rpam draft final

83
Hal 1 dari 83 1. PENDAHULUAN 1.1. PROFIL KOTA BANDUNG Kota Bandung terletak di Jawa Barat dan merupakan Ibu Kota Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kota Bandung terletak pada koordinat 1070 36’ Bujur Timur dan 6055’ Lintang Selatan. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 km, dimana sungai utamanya adalah Sungai Cikapundung, beserta anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Citarum. Gambar 1 memperlihatkan peta orientasi Kota Bandung. Dari aspek geologis , kondisi tanah Kota Bandung sebagian besar merupakan lapisan aluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagan barat dan tengah tersebar jenis tanah Andosol. Iklim Kota Bandung secara umum sejuk, dengan kelembaban tingg,i karena dipengaruhi iklim pegunungan di sekitarnya. Curah hujan masih cukup tinggi. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kondisi suhu rata-rata udara Kota Bandung cenderung mengalami kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan sumber polutan dan dampak dari perubahan iklim, serta pemanasan global. 1.1.1. Kondisi Geografis Dilihat dari posisi geografisnya, Kota Bandung berada pada posisi yang strategis bagi perekonomian nasional, karena terletak pada pertemuan poros jalan utama di Pulau Jawa, yaitu : a. Barat – Timur , pada posisi ini Kota Bandung menjadi poros tengah yang menghubungkan Ibu Kota Provisi Banten dan Jawa Tengah. b. Utara – Selatan, selain menjadi penghubung utama ibu kota negara dengan wilayah selatan, juga menjadi lokasi titik temu antara daerah penghasil perkebunan, peternakan dan perikanan. Gambar 1. Peta Orientasi Kota Bandung (Sumber : LPKJ Walikota Bandung, 2011) Posisi strategis Kota Bandung juga terlihat dalam Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) , dimana Kota Bandung ditetapkan

Upload: herry-yustiana

Post on 27-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Page 1: RPAM Draft Final

Hal 1 dari 83

1. PENDAHULUAN

1.1. PROFIL KOTA BANDUNG

Kota Bandung terletak di Jawa Barat dan merupakan Ibu

Kota Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kota Bandung

terletak pada koordinat 1070 36’ Bujur Timur dan 6055’ Lintang

Selatan. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang

265,05 km, dimana sungai utamanya adalah Sungai Cikapundung,

beserta anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Citarum.

Gambar 1 memperlihatkan peta orientasi Kota Bandung.

Dari aspek geologis , kondisi tanah Kota Bandung sebagian

besar merupakan lapisan aluvial kelabu dengan bahan endapan

liat. Di bagan barat dan tengah tersebar jenis tanah Andosol. Iklim

Kota Bandung secara umum sejuk, dengan kelembaban tingg,i

karena dipengaruhi iklim pegunungan di sekitarnya. Curah hujan

masih cukup tinggi. Namun dalam beberapa tahun terakhir,

kondisi suhu rata-rata udara Kota Bandung cenderung mengalami

kenaikan yang disebabkan oleh peningkatan sumber polutan dan

dampak dari perubahan iklim, serta pemanasan global.

1.1.1. Kondisi Geografis

Dilihat dari posisi geografisnya, Kota Bandung berada pada

posisi yang strategis bagi perekonomian nasional, karena terletak

pada pertemuan poros jalan utama di Pulau Jawa, yaitu :

a. Barat – Timur , pada posisi ini Kota Bandung menjadi poros

tengah yang menghubungkan Ibu Kota Provisi Banten dan

Jawa Tengah.

b. Utara – Selatan, selain menjadi penghubung utama ibu kota

negara dengan wilayah selatan, juga menjadi lokasi titik

temu antara daerah penghasil perkebunan, peternakan dan

perikanan.

Gambar 1. Peta Orientasi Kota Bandung (Sumber : LPKJ Walikota Bandung,

2011)

Posisi strategis Kota Bandung juga terlihat dalam Peraturan

Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (RTRWN) , dimana Kota Bandung ditetapkan

Page 2: RPAM Draft Final

Hal 2 dari 83

dalam sistem perkotaan nasional sebagai bagian dari Pusat

Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Bandung Raya.

Selain itu, Kota Bandung ditetapkan sebagai Kawasan Andalan

Cekungan Bandung, yaitu kawasan yang memiliki nilai strategis

nasional.

1.1.2. Batasan Administrasi Daerah

Batas-batas Kota Bandung adalah sebagai berikut (Gambar

2):

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Bandung Barat

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat

dan Kota Cimahi

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Gambar 2. Peta Wilayah Administratif Kota Bandung

1.1.3. Aspek Kependudukan

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi

sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam

jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu

unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk yang makin

cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang

meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan

sebagainya. Perkembangan penduduk di Kota Bandung selama ini

menunjukkan peningkatan, dapat dilihat dari jumlah penduduk

pada tahun 2010 sebanyak 2.394.873 jiwa, menjadi sebanyak

2.412.148 jiwa pada tahun 2011, sehingga Laju Pertumbuhan

Penduduk (LPP) Kota Bandung pada tahun 2011 mencapai 1,10%.

Page 3: RPAM Draft Final

Hal 3 dari 83

Pertumbuhan penduduk ini selain dikarenakan adanya

fertilitas yang cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami), juga

disebabkan adanya pertumbuhan penduduk migrasi, dimana

terdapat migrasi masuk yang lebih besar daripada migrasi keluar

(migrasi neto positif) atau dengan kata lain penduduk yang

datang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang keluar

Kota Bandung. Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah

seluas 167,30 km2, sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada

tahun 2011 adalah 14.471 jiwa per km2. Adapun rincian jumlah dan

komposisi penduduk KotaBandung dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Bandung

1.1.4. Aspek Kesehatan Masyarakat

1.1.4.1. Indikator Indeks Kesehatan

Indikator Indeks Kesehatan dari target sebesar 81,25 dapat

terealisasi sebesar 81,32. Indeks Kesehatan memberikan

kontribusi terhadap capaian nilai indeks pembangunan manusia

(IPM) yang menggambarkan kualitas pembangunan manusia di

suatu daerah, artinya tingkat kesehatan warga Kota Bandung

telah mengalami peningkatan dan mendukung terhadap

terwujudnya pembangunan kualitas manusia yang lebih baik.

Keberhasilan pencapaian target tidak terlepas dari adanya

perencanaan strategis dalam bidang kesehatan yang berdampak

terhadap program-program pembangunan bidang kesehatan,

dimana program-program tersebut dapat langsung menyentuh

masyarakat baik bersifat promotif, preventif, dan kuratif. Namun

demikian, masih ada sejumlah kendala yang menjadi tantangan

pembangunan dalam bidang kesehatan, khususnya dalam rangka

meningatkanIndeks Kesehatan, antara lain sumber daya manusia

(SDM) bidang kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan yang

belum optimal (jumlah, persebaran, dan implementasi regulasi),

mobilitas penduduk yang tidak terkendali, serta terjadinya

pergeseran antara masyarakat agraris ke industri, yang

mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan yang

menambah permasalahan kesehatan, terutama munculnya

penyakit-penyakit degeneratif. Terkait dengan hal tersebut, upaya

antisipatif yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung

adalah meningkatkan kebijakan pembangunan yang berwawasan

Page 4: RPAM Draft Final

Hal 4 dari 83

kesehatan, optimalisasi sumber daya manusia dan sarana

prasarana, serta meningkatkan sosialisasi pembangunan

kesehatan kepada masyarakat.

1.1.4.2. Indikator Usia Harapan Hidup (UHH)

Indikator usia harapan hidup (UHH) dari target sebesar 73,75

tahun dapat terealisasi sebesar 73,79 tahun. Definisi UHH adalah

perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak 0 tahun yang akan dicapai

oleh sekelompok penduduk. UHHmenjadi dasar penghitungan

Indeks Kesehatan. Peningkatan UHH merupakanhasil kumulatif

dari berbagi kegiatan, baik yang bersifat preventif,

promotif,maupun kuratif di berbagai tingkatan pelayanan

kesehatan.

1.1.5. Aspek Penyediaan Air Minum

Pada aspek penyediaan air minum, Pemerintah Kota

Bandung telah menyusun Master Plan Penyediaan Air Baku untuk

SistemPenyediaan Air Minum Kota Bandung, dari target sebesar

100% dapatterealisasi sesuai target. Tersedianya masterplan

penyediaan air baku ini akandigunakan sebagai acuan dalam

pengembangan penyediaan air baku dan akanlebih mendorong

peningkatan ketersediaan kuantitas air minum di KotaBandung.

Sementara untuk air baku pemerintah kota Bandung dapat

merealisasi sebesar 2.937 liter/detik. Terkait dengan hal tersebut,

upaya yang akandilakukan adalah penambahan debit dari mata air

di Kawasan Bandung Utaradan air permukaan di Kawasan

Bandung Selatan (Program SPAM RegionalBandung Selatan

sebanyak 700 liter/detik) dan optimalisasi Instalasi PengolahanAir

(IPA), serta sumur bor. Indikator Peningkatan Ketersediaan

Kuantitas dan Kualitas Air (AirPermukaan, Air Tanah Dangkal, dan

Air Tanah Dalam) yang Berkelanjutan,dari target kumulatif

sebanyak 26.300 sumur resapan (target tahun 2011sebanyak 1.800

sumur resapan), secara kumulatif dapat terealisasi

sebanyak38.158 sumur resapan (realisasi tahun 2011 sebanyak

6.892 sumur resapan).Nilai realisasi tersebut merupakan jumlah

pembuatan sumur resapan denganpartisipasi dari

masyarakat/kecamatan dan BPLH.

Page 5: RPAM Draft Final

Hal 5 dari 83

1.2. PROFIL PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG

1.2.1. Sejarah PDAM Tirtawening

Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak

zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM

Kota Bandung sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

dilakukan berdasarkan peraturan Daerah (Perda) Kotamadya

Bandung Nomor 7/PD/1974 jo Perda Nomor 22/1981 jo Perda

Nomor 08/1987 yang telah diubah untuk terakhir kalinya dengan

Perda nomor 15 Tahun 2009. Pada tahun 1978 sampai dengan

tahun 1985, untuk meningkatkan debit air, mulai dilaksanakan

pembangunan fisik Pengembangan Air Minum Tahap I atau BAWS

I, dengan membuat Sumur Artesis sepanjang jalan kereta api.

Tahun 1985 sampai dengan 1991 membangun Mini Plant

Cibeureum dengan air bakunya dari Sungai Cibeureum, Mini Plant

Pakar, air bakunya dari Sungai Cikapundung dan membangun

Intake Siliwangi, serta pembangunan saluran air kotor sepanjang

176,30 km.Dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi,

maka masalah-masalah sanitasi lingkungan merupakan masalah

yang cukup penting untuk diperhatikan, diantaranya masalah

pembuangan air kotor.Pada tahun 1978 – 1979, Pemerintah Kota

Bandung melaksanakan studi "Bandung Urban Development and

Sanitary" yang mengusulkan strategi penanganan pengembangan

Divisi Air Kotor Kota Bandung.

Pada tahun 1979 – 1994, Pemerintah Kota Bandung melalui

"Bandung Urban Development Project (BUDP)" tahap I dan II

memperoleh bantuan dana dari Bank Pembangunan Asia (ADB)

dan penyertaan modal dari Pemerintah, untuk membangun

sarana air limbah dan Instalasi Pengolahan Air Limbah.

Sarana air limbah yang dibangun berupa jaringan

perpipaan air limbah yang berada di daerah berpenduduk padat,

yaitu Bandung Barat, Bandung Timur dan Bandung Tengah-

Selatan, sedangkan Instalasi Pengolahan Air Kotor dibangun di

Desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

1.2.2. Dasar Status Hukum Pendirian Perusahaan

Dasar status hukum pendirian PDAM adalah:

• Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)

Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974. Dikukuhkan dan

disyahkan oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 31 Oktober

1974 No. 340/AU/Perund/SK/1974.

• Peraturan Daerah No.22/PD/1981 tentang perubahan untuk

pertama kali PERDA tentang pembentukan Perusahaan

Daerah Air Minum Dati II Bandung.

• Diubah untuk terakhir kalinya dengan Perda Nomor 08

Tahun 1987, Pengelolaan Air Kotor masuk ke dalam PDAM

Kota Bandung.

Page 6: RPAM Draft Final

Hal 6 dari 83

• Per tanggal 07 November 2009 PDAM Kota Bandung

berganti nama menjadi Perusahaan Daerah Air Minum

Tirtawening Kota Bandung, yang telah disahkan oleh

Walikota Bandung melalui Peraturan Daerah Kota Bandung

No. 15 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum.

1.2.3. Visi dan Misi

a. Visi

Visi PDAM Kota Bandung adalah:

“Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan air

bersih dan air kotor yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan “.

b. Misi

Misi PDAM Kota Bandung adalah:

1. Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada

seluruh masyarakat, melalui pelayanan air bersih dan air

kotor yang berwawasan lingkungan.

2. Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara

mandiri melalui pendapatan yang diperoleh dari masyarakat

dan dikembalikan lagi kepada masyarakat, guna

meningkatkan pelayanan dan penyediaan air bersih maupun

sarana air kotor.

3. Meningkatkan pengolahan kualitas air bersih dan air kotor

yang sesuai dengan standar kesehatan dan lingkungan.

4. Mewujudkan penambahan cakupan pelayanan air bersih dan

air kotor yang disesuaikan dengan pertambahan penduduk

Kota Bandung.

1.2.4. Maksud dan Tujuan

Sesuai Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 15 Tahun

2009 PDAM Tirtawening PDAM Kota Bandung didirikan dengan

maksud dan tujuan sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan usaha pengelolaan air minum dan air

limbah bagi kepentingan umum, dalam jumlah dan mutu

yang memadai, serta usaha lainnya di bidang air minum dan

air limbah

b. Memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan

Pemerintah Daerah di bidang air minum dan air limbah

dalam rangka menunjang pembangunan dengan

menetapkan prinsip perusahaan.

1.2.5. Tugas Pokok

Sesuai Peraturan Walikota Bandung NOMOR 236 TAHUN

2009 : “Tugas pokok Perusahaan Daerah adalah bergerak di

bidang pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air kotor di

Daerah, untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat yang

mencakup aspek ekonomi, sosial, kesehatan dan pelayanan

umum“.

Page 7: RPAM Draft Final

Hal 7 dari 83

1.2.6. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud, PDAM menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai

berikut:

a) perumusan kebijakan dan strategi usaha pengelolaan air

minum dan sarana air limbah;

b) melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat

konsumen dalam penyediaan air bersih dan sarana air kotor;

c) perencanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana air minum dan air limbah;

d) pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan

sarana dan prasarana air minum dan air limbah;

e) pengelolaan keuangan Perusahaan Daerah untuk membiayai

kelangsungan hidup Perusahaan Daerah dan pembangunan

daerah;

f) pengelolaan pegawai PDAM;

g) evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan dan

usaha PDAM kepada Walikota melalui Badan Pengawas.

1.2.7. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Struktur organisasi dan SDM PDAM Kota Bandung

tercantum pada Gambar 3.

Page 8: RPAM Draft Final

Hal 8 dari 83

Gambar 3. SOTK PDAM Tirtawening Kota Bandung

Page 9: RPAM Draft Final

Hal 9 dari 83

Sumber Daya Manusia tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan (2013)

Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai

SD 64

SMP 138

SMA 194

SMK 142

D3 25

D4 1

S1 140

S2 15

JUMLAH 719

1.2.8. Sumber Air Baku

Sumber air PDAM Tirtawening Kota Bandung berasal dari

3 (tiga) jenis sumber yaitu : (a) Air Permukaan ; (b) Mata

Air dan (c) Sumur Bor. Tabel 3 – 5 memperlihatkan

kapasitas dari masing-masing jenis sumber yang dicatat

pada bulan Juni tahun 2012.

Tabel 3. Kapasitas Sumber Air dari Air Permukaan

Tabel 4. Kapasitas Sumber Air dari Mata Air

TERPASANG PRODUKSI (*)

A. AIR PERMUKAAN

1 Sungai Cikapundung

- Dago Pakar l/det 600 535

- MP Dago Pakar l/det 60 40

- Dago Bengkok/Bdk Singa l/det - 400

- Pompa cikapundung/Bdk Singa l/det 150 -

2 Sungai Cibeureum

- MP Cibeureum l/det 40 40

3 Sungai Cirateun

- MP Cirateun l/det - -

4 Sungai Cipanjalu

- MP Cipanjalu l/det 20 20

5 Sungai Cisangkuy

- Badaksinga l/det 1.800 1.215

TOTAL A l/det 2.670 2.250

KAPASITAS (L/DET)SUMBER AIR BAKU SATUAN

TERPASANG PRODUKSI (*)

B MATA AIR

1 Bandung Utara l/det 100,00 97,00

1 Reservoar XI 100,00 67,00

2 BPC I 4,00

3 BPC II 6,00

4 BPC III 14,00

5 BPC IV 6,00

Total air masuk 100,00 97,00

2 Bandung Timur l/det 10,00

1 Mata Air Cisurupan 5,00 5,00

2 Mata Air Pasir Impun 5,00 5,00

Total air masuk 10,00 10,00

TOTAL B l/det 110,00 107,00

SUMBER AIR BAKU SATUANKAPASITAS (L/DET)

Page 10: RPAM Draft Final

Hal 10 dari 83

Tabel 5. Kapasitas Sumber Air dari Sumur Bor

1.2.9. Kualitas Air Baku

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun

2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air, kualitas air baku pasokan IPA Badak Singa telah

melampaui Baku Mutu kualitas air kelas I (Tabel 6). Kelas tersebut

adalah kualitas air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air

baku air minum.

TERPASANG PRODUKSI (*)

C SUMUR BOR

1 Bandung Barat l/det 89,00 69,74

1 Sumur Cijerah 1 (blok 8) 5,00 2,17

2 Sumur Cijerah 2 (blok 9) 5,00 4,77

3 Sumur Gempol Asri 8,00 6,60

4 Sumur Bumi Asri 5,00 2,10

5 Sumur Saibi 6,00 5,52

6 Sumur Citarip 5,00 2,10

7 Sumur AW 8 8,00 6,60

8 Sumur AW 9 5,00 3,60

9 Sumur AW 10 - -

10 Sumur AW 11 12,00 11,84

11 Sumur AW 12 - -

12 Sumur AW 13 11,00 10,90

13 Sumur AW 14 3,00 2,70

14 Sumur Kopo Kencana 3,00 2,07

15 Sumur Kopo Plaza 3,00 2,12

16 Sumur Dadali 2,00 0,90

17 Sumur Sumber Sari 1 3,00 2,10

18 Sumur Sumber Sari 2 3,00 2,29

19 Sumur Taman Lingkar 2,00 1,36

Total air masuk 89,00 69,74

2 Bandung Timur l/det 68,00 51,29

1 Sumur AW 1 6,00 5,70

2 Pusenif 2,00 0,04

3 Mekarwangi 1 2,00 1,93

4 Mekarwangi 2 4,00 3,40

5 Sumur AW 5 7,00 6,60

6 Sumur AW 6 7,00 6,40

7 Sumur Arcamanik 1 5,00 3,15

8 Sumur Arcamanik 2 5,00 2,04

9 Sumur Arcamanik 3 2,00 -

10 Sumur Arcamanik 4 8,00 7,70

11 Sumur Pratista 8,00 7,03

12 Sumur Sukapura 5,00 3,61

13 Sumur Pasantren 5,00 3,07

14 Sumur Margahayu Raya - -

15 Sumur Raflesia 2,00 0,62

68,00 51,29

TOTAL C l/det 157,00 121,03

TOTAL A+B+C 2.937,00 2.477,63

* DATA PER JUNI 2012

LAPTOP MPJ/DEKSTOP/BAHAN-BAHAN BP 2013-2017/RENCANA PRODUKSI 2013

SUMBER AIR BAKU SATUANKAPASITAS (L/DET)

Page 11: RPAM Draft Final

Hal 11 dari 83

Tabel 6. Kualitas Air Baku IPA Badak Singa

Sumber: PDAM Tirtawening, 2013

1.2.10. Proses Pengolahan

Proses pengolahan air minum di IPA Badak Singa adalah

sebagai berikut (Gambar 1-4) :

a) Sistem pengolahan adalah proses pengolahan lengkap.

Instalasi didesain untuk menghasilkan air bersih yang

memenuhi standar air minum. Pengambilan sumber air baku

dilakukan melalui bangunan penyadap air (intake/bak I),

kemudian dilanjutkan dengan proses pengendapan awal

(prasedimentasi/bak II), dan dari Sungai Cisangkuy dialirkan

secara gravitasi ke IPA Badaksinga , sedangkan dari Sungai

Cikapundung dialirkan dengan menggunakan pompa.

b) Air baku masuk ke bak pengumpul air baku (collector tank)

di instalasi pengolahan. Air baku umumnya mengandung

kotoran dan colloidal berwarna. Untuk memisahkan kotoran

ini, dibubuhkan bahan kimia/koagulan pengikat kotoran,

yaitu PAC/Poly Alumunium Chloride (proses koagulasi).

Pengadukan koagulan terjadi secara hidrolis gravitasi

dengan memanfaatkan terjunan/water jump pada ambang

pelimpah utama, yang sekaligus berfungsi sebagai pengaduk

cepat (rapid mix) agar koagulan tercampur merata.

c) Ikatan antara kotoran/kolid bermuatan negatif dengan

koagulan(PAC) bermuatan positif disebut floc. Proses

pembentukan floc (proses flokulasi) di Instalasi Badaksinga

dilakukan dengan dua cara, yaitu secara mekanis (paddle

stirring) di kompartemen accelator dan hidrolis/baffle

No PARAMETER SATUAN BAKU MUTU

LOKASI SAMPLING

SILIWANGI CISANGKUY DAGO

FISIKA

1 residu terlarut mg/L 1000 86,9 44,30 76,80

2 residu tersuspensi mg/L 50 19 58 47

3 Suhu °C Deviasi 3 22,8 22,3 22,0

KIMIA

1 NH3-N mg/L 0,5 0,27 0,23 0,60

2 Arsen mg/L 0,05 <0,005 <0,005 <0,005

3 Barium mg/L 1 <1,2 <1,2 <1,2

4 Besi mg/L 0,3 0,03 <0,005 0,07

5 Boron mg/L 1 0,20 <0,1 <0,1

6 BOD5 mg/L 2 6 6 5

7 COD mg/L 10 18,29 21,78 15,45

8 pH mg/L 6,0-9,0 7,67 6,83 7,44

9 Deterjen (MBAS) mg/L 0,2 0,05 0,05 0,08

10 Fenol mg/L 0,001 <0,005 <0,005 <0,005

11 Fluorida mg/L 0,5 0,12 0,12 0,14

12 Fosfat mg/L 0,2 0,24 0,13 0,08

13 Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,005 <0,003

14 Klorida mg/L 600 7,42 3,83 6,94

15 Klorin bebas mg/L 0,03 <0,01 <0,01 <0,01

16 Kobalt mg/L 0,2 0,04 <0,01 0,03

17 Khrom mg/L 0,05 0,05 0,04 0,03

18 Mangan mg/L 0,1 0,18 0,10 0,13

19 Minyak dan lemak mg/L 1 <1 <1 <1

20 N sebagai NO3 mg/L 10 2,94 2,17 2,67

21 N sebagai NO2 mg/L 0,06 0,10 0,08 0,04

22 DO mg/L >6 6,34 6,38 6,35

23 Raksa mg/L 0,001 <0,001 <0,001 <0,001

24 Selenium mg/L 0,01 <0,01 <0,01 <0,01

25 Seng mg/L 0,05 <0,02 <0,02 <0,02

26 Sianida mg/L 0,02 <0,05 <0,05 <0,05

27 Sulfat mg/L 400 4,65 8,18 8,06

28 Sulfide mg/L 0,002 <0,005 <0,005 <0,005

29 Tembaga mg/L 0,02 <0,02 0,02 <0,02

30 Timbal mg/L 0,03 <0,01 <0,01 0,01

MIKROBIOLOGI

1 Coliform jml/ 100 mL

1000 2,9x104 4,6x104 1,5x104

2 E.Coli jml/ 100 mL

100 1,2x104 9,3x104 4,3x104

Page 12: RPAM Draft Final

Hal 12 dari 83

channel di flocculator. Di accelator, selain terjadi proses

pengendapan floc, juga terjadi proses sedimentasi.

d) Floc-floc halus yang tidak terendapkan akan tersaring di bak

filter/proses penyaringan floc (proses filtrasi). Kemudian

sebelum air masuk ke bak penampungan sementara

(reservoir), diberikan pembubuhan gas chlor sebagai bahan

pembunuh bakteri/desinfektan (proses desinfeksi).

Selanjutnya air hasil produksi siap dialirkan/didistribusikan.

Gambar 4. Skema Pengolahan Air Minum

1.2.11. Transmisi dan Distribusi

1.2.11.1. Transmisi

Sistem transmisi eksisting dan rencana tercantum pada

Gambar 5. Pasokan air baku dari bak prasedimentasi Cisangkuy

dialirkan melalui dua pipa transmisi air baku sepanjang ±31,25 km

menuju IPA Badak Singa Kota Bandung. Sebagai pemasok utama

kebutuhan air baku IPA Badak Singa, kedua pipa transmisi dari

Cisangkuy ini dilengkapi dengan 6 titik gabungan (interkoneksi),

yang berfungsi untuk melakukan by pass saat perbaikan dan

perawatan.

Pipa transmisi lama (Cikalong Lama, 1959) yang berukuran Ø

800 mm – Ø 900 mm memiliki kapasitas desain pengaliran 1.000

liter/detik dan terbuat dari cast iron. Sedangkan pipa transmisi

baru (Cikalong Baru, 1990) berukuran Ø 850 mm dengan kapasitas

desain pengaliran 800 liter/detik. Material pipa terbuat dari

besi/steel berlapis semen/cement lining di bagian dalam.

Pengoperasian pipa transmisi berjalan secara otomatis dan

harus dilakukan pemeliharaan terhadapnya, dengan membuka

pipa pembuangan secara berkala untuk membuang kotoran dan

lumpur melalui katup Wash Out (WO).

SUMBER AIR SUNGAI

(INTAKE)

PENGENDAPAN AWAL

(PRASEDIMENTASI)

BAK PENGUMPUL

(COLLECTOR TANK)

KOMPARTEMEN

(FLOCULATOR / ACCELATOR)

PEMBUBUHAN BAHAN KIMIA

(PROSES KOAGULASI)

PROSES PENGADUKAN CEPAT

(RAPID MIX)

FLOCULATOR

(PROSES FLOKULASI)

ACCELATOR

(PROSES FOKULASI & SEDIMENTASI)

SETLER

(PROSES SEDIMENTASI)

LAMA BARU

BAK PENYARINGAN

(PROSES FILTRASI)

RESERVOIR

SIAP DIDISTRIBUSIKAN KE

PELANGGAN

PEMBUBUHAN DESINFEKTAN

(DESINFEKSI)

Page 13: RPAM Draft Final

Hal 13 dari 83

Gambar 5. Sistem Transmisi Eksiting dan Rencana

Page 14: RPAM Draft Final

Hal 14 dari 83

1.2.11.2. Sistem Distribusi

Sistem perpipaan distribusi PDAM Tirtawening Kota

Bandung pada prinsipnya merupakan gabungan dari sistem ring

dan sistem cabang. Saat ini PDAM memiliki keterbatasan supply

jaringan pipa, sehingga pipa dengan diameter besar saling

terhubung satu sama lain untuk memberikan tambahan suplai ke

wilayah jaringan yang memiliki debit dan tekanan yang sangat

rendah.

Untuk melayani seluruh pelanggan, distribusi air

dilakukan dengan sistem gilir di sebagian besar wilayah distribusi.

Hanya wilayah utara saja yang mendapatkan aliran secara kontinu

selama 24 jam per hari. Saat ini, rata-rata jam pengaliran baru

mencapai ± 15 jam/hari.

Sistem Pendistribusian PDAM Tirtawening Kota Bandung dibagi

menjadi 4 (empat) wilayah, yakni Wilayah Utara, Barat, Tengah Selatan

dan Timur (Gambar 6). Menurut jenis pendistribusiannya terdiri dari 3

(tiga) jenis, yaitu :

a. Sistem Jaringan Pipa

Sistem Pendistribusian air melalui jaringan pipa dengan cara

gravitasi ke daerah pelayanan.

b. Sistem Pelayanan Air Tangki

Armada tangki siap beroperasi melayani kebutuhan masyarakat

secara langsung selama 24 jam.

c. Sistem Kran Umum dan Terminal Air

Merupakan sarana pelayanan air bersih untuk daerah pemukiman

tertentu yang dinilai cukup padat, dan sebagian penduduknya

belum mampu menjadi pelanggan air minum melalui sambungan

rumah. Tarif yang diterapkan adalah tarif sosial.

Gambar 6. Sistem Distribusi PDAM Tirtawening Kota Bandung

1.2.12. Kualitas Air Minum

Kualitas air minum IPA Badak Singa diperiksa secara rutin

setiap bulannya. Kualitasnya memenuhi baku mutu yang

ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492

tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Rekapitulasi

data pengukuran ditampilkan pada Tabel 7.

Page 15: RPAM Draft Final

Hal 15 dari 83

Tabel 7. Kualitas Air Minum IPA Badak Singa Tahun 2013

1.2.13. Pengelolaan Lumpur Eksisting

Saat ini, lumpur IPA Badak Singa berasal dari hasil proses

sedimentasi, air pencucian unit filtrasi, dan air pencucian unit-unit

pengolahan air minum (Gambar 7). Seluruh residu tersebut

dibuang langsung ke Sungai CIkapundung melalui saluran pipa

secara gravitasi.

Gambar 7. Sistem Pengelolaan Lumpur Eksisting

1.2.14. Data Jumlah Kehilangan Air, Tarif dan Pelanggan

Hingga saat ini, perusahaan telah memiliki 151.045

sambungan yang melayani 72,19% penduduk Kota Bandung.Tabel

8 memperlihatkan data jumlah kehilangan air, tarif dan pelanggan.

NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU

JAN FEB MAR APR MEI

FISIKA

1 Bau - Tidak Berbau

Tidak Berbau

Tidak Berbau

Tidak Berbau

Tidak Berbau

Tidak Berbau

2 Kekeruhan NTU 5 0.65 0.34 0,63 0,54 0,62

3 Rasa - Tidak Berasa

Tidak Berasa

Tidak Berasa

Tidak Berasa

Tidak Berasa

Tidak Berasa

4 Suhu °C Deviasi 3 5,3 7,3 - 4,3 6,1

5 Warna PtCo 15 <5 <5 <5 <5 <5

KIMIA

1 pH - 6,5-8,5 6.64 6.74 6,75 6.63 7.27

2 Sisa Chlor mg/L 0,2-1,0 0.85 0.86 0,87 0.84 0.74

MIKRO-

BIOLOGI

1 Coliform jml/ 100 mL

1000 0 0 0 0 0

2 E.Coli jml/ 100 mL

100 0 0 0 0 0

SungaiCIkapundung

Pipa Pembuangan Lumpur

Reservoir

pembubuhan koagulasi

Accelator Filtrasi

Distribusi

AirBaku

Bak Pembagi

Pengadukan lambat(Flokulasi)

Filtrasi

Sedimentasipengadukancepat

Aliran air

Aliran lumpur

Page 16: RPAM Draft Final

Hal 16 dari 83

Tabel 8. Jumlah Kehilangan Air, Tarif dan Pelanggan

No Uraian Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

(RKAP-P)

1 Jumlah Kehilangan Air (sesuai hasil audit) (000 m3/tahun)

26.603.014 26.000.787 23.942.012

2 Tarif Air Minum

a. Tarif Dasar (Rp./m3) 4.471 4.736 4.570

b. Nomor & Tanggal Surat Keputusan

- - Perwal

221/2007

c. Berlaku Efektif per tanggal - - 1 Mei 2007

3 Jangka Waktu Penagihan Piutang (hari)

74 103 108

4 Jumlah Karyawan per 1000 pelanggan (orang)

5,35 5,02 5,35

5 a. Jumlah Pelanggan (unit) 150.236 153.936 153.665

- Sosial dan HidranUmum 2.109 2.054 1.953

- Rumah Tangga 126.442 122.542 122.205

- Instansi Pemerintah 2.427 2.338 2.309

- Niaga 18.785 26.476 26.713

- Industri 473 526 485

- Khusus - - -

- Lain-lain - - -

b. Jumlah Pelanggan Water Meter

Tidak Berfungsi (unit) 2.359 35.888 36.472

6 Jumlah Air Terjual (000 m3/tahun) 35.062 35.888 36.427

- Sosial (000 m3/tahun) 1.316 1.278 1.250

- Rumah Tangga (000 m3/tahun) 24.897 24.193 24.277

- Instansi Pemerintah (000 m3/tahun)

3.078 2.950 3.194

- Niaga (000 m3/tahun) 5.356 7.194 7.629

- Industri (000 m3/tahun) 236 127 121

- Khusus (000 m3/tahun) - - -

- Lain - lain (000 m3/tahun) 119 146 -

Page 17: RPAM Draft Final

Hal 17 dari 83

1.3. UJI COBA RPAM-OPERATOR

1.3.1. Langkah Kerja RPAM-Operator

RPAM-Operator merupakan salah satu bagian dari 3 (tiga)

komponen RPAM-Indonesia. Pelaksanaan ujicoba penyusunan

Model RPAM-Operator di PDAM Tirtawening Kota Bandung ini

merupakan kegiatan yang didukung oleh Badan Perencanaan

Pembangungan Nasional (Bappenas), Direktorat Permukiman dan

Perumahan. Ujicoba ini dilakukan dengan melaksanakan Manual

RPAM-Operator yang telah disusun oleh konsultan secara

langsung melalui serangkaian On the Job Training (OJT).

Seluruh OJT telah dilakukan dan menghasilkan keluaran

(output) sesuai dengan Langkah Kerja Manual RPAM untuk

Operator Air Minum yang telah dikembangkan untuk operator

berbasis institusi (PDAM). Skema langkah kerja tersebut tersaji

pada Gambar .

Gambar 8. Langkah Kerja Manual RPAM-Operator

1.3.2. 4-K sebagai Acuan Risiko dan Kinerja

Sebagai acuan penilaian besarnya risiko, acuan hasil

produksi dan juga acuan kinerja RPAM, 4K (Kualitas, Kuantitas,

Kontinuitas dan Keterjangkauan) didefinisikan sebagai berikut:

• K1(Kualitas) adalah acuan kualitas air minum yang layak

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. K1 ini akan

M1: PenyusunanTim RPAM

M2: Membuat

Rantai Pasok

M4-3: Re-

analisa risiko &

prioritas risiko

M8: Membuat SOP

M9: Membuat

Program Pendukung

M10: Review RPAM

RE

NC

AN

A

PE

RB

AIK

AN

DA

N

PE

NG

EM

BA

NG

AN

M11: Revisi RPAM setelah terjadinya

kecelakaan

M4-2:

Validasi

tindak

pengendali

an

M3: Investigasi Resiko

M3-1:

Identifikasi

bahaya

M3-2: Kejadian

bahaya

M3-3: Analisa

risiko & priortias

risiko

M4-1:

Tindakan

pengend

alian

M6-1:

pengawasan

tindak

pengendalian

M6-2:

Pemenuha

n batas

kritis

M7-1:

Monitoring

pemenuhan

persyaratan

M7-2: Audit

internal

eksternal

M7-3:

Kepuasan

pelanggan

M81:

Kondisi

normal

MA

NA

JEM

EN

PE

NG

EN

DA

LIA

N R

ES

IKO

AS

SE

SS

ME

NT

TAH

AP

PE

RS

IAP

AN

M5-1: Membuat

rencana

pengembangan

M5-2:

Investasi

besarModifikasi sistem

Membuat

tindakan

koreksi

2

6 2

3

34

4

2

2

5

5

2

1

1

6

6

Y

T

YY

TT

T

Y

6

T T

Y Y

Y

T

T

T

Y

Page 18: RPAM Draft Final

Hal 18 dari 83

menggunakan standar air minum yang diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per./IV/2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,

• K2(Kuantitas) adalah acuan jumlah air yang dinilai

mencukupi bagi pola hidup/penggunaan air masyarakat. K2

ini akan menggunakan Standar Kebutuhan Pokok Air

Minum, yaitu sebesar 10 m3/kepala keluarga/bulan atau 60

liter/orang/hari,

• K3(Kontinyuitas) adalah acuan tidak terputusnya aliran air ke

dari instalasi pengolahan air minum kepelanggan. K3 ini akan

menggunakan standar lama pengaliran tak terputus selama

24 jam/hari dengan tekanan air minum (dinamis) di daerah

pelayanan sebesar 1,5 – 5 bar (15 – 50 meter kolom air), dan

• K4(Keterjangkauan) adalah acuan harga air minum yang

layak bagi masyarakat. Tarif air minum memenuhi prinsip

keterjangkauan apabila pengeluaran rumah tangga untuk

memenuhi Standar Kebutuhan Pokok Air Minum tidak

melampaui 4% dari pendapatan masyarakat/pelanggan.

1.3.3. Komitmen dan Kesiapan PDAM Tirtawening Kota

Bandung dalam Uji Coba RPAM-Operator

PDAM Tirtawening Kota Bandungsebagai Operator

penyedia air minum berkomitmen penuh untuk menjaga kualitas

air minum yang diproduksinya memenuhi 4K (kualitas, kuantitas,

kontinyuitas, dan keterjangkauan). Komitmen ini ditujukan

semata-mata untuk memenuhi harapan pelanggan, menjaga

kesehatan masyarakat, dan dengan tetap menjaga kelestarian

lingkungan.

Dari diskusi yang internal yang dilakukan beberapa staf kunci

PDAM Tirtawening Kota Bandung, dihasilkan beberapa poin-poin

komitmen. PDAM Tirtawening Kota Bandung berkomitmen secara

INTERNAL dalam proses Produksi & Distribusi untuk:

1. Menyediakan peralatan yang handal

2. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia

3. Menyediakan pasokan listrik/spareparts/bahan kimia yang

berkualitas.

4. Melaksanakan pemeliharaan secara berkala dan terukur.

5. Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dan instruksi

kerja

6. Memiliki sasaran mutu.

Dan secara EKSTERNAL berkomitmen untuk:

1. Menjalankan Visi & Misi PDAM Tirtawening Kota Bandung.

2. Mendukung pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 16

Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air.

3. Menjalankan Standarisasi Kualitas Air.

4. Mendukung secara penuh program WSP (Water and

Sanitation Program)

5. Mendukung Program MDG’s (Millennium Development

Goals).

Page 19: RPAM Draft Final

Hal 19 dari 83

Komitmen ini dituangkan dalam satu dokumen khusus yang

disebut sebagai Lembar Komitmen (Lampiran 1 : Hasil

Pelaksanaan M1).

1.3.4. Tim RPAM PDAM Tirtawening Kota Bandung

Setelah komitmen bersama didapatkan dan Lembar

Komitmen disusun, langkah selanjutnya adalah pembentukan Tim

RPAM PDAM Tirtawening Kota Bandung. Berikut daftar Tim RPAM

PDAM Tirtawening Kota Bandung (Gambar 9):

Ketua Tim : Ir. Agung Sugianto, M.Eng

Koordinator Teknis : Ir. Agus Setiyawan

Sub Koordinator : Ir. Hj. Novera Deliyasma, MT

Syahriani, ST

Endang Sukahar, ST

Trisna Gumilar, ST

Sekretaris : Ir. Erry Malda

Sriyani Wahyuningsih, S.Sos

Koordinator Pelaporan : Ir. Herry Yustiana

Dewi Reswati P, SE

Anggota : Arif Dharma, ST

Kurniawati

Abun Gunawan

Anton Kusnadi

Gambar 9. Struktur Tim RPAM PDAM Tirtawening Kota Bandung

1.3.5. Rencana Kerja Tim RPAM PDAM Tirtawening Kota

Bandung

Selanjutnya Tim RPAM menyusun rencana kerja seperti

tersaji pada Tabel 9.

Ketua TIM(Ir. Agung Sugianto, M.Eng)

PenangungJawab

(Direksi)

Koordinator Teknis(Ir. Agus Setiawan)

Kesekretariatan(Ir. Erry Malda)

Sekretaris(Sriyaniwahyuningsih, S.Sos)

Pelaporan(Herry Yustiana)

Sub KoordinatorProduksi I

(Ir. Novera Deliyasma, MT)

Sub KoordinatorProduksi II

(Syahriani, ST )

Sub KoordinatorDistribusi

(Endangg Sukahar, ST)

Sub KoordinatorTeknologi & Informasi(Trisna Gumelar, ST)

Anggota:1. Dewi Reswati, SE2. Arif Darma3. Kurniawati4. Abun Gunawan5. Anton Kusnadi

Page 20: RPAM Draft Final

Hal 20 dari 83

Tabel 9. Rencana Kerja RPAM PDAM Tirtawening Kota Bandung

III IV I II III IV I II III IV I II

1 M1 Galang Komitmen & Susun Tim RPAM Yani

2 M2 Definisi & Uraian Sistem Erry

3 M3-1Identifikasi Bahaya & Sumber Bahaya Dewi

4 M3-2Identifikasi Kejadian Bahaya Dewi

5 M4-1Ada Tindakan Pengendalian? Dewi

6 M4-2Tindakan Pengendalian Eksiting & Rencana Herry

7 M4-3 Reanalisis & Prioritasi Risiko Herry

8 M5-1Susun Rencana Pengembangan & Peningkatan Agung

9 M6-1 Susun Prosedur Pengawasan Tindakan Pengendalian Bahrul

10 M6-3 Susun Tindakan Koreksi Erry

11 M8Susun SOP Bahrul

12 M9 Menyusun Program Pendukung Herry

13 M11Revisi RPAM Agung

14 M10Review RPAM Agung

15 Presentasi Dengan Direksi Agung

16 Pengesahan Dokumen RPAM Direksi

Des-13No. Jenis Kegiatan Tanggung Jawab

Sep-13 Okt-13 Nov-13

Page 21: RPAM Draft Final

Hal 21 dari 83

2. Rantai Pasok dan Analisis

Risiko Rantai Pasok akan digunakan untuk menggambarkan

keseluruhan proses produksi dan distribusi PDAM Tirtawening

Kota Bandung. Penggambaran dilakukan dengan mencatat

seluruh proses, mulai dari pengambilan air baku sampai distribusi

air minum ke pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung,

menggunakan data/gambar yang tersedia.

Sistem yang digambarkan oleh Tim RPAM PDAM

Tirtawening Kota Bandung melingkupi keseluruhan komponen

penyediaan air minum, mulai dari sumber air baku, sistem

transmisi air baku, instalasi pengolahan air minum, sistem

penampungan/reservoir, jaringan pipa distribusi, sampai ke

pelanggan/sambungan rumah.

Seluruh komponen tersebut digambarkan dengan

menggunakan simbol-simbol standar tertentu, sesuai dengan

yang dipakai dalam RPAM, baik untuk komponen yang berada di

dalam maupun yang di luar kendali manajemen PDAM

Tirtawening Kota Bandung.

Dengan memanfaatkan data sekunder yang tersedia (peta

situasi, as built drawing) Tim RPAM PDAM Tirtawening Kota

Bandung kemudian melakukan diskusi pleno, sehingga terciptalah

1 (satu) sistem besar rantai pasok penyediaan air minum PDAM

Tirtawening Kota Bandung seperti tersaji pada Gambar 10.

Sistem rantai pasok ini terdiri dari 2 sub-sistem, yaitu sub-

sistem Produksi 1 dan Produksi 2. Sub-sistem ini dibagi lagi menjadi

beberapa sub-sub-sistem.

2.1. Sub-sistem Produksi 1

Sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku dari

Sungai Cisangkuy dan Cikapundung, ke IPA Badaksinga. Sub-

sistem Produksi 1 terdiri dari beberapa sub-sub-sistem sebagai

berikut.

2.1.1. Sub-sub-sistem 1

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Sungai Cisangkuy, melalui turbin PLN Cikalong, intake Sungai

Cisangkuy yang berkapasitas 1.600 L/det, sistem transmisi dari

intake ke unit prasedimentasi, unit prasedimentasi Cisangkuy,

sistem transmisi Cisangkuy lama dan baru, pengolahan air di IPA

Badaksinga, reservoir, dan distribusi air minum untuk daerah

layanan BTs 1-2, BT 5-7 dan BU 10.

2.1.2. Sub-sub-sistem 2

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Sungai Cikapundung-3, intake Sungai Cikapundung yang

Page 22: RPAM Draft Final

Hal 22 dari 83

Gambar 10. Rantai Pasok PDAM Tirtawening Kota Bandung

Page 23: RPAM Draft Final

Hal 23 dari 83

berkapasitas 500 L/det, sistem transmisi Dago Bengkok,

pengolahan air di IPA Badaksinga.

2.1.3. Sub-sub-sistem 3

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Sungai Cikapundung-4, intake Sungai Cikapundung yang

berkapasitas 200 L/det, sistem pemompaan dan transmisi Lebak

Siliwangi, pengolahan air di IPA Badaksinga.

2.2. Sub-sistem Produksi 2

Sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku dari

Sungai Cikapundung-1 ke IPA Dago, dari Sungai Cikapundung-2 ke

Mini Plant Dago Pakar, dari Sungai Cibeureum ke IPA Cibeureum,

dari Sungai Cipanjalu ke IPA Cipanjalu, serta dari mata air.

2.2.1. Sub-sub-sistem 4

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Sungai Cikapundung-1, intake Sungai Cikapundung yang

berkapasitas 600 L/det, sistem prasedimentasi Bantar Awi,

sistem transmisi Dago Pakar, pengolahan air di IPA Dago,

reservoir Dago Pakar, dan distribusi air minum untuk daerah

layanan BU 9; distribusi air minum untuk reservoir R12, dan

distribusi air minum untuk daerah layanan BU 8 dan BT 2; serta

distribusi air minum untuk daerah layanan BU 10; distribusi air

minum untuk reservoir R9, dan distribusi air minum untuk daerah

layanan BT 1.

2.2.2. Sub-sub-sistem 5

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Sungai Cikapundung-2, intake Sungai Cikapundung yang

berkapasitas 60 L/det, pengolahan air di Mini Plant Dago Pakar,

sistem distribusi, reservoir Dago Pakar

2.2.3. Sub-sub-sistem 6

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Sungai Cibeureum, intake Sungai Cibeureum yang

berkapasitas 40 L/det, transmisi, IPA Cibeureum, reservoir, dan

distribusi air minum untuk daerah layanan BU 6.

2.2.4. Sub-sub-sistem 7

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Sungai Cipanjalu, intake Sungai Cipanjalu yang berkapasitas

20 L/det, transmisi, IPA Cipanjalu, reservoir, dan distribusi air

minum untuk daerah layanan BT 4.

2.2.5. Sub-sub-sistem 8

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata air-I, yaitu: Cilaki, Ciliang, Cigentur, Ciasahan, Ciwangi

1,2,3 , dan Legok Baygon, bron captering, transmisi kespring

collector tank, transmisi ke BPT 1, dan distribusi ke BU 1; transmisi

dari BPT 1 ke BPT 2, dan distribusi ke BU 2; transmisi dari BPT 2 ke

BPT 3, dan distribusi ke BU 3; transmisi dari BPT 3 ke BPT 4, dan

Page 24: RPAM Draft Final

Hal 24 dari 83

distribusi ke BU 5; transmisi dari BPT 4 ke R 11, dan distribusi

untuk daerah layanan BU 6.

2.2.6. Sub-sub-sistem 9

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata Air Panyairan, bron captering, transmisi ke BPT 3.

2.2.7. Sub-sub-sistem 10

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata Air Cisaladah, bron captering, transmisi ke BPT 4.

2.2.8. Sub-sub-sistem 11

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata Air Ciwangun, bron captering, transmisi ke SCT.

2.2.9. Sub-sub-sistem 12

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata Air Cibadak, bron captering, transmisi ke R11.

2.2.10. Sub-sub-sistem 13

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata Air Citalaga, bron captering, dan distribusi ke BU 4.

2.2.11. Sub-sub-sistem 14

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata Air Pasir Impun, bron captering dengan kapasitas 5

L/det, dan distribusi ke BT 3.

2.2.12. Sub-sub-sistem 15

Sub-sub-sistem ini menggambarkan pengambilan air baku

dari Mata Air Cisurupan, bron captering dengan kapasitas 5 L/det,

reservoir, dan distribusi ke BT 4.

Seluruh hasil pelaksanaan lengkapModul 2 (M2: Rantai

Pasok) termasuk penjelasan tiap komponen rantai pasok tersaji

pada Lampiran 2.

2.3. Inventarisasi Risiko yang Mengancam 4K

Identifikasi dan Inventarisasi risiko dilakukan berdasarkan

tahapan dan pedoman yang ada di dalam Manual RPAM-

Operator. Hasil pelaksanaan Manual tersebut, khususnya tabulasi

M3: Investigasi Resiko, tercantum pada Lampiran 3. Penjelasan

pada sub-bab di bawah ini merupakan ringkasan dari hasil

tersebut.

2.3.1. Risiko di Sumber Air Baku

Air baku sebagai bahan baku proses produksi, selain bahan

kimia, di PDAM Tirtawening berasal dari air permukaan, mata air

dan air tanah dalam. Air permukaan berasal dari Sungai

Page 25: RPAM Draft Final

Hal 25 dari 83

Cikapundung, Cisangkuy, Cibeureum, dan Cipanjalu. Mata air

berasal dari mata air di daerah Bandung Utara, yaitu Mata Air

Ciasahan, Legok Bagyon, Ciliang, Ciwangi, Cilaki, Ciwangun,

Panyairan, Cisaladah, Citalaga, Cibadak, dan mata air di daerah

Bandung Timur, yaitu Pasir Impun dan Cisurupan. Sedangkan air

tanah dalam berada di wilayah Bandung Barat dan Bandung

Timur. Berikut ringkasan hasil inventarisasi kejadian bahaya dan

resiko di sumber air baku.

Sebetulnya PDAM Tirtawening tidak langsung mengambil

air dari Sungai Cisangkuy, akan tetapi melalui Tandon PLN di

Cikalong. Jika PLN menguras atau mencuci tandonnya, baru

PDAM Tirtawening mengambil langsung air dari Sungai Cisangkuy

(melalui intake).

2.3.1.1. Risiko terhadap Kualitas (K1)

Kualitas air baku di seluruh sungai setiap tahunnya dapat

dikatakan tidak stabil. Pada saat musim hujan, curah hujan sangat

tinggi di hulu Sungai Cisangkuy. Selain itu, pada kondisi normal,

terdapat banyak limbah domestik di sepanjang aliran sungai dan

kotoran ternak di hulu sungai. Pada saat Tandon PLN beroperasi,

kualitas air baku tidak begitu buruk, karena sudah terjadi

pengendapan di Tandon PLN. Akan tetapi, jika Tandon PLN

dicuci/dikuras, air baku diambil langsung dari Sungai Cisangkuy.

Akibatnya air yang masuk ke intake Cisangkuy banyak

mengandung limbah domestik dan kotoran ternak. Oleh karena

air berasal dari Tandon PLN, maka air yang masuk ke intake

Cisangkuy banyak mengandung oli.

Kotoran ternak yang masuk ke intake Sungai Cisangkuy

menyebabkan kualitas air sangat buruk. Tercatat bakteri coliform

mencapai 15.000 mg/L dan E. Coli = 4.300 mg/L. Kualitas ini

sangat jauh melampaui standar kualitas air baku untuk air minum

(kelas I) yang tercantum pada PP No. 82 Tahun 2001 (Coliform =

1.000 mg/L, E. Coli = 100 mg/L).

Banjir bandang di Sungai Cisangkuy tercatat menyebabkan

kekeruhan meningkat sampai dengan > 10.000 NTU. Banjir ini

juga menyebabkan erosi dan volume lumpur meningkat. Selain

itu, banjir bandang ini juga meneybabkan intake dan bangunan

prasedimentasi terendam.

Air baku dari Sungai Cisangkuy juga tercatat berwarna

keputih-putihan dan hijau. Penyebab warna ini belum diketahui,

akan tetapi mungkin disebabkan oleh aktivitas manusia

(peternakan) di hulu sungai.

Kejadian bahaya utama yang menyebabkan penurunan

kualitas air baku ini adalah: 1) adanya aktivitas peternakan di

daerah hulu sungai, 2) pencemaran di sungai dari kegiatan

domestik/rumah tangga penduduk di pinggiran sungai, 3) curah

hujan yang tinggi (banjir).

Page 26: RPAM Draft Final

Hal 26 dari 83

2.3.1.2. Risiko terhadap Kuantitas (K2) dan Kontinuitas (K3)

Kuantitas air baku yang berasal dari air permukaan sangat

dipengaruhi oleh musim.Resiko tertinggi terjadi pada saat musim

kemarau. Penurunan kuantitas pada musim kemarau juga sangat

terasa pada saat pencucian atau pengurasan Tandon PLN

Cikalong.

Banyaknya sampah yang masuk menyebabkan bar screen di

Intake rusak, sehingga mempengaruhi proses produksi

(penurunan kuantitas) dan kontinuitas air.

Kejadian bahaya utama yang menyebabkan penurunan

kuantitas air baku dan kontinuitas ini adalah: 1)

pencucian/pengurasan Tandon PLN Cikalong 2) musim kemarau

yang berkepanjangan 3) banyaknya limbah domestik di

sepanjang aliran sungai.

2.3.1.3. Risiko terhadap Keterjangkauan (K4)

Konsekuensi dari menurunnya kualitas air baku dan tidak

stabilnya aliran air baku adalah peningkatan biaya operasi

pengolahan air minum yang ditanggung oleh PDAM Tirtawening.

Kenaikan kekeruhan berarti meningkatkan dosis bahan kimia

(koagulan), tidak beroperasinya intake berarti ada pengurangan

pendapatan, karena air yang diproduksi juga berkurang. Belum

pernah dilakukan studi mengenai berapa besar kerugian yang

diderita PDAM Tirtawening karena hal tersebut.

2.3.2. Resiko di Sistem Intake, Prasedimentasi dan

Transmisi Air Baku

2.3.2.1. Risiko terhadap Kualitas (K1)

Kejadian bahaya utama yang menyebabkan permasalahan

penurunan kualitas (K1) di unit intake, prasedimentasi dan pipa

transmisi adalah: 1) masuknya sampah domestik dan kotoran

ternak ke dalam unit intake dan prasedimentasi, 2) peningkatan

level lumpur dan menyumbat saluran pipa hisap (strainer) dan

pipa transmisi, dan 3) tidak dilaksanakannya operasi spuy

(pengurasan lumpur) secara rutin di pipa transmisi.

Endapanlumpur di bak pengumpul unit intake ini dapat

meningkatkan kekeruhan air yang akan diolah di instalasi.

2.3.2.2. Risiko terhadap Kuantitas (K2) dan Kontinyuitas (K3)

Kapasitas intake dapat berkurang karena bar screen yang

berfungsi sebagai penyaring sampah kasar rusak. Kerusakan ini

dapat menyebabkan saluran pipa hisap (strainer) dan impeller

pompa rusak dan menurunkan kemampuan pompa hingga 20%

dari kapasitas normal.

Pipa transmisi ND 900 mm yang menyalurkan air baku dari

Sungai Cisangkuy ke IPA Badaksinga, merupakan pipa lama yang

dipasang pada tahun 1959. Dikhawatirkan karena umur pipa yang

sudah tua, pipa ini akan pecah, yang dapat menyebabkan

produksi air menurun sebanyak 50%.

Page 27: RPAM Draft Final

Hal 27 dari 83

Selain itu, tidak berfungsinya asesoris pipa (gate valve, non

return valve, air valve, blow off) menyebabkan penurunan

kuantitas air dan terganggunya kontinuitas pelayanan.

Kejadian bahaya utama yang menyebabkan penurunan

kuantitas dan tidak kontinyu-nya aliranair baku ini adalah: 1) bar

screen rusak karena sampah domestik, kayu dll, 2) pipa transmisi

air baku pecah akibat umur pipa yang sudah tua, dan 3) tidak

berfungsinya asesoris pipa.

2.3.2.3. Risiko terhadap Keterjangkauan (K4)

Pemborosan, baik itu biaya untuk memperbaiki bar screen,

menguras lumpur di unit intake dan prasedimentasi, penggantian

asesoris dan spare part di unit intake dan pipa transmisi,dan

kehilangan pendapatan karena pencurian air oleh penduduk

adalah kejadian bahaya yang dapat meningkatkan biaya operasi

PDAM Tirtawening, sehingga secara tidak langsung mengancam

K4 (keterjangkauan).

Kerusakan pompa karena adanya material/sampah yang

masuk dapat menyebabkan output debit tidak sesuai dengan

kapasitas pompayang ada sertain-efisiensi energi. Menurut IEC

(International Electrotechnical Comission), penurunan efisiensi

energi yang baik tidak melebihi 15%.

Kerusakan asesoris umumnya disebabkan karena memang

material sudah tua dan kurang terawat dan kualitas material

(saluran hisap dan asesoris sistem perpompaan)kurang bagus.

Selain itu penyadapan pipa air baku secara ilegal (illegal

connection) masih terjadi, sehingga menyebabkan meningkatnya

kehilangan air.

2.3.3. Resiko di Instalasi Pengolahan Air Minum

2.3.3.1. Risiko terhadap Kualitas (K1)

Kualitas air hasil proses di IPA sangat dipengaruhi oleh

kualitas air baku yang masuk dan kualitas air minum yang

diinginkan (sesuai dengan standar yang berlaku, dalam hal ini

Permenkes No. 492 Tahun 2010. Untuk memperoleh kualitas air

minum yang diinginkan, maka dosis bahan kimia yang diinjeksikan

(koagulan, desinfektan) sangat memegang peranan penting. Di

PDAM Tirtawening, kesalahan penentuan dosis terjadi karena 1)

belum adanya SOP pembubuhan dosis bahan kimia, dan yang

utama karena 2) perubahan kualitas air baku yang mendadak,

terutama kekeruhan (kekeruhan air dapat mencapai > 10.000

NTU, pada saat musim penghujan dan banjir bandang).

Air baku yang berwarna keputih-putihan dan hijau, masuk

ke IPA dan menyebabkan dosis bahan kimia yang digunakan

meningkat. Salah dalam menetukan dosis dapat menyebabkan

flok yang terbentuk kecil, ringan dan sukar mengendap di bak

sedimentasi. Flok tersebut akan masuk ke unit filtrasi dan

menyebabkan frekuensi pencucian unit filter lebih sering dan

kualitas air produksi menjadi tidak memenuhi standar.

Page 28: RPAM Draft Final

Hal 28 dari 83

2.3.3.2. Risiko terhadap Kuantitas (K2) dan Kontinuitas (K3)

Masuknya sampah domestik dan kotoran ternak ke IPA,

mempengaruhi operasional IPA, sehingga kuantitas dan

kontinuitas aliran terganggu. Kondisi pompa-pompa yang tidak

jelas (apakah perlu di ganti/diservis) dapat menjadi ancaman, jika

suatu waktu terjadi kerusakan beberapa pompa secara

berbarengan.

Pengadaan asesoris pipa atau spare part bisa memakan

waktu lebih dari 2 bulan. Banyaknya bencana alam yang terjadi

akhir-akhir ini di Indonesia, juga dapat menghambat pengadaan

bahan kimia. Oleh karena itu diperlukan kebijakan menyimpan

asesoris pipa, spare part penting,dan bahan kimia.

2.3.3.3. Risiko terhadap Keterjangkauan (K4)

Salah satu yang mengakibatkan meningkatnya biaya

operasi di instalasi adalah kejadian yang mengancam

keselamatan pekerja/operator terutama di gudang klor.

Penanganan bahan kimia yang sangat berbahaya, dalam hal ini

gas klorin, sangat penting. Gas ini sangat reaktif dan bila terhirup

oleh karyawan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu perlu

dicegah terjadinya kebocoran pada tabung gas maupun sistem

pembubuhannya.

Selain itu pemborosan biaya dapat terjadi karena kualitas

air baku yang diolah buruk. Hal ini tentu mengancam biaya

operasi yang telah dianggarkan oleh PDAM Tirtawening.

2.3.4. Risiko di Jaringan Distribusi Air Minum

2.3.4.1. Risiko terhadap Kualitas (K1)

Resiko terhadap kualitas terjadi pada saat pipa bocor,

pecah atau perbaikan pipa. Bakteri patogen bisa masuk ke dalam

pipa dan terbawa ke pelanggan.

2.3.4.2. Risiko terhadap Kuantitas (K2) dan Kontinyuitas (K3)

Kebocoran pada pipa primer, sekunder maupun tersier

akan mengganggu kuantitas dan kontinuitas air yang

didistribusikan kepada para pelanggan. Resiko lain yang akan

terjadi adalah gangguan lingkungan (jalan rusak), komplain dari

pelanggan, meningkatnya tingkat kehilangan air dan citra

perusahaan menurun.

Pencatatan angka meter sangat penting untuk memonitor

volume air yang didistribusikan. Sayangnya masih ditemukan ada

flowmeter yang macet, karena spek yang tidak baik yang

mengakibatkan ada volume air minum tidak tercatat dan

kehilangan airbertambah. Selain itu, adanya tapping air illegal

menyebabkan kehilangan air bertambah.

Kejadian bahaya utama yang menyebabkan penurunan

kuantitas dan tidak kontinyu-nya aliran air minum di jaringan

distribusi air minum adalah kebocoran air di pipa primer,

sekunder dan tersier.

Page 29: RPAM Draft Final

Hal 29 dari 83

2.3.4.3. Risiko terhadap Keterjangkauan (K4)

Kejadian bahaya yang dapat mengancam K4

(keterjangkauan) pada jaringan distribusi adalah kehilangan air

(NRW) karena: 1) flowmeter yang rusak atau buram,2)

saringan/strainer tidak diperiksa, dan3) meter pelanggan tidak

dicatat tapi ditaksir, 4) juga karena pencurian air. Kehilangan air

ini tentunya akan mengurangi jumlah laba yang akan didapat oleh

PDAM Tirtawening.

2.4. Alternatif Tindakan Pengendalian dan Prioritas

Risiko

Idealnya seluruh kejadian bahaya dan risiko dapat ditangani

oleh PDAM Tirtawening. Akan tetapi, pada prinsipnya adalah

penanganan resiko harus dilakukan berdasarkan skala prioritas.

Resiko yang paling tinggi skalanya harus ditangani terlebih

dahulu. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah

membuat daftar prioritas kejadian bahaya. Pembuatan daftar

prioritas dilakukan dengan mempertimbangkan:

• Apakah tersedia tindakan pengendaliannya?

• Apakah tindakan pengendalian dipercaya dapat bekerja

efektif?

• Apakah ada kejadian luar biasa yang terjadi belakangan ini

terkait dengan kejadain bahaya?

• Apakah kejadian bahaya dan risiko tersebut masih di bawah

kendali/manajemen PDAM?

Alternatif daftar Tindakan Pengendalian merupakan hasil

dari pelaksanaan dari Modul nomor 4 dalam Manual RPAM-

Operator (M4: Tindakan Pengendalian, yang terdiri dari M4.1:

Tindakan pengendalian dan M4.2: Validasi Tindakan

Pengendalian). Seluruh hasil pelaksanaan Modul 4 tersebut

tersaji pada Lampiran 4.

Sedangkan interaksi dari hasil pelaksanaan Modul 3 dan

Modul 4 menghasilkan Daftar Prioritas Kejadian Bahaya dan

Risiko yang merupakan ouput dari Modul 4.3 (M4.3: Reanalisa

Resiko & Prioritas Resiko) sebagaimana tersaji pada Lampiran 5.

Page 30: RPAM Draft Final

Hal 30 dari 83

3. Rencana Pengembangan

3.1. Isu Besar Kejadian Bahaya, Risiko dan Rencana

Pengembangan

Setelah seluruh kejadian bahaya dan risiko diinventarisasi

dan dibuatkan daftar prioritasnya dengan pertimbangan

tertentu, maka langkah selanjutnya adalah penentuan Rencana

Perbaikan dari seluruh kejadian bahaya dan risiko terutama yang

paling prioritas.

Namun sebelum seluruh Rencana Perbaikan disusun, untuk

memudahkan maka dilakukan pengelompokan kejadian-kejadian

bahaya dan risiko-risiko yang sama/mirip baik dari segi lokasi

terjadinya kejadian bahaya maupun jenisnya. Dengan demikian,

nantinya satu Rencana Perbaikan akan dapat menangani tidak

hanya satu, tetapi beberapa kejadian bahaya dan risiko sekaligus.

Dari hasil diskusi Tim RPAM, telah teridentifikasi dan

terinventarisasi sebanyak11 (sepuluh) isu besar kejadian bahaya

dan risiko di rantai pasok air minum PDAM Tirtawening. Masing-

masing isu besar tersebut terdiri dari beberapa Rencana

Perbaikan dengan jumlah total sebanyak 50 buah Rencana

Perbaikan, sebagai mana dijelaskan pada sub-bab berikut ini

(tabulasi lengkap hasil pelaksanaan M5: Rencana Pengembangan

tersaji pada Lampiran 6).

3.1.1. Aktivitas Manusia di Hulu dan Pinggir Sungai yang

Menyebabkan Perubahan Kualitas & Kuantitas Air

Baku

• Rencana Perbaikan 1: Pelaksanaan lokakarya/seminar

tentang perlunya pengamanan sumber air baku.

Penyelenggaraan lokakarya bertujuan untuk mengangkat

isu mengenai berbagai permasalahan yang sedang terjadi di

hampir seluruh sungai di kota Bandung (pencemaran, tidak

stabilnya debit, banyaknya sampah). Keluaran yang

diharapkan dari lokakarya ini adalah tersusunnya rencana

kerja penanganan air permukaan/air baku yang terukur,

melibatkan berbagai pihak, dan dilaksanakan dalam waktu

dekat.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

penyiapan konsep lokakarya, 2) pelaksanaan lokakarya, dan

3) follow-up rekomendasi lokakarya.

• Rencana Perbaikan 2: Koordinasi dengan PLN tentang

jadwal pembersihan tandon.

Koordinasi dengan PLN tentang jadwal pembersihan

tandon perlu dilakukan agar PDAM Tirtawening

mengetahui dengan pasti jadwal tersebut, sehingga dapat

lebih dini mempersiapkan tindakan penanganannya

(penutupan valve dari Tandon PLN ke Intake Cisangkuy,

pembukaan valve dari Sungai Cisangkuy ke Intake

Cisangkuy, dan antisipasi meningkatnya sampah domestik,

Page 31: RPAM Draft Final

Hal 31 dari 83

kotoran ternak serta kekeruhan yang masuk ke Intake

Cisangkuy).

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

penyiapan konsep koordinasi, 2) pelaksanaan koordinasi,

dan 3) follow-up rekomendasi hasil koordinasi.

• Rencana Perbaikan 3: Perbaikan bar screen (di intake dan

IPA).

Bar screen yang rusak perlu diperbaiki, sehingga kinerja

intake dan IPA tidak terganggu.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

pengadaan bahan, 2) pemasangan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 4: Penggantian screen (di intake dan

IPA).

Penggantian screen dilakukan terhadap screen yang sudah

tidak bisa diperbaiki lagi.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

pengadaan bahan, 2) pemasangan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 5: Pembersihan sampah secara manual

dari screen dan unit lainnya (sedimentasi, filtrasi dll).

Pembersihan sampah secara manual perlu dilakukan,

sehingga unit-unit IPA tidak terganggu. Sub-kegiatan dari

Rencana Perbaikan ini adalah: 1) pembersihan sampah, dan

2) pembuangan sampah.

• Rencana Perbaikan 6: Dilakukan kajian teknis tentang pra-

pengolahan kotoran ternak.

Kajian teknis tentang pra-pengolahan ternak perlu

dilakukan, sehingga kotoran ternak ini tidak mengganggu

operasional IPA.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian

teknis, dan 2) follow-up kajian teknis.

• Rencana Perbaikan 7: Re-design unit pengolahan

(termasuk prasedimentasi) untuk mengatasi perubahan

kualitas air baku yang memburuk.

Perubahan kualitas air baku yang memburuk (dan

mendadak), sangat menyulitkan proses pengolahan di

PDAM Tirtawening. Hal ini perlu diatasi dengan membuat

perencanaan kembali dan tinjauan ulang terhadap IPA yang

ada, sehingga mampu menangani perbuhan kualitas air

baku yang sering terjadi.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian

teknis, dan 2) follow-up kajian teknis.

• Rencana Perbaikan 8:Penyesuaian media pasir (sesuai

spesifikasi teknis).

Kajian teknis terhadap media pasir filter perlu dilakukan

karena media pasir sering lolos masuk ke reservoir.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian

teknis, dan 2) follow-up kajian teknis.

Page 32: RPAM Draft Final

Hal 32 dari 83

• Rencana Perbaikan 9: Pengurasan lumpur di reservoir.

Pengurasan lumpur di resrvoir perlu dilakukan, sehingga

tidak terjadi penurunan kapasitas reservoir.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

pengurasan lumpur, dan 2) pembuangan lumpur.

3.1.2. Faktor alam yang menyebabkan air baku tidak bisa

digunakan

• Rencana Perbaikan 10:Pembuatan tandon.

Ada dua tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan tandon

ini, yaitu: 1) mengurangi ketergantungan terhadap Tandon

PLN, 2) menjadi kolam cadangan air baku terutama saat

musim kemarau dan saat Tandon PLN dikuras/dibersihkan,

dan 3) mengurangi beban dan biaya operasi instalasi karena

sebagian padatan/solids telah diendapkan.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian

teknis, dan 2) follow-up kajian teknis.

• Rencana Perbaikan 11: Mencari alternatif sumber lain.

Mengingat makin terbatasnya sumber air baku yang ada,

maka perlu dicari alternatif dari sumber yang lain. Sub-

kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian teknis,

dan 2) follow-up kajian teknis.

3.1.3. 3.1.3. Faktor yang mempenagruhi kuantitas air baku

yang akan diolah

• Rencana Perbaikan 12: Penggantian pipa transmisi lama.

Pipa transmisi lama sangat rentan terhadap kebocoran.

Oleh karena itu, pipa tua ini harus diganti oleh HDPE.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

pengadaan, 2) pemasangan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 13: Operasi spuy sesuai jadwal.

Operasi spuy (pengurasan lumpur dari pipa) harus

dilakukan secara periodik, sehingga tidak terjadi

penyumbatan pipa oleh lumpur.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) operasi

spuy, dan 2) pembuangan lumpur.

• Rencana Perbaikan 14: Pemasangan (dan/atau perbaikan)

instalasi OVS dan NRVS.

OVS dan NRVS perlu dipasang/diperbaiki, sehingga tidak

terjadi kerusakan pada pipa.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

pengadaan, 2) pemasangan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 15: Pemasangan (dan/atau perbaikan)

instalasi high point/air valve.

OVS dan NRVS perlu dipasang/diperbaiki, sehingga tidak

terjadi kerusakan pada pipa.

Page 33: RPAM Draft Final

Hal 33 dari 83

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

pengadaan, 2) pemasangan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 15: Proteksi pipa terhadap beban

dinamis.

Pemasangan proteksi terhadap pipa perlu dilakukan agar

pipa tidak cepat pecah karena menanggung beban dinamis.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

pemilihan sistem pengamanan, 2) pelaksanaan konstruksi

pengamanan: a) pelelangan, b) pemasangan, dan c)

pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 16: Kalibrasi/tera meter air di reservoir

dan pipa pelanggan.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

inventarisasi flow meter/meter air, 2) kalibrasi/tera meter,

dan 3) pemeliharaan.

3.1.4. Penurunan tingkat kebocoran

• Rencana Perbaikan 17: Pemasangan DMA.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian

teknis wilayah pelayanan, 2) pemasangan, dan 3)

pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 18: Penggantian meter air di reservoir

dan pelanggan.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian

teknis, 2) pemasangan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 19 dan 20: Penggantian dan /atau

perbaikan gate valve.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) kajian

teknis, 2) pemasangan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 21: Penggantian pipa distribusi.

Penggantian pipa asbestos dan GI menjadi HDPE untuk

menurunkan tingkat kebocoran.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1) survey

lokasi, perijinan ke DPU, 2) proses lelang, 3) pemasangan,

dan 4) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 22: Penggantian pipa pecah/bocor.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

identifikasi lokasi,2) pengadaan bahan, 3) perbaikan, dan 4)

pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 23: Perbaikan hidran.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

identifikasi lokasi,2) perbaikan, dan 3) pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 24: Pemasangan screen sebelum masuk

meter air pelanggan.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

identifikasi lokasi, 2) pengadaan, 3) pemsangan, dan 4)

pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 25: Perbaikan sambungan ke

pelanggan.

Page 34: RPAM Draft Final

Hal 34 dari 83

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

identifikasi lokasi, 2) pengadaan, 3) perbaikan, dan 4)

pemeliharaan.

• Rencana Perbaikan 26: Pemasangan segel body sesuai

spesifikasi teknis.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

identifikasi lokasi, 2) pengadaan, 3) pemasangan, dan 4)

pemeliharaan.

3.1.5. Perlunya peningkatan hubungan pelanggan

• Rencana Perbaikan 27: Penyiapan dan/atau pelaksanaan

SOP: 1) sosialisasi pelanggan, 2) pembacaan meter

pelanggan, dan 3) tidak ada air di pelanggan.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

penyiapan konsep, 2) pelaksanaan SOP.

• Rencana Perbaikan 28: Melakukan sosialisasi dan (jika

diperlukan) tindakan terhadap kejadian pencurian air di

pipa transmisi dan distribusi.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

persiapan sosialisasi dan/atau tindakan, 2) pelaksanaan

sosialisasi dan/atau tindakan.

3.1.6. Tidak Terjaminnya Ketersediaan Spare Part

Cadangan dan Stok Bahan Kimia.

• Rencana Perbaikan 29: Penyiapan database spare part dan

bahan kimia yang dikategorikan memerlukan cadangan

minimum (minimum stock) di instalasi.

Sistem penyediaan barang yang telah ada sekarang harus

diperbaiki dengan menambahkan kebijakan penyediaan

spare part dan bahan kimia yang layak disimpan dalam

jumlah stock minimum. Hal ini untuk menghindari

terhentinya operasi karena spare part cadangan dan/atau

bahan kimia tidak tersedia pada saat terjadi kerusakan.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

persiapan pembuatan database, 2) pembuatan database, 3)

pelaksanaan database, dan 4) pengawasan dan evaluasi

database.

• Rencana Perbaikan 30: Perbaikan sistem stock barang di

pergudangan (follow-up hasil penyiapan database spare

part dan bahan kimia).

Setelah database spare part dan bahan kimia yang

memerlukan stok minimum telah dibuat dan disyahkan,

langkah selanjutnya adalah mengakomodasi/mengupdate

database tersebut ke dalam Sistem Informasi Manajemen

Pusat Data Air Minum (SIM PDAM) PDAM Tirtawening.

Sub-kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

identifikasi sistem stock yang ada, 2) perbaikan sistem stock

sesuai dengan sistem database baru.

Page 35: RPAM Draft Final

Hal 35 dari 83

3.1.7. Belum Tersedianya Sistem Perlindungan K3 untuk

Operator Secara Umum Khususnya Unit Desinfeksi.

• Rencana Perbaikan 31: Perbaikan sistem Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Unit Desinfeksi dan gudang chlor.

Gudang klor akan menjadi fokus pertama dalam

penanganan kejadian bahaya terhisapnya gas klor oleh

operator. Untuk itu dua langkah (sub-kegiatan) perlu

dilakukan yaitu: 1) identifikasi unit dan sistem K3 yang ada,

2) desain dan pemasangan sistem netralisasi gas klor.

• Rencana Perbaikan 32:Perbaikan sistem K3 di seluruh

instalasi PDAM.

Secara keseluruhan, untuk meningkatkan kinerja kesehatan

dan keselamatan kerja (K3) di PDAM Tirtawening, dan

secara tidak langsung juga untuk mencegah pengeluaran

perusahaan karena insiden kecelakaan kerja atau tidak

produktifnya operator karena kesehatan kerja, maka

diperlukan penerapan sistem K3 di seluruh instalasi PDAM.

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan adalah: 1)

pembentukan tim K3, 2) identifikasi sistem K3 yang ada, 3)

pembentukan konsep awal sistem K3, 4) pembentukan

sistem K3, 5) pelaksanaan sistem K3, dan 6) monev sistem

K3.

3.1.8. Belum Tersedianya Standard Operating Procedure

(SOP) dan Instruksi Kerja (IK) yang Terkait dengan

Kejadian Bahaya dan Risiko

• Rencana Perbaikan 33: Identifikasi, pembuatan, dan

pelaksanaan SOP dan IK yang diperlukan untuk

mengendalikan risiko).

IPA PDAM Tirtawening belum menerapkan dan

bersertifikasi ISO 9001:2008. Dengan demikian belum

tersedia SOP (Standard Operating Procedure) dan IK

(instruksi Kerja) secara formal. Sub kegiatan rencana

kegiatan ini: 1) Identifikasi SOP dan IK yang perlu dibuat,

dan 2) pelaksanaan SOP d an IK tersebut.

3.1.9. Tidak Jelasnya Kondisi Kehandalan Pompa-Pompa

di Seluruh Instalasi dan Flowmeter di Jaringan

Distribusi.

• Rencana Perbaikan 34: Audit pompa dan pelaksanaan hasil

audit.

Untuk mengetahui kondisi seluruh pompa di instalasi, maka

perlu dilakukan audit pompa. Tahapannya kegiatannya

adalah: 1) persiapan audit, 2) pelaksanaan audit, 3)

perbaikan pompa lama, 4) pemasangan pompa baru.

• Rencana Perbaikan 35: Audit flowmeter dan pelaksanaan

hasil audit.

Page 36: RPAM Draft Final

Hal 36 dari 83

Demikian juga dengan flowmeter, selain untuk ketepatan

pengukuran audit ini berguna untuk mengurangi NRW.

Tahapan kegiatan audit flowmeter adalah: 1) persiapan

audit, 2) pelaksanaan audit, 3) perbaikan flowmeter lama,

4) pemasangan flowmeter baru.

3.1.10. Kurang Optimumnya Proses Pengolahan Terutama

Saat Perubahan Kualitas Air Baku yang Mendadak.

• Rencana Perbaikan 36: Melakukan uji coba koagulan

(untuk menggantikan atau menjadi alternatif saat kualitas

air baku memburuk).

Idealnya kualitas air baku yang diolah setiap tahunnya stabil

tidak berubah. Namun demikian, mengingat kondisi yang

tidak ideal diperlukan satu jenis koagulan yang dapat

mengantisipasi perubahan tersebut. Untuk itu diperlukan

koagulan dan flokulan alternatif yang selain efektif namun

juga murah harganya.

Sub-Kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

identifikasi supplier bahan kimia, 2) pemilihan suplier, 3)

test lab, 4) plant-test, dan 5) evaluasi terhadap bahan kimia

yang ditawarkan tersebut.

3.1.11. Perlunya Pelaksanaan Program-Program

Pendukung (Supporting Programs) untuk RPAM.

• Rencana Perbaikan 37:Program Penunjang 1: Pelatihan

Dasar K3.

Pelatihan ini berguna sebagai dasar untuk mendukung

proses pembentukan sistem K3 di PDAM Tirtawening.

• Rencana Perbaikan 38:Program Penunjang 2: Pelatihan

Penanganan Kebocoran.

• Rencana Perbaikan 39:Program Penunjang 3: Pelatihan GIS

untuk petugas yang menangani kebocoran

• Rencana Perbaikan 40:Program Penunjang 4: Pelatihan

EPANET.

Sub-Kegiatan dari Rencana Perbaikan ini adalah: 1)

persiapan pelatihan, dan 2) pelaksanaan pelatihan.

3.2. Rencana Waktu Pelaksanaan dan Kebutuhan

Biaya

Untuk besaran anggaran biaya yang diperlukan, Tim RPAM

PDAM Tirtawening lebih lanjut mengelaborasi tiap rencana

perbaikan yang telah disusun pada tabel sebelumnya. Tiap

rencana perbaikan, jika memungkinkan, dijabarkan menjadi

beberapa tahapan/sub-kegiatan terutama kegiatan-kegiatan yang

memerlukan biaya. Waktu pelaksanaan juga ditentukan, baik

yang akan dilakukan dalam waktu dekat, maupun dalam waktu

panjang. Sumber pembiayaan di tetapkan, walaupun beberapa

masih memerlukan konfirmasi ketersediaan dana.

Hasil lengkap pelaksanaan Manual RPAM-Operator Modul

5dan Modul 9 (M5: Rencana Perbaikan, M9: Pogram Pendukung)

tersaji pada Lampiran 6.

Page 37: RPAM Draft Final

Hal 37 dari 83

4. Pelaksanaan Rencana

Perbaikan

4.1. Komunikasi Internal dan Eksternal

Tim RPAM PDAM Tirtawening telah menyusun tabel

Rencana Penyebaran Informasi Internal yang digunakan untuk

mengatur informasi apa saja yang perlu disebarkan di kalangan

internal Operator dan informasi apa saja yang ingin didapatkan

dan disebarkan ke kalangan eksternal Operator.

Hal-hal yang dinilai penting oleh Tim RPAM PDAM

Tirtawening untuk dikomunikasikan di kalangan internal PDAM

adalah:

• Seluruh hasil pelaksanaan Modul RPAM-Operator, mulai

dari M1 sampai dengan M11.

• Seluruh keluhan pelanggan yang masuk dan

penanganannya.

• Hasil sosialisasi pelanggan yang dilakukan termasuk

evaluasinya.

• Hasil Survey Kepuasan Pelanggan (SKP).

Seluruh informasi tersebut akan dibahas dan disebarkan di

kalangan internal PDAM menurut jadwal yang ditetapkan

bersama.

Sedangkan informasi yang ingin didapatkan dari kalangan

eksternal dan informasi yang ingin disebarkan ke kalangan

eksternal PDAM adalah:

• Tingkat kepuasan pelanggan.

• Keluhan pelanggan.

• Gangguan pelayanan distribusi air minum karena

perbaikan teknis terencana.

• Kebijakan dan pemberitahuan dari PDAM Bandarmasih.

Hasil lengkap pelaksanaan Manual RPAM-Operator Modul 8

(M8: Membuat SOP) tersaji pada Lampiran 7.

4.2. Penyiapan SOP (Standard Operating

Procedures)

PDAM Tirtawening belum mendapatkan sertifikasi ISO

9001:2008 untuk IPA-nya. Sehingga perlu dibuat SOP dan IK

untuk mengatasi resiko yang teridentifikasi, yaitu:

Hasil lengkap pelaksanaan Manual RPAM-Operator Modul 8

(M8: membuat SOP) tersaji pada Lampiran 7.

4.3. Implementasi Rencana dan Monitoring

Tim RPAM PDAM Tirtawening pada tahap selanjutnya harus

melaksanakan rencana perbaikan yang telah disusun dan

disepakati pada tahap sebelumnya.

Page 38: RPAM Draft Final

Hal 38 dari 83

Rencana pemantauan/monitoring disusun dengan

mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

• Apa yang dimonitor?

• Bagaimana cara memonitornya?

• Waktu atau frekuensi monitoring (tiap hari, bulan, tahun)?

Dimana lokasi monitoring?

• Siapa yang akan melakukan monitoring? Termasuk siapa

yang akan melakukan analisis?

• Siapa yang akan menerima laporan hasil monitoring dan

siapa yang akan menindaklanjutinya?

Page 39: RPAM Draft Final

Hal 39 dari 83

5. Evaluasi Pelaksanaan RPAM Sampai laporan ini dibuat, Tim RPAM belum dapat

melaksanakan evaluasi pelaksanaan RPAM. Evaluasi harus

dilaksanakan dengan menjawab tiga pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah kejadian bahaya dan risiko telah tertangani?

2. Apakah 4K sebagai acuan risiko dan kinerja Operator telah

terpenuhi? Apakah pelanggan air minum telah puas dengan

layanan yang diberikan oleh Operator?

Evaluasi terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan

dilakukan setelah sebagian besar Rencana Perbaikan selesai

dilaksanakan dilapangan.

Page 40: RPAM Draft Final

Hal 40 dari 83

6. Lampiran

6.1. Lampiran 1. Hasil Pelaksanaan M1: Penyusunan Tim RPAM

Komitmen Tim RPAM terlampir di bawah ini.

Page 41: RPAM Draft Final

Hal 41 dari 83

Tim RPAM PDAM Tirtawening Kota Bandung tercantum dalam surat tugas di bawah ini.

Page 42: RPAM Draft Final

Hal 42 dari 83

Page 43: RPAM Draft Final

Hal 43 dari 83

6.2. Lampiran 2Hasil Pelaksanaan M2: Membuat Rantai Pasok

Tabel 3 Deskripsi Rantai Pasok PDAM Tirtawening Sub-sistem Produksi 1

Sumber: Sungai Cikapundung (Cik-3 dan Cik-4) dan Sungai Cisangkuy

KODE

LOKASI

SYMBOL

PROSES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

Sub-sub sistem 2

Cik - 3

Sumber Sungai Cikapundung

- Lokasi Dago Bengkok

- Kota Bandung PJ Tirta – II /

P3B

Pemerintah Daerah

/ Pemerintah Pusat

I.Cik-3

Intake Dago Bengkok dari tandon

PLN.

- Area PDAM Kota Bandung.

- Bandung , PJ Tirta-II

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Badaksinga

T.DB

Transmisi Dago Bengkok ND.500

- Debit : 400 Lit/det

- Dinas Binamarga & Pengairan

- Pemkot Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Badaksinga

Sub-sub sistem 3

Cik - 4

Sumber Sungai Cikapundung

- Lokasi Lebak Siliwangi

- Kota Bandung PJ Tirta – II /

P3B

Pemerintah Daerah

/ Pemerintah Pusat

I.Cik-4

Intake Lebak Siliwangi.

- Area PDAM Kota Bandung.

- Bandung , PJ Tirta-II

PDAM / Bag. Prod-1

Seksi Badaksinga

T.LS

Transmisi Lebak Siliwangi-

Badaksinga ND.200 mm

• Debit : 200 Lit/det

• Pemkot Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Badaksinga

Sub-sub sistem 1

S.Cis

Sumber Sungai Cisangkuy

• Lokasi Desa Lamajang.

• Bandung Barat, PJ Tirta – II

Pemerintah Daerah

/ Pemerintah Pusat

TPC TPC

Pengambilan air dari Turbin PLN

Cikalong

• Lahan Daerah Aliran Sungai.

• Lokasi Tail water Turbin

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

S.Cis

T.LS

I.Cik-4

Cik-4

I.Cik-3

Cik-3

T.DB

Page 44: RPAM Draft Final

Hal 44 dari 83

Lamajang

• Bandung Barat, PJ Tirta-II

I.Cis

Intake Cisangkuy

• Lahan PDAM Tirtawening

Kota Bandung

• Lokasi Cikalong.

• Bandung Barat, PJ Tirta-II

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

T.Cis

Pipa ND 900 mm Penghantar dari

Intake ke BakPrasedimentasi

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

Pra.Cis

Bak Pengendap awal, Lokasi Tanah

Milik PDAM Tirtawening Kota

bandung.

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

T.Cis L

Pipa Transmisi air baku Lama ND

900 mm

• L = 32 Km dari Prased ke IPA

Badaksinga.

• Debit = 800 Lit/det.

• Konstruksi tahun 1959

Prancis

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

LP – 1 s/d

19

LP 1-19

Low point no 1 s/d 19 disepanjang

jalur pipa transmisi Lama.

Guna Membuang endapan lumpur

dalam pipa, partikel diskrit yg tidak

terendapkan

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

Hp. 1 s/d 19

High Point : Pembuangan udara

akibat adanya turbulensi aliran

dalam pipa transmisi lama yang

menyebabkan timbulnya water

hammer.

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

T.Cis B

Pipa Transmisi air baku Baru ND 850

mm

L = 32 Km dari Prased ke IPA

Badaksinga.

Debit = 700 Lit/det.

Konstruksi tahun 1991 Belanda

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

WO-1s / d

18

WO 1-18

Wash Out no 1 s/d 18 disepanjang

jalur pipa transmisi Baru.

Guna Membuang endapan lumpur

dalam pipa, partikel diskrit yg tidak

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

T.Cis B

HP

T.Cis L

Prac. Cis

T.Cis

I.Cis

Page 45: RPAM Draft Final

Hal 45 dari 83

terendapkan di bak sedimentasi

AV. 1 s/d 19

High Point : Pembuangan udara

akibat adanya turbulensi aliran

dalam pipa transmisi baru yang

menyebabkan timbulnya water

hammer

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi Cikalong

IPA BS

IPA Badaksinga Kap 1800 L/det

Lokasi : Tanah Milik PDAM

Tirtawening Kota Bandung Jl.

Badaksinga

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi R.Badaksinga

R. BS

Reservoir Badaksinga

Lahan Milik PDAM Kota Bandung.

Pembubuhan desinfektan.

PDAM / Bag.

Produksi 1

Seksi R Badaksinga

D-Bs.1

PipaDistribusi dari IPA Badaksinga

ke Tengah Selatan (BT-5)

• Daerah layanan Gedung Sate

Dsk.

PDAM / Bag.

Distribusi

Seksi Seksi Wil

Tengah selatan.

BT-5

AreaPelayanan IPA Badaksinga

• Daerah GedungSatedan

sekitarnya.

PDAM /

Bag.Distribusi

Seksi Wilayah

BandungTimur

D-Bs.2

PipaDistribusi dari IPA Badaksinga

ke Timur (BT-6)

• Surapati, Cicaheum, Antapani

dan Kiaracondong

PDAM / Bag.

Distrubusi

Seksi Seksi Wil

Tengah selatan.

BT-6

AreaPelayanan IPA Badaksinga

• Surapati, Cicaheum

• Kiaracondong, Antapani

PDAM /

Bag.Distribusi

Seksi Wilayah

BandungTimur

D-Bs.3

PipaDistribusi dari IPA Badaksinga

ke Barat: (BT-7)

• Buah-batu, Margahayu,

Riung Ban- dung, Turangga,

Ciwastra, Matro dan

Cipamokolan.

PDAM / Bag.

Distribusi

Seksi Seksi Wil

Tengah Selatan.

BT-

Area Pelayanan IPA

Badaksinga

- Buah batu, Margahayu, Riung

Ban- Bandung, Turangga,

Ciwastra, Metro dan

PDAM /

Bag.Di

str

Seksi Wil

Bdg

D-Bs.3

BT-6

D-Bs.2

BT-5

D-Bs.1

R.BS

IPA BS

AV

Page 46: RPAM Draft Final

Hal 46 dari 83

Cipamokolan.

Timur

D-Bs.4

PipaDistribusi dari IPA Badaksinga

ke Barat: (BTs - 2 )

• Kebonkawung, Kawasan

Pemkot, Merdeka, Gurame,

Terus. Buah-batu dan Batu

Nunggal.

PDAM / Bag.

Distrisbusi

Seksi Seksi Wil

Tengah Selatan.

BTS-

Area Pelayanan IPA

Badaksinga

- Kebonkawung, Kawasan

Pemkot, Merdeka, Gurame,

Terus. Buah-batu dan Batu

Nunggal

PDAM /

Bag.Di

str

Seksi Wil

Bdg

Timur

D-Bs-5

Pipa Distribusi dari IPA Badaksinga

ke Barat: (BU-10 ) dan BTs-1

• Daerah Patungsinga,

Cihampelas Bawah Dsk dan

Merdeka Lio Dsk.

PDAM / Bag.

Distribusi

Seksi Seksi Wil

Tengah Selatan.

BU-

Area Pelayanan IPA

Badaksinga

- Daerah Patungsinga,

Cuhampelas Bawah Dsk dan

Merdeka Lio Dsk.

PDAM /

Bag.Di

str

Seksi Wil

Bdg

Timur

D-Bs.6

PipaDistribusi dari IPA Badaksinga ke

Barat: BB dan BTs-1

− D-Bs-5. : Pajajaran Dsk, Arjuna,

Garuda ,Rajawali Timur Sudirman.

− D-Bs.6. : Kopo, Cibadak, Astana

anyar, kebon Jati, Pasir Koja dan

Pagarsih.

− BTs-1: Otista, Suniaraja,

Kebonjati, Inhoftank, Cicendo

Soekarno Hatta dan

Wastukencana.

PDAM / Bag.

Distribusi

Seksi Seksi Wil

Tengah Selatan.

BB

Area Pelayanan IPA

Badaksinga

PDAM /

Bag.Di

D-Bs.6

D-Bs.5

D-Bs.4

Page 47: RPAM Draft Final

Hal 47 dari 83

- D-Bs-5. : Pajajaran Dsk,

Arjuna, Garuda ,Rajawali

Timur Sudirman.

- .D-Bs.6. : Kopo, Cibadak,

Astana anyar, kebon Jati,

Pasir Koja dan Pagarsih.

str

Seksi Wil

Bdg

Timur

BTS-

Area Pelayanan IPA

Badaksinga

- Otista, Suniaraja, Kebonjati,

Inhoftank, Cicdndo ukarno

Hatta dan Wastukencana,

PDAM /

Bag.Di

str

Seksi Wil

Bdg

Tenga

h

selata

n

Tabel 4 Deskripsi Rantai Pasok PDAM Tirtawening Sub-sistem Produksi 1 (Air Tanah Dalam)

Wilayah Bandung Timur.

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

AW - 1

Sumur Bor

Dalam AW-

1.

Lokasi Dinas

Pariwisata

Kota

Bandung

Jalan

A.Yani.

Layanan BT-6

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

AW - 5

Sumur Bor

Dalam AW-

5.

Lokasi Balai

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Page 48: RPAM Draft Final

Hal 48 dari 83

Keselamata

Kota Bandung

Jalan Jawa

(Depan BTN.

SMP.N-5

Bdg)

Layanan BT-6

AW - 6

Sumur Bor

Dalam AW-

6.

Lokasi Kantor

Pusat PT.

KAI

Kota Bandung

Jalan

Perintis

Kemerdeka

an.

Layanan

BT-6

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

SA - 1

Sumur Bor Lokal

Dalam

Arcamanik

-1.

Lokasi Perum

Arcamanik

Jl. Golf

Bandung.

Layanan BT-3 (

Perum

Arcamanik)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

H-SA-1

Hidrophore

Arcamanik

- 1

Lokasi Sumur

Bor Dalam

Lokal

Arcamanik

- 1

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

SA - 3

Sumur Bor Lokal

Dalam

PDAM/Bag.

Produksi-1

Page 49: RPAM Draft Final

Hal 49 dari 83

Arcamanik

-3

Lokasi Perum

Arcamanik

Jl. Senam

Bandung.

Layanan BT-3 (

Perum

Arcamanik)

Seksi Sumur Bor

MP.SA-

3

Instalasi Mini

Plan Sumur

Dalam

Lokal

Arcamanik

- 3

Lokasi Jalan

Senam

Milik PDAM

Tirtawenin

g Kota

Bandung.

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

PC.SA-

3

Pompa

Centrifugal

Sumur Bor

Dalam

Arcamanik-

3.

Pendistribusian

Energi

pompa ke

BT-3

(Perum

Arcamanik)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Page 50: RPAM Draft Final

Hal 50 dari 83

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

SA - 4

Sumur Bor Lokal

Dalam

Arcamanik -

4.

Lokasi Perum

Arcamanik

Jl. Dayung

Bandung.

Layanan BT-3 (

Perum

Arcamanik)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

MP.SA-

4

Instalasi Mini

Plan Sumur

Dalam

Lokal

Arcamanik - 4

Lokasi Jalan

Dayung

Milik PDAM

Tirtawenin

g Kota

Bandung.

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

R.SA-4

Reservoir Mini

Plan Sumur

Bor Lokal

Arcamanik-

4

Lokasi Sumur

Bor Lokal

Arcamanik

4

Jalan Dayung.

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

PC.SA-

Pompa

Centrifugal

PDAM/Bag.

Produksi-1

Page 51: RPAM Draft Final

Hal 51 dari 83

4

Sumur Bor

Dalam

Arcamanik-

4.

Pendistribusian

Energi

pompa ke

BT-3

(Perum

Arcamanik)

Seksi Sumur Bor

S-P.

Sumur Bor Lokal

Dalam

Pesantren

Lokasi Jalan

Cipagalo

Bandung.

Layanan BT-3

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

H.S-P

Hidrophore

Pesantren

Lokasi Sumur

Bor Dalam

Lokal

Pesantren.

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

S-Ap

Sumur Bor Lokal

Dalam

Antapani

Lokasi Jalan

Jajawai -

Antapani

Bandung.

Lahan Milik

PDAM

Tirtawenin

g Kota

Bandung.

Layanan BT-3

(Perum.

Pratista)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

H.S-Ap

Hidrophore

Sumur Bor

Dalam

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Page 52: RPAM Draft Final

Hal 52 dari 83

Lokal

Antapani

Lokasi Sumur

Bor Dalam

Lokal

Antapani

S-BA

Sumur Bor Lokal

Dalam

Bumi Kiara

Asri

Lokasi Perum

Bumi Kiara

Asri.

Lahan Milik

PDAM

Tirtawenin

g Kota

Bandung.

Layanan BT-

(Perum.

Bumi Asri)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

M

P-

B

A

Instalasi Minj

Plan

Sumur Bor

Dalam

Lokal Bumi

Kiara Asri

Lokasi

Perumahan

Bumi Asri.

(Kiaracondong)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

Page 53: RPAM Draft Final

Hal 53 dari 83

R-BA

Reservoir Mini Plan

Sumur Bor

Lokal Bumi

Kiara Asri

Lokasi Sumur Bor

Lokal Bumi

Kiara Asri

Perum Bumi Asri.

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

PC-BA

Pompa Centrifugal

Sumur Bor

Dalam Bumi

Kiara Asri

Pendistribusian

Energi pompa

ke BT-3

(Perum Kiara

Asri)

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

H.S-BA

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Bumi

Kiara Asri

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Bumi Kiara

Asri .

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

S-Rf

Sumur Bor Lokal

Dalam

Raflesia

Lokasi Perum

Raflesia/Kawal

uyaan

Lahan Milik PDAM

Tirtawening

Kota Bandung.

Layanan BT-

(Perum.

Raflesia)

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

H.S-Rf

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Raflesia

Lokasi Sumur Bor

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Page 54: RPAM Draft Final

Hal 54 dari 83

Dalam Lokal

Raflesia.

Bor

S-Pf

Sumur Bor Lokal

Dalam Pusnif

Lokasi Jalan

Pramuka

Komp, Punif

Lahan Milik Pusnif.

Layanan BT-1

(Perum.

Pusnif)

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

H-Pf

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Pusnisf

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Perum Pusnif.

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

Wilayah Bandung Tengah Selatan

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

AW - 8

Sumur Bor

Dalam

AW-8.

Lokasi Bengkel

Mobil,

Sungai

Citepus.

Kota Bandung

Jalan

Industri.

Layanan B.Tsel-

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

AW - 9

Sumur Bor

Dalam

PDAM / Bag.

Produksi-1

Page 55: RPAM Draft Final

Hal 55 dari 83

AW-9.

Lokasi Pabrik

Gas

INKABA.

Kota Bandung

Jalan

Industri.

Layanan BB -

Seksi Sumur Bor

S-Kk Sumur Bor

Lokal

Dalam

Kopo

Kencana.

Lokasi Komp.

Kopo

Kencana

Lahan Milik

PDAM

Tirtawenin

g

Layanan BB

(Perum.

Kopo

Plaza)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

H-Kk

Hidrophore

Sumur Bor

Dalam

Lokal

Kopo

Kencana

Lokasi Sumur

Bor Dalam

Lokal

Kopo

Kencana

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

S-Kp

Sumur Bor

Lokal

Dalam

Kopo

Plaza

Lokasi Komplek

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Page 56: RPAM Draft Final

Hal 56 dari 83

Kopo

Plaza

Lahan Milik

PDAM

Tirtawenin

g

Layanan BB

(Perum.

Kopo

Plaza)

H-Kp

Hidrophore

Sumur Bor

Dalam

Lokal

Kopo

Plaza

Lokasi Sumur

Bor Dalam

Lokal

Kopo

Plaza.

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

S-Tl

Sumur Bor

Lokal

Dalam

Taman

Lingkar

Lokasi Komplek

Perum

Taman

Lingkar

Lahan Milik

PDAM

Tirtawenin

g

Layanan BB

(Perum. T

Lingkar)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

H.Tl

Hidrophore

Sumur Bor

Dalam

Lokal

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Page 57: RPAM Draft Final

Hal 57 dari 83

Taman

Lingkar

Lokasi Sumur

Bor Dalam

Lokal

Taman

Lingkar

Wilayah Bandung Barat.

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

AW - 11

Sumur Bor

Dalam

AW-11.

Lokasi Tanah

PJKA

Rumah

Dinas.

Kota Bandung

Jalan

Elang

Layanan BB

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Hid-11

Hidrophore 11

Lokasi AW-11

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

AW - 13

Sumur Bor

Dalam

AW-13.

Lokasi Tanah

Rumah

Dinas

PDAM

Tirtawenin

g Kota

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Page 58: RPAM Draft Final

Hal 58 dari 83

Bandung.

Jalan Raya

Cibeurem.

Layanan BB

Hid-13

Hidrophore 13

Lokasi AW-13

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

AW - 14

Sumur Bor

Dalam

AW-14.

Lokasi Tanah

Kantor

BPKP

Kota Bandung

Jalan Raya

Cibeurem.

Layanan BB

PDAM / Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

S-Dd Sumur Bor

Lokal

Dalam

Dadali

Lokasi Jalan

Pinguin

Komp.

Perum

Dadali

Lahan Milik

PDAM

Tirtawenin

g

Layanan BB

(Perum.

Dadali)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

H-Dd

Hidrophore

Sumur Bor

Dalam

Lokal

Dadali

Lokasi Sumur

Bor Dalam

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

Page 59: RPAM Draft Final

Hal 59 dari 83

Lokal

Perum

Dadali

S-Sb Sumur Bor

Lokal

Dalam

Saibi

Lokasi Komp.

Perum

Saibi

Cijerah

Lahan Milik

PDAM

Tirtawenin

g

Layanan BB

(Perum.

Saibi)

PDAM/Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

H-Sb

Hidrophore

Sumur Bor

Dalam

Lokal

Saibi

Lokasi Sumur

Bor Dalam

Lokal

Perum

Cijerah –

Saibi.

PDAM Bag.

Produksi-1

Seksi Sumur Bor

KODE

L

O

K

A

S

I

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

S-Ct

Sumur Bor Lokal

Dalam Citarip

PDAM/Bag.

Produksi

Page 60: RPAM Draft Final

Hal 60 dari 83

Lokasi Komp.

Perum Citarip

Lahan Milik PDAM

Tirtawening

Layanan BB

(Perum.

Saibi)

-1

Seksi Sumur

Bor

H-Ct

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Citarip

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Perum Citarip

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

S-B8

Sumur Bor Lokal

Dalam Blok-8

Cijerah

Lokasi Komp.

Cijerah Jalan

Anggur.

Lahan Milik PDAM

Tirtawening

Layanan BB

(Perum.

Cijerah)

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

H-B8

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Blok-8

Cijerah

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Perum

Cijerah.

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

S-B9

Sumur Bor Lokal

Dalam Blok-9

Melong

Lokasi Jalan

Melong

Lahan Milik PDAM

Tirtawening

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

Page 61: RPAM Draft Final

Hal 61 dari 83

Layanan BB

(Perum.

Cijerah)

H-B9

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Blok-9

Melong

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Perum Cijerah

– Melong.

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

S-BAs

Sumur Bor Lokal

Dalam Bumi

Asri

Lokasi Perum Bumi

Asri

Lahan Milik PDAM

Tirtawening

Layanan BB

(Perum. Bumi

Asri)

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

H-BAs

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Bumi

Asri

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Bumi Asri

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

S-GAs

Sumur Bor Lokal

Dalam

Gempol Asri

Lokasi Perum

Gempol Asri

Lahan Milik PDAM

Tirtawening

Layanan BB

(Perum.

Gempol Asri)

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

Hidrophore Sumur PDAM Bag.

Page 62: RPAM Draft Final

Hal 62 dari 83

H-GAs Bor Dalam

Lokal

Gempol Asri

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Gempol Asri

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

KODE

L

O

K

A

S

I

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

S-Ss

Sumur Bor Lokal

Dalam

Sumber Sari

Baru

Lokasi Komplek

Sumber Sari

Lahan Milik PDAM

Tirtawening

Layanan BB

(Perum.

Sumber Sari)

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

H-Ss

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal Sumber

Sari Baru

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Sumber Sari

Baru

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

S-Mw

Sumur Bor Lokal

Dalam

Mekarwangi

Lokasi Komplek

Mekarwangi

Lahan Milik PDAM

PDAM/Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

Page 63: RPAM Draft Final

Hal 63 dari 83

Tirtawening

Layanan BB

(Perum.

Sumber Sari)

H-Mw

Hidrophore Sumur

Bor Dalam

Lokal

Mekarwangi

Lokasi Sumur Bor

Dalam Lokal

Mekarwangi

PDAM Bag.

Produksi

-1

Seksi Sumur

Bor

Tabel 5 Deskripsi Rantai Pasok PDAM Tirtawening Sub-sistem Produksi 2

Sumber: Sungai Cikapundung (Cik-1 dan Cik-2)

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

Sub-sub sistem 4

Cik - 1

Sumber Sungai

Cikapundung

Lokasi Bantarawi

Bandung Barat, PJ

Tirta – II

/Tahura, P3B.

Pemerintah

Daerah /

Pemerint

ah Pusat

I.cik-1

Intake Bantarawi

Area Perhutani /

Tahura

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Pakar.

Prased

B

Bak Prasedimentas

Bantar Awii,

untuk

pengendaoa

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Pakar

Page 64: RPAM Draft Final

Hal 64 dari 83

.

A

n awal

partikel

diskrit.

Lokasi : Area Milik

Perhutani/TA

HURA

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

T-DPk.

Sistem Pipa

Transmisi

dari Intake

Bantarawi ke

IPA Dago

Pakar.

ND. 500 mm Debit

: 600 L/det.

Area Tahura

Perhutani

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Dago

Pakar

IPA

D

a

g

o

IPA Dago Pakar

Kapasitas

600 lit/det.

Lokasi : Tanah

Milik PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Dago

Pakar

R-Dp

Reservoir IPA

Dago Pakar. :

pembubuhan

desinfektan,

penampunga

n air.

Lokasi : Tanah

Milik PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Dago

Pakar

Page 65: RPAM Draft Final

D-9

BU-9

D-9.1

R- 12

D-11

BU-8

Hal 65 dari 83

Distribusi Area

pelayanan

dari IPA

Dago Pakar

ke Bandung

Utara (BU-9)

Daerah Layanan

dari R. Dago

Pakar,

melalui D-9

Sistem Pipa

Transmisi

dari R. Pakar

ke R.12 Dago

Pojok.

ND. 250 mm

Reservoir R.12

Bukit Dago

Selatan.

Lokasi : Tanah

Milik PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Kota Bandung. , PJ

Tirta-II

Distribusi Area

pelayanan

dari R-12

Pakar ke

Bandung

Utara (BU-8

dan BT-2)

Dari : R.12 →

Daerah/area

Pelayanan.

Cigadung dan

sekitarnya.

Kanayakan,dsk

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Seksi Wilayah

Utara

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Seksi Wilayah

Utara

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Dago

Pakar

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Dago

Pakar

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Seksi Wilayah

Utara

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Seksi Wilayah

Utara

Page 66: RPAM Draft Final

Hal 66 dari 83

Bangbayang,dsk

TB. Ismail,dsk

Sadang serang,dsk

Gagak,dsk

Cikutra Barat,dsk

Sukaluyu,dsk

Jalaprang,dsk

Cukang

Kawung,dsk

Dipati Ukur,dsk

Ir.H. Juanda

(Boromeus),

dsk

Tengku Umar,dsk

Siliwangi,dsk

Tamansari,dsk

Cihampelas,dsk

Cipaganti,dsk

Sukajadi,dsk

Sederhana,dsk

Pasteur,dsk

Djundjunan,dsk

Sukawarna,dsk

Pajajaran,dsk

U.Suparmin,dsk

Citepus,dsk

Babakan Jeruk,dsk

Sukamulya,dsk

Sukagalih,dsk

Ci[pedes

Tengah,dsk

Pasteur

Regency,dsk

Sebagian Surya

Sumantri

Sebagian

Sukakarya

Gunung Batu,dsk.

BT-2

Daerah Layanan

dari R.12 ,

PDAM/ Bag.

Distrribu

Page 67: RPAM Draft Final

D-10

BU-10

D-9.2

R-9

D-12

Hal 67 dari 83

melalui D-11

Cihaur Geulis,

Muararajeun

Lama da

Sukaluyu.

Distribusi ke area

pelayanan

Dago

Cigadung

Dsk dari IPA

Dago Pakar

(BU-10)

Daerah Layanan

dari R Dago

Pakar dan

MP Dago

Pakar melalui

D 10 a dan

10b.

- Cigadung dan

sekitarnya

Sistem Pipa

Distribusi

dari R. Pakar

ke R.9

Cukang

Kawung.

ND.250 mm

R-9 Cikutra.

Lokasi : Tanah

Milik PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Kota Bandung. , PJ

Tirta-II

Distribusi Area

pelayanan

dari R-9 ke

si.

Seksi Wilayah

Bandung

Timur

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Seksi Wilayah

Utara

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Seksi Wilayah

Utara

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Dago

Pakar

PDAM / Bag.

Prod-1

Seksi Dago

Pakar

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Page 68: RPAM Draft Final

Hal 68 dari 83

Bandung

Utara (BT-1)

Seksi Wilayah

Utara

BT-1

Daerah Layanan

dari R.9 ,

melalui D-12

- Sebagian Cikutra,

sebagian Surapati,

sebagian Padasuka

dan sebagian Abdul

Hamid.

PDAM/ Bag.

Distrribu

si.

Seksi Wilayah

Bandung

Timur

Sub-sub sistem 5

Cik - 2

Sumber Sungai

Cikapundung

Lokasi Dago Pakar

Juanda

Bandung Barat, PJ

Tirta – II

/Tahura, P3B

Pemerintah

Daerah /

Pemerint

ah Pusat

I.Cik-2

Intake Mini Plan

Dago Pakar

dari tandon

PLN.

Area Perhutani /

Tahura

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Pakar.

MP.

D

.P

k

IPA Mini Plan Dago

Pakar kap. 40

Lit/det.

Lokasi : Tanah

Milik PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi Dago

Pakar

D.DPK

Distribusi dari

Miniplan

dago Pakar

ke

Reservoir dago

Page 69: RPAM Draft Final

Hal 69 dari 83

pakar

Gambar 11 Rantai Pasok Mata Air I (MA-I)

Tabel 6 Deskripsi Rantai Pasok PDAM Tirtawening Sub-sistem Produksi 2 (Mata Air)

Sumber Mata Air Bandung Utara.

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

M.Lb M.Ch M.Cwg 1,2 M.Clg M.Ck 1,2

Br.L M.Ch M.Cwg M.Clg M.Ck 1,2

T.Lb T.Ch T.Cwg T.Clg T.Ck 1,2

SCT

T.-1

M.Cwn

M.Cwn

T.Cwn

D-1

Page 70: RPAM Draft Final

Hal 70 dari 83

Sub-sub sistem 8

MA – I

Mata air : Cilaki,

Ciliang,

Cigentur ,

Ciasahan,

Ciwangi

1,2,3 , Legok

Baygon.

Area Perhutani

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

BR- I

Bangunan

Penangkap

air /

Broncapteri

ng : Cilaki,

Cigentur 1,

Cigentur

2,Ciliang,

Ciasahan,

Ciwangi,

Legok

Baygon.

Area Perhutani

dan PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

T-MA-1

Sistem transmisi

dari

Broncapteri

ng MA

Cilaki,

Cigentur 1,

Cigentur

2,Ciliang,

Ciasahan,

Ciwangi,

Legok

Baygon

Masuk SCT.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

Sub-sub sistem 11

MA Mata Air PDAM / Bag.

Page 71: RPAM Draft Final

Hal 71 dari 83

C

w

Ciwangun.

Area PDAM Kota

Bandung

Produksi-

2

Seksi R.XI

BR-Cw

Bangunan

Penangkap

air /

Broncapteri

ng :

Ciwangun.

Area PDAM Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

T-MA-

C

w

Sistem transmisi

dari

Broncapteri

ng MA

Ciwangun

Masuk SCT.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

SCT

Bak Pengumpul

Mata Air

(Spring

Collector

Tank) Loaksi

dekat Mata

air

Ciwangun.

Area PDAM Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

D-1

Sistem perpipaan

Distribusi.

Dari SCT →ke

layanan

Bandung

Utara. (BU-

1)

PDAM/ Bag.

Distribusi.

Seksi Wil.

Bandung

Utara.

T-2

Sistem transmisi

dari SCT ke

BPT-1 ,

Area PDAM Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

BPT-1 Bak Pelepas

Tekan

PDAM / Bag.

Produksi-

Page 72: RPAM Draft Final

Hal 72 dari 83

.Lokasi

Parompong

.

Area dan jalur

Milik PDAM

Kota

Bandung.

2

Seksi R.XI

D-2

Sistem perpipaan

Distribusi

Dari BPT-1 → Ke

layanan

Bandung

Utara. (BU-

1)

PDAM/ Bag.

Distribusi.

Seksi Wil.

Bandung

Utara.

BU-1

Dari SCT & BPT-1

→Daerah /

area

Pelayanan :

UNAI & Kaveleri

Parompong.

PDAM / Bag.

Distr

Seksi Wil Bdg

Utara

T-3

Sistem transmisi

dari ke BPT-1

ke BPT 2

Area PDAM Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

BPT-2 Bak Pelepas

Tekan

.Lokasi

Patrol.

Area dan jalur

Milik PDAM

Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

D-3

Sistem perpipaan

Distribusi

Dari BPT-2 →ke

layanan

Bandung

Utara. (BU-

2)

PDAM/ Bag.

Distribusi.

Seksi Wil.

Bandung

Utara.

Dari BPT.2 → PDAM / Bag.

Page 73: RPAM Draft Final

Hal 73 dari 83

BU-2

Daerah/area

Pelayanan :

Panyairan

Kampung Gajah

Kp. Sereh

Cihideung

Distr

Seksi Wil Bdg

Utara

T-4

Sistem transmisi

dari ke BPT-

2 ke BPT 3

Area PDAM Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

Sub-sub sistem 9

M Pa

Mata Air

Panyairan.

Air masuk

ke BPT-III

Lahan Milik Tanah

PDAM

Hibah dari

Kamp. Gajah

(Century Hill

).

Bandung Barat ,

PJ Tirta II

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI

BR-Pa

Broncaptering

Panyairan.

Lahan Milik Tanah

PDAM

Hibah dari

Kamp Gajah

(Century Hill

).

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI.

T.Pa

Pipa Transmisi

Broncapteri

ng

Panyairan

ke BPT-III.

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI

BPT-3 Bak Pelepas

Tekan 3

Lokasi

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Page 74: RPAM Draft Final

Hal 74 dari 83

Chdung.

Area dan jalur

Milik PDAM

Kota

Bandung.

Seksi R.XI

D-4

Sistem perpipaan

Distribusi

Dari BPT-3 →ke

layanan

Bandung

Utara. (BU-

3)

PDAM/ Bag.

Distribusi.

Seksi Wil.

Bandung

Utara.

BU-3

Dari BPT.3 →

Daerah/area

Pelayanan :

Awigombong,dsk

Sersan sodik,dsk

Setiabudhi

(Cipaku),dsk

Negla Pojok,dsk

Panyairan,dsk

Budi Indah,dsk

Cipaku Indah,dsk

Sersan Surip,dsk

Eldorado,dsk

Puri Isola,dsk

Cirateun,dsk

PDAM / Bag.

Distr

Seksi Wil Bdg

Utara

T5

Sistem transmisi

dari ke BPT-

3 ke BPT 4

Area PDAM Kota

Bandung

Sub-sub sistem 10

MA- Sal

Mata Air

Cisaladah,

Air Masuk

Ke BPT IV

Lahan Milik Tanah

PDAM.

Bandung Kota, PJ

Tirta II

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI

Page 75: RPAM Draft Final

Hal 75 dari 83

BR-Sal

Broncaptering

Cisaladah

Lahan Milik Tanah

Milik PDAM

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI.

T sal

Distribusi dari

Mata Air

Cisaladah

Masuk BPT

IV

Lahan Milik Tanah

Disperum

(Distarcip)

Bandung Kota, PJ

Tirta II

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI

BPT-4 Bak Pelepas

Tekan

.Lokasi

Chdung.

Area dan jalur

Milik PDAM

Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Seksi R.XI

D-6

Sistem perpipaan

Distribusi

Dari BPT-4 → Ke

layanan

Bandung

Utara. (BU-

5)

PDAM/ Bag.

Distribusi.

Seksi Wil.

Bandung

Utara.

BU-5

Dari BPT.4 →

Daerah/area

Pelayanan :

Cilimus

Sersan Bajuri

bawah

Negla Pojok

bawah

PDAM / Bag.

Distr

Seksi Wil Bdg

Utara

T-6

Sistem BPT-4 dan

R.XI .

Area PDAM Kota

PDAM / Bag.

Produksi-

2

Page 76: RPAM Draft Final

Hal 76 dari 83

Bandung.

Seksi R.XI

R XI Reservoir XI Lelak

di Sersan

Bajuri

Ledeng.

Menampun

g Mata Air

Bandung

Utara

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI

D-8 Sistem perpipaan

Distribusi

Dari IPA

Cibeureum

& R.11 → ke

layanan

Bandung

Utara. (BU-

6)

PDAM/ Bag.

Distribusi.

Seksi Wil.

Bandung

Utara.

BU-6

Dari Mini Plan

Cibereum &

R.11 →

Daerah/area

Pelayanan

(D7 & D8)

Gegerkalong

Girang,dsk

Pa Gatot,dsk

Gegerkalong

Hilir,dsk

Sarijadi,dsk

Setrasari,dsk

Sukahaji,dsk

Flat Sarijadi,dsk

Sarikaso ,dsk

PDAM / Bag.

Distr

Seksi Wil Bdg

Utara

Sub-sub sistem 13

MA Cit

Mata Air Citalaga

Lahan Milik Tanah

PDAM.

Bandung Kota, PJ

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI

Page 77: RPAM Draft Final

Hal 77 dari 83

Tirta II

BR-Cit

Broncaptering

Citalaga

Lahan Milik Tanah

Disperum

(Distarcip)

Bandung Kota, PJ

Tirta II

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI.

D-5

Sistem perpipaan

Tansmisi /

Distribusi

Dari MT Air

Citalaga →

Ke layanan

Bandung

Utara. (BU-

4)

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI dan

Seksi Wil

Utara

BU-4

Dari Mata Air

Citalaga →

Daerah/area

Pelayanan :

Gegerkalong

Tonggoh

Gegerkalong

Lebak

Pavirus

PDAM / Bag.

Distr

Seksi Wil Bdg

Utara

Sub-sub sistem 12

MA-

Ci

b

Mata Air Cibadak

Lahan Milik Tanah

Disperum

(Distarcip)

Bandung Kota, PJ

Tirta II

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI.

BR-Cib

Broncaptering

Cibadak

Lahan Milik Tanah

Disperum

(Distarcip)

Bandung Kota, PJ

Tirta II

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi R.XI.

Transmisi dari PDAM / Bag.

Page 78: RPAM Draft Final

Hal 78 dari 83

T.Cib Mata Air

Cibadak ke

R. XI Ledeng

ND. 150 mm

Prod -2

Seksi R.XI

Sumber Sungai dan Mini Plan Cibeureum.

KODE

LOK

ASI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

Sub-sub sistem 6

Cb

Sumber Sungai

Cibeureum.

Jalan Sersan Bajuri

Area PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta – II

Pemerintah

Pusat/Da

erah

I-Cb

Intake Cibeureum

Jalan Sersan Bajuri

Area PDAM

Tirtawening

Kota Bandung

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi

Cibeureu

m.

Prased Cb

Bak

Prasedimenta

si, untuk

pengendaoan

awal partikel

diskrit.

Area PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi

Cibeureu

m

T-Cb

Sistem Pipa

Transmisi dari

PDAM / Bag.

Prod-2

Page 79: RPAM Draft Final

Hal 79 dari 83

Intake ke IPA

Cibeureum.

Area PDAM

Tirtawening

Kota Bandung

Seksi

Cibeureu

m.

M - IPA

Cibe

uere

m

Mini P - IPA

Cibeurem

Kapsitas 40

lit/det.

Lokasi Jl Sersan

Bajuri-Kedeng

Area PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi

Cibeureu

m

R Cb

Reservoir

Cibeureum

Lelak di

Sersan Bajuri

Ledeng.

Menampung

Air Olahan MP

CibeureumBa

ndung Utara

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi R.XI

D-7 Sistem perpipaan

Distribusi

Dari IPA

Cibeureum &

R.11 →ke

layanan

Bandung

Utara. (BU-6)

PDAM/ Bag.

Distribus

i.

Seksi Wil.

Bandung

Utara.

Sumber Mata Air Pasir Impun

KODE

L

O

K

A

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

Page 80: RPAM Draft Final

Hal 80 dari 83

SI

Sub-sub sistem 14

MT. PI

Sumber Mata Pasir

Impun

Lokasi Desa Pasir

Impun

Lahan Lapas

Sukamiskin

Bandung Barat, PJ

Tirta – II

Lapas

Sukamis

kin

Br.PI

Broncaptering

Pasir Impun

Lahan Milik Lapas

Sukamiskin

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi

Cibeureu

m

D-13

Sistem perpipaan

Distribusi

Dari Mata air Pasir

Impun

→ Ke layanan

Bandung

Timur. (BT-3)

PDAM/ Bag.

Distribus

i.

Seksi Wil.

Bandung

Timur

BT-3

Daerah Pelayanan

Keluran

Sukamiskin

dari Mata Air

Pasir Impun :

Pasantren

Lapas Sukamiskin.

Komplek /Perum

Sukamiskin.

PDAM/ Bag.

Distribus

i.

Seksi Wil.

Bandung

Timur

Sumber Sungai Cipanjalu

KODE

L

O

K

A

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

Page 81: RPAM Draft Final

Hal 81 dari 83

SI

Sub-sub sistem 7

Cp

Sumber Sungai

Cipanjalu

Lokasi Desa

Cipanjalu

Lahan Milik PDAM

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta – II

Pemerintah

Daerah /

Pemerint

ah Pusat.

I.Cp

Intake Cipanjalu

Lahan Milik PDAM

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi

Cibeureu

m

T.cp

Transmisi dari

Intake

Cipanjalu ke

IPA/ MP

Cipanjalu. ND ....

mm

Kapasitas 20

Lit/detik.

PDAM / Bag.

Prod -2

Seksi

Cibeureu

m

IPA Cp

IPA Cipanjalu 20

lit/det.

Lokasi : Tanah Milik

PDAM

Tirtawening

Kota

Bandung.

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi

Cibeureu

m

R. Cp

Reservoir Cipanjalu

Lahan Milik PDAM

Kota

Bandung.

Pembubuhan

desinfektan.

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi

Cibeureu

m

Pipa

Page 82: RPAM Draft Final

Hal 82 dari 83

D-14 Transmisi/Dis

tribusi

Ke daerah layanan

BT-3.(Ujing

Beurung dsk)

Sumber Mata Air Cisurupan

KODE

L

O

K

A

SI

SYMBOL

PR

OS

ES

DESKRIPSI PENANGGUNG

JAWAB

Sub-sub sistem 15

MT. Cis

Sumber Mata

Cisurupan

Lokasi Desa

Cigagak

Lahan Milik

Pemkot /

Distarcip

Bandung Barat, PJ

Tirta – II

PDAM

Tirtawen

ing/

Produksi

II / Seksi

R/XI

Br.Cs

Broncaptering

Cisurupan

Lahan Milik

Pemkot /

Distarcip

Bandung Barat, PJ

Tirta-II

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi R XI

R. Cs

Reservoir

Cisurupan

Lahan Milik

Pemkot /

Distarcip.

Pembubuhan

desinfektan.

PDAM / Bag.

Prod-2

Seksi R-XI

D-15

Sistem perpipaan

Distribusi

Dari Mata air Pasir

PDAM/ Bag.

Distribus

i.

Page 83: RPAM Draft Final

Hal 83 dari 83

Impun

→ Ke layanan

Bandung

Timur. (BT-1)

Seksi Wil.

Bandung

Timur

BT-4

Daerah Pelayanan

dari IPA

Cipanjalu dan

Mata air

Cisurupan :

Sebagian

Kecamatan

Ujung

beurung.

Jalan Rumah sakit.

Wareng.

Panyawangan.

PDAM/ Bag.

Distribus

i.

Seksi Wil.

Bandung

Timur