rra1c210088 artikel
DESCRIPTION
Berbagi lebih indahTRANSCRIPT
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1
ARTIKEL ILMIAH
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL
JIGSAW PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
DI KELAS VIII SMP AL-FALAH JAMBI
OLEH :
NUR AMINA
RRA1C210088
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
OKTOBER, 2015
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL JIGSAW
PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
DI SMP AL-FALLAH JAMBI
Oleh :
Nur amina 1)
, Dr. Kamid,M.Si 2)
, Drs.Zaimi Effendi,M.Pd 2)
1) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email: 1)
ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi peneliti sebelum melakukan penelitian dan melihat
data nilai siswa maka diperoleh hasil belajar yang dicapai siswa masih rendah. Masih
rendahnya hasil belajar siswa pada materi himpunan serta belum terpenuhinya standar
ketuntasan dengan KKM sekolahan ini yaitu 70. Selain itu peneliti juga melihat sendiri
guru mata pelajaran mengajar dikelas, didapati bahwa metode, strategi maupun cara guru
menyampaikan materi sudah bagus, tetapi penyebab dari rendahnya presentase
ketuntasan siswa itu berasal dari kurang penguasaan guru dalam pembuatan LKS. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa (LKS)
matematika menggunakan pendekatan scientific dengan model jigsaw pada materi
persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP serta untuk mengetahui keefektifan
Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan scientific dengan model jigsaw
pada materi persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini mendesain
LKS, pemberian tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dan pemberian angket untuk
mengetahui hasil respon siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar penilaian ahli materi dan desain terhadap LKS, angket tanggapan guru dan siswa
pada uji coba kelompok kecil, lembar observasi aktivitas siswa, tes hasil belajar siswa
dan angket respon siswa pada uji coba pemakaian. Setelah LKS dibuat maka LKS
tersebut divalidasi oleh ahli. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain dengan
nilai baik. Setelah LKS divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya dilakukan
implementasi di kelas VIII SMP Al-Falah Jambi.
Proses pengembangan lembar kerja siswa yang telah dilakukan dilanjutkan
dengan tahap validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain dengan rerata
skor validasi 3,45 pada kategori “baik” dan untuk validasi desain media bahan ajar
setelah revisi di centang pada kolom setuju semua, jadi untuk desain bahan ajar setuju
dan valid. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap tes akhir materi persamaan linear
dua variabel diperoleh 79,41% nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan minimum, hasil
observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 61% menunjukkan
kategori “baik” Ini artinya LKS yang dibuat ini efektif digunakan oleh guru matematika
SMP khususnya pada pembelajaran persamaan linear dua variabel.
Kata Kunci : Pengembangan LKS, Pendekatan Scientific dengan model Jigsaw,
Persamaan Linear Dua Variabel
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL JIGSAW
PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
DI SMP AL-FALLAH JAMBI
Oleh :
Nur amina 1)
, Dr. Kamid,M.Si 2)
, Drs.Zaimi Effendi,M.Pd 2)
1) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email: 1)
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergesaran atau
perubahan pola pikir. pergeseran pada
kurikulum 2013 meliputi proses
pembelajaran, diantaranya dari berpusat
pada guru menuju berpusat pada siswa,
dari pasif menuju aktif menyelediki, dari
maya/abstrak menuju konteks dunia nyata,
dan dari pembelajaran pribadi menuju
pembelajaran berbasis tim. Dalam kegiatan
belajar mengajar, pendekatan dan
penggunaan perangkat pembelajaran
adalah salah dua faktor penunjang dan
penentu keberhasilan guru dalam
pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah.
Karena itu, Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah
diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan peserta didik. Proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk
semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan scientific/ilmiah
(Kemendikbud, 2013). Secara sederhana
pendekatan ilmiah merupakan suatu cara
atau mekanisme untuk mendapatkan
pengetahuan dengan prosedur yang
didasakan pada suatu metode ilmiah.
Pendekatan ilmiah ini memerlukan
langkah-langkah pokok (umum): (1)
mengamati; (2) menanya; (3) menalar; (4)
mencoba; dan (5) membentuk jejaring
(Kemendikbud,2013:161). Disamping itu,
dalam proses pembelajaran matematika
diharapkan siswa memiliki kemampuan
untuk memahami konsep atau materi
pelajaran dapat berjalan dengan baik, guru
dituntut untuk menggunakan perangkat
pembelajaran yang dapat mempercepat
proses pemahaman konsep tersebut.
Berdasarkan Permendikbud No.87 Tahun
2013 tentang Program Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan pada pasal 1
mengisyaratkan bahwa perangkat
pembelajaran yang komprehensif
mencakup RPP, bahan ajar, media
pembelajaran, evaluasi, dan Lembar Kerja
Siswa (LKS). LKS memiliki peranan
penting dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar yang harus
ditempuh. Dengan adanya LKS guru akan
lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan lebih
terbantu dan mudah dalam belajar.
Diantara fungsi sebuah LKS adalah
mempermudah peserta didik untuk
memahami materi dan mempermudah
pelaksanaan pengajaran kepada peserta
didik (Prastowo,2015:205). Sebuah LKS
yang inovatif dan kreatif akan
menciptakan proses pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan (Prastowo,2015:211).
Sebuah LKS yang dirancang sesuai dengan
cara kerja alami otak manusia akan lebih
menyempurnakan fungsi dan peranan
sebuah LKS. Hal ini didukung oleh
pendapat Windura (2013:30) yang
menyatakan bahwa dengan menggunakan
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4
otak sesuai dengan kerja alaminya, maka
belajar dan berfikir akan cepat, mudah,
dan menyenangkan.
Namun, kenyataannya hingga
sekarang masih banyak kita temukan
kegiatan belajar di sekolah-sekolah yang
malah sangat bertentangan dengan ketiga
cara kerja alami otak tersebut. Pertama,
dalam belajar masih banyak ditemukan
kegiatan belajar yang didominasi oleh otak
kiri. Perlu diketahui bahwa otak manusia
mempunyai sifat balancing
(menyeimbangkan), sehingga dalam
kegiatan belajar yang didominasi oleh otak
kiri saja, maka otak kanan siswa pun pasti
berusaha menyeimbangkan meskipun hal
itu terjadi tanpa disadari siswa. Sifat otak
ini akan terlihat saat siswa itu jenuh, yakni
dengan cara menggambar/mencoret-coret,
melamun, bosan, mengantuk
(Windura,2013:21). Karena otak kanan
tidak memiliki kesempatan untuk
digunakan dalam kegiatan belajar tadi,
maka akan terjadilah siswa yang sulit
berkonsentrasi, sulit memahami materi.
Kedua, kenyataan yang terlihat bahwa
dalam belajar terlihat bahwa catatan siswa
hanya dipenuhi tulisan yang panjang,
hanya penuh dengan huruf, kata, dan
angka. Dalam kegiatan belajar yang
diterima dan dialami siswa adalah verbal.
Itu tidak sesuai dengan cara kerja alami
otaknya yakni gambar/visual. Gambar
hanya terlihat pada materi-materi tertentu
seperti geometri. Padahal otak pun perlu
bekerja secara alami, yaitu gambar/visual
di semua materi. Ketiga, pada dasarnya
untuk mengembangkan penguasaan
konsep yang baik dibutuhkan komitmen
siswa dalam memilih “belajar” sebagai hal
yang “bermakna”, lebih dari sekedar
menghafal, yaitu membutuhkan kemauan
siswa mencari hubungan konseptual antara
pengetahuan yang dimiliki dengan yang
sedang dipelajari. Namun, kebanyakan
siswa memahami materi secara parsial,
tidak memahami betul hubungan antar
masing-masing pengetahuan.
Ketiga permasalahan diatas
membuktikan bahwa perangkat
pembelajaran khususnya LKS masih
belum mampu mengajak/mengarahkan
siswa untuk belajar sesuai dengan kerja
alami orak mereka. Keadaan ini dapat
mengakibatkan tidak maksimal
pembelajaran khususnya pada tahap
penanaman konsep kepada siswa, sehingga
pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan
tuntutan yakni tidak tercapainya
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Kondisi diatas mempengaruhi
pemahaman siswa pada pelajaran
matematika, khususnya tentang Bangun
Ruang Sisi Datar Beraturan pada tingkat
SMP kelas VIII SMP, khususnya pada
Kompetensi Dasar (KD) yang relevan
dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar
Beraturan yakni: (1) menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianut (KD
1.1); (2) memiliki sikap terbuka, santun,
objektif, menghargai pendapat dan karya
teman dalam interaksi kelompok maupun
aktivitas sehari-hari (KD 2.3); dan (3)
menentukan luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma, dan limas (KD 3.9).
Pada materi ini, kegiatan belajar masih
mengandung ketiga permasalahan seperti
yang telah dijabarkan sebelumnya.
Hingga sekarang telah banyak
penelitian yang berkaitan dengan
problema-problema di atas. Dari
penelitian-penelitian yang dimaksud
ditemukan satu solusi yang mampu
menghindari problema diatas terjadi dalam
proses pembelajaran. Solusi yang
dimaksud adalah penerapan Mind Map
dalam kegiatan belajar mengajar. Sejalan
dengan pendapat Windura (2013:30) yang
menyatakan bahwa Mind Map bekerja
sesuai dengan tiga cara kerja alami otak
manusia. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa Mind Map dapat diterapkan pada
berbagai materi pelajaran, seperti
penelitian yang dilakukan oleh
Permatasari,dkk (2013) yang
memfokuskan penelitian pada penerapan
media mind mapping program pada model
pembelajaran contextual teaching and
learning (CTL) untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar fisika pada
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5
siswa kelas XI.A2 SMA negeri 4
Surakarta. Namun, dari penelitian yang
ada sebelumnya, peneliti belum
menemukan adanya penelitian yang fokus
pada pengembangan LKS mind mapping
berbasis scientific. Padahal, pada
penerapan kurikulum 2013, LKS yang
dirancang mengikuti langkah-langkah
scientific merupakan perangkat
pembelajaran pokok yang harus ada dalam
pembelajaran. Ditambah lagi, dengan
adanya perpaduan antara mind map dengan
LKS yang dimaksud diatas dapat dijadikan
salah satu solusi untuk menghindari
permasalahan seperti yang disebutkan
sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Mind Map
berbasis Scientific Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar Beraturan dalam
Implementasi Kurikulum 2013”.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana mengembangkan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Model jigsaw
berbasis Scientific pada materi Bangun
Ruang Sisi Datar Beraturan dalam
implementasi kurikulum 2013?
2. Apakah penggunaan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Mind Map berbasis
Scientific pada materi Bangun Ruang
Sisi Datar Beraturan dalam
implementasi kurikulum 2013 efektif ?
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah
yang dikemukakan diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai pada penelitian ini
adalah:
1. Menghasilkan produk berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS) Mind Map berbasis
scientific pada materi Bangun Ruang
Sisi Datar Beraturan dalam
implementasi kurikulum 2013.
2. Mengetahui efektifitas penggunaan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Mind
model jigsaw berbasis scientific pada
materi Bangun Ruang Sisi Datar
Beraturan yang dikembangkan.
II. KAJIAN PUSTAKA
Lembar Kerja Siswa
Sebagaimana diungkapkan dalam
pedoman umum pengembangan bahan
ajar, lembar kegiatan siswa (student work
sheet) adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk atau langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Dan, tugas
tersebut haruslah jelas kompetensi dasar
yang akan dicapai (Prastowo,2015:203).
Menurut Trianto (Elisa,2012:15)
Lembar Kerja Siswa memuat sekumpulan
kegiatan mendasar yang harus dilakukan
oleh siswa untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus
ditempuh.
Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa LKS adalah
lembaran-lembaran yang berisi pedoman
bagi siswa untuk melakukan kegiatan
mendasar yang harus dilakukan oleh siswa
dengan tujuan untuk melakukan aktivitas
belajar mengajar dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai
indikator pencapaian hasil belajar yang
harus ditempuh. Struktur LKS terdiri atas
enam komponen yaitu judul, petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, tugas-tugas dan
langkah-langkah kerja serta penilaian.
Pendekatan Scientific dalam
Pembelajaran Matematika
Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran semua mata
pelajaran meliputi menggali informasi
melaui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi,
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Pendekatan ilmiah dalam pelajaran
tertentu tidak sama persis dengan pelajaran
tertentu lainnya. Misalnya dalam pelajaran
matematika, maka langkah-langkahnya
dalam pendekatan ilmiah sebagai berikut:
(1) Mengamati fakta; (2) Menanya; (3)
Menalar; (4) Mencoba; dan (5)
Menyimpulkan
Model jigsaw
Model jigsaw diciptakan pertama
kali oleh Tony Buzan dari Inggris, seorang
pakar pengembangan otak, kreativitas dan
revolusi pendidikan sejak awal tahun
1970-an. Di Indonesia sendiri, Mind Map
telah masuk sejak 1980-an dan mencapai
puncaknya di dunia pendidikan sejak
berdirinya Buzan Centre Indonesia di
tahun 2009 (Windura,2013:13).
Menurut Windura (2013:30) Model
jigsaw bekerja sesuai dengan tiga cara
kerja alami otak manusia. Dengan
menggunakan otak sesuai dengan kerja
alaminya, maka belajar dan berpikir akan
cepat, mudah dan menyenangkan. Adapun
ketiga cara kerja alami otak manusia
adalah bekerja dengan kedua belah otak,
gambar, dan pancaran pikiran.
Efektivitas
Menurut Yamasari (2010), indikator
penting untuk mengukur efektivitas adalah
sebagai berikut:
a. ≥80% dari seluruh subjek ujicoba
memenuhi ketuntasan belajar. Hal ini
dapat tergambar dari skor tes hasil
belajar dan aktivitas siswa.
b. Adanya respon positif siswa yang
ditunjukkan melalui angket yang
diberikan.
III METODE PENELITIAN Dalam pengembangan LKS Mind
Map berbasis scientific, peneliti mengikuti
model pengembangan Analysis, Design,
Development, Implementation or Delivery
and Evaluations (ADDIE).
Prosedur Pengembangan
1. Tahap Analyze (Analisis)
Analisis yang dilakukan yaitu
memvalidasi kesenjangan kinerja,
menetapkan tujuan, menganalisis
pembelajar, sumber daya yang
tersedia, dan rencana kerja.
2. Tahap Design (Desain)
Pada tahap ini, peneliti membuat LKS
sesuai rancangan. Setelah LKS selesai
dibuat, dilanjutkan dengan validasi
kelayakan LKS oleh para ahli.
Sehingga dapat diketahui kelemahan
dan kekurangannya dan revisi sesuai
saran dan komentar. Disamping proses
validasi, pada tahap ini peneliti
membuat item untuk pelaksanaan tes
siswa, yang terlebih dahulu di
ujicobakan kepada siswa yang telah
mempelajari materi tersebut.
3. Tahap Development (Pengembangan)
Setelah LKS direvisi sesuai saran,
maka langkah selanjutnya yaitu
evaluasi formatif. Menurut Branch
(2009:123) Terdapat 3 tahap khusus
pada evaluasi formatif, yaitu uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil
dan uji coba lapangan.
4. Tahap Implementation (Implementasi)
Pada tahap ini yang dilakukan adalah
produk yang telah diuji coba
diterapkan dalam situasi nyata dengan
pengajaran yang sesungguhnya yang
sesungguhnya menggunakan
pendekatan scientific.
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Menurut Branch (2009:151) tujuan
dari tahap evaluasi adalah menilai
kualitas dari produk dan proses.
Evaluasi dilakukan pada setiap tahap.
Evaluasi yang dimaksudkan untuk
memperbaiki LKS di setiap tahapnya.
Sehingga diperoleh LKS yang layak
untuk digunakan pada proses
pembelajaran.
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengembangan
Hasil dari penelitian ini berupa: (1)
LKS mind map berbasis scientific pada
materi bangun ruang sisi datar beraturan;
(2) pengujian terhadap efektifitas LKS
mind map berbasis scientific pada materi
bangun ruang sisi datar beraturan.
penilaian LKS oleh ahli pendidikan
matematika; (3) penilaian siswa terhadap
LKS yang dibuat; dan (4) hasil belajar
siswa terhadap penggunaan LKS. Setelah
melakukan tahap analisis dan perancangan
LKS, peneliti dapat memulai
mengembangkan salah satu perangkat
pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa,
dan dilanjutkan dengan pengujian terhadap
efektifitas LKS yang telah dikembangkan
sebelumnya.
Setelah melalui proses
pengembangan dengan menggunakan
model pengembangan ADDIE yang
tahapannya meliputi :
1. Analyze (Analisis)
a. Memvalidasi Kesenjangan
Pelaksanaan
Peneliti menemukan beberapa
masalah pada siswa kelas VIII SMP Al-
fallah Kota Jambi sebagai berikut : (1)
siswa jarang sekali melakukan diskusi
kelompok; (2) siswa jarang sekali
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
pada pembelajaran matematika; dan (3)
siswa masih sulit mengaitkan hubungan
materi yang sedang dipelajari dengan
materi-materi sebelumnya atau dapat
dikatakan siswa masih memahami materi
secara parsial.
b. Menetapkan Tujuan
Ketiga masalah diatas
menunjukkan perlu adanya pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) mind map
berbasis scientific.
c. Menganalisis Pembelajar
peneliti memperoleh informasi
bahwa siswa kelas VIII SMP Al-fallah
Kota Jambi masih terbiasa dengan
pembelajaran dengan model ceramah, dan
jarang melakukan diskusi antar mereka.
Mereka mengharapkan adanya perubahan
dalam cara belajar mengajar di kelas
dengan tujuan agar mereka menjadi lebih
termotivasi untuk belajar dan memahami
setiap materi yang diajarkan guru.
Kemudian, mereka juga mengakui bahwa
mereka cenderung tidak memahami
hubungan konseptual antar materi-materi
yang mereka pelajari.
d. Mengecek Sumber Daya yang
Tersedia
Hasil observasi dan wawancara
dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1. Data Ketersediaan Sumber Daya
yang Dibutuhkan dalam Penelitian
e. Rencana Kerja
Rancangan rencana kerja meliputi
proses perancangan dan pengembangan
produk, dimana kedua proses tersebut
mengikuti langkah-langkah yang telah
ditentukan oleh Branch.
No. Sumber Daya yang
Diamati
Ketersediaan
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)
1 ATK yang lengkap untuk
pembelajaran √
2 Siswa memiliki buku
penunjang yang memadai √
3 Kursi dan meja yang layak
dipakai untuk pembelajaran √
4
Guru memiliki LKS untuk
setiap materi dalam
pelajaran matematika
√
5 Pengetahuan guru tentang
LKS model jigsaw √
6
Kelas terdiri atas siswa yang
berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah
√
7 Siswa terbiasa dengan
pembelajaran Scientific √
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8
2. Design (Desain)
a. Mengadakan atau membuat hal yang
dibutuhkan
Pada tahap ini, peneliti membuat
LKS Mind Map berbasis Scientific sesuai
rancangan, yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Menyusun Evaluasi Formatif
Rancangan
Dari validasi kelayakan LKS yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa setiap
indikator penilaian LKS untuk aspek
kelayakan isi, kelayakan penyajian,
kelayakan bahasa, dan kelayakan kegiatan
scientific memperoleh rata-rata skor secara
berurutan 3.63, 3.64, 3.67, dan 3.83,
sehingga diperoleh rata-rata dari
keseluruhan aspek sebesar 3.7 yang berarti
kelayakan LKS termasuk dalam kategori
“sangat layak” dengan persentase
kelayakan sebesar 92.47%.
c. Menghasilkan Strategi pengujian
Peneliti membuat tes hasil belajar
berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari
20 item. Item soal ini terlebih dahulu
diujicobakan kepada siswa yang telah
mempelajari materi yaitu pada siswa kelas
IX A SMP Negeri 11 Kota Jambi. Dari
distribusi skor uji coba post test yang
diperoleh pada uji coba post test
digunakan untuk mengetahui validitas,
daya beda, taraf kesukaran, dan reabilitas
soal-soal post test, sehingga diperoleh
item-item soal yang layak untuk digunakan
untuk post test pada tahap implementasi.
3. Development (pengembangan)
Pada tahap ini terdapat produk
yang telah direvisi sesuai saran kemudian
di ujicobakan sebagai berikut :
a. Uji coba perorangan (one-to-one trial)
Peneliti melakukan uji coba
perorangan pada salah satu guru
matematika SMP Al-fallah Kota Jambi
yaitu Bapak Palupi kurniawan, S.Pd. Pada
tahap ini LKS memperoleh tanggapan
“sangat positif” dengan rata-rata total skor
yaitu 88,46.
b. Uji coba kelompok kecil (small group
trial)
Peneliti melakukan uji coba
kelompok kecil dengan subjek uji coba
berjumlah 8 siswa yang berasal dari kelas
VIII SMP Al-fallah Kota Jambi. Penilaian
respon terhadap LKS secara keseluruhan
dari aspek-aspek yang dinilai, berada pada
kriteria “positif” dengan persentase rata-
rata sebesar 76%.
c. Uji Coba Lapangan (Field Trial)
Pada uji coba lapangan, peneliti
melibatkan satu kelas sebagai subjek yang
berasal dari kelas VIII SMP Al-fallah Kota
Jambi. Penilaian respon terhadap LKS
secara keseluruhan dari aspek-aspek yang
dinilai, berada pada kriteria “positif”
dengan persentase rata-rata sebesar 78%.
Setelah melewati langkah-langkah pada
tahap pengembangan, peneliti melanjutkan
ke tahap selanjutnya yaitu tahap
implementasi.
4. Implementation (Implementasi)
Pada tahap implementasi, peneliti
melibatkan seluruh siswa kelas VIII D
SMP Al-fallah Kota Jambi yang berjumlah
40 siswa sebagai subjek penelitian, dimana
LKS diterapkan pada proses pembelajaran
selama 5 kali pertemuan. Kegiatan belajar
mengajar mengacu pada RPP yang telah
dibuat peneliti sebelumnya (dapat dilihat
di lampiran 10). Pada tahap ini, peneliti
menerapkan LKS sebagai salah satu
perangkat pembelajaran dalam suasana
belajar yang sesungguhnya.
5. Evaluation (evaluasi)
Evaluasi pada tahap ini merupakan
bentuk evaluasi yang sifatnya sumatif.
Pada tahap ini akan dilihat keefektifan
produk yang telah dibuat setelah
diterapkan pada kelas sesungguhnya.
Keefektifan produk ditinjau dari tiga
aspek yaitu hasil post test (tes hasil
belajar) siswa, tingkat aktivitas siswa,
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9
dan tanggapan/persepsi siswa terhadap
LKS.
a. Tes Hasil Belajar Siswa
Dari post test yang dilakukan, diketahui
banyak siswa yang mencapai KKM
sebanyak 34 orang dan yang belum
mencapai KKM sebanyak 6 orang, atau
dengan kata lain persentase siswa yang
tuntas adalah 85%. Jadi, syarat minimal
ketuntasan kelas telah tercapai (≥80%).
b. Tingkat Aktivitas Siswa
Untuk memperoleh data tingkat
aktivitas siswa, peneliti meminta salah satu
guru matematika yaitu Ibu Bapak Palupi
kurniawan, S.Pd sebagai pengamat selama
5 kali pertemuan. Dari hasil pengamatan
yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa
tingkat aktifitas siswa untuk setiap aspek
dalam rentang aktif – sangat aktif, dan
rata-rata persentase tingkat aktivitas siswa
sebesar 82% atau dalam kategori sangat
aktif.
c. Respon Positif Siswa
Setelah dilaksanakan post test,
peneliti meminta siswa untuk mengisi
angket tertutup mengenai persepsi mereka
terhadap penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran. Dari angket tersebut
diperoleh hasil respon siswa terhadap LKS
secara keseluruhan dari aspek-aspek yang
dinilai, berada pada kriteria “positif”
dengan persentase rata-rata sebesar
79,42%.
Pembahasan
Dalam proses pembelajaran,
penggunaan produk ini dapat memudahkan
siswa dalam proses penanaman konsep.
Dalam penerapan produk ini dalam
kegiatan belajar mengajar didalam kelas,
peneliti sebagai instruktur membimbing
siswa untuk memahami materi dengan cara
menyelesaikan LKS melalui diskusi
kelompok. Siswa terlebih dahulu dibagi
menjadi delapan kelompok dengan
masing-maisng kelompok berjumlah 5
orang yang terdiri atas siswa laki-laki dan
perempuan. Penentuan anggota kelompok
berdasarkan data yang diberikan oleh guru
matematika yang mengajar siswa pada
kelas VIII D. Setiap kelompok terdiri dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
Penggunaan produk dalam proses
pembelajaran pada kelas VIII D dilakukan
selama lima kali pertemuan, dimana secara
berurutan LKS yang digunakan adalah: (1)
LKS luas permukaan kubus dan balok; (2)
LKS volume kubus dan balok, dan LKS
luas permukaan prisma; (3) LKS volume
prisma; (4) LKS luas permukaan limas;
dan (5) LKS volume limas. Dalam
menyelesaikan LKS, kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan runtutan
pendekatan scientific dengan tetap dalam
bimbingan peneliti sebagai instruktur. LKS
ini sangat membantu siswa dalam
memahami hubungan konseptual antar
materi, dan konsep dasar dalam
menentukan formula dari luas permukaan
dan volume bangun ruang sisi datar
beraturan. Tidak sebatas itu saja, siswa
juga lebih mudah untuk mengkonstruksi
kembali pengetahuan mereka pada waktu
lain mengenai konsep dasar materi karena
bentuk LKS yang sederhana dengan
kombinasi warna dan kata penghubung
yang sangat komunikatif, serta
memperlihatkan pengalaman belajar. Hal
itu memperlihatkan bahwa dengan
menggunakan produk ini, siswa tidak
hanya menghafal formula/rumus dan
mereka juga tidak memahami materi lagi
secara parsial.
Dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan produk ini siswa juga
terlihat aktif dalam berdiskusi, dan
bersemangat dalam interaksi antar mereka,
dan interaksi dengan peneliti sebagai
instruktur. Secara umum, siswa terhindar
dari segala kebiasaan buruk yang
diakibatkan dari pembelajaran yang hanya
cenderung pada kegiatan-kegiatan otak kiri
saja. Setelah kegiatan diskusi kelompok
berakhir, dilanjutkan dengan penugasan
berupa latihan soal dengan tujuan siswa
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 10
tidak hanya mengetahui tentang konsep
dasar materi, tapi juga dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menerapkan
konsep dasar yang mereka miliki pada
penyelesaian soal-soal yang diberikan.
Dalam penelitian ini, peneliti telah
menghasilkan produk berupa LKS Model
jigsaw berbasis scientific pada materi
bangun ruang sisi datar beraturan dalam
implementasi kurikulum 2013, serta
menguji/mengetahui efektifitas
penggunaan LKS Model jigsaw berbasis
scientific pada materi bangun ruang sisi
datar beraturan yang dikembangkan.
V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dalam pengembangan produk, peneliti
melakukan beberapa tahap
pengembangan, yaitu : (1) tahap
analisis, dimana peneliti
mengidentifikasi kesenjangan
pelaksanaan dan menentukan solusi
atas kesenjangan tersebut dan
dilanjutkan dengan membuat
rancangan kerja; (2) tahap desain,
dimana peneliti membuat produk
dilanjutkan dengan memvalidasi
produk, serta pelaksanaan ujicoba post
test; (3) tahap pengembangan, dimana
peneliti melakukan uji coba yang
terdiri atas tiga uji coba, yaitu uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil,
dan uji coba lapangan; (4) tahap
implementasi, dimana peneliti
menerapkan penggunaan produk dalam
situasi belajar yang nyata dengan
pengajaran yang sesungguhnya dengan
menggunakan pendekatan scientific;
dan (5) tahap evaluasi, dimana peneliti
melakukan evaluasi pada setiap
tahapan pengembangan produk mulai
dari analisis sampai implementasi.
2. Peneliti melakukan peninjauan
mengenai efektifitas produk yang
dikembangkan dari tiga aspek, yaitu
hasil post test siswa, respon siswa, dan
aktivitas siswa pada tahap
implementasi, dimana dalam hal ini
hasil post test siswa menunjukkan
bahwa 85% dari banyak siswa
dinyatakan tuntas atau dengan kata lain
34 siswa dinyatakan tuntas dari 40
siswa yang ada dalam kelas VIII D.
Selain itu, dari hasil angket persepsi
siswa diketahui bahwa siswa memiliki
respon positif terhadap penggunaan
produk, serta dari angket aktivitas,
dapat diketahui bahwa siswa sangat
aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan produk.
Saran Pemanfaatan
1. Ketersediaan perangkat pembelajaran
yang berkualitas sangat membantu
siswa dalam proses belajar, dan dapat
membantu guru dalam proses
pengajaran didalam kelas. Oleh karena
itu, peneliti menyarankan kepada guru
matematika untuk selalu
menggunakan LKS Mind Map
berbasis scientific yang mampu
memberikan efek potensial yang baik
bagi siswa, apalagi keberadaan LKS
dalam implementasi kurikulum 2013
sangat penting.
2. Peneliti menyarankan untuk terus
dilakukan pengembangan dan
penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan LKS Mind Map berbasis
scientific pada semua mata pelajaran
khususnya matematika, dan pada
materi apapun.
DAFTAR RUJUKAN
Adinawan, M.Kholik,dkk. 2007.
Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Erlangga:Jakarta.
Anonim. 2013. Buku Guru Matematika
SMP/MTs Kelas VIII.
Kemendikbud:Jakarta.
Anonim.2013.Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013.
Kemendikbud:Jakarta.
Branch,Robert. 2009. Instructional
Design:The ADDIE Approach.
Springer:USA.
Nur amina : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 11
Cahyono, Achmad Dwi. 2014. Validitas
Lembar Kegiatan Siswa Berbasis
Scientific Approach Pada Materi
Daur Biogeokimia Untuk SMA.
Diakses pada tanggal 11 Februari
2015 jam 12:19.
Elisa.2012. Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Konsep Teori
Belajar Bruner Pada Materi
Segiempat Di Kelas VIII SMP.
Skripsi tidak diterbitkan.Jambi:FKIP
Universitas Jambi.
Lestari,Ika. 2013. Pengembangan bahan
Ajar Berbasis Kompetensi.
@kademia: Padang.
Nurhayati. 2014. Peningkatan Aktivitas
Siswa Pada Materi Turunan Fungsi
Melalui Pendekatan Konstruktivisme
di Kelas XI IPA.5 SMA N 15
Palembang. Diakses pada tanggal 18
Maret 2015 Jam 05:02.
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi
Masyarakat; Model Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Permatasari,dkk.2013. Penerapan Media
Mind Mapping Program Pada
Model Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Fisika Pada Siswa Kelas XI
A2 SMA Negeri 4 Surakarta.
Diakses pada tangga l6 Maret 2015
Jam 14:20.
Permendikbud No.87 Tahun 2013.
Prastowo,Andi.2013. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva
Press : Yogyakarta.
Rochmad.2012. Desain Model
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2015 Jam
5:56.
Siroj, R. A, (2004). Pemerolehan
Pengetahuan Menurut Pandangan
Konstruktivistik. Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2015 Jam 20:14.
Sudaryono,dkk.2013. Pengembangan
Instrumen Penelitian Pendidikan.
Graha Ilmu: Yogyakarta.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
ALFABETA:Bandung.
Sugiarto,dkk. 2012. Pengembangan
Lembar Kerja Siswa Pada
Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI
Pokok Bahasan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi
Melalui Pendekatan Scaffolding.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2015
Jam 14:32.
Sukardi.2012. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan
Prakteknya. Bumi Aksara:Jakarta.
Windura, Sutanto.2013. 1st MIND MAP
untuk Siswa, Guru, & Orang Tua.
Gramedia:Jakarta.
Warsita, B., 2008. Teknologi
Pembelajaran Landasan dan
Aplikasinya.Jakarta : Rineka Cipta.
Yamasari, Yuni.2010. Pengembangan
Media Pembelajaran Matematika
Berbasis ICT yang Berkualitas.
Diakses pada tanggal 7 Januari 2015
Jam 19:02.
Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan
Pembelajaran; Filosofi, Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Pakar Raya.