
yang dimilikinya. Kakanwil berpesan agar BAZNAS terus
menjalankan tugas untuk kemaslahatan umat.
Menurut Ketua BAZNAS Provinsi Papua, Ir. H. Merza Edi
Nadzari, informasi yang diperolehnya saat mengikuti
Konferensi Zakat Dunia atas undangan Forum Zakat Dunia
di Jakarta bulan lalu, hasilnya antara lain tentang
bagaimana Indonesia dengan penduduk muslim lebih dari
200 juta, sudah bisa mengumpulkan zakat sebesar 6 triliun
rupiah.
“Sebagai pembanding Malaysia, dengan penduduk
muslim sepersepuluh Indonesia, bisa mengumpulkan zakat
7,3 triliun rupiah. Antara lain karena regulasi perzakatan
baru ada tahun 1999, dan dikuatkan dengan dibentuknya
BAZNAS tahun 2001, kemudian UU baru diperbaharui
dengan UU Nomor 23 Tahun 2011, sementara BAZNAS
Malaysia sudah berdiri sejak 1999. Tentu kita tidak perlu
berkecil hati, dengan semangat dan niat tulus, kita bisa bisa
memajukan perzakatan di Indonesia khususnya di Papua,
melalui BAZNAS.” Demikian dijelaskan Ketua BAZNAS
Provinsi Papua.
BAZNAS Provinsi sudah melakukan audiensi dengan
Pemerintah Provinsi, hasilnya adalah Surat Edaran
Sekretaris Daerah Provinsi Papua Nomor 451/2307/SPT
tanggal 17 Maret 2017 tentang Optimalisasi Pengumpulan
Zakat, antara lain berisi instruksi ASN di lingkungan Provinsi
Papua agar menyetorkan zakat melalui BAZNAS Provinsi
atau tingkatan di bawahnya.
Masih menurut Merza Edi, database merupakan
sesuatu yang penting setelah terbitnya Nomor Pokok Wajib
Zakat (NPWZ). Dengan kartu NPWZ bisa untuk mengurangi
pajak penghasilan yang akan disetorkan karena sudah
membayar pajak secara resmi melalui BAZNAS. Tiap
kabupaten/kota akan menerbitkan NPWZ, yang pada raker
ini pula diserahkan bantuan alat cetak NPWZ untuk semua,
kecuali Kabupaten Sarmi karena baru diverifikasi pekan lalu,
sehingga masih harus menunggu.
“BAZNAS Provinsi Papua baru berumur 15 bulan,
setelah dilantik oleh Gubernur Provinsi Papua tanggal 13
Januari 2016. Ada 13 BAZNAS kabupaten/kota total di
Provinsi Papua, terhitung masih muda sehingga belum
menorehkan kinerja yang optimal. Melalui Raker ini kami
sangat menginginkan dukungan, saran, kritik, dan masukan
dari semua pihak agar kedepan dapat berkembang maju
Mesin Cetak Kartu NPWZ Dibagikan
RAGAM BERITA
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 20
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201721
JAYAPURA, DAMAI - DIBUTUHKAN sistem informasi pengelolaan zakat
yang modern yang mudah diakses, terbuka dan dapat
dipertanggungawabkan. Keterbukaan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
kepercayaan masyarakat, karena lembaga pengelola zakat merupakan
amanah yang harus dijaga dan kepercayaan itu harus ditumbuhkan baik dari
muzakki maupun mustahiq. Demikian Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Papua, Jannus Pangaribuan, SH., MM, saat mengawali
sambutannya pada acara
Pembukaan Bimbingan
Teknis Amil Zakat se-Provinsi
Papua Tahun 2017 yang
dilaksanakan di Hotel
Horison Jayapura, Senin (10/
4).
Kakanwil mengingatkan,
zakat harus dikelola secara
melembaga sesuai dengan
syariat Islam, amanah,
kemanfaatan, keadilan,
kepastian hukum,
terintegrasi dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat itu sendiri.
“Dibutuhkan strategi tertentu dalam merubah paradigma masyarakat
terhadap Baznas untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga amil
zakat melalui pembekalan dan Bimbingan. Dengan demikian dapat
mengoptimalkan sistem pelayanan publik yang lebih cepat, tepat dan
memuaskan masyarakat.” Demikian pandangan Kakanwil.
Pendataan BAZNAS Provinsi Papua saat ini telah mengoptimalkan
SIMBA (Sistem Informasi Manajemen BAZNAS), yang secara mudah dapat
diakses oleh masyarakat. Adanya database zakat, masjid ataupun badan
pembina organisasi Islam menurut Kakanwil, sangat diperlukan dalam sistem
informasi yang modern untuk mendukung transparansi/keterbukaan. Badan
Amil Zakat dapat diaudit oleh akuntan publik yang hasilnya akan
dipertanggungawabkan kepada masyarakat sehingga tercipta manajemen
yang sehat yang dikelola secara modern.
Diakhir sambutannya Kakanwil berpesan kepada peserta Bimtek Amil
Zakat, agar mengikuti kegiatan dengan seksama sehingga dapat
meningkatkan keahlian dan pengetahuan dalam pengelolaan dan
pendistribusian zakat, sehingga menghasilkan tenaga-tenaga amil zakat
yang profesional, akuntabel dan amanah.
Dikesempatan ini, Wardah Sarpan selaku Ketua Panitia menjelaskan
bahwa kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 10 hingga 12 April 2017
dengan tujuan diantaranya untuk membangun komunikasi strategis antara
pengelola zakat (BAZNAS) kabupaten/kota se Papua dan memberikan
pembekalan teknis pengelolaan zakat kepada pengelola zakat pada BAZNAS
kabupaten/kota serta menjalin silaturahmi untuk mensinergikan program.
Selain itu hadir pula pemateri dari Kemenag RI yakni Direktur Pemberdayaan
Zakat dan Wakaf yang diwakili oleh Kasubdit Pengamanan Aset Wakaf, H.
Sutisna, S. Sos., M.Si.
Dua puluh sembilan peserta yeng mengikuti kegiatan bimtek ini berasal
dari pimpinan BAZNAS se-Papua, pegawai teknis stuktural kabupaten
Jayapura, Kota Jayapura, dan Kabupaten Keerom. Kegiatan Bimbingan
Teknis Amil Zakat se Papua Tahun 2017 ini dibiayai oleh DIPA Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Papua Tahun 2017. Yati
TransparansiPengelolaan ZakatPerlu Sistem Informasi Modern
seperti BAZNAS lain di Indonesia.”
Demikian penjelasan Ketua BAZNAS.
“Sebagai koordinator amil zakat
di Papua, kami targetkan mampu
membentuk 50 persen dari
keseluruhan 29 kabupaten/kota yang
ada. Tapi dari target 15 BAZNAS
kabupaten/kota, baru tercapai 13
kabupaten/kota. Salah satu
kendalanya adalah jarak dari ibukota
provinsi yang jauh, dan ada yang
jumlah penduduk muslimnya belum
memenuhi syarat untuk bisa
dibentuknya BAZNAS di tempat itu.”
Merza Edi menjelaskan lagi.
Ketua BAZNAS Provinsi Papua
menyampaikan ucapan terima kasih
pada Kemenag Provinsi Papua, yang
mendukung melalui stimulus bantuan
anggaran sehingga bisa melaksanakan
Raker, dan bisa menyerahkan alat
pencetak NPWZ.
BAZNAS sudah mampu memben
tuk lebih dari 10 Unit Pengumpul
Zakat (UPZ) di instansi pemerintah,
dan berharap bisa lebih banyak
terbentuk UPZ berikutnya. Dengan
kehadiran Forkompimda dan berbagai
pimpinan organisasi pada acara
pembukaan Raker, Merza Edi berharap
para pimpinan ini dapat mendukung
upaya pembentukan UPZ tersebut.
Ketua Panitia Raker, H.M. Kasim
Rumatumia, SE., menjelaskan bahwa
optimalisasi pengumpulan dan
penyaluran zakat disadari menjadi
tugas dan tanggung jawab pimpinan
BAZNAS di semua tingkatan. Beberapa
kendala yang dihadapi kepengurusan
yang baru, bahkan yang belum
terbentuk seluruhnya ini adalah
keterbatasan dalam memahami
regulasi perzakatan, keterbatasan
sosialisasi pada muzaki (penerima
zakat) dan agniya (hartawan),
rendahnya etos kerja, profesionalisme
dan komitmen.
“Rapat kerja pengurus BAZNAS
diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman
perzakatan, serta peningkatan peran
dan kinerja pimpinan BAZNAS. Forum
ini juga diharapkan dapat menjadi
ajang mempererat hubungan serta
berbagi antar pimpinan BAZNAS se-
Papua,” jelas Kasim. Diimbuhkannya
bahwa forum ini juga pada akhirnya
bertujuan untuk mendorong
terciptanya pengelolaan zakat yang
transparan, akuntabel dan sesuai
dengan syariah. Dewi
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201721
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 22
Layanan Penyuluh AgamaHarus Hadir di Posyandu
JAYAPURA, INFOMAS - POS
Pelayanan Terpadu atau yang lebih
dikenal dengan istilah Posyandu,
identik sebagai pos pelayanan
kesehatan semata, bahkan lebih
sempit lagi, yang sasaran
pelayanannya adalah anak usia balita.
Namun Posyandu ternyata memiliki
fungsi yang lebih kompleks, strategis,
sekaligus ujung tombak, dari sekedar
pelayanan kesehatan, yaitu layanan
sosial dasar yang terintegrasi. Dalam
kompleksitas fungsi itu, Kementerian
Agama memiliki andil untuk berperan
aktif di dalamnya melalui peran
penyuluhan agama.
Untuk alasan inilah, Dinas
Kesehatan Provinsi Papua melibatkan
Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Papua dalam Rapat Koordinasi
Pokjanal (Kelompok Kerja
Operasional) Posyandu, Rabu (06/09),
di Hotel Metta Star Waena, Jayapura.
Selain Kanwil Kementerian Agama,
beberapa instansi lain yang terkait
juga turut serta dalam kegiatan
tersebut.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19 Tahun 2011 jelas
menyebutkan bahwa integrasi layanan
sosial dasar di Posyandu salah satunya
adalah pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial. Lebih jauh dijelaskan, pemberi layanan
pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial adalah pekerja sosial yang meliputi tokoh agama, tokoh
adat, tokoh masyarakat, dan psikolog. Kemudian dijelaskan pula dalam Permen
tersebut, bahwa jenis layanan pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat
terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial itu meliputi konsultasi,
informasi, advokasi dan rujukan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes., memiliki
pandangan bahwa dengan melihat kenyataan kondisi sosial dan geografis Papua,
model Posyandu juga Puskesmas di Papua harus disesuaikan, tidak sama dengan
model di tempat lain seperti di pulau Jawa.
“Harus buat inovasi model baru. Kita masih pakai yang sama dari Aceh
sampai Papua. Mestinya kita sesuaikan dengan sosio antropologi dan geografi.
Model pelayanan kesehatan di Papua juga
misalnya NTT, Maluku, Papua Barat, harusnya
beda, dengan pertimbangan topografi. Di
Jawa, modelnya menunggu di tempat. Namun
di Papua, masyarakatnya bergerak, di kebun, di
laut. Tidak mungkin mereka mau ke
Puskesmas. Kenapa Puskesmas di kampung
kosong, bukan tidak ada penduduk, namun
mereka keluar bekerja.”
Maka menurutnya kondisi ini tidak bisa
dibiarkan, harus menghadirkan Puskesmas
model bergerak juga. Bisa dengan komposisi
20:80 persen –perbandingan di tempat dan
bergerak. Bisa pula ada yang menggunakan
komposisi 50:50.
“Fix strategy hanya bisa berlaku di
Jayapura, karena masyarakat memang bisa
datang ke Puskesmas. Karena local specific Papua ini, maka harus beda. Tidak
boleh ada masyarakat yang tidak terlayani lagi. Sesuaikan model Posyandu yang
cocok seperti apa. Perkotaan, pedalaman pesisir, dan pegunungan. Sehingga
tujuan pembangunan berhasil sesuai kekhususan Papua.” Demikian
ditegaskannya.
Giyai juga menyatakan keprihatinannya tentang bagaimana kesejahteraan
belum dilihat dan dirasakan di kampung-kampung, saat mana di perkotaan sudah
cukup bisa dilihat dan dirasakan. Maka menurutnya pengelolaan dan pemanfaatan
dana kesehatan untuk desa termasuk yang bersumber dari PROSPEK (Program
Rencana Strategis Pemberdayaan Kampung) harus terus menerus dibenahi.
Selain Kanwil Kementerian Agama, beberapa instansi lain yang dilibatkan
Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam Rakor Pokjanal Posyandu adalah Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana, BAPPEDA, Dinas Pertanian, Perindustrian dan Perdagangan,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Sosial, juga Tim Penggerak PKK.
Sebagaimana Kanwil Kementerian Agama, instansi ini juga memiliki keterkaitan
dalam upaya pelayanan sosial dasar yang terintegrasi pada Posyandu. Dewi
RAGAM BERITA
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 22
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201723
JAYAPURA, DAMAI - PUSAT
Kesehatan Reproduksi Fakultas
Kedokteran UGM melakukan penelitian
reproduksi remaja di Papua, dengan
salah satu responden pengambil
kebijakan di Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Papua. Timotius
Kinsale, S.Sos., mitra peneliti dari
Papua mewawancarai Kabid Haji dan
Bimas Islam, Drs. H. Alwi Tianlean,
MM., yang saat wawancara dilakukan
tengah menjalankan tugas sebagai
Pelaksana Tugas Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Papua. Wawancara berlangsung di
ruang kerja Kabid Haji dan Bimas
Islam, Senin (13/03).
Menurut Alwi, di Bidang Bimas
Islam secara umum ada program
kursus pra nikah, khususnya melalui
KUA. Namun demikian
pelaksanaannya yang bermitra dengan
BP4 belum optimal dikarenakan
persoalan anggaran. Sebab itu fungsi
ini sementara waktu melekat pada
Kepala KUA. Untuk diketahui
menurutnya PNBP N/R sekian persen
dialokasikan ke KUA kembali yang
salah satunya untuk program kursus
pranikah. Tema kesehatan reproduksi
adalah bagian dari kursus pranikah ini.
Selain itu menurut Kabid selama ini
Kementerian Agama dilibatkan secara
lintas sektoral, dalam hal ini oleh
BKKBN Provinsi Papua.
Menurut Alwi yang juga pernah
menjabat sebagai Kabid Kependidikan
Islam dan Pemberdayaan Masjid ini,
Kementerian Agama sendiri
melibatkan mitra lintas sektoral dalam
program terkait penyuluhan kesehatan
reproduksi. Walaupun bukan tugas
dan fungsi pokok, antara lain melalui
Seksi Penerangan Agama Islam yang
dibawahnya mengkoordinasikan BKMT
(Badan Kontak Majelis Taklim), mitra
dalam penyuluhan kesehatan
reproduksi pernah melibatkan KPA
(Komisi Penanggulangan HIV/ AIDS)
Provinsi Papua, juga tenaga teknis
kesehatan.
Alwi berharap para pemangku
kepentingan dapat mengintensifkan
program yang sudah ada, juga
dengan dukungan finansial, yang
tujuan akhirnya adalah keluarga
sakinah mawaddah warrahmah. Dewi
PenelitianKesehatan Reproduksi RemajaFK UGM di Kanwil Kemenag
RAGAM BERITA
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201723
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 24
BERITA DAERAH
Kepala Kemenag KabupatenMappi Bentuk UPZ danSerahkan SK PKM Al Huda
Kabupaten Mappi
KEPI, DAMAI - DALAM jadwal rangkaian kunjungan kerja
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Mappi, Yohanes
Kristotomus Dhendi, S.Pd,K., beserta rombongan yang
terdiri dari M. Arif, S.Pd.I., (Penyelenggara Pendidikan, Haji
dan Bimas Islam), M. Syaifulloh, S.HI., (Kepala KUA Distrik
Obaa) dan Andi Wardah, SE., (JFU Bimas Islam), Senin (10/
04) ke Distrik Edera. Kegiatan kunjungan kerja diantaranya
adalah pertemuan bersama Pengurus Kesejahteraan Masjid
(PKM) Al Huda dengan umat muslim di Kelurahan Bade
Distrik Edera, dipusatkan di Gedung Ushuluddin yang
merupakan gedung serba guna milik PKM Al Huda Bade.
Agenda pertemuan Kepala Kantor diantaranya
menyerahkan SK Kepengurusan PKM Al Huda Bade dan
Pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Dalam
sambutannya Ketua PKM Al Huda Bade, Koesoemo Djati
Widajat, S.Pd., mengucapkan terima kasih atas kunjungan
Kakemenag Kabupaten Mappi karena merupakan Kepala
Kantor Agama pertama yang berkunjung ke Kelurahan Bade
Distrik Edera.
“Kami mengucapkan terima kasih dan selamat datang
kepada Bapak beserta rombongan di Bade. Ini merupakan
kunjungan Kepala Kantor Agama yang pertama. Dengan
saya menerima SK ini ada nilai dan tanggung jawab lebih
yang harus kami laksanakan,” ungkap Koesoemo Djati
Widajat, S.Pd.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mappi
dalam arahannya berpesan, bahwa perbedaan merupakan
suatu kewajaran, dan perbedaan itu pula dapat jadikan
sebagi kekuatan dalam membina keharmonisan dan
kedamaian, dengan saling menghargai antar satu dengan
yang lain dan harus selalu menjaga kerukunan antar umat
beragama.
Selanjutnya dalam pertemuan tersebut Penyelenggara
Pendidikan, Haji dan Bimas Islam, M. Arif, S.Pd.I.,
memberikan penjelasan tentang Unit Pengumpul Zakat
(UPZ) yang kemudian Pengurus Kesejahteraan Masjid (PKM)
Al Huda Bade mengadakan rapat khusus dengan agenda
membentuk UPZ pada Masjid Al Huda Bade. Syaiful/Yati
Kemenag Mappi SerahkanBantuan Sosial Untuk Jemaat GPI Petra
KEPI, DAMAI - KEMENTERIAN Agama Kabupaten Mappi
melalui Seksi Urusan Agama Kristen, Senin (9/11)
melakukan penyerahan Bantuan Sosial kepada Jemaat GPI
Petra Mur, Distrik Nambioman Bapai.
Penyerahan Bantuan Sosial tersebut merupakan salah
satu program kegiatan yang terdapat dalam DIPA Satuan
Kerja Seksi Urusan Agama Kristen tahun 2017. Proses
penyerahan diantar langsung oleh Kepala Seksi Urusan
Agama Kristen, Yohana Ramma, S.Sos dan JFU Seksi
Urusan Agama Kristen, Tiem Bumbungan, SE dari ibukota
kabupaten menuju Distrik Nambioman Bapai (Mur). Barang
fisik yang diantar langsung berupa dua (2) buah profil tanki
air, satu (1) buah mesin pompa air dan satu (1) buah mesin
potong rumput, semen, atap seng dan besi.
Sedangkan bahan bangunan lokal berupa pasir, batu bata
dan kayu dibeli di Distrik Nambai. Kepala Seksi Urusan Agama
Kristen disela-sela penyerahan tersebut menyampaikan bahwa
bantuan sarana prasarana rumah ibadah yang bersih dan
sehat ini dipergunakan untuk pembuatan sumur, penampung
an air bersih dan renovasi fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di
GPI Petra Mur, Distrik Nambioman Bapai.
Dalam acara serah terima barang tersebut
mewakili Pendeta GPI Petra Mur, Diaken Ratna Rani,
GPI Petra Mur menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Kemenag Kabupaten Mappi melalui Kepala
Seksi Urusan Agama Kristen terkait dengan bantuan
yang telah diberikan. Ia sampaikan bahwa mereka
tidak dapat membalasnya tetapi Tuhan Yesus adalah
berkat yang akan memberikati dan membalaskan
kebaikan yang telah diberikan oleh Kemenag Mappi.
Ponti/Yati
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 24
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201725
SENTANI, DAMAI - SEBAGAI wujud kepedulian
terhadap ekonomi umat yang tidak mampu, Unit
Pengumpulan Zakat (UPZ) Kementerian Agama
Kabupaten Jayapura memberikan bantuan berupa uang
tunai kepada sebanyak 8 orang janda, di ruangan Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jayapura, Senin
(15/03).
Bantuan ini diserahkan langsung oleh Oktavianus
Napo, S.Th., selaku Kepala Kantor yang didampingi
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Bimas
Islam dan Kepala Kantor Urusan Agama Distrik Sentani.
Dalam arahannya, Oktavianus Napo meminta agar
bantuan yang diberikan dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk mengembangkan ekonomi keluarga. Ia pun
mengingatkan agar dana bantuan yang berasal dari
zakat profesi Aparatur Sipil Negara Kemenag Kabupaten
Jayapura ini tidak dipergunakan untuk hal-hal yang
sifatnya konsumtif dan tidak berguna, melainkan harus
diolah sedemikian rupa agar sisi manfaatnya terasa
dalam jangka waktu yang panjang.
Adapun para penerima bantuan berasal dari wila
yah Distrik Kaureh, Nimbokrang dan Sentani ini meru
pakah hasil rekomendasi pembina mesjid serta para
kepala KUA Kemenag Kabupaten Jayapura. Raldi/Josep
SERUI, DAMAI - GUBERNUR Provinsi Papua, Lukas
Enembe, SIP., MH., bersama Wakil Gubernur Klemen
Tinal, SE., MM., menyumbang dua ekor hewan kurban
kepada Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten
Kepulauan Yapen, yang berlangsung di Kompleks Aspol
Polres Kabupaten Kepulauan Yapen.
Penyerahan sumbangan hewan kurban sebanyak dua
ekor sapi dari Gubernur Papua yang berlangsung pada
Sabtu (2/9), diwakili oleh H. Safar Garamatan sekaligus
mewakili PHBI Provinsi Papua dan diterima oleh Ketua
PHBI Kabupaten Kepulauan Yapen, H. Ardhan Arman,
S.Sos.
Safar ketika menyerahkan bantuan ini
menyampaikan pesan Gubernur kepada PHBI Kabupaten
Kepulauan Yapen untuk dapat mengatur penyaluran
hewan kurban ini sebaik mungkin, sehingga
penyalurannya dapat tepat sasaran kepada mereka yang
berhak untuk menerima hewan kurban.
Sementara Ketua PHBI Kabupaten Kepualauan
Yapen, H. Adhan Arman S.Sos., atas nama PHBI dan umat
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur
Papua atas bantuan hewan kurban yang telah
disumbangkan bagi umat di Kabupaten Kepulauan Yapen.
Pihaknya berjanji akan meneruskan kepada yang berhak
menerimanya. Yanto/Josep
UPZ KUPZ KUPZ KUPZ KUPZ KementerianementerianementerianementerianementerianAgama KabupatenAgama KabupatenAgama KabupatenAgama KabupatenAgama KabupatenJayapura SerahkanJayapura SerahkanJayapura SerahkanJayapura SerahkanJayapura SerahkanBantuanBantuanBantuanBantuanBantuan
Kabupaten Jayapura
BERITA DAERAH
Kabupaten Kepulauan Yapen
PHBI KabupatenKepulauan YapenTerima SumbanganHewan KurbanSERUI, DAMAI - GUBERNUR Provinsi Papua, Lukas
Enembe, SIP., MH., bersama Wakil Gubernur Klemen
Tinal, SE., MM., menyumbang dua ekor hewan kurban
kepada Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten
Kepulauan Yapen, yang berlangsung di Kompleks Aspol
Polres Kabupaten Kepulauan Yapen.
Penyerahan sumbangan hewan kurban sebanyak dua
ekor sapi dari Gubernur Papua yang berlangsung pada
Sabtu (2/9), diwakili oleh H. Safar Garamatan sekaligus
mewakili PHBI Provinsi Papua dan diterima oleh Ketua
PHBI Kabupaten Kepulauan Yapen, H. Ardhan Arman,
S.Sos.
Safar ketika menyerahkan bantuan ini
menyampaikan pesan Gubernur kepada PHBI Kabupaten
Kepulauan Yapen untuk dapat mengatur penyaluran
hewan kurban ini sebaik mungkin, sehingga
penyalurannya dapat tepat sasaran kepada mereka yang
berhak untuk menerima hewan kurban.
Sementara Ketua PHBI Kabupaten Kepualauan
Yapen, H. Adhan Arman S.Sos., atas nama PHBI dan umat
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur
Papua atas bantuan hewan kurban yang telah
disumbangkan bagi umat di Kabupaten Kepulauan Yapen.
Pihaknya berjanji akan meneruskan kepada yang berhak
menerimanya. Yanto/Josep
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201725
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 26
Kota Jayapura
KUA Japsel GelarLayanan Nikah danRujuk GratisJAYAPURA, DAMAI - PELAYANAN nikah dan Rujuk gratis
(Rp.0,-) yang selama ini digembar-gemborkan oleh
Kementerian Agama ternyata bukan hanya isapan jempol
belaka. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Hamzah,
S.Ag., usai menikahkan sepasang calon pengantin Ismail dan
Rosdiana di KUA Kecamatan Jayapura Selatan Kamis, (20/04).
Menurutnya, Sesuai dengan Peraturan Pemeritah Republik
Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 pasal 1 ayat 1 pont 1
disebutkan bahwa setiap warga negara yang melaksanakan
nikah atau rujuk di Kantor Urusan Agama Kecamatan atau di
luar Kantor Urusan Agama Kecamatan tidak dikenakan biaya
pencatatan nikah atau rujuk.
Demikian juga pada peraturan yang sama di point 2
dinyatakan bahwa dalam hal nikah atau rujuk dilaksanakan di
luar Kantor Urusan Agama Kecamatan dikenakan biaya
transportasi dan jasa profesi sebagai penerimaan dari Kantor
Urusan Agama Kecamatan.
Hamzah juga menegaskan bahwa terhadap warga negara
yang tidak mampu secara ekonomi dan/atau korban bencana
yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar Kantor Urusan
Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dikenakan tarif Rp 0,00 (nol rupiah).
Data KUA Kecamatan Jayapura Selatan menyebutkan
bahwa selama tahun 2016 yang lalu KUA Kecamatan Jayapura
selatan telah melangsungkan peristiwa pernikahan sebanyak
394 pasangan. Kemudian untuk hari ini saja kata Hamzah,
(Kamis,20/04) hingga pukul 10.00 WIT terdapat dua pasang
calon pengantin yang melangsungkan pernikahan di KUA
Jayapura Selatan dengan biaya Rp.0,- (nol rupiah) alias gratis.
Kemudian untuk Bulan April 2017 calon pengantin yang
sudah mendaftar pada KUA Jayapura Selatan sebanyak 30
pasang calon pengantin. Dari 30 pasang calon pengantin yang
sudah terdaftar pada KUA Jayapura Selatan tidak semuannya
melangsungkan pernikahannya di kantor tetapi diluar kantor.
Bagi yang ingin melaksanakan pernikahannya di luar kantor
dikenakan biaya sesuai peraturan yang berlaku. edi
BERITA DAERAH
STAIN Al-FatahGelar Seminar Motivasi‘Sukses Usia Muda’JAYAPURA, DAMAI - SEKOLAH Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Al-Fatah Jayapura menggelar kegiatan Seminar
Motivasi ‘Sukses Usia Muda’ di Masjid Kampus, Sabtu (14/10).
Dalam sambutan pembukaan, Wakil Ketua I STAIN Al-Fatah
Jayapura M. Dahlan Sain, S.Ag., MM., mewakili Ketua
menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan media bagi
mahasiswa untuk memupuk semangat dan memotivasi diri
dalam menjalankan aktifitas akademik.
“Kami mendukung penuh setiap kegiatan yang positif
bagi adik-adik mahasiswa seperti seminar kali ini,” ujarnya.
Seminar motivasi, lanjut Dahlan, diharapkan dapat memberi
pencerahan kepada para mahasiswa agar tetap dapat menjaga
semangat menjalani perkuliahan. “Kadang kala, setelah
setahun atau dua tahun kuliah, ada masanya muncul
kejenuhan. Nah untuk itu, kiranya kegiatan seperti ini dapat
membangkitkan kembali semangat para mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar,” ucapnya.
Seminar motivasi yang diikuti mahasiswa Jurusan Syariah
dan Tarbiyah ini menghadirkan narasumber Motivator Nasional
Ardi Gunawan. Dalam paparan materinya, Ardi mengajak para
mahasiswa untuk mulai belajar berwiraswasta sejak usia
muda. “Jangan malu, jangan gengsi, anda bisa memulai
dengan usaha berjualan kecil-kecilan dulu, seperti saya juga,”
terangnya.
Ia juga mendorong para mahasiswa untuk selalu berdoa
dan menjaga hubungan baik dengan keluarga. “Saya tanya,
dalam sebulan ini, sudah berapa kali Anda menelpon ibu Anda
di rumah?” tanya dia. Menurut Ardi, menjaga hubungan
emosional atau hubungan batin dengan ibu adalah hal yang
sangat penting untuk menambah semangat belajar dan
bekerja di usia muda. “Jangan lupa, salah satu faktor
kesuksesan seseorang adalah berkat bantuan doa dan restu
dari keluarga yang jauh kita tinggalkan di rumah,” tambahnya.
Kegiatan yang berlangsung satu hari ini diisi dengan
berbagai kuis untuk para peserta. Seminar yang diikuti
mahasiswa penerima bantuan beasiswa Program Bidikmisi ini
juga dihadiri para pejabat dan dosen di lingkup STAIN Al-Fatah
Jayapura. Hersen/Dewi
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 26
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201727
Desa Topo Jaya Sulit DapatkanPelayanan Agama dan Keagamaan
NABIRE, DAMAI - PULUHAN
Umat Buddha Desa Topo Jaya Distrik
Uwapa Kabupaten Nabire, Papua sulit
mendapatkan pelayanan agama dan
keagamaan sesuai yang diamanatkan
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 55
Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Hal ini dirasakan umat Buddha sejak
awal kedatangannya di Desa Topo
Jaya 22 tahun yang lalu (1995).
Jumlah Umat Buddha di Desa
Topo Jaya berdasarkan data dari
Kementerian Agama Kabupaten Nabire
kurang lebih 7 kepala keluarga dengan
jumlah Umat Buddha sebanyak 30
orang. Umat Buddha di Desa Topo Jaya
baru dapat diidentifikasi oleh
Kementerian Agama setempat pada
akhir tahun 2014. Hal ini dikarenakan
letak Desa Topo Jaya berada di daerah
dataran sedang yaitu daerah antara
pesisir pantai dan pedalaman, di
sebelah selatan Kota Nabire, Papua.
Distrik Uwapa memiliki luas
wilayah 5.177.65 km, dan merupakan
distrik yang terluas diantara 21 distrik
lainnya dalam wilayah Pemerintah
Kabupaten Nabire. Berdasarkan luas
wilayah tersebut maka Distrik Uwapa
memiliki tingkat kesulitan dalam
pelayanan pemerintah yang sangat
tinggi dikarenakan luas wilayah, jarak
tempuh antara ibu kota distrik dan
kampung sangat jauh, serta kondisi
geografis yang sangat sulit pula.
Setelah umat Buddha di Desa
Topo Jaya dapat diidentifikasi oleh
Kementerian Agama maka langkah
cepat Kementerian Agama
memberikan sentuhan kepada umat
Buddha disana dengan memberikan
bantuan berupa satu bangunan rumah
ibadah dan Sekolah Minggu Buddha.
Bangunan rumah ibadah dan Sekolah
Minggu Buddha oleh umat Buddha
setempat diberi nama Cetiya
Vimalakirti Dharma Manggala dan
Sekolah Minggu Budda (SMB)
Vimalakirti Dharma Manggala pada
hari kamis (16/03) kemarin
diresmikan oleh Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Papua, Jannus Pangaribuan, SH.MM.
“Dimana saja kita berada tentu
mewariskan sesuatu yang berharga
buat kita. Seperti kali ini, kami
mewariskan dua buah bangunan yaitu
Cetiya Vimalakirti Dharma Manggala
dan Sekolah Minggu Buddha (SMB)
Vimalakirti Dharma Manggala. Ini
untuk dirawat dan dikembangkan
keberadaannya.” Demikian dikatakan
Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Papua, Jannus
Pangaribuan, SH., MM.
Jannus Pangaribuan sangat
berharap kepada Kepala Distrik dan
Kepala Kampung agar umat Buddha
yang ada di Desa Topo Jaya Distrik
Uwapa ini dapat dirangkul dan
dilibatkan secara langsung semua
aktifitas yang terkait dengan konsep-
konsep pembangunan bidang agama.
“Bangunan yang ada ini merupakan
aset daerah ini atau umat Buddha
setempat. Sesuai dengan pepatah
dimana bumi dipijak disitu langit
dijunjung. Kita tetap menjaga
keharmonisan antar umat beragama
di tempat ini.”
Harapan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama setelah
meresmikan dua buah bangan
tersebut adalah harus mampu
mengendalikan dan mencerdaskan
umat, jangan mau terpengaruh
dengan hal-hal yang tidak diinginkan.
“Seluruh pemimpin di semua level
pemerintah di tingkat kampung,
distrik, kabupaten/kota, kami dari
Kementerian Agama, termasuk dari
Kantor Urusan Agama (KUA),
melakukan upaya-upaya membangun
konsep atau berpikir secara baik
sesuai dengan ajaran agama. Tokoh-
tokoh moderasi kita kedepankan yang
memahami hal ini, dan kita bersyukur
dengan adanya perbedaan, jangan
dibangun konsep-konsep primordialis.”
Pada kesempatan yang sama
Pembimas Buddha Provinsi Papua,
Darsini, SH., MM., memberikan
bantuan kepada pengelola Sekolah
Minggu Buddha (SMB), biaya
operasional sebesar 50 juta rupiah
untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya. edi
Kabupaten Nabire BERITA DAERAH
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201727
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 28
Kabupaten Keerom
BERITA DAERAH
KakemenagKabupaten Keerom
SosialisasikanKelestarianLingkunganKEEROM, DAMAI - DALAM rangka
mengoptimalkan terlaksananya
penghijauan dan kelestarian
lingkungan hidup melalui partisipasi
masyarakat serta sosialisasi Peraturan
Bersama Direktur Jenderal
Pengendalian Daerah Aliran Sungai
dan Hutan lindung dan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Nomor P.7/PASHL-SET/2015 dan
Nomor DJ:II/555 THUN 2015 maka,
Jumat (07/04) Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten
Keerom Karel F. Mambay, SE., M.Pd.K
mensosialisasikan penanaman pohon
di KUA.
Sosialisasi tersebut bertujuan
untuk memberikan pemahaman dan
persamaan persepsi terhadap pelaksanaan kegiatan penanaman dan
pemeliharaan pohon oleh pasangan calon pengantin yang akan melangsungkan
pernikahan.
Kakemenang Keerom sengaja mengambil lokasi penanaman di Kantor KUA
Arso dan KUA Skanto karena sesuai petunjuk dari Peraturan Bersama Direktur
Jenderal Pengendalian Daerah Aliran sungan dan Hutan Lindung dan Dirjen
Bimas Islam lokasi yang dipilih adalah lahan milik KUA.
Sedangkan untuk mekanisme penyediaan benih atau bibit, Kantor KUA akan
melakukan koordinasi dengan UPT Ditjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan
Hutan Lindung (PDASHL), (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS),
Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH), Balai Pengelolaan Hutan Mangrove
(BPHM) maupun BPA).
Untuk jumlah bibit yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan jumlah
pasangan calon pengantin pada tiap bulannya. Bibit tersebut selanjutnya akan
diserahkan kepada pasangan calon pengantin yang akan melaksanakan nikah.
Sesuai dengan Peraturan Bersama, peralatan, sarana dan prasarana disediakan
oleh calon pengantin. Dion/Yati
KASONAWEJA, DAMAI - BUPATI Mamberamo Raya Dorinus Dasinapa
A.KS,, S. Sos., meresmikan kehadiran pelayanan Kementerian Agama di
Kabupaten Mamberamo Raya. Kehadiran Kementerian Agama di Kabupaten
Mamberamo Raya disambut baik oleh pemerintah daerah setempat khususnya
dan masyarakat Mamberamo Raya pada umumnya.
Pada acara pengucapan ibadah syukur dalam rangka memperingati hari jadi
Kabupaten Mamberamo Raya ke X pada hari Rabu (15/03) di Aula Kantor Bupati
Mamberamo Raya, Bormeso. Sebagai Kepala Daerah Dorinus Dasinapa sangat
mengharapkan kebutuhan pelayanan di masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Ia juga menegaskan agar adanya kerjasama, kebersamaan dan kekompakan
dalam melayani masyarakat di bidang agama dan keagamaan. “Sebagai lembaga
yang baru berdiri di wilayah yang baru tentu Kementerian Agama belum memiliki
kantor untuk melayani umat yang ada di sini,” ungkap Bupati.
“Untuk sementara waktu kami berikan bantuan dua ruangan untuk
melaksanakan aktifitas kesehariannya. Dua ruangan tersebut bergabung dengan
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.” Demikian ditawarkan Bupati.
Dorinus Dasinapa sangat berharap kepada Kepala Kantor Kementeri
Kabupaten Mamberamo Raya yang baru, Redikson Pakpahan, SE., M.Si., kiranya
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru dan membangun
kemitraan seluruh relasi yang ada.
Acara pengucapan ibadah syukur dalam rangka memperingati hari jadi
Kabupaten Mamberamo Raya ke-X juga dihadiri seluruh Forum Komunikasi
Pimpinan Daerah (FORKOMPIMDA), tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan,
dan para tamu undangan lainnya. edi
Bupati MamberamoRaya Sambut Baik
KehadiranKementerian Agama
KABUPATENMAMBERAMO RAYA
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 28
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201729
KEEROM, DAMAI - MADRASAH
merupakan tempat menuntut ilmu yang
berlandaskan pendidikan Islam, sebagai
cerminan pendidikan religi maka Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Keerom
mengadakan santunan bagi peserta didik
yang tidak lagi memiliki ayah/ibu (yatim/
piatu). Kegiatan tersebut dilaksanakan di
gedung olahraga MIN Keerom pada hari
Sabtu, (30/09) bertepatan dengan 10
Muharram 1439 Hijriah.
Kegiatan mulia ini sudah barang tentu
mengeluarkan anggaran untuk menyantuni
anak yatim piatu, anggaran tersebut didapat
dari iuran dan sumbangan warga MIN
Keerom mulai dari pendidik, tenaga
kependidikan hingga seluruh peserta
didiknya.
MA PersiapanNegeri KeeromTanam 200 BibitBuah NagaKEEROM, DAMAI - PENANAMAN bibit
buah naga tersebut pertama kali
dilakukan oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Keerom
Karel F. Mambay, SE.,M.Pd.K., didampingi
Kepala Seksi Pendidikan dan Bimas Islam
Kamal Aswath,S.Ag., disaksikan oleh
komite, tenaga pengajar, dan para siswa
di lingkungan Madrasah Aliah Persiapan
Negeri Keerom, Selasa (21/2).
Menurut Kepala MA Persiapan
Negeri Keerom Drs. Daud, pihaknya
sudah melakukan kerjasama dengan
beberapa instansi terkait seperti Dinas
Kehutanan, Dinas Pertanian dan
kedepan akan mencoba menjalin kerja
sama dengan Dinas Perikanan untuk
kerjasama di bidang perikanan yang
memang selama ini sudah disiapkan
kolam ikan juga di lingkungan sekolah.
Dikatakan Daud, pihak sekolah juga
sudah menyiapkan lahan seluas 1 hektar,
kedepan lahan tersebut akan
dipersiapkan untuk agro wisata dengan
berbagai tanaman dan buah buahan
didalamnya. Untuk mewujudkan hal
tersebut, Daud meminta dukungan dari semua pihak agar cita-citanya
mewujudkan MA Persiapan Negeri Keerom menjadi sekolah berwawasan
lingkungan, dan masuk dalam daftar adiwiyata.
Hal tersebut mendapat dukungan dari Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Keerom. Menurut Karel, penanaman buah naga di lingkungan
sekolah ini merupakan salah satu terobosan baru yang jarang dilakukan oleh
sekolah. Dengan adanya pepohonan maupun buah-buahan maka lingkungan
madrasah akan menjadi asri dan sejuk.
Lanjut Karel, keberadaan buah naga dan hasil pertanian serta perikanan
jika kedepan berhasil dikembangkan dengan baik, maka hal tersebut
merupakan salah satu keuntungan besar bagi madrasah. Hasil dari pengelolaan
tersebut dapat digunakan untuk operasional madrasah dan pengembangan
madrasah, sedangkan keuntungan lain, madrasah tersebut lebih banyak
dikunjungi masyarakat luas sehingga menjadi terkenal dan bisa menjadi agro
wisata bagi masyarakat luas.
Namun Karel juga berpesan kepada pihak sekolah untuk tetap
mengedepankan peningkatan mutu pendidikan bagi anak didik, karena salah
satu tugas utama sekolah adalah mendidik dan meningkatkan prestasi peserta
didik yang mengenyam pendidikan di madrasah tersebut. Dion/Edi
MAPN Keerom
Keluarga Besar MIN Keerom
Beri Santunan Pada Anak Yatim PiatuKegiatan santunan anak yatim/piatu diawali dengan sholat dhuha berjamaah
dilanjutkan dengan membacaan surah Al-Makiah bersama. Setelah selesai pembacaan
surah tersebut diteruskan dengan penyampaian pesan dari Ustad Manaf Syarifuddin,
S.Ag. “Menyantuni anak yatim sesuai dengan sifat asma’ul husna yaitu Al- Halim yang
artinya Penyantun. Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Untuk itu
marilah kita bersama saling memberi dan menyayangi terhadap anak-anak yatim”. Kata
Ustad Manaf Syarifuddin.
Pada kesempatan yang sama Ustadz Moh. Dimyati, S.Pd.I., memimpin sholawat
saat penyerahan santunan yang diberikan langsung oleh Kepala Madrasah MIN
Keerom yaitu La Hardi, S.Pd.I., kepada 10 peserta didik yatim di madrasah ini. Disaat
bantuan diserahkan semua hadirin merasa terharu dan air mata mulai mengalir tanpa
terasa, sambil memeluk anak yatim/piatu seraya doa dari guru-guru semoga anak-
anak yatim ini kelak menjadi anak yang soleh dan sholehah, berbakti kepada orang tua
dan berguna bagi agama dan negaranya.
Selain itu juga kata Ustadz Moh. Dimyati juga mengajarkan peserta didik untuk
bisa peduli pada yang lain khusunya yatim/piatu untuk saling membantu dan
menyayangi, dan tidak boleh menghardik anak anak yatim. Acara berakhir dan semua
warga sekolah MIN Keerom kembali beraktifitas seperti biasanya. (Manaf/Yati)
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201729
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 30
YAHUKIMO, DAMAI - KEPALA
Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Yahukimo Drs. Benyamin Palintin, S.Th.,
M.Si., membuka kegiatan Sosialisasi Kanker dan Tumor yang disosialisasikan oleh
Yayasan Kanker Indonesia, bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Yahukimo. Benyamin Palintin dalam sambutannya mengajak semua pegawai agar
tetap tekun mengikuti semua materi sosialisasi yang nantinya dilanjutkan kepada
keluarga dan masyarakat disekitar.
Lebih lanjut Benyamin mengatakan bahwa ini pelajaran yang sangat berharga,
seperti kata pepatah “lebih baik mencegah dari pada mengobati”.
Usai membuka kegiatan sosialisasi, Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Yahukimo melanjutkan tugas luar untuk menghadiri Rapat Paripurna
DPRD Kabupaten Yahukimo. CB/Josep
TIMIKA, DAMAI - KEMENAG Mimika dan FKUB Kabupaten Mimika menggelar
rapat menyikapi isu kisruh yang terjadi antara PT. Freeport Indonesia dan
pemerintah, yang dampaknya kepada masyarakat Mimika. Rapat berlangsung di
kantor FKUB Kabupaten Mimika, Selasa (28/2).
Sementara itu, Forkompimda Kabupaten Mimika mendelegasikan kepada
Kemenag dan FKUB Kabupaten Mimika untuk merancang kegiatan doa bersama
yang akan dilaksanakan di empat titik yaitu: Tembagapura, Kuala Kencana, pusat
pemerintahan Mimika dan Lapangan Timika Indah. Rapat ini dihadiri oleh Kepala
Kantor Kemenag Mimika Utler Adrianus, SE., dan Kepala Seksi Urusan Agama
Kristen, Katolik, Islam dan Hindu dari unsur kemenag Mimika, serta sekretaris
FKUB, I Nyoman Putu Arka, SE, M.Si., dan badan pengurus dari unsur FKUB.
Untuk menindak lanjuti hal tersebut, diadakan rapat Forkompimda yang
diwakili oleh Kapolres Mimika, Dandim, bersama dengan Kemenag dan FKUB,
Kamis (2/3) di ruang kerja Kepala Kantor Kemenag Mimika. Ince/Dewi
WAMENA, DAMAI - SATU sejarah baru
terjadi di Kabupaten Yalimo dengan
terbentuknya Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Yalimo sesuai dengan Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2015 tentang Pembentukan, Organisasi,
dan Tata Kerja 33 Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.
Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Yalimo merupakan salah satu Kantor
Kementerian Agama yang baru dengan ibukota
Elelim. Pejabat pertama kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Yalimo adalah
Gerson Wenda, S.Th., M.Pdk., yang dilantik oleh
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Papua pada tanggal 19 September
2016 bertempat di aula Sasana Krida Bakti
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua.
Gerson Wenda selaku Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Yalimo
melakukan langkah awal dalam memulai
aktivitas perkantoran walaupun belum memiliki
kantor yang sesungguhnya. Sebagai kepala
kantor yang baru Ia melakukan langkah awal
dengan berkoordinasi dengan pihak KPPN
Wamena selaku mitra kerja di bidang
keuangan, untuk mengetahui langkah-langkah
apa saja yang perlu dilakukan oleh satker yang
baru dalam memulai aktivitas keuangannya,
guna menunjang kegiatan perkantoran dan
kegiatan lainnya.
Gerson Wenda juga mengungkapkan, dari
hasil koordinasi dengan KPPN Wamena adalah
untuk segera membuat perangkat pengelolaan
keuangan, Kamis, (09/02). Perangkat
pengelola keuangan tersebut adalah Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pengelola
Keuangan (PPK), Pejabat Penerbit Surat
Perintah Membayar (PPSPM) dan Bendahara.
Perangkat pengelola keuangan di Kementerian
Agama Kabupaten Yalimo sudah terbentuk
diantaranya bendahara adalah Asry Samad,
SE., dan penandatangan SPM Frans Duma,
S.Pd.K. Aci/Edi
Langkah AwalSatker Baru MenanganiKeuangan
KABUPATEN YALIMO
KABUPATEN MIMIKA
Kemenag dan FKUB MimikaMenyikapi KondisiPT. Freeport Indonesia
KABUPATEN YAHUKIMO
YKI SosialisasiKanker dan Tumordi KemenagYahukimo
BERITA DAERAH
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 30
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201731
Keuskupan Agats danUpaya Membangun
KesejahteraanMasyarakatDimensi kesejahteraan umat ada padasetiap agama yang diakui di Indonesia.
Pada kelembagaan agama Katolik,demikian juga adanya. Redaksi MajalahDAMAI mewawancarai satu uskup dari
tiga keuskupan yang ada di Papua, Mgr.Aloysius Murwito, OFM., Uskup Agats.
Bukan kali pertama mewawancaraiUskup asal Yogyakarta ini.
Bapak Uskup, bisa dijelaskan tentang bagaimana
konsep kesejahteraan umat dalam agama Katolik?
Lebih jauh di Keuskupan Agats, adakah bagian yang
menangani kesejah-teraan umat Katolik dan umat secara
keseluruhan disana?
Kalau kita berbicara mengenai agama dalam hubungannya
dengan kesejahteraan itu memang agama tidak hanya terbatas pada
mimbar dan gedung dimana orang-orang sedang beribadah. Tetapi
agama itu berkaitan dengan kesejahteraan material dan ekonomi juga.
Ini mengalir dari inspirasi-inspirasi apa yang diajarkan oleh Tuhan kami
Yesus Kristus melalui Injil. Dimana Yesus sendiri baik dengan perbuatan
atau pun dengan kata-kata tidak hanya sekedar mengajarkan sebuah
konsep, tetapi memang langsung bertindak. Banyak orang yang
menderita disembuhkan, banyak orang sakit dijadikan sehat, dan
banyak orang yang lapar juga diberi makan.
Itu semua suatu ajaran yang menunjukan bahwa agama ada
hubungan langsung, kongkret dengan kesejahteraan. Dan itu juga yang
dilakukan oleh gereja yang meneruskan, agar supaya apa yang telah
dirintis oleh Yesus Kristus itu diteruskan.
Maka kami dari Keuskupan Agats, dari lembaga gereja agama
Katolik khususnya Keuskupan Agats, mempunyai komisi dalam perangkat
kami. Ada komisi yang namanya Sosial Ekonomi, Komisi Pendidikan,
Komisi Pembelaan Hak Asasi Manusia, Sekretaris Keadilan dan Keadilan
Perdamaian, Keutuhan Ciptaan, dan Pemberdayaan Perempuan.
Uskup Aloysius Murwito selalu
tampak bersahaja, namun
bersemangat setiap
menceritakan situasi dan
kondisi daerah pelayanannya
di Agats, Kabupaten Asmat. Di
ruang redaksi Majalah DAMAI,
Uskup Murwito meluangkan
waktu di sela-sela agendanya
terkait Forum Kerukunan Umat
Beragama, awal Oktober
2017. Wawancara khusus
berlangsung bersama Dewi
Anggraeni sebagai redaktur
dan Arief Seto sebagai
fotografer
PROFIL
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201731
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 32
Perangkat-perangkat itu ada di
gereja, khususnya dalam keuskupan
kami. Juga termasuk Komisi
Kesehatan mempunyai balai
pengobatan yang dikelola oleh
gereja. Hanya mau memperlihatkan
bahwa tidak terpisahkan ajaran
sebagai sebuah konsep pengetahuan
dengan tindakan. Antara fikiran
yang dimengerti, dipahami dengan
diikuti oleh hati mahacinta kasih
khususnya yang menderita, yang
ada dalam penindasan-penindasan,
itu kami ikut mewartakan
pembebasan mereka.
Komisi-komisi tadi dari tingkat-
tingkat nasional hingga
beroperasi sampai di level
mana?
Memang jaringan kami cukup
luas. Untuk tingkat nasional itu
melalui KWI (Konferensi Waligereja
Indonesia), konferensi para uskup
se-Indonesia. Disana juga ada
macam-macam yang telah
disebutkan tadi. Ada Komisi Sosial
Ekonomi, Komisi Justice and Peace,
ada komisi Pemberdayaan
perempuan juga. Dan itu
membangun jejaring sosial yang ada
pada keuskupan-keuskupan, lalu
selain itu di tingkat internasioanal
kami selalu membangun kerjasama.
Sasarannya sebetulnya
bukanlah terbatas pada kelompok
kami saja, karena itu menyangkut
kesejahteraan sosial siapa saja yang
perlu dibantu atau dibina. Bahkan
jejaring ini juga sebetulnya amat
bagus dibangun dengan lintas
agama, karena ini masalah
kemanusiaan yang semua agama
mempunyai perhatian dan keinginan
untuk itu.
Maka kami terbuka dalam hal
ini. Sebetulnya kami sedang
mengarah FKUB itu tidak hanya
berputar pada masalah-masalah
pendirian rumah ibadah. Ada hal
yang jauh lebih besar yang
sebetulnya merupakan tugas dan
tanggung jawab untuk kita semua.
Mengangkat saudara-saudara kita
lebih bermartabat, mengantar
mereka mencapai kehidupan yang
lebih sejahtera.
Kemudian di tingkat gereja
sendiri untuk upaya
kesejahteraan seperti apa
gambarannya?
Memang ini adalah sebuah
perhatian kami. Dalam analisa kami
bahwa seluruh masyarakat kami
dari sisi sosial ekonomi masih sangat
rendah. Karena ini sesuai dengan
kondisi di daerah kami, Keuskuapan
Lauk pauk disediakan oleh binatang-
binatang hutan. Contohnya babi
atau kasuari.
Ini amat memanjakan
masyarakat. Sementara kebutuhan-
kebutuhan berubah. Perubahan-
perubahan jaman, dan ternyata
hidup manusia tidak hanya terbatas
hanya mencukupi kebutuhan
mengenai makanan yang bisa
dipenuhi oleh sagu, dan lauk
dipenuhi oleh ikan. Tetapi lebih luas.
Disitulah diperkenalkan
berbagai macam hal yang baru di
dalam masyarakat. Tetapi itu
mengubah pola laku, mengubah
pola sikap dari orang yang bekerja
tidak setiap hari, karena kalau tidak
ada makanan lagi baru mereka
berangkat ke hutan. Tetapi tidak
setiap hari mengolah tanah seperti
petani-petani, yang mesti
memperhatikan tanamannya setiap
hari. Dan ini menjadi sangat sulit
untuk merubah pola pikir.
Ini menjadi tantangan kami.
Akibatnya juga, untuk
meningkatkan hidup mereka secara
sosial ekonomi itu sangat berat
sekali. Akibatnya juga masih hidup
dibawah standar. Memang
pemerintah sekarang ini banyak
membantu dengan memberikan
rangsangan-rangsangan dana dan
sebagainya. Tetapi kalau tidak
disertai dengan edukasi justru itu
akan memanjakan mereka juga. Hal
ini sangat mengkhawatirkan jika
tidak dilakukan pembinaan-
pembinaan, pemberdayaan,
sehingga mereka sungguh bisa
mendapatkan dan mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya dengan
hasil keringat mereka sendiri, itu
jauh lebih penting.
Program-program
kesejahteraan ekonomi dari
Keuskupan Agats apa saja?
Salah satunya yang pertama
melalui Komisi Sosisal Ekonomi kami
coba memperkenalkan pertanian dan
perkebunan. Kami mengajak mereka
Agats, yang menjadi perhatian kami
sebagai tokoh keuskupan disana.
Sangat unik masyarakatnya,
peramu. itu tergantung pada alam.
Memang alam menyediakan
segalanya. Misalnyaa ikan disediakan
oleh sungai dan laut, makanan
pokok sagu disediakan oleh hutan.
Untuk tingkatnasional itu melalui KWI(Konferensi Waligereja
Indonesia), konferensi parauskup se-Indonesia. Disana
juga ada macam-macamyang telah disebutkan tadi.Ada Komisi Sosial Ekonomi,Komisi Justice and Peace,ada komisi Pemberdayaanperempuan juga. Dan itumembangun jejaring sosialyang ada pada keuskupan-keuskupan, lalu selain itu ditingkat internasioanal kami
selalu membangunker jasama.,,,,
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 32
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201733
yang ada kemungkinan tanahnya,
karena tanah disana masalah,
adalah tanah yang pada umunya
digenangi oleh air laut. Kami tidak
mempunyai tanah kering seperti di
Jayapura. Tanah kami amat
dipenuhi oleh sungai yang selalu
pasang surut. Maka tidak memiliki
tanah yang setiap saat bisa dikelola.
Karena air pasang laut itu pada
bulan-bulan tertentu tinggi sekali
dan menggenangi seluruh area
daratan kami, sehingga tidak bisa
ditanami apa-apa.
Tetapi pada saat-saat tertentu,
tanah kering dalam jangka waktu 3
bulan. Menanam sawi, kangkung,
terong itu bisa, sebab air tidak
tinggi. dan kami coba
memperkenalkan itu, melalui proses
penyadaran. Masyarakat disadarkan
bahwa ini perlu untuk kesehatan
kita, lebih sejahtera. Dan kemudian
kami memberikan contoh langsung
kepada mereka. Pergi ke kebun
untuk membuka kebun bersama-
sama, karena mereka hidup dalam
kelompok. Kami membawa bibit dan
diajarkan cara menanam dan
hasilnya bagus. Ada singkong,
kangkung, terong dan sawi hasilnya
bagus. Ada daerah-daerah sekarang
ini secara tetap bisa dikatakan
hidupnya dari perkebunan selain dari
sagu. Kami mencoba memerdayakan
mereka.
Yang kedua adalah mencoba
mengelola keuangan. Jadi selain
hasil tanaman dan perkebunan atau
ikan, selain untuk diri sendiri, juga
untuk dijual untuk menghasilkan
uang untuk macam-macam
kebutuhan lain. Maka kami sendiri di
Agats ada toko Koperasi Maju
Bersama yang tujuannya antara lain
untuk menampung hasil bumi
masyarakat, dan difasilitasi oleh
keuskupan dengan anggota
masyarakat.
Jadi diberi harga yang lumayan
lebih baik daripada di tempat lain.
karena masyarakat juga ada
masalah hitung menghitung uang
juga terbatas. Kami coba membantu
dan sesudah itu kami ajak untuk
menabung. Di keuskupan kami
mempunyai suatu lembaga
keuangan yang disebut Credit Union.
Namanya Credit Union Ndar Sesepok
yang artinya “gudang makanan”.
mendorong orang-orang yang kecil
dan sederhana. Memang peranan
kepastoran kami setempat itu di
tingkat lapangan penting sekali
untuk memberikan dorongan-
dorongan.
Untuk unit kesehatan
bagaimana?
Kami mempunyai 1 unit balai
pengobatan yang namanya Balai
Pengobatan Santa Odilia di Bayun,
sekitar 4 jam dari Agats, lewat laut
lepas, satu daerah yang memanggul
laut. Balai pengobatan kami juga
jatuh bagun, tetapi sangat
membantu masyarakat kami. Jauh
dari dokter, jauh dari Puskesmas.
Kita mempunya unit pelayanan
kusta juga di tempat lain, dengan 3
suster dan 1 dokter, 1 bruder, dan
mempunyai 5 sampai 6 orang untuk
membantu disitu. Dan sekarang
hasilnya luar biasa. Kusta tersebut
sudah 75% sembuh,karena jika
minum obat selama 9 bulan terus
menerus bisa sembuh. Sudah 3
tahun. Tetapi tidak lalu berhenti
karena langkah berikut
memberdayakan mereka. Sekitar 40-
an orang dari hampir 200 orang
sembuh dan mulai kering. Tetapi di
kampung lain masih banyak yang
mengalami penyakit kusta.
Pelayanan ini berjejaring dengan
pemerintah.
Ada perubahan-perubahan
signifikan kesejahteraan karena
sentuhan dari keuskupan?
Untuk mengukurnya masih
sangatlah susah. Butuh jangka
waktu lama dibutuhkan untuk
mengukurnya.Tapi bahwa orang dari
sisi kesadaran bisa dikatakan lebih
ada perubahan. Dan itu juga tidak
merata. Ada kampung lain lebih
terbuka, lebih maju, masih dalam
hidup yang lama. Tetapi saya melihat
terus menerus, itu tidak mengalami
hal yang sia-sia. Ada satu dua
kelompok dari sekian kelompok
menjadi orang sadar. Dewi
Dari situ masyarakat yang
tadinya menjual sesuatu diharapkan
tidak semuanya dipakai untuk
belanja apa saja. Tetapi sebagian
disisihkan untuk ditabung di Credit
Union. Ini berjalan, walaupun ada
yang memang setelah 1 atau 2 hari
diambil lagi. Ya sudah, tidak apa-
apa. Tetapi dengan pelan-pelan itu
bisa. Dan aset dari lembaga ini
mengalir dari perputaran uang
sudah lebih dari 30 milyar saat ini
dari seluruh usaha.
Credit Union selain menerima
tabungan juga mempunyai beberapa
produk untuk perumahan, untuk
pendidikan, terbuka untuk itu. Itu
berjalan dan didukung oleh teman-
teman pendatang bukan hanya umat
Katolik, tetapi saudara-saudara
yang muslim juga ikut
memanfaatkannya. Hal itu
memberikan penguatan serta
Tanah kami amatdipenuhi oleh sungai
yang selalu pasang surut.Maka tidak memiliki tanah
yang setiap saat bisadikelola. Karena air pasanglaut itu pada bulan-bulanter tentu tinggi sekali dan
menggenangi seluruharea daratan kami,sehingga tidak bisaditanami apa-apa.,,
,,
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201733
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 34
PPPPPaaaaapua merpua merpua merpua merpua merupakan pulau terbesar kupakan pulau terbesar kupakan pulau terbesar kupakan pulau terbesar kupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Pulauedua di dunia setelah Pulauedua di dunia setelah Pulauedua di dunia setelah Pulauedua di dunia setelah PulauGrGrGrGrGreendland di Denmareendland di Denmareendland di Denmareendland di Denmareendland di Denmark.k.k.k.k. Luas wila Luas wila Luas wila Luas wila Luas wilayyyyyah Pah Pah Pah Pah Paaaaapua lepua lepua lepua lepua lebih dari tigbih dari tigbih dari tigbih dari tigbih dari tiga kalia kalia kalia kalia kaliluas pulau Jluas pulau Jluas pulau Jluas pulau Jluas pulau Jaaaaawwwwwa,a,a,a,a, deng deng deng deng dengan populasi penduduknan populasi penduduknan populasi penduduknan populasi penduduknan populasi penduduknyyyyya hana hana hana hana hanyyyyya sekitar 2,8a sekitar 2,8a sekitar 2,8a sekitar 2,8a sekitar 2,8juta jiwjuta jiwjuta jiwjuta jiwjuta jiwa.a.a.a.a. P P P P Paaaaapua terpua terpua terpua terpua ter letak di wilaletak di wilaletak di wilaletak di wilaletak di wilayyyyyah paling ah paling ah paling ah paling ah paling TimTimTimTimTimur neur neur neur neur negggggararararara Indonesia.a Indonesia.a Indonesia.a Indonesia.a Indonesia.LuasnLuasnLuasnLuasnLuasnyyyyya wilaa wilaa wilaa wilaa wilayyyyyah,ah,ah,ah,ah, ser ser ser ser ser ta kta kta kta kta keadaan geadaan geadaan geadaan geadaan geoeoeoeoeogggggrrrrrafafafafafis menis menis menis menis menyyyyyeeeeebabababababkan pendudukbkan pendudukbkan pendudukbkan pendudukbkan pendudukPPPPPaaaaapua terpua terpua terpua terpua tersesesesesebar di bebar di bebar di bebar di bebar di beberberberberberaaaaapa daerpa daerpa daerpa daerpa daerah.ah.ah.ah.ah. P P P P Penenenenenyyyyyeeeeebarbarbarbarbaran ini pula yan ini pula yan ini pula yan ini pula yan ini pula yangangangangangmenjadikan Pmenjadikan Pmenjadikan Pmenjadikan Pmenjadikan Paaaaapua terpua terpua terpua terpua terdiri dari bediri dari bediri dari bediri dari bediri dari beberberberberberaaaaapa suku ypa suku ypa suku ypa suku ypa suku yang memilikiang memilikiang memilikiang memilikiang memilikikkkkkerererereraaaaagggggaman kulturaman kulturaman kulturaman kulturaman kultural yal yal yal yal yang berbeda antarang berbeda antarang berbeda antarang berbeda antarang berbeda antara saa saa saa saa satu dengtu dengtu dengtu dengtu dengan lainnan lainnan lainnan lainnan lainnyyyyya.a.a.a.a.
MemeliharaPerdamaian di Papua
Melalui
Oleh: Rode Kafiar
SELAIN keragaman suku, Papua juga memiliki beragam agama dan
kepercayaan. Sangat disayangkan jika keragaman ini dijadikan alasan atas
perluasan konflik sebagaimana yang terjadi saat ini.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi pemicu perselisihan atau konflik di
Papua. Diantaranya adalah permasalahan sosial yang terjadi antara
penduduk asli dengan pendatang. Keadilan atas tuntutan hak-hak suku
berupa tanah ulayat, adanya pelanggaran HAM, serta masalah lainnya. Tak
dapat terelakkan, konflikpun dapat terjadi antara sesama masyarakat
Papua, masyarakat Papua dengan penduduk pendatang, masyarakat Papua
dengan pemerintah atau militer, atau dengan pihak-pihak lainnya.
Nilai KearifaN loKal
OPINI
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 34
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201735
Banyaknya gejolak yang terjadi di masyarakat,
terutama yang mengandung unsur kekerasan menjadi latar
belakang munculnya ideologi Papua Merdeka. Padahal
konflik yang muncul tidak semuanya murni berasal dari
konflik masyarakat Papua saja, tetapi bisa jadi hadirnya
pihak-pihak lain yang turut andil sehingga konflik menjadi
semakin meluas. Contoh, konflik yang terjadi antara suku
Dani dan Damal pada Juli - September 2006. Konflik ini tak
lagi hanya sebatas masalah tuntutan atas kematian salah
satu anak dari suku tersebut yang diduga dibunuh oleh
suku lainnya. Tetapi konflik sudah meluas ke semua aspek,
yaitu sosial, budaya, politik dan ekonomi.
Meski telah dilakukan berbagai pendekatan
penyelesaian konflik, baik pendekatan secara kuasa atau
HAM tapi nyatanya konflik di Papua tak kunjung berakhir.
Penyelesaian konflik yang telah dilakukan belum
membuahkan hasil yang maksimal, baik melalui dialog antar
suku, maupun dengan pemerintah. Padahal jika melihat
kultural yang dimiliki, sebenarnya Papua sendiri telah
memiliki kompetensi dalam upaya memelihara perdamaian.
Kearifan lokal yang mereka miliki adalah sebuah
kekayaan mental yang secara teroritis mampu mengelola
setiap perbedaan menjadi sebuah mekanisme untuk
memperoleh jalan keluar setiap permasalahan secara
damai. Upaya memelihara perdamaian di Papua bisa
dilakukan melalui mekanisme yang telah mereka bangun
sendiri dalam bentuk pertemuan antar suku. Sebuah
pertemuan yang mampu menyelesaikan konflik sekaligus
sebagai pemelihara perdamaian dan menumbuhkan
solidaritas diantara mereka.
Contohnya masyarakat di pegunungan Tengah yang
melakukan upacara “Bakar Batu”. Tradisi ini digelar saat
terjadi peperangan atau konflik antara suku. Upacara
Bakar Batu mengandung filosofi tentang makna
kehidupan, tentang kesederhanaan, ucapan rasa syukur,
dan yang paling utama adalah perdamaian. Perdamaian di
sini bukan berarti tanpa perselisihan atau peperangan,
akan tetapi lebih kepada usaha mencari solusi pemecahan
masalah. Karena mereka sadar bahwa peperangan
mengakibatkan kerugian secara materi dan moral yang
sangat besar, serta berdampak buruk bagi kelangsungan
hidup bagi mereka sendiri serta anak cucunya.
Di beberapa daerah, upacara Bakar Batu telah
mengalami kontekstualisasi. Dimana hewan yang dipakai
sebagai hidangan tidak lagi harus babi, tetapi bisa berupa
ayam atau daging selain babi. Ini menunjukkan bahwa ada
rasa toleransi sekaligus untuk mengakomodasi kehadiran
penduduk lain yang berbeda agama. Contohnya di
Wamena yang masyarakatnya ada yang beragama Kristen,
Katolik, Islam, Hindu, dan Budha. Sebuah bukti nyata
bahwa, tradisi Bakar Batu bukan hanya sebagai prosesi
ritual saja, namun selain sebagai mediasi toleransi, dan
perdamaian, juga sebagai media untuk membangun
kesepakatan-kesepakatan kultural sebagai perwujudan
perdamaian diantara mereka.
Tradisi lain yang dipakai sebagai mekanisme
penyelesaian konflik, atau perang di antara mereka adalah
dengan Para-para Adat. Yaitu berupa rumah atau
bangunan yang dijadikan sebagai tempat acara sakral
untuk menyelesaikan masalah antar suku.
Disamping Para-para Adat, ada pula Tikar Adat yang
dipakai untuk memfasilitasi antar anggota suku atau adat.
Biasanya jika ada permasalahan dalam keluarga, maka
orang tua akan mengajak warganya untuk
menyelesaikannya di atas tikar.
Selain menyelesaikan masalah
keseharian, juga digunakan
sebagai ajang warga adat yang
ingin mengeluarkan aspirasinya.
Seperti halnya dengan para-para
adat, di atas Tikar Adat ini
permasalahan yang ada
diselesaikan secara damai.
Sebagai alternatif lain
dalam penyelesaian konflik,
kearifan lokal memiliki
kemungkinan lebih efektif dan
produktif dibandingkan
pendekatan lainnya.
Pertimbangannya adalah: bahwa
kearifan lokal merupakan bagian dari sejarah kehidupan
yang telah diyakini masyarakat di sana. Dimana kearifan
lokal telah menjadi konsep dalam hidup dan terus
diabadikan dengan mengikuti zaman. Menjadi elemen
penting yang mampu menguatkan kohesi sosial antar
warga masyarakat yang mampu menyelesaikan konflik
sekaligus menciptakan perdamaian.
***
*Penulis adalah PNS pada Sub Bagian Umum Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Papua dan juga aktivis gereja
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201735
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 36
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 36
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201737 Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201737
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 38
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 38
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201739 Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201739
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 40
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 40
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201741 Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201741
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 42
Oleh: Hendra YuliaRahman*
GeliatEkonomi Syariahdi BumiCenderawasih
ANTAR IMAN
SEBAGAI propinsi yang berada di ujung timur dan memiliki
potensi sumber daya alam yang luar biasa, bumi Papua
merupakan bumi yang diberkati. Propinsi yang kaya tidak hanya
sumber daya alamnya saja, tetapi juga kebudayaan.
Heterogenitas di bumi Papua tidaklah dapat dipungkiri,
berbagai suku dan agama ada dan berkembang berdampingan
di tengah masyarakat yang beragam. Perkembangan dan
pembangunan ekonomi menuju kesejahteraan bersama
dilaksanakan dengan ditandai berprosesnya kehidupan
ekonomi masyarakat Papua menuju yang lebih baik serta
sejahtera. Pembangunan fisik di Papua ditandai dengan
tumbuh suburnya ruko-ruko yang berderet diepanjang jalan,
perbaikan akses jalan raya, juga tidak ketinggalan pasar, yang
merupakan pusat terjadinya interaksi ekonomi.
Kemajuan suatu negara diukur berdasarkan tingkat
kemajuan ekonominya. Ukuran derajat keberhasilan menjadi
sangat materialistik. Oleh karena itu, ilmu ekonomi menjadi
amat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Namun demikian,
pakar ilmu ekonomi sekaliber Masrhal menyatakan bahwa
kehidupan dunia ini dikendalikan oleh dua kekuatan besar;
ekonomi dan keimanan (agama) hanya saja kekuatan ekonomi
lebih kuat pengaruhnya daripada agama.1 Demikian juta
peradaban Islam yang gemilang di masa silam tidak mungkin
terwujud tanpa dukungan kekuatan ekonomi dan ilmu
ekonominya. Kini kita perlu menggabungkan dua kekuatan
kehidupan hidup manusia sebagaimana dinyatakan Marshall
untuk disatukan dalam apa yang kita sebut membangun
pemikiran dan disiplin ekonomi Islam dalam kerangka kerja
pembangunan sosial budaya dan politik.
Geliat ekonomi syariah juga dapat kita rasakan di Bumi
Cendrawasih, hal ini bisa kita lihat melalui berdirinya lembaga-
lembaga perekonomian yang beroperasi menggunakan sistem
syariah. Ekonomi syariah atau ekonomi Islam berbeda dengan
pengertian ekonomi konvensional. Ada beberapa pengertian
ilmu ekonomi menurut pakar ekonomi, diantaranya menurut
Adam Smith ilmu ekonomi adalah ilmu kekayaan atau ilmu
yang khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan suatu
bangsa dengan memusatkan perhatian secara khusus terhadap
sebab-sebab material dari kemakmuran.2Menurut Marshall ilmu
ekonomi adalah ilmu membahas bagaimana manusia
memperoleh pendapatan dan bagaimana mempergunakan
pendapatan itu.3 Menurut Ruenez adalah i lmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya.
Syariah Islam yang dibawa oleh Rasul terakhir mempunyai
keistimewaan, karena bukan saja bersifat komprehensif tetapi
juga universal. Komprehensif berarti syariah Islam merangkum
seluruh aspek kehidupan yakni bersifat hablun minallah (aspek
ibadah, penyembahan) dan hablun minannass (aspek
muamalah, hubungan sesama makhluk). Universal bermakna
syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat
sampai hari akhir.4 Syariah Islam karena komprehensif maka
di dalamnya juga membahas tentang ekonomi. Ekonomi
Syariah dapat di definisikan sebagai sistem perekonomian yang
berdasar pada prinsip-prinsip syariah Islam. Yang dimaksud
prinsip syariah disini adalah segala jenis kegiatan usaha yang
tidak mengandung maisir (judi), gharar (penipuan), riba dan
kedzaliman.
1. Marshal sebagaimana dikutip oleh Mahmud Abu Su’ud, Khuthut ra’isiyyah fi‘ al-Iqtisha‘d al-Isla‘miyy, Maktabat al-mana‘r al-isla‘miyyah, Kuwait,1968, h. 56Kitab ini mengutip definisi ilmu ekonomi menurut Marshal, yaitu: ilmu yang mengajarkan manusia tentang kehidupanya sehari-hari; membahas aktivitasindividu dan kolektif untuk memenuhi kebutuhan materialnya dan cara-cara memanfaatkanya untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
2. Ahmad Muhammad Al-Assad dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sisitem, Prinsip Dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999). hlm. 10.3. ibid4. Muhammad Syafi,i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001). hlm. 4.
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 42
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201743
Setelah fatwa haramnya bunga bank, keputusan Fatwa
Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Bunga
bank bahwa telah memenuhi kriteria riba, yang haram
hukumnya. Lembaga yang bergerak di bidang perekonomian
khususnya lembaga keuangan, banyak yang melahirkan
lembaga keuangan yang beroperasi dengan prinsip syariah.
Bagaikan cendawan tumbuh di musim hujan, banyak sekali
lembaga keungan syariah bermunculan pasca fatwa haramnya
bunga bank oleh MUI, hal ini ditandai dengan banyaknya bank-
bank konvensional mengkonversi kepada sistem syariah atau
membuka divisi syariah seperti Bank Mandiri Syariah, Bank
BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan lain sebagainya. Bahkan
tidak ketinggalan di Bumi Cenderawasih, lembaga
perekonomian syariah sudah mulai banyak bermunculan dan
berkembang. Diantara lembaga-lembaga perekonomian
syariah yang muncul di Papua adalah:
A. Perbankan SyariahPerbankan syariah adalah sebagai jawaban atas fatwa
haram bunga bank oleh MUI. Perbedaan secara prinsip dengan
perbankan konvensional adalah, bank syariah beroperasi
berbasis pada profit and loss sharing (bagi hasil untung dan
rugi), sedangkan perbankan konvensional berbasis pada
bunga.
Pemikiran tentang Bank Syariah juga sudah muncul sekitar
tahun 1940-an ditandai dengan banyaknya pemikir-pemikir
muslim yang menulis tentang keberadaan bank Islam.
Pendirian Bank Islam di tingkat internasional, muncul dalam
konferensi negara-negara Islam sedunia, di Kuala Lumpur
Malaysia pada tanggal 21 sampai dengan 27 April 1969, yang
diikuti oleh 19 negara peserta. Konferensi tersebut
memutuskan beberapa hal, yaitu :
1. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum
untung dan rugi, jika tidak ia termasuk riba dan riba itu sedikit
atau banyak hukumnya haram.
2. Diusulkan supaya dibentuk suatu Bank Islam yang
bersih dari sistem riba dalam waktu yang secepat mungkin.
3. Sementara menunggu berdirinya Bank Islam, bank-
bank yang menerapkan bunga diperbolehkan beroperasi.
Namun jika benar-benar dalam keadaan darurat.5
Kemudian setelah melalui persetujuan negara-negara OKI
dan lainnya serta dengan tahapan-tahapan tertentu, maka
pada tahun 1975 berdirilah IDB (Islamic Development Bank)
yang beranggotakan 22 negara Islam pendiri. Kemudian pada
tahun 1980-an mulai banyak bermunculan lembaga keuangan
syariah di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran,
Malaysia, dan Turki yang tidak lain dimotivasi oleh IDB. Bank-
bank syariah dalam bentuknya yang sekarang untuk pertama
kalinya didirikan di Dubai dengan nama Dubai Islamic Bank
pada tahun 1973 oleh sekelompok pengusaha muslim dan
beberapa negara. 6
Di Indonesia sendiri gagasan untuk mendirikan bank
syariah sudah ada sejak pertengahan tahun 1970-an. Dimana
ada sebuah wacana yang dibicarakan pada seminar nasional
Hubungan Indonesia dengan Timur Tengah pada tahun 1974
dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang
dilaksanakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan
(LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika, namun gagasan ide
ini terhambat akibat adanya hal, yakni : (i) operasi bank syariah
yang menerapkan prinsip bagi hasil yang belum diatur, dan
oleh karena itu tidak sejalan dengan UU pokok Perbankan
yang berlaku, yaitu UU No 14 tahun 1967, (ii) konsep bank
syariah dari segi politis berkonotasi ideologis, merupakan dari
bagian atau berkaitan dengan konsep negara islam, dan karena
itu tidak dikehendaki pemerintah, dan (iii) masih dipertanyakan
siapa yang bersedia menaruh dana ventura semacam,
smentara pendirian bank baru dari Timur Tengah masih
dicegah, antara lain pembatasan bank asing yang ingin
membuka kantornya di Indonesia.7
Pelaksanaan keinginan untuk menerapkan prinsip syariah
di bidang lembaga keuangan di Tanah Air dimulai dengan
berdirinya lembaga keuangan Baitut-Tamwil yang berstatus
Badan Hukum Koperasi pada tahun 1980-an. Setelah
dikeluarkannya PAKTO (Paket Kebijaksanaan Pemerintah Bulan
Oktober) tahun 1988 yang berisi tentang liberalisasi perbankan
yang memungkinkan pendirian bank-bank baru selain yang
telah ada, dimulailah penidiran Bank-Bank Perkreditan Rakyat
Syariah Berkah Amal Sejahtera dan BPRS Dana Mardhatillah
pada 19 Agustus 1991, dan BPRS lainnya.8 Dengan lahirnya
beberapa BPRS yang ada, hal itu mendorong beridirnya bank
syariah pada 1 Mei 1992, bank syariah yang pertama kali di
Indonesia tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada
tahun 1992 hingga tahun 1999 perkembangan Bank Muamalat
Indonesia masih terbilang stagnan. Namun sejak adanya krisis
moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 hingga
tahun 1998, maka para bankir melihat bahwa Bank Muamalat
Indoensia tidak terlalu terkena dampak dari adanya krisis
moneter ini. Para bankir berfikir bahwa BMI adalah sat-
satuunya bank syariah yang tahan dengan adanya krisis
moneter ini. Kemudian pada tahun 1999 berdirilah Bank Syariah
Mandiri yang merupakan konversi dari Bank Susila Bhakti yang
merupakan bank konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang
Negara yang kemudian dikonversi menjadi Bank Syariah
5. Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 2007. Hal : 56. Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2007. Hal : 547. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Yogjakarta, Design Cover DNES, 2008. Hal : 308. Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Perasuransian Syariah di Indonesia. (Jakarta: Kencana, 2007), Hal : 589. Muhammad Syakir Sula. Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional (Jubran ma’ud, Ar-Ra’id, Mu’jam Lughawy “Ashry, Bairut,Dar
Al’Islami Li Al malayin, t.t, jilid I, hlm.30.)
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201743
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 44
Mandiri yang merupakan bank syariah kedua di Indonesia.
Ada beberapa perbankan yang beroperasi dengan berprinsip
syariah di Papua, yakni Bank Muamalat, Bank syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, BPRS Muamalat.
B. Asuransi SyariahDalam bahasa Arab asuransi disebut at-ta’min,
penanggung disebut mu’ammin, sedangkan tertanggung
disebut mu’amman lahu atau musta’min.9 At-ta’min memiliki
arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas
dari rasa takut.10 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama In-
donesia (DSN-MUI)11 dalam fatwanya tentang pedoman umum
asuransi syariah, memberi definisi tentang asuransi.
Menurutnya, Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun)
adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk asset
dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah. Asuransi syariah memiliki beberapa
ciri utama, yaitu sebagai berikut:12
1. Akad asuransi syariah adalah bersifat tabarru’, sumbangan
yang diberikan tidak boleh ditarik kembali. Jika tidak
tabarru’, andil yang dibayarkan akan berupa tabungan yang
akan diterima jika terjadi peristiwa, atau akan diambil jika
akad berhenti sesuai dengan kesepakatan, dengan tidak
kurang dan tidak lebih. Jika lebih, kelebihan itu adalah
keuntungan hasil mudhrabah, bukan riba.
2. Akad asuransi ini bukan akad mulzim (perjanjian yang wajib
dilaksanakan) bagi kedua belah pihak. Hal ini karena pihak
anggota ketika memberikan sumbangan tidak bertujuan
mendapatkan imbalan, dan kalau ada imbalan, imbalan tersebut
didapat melalui izin yang diberikan oleh jamaah (seluruh peserta
asuransi atau pengurus yang ditunjuk bersama).
3. Dalam asuransi syariah tidak ada pihak yang lebih kuat
karena semua keputusan dan aturan diambil melalui izin
jamaah, seperti dalam asuransi takaful.
4. Akad asuransi syariah bersih dari maysir, gharar, dan riba
5. Asuransi syariah bernuansa kekeluargaan yang kental
Adapun asuransi syariah yang beroperasi di Papua antara
lain adalah Bumi Putera dan Prudential.
C. Pegadaian SyariahGadai secara bahasa adalah al-rahn. Kata al-rahn berasal
dari bahasa arab “rahana-yarhanu-rahnan” yang berarti
menetapkan sesuatu. Secara bahasa menurut abu zakariyya
yahya bin sharaf al-husaini pengertian Al-Rahn adalah al-subut
wa al-dawam yang berarti “tetap” dan kekal. Dengan demikian
pengertian al-rahn secara bahasa seperti yang terungkap di
atas adalah tetap, kekal dan menahan suatu barang sebgai
pengikat utang. Secara istilah menurt ibn Qudamah, pengertian
al-rahn adalah al-mal al-ladhi yuj’alu wathiqatan bidaynin
yustaufa min thamanihi in ta’adhara istifa’uhumimman huwa
‘alayh “suatu benda yang dijadikan kepercayaan atas utang,
untuk dipenuhi dari harganya, bila yang berhutang tidak
sanggup membayar utangnya.13
Pegadaian syariah dalam pengoprasiaannya
menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau
mudharabah (bagi hasil). Pegadaian syariah adalah salah satu
lembaga keuangan syariah non bank, yang beroperasi
menggunakan prinsip syariah. Di Papua lembaga Pegadaian
Syariah ada di waena Distrik Heram kota Jayapura.
D. Lembaga ZakatLembaga Pengelola Zakat (LPZ) merupakan sebuah
institusi yang bertugas dalam pengelolaan zakat, infaq, dan
shadaqah, baik yang dibentuk oleh pemerintah seperti BAZ
(Badan Amil Zakat), maupun yang dibentuk oleh masyarakat
dan dil indungi oleh pemerintah seperti LAZ. Bahwa
pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan peng-koordinasian dalam pegumpulan, pendistribusian,
dan pendayagunaan zakat.14 Berdasarkan peraturan
perundang-undangan, di Indonesia terdapat dua jenis
Lembaga Pengelola Zakat, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Tahun 1999, dibentuk Undang-
Undang (UU) tentang Pengelolaan Zakat, yaitu UU No. 38
Tahun 1999. UU ini kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan
Menteri Agama (KMA) Nomor 581 Tahun 1999 tentang
Pelaksanaan UU Pengelolaan Zakat dan Keputusan Dirjen
Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Tahun 1997 juga keluar Keputusan Menteri Sosial Nomor
19 Tahun 1998, yang memberi wewenang kepada masyarakat
yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi
fakir miskin untuk melakukan pengumpulan dana maupun
menerima dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS).
Diberlakukannya beragam peraturan tersebut telah mendorong
10. Muhammad Syakir Sula. Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional (Salim Segaf al-Jufri, Ar-Riba wa Adhraruhu alal Mujtama’ Al-Islami,1400 H, hlm. 219).
11. Muhammad Syakir Sula. Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional (Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 TentangPedoman Umum Asuransi Syariah)
12. M. Nur Arianto Al Arif. Loc. cit, hlm. 21713. Ade sofyan mulazid,kedudukan sistem pegadaian syariah, KEMENTERIAN AGAMA RI ; hal 2714. Undang-undang Republik indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 1 ayat 1.15. A Muchaddam Fahham, Padadigma Baru Pengelolaan Zakat di Indonesia, dalam Jurnal Kesejahteraan Sosial, Vol.III, No. 19/I/P3DI/Oktober/2011
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 44
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201745
lahirnya berbagai Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) di Indone-
sia. Kemunculan lembaga-lembaga itu diharapkan mampu
merealisasikan potensi zakat di Indonesia.15 Di Papua ada
beberapa lembaga zakat, baik yang di bentuk pemerintah
maupun masyarakat, diantaranya BAZDA yang berada di kantor
kemenag kota Jayapura dan Rumah Zakat di Perumnas 1
Waena Kota Jayapura.
E. Property SyariahKesadaran masyarakat akan konsep syariah mulai
berkembang, khususnya ekonomi dan bisnis. Diantara yang
terbilang baru adalah properti syariah, nilai-nilai Islami yang
diadopsi oleh pengembang properti ini baru dirintis pada 2014.
Properti banyak dikaitkan dengan rumah (bangun rumah &
renovasi rumah), apartemen, bangunan, maupun sawah.
Keuntungan dari bisnis properti pun terbilang tinggi. Tapi, risiko
bisnis juga tinggi. Bisnis properti dengan cara cicilan dan bunga
menjadi pertanyaan bagi para pelaku bisnis properti muslim.
Mereka khawatir hal ini masuk dalam kategori riba. Oleh karena
itu, bisnis properti syariah mulai muncul, dalam
pelaksanaannya menggunakan hukum-hukum syariah Islam.
Tanpa riba, tanpa bunga, dan tanpa adanya unsur penipuan.
Dengan bisnis properti syariah, para pelaku usaha muslim bisa
tenang berbisnis. Banyak perbedaan antara properti syariah
dengan properti konvensional. Hal utama yang membedakan
adalah dari aspek akad dan skema bisnis. Dalam properti
syariah, konsumen langsung membeli rumah kepada pihak
developer, tanpa adanya pihak ketiga yang terl ibat,
sebagaimana dalam skema konvensional, ada pihak bank
sebagai pihak ketiga. Jadi murni transaksi yang terjadi antara
konsumen dan developer adalah transaksi bisnis jual beli, baik
secara cash maupun kredit.
Instrumen yang digunakan developer property syariah
dalam istilah fiqih dikenal dengan istilah isthisna’. Istishna itu
adalah skema pesan bangun. Skema ini salah satu skema bisnis
yang diperbolehkan dalam syariat, di samping skema-skema
bisnis yang lain, semisal murabahah, salaam, dan lain-lain.
Bukan berarti bahwa semua developer properti syariah
menerapkan skema isthisna ini. Ada juga yang langsung
menerapkan skema jual beli. Artinya rumah yang diinginkan
konsumen telah tersedia, ready stock. Konsumen tinggal
memilih mau membeli secara cash atau kredit (KPR). Ketika
berakad, maka disepakati 1 harga yang dipilih, apakah itu
cash, KPR selama 5 tahun, 10 tahun ataukah selama 15 tahun.
Harga yang disepakati di depan ini, saat akad, nilainya tetap
dan tidak berubah-ubah. Tidak ada hubungannya dengan suku
bunga dan kondisi ekonomi.
Properti syariah meski terbilang baru, akan tetapi di Papua
juga tidak ketinggalan, sudah ada properti syariah / KPR syariah
pertama di Jayapura yakni Pilar Madani Land, dengan produk
perumahannya Madani Residence, beralamat di Pemda Melati
Kotaraja dengan proyek perumahan di Tanah Hitam, Abepura
dan Koya Barat. Developer Madani Residence berkomitmen
untuk menerapkan prinsip syariah.
Demikian geliat ekonomi syariah yang berada di Bumi
Cenderawasih. Tidak menutup kemungkinan akan tumbuh
lembaga perekonomian syariah yang lainnya baik yang berupa
lembaga keuangan bank maupun non bank. Meskipun juga
tidak dapat dipungkiri penerapan aspek syariah dari ekonomi
syariah, baik lembaga keuangan perbankan maupun lembaga
keuangan non bank belum sempurna sesuai dengan syariah.
Apresiasi tetap harus di berikan karena telah berupaya
mengaplikasikan ekonomi syariah.
****Penulis adalah dosen pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Al-Fatah Jayapura
Daftar PustakaAli, AM. Hasan. Asuransi Dalam Perspektif Hukum
Islam. (Jakarta: Kencana, 2004)
Ali, Zainuddin. Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2007)
Al Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syariah
Suatu Kajian Teoritis Praktis. (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012)
Dewi, Gemala. Aspek-Aspek Hukum Dalam
Perbankan Dan Perasuransian Syariah di
Indonesia. (Jakarta: Kencana, 2007)
Masalah-Masalah Yang Praktis. (Jakarta: Kencana,
2006)
Chaudry, Muhammad Sharif. Sistem Ekonomi Islam.
(Jakarta: Kencana, 2012)
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah
(Jakarta: Kencana, 2012)
Ridwan, Muhammad. Konstruksi Bank Syariah
Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka SM, 2007)
Sastrawidjaja, Man Suparman. Aspek-Aspek Hukum
Asuransi dan Surat Berharga. (Bandung:
Alumni, 2003).
Suwiknyo, Dwi. Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi
Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
Syahatah, Husain Husain. Asuransi Dalam Perspektif
Syariah. (Jakarta: Amzah, 2006)
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201745
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 46
Oleh: Didik Widya Putra
Agama danKesejahteraan
Perspektif
AGAMA secara ethimologi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata “a”
dan “gam”. Dimana “a” berarti tidak dan “gam” berarti pergi atau bergerak.
Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau tidak bergerak dan
bersifat langgeng. Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat langgeng
(kekal, abadi dan tidak berubah-ubah) hanyalah Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa). Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah
kebenaran abadi yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja.
Mengapa kita harus beragama? Tentu jika kita menganut filofofis orang
Jawa, agama adalah “ageman” yang artinya “pegangan” atau “tuntunan” dari
sinilah agama sebagai pegangan hidup segaligus sebagai penuntun dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam kita berfikir, berkata dan berbuat (Tri Kaya
Parisudha) agar keharmonisan antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan),
antara manusia dengan manusia (Pawongan) dan antara manusia dengan
lingkungannya (Palemahan) tetap terjaga secara seimbang. Berangkat dari
pengertian itulah, maka agama merupakan kebenaran abadi yang mencakup
seluruh jalan kehidupan manusia yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa/
Tuhan melalui para Maha Rsi dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam
mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kebahagiaan yang maha tinggi
dan kesucian lahir bathin.
Dari sinilah mengapa kita sebagai umat yang beragama, diharapkan
hidup kita penuh dengan “kesejahteraan”. Karena dengan kita beragama,
kita diberikan jalan dan dituntun dalam mencapai kesempurnaan hidup. Kita
wajib mampu mencapai kebahagiaan lahir maupun batin. Hal ini seiring
dengan tujuan agama Hindu yang dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan
adalah “Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma”, yang artinya bahwa agama
(dharma) bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan
hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan batin.
Tujuan ini secara rinci disebutkan di dalam Catur Purusa Artha, yaitu
empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dan Moksa.
Dharma berarti kebenaran dan kebajikan, yang menuntun umat manusia
untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Artha adalah benda-benda
Agama HinduAgama dan
kesejahteraan tentunyasangat menarik untuk
diulas, karenamerupakan dua hal yang
berbeda namumberkaitan dalam
kehidupan manusia. Halini tentu dapat
dibuktikan dalamkehidupan kita sehari-hari yang tidak dapat
terlepaskan dari agamadan masalah
kesejahteraan.
ANTAR IMAN
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 46
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201747
atau materi yang dapat memenuhi atau memuaskan
kebutuhan hidup manusia. Kama artinya hawa nafsu,
keinginan, juga berarti kesenangan. Sedangkan Moksaberarti kebahagiaan yang tertinggi atau pelepasan atau
menyatunya Atman dengan Brahman dan terbebas dari
purnabhawa (kelahiran kembali).
Tentu didalam kita mencapai sebuah kesejahteraan
dalam dunia ini kita tidak dapat terlepaskan dari musuh
dalam diri manusia itu sendiri yaitu Sad Ripu yang
bersumber dari Panca Indria kita. Dari Panca Indria ini
maka akan mucul berbagai keinginan atau nafsu (Kama).Untuk itu dalam memenuhi segala nafsu dan keinginan
harus berdasarkan atas kebajikan dan kebenaran yang
dapat menuntun setiap manusia di dalam mencapai
kebahagiaan. Karena seringkali manusia menjadi celaka
atau sengsara dalam memenuhi nafsu atau kamanya bila
tidak berdasarkan atas dharma/kebenaran. Oleh karena
itu dharma harus menjadi pengendali dalam memenuhi
tuntunan kama atas artha, sebagaimana disyaratkan di
dalam Sarasamuscaya Sloka 12 sebagai berikut:
Kamarthau Lipsmanastu dharmam eweditaccaret, nahi dhammadapetyarthah kamo vapi kadacana.
Artinya : Pada hakekatnya, jika artha dan kamadituntut, maka hendaknyalah dharma dilakukan terlebih
dahulu. Tidak dapat disangsikan lagi, pasti akan diperoleh
artha dan kama itu nanti. Tidak akan ada artinya, jika
artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari dharma.
Jadi dharma mempunyai kedudukan yang paling
penting dalam Catur Purusa Artha, karena dharma-lah
yang menuntun manusia untuk mendapatkan
kebahagiaan yang sejati. Dengan jalan dharma pula
manusia dapat mencapai sorga, sebagaimana pula
ditegaskan di dalam Sarasamuscaya Sloka 14, sebagai
berikut:
Dharma ewa plawo nanyah swargamsamabhiwanchatam sa ca naurpwani jastatam jala dhenparamicchatah.
Artinya : Yang disebut dharma adalah merupakan
jalan untuk pergi ke sorga, sebagai halnya perahu yang
merupakan alat bagi saudagar untuk mengarungi lautan.
Selanjutnya di dalam Kitab Mahabarata bagian
Santiparwa disebutkan pula sebagai berikut:
Prabhawar thaya bhutanam dharma prawacanamkrtam yah syat prabhawacam yuktah sa dharma itinicacayah
Artinya : Segala sesuatu yang bertujuan memberi
kesejahteraan dan memelihara semua mahluk, itulah
disebut dharma (agama), segala sesuatu yang membawa
kesentosaan dunia itulah dharma yang sebenarnya.
Demikianlah dharma merupakan dasar dan penuntun
manusia di dalam menuju kesempurnaan hidup,
ketenangan dan keharmonisan hidup lahir batin. Orang
yang tidak mau menjadikan dharma sebagai jalan
hidupnya, maka tidak akan mendapatkan kebahagiaan
tetapi kesedihanlah yang akan dialaminya. Hanya atas
dasar dharma-lah manusia akan dapat mencapai
kebahagiaan dan kelepasan, lepas dari ikatan duniawi ini
dan mencapai Moksa yang merupakan tujuan tertinggi.
Agama dan Kesejahteraandi Papua
Lalu bagaimana realita yang terjadi “agama dan
kesejahteraan di Papua? Secara perlahan namun pasti,
menunjukkan agama sangat berperan penting didalam
mewujudkan umat manusia untuk meraih sebuah
kesejahteraan. Hal ini nampak bahwa kerukunan umat
beragama dan antar umat beragama di Papua sangat
terjalin dengan harmonis. Jalinan keharmonisan ini
menjadi modal yang sangat berharga didalam
mewujudkan kesejahteraan itu sendiri. Karena dengan
keharmonisan dapat mendorong semangat umat manusia
untuk berkarya sesuai keterampilan dan keahliannya,
yang mana dalam agama Hindu disebut Catur Warna
yaitu empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam
kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan
ketrampilan (karma) seseorang, serta kualitas kerja yang
dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat
yang tumbuh dari dalam dirinya dan ditopang oleh
ketangguhan mentalnya dalam menghadapi suatu
pekerjaan.
Keempat bagian dari Catur Warna tersebut ialah
Brahmana yaitu kelompok masyarakat yang
menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di
bidang kerohanian keagamaan. Ksatrya yaitu kelompok
masyarakat yang setiap orangnya menitik beratkan
pengabdian dalam swadharmanya di bidang
kepemimpinan, keperwiraan dan pertahanan keamanan
negara. Wesya yaitu kelompok masyarakat yang setiap
orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang
kesejahteraan masyarakat (perekonomian, perindustrian,
dan lain- lain). Dan Sudra yaitu kelompok masyarakat
yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian di
bidang ketenagakerjaan. Dengan demikian mari kita
lakukan swadharma (kewajiban) kita sesuai dengan
pilihan hidup kita masing-masing, agar kesejahteraan dan
keharmonisan secara lahir dan batin dapat terwujud
secara baik.
***
*Penulis adalah Penyelenggara Bimas Hindu Kementerian Agama
Kabupaten Jayapura
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201747
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 48
AgamaAgamaAgamaAgamaAgamaDan KesejahteraanDan KesejahteraanDan KesejahteraanDan KesejahteraanDan KesejahteraanHidup ManusiaHidup ManusiaHidup ManusiaHidup ManusiaHidup ManusiaOleh: Fransiskus
Kariyanto
PengantarPertama-tama perlu dipahami terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan konsep “kesejahteraan”, karena
konsep ini sangat luas. Ia menyagkut kondisi-kondisi
seluruh kehidupan manusia, baik kesejahteraan yang
bersifat lahir (jasmani) dan bersifat batin (rohani). Jika
berbicara kesejahteraan lahir, maka agama (Gereja Katolik)
tentu juga dipanggil untuk tujuan itu. Karena manusia
yang beragama ini adalah manusia yang masih hidup
dalam ruang dan waktu di dalam dunia yang
membutuhkan sandang, pangan dan papan yang disebut
dengan kebutuhan minimal yang harus bisa dipenuhi oleh
setiap manusia disini, di dunia ini, meminjam terminologi
dalam ilmu Antropologi di sebut hic et nunc.
Sudah sejak awal penciptaan-Nya, manusia yang
adalah gambaran/citra Allah, Imago Dei (Kej 1:26)
direncanakan dan dikehendaki oleh Allah sendiri supaya
manusia hidup berbahagia, sehingga Allah menempatkan
manusia ciptaan-Nya itu didalam Taman Firdaus (Kej 2:8).
Yesus Kristus yang mendirikan Gereja-Nya, supaya Gereja-
Nya dapat meneruskan karya agung keselamatan Allah.
Maka Gereja Katolik memahami dirinya sebagai sakramen
keselamatan. Maksudnya, eksistensi dan kelahiran Gereja,
ada untuk melaksanakan misi Allah (mission Dei) yaitu
mewartakan kabar sukacita Injil kepada seluruh umat
manusia.
Kehadiran Gereja adalah untuk melayani umat Allah,
seperti “Yesus datang bukan untuk dilayani tetapi untuk
melayani”. Panggilan Gereja adalah menjadi tanda dan
sarana keselamatan bagi umat Allah yang masih hidup
dalam peziarahan di dalam dunia ini. Gereja menjadi tanda
dan sarana, artinya di dalam dan melalui Gereja, cinta dan
belas kasih serta kerahiman Allah yang Maha Besar dan
misteri itu ditampakkan dan dinyatakan-Nya. Maka, Gereja
dijadikan alat Tuhan yang dapat menghantarkan manusia
kepada keselamatan.
Tetapi Gereja Katolik tidak cukup hanya mewartakan
kerajaan Allah. Gereja harus membawa kabar suka cita
Injil Kerajaan Allah itu dalam wujud yang kongkrit. Ketika
banyak orang berbondong-bondong untuk mengikuti dan
mendengar ajaran-Nya, Yesus banyak membuat mukjizat
penyembuhan, pengusiran setan, yang tuli mendengar,
yang buta melihat, yang lumpuh berjalan. Dan ketika
banyak orang yang mengikuti dan mendengar ajaran-Nya
itu sudah lapar, Yesus memberi makan melalui mukjizat
penggandaan “lima roti dan 2 ekor ikan” yang dimakan
oleh lebih dari lima ribu orang, bahkan masih banyak
tersisa (Yoh 6:1-13).
Dan ketika ada keluarga yang mengadakan pesta
perkawinan di Kana, dimana Yesus dan murid-murid-Nya juga
diundang dalam pesta itu bersama-sama dengan banyaknya
tamu-tamu yang lain, tuan rumah kehabisan anggur. Maka,
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 48
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201749
Maria Ibu Yesus, meminta kepada Yesus untuk dapat
membantu keluarga yang sedang menghadapi masalah itu.
Yesus pun kemudian membuat mukjizat dengan
menggandakan anggur yang sangat baik untuk para tamu,
sehingga tuan pesta itu tidak merasa malu (Yoh 2:10).
Oleh karena itu, Gereja pun diutus oleh Yesus tidak
hanya mewartakan kerajaan-Nya, tetapi juga dapat
berbuat dalam tindakan dan karya nyata yang langsung
dapat dirasakan oleh umat-Nya supaya dapat merasakan
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan mereka.
Kesejahteraan umat adalah jumlah persyaratan kehidupan
sosial yang memungkinkan kelompok-kelompok maupun
masing-masing anggotanya mencapai kesempurnaannya
yang lebih penuh dan lebih baik (GS 26:1).
Memang harus diberikan tekanan dan pembedaan
pada locus utama tentang peran dan fungsi pelayanan
Gereja yakni yang lebih bersifat rohani. Namun demikian,
tidak berarti Gereja dapat melupakan pelayanan di bidang
kehidupan jasmani umat-Nya demi perkembangan
kepribadian manusia secara utuh.
Pandangan Agama TentangTanggung Jawab Pemerintah TerhadapPersoalan Kesejahteraan Umat
Dalam kehidupan bernegara, agama dan pemerintah
memiliki tugas dan fungsi serta perannya yang berbeda.
Keduanya menjalankan peran dan fungsinya menurut
perspektif tujuan yang berbeda. “Dalam bidang masing-
masing, Negara dan Gereja tidak tergantung satu sama
lainnya, melainkan mengatur diri sendiri. Tetapi kedua-
duanya melayani aspek-aspek yang berbeda panggilan
perorangan maupun sosial dari orang-orang yang sama.
Pelayanan itu akan dapat diberikan dengan lebih
efektif demi kesejahteraan mereka semua, jika Negara dan
Gereja meningkatkan hubungan dan kerjasama secara
sinergis, yang saling menguntungkan (simbiosis
mutualitis), dengan mengingatkan keadaan zaman dan
daerah. “Sebab manusia tidak terbatas pada lingkup dunia
ini, melainkan dalam peredaran sejarah umat manusia ia
mengamalkan sepenuhnya panggilan akan hidup yang
abadi” (GS:76).
Dalam pembangunan, manusia harus menjadi locus
perhatian Negara maupun Gereja. Namun pambangunan
ini dikerjakan dalam perspektif dan dimensi yang berbeda,
yaitu: Negara memperlihatkan terutama dari segi
kesejahteraan di dunia ini, sedangkan Gereja terutama
memperlihatkan kebahagiaan manusia untuk bertemu dan
bersatu dengan Tuhannya di dunia ini dan akhirnya secara
paripurna di akhirat nanti.
Negara ada untuk kesejahteraan umum. Negara
menemukan dasar keberadaannya sepenuhnya serta
maknanya dalam kesejahteraan masyarakat warganya, dan
medasarkan hak kemandiriannya yang otentik kepadanya.
Kesejahteraan umum mencakup keseluruhan kondisi-
kondisi kehidupan sosial yang memungkinkan orang-orang,
keluarga-keluarga dan perhimpunan-perhimpunan
mencapai kesempurnaan mereka secara lebih penuh dan
lebih mudah.
Negara dan Pemerintah mempunyai dasarnya pada
kodrat manusia dan karena itu termaksud tatanan yang
ditetapkan oleh Allah: “Negara dan pemerintahan
mempunyai dasarnya pada kodrat manusia dan karena itu
termasuk tatanan yang ditetapkan oleh Allah” (GS 74:3).
Negara mempunyai tugas untuk membela dan memajukan
kesejahteraan masyarakat warganya. Kesejahteraan umum
untuk seluruh warga bangsa menurut adanya suatu
political will dan tata tertib serta hukum/peraturan yang
adil.
Kesejahteraan Umat Katolik di Papuadan Peran Bidang Bimas Katolik
Dalam persektif politik identitas dan kultural,
sebenarnya tidak pada tempatnya untuk menilai apakah
kesejahteraan seseorang atau sekelompok orang itu sudah
baik atau belum. Tetapi kalau penilaian itu didasarkan
dengan menggunakan tolak ukur ekonomi, maka dapat
dikatakan dengan hati-hati bahwa secara makro
sebenarnya kehidupan sosial ekonomi umat katolik di
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201749
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 50
Papua masih jauh dari harapan kata baik itu.
Secara khusus, hal ini dapat kita melihat kalau pergi
ke daerah-daerah pedalaman di Papua (ini bukan berarti di
kota ekonomi umat Katolik lebih baik), maka akan terlihat
bahwa secara sosial dan ekonomi kehidupan mereka
(khususnya umat Katolik asli Papua) sangat
memprihatinkan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan
pokok berupa sandang dan pangan saja sangat sulit.
Hanya sebagian kecil saja umat Katolik yang secara
ekonomi hidupnya mungkin “agak baik”.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat
katolik, Bidang Bimas Katolik dapat memainkan perannya
sebagai berikut: a) membangun mentalitas sehat,
memberikan motivasi yang kuat, tepat dan mengena; b)
membina sikap dan dedikasi dan kesungguhan; c)
menyumbangkan etika pembangunan serta memupuk
sikap optimisme; d) memperjuangkan dan menegakkan
martabat manusia sebagai pribadi sebagai pribadi yang
bernilai di hadapan Allah, karena tujuan akhir daripada
terwujudnya kesejahteraan ialah keseluruhan martabat
manusia. Upaya ini dapat dilakukan oleh Bidang Bimas
Katolik dengan memberikan informasi dalam workshop/
lokakarya/pembinaan kepada umat melalui materi-materi
dalam berbagai kegiatannya.
Dalam mewujudkan kesejahteraan umat terdapat tiga
unsur hakiki yang harus diperhatikan, yakni: a)
menghormati dan memajukan hak-hak dasar pribadi; b)
menumbuhkan dan mengembangkan sarana-sarana rohani
dan jasmani; c) menjamin perdamaian dan keamanan
kelompok-kelompok beserta anggota-anggotanya.
Di Bidang Bimas Katolik, belum ada unit khusus untuk
menangani issu dan persoalan kesejahteraan umat
Katolik. Tetapi penanganan terhadap issu dan persoalan
kesejahteraan tersebut dapat diakomodasi kedalam
program Bidang Bimas Katolik berdasarkan tugas dan
fungsinya, dan yang secara linier diturunkan ke dalam 4
(empat) seksi yang ada di dalam struktur Bimas Katolik
Kanwil Kemenag Provinsi (dan seksi/penyelenggaraan
Bimas Katolik di Kabupaten /Kota se Papua). Dalam
pelaksanaannya, secara teknis issu dan persoalan
kesejahteraan ini dapat dimasukkan ke dalam materi-
materi kegiatan pembinaan umat entah melalui urusan
agama maupun pendidikan agama dan keagamaan katolik.
Melalui bahan materi yang ada diharapkan dapat
memberikan penguatan pemahaman dan pendidikan
kepada umat tentang pentingnya mengusahakan dan
mencari solusi yang tepat berkaitan dengan bagaimana
kesejahteraan harus diupayakan.
Gereja Katolik sebagai MitraSecara langsung mitra (institusi) terkait dalam melayani
umat Katolik di Papua adalah Gereja Katolik di Papua.
Sehingga, Bidang Bimas Katolik dalam menyusun dan
melaksanakan perogram kegiatannya harus bersandar kepada
kebutuhan umat dan bekerja sama dengan Gereja Katolik
melalui komisi-komisi yang ada di dalamnya, keuskupan/Paroki
mereka, antar lain: Komisi Pendidikan, Komisi Sosial Ekonomi,
Komisi Keadilan, dan Komisi Kerawam.
Bidang Bimas Katolik juga dapat mejalin kerjasama
dan membuat jaringan kerja (networking) dengam
pemerintah daerah, entah pemerintah Provinsi maupun
Kabupaten/Kota se-Papua yang membidangi kesejahteraan
hidup masyarakat, misalnya: Biro Kesejahteraan Sosial
(Kesra) dan Sosial. Juga kerjasama dengan steakholder
yang lainnya.
Martabat manusia menuntut agar mengusahakan
kesejahteraan umum. Maka, setiap oarang harus menaruh
perhatian untuk mendirikan dan memajukan lembaga-
lembaga yang memperbaiki taraf hidup manusia. Kalau
semua ini dapat dibuat bersama-sama, maka optimistis
bahwa agama akan menjadi sesuatu yang sungguh-
sungguh bernilai dan bermakna dalam kehidupan umatnya.
Idealita Bidang Bimas Katolik untukKesejahteraan Umat
Secara ideal, pertama, bidang Bimas Katolik dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya melayani umat Katolik
dalam program kegiatannya diberikan ruang oleh
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 50
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 201751
pemegang kebijakan (Pemerintah Pusat) untuk dapat
membuat kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung
kepada upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi umat,
entah melalu bantuan sosial (bantuan usaha koperasi,
bantuan ternak, bibit pertanian, perikanan, dll), maupun
penguatan pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship)
kepada mereka.
Kedua, hal-hal yang harus diperhatikan dalam
memperjuangkan kesejahteraan umat terdapat dua faktor
yang mempengaruhi, yaitu faktot internal dan eksternal.
Yang dimaksud dengan faktor internal yang berasal dari
dalam umat sendiri, yaitu permasalahan kuktural. Atau
budaya: mentalitas, etos, kerja, disiplin, motivasi umat
yang lemah. Sedangkan faktor eksternal ialah faktor dari
luar yang mempengaruhi tidak atau belum terwujudnya
kesejahteraan umat. Kesejahteraan itu selalu terkait
dengan ketidakadilan struktural, maka aspek akar
penyebab ketidakadilan struktrural merupakan penyebab
yang terdalam mengapa masyarakat tidak dapat mencapai
kesejahteraan.
Karena itu, hal-hal berikut harus mendapat perhatian:
(a) Penyadaran masyarakat terhadap adanya situasi buruk
yang dialaminya. Karena banyak masyarakat yang tidak
atau belum menyadari hal ini, acuh tak acuh atau bersikap
pasrah saja karena dilihat sebagai nasib dan sudah
merupakan kehendak Tuhan; (b) Kesejahteraaan hanya
dapat diraih dengan perjuangan dan kerja keras. Kita
harus memberikan motivasi dan semangat kepada mereka
untuk bangkit bersama-sama melalui usaha kooperatif
bertindak dalam nasibnya; (c) Cara bertindak yang efektif
bertindak adil terlebih dahulu terhadap diri sendiri; (d)
Bekerjasama dengan orang lain, kehidupan sekarang
menurut interdependesi antara manusia, kelompok/
organisasi; (e) Gerakan koopertif dari masyarakat terhadap
status quo, khususnya penguasaan bidang-bidang
perekonomian oleh segelintir orang tertentu.
****Penulis adalah Kepala Bidang Bimas Katolik Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Papua
Majalah DAMAIEDISI 15 | TAHUN VIII | 2017 52