risma materi

Upload: dewas-noble-idol

Post on 12-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Manfaat Bagi Petugas Kesehatan Mempelajari Kebudayaana. Didalam semua religi atau agama, ada kepercayaan tertentu yang berkaitan dengankesehatan, gizi, dll. Misal : orang yang beragama Islam : tidak makan babi, sehingga dalamrangka memperbaiki status gizi, seorang petugas kesehatan dapat menganjurkan makananlain yang bergizi yang tidak bertentangan dengan agamanya.b. Dengan mempelajari organisasi masyarakat, maka petugas kesehatan akan mengetahuiorganisasi apa saja yang ada di masyarakat, kelompok mana yang berkuasa, kelompok manayang menjadi panutan, dan tokoh mana yang disegani. Sehingga dapat dijadikan strategipendekatan yang lebih tepat dalam upaya mengubah perilaku kesehatan masyarakat.c. Petugas kesehatan juga perlu mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat maka petugas kesehatan akan mengetahuimana yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalammemperbaiki status kesehatan.d. Petugas kesehatan juga perlu mempelajari bahasa lokal agar lebih mudah berkomunikasi,menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama dan rasa persaudaraan.e. Selain itu perlu juga mempelajari tentang kesenian dimasyarakat setempat. Karena petugaskesehatan dapat memanfaatkan kesenian yang ada dimasyarakat untuk menyampaikanpesan kesehatan.f. Sistem mata pencaharian juga perlu dipelajari karena sistem mata pencaharian adakaitannya dengan pola penyakit yang diderita oleh masyarakat tersebut.g. Teknologi dan peralatan masyarakat setempat . Masyarakat akan lebih mudah menerimapesan yang disampaikan petugas jika petugas menggunakan teknologi dan peralatan yangdikenal masyarakat.

ASPEK SOSIOBUDAYA BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATANOleh : Yetti Wira Citerawati SY1. Pengertian KebudayaanSecara sederhana kebuadayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa.Sebenarnya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yangmerupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitandengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasaldari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.Koentjaraningrat (2002) mendefinisikan kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasilkelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajardan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusiamemerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya.Taylor dalam bukunya Primitive Culture, memberikan definisi kebudayaan sebagaikeseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, dankemampuan kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaankebiasaanyang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.Menurut Herskovits, Budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian darilingkungannya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatuyang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkanmerupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial,maka bisa disebut budaya.2. Unsur KebudayaanKoentjaraningrat (2002) membagi budaya menjadi 7 unsur : yakni sistem religi danupacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa,kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsuritulah yang membentuk budaya secara keseluruhan.3. Manfaat Bagi Petugas Kesehatan Mempelajari Kebudayaana. Didalam semua religi atau agama, ada kepercayaan tertentu yang berkaitan dengankesehatan, gizi, dll. Misal : orang yang beragama Islam : tidak makan babi, sehingga dalamrangka memperbaiki status gizi, seorang petugas kesehatan dapat menganjurkan makananlain yang bergizi yang tidak bertentangan dengan agamanya.b. Dengan mempelajari organisasi masyarakat, maka petugas kesehatan akan mengetahuiorganisasi apa saja yang ada di masyarakat, kelompok mana yang berkuasa, kelompok manayang menjadi panutan, dan tokoh mana yang disegani. Sehingga dapat dijadikan strategipendekatan yang lebih tepat dalam upaya mengubah perilaku kesehatan masyarakat.c. Petugas kesehatan juga perlu mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat maka petugas kesehatan akan mengetahuimana yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalammemperbaiki status kesehatan.d. Petugas kesehatan juga perlu mempelajari bahasa lokal agar lebih mudah berkomunikasi,menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama dan rasa persaudaraan.e. Selain itu perlu juga mempelajari tentang kesenian dimasyarakat setempat. Karena petugaskesehatan dapat memanfaatkan kesenian yang ada dimasyarakat untuk menyampaikanpesan kesehatan.f. Sistem mata pencaharian juga perlu dipelajari karena sistem mata pencaharian adakaitannya dengan pola penyakit yang diderita oleh masyarakat tersebut.g. Teknologi dan peralatan masyarakat setempat . Masyarakat akan lebih mudah menerimapesan yang disampaikan petugas jika petugas menggunakan teknologi dan peralatan yangdikenal masyarakat.4. Aspek Sosial yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku KesehatanAda beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah :a. UmurJika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golonganumur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan usilalebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker,dan lain-lain.b. Jenis KelaminPerbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnyadikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyakmenderita kanker prostat.c. PekerjaanAda hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya dikalangan petanibanyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang banyak dilakukan disawah denganlingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja diindustri , misal dipabriktekstil banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar dengandebu.d. Sosial EkonomiKeadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita obesitaslebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dansebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang statusekonominya rendah.Menurut H.Ray Elling (1970) ada 2 faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan :1. Self conceptSelf concept kita ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakanterhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepadaorang lain. Apabila orang lain melihat kita positip dan menerima apa yang kita lakukan, kitaakan meneruska perilaku kita, begitu pula sebaliknya.2. Image kelompokImage seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Sebagai contoh, anakseorang dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang denganpendidikan tinggi, sedangkan anak buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkunganmedis, dan besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi dokter.Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan Dan Perilaku KesehatanMenurut G.M. Foster (1973) , aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan al :a. Pengaruh tradisiAda beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadapkesehatan masyarakat.b. Sikap fatalistisHal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh :Beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islampercaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir , sehinggamasyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknyayang sakit.c. Sikap ethnosentrisSikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengankebudayaan pihak lain.d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnyaContoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu, menolak untukmakan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelahdiselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun singkong hanya pantas untuk makanankambing, dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan dengankambing.e. Pengaruh normaContoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalamihambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang memberikanpelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.f. Pengaruh nilaiNilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Contoh :masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras merah, padahal merekamengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah daripada diberas putih.g. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadapperilaku kesehatan.Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan padaseseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, manusia yang biasa makan nasi sejak kecil, akansulit diubah kebiasaan makannya setelah dewasa.h. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatanApabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatanmasyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jikamelakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh padaperubahan, dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi denganperubahan tersebut.6. Perubahan Sosial BudayaMenurut Koentjaraningrat, bahwa perubahan budaya yg tjd di masy dpt dibedakan kedalambeberapa bentuk :a. Perubahan yg tjd secara lambat dan cepatb. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan besarc. Perubahan yang direncanakan dan yg tdk direncanakan7. Makanan Dan Budaya7.1 Definisi MakananMakanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsurunsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna biladimasukkan dalam tubuh.7.2 Kebudayaan Menentukan MakananSebagai suatu konsep budaya, makanan (food) bukanlah semata-mata suatu produkorganik dengan kualitas-kualitas biokimia yang dapat dipakai oleh organisma termasukmanusia untuk mempertahankan hidupnya. Akan tetapi makanan sebagai sesuatu yangakan dimakan, diperlukan pengesahan budaya. Lewat konsep-konsep budaya itulahsejumlah makanan yang menurut ilmu gizi sangat bermanfaat untuk dikonsumsi, tetapidalam prakteknya bisa jadi justru dihindari.Contoh :1. Adanya pantangan bayi dan anak tidak diberikan daging, ikan, telur, dan makanan yangdimasak dengan santan dan kelapa parut sebab dipercaya akan menyebabkan cacingan,sakit perut, dan sakit mata .2. Bagi gadis dilarang makan buah: pepaya, nanas dan jenis pisang tertentu (yang dianggaptabu) karena ada hubungan yang erat dengan siklus masa haid, hubungan kelamin danreproduksi .Jadi, dapat kita pahami bahwa adanya masalah gizi di Indonnesia bukan hanyakarena masalah sosek, tapi juga karena alasan-alasan budaya, di mana ada ketersediaanmakanan tetapi terpaksa tidak dikonsumsi karena kepercayaan atau ketidaklaziman ataukarena larangan agama7.3 Istilan Makanan Food Versus NutrimenMasalah aktivitas makan tidak semata-mata sebagai aktivitas fisik manusia untukpemenuhan naluriahnya seperti lapar, tetapi juga di dalamnya dilekati oleh pengetahuanbudaya. Lewat pengetahuan budaya itu, masyarakat manusia mengkategorikan makanan kedalam dua istilah yaitu nutrimen (nutriment) dan makanan (food). Nutriment adalah suatu konsep biokimia, suatu zat yang mampu untuk memelihara danmenjaga kesehatan organisme yang menelannya, terlepas dari apakah makanan itudiperbolehkan atau dilarang dalam kaitannya dengan budaya. Food adalah suatu konsep budaya. Sebagai konsep budaya, maka di dalamnya terdapatpenjelasan budaya mengenai kategori (bahan) makanan anjuran lawan makanan tabu(larangan); makanan prestise lawan makanan rendah; makanan dingin lawan makananpanas, dan sebagainya. Sebagai suatu konsep budaya, makanan (food) bukanlahsemata-mata suatu produk organik dengan kualitas-kualitas biokimia yang dapat dipakaioleh organisma termasuk manusia untuk mempertahankan hidupnya. Akan tetapimakanan sebagai sesuatu yang akan dimakan, diperlukan pengesahan budaya. Jellife & Bennet 1962 menyatakan : Manusia dimana saja, bahkan dalam keadaan sukarsekalipun, hanya makan sebagian dari bahan-bahan yang sebenarnya dapat dimakandan tersedia.7.4 Klasifikasi MakananVariasi klasifikasi makanan antara lain : Menurut prestise status Pertemuan sosial Usia Keadaan sehat sakit Nilai simbolik ritual7.5 Peranan Simbolik Makanana) Sebagai ungkapan ikatan sosialMisal : Menawarkan makanan sebagai simbolis ungkapan persahabatan, perhatian, kasihsayang Tidak memberi makanan sebagai ungkapan simbolis permusuhan, kemarahanb) Sebagai ungkapan kesetiakawanan kelompokMisal : makan bersama, berkumpul dimeja besar melambangkan keakraban keluargac) Makanan dan stressMisal : terpenuhinya makanan kesukaan kebiasaan membuat dirinya tenang.d) Simbolisme makanan dalam bahasaKualitas makanan digunakan untuk menggambarkan kualitas manusia. Misal : wajahsusu madu diartikan sebagai seseorang dengan wajah kuning langsat .7.6 Pembatasan Budaya Terhadap Kecukupan Gizi1. Kegagalan melihat hubungan antara makanan dan kesehatan.Adalah kesenjangan yang besar dalam pemahaman tentang bagaimana makanan itudapat digunakan sebaik-baiknya untuk kesehatan, misal : Susunan hidangan yang cenderung ditafsirkan berdasar kuantitasnya tanpamemperhatikan kualitas. Kepercayaan / tabu terhadap makanan yang tidak menguntungkan kesehatan bilatabu tersebut diterapkan.2. Kegagalan untuk mengenali kebutuhan gizi pada anak-anak. Kegagalan budaya masyarakat memahami bahwa anak-anak memerlukanmakanan khusus. Kepercayaan/tabu terhadap makanan yang merugikan anak-anak. Ketidaktahuan gizi / kecukupan gizi anak.PUSTAKAPERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta.