ruu kepemudaan

Upload: adhito-harinugroho

Post on 09-Jul-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR . TAHUN .. TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a . bahwa sejarah perjuangan bangsa mencatat sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia sampai dengan bangsa terdepan terbentuknya pemuda dan negara dalam Negara Kesatuan aktif Republik yang dan Indonesia, berperan mengantarkan

mencapai proses

kehidupan pembaruan

merdeka dan berdaulat serta tampil sebagai garda pembangunan, berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: b . bahwa pemuda sebagai penerus nilai-nilai luhur budaya dan cita-cita perjuangan bangsa serta sumber daya bagi pembangunan nasional, perlu ditingkatkan potensi dan perannya melalui pemberdayaan dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan karakter bangsa; c. bahwa untuk melaksanakan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, handal, tangguh, cerdas, mandiri, dan profesional dengan mengedepankan pemuda sebagai ujung tombak pembangunan bangsa, dan sebagai penerus cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia;

1

d .

Bahwa untuk membangun pemuda sebagai potensi bangsa di yang sangat bidang tinggi nilainya, diperlukan penataan kepemudaan dalam dimensi pembangunan segala kehidupan pertimbangan bermasyarakat, sebagaimana tentang berbangsa, dan bernegara;

e .

bahwa d,

berdasarkan

dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf perlu membentuk Undang-Undang Kepemudaan;

Mengingat

: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27, dan Pasal 28C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: UNDANG-UNDANG TENTANG KEPEMUDAAN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Kepemudaan berhubungan 2. 3. adalah dengan segala hal ihwal mengenai dan yang aktivitas, pembangunan, eksistensi,

pengembangan dan cita-cita pemuda. Pemuda adalah orang berusia 18 (delapan belas) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) tahun. Pembangunan Kepemudaan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka pemberdayaan,

2

pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda secara terencana, terpadu, terarah, dan berkelanjutan. 4. Pemberdayaan Pemuda adalah upaya yang dilakukan guna membangkitkan potensi pemuda agar berkemampuan untuk berperan serta dalam pembangunan 5. Pengembangan pemuda. 6. Pengembangan pemuda. 7. Pengembangan pemuda. 8. Kemitraan adalah kerjasama antara Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi kepemudaan dalam rangka membangun dan mengembangkan potensi pemuda dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. 9. Organisasi Kepemudaan adalah wadah berhimpunnya pemuda yang dibentuk dalam rangka membangun dan mengembangkan potensi pemuda. 10. Penghargaan adalah pengakuan atas prestasi dan/atau jasa di bidang kepemudaan yang diwujudkan dalam bentuk material dan/atau nonmaterial. 11. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang kepemudaan 12. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat 13. Pemerintah Daerah adalah pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan Kepeloporan Pemuda adalah upaya yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan potensi kepeloporan Kewirausahaan Pemuda adalah upaya yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan potensi kewirausahaan Kepemimpinan Pemuda adalah upaya yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan potensi kepemimpinan

Pasal 2

3

Pembangunan dengan asas: a. b. c. d. e. f. g. h. ketuhanan;

dan

pengembangan

kepemudaan

diselenggarakan

kemanusiaan; kebangsaan; kebhinekaan; demokratis; keadilan; partisipatif;dan kemandirian Pasal 3

Pembangunan

kepemudaan

berfungsi

memberdayakan

dan

mengembangkan potensi pemuda dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 4 Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk membentuk pemuda yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan berjiwa kebangsaan yang dilandasi iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

BAB II

4

ARAH PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN Pasal 5 Pembangunan kepemudaan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi pemuda kualitas dalam bangsa kehidupan Indonesia berbangsa melalui dan bernegara serta menumbuhkan patriotisme dan budaya prestasi guna meningkatkan pusat-pusat pengembangan kepemudaan. Pasal 6 Arah pembangunan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. b. c. d. perkembangan psikologis, biologis, sosial dan budaya; terencana, terpadu, terarah, dan berkelanjutan; sinergi lintas sektoral; dan kesesuaian dengan kebutuhan pemuda dan masyarakat. Pasal 7 Untuk melaksanakan arah pembangunan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan melalui: a. b. c. d. penetapan kebijakan kepemudaan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara sinergis; perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan; peningkatan peran serta pemuda dalam pembangunan agama, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan bela negara; peningkatan pemberdayaan potensi pemuda dalam kepemimpinan, kepeloporan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kewirausahaan, serta kepedulian terhadap lingkungan hidup; dan e. pemberian kesempatan dan kebebasan bagi pemuda untuk berorganisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5

Pasal 8 Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk saling bersinergi dalam melaksanakan pembangunan kepemudaan. BAB III TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 9 (1) Pemerintah mempunyai tugas melaksanakan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang kepemudaan; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kepemudaan; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab di bidang kepemudaan; dan d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang kepemudaan. (3) Pemerintah daerah melaksanakan kebijakan nasional dan menetapkan kebijakan di daerah sesuai dengan kewenangannya serta mengoordinasikan pembangunan kepemudaan Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) pemerintah daerah dapat membentuk perangkat daerah yang menangani urusan kepemudaan sesuai dengan peraturan perundangundangan

6

Pasal 11 (1) Pemerintah mempunyai kewenangan untuk menetapkan kebijakan nasional dan koordinasi untuk menyelenggarakan pembangunan, pemberdayaan, pengembangan kepemimpinan, kepeloporan, dan kewirausahaan pemuda. (2) Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan pembangunan serta dan koordinasi untuk menyelenggarakan pengembangan

pemberdayaan, kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda di daerah sesuai dengan kewenangannya. Pasal 12 Pemerintah, dan pemerintah daerah melindungi, memberdayakan, dan mengembangkan potensi pemuda sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya dalam segala bidang pembangunan nasional sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing. Pasal 13 (1) Tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 dilaksanakan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota. (2) Menteri dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengoordinasikan kebijakan dan program di bidang kepemudaan dengan kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian, lembaga nonpemerintah, dan/atau pemerintah daerah. Pasal 14 Menteri dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab terhadap pembangunan kepemudaan dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar negeri/asing sesuai dengan peraturan perundangundangan.

7

BAB IV PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMUDA Pasal 15 (1) Pemuda nasional. (2) Peran aktif pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka: a. b. c. d. e. g. h. menjaga dan menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan; menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; pengembangan pendidikan politik dan demokratisasi; pengembangan sumberdaya ekonomi; pemberdayaan masyarakat; pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; pengelolaan lingkungan hidup; dan berperan aktif dalam segala aspek pembangunan

f.pengembangan seni dan budaya;

i. penanggulangan masalah sosial dan bencana alam.

Pasal 16 Pemerintah, pemerintah daerah, badan hukum, dan organisasi

kemasyarakatan memberi peluang, fasilitasi, dan bimbingan kepada pemuda dalam rangka pelaksanaan peran aktif pemuda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 17 Pemuda yang memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan dan pembaharuan bertanggung jawab dalam rangka: a. b. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika;

8

c. d. e. f.

pelaksanaan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum; meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat; meningkatkan ketahanan budaya nasional dengan memperhatikan kearifan lokal; dan meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa

BAB V PERLINDUNGAN Pasal 18 Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perlindungan kepada pemuda dari pengaruh destruktif dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan sebagai akibat dari perubahan lingkungan strategis domestik dan global. Pasal 19 Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 diwujudkan melalui: a. b. c. d. e. f. g. h. pendidikan wawasan kebangsaan; penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban dalam bernegara; pengembangan kebudayaan nasional yang berbasis kebudayaan lokal; pelatihan kecakapan hidup dan kewirausahaan; penyelenggaraan kegiatan olah mental pemuda; penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang; pendidikan agama dan budi pekerti; dan penumbuhan kesadaran bela negara.

9

BAB VI PEMBERDAYAAN Pasal 20 (1) Pemberdayaan pemuda meliputi wawasan, potensi, minat, bakat, kreativitas, keterampilan, kompetensi, dan profesi serta membangun karakter pemuda. (2) Pemberdayaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. b. c. d. e. g. h. pengembangan iman dan takwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi; pengembangan seni dan budaya pemuda; pendidikan dan pelatihan kepemimpinan pemuda; pengembangan kewirausahaan pemuda; pengembangan usaha ekonomi pemuda; penyelenggaraan pembangunan pemuda. BAB VII PENGEMBANGAN Bagian Kesatu Pengembangan Kepemimpinan Pasal 21 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan sesuai kebijakan dengan kompetisi, lomba, festival, pusat pameran,

f.pertukaran pemuda; promosi, dan media kreativitas lainnya; dan dan pengembangan pemberdayaan

pengembangan nasional.

kepemimpinan

pemuda

karakteristik daerah yang sejalan dengan arah pembangunan (2) Pengembangan kepemimpinan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah

10

daerah bersama organisasi pemuda, kelompok pemuda, dan/atau masyarakat. (3) Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan kepemimpinan pemuda secara berkelanjutan. (4) Pengembangan kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pelatihan, pembimbingan, dan pendampingan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri

Pasal 22 Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melaksanakan

evaluasi terhadap pelaksanaan pengembangan kepemimpinan pemuda pada tingkat nasional dan daerah. Bagian Kedua Pengembangan Kewirausahaan Pasal 23 (1) Pengembangan dengan kewirausahaan daerah pemuda yang dilaksanakan dengan sesuai arah

karakteristik

sejalan

pembangunan nasional. (2) Pengembangan kewirausahaan pemuda dapat dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, kelompok masyarakat dan/atau perseorangan yang bergerak di bidang kewirausahaan pemuda. (3) Pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui pelatihan, pemagangan, pembimbingan, dan pendampingan. Pasal 24 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan kewirausahaan pemuda secara berkelanjutan.

11

(2)

Pemerintah dan pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan masyarakat dalam memfasilitasi pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 25

Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat membentuk dan mengembangkan pusat-pusat kewirausahaan pemuda pada tingkat nasional dan daerah.

Bagian Ketiga Pengembangan Kepeloporan Pasal 26 (1) Pengembangan kepeloporan pemuda dilaksanakan sesuai dengan karakteristik daerah yang sejalan dengan arah pembangunan nasional. (2) Pengembangan kepeloporan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah bersama organisasi pemuda dan/atau kelompok pemuda serta masyarakat. (3) Pengembangan kepeloporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pelatihan, pemagangan, pembimbingan, dan pendampingan. (4) Pengembangan diri. (5) Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan kepeloporan pemuda secara berkelanjutan BAB VIII KEMITRAAN Pasal 27 kepeloporan pemuda diarahkan kepada pembentukan integritas kepribadian dan pengembangan kapasitas

12

(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan organisasi kepemudaan dapat melaksanakan kemitraan berbasis program dalam pembangunan dan pengembangan kepemudaan. (2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. (3) Kemitraan pemuda dapat dilakukan pada tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Pasal 28 Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi

terselenggaranya kemitraan secara sinergis antara pemuda dan/atau organisasi kepemudaan dengan pelaku usaha, baik sektor swasta maupun sektor publik. BAB IX PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN Pasal 29 Untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan kepemudaan, Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan prasarana dan sarana kepemudaan. Pasal 30 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam pelaksanaan

perencanaan tata ruang wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota menyediakan area untuk prasarana kepemudaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 31

13

(1) Dalam hal di suatu wilayah telah terdapat prasarana kepemudaan, maka Pemerintah atau pemerintah daerah wajib mempertahankan keberadaan kepemudaan. (2) Dalam hal terdapat pengembangan tata ruang atau tata kota yang mengakibatkan prasarana kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap tidak layak lagi, maka Pemerintah atau pemerintah daerah dapat memindahkan ke tempat yang lebih strategis. dan mengoptimalkan penggunaan prasarana

Pasal 32 Pengelolaan prasarana kepemudaan yang telah menjadi barang milik negara/daerah harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Pasal 33 Setiap prasarana kepemudaan wajib memiliki sarana kepemudaan yang melekat pada prasarana terkait sehingga dapat difungsikan secara optimal. BAB X ORGANISASI KEPEMUDAAN Pasal 34 (1) Organisasi kepemudaan dibentuk untuk mendukung kepentingan nasional, memberdayakan potensi, mengembangkan kepemimpinan, kemandirian dan kepeloporan, serta membangun jiwa kewirausahaan pemuda. (2) Organisasi kepemudaan dapat dibentuk berdasarkan kesamaan profesi, minat dan bakat, atau kepentingan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama dan susila, serta ketertiban umum.

14

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara, peran serta, dan standar nasional pembentukan organisasi kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah. Pasal 35 (1) (2) Organisasi kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dapat berhimpun dalam suatu wadah. Wadah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mewakili pemuda Indonesia dalam fora kepemudaan internasional. BAB XI PENGHARGAAN Pasal 36 (1) Presiden dapat memberikan penghargaan berupa: a. b. gelar dan/atau tanda jasa kepada perseorangan yang berjasa dan/atau berprestasi dalam memajukan potensi kepemudaan. tanda kehormatan kepada perseorangan, organisasi, pemerintah provinsi dan/atau kabupaten kota, yang berjasa dan/atau berprestasi dalam memajukan potensi kepemudaan (2) Menteri, Gubernur dan/atau Bupati/Walikota dapat memberikan penghargaan kemasyarakatan, kepada lembaga organisasi swadaya pemuda, masyarakat, organisasi lembaga

pemerintahan, badan usaha, dan perseorangan yang berjasa dan/atau berprestasi dalam memajukan potensi kepemudaan. (3) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XII PENDANAAN Pasal 37

15

(1)

Pendanaan pembangunan kepemudaan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. pendanaan bagi pembangunan dan pengembangan

(2) Sumber

kepemudaan diperoleh dari Pemerintah dan pemerintah daerah yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Selain sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pendanaan pembangunan kepemudaan dapat diperoleh dari sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pasal 38 Pengelolaan dana pembangunan kepemudaan dilakukan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Pasal 39 Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab pendanaan

kepemudaan, sumber pendanaan kepemudaan, dan pengelolaan pendanaan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 38 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 40 Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan. Pasal 41 Undang-Undang ini berlaku pada tanggal diundangkan.

16

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

disahkan di pada tanggal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO diundangkan di pada tanggal ........ MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN . NOMOR

17