ruang lingkup praktek kebidanan 1
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
RUANG LINGKUP PRAKTEK KEBIDANAN
1. Pengertian
Lingkup praktek kebidanan adalah terkait erat dengan fungsi, tanggung jawab dan aktifitas
bidan yang telah mendapatkan pendidikan, kompeten, dan memiliki kewenangan untuk
melaksanakannya.
2. Kerangka kerja dalam pelayanan meliputi :
a. PERMENKES No 1464/menkes/sk/ii/2010
b. Standar Praktek Bidan
c. Kode Etik Bidan
d. Kepmenkes No 369/Menkes/SK/II/2007
3. Lingkup praktek kebidanan meliputi pemberian asuhan pada :
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami
perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, serta kebijakan
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
a. Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenangbidan terbatas pada pertolongan persalinan
normal secara mandiri, didampngi tugas lain.
b. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes No. 623/1989,
wewenang bidan dibagi menjadi dua yaituPermenkes khusus. Dalam wewenang khusus
ditetapkan bahwa bidan melaksanakan tindakan khusus dibawah pengawasan dokter.
c. Permenkes No. 572/PER/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktik
bidan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya diberi kewenangan yang mandiri.
Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam
wewenang tersebut mencakup :
1) Pelayanan kebidanan neliputi pelayanan ibu dan anak
2) Pelayanan keluarga berencana
3) Pelayanan kesehatan masyarakat
d. Permenkes No. 900/SK/VII/2002, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktik
bidan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya diberi kewenangan yang mandiri.
e. Permenkes No. HK.02.02/Menkes/149/I/2010, yang kemudian diubah menjadi
Permenkes No. 1464/Menkes/PER/X/2010, wewenang ini mengatur tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan.
Dalam menjalankan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan
merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya. Dalam keadaan
darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yaitu yang ditujukan untuk
menyelamatkan jiwa.
Lingkup praktek bidan adalah pada :
- BBL
- Bayi
- Balita
- Anak perempuan
- Remaja putri
- Wanita pranikah
- Wanita selama masa hamil
- Wanita selama masa bersalin
- Wanita selama masa nifas
- Wanita pada masa interval
- Wanita menoupose
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan
yang meliputi : pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pelayanan kebidanan pada ibu diberikan pada masa pra konsepsi, kehamilan,
persalainan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan meliputi :
- Pelayanan konseling pada masa pra hamil
- Pelayanan ante natal pada kehamilan normal
- Pelayanan persalainan normal
- Pelayanan ibu nifas
- Pelayanan ibu menyusui
- Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
Bidan dalm memberikan pelayanan kesehatan ibu berwenang :
- Episiotomi
- Penjahitan luka jalan lahir derajat I, II
- Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan untuk perujukan
- Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
- Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
- Fasilitas atau bimbingan IMD dan promosi ASI Eksklusif
- Pemberian uterotonika pada Manajemen Aktif Kala III, post partum
- Penyuluhan dan konseling
- Bimbingan pada kelompok ibu hamil
- Pemberian surat keterangan kematian
- Pemberian surat keterangan cuti bersalain
Pelayanan kebidanan pada anak meliputi pelayanan bayi baru baru lahir, bayi,
anak balita, dan anak pra sekolah. Bidan dalam pelayanan pada anak tersebut
berwenang :
- Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,
Inisiasi Menyusui Dini (IDM), injeksi vitamin K1, perawatan bayi dari lahir masa
neonatal (0-28 hari) dan perawatan tali pusat.
- Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
- Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
- Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
- Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
- Pemberian konseling dan penyuluhan .
- Pemberian surat keterangan kelahiran.
- Pemberian surat keterangan kematian
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
berwenang untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana, dan memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Bagi bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan
pelayanan kesehatan yang meliputi :
- Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
- Melakukan asuhan ante natal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu dilakaukan dibawah supervise dokter.
- Penangan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan.
- Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
usia sekolah, dan remaja dan penyehatan lingkungan .
- Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.
- Melakukan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap IMS
termasuk kondom.
- Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif melalui informasi
dan edukasi.
- Pelayanan kesehatan lain yang menjadi program pemerintah.
Pelayanan AKBK, penangan bayi dan balita sakit, pelaksanaan deteksi dini,
merujuk dan memberikan penyuluhan IMS dan NAPZA hanya dapat dilakukan pada
bidan yang telah dilatih untuk itu.
Bagi bidan yang menjalankan praktek di daerah yang tidak memilki dokter
(kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota), dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan. Dalam
keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang dalam wilayah tersebut, bidan dapat
memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan
kemampuannya.
Dalam keadaan darurat yang diajukan untuk penyelamatan jiwa, seorang bidan
berwenang melakukan pelayanan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
4. Otonomi Bidan
Akutabilitas bidan dalam praktik kebidanan, merupakan suatu hal penting dan
dituntut dari suatu profesi, terutama yang berhubungan dengan keselsmstsn jiwa
manusia. Akuntabilitas bidan adalah pertanggungjawaban dan tangunggugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukanya. Oleh karena itu, semua
tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi didasari suatu
evidence based.
Dengan adanya negitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidn memilki
otonomi dan mandiri tuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan
berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika
profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggarakan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui :
a. Pendidikan kepelatihan berelanjutan
b. Penelitian dalam bidang kebidanan
c. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan
d. Akreditasi
e. Sertifikasi
f. Regristrasi
g. Ujikompetensi
h. Lisensi
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait
dengan pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut :
UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
a. Permenkes RI No.1464/Menkes/PER/x/2010 tentang izin dan
penyelenggarakan praktik bidan.
b. Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007
c. Standar pelayanan kebidanan Tahun 2001
d. PP No. 32/Tahun 1996 tentang kesehatan
e. UU No.22/1999/tentang otonomi daerah
f. UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
g. UU tentang aborsi, adopsi, bai tabung dan trasplantasi
h. KUHPAP dan KUHP 1981
i. UU yang terkait dengan hak reproduksi dan keluarga berencana :
1) UU No. 10/1992 tentang pengembangan kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahterah
2) UU No.23/2003 tentang pengapusan Kekerasan terhadap
perempuan di Dalam Rumah Tangga
5 Hubungan Kompetensi dengan Lingkungan Praktek Kebidanan
Pengetahuan ketrampilan dan sikap (kompetensi) tanpa adanya Kewenangan ( lingkup
praktek) maka dikatakan sebagai bentuk pelayanan yan g tidak sesuai dengan standar karena
pelayanan yang diberikan tidak mengacu pada kerangka kerja berdasarkan KRPMENKES 900,
standar praktek dan kode etik.
Kesimpulan : lingkup praktek kebidan didasarkan pada pengetahuan, ketrampilan dan
kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.