riset pgethuan wus tntg kb

48
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KONTRASEPSI DI PUSKESMAS SEMPAJA Mata Ajar Riset Keperawatan Tahun 2011 / 2012 Oleh: RATNA NIM: 7220 05S0 9068 AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Upload: warudotome-runa-titadala

Post on 25-Jul-2015

455 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

LAPORAN HASIL PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KONTRASEPSI

DI PUSKESMAS SEMPAJA

Mata Ajar Riset Keperawatan

Tahun 2011 / 2012

Oleh:

RATNA

NIM: 7220 05S0 9068

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA

KALIMANTAN TIMUR

2011 / 2012

Page 2: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program

pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal

pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan keluarga bahagia dan

sejahtera dengan cara pengaturan kelahiran dan juga pengendalian

pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2011 diperoleh bahwa

jumlah penduduk dunia telah mencapai 6,952,939,682 jiwa dan jumlah

penduduk indonesia telah mencapai 245,613,043 jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk 1,49 pertahun ( Internal Data Base Biro Sensus

Amerika Serikat, 2 Agustus 2011 ).  

Laju pertumbuhan penduduk Kalimantan Timur per tahun selama

kurun waktu 10 tahun terakhir yakni dari tahun 2000 hingga 2010 sebesar

3,81 persen. Jumlah ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk

nasional sebesar 1,47 pesen. Dari Sensus penduduk 2010 jumlah penduduk

Kaltim 3.550.586 jiwa, Kota samarinda menempati kepadatan penduduk

tertinggi dengan 726.223 jiwa . ( Umar Riyadi, 2010 ).

Program KB merupakan salah satu program untuk mencegah terjadinya

ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal

2

Page 3: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total

Fertility Rate). Salah satu upaya pemerintah untuk menekan laju

pertambahan penduduk melalui upaya pengendalian fertilitas yang

instrumen utamanya adalah Program Keluarga Berencana (KB) (Hatmadji,

2004). Sejak pertama sekali dicadangkan pada tahun 1970, program KB

telah menunjukkan hasil dengan terjadinya penurunan Laju Pertumbuhan

Penduduk (LPP) dan Total Fertility Rate (TFR), sedangkan tingkat

penggunaan kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

mengalami peningkatan. Angka kepesertaan KB penduduk Indonesia sudah

tinggi, mencapai 61,4 persen. Indikasi penggunaan alat kontrasepsi

meningkat dari tahun 2009 - 2011 . Data yang diungkap BKKBN

menyebutkan penggunaan kondom naik 25 persen, MOW (metode operasi

wanita) naik 15 persen, MOP (metode operasi pria) naik 79 persen, serta

penggunaan IUD (intraurine device) naik 44 persen. ( Sugiri Syarief, 2011 )

Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam menurunkan fertilitas

adalah dengan memantapkan gerakan KB Nasional melalui penggunaan alat

kontrasepsi bagi pasangan suami istri, khususnya bagi mereka yang masih

merupakan pasangan dalam usia subur (15 – 49 tahun ). Pada pasangan usia

dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan, dan pada usia 20 –

30 tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan (Azwar RA, 1990).

Dengan demikian dapat dilihat adanya hubungan yang erat antara

metode kontrasepsi dan kesehatan khususnya antara tingkat fertilitas ibu

pada usia subur dengan morbilitas dan mortalitas anak. Penurunan tingkat

3

Page 4: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

fertilitas ibu akan tercapai apabila setiap klien (PUS/WUS), mempunyai

tingkat pengetahuan yang cukup tentang pentingnya penggunaan metode

atau alat kontrasepsi. Dengan pengetahuan yang dimiliki PUS/WUS dapat

mengikuti program KB Nasional atau menjadi akseptor KB. Berdasarkan

uraian diatas maka peneliti mengambil masalah tentang tingkat kebutuhan

informasi bagi ibu sebagai subjek penelitian tentang alat kontrasepsi sebagai

objek penelitian. Dari pengalaman peneliti selama praktek di rumah sakit

dan puskesmas, masih banyak para ibu yang belum mengetahui pentingnya

penggunaan alat kontrasepsi baik manfaat, keuntungan maupun masalah-

masalah yang ditimbulkan dari penggunaan alat kontrasepsi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dikemukakan pada penelitian kali ini adalah

bagaimana tingkat pengetahuan wus tentang kontrasepsi AKDR / MKET di

Puskesmas Sempaja.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran bagaimana tingkat pengetahuan PUS/

WUS tentang konsep dasar alat kontrasepsi KB.

4

Page 5: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

1.3.2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mendapatkan informasi tentang pengetahuan ibu tentang

manfaat alat kontrasepsi KB .

b. Mengetahui kejelasan tentang upaya mencari pertolongan

pelayanan KB.

c. Mengetahui sejauhmana sosialisasi KB berjalan efektif

terutama pada pengenalan alat kontrasepsi bagi akseptor KB.

d. Mendapatkan gambaran tentang dukungan suami terhadap

pemakaian alat kontrasepsi KB

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang hendak peneliti capai dalam

penelitian ini adalah:

a. Bagi institusi sebagai bahan bacaan tambahan AKADEMI

KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA.

b. Bagi Puskesmas agar dapat memfasilitasi program keluarga berencana

melalui penyuluhan mengenai alat kontrasepsi.

c. Bagi peneliti sebagai bahan informasi yang diharapkan dapat

memberikan tinjauan pemikiran dalam penelitian selanjutnya.

d. Bagi masyarakat /wus agar dapat mencari informasi serta pertolongan

pelayanan KB.

5

Page 6: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

BAB II

KONSEP DASAR

2.1 Pengetahuan

Manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai

makhluk yang sadar. Kesadaran manusia itu dapat di simpulkan dari

kemampuannya untuk berfikir, berkehendak dan merasa. Dengan pikirannya

manusia mendapat (ilmu) pengetahuan, dengan kehendaknya manusia

mengarahkan prilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai

kesenangan.

Pengetahuan menurut Soekanto (1990) ialah kesan didalam pikiran

manusia sebagai hasil penggunaan panca indra yang berbeda sekali dengan

kepercayaan (Beliefs), takhayul (Supertitions) dan penerangan-penerangan

yang keliru (misalnya informations).

Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat factor,

simbul, prosedur, tehnik dan teori (Notoatmodjo, 1996). Menurut Bloom

yang di kutip Notoatmodjo agar seseorang melakukan prosedur dengan baik

harus sudah ada pada tingkat pengetahuan aplikasi. Aplikasi diartikan

sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

suatu situasi / kondisi sebenarnya.

6

Page 7: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

Syarat-syarat pengetahuan menurut Drs. Mustagim dan Drs. Abdul Wahid :

1. Harus ada obyeknya.

2. Disusun secara sistematik, teratur sehingga bagian-bagiannya tidak

bertentangan satu sama lain.

3. Harus memiliki metodelogi tertentu.

Pengetahuan didapat secara :

1. Formal

Didapat melalui pendidikan resmi dan mendapat ijasah, seperti sekolah,

kursus-kursus.

2. Informal

Didapat melalui kenyataan (fakta) dengan melihat, mendengar melalui

alat komunikasi ( TV, Koran).

Proses Belajar

7

Perubahan hasil prilaku

Stimulus bahan belajar

Perubahan kesan latihan

Diproses diolah dalam inggatan

Kesan /Pengalaman

Page 8: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

2.2 Keluarga berencana

Definisi keluarga berancana menurut WHO (world Health

Organization) Expert Commite, 1970 adalah tindakan yang membantu

individu pasangan suami istri untuk :

a. Mendapat objek-objek tertentu.

b. Kelahiran yang memang diinginkan.

c. Mengatur interval diantara kelahiran.

d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

dan istri.

e. Menentukan Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.

f. Mendapatkan jumlah anak dalam keluarga.

2.2.1.Metode Kontrasepsi

Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh suatu metode kontrasepsi

yang baik adalah :

a. Aman / tidak berbahaya.

b. Dapat diandalkan.

c. Sederhana, sedapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter.

d. Murah dan dapat diterima oleh orang banyak.

e. Pemakaian jangka lama ( continuation rate tinggi ).

Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode

kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal / sempurna.

8

Page 9: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

2.2.1 Jenis-jenis Metode Kontrasepsi.

1. Metode sederhana

1.1 Tanpa alat

a. KB alamiah : Natural family planning

b. Fertility Awareness Methods

c. Periodik Abstiness

d. Metode Rhythm

e. Pantang berkala

f. Metode kalender (Ogion – Knaus )

g. Metode suhu badan basal (Termal)

h. Metode lendir serviks (Billings)

i. Metode simpto – termal

j. Coetus interuptus

1.2 Dengan alat.

a. Mekanisme (Barier) :

b. Kondom PriaBarier intra – Vaginal : Diafragma, kap

servik,spons Kondom Wanita

c. Kimiawi : Spermisid :Vaginal kream, foam, jelly,

suppositoria, tablet (busa), soluble film

9

Page 10: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

2. Metode Moderen

2.1 Kontrasepsi Hormonal :

Per- oral : - Pil oral kombinasi (POK)

- Mini-pil

- Morning-after pill

Injeksi / suntikan

DMPA, NET_EN, Microspheres, Microcapsule.

Sub kuitis : Implant ( Alat kontrasepsi bawah kulit : AKBR)

- Implant non – biodegradable (Dormplant, norplant – 2,

ST – 1435, Implanon ).

- Implant biodegradable (capronos, pellets).

2.2. Intra Uterine Devices ( IUD – AKDR )

2.3. Kontrasepsi Mantap

Pada wanita

a. Penyinaran :

1. Radiasi sinar x, radium, Colbalt.

2. Sinar laser.

b. Operatif :

1. Ligasi tuba fallopi

2. Elektro – koagulasi tuba fallopi

3. Fimbriektomi

4. Salpingektomi

5. Ovarektomi bilateral

10

Page 11: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

6. Histerektomi

7. Fimbriotexy (Fimbrial cap)

8. Ovariotexy

Pada pria

a. Operatif medis : Vasektomi

b. Penyumbatan vasdeveren secara mekanis

c. Penyumbatan vasdeverens secara kimiawi

2.2.1 Jenis-jenis Kontrasepsi Efektif

1. Pil KB

Pil KB adalah cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk

pil / tablet dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan

progesteron atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja.

a. Cara kerjanya :

1. Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur

wanita dari ovarium

2. Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani /

sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim

3. Menipiskan lapisan endomatrium

b. Efektifitas

Efektifitas pemakaian pil sangat tinggi, tetapi tergantung

pada disiplin si pemakai. Kegagalan teoritis lebih 0,35 %

11

Page 12: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

tetapi dalam prakteknya berkisar 1 – 8 % untuk pil kombinasi, 3

– 10 % untuk minipil.

c. Keuntungan

1. Reversibilitasnya.

2. Mudah menggunakannya.

3. Mengurangi rasa sakit waktu menstruasi.

4. Mencegah anemia defesiensi besi.

5. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan

ektopik

6. Mengurangi resiko kanker rahim.

7. Cocok digunakan untuk menunda kehamilan pertama pada

Pasangan Usia Subur (PUS) muda.

8. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil yang

mengandung progesteron antara lain exluton / minipil.

d. Kerugian

1. Dapat mempengaruhi ASI pada pil yang mengandung

estrogen.

2. Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia, eksternal

genital warts.

3. Kembalinya kesuburan agak lambat.

e. Kontra indikasi

1. Menyusui, keculi pil mini.

2. Pernah sakit jantung

12

Page 13: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

3. Tumor / keganasan

4. Kelainan jantung, varises, dan darah tinggi

5. Perdarahan pervaginam, kecuali tidak diketahui penyebabnya

6. Migran

f. Efek samping dan cara penanggulangan:

1. Perdarahan

2. Air susu berkurang

3. Tekanan darah meninggi.

4. Perubahan berat badan.

2. Suntikan KB

Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormonal suntikan KB. Jenis

yang berbeda di Indonesia adalah :

Yang mengandung hormon prosgesteron yaitu : Depo Provera

150 mg, Dopo Progestin 150 m, Depogeston 150 mg, Noristerat

200 mg.

Yang mengandung 25 mg medroxy progesteron acetat dan 5 mg

estradiol cypionate aatau cyclofem.

a. Cara kerja :

1. Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur.

2. Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa

tidak dapat masuk kedalam rahim.

3. Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk

kehamilan.

13

Page 14: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

b. Efektifitas

Efektifitas sangat tinggi, kegagalan kurang dari 1 %.

c. Keuntungan

1. Praktis, efektif, dan aman.

2. Tidak mempengaruhi ASI, cocok untuk ibu menyusui.

3. Dapat menurunkan kemungkinan anemia.

d. Kontraindikasi

1. Tersangka hamil.

2. Perdarahan akibat kelainan genekologi (perdarahan dari liang

senggama) yangtidak diketahui penyebabnya.

3. Tumor / keganasan .

4. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis (penyakit

metabolisme).

e. Efek samping

1. Gangguan haid

2. keputihan

3. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi

yang disusupkan dibawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini

adalah implant dengan nama dagang “ NORPLANT, IMPLANON,

JADENA”.

a. Cara kerja dalam pencegahan kehamilan :

1. Menghambat terjadinya ovulasi.

14

Page 15: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

2. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.

3. Mempertebal dinding serviks.

4. Menipiskan lapisan endometrium.

b. Efektifitas

Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalan teoritis 0,2 %,

dalam praktek 1 – 3 %.

c. Keuntungan :

1. Tidak menekan produksi ASI.

2. Praktis, efektif.

3. Tidak ada faktor lupa.

4. Masa pakai jangka panjang ( 3 -5 tahun ).

5. Membantu mencegah anemia.

6. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone

estrogen.

d. Kekurangan :

1. Implant harus dipasang dan dilepas oleh petugas keshatan

yang terlatih.

2. Implant lebih mahal daripada cara KB jangka pendek

lainnya.

3. Implant sering mengubah pola haid.

4. Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri.

5. Susuk mungkin terlihat dibawah kulit.

15

Page 16: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

e. Kontraindikasi :

1. Hamil atau diduga hamil

2. Perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya

3. Tumor atau keganasan

4. Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, DM

f. Efek samping dan cara penanggulangan

1. Gangguan haid, berupa amenorhea, metrorhagia.

2. Keputihan

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR / IUD ).

Adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim

yang bentuknya bemacam- macam, terdiri dari plastik ( Polietyline ).

Ada yang dililit tembaga (Cu), ada juga yang tidak, dan adapula

yang dililit tembaga bercampur perak (Ag).Selain itu, adapula yang

dibatangnya berisi hormon progesteron.

a. Jenis-jenis AKDR yang beredar :

1. IUD generasi pertama :

Berbentuk spiral / huruf S ganda terbuat dari plastik

( polyethiline ).

2. IUD generasi kedua :

- Cu T 200 B = berbentuk huruf T yang batangnya dililit

tembaga ( Cu ). dengan kandungan Tembaga.

16

Page 17: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

- Cu 7 = berbentuk angka 7 yang batangnya dililit tembaga.

- MI Cu 250 = berbentuk 2/3 lingkaran elips yang bergerigi

batangnya dililit tembaga.

3. IUD generasi ketiga

- Cu T 380 A = berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga lebih

banyak dan Perak.

- MI Cu 375 = batangnya dililit tembaga berlapis perak

- Nova T Cu 200 A = batang dan lengannya dililit tembaga

- Medussa Pessar = batangnya dililit tembaga.

b. Indikasi Pemakaian

Merupakan cara KB efektif terpilih yang sangat

diprioritaskan pemakaiannya, pada ibu dalam fase menjarangkan

kehamilan, mengakhiri kesuburan

c. Kontraindikasi

1. Kehamilan

2. Gangguan perdarahan

3. Peradangan alat kelamin

4. Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin

5. Tumor jinak rahim

6. Kelainan bawaan rahim

17

Page 18: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

d. Efektifitas & keuntungan AKDR.

Efektifitas AKDR tinggi, angka kegagalan berkisar 1%

- Lipper loop sebagai generasi pertama dipakai selama

diinginkan kecuali bila ada keluhan.

- Cu T 200 B, Cu 7, MI Cu 250 sebagai generasi kedua

dipakai selama 3-4 tahun.

- IUD generasi ketiga ( Cu T 300 A, MI Cu 380, Medussa

Pessar ) selama 10 tahun

e. Keuntungan

1. Praktis, ekonomis, mudah dikontrol, aman untuk jangka

panjang dan kembalinya kesuburan cukup tinggi

2. Tidak dipengaruhi faktor lupa seperti pil.

f. Efek samping dan penanggulangan.

1. Perdarahan.

2. Keputihan

3. Ekspulsi

4. Nyeri

g. Komplikasi dan cara penanggulangan.

1. Infeksi

2. Keputihan

3. Translokasi.

18

Page 19: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

2.3 Motivasi

a. Pengertian

Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti

“menggerakan”. Berdasarkan pengertian ini makna Motivasi menjadi

berkembang. Woldkwoski (1985) menjelaskan bahawa Motivasi

merupakan suatu kondisi menyebabkan atau menimbulkan prilaku

tertentu, dan yang member arah dan ketahanan (persistence) pada

tingkah laku tersebut .

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang

untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa

dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan

menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah

proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai

motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh

kesuksesan dalam kehidupan..

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic.

Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu

sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat

kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena

rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan

seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah

manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan

19

Page 20: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi

seperti status ataupun kompensasi.

Motivasi merupakan hasil cognitive secara keseluruhan yang

membangkitkan keinginan untuk bertindak sebagai hasil dari pemikiran

yang berkesinambungan sehingga seorang dapat mencpai sesuatu sesuai

dengan apa yang direncanakan/tujuan ( motivation is a state a cognitive

arousal which provoke a decision to act as a result of which there is

sustained intellectual and/or physical effort so that the person can

achieve some previously set goal). ( Marion William dan Richard

Burden )

b. Teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang

dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa

sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa.

Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi

ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori

keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.

1) Teori Motivasi ABRAHAM MAMSLOW ( 19943 – 1970 )

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa

pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia

menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang

memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat

kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow,

20

Page 21: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang

lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar

terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus

terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya

menjadi penentu tindakan yang penting.

Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh

dari bahaya)

Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi

dengan orang lain, diterima, memiliki)

Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi,

dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)

Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,

keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:

mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan

21

Aktualisasi diri

penghargaan

sosial

keamanan

Rasa cinta

Page 22: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang

dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang

signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi

untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika

kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah.

Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam

masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah

mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

2) Teori Motivasi HERZBEGR ( 1996 )

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang

mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan

menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya

faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor

intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari

ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar

manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor

ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang

untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya

adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb

(faktor intrinsik).

22

Page 23: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

3) Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X

(negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian

yag dipegang manajer.

a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak

menyukai kerja

b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau

diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor

yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia

ada empat teori Y :

a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya

seperti istirahat dan bermain.

b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri

jika mereka komit pada sasaran.

c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.

d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

4) Teori Motivasi VROOM ( 1964 )

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of

motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan

sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil

23

Page 24: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi

rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen,

yaitu:

Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi

jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas

untuk mendapatkan outcome tertentu).

Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan

posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha

menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah

jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

5) Achievement Theory / Teori Achievement MC Clelland ( 1961 )

yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan

bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir

sama dengan soscialneed-nya Maslow)

Need for Power (dorongan untuk mengatur)

6) Clayton Aldefer ERG

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG

yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan

(exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).

Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder

24

Page 25: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau

belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk

yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan

dari situasi ke situasi.

c. Dukungan suami dan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program KB

Karakteristik dukungan suami dan pelayanan tenaga kesehatan

yang berkaitan dengan pengunaan alat kontrasepsi :

1. Pelayanan tenaga kesehatan

Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat berpengaruh

terhadap perilaku kesehatan masyarakat oleh karena itu KB yang

bermutu yang dapat diukur dan ditentukan standar pelayanannya

dapat tercapai serta menambah frekuensinyaa meliputi : kondisi

alat atau obat kontrasepsi yaitu ketersediaan alat kontrasepsi dan

sarana prasana pelayanan kontrasepsi, pelayanan dan kompetensi

teknik pelaayan kontrasepsi dan komunikasi, standar pelayanan

kontrasepsi terdiri dari pemilihan kontrasepsi, informasi yang

diberikan dan interaksi petugas dengan klien, kemampuan teknis,

kesinambungan pelayanan dan rangkaian program dan

pendokumentasian pelayanan ( syaifuddin, 2006 )

2. Dukungan Suami

Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang

kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri akan

menggunakan alat kontrasepsi atau tidak. Karena suami dipandang

25

Page 26: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

sebagai pelindung, pencari nafkah dan pengambil keputusan dalam

rumah tangga. Beberapa laki-laki mungkin tidak menyetujui

pasangan untuk menjadi akseptor KB kaarna mereka belum

mengetahui dengan jelas bagaimana cara kerja alat kontrasepsi

yang ditawarkan. Kondisi tersebut bahwa suami mempunyai

pengaruh yang begitu besar tarhadap penggunaan kontrasepsi yang

digunakan oleh istrinya. Dalam hai ini pendapat suami mengeni KB

cukup kuat pengaruhnya dalam penggunaan metode kontrasepsi

untuk istrinya, khususnya dalam pemilihan kontrasepsi dan menjadi

peserta KB. ( Effendi, 2003 ).

26

Page 27: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka kerangka konsep pada penelitian ini menggunakan model system.

Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari berbagai unsure atau

komponen dan bagian dari lingkungan yang mempunyai makna dan tujuan

(clark,1984). Model system ini terdiri dari input, proses dan out put yang

digambarkan secara sistematis sebagai berikut :

Kerangka konsep diatas menggambarkan tingkat pengetahuan di

pengaruhi oleh umur, pendidikan, pengalaman, motivasi, dukungan

keluarga, lingkungan sosial ekonomi, budaya dan sosial. Sedangkan fokus

Faktor intrinsik :UsiaPendidikanPengalamanMotivasi diri

Faktor ekstrinsik :Dukungan

keluargaLingkunganSosial ekonomi

dan budayaTenaga kesehatan

Pengetahuan WUS :Pengertian kontrasepsiJenis alat KontrasepsiKeuntungan dan kerugianCara pemakaianEfek samping dan pengobatanWaktu pemakaian

Tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi :TinggiSedang Rendah

INPUT PROSES OUTPUT

27

Page 28: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

utama yang akan diteliti mencakup variable pengetahuan tentang alat

kontrasepsi meliputi definisi, jenis, keuntungan dan kerugian, cara

pemakaian, efek samping dan waktu pemakaian sarta motivasi pada wanita

usia subur / pasangan usia subur sehingga peneliti dapat menganalisa tingkat

pengetahuan pada wanita usia subur / pasangan usia subur tentang alat

kontrasepsi.

3.2 Hipotesis

Tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi pada WUS/ PUS baik.

BAB IV

28

Page 29: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah desain

deskriptif. Desain deskriptif adalah suatu pendekatan riset yang berorientasi

pada masa sekarang dan didesain untuk menjawab pertanyaan yang

didasarkan pada kejadian yang sedang berlangsung saat ini ( Dempsey,

2002 ).

Penggunaan desain deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi yang

diperlukan oleh ibu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja.

4.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sempaja

4.3 Instrumen Penelitian

Insturumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa

koesioner yang memuat beberapa pernyataan mengenai tingkat pengetahuan

keluarga yang sedang menunggu klien operasi. Koesioner di bentuk dalam

bentuk daftar chek dengan skala 5 (skala licker)dengan option pilihan :

1. Tidak mengerti

2. Kurang mengerti.

3. Cukup mengerti.

4. Mengerti.

5. Sangat mengerti

29

Page 30: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

sedangkan pertanyaan untuk petugas yang diharapkan memberikan

pengetahuan mengunakan option yaitu ; perawat, dokter dan bidan dengan

di susun secara struktur sehingga responden cukup menjawab dengan

memberikan tanda cheek (√) sesuai apa yang di harapkan responden.

4.4 Populasi

Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik

yang akan dihitung atau diukur ( Heri Purwanto, 1994 ) .Adapun populasi

yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah semua ibu yang terdaftar

diwilayah kerja Puskesmas Sempaja Samarinda yang sedang memeriksakan

kesehatan atau sedang mendapatkan pelayanan kesehatan, khususnya

pelayanan KB.

4.5 Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari populasi target yang dipilih

sedemikian rupa sehingga individu-individu dalam sampel mewakili

( sedekat mungkin ) karakteristik dari populasi sasaran ( Dempsey, 2002 ).

Adapun, pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik aksidental sampling, yakni teknik pengambilan sampel

secara langsung diambil dari siapa saja yang kebetulan ada pada saat

pengambilan sampel.

4.6 Sampling

Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk

menduga keadaan suatu populasi. Sampling adalah suatu proses dalam

menyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili populasi.

30

Page 31: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

4.7 Variabel penelitian

a. Variable Dependen

Variable dependen atau variable terikat dalam respon atau output berarti

variable ini muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variable

dindependen. ( Nursalam dan Pariani, 2001 ). Dalam penelitian ini

variable dependennya adalah penggunaan alat kontrasepsi pada wanita

usia subur.

b. Variable Independen

Variable independen atau variable bebas adalah stimulus akifitas yang

memanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak variable

dependen. ( Nursalam dan Pariani, 2001 ). Dalam penelitian ini variable

independennya adalah pengetahuan WUS/ PUS tentang penggunaan alat

kontrasepsi.

4.8 Definisi Operasional

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasangan usia

subur yang menikah tentang alai kontrasepsi.

b. Alat kontraspsi adalah suatu alat/ metode yang digunakan oleh pasangan

usia subur untuk mencegah terjadinya kehamilan

c. Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang menikah dan

masih produktif yang belum memiliki anak maupun yang memiliki

anak.

d. Wanita usia subur adalah  wanita yang keadaan organ reproduksinya

berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.

31

Page 32: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

4.9 Teknik Analisa Data

Setelah semua kuesioner terkumpul selanjutnya di analisa dengan

cara tabulasi diberikan skor berdasarkan skala Lickertr dengan kriteria

sebgai berikut :

5 : Sangat mengerti

4 : Mengerti

3 : Cukup mengerti

2 : Kurang mengerti

1 : Tidak mengerti

Setelah kuesioner pernyataan tersebut diisi, kemudian dikumpulkan

oleh peneliti dan selanjutnya diperiksa kelengkapannya. Setelah

pengumpulan data selesai, maka data akan diperiksa dengan menggunakan

metode statistic tendensi sentral berupa distribusi frekuensi.

Skor individu pada setiap nomor akan diolah dengan menggunakan

rumusan sebagai berikut :

Keterangan :

X : Mean (Nilai Rata – rata)

x : Jumlah tiap responden.

n : Jumlah.

Hasil skore dari data akan disajikan dalam bentuk tabel dengan penarikan

kesimpulan berdasarkan pengelompokkan presentase, sebagai berikut :

32

X : x x 100 % n

Page 33: Riset Pgethuan Wus Tntg KB

0 % - 59 % : Pengetahuan Rendah.

60 % - 79 % : Pengetahuan sedang.

80 % - 100 % : Pengetahuan tinggi.

4.10 Etik penelitian

Dalam melakukan penelitian ini mengajukan permohonan ijin kepada

Akper Yarsi Samarinda dan Kepala Puskesmas Sempaja untuk mendapatkan

persetujuan.

Peneliti menyerah kuesioner kepada subjek dengan terlebih dahulu

menjelaskan maksud dan tujuan pengisian kuesioner tersebut. Jika subjek

bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi

responden dan jika subjek menolak untuk menjadi respoden, maka peneliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak subjek, untuk menjaga

kerahasiaan indentitas subjek peneliti tidak akan mencantumkan nama

subjek pada lembar pengumpulan data ( anonimity ) , peneliti akan menjaga

dan menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek

( confidentiality ).

33