roadmap · 2 roadmap reformasi birokrasi 2015 – 2019 bawaslu ri tahun sekali bertujuan untuk...

Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI 1

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

ROADMAPREFORMASI BIROKRASI 2015-2019 BAWASLU RI

2 Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI

Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI i

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusunan roadmap reformasi birokrasi Sekretariat Jenderal BawasluTahun 2014 - 2019 ini dapat diselesaikan. Dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010 – 2015, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi Tahun 2014 – 2019.

Roadmap Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Bawaslu RI Tahun 2015 – 2019 merupakan penguatan dari pelaksanaan reformasi birokrasi tahap sebelumnya dengan program managemen perubahan yang mengarah pada tiga sasaran strategis, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien, dan birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Dan untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi tersebut, maka area perubahan dalam lingkup birokrasi diharapkan dapat menciptakan kondisi yang kondusif pada 8 (delapan) area perubahan.

Akhir kata, semoga dokumen Roadmap Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Bawaslu dapat mendorong keberhasilan Sekretariat Jenderal Bawaslu mencapai peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja, serta terwujudnya birokrasi yang bersih dan bebas KKN dalam Pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Umum.

Jakarta, Juni 2015BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

SEKRETARIS JENDERAL,

GUNAWAN SUSWANTORO

KATA PENGANTAR

ii Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI

Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI iii

DAFTAR ISI

Pengantar ...................................................................................................... iDaftar Isi ....................................................................................................... iii

BAB I Penguatan Reformasi Birokrasi …………………………...……… 1

BAB II Reformasi Birokrasi ..........................……………………………... 5A. Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ..........................

1. Program Manajemen Perubahan ......................................2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan .......3. Program Penataan dan Penguatan Organisasi ................4. Program Penataan Tata Laksana .....................................5. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur ....6. Program Penguatan Pengawasan ....................................7. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja ........................8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik .............9. Program Monitoring dan Evaluasi .....................................

B. Tantangan Permasalahan .......................................................

56666777788

BAB III Arah Pelaksanaan Reformasi Birokrasi .………………………… 11A. Sasaran Reformasi Birokrasi ..................................................

1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel ................................2. Birokrasi yang efektif dan efisien .....................................3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas ......B. Area Perubahan ...............................................................1. Mental Aparatur ................................................................2. Pengawasan ....................................................................3. Akuntabilitas .....................................................................4. Kelembagaan ...................................................................5. Tata Laksana ....................................................................6. SDM Aparatur Sipil Negara ..............................................7. Peraturan Perundang-undangan ......................................8. Pelayanan Publik .............................................................

C. Ukuran Keberhasilan ..............................................................

1111111212131313141516171819

BAB IV Program Quick Wins ..……………………………………………… 21

hal

iv Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI

BAB V Strategi Pelaksanaan dan Program Reformasi Birokrasi ........A. Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ............................B. Prioritas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ...........................

1. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Birokrasi Bawaslu ..........................................................

2. Perubahan/revolusi Mental Aparatur ..............................3. Peningkatan Kualitas Pengawasan Pemilu ...................

C. Program-program ..................................................................

252525

26262626

BAB VI Rencana Aksi Reformasi Birokrasi ................................................A. Kerangka Pikir .......................................................................B. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 ....................1. Program, Kegiatan, Hasil yang Diharapkan dan Agenda

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi .........................................

292930

30

Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI v

vi Roadmap Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 Bawaslu RI


BAB I

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Secara harfiah, roadmap dapat diartikan sebagai peta penentu atau penunjuk arah. Dalam konteks upaya pencapaian hasil suatu kegiatan, roadmap adalah sebuah dokumen rencana kerja rinci yang mengintegrasikan seluruh rencana dan pelaksanaan program serta kegiatan dalam rentang waktu tertentu.

Roadmap Reformasi Birokrasi merupakan rencana rinci yang memuat tahapan sistematis dan sistemis mengenai pelaksanaan reformasi birokrasi dalam kurun waktu tertentu.

Salah satu tonggak penting yang menandai mulai berprosesnya Kementerian/Lembaga dalam melaksanakan reformasi birokrasi, adalah tersedianya dokumen usulan yang di dalamnya terdapat roadmap reformasi birokrasi Kementerian/Lembaga. Dokumen usulan adalah langkah awal bagi Kementerian/Lembaga dalam melaksanakan reformasi birokrasi.

Roadmap Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) merupakan bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilaksanakan setiap lima

Memperkuat Birokrasi Melalui Rencana Sistematis dan Sistemis


tahun sekali bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan reformasi birokrasi di Bawaslu RI agar berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga, dan berkelanjutan.

Roadmap Reformasi Birokrasi Bawaslu RI Tahun 2015 – 2019 merupakan penguatan dari pelaksanaan reformasi birokrasi tahapan sebelumnya.

Penguatan dilakukan melalui langkah-langkah umum sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan meningkatkan/memperkuat

Upaya mempertahankan dan meningkatkan/memperkuat dilakukan terhadap seluruh aspek dalam area perubahan yang sudah berhasil diperbaiki atau sudah berjalan dengan baik untuk menjaga agar aspek-aspek tersebut dapat terus dipertahankan atau bahkan sedapat mungkin ditingkatkan secara terus menerus, sehingga secara perlahan menjadi melekat dalam budaya kerja aparatur, baik PNS, CPNS, maupun tenaga honorer di lingkungan Bawaslu RI.

2. Melanjutkan upaya-upaya perubahan

Upaya ini dilakukan untuk melanjutkan langkah-langkah perubahan positif yang sedang berlangsung terhadap seluruh aspek-aspek dalam area perubahan. Langkah-langkah perubahan dilakukan dengan melihat berbagai pengalaman masa lalu, keterkaitannya dengan


langkah-langkah perubahan lainnya, serta hasil pembelajaran dari instansi lain, sebagai upaya untuk mempercepat keberhasilannya. Upaya melanjutkan secara konsisten langkah-langkah perubahan positif sangat penting dilakukan untuk menjaga momen reformasi birokrasi terus terjaga di lingkungan Bawaslu RI.

3. Mengidentifikasi masalah lain dan mencari solusi pemecahannya.

Penyelenggaraan pemerintahan selalu akan berhadapan dengan berbagai permasalahan. Setiap permasalahan harus dapat diselesaikan dengan cepat agar tidak mengganggu proses penyelenggaraan pemerintahan. Upaya ini harus terus dilakukan, karena pelaksanaan reformasi birokrasi harus dapat mengidentifikasi permasalahan, mencari solusi, melaksanakan solusi, memonitor pelaksanaannya, mengevaluasi dan memperbaiki cara-cara penyelesaian masalah untuk menjadi bagian dari perbaikan berkelanjutan.

Perencanaan Reformasi Birokrasi Bawaslu RI dimulai dengan membentuk Tim Reformasi Birokrasi untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam penyusunan program dan kegiatan Reformasi Birokrasi.

Bawaslu RI memiliki posisi strategis dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Beberapa fungsi yang menonjol dalam pelaksanaan tugas kenegaraan dan pemerintahan diantaranya adalah pelayanan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada.

Dengan berbagai fungsi strategis tersebut, terdapat beberapa kondisi yang belum ideal yang akan disempurnakan dalam roadmap Tahun 2015 s.d 2019.Kondisi tersebut, yaitu ada beberapa unit kerja yang tugas dan fungsinya tumpang tindih (overlapping), sehingga di antara unit-unit kerja yang bersangkutan sering terjadi duplikasi dalam melaksanakan tugas atau menangani suatu permasalahan yang sama.

Roadmap Reformasi Birokrasi memiliki arti yang sangat penting, karena beberapa alasan, yaitu:

• Perubahan yang dilakukan secara terencana akan mendorong penggunaan sumber daya yang diperlukan dalam melakukan reformasi birokrasi dapat digunakan secara efektif dan efisien serta mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai;

• Perubahan yang terencana juga memberikan arahan tentang kegiatan reformasi birokrasi di Bawaslu, baik di Bawaslu RI dan


Bawaslu Provinsi dan sinergi diantara keduanya;

• Perubahan terencana yang dilakukan secara serentak di seluruh jajaran Bawaslu juga menjadi gerakan nasional yang mendorong terciptanya budaya perubahan ke arah perbaikan berkelanjutan untuk menurunkan tindak KKN, meningkatkan kualitas pelayanan dan menciptakan aparatur yang melayani.


BAB II

REFORMASI BIROKRASI

Kemajuan dan Tantangan Permasalahannya

A. Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2013 - 2014 ditujukan untuk mencapai tiga sasaran, yaitu: 1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada

masyarakat,3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Berbagai upaya strategis pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah dilakukan untuk mendorong perbaikan dari berbagai program dapat diuraikan sebagai berikut:

1. PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN

1) Membentuk Tim Manajemen Perubahan yang merupakan bagian dari Tim Reformasi Birokrasi Setjen Bawaslu;

2) Melakukan assesment kesiapan organisasi;3) Melaksanakan rapat tim dan Sosialisasi Reformasi Birokrasi;4) Melaksanakan Rapat-Rapat Koordinasi Tim Pelaksana


Manajemen Perubahan;5) Melaksanan Sinkronisasi penyusunan Dokumen Usulan

dan Roadmap Reformasi Birokrasi Program Manajemen Perubahan;

6) Melaksanakan sosialisasi dan internalisasi budaya kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu RI;

7) Penyusunan tata tertib pegawai dilingkungan Sekretariat Bawaslu RI;

8) Pembangunan komitmen, partisipasi, dan perubahan perilaku yang diinginkan;

9) Penyusunan Peta Risiko.

2. PROGRAM PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN1) Pembentukan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

(JDIH) Tahun 2013– 2014;2) Dokumentasi hukum berupa indeks peraturan perundang-

undangan serta peraturan lainnya dalam bentuk pustaka dan digital;

3) SOP mengenai penyusunan dan pembentukan peraturan perundang-undangan.

3. PROGRAM PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI1) Penyusunan kajian organisasi yang baru berdasarkan

kebutuhan Tahun 2013– 2014;2) Usulan perubahan organisasi dengan merevisi peraturan

yang ada;3) Penyusunan kalender Diklat Sekretariat Jenderal Bawaslu RI

Tahun 2013 -2014.

4. PROGRAM PENATAAN TATA LAKSANA1) Penyusunan SOP Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi

a. Pembentukan Tim Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP). Tim bertugas membimbing dan mengkoordinasikan unit kerja terkait dalam menyusun SOP 2013– 2014;

b. Bimbingan teknis pada Tim Penyusunan SOP 2013 – 2014;

c. Penyusunan SOP dilingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu RI.


2) Pengembangan E-Governmenta. Pembangunan proses manajemen pemerintahan

menggunakan Teknologi Informasi (Pembangunan GrandDesign Pengembangan e-Government di lingkungan Bawaslu);

b. Pelaksanaan Audit Teknologi Informasi.

5. PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR1) Menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS);2) Menyusun analisis jabatan untuk seluruh pegawai, baik PNS

maupun tenaga honorer;3) Menerapkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk seluruh

pegawai, baik PNS maupun tenaga honorer.

6. PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN1) Melakukan Pelatihan Dasar-dasar Audit bagi staf di lingkungan

Bagian Pengawasan Internal dan Tata Laksana;2) Melakukan kerja sama dalam bentuk MoU dengan BPKP

dalam rangka membantu penyusunan Laporan Keuangan pada tingkat Provinsi;

3) Melakukan joint audit operasional pada Bawaslu Provinsi antara pengawasan internal bawaslu dengan BPKP;

4) Penyusunan SOP Pengaduan Internal;5) Penyusunan SOP Pelaksanaan Kegiatan Assurance, Konsultasi

dan penanganan tindak lanjut;6) Melakukan penandatanganan MoU dan penyusunan Juknis

e-audit dengan BPK RI.

7. PROGRAM PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA1) Penyusunan Indikator Kinerja Utama Bawaslu RI;2) Implementasi Sistem Manajemen Kinerja serta monitoring

dan evaluasi;3) Penyusunan LAKIP Bawaslu RI;4) Penyusunan dan reviu LAKIP Sekretariat Jenderal Bawaslu

RI.

8. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK1) Penyelenggaraan pelayanan publik yang terjangkau

(pelayanan penanganan pelanggaran dan penyelesaian


sengketa) dengan semboyan“pasti waktunya dan jelas prosedur pelayanannya”;

2) Pembangunan sistem penanganan keluhan, saran dan masukan;

3) Pelaksanaan Media Gathering;4) Implementasi SMS Center terbatas pada pengawasan

Pemilu.

9. PROGRAM MONITORING DAN EVALUASI1) Pembentukan Tim Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi

2014;2) Pembekalan Tim Reformasi Birokrasi 2014.

B. Tantangan PermasalahanPelaksanaan reformasi birokrasi pada Tahun 2013 s.d 2014 masih menyisakan berbagai tantangan ke depan yang secara bertahap dan terus menerus harus diperbaiki mengingat posisi strategis Bawaslu dalam penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan, yaitu sebagai pelayan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada. Beberapa permasalahan strategis yang masih harus diperbaiki melalui reformasi birokrasi antara lain:a. Masih kurangnya pemahaman SDM Aparatur Sipil Negara (ASN),

baik PNS maupun non PNS dengan tugas pokok dan fungsinya, sehingga pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SDM belum berjalan secara efektif;

b. Ada beberapa unit kerja yang tugas dan fungsinya masih tumpang tindih (overlapping), sehingga di antara unit-unit kerja yang bersangkutan sering terjadi duplikasi dalam melaksanakan tugas atau menangani suatu permasalahan yang sama;

c. Belum semua sistem, prosedur, dan mekanisme kerja, serta standar pelayanan dalam pelaksanaan tugas disusun dengan ketentuan formal (mekanisme dan metode kerja yang digunakan masih ada yang didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan, sehingga pelaksanaan tugas cenderung lambat, tidak terukur, dan kurang transparan);

d. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan pekerjaan masih kurang optimal;

e. Penyusunan formasi pegawai belum didasarkan atas hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja, sehingga formasi pegawai tidak mencerminkan kebutuhan nyata organisasi, baik dari segi jumlah


maupun kualifikasi dan kompetensinya;f. Pengangkatan dalam jabatan belum didasarkan atas standar

kompetensi jabatan, sehingga ada beberapa pejabat yang kurang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi jabatannya;

g. Rotasi jabatan belum dilakukan secara terencana dan teratur, pendidikan dan pelatihan pegawai tidak didasarkan kompetensi jabatan, serta pemberian penghargaan dan hukuman (reward and punishment) kurang tegas dan belum seimbang;

h. Belum adanya sistem remunerasi;i. Belum terbentuknya budaya kerja yang disiplin, bersih, jujur,

melayani, ramah, produktif, kreatif/inovatif, kerja keras, gigih, kooperatif, efisien, sederhana, profesional, dan budaya positif lainnya.


BAB III

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Sasaran, Area Perubahan, dan Prioritas Aksi serta Ukuran Keberhasilan

A. Sasaran Reformasi Birokrasi 2015 - 2019Sasaran reformasi birokrasi, sebagaimana dituangkan dalam Dokumen RPJMN menyangkut tiga sasaran strategis sebagai berikut: 1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel Keberhasilan pencapaian sasaran ini ditunjukkan dengan

kondisi dimana birokrasi pemerintahan memiliki kinerja yang tinggi, mampu mempertanggungjawabkan efektivitas penggunaan seluruh sumber daya yang dimilikinya, serta bersih dari berbagai penyimpangan-penyimpangan.

2. Birokrasiyangefektifdanefisien Keberhasilan pencapaian sasaran ini ditunjukkan dengan

kondisi dimana birokrasi pemerintahan mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara efisien untukkeluaran pembangunan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.

3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas Keberhasilan pencapaian sasaran ini ditunjukkan dengan


kondisi dimana birokrasi pemerintah mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, murah, memiliki kepastian hukum, terjangkau, aman dan dilayani oleh pegawai yang ramah, disiplin, kompeten dan profesional sesuai dengan harapan masyarakat.

Ketiga sasaran strategi tersebut memiliki rumusan yang berbeda dengan arah dan kebijakan reformasi birokrasi pada periode tahun 2013 – 2014.Namun demikian, keselarasan ketiga sasaran dimaksud dengan sasaran reformasi birokrasi pada tahap sebelumnya secara substansi tidak memiliki perbedaan. Sasaran reformasi birokrasi Tahun 2013 – 2014 dan Tahun 2015 – 2019 dapat digambarkan sebagai berikut:

Sasaran RB 2013 – 2014 Sasaran RB 2015 - 2019Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

Birokrasi yang bersih dan akuntabel

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Birokrasi yang efektif dan efisien

Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat

Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas

Meskipun dipilah dalam klasifikasi yang berbeda, tetapi ketigasasaran di atas merupakan kesatuan yang utuh terkait satu sama lain.

B. Area PerubahanUntuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi sebagaimana disebutkan di atas, maka Sekretariat Jenderal Bawaslu RI menetapkan area-area perubahan Reformasi Birokrasi yang akan dilakukan.Perubahan-perubahan pada area tertentu dalam lingkup birokrasi diharapkan menciptakan kondisi yang kondusif untuk mendukung pencapaian ketiga sasaran reformasi birokrasi.Area perubahan tersebut adalah:1. Mental Aparatur Adanya perubahan mental model/perilaku aparatur diharapkan

akan mendorong terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisiensertamampumemberikanpelayananyangberkualitas.


Oleh karena itu tujuan dari program perubahan mental aparatur ini adalah untuk mengelola perubahan mekanisme kerja, pola pikir dan budaya kerja birokrasi secara sistematis dan konsisten, sehingga pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program perubahan ini antara lain adalah:1) Meningkatnya komitmen Bawaslu dalam melakukan

reformasi birokrasi;2) Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja (mental)

birokrasi di Bawaslu;3) Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan

kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan.

2. Pengawasan Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi salah

satu penyebabnya adalah lemahnya sistem pengawasan. Kelemahan sistem pengawasan mendorong tumbuhnya perilaku koruptif atau perilaku negatif lainnya yang semakin lama semakin menjadi sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan. Sejalan dengan hal tersebut, Bawaslu sebagai pelayan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada, maka program perubahan di bidang pengawasan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dalam rangka pengawasan Pemilu yang bersih dan bebas KKN di Bawaslu.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program perubahan ini antara lain:a. Meningkatnya independensi APIP di Bawaslu;b. Meningkatnya sinergi pelaksanaan pengawasan internal

dengan eksternal;c. Meningkatnya kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan;d. Meningkatnya pengendalian internal di Bawaslu.

3. Akuntabilitas Kemampuan pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

berbagai sumber yang diberikan kepadanya bagi kemanfaatan publik seringkali menjadi pertanyaan masyarakat. Pemerintah


dipandang belum mampu menunjukkan kinerja melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mampu menghasilkan outcome (hasil yang bermanfaat) bagi masyarakat. Oleh karena itu tujuan dari program perubahan ini adalah untuk meningkatkankualitasperencanaan,efektivitasdanefisiensipelaksanaan kegiatan sesuai dengan sumber daya yang digunakan, serta meningkatkan kinerja Bawaslu.Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program perubahan ini antara lain:a. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam

sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan di Bawaslu;

b. Meningkatnya efektivitas sistem perencanaan dan penganggaran di Bawaslu;

c. Meningkatnyaefektivitasdanefisiensi sistempelaporandi Bawaslu;

d. Meningkatnya transparansi informasi laporan keuangan dan kinerja di Bawaslu.

4. KelembagaanPerubahan pada sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas dan percepatan proses pelayanan danpengambilan keputusan dalam birokrasi. Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkanbirokrasiyangefektifdanefisien.Oleh karena itu, tujuan dari program perubahanini adalah untuk mendorong restrukturisasi Bawaslu agar tepat fungsi dan bersinergi antar unit kerja di lingkungan Bawaslu Ri maupun sinergi dengan peserta Pemilu, sehingga mampu mendorong upaya perwujudan Pemilu yang baik.Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program perubahan ini antara lain:1) Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan

di Bawaslu;2) Meningkatkan sinergi pelaksanaan fungsi dan kewenangan

baik antar masing-masing unit kerja di lingkungan Bawaslu maupun dengan peserta Pemilu;

3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelengaraanpengawasan Pemilu;


4) Meningkatkan kinerja Bawaslu;5) Meningkatkan kualitas pelayanan di Bawaslu.

5. Tata laksanaBerbagai hal yang seharusnya dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan tanpa proses yang pasti karena tidak terdapat sistem tata laksana yang baik. Hal ini kemudian mendorong terciptanya perilaku hirarkis, feodal dan kurang kreatif pada birokrat/aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem tata laksana sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan danpelayanan, sekaligus juga untuk merubah mental aparatur. Oleh karena itu, tujuan dari program perubahan ini adalah untuk menyederhanakan proses manajemen pengawasan Pemilu melalui berbagai pendekatan termasuk penggunaan teknologi informasi dalam rangka efektivitas dan efisiensipenyelenggaraan pengawasan Pemilu di Bawaslu RI. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program perubahan ini antara lain:


a. Meningkatnya kecepatan berbagai proses dalam penyelenggaraan pengawasan Pemilu di Bawaslu;

b. Meningkatnya efektivitas tata hubungan baik di dalam masing-masing unit kerja di lingkungan Bawaslu RI maupun antar Bawaslu RI dan Bawaslu Provinsi;

c. Meningkatkan sinergi pelaksanaan fungsi dan kewenangan baik di dalam masing-masing unit kerja di Bawaslu RI maupun antar Bawaslu RI dan Bawaslu Provinsi;

d. MeningkatnyaefisiensipenggunaananggarandiBawasluRI;

e. Meningkatnya keterbukaan informasi publik.

6. SDM Aparatur Sipil NegaraSistem Manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan hingga pemberhentian akan memberikan pengaruh pada penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Oleh karena itu tujuan dari program perubahan ini adalah untuk membangun dan memperkuat Sistem Manajemen SDM Aparatur Sipil Negara (ASN) di Bawaslu dalam rangka menciptakan aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat dengan cepat dan tepat serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan sesuai dengan tujuan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program perubahan ini antara lain:a. Tertatanya sistem pengelolaan SDM ASN di Bawaslu;b. Meningkatnya integritas SDM ASN di Bawaslu;c. Meningkatnya netralitas SDM ASN di Bawaslu;d. Meningkatnya kesejahteraan SDM ASN di Bawaslu;e. Meningkatnya kompetensi SDM ASN di Bawaslu;f. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai

ASN di Bawaslu;g. Meningkatnya ketepatan perbandingan antara kompetensi

dankualifikasi yangdiperlukandengankompetensi dankualifikasicalonpegawai/pejabatASNdiBawaslu;

h. Meningkatnya profesionalisme pegawai ASN di Bawaslu.


7. Peraturan Perundang-undanganSalah satu permasalahan yang menjadi faktor penyebab munculnya perilaku negatif aparatur adalah sistem peraturan perundang-undangan yang tidak efektif dan tidak menyentuh kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu tujuan dari program perubahan ini adalah untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik maupun bagi penyelenggaraan Pemilu.Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain:a. Meningkatnya sinergi antar peserta Pemilu dalam proses

harmonisasi peraturan perundang-undangan;b. Meningkatnya peran serta publik dalam pengawasan

Pemilu;c. Meningkatnya dukungan publik terhadap pengawasan

Pemilu;d. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundang-

undangan;e. Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan

yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.


8. Pelayanan PublikPenerapan sistem manajemen pelayanan belum sepenuhnya mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan, yang lebih cepat, murah, berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas dan terjangkau serta menjaga profesionalisme para petugas pelayanan. Oleh karena itu tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di Bawaslu yang profesional.Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain:a. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan

proses pelayanan yang diberikan oleh Bawaslu;b. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan di Bawaslu;c. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam

pemberian pelayanan di Bawaslu;d. Meningkatnya kompetensi SDM yang bertugas

melaksanakan pelayanan di Bawaslu;e. Meningkatnya inovasi dalam pelayanan publik di

Bawaslu;f. Meningkatnya partisipasi publik dalam pengawasan

Pemilu;


g. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di Bawaslu.

Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan pada mental aparatur.Tetapi perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya melalui langkah-langkah yang ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi juga harus ditujukan kepada seluruh sistem yang melingkupi aparatur.

C. Ukuran Keberhasilan Hasil yang diharapkan oleh Sekretariat Jenderal Bawaslu RI dari upaya

mengatasi permasalahan melalui program perubahan dan kegiatan Reformasi Birokrasi di atas adalah perubahan dan pembaruan yang lebih baik pada 8 (delapan) area perubahan, antara lain:a. Pimpinan dan pegawai Badan Pengawas Pemilu memiliki

komitmen yang kuat terhadap Reformasi Birokrasi, yang dicapai melalui perubahan pola pikir dan budaya kerja, sehingga menurunkan risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan,

b. Tidak adanya tumpang tindih tugas dan fungsi serta meningkatnya kapasitas Badan Pengawas Pemilu dalam melaksanakan tugas dan fungsi,

c. Meningkatnyaefektivitasdanefisiensipelaksanaantugasdanfungsi seluruh unit kerja di lingkungan Badan Pengawas Pemilu melalui penerapan sistem, prosedur, dan mekanisme kerja, serta standarpelayananyangjelas,tertib,efisien,efektif,transparan,dan akuntabel, dengan didukung optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai, sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat, terukur, dan transparan, serta tidak memberikan peluang untuk terjadinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),

d. Terbentuknya profesionalisme dan disiplin SDM Aparatur Sipil Negara melalui peningkatan ketaatan, transparansi, akuntabilitasdanefektifitasdalampengelolaanSDMAparaturSipil Negara,

e. Mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan dalam pengelolaan keuangan,

f. Meningkatnya nilai akuntabilitas Badan Pengawas Pemilu,g. Meningkatnya kualitas layanan publik di Badan Pengawas

Pemilu.


Untuk melihat keberhasilan upaya pencapaian sasaran reformasi birokrasi, telah ditetapkan ukuran keberhasilan dengan indikator-indikator sebagai berikut:

Sasaran Indikator Satuan Baseline Target 2019

Birokrasi yang bersih dan akuntabel

1. Opini WTP Atas Laporan Keuangan

WDP WTP

2. Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 - 5 1 33. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP

Skor 1 - 5 1 3

4. Instansi Pemerintah yang Akuntabel (SKOR B atas SAKIP)

CC A

5. Penggunaan E-Procurement atas Pengadaan Barang dan Jasa

% 0 50

Sasaran Indikator Satuan Baseline Target 2019

B i r o k r a s i yang efektif danefisien

Indeks Rata-rata Birokrasi Nasional

WDP WTP

a. Bawaslu RI Skor 1 - 100 47 70b. Bawaslu Provinsi Skor 1 - 100 0 47


BAB IV

PROGRAM QUICK WINS

Program quick wins dilakukan dalam rangka memberikan dampak positif jangka pendek yang dapat dirasakan oleh publik/masyarakat sebagai outcome dari langkah-langkah reformasi birokrasi yang dilakukan oleh Bawaslu.

Program Quick Wins Reformasi Birokrasi Program Quick Wins bagi Bawaslu RI merupakan suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai untuk mengawali suatu program besar dan sulit. Program Quick Wins bagi Bawaslu RI didesain untuk mendapatkan momentum positif dalam melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Pada tahun 2014, Bawaslu menetapkan 1 (satu) program yang menjadi quick wins, yaitu Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan kegiatan Pengawasan Pemilu Partisipatif (Gerakan sejuta relawan). Di tahun 2015 ini program quick wins disesuaikan dengan tema Ulang Tahun Bawaslu yang ke-7, yaitu Pengawasan Pemilu Partisipatif sebagai gerakan revolusi mental menuju Pemilu Indonesia yang demokratis, bermartabat dan berkualitas. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan:

Pengawasan Pemilu Partisipatif


1. Pendidikan Investigasi Pengawasan;2. Workshop Penanganan Pelanggaran; dan3. Sosialisasi tatap muka kepada stakeholder dan masyarakat. Salah satu misi Bawaslu RI adalah mendorong pengawasan partisipatif berbasis masyarakat sipil. Keterlibatan masyarakat sipil dalam pengawasan Pemilu tidak saja akan memperkuat kapasitas pengawasan, namun juga mendorong pelibatan peran masyarakat lebih luas. Untuk mewujudkan keinginan adanya pengawasan yang melibatkan masyarakat secara luas, arah kebijakan strategi Bawaslu 2015-2019 diarahkan pada tiga hal, yaitu: 1. Memperkuat kerangka luhur Pemilu;2. Membangun kelembagaan dan fungsi pengawasan Pemilu;3. Memperkuat dukungan kelembagaan dan partisipasi masyarakat

dalam pengawasan Pemilu. Dari ketiga arah kebijakan strategis tersebut, salah satu yang dilakukan Bawaslu untuk memperkuat dukungan masyarakat dan melibatkannya dalam pengawasan adalah dengan menginisiasi Pengawasan Pemilu Partisipatif.

No. Nama Program Kegiatan Output1 Peningkatan

Kualitas Pelayanan Publik

- Pengawasan Pemilu Partisipatif

- Laporan

Pelaksanaan program quick wins diharapkan menjadi momentum awal yang positif dan membuat kepercayaan diri Sekretariat Jenderal Bawaslu untuk melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Perumusan quick wins Sekretariat Jenderal Bawaslu telah melalui tahapan-tahapan yang harus dilakukan, yaitu:1. IdentifikasiPemangkuKepentinganUtama,2. IdentifikasiKeluaranUtama,dimanayangmenjadikeluaranutama

adalah output yang dihasilkan dari pelaksanaan tugas dan fungsi utama (core business) Sekretariat Jenderal Bawaslu,

3. IdentifikasiHarapanPemangkuKepentinganUtama,4. Penilaian Tingkat Pencapaian Kinerja saat ini, 5. Peningkatan Kinerja, dan 6. Mengidentifikasikansumberdayayangdiperlukanuntukpelaksanaan

calon quick wins yangtelahdiidentifikasikan. Selanjutnya, setelah melewati tahapan tersebut Sekretariat Jenderal


Bawaslu menetapkan quick wins yang diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas, reputasi dan kepercayaan terhadap para pemangku kepentingan quick wins Sekretariat Jenderal Bawaslu yang dijabarkan sebagai berikut :

No. Area Hasilyangdiharapkan1 Peningkatan Kualitas

Pelayanan PublikTerwujudnya layanan pengawas Pemilu yang berkualitas sesuai dengan tahapan pelaksanaan Pemilu dan ketentuan yang berlaku

Program quick wins tersebut diatas direncanakan akan dilaksanakan secara simultan seiring dengan dilaksanakannya program reformasi birokrasi, yaitu dari bulan Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.


A. Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pelaksanaan reformasi birokrasi di Bawaslu, disebut juga dengan

tingkat pelaksanaan mikro, mencakup implementasi kebijakan/ program reformasi birokrasi sebagaimana digariskan secara nasional dan menjadi bagian dari upaya percepatan reformasi birokrasi.

B. Prioritas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, perlu

ditetapkan prioritas aksi yang dipandang akan menjadi faktor pengungkit bagi perubahan pada aspek-aspek lainnya. Prioritas aksi ditetapkan sebagai berikut:1. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Birokrasi

Bawaslu Penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada

Bawaslu dilakukan untuk mendorong efisiensi, kecepatan,ketepatan/ keakuratan, minimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan, aksesibilitas, dan akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan pengawasan Pemilu oleh Bawaslu.

BAB V

STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM

REFORMASI BIROKRASI

Sinergi pelaksanaan reformasi birokrasi


Penerapan teknologi informasi dan komunikasi ini merupakan bagian dari upaya percepatan untuk mewujudkan e-government.

2. Perubahan/revolusi Mental Aparatur Aparatur merupakan faktor yang paling penting dalam

penyelenggaraan pengawasan Pemilu. Birokrasi dalam pengawasan Pemilu tidak akan dapat berjalan secara efektif dan efisien, dan tidak dapat memberikan pelayanan yangberkualitas, jika dijalankan oleh aparatur yang memiliki mental buruk. Oleh karena itu, perubahan mental aparatur menjadi prioritas dalam aksi yang akan dilakukan dalam reformasi birokrasi.

3. Peningkatan Kualitas Pengawasan Pemilu Cerminan birokrasi pengawasan Pemilu yang baik adalah birokrasi

pengawasan Pemilu yang mampu menyediakan pengawasan Pemilu yang berkualitas, yaitu pengawasan Pemilu yang cepat, tepat, ekonomis, memiliki kepastian hukum, terjangkau, aman dan dilayani oleh pegawai yang ramah, disiplin, kompeten dan profesional sesuai dengan harapan masyarakat. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pengawasan Pemilu menjadi prioritas dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.

Ketiga prioritas pelaksanaan reformasi birokrasi saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, ketika melakukan langkah-langkah aksinya harus melihat keterkaitannya.

C. Program-programProgram-program reformasi birokrasi dalam tingkatan Mikro adalah:1. Manajemen Perubahan;2. Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN;3. Penguatan Kelembagaan;4. Penguatan Tata laksana;5. Penguatan Peraturan Perundang-undangan;6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik;7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja;8. Penguatan Sistem Pengawasan; dan9. Quick Wins.


BAB VI

RENCANA AKSIREFORMASI BIROKRASI

Revolusi Mental sebagai fokus perubahan dan kunci keberhasilan pelaksanaan

reformasi birokrasi di Bawaslu

A. Kerangka Pikir Aparatur, baik PNS maupun non PNS di lingkungan Bawaslu RI,

selain menjadi pelaku kunci keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi, juga menjadi fokus/obyek dari pelaksanaan reformasi birokrasi. Berbagai perilaku negatif aparatur menjadi salah satu sebab lemahnya birokrasi, antara lain: pelayanan yang tidak memenuhi harapan masyarakat, disiplin yang rendah, perilaku koruptif, berkinerja rendah, dan lainnya. Oleh karena itu, aparatur menjadi obyek yang harus direvolusi.

Untuk melakukan perubahan perilaku aparatur, tidak hanya dilakukan melalui aksi-aksi yang langsung mengarah pada upaya merubah perilaku, tetapi juga dilakukan melalui perubahan sistem yang memberikan batasan-batasan agar aparatur berperilaku positif sebagaimana dikehendaki oleh organisasi dan masyarakat.

Agar perubahan dapat berjalan dengan sistematis dan terkendali, maka dilakukan melalui pengelolaan terhadap perubahan dengan


manajemen perubahan. Oleh karena itu dirancang program yang secaraspesifikuntukmengarahkanperubahansistem.

B. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2015 - 2019

1. Program, Kegiatan, Hasil yang Diharapkan dan AgendaPelaksanaan Reformasi Birokrasi

Pelaksanaan reformasi birokrasi mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:1) Mengidentifikasihal-halyangsudahdicapaidanberjalan

dengan baik. Langkah-langkah yang dilakukan terhadap hal-hal yang sudah berjalan dengan baik adalah melalui pemeliharaan, bahkan secara terus menerus diperbaiki/ditingkatkan;

2) Mengidentifikasi permasalahan yang masih ditemukan.Langkah-langkah yang dilakukan adalah mencari solusi melalui program-program generik;

3) MengidentifikasikondisiyangdiharapkanbagiBawasludimasa mendatang. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menyusun tahapan perencanaan dan implementasinya secara terstruktur untuk mencapai kondisi tersebut, melalui program-program mikro.

Adapun program-program mikro pelaksanaan reformasi birokrasi di Bawaslu diuraikan pada bagian berikut ini.

1) Manajemen Perubahan Tujuan dari program ini adalah untuk mengelola perubahan

mekanisme kerja, pola pikir dan budaya kerja birokrasi secara sistematis dan konsisten, sehingga pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program iniantara lain adalah:a. Meningkatnya komitmen Bawaslu dalam melakukan

reformasi birokrasi;b. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja

(mental) birokrasi di Bawaslu;c. Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan

kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan.

Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalahsebagai berikut:


a. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi;b. Pembangunan komitmen bersama seluruh jajaran

pegawai dan pejabat untuk melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan melakukan perubahan mental;

c. Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas;

d. Pembentukan agen perubahan;e. Pengembangan berbagai instrumen penegakan

integritas, seperti penerapan kode etik dan kode perilaku, penanganan konflik kepentingan, pengelolaan laporan kekayaan pegawai, whistleblowing system, penanganan gratifikasi, penegakan disiplin, dan lainnya;

f. Internalisasi secara terus menerus untuk mendorong terciptanya budaya kerja integritas;

g. Public campaign perubahan mental birokrasi untuk memberikan dorongan eksternal bagi penciptaan budaya kerja integritas;

h. Pemberian penghargaan untuk mendorong motivasi perubahan;

i. Pengawasan secara terus menerus oleh masing-masing atasan agar penerapan budaya kerja integritas dapat terus terjaga.

2) Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN Tujuan dari program ini adalah untuk membangun dan

memperkuat Sistem Manajemen SDM Aparatur Sipil Negara di Bawaslu dalam rangka menciptakan aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan sesuai dengan tujuan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain adalah:a. Tertatanya sistem pengelolaan SDM ASN di Bawaslu;b. Meningkatnya integritas SDM ASN di Bawaslu;c. Meningkatnya netralitas SDM ASN di Bawaslu;


d. Meningkatnya kesejahteraan SDM ASN di Bawaslu;e. Meningkatnya kompetensi SDM ASN di Bawaslu;f. Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen pegawai

ASN di Bawaslu;g. Meningkatnya ketepatan perbandingan antara

kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan dengan kompetensi dan kualifikasi calon pegawai/pejabat ASN di Bawaslu;

h. Meningkatnya profesionalisme pegawai ASN di Bawaslu.

Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:a. Perencanaan Kebutuhan

a) Penyempurnaan sistem perencanaan kebutuhan pegawai ASN sebagai bagian dari peningkatan kualitas perencanaan kebutuhan pegawai;

b) Penyusunan rencana kebutuhan pegawai ASN di Bawaslu;

c) Monitoring dan evaluasi penyusunan rencana kebutuhan pegawai ASN di Bawaslu;

d) Perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan pegawai ASN di Bawaslu;

b. Pengendalian Jumlah Pegawai ASNa) Penyempurnaan sistem pengendalian jumlah

pegawai ASN di Bawaslu;b) Penerapan sistem pengendalian jumlah pegawai

ASN di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi penerapan sistem

pengendalian jumlah pegawai ASN di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan penerapan sistem

pengendalian jumlah pegawai ASN di Bawaslu;

c. Pendistribusian Pegawai ASNa) Perumusan kebijakan pendistribusian pegawai

ASN di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan pendistribusian pegawai

ASN di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi penerapan kebijakan


pendistribusian pegawai ASN di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan kebijakan

pendistribusian pegawai ASN di Bawaslu;d. Sistem Rekruitmen

a) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi di Bawaslu;

b) Penerapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi di Bawaslu;

c) Monitoring dan evaluasi Implementasi kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi di Bawaslu;

d) Perbaikan berkelanjutan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi di Bawaslu;

e. Sistem Promosi Secara Terbukaa) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem

promosi secara terbuka di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan sistem promosi secara

terbuka di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi penerapan sistem

promosi secara terbuka di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan sistem promosi secara

terbuka di Bawaslu;

f. Assessment Centera) Perumusan dan penetapan kebijakan

pemanfaatan assessment center;b) Penerapan kebijakan pemanfaatan assessment

center;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan pemanfaatan

assessment center;d) Perbaikan berkelanjutan pemanfaatan

assessment center;g. Penilaian Kinerja Pegawai

a) Perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja pegawai di Bawaslu;

b) Penerapan kebijakan penilaian kinerja pegawai


di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan penilaian

kinerja pegawai di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan penilaian kinerja

pegawai di Bawaslu;

h. Reward And Punishment Berbasis Kinerjaa) Perumusan dan penetapan kebijakan reward

and punishment berbasis kinerja di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan reward and punishment

berbasis kinerja di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan reward and

punishment berbasis kinerja di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan reward and punishment

berbasis kinerja di Bawaslu;

i. Sistem Informasi ASNa) Pembangunan/pengembangan sistem informasi

ASN di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan sistem informasi ASN di

Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan sistem

informasi ASN di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan sistem informasi ASN

di Bawaslu;

j. Sistem Pengkaderan Pegawai ASNa) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem

pengkaderan pegawai ASN di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan sistem pengkaderan

pegawai ASN di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan sistem

pengkaderan pegawai ASN di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan sistem pengkaderan

pegawai ASN di Bawaslu;k. Pemanfaatan/Pengembangan Data Base Profil

Kompetensia) Perumusan dan penetapan kebijakan

pemanfaatan/ pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN di


Bawaslu;b) Penerapan kebijakan pemanfaatan/

pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN di Bawaslu;

c) Monitoring dan evaluasi kebijakan pemanfaatan/pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN di Bawaslu;

d) Perbaikan berkelanjutan pemanfaatan/pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi ASN di Bawaslu;

l. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Pegawai ASNa) Perumusan dan penetapan kebijakan/

penyempurnaan sistem pendidikan dan pelatihan pegawai ASN di Bawaslu;

b) Penerapan kebijakan/penyempurnaan sistem pendidikan dan pelatihan pegawai ASN di Bawaslu;

c) Monitoring dan evaluasi kebijakan/penyempurnaan sistem pendidikan dan pelatihan pegawai ASN di Bawaslu;

d) Perbaikan berkelanjutan sistem pendidikan dan pelatihan pegawai ASN di Bawaslu;

m. Pengendalian Kualitas Pedidikan dan Latihan

a) Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas pendidikan dan latihan di Bawaslu;

b) Penerapan kebijakan pengendalian kualitas pendidikan dan latihan di Bawaslu;

c) Monitoring dan evaluasi kebijakan pengendalian kualitas pendidikan dan latihan di Bawaslu;

d) Perbaikan berkelanjutan pengendalian kualitas pendidikan dan latihan di Bawaslu;

n. Sistem Penggajian Pegawai ASNa) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem

penggajian pegawai ASN di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan sistem penggajian pegawai

ASN di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan sistem


penggajian pegawai ASN di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan sistem penggajian

pegawai ASN di Bawaslu;

o. Sistem Pensiun Pegawai ASNa) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem

pensiun pegawai ASN di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan sistem pensiun pegawai

ASN di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan sistem

pensiun pegawai ASN di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan sistem pensiun pegawai

ASN di Bawaslu;

p. Sistem Jaminan Sosial Pegawai ASNa) Perumusan dan penetapan kebijakan sistem

jaminan sosial pegawai ASN di Bawaslu;b) Penerapan kebijakan sistem jaminan sosial

pegawai ASN di Bawaslu;c) Monitoring dan evaluasi kebijakan sistem

jaminan sosial pegawai ASN di Bawaslu;d) Perbaikan berkelanjutan sistem jaminan sosial

pegawai ASN di Bawaslu.

3) Penguatan Kelembagaan Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong restrukturisasi

Bawaslu agar tepat fungsi dan bersinergi antar peserta Pemilu, sehingga mampu mendorong upaya perwujudan Pemilu yang baik.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain adalah:a. Meningkatnya ketepatan ukuran dan fungsi kelembagaan

di Bawaslu;b. Meningkatkan sinergi pelaksanaan fungsi dan kewenangan

baik di dalam masing-masing unit kerja di lingkungan Bawaslu maupun antar peserta Pemilu;

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pengawasan Pemilu;

d. Meningkatkan kinerja Bawaslu;e. Meningkatkan kualitas pelayanan di Bawaslu.


Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

a. Restrukturisasi kelembagaan ASN di Bawaslu;b. Implementasi struktur kelembagaan ASN di Bawaslu;c. Penguatan kelembagaan unit pengawasan Pemilu;d. Monitoring dan evaluasi kelembagaan ASN di Bawaslu;e. Perbaikan berkelanjutan kelembagaan ASN di Bawaslu.

4) Penguatan Tata laksanaTujuan dari program ini adalah untuk menyederhanakan proses manajemen pengawasan Pemilu melalui berbagai pendekatan termasuk penggunaan teknologi informasi dalam rangka efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pengawasan Pemilu di Bawaslu.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain adalah:a. Meningkatnya kecepatan berbagai proses dalam

penyelenggaraan pengawasan Pemilu di Bawaslu;b. Meningkatnya efektivitas tata hubungan baik di dalam

masing-masing unit kerja di lingkungan Bawaslu maupun antar Bawaslu RI dengan Bawaslu Provinsi;

c. Meningkatkan sinergi pelaksanaan fungsi dan kewenangan baik di dalam masing-masing unit kerja di Bawaslu maupun antar Bawaslu RI dengan Bawaslu Provinsi;

d. Meningkatnya efisiensi penggunaan anggaran di Bawaslu;

e. Meningkatnya keterbukaan informasi publik.

Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:a. Perluasan penerapan e-government yang terintegrasi

dalam penyelenggaraan pengawasan Pemilu di Bawaslu;b. Penerapan efisiensi penyelenggaraan pengawasan Pemilu

di Bawaslu;c. Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi

Publik di Bawaslu;d. Penerapan sistem kearsipan yang handal di Bawaslu;e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program penguatan

tata laksana di Bawaslu;f. Perbaikan berkelanjutan program penguatan tata laksana


di Bawaslu.5) Penguatan Peraturan Perundang-undangan Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas

kebijakan publik yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik maupun bagi penyelenggaraan Pemilu.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain

adalah:a. Meningkatnya sinergi antar peserta Pemilu dalam proses

harmonisasi peraturan perundang-undangan;b. Meningkatnya peran serta publik dalam pengawasan

Pemilu;c. Meningkatnya dukungan publik terhadap pengawasan

Pemilu;d. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundang-

undangan;e. Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan.

Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:a. Evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundang-

undangan yang berlaku;b. Menyempurnakan/merubah berbagai peraturan

perundang-undangan yang dipandang tidak relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis dengan peraturan perundang-undangan lain;

c. Melakukan deregulasi untuk memangkas peraturan perundang-undangan yang dipandang menghambat pengawasan Pemilu;

d. Merumuskan berbagai peraturan perundang-undangan baru yang dipandang perlu.

6) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik di Bawaslu. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain

adalah:a. Meningkatnya kemudahan, kepastian dan kecepatan

proses pelayanan yang diberikan oleh Bawaslu;


b. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan di Bawaslu;c. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam

pemberian pelayanan di Bawaslu;d. Meningkatnya kompetensi SDM pelayanan di Bawaslu;e. Meningkatnya inovasi dalam pelayanan publik di

Bawaslu; f. Meningkatnya partisipasi publik dalam pengawasan

Pemilu; g. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

publik di Bawaslu.Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalah sebagai

berikut:a. Penerapan pelayanan satu atap di Bawaslu;b. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan

di Bawaslu;c. Pembangunan/pengembangan penggunaan teknologi

informasi dalam pelayanan di Bawaslu;d. Replikasi pelayanan publik terbaik di Bawaslu;e. Pengembangan inovasi pelayanan di Bawaslu;f. Penerapan partisipasi masyarakat dalam pengawasan

Pemilu;g. Penerapan partisipasi publik dalam upaya meningkatkan

kualitas pengawasan Pemilu;h. Monitoring dan evaluasi pelayanan publik;i. Penguatan pengelolaan pengaduan masyarakat yang

efektif dan terintegrasi;j. Penerapan reward and punishment dalam penyelenggaraan

pelayanan publik;k. Penguatan peran Bagian Pengawasan Intern dalam

pengendalian kualitas pelayanan publik.7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas

perencanaan, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sumber daya yang digunakan, serta meningkatkan kinerja Bawaslu.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain adalah:a. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam

sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan di


Bawaslu;b. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi sistem pelaporan

di Bawaslu;c. Meningkatnya efektivitas perencanaan dan penganggaran

di Bawaslu;d. Meningkatnya transparansi informasi laporan keuangan

dan kinerja di Bawaslu. Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalah sebagai

berikut:a. Pembangunan/pengembangan teknologi informasi dalam

manajemen kinerja;b. Pemantauan capaian kinerja secara berkala;c. Evaluasi internal akuntabilitas kinerja;

8) Penguatan Pengawasan Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan efektivitas

pengawasan dalam rangka pengawasan Pemilu yang bersih dan bebas KKN di Bawaslu.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain adalah:a. Meningkatnya independensi Bagian Pengawasan Intern di

Bawaslu;b. Meningkatnya sinergi pelaksanaan pengawasan internal

dan eksternal di Bawaslu;c. Meningkatnya kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan di Bawaslu;d. Melakukan upaya memperoleh opini WTP; e. Meningkatnya pengendalian internal di Bawaslu.

Kegiatan generik yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:a. Pelaksanaan pengendalian gratifikasi di Bawaslu;b. Pelaksanaan whistleblowing system di Bawaslu;c. Pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan di

Bawaslu;d. Pembangunan SPIP di lingkungan Bawaslu;e. Penanganan pengaduan masyarakat di Bawaslu.


Dari BawasluKita Selamatkan Pemilu Indonesia

Jl. MH. Thamrin, Jakarta PusatTelp. (021) 390 5889 Fax. (021) 390 5889

www. bawaslu.go.id

roadmap · 2 roadmap reformasi birokrasi 2015 – 2019 bawaslu ri tahun sekali bertujuan untuk...

Documents