rs+pratama+01

25
DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan yang telah diselenggarakan selama ini, telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan secara bermakna, meskipun belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk di Indonesia, khususnya masyarakat yang bermukim di lokasi-lokasi terpencil, termasuk di daerah pesisir, pulau-pulau kecil dan daerah pemekaran. Didalam undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan secara tegas mengamanat kepada pemerintah untuk bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan upaya kesehataan saat ini lebih mengedepankan pemerataan dan keterjangkauan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan khususnya pelayanan rujukan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pengaruh dari Pedoman Rumah Sakit Bergerak 1

Upload: wenichris

Post on 29-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgfvghh

TRANSCRIPT

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan

kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional

yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan

kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

kesehatan yang telah diselenggarakan selama ini, telah berhasil

meningkatkan derajat kesehatan secara bermakna, meskipun belum

dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk di Indonesia,

khususnya masyarakat yang bermukim di lokasi-lokasi terpencil,

termasuk di daerah pesisir, pulau-pulau kecil dan daerah pemekaran.

Didalam undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan

secara tegas mengamanat kepada pemerintah untuk bertanggung

jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan

mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan upaya kesehataan saat

ini lebih mengedepankan pemerataan dan keterjangkauan masyarakat

mengakses pelayanan kesehatan khususnya pelayanan rujukan.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan rujukan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memliki peran

yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

kesehatan masyarakat. Pengaruh dari pertumbuhan penduduk dan

peningkatan ekonomi tentunya akan meningkatkan kebutuhan

pelayanan rumah sakit yang bermutu dan menjangkau seluruh lapisan

masyarakat.

Permasalahan keterbatasan akses dan pemerataan sarana

pelayanan rumah sakit saat ini tidak hanya di dominasi daerah

tertinggal, perbatasan dan kepulauan tetapi juga ditemui juga pada

daerah perkotaan dimana daya tampung rawatan rumah sakit tidak

sebanding dengan jumlah penduduk disekitarnya. Kondisi ini sering

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 1

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

membuat persaingan tidak sehat pengguna jasa rumah sakit dalam

mendapatkan kesempatan prioritas pelayaann yang akhirnya

masyarakat tidak mampu menjadi pihak yang sulit mendapatkan

pelayanan kesehatan dengan segala keterbatasannya.

Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan rumah sakit di daerah tertinggal, perbatasan,

kepulauan, daerah bermasalah kesehatan, daerah pemekaran baru

dan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi,

dimana belum tersedianya fasilitas kesehatan tersebut atau sarana

pelayanan yang ada masih belum dapat memenuhi kebutuhan daerah

tersebut, maka dilakukan kerjasama antara pemerintah dengan

pemerintah daerah untuk menyediakan sarana pelayanan kesehatan

rumah sakit yang bermutu dan melayani seluruh lapisan masyarakat.

Rumah Sakit Pratama merupakan salah satu upaya Kementerian

Kesehatan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk

meningkatkan akses pelayanan kesehatan didaerah tersebut.

Pada tahun 2004 Kementerian Kesehatan telah melakukan

terobosan dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan rujukan

berupa Rumah Sakit Bergerak (sebelumnya bernama Rumah Sakit

Lapangan). Pendirian Rumah Sakit Bergerak ini ditujukan terutama

bagi daerah yang sulit dijangkau pelayanan kesehatan rujukan di

daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan dengan

kapasitas 10 tempat tidur. Pada daerah tertentu dengan jumlah

penduduk yang lebih banyak tentunya akan membutuhkan jumlah

tempat tidur yang lebih pula. Untuk hal tersebut Kementerian

Kesehatan mempertimbangkan untuk mendirikan Rumah Sakit

Pratama dengan kapasitas rawat inap lebih besar.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian

urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan

bahwa urusan kesehatan merupakan salah satu urusan pemerintahan

yang dibagi bersama antar tingkatan, yang penyelenggaraannya oleh

Pemerintah dapat ditugaskan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan

asas tugas pembantuan, dan secara bertahap dapat diserahkan untuk

menjadi urusan Pemerintah Daerah yang bersangkutan apabila

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 2

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Pemerintah Daerah telah menunjukkan kemampuan untuk memenuhi

norma, standar, prosedur dan kriteria yang dipersyaratkan.

Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan kepada daerah

untuk mendukung kemampuan Pemerintah Daerah dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya.

Apabila pemerintah daerah ternyata belum juga mampu

menyelenggarakan urusan pemerintahan setelah dilakukan

pembinaan, maka untuk sementara penyelenggaraannya dilaksanakan

oleh Pemerintah sampai menunggu Pemerintah Daerah mampu

menyelenggarakannya sendiri.

B. Tujuan

Tujuan Pedoman ini adalah sebagai acuan penyelenggaraan dan

pengelolaan Rumah Sakit Pratama yang menjamin ketersediaan sarana

yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan

tuntutan kebutuhan di masyarakat.

C. Sasaran

Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Swasta yang menyelenggarakan Rumah Sakit Pratama sebagai upaya untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan rumah sakit

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Pratama meliputi :1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit yang merata

dan terjangkau dan mudah di akses seluruh masyarakat.2. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan kesehatan

rujukan didaerah yang membutuh.3. Standar persyaratan yang dipenuhi dalam penyelenggaraan Rumah

Sakit Pratama meliputi: Persyaratan Pendirian, organisasi dan manajemen, pelayanan medik, Sumber Daya Manusia, Sarana, Prasarana dan Peralatan Medik.

E. Dasar Hukum

Dasar hukum yang melatar belakangi penyusunan pedoman ini,

sebagai berikut:

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 3

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Reublik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor Tahun 2011 tentang Badan Pengelola Jaminan Kesehatan Sosial Nasional.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

10.Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

11.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/Per/XI/1988 tentang Rumah Sakit;

12.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.

13.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit;

14.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit;

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 4

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

15.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

16.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

17.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 876/Menkes/SK/XI/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan;

18.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1231/Menkes/SK/XI/2007 tentang Penugasan Khusus Sumber Daya Manusia Kesehatan;

19.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

20.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014;

F. PengertianRumah Sakit Pratama adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan dasar yang tidak membedakan kelas perawatan dalam upaya menjamin peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap.

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 5

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

BAB II

PERSYARATAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Rumah Sakit Pratama sebagai fasilitas kesehatan siap guna dan

tepat guna dalam upaya peningkatan akses masyarakat mendapatkan

pelayanan rumah sakit, mempunyai persyaratan pendirian yang meliputi

umum, adminstratif, lokasi, tempat tidur.

A. Umum

1. Kriteria daerah

Kriteria umum penetapan lokasi Rumah Sakit Pratama sebagai

berikut :

a. Daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk

yang cukup tinggi.

b. Akses pelayanan rumah sakit sulit dijangkau.

2. Lahan, akses, keamanan dan fasilitas penunjang

Dalam penempatan rumah sakit pratama ini harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Lahan

i. Kontur tanah datar dan stabil (tanah keras)

ii. Minimal luas 100 meter x 100 meter atau 1 ha

iii. Bagi daerah pemekaran baru yang belum memiliki rumah

sakit dapat menempatkan RS Pratama pada master plan

lahan Rumah Sakit Umum Daerah setempat.

iv. Memiliki surat pembebasan lahan atau sertifikat tanah.

b. Akses

i. Kemudahan akses masyarakat dan sarana pelayanan dasar

menjangkau fasilitas pelayanan RS Pratama.

ii. Pemerintah Daerah bersedia menyediakan sarana

transportasi bagi memudahkan akses masyarakat ke rumah

sakit.

c. Keamanan lokasi rumah sakit pratama harus aman dari

gangguan kriminal, potensi konflik.

d. Fasilitas penunjang yang harus tersedia antara lain sumber

listrik, sumber air, fasilitas telekomunikasi

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 6

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

B. Administratif

1. Pernyataan kesanggupan

Pernyataan kesanggupan untuk menyediakan :

a. Sarana prasarana :

Lahan Rumah Sakit Pratama, berupa lahan datar dan keras

dengan luas minimal 100 x 100 meter.

Listrik, sumber air bersih (PAM), telekomunikasi, transportasi,

dan lain lain

Rumah Dinas atau Mess untuk tenaga dokter dan perawat.

Kamar Mandi/WC untuk umum

Kantin/Kafetaria.

Ruang Jaga Satuan Pengamanan (Satpam)

Pagar Keliling.

b. Sumber daya manusia untuk mendukung ketenagaan di rumah

sakit.

c. Dukungan pembiayaan untuk operasional.

2. Perizinan

a. Izin mendirikan Rumah Sakit Pratama di berikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

b. Izin operasional Rumah Sakit Pratama di berikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atas rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Kerjasama Operasional

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit Pratama diupayakan membangun kerjasama dengan

dengan instansi kesehatan terkait antara lain Dinas Kesehatan,

Institusi Pendidikan Kedokteran, BKKBN dan lainnya, serta

mengadakan kerjasama pembiayaan pelayanan kesehatan dengan

Jamkesmas, PT Askes dan lembaga pembiayaan kesehatan lainnya.

C. Lokasi

Dalam menentukan tempat pendirian Rumah Sakit Bergerak

perlu dilakukan kajian masalah kesehatan, kebutuhan pelayanan

kesehatan dan skala prioritas daerah yang membutuhkan serta sesuai

dengan rencana umum tata kota.

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 7

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Pemilihan lokasi rumah sakit pratama harus bebas dari

pencemaran, banjir, rawan longsor dan tidak berdekatan dengan

tempat bongkar muat barang, fasilitas umum, fasilitas pendidikan,

daerah industri, dan areal limbah pabrik.

D. Fasilitas

Rumah Sakit Pratama mempunyai kapasitas 30 - 50 tempat tidur

sesuai dengan kebutuhan.

E. Bangunan

Bangunan Rumah Sakit Pratama paling sedikit terdiri atas :

1) Ruang Rawat Jalan;

2) Ruang Unit Gawat Darurat

3) Ruang Rawat Inap

4) Ruang Tindakan

5) Ruang Bersalin

6) Ruang Rekam Medik

7) Ruang Laboratorium

8) Ruang Radiologi

9) Ruang Apotik dan Gudang Farmasi

10) Ruang Sterilisasi dan Cuci (Laundry)

11) Ruang Gizi

12) Ruang Jaga Dokter

13) Ruang Jaga Perawat

14) Ruang Administrasi dan Manajemen

BAB III

KETENAGAAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 8

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Penyediaan tenaga Rumah Sakit Pratama di upayakan oleh

penyelenggara pelayanan rumah sakit baik dari pemerintah,

pemerintah daerah daerah maupun swasta. Kekurangan tenaga yang

dibutuhkan dapat dikoordinasikan dengan kementerian kesehatan atau

bekerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan.

Penyelenggara Rumah Sakit Pratama dapat melakukan

kerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat maupun Rumah Sakit

Umum Daerah untuk memenuhi kebutuhan ketenagaan pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan.

Kebutuhan minimal ketenagaan baik tenaga kesehatan maupun

tenaga non kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di

Rumah Sakit Pratama sebagai berikut :

NO

JENIS TENAGAJUMLAH TENAGA

1 Tenaga Dokter 32 Tenaga Keperawatan

  - Perawat Umum 20  - Bidan 5

3 Tenaga Kesehatan Non Keperawatan    - Asisten apoteker 1  - Radiografer 1  - Pranata Labkes 1

4 Tenaga penunjang  105 Manajerial/Administrasi  

  - Direktur 1  - Seksi 2  - Subbag TU 1  - Tenaga administrasi 2

Jumlah tenaga harus disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan

dan ketersediaan sarana dan prasarana.

Status kepegawaian tenaga yang bekerja di Rumah Sakit

Pratama dapat berstatus PNS atau Non PNS. Apabila diperlukan,

pemerintah pusat dapat menempatkan tenaga tambahan atas biaya

ditanggung pemerintah pusat sesuai kebutuhan pelayanan rumah

sakit.

BAB III

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 9

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

PERALATAN MEDIK DAN NON MEDIK

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 10

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

BAB IV

PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pratama harus memenuhi

persyarantan sebagai berikut :

A. Kelembagaan dan Organisasi

1. Kedudukan

2. Klasifikasi

3. Organisai dan tata kerja

4. Tatalaksana organisasi

5. Pengisian dan pengangkatan jabatan

B. Pembiayaan Operasional

C. Tarif

D. Pendapatan

E. Jenis Pelayanan

Rumah Sakit Pratama menyelenggarakan :

1. Pelayanan Medis Umum

Pelayanan medik umum harus disediakan dan diberikan kepada

pasien sesuai dengan kompetensi dokter serta memanfaatkan

kemampuan serta fasilitas rumah sakit secara optimal.

2. Pelayanan Kebidanan dan

Kandungan

Jenis pelayanan kebidanan dan kandungan meliputi :

Pelayanan antenatal dan post natal

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 11

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Mendiagnosis dan menangani vaginitis, servisitis, adnixitis, dan

ekstirpasi kista kelenjar Bartholini

Pelayanan KB

Melakukan Pelayanan pertolongan persalinan normal dan

patologik (ekstraksi vakum, forseps, embriotomi dan SC)

Pelayanan Inpartu

Neonatus prematur

Fetomaternal

Kesehatan Reproduksi

Onkologi Ginekologi

Imunoendokrinologi

Uroginekologi Rekonstruksi

Obgin Sosial

3. Pelayanan Anak

Memberikan pengawasan tumbuh kembang anak, melaksanakan

imunisasi, melakukan diagnosis dini kelainan bawaan dan

keganasan dan foto terapi.

Melakukan perawatan bayi dalam inkubator

Alergi Imunologi

Endokrinologi

Gastro enterologi

Nutrisi dan Penyakit Metabolik

Hematologi

Hepatologi

Infeksi dan Penyakit Tropis

Kardiologi

Nefrologi

Neurologi

Pediatri Gawat Darurat

Perinatologi

Pulmonologi

Tumbuh Kembang Pedsos

4. Pelayanan Penyakit Dalam

Melakukan diagnosis dan penatalaksanakan demam, diare,

batuk dan sesak napas, hiper/hipotensi, anemia, perubahan

berat badan, kelainan jantung bukan akut, gangguan lambung

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 12

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

dan kerongkongan, gangguan metabolik endokrin, gangguan

ginjal dan traktus urinarius dan alergi.

Hiperpireksia tanpa /dengan kejang

Alergi Imunologi Klinik

Gastroentero-Hepatologi

Geriatri

Ginjal Hipertensi

Hematologi-Onkologi Medik

Kardiologi

Metabolik Endokrin

Psikosomatik

Pulmonologi

Reumatologi

Tropik Infeksi

5. Pelayanan Bedah

Melakukan penanganan kegawat-daruratan pada bedah akut

abdomen (kolik, ileus, apendisitis, trauma)

Melakukan bedah minor (insisi abses, ekstirpasi tumor kecil jinak

pada kulit, ekstraksi kuku / benda asing, sirkumsisi)

Trauma tumpul: Merusak organ / Tidak merusak organ penting

Patah tulang :

o tertutup/terbuka

o luksasi

o dislokasi

o Bedah kecil ( false emergency )

Digestif

Onkologi

Urologi

Orthopaedi

Plastik & Rekonstruksi

Anak

Kardiotorasik

Vaskuler

6. Pelayanan Penyakit Dalam

........

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 13

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

7. Pelayanan Rawat Darurat

Memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam untuk

pertolongan pertama pada pasien gawat darurat

Diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa, mengurangi kecacatan

dan kesakitan penderita dalam keadaan sebelum dirujuk

Resusitasi

Meliputi berbagai upaya medik yang dilakukan terhadap

penderita gawat, untuk mencegah terjadinya kematian dan

cacat yang tetap, termasuk di dalamnya resusitasi sistem

pernafasan, peredaran darah dan syaraf

Renjatan/syok hipovolemik

Trauma:

o trauma capitis ringan

o trauma kemaluan

o Luka bakar

Luka gigitan binatang:

o berbisa

o tidak berbisa

o Retensi urin

Kecelakaan:

o sengatan listrik/ petir

o tenggelam

o Bencana

Memberikan pelayanan gawat darurat spesialistik bidang bedah,

bidang medik non bedah, bidang obstetri ginekologi selama 24

jam

Diagnosis & Penanggulangan:

Renjatan (shock): Kardiogenik, hipovolemik, hemoragik, septik

Pireksia/Hiperpireksia

Kegawatan Kardiovaskuler: payah jantung akut, asma kardiale,

infark jantung akut, hipertensi berat, ensefalopatia-hipertensive

Penurunan kesadaran: ketosis, uremia, hepatik, koma, CVA,

malaria selebral.

Gangguan keseimbangan asam basa

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Gangguan pernafasan: asfiksia

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 14

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Asma bronkiale/Status asmatikus

Pneumotoraks

Efusi pleural

Pendarahan hematemesis, hemoptoe

8. Pelayanan Perawatan Intensif

Pelayanan perawatan intensif diselenggarakan selama 24 jam per

hari dan 7 hari dalam seminggu.

Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut:

a. Resusitasi jantung paru

b. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan

penggunaan ventilator sederhana

c. Terapi oksigen

d. Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menerus

e. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral

f. Pemeriksaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh

g. Pelaksanaan terapi secara titrasi

h. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai dengan kondisi

pasien

i. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel

selama transportasi pasien gawat

j. Kemampuan melakukan fisioterapi dada

Pelayanannya juga meliputi :

Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium

tertentu (Hb, hematokrit, elektrolit, gula darah dan trombosit),

roentgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi.

Memberikan pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk

pasien gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan

mempunyai peran penting dalam pemantauan serta pencegahan

penyulit pada pasien medik dan bedah yang berisiko. Dilakukan

ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana

selama beberapa jam.

9. Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan diorganisasi dan dikelola agar dapat

memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien sesuai

dengan standar yang ditetapkan dan rencana asuhan keperawatan

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 15

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

disusun berdasarkan Diagnosis keperawatan. Catatan asuhan

keperawatan harus meliputi:

a. Pengkajian keperawatan

b. Diagnosis keperawatan

c. Rencana keperawatan

d. Rincian dan tindakan keperawatan yang diberikan

e. Evaluasi

f. Rencana kepulangan pasien (resume keperawatan), dibuat dan

disimpulkan menyatu dengan rekam medik pasien.

Pelayanan keperawatan meliputi :

memberikan asuhan keperawatan untuk pasien dengan penyakit

yang dapat dilayani oleh dokter umum di unit rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat

memberikan asuhan keperawatan untuk pasien dengan penyakit

yang dapat dilayani oleh dokter spesialis 4 dasar di unit rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat

memberikan pelayanan perawatan intensif untuk menunjang

dan menyelamatkan hidup sesuai dengan pelayanan spesialistik

yang ada

10.Pelayanan Anestesi

Rumah sakit memberikan pelayanan anestesiologi dengan

memberikan anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan

tindakan medik lain yang menimbulkan rasa takut, rasa cemas dan

rasa nyeri, melakukan resusitasi jantung, paru dan otak, melakukan

tindakan penunjang hidup pasien gawat karena trauma atau

penyakit medik lain, melakukan penatalaksanaan gangguan

keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme,

serta melakukan penatalaksanaan nyeri kronis.

Pelayanan anestesi mencakup pelayanan pada periode pra-

anestesia, selama anestesia dan pasca anestesia.

Harus tersedia sarana dan prasarana yang cukup dan baik yang

memungkinkan pemberian zat anestesi secara aman.

Pelayanannya meliputi :

Memberikan pelayanan anestesi umum pada masa pra, selama

dan pasca anestesi, memberikan pelayanan untuk mengurangi

rasa sakit

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 16

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Pelayanan penderita di ruang pulih (recovery room). Sampai

beberapa jam pasca pembedahan sehingga keadaan penderita

pulih dari pengaruh anestesi dan oparasi dengan keadaan

fungsi-fungsi vital yang sudah stabil, untuk kemudian

dikembalikan ke ruang perawatan biasa.

Pelayanan dalam bentuk penanggulangan rasa nyeri, baik yang

akut maupun yang khronik, yang terjadi sebagai akibat operasi

atau sebab-sebab lain. Termasuk didalamnya pemberian obat-

obatan analgetik/narkotik, anestesi lokal, fisioterapi dan lain-lain

11.Pelayanan Laboratorium

Dalam memberikan pelayanan laboratorium, rumah sakit harus

mempunyai prosedur untuk menjamin keselamatan bagi pasien dan

petugas, terutama dalam specimen handling dan dalam

memberikan pelayanan transfusi darah.

Secara khusus bagian dari laboratorium yang melayani gawat

darurat (lab. cito) dan rawat jalan serta bank darah hendaknya

terletak tidak jauh dari unit gawat darurat dan laboratorium induk,

jadi merupakan satu kelompok laboratorium.

Pelayanannya meliputi :

o Melakukan pemeriksaan rutin untuk sediaan urin, cairan otak,

transudat / eksudat, hematologi klinik terbatas, imunologi

klinik konvensional dan mikrobiologi klinik sediaan langsung

terbatas

o Melakukan pemeriksaan rutin dan atas indikasi untuk sediaan

urin, cairan otak, tramsudat/ekudat, feses rutin, cairan tubuh

lainnya, hematologi klinik, imunologi klinik konvensional,

mikrobiologi klinik kecuali kultur anaerob, sebagian

pemeriksaan kimia klinik dan sebagian faal klinik

o Memberikan konsultasi laboratorium

o Melakukan pemeriksaan histopatologi makroskopis,

sitopatologi dan sitologi terbatas

12.Pelayanan Radiologi

Pelayanan radiologi telah memenuhi persyaratan perijinan dari

institusi yang berwenang untuk penyimpanan, penggunaan sampai

dengan pembuangan bahan radioaktif.

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 17

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Pelayanan radiologi wajib menjamin keamanan bagi pasien dan

petugas di radiologi dengan cara pemeriksaan periodik terhadap

peralatan radiologi dan pemeriksaan tingkat paparan radiasi pada

petugas. Peralatan proteksi radiasi yang harus tersedia adalah

apron setara dengan 0,25 mm timbal, shielding berlapis 2,5 mm

timbal, sarung tangan berlapis timbal dan kacamata timbal.

Pelayanan radiologi hanya diberikan berdasarkan atas permintaan

dokter profesional dan bukan oleh profesi kesehatan lainnya.

Pelayanannya meliputi :

Memberikan pelayanan radiodiagnostik non invasif dengan dan

tanpa kontras

Pemeriksaan USG untuk kelainan-kelainan:

o Abdominal

o Kebidanan dan penyakit kandungan

Mampu mendukung kegiatan unit lainnya selama 24 jam

13.Pelayanan Farmasi

Pelayanan farmasi di rumah sakit bergerak bertanggung jawab

terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit

tersebut. Pelayanan farmasi meliputi penyediaan dan distribusi

semua perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik, serta

membuat informasi dan menjamin kualitas pelayanan yang

berhubungan dengan penggunaan obat.

Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan

dicantumkan tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut. Peraturan

dan prosedur yang ada harus mencerminkan standar pelayanan

farmasi mutakhir yang sesuai dengan perturan dan tujuan dalam

pelayanan farmasi itu sendiri. Kebijakan dan prosedur dibuat oleh

penanggung jawab farmasi Rumah Sakit bergerak (Apoteker).

Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan

kefarmasian yang bermutu tinggi, melalui cara pelayanan farmasi

rumah sakit yang baik.

Pelayanan farmasi meliputi :

Melakukan perencanaan, pengadaan & penyimpanan obat, alat

kesehatan, reagensia, radio farmasi, gas medik sesuai Daftar

Obat RS (Formularium RS)

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 18

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

Melakukan kegiatan peracikan obat sesuai permintaan dokter,

baik untuk pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.

Medistribusikan obat, alat kesehatan, reagensia radio farmasi,

dan gas medik

Memberikan pelayanan informasi obat dan melayani konsultasi

obat

Mampu mendukung kegiatan pelayanan unit kesehatan lainnya

selama 24 jam

14.Pelayanan Gizi

Pelayanannya meliputi :

Memberikan pengadaan makanan bagi pasien rawat inap dan

pengadaan makanan diet khusus

Memberikan penyuluhan, konsultasi dan rujukan gizi

15.Pelayanan Sterilisasi Sentral

Pelayanan sterilisasi sentral (CSSD) yaitu melakukan sterilisasi

peralatan dan bahan secara terpusat

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 19

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

BAB IV

PEMBINAAN DAN EVALUASI

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 20

DRAFT RUMAH SAKIT PRATAMA

BAB V

PENUTUP

Pedoman Rumah Sakit Bergerak 21