sains dan kosmologi

8
KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN DALAM MEMBANGUN PERADABAN ISLAM: SEBUAH TINJAUAN ANTROPOLOGI Oleh : Amilda Abstract : Perdebatan antara ilmu pengetahuan dan keyakinan tidak pernah berakhir, benturan ini seolah-olah menempatkan keduanya pada dua sisi yang saling berseberangan dan tak bisa didamaikan. Tulisan ini akan menjawab pertanyaan bagaimana kedudukan ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia Islam memberi kontribusi yang besar terhadap perkembangan peradaban Islam. Perkembangan ilmu pengetahuan Islam tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan peradaban Islam. Proses ini memberikan perspektif yang berbeda dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Sejarah panjang kolonialisme di dunia Islam memberikan sikap negatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan modern yang berkembang di Barat dipandang akan meruntuhkan iman umat muslim karena dibangun pada pondasi yang salah. Ilmu pengetahuan Islam dibangun atas keyakinan ajaran Islam dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadis. Bagi umat muslim, mempelajari ilmu pengetahuan merupakan suatu keharusan karena dengan mempelajari ilmu pengetahuan umat muslim dapat menemukan tanda-tanda kebesaran Allah. Pedoman yang menjadi pegangan ilmuwan muslim memberikan corak tersendiri dalam bentuk ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia Islam dimana ayat-ayat Al-qur’an dan hadis memandu untuk menjelaskan keagungan Allah. Kata Kunci : ilmu pengetahuan, ilmu modern, peradaban, fenomena alam, evolusi Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16 2 Pendahuluan Perdebatan posisi ilmu menjadi suatu yang akan terus terjadi, namun perdebatan tersebut tidak dapat menghentikan perkembangan dan kemajuan ilmu itu sendiri. Sejarah panjang peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh penemuan-penemuan ilmu yang dilakukan oleh manusia, sejak jaman prasejarah hingga sekarang. Bukti Arkeologi menunjukkan bahwa penemuan api menjadi loncatan peradaban yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Penemuan ini mengubah pola kehidupan dan peradaban manusia. Perkembangan kemudian, perkembangan ilmu tidak lagi hanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, ilmu modern mulai merambah aspek-aspek keyakinan s, yang diyakini pada masa itu. Benturan terhadap aspek yang disakralkan dialami oleh Galileo, tahun 1633, ketika ia mengemukakan teori Heliosentris Copernicus. Penemuan ini akhirnya membawa ia ke penjara sebagai akibat dari pemikirannya tersebut. Ilmu modern tersebut dipandang mengguncangkan dominasi agama, dimana dalam tradisi Katholik, inti pengetahuan adalah di gereja, semua yang bertentangan dengan gereja adalah terlarang. Kebenaran tersebut dibungkus dalam mitologi yang melanggengkan sakralitas dari sebuah pengetahuan (Numbers, 2009:1-2). Pertentangan antara ilmu modern yang lebih menekankan pada bukti empirik dengan keyakinan semakin jelas pada abad ke-18, tidak hanya ditunjukkan oleh hasil penemuan ilmu modern tersebut, tetapi juga pada sikap yang mendua antara percaya dan tidak terhadap kebenaran yang bersifat religius. Pasca dominasi agama dalam perkembangan ilmu modern, agama dan ilmu menempuh jalan yang seolah-olah berbeda dan tidak saling bersentuhan. Benturan Antara Ilmu Modern dan Keyakinan Pemikiran Galileo tentang sistem Heliosentris Copernicus sebagai hasil dari sebuah pemikiran yang sistematis dengan menggunakan teknologi teleskopis ini membawa pesan tentang hakikat dari ilmu modern dan mengguncang hakikat keyakinan yang selama ini dianut oleh masyarakat Eropa pada masa itu. Galileo dengan heliosentris

Upload: m-novim-wildy-s

Post on 21-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Sains Dan Kosmologi

TRANSCRIPT

Page 1: Sains Dan Kosmologi

KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN DALAMMEMBANGUN PERADABAN ISLAM: SEBUAH

TINJAUAN ANTROPOLOGI

Oleh : Amilda

Abstract : Perdebatan antara ilmu pengetahuan dan keyakinantidak pernah berakhir, benturan ini seolah-olah menempatkankeduanya pada dua sisi yang saling berseberangan dan tak bisadidamaikan. Tulisan ini akan menjawab pertanyaan bagaimanakedudukan ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia Islammemberi kontribusi yang besar terhadap perkembanganperadaban Islam. Perkembangan ilmu pengetahuan Islam tidakdapat dilepaskan dari sejarah perkembangan peradaban Islam.Proses ini memberikan perspektif yang berbeda denganperkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Sejarah panjangkolonialisme di dunia Islam memberikan sikap negatif terhadapperkembangan ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuanmodern yang berkembang di Barat dipandang akanmeruntuhkan iman umat muslim karena dibangun pada pondasiyang salah. Ilmu pengetahuan Islam dibangun atas keyakinanajaran Islam dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadis.Bagi umat muslim, mempelajari ilmu pengetahuan merupakansuatu keharusan karena dengan mempelajari ilmu pengetahuanumat muslim dapat menemukan tanda-tanda kebesaran Allah.Pedoman yang menjadi pegangan ilmuwan muslim memberikancorak tersendiri dalam bentuk ilmu pengetahuan yangberkembang di dunia Islam dimana ayat-ayat Al-qur’an danhadis memandu untuk menjelaskan keagungan Allah.

Kata Kunci : ilmu pengetahuan, ilmu modern, peradaban,fenomena alam, evolusi

Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang

JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16

2

Pendahuluan

PPerdebatan posisi ilmu menjadi suatu yang akan terus terjadi,namun perdebatan tersebut tidak dapat menghentikan perkembangan dankemajuan ilmu itu sendiri. Sejarah panjang peradaban manusia sangatdipengaruhi oleh penemuan-penemuan ilmu yang dilakukan olehmanusia, sejak jaman prasejarah hingga sekarang. Bukti Arkeologimenunjukkan bahwa penemuan api menjadi loncatan peradaban yangsangat penting bagi kehidupan manusia. Penemuan ini mengubah polakehidupan dan peradaban manusia.

Perkembangan kemudian, perkembangan ilmu tidak lagi hanyaberkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, ilmu modernmulai merambah aspek-aspek keyakinan s, yang diyakini pada masa itu.Benturan terhadap aspek yang disakralkan dialami oleh Galileo, tahun1633, ketika ia mengemukakan teori Heliosentris Copernicus. Penemuanini akhirnya membawa ia ke penjara sebagai akibat dari pemikirannyatersebut. Ilmu modern tersebut dipandang mengguncangkan dominasiagama, dimana dalam tradisi Katholik, inti pengetahuan adalah di gereja,semua yang bertentangan dengan gereja adalah terlarang. Kebenarantersebut dibungkus dalam mitologi yang melanggengkan sakralitas darisebuah pengetahuan (Numbers, 2009:1-2).

Pertentangan antara ilmu modern yang lebih menekankan padabukti empirik dengan keyakinan semakin jelas pada abad ke-18, tidakhanya ditunjukkan oleh hasil penemuan ilmu modern tersebut, tetapi jugapada sikap yang mendua antara percaya dan tidak terhadap kebenaranyang bersifat religius. Pasca dominasi agama dalam perkembangan ilmumodern, agama dan ilmu menempuh jalan yang seolah-olah berbeda dantidak saling bersentuhan.

Benturan Antara Ilmu Modern dan KeyakinanPemikiran Galileo tentang sistem Heliosentris Copernicus

sebagai hasil dari sebuah pemikiran yang sistematis denganmenggunakan teknologi teleskopis ini membawa pesan tentang hakikatdari ilmu modern dan mengguncang hakikat keyakinan yang selama inidianut oleh masyarakat Eropa pada masa itu. Galileo dengan heliosentris

Page 2: Sains Dan Kosmologi

Kedudukkan Ilmu Pengetahuan........, Amilda

3

copenicus1 mempertanyakan dan menolak kosmologi zaman itu yaitugabungan antara konsep geosentrisme Ptolemeus dan kosmologiAristoteles yang dibungkus dengan mistik neo-platonis dan keyakinanKristiani (Supelli, 2006:41). Tantangan terhadap pemikiran Galileoberkenaan dengan pertentangan terhadap penafsiran kitab suci Kristiani.

Konsep Galileo ini sangat dipengaruhi oleh konsep HeliosentrisCopernicus dari Nicolaus Copernicus. Copernicus adalah seorang pastorGereja Katholid di Vania, Polandia. Dalam bukunya De Revolutionibusorbium coelestium (Revolutions of the Celestial spheres) yangdipublikasikan pada 1543. Teori Heliosentris tersebut menyatakan bahwathe sun was the center of the universe and the center of the orbit of all theplanets was the center of the earth’s orbit. Pada masanya, konsepHeliosentris dari Copernicus tidak mendapat perhatian karena ia belumdapat memberikan penjelasan yang akurat terhadap konsep tersebut. DanGalileo-lah yang memberikan penjelasan rinci terhadap konsepHeliosentris dari Copernicus (Marvilo, 2010:58).

Iman Kristiani ini didasarkan atas pandangan Aristoteles tentangkesucian langit dan kefanaan Bumi, gagasan ini diperkuat olehpandangan Ptolemeus bahwa pengetahuan tentang langit hanya mungkindiperoleh melalui media ilahiah. Ptolemeus mengungkapkan bahwasetiap keinginan untuk menemukan penyebab yang utama dari perubahnalam akan masuk ke wilayah tak teramati dan tak berubah, yaitu Tuhan,sehingga rana ini menjadi tugas dari keyakinan . Paham Ptolemeus inimenggugurkan keyakinan yang dibangun oleh para filsuf Yunani klasikyang menyatakan nalar manusia mampu menemukan prinsip-prinsipdasar yang menata gejala alam (Supelli, 2006:41). Berdasarkanpandangan ini maka gagasan tentang kosmologi memasuki dunia sakraldan menjadi bagian dari obyek pemujaan, sedangkan astronomi yangberkembang selalu dikaitkan dengan peran astrologi dari benda-benda

1 Heliosentris Copernicus memiliki pandangan kosmologi yang menyatakanbahwa pusat dari tata surya adalah adalah matahari, dan benda-benda langitberbentuk tidak sempurna cenderung mirip dengan keadaan bumi. Penemuan inimenempatkan kenyataan bahwa kosmologi bukanlah suatu yang sacral, sepertikeyakinan waktu itu (Numbers, 2009:6).

JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16

4

dilangit, untuk penggunaan ramal meramal. Dapat disimpulkan padamasa itu dunia astronomi menjadi rana keyakinan s (Supelli, 2006:43).

Penemuan Galileo meruntuhkan dominasi keyakinan s atas duniakosmologi. Menurutnya, terdapat kesamaan antara bumi dan bulan yangmenunjukkan bahwa Sabuk Bimasakti adalah bintang yang jumlahnyatak terkira dan tersebar tidak beraturan di angkasa. Berdasarkanpenemuan ini, maka tidak ada hukum yang berbeda antara bumi danlangit. Kesimpulan ini menunculkan ketidaksesuaian antara ilmu dankeyakinan tradisional. Pendapat yang meruntuhkan kesucian langit dalamtradisi gereja Kristiani ini kemudian didukung pula para pemikirberikutnya, antara lain Kepler dan Newton (Malvilo, 2010:66).

Pandangan Copernicus yang diadopsi oleh Galileo tersebutmendorong terjadinya revolusi dalam pemikiran ilmiah para ilmuwanmasa itu, termasuk dalam bidang keyakinan dan filsafat. Kuhn (dalamSupelli, 2006:51) mengungkapkan bahwa tiga tataran makna terhadaprevolusi copernicus tersebut yaitu pada tataran astronomi, terjadinyapembaharuan konsep-konsep astronomi dalam melihat posisi bumi dalamtata surya. Tataran keilmuan, terjadi perubahan pemahaman mengenaikosmos ini, dan pada tataran filosofis, terjadi perubahan mendasartentang pemahaman masyarakat barat atas nilai-nilai. Langit/kosmologitidak lagi menjadi bagian yang sakral dalam religiusitas dalam keimanaKristiani dan gereja, mistisisme langit sebagai kesucian telah diruntuhkanmelalui uji ilmu manusia.

Selain penemuan Heliosentris Copernicus, penemuan berikutnyayang menyebabkan kegoncangan di rana keyakinan adalah pemikiranevolusi biologis dari Darwin. Darwin mengungkapkan teori evolusibiologis pada organisme melalui mekanis seleksi alam. Dalam teoritersebut, alam merupakan ruang besar bagi terjadinya proses evolusitersebut.

Dalam bukunya On The Origin of Species (1859) dan TheDescent of Man (1871), Darwin mengungkapkan teorinya tentang asalusul manusia2. Teori ini merupakan loncatan yang penting dalam

2 Teori Darwin tersebut berusaha menjelaskan tentang kehadiran organisme dibumi meliputi penjelasan tentang keragaman, kerumitan dari siklus hidup dan

Page 3: Sains Dan Kosmologi

Kedudukkan Ilmu Pengetahuan........, Amilda

5

perkembangan ilmu modern berikutnya dan memperbesar jurangpertentangan antara ilmu modern dengan keyakinan. Hingga sekarang,setelah lebih dari dua abad pemikiran teori evolusi biologis Darwin tetapdipandang sebagai pandangan yang harus dilawan oleh sebagiankalangan keyakinan s, walaupun di dunia ilmu modern pandangan initelah banyak ditinggalkan.

Teori seleksi alam (the theory of natural selection)mengungkapkan terjadinya kompetisi disepanjang hidup dari semuaorganisme untuk mempertahankan hidup. Organisme yang kalah dalamkompetisi tersebut harus tersingkir dan punah dari alam ini. Kompetisi inimenuntut setiap organisme melakukan adaptasi terhadap lingkunganhidup mereka yang selalu berubah. Teori ini sangat dipengaruhi olehpandangan Maltus dalam buku An Essay on The Principle of Populationas It Affects The Future Improvement of Society (1798). Maltusmengungkapkan bahwa pertumbuhan populasi manusia bersifatgeometris tetapi pertumbuhan ketersediaan pangan bersifat lineal,sehingga pertumbuhan pangan tidak akan mencukupi kebutuhan manusia,akhirnya manusia harus menghadapi kenyataan kekurangan pangan,kelaparan, dan terjadinya kematian (Marvilo, 2008:54). Peran pentingproses seleksi alam ini, menurut Darwin, mendorong organisme untukmempertahankan hidup, dan tidak terdapat peran tuhan dalam proses ini.

Teori Evolusi3 Biologis Darwin didasarkan pada teoritransmutasi dari Jean-Baptiste Lamarck dalam bukunya PhilosophieZoologique (1809). Lamarck mengungkapkan bahwa kehidupan tidaklahstatis namun berubah seiring waktu. Dinamika kehidupan tersebut sangatdipengaruhi oleh lingkungan tempat hidup organisme tersebut berubah,hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahantersebut yang akan jadi pemenang dan tetap bertahan (Morvila,2010:153). Menurut Lamarck, organisme hidup terus mengalami

kematian dari organisme; selain itu juga penjelasan tentang analisis struktur fisiklingkungan manusia dan kosmos (Marvilo, 2010:147).3 Evolusi dapat didefinisikan sebagai perubahan pada makhluk hidup seiringdengan perubahan waktu. Dalam rangka memahami sebuah proses evolusimembutuhkan pembahasan dari berbagai ilmu seperti biologi, genetika,antropologi biologi, antropologi cultural, biokimia, fisika, anatomiperbandingan, zoology, dan botani (Indiati, 2006:100).

JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16

6

kemajuan dalam evolusi, dan manusia merupakan bentuk tertinggi daricapaian tersebut. Berdasarkan teori Lamarck ini, Darwin menyatakanbahwa spesies berevolusi dari spesies lain (Indriati, 2006:101).

Penemuan teori evolusi biologi ini memdorong terjadinyarevolusi pada perkembangan ilmu genetika. Pada 1937, TheodosiusDobzhansky mengemukakan teori synthesis dengan menggabungkanteori seleksi alam Darwin dengan teori Genetika Mandell untukmenerangkan proses evolusi dan perubahan gen dalam populasi.Perkembangan berikutnya dari penemuan ini dikemukakan oleh JamesWatson dan Francis Crick, 1953, tentang adanya struktur DNA sehinggamemungkinkan manusia teridentifikasi dalam kromosom-kromosompada setiap inti sel. Melalui perkembangan teori evolusi inidimungkinkan untuk melakukan perbandingan gen dengan gen maklukhidup lainnya sehingga memungkinkan secara genetika mencari kerabatmanusia dari makhluk lainnya.

Pandangan evolusi biologis Darwin ini mendapat tentangan tidakhanya dari kalangan agama tetapi juga dari kalangan ilmuwan modern.Perdebatan tersebut terjadi pada British Association for The Advancementof Science di Oxford tahun 1860. Pada forum tersebut Wilberforcemenyampaikan kritiknya terhadap teori Darwin, bahwa Darwin tidakdapat memberikan bukti yang otentik tentang adanya organisme transisidari sebuah proses evolusi biologi tersebut.

Kuatnya penolakan juga datang dari kalangan agama . Teorievolusi ditolak karena mengingkari ajaran suci yang menyatakan bahwamanusia adalah makhluk paling mulia di atas bumi ini dengankemampuan berpikir dan berakal sehingga tidak mungkin ia berkerabatdengan makhluk lainnya di bumi, karena manusia, berdasarkankeyakinan agama, diciptakan terpisah dan dalam bentuk yang sempurnaseperti apa yang ada sekarang ini. Kaum Kristiani mendasarkankeyakinannya ini pada Genesis bab pertama dimana memaklumatkanrelasi Tuhan dengan dunia ini sebagai ciptaanNya (Hess & Allen,2008:4). Untuk menolak secara ilmiah teori evolusi biologis tersebutGereja Katholik membentuk creation science atau kreasionisme dengantujuan mematahkan teori evolusi. Hal yang sama dilakukan oleh AdnanOktar dengan nama Harun Yahya dengan mempopulerkan kontradiksiIslam dengan evolusi dalam bukunya Keruntuhan Teori Evolusi, namun

Page 4: Sains Dan Kosmologi

Kedudukkan Ilmu Pengetahuan........, Amilda

7

usahanya untuk menolak teori evolusi tidak didukung oleh hasilpenelitian yang akurat serta tidak juga memberikan bukti mendukung apayang dijadikan pijakan oleh kalangan kreasionisme (Indriati, 2006:104-105).

Menyandingkan Ilmu Modern dengan KeyakinanPerseteruan yang sepertinya tidak berujung antara ilmu modern

dan keyakinan keyakinan ini tidak dapat pula menafikkan bahwakeduanya saling bersentuhan. Kalangan agamawan memandang ilmumodern telah menghancurkan gambaran kesakralan dari sebuahkehidupan yang merupakan wilayah otonomi keyakinan . Kebenaranmutlak dari ajaran agama tentang penciptaan alam semesta mulaidipertanyakan oleh para ilmuwan ilmu modern dimana penjelasan agamamendapat tandingan dari penjelasan saintis sehingga menuntut jawabanatas pertanyaan mana yang benar diantara keduanya.

Ian Barbour (2002) mengkategorikan empat pola dalammenyandingkan ilmu dengan keyakinan, yaitu (1) konflik; (2)independensi; (3) dialog; dan (4) integrasi. Para penganut saintis maupunagamawan yang menganut pola konflik akan memandang agama danilmu tidak akan mungkin disandingkan karena pada dasarnya keduanyasecara abadi bertentangan, sehingga masing-masing akan bersikapmenerima ilmu dan menolak agama, atau sebaliknya. Argumentasi daripola ini adalah mempertentangkan konsep materialisme ilmu dengansupranaturalisme agama dalam bentuk kesucian kitab suci. Para teologyang menganut pola ini akan memandang evolusi sebagai bentuk yangmenafikkan keberadaan tuhan dari alam ini, sehingga harus ditolak.

Membuat keputusan memilih antara ilmu atau agama dipandangtidak harus dilakukan oleh para penganut paham independensi. Paraindependensi berpendapat bahwa ilmu dan agama merupakan dua halyang berbeda dan tidak berhubungan, masing-masing memiliki dasaryang berbeda sehingga tidak mungkin terjadi pertentangan dan tidakmungkin pula untuk disandingkan. Sikap independensi ini juga tidakmembuka dialog antar keduanya. Pertentangan yang muncul, menurutpaham ini hanya dapat terjadi apabila terjadi kerancuhan berpikir diantarakeduanya (Sudarminta, 2006:131).

JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16

8

Para penganut paham dialog memandang bahwa pada dasarnyaterdapat ilmu dan agama saling bersentuhan. Persentuhan tersebutmemungkinkan keduanya melakukan dialog sehingga memungkinkanteori-teori ilmiah tertentu menjelaskan kepercayaan yang dimiliki dalamagama, begitu pula sebaliknya. Menurut para keyakinan ajaran agamayang monotheisme tentang penciptaan telah mendasari muncul danberkembangnya ilmu dan sebaliknya temuan-temuan dalam ilmu dapatmemperkaya refleksi keyakinan dalam agama.

Dari paham dialog, kemudian akan memunculkan pahamintegrasi, yaitu paham yang berusaha untuk memadukan ilmu dan agama.Usaha untuk mencapai integrasi keduanya, antara lain denganmembangun “keyakinan evolusioner” yaitu suatu keyakinan baru yangdibangun berdasarkan keyakinan tradisional, tetapi telah dibayangi olehpandangan dunia yang baru, dimana evolusi alam semesta maupunevolusi kehidupan di bumi menjadi salah satu penggerak yang penting.Paham integrasi beranggapan bahwa evolusi merupakan cara tuhanmenciptakan alam semesta dan isinya (Bangir, 2006:5).

Menurut Bangir (2006:5-6), tipologi Borbour ini hanya dapatdigunakan pada wacana keyakinan yang terfokus pada masalahpenciptaan dan hanya fokus pada ilmu alam tertentu khususnya evolusidan kosmologi. Tipologi ini hanya membahas ilmu dan agama tentangbagaimana agama (keyakinan) menanggapi teori-teori ilmiah baru.Berdasarkan kekurangan ini, Mikael Stenmark memunculkan dimensibaru dalam melihat relasi ilmu dan agama yaitu (1) dimensi sosial ilmudan agama; (2) tujuan ilmu dan agama; (3) epistemologi ilmu dan agama;serta (4) kandungan/content teoritis ilmu dan agama. Model Stenmark inidisebut dengan ‘model multidimensional’ hubungan ilmu dan agama.

Ilmu Modern dalam Perspektif IslamPara pemikir Muslim berpendapat bahwa suatu ilmu harus

didasarkan kepada kriteria bahwa ia harus berguna dan bermanfaatmembawa manusia kepada Tuhan. Berdasarkan kriteria ini, semua bidangilmu apakah itu ilmu agama atau ilmu alam sekalipun dipandang dandiperlakukan tidak berbeda. Hal ini diisyaratkan dalam Q.S. Al-Naml[27]:15.

Page 5: Sains Dan Kosmologi

Kedudukkan Ilmu Pengetahuan........, Amilda

9

Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Zhilal Al-Qur’an atas ayattersebut menjelaskan bahwa tidaklah disebutkan jenis ilmu dan pokokkajiannya, dimana ilmu disebutkan dalam pengertian yang umum. Selainitu isyarat yang ditunjukkan oleh ayat ini bahwa semua jenis ilmu adalahanugerah Tuhan dan setiap pemilik ilmu diharapkan mengenali sumberilmunya dan mesti berpaling kepada Tuhan serta bersyukur kepada-Nya.Ia juga harus menggunakan ilmunya itu untuk mencari keridhaan Tuhanyang telah menganugerahkan ilmu tersebut kepadanya. Dan ilmu yangmenyimpang adalah ilmu yang menyebabkan perpisahan antara hatiseseorang dan Tuhan (dalam Golshani, 2004:2).

Menurut pandangan para ilmuwan Islam, kajian tentang alamsemesta dan semua ilmu pengetahuan merupakan cabang dari satu pohonyang besar yaitu metafisika Islam. Pandangan ini menempatkan semuailmu pengetahuan menjadi suatu yang penting, baik yang diwahyukanoleh Allah swt maupun ilmu yang diperoleh melalui eksperimen,observasi, dan penalaran. Menurut Golshani (2004:3) setiap cabangkeilmuan tersebut menunjukan dimensi ciptaan tuhan, dan ilmu-ilmutersebut memiliki kesatuan organis. Sejatinya Al-Qur’an cukup banyakmenjelaskan tentang fenomena alam, mempelajari fenomena alamtersebut dapat menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dari apapun yangada di alam ini serta memperkuat spiritual seorang muslim.

Namun perkembangan ilmu pengetahuan modern acap kalimenimbulkan benturan dan perdebatan panjang dikalangan agamawan,karena dipandang menafikkan keberadaan dan kekuasaan tuhan.Perdebatan ini tidak hanya terjadi pada agama Islam tetapi juga padaagama monotheisme lainnya bahkan Hindu dan Budha. Salah satunyaadalah perkembangan pada ilmu pengetahuan tentang alam semesta.

Ketika ilmu modern sangat mengandalkan peran nalar sertasegala bentuk pembuktian empirik sebagai sebuah kriteria keilmuan.Tuntutan tersebut menjadi sumber benturan antara ilmu modern denganagama. Ilmu modern yang berkiblat ke barat, tidak memasukkan peransang pencipta dalam membangun ilmu, pada ilmuwan muslim, kajianterhadap alam semesta membawa terhadap penciptaan kepada Allah,sang pencipta. Metode ilmu modern yang mensyaratkan semuanyabersifat empiris dengan mengandalkan pancaindera sebagai satu-satunyacara untuk memperoleh kebenaran. Besarnya peran panca indera dalam

JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16

10

mengkaji fenomena alam menjadikan ilmu modern, perkembangannyamenjadi terbatas, karena pada dasarnya pengetahuan manusia adalahsangat terbatas seperti diungkapkan Q.S. Al-Isra’ [17]:85.

Perdebatan antara ilmu modern dan agama, selain tentangpenciptaan langit dan bumi. Penciptaan langit dan bumi tidak secaraeksplisit dijelaskan dalam Al-Qur’an, namun secara jelas Al-Qur’anmenjelaskan bagaimana alam ini disusun. Dalam Q.S. Fushshilat[41]:11,dimana Allah menciptakan langit yang awalnya masih berupa gumpalanasap, selain itu Al-Qur’an juga menyatakan bahwa air merupakan bagianterpenting dalam penciptaan alam semesta Q.S. Huud [11]:7. Kedua ayattersebut kemudian diperjelas kembali pada teori Big Bang, berdasarkanpendangan ilmu modern.

Konsep evolusi juga diungkapkan dalam Al-Qur’an terkaitdengan perubahan dalam jangka waktu yang lama, antara lain dalam Q.SFushshilat [41]:9-11, dimana Allah menciptakan langit dan bumi dalamdua masa. Allah menciptakan langit dan bumi tersebut sebagai suatupetunjuk atau peringatan bagi umat manusia seperti termuat dalam Q.SAli Imran [3]:190-191. Selain pembahasan tentang terjadinya alamsemesta. Al-Qur’an juga mensyaratkan ayat-ayat tentang terjadinyamanusia, Adam sebagai manusia pertama, seperti dalam Q.S. Ali Imran[3]:59. dimana Adam diciptakan Allah dari tanah. Pada ayat lain jugadisebutkan bahwa Adam adalah manusia pertama, bila dikaitkan denganteori evolusi, maka Adam dan Hawa merupakan manusia pertama yang‘sempurna’ (dalam Macasin, 2006:153).

Masuknya ilmu pengetahuan modern ke dunia Islam ditandaidengan kolonialisme di dunia Islam sehingga menimbulkan pulakolonialisme epistemologi melalui ilmu pengetahuan modern (Iqbal,2002). Pervez Hoodbhoy, seorang ilmuwan Pakistan membagi sikapumat Islam terhadap perkembangan ilmu modern menjadi tiga yaitukaum restorationist yang membayangkan kejayaan peradaban Islam dimasa lalu dan ingin mengembalikannya di masa sekarang. Kaumrekonstruksi bersikap tidak anti terhadap ilmu pengetahuan modernbahkan ingin mengakomodasi rasionalisme ilmu pengetahuan dimanakaum ini ingin menerapkan bahwa semua temuan ilmiah sudahterkandung di dalam Al-Qur’an. Kaum pragmatismo, bersikap menerimailmu pengetahuan modern dengan tujuan pragmatis (Bangir, 2006:8).

Page 6: Sains Dan Kosmologi

Kedudukkan Ilmu Pengetahuan........, Amilda

11

Tipologi ini mungkin tidak sepenuhnya benar, namun pengaruhkolonialisme barat menjadikan banyak umat Islam yang anti terhadapperkembangan ilmu pengetahuan modern yang dipandang menafikkankeberadaan dan perang Sang Pencipta.

Peran Ilmu Modern dalam Pembentukan Peradaban IslamModern

Keberadaan ilmu dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari sejarahyang dialami agama dan masyarakat muslim semasa perkembangan awalagama ini. Perkembangan ilmu dalam dunia Islam pada masa awalperkembangannya sangat dipengaruhi aksi ekspansi para pemimpin umatmuslim ke seluruh wilayah dunia. Ekspansi ini diiringi pula denganekspansi sosial, politik, dan ekonomi. Kondisi ini mendorong tumbuhnyaaktivitas intelektual muslim. Ekspansi wilayah yang sangat luas memaksaumat muslim bertemu dengan kepercayaan, etnis, dan kebudayaan yangberbeda. Sejarah ini membentuk peradaban Islam yang multi religious,multi etnis, dan multikultural, dapat dikatakan bahwa pluralitasmasyarakat menjadi pondasi penting dalam membangun peradabanIslam. Mengelola sebuah imperium besar yang bersifat plural,mendorong para pemimpin Islam mempelajari berbagai aspek kehidupandan menempatkan ajaran Islam bersentuhan dengan agama dankepercayaan lain. Pertemuan ini menjadikan bentuk peradaban Islamyang sangat elastis terhadap perbedaan, sikap ini sangat dibutuhkandalam mengembangkan ilmu sehingga berkembang menjadi dasar bagisebuah peradaban besar.

Sejarah masyarakat muslim ini memberikan warna terhadapperkembangan intelektual muslim. Islam sebagai sebuah sistemkepercayaan, tidak hanya sebagai sistem kepercayaan tetapi juga Islammemasuki seluruh sistem kehidupan umat muslim, termasuk bagaimanaumat muslim menempatkan ilmu dalam kehidupan mereka.Perkembangan ilmu di dunia Islam dilandasi oleh Al-Qur’an dan Hadis.Al-Qur’an dan hadis menjadi pilar penting dalam pembentukan danperkembangan peradaban Islam termasuk dalam membangun danmengembangkan ilmu modern. Al-Qur’an dan hadis menjadi landasanbagi pembangunan tradisi keilmuan pada peradaban Islam.

JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16

12

Perkembangan ilmu modern dalam peradaban Islam tidakterlepas dari bagaimana Al-Qur’an menempatkan alam semesta sebagaisebuah ontological dan morfological dari konsep tuhan. Alam semestamerupakan “tanda/sign” atas keberadaan Allah sebagai pencipta alam ini.Ketika alam semesta dipandang sebagai ‘tanda’ bagi keberadaan Allah,maka ilmu tidak dapat dipisahkan dari Al-Qur’an, dimana alam terjadidan berlangsung atas kehendak Allah pula (Iqbal, 2007:7). Karena alamsemesta menjadi ‘tanda’ bagi kebesaran Allah, maka pengembangan ilmumerupakan suatu keharusan bagi umat muslim agar ia dapat memahamibetapa besar keagungan Allah dalam menciptakan dan memelihara alamini. Ruh Al-Qur’an tidak akan secara nyata muncul dalam setiap teori-teori yang dimunculkan oleh ilmu modern karena Al-Qur’an berada padatataran metafisis. Al-Qur’an memberikan panduan bagi terbangunnyaprinsip-prinsip umum dalam pengkajian ilmiah, misalnya hukumketeraturan alam atau hukum sebab akibat (Bangir, 2004:xiv).

Pedoman penting bagi ilmuwan muslim untuk mengembangkanilmu adalah tauhid, dimana hukum alam yang mengatur alam semesta inimerupakan sunatullah yang bersifat obyektif, tertib, dan teratur. Ketikailmuan muslim berpegang pada tauhid tersebut, maka mereka tidakterjebak pada teori-teori yang meniadakan peran Allah dalam alam ini,tidak pula hanya berlindung pada dogma-dogma agama tanpamembangun ilmu yang dapat mengembangkan peradaban manusia. Ilmuyang dibangun oleh para ilmuan muslim adalah ajaran Al-Qur’an danilmu-ilmu yang telah berkembang lebih dahulu, terutamamengembangkan filsafat dan pengetahuan Yunani dengan membersihkandari kekafiran (Poeradisastra, 2008:14).

Islam, melalu Al-Qur’an dan hadis sangat menyadari benarpentingnya penguasaan ilmu dalam kehidupan beragama umat muslimkarena dalam kehidupan beribadah umat muslim tidak dapat terlepas daripenguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Sinyal pentingnya penguasaanilmu tersebut diungkapkan dalam Q.S Fushshilat [41]:53.

Harus diakui penguasaan ilmu menjadi suatu keharusan bagiumat muslim. Hal yang paling nyata dari tuntutan untuk berilmu tersebutsangat berpengaruh dalam pelaksanaan ibadah seperti menentukan arahkiblat, menentukan awal bulan ramadhan dan syawal. Kebutuhan inimenjadikan penguasaan dunia Islam terhadap ilmu astrologi telah sangat

Page 7: Sains Dan Kosmologi

Kedudukkan Ilmu Pengetahuan........, Amilda

13

maju. Pada akhirnya sangat nyata bahwa sejak awal dibangunnyaperadaban Islam sangat dipengaruhi dan didukung oleh perkembanganilmu yang sangat tinggi.

Perkembangan ilmu pengetahuan Islam berkembang pesat di eraDaulah Umayyah, Abbasiah, dan Andalusia. Perkembangan ini jugamempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa setelah perangSalib. Sumbangan dunia Islam terbesar dalam dunia ilmu alamberkembangnya ilmu astronomi, ditandai oleh berdirinya planetariumoleh Abu Abbas al-Fadzal Hatim an-Niraizi. Bukunya Kitabul Arba’a liFtalimus berisi kritiknya terhadap Ptolemaios tentang megale syntaxismathematike. Pemikir Islam lainnya adalah Tsabit ibn Qurrah, iamembahas waktu matahari, azzimuth, berasal dari as-sumut yaitu puncakketinggian matahari, serta lama tahun matahari yaitu 365 hari 5 jam, 49menit, dan 12 detik. Begitu pula dengan Abu Raihan ibn Ahmad al-Biruni, seorang tokoh jenius di bidang ilmu alam dan filsafat denganbukunya al-Atsarul-Baqiyah an al-Qurun al-Khaliyah. Ia mengoreksipandangan Eulides dan Ptolemaios yang keliru bahwa benda menjaditerlihat karena mata memancarkan sinar kepada benda. Ia berpendapatbahwa benda menjadi terlihat karena benda memantulkan sinar ke mata(Poeradisastra, 2008:35-36).

SimpulanPerkembangan ilmu pengetahuan sebagai pondasi bagi

terbangunnya peradaban Islam, tidak dapat dilepaskan dari peran sejarahIslam itu sendiri. Kemunculan ilmu pengetahuan tersebut tidakmengalami benturan yang sangat mendasar sehingga memisahkan antarailmu pengetahuan dan kepercayaan seperti terjadi dikalangan umatKristiani pada awal perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa.Peradaban yang dibangun dengan mengurung ilmu pengetahuan tersebuttidak menempatkan ilmu pengetahuan berseberangan dengan ajaranagama Islam. Pada ilmuwan muslim menjadikan Al-Qur’an dan hadissebagai rambu-rambu yang sangat penting bagi mempelajari fenomenaalam semesta.

Ajaran Islam menuntut umatnya untuk menguasai ilmupengetahuan, antara lain pengetahuan tentang alam semesta. Alam

JIA/Juni 2011/Th. XII/Nomor 1/1-16

14

semesta, merupakan ‘tanda’ bagi kebesaran Allah, maka pengembanganilmu merupakan suatu keharusan bagi umat muslim agar ia dapatmemahami betapa besar keagungan Allah dalam menciptakan danmemelihara alam ini. Pedoman penting bagi ilmuwan muslim untukmengembangkan ilmu adalah tauhid, dimana hukum alam yang mengaturalam semesta ini merupakan sunatullah yang bersifat obyektif, tertib, danteratur. Ketika ilmuan muslim berpegang pada tauhid tersebut, makamereka tidak terjebak pada teori-teori yang meniadakan peran Allahdalam alam ini, tidak pula hanya berlindung pada dogma-dogma agamatanpa membangun ilmu yang dapat mengembangkan peradaban manusia.

REFERENSI

Bangir, Zainal Abidin. 2006. “Ilmu dan Agama-agama: PerbandinganBeberapa Tipologi Mutakhir” dalam Ilmu, Etika, dan AgamaMenyingkap Tabir Alam dan Manusia. Zainal Abidin Bangir dkk(ed.). Jogyakarta: CRCS UGM.

Bangir, Zainal Abidin. 2004. “Prakata” dalam Melacak Jejak TuhanDalam Ilmu Tafsir Islami Atas Ilmu. Mehdi Golshani. Bandung:Mizan.

Barbour, Ian G. 2002. Juru Bicara Tuhan. Diterjemahkan oleh E.R.Muhammad. Bandung: Mizan.

Dixon, Thomas. 2008. Science and Religion A Very Short Introduction.New York: Oxford University Press.

Golshani, Mehdi. 2004. Melacak Jejak Tuhan dalam Ilmu Tafsir IslamiAtas Ilmu. Bandung: Mizan.

Hess, Peter M.J. & Paul L. Allen. 2008. Catholicsm and Science.Westport, Connecticut: Greenwood Press.

Indriati, Etty. 2006. “Waktu dan Evolusi Biologis” dalam Ilmu, Etika,dan Agama Menyingkap Tabir Alam dan Manusia. Zainal AbidinBangir dkk (ed.). Jogyakarta: CRCS UGM.

Page 8: Sains Dan Kosmologi

Kedudukkan Ilmu Pengetahuan........, Amilda

15

Iqbal, Muzaffar. 2007. Science and Islam. Westport Connecticut:Greenwood Press.

Machasin. 2006. “Penciptaan dalam Islam dan Tanggapan terhadapTeori-teori Ilmu Baru” dalam Ilmu, Etika, dan Agama MenyingkapTabir Alam dan Manusia. Zainal Abidin Bangir dkk. (ed.).Jogyakarta: CRCS UGM.

Marvilo, Nancy. 2010. Science and Religion Understanding The Issues.West Sussex, UK: Wiley-Blackwell.

Numbers, Ronald L. 2009. ”Introduction” dalam Galileo Goes to Jailand The Other Myths About Science and Religion. Ronald L.Numbers (Ed.). Cambridge: Harvard University Press.

Poeradisastra, I. 2007. Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan PeradabanModern Cet.III. Jakarta: Komunitas Bambu.

Sudarminta, J. 2006. “Agama dan Kosmologi Sama-sama Berkisahtentang Keagungan Tuhan?” dalam Ilmu, Etika, dan AgamaMenyingkap Tabir Alam dan Manusia. Zainal A. Bangir, LiekWilardjo, Arqom kuswanjono, Mohammad Yusuf (ed.).Yogyakarta: CRCS UGM.

Supelli, Karlina. 2006. “Kosmologi: Bercanda dengan Tuhan” dalamIlmu, Etika, dan Agama Menyingkap Tabir Alam dan Manusia.Zainal A. Bangir, Liek Wilardjo, Arqom kuswanjono, MohammadYusuf (ed.). Yogyakarta: CRCS UGM.