rpjp_16052014

18
PAPER MANAJEMEN PROYEK PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP Disusun oleh: Fimalananda A – I0611006 Larasati – I0611010 Devy Herawati – I0613009 Faisal Indra P – I0613012 Septyani Widyastuti – I0613035 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Upload: larasati-eka-septari

Post on 27-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Rencana pembangunan jangka panjang

TRANSCRIPT

Page 1: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

Disusun oleh:Fimalananda A – I0611006

Larasati – I0611010Devy Herawati – I0613009Faisal Indra P – I0613012

Septyani Widyastuti – I0613035

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA2014

Page 2: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

2

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

A. Latar Belakang Rencana Pembangunan di Indonesia

Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan

yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan

tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan UUD Republik

Indonesia tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan

yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari

generasi demi generasi. Pelaksanaan upaya tersebut dilakukan dalam konteks memenuhi

kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk

memenuhi kebutuhannya.

Dengan ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman

penyusunan rencana pembangunan nasional dan diperkuatnya otonomi daerah dan

desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka untuk menjaga

pembangunan yang berkelanjutan, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sangat

diperlukan. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang memerintahkan penyusunan RPJP Nasional

yang menganut paradigma perencanaan yang visioner, maka RPJP Nasional hanya memuat

arahan secara garis besar.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan

pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara

Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20

tahun ke depan. Dokumen ini bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar,

sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan

tahunannya.

RPJP Nasional digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM Nasional.

Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM

Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung oleh

rakyat. RPJM tersebut kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang

merupakan rencana pembangunan tahunan nasional. Dalam rangka menjaga kesinambungan

pembangunan dan menghindarkan kekosongan rencana pembangunan nasional, Presiden yang

sedang memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKP dan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada tahun pertama periode

Pemerintahan Presiden berikutnya.

RPJP Nasional juga digunakan sebagai acuan dalam merumuskan RPJP Daerah dengan

memperhatikan karakteristik dan potensi daerah. Kurun waktu RPJP Daerah sesuai dengan

Page 3: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

3

kurun waktu RPJP Nasional. Selanjutnya RPJP Daerah tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam

RPJM Daerah. Keterkaitan antar dokumen rencana pembangunan tersebut secara singkat dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Skema Keterkaitan Dokumen Rencana Pembangunan di Indonesia

Namun dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai proses penyusunan dan

substansi dokumen rencana pembangunan jangka panjang di Indonesia secara umum. Proses

penyusunan meliputi: persiapan, penyusunan rancangan awal, pelaksanaan musrenbang,

perumusan rancangan akhir dan penetapan RPJP. Sedangkan substansi merupakan materi yang

tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

B. Proses Penyusunan RPJP

Proses penyusunan rencana pembangunan jangka panjang meliputi proses penyusunan

RPJPN dan proses penyusunan RPJPD. Berikut merupakan tahapan penyusunan dari masing-

masing dokumen perencanaan tersebut.

Proses penyusunan RPJPN:

1) PENYIAPAN RANCANGAN AWAL RPJP NASIONAL

Rancangan Awal RPJP Nasional disiapkan oleh Menteri dengan menggunakan antara

lain:

a. pemikiran visioner untuk periode jangka panjang berikutnya tentang kondisi

demografi, sumberdaya alam, sosial, ekonomi, budaya, politik, pertahanan dan

keamanan; dan

b. hasil evaluasi pembangunan sebelumnya.

Page 4: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

4

Rancangan Awal RPJP Nasional memuat rancangan visi, misi dan arah pembangunan

nasional yang merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintah Negara

Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya rancangan awal RPJP Nasional digunakan sebagai

bahan utama Musrenbang Jangka Panjang Nasional.

2) PELAKSANAAN MUSRENBANG JANGKA PANJANG NASIONAL

Musrenbang Jangka Panjang Nasional diselenggarakan oleh Menteri untuk

menyempurnakan Rancangan Awal RPJP Nasional periode yang direncanakan.

Musrenbang Jangka Panjang Nasional diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara

dengan mengikut sertakan masyarakat. Musrenbang Jangka Panjang Nasional didahului

dengan sosialisasi Rancangan Awal RPJP Nasional, konsultasi publik, dan penjaringan

aspirasi masyarakat. Musrenbang Jangka Panjang Nasional diselenggarakan paling

lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya periode RPJP Nasional yang sedang berjalan.

3) PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RPJP NASIONAL

Rancangan akhir RPJP Nasional disusun oleh Menteri berdasarkan hasil Musrenbang

Jangka Panjang Nasional. Rancangan akhir RPJP Nasional tersebut, disampaikan kepada

Presiden untuk selanjutnya diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai

rancangan undang-undang tentang RPJP Nasional inisiatif Pemerintah paling lambat 6

(enam) bulan sebelum berakhirnya RPJP yang sedang berjalan.

4) PENETAPAN RPJP NASIONAL

RPJP Nasional ditetapkan dengan Undang-Undang. RPJP Nasional berfungsi sebagai

pedoman bagi penyusunan: visi, misi, dan program prioritas calon Presiden; dan/atau

RPJM Nasional. Arah pembangunan nasional dalam RPJP Nasional berfungsi sebagai

acuan bagi penyusunan RPJP Daerah Provinsi.

Page 5: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

5

Agar lebih mudah dalam memahami proses penyusunan RPJPN maka dapat dilihat dari

gambar berikut.

Gambar 2. Mekanisme Penyusunan RPJPN

Proses penyusunan RPJPD:

1) PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJPD

Tahapan persiapan dilakukan untuk menyiapkan keseluruhan tahapan penyusunan

RPJPD provinsi dan kabupaten/kota.

a. Pembentukan Tim Penyusun RPJPD

Kegiatan pembentukan tim penyusun dimulai dari penyiapan rancangan surat

keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun RPJPD provinsi dan

kabupaten/kota. Anggota tim berasal dari pejabat dan staf SKPD yang memiliki

kemampuan dan kompetensi di bidang perencanaan dan penganggaran, serta dapat

mencurahkan waktu dan konsentrasinya untuk menyusun RPJPD. Guna efektivitas

proses penyusunan dan kedalaman kajian maupun rumusan dokumen, tim

penyusun sebaiknya dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja (pokja)

berdasarkan urusan atau gabungan beberapa urusan penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota, atau menurut

klasifikasi lainnya yang dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan pelaksanaan

tugas dan fungsi tim. Tugas tim penyusun RPJPD selanjutnya dijabarkan kedalam

agenda kerja, yang dijadikan sebagai panduan kerja mulai dari tahap persiapan

sampai dengan ditetapkannya rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD. Struktur

tim penyusun RPJPD sekurang-kurangnya sebagai berikut:

Page 6: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

6

Penanggungjawab : Sekretaris Daerah

Ketua Tim : Kepala Bappeda

Wakil Ketua : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Sekretaris : Sekretaris Bappeda

Anggota : Kepala SKPD sesuai dengan kebutuhan.

Tim penyusun RPJPD provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan dengan keputusan

kepala daerah.

b. Orientasi mengenai RPJPD

Orientasi mengenai RPJPD kepada seluruh anggota tim perlu dilakukan. Hal ini

untuk penyamaan persepsi dan memberikan pemahaman terhadap berbagai peraturan

perundang-undangan berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan

daerah, keterkaitannya dengan dokumen perencanaan lainnya, teknis penyusunan

dokumen RPJPD, dan menganalisis serta menginterpretasikan data dan informasi

perencanaan pembangunan daerah yang diperlukan dalam menyusun RPJPD. Bahan

orientasi mengenai RPJPD, antara lain:

Peraturan perundang-undangan tentang keuangan negara; sistem perencanaan

pembangunan nasional; pemerintahan daerah; pengelolaan keuangan daerah;

pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi

dan pemerintahan daerah kabupaten/kota; pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (EPPD); tahapan tata cara penyusunan, pengendalian dan

evaluasi pelaksanaan rencana penyelenggaraan daerah, dan tata cara pelaksanaan

evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Panduan atau pedoman teknis terkait penyusunan RPJPD dan penyusunan anggaran.

Buku-buku literatur tentang perencanaan dan penganggaran.

c. Penyusunan Agenda Kerja Tim RPJPD

Rencana kegiatan tim penyusun RPJPD dijabarkan kedalam agenda kerja yang

dijadikan sebagai panduan mulai dari persiapan hingga ditetapkannya rancangan

Peraturan Daerah tentang RPJPD. Contoh agenda kerja penyusunan dokumen RPJPD

adalah sebagai berikut:

Page 7: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

7

Tabel 1. Agenda Kerja Penyususnan RPJPD

d. Pengumpulan Data dan Informasi

Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur penting

dalam penyusunan rencana, karena akan menentukan kualitas dokumen rencana

pembangunan daerah yang akan disusun. Untuk itu, dalam rangka penyusunan

RPJPD perlu dikumpulkan data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

1. Menyusun daftar data dan informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan

RPJPD dan disajikan dalam bentuk matrik (check list) untuk memudahkan analisis.

2. Mengumpulkan data dan informasi yang akurat dari sumber-sumber yang

dapat dipertanggungjawabkan.

3. Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhan

analisis.

Page 8: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

8

Data dan informasi yang perlu dikumpulkan dalam proses penyusunan RPJPD, antara

lain: Peraturan perundangan terkait; Kebijakan-kebijakan nasional yang terkait;

Dokumen-dokumen (RPJPN, RTRWN, RPJMN, untuk penyusunan RPJPD provinsi;

RPJPN, RTRWN, RPJMN dan RPJPD provinsi untuk penyusunan RPJPD

kabupaten/kota; Hasil evaluasi RPJPD periode lalu) dan data statistik minimal lima

tahun terakhir.

2) PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD

Penyusunan rancangan awal RPJPD merupakan salah satu dari tahapan penyusunan

RPJPD. Rancangan awal RPJPD provinsi dan kabupaten/kota yang dilakukan

melalui dua tahapan rangkaian proses yang berurutan, mencakup: Tahap perumusan

rancangan awal RPJPD dan Tahap penyajian rancangan awal RPJPD. Tahapan

penyusunan rancangan awal RPJPD provinsi dan kabupaten/kota, dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 3. Penyusunan Rancangan Awal RPJPD Provinsi

Page 9: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

9

Gambar 4. Penyusunan Rancangan Awal RPJPD Kabupaten/Kota

a. Tahap Perumusan Rancangan Awal RPJPD

Perumusan isi dan substansi rancangan awal RPJPD sangat menentukan kualitas

dokumen RPJPD yang akan dihasilkan, mengingat cikal bakal perumusan

kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang daerah yang akan disusun

kedalam RPJPD, disiapkan pada tahap ini baik melalui pendekatan teknokratis

maupun pendekatan partisipatif. Dokumentasi perumusan dan keseluruhan tahap

perencanaan pembangunan daerah daerah dijadikan sebagai kertas kerja (working

paper). Suatu kertas kerja perumusan dan keseluruhan tahap penyusunan RPJPD

merupakan dokumen yang tak terpisahkan dan dijadikan sebagai dasar penyajian

(dokumen). Perumusan rancangan awal RPJPD provinsi dilakukan melalui

serangkaian kegiatan, sebagai berikut:

1. Pengolahan data dan informasi;

2. Penelaahan RTRW provinsi dan RTRW provinsi lainnya;

Page 10: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

10

3. Analisis gambaran umum kondisi daerah provinsi;

4. Perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi.

5. Penelaahan RPJPN dan RPJPD provinsi lainnya;

6. Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka panjang daerah provinsi;

7. Perumusan visi dan misi daerah provinsi;

8. Perumusan arah kebijakan;

9. Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan

10. Penyelarasan visi, misi, dan arah kebijakan RPJPD provinsi.

Sedangkan perumusan rancangan awal RPJPD kabupaten/kota dilakukan melalui

serangkaian kegiatan, sebagai berikut:

1. Pengolahan data dan informasi;

2. Penelaahan RTRW kabupaten/kota dan RTRW kabupaten/kota lainnya;

3. Analisis gambaran umum kondisi daerah kabupaten/kota;

4. Perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten/kota;

5. Penelaahan RPJPN, RPJPD provinsi, dan RPJPD kabupaten/kota lainnya;

6. Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka panjang daerah kabupaten/kota;

7. Perumusan visi dan misi daerah kabupaten/kota

8. Perumusan arah kebijakan;

9. Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan

10. Penyelarasan visi, misi, dan arah kebijakan RPJPD kabupaten/kota.

b. Tahap Penyajian Rancangan Awal RPJPD

Tahap ini pada dasarnya merupakan penyajian dari apa yang telah dihasilkan

dari tahap perumusan kedalam dokumen perencanaan. Tidak seluruh informasi

yang diolah dari hasilhasil analisis dan pembahasan/kesepakatan disajikan. Prinsip-

prinsip dalam penyajian adalah:

1. Semua informasi yang disajikan harus berkorelasi dan didukung dengan data

yang valid dari kertas kerja perumusan.

2. Informasi yang disajikan dapat merupakan keseluruhan bentuk pada tahap

perumusan (kertas kerja perumusan) atau sebagian menjadi yang dianggap relevan

disajikan.

3. Penyajian agar diperkaya dengan teknis presentasi yang baik, pilihan yang

kata yang sederhana dan mudah dipahami.

Page 11: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

11

3) PELAKSANAAN MUSRENBANG RPJPD

Musrenbang RPJPD merupakan forum musyawarah antara para pemangku kepentingan

untuk membahas dan menyepakati rancangan awal RPJPD. Tujuan musrenbang RPJPD

yakni untuk mendapatkan masukan dan komitmen para pemangku kepentingan

pembangunan sebagai bahan penyempurnaan rancangan awal RPJPD. Musrenbang

RPJPD dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya RPJPD

periode sebelumnya. Untuk optimalisasi pelaksanaan musrenbang RPJPD, tata tertib

pelaksanaan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Musrenbang RPJPD

dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: Persiapan musrenbang RPJPD dan

Penyelenggaraan musrenbang RPJPD.

a. Persiapan Musrenbang RPJPD. Dilakukan dengan kegiatan-kegiatan antara lain:

1. Menyusun jadwal dan agenda musrenbang RPJPD;

2. Menyiapkan materi bahasan dalam musrenbang RPJPD;

3. Mempublikasikan seluas-luasnya melalui sarana publikasi yang tersedia

terhadap pokok-pokok materi RPJPD yang akan dibahas dalam musrenbang

RPJPD;

4. Penyiapan pokok-pokok materi yang akan dipublikasikan, sekurang-

kurangnya mencakup hasil analisis isu-isu strategis daerah, rumusan visi dan misi

daerah dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah;

5. Menghimpun saran dan tanggapan dari masyarakat terhadap pokok-pokok materi

dari hasil publikasi, sebelum musrenbang RPJPD dilaksanakan;

6. Mengumumkan secara terbuka jadual, tempat, dan agenda musrenbang RPJPD

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan;

7. Menyiapkan fasilitator dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Memiliki persyaratan kompetensi dan kemampuan memimpin diskusi

kelompok;

b. Bertanggungjawab terhadap kelancaran proses pembahasan dan

pengambilan keputusan untuk menyepakati setiap materi yang dibahas;

8. Menyiapkan narasumber dengan memperhatikan antara lain:

a. Menyajikan/memaparkan berbagai kebijakan menjadi acuan, penyusunan

RPJPD serta penjelasan lainnya yang perlu diperhatikan terkait dengan materi

yang akan dibahas didalam musrenbang RPJPD;

b. Penentuan narasumber disesuaikan dengan kompetensi;

c. Untuk musrenbang RPJPD provinsi dapat mengundang akademisi,

pimpinan DPRD atau pejabat dari kementerian/lembaga tingkat pusat menjadi

narasumber;

Page 12: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

12

d. Untuk RPJPD kabupaten/kota dapat mengundang akademisi, pimpinan

DPRD kabupaten/kota atau pejabat provinsi dan dari kementerian/lembaga

tingkat pusat menjadi narasumber;

9. Merancang pembagian kelompok diskusi dan kriteria penajaman visi, misi

dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah;

10. Pembagian kelompok diskusi memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dapat dibagi berdasarkan misi atau gabungan dari beberapa misi;

b. Jumlah kelompok diskusi dan fasilitator serta narasumber dapat disesuaikan

dengan kebutuhan;

c. Pembagian kelompok dan anggota kelompok diskusi mempertimbangkan

keseimbangan keterwakilan dari setiap unsur yang hadir (pembagian

anggota kelompok diskusi disesuaikan berdasarkan absensi/daftar hadir);

11. Menyusun pedoman penyelenggaraan musrenbang RPJPD termasuk panduan

diskusi kelompok, mencakup tata tertib sidang/diskusi dan kriteria penajaman

sasaran pokok arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah;

12. Mengundang calon peserta musrenbang RPJPD meliputi:

a. Musrenbang RPJPD provinsi terdiri dari Gubernur dan wakil Gubernur,

pimpinan dan anggota DPRD provinsi, Bupati dan Walikota serta Kepala

Bappeda kabupaten/kota, kepala SKPD provinsi, kepala instansi vertikal di

provinsi, akademisi, LSM/ormas, tokoh masyarakat, keterwakilan perempuan

dan kelompok masyarakat rentan termajinalkan dan unsur

pengusaha/investor, serta pejabat kementerian/lembaga tingkat pusat sesuai

dengan kebutuhan; dan

b. Musrenbang RPJPD kabupaten/kota terdiri dari Bupati dan wakil

Bupati/Walikota dan wakil Walikota, pimpinan dan anggota DPRD provinsi,

Kepala Bappeda provinsi dan kabupaten/kota, kepala SKPD

kabupaten/kota, akademisi, LSM/ormas, tokoh masyarakat, keterwakilan

perempuan dan kelompok masyarakat rentan termajinalkan dan unsur

pengusaha/investor serta pejabat dari kementerian/lembaga tingkat pusat

sesuai dengan kebutuhan.

b. Penyelenggaraan Musrenbang RPJPD

Penyelenggaraan musrenbang RPJPD dilaksanakan guna membahas dan menyepakati

rancangan awal RPJPD, membahas dan menyepakati rancangan RPJPD antara lain

mencakup:

1. Penajaman visi dan misi daerah;

2. Penyelarasan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang

daerah untuk mencapai visi dan misi daerah;

Page 13: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

13

3. Penajaman sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah;

4. Klarifilasi dan penajaman tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang

daerah; dan

5. Membangun komitmen bersama antara pemangku kepentingan untuk memedomani

RPJPD melaksanakan pembangunan daerah.

Susunan acara pelaksanaan musrenbang RPJPD, antara lain sebagai berikut:

1. Acara pembukaan musrenbang RPJPD diisi dengan penyampaian sambutan dari

pejabat yang diundang sesuai dengan kebutuhan dan sekaligus acara peresmian

pembukaan musrenbang RPJPD oleh kepala daerah.

2. Rapat Pleno I

a. Pemaparan materi rancangan RPJPD, antara lain:

1) Isu-isu strategis pembangunan jangka panjang daerah;

2) Pemaparan rumusan visi dan misi daerah;

3) Pemaparan arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang

daerah.

b. Pemaparan materi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Tanggapan peserta atas materi yang dipaparkan.

3. Penjelasan panitia penyelenggara secara umum atau informasi penting lainnya

terkait dengan pelaksanaan diskusi kelompok musrenbang RPJPD.

4. Diskusi kelompok musrenbang RPJPD, untuk membahas materi rancangan RPJPD.

5. Rapat Pleno II Pemaparan hasil kelompok diskusi musrenbang RPJPD.

6. Rangkuman hasil rapat pleno I dan pleno II musrenbang RPJPD selanjutnya di

rumuskan ke dalam rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD

oleh tim perumus yang dipimpin oleh Kepala Bappeda.

7. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD beserta lampirannya

terdiri dari:

a. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD;

b. Daftar hadir peserta musrenbang RPJPD;

c. Rekapitulasi Hasil Pembahasan Kelompok Musrenbang RPJPD terhadap visi

dan misi daerah;

d. Rekapitulasi Hasil Pembahasan Sidang-Sidang Kelompok Musrenbang RPJPD

terhadap Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang

Daerah;

e. Rekapitulasi hasil pembahasan sidang-sidang kelompok musrenbang RPJPD

terhadap tahapan dan prioritas jangka panjang daerah; dan

f. Kesepakatan hasil sidang kelompok musrenbang RPJPD.

Page 14: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

14

4) PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RPJPD

Rancangan akhir RPJPD dirumuskan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil

musrenbang RPJPD. Rancangan akhir RPJPD yang telah disempurnakan berdasarkan

kesepakatan hasil musrenbang RPJPD. Rancangan akhir RPJPD yang telah

disempurnakan selanjutnya diajukan kepada kepala daerah untuk meminta

persetujuan dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri terhadap rancangan akhir

RPJPD provinsi dan kepada gubernur terhadap rancangan akhir RPJPD

kabupaten/kota.

a. Konsultasi Rancangan Akhir RPJPD

1. Setelah rancangan akhir RPJPD mendapatkan persetujuan dari kepala daerah

untuk dikonsultasikan kepada Menteri/Gubernur, Kepala Bappeda menyiapkan

surat kepala daerah perihal permohonan konsultasi rancangan akhir RPJPD sebagai

berikut:

surat Gubernur perihal permohonan konsultasi rancangan akhir RPJPD provinsi

kepada Menteri Dalam Negeri; dan

surat Bupati/Walikota perihal konsultasi rancangan akhir RPJPD

kabupaten/kota kepada gubenur.

2. Surat kepala Daerah perihal permohonan konsultasi rancangan akhir RPJPD

disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur paling lama 7 (tujuh)

hari sebelum konsultasi dilakukan.

3. Dalam surat permohonan konsultasi diberitahukan pokok-pokok substansi

materi yang perlu dikonsultasikan dan dilampiri dengan dokumen rancangan

akhir RPJPD beserta berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD serta hasil

pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah

daerah.

4. Konsultasi rancangan akhir RPJPD provinsi kepada Menteri Dalam Negeri

bertujuan untuk untuk memperoleh saran pertimbangan dari landasan hukum

penyusunan, sistematika dan teknis penyusunan, konsistensi menindaklanjuti

hasil musrenbang RPJPD provinsi, sinkronisasi dan sinergi, dengan RPJPN,

RTRW provinsi dan RPJPD dan RTRW provinsi lainnya.

5. Konsultasi rancangan akhir RPJPD kabupaten/kota kepada gubernur untuk

memperoleh saran pertimbangan dari landasan hukum penyusunan, sistematika

dan teknis penyusunan, konsistensi menindaklanjuti hasil musrenbang RPJPD

kabupaten/kota, sinkronisasi dan sinergi, dengan RPJPN, RPJPD provinsi,

RTRW kabupaten/kota serta RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya.

Page 15: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

15

b. Penyempurnaan Rancangan Akhir RPJPD Berdasarkan Hasil Konsultasi.

Gubernur menindak lajuti hasil konsultasi RPJPD Provinsi dengan Menteri Dalam

Negeri, dan Bupati/Walikota menindak lanjuti hasil konsultasi rancangan RPJPD

kabupaten/kota dengan Gubernur. Tindak lanjut dimaksud yaitu menyempurnakan

rancangan akhir RPJPD berdasarkan hasilhasil konsultasi yang disampaikan dengan

surat Menteri Dalam Negeri/Gubernur.

c. Melengkapi Sistematika Rancangan Awal RPJPD Menjadi Rancangan Akhir RPJPD

Penyajian rancangan akhir RPJPD disusun menurut sistematika yang telah

disusun sebagaimana disajikan pada rancangan awal RPJPD provinsi dan

kabupaten/kota. Kertas kerja yang muncul pada tahap penyusunan rancangan akhir

RPJPD sebagaimana dijelaskan pada subbab di atas menjadi dasar perubahan materi

terkait dari isi rancangan akhir RPJPD.

5) PENETAPAN PERATURAN DAERAH TENTANG RPJPD

a. Kepala daerah menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD kepada

DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama, paling lama 6 (enam) bulan sebelum

RPJPD yang sedang berjalan berakhir.

b. Penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD disertai dengan

rancangan akhir RPJPD yang telah dikonsultasikan dengan Menteri Dalam

Negeri/Gubernur disertai dengan:

berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD; dan

surat Menteri Dalam Negeri/Gubernur perihal hasil konsultasi rancangan akhir

RPJPD.

c. Mekanisme pembahasan dan penetapan rancangan Peraturan Daerah tentang

RPJPD sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

d. Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD provinsi dan Rancangan Peraturan

Daerah tentang RPJPD kabupaten/kota ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah

penetapan RPJPN, kecuali ditetapkan lain dengan peraturan perundang-undangan.

e. Peraturan daerah tentang RPJPD provinsi disampaikan kepada Menteri Dalam

Negeri paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan untuk dievaluasi dan

Peraturan Daerah tentang RPJPD kabupaten/kota, disampaikan kepada gubernur

untuk dievaluasi dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri.

Page 16: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

16

C. Substansi RPJP

Hasil dari proses penyususnan RPJP tersebut, selanjutnya dituangkan dalam sebuah

dokumen perencanaan dengan penjelasan substansi yang terdapat dalam dokumen RPJPN

maupun RPJPD.

Substansi RPJPN:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi: pengantar tentang pentingnya RPJPN bagi Negara Indonesia,

pengertian RPJPN, maksud dan tujuan disusunnya RPJPN, landasan hukum RPJPN, serta

tata urutan atau sistematika penulisan bab dalam dokumen RPJPN.

BAB II KONDISI UMUM

Bab ini berisi kondisi saat ini, tantangan dan modal dasar yang dimiliki Indonesia baik dari

sisi: sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi,

sarana dan prasarana, politik, pertahanan keamanan, hukum dan aparatur, wilayah dan tata

ruang, serta sumber daya alam dan lingkungan hidup.

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NASIONAL

Dalam bab ini dicantumkan visi dan misi Negara Indonesia. Visi merupakan impian yang

hendak dicapai oleh Bangsa Indonesia. Visi ditetapkan berdasarkan kondisi bangsa saat ini,

tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal

dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan berdasarkan amanat pembangunan yang

tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Sedangkan misi merupakan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan

visi tersebut.

BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Berisis tujuan dan sasaran pembangunan jangka panjang Indonesia, arah pembangunan

jangka panjang, serta tahapan dan skala prioritas pembangunan jangka panjang pada tiap

tahapan RPJMnya.

BAB V PENUTUP

Substansi RPJPD:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan antara

RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya, metode dan proses penyusunan, serta

sistematika RPJP Daerah.

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

Bab ini berisi tentang gambaran kondisi geografis, gambaran kondisi perekonomian,

gambaran penyelenggaraan urusan pemerintahan pada bidang sosial dan budaya, bidang

Page 17: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

17

ekonomi, bidang tata ruang, bidang sarana dan prasarana, bidang politik dan pemerintahan,

dan bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

BAB III ISU PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Bab ini terdiri dari isu-isu strategis pembangunan jangka panjang yang dihadapi daerah

dalam pembangunan daerah sampai dengan akhir tahun perencanaan.

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

Bab ini menguraikan tentang rumusan visi dan misi jangka panjang daerah yang

merupakan cita-cita masa depan yang ingin dicapai oleh daerah tersebut pada akhir tahun

perencanan.

BAB IV ARAH KEBIJAKAN

Bab ini berisi tentang arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah yang merupakan

penjabaran visi dan misi dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah yang ingin

dicapai sampai dengan akhir tahun perencanaan, dan pentahapan pembangunan jangka

panjang daerah yang terbagi menjadi empat tahapan lima tahunan, yaitu tahap I (lima tahun

pertama), tahap II (lima tahun kedua), tahap III (lima tahun ketiga), dan tahap IV (lima

tahun keempat).

BAB V KAIDAH PELAKSANAAN

Bab ini berisi tentang kedudukan RPJPD dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

peran RPJPD dan syarat keberhasilan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah

jangka panjang.

BAB VI PENUTUP

Untuk mengetahui perbedaan isi antara RPJPN dengan RPJPD maka dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 2. Perbedaan isi RPJP Nasional dengan RPJP Daerah

Page 18: RPJP_16052014

PAPER MANAJEMEN PROYEKPROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP

18

Tabel diatas menjelaskan perbedaan RPJP Nasional dan RPJP Daerah dari segi

substansinya. Perbedaan dari kedua dokumen tersebut terlihat dari muatannya, dimana

pada dokumen RPJP Nasional rencana yang dibahas adalah rencana secara makro yang

selanjutnya menjadi acuan bagi RPJP Daerah namun dengan beberapa pertimbangan

karakteristik kewilayahan dan lingkup rencana yang lebih detail (mikro).

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

RPJPD Kota Blitar 2005-2025.

RPJPD Kabupaten Boyolali 2005-2025.