ruangan produksi steril.docx

30
RUANGAN PRODUKSI STERIL Ruangan produksi steril adalah tempat yang disiapkan secara khusus dari bahan-bahan dan tata bentuk yang harus sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Ruangan ini dipersiapkan untuk produksi obat steril, sehingga harus mempunyai syarat khusus. Obat atau bahan obat yang akan diproduksi harus mempunyai kepastian bahwa obat tidak terkontaminasi (pure). Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikn kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran-silang dan kesalahan lain, dan memudahkan pembersihan , sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat. Menurut CPOB, ruangan steril dikategorikan ruang kelas I dan II atau sering disebut white area, yang harus memenuhi syarat jumlah partikel dan mikroba. Kelas I sebenarnya berada dalam ruangan kelas II, tetapi ruang kelas I memiliki alat LAF (Laminar Air Flow), yaitu alat yang menjamin ruangan dalam kondisi steril dan bias dipakai untuk pembuatan secara aseptik. Sebaliknya, ruangan produksi steril harus memenuhi syarat sebagai berikut : Bebas mikroorganisme aktif

Upload: lukmanto

Post on 26-Oct-2015

1.663 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

dfsaf

TRANSCRIPT

Page 1: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

RUANGAN PRODUKSI STERIL

Ruangan produksi steril adalah tempat yang disiapkan secara khusus dari bahan-bahan dan tata

bentuk yang harus sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Ruangan ini

dipersiapkan untuk produksi obat steril, sehingga harus mempunyai syarat khusus. Obat atau

bahan obat yang akan diproduksi harus mempunyai kepastian bahwa obat tidak terkontaminasi

(pure).

Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak

yang memadai, serta disesuaikn kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan

pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus  dibuat sedemikian rupa

untuk memperkecil resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran-silang dan kesalahan lain, dan

memudahkan pembersihan , sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran

silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.

Menurut CPOB, ruangan steril dikategorikan ruang kelas I dan II atau sering disebut white area,

yang harus memenuhi syarat jumlah partikel dan mikroba. Kelas I sebenarnya berada dalam

ruangan kelas II, tetapi ruang kelas I memiliki alat LAF (Laminar Air Flow), yaitu alat yang

menjamin ruangan dalam kondisi steril dan bias dipakai untuk pembuatan secara aseptik.

Sebaliknya, ruangan produksi steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :

         Bebas mikroorganisme aktif

         Untuk mendapatkannya, udara yang ada di dalam ruangan disaring dengan HEPA filter agar

mendapatkan udara yang bebas mikroorganisme dan partikel.

         Ada batasan kontaminasi dengan partikel

         Tekanan positif, yakni tekanan udara di dalam ruangan lebih besar daripada udara di luar,

sehingga udara di dalam mengalir ke luar (udara di luar yang lebih kotor tidak dapat masuk ke

dalam ruangan yang lebih bersih)

         Minimal terbagi atas tiga area, yaitu area kotor (black area), intermediate area (grey area), dan

area bersih (white area)

Tata letak ruang hendaklah dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi bangunan demi keefektifan

semua kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi, dan pengawasan serta untuk menghindari

ketidakteraturan. Tata letak ruang dalam area produksi yang harus dipenuhi antara lain :

Page 2: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

1.      Untuk pengolahan produk yang mengandung bahan yang menimbulkan sensitisasi tinggi,

disediakan fasilitas tersendiri untuk masing-masing produk. Udara yang dikeluarkan dari fasilitas

itu dilewatkan atau melalui suatu sistem yang sesuai sebelum dilepaskan ke atmosfer.

2.      Luas area kerja produksi minimal 2 kali luas yang diperlukan untuk penempatan peralatan

(termasuk wadah yang diperlukan untuk suatu kegiatan) ditambah luas area untuk keperluan

pembersihan dan perawatan mesin oleh operator produksi dan/atau teknisi.

3.      Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu hendaklah :

         Kedap air

         Tidak terdapat sambungan untuk mengurangi pelepasan atau pengumpulan partikel.

         Tidak merupakan media pertumbuhan mikroba.

         Mudah dibersihkan, serta tahan terhadap proses pembersihan, bahan pembersih dan disinfektan

yang digunakan berulangkali dengan memperhatikan faktor kepadatan, porositas, tekstur, dan

sifat elektrostatis

Area produksi hendaknya memperhatikan

beberapa hal, antara lain :

1.      Untuk memperkecil resiko bahaya medis yang serius  akibat terjadinya pencemaran silang, suatu

sarana khusus dan self-container hendaklah disediakan untuk produksi obat tertentu seperti

produk yang dapat menimbulkan sensitif tinggi, produk lainya seperti antibiotik tertentu (missal

penisilin). Produk hormone seks, produk sitotoksik, produk tertentu dengan bahna aktif

berpotensi tinggi, produk biologi (misal: yang berasal dari mikroorganisme hidup ) dan produk

non-obat hendaklah diprodukdsi di bangunan terpisah.

2.      Pembuatan produk yang diklasifikasikan sebagai racun seperti pestisida dan herbisida tidak

boleh dilakukan disarana produksi obat

Page 3: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

3.      Tata-letak ruangan produksi sebaiknya dirancang  sedemikian rupa untuk :

Memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling berhubungan antara satu

ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan tahap produksi dan menurut kelas

kebersihan yang di persyaratkan.

Mencegah kesesakan dan ketidakteraturan  dan

Memungkinkan terlaksananya

komunikasi dan pengawasan yang

efektif.

4.      Luas area  kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam proses hendaklah

memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan secara teratur dan sesuai

dengan alur proses, sehingga dapat memperkecil resiko  terjadi kekeliruan antara produk obat

atau komponen obat yang berbeda, mencegah pencemaran silang dan memperkecil resiko

terlewatnya atau salah melaksanakan tahapan proses produksi atau pengawasan.

5.      Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana terdapat bahan baku

dan bahan pengemas primer, produk antara atau ruahan yamg terpapar ke lingkungan hendaklah

halus, bebas retak dan sambungan terbuka. Tidak melepaskan praktikulat, serta memungkinkan

pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif.

6.      Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air permukaannya rata

dan memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang cepat dan efisien apabila terjadi tumpahan

bahan. Sudut antara dinding  dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.

Page 4: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

7.      Pipa, fiting lampu, titik fentilasi dan instalasi sarana penunjang lain hendaklah dirancang

sedemikian rupa untuk menghindari terbentuknya ceruk yang sulit dibersihkan. Untuk

kepentingan perawatan sedapat mungkin instalasi sarana penujang seperti ini hendaklah dapat di

jangkau dari luar area pengolahan.

8.      Pipa yang terpasang didalam ruangan tidak boleh menempel diding tetapi digantung dengan

menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk memudahkan pembersihan menyeluruh.

9.      Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di dalam hendaklah  dihindari. Apabila tidak

terhindarkan, maka prosedur dan jadwal pembersihan instalasi tersebut hendaklah dibuat dan di

ikuti.

10.  Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang sedemikian

rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.

11.  Saluran pembuangan air hendaklah cukup besar, dirancang dan dilengkapi dengan bak  control

serta ventilasi yang baik maupun mencegah aliran balik sedapat mungkin saluran terbuka

dicegah tetapi bila perlu hendaklah cukup dangkal untuk memudahkan pembersihan dan

disinfeksi.

12.  Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan mengunakan sistem pengendalian

udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang dapat mencegah pencemaran dan

pencemaran silang, pengendalian kelembaban udara sesuai  kebutuhan produk yang diproses dan

kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan  dan dampaknya terhadap lingkungan luar pabrik.

Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik selama ada maupun tidak ada kegiatan

produksi untuk memastikan pemenuhan terhadap spesifikasi yang dirancang sebelumnya.

13.  Area dimana dilakukan kegiatan yang menimbulkan debu misalnya pada saat pengambilan

sempel, penimbangan bahan /produk, pencampuran dan pengolahan bahan atau produk

pengemasan produk serbuk, memerlukan sarana penunjang khusus untuk mencegah pencemaran

silang dan memudahkan pembersihan.

14.  Tata letak  ruang area pengemasan dirancang khusus untuk mencegah campur baur atau

pencemaran silang.

15.  Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama penerangan di mana

pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan.

Page 5: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

16.  Pengawasan selama proses dapat dilakukan di dalam area produksi sepanjang kegiatan tersebut

tidak menimbulkan resiko terhadap produksi obat.

17.  Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, separti pintu bahaya

kebakaran, hendaklah ditutup rapat. pintu tersebut hendaklah diamankan sedemikian rupa

sehingga hanya dapat  digunakan dalam keadaan darurat sebagai pintu keluar. Pintu dalam area

produksi yang berfungsi sebagai barier terhadap pencemaran silang hendaklah selalu ditutup

apabila sedang tidak digunakan.

Ruangan produksi didesain sedemikian rupa sehingga mengurangi risiko terkontaminasi

mikroorganisme, partikel, atau kotoran. Tahapan proses untuk mendapatkan ruangan produksi

steril bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.      Bersihkan lantai, dinding, dan langit-langit dari debu dan kotoran. Hampir seluruh benda-benda

yang di sterilkan harus secara fisik bersih terlebih dahulu sebelum proses standar sterilisasi

dilakukan. Kontaminasi  mikroba pada dasarnya dapat dihilangkan melalui pembersihan dengan

menggunakan deterjen dan air atau dihancurkan dengan cara sterilisasi atau desinfektisasi.

Pembersihan yang dilanjutkan dengan pengeringan terhadap permukaan hampir dapat dinyatakan

efektif sebagaimana halnya jika menggunakan desinfektan.

2.      Bersihkan lantai, dinding, dan langit-langit dengan cairan disinfektan hingga bebas

mikroorganisme. Beberapa disinfektan yang banyak digunakan :

a.       Alcohol : Etil atau Isopropil alcohol (60-90 %)

Mekanisme kerjanya denaturasi protein.

Keuntungan : daya bunuh cepat dengan sifat bakterisidal, tuberkulosidal, fungsidal, dan

virusidal.

Kerugian :

         Perlu waktu kontak minimum 5 menit untuk mencapai tingkat desinfeksi

         Tidak memiliki aktivitas residual

         Mudah menguap dan terbakar

         Terinaktivasi oleh materi organic

         Tidak bersifat sporisidal

b.      Halogen : Chlorine (Na-hipoklorit)

Page 6: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

Mekanisme kerjanya kemungkinan menginhibisi reaksi enzimatik dalam sel, denaturasi protein,

dan inaktivasi asam nukleat.

Keuntungan : efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negative, tuberkulosidal,

fungsidal, dan virusidal dengan daya kerja yang cepat.

Dosis :

50 ppm dapat membunuh vegetatif vakteri dan virus HIV

200 ppm dapat membunuh virus-virus lain

500 ppm dapat membunuh hepatitis B

1000 ppm dapat membunuh Mycrobacterium tuberculosis

Kerugian :

         Terinaktivasi oleh materi organic

         Korosif terhadap alat dan wadah

         Tidak bersifat sporisidal

c.       Glutaraldehid

Pada konsentarsi 2 %, pH 7,5-8,5 bertindak sebagai high level disinfectant (HLD) yang berarti

dapat menghancurkan semua mikroorganisme vegetative, basil TBC, fungi, virus ukuran kecil

dan non lipid, serta virus berukuran sedang kecuali sejumlah tertentu spora bakteri.

Mekanisme kerjanya adalah membunuh mikroorganisme melalui proses alkilasi protein.

Keuntungan:

         Dapat membunuh vegetative bakteri dalam waktu 2 menit.

         Bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, virusidal, dan sporisidal. Waktu yang dibutuhkan antara

10-30 menit, sedangkan proses sterilisasi perendaman butuh waktu sampai dengan 10 jam

Kerugian:

         Bau yang menyegat

         Dapat menyebabkan muntah-muntah bila ventilasi ruangan buruk

         Konsentrasi 0,2 ppm dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernafasan

         Dapat menguap

         Tidak mempunyai kemampuan membersihkan

d.      Hidrogen peroksida

Pada konsentrasi 6 % berfungsi sebagai high Level disinfectant (HLD)

Mekanisme kerjanya menyerang membran lipid mikroorganisme.

Page 7: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

Keuntungan :

         Bakterisidal, virusidal, tuberkulosidal, fungsidal, dan sporisidal.

Kerugian :

         Terpengaruh oleh perubahan pH

e.       Formaldehid

Konsentrasi 8 % formaldehid + 70 % alcohol berfungsi sebagai HLD. Sebaliknya, konsentrasi

kurang dari 4 % berfungsi sebagai Low Level Disinfektan (LLD), yaitu: disinfektan tidak

memiliki daya bunuh terhadap spora bakteri, mikrobakterium, semua fungi, serta semua virus

ukuran kecil dan sedang.

Mekanisme kerjanya menginaktivasi mikroorganisme melalui  reaksi alkilasi terhadap gugus

amino dan gugus sulfhidril pada protein.

Keuntungan :

         Bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, dan virusidal

         Sporisidal (8% formaldehid dalam 70 % alcohol)

Kerugian :

         Terinaktivasi oleh materi organic

         Potensial karsinogen

         Menimbulkan uap yang mengiritasi

         Korosif

f.       Fenol

Mekanisme kerjanya penetrasi terhadap dinding sel dan mengendapkan protein sel. Fenol biasa

digunakan untuk melakukan desinfeksi dinding, lantai, dan permukaan meja (permukaan keras)

Keuntungan :

         Spektrum luas, bakterisidal gram positif dan negative, fungisidal, tuberkulosidal, dan virus

lipofilik

         Toleransi cukup baik terhadap beban organic dan air sadah

         Mempunyai aktivitas residual

Kerugian :

         Tidak bersifat sporisidal

         Terinaktivasi oleh materi organik

         Korosif terhadap karet dan sebagian plastic

Page 8: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

g.      Campuran chlorhexidine dan cetrimide

Contoh :

Cairan Hibicet dari SSL International plc Oldham, England

Komposisi :

Chlorhexidine Gluconate 1,5% b/v, Cetrimide 15%b/v (masing-masing setara dengan 7,5% v/v

chlorhexidine gluconate solution Ph.Eur. 37,5% v/v strong cetrimide solution B.P 40%)

Pemakaian :

Satu bagian di dalam 100 bagian air; 10 ml + air hingga menjadi genap 1000 ml. fungsinya

sebagai pembersih dan antiseptik.

3.      Bersihkan udara dengan alat pengasapan (fogging) yang mengandung cairan air borne

disinfectants of surfaces

Contoh : Anios Special DJP, Laboratories Anios.

Komposisi :

Formaldehyde, Didecyldimethylammonium chloride, Dimethicone.

Dapat membunuh mikroba : E. coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,

Streptococcus Faecalis dalam 4 ml/m3

4.      Sinari ruangan dengan ultraviolet minimum selama 24 jam

5.      Setelah itu, ruangan ditutup dan dialiri udara yang telah bebas mikroorganisme, sehingga

didapatkan ruangan clean area untuk produksi steril.

Clean area mempunyai klasifikasi atau grade A, B, C, dan D. Klasifikasi dibagi berdasarkan

jumlah maksimum partikel dan jumlah mikroba yang mengkontaminasinya per meter kubik

udara.

GradeJumlah maksimum partikel dan jumlah mikrobakteri per meter kubik

0,5 µm 5 µm Jumlah mikroorganisme

A 3500 0 < 1

B 3500 0 10

C 350000 2000 100

D 3500000 20000 200

Page 9: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

Petugas yang akan bekerja di dalam ruangan produksi steril harus mengganti baju dan

membersihkan diri menggunakan cairan antiseptik di dalam ruangan clean changing area dan

dibilas dengan udara steril, sehingga diharapkan petugas bebas dari kotoran dan mikroorganisme.

Petugas yang akan bekerja di dalam ruangan produksi steril saat masuk ke rumah changing area,

harus mengganti baju dan sepatu serta memakai topi dan kacamata steril yang telah tersedia.

Setelah itu, dia baru masuk ke ruangan clean filling room atau ruangan preparation area.

Laminair airflow merupakan tempat bekerja secara aseptic, untuk tes sterilitas, aseptic

dispensing, dan i.v. mixture (pencampuran obat suntik). Tekanan yang ada di dalam ruangan

laminair airflow dibuat menjadi tekanan negatif. Artinya, aliran udara yang ada mengalir kembali

kedalam ruangan laminair airflow.

Penyebab kontaminasinya adalah :

         Udara yang masuk ke ruangan, baik dara dai dalam maupun dari luar.

         Hasil-hasil produksi yang ada di ruangan

Oleh karena itu, control kualitas diperlukan untuk :

1.      Control udara

Dengan menggunakan HEPA filter, bila berasap menggunakan smoke detector.

2.      Temperature dan humidity Target temperature 20°C dan relative humidity 35-45% dengan

tekanan positif.

Page 10: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

PEMBUATAN PRODUK STERIL CPOB

PRINSIP

Produk steril hendaklah dibuat dengan persyaratan khusus dengan tujuan memperkecil risiko

pencemaran mikroba, partikulat dan pirogen, yang sangat tergantung dari ketrampilan, pelatihan

dan sikap personil yang terlibat. Pemastian Mutu sangatlah penting dan pembuatan produk steril

harus sepenuhnya mengikuti secara ketat metode pembuatan dan prosedur yang ditetapkan

dengan seksama dan tervalidasi. Pelaksanaan proses akhir atau pengujian produk jadi tidak dapat

dijadikan sebagai satu-satunya andalan untuk menjamin sterilitas atau aspek mutu lain.

UMUM

1. Pembuatan produk steril hendaklah dilakukan di area bersih, memasuki area ini hendaklah

melalui ruang penyangga udara untuk personil dan/atau peralatan dan bahan. Area bersih

hendaklah dijaga tingkat kebersihannya sesuai standar kebersihan yang ditetapkan dan dipasok

dengan udara yang telah melewati filter dengan efisiensi yang sesuai.

2. Berbagai kegiatan persiapan komponen, pembuatan produk dan pengisian hendaklah

dilakukan di ruang terpisah di dalam area bersih. Kegiatan pembuatan produk steril dapat

digolongkan dalam dua kategori; pertama produk yang disterilkan dalam wadah akhir dan

disebut juga sterilisasi akhir, kedua produk yang diproses secara aseptis pada sebagian atau

semua tahap.

3. Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik lingkungan

yang dipersyaratkan. Tiap kegiatan pembuatan membutuhkan tingkat kebersihan ruangan yang

sesuai dalam keadaan operasional untuk meminimalkan risiko pencemaran oleh partikulat

dan/atau mikroba pada produk dan/atau bahan yang ditangani.

4. Kondisi “operasional” dan “nonoperasional” hendaklah ditetapkan untuk tiap ruang bersih.

Keadaan “nonoperasional” adalah kondisi di mana fasilitas telah terpasang dan beroperasi,

lengkap dengan peralatan produksi tetapi tidak ada personil. Kondisi “operasional” adalah

kondisi di mana fasilitas dalam keadaan berjalan sesuai modus pengoperasian yang ditetapkan

dengan sejumlah tertentu personil yang sedang bekerja.

Agar tercapai kondisi “operasional” maka area tersebut hendaklah didesain untuk mencapai

tingkat kebersihan udara tertentu pada kondisi “nonoperasional”.

Pada pembuatan produk steril dibedakan 4 Kelas kebersihan:

Page 11: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona

pengisian, wadah tutup karet, ampul dan vial terbuka, penyambungan

secara aseptis. Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang unit

aliran udara laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara

laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan merata

berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam

ruang bersih terbuka.

Keadaan laminar yang selalu terjaga hendaklah dibuktikan dan

divalidasi. Aliran udara searah berkecepatan lebih rendah dapat

digunakan pada isolator tertutup dan kotak bersarung tangan.

Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini

adalah lingkungan latar belakang untuk zona Kelas A.

Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan

yang mengandung risiko lebih rendah.

KLASIFIKASI RUANG BERSIH DAN SARANA UDARA BERSIH

5. Ruang bersih dan sarana udara bersih diklasifikasikan sesuai dengan

EN ISO 14644-1. Klasifikasi hendaklah dibedakan dengan jelas dari

pemantauan lingkungan pada saat operasional. Jumlah maksimum

partikulat udara yang diperbolehkan untuk tiap Kelas kebersihan

adalah sebagai berikut:

6. Untuk tujuan klasifikasi zona Kelas A, perlu diambil sampel udara

minimum 1 m3 per lokasi pengambilan sampel. Untuk Kelas A

klasifikasi partikulat udara adalah ISO 4.8 ditentukan oleh batas

jumlah partikel dengan ukuran > 5,0 μm. Untuk Kelas B

(nonoperasional) klasifikasi partikulat udara adalah ISO 5 untuk kedua

Page 12: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

ukuran partikel. Untuk Kelas C, klasifikasi partikulat udara adalah ISO

7 untuk nonoperasional dan ISO 8 untuk operasional. Untuk Kelas D

(nonoperasional), klasifikasi partikulat udara adalah ISO 8. Untuk

tujuan klasifikasi, metodologi EN/ISO 14644-1 menjelaskan jumlah

lokasi minimal untuk pengambilan sampel udara dan volume sampel

berdasarkan batas ukuran partikel terbesar bagi Kelas kebersihan

terkait serta metode untuk mengevaluasi data yang terkumpul.

7. Untuk tujuan klasifikasi hendaklah dipakai alat penghitung partikel

portabel dengan selang pendek untuk pengambilan sampel, karena

akan terjadi presipitasi yang tinggi dari partikel >5,0 μm apabila

menggunakan sistem pengambilan sampel dari jarak jauh yang menggunakan selang yang panjang. Pada sistem aliran udara unidirectional hendaklah digunakan sample heads isokinetis.

8. Klasifikasi saat operasional dapat dilakukan selama kegiatan rutin, proses simulasi atau selama pelaksanaan media fill karena diperlukan simulasi pada kasus terburuk untuk tujuan klasifikasi ini. EN ISO 14644-2 memberikan informasi tentang cara melakukan pengujian untuk membuktikan pencapaian secara berkesinambungan klasifikasi kebersihan yang ditetapkan.

PEMANTAUAN RUANG BERSIH DAN SARANA UDARA BERSIH

9. Ruang bersih dan sarana udara bersih hendaklah dipantau secara rutin pada saat kegiatan berlangsung dan penentuan lokasi pengambilan sampel hendaklah berdasarkan studi analisis risiko yang dilakukan secara formal dan dari data yang diperoleh selama penentuan klasifikasi ruangan dan/atau sarana udara bersih.

10. Untuk zona Kelas A, pemantauan partikel hendaklah dilakukan selama proses kritis berlangsung, termasuk perakitan alat, kecuali bila dijustifikasi bahwa kontaminasi yang terjadi dalam proses dapat merusak alat penghitung partikel atau menimbulkan bahaya, misal organisme hidup dan bahan berbahaya radiologis. Pada kasus demikian, pemantauan selama kegiatan rutin penyiapan alat hendaklah dilakukan sebelum terpapar ke risiko kontaminasi tersebut di atas. Pemantauan selama kegiatan proses yang disimulasikan hendaklah juga dilakukan. Frekuensi pengambilan sampel dan ukuran sampel dalam pemantauan zona Kelas A hendaklah ditetapkan sedemikian rupa sehingga mudah diintervensi. Kejadian yang bersifat sementara dan kegagalan sistem apa pun dapat terdeteksi dan memicu alarm bila batas waspada terlampaui. Jumlah rendah dari partikel yang berukuran > 5,0 μm di lokasi di titik pengisian pada saat proses pengisian berlangsung tidak selalu dapat tercapai. Hal ini dapat diterima karena ada sebaran partikel atau tetesan produk itu sendiri.

Page 13: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

11. Sistem yang sama dianjurkan untuk Kelas B, walaupun frekuensi pengambilan sampel dapat dikurangi. Kepentingan akan sistem pemantauan partikel hendaklah ditetapkan berdasarkan efektivitas pemisahan Kelas A dan Kelas B yang berdampingan. Pemantauan Kelas B hendaklah dilakukan pada frekuensi dan jumlah sampel yang memadai sehingga perubahan pola kontaminasi dan kegagalan sistem dapat terdeteksi dan memicu alarm bila batas waspada terlampaui.

12. Sistem pemantauan partikel udara dapat terdiri dari beberapa alat penghitung partikel yang independen; suatu jaringan dari serangkaian titik pengambilan sampel yang dihubungkan dengan manifold pada satu penghitung partikel; atau kombinasi dari kedua sistem tersebut. Sistem yang dipilih hendaklah disesuaikan dengan ukuran partikel.

Klasifikasi Ruang Industri Farmasi

Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan, tidak

merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan tepi

dinding dibuat melengkung.

2. Pipa saluran udara, listrik, air dipasang diatas langit-langit.

3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.

4. Tahan terhadap bahan pembersih.

Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :

a. Unclassified Area

Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk

kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya

adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage

Page 14: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.

b. Black area

Area ini disebut juga area kelas F. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini

adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging

bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan

pakaian black area (dengan penutup kepala)

c. Grey area

Area ini disebut juga area kelas D/E. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini

adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang,

laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang

sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning

(pakaian dan sepatu grey). Antarablack area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian

grey dan airlock.

d. White area

Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam

area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril,

ruang mixing untuk produksi steril , background ruang filling , laboratorium mikrobiologi

(ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan

pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan

white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.

Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan

yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas

kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan

CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D, E dan F, dimana setiap kelas

memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara dan air

Page 15: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

change rate.

Tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan jumlah partikel

Hygine Zoning

Kelas

Jumlah partikel/m3

At rest

In Operational

0,5 (µm)

5,0 (µm)

0,5 (µm)

5,0 (µm)

A

100

≤ 3.520

Page 16: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

≤ 20

≤ 3.520

≤ 20

B

100

≤ 3.520

≤ 29

≤ 352.000

≤ 2.900

C

10.000

≤ 352.000

≤ 2.900

≤ 3.520.000

Page 17: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

≤ 29.000

D/E

100.000

≤ 3.520.000

≤ 29.000

NS

NS

F

UC

NS

NS

NS

NS

Page 18: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

Hygine Zoning

Class

Limit for Microbial contamination (In operation)

Air sample (cfu/m3)

Settle plates diam. 90mm (cfu/4 hours)

Glove print, 5 fingers (cfu/glove)

A

100

< 1

< 1

< 1

Page 19: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

B

100

10

5

5

C

10.000

100

50

NS

D/E

100.000

200

100

Page 20: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

NS

F

UC

NS

NS

NS

E2

UC

NS

NS

NS

E3

UC

NS

Page 21: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

NS

NS

Keterangan : UC

Klasifikasi Ruang Industri Farmasi

Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan, tidak merupakan

tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan tepi dinding dibuat

melengkung.

2. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.

3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.

4. Tahan terhadap bahan pembersih.

Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :

a. Unclassified Area

Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.

b. Black area

Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala)

c. Grey area

Page 22: RUANGAN PRODUKSI STERIL.docx

Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antarablack area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.

d. White area

Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril , background ruang filling , laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.

Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara dan air change rate.

Tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan jumlah partikel

Kondisi at rest yaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di dalam ruangan, mesin dalam kondisi beroperasi, sedangkan kondisi in operational yaitu kondisi dimana ada operator yang sedang bekerja di dalam ruangan dan kondisi mesin sedang beroperasi

Buffer Room/Ruang Antara/Ruang Penyangga

Adalah ruangan yag terletak antara dua ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda. Tujuan ruang antara ada beberapa macam, diantaranya adalah :

1. untuk mengendalikan partikel

2. untuk pencegahan kontaminasi

3. untuk self containment