rreaksi-kusta
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
1/12
REFERAT
REAKSI KUSTA
Disusun oleh :
Rosi Oktaviana 110.2006.23
!e"#i"#in$ :
D%. Di&i Su'%ia&i(S'.KK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG
2012
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
2/12
Kata !en$anta%
Assalamualaikum Wr.Wb .
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan
kepada penulis sehingga referat yang berjudul Reaksi Kusta ini dapat diselesaikan.
Referat ini disusun untuk memenuhi kewajiban dalam proses kepaniteraan
klinik ilmu penyakit kulit dan kelamin di RS ! kabupaten Subang" #awa $arat serta
tentunya menjadi bahan pembelajaran bagi penulis. !alam kesempatan ini penulis
ingin mengu%apkan terima kasih yang sebesar&besarnya kepada '
(. !r. !idi Supriadi Sp.KK. selaku konsulen pembimbing.
). Ayahanda dan ibunda saya.
*. Rekan&rekan kepaniteraan di ilmu penyakit kulit dan kelamin RS ! Subang.
+. ,ara perawat dan Staf Karyawan di lingkungan ilmu penyakit kulit dan
kelamin RS ! Subang.
-. Teman&teman sejawat dokter muda di lingkungan RS ! Subang.
,enulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. leh
karena itu kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat sangatlah penulis
harapkan.
Akhir kata penulis mengharapkan referat ini dapat memberikan manfaat bagi
pemba%a" khususnya bagi para dokter muda yang memerlukan bahan informasi
dalam menjalani pendidikan.
Wassalamualaikum Wr.
Subang" + /aret )0()
,enulis
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
3/12
REAKSI KUSTA
Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit
yang sebenarnya sangat kronik. $erbagai faktor pen%etus reaksi kusta yang dianggap
sering mendahului atau mempermudah terjadinya reaksi kusta" antara lain'
(. stress
). kehamilan
*. saat &saat setelah melahirkan
+. sesudah mendapat imunisasi
-. sesudah mendapat pengobatan anti kusta yg intensif
Adapun patofisiologinya belum jelas betul" terminologi dan klasifikasinya
masih berma%am&ma%am. /engenai patofisiologinya yang belum jelas itu akan
diterangkan se%ara imunologik.
Reaksi imun dapat menguntungkan" tetapi dapat pula merugikan yang disebut
reaksi imun patologik" dan reaksi kusta ini tergolong didalamnya. !alam klasifikasi
yang berma%am&ma%am itu" yang tampaknya paling banyak dianut pada akhir&akhir
ini" yaitu'& 1.2.3. 4eritema nodusum leprosum5" reaksi #opling6s tipe 78 dan
& Reaksi reversal atau reaksi upgrading " reaksi #opling6s tipe 77.
1.2.3. terutama timbul pada tipe lepromatosa polar dan dapat pula pada $3"
berarti makin tinggi tingkat multibasilarnya makin besar kemungkinan timbulnya
1.2.3. 4lihat gambar (0&*5.
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
4/12
)a"#a% 10.3. *u#un$an anta%a %eaksi reversal &an E.+.,. 'a&a #e%#a$ai ti'ele'%a
Se%ara imunopatologis" 1.2.3. termasuk respons imun humoral" berupa
fenomena kompleks imun akibat reaksi antara antigen M. leprae + antibodi 47g/"
7g95 : komplemen kompleks imun. Tampaknya reaksi ini analog dengan reaksi
fenomena unik" tidak dapat disamakan begitu saja dengan penyakit lain. !engan
terbentuknya kompleks imun ini" maka 1.2.3. termasuk di dalam golongan penyakit
kompleks imun" oleh karena salah satu protein M. leprae bersifat antigenik" maka
antibodi dapat terbentuk. Ternyata bahwa kadar imunoglobulin penderita kustalepromatosa lebih tinggi dari pada tipe tuberkuloid. ;al ini terjadi oleh karena pada
tipe lepromatosa jumlah basil jauh lebih banyak dari pada tipe tuberkuloid. 1.2.3.
lebih banyak terjadi pada pengobatan tahun kedua. ;al ini dapat terjadi karena pada
pengobatan" banyak basil lepra yang mati dan han%ur" berarti banyak antigen yang
dilepaskan dan bereaksi dengan antibodi" serta mengaktifkan sistem komplemen.
Kompleks imun tersebut terus beredar dalam sirkulasi darah yang akhirnya dapat
melibatkan berbagai organ.
,ada kulit akan timbul gejala klinis yang berupa nodus eritema" dan nyeri
dengan tempat predileksi di lengan dan tungkai. $ila mengenai organ lain dapat
menimbulkan gejala seperti iridosiklitis" neuritis akut" limfadenitis" artritis" orkitis"
dan nefritis yang akut dengan adanya proteinuria. 1.2.3. dapat disertai gejala
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
5/12
konstitusi dari ringan sampai berat yang dapat diterangkan se%ara imunologik pula.
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
6/12
,erlu ditegaskan bahwa pada 1.2.3. tidak terjadi perubahan tipe. 3ain halnya
dengan reaksi reversal yang hanya dapat terjadi pada tipe borderline 43i" $3" $$"
$T" Ti5" sehingga dapat disebut reaksi borderline. bulan
pertama. 2euritis akut %epat menyebabkan kerusakan saraf se%ara mendadak" oleh
karena itu memerlukan pengobatan segera yang memadai. Seperti pernah diterangkanterdahulu bahwa yang menentukan tipe penyakit adalah S7S. Tipe lepra yang
termasuk borderline ini dapat bergerak bebas ke arah TT dan 33 dengan mengikuti
naik turunnya S7S" sebab setiap perubahan tipe selalu disertai perubahan S7S pula.
$egitu pula reaksi reversal, terjadi perpindahan tipe ke arah TT dengan disertai
peningkatan S7S" hanya bedanya dengan %ara mendadak dan %epat.
,enggunaan istilah downgrading untuk reaksi lepra" akhir&akhir ini sudah
hampir tidak terdengar lagi" tetapi pemakaiannya hanya untuk menunjukkan
pergeseran ke arah lepromatosa masih tetap berlaku" berarti bergerak se%ara lambat"
tidak se%epat reaksi.
9ejala klinis reaksi reversal ialah umumnya sebagian atau seluruh lesi yang
telah ada bertambah aktif dan atau timbul lesi baru dalam waktu yang relatif singkat.
Artinya lesi hipopigmentasi menjadi eritema" lesi eritema menjadi makin eritematosa"
lesi makula menjadi infiltrat" lesi infiltrat makin infiltratif dan lesi lama menjadi
bertambah luas. Tidak perlu seluruh gejala harus ada" satu saja sudah %ukup. Adanya
gejala neuritis akut penting diperhatikan" karena sangat menentukan pemberian
pengobatan kortikosteroid" sebab tanpa gejala neuritis akut pemberian kortikosteroid
adalah fakultatif.
Kalau diperhatikan kembali reaksi 1.2.3. dan reversal se%ara klinis" 1.2.3.
dengan lesi eritema nodosum sedangkan reversal tanpa nodus" sehingga disebut
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
7/12
reaksi lepra nodular" sedangkan reaksi reversal adalah reaksi non&nodular. ;al ini
penting membantu menegakkan diagnosis reaksi atas dasar lesi" ada atau tidak adanya
nodus. Kalau ada berarti reaksi nodular atau 1.2.3." jika tidak ada berarti reaksi non&
nodular atau reaksi reversal atau reaksi borderline.
Feno"ena ,u-io
?enomena 3u%io merupakan reaksi kusta yang sangat berat yang terjadi pada
kusta tipe lepromatosa non&nodular difus. Kusta tipe ini terutama ditemukan di
/eksiko dan Amerika Tengah" namun dapat juga dijumpai di negeri lain dengan
pre=alensi rendah. 9ambaran klinis dapat berupa plak atau infiltrat difus" berwarnamerah muda" bentuk tak teratur dan terasa nyeri. 3esi terutama di ekstremitas"
kemudian meluas ke seluruh tubuh. 3esi yang berat tampak lebih eritematosa" disertai
purpura" dan bula" kemudian dengan %epat terjadi nekrosis serta ulserasi yang nyeri.
3esi lambat menyembuh dan akhimya terbentuk jaringan parut.
9ambaran histopatologi menunjukkan nekrosis epidermal iskemik dengan
nekrosis pembuluh darah superfisial" edema" dan proliferasi endotelial pembuluh
darah lebih dalam. !idapatkan banyak basil /. leprae di endotel kapiler. Walaupun
tidak ditemukan infiltrat polimorfonuklear seperti pada 1.2.3." namun dengan
imunofluoresensi tampak deposit imunoglobulin dan komplemen di dalam dinding
pembuluh darah. Titer kompleks imun yang beredar dan krioglobulin sangat tinggi
pada semua penderita.
Dia$nosis an&in$
3esi makula ' @itiligo" ,itiriasis alba" ,itiriasis =ersikolor" Tinea %orporis.
3esi ,apula ' 9ranuloma anulare" 3iken planus.
3esi plak ' Tinea korporis" ,itiriasis rosea" psoriasis.
3esi 2odul ' A%ne =ulgaris" neurofibromatosis.
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
8/12
3esi pada saraf' Amyloidosis" diabetes" tra%homa.
!en$o#atan
,rinsip terapi lepra" yaitu '
/enghentikan infeksi
/en%egah dan mengobati reaksi dan mengurangi resiko kerusakan saraf
/engobati komplikasi kerusakan saraf
Rehabilitasi pasien dari segi sosial dan psikologis
!en$o#atan E.+.,.
bat yang paling sering dipakai ialah tablet kortikosteroid" antara lain
prednisone. !osisnya bergantung pada berat ringannya reaksi" biasanya prednisone
(-&*0 mg sehari" kadang&kadang lebih. /akin berat reaksinya makin tinggi dosisnya"
tetapi sebaliknya bila reaksinya terlalu ringan tidak perlu diberikan. Sesuai dengan
perbaikan reaksi" dosisnya diturunkan se%ara bertahap sampai berhenti sama sekali.
,erhatikan kontraindikasi pemakaian kortikosteroid. !apat ditambahkan obat
analgetik&antipiretik dan sedati=a atau bila berat penderita dapat menjalani rawat
inap. Ada kemungkinan timbul ketergantungan terhadap kortikosteroid" 1.2.3. akan
timbul kalau obat tersebut dihentikan atau diturunkan pada dosis tertentu" sehingga
penderita ini harus mendapatkan kortikosteroid terus menerus.
Ada lagi obat yang dianggap sebagai obat pilihan pertama yaitu thalidomide"
tetapi harus berhati&hati karena mempunyai efek teratogenik. #adi tidak boleh
diberikan kepada orang hamil atau masa subur. !i 7ndonesia obat ini tidak didapat
dan sudah tidak diproduksi lagi.
KlofaBimin ke%uali sebagai obat antikusta dapat juga dipakai sebagai anti&
reaksi 1.2.3." tetapi dengan dosis yang lebih tinggi. #uga bergantung pada berat
ringannya reaksi" makin berat makin tinggi dosisnya" biasanya antara )00&*00 mg
sehari. Khasiatnya lebih lambat dari pada kortikosteroid. #uga dosisnya diturunkan
se%ara bertahap disesuaikan dengan perbaikan 1.2.3. Keuntungan lain klofaBimin
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
9/12
dapat dipakai sebagai usaha untuk lepas dari ketergantungan kortikosteroid. Salah
sate efek samping yang tidak dikehendaki oleh banyak penderita ialah bahwa kulit
menjadi berwarna merah ke%oklatan" apalagi pada dosis tinggi. Tetapi masih bersifat
re=ersibel" meskipun menghilangnya lambat sejak obat dihentikan. /asih ada obat&
obat lain" tetapi tidak begitu laBim dipakai. Selama penanggulangan 1.2.3. ini" obat&
obat antikusta yang sedang diberikan diteruskan tanpa dikurangi dosisnya.
!en$o#atan Reaksi Reversal
,erlu diperhatikan" apakah reaksi ini disertai neuritis atau tidak. Sebab kalau
tanpa neuritis akut tidak perlu diberi pengobatan tambahan. Kalau ada neuritis akut"obat pilihan pertama adalah kortikosteroid yang dosisnya juga disesuaikan dengan
berat ringannya neuritis" makin berat makin tinggi dosisnya. $iasanya diberikan prednison +0&>0 mg sehari" kemudian diturunkan perlahan&lahan. ,engobatan harus
se%epat&%epatnya dan dengan dosis yang adekuat untuk mengurangi terjadinya
kerusakan saraf se%ara mendadak. #arang terjadi ketergantungan terhadap
kortikosteroid. Anggota gerak yang terkena neuritis akut harus diistirahatkan.
Analgetik dan sedati=a kalau diperlukan dapat diberikan. KlofaBimin untuk reaksi
re=ersal kurang efektif" oleh karena itu jarang atau tidak pernah dipakai" begitu juga
talidomid tidak efektif terhadap reaksi reversal.
!en-e$ahan /a-at
,enderita kusta yang terlambat didiagnosis dan tidak mendapat /!T
mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya kerusakan saraf. Selain itu" penderita
dengan reaksi kusta" terutama reaksi re=ersal" lesi kulit multipel dan dengan saraf
yang membesar atau nyeri juga memiliki risiko tersebut.
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
10/12
Kerusakan saraf terutama berbentuk nyeri saraf" hilangnya sensibilitas dan
berkurangnya kekuatan otot. ,enderitalah yang mula&mula menyadari adanya
perubahan sensibilitas atau kekuatan otot. Keluhan berbentuk nyeri saraf atau luka
yang tidak sakit" lepuh kulit atau hanya berbentuk daerah yang kehilangan
sensibilitasnya saja. #uga ditemukan keluhan sukarnya melakukan akti=itas sehari&
hari" misalnya memasang kan%ing baju" memegang pulpen atau mengambil benda
ke%il" atau kesukaran berjalan. Semua keluhan tersebut harus diperiksa dengan teliti
dengan anamnesis yang baik tentang bentuk dan lamanya keluhan" sebab pengobatan
dini dapat mengobati" sekurangnya men%egah kerusakan menjadi berlanjut.
Cara terbaik untuk melakukan pen%egahan %a%at atau prevention ofdisabilities (POD) adalah dengan melaksanakan diagnosis dini kusta" pemberian
pengobatan /!T yang %epat dan tepat. Selanjutnya dengan mengenali gejala dan
tanda reaksi kusta yang disertai gangguan saraf serta memulai pengobatan dengan
kortikosteroid sesegera mungkin. $ila terdapat gangguan sensibilitas" penderita diberi
petunjuk sederhana misalnya memakai sepatu untuk melindungi kaki yang telah
terkena" memakai sarung tangan bila bekerja dengan benda yang tajam atau panas"
dan memakai ka%amata untuk melindungi matanya. Selain itu diajarkan pula %ara
perawatan kulit sehari&hari. ;al ini dimulai dengan memeriksa ada tidaknya memar"
luka" atau ulkus. Setelah itu tangan dan kaki direndam" disikat dan diminyaki agar
tidak kering dan pe%ah.
WHO Expert o!!ittee on 3eprosy dalam laporan yang dimuat daiam W;
Te%hni%al Report Series 2o.>0D 4(EDD5 telah membuat klasifikasi %a%at bagi
penderita kusta. ;al ini dapat dilihat pada tabel (0&D.
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
11/12
Reha#ilitasi
saha rehabbtasi medis yang dapat dilakukan untuk %a%at tubuh ialah antara lain
dengan jalan operasi dan fisioterapi. /eskipun hasilnya tidak sempurna kembali ke
asal" tetapi fungsinya dan se%ara kosmetik dapat diperbaiki.
Cara lain ialah se%ara kekaryaan" yaitu memberi lapangan pekerjaan yang
sesuai %a%at tubuhnya" sehingga dapat berprestasi dan dapat meningkatkan rasa
per%aya diri" selain itu dapat dilakukan terapi psikologik 4kejiwaan5.
Ta#el 10 Klasi ikasi /a-at
Ca%at pada tangan dan kakiTingkat 0 ' tidak ada gangguan sensibilitas" tidak ada kerusakan atau deformitas
yang terlihat.
Tingkat ( ' ada gangguan sensibilitas" tanpa kerusakan atau deformitas yang
terlihat.
Tingkat ) ' terdapat kerusakan atau deformitas.
Ca%at pada mata
Tingkat 0 ' tidak ada gangguan pada mata akibat kusta" tidak ada gangguan
penglihatan.
Tingkat ( ' ada gangguan mata akibat kusta8 tidak ada gangguan yang berat pada
penglihatan. @isus >F>0 atau lebihbaik 4dapat menghitung jari pada jarak > meter5.
Tingkat ) ' gangguan penglihatan berat 4=isus kurang dari >F>08 tidak dapat
menghitung jari pada jarak > meter5.
Catatan'
Kerusakan atau deformitas pada tangan dan kaki termasuk ulserasi" absorbsi" mutilasi"
kontraktur8 sedangkan pada mata termasuk anestesi kornea" iridosiklitis" dan
lagoftalmus.
Da ta% !ustaka
-
8/10/2019 RREAKSI-KUSTA
12/12
?itBpatri%k6s' !ermatology in 9eneral /edi%ine8 Se=enth edition.
,rof. !r. dr. Adhi !juanda' 7lmu ,enyakit Kulit dan Kelamin8 edisi kelima"
?akultas Kedokteran ni=ersitas 7ndonesia.
Kamus Kedokteran !orland8 edisi )-" 19C.
http'FF emedi%ine.meds%ape.%om