riset keperawatan
DESCRIPTION
risetTRANSCRIPT
RISET KEPERAWATAN
Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin keperawatan
karena sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau
memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta
perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.
Riset keperawatan adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali, dan empiris dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset keperawatan didefinisikan
sebagai proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan
baru yang secara langsung dan tidak langsung memengaruhi praktik keperawatan (Burns &
Grove, 1995).
Penelitian adalah suatu cara untuk memhami sesuatu melalui penyelidikan atau mencari
bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati
sehingga diperoleh pemecahannya (Hillway Tyrus, dalam buku berjudul Introduction to
Research).
Penelitian adalah metode yang digunakan oleh ilmu untuk memperoleh kebenaran
empiris. Oleh sebab itu penelitian pada prinsipnya adalah metode ilmu pengetahuan.
Penelitian adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah,
sistematis, dan logis. Ilmiah di sini diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada fakta
empiris, yang diperoleh dari penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat objektif. Oleh sebab
itu, kegiatan penelitian ilmiah memerlukan dan menempuh tahap-tahap yang sistematis, dalam
arti menurut aturan tertentu dan logis dalam arti sesuai dengan penalaran.
Penelitian kesehatan berorientasikan atau mefokuskan kegiatan pada masalah yang
timbul di bidang kesehatan atau kedokteran dan sistem kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri
dari dua sub bidang pokok yakni yang pertama, kesehatan individu yang sedang mengalami
masalah kesehatan atau sakit, serta berorientasikan klinis atau pengobatan dan rehabilitasi, yang
biasanya disebut kedokteran. Sub bidang yang kedua, berorientasi pada kesehatan kelompok atau
masyarakat yang sehat agar tetap sehat dan bersifat pencegahan dan peningkatan, yang disebut
kesehatan masyarakat.
Tujuan utama riset keperawatan adalah mengembangkan pengetahuan ilmiah yang
menjadi landasan praktik keperawatan, karena keperawatan bertanggung gugat kepada
masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk meningkatkan mutu asuhan
tersebut. Riset keperawatan juga sangat berguna untuk mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan, khususnya dalam suatu program pengendalian atau peningkatan mutu yang
menjamin mutu pelayanan atau asuhan.
Tujuan semua jenis penelitian kesehatan yaitu, menemukan atau menguji fakta baru
maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan atau kedokteran, mengadakan analisis
terhadap hubungan atau interaksi antara fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang kesehatan atau
kedokteran, menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori-teori
yang ada, dan mengembangkan alat, teori, atau konsep baru dalam idan kesehatan atau
kedokteran yang memberi kemungkinan bagi peningkatan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status
kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.
2. Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan
sumber daya, dan kemungkinan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan
pelayanan kesehatan yang direncanakan.
3. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah kesehatan atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan kesehatan.
Dengan demikian akan memudahkan pncarian alternatif pemecahan masalah tersebut.
4. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan
dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan.
5. Hasil penelitian kesehatan dapat menggambarkan kemampuan dalam pembiayaan,
peralatan, dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun kualitas guna
mendukung sistem kesehatan.
Karakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996), adalah :
1. Riset keperawatan harus berfokus pada variabel yang dapat meningkatkan asuhan
keperawatan pada klien.
2. Riset keperawatan mempunyai potensi untuk berkontribusi pada pengembangan teori
dan kumpulan atau tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.
3. Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat mempunyai akses
dan kendali terhadap fenomena yang diteliti.
4. Perawat yang tertarik pada penelitian harus mempunyai keingintahuan dan pertanyaan
yang perlu dijawab secara ilmiah.
Menurut Graven & Hirnle (1996), prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri sendiri
bagi tiap kelompok usia, sosial, dan kultural.
2. Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan masalah
kesehatan dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan produktivitas.
3. Mengklarifikasikan fenomena praktik keperawatan.
4. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara holistik
dalam konteks keluarga dan gaya hidup.
5. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan pengetahuan yang
luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik keperawatan.
Riset keperawatan membutuhkan dua keterampilan, di antaranya yaitu :
1. Pemikiran konkret adalah kejadian langsung yang dibatasi oleh waktu dan ruang.
Penyelesaian masalah dianggap sesuatu yang penting hanya jika dapat memberi
pengaruh secara langsung. Pemikiran ini diperlukan untuk merencanakan dan
mengimplementasikan langkah-langkah pengumpulan data dan analisis data.
2. Pemikiran abstrak berorientasi pada pengembangan ide tanpa penerapan atau
hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung mencari arti, pola, hubungan, dan
implikasi yang bersifat filosofis. Pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu dan
ruang dan diperlukan untuk mengidentifikasi masalah yang layak diteliti, merancang
riset, dan menginterpretasikan temuan.
Jenis penelitian kesehatan, dibagi menjadi dua yaitu :
1. Metode penelitian survei (survey research method)
Penelitian survei adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi
terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut penelitian non
eksperimen. Dalam survei, penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang
diteliti atau populasi tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut
(sampel). Penelitian survei digolongkan menjadi dua, yaitu yang pertama, penelitian
deskriptif adalah penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu
keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Yang kedua, penelitian analitik
adalah penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Contoh
penelitian analitik :
a. Potong silang. Variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada
objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang
bersamaan). Misal, hubungan antara kondisi sanitasi lingkungan dengan penyakit
menular.
b. Studi retrospektif. Penelitian yang berusaha melihat ke belakang artinya
pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Dengan kata
lain, mencari dependen variabel terlebih dahulu kemudian mencari independen
variabel.
c. Studi prospektif (cohort). Penelitian yang bersifat melihat ke depan artinya
penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor resiko, kemudian diikuti
akibatnya pada waktu yang akan datang. Dengan kata lain, mencari independen
variabel terlebih dahulu kemudian mencari dependen variabel.
2. Metode penelitian eksperimen
Peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya,
kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen
variabel. Bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan
intervensi. Penelitian ini digolongkan menjadi :
a. Penelitian dasar. Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan
gejala yang muncul pada suatu kejadian. Misal penelitian tentang teori penyebab
kanker.
b. Penelitian terapan. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi
proses suatu sistem atau program, dengan menerapkan teori kesehatan yang ada.
Misal, penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanan terpadu di puskesmas.
c. Penelitian tindakan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari suatu dasar
pengetahuan praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan
masyarakat yang dilakukan secara terbatas. Biasanya dilakukan terhadap suatu
keadaan yang sedang berlangsung. Misal, penelitian tindakan untuk peningkatan
kesehatan masyarakat transmigrasi.
d. Penelitan evaluasi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka
mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu
program atau sistem. Penelitian evaluasi ada dua tipe, yaitu tinjauan (reviews)
dan pengujian (trial).
3. Surveilans
Penilitian yang dilakukan terus-menerus dalam angka memantau perkembangan suatu
penyakit. Pengamatan dalam rangka surveilans dapat dilakukan terhadap kejadian
suatu penyakit baik penyakit menular atau tidak menular, pengamatan terhadap status
kesehatan masyarakat, melalui indikator misalnya mortalitas, morbiditas, angka
kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, status gizi, pencemaran lingkungan,
dan sebagainya.
Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan memvalidasi
kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fenomena.
Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset tidak hanya memengaruhi pengembangan teori,
tetapi teori juga memengaruhi desain riset dalam menentukan variabel yang perlu diteliti tentang
masalah tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik
untuk diintegrasikan dalam praktik keperawatan.
Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif
dan kualitatif. Menurut Burns & Grove (1993), metode riset kuantitatif digunakan untuk
menguraikan variabel, memeriksa hubungan antara variabel dan menentukan interaksi sebab dan
akibat antara variabel. Riset kuantitatif melibatkan pengumulan informasi numerik yang
sistematik, biasanya dalam kondisi terkendali dan analisis informasi atau data menggunakan
prosedur statistik. Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam
bentuk naratif, tentang persepsi yang bersifat subjektif. Jika riset kauntitatif lebih sering
menggunakan pendekatan deduktif, logis, dan ciri pengalaman manusia yang dapat diukur, riset
kualitatif cenderung menggunakan aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan
yang holistik untuk menguraikan pengalaman tersebut (Polit & Hungler, 1995). Empat jenis riset
kauntitatif adalah deskriptif, korelasi, kausi eksperimen, dan eksperimen. Sedangkan enam jenis
riset kualitatif menurut Burns & Grove (1993) adalah fenomenologis, grounded theory,
etnografik, historis, filosofis, dn critical social theory.
Proses riset keperawatan terdiri atas tahapan :
1. Merumuskan masalah dan maksud riset. Menurut Burns & Grove (1996), masalah
penelitian adalah situasi yang membutuhkan solusi, peningkatan, dan perubahan atau
kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya. Agar suatu masalah dapat dijadikan
masalah riset, peneliti perlu memerhatikan kriteria masalah penelitian yang baik
sebagaimana dikemukakan oleh Subakir (1995) berikut ini yaitu feasible, menarik,
novel, etis, dan relevan. Maksud riset ditetapkan dari masalah dan mengidentifikasi
tujuan spesifik dari riset.
2. Tinjauan kepustakaan. Menurut Burns & Grove (1996), tinjauan kepustakaan
dilakukan untuk mendapatkan gambaran apa yang telah diketahui tentang situasi
tertentu dan kesenjangan pengetahuan yang ada pada situasi tersebut. Tinjauan
kepustakaan diperlukan peneliti untuk mengklarifikasi masalah yang diteliti,
mengetahui apa yang perlu diteliti lebih lanjut dan apa yang belum pernah diteliti.
3. Menyusun kerangka kerja teori atau konsep. Menurut Burns & Grove (1996),
kerangka teori atau konsep adalah struktur abstrak dan logis tentang pengertian yang
menuntun pengembangan studi dan memungkinkan peneliti untuk mennghubungkan
penemuan dengan kumpulan atau tubuh pengetahuan keperawatan. Suatu kerangka
teori atau konsep yang baik memiliki kriteria sebagai berikut yaitu terintegrasi dengan
baik di dalam metodologi yang digunakan, terstruktur secara hati-hati, disajikan
secara jelas, dan bagian dari model relevan dengan fenomena yang diteliti. Langkah
penyusunan kerangka teori atau konsep terdiri dari :
a. Memilih dan mendefinisikan konsep.
b. Menyusun pernyataan hubungan.
c. Mengembangkan rangkaian hierarki pernyataan, yang terdiri dari atas proporsi
spesifik (pernyataan abstrak yang mengklarifikasi hubungan antara 2 konsep atau
lebih) dan hipotesis atau pertanyaan penelitian.
d. Menyusun peta atau skema konsepsual.
4. Merumuskan tujuan, pertanyaan dan hipotesis. Dirumuskan untuk menjembatani
rumusan masalah yang bersifat masih abstrak menjadi suatu tujuan dan rancangan,
serta rencana pengumpulan dan analisis data yang lebih rinci dan konkret.
a. Merumuskan tujuan riset. Tujuan adalah pernyataan yang padat dan jelas serta
ditulis dalam bentuk kalimat aktif. Penyusunan tujuan berfokus pada satu atau dua
variabel atau konsep dengan menunjukkan apakah variabel tersebut akan
diidentifikasi atau diuraikan. Bisa juga dalam bentuk mengidentifikasi hubungan
antara variabel atau menetapkan perbedaan antara dua kelompok variabel tertentu.
Tujuan dirumuskan dari masalah penelitian dengan mengklarifikasi variabel atau
konsep serta populasi yang diteliti.
b. Merumuskan pertanyaan riset. Pertanyaan riset adalah pertanyaan introgatif yang
singkat, padat, dan jelas yang dinyatakan dalam bentuk kalimat aktif tentang satu
atau dua variabel atau konsep. Pertanyaan berfokus pada uraian variabel,
penelaahan hubungan antara variabel, dan penetapan perbedaan antara dua
kelompok tentang variabel tertentu.
c. Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan formal tentang hubungan
yang diharapkan antara dua variabel atau lebih pada populasi khusus. Hipotesis
mencakup variabel yang akan dimanipulasi atau diukur, mengidentifikasi populasi
yang akan diteliti, dan menunjukkan jenis desain, serta mengarahkan pelaksanaan
penelitian. Menurut Malo (1985), hipotesis adalah kesimpulan sementara atau
proporsi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis
merupakan jawaban sementara suatu masalah penelitian dirumuskan dalam
pernyataan yang dapat diuji dan menjelaskan hubungan antaraa dua variabel atau
lebih (Hutapea, 1997). Hipotesis dapat dirumuskan berdasarkan pengamatan
fenomena atau masalah, analisis teori, dan tinjauan literatur. Kriteria penyusunan
hipotesis adalah disusun berdasarkan pemikiran induktif dan deduktif,
mempunyai rasional berdasarkan teori dan fakta, harus dapat diuji, singkat dan
jelas.
5. Menguraikan definisi variabel riset. Variabel adalah konsep dari berbagai tingkat
keabstrakan yang diukur, dimanipulasi, atau dikendalikan dalam studi. Variabel
dioperasionalkan dengan mengidentifikasi definisi konsepsual dan operasional.
6. Membuat asumsi secara eksplisit. Asumsi adalah pernyataan yang dianggap benar,
walaupun pernyataan ini belum diuji secara ilmiah. Asumsi memengaruhi logika
suatu studi.
7. Mengidentifikasi keterbatasan riset. Keterbatasan studi baik yang bersifat teoritis
maupun metodologis dapat mengurangi kemampuan untuk menyimpulkan suatu
temuan.
8. Memilih desain riset. Jenis desain riset mengarahkan pemilihan populasi, prosedur
pemilihan sampel, metode pengukuran, dan rencana pengumpulan dan analisis data.
9. Mendefinisikan populasi dan sampel. Populasi adalah semua elemen yang
memenuhi kriteria tertentu. Sedangkan sampel adalah adalah bagian dari populasi
yang dipilih untuk studi tertentu dan anggota sampel disebut subjek.
10. Memilih metode pengukuran dan menyiapkan instrumen. Pengukuran adalah
proses pemberian angka kepada objek, kejadian, atau situasi sesuai peraturan atau
petunjuk. Komponen pengukuran berupa instrumen yang dipilih atau disusun untuk
mengkaji variabel tertentu dalam studi.
11. Menyusun rencana pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data yaitu
kegiatan sistematik untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan maksud riset
atau tujuan spesifik, pertanyaan, atau hipotesis studi. Perencanaan analisis masalah
juga mencakup pemilihan uji statistik yang sesuai untuk menganalisis data.
12. Implementasi rencana riset. Pada riset tertentu implementasi rencana termasuk juga
uji coba instrumen.
13. Mengomunikasikan temuan riset. Riset dikomunikasikan dengan
mendiseminasikan laporan riset pada masyarakat keperawatan, profesi kesehatan ain,
bahkan pemakai jasa pelayanan kesehatan.
Proses penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan (perencanaan) atau menyusun proposal penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data.
3. Tahap pengolahan dan analisis data atau mengolah data menganalisis hasil penelitian.
4. Tahap penulisan hasil penelitian atau laporan hasil penelitian.
Format usulan (proposal) penelitian :
1. Judul penelitian
Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian. Untuk judul
penelitian tidak terlalu panjang, yakni antara 9-12 suku kata. Meskipun tidak terlalu
panjang, judul penelitian hendaknya mencakup variabel yang akan diteliti serta
tempat atau lokasi penelitian itu dilakukan. Lokasi atau tempat penelitian
mencerminkan atau menentukan populasi penelitian. Contoh “Hubungan Pemberian
ASI Eksklusif dengan Tingkat Status Kesehatan Bayi di Kampung Tambak.
2. Latar belakang masalah
Dalam latar belakang masalah penelitian diuraikan fakta-fakta, pengalaman si
peneliti, hasil penelitian dari orang lain atau teori yang melatarbelakangi masalah
yang ingin diteliti. Serta harus diuraikan dengan jelas : Mengapa masalah tersebut
dipilih? Apa justifikasinya, mengapa penelitian itu diadakan di wilayah tertentu?
3. Perumusan masalah
Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang
diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya. Kriteria dalam
memilih masalah penelitian diantaranya relatif masih baru, aktual (memang masalah
yang akan diteliti ini menjadi masalah saat ini), memadai (sesuai dengan kemampuan
yang diharapkan dari peneliti), dan sesuai dengan kebijakan pemerintah artinya
merupakan kebutuhan dari program pelayanan. Merumuskan masalah penelitian ini
dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan.
4. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana atau data (informasi) apa yang
akan dicari melalui penelitian itu. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Biasanya tujuan penelitian dibedakan
menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus pada hakikatnya
adalah penjabaran dari tujuan umum.
5. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan
pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Kadang-kadang
manfaat penelitian juga dilihat dari kepentingan pribadi peneliti, yakni sebagai
pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam bidang metodologi penelitian.
Manfaat penelitian ada dua aspek, yaitu :
a. Manfaat praktis atau aplikatif adalah manfaat penelitian bagi program. Di bidang
kesehatan, manfaat penelitiannya adalah bagi pembangunan kesehatan atau bagi
pengembangan program kesehatan.
b. Manfaat teoretis atau akademis adalah manfaat penelitian bagi pengembangan
ilmu. Di bidang kesehatan, manfaat penelitiannya adalah menambah khasanah
ilmu kesehatan khususnya bidang kesehatan yang akan diteliti.
6. Tinjauan kepustakaan
Tinjauan kepustakaan ini biasanya mencakup dua hal yaitu yang pertama, tinjauan
teori yang berkaitan dengan pemasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan
agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk
mengembangkan atau mengidentifikasi variabel yang akan diteliti. Yang kedua,
tinjauan dari hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Hal ini penting, karena akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga
peneliti dapat menghindari pengulangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh
orang lain.
7. Kerangka konsep, hipotesis, dan definisi operasional
a. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep
penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep atau variabel yang
akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud. Konsep adalah suatu
abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab
itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati
dan dapat dikur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variabel.
b. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Biasanya
hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk menetukan ke arah
pembuktian, artinya hipotesis ini metupakan pernyataan yang harus dibuktikan.
Kadang-kadang hipotesis tersebut dapat dijabarkan ke dalam hipotesis yang lebih
spesifik lagi (subhipotesis).
c. Definisi operasional variabel
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang akan diamati atau
diteliti, perlu diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ini juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen. Saat menyusun
definisi operasional sekaligus mencakup cara pengukuran, hasil ukur, dan skala
pengukuran.
8. Metode penelitian
Diuraikan tentang metode atau cara yang akan digunakan dalam penelitian dan
tercermin langkah-langkah teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan.
Dalam uraian metode penelitian ini mencakup :
a. Jenis penelitian. Misal, penelitian ini menggunakan metode survei, dengan
pendekatan Cross sectional di mana data yang menyangkut variabel bebas atau
resiko dan variabel terikat atau akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan.
b. Lokasi penelitian. Misal, apakah di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan, atau
tingkat institusi tertentu (sekolah, rumah sakit, atau puskesmas).
c. Populasi dan sampel
Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang
menjadi sasaran penelitian tersebut. Sedangkan sampel, harus disebutkan teknis
pengambilan sampel, apakah random, dan random yang mana.
d. Cara pengumpulan data
Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara
pengumpulan data, misal di samping metode wawancara kadang perlu dilengkapi
dengan observasi dan metode angket. Selain diberikan teknik pengumpulan data,
juga diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen (kuesioner), editing,
coding, dan sebagainya.
e. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data, berupa kuesioner, formulir observasi, formulir lain yang berkaitan dengan
pencatatan data dan sebagainya. Apabila data yang akan dikumpulkan itu adalah
data yang menyangkut pemeriksaan fisik maka instrumen penelitian ini dapat
berupa stetoskop, tensimeter, timbangan, meteran atau alat antropometrik lainnya
untuk mengukur status gizi, dan sebagainya.
f. Rencana pengelolaan dan analisis data
Dijelaskan proses pengolahan datanya dari editing, coding, dan sebagainya
sampai dengan “data entri” (apabila pengolahan dilakukan dengan komputer).
Juga dijelaskan bagaimana data itu akan diolah dengan manual atau dengan
menggunakan bantuan komputer. Selanjutnya diuraikan rencana yang akan
dilakukan untuk menganalisis data serta uji statistik yang akan digunakan
termasuk program komputer untuk uji statistik tersebut.
9. Jadwal kegiatan
Diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai
dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut. Biasanya jadwal kegiatan disusun dalam suatu “ gant’s chart”.
10. Organisasi
Terdiri dari peneliti utama, anggota peneliti,surveyor (petugas pengumpul data),
sekretariat, dan penasihat atau konsultan.
11. Rencana biaya (anggaran)
Diuraikan besarnya biaya per kegiatan serta jumlah keseluruhan biaya penelitian
tersebut. Kegiatan yang dapat dibiayai oleh suatu kegiatan penelitian dimulai dari
rapat penyusunan proposal, instrumen, penulisan hasil penelitian, bahkan biaya
seminar hasil penelitian.
12. Daftar kepustakaan
Adalah semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam
menyusun proposal tersebut. Literatur ini terdiri dari buku-buku teks, majalah atau
jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, tesis atau disertasi. Sistem penulisan daftar
kepustakaan mengacu pada salah satu dari dua sistem dunia akademik, yaitu : sistem
harvard adalah sistem penulisan menggunakan urutan alfabetik dari huruf pertama
nama penulis buku atau artikel. Sistem vancouver adalah sistem penulisan
menggunakan penomoran saja tanpa urutan alfabetis.