rsa dr lie dharmawan meninggalkan kesan mendalam di kokas ... filegelar s1 berhasil diraihnya di...

9
1 RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas, Papua Barat | 14 May 2015 | http://politik.kompasiana.com/2015/05/13/jokowi-lebih-dihargai-pan-dan-demokrat-717393.html Koordinator Tim Pendukung Pelayanan RSA dr Lie Dharmawan, dr. Beny Bernard Kwa (paling kiri) bersama beberapa staf RSU Fakfak dan Kokas (sumber: dr. Beny Bernard Kwa) “Dokter ‘Gila’ Berhati Mulia”, itulah julukan yang sudah melekat untuk dr. Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV, yang terkenal dengan Rumah Sakit Apung (RSA)-nya. Saya yakin banyak dari kita sudah mengetahuinya. Lie Dharmawan lahir di Padang, Sumatera Barat, 16 April 1946, dengan nama Tionghoa Lie Tek Bie. Orangtuanya adalah keluarga miskin dengan enam orang anak, termasuk Lie. Ada dua peristiwa masa kecilnya yang membuat Lie sejak kecil bercita-cita menjadi dokter, yaitu menyaksikan banyak orang miskin di lingkungan tempat tinggalnya yang tidak bisa ke dokter karena tidak mampu membayar biayanya, dan kematian adik kandungnya sendiri karena terkena diare akut dan terlambat ditangani dokter. Lie Dharmawan menamatkan pendidikan dasar di SD Ying Shi, pendidikan menengah di SMP Katolik Pius dan SMA Don Bosco, semuanya di kota Padang. Setelah itu Lie melanjutkan pendidikan tinggi di Jerman. Gelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University Berlin, yang semuanya berada di Jerman. Lie menikah dengan Tan Lie Tjhoen (Listijani Gunawan). Dari pernikahan itu mereka

Upload: trannhu

Post on 07-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

1

RSA dr Lie Dharmawan

Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas, Papua Barat

| 14 May 2015 |

http://politik.kompasiana.com/2015/05/13/jokowi-lebih-dihargai-pan-dan-demokrat-717393.html

Koordinator Tim Pendukung Pelayanan RSA dr Lie Dharmawan, dr. Beny Bernard Kwa (paling kiri) bersama

beberapa staf RSU Fakfak dan Kokas (sumber: dr. Beny Bernard Kwa)

“Dokter ‘Gila’ Berhati Mulia”, itulah julukan yang sudah melekat untuk dr. Lie Agustinus

Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV, yang terkenal dengan Rumah Sakit Apung (RSA)-nya.

Saya yakin banyak dari kita sudah mengetahuinya.

Lie Dharmawan lahir di Padang, Sumatera Barat, 16 April 1946, dengan nama Tionghoa

Lie Tek Bie. Orangtuanya adalah keluarga miskin dengan enam orang anak, termasuk Lie.

Ada dua peristiwa masa kecilnya yang membuat Lie sejak kecil bercita-cita menjadi

dokter, yaitu menyaksikan banyak orang miskin di lingkungan tempat tinggalnya yang

tidak bisa ke dokter karena tidak mampu membayar biayanya, dan kematian adik

kandungnya sendiri karena terkena diare akut dan terlambat ditangani dokter.

Lie Dharmawan menamatkan pendidikan dasar di SD Ying Shi, pendidikan menengah di

SMP Katolik Pius dan SMA Don Bosco, semuanya di kota Padang. Setelah itu Lie

melanjutkan pendidikan tinggi di Jerman. Gelar S1 berhasil diraihnya di Free University,

S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University Berlin, yang

semuanya berada di Jerman.

Lie menikah dengan Tan Lie Tjhoen (Listijani Gunawan). Dari pernikahan itu mereka

Page 2: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

2

dikaruniai tiga orang anak, yaitu Lie Mei Phing, Lie Ching Ming, dan Lie Mei Sing.

“Lie, kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin

mereka akan membayar kamu berapapun tetapi diam-diam mereka menangis di rumah

karena tidak punya uang untuk membeli beras”, itulah sebuah pesan ibunya yang terus

melekat di sanubari dokter Lie, yang juga menjadi salah satu faktor ia memutuskan

mengabdi sepenuhnya kehidupan dokternya untuk kemanusiaan, yang akhirnya

memunculkan idenya untuk membuat sebuah rumah sakit apung agar bisa berlayar,

mengunjungi dan mengobati dengan cuma-cuma ribuan orang miskin yang membutuhkan

pertolongan medis di pulau-pulau terpencil di seluruh Indonesia.

(lintasme.com)

RSA itu dibangun oleh dokter Lie dengan yayasannya yang bernama dokctorSHARE, atau

Yayasan Dokter Perduli. Yayasan ini didirikan bersama Lisa Suroso (aktivis Mei 1998),

merupakan sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan

Page 3: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

3

kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. DoctorSHARE memberikan pelayanan medis

secara cuma-cuma di berbagai wilayah Indonesia. Selain pengobatan umum di seluruh

Indonesia, program awal DoctorSHARE adalah pendirian Panti Rawat Gizi di Pulau Kei

Kecil, Maluku Tenggara. Dari Kei kecil itu pulalah Tuhan memanggilnya untuk membuat

RSA itu.

Inspirasi membuat RSA dengan misi sepenuh semata-mata demi kemanusiaan itu,

menurut dokter Lie, sebagaimana pernah dia tuturkan di Kick Andy Show, Metro TV

adalah bermula dari sebuah peristiwa di Pulau Kei Kecil. Di sanalah dokter Lie merasa

Tuhan memanggilnya untuk melayani orang-orang miskin lebih sepenuh hati dan secara

lebih luas lagi.

Ketika itu dokter Lie sedang melakukan pelayanan medis gratis untuk orang-orang miskin

di Pulai Kei Kecil, 26 Maret 2009. Hari itu adalah hari terakhir setelah selesai melakukan

sebuah operasi. Datanglah seorang ibu dengan seorang anak perempuannya yang berusia

9 tahun. Menurut Pastor yang mendampinginya, ibu itu datang dari Samlaki, menempuh

perjalanan melintas laut selama 3 hari 2 malam untuk menemuinya. Anak perempuan itu

didiagnosa menderita hernia dengan usus terjepit. Harus segera dilakukan tindakan

medis pembedahan. Dalam tempo 8-9 jam ususnya itu harus diselamatkan, jika terlambat

akan pecah, dan menyebabkan kematian.

Dokter Lie lalu mengadakan pembedahan terhadap anak perempuan itu, dan sukses

menyembuhkannya. Menurut dokter Lie, keberhasilan itu bukan karena kehebatannya

sebagai dokter, tetapi dia merasakan ada kekuatan super natural yang melindungi anak

itu, suatu mujizat yang luar biasa.

Sepulangnya dari Pulai Kei Kecil itu, sebagai pemeluk Katholik, Lie selalu berdoa. Dalam

doanya itu bayangan anak perempuan itu terus membayanginya. Lie berusaha

menghilangkan, tapi tidak bisa, bayangan anak itu muncul terus. Berbulan-bulan,

kemudian, dokter Lie memutuskan dan dalam doanya, ia berkata kepada Tuhan, “Saya

mau melayaniMu!”

“Saya mau menolong saudara-saudara saya yang terpencil, yang karena hambatan

finansial, transportasi, dan sebagainya, yang tidak punya privelege, lewat pertolongan

medis. Saya mau usahakan jemput bola, kalau mereka tidak bisa kemari, kenapa bukan

kami yang ke sana!”

Pada Maret 2013, impiannya terwujud. RSA itu berhasil dibangun di atas kapal phinisi

dengan luas 23,5 x 6,55 meter. Awalnya, kapal bekas yang terbuat dari kayu ulin itu, ia

beli dengan harga Rp 600 juta. Biayanya dari menjual rumah. Kapal itu kemudian

Page 4: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

4

dimodifikasi menjadi dua tingkat dengan ruang operasi ditempatkan di lambung kapal.

”Kapal ini nilainya sekarang sudah lebih dari Rp 3 miliar. Kami memiliki fasilitas kamar

bedah dengan segala peralatan memadai, ruang rontgen, EKG, USG, laboratorium,

tempat untuk merawat delapan pasien sekaligus. Saya dibantu sponsor,” kata Lie.

Demikain kilas balik kehidupan dokter Lie Dharmawan yang berhati dermawan dengan

RSA-nya itu, saya saya ambil dari sumber-sumber yang link-nya saya sertakan di bagian

akhir artikel ini.

***

RSA dr Lie Dharmawan saat pertamakali bersandar di pelabuhan Kokas (sumber: dr. Beny Bernard)

Di Pelabuhan Kokas (sumber: dr. Beny Bernard)

Beberapa hari lalu muncul kabar dari saudara sepupu saya di Fakfak, kota asal saya di

Papua Barat, dokter Beny Bernard Kwa bahwa RSA dokter Lie Dharmawan akan

mengunjungi Distrik Kokas, 50 kilometer dari Fakfak. Sebagaimana misi-misi

kemanusiaan sebelumnya, RSA dr. Lie Dharmawan itu akan melakukan pengobatan gratis

Page 5: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

5

kepada sejumlah penduduk di sana. Dokter Beny sendiri dalam misi kemanusiaan itu

adalah Koordinator Tim Pendukung Pelayanan RSA. Sedangkan dokter Lie Dharmawan

sendiri tidak ikut datang.

Adapun jadwal beroperasinya RSA dr Lie Dharmawan itu adalah dari tanggal 8 Mei – 12

Mei 2015. Sebelumnya penduduk Kokas dan sekitarnya yang memerlukan bantuan medis

itu sudah didata oleh Puskesmas setempat.

Beberapa penduduk pasien RSA berfoto bersama Bupati Fakfak (sumber: dr. Beny Bernard)

Kegiatan kemanusiaan sampai ke pelosok pesisir Kokas, Papua Barat itu berlangsung

lancar dan disambut dengan penuh antusias oleh penduduk miskin di sana. Banyak dari

mereka yang minta agar waktu pertolongan medis itu diperpanjang, atau sesering

mungkin dilakukan di Kokas.

Pada 8 Mei, kegiatan yang diselenggarakan adalah melakukan pemeriksan kepada

calon-calon pasien yang sudah didata sebelumnya oleh Puskemas Kokas itu. Pemeriksaan

medis dilakukan oleh dokter-dokter muda dari RSA, maupun dari Kokas dan Fakfak,

termasuk dokter Beny.

Dari pemeriksaan ini diketahui siapa-siapa saja yang hanya memerlukan pengobatan

standar, berupa pemberian obat-obatan saja, dan siapa-siapa yang memerlukan

tindakan medis lebih lanjut, yaitu berupa pembedahan.

Pembedahan terdiri dari pembedahan mayor sebanyak 23 orang, kebanyakan berupa

pembedahan Hernia, dan 52 pembedahan minor, kebanyakan berupa pembedahan tumor

pada kulit. Pasien-pasien yang hendak dioperasi itu pun diberitahu untuk melakukan puasa,

dan dijelaskan kenapa harus puasa sebelum dioperasi.

Page 6: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

6

Tanggal 9 – 11 Mei adalah waktu dilakukan pembedahan terhadap semua pasien itu.

Tanggal 12 Mei, atau hari terakhir diisi dengan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup

Bersih Sehat, berlokasi di SD Inpres, Kokas.

Menurut dokter Beny, selama ini memang penduduk miskin di sana bisa berobat gratis

dengan menggunakan BPJS di RSU Fakfak, tetapi kendalanya adalah kebanyakan dari

mereka datang jauh dari desa-desa pedalaman, sehingga memerlukan biaya transportasi

dan akomodasi, yang tidak ditanggung pemerintah. Padahal untuk memanfaatkan program

pengobatan gratis dengan BPJS itu mereka tidak cukup sekali datang ke RSU, tetapi

berkali-kali.

Tetapi dengan RSA, mereka cukup sekali saja datang ke lokasi, langsung diperiksa dan

diobati/dioperasi. Tidak perlu bolak-balik lagi.

Di atas RSA (sumber: dr. Beny Bernard)

Pasien pasca pembedahan dievakuasi ke

ruang perawatan Puskesmas Kokas, 9 mei

2015: diselesaikan 8 operasi (sumber:

dr. Beny Bernard).

Page 7: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

7

Pasien-pasien yang dirawat di Puskesmas Kokas, pasca operasi di RSA, dipantau oleh dr Sweet

Tupamahu dan perawat-perawatnya (sumber: dr. Beny Bernard)

Puskesmas Kokas (sumber: Ferry Teurupun)

…Kita dapat mencapai banyak hal untuk menyenangkan Tuhan dengan melayani-Nya lewat apa pun

yang bisa kita kerjakan. Terima Kasih Kawan-kawan…. (Ferry Teurupun)

Dokter Ratna (paling kiri, istri dr. Beny)

bersama para tenaga medis RSU

Fakfak, saat hendak kembali ke Fakfak,

terjebak adanya kecelakaan lalu-lintas

di jalan trans Kokas-Fakfak (sumber:

Ferry Teurupun)

***

Page 8: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

8

Dalam acara Kick Andy Show, Andy Noya bertanya kepada dokter Lie di atas RSA-nya

itu: “Masih punya mimpi apa lagi?”

Dokter Lie menjawab, “Saya tidak akan berhenti di rumah sakit apung. Saya ingin

membangun rumah sakit tanpa kelas, low cost hospital. Saya ingin membahagiakan

manusia. Saya tidak akan berhenti berpikir.”

Ketika ditanya Andy, apa yang mendorongnya untuk berbakti sampai sedemikian rupa

demi kemanusiaan, dokter Lie menjawab:

“Pandangan hidup terhadap sesama kita. Kami meyakini bahwa kita ini hidup oleh kasih

yang sudah kita terima terlebih dahulu dari Tuhan kita, dan kasih inilah yang mau kita

bagikan. Ketika kita menyisihkan sebagian dari uang kita, ketika kita menyisihkan

sebagian dari waktu kita, ketika kita menyumbangkan sebagian dari kepandaian kita

untuk orang-prang yang tidak mempunyai privelege untuk mendapat pertolongan,

katakanlah khususnya di bidang medis, hati kita akan berbunga-bunga melihat betapa

banyak air mata kegembiraan mengalir ketika melihat anaknya, suaminya, istrinya, ibunya,

dan lain-lainnya menjadi sembuh. Inilah yang menjadi inspirasi bagi kami, inilah yang

menjadi motivasi dan sumber energi yang selalu terbarukan ketika mengingat bahwa

kasih itu sesuatu yang indah, dan karena kasih itulah kita hidup dan kasih itulah yang

hendak kami bagikan!”

Demikian juga kesan mendalam yang dirasakan Ferry Teurupun, Kasubag Program Dinas

Kesehatan Fakfak di akun Face Book-nya setelah program kemanusiaan RSA dr. Lie

Dharmawan itu usai dengan sukses. Setelah mengucapkan banyak terima kasih kepada

berbagai pihak yang memungkinkan program itu berjalan sukses, Ferru menulis

kesan-kesannya terhadap para tenaga medis RSA dr. Lie Dharmawan:

“Kesan Tentang Mereka dan Kerjanya……’SATU KASIH.., MENGHIDUPKAN SERIBU

HARAPAN’.

Pelajaran Terbaik dari Mereka: ‘Berusahalah untuk tidak menghitung kesulitan, karena

jika kamu terlalu sering menghitungnya, kemudahan akan terlihat biasa saja’.”

Page 9: RSA dr Lie Dharmawan Meninggalkan Kesan Mendalam di Kokas ... fileGelar S1 berhasil diraihnya di Free University, S2 dari University Hospital, Cologne, serta S3 dari Free University

9

Kokas dilihat dari perbukitan (sumber: Ferry Teurupun)

Selasa, 12 mei 2015, tuntas sudah misi kemanusiaan pengobatan gratis RSA dr. Lie Dharmawan di

Kokas, Papua Barat. Para dokter, tenaga medis, dan pihak Pemda yang bergabung di misi

kemanusiaan ini berfoto bersama (sumber:Ferry Teurupun)

***

Lebih jauh tentang dr Lie Dharmawan:

- Biografi dr Lie Dharmawan, Dokter Gila

- Lie A Dharmawan, Dokter Gila untuk Kaum Papa