ruang patisipasi secara elektonik

16
RUANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM SISTEM DEMOKRASI Kefektifan Penggunaan Website dan Sosial Media sebagai Ruang Publik berbasis Elektronik di Kota Surabaya (Sarana Penyampaian Keluhan) Oleh : Hanaa' Septiana 071311333064 Lina Maria Ulfa 071411131018 Evi Maya Odelia 071411131056 Yasinta Dwi Andryani 071411131057 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Upload: evi-maya-odelia

Post on 01-Feb-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas kelompok

TRANSCRIPT

Page 1: Ruang patisipasi secara elektonik

RUANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM SISTEM DEMOKRASI

Kefektifan Penggunaan Website dan Sosial Media sebagai Ruang Publik berbasis Elektronik di Kota Surabaya (Sarana Penyampaian Keluhan)

Oleh :

Hanaa' Septiana 071311333064

Lina Maria Ulfa 071411131018

Evi Maya Odelia 071411131056

Yasinta Dwi Andryani 071411131057

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga

2015

Page 2: Ruang patisipasi secara elektonik

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan dalam bidang teknologi tidak bisa dihindarkan dalam

kehidupan masyarakat modern dewasa ini. Perkembangan ini memiliki pengaruh yang

cukup besar bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Teknologi Informasi dan

Komunikasi memberikan kemudahan dan membantu segala aktivitas yang dilakukan

oleh manusia. Pengaruh ini juga terasa dalam tata kehidupan pemerintahan pusat

maupun pemerintahan lokal. Keberadaan TIK dalam pemerintahan diharapkan dapat

menciptakan keterpaduan dalam menghadapi keanekaragaman masyarakat luas.

Artikel ini membahas mengenai ruang partisipasi masyarakat Kota Surabaya untuk

menyuarakan keluhan-keluhan mereka yang berbasis online. Sistem online ini

tentunya memanfaatkan perkembangan informasi dan teknologi.

Pembahasan ini menjadi menarik karena mencakup fokus permasalahan yang

berkenaan dengan petugas pemerintah kota Surabaya yang proaktif dalam

menanggapi keluhan-keluhan yang saran yang diberikan oleh masyarakat Surabaya.

Disisi lain, adanya ruang aspirasi ini sangat membantu pemerintah kota untuk

mengetahui permasalahan-permasalahan nyata yang ada di lapangan sehingga

mempercepat untuk mengambil langkah cepat dan tepat dalam mengatasi

permasalahan tersebut. Hal menarik lainnya yaitu ruang partisipasi masayrakat ini

juga langsung terhubung dengan dinas-dinas terkait.

Artikel ini menggunakan metode studi pustaka dan melakukan pengamatan

penggunaan ruang aspirasi masyarakat Kota Surabaya. Sebagaimana artikel ini

disusun, karena ditinjau dapat mewujudkan praktek good governance dan

menciptakan kehidupan demokratis yang menekankan aspek keterbukaan informasi

publik terhadap semua kalangan. Serta sebagai fasilitator dan menjadikan sebagai

jembatan komunikasi untuk mencapai tujuan pembangunan Kota Surabaya.

B. KERANGKA TEORITIS

1. E-Governance

The World Bank Group mendefinisikan e-government sebagai hubungan

dengan penggunaan teknologi informasi (seperti wide area network, internet dan

mobile computing) oleh organisasi pemerintahan yang mempunyai kemampuan

membentuk hubungan dengan warga negara, bisnis dan organisasi lain dalam

pemerintahan.”

Page 3: Ruang patisipasi secara elektonik

Sedangkan Caldow menyatakan bahwa E-government adalah pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guna pelaksanaan pemerintahan yang

efisien dan murah, dengan meningkatkan pelayanan masyarakat dengan cara

menyediakan sarana publik sehingga masyarakat mudah mendapatkan informasi, dan

menciptakan pemerintahan (Caldow, disitasi Indarajit, 2006).

UNDP (United Nation Development Programme) juga mendefiniskan E-

Government sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT-

Information and Communicat-ion Technology) oleh pihak pemerintahan.

Menurut Inpres No.03 Tahun 2003, pemanfaatan teknologi informasi pada

umumnya ditinjau dari sejumlah aspek sebagai berikut :

E-Leadership, aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif negara di

dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Infrastruktur Jaringan Informasi, aspek ini berkaitan dengan kondisi

infrastruktur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup, dan biaya jasa

akses.

Pengelolaan Informasi, aspek ini berkaitan dengan kualitas dan keamanan

pengelolaan informasi, mulai dari pembentukan, pengolahan, penyimpanan,

sampai penyaluran dan distribusinya.

Lingkungan Bisnis, aspek ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem

perdagangan, dan regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan

bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran aliran

informasi antara pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha, antar badan

usaha, antara badan usaha dengan masyarakat, dan antar masyarakat.

Masyarakat dan Sumber Daya Manusia, aspek ini berkaitan dengan difusi

teknologi informasi didalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun

organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada

masyarakat melalui proses pendidikan.

2. Partisipasi

Pengertian Partisipasi Dilihat dari segi etimologi, kata partisipasi berasal

dari bahasa Belanda”Participare”. Dalam bahasa Inggris kata partisipasi adalah

”participations” berasal dari bahasa latin yaitu ”participatio”. Perkataan

Page 4: Ruang patisipasi secara elektonik

participare terdiri daridua suku kata, yaitu part dan cipare. Kata part artinya bagian

dan kata cipareartinya ambil. Jika dua suku kata tersebut disatukan berarti ambil

bagian, turutserta.

Moelyarto Tjokrowinoto (1974:37) mendefinisikan partisipasi adalah

penyetaraan mental dan emosi dalam situasi kelompok yang mendorong mereka

untuk mengembangkandaya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-

tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.

Menurut Kafler yang dikutif oleh Mulyono (1999:23) mengenai partisipasi

adalah sebagai berikut: ”Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang dalam suatu

kegiatan yang mencurahkan baik secara fisik maupun mental dan emosional.

partisipasi fisik merupakan partisipasi yang langsung ikut serta dalam kegiatan

tersebut, sedangkan partisipasi secara mental dan emosional merupakan partisipasi

dengan memberikan saran, pemikiran, gagasan, dan aspek mental lainnya yang

menunjang tujuan yang diharapkan”.

Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokratis dimana orang

dilibatkan dan diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut

memikul tanggung jawab sesuai tingkat kematangan dan tingkat kewajiban.

Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang

mental serta penentuan kebijaksanaan. (Poerbawakatja RS, 1982-:251).

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota

dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

suatu organisasi serta mendukung mencapai tujuan bertanggung jawab atas

keterlibatannya.

3. E-Partisipasi

E-partisipasi (e-Participation) adalah istilah yang mengacu pada

"dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam proses yang terlibat

pada tata kelola dan pemerintahan. Proses ini berkaitan dengan kepentingan

administrasi, pelayanan, pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. Jadi,

E-partisipasi sangat erat juga kaitannya dengan e-government dan partisipasi e-

governance. Istilah ini muncul dengan dilatarbelakangi oleh nilai-nilai warga

negara yang sering kurang mendapat perhatian dalam pengembangan e-

Page 5: Ruang patisipasi secara elektonik

government dibandingkan dengan penyedia layanan serta kebutuhan untuk

membedakan dengan jelas anatara peran warga sebagai warga negara dan warga

sebagai pelanggan.

Definisi yang lebih rinci melihat e-partisipasi sebagai "penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi untuk memperluas dan memperdalam

partisipasi politik dengan memungkinkan warga untuk terhubung dengan satu

sama lain dan dengan wakil-wakil mereka yang terpilih" (Macintosh, 2004).

Definisi ini mencakup semua pemangku kepentingan dalam proses demokrasi,

contohnya yaitu pada proses pengambilan keputusan, hal ini tidak hanya warga

inisiatif pemerintah atau yang disebut top-down, tapi hal ini harus diubah menjadi

proses yang bottom-up.

Jadi e-partisipasi dapat dilihat sebagai bagian dari e-demokrasi, sedangkan

e-demokrasi berarti penggunaan TIK oleh pemerintah yang pada umumnya

digunakan oleh pejabat terpilih, media, partai politik dan kelompok kepentingan,

organisasi masyarakat sipil, organisasi pemerintah internasional, atau

warga/pemilih dalam setiap proses politik negara/daerah, bangsa, dan masyarakat

lokal dan global (Clift, 2003).

C. PEMBAHASAN

Kajian mengenai pengembangan electronic governance telah banyak dianut

oleh negara-negara maju di dunia. Hal tersebut dilakukan utnuk menciptakan tata

kelola pemerintahan yang baik atau biasa disebut good governance. Good governance

ini menekankan aspek partisipasi, keterbukaan informasi, efektifitas, dan efisiensi dari

sebuah program yang dilakukan oleh pemeritah di sebuah negara. Pemerintah Kota

Surabaya memiliki website resmi yang dapat diakses oleh semua pihak. Website itu

dapat diakses melalui alamat http://www.surabaya.go.id. Keberadaan website ini

bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh segala informasi dan

layanan yang disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Website ini dapat diakses

melalui perangkat PC ataupun Smartphone selama 24 jam. Berikut adalah tampilan

utama website tersebut.

Page 6: Ruang patisipasi secara elektonik

Gambar 1 Tampilan website surabaya.go.id

Di dalam website tersebut, terdapat beberapa menu pilihan yang dapat dipilih

masyarakat sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Menu-menu tersebut

antara lain :

Menu Pelayanan Publik : Akta Kelahiran, Akta Perceraian, Akta Perkawinan,

Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Surat Keterangan Tempat Tinggal

dan LPSE Pemerintah Kota Surabaya.

Menu Media Center Pemerintah Kota Surabaya : Twitter @SapaWargaSBY,

Facebook Fanpage Sapawarga Kota Surabaya, Suara Masyarakat, Email

Media Center, PPID Kota Surabaya, Rekapitulasi Pemerintah Informasi

Keluhan Masyarakat, Portal SAPAWARGA, telepon dan toll free, laporan

layanan informas publik, dan kelompok inforasi masyarakat.

Menu Pelayanan Perizinan : Permohonan Baru Izin Gangguan (HO),

Pengalihan Hak Ijin Gangguan (HO), Pendaftaran Ulang Ijin Gangguan (HO),

Izin Usaha Jasa Konstruksi, Izin Praktik Tenaga Medis selaku dokter

umum/gigi/spesialis, Izin Kerja Radiografer (SIKR), Perpanjangan Izin

Pemakaian Tanah (IPT), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Mendirikan

Bangunan : BINTEK, Izin SRK, Izin Baru Jasa Telekomunikasi, Izin

Perpanjangan Jasa Telekomunikasi, Kartu Tanda Pencari Kerja, Izin baru jasa

titipan, Izin Perpanjangana jasa titipan, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),

Rekom Menara Telekomunikasi (baru), Rekom Menara Telekomunikasi

(existing baru), Rekom Menara Telekomunikasi (perpanjangan), TDUP

Page 7: Ruang patisipasi secara elektonik

Online (Usaha Daya Tarik Wisata, Usaha Kawasan Pariwisata, Usaha Jasa

Transportasi Wisata, Usaha Jasa Perjalanan Wisata, Usaha Jasa Makanan dan

Minuman, Usaha Penyediaan Akomodasi, Usaha Penyelenggaraan Kegiatan

Hiburan dan Rekreasi).

Menu pelayanan informasi (PPID Kota Surabaya) : Website PPID Kota

Surabaya, Informasi yang wajib diumumkan secara berkala, Informasi yang

wajib diumumkan secara merta, Informasi yang wajib disediakan setiap saat.

Dari berbagai menu yang disediakan, artikel ini berfokus pada menu Media

Center pemerintah kota Surabaya yang merupakan ruang untuk menampung aspirasi

masyarakat Surabaya. Kemudahan untuk menyuarakan pendapat ini menjadi bukti

bahwa Pemerintah Kota Surabaya mengaplikasikan perkembangan TIK dalam tata

kelola pemerintahannya atau umumnya juga disebut e-government.

Dalam pembahasan mengenai ruang aspirasi masyarakat berbasis elektronik,

hal ini berarti pula pembahasan ini menyangkut praktek government to citizen.

Government to citizen merupakan inovasi berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi yang dikembangkan pemerintah untuk mempermudah hubungan antara

pemerintah dan masyarakat dan untuk tetap menjaga kesetaraan diantara 2 pihak

tersebut. Halaman Media Center dapat diakses di halaman

http://mediacenter.surabaya.go.id/ . Berikut adalah tampilan Media Center:

Gambar 2 Tampilan utama halaman Media Center

Page 8: Ruang patisipasi secara elektonik

Media Center yang dikembangkan bersifat interaksi 2 arah yang dilakukan oleh

petugas Pemkot dan masyarakat. User dapat memasukkan beberapa keluhan serta aspirasi

dengan cara memilih menu Tulis Keluhan dan mengisikan data-data yang diperlukan.

Penggunaan Media Center ini terlihat efektif dan telah banyak digunakan oleh user. Pada

bula November, terdapat sebanyak 30 keluhan yang telah dituliskan (pengecekan

dilakukan sampai tanggal 22 November 2015). Keluhan-keluhan tersebut langsung

diproses dan ditanggapi maksimel 1 x 24 jam oleh petugas Media Center. Jika dilihat dari

aspek kualitas Sumber Daya Manusia (dari pihak petugas Media Center dan user yang

memanfaatkan nya),

Dengan adanya media center ini, masyarakat diharapkan mampu menjadi

pengawal proses pembangunan yang ada di Kota Surabaya. Partisipasi masyarakat dalam

ruang publik ini juga dapat mempercepat petugas-petugas yang terkait dalam membuat

sebuah keputusan agar dapat diambil secara tepat dan cepat karena berdasarkan fakta yag

terjadi di lapangan.

Twitter resmi Sapawarga yang digunakan mulai dikembangkan sejak tahun 2011

danmemiliki pengikut sebanyak 6.807 dengan jumlah update status sebanyak 7.911

tweets (pengamatan dilakukan sampai tanggal 22 November 2015). Akun twitter tersebut

dikelola oleh Departemen Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya. Konten dari update

status mengenai informasi kegiatan-kegiatan yang akan dan sedang terjadi di Surabaya.

Dalam akun tersebut langsung terhubung dngan beberapa akun twitter pendukung

informasi yang lain seperti @RTMC_Jatim dan @infosurabaya , @surabayatourism.

Gambar 3 Tampilan twitter @SapaWargaSby

Page 9: Ruang patisipasi secara elektonik

Tetapi terdapat beberapa kejanggalan di dalam akun tersebut, yaitu sebagain

besar informasi yang diperbarui/ diupdate bukanlah informasi yang bermanfaat bagi

pengguna/user. Informasi yang diperbarui hanyalah mengenai kata-kata bijak dan

motivasi, serta interaksinya dengan user juga masih bersifat satu arah.

Sosial media yang kedua yang digunakan adalah facebook. Jumlah likers

halaman facebook Sapawarga Kota Surabaya telah mencapai 12.327. Jika dilihat dari

jumlah user dari dua media sosial tersebut, user yang sebagian besar masyarakat Kota

Surabaya sudah cukup mengenal layanan yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota

Surabaya. Tetapi terdapat kesamaan kekurangan di dalam akun Facebook tersebut

dengan twitter, yaitu informasi yang diupdate tidak relevan dengan fungsi sosial

media itu yang seharusnya menjadi tempat untuk menampung aspirasi dan terjalin

interaksi dua arah, bukan satu arah.

Gambar 4 Tampilan halaman Facebook Sapa Warga Kota Surabaya

Berdasarkan Inpres No. 03 Tahun 2003, salah satu aspek yang dapat ditinjau

dalam pemanfaatan teknologi informasi yaitu aspek masyarakat dan Sumber Daya

Manusia. Maka dalam pembahasan ini kami melihat ketiga hal yang telah diuraikan

(Media Center, Facebook, dan Twitter) dari aspek masyarakat dan Sumber Daya

Manusia yang ada. Sumber Daya Manusia yang dimaksudkan adalah petugas dari

ketiga ruang aspirasi publik berbasis elektronik, serta Sumber Daya Manusia dari

pihak user atau pengguna ruang publik tersebut. Hal ini berkaitan dengan seberapa

Page 10: Ruang patisipasi secara elektonik

jauh tingkat sosialisasi pemerintah Kota Surabaya dalam penggunaan website dan

sosial media yang ada.

Penggunaan website Media Center telah berjalan efektif karena dilihat dari 2

pihak (pemerintah dan user) telah secara bersamaan menggunakan website tersebut

dan fungsi dari website itu dapat berjalan dengan semestinya. Yang kedua yaitu

penggunaan Facebook dan Twitter. Kedua akun sosial media tersebut seharusnya

digunakan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka dan digunakan sebagai

ruang untuk

D. SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian-uraian yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa usaha Pemerintah Kota Surabaya dalam mengadopsi perkembangan Teknologi

Informasi dan Komunikasi sudah cukup baik. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya

website Media Center dan beberapa sosial media yang disediakan agar user dalam hal

ini masyarakat dapat lebih mudah untuk mengaksesnya serta juga dibuktikan dengan

cepatnya tanggapan yang dilakukan oleh petugas. Tetapi dalam pelaksanaannya,

belum efektif untuk menjalankan fungsi utamanya. Terlebih dilihat dari penggunaan

sosial media yang tidak memberikan informasi yang dibutuhkan oleh user.

Terdapat 2 sosial media yang digunakan oleh pihak pemerintah, yaitu

Facebook dan Twitter. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, di halaman

twitter yang telah disediakan tidak begitu memberikan informasi yang cukup

bermanfaat bagi pengikutnya (followers). Sebagian besar hal yang diupdate adalah

mengenai kata-kata bijak dan motivasi. Pemerintah Kota Surabaya sebaiknya tidak

hanya memperhatikan dari segi kuantitas tetapi juga harus lebih memperhatikan

tingkat kualitas informasi yang diberikan melalui website dan sosial media yang telah

tersedia. Karena pada dasarnya pengembangan ruang aspirasi publik berbasis

elektronik ini menekankan aspek efisiensi dan efektifitas itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

https://chandrax.wordpress.com/2008/05/21/electronic-government-e-government/ diakses

pada tanggal 18 November 2015

http://www.slideshare.net/kangkumis/teori-partisipasi diakses pada tanggal 18 November

2015