rpp sb x smtr 1

Upload: samsam

Post on 13-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENCANA PELASANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah

: SMKN 3 Kota BimaMata Pelajaran

: Seni Rupa

Kelas/Semester

: X/1

Standar Kompetensi

: 1. Mengapresiasi karya seni rupa

Kompetensi Dasar : 1.1. Meng-identifikasi dan mengapresiasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempatAlokasi Waktu

: 14 x 45 menit ( 7 x pertemuan )A. Tujuan Pembelajaran

siswa mampu untuk:

Pengertian seni rupa Nusantara dideskripsikan seni rupa zaman prasejarah dinusantara dengan bahan dari buku dan internet didiskusikan Periodisasi seni rupa zaman Hindu Budha disusun Seni rupa zaman Islam dalam kehidupan sehari-hari di dideskripsikan dan ditemukan Keunikan gagasan dan tekhnik pada seni rupa pengaruh china dideskripsikan Keunikan gagasan dan tekhnik pada seni rupa pengaruh kolonial dideskripsikan Latar belakang social budaya seni rupa nusantara dideskripsikanB. Materi Pembelajaran

Pengertian seni rupa nusantara Seni rupa zaman prasejarah dinusantara Seni rupa zaman Hindu-Buddha

Seni rupa zaman Islam

Seni rupa pengaruh Cina

Seni rupa pengaruh Kolonial

Latar belakang sosial budaya seni rupa Nusantara

C. Metode Pembelajaran

Pendekatan life skill, metode bermain, pemberian tugas, tanya jawab

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama

1. Guru membuka kegiatan belajar dengan menerapkan permainan Sedang Apa. Caranya adalah dengan menggambar sebuah jam dinding besar di papan tulis. Lalu, guru menunjuk setiap angka jam dan siswa secara bergiliran menyebutkan aktivitas yang biasa mereka lakukan pada hari Minggu sesuai angka jam yang ditunjuk. Dengan demikian, siswa memiliki pandangan tentang hal-hal yang berlangsung secara kronologis. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Guru menjelaskan arti seni rupa Nusantara dengan peta konsep (hlm. 2).

4. Siswa ditugasi mencari informasi dengan kata kunci seni rupa Nusantara di www.yahoo.com, www.wikipedia.com, www.google.com.5. Siswa mengumpulkan hasil pencarian informasi dari internet.

6. Siswa dan guru mempersiapkan pertemuan selanjutnya. Guru memperingatkan siswa untuk memperkaya sumber/bahan bacaan tentang seni rupa Nusantara.

Pertemuan kedua

1. Siswa menyiapkan hasil temuan informasi tentang seni rupa Nusantara dari berbagai sumber.

2. Siswa bertanya-jawab dan diskusi berdasarkan hasil temuan siswa dari internet dan mencermati pembagian sejarah seni rupa Nusantara yang ada di buku teks (hlm. 318), kemudian mencatat hasil diskusi.

3. Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

Pertemuan ketiga

1. Siswa berkumpul dalam kelompok untuk mendiskusikan latihan II dan III (hlm. 3031).

2. Siswa melengkapi tabel pada Latihan II dan III.

Pertemuan keempat

1. Siswa secara individual mengerjakan latihan V (hlm. 31).

2. Siswa mengumpulkan tugas.

Pertemuan kelima

1. Siswa secara individual mengerjakan latihan VII (hlm. 32). Tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

2. Siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas dalam lima pertemuan terakhir.

3. Menarik kesimpulan materi.

C. Sumber Belajar

Kurikulum KTSP dan perangkatnya

Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS

Buku sumber Seni Rupa SMA & MA kelas X ESIS (hlm. 134)

Peta konsep

OHP

Buku-buku penunjang yang relevan

Internet

D. Penilaian

Latihan II dan III hlm. 3031.

Format Penilaian

LatihanAspek yang dinilaiNilai KualitatifNilai Kuantitatif

IIKeberagaman dan jumlah jenis karya seni yang diamati

Keakuratan jenis karya seni sesuai masanya

IIIKecermatan mengamati lingkungan rumah dan pengaruh seni yang ada di rumah

Jumlah karya seni yang diamati di rumah

Ketepatan pengamatan karya seni sesuai masanya

Profil rumah mudah dipahami

Laporan/profil menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Jumlah Nilai

Latihan V (hlm. 31).

Aspek yang dinilaiNilai KualitatifNilai Kuantitatif

Kelengkapan semua periode seni

Keakuratan jenis karya seni sesuai periodenya

Kecermatan mengamati dan mendeskripsikan ciri khusus yang umumnya ada pada setiap karya

Komentar bersifat apresiatif dan subjektif

Jumlah Nilai

Latihan VII (hlm. 32)

Aspek yang dinilaiNilai KualitatifNilai Kuantitatif

Kelengkapan definisi untuk tiap istilah

Kedalaman pengetahuan tentang istilah

Ketepatan definisi untuk tiap istilah

Definisi bersifat objektif

Jumlah Nilai

Kriteria Penilaian :

Kriteria IndikatorNilai KualitatifNilai Kuantitatif

80-100Memuaskan4

70-79Baik3

60-69Cukup2

45-59Kurang cukup1

Mengetahui,

Bima,21 Mei 2015Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

NIP :......................

NIP :.......................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA.

: SMKN 3 Kota BimaMata Pelajaran

: Seni rupa

Kelas/Semester

: X/1

Standar Kompetensi

: 1. Mengapresiasi karya seni rupa

Kompetensi Dasar: 1.2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan

daerah setempat

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit ( 7 x pertemuan )A. Tujuan Pembelajaran

Pertanyaan-pertanyaan tentang keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat mampu djawabB. Materi Pembelajaran

Keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, praktik, bermain, mengerjakan latihan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama

1. Guru menanyakan pengalaman pribadi siswa jika mereka pernah melihat karya seni masa kini yang memiliki pengaruh budaya masa lalu, atau karya seni di Indonesia yang memiliki pengaruh budaya dari luar Indonesia.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mengunjungi museum atau pameran seni (Latihan VI dan VII hlm. 32).

4. Siswa mengamati berbagai karya seni dan membuat portofolio secara berkelompok berupa dokumentasi dan catatan-catatan. Hasil portofolio dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

5. Guru menugaskan siswa untuk memikirkan karya seni yang akan mereka buat sendiri (seni dengan pengaruh budaya tertentu) dan membawa bahan-bahan untuk berkarya pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua

1. Siswa mengumpulkan portofolio yang mereka kerjakan pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa membuat karya seni dengan nuansa budaya tertentu (Latihan V hlm. 31).

3. Siswa dapat melanjutkan pekerjaannya di rumah.

Pertemuan ketiga

1. Siswa melajutkan pengerjaan hasil karya, lalu mengumpulkan hasil karya tersebut pada akhir pelajaran.

2. Siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.

3. Siswa menarik kesimpulan materi yang dipelajari dalam 3 pertemuan terakhir.

E. Sumber Belajar

Kurikulum KTSP dan perangkatnya

Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS

Buku sumber Seni Rupa SMA & MA kelas X ESIS (hlm. 134)

Peta konsep

OHP

Buku-buku penunjang yang relevan

Internet

F. Penilaian

Latihan VI dan VII hlm. 32 (membuat portofolio berkelompok).

Lembar Penilaian Portofolio Kelompok

Hari/Tanggal

: .

Nama Kelompok: .................................................................................

No.Sikap/Aspek yang dinilai Nilai KualitatifNilai Kuantitatif

Penilaian kelompok

1.Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik

2Kerjasama kelompok

3Hasil tugas

Jumlah Nilai Kelompok

Penilaian Individu siswa

1.Terlibat dalam pengerjaan portofolio

2.Inisiatif

Jumlah Nilai Individu

Kriteria Penilaian :

Kriteria IndikatorNilai KualitatifNilai Kuantitatif

80-100Memuaskan4

70-79Baik3

60-69Cukup2

45-59Kurang cukup1

Latihan V halaman 31 (membuat karya seni dengan pengaruh budaya tertentu).

Format Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai KualitatifNilai KuantitatifDeskripsi

Hasil karya

Siswa memiliki hasil karya yang konkret yang orisinil

Keindahan dan kreativitas pada karya Karya seni menimbulkan kesan estetis dalam diri penikmat karya

Kandungan unsur budayaKarya mengandung satu unsur budaya tertentu

Hubungan dan kesesuaian antara jenis benda dan unsur budayaCiri khas budaya dan benda hasil karya dapat berhubungan atau tidak / dapat sesuai atau tidak sesuai satu sama lain, tergantung apresiasi penikmat karya

Orisinalitas gagasanKarya seni merupakan hasil buatan sendiri

Jumlah Nilai

Kriteria Penilaian :

Kriteria IndikatorNilai KualitatifNilai Kuantitatif

80-100Memuaskan4

70-79Baik3

60-69Cukup2

45-59Kurang cukup1

Jawaban Soal Latihan (halaman 1920)

A.

1. C

2. A

3. E

4. B

5. C

6. E

7. D

8. C

9. B

10. A

B.

1. - Seni rupa murni adalah seni rupa yang dibuat untuk mengekspresikan nilai budaya dan keindahan, misalnya seni lukis dan seni patung.

- Seni rupa terapan adalah seni yang selain memiliki fungsi estetis (keindahan) juga memiliki fungsi pragmatis, yaitu fungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, misalnya seni batik dan tembikar.

2. - Swastika: motif hias yang melambangkan energi dan keselarasan.

- Kala: kepala yang melambangkan waktu.

- Makara: makhluk sejenis buaya yang melambangkan sumber kehidupan.

3. - Jenis yang memiliki ciri bangunan lama pra-Islam. Contohnya adalah makam di Troloyo, Jawa Timur yang dipengaruhi gaya zaman Majapahit. Misalnya terdapat pada motif tanaman dan geometris pada batu nisan yang menyerupai bentuk meander dan tumpal yang biasa terdapa pada candi, serta desain dekorarif yang menyerupai mahkota pintu gerbang candi.

- Jenis yang dipengaruhi oleh bentuk dan motif yang berasal dari luar Nusantara, misalnya dari Kambaya di Gujarat. Salah satunya adalah makam Sultan Malik As Saleh yang memiliki hiasan dan mahkota dengan motif daun dan bunga.

4. - Kegiatan sambilan wong cilik.

- Sebagai komoditas.

- Sebagai tradisi kalangan bangsawan.

- Sebagai usaha dagang orang Cina dan Indo Belanda, dengan ragam hias dan fungsi yang diperuntukkan bagi kalangan terbatas.

- Sebagai kebutuhan seni atau desain.

5. Hal yang melatarbelakangi keragaman budaya Nusantara adalah kehidupan sosial budaya dan letak geografis yang berbeda-beda.

Jawaban Soal Uraian (halaman 2132)

I.

1. a. Seni lukis

b. Seni patung

c. Seni kaligrafi

d. Seni wayang

e. Seni wastra

2. a. Seni batik

b. Seni tembikar

c. Kerajinan

d. Makam

e. Arsitektur

3. Bentuk seni rupa pada masa prasejarah pada umumnya berupa lukisan dinding yang ada di dalam gua. Objek lukisan dinding itu dapat berupa kepercayaan manusia masa itu tentang dunia gaib, pekerjaannya, binatang buruan, serta gambar tangan dan sosok manusia. Mereka percaya bahwa kegiatan melukis akan memancarkan kekuatan magis. Jenis ekspresi lain seni rupa zaman prasejarah adalah karya berbentuk topeng, perisai, dan patung nenek. Bentuk kesenian lainnya adalah fetisisme dan totemisme.

4. Penggambaran tangan bisa diartikan sebagai ungkapan rasa duka atas kematian, sekaligus penghormatan terhadap arwah leluhur. Selain itu, lukisan itu juga bisa dihubungkan dengan kepercayaan mereka, bahwa cap tangan adalah milik makhluk halus yang pernah menghuni suatu daerah sebelum daerah itu dihuni manusia.

5. Masyarakat zaman prasejarah percaya bahwa kegiatan melukis dan lukisan itu sendiri memancarkan kekuatan magis yang akan memengaruhi binatang yang akan mereka buru.

6. - Fetisisme: kecenderungan manusia yang menganggap bahwa ada benda bertuah yang dapat dijadikan jimat dan melindungi pemakainya dari gangguan dan bahaya.

- Totemisme: kecenderungan manusia menganggap lukisan, hiasan, dan patung sebagai benda jelmaan manusia setangah binatang.

7. Nekara merupakan benda peninggalan bersejarah yang terbuat dari logam berbentuk seperti meja bundar dan memiliki ruang di bawahnya. Pada masa lalu, benda ini berfungsi untuk mendatangkan hujan. Caranya adalah dengan memukul permukaan datar di atasnya seperti tambur atau drum.

8. Seni rupa zaman Hindu-Buddha mulai memengaruhi seni Nusantara sejak abad pertama Masehi. Pengaruh terkuat berasal dari India, terutama karena agama Hindu. Sejak abad ke-1 hingga abad ke-13 Masehi, seni arsitektur, patung, dan lukisan berkembang pesat. Karya seni rupa lain yang berkembang pada masa ini adalah seni patung dan seni relief.

9. a. Bunga teratai atau padma yang berarti simbol singgasana ketuhanan yang paling tinggi.

b. Swastika yang berarti motif hias yang melambangkan energi dan keselarasan.

c. Makara yang berarti makhluk sejenis buaya yang melambangkan sumber kehidupan.

d. Kinara yang berarti mahkluk setengah manusia setengah burung yang melambangkan makhluk halus (dewa) penghuni langit.

10. - Epik Ramayana: cerita tetang kehidupan Rama.

- Mahabarata: serita kepahlawanan; kebaikan melawan kejahatan.

11. a. Gambar di atas adalah gambar relief ramayana yang tedapat pada Candi Prambanan.

b. Relief tersebut mengandung cerita Ramayana, yaitu kisah kepahlawanan khas India yang menceritakan kehidupan Rama. Rama adalah titisan dewa Wisnu yang ke-8. Ia diutus ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Relief itu terdapat pada dinding balkon Candi Siwa dan Candi Brahma di kompleks Candi Prambanan.

12. Perkembangan seni rupa zaman Islam terepresentasi dalam 4 jenis kesenian, yaitu seni kaligrafi, seni wayang, seni makam, dan batik. Kesenian pada masa itu tidak murni khas Islam, tetapi juga memiliki pengaruh Hindu. Misalnya terdapat pada kijing yang terbuat dari batu dan wayang yang berbentuk tokoh Ramayana, tetapi memiliki karakter ulama besar Islam.

13. a. Seni kaligrafi. Seni jenis ini terdapat pada pintu gerbang masjid, istana, dan hiasan pada keris.kaligrafi juga dapat ditemukan pada bendera, panji-panji kerajaan Islam, dan busana.

b. Makam. Makam peninggalan seni rupa Islam pertama kali ditemukan di Aceh, kerajaan Pasai pada abad ke-13 Masehi.

c. Wayang. Wayang digunakan oleh para ulama dan wali untuk menyeberkan agama Islam

d. Batik. Batik merupakan kesenian yang khas Indonesia. Batik memiliki berbagai motif khas alam Indonesia.

14. a. Wayang beber adalah wayang yang berupa lukisan wayang pada permukaan kertas atau kain yang lebar. Tiap lembar kain/kertas berisi 1 adegan cerita.

b. Wayang golek adalah wayang 3 dimensi yang memerankan tokoh cerita epos Hindu-Buddha atau tokoh besar agama Islam. Wayang ini terbuat dari kayu dan mengenakan pakaian terbuat dari kain.

c. Wayang kulit adalah wayang 2 dimensi dengan bahan dasar kulit dan memiliki ornamen detail dan rumit. Wayang jenis ini digunakan para penyebar agama Islam untuk berdakwah.

15. a. Pekalongan

b. Solo

c. Bali

16. Pada zaman Islam, kesenian berpusat di istana karena pada masa itu peran sunan dan sultan sangat dominan. Kedua golongan pemimpin tersebut bekerja sama dalam menyebarkan agama Islam dan mengembangkan karya seni.

17. Kedudukan seni pada zaman Islam berbeda dengan zaman sebelumnya, yakni Hindu-Buddha. Pada zaman Islam, kerya seni yang menunjukkan bentuk tiruan mahkluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan) dilarang untuk dibuat. Sebagai gantinya, seni zaman Islam banyak menggunakan bentuk-bentuk geometris. Namun, pada sisi lain, seni juga berfungsi untuk menyebarkan agama Islam. Para ulama menyebarkan ajaran Islam melalui seni yang sudah ada dan dikenal masyarakat, miasalnya wayang kulit.

18. Pada zaman Islam, penggambaran makhluk hidup ditabukan karena ajaran agama Islam melarangnya. Sebabnya adalah untuk menghindari munculnya rasa kagum terhadap bentuk hewan dan manusia dan mengakibatkan pemujaan terhadap bentuk-bentuk tersebut. Padahal, agama Islam hanya menghendaki pemujaan terhadap Tuhan yang menciptakan makhluk hidup.

19. Makam Raja Samudra Pasai mengandung pengaruh Islam karena nisannya berbentuk tongkat batu, berbeda dengan nisan biasanya yang menyerupai bangunan punden (pengaruh Hindu), selain itu, nisan tersebut juga mengandung tulisan Arab.

20. a. Jenis yang memiliki ciri bangunan lama (pra-Islam).

b. Jenis makam yang dipengaruhi oleh bentuk dan motif yang berasal dari luar Nusantara.

21. Wayang sebagai sumber nilai mengandung ajaran tentang penghormatan kepada alam, nenek moyang, dan kepada dewa-dewi. Penghormaan itu dilakukan oleh manusia sebagai representasi keinginan dasar manusia untuk berhubungan dengan kekuatan adikodrati (supranatural), kepemimpinan, dan kepahlawanan. Penghormatan itu juga dilakukan manusia sebagai bentuk hubungan manusia-Tuhan dan hubungan antarmanusia.

22. Gambar itu merupakan gambar wayang golek yang sedang dimainkan oleh seorang dalang. Wayang itu mungkin merupakan tokoh Srikandi atau tokoh Arjuna karena digambarkan sedang menarik panah.

23. Mitos tersebut bercerita tentang istri Pangeran Jenggala Lembu Ami Luhur. Putri dari Coromandel ini senang mengajari orang Jawa menenun, membatik, dan mewarnai kain. Sejak itu, kain batik dengan berbagai motif menjadi bagian dari identitas busana dan budaya raja.

24. - Kegiatan sambilan wong cilik.

- Sebagai komoditas.

- Sebagai tradisi kalangan bangsawan.

- Sebagai usaha dagang orang Cina dan Indo Belanda, dengan ragam hias dan fungsi yang diperuntukkan bagi kalangan terbatas.

- Sebagai kebutuhan seni atau desain.

25. Pengaruh kebudayaan Cina pada seni Nusantara hanya terdapat pada aspek kebendaan. Pengaruh itu masuk ke Nusantara pada tahun 250 dan 400 Masehi, yaitu ketika hubungan lalu lintas perdagangan Indonesia-Cina terjalin. Selain hubungan perdagangan, hubungan politik juga memengaruhi perkembangan budaya itu.

26. a. Arsitektur. Arsitektur yang mendapat pengaruh budaya Cina ada pada tempat-tempat ibadah dan relief-relief candi. Di Bali, arsitektur Cina ditemukan pada pura dan istana, serta ada pula pemasangan piring-piring Cina di dinding masjid.

b. Pola wastra. Batik yang mengandung pengaruh Cina cenderung memiliki warna terang dan berwarna-warni. Perkembangan batik bernuansa Cina dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan selera pasar.

c. Perabot atau benda-benda rumah tangga. Perabot yang memiliki pengaruh budaya Cina misalnya perabotan taman, hiasan keramik, dan pot bunga.

27. a. Tempat ibadah. Misalnya pada masjid Kalinyamat yang terletak di Jepara, Jawa Tenngah. Pada masjid itu terdapat pahatan batu gamping dan gambar awan yang khas Cina.

b. Relief candi, misalnya pada Candi di Jawa Timur.

c. Beberapa Istana di Bali, misalnya istana Gianyar yang mengandung unsur Cina dan budaya setempat, terutama pada atap dan pintu gerbangnya.

28. Burung funiks merupakan burung yang sering dijadikan ragam hias oleh orang Cina. Gambar burung berbuntut panjang ini biasanya terdapat pada selendang Lokcan berbahan sutra.

29. Batik Jawa dengan pengaruh Cina biasanya memiliki warna terang dan beraneka macam warna.

30. - Piring: banyak piring masa kini yang bermotif swastika dan awan.

- Bantal: saat ini banyak dijual bantal yang berbentuk kotak dan silinder kecil seperti bantal khas Cina.

- Hiasan keramik dan pot bunga: kedua benda keramik itu selalu populer sepanjang masa. Bahkan, keramik dan gentong yang mahal selalu diidentikkan dengan keramik buatan Cina.

31. Perkembangan seni dengan pengaruh dari Eropa terdapat dalam beberapa jenis, yaitu seni arsitektur, seni busana, dan perabot rumah tangga.

32. - Seni arsitektur: misalnya terdapat pada bangunan aula dan museum.

- Seni busana: misalnya terdapat pada busana tentara kesultanan Jawa.

- Perabot rumah tangga: misalnya terdapat pada kursi sofa, gorden, dan pintu gerbang.

33. - Perabot rumah tangga, karena orang Indonesia asli umumnya tidur di atas dipan bambu atau duduk di lantai tanah. Kini, orang Indonesia menggunakan kasur busa untuk tidur, serta kursi sofa untuk duduk.

- Pakaian, karena semua pakaian yang kita kenakan sehari-hari berupa kaus, celana panjang, jaket, dan sepatu, bukan kain dan selop.

34. Secara umum, bangunan gedung, dinding berkapur, pintu kayu, lantai keramik, dan plafon bergaya Eropa, sedangkan atapnya bergaya Sunda.

35. Hal tersebut bermula dari sultan yang tidak bisa menerima perbedaan besar ketika melihat tamu Belanda-nya duduk di kursi, sedangkan ia duduk di lantai. Maka, ia mulai mengganti tempat duduknya dengan kursi bergaya Eropa. Ia juga mengganti perabot rumah lainnya.

36. Latar belakang sosial-budaya Indonesia sangat beragam. Hal itu menimbulkan keragaman seni dan budaya Indonesia secara keseluruhan. Keberagaman itu juga dipengauhi oleh waktu dan kondisi geografis Indonesia yang juga bervariasi.

II.

1.Hindu-Buddha1. Kursi taman terbuat dari batu yang diukir

2. Dinding pada sisi kanan kiri gerbang berhadapan seperti gapura

3. Fondasi tiang bendera atau podium yang bertingkat-tingkat seperti candi

2.Islam1. Masjid

2. Kaligrafi

3. Makam

3. Cina1. Amplop angpao

2. Barongsai

3. Baju dengan kerah bergaya Shanghai

4. Eropa1. Makanan, seperti roti dan keju

2. Sofa

3. Pintu gerbang berat terbuat dari besi yang berukir-ukir

III Contoh jawaban.

Rumah saya berbentuk persegi dengan pintu utama berupa dua kayu jati berukir yang diberi pernis. Di depan pintu itu terdapat tangga yang terhubung dengan taman yang ada di depannya. Selain itu, di atas berandanya terdapat atap yang disangga dua tiang besar bergaya Eropa. Pintu gerbang rumahku juga bergaya eropa, yaitu gerbang besar yang dapat digeser, serta terbuat dari besi berukir.

(dan seterusnya)

V

No.PeriodeHasil karyaCiri Khusus Komentar

1.PrasejarahLukisan dinding dalam gua

Fetisisme

TotemismePola berbentuk manusia, hewan atau benda alam seperti ombak, serta hal yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti perahu dan tombakKomentar subjektif, sesuai pengalaman siswa

2.Zaman Hindu-BuddhaKuil/ candi

seni patung

seni reliefElemen batu

bangunan bersusun tumpuk/punden berundak-undak

3.Zaman IslamSeni kalirafi

makam

wayang kulit

batikMotif kaligrafi

tulisan Arab

4.Pengaruh CinaOrnamen arsitektur

pola wastra

benda-benda rumah tanggaPenggunaan warna merah darah dan emas

penggunaan motif swastika, megamendung, dan burung puniks berekor panjang

5.Pengaruh KolonialOrnamen arsitektur

seni lukisTiang-tiang besar, pintu-pintu besi dan kayu yang lebar dan berat

VIII

IstilahDefinisi

swastikaMotif hias yang melambangkan energi dan keselarasan

kosmosDunia; alam semesta

dekorasiHiasan; gambar

kinaraSejenis makhluk setengah manusia setengah burung yang merupakan makhluk penghuni langit

geometrikKarya seni yang berhubungan dengan sudut, garis, bidang, ruang

mitosCerita yang berhubungan dengan dewa-dewa

ornamenHiasan yang dipahat pada dinding candi, bangunan, dan lain-lain

konstelasiKedudukan, keadaan pada suatu waktu

wastraTenun

ornamentalBersifat hiasan

IX

Jawaban Soal Latihan (hlm 3234)

1. A

2. B

3. E

4. B

5. B

6. B

7. E

8. no clue

9. C

10. A

Mengetahui,

Jakarta, ..............

Kepala Sekolah/Yayasan

Guru Mata Pelajaran

........

........................................

NIP/NRK.......................

NIP/NRK.......................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA.

: SMKN 3 Kota BimaMata Pelajaran

: Seni rupa

Kelas/Semester

: X/1

Standar Kompetensi

: 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

Kompetensi Dasar

: 2.1. Merancang dan membuat karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat

Alokasi Waktu

: 22 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

siswa mampu untuk:

Karya seni hias dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara didiskusi dan dikreasikan Karya seni Patung dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara didiskusi dan dikreasikan Karya seni anyaman dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara didiskusi dan dikreasikan Karya seni ukir dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara didiskusi dan dikreasikan Karya seni lukis dengan memanfaatkan teknik dan corak Nusantara didiskusi dan dikreasikanB. Materi Pembelajaran

Seni hias

Seni patung

Seni anyaman

Seni ukir

Seni lukisC.Metode Pembelajaran

Ceramah, pemberian tugas penyusunan kronologi dan peta konsep.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama

1. Siswa membaca ulasan tentang berbagai jenis karya seni pada buku teks halaman 3645.

2. Siswa membuat kesimpulan tentang karya-karya seni rupa Nusantara dalam 5 kalimat singkat dan padat.

3. Siswa mengumpulkan tugas.

Pertemuan kedua

1. Siswa berkumpul dalam kelompok untuk mengerjakan latihan V halaman 57.

2. Siswa mencari situs-situs tentang pusat seni yang ada di Indonesia melalui media internet.

3. Siswa membuat kliping berdasarkan informasi yang berhasil mereka temukan

Pertemuan ketiga

1. Siswa mengumpulkan tugas kliping yang mereka kerjakan pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa mengerjakan latihan I halaman 48, nomor 120.

Pertemuan keempat

1. Siswa mengumpulkan latihan yang telah mereka kerjakan pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa melanjutkan mengerjakan latihan I nomor 2141.

Pertemuan kelima

1. Siswa mengumpulkan latihan yang telah mereka kerjakan pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa mengerjakan latihan VII pada halaman 58.

3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk kegiatan pertemuan selanjutnya.

Pertemuan keenam

1. Siswa berkumpul dalam kelompok.

2. Siswa mengunjungi pusat kerajinan dan membuat profil lengkap pusat kerajinan tersebut (latihan VI halaman 57).

3. Guru memberi pekerjaan rumah kepada siswa, yaitu mengerjakan latihan III halaman 56 (menginventarisasi benda seni yang ada di rumah siswa).

Pertemuan ketujuh

1. Siswa mengumpulkan dua tugas yang telah diamanatkan guru pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa mengerjakan latihan halaman 5860.

3. Guru menugaskan siswa membawa peralatan dan perlengkapan untuk mengerjakan tugas IV pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedelapan

1. Siswa mengerjakan tugas IV halaman 57 dengan peralatan yang mereka persiapkan.

Pertemuan kesembilan

Siswa melanjutkan mengerjakan tugas IV hingga selesai.

Siswa mengumpulkan tugas.

Siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.

Menarik kesimpulan materi.

E.Sumber Belajar

Kurikulum KTSP dan perangkatnya

Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA X - ESIS

Buku sumber Seni Rupa SMA & MA kelas X ESIS (hlm. 3660)

Peta konsep

OHP

Buku-buku penunjang yang relevan

Internet

F. Penilaian

Penilaian latihan IV

Aspek PenilaianNilai KualitatifNilai Kuantitatif

Siswa dapat membuat karya kreatif

Siswa dapat membuat karya imajinatif

Karya memiliki bentuk rapi dan mengandung estetika

Karya memiliki fungsi tertentu

Karya memiliki nilai dan makna tertentu

Penilaian latihan V

Aspek penilaianNilai KualitatifNilai Kuantitatif

Siswa mampu menemukan situs tentang pusat seni terapan

Siswa menyertakan foto hasil karya seni yang ada di pusat seni tersebut

Siswa mencantumkan nama tempat, daerah.lokasi,

Siswa menyertakan jenis-jenis barang kesenian yag terdapat di daerah itu

Siswa menyertakan berbagai informasi penting lainnya tentang tempat itu (misalnya workshop seni yang pernah diadakan di sana, pameran terakhir, bazar, dan lain-lain)

Penilaian latihan VI

Aspek penilaianNilai KualitatifNilai Kuantitatif

Siswa mampu mengungjungi satu pusat kerajinan atau studio

Profil memuat nama tempat, alamat, peta lokasi, waktu buka (hari dan jam)

Profil memuat nama pendiri dan pengelola, tanggal berdirinya, tujuan didirikan

Profil memuat jenis seni yang terdapat di dalamnya dan contoh nama-nama hasil karya (misalnya lampion, lukisan kaca)

Profil memuat foto karya seni

Profil memuat berbagai kegiatan yang pernah diadakan di tempat itu (misalnya workshop, pameran)

Profil memuat sarana penunjang apresiasi seni yang ada di tempat itu

Profil memuat informasi lain yang dapat membuat orang lain tertarik untuk datang ke tempat itu.

Kriteria Penilaian :

Kriteria IndikatorNilai KualitatifNilai Kuantitatif

80-100Memuaskan4

70-79Baik3

60-69Cukup2

45-59Kurang cukup1

Jawaban Soal Latihan (halaman 4648)

A.

1. A

2. B

3. no clue

4. E

5. E

6. C

7. A

8. A

9. C

10. C

B

1. Parholin adalah sarkofagus atau sebutan untuk peti mati di daerah Samosir, Sumatra Utara.

2. - Jagoan (tokoh yang berhadapan).

- Playon (tokoh yang menghadap ke arah yang sama).

3. Kaligrafi dan non-kaligrafi.

4. Relief itu dipahat pada dinding pagar balkon Candi Siwa dan Candi Brahma dalam kompleks Candi Prambanan. Relief itu menceritakan kehidupan Rama, yaitu titisan dewa Wisnu yang kedelapan. Ia diutus untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Jawaban Soal Uraian (halaman 2132)

I.

1. Keragaman seni Nusantara disebabkan oleh faktor wilayah, waktu, kepercayaan, dan kehidupan sosial-budaya masyarakatnya.

2. - seni hias

- seni patung

- seni bangunan

- seni anyaman

- seni tembikar

- seni ukir

3. Lain tenun, damarkurung (lampion), dan hiasan kulit kayu.

4. Damarkurung/pelita yang ditutupi tudung berbentuk kotak yang terbuat dari kertas. Biasanya, Damarkurung memiliki gambar bertema sakral dan profan. Cerita tentang idul fitri, ikan duyung, dan Rojomino merupakan contoh gambar bertema sakral.

5. a. mikrokosmos: alam/dunia kecil ang menjadi bagian dari alam semesta.

b. makrokosmos: alam semesta yang melingkupi kita.

c. metakosmos: sesuatu yang ada di luar dunia yang kita diami.

6. sakral: cerita tentang idul fitri, ikan duyung, dan Rojomino

profan

7. Prinsip masyarakat Hindu-Buddha bahwa keberadaan alam semsta (baik makro, mikro, dan metakosmos) adalah suatu keutuhan, kesatuan, serta tidak terbatas ruang dan waktu.

8. Seni patung di Nusantara memiliki berbagai fungsi yang berbeda-beda. Pada masa lalu, patung merupakan representasi dewa atau nenek moyang, disembah dan memiliki fungsi ritual. Saat ini, patung lebih banyak memiliki fungsi estetis, misalnya sebagai penghias ruangan.

9. Sarkofagus merupakan patung yang berfungsi seperti peti mati. Fungsi sarkofagus adalah untuk menyimpan tulang belulang masyarakat Batak dari golongan ningrat. Nama lain sarkofagus di Batak adalah parholin.

10. Patung yang berdiri sendiri (bukan bagian dari bangunan) dan patung relief (menyatu dengan bangunan).

11. a. Surakarta, Jawa Tengah.

b. Yogyakarta, Jawa Tengah.

c. Samosir, Sumatra Utara.

d. Dayak, Kalimantan.

e. NTT.

12. Seni bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, umumnya dulu terbuat dari material kayu. Bangunan ibadah di era Hidu-Buddha terbuat dari material batu.

13. Patung ganesha/dewa ilmu pengetahuan dan penolah marabahaya. Terdapat pada candi Siwa. Dewa itu selalu disebut pertama kali dalam setiap upacara keagamaan.

14. Candi merupakan replika alam karena mencakup dunia manusia dan dunia dewa. Demikianlah ajaran agama Hindu.

15. Anyaman, awalnya memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya (fungsi pragmatis), seperti perabot dan perkakas. Bahan untuk membuat anyaman cukup berlimpah dan mudah didapat. Oleh karena itu, masyarakat memproduksi barang anyaman untuk dijual dan menjadi barang komoditi yang bisa menambah penghasilan.

16. - daun tal (palmyra)

- gebang (corphya)

- lalang (imperata cylindrica)

- purun

- daun kelapa muda

- rotan dan bambu

17. - Fungsi estetis, berarti anyaman memiliki fungsi keindahan, misalnya atap bambu yang eksotis dan tas bambu yang cantik.

- Fungsi pragmatis, berarti anyaman bambu memiliki fungsi tertentu bagi aktivitas manusia, misalnya caping untuk menutup kepala dan tudung saji untuk menutup makanan.

18. - Tasikmalaya (Jawa Barat).

- NTT.

- Lombok.

- Padang.

- Bali.

19. (jawaban sesuai pemahaman dan pengalaman siswa)

20. A. Nama: tas, dompet.

Bahan: akar tanaman.

Fungsi: untuk menyimpan atau membawa sesuatu.

B. Nama: kotak penyimpan barang.

Bahan: kulit bambu.

Fungsi: untuk menyimpan berbagai macam barang.

C. Nama: tudung saji.

Bahan: rotan.

Fungsi: untuk menutupi makanan di atas meja dari kotoran.

21. Lukis di Nusantara ada sejak zaman prasejarah. Lukisan di Nusantara tertua ditemukan di desa Kalumpang, Sulawesi Selatan. Tembikar itu diperkirakan berasal dari tahun 35002500 SM. Berbeda pada masa-masa sebelumnya yang cenderung berfungsi sebagai peralatan hidup, pada abad ke-14 tembikar juga berfungsi sebagai celengan dan hiasan. Saat ini, fungsi dan desain tembikar dipengaruhi oleh seniman, pemerintah, wisatawan dan produsen cendera mata. Pamor tembikar menurun karena adanya perabot yang terbuat dari logam. Namun, pembuatan tembikar saat ini juga telah memanfaatkan toknologi modern.

22. a. Galagandang, Payakumbuh, Sumatra Barat.

b. Kayu Agung, Sumatra Selatan.

c. Ciruas, Banten.

d. Kampung Ajun, Indramayu.

e. Bayat dan Kolon di Klaten, Jawa Tengah.

f. Banyumuluk, Panunjuk, dan Mastagih di Lombok.

23. Puncak perkembangan seni tembikar di Majapahit berlangsung pada abad ke-14. Tembikar tidak hanya berfungsi sebagai peralatan hidup sehari-hari, tetapi juga sebagai celengan, relief hias bangunan, dan patung.

24. - Kasongan: sejak 20 tahun yang lalu, ada tembikar berbentuk binatang, lalu tembikar juga memiliki fungsi dekoratif.

- Pejaten: seni tembikar berkembang karena ada teknik produksi baru dan perubahan dari teknik bakaran rendah ke teknik bakaran tinggi.

- Ciruan (Banten) dan plered (Jawa Tengah): terjadi perubahan juga karena adanya teknik produksi yang lebih modern.

25. (jawaban relatif, sesuai pengalaman dan pemahaman siswa)

26. Jika jenazahnya merupakan seorang pendeta, ukiran pada peti matinya berbentuk benteng. Jika jenazahnya merupakan seorang raja, ukiran pada peti matinya berbentuk singa.

27. - Yogyakarta

- Surakarta

- Jepara

- Batak

- Minangkabau

- Toraja

- Bali

28. Biasanya berbentuk manusia, taru, dan satwa, atau ragam hias abstrak. Biasanya, ukiran terdapat pada tembok, pintu, jendela, dan plafon.

29. Sesajen merupakan dasar semua jenis ritual upacara adat. Sesajen bersifat instan, atau hanya berfungsi sementara, yaitu saat upacara/ritual berlangsung. Unsur/bahan sesajen berbeda-beda sesuai daerah dan kepentingannya. Sesajen di Bali berisi tepung beras, bagian tubuh hewan, kertas, daun palem, kayu bambu dan rotan. Alas sesajen biasanya daun pisang, daun kelapa, atau daun palem yang dianyam.

30. Karena sesajen hanya berfungsi sementara, yaitu saat upacara/ritual berlangsung.

31. Seni lukisan wayang berlaku pada wayang beber, yaitu pertunjukan wayang yang menggunakan media gambar wayang di atas kain atau kertas yang lebar. Tiap bentangan kain/kertas mengandung adegan tertentu (prompangan). Oleh karena itu, gambar merupakan unsur yang penting.

Seni lukis wayang tidak hanya berfungsi untuk dipertunjukkan, tetapi juga berfungsi sebagai hiasan pada jenis-jenis seni lainnya. Misalnya, lukisan wayang digunakan sebagai hiasan pura di Bali.

32. a. Prompangan: adegan dalam pertunjukan wayang beber yang direpresentasikan melalui gambar wayang pada bentangan kain/kertas.

b. Jagoan: gambar tokoh yang saling berhadapan pada pertunjukan wayang beber.

c. Playon: gambar tokoh wayang berupa sekelompok rakyat yang menghadap ke arah yang sama.

33. Dahulu, wayang digunakan sebagai media untuk menyampaikan cerita. Saat ini, wayang juga dapat berfungsi sebagai hiasan serta motif/gaya pada jenis-jenis seni yang lain.

34. Sekuen adalah penggalan kisah pewayangan, atau babak-babak cerita.

35. Ilustrasi naskah merupakan gambar pada naskah tulis dengan media apa pun yang berfungsi sebagai hiasan sekaligus visualisasi kandungan isi naskah. Ilustrasi naskah muncul di nusantara sejak abad ke-8. Ilustrasi naskah tertua terdapat pada prasasti batu dan logam abad ke- 8 dan ke-16.

36. - sebagai hiasan naskah

- sebagai visualisasi kandungan isi naskah

37. Penting, karena ilustrasi akan memperkuat imajinasi dan pemahaman pembaca terhadap hal yang diungkapkan di dalam naskah.

38. Seni lukisan kaca ditemukan pertama kali di Belanda pada abad ke-14. Pada abad ke-19, lukisan kaca dikapalkan dari Belanda ke Jepang melalui Batavia (Jakarta) sehingga kemudian dikenal oleh orang Indonesia. Setelah itu, seni lukisan kaca berkembang secara terbatas di kalangan istana. Sebebnya adalah harga kaca yang sangat mahal. Objek lukisan kaca terdiri atas 2 jenis, yaitu kaligrafi dan non-kaligrafi (misalnya wayang dan pemandangan alam).

39. Karena pada saat itu harga kaca sangat mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat biasa.

40. - ilustrasi adegan cerita rakyat

- tokoh-tokoh wayang

- gambar masjid

- pemandangan alam

41. - Nasrin H.

- Johar

- Astika

- Rastika

- Haryadi Suadi

- Djumelan

- Guruh

- Toto Sunu

VI Contoh Profil

Nama Galeri: Maya Gallery

Lokasi: Kemang Utara, Jakarta Selatan

Pengelola: Maya Stanley

Tanggal berdiri: 3 Juni 1996

Waktu buka: setiap hari, pukul 10 pagi hingga pukul 9 malam

Jenis barang yang dipamerkan

1. lukisan

2. keramik

3. karya seni instalasi

Sarana: ruang pameran

: ruang lelang

: ruang workshop

: kolam renang dan kafe

: lapangan parkir

VII

IstilahDefinisi

religiusKetuhanan, keilahian

estetisBersifat indah

reliefGambar timbul, misalnya gambar pahatan pada dinding candi

gerabahAlat-alat masak yang terbuat dari tanah liat

metakosmosSesuatu yang ada di luar/di balik dunia yang kita diami

tembikarBarang-barang, seperti periuk, pot bunga, dan lain-lain

artistikbersifat/mengandung unsur seni tinggi

sajenSajian berupa makanan-makanan, bunga, dan benda-benda lain yang disajikan kepada dewa atau makhluk halus

simbolLambang, hal yang melambangkan

makrokosmosAlam semesta yang melingkupi kita

mikrokosmosalam/dunia kecil yang menjadi bagian dari alam semesta

Wayang beberWayang yang media pentasnya berupa lukisan wayang pada kain/kertas lebar yang dibentangkan ketika pentas/ketika dalang bercerita

visualisaiPenggambaran

lampionPelita yang ditutupi tudung berbentuk bulat/kotak yang terbuat dari kertas

ekspresiUngkapan perasaan (jiwa)

VIII

Jawaban Soal Latihan (hlm 5860)

1. E

2. B

3. E

4. B

5. E

6. A

7. A

8. B

9. B

10. B

Mengetahui,

Bima, ..............

Kepala Sekolah/Yayasan

Guru Mata Pelajaran

........

...................................NIP :.......................

NIP :.......................