rmk perjanjian perpajakan indonesia
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
1/8
A.SEJARAH SINGKAT PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK GANDA YANG
DIADAKAN OLEH INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN.
1. Keadaan pada Masa Pemerintahan Jaahan Hindia !e"anda.
Permasalahan pajak berganda di Indonesia sudah terjadi sejak zaman penjajahan
Belanda hal ini terbukti dengan adanya Stasblaadpada tahun 1934 Nomor 291 yang
berisi mengenai pencegahan pajak berganda atas pendapatan yang diperoleh di luar
negeri dan atau kekayaan yang berada di luar negeri dari seseorang yang bertempat
tinggal di Indonesia
!elain itu" pernah pula diadakan perjanjian perpajakan antara #erajaan Belanda
dengan #anada mengenai pencegahan pajak ganda atas pendapatanBerdasarkan
pertukaran nota $eschange of note) yang dilakukan antara Pemerintah %india Belanda
dengan #anada pada tanggal 2 &pril 193' juga diberlakukan di %india Belanda
#. Keadaan pada Masa Pas$a Kemerde%aan Ind&nesia.
Pasca merdekanya bangsa Indonesia untuk pertama kalinya Indonesia
mengadakan kontrak dengan negara lain untuk mengadakan perjanjian perpajakan yaitu
saaat Indonesia memulai perundingan pertama delegasi Indonesia dengan #erajaan
Belanda untuk membicarakan mengenai (perjanjian antara )epublik Indonesia dengan
#erajaan Belanda mengenai Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan
Pajak atas Pendapatan dan #ekayaan* pada bulan &pril 19+,
!elanjutnya Indonesia mengadakan perundingan berikutnya dengan negara-negara
lain misalnya dengan negara .epang pada tanggal 1 &pril 19+1" kemudian perundingan
1
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
2/8
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
3/8
1. 6asalah ilayah $territory: negara masing-masing
2. Prinsip bentuk usaha tetap $principle of permanent establishment:
3. Pemajakan atas laba /saha4. Pemajakan atas laba yang diperoleh dari pengoperasian kapal-kapal dan pesaat terbang
dalam lalu lintas internasional5. Pemajakan atas penghasilan yang berupa bunga" di;dien" dan royalty
6. Pemajakan atas penghasilan dari hubungan kerja $Dependent personal services:
7. ara-cara penghindaran pajak berganda $methods of elimination of doble ta!ation)". Pertukaran bahan keterangan
#. 6asalah-masalah berlakunay perjanjian perpajakan dan saat berlakunya ketentuan-
ketentuan perjanjian perpajakan
1. Pen'esahan (Rati)i%asi* Peranian Perpaa%an
Pada naskah perjanjian-perjanjian perpajakan yang diadakan oleh Indonesia"
dalam naskah bahasa Inggrisnya kebanyakan menggunakan istilah &greement
$persetujuan:" dan juga adapula naskah perjanjian-perjanjian perpajakan yang
menggunakan istilah on;ention $kon;ensi: Namun" jika dilihat materinya" perjanjian-
perjanjian perpajakan yang bersangkutan tingkatannya merupakan suatu treaty $traktat:"
bukan agreement maupun con;ention Istilah resmi yang dipergunakan oleh Perserikatan
Bangsa Bangsa pun adalah ta< treaty $perjanjian perpajakan:" bukan ta< agreement
$persetujuan perpajakan: atau ta< con;ention $kon;ensi perpajakan: #emudian dilihat
dari segi materinya lagi" dalam perjanjian-perjanjian perpajakan tertdapat ketentuan yang
merupakan penyimpangan dari undang-undang perpajakan engan terdapatnya materi
yang merupakan penyimpangan dari undang-undang perpajakan" perjanjian perpajakan
tingkatannya haruslah setara atau lebih tinggi dengan undang-undang dan jika kita
melihat hukum positi= yang berlaku di Indonesia" antara lain ketentuan Pasal 23 ayat $2:
/ndang-/ndang asar 194>" memperkuat argumentasi baha suatu perjanjian
3
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
4/8
perpajakan tingkatannya sama dengan undang-undang ?leh karena itu" untuk
memberlakukannya" diperlukan adanya pengesahan atau rati=ikasi oleh P)
#. Pra%ti% Pen'esahan (Rati)i%asi* Peranian Perpaa%an di Ind&nesia
!ampai saat ini" prosedur pengesahan suatu perjanjian masih mengikuti sistem
yang sejalan dengan !urat Presiden !oekarno Nomor 2'25@%#@5, tertanggal 22 &gustus
195, dan menganggap baha perjanjian-perjanjian perpajakan yang diadakan oleh
Indonesia termasuk dalam kategori (Perjanjian yang mengandung materi lain* dari jenis-
jenis perjanjian yang dikategorikan dalam butir a"b dan c !urat Presiden !oekarno Nomor
2'25@%#@5, tertanggal 22 &gustus 195, tersebut engan demikian" dalam praktik
pengesahan $rati=ikasi: suatu perjanjian perpajakan yang diadakan oleh Indonesia dengan
negara lain" pengesahan $rati=ikasi: hanya dilakukan melalui #eputusan Presiden
)epublik Indonesia Pengesahannya tersebut kemudian diberitahukan kepada P)
+. Peranian Perpaa%an den'an Tai,an
Berbeda dengan perjanjian-perjanjian perpajakan lainnya" Perjanjian
Penghindaran Pajak Aanda antara Indonesia dengan 8aian dilakukan antara #antor
konomi dan Perdagangan Indonesia" 8aipe $Indonesian conomic and 8rade to 8aipe C
I8?: dengan #antor agang dan konomi 8aeipe" .akarta $8he 8aipe conomic and
8rade ?==ice to .akarta C 88?: yang ditandatangani di 8aipe tanggal 1 6aret 199>"
bukan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah 8aian #endala dilakukannya
Perjanjian Perpajakan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah 8aian adalah
adanya kebijakan politik luar negeri Indonesia yang hanya mengakui satu negara ina
4
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
5/8
$one hina policy:" yang dalam hubungan ini" Indonesia hanya mengakui pemerintahan
)epublik )akyat ina
Berdasarkan #eputusan 6enteri #euangan )epublik Indonesia Nomor
>,+@#6#,4@199>" tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang iterima
atau iperoleh Penduduk Indonesia dari !umber Penghasilan di 8aian dan oleh
Penduduk 8aian dari !umber Penghasilan di Indonesia" tanggal + No;ember 199>"
dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Persetujuan antara #antor agang dan konomi Indonesia" 8aipe dengan #antor agang
dan konomi 8aipe" .akarta yang telah ditandatangani di 8aipe pada tanggal 1 6aret
199>
-. !AHASA YANG DIPERGNAKAN DALAM NASKAH PERJANJIAN PERPAJAKAN
INDONESIA
Permasalahan bahasa yang dipergunakan dalam naskah suatu perjanjian perpajakan
sangat penting artinya &danya perbedaan bahasa yang dipergunakan dalam naskah resmi
perjanjian perpajakan sering menimbulkan adanya perbedaan dalam mena=sirkan suatu
ketentuan yang tersurat dalam naskah perjanjian perpajakan /ntuk menjembatani perbedaan
pena=siran" ada kalanya diperlukan bahasa ketiga disamping bahasa nasional masing-masing
Negara yang dipergunakan dalam naskah perjanjian perpajakan
Bahasa resmi yang dipergunakan dalam perundingan-perundingan perjanjian perpajakan
yang diadakan oleh Indonesia adalah bahasa Inggris igunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa resmi disebabkan oleh alasan-alasan praktis dimana bahasa Inggris lebih dikuasai oleh
kebanyakan masing-masing anggota delegasi yang bersangkutan dari bahasa lainnya
>
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
6/8
Bahasa resmi $auntentik: yang dipergunakan dalam naskah perjanjian perpajakan
tergantung kepada kesepakatan kedua pihak yang bersangkutan !ebagai contohnya7
Bahasa resmi yang dipergunakan dalam naskah Perjanjian Perpajakan Indonesia-Belanda
adalah Bahasa Indonesia 8etapi" bila terjadi perbedaan pena=siran diantara naskah bahasa
Indonesia dan naskah bahasa Belanda" maka naskah bahasa Inggris yang menentukan
Perjanjian Indonesia-Belgia bahasa resmi yang dipergunakan pada naskahnya adalah
bahasa Inggris
Perjanjian Indonesia-.erman bahasa resminya merupakan bahasa Indonesia dan bahasa
.erman
Perjanjian Indonesia-Perancis dipergunakan bahasa Indonesia dan bahasa Prancis
D.KEDDKAN PERJANJIAN PERPAJAKAN DALAM SISTEM HKM
INDONESIA
&da dua pertanyaan penting yang berkaitan dengan kedudukan perjanjian perpajakan
dalam sistem hokum Indonesia yaitu sebagai berikut7
1 Bagaimanakah kedudukan suatu perjanjian perpajakan dalam sistem hukum IndonesiaD
2 &pabila terjadi kon=lik hukum antara perjanjian perpajakan undang-undang nasional
bagaimanakah pemecahannyaD
#etentuan dari pasal 23 ayat $1: // 194> mengenai segala pajak untuk keperluan
Negara berdasarkan //" pasal 2, ayat $1: // 194> mengenai setiap undang-undang harus
mendapat persetujuan P)" pasal 11 // 194> menyatakan baha Presiden dengan
persetujuan P) menyatakan perang" membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara
lainari ketentuan ketiga pasal diatas dapat disimpulkan baha undang-undang perpajakan
nasional dan perjanjian perpajakan mempunyai kedudukan dan bobot yang setara
5
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
7/8
Peme$ahan K&n)"i% H/%/m antara Peranian Perpaa%an den'an ndan'0ndan'
Perpaa%an Nasi&na".
Indonesia belum mempunyai yurisprudensi yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk
memecahkan masalah apabila terjadi kon=lik hukum antara perjanjian perpajakan dengan
undang-undang perpajakan nasional Namun demikian" karena kedudukan perjanjian
perpajakan setara dengan undang-undang nasional" adagium yang berlaku umum dapat
dipakai sebagai pedoman Eaitu adagium yang menyatakan baha ketentuan yang si=atnya
khusus $le< specialist: mengalahkan atau menyampingkan ketentuan yang si=atnya umum
$le< generalist: engan demikian" apabila terdapat ketentuan dalam perjanjian perpajakan
dan dalam undang-undang nasional yang sama-sama mengatur mengenai hal-hal yang sama"
ketentuan yang terdapat dalam perjanjian perpajakan yang sama" ketentuan yang terdapat
dalam perjanjian perpajakan mengesampingkan ketentuan yang terdapat dalam // nasional
-&nt&h %as/s
Berdasarkan ketentuan Pasal 25 // No + 8ahun 19'3 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan /ndang-/ndang Nomor 1+ 8ahun 2,,," tari== pemotongan Pajak
Penghasilan atas bunga yang dibayarkan kepada subyek pajak luar negeri adalah sebesar
2,F dari bunga bruto !ementara itu" berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat 2 Perjanjian
Penghindaran Pajak Aanda antara Indonesia dengan Polandia" besarnya tari== pemotongan
adalah 1,F dari jumlah kotor bunga !esuai dengan adagium diatas" apabila bunga yang
bersangkutan dibayarkan kepada penduduk Polandia" besarnya tari== pemotongan PPh Pasal
25 atas bunga tersebut adalah sebesar 1,F dari jumlah kotor bunga seperti yang ditentukan
+
-
8/10/2019 Rmk Perjanjian Perpajakan Indonesia
8/8