riset keperawatan

21
RISET KEPERAWATAN Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin keperawatan karena sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan. Riset keperawatan adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali, dan empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan baru yang secara langsung dan tidak langsung memengaruhi praktik keperawatan (Burns & Grove, 1995). Penelitian adalah suatu cara untuk memhami sesuatu melalui penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahannya (Hillway Tyrus, dalam buku berjudul Introduction to Research). Penelitian adalah metode yang digunakan oleh ilmu untuk memperoleh kebenaran empiris. Oleh sebab itu penelitian pada prinsipnya adalah metode ilmu pengetahuan. Penelitian adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Ilmiah di sini diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada fakta

Upload: vriskakusmalasari

Post on 30-Nov-2015

351 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

riset

TRANSCRIPT

Page 1: RISET KEPERAWATAN

RISET KEPERAWATAN

Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin keperawatan

karena sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau

memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta

perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.

Riset keperawatan adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali, dan empiris dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset keperawatan didefinisikan

sebagai proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan

baru yang secara langsung dan tidak langsung memengaruhi praktik keperawatan (Burns &

Grove, 1995).

Penelitian adalah suatu cara untuk memhami sesuatu melalui penyelidikan atau mencari

bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati

sehingga diperoleh pemecahannya (Hillway Tyrus, dalam buku berjudul Introduction to

Research).

Penelitian adalah metode yang digunakan oleh ilmu untuk memperoleh kebenaran

empiris. Oleh sebab itu penelitian pada prinsipnya adalah metode ilmu pengetahuan.

Penelitian adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah,

sistematis, dan logis. Ilmiah di sini diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada fakta

empiris, yang diperoleh dari penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat objektif. Oleh sebab

itu, kegiatan penelitian ilmiah memerlukan dan menempuh tahap-tahap yang sistematis, dalam

arti menurut aturan tertentu dan logis dalam arti sesuai dengan penalaran.

Penelitian kesehatan berorientasikan atau mefokuskan kegiatan pada masalah yang

timbul di bidang kesehatan atau kedokteran dan sistem kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri

dari dua sub bidang pokok yakni yang pertama, kesehatan individu yang sedang mengalami

masalah kesehatan atau sakit, serta berorientasikan klinis atau pengobatan dan rehabilitasi, yang

biasanya disebut kedokteran. Sub bidang yang kedua, berorientasi pada kesehatan kelompok atau

Page 2: RISET KEPERAWATAN

masyarakat yang sehat agar tetap sehat dan bersifat pencegahan dan peningkatan, yang disebut

kesehatan masyarakat.

Tujuan utama riset keperawatan adalah mengembangkan pengetahuan ilmiah yang

menjadi landasan praktik keperawatan, karena keperawatan bertanggung gugat kepada

masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk meningkatkan mutu asuhan

tersebut. Riset keperawatan juga sangat berguna untuk mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan

keperawatan, khususnya dalam suatu program pengendalian atau peningkatan mutu yang

menjamin mutu pelayanan atau asuhan.

Tujuan semua jenis penelitian kesehatan yaitu, menemukan atau menguji fakta baru

maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan atau kedokteran, mengadakan analisis

terhadap hubungan atau interaksi antara fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang kesehatan atau

kedokteran, menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori-teori

yang ada, dan mengembangkan alat, teori, atau konsep baru dalam idan kesehatan atau

kedokteran yang memberi kemungkinan bagi peningkatan kesehatan masyarakat pada umumnya.

Manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status

kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

2. Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan

sumber daya, dan kemungkinan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan

pelayanan kesehatan yang direncanakan.

3. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab

masalah kesehatan atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan kesehatan.

Dengan demikian akan memudahkan pncarian alternatif pemecahan masalah tersebut.

4. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan

dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan.

5. Hasil penelitian kesehatan dapat menggambarkan kemampuan dalam pembiayaan,

peralatan, dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun kualitas guna

mendukung sistem kesehatan.

Page 3: RISET KEPERAWATAN

Karakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996), adalah :

1. Riset keperawatan harus berfokus pada variabel yang dapat meningkatkan asuhan

keperawatan pada klien.

2. Riset keperawatan mempunyai potensi untuk berkontribusi pada pengembangan teori

dan kumpulan atau tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.

3. Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat mempunyai akses

dan kendali terhadap fenomena yang diteliti.

4. Perawat yang tertarik pada penelitian harus mempunyai keingintahuan dan pertanyaan

yang perlu dijawab secara ilmiah.

Menurut Graven & Hirnle (1996), prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri sendiri

bagi tiap kelompok usia, sosial, dan kultural.

2. Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan masalah

kesehatan dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan produktivitas.

3. Mengklarifikasikan fenomena praktik keperawatan.

4. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara holistik

dalam konteks keluarga dan gaya hidup.

5. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan pengetahuan yang

luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik keperawatan.

Riset keperawatan membutuhkan dua keterampilan, di antaranya yaitu :

1. Pemikiran konkret adalah kejadian langsung yang dibatasi oleh waktu dan ruang.

Penyelesaian masalah dianggap sesuatu yang penting hanya jika dapat memberi

pengaruh secara langsung. Pemikiran ini diperlukan untuk merencanakan dan

mengimplementasikan langkah-langkah pengumpulan data dan analisis data.

Page 4: RISET KEPERAWATAN

2. Pemikiran abstrak berorientasi pada pengembangan ide tanpa penerapan atau

hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung mencari arti, pola, hubungan, dan

implikasi yang bersifat filosofis. Pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu dan

ruang dan diperlukan untuk mengidentifikasi masalah yang layak diteliti, merancang

riset, dan menginterpretasikan temuan.

Jenis penelitian kesehatan, dibagi menjadi dua yaitu :

1. Metode penelitian survei (survey research method)

Penelitian survei adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi

terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut penelitian non

eksperimen. Dalam survei, penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang

diteliti atau populasi tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut

(sampel). Penelitian survei digolongkan menjadi dua, yaitu yang pertama, penelitian

deskriptif adalah penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu

keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Yang kedua, penelitian analitik

adalah penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Contoh

penelitian analitik :

a. Potong silang. Variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada

objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang

bersamaan). Misal, hubungan antara kondisi sanitasi lingkungan dengan penyakit

menular.

b. Studi retrospektif. Penelitian yang berusaha melihat ke belakang artinya

pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Dengan kata

lain, mencari dependen variabel terlebih dahulu kemudian mencari independen

variabel.

c. Studi prospektif (cohort). Penelitian yang bersifat melihat ke depan artinya

penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor resiko, kemudian diikuti

akibatnya pada waktu yang akan datang. Dengan kata lain, mencari independen

variabel terlebih dahulu kemudian mencari dependen variabel.

Page 5: RISET KEPERAWATAN

2. Metode penelitian eksperimen

Peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya,

kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen

variabel. Bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan

intervensi. Penelitian ini digolongkan menjadi :

a. Penelitian dasar. Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan

gejala yang muncul pada suatu kejadian. Misal penelitian tentang teori penyebab

kanker.

b. Penelitian terapan. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi

proses suatu sistem atau program, dengan menerapkan teori kesehatan yang ada.

Misal, penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanan terpadu di puskesmas.

c. Penelitian tindakan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari suatu dasar

pengetahuan praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan

masyarakat yang dilakukan secara terbatas. Biasanya dilakukan terhadap suatu

keadaan yang sedang berlangsung. Misal, penelitian tindakan untuk peningkatan

kesehatan masyarakat transmigrasi.

d. Penelitan evaluasi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka

mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu

program atau sistem. Penelitian evaluasi ada dua tipe, yaitu tinjauan (reviews)

dan pengujian (trial).

3. Surveilans

Penilitian yang dilakukan terus-menerus dalam angka memantau perkembangan suatu

penyakit. Pengamatan dalam rangka surveilans dapat dilakukan terhadap kejadian

suatu penyakit baik penyakit menular atau tidak menular, pengamatan terhadap status

kesehatan masyarakat, melalui indikator misalnya mortalitas, morbiditas, angka

kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, status gizi, pencemaran lingkungan,

dan sebagainya.

Page 6: RISET KEPERAWATAN

Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan memvalidasi

kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fenomena.

Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset tidak hanya memengaruhi pengembangan teori,

tetapi teori juga memengaruhi desain riset dalam menentukan variabel yang perlu diteliti tentang

masalah tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik

untuk diintegrasikan dalam praktik keperawatan.

Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif

dan kualitatif. Menurut Burns & Grove (1993), metode riset kuantitatif digunakan untuk

menguraikan variabel, memeriksa hubungan antara variabel dan menentukan interaksi sebab dan

akibat antara variabel. Riset kuantitatif melibatkan pengumulan informasi numerik yang

sistematik, biasanya dalam kondisi terkendali dan analisis informasi atau data menggunakan

prosedur statistik. Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam

bentuk naratif, tentang persepsi yang bersifat subjektif. Jika riset kauntitatif lebih sering

menggunakan pendekatan deduktif, logis, dan ciri pengalaman manusia yang dapat diukur, riset

kualitatif cenderung menggunakan aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan

yang holistik untuk menguraikan pengalaman tersebut (Polit & Hungler, 1995). Empat jenis riset

kauntitatif adalah deskriptif, korelasi, kausi eksperimen, dan eksperimen. Sedangkan enam jenis

riset kualitatif menurut Burns & Grove (1993) adalah fenomenologis, grounded theory,

etnografik, historis, filosofis, dn critical social theory.

Proses riset keperawatan terdiri atas tahapan :

1. Merumuskan masalah dan maksud riset. Menurut Burns & Grove (1996), masalah

penelitian adalah situasi yang membutuhkan solusi, peningkatan, dan perubahan atau

kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya. Agar suatu masalah dapat dijadikan

masalah riset, peneliti perlu memerhatikan kriteria masalah penelitian yang baik

sebagaimana dikemukakan oleh Subakir (1995) berikut ini yaitu feasible, menarik,

novel, etis, dan relevan. Maksud riset ditetapkan dari masalah dan mengidentifikasi

tujuan spesifik dari riset.

Page 7: RISET KEPERAWATAN

2. Tinjauan kepustakaan. Menurut Burns & Grove (1996), tinjauan kepustakaan

dilakukan untuk mendapatkan gambaran apa yang telah diketahui tentang situasi

tertentu dan kesenjangan pengetahuan yang ada pada situasi tersebut. Tinjauan

kepustakaan diperlukan peneliti untuk mengklarifikasi masalah yang diteliti,

mengetahui apa yang perlu diteliti lebih lanjut dan apa yang belum pernah diteliti.

3. Menyusun kerangka kerja teori atau konsep. Menurut Burns & Grove (1996),

kerangka teori atau konsep adalah struktur abstrak dan logis tentang pengertian yang

menuntun pengembangan studi dan memungkinkan peneliti untuk mennghubungkan

penemuan dengan kumpulan atau tubuh pengetahuan keperawatan. Suatu kerangka

teori atau konsep yang baik memiliki kriteria sebagai berikut yaitu terintegrasi dengan

baik di dalam metodologi yang digunakan, terstruktur secara hati-hati, disajikan

secara jelas, dan bagian dari model relevan dengan fenomena yang diteliti. Langkah

penyusunan kerangka teori atau konsep terdiri dari :

a. Memilih dan mendefinisikan konsep.

b. Menyusun pernyataan hubungan.

c. Mengembangkan rangkaian hierarki pernyataan, yang terdiri dari atas proporsi

spesifik (pernyataan abstrak yang mengklarifikasi hubungan antara 2 konsep atau

lebih) dan hipotesis atau pertanyaan penelitian.

d. Menyusun peta atau skema konsepsual.

4. Merumuskan tujuan, pertanyaan dan hipotesis. Dirumuskan untuk menjembatani

rumusan masalah yang bersifat masih abstrak menjadi suatu tujuan dan rancangan,

serta rencana pengumpulan dan analisis data yang lebih rinci dan konkret.

a. Merumuskan tujuan riset. Tujuan adalah pernyataan yang padat dan jelas serta

ditulis dalam bentuk kalimat aktif. Penyusunan tujuan berfokus pada satu atau dua

variabel atau konsep dengan menunjukkan apakah variabel tersebut akan

diidentifikasi atau diuraikan. Bisa juga dalam bentuk mengidentifikasi hubungan

antara variabel atau menetapkan perbedaan antara dua kelompok variabel tertentu.

Tujuan dirumuskan dari masalah penelitian dengan mengklarifikasi variabel atau

konsep serta populasi yang diteliti.

b. Merumuskan pertanyaan riset. Pertanyaan riset adalah pertanyaan introgatif yang

singkat, padat, dan jelas yang dinyatakan dalam bentuk kalimat aktif tentang satu

Page 8: RISET KEPERAWATAN

atau dua variabel atau konsep. Pertanyaan berfokus pada uraian variabel,

penelaahan hubungan antara variabel, dan penetapan perbedaan antara dua

kelompok tentang variabel tertentu.

c. Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan formal tentang hubungan

yang diharapkan antara dua variabel atau lebih pada populasi khusus. Hipotesis

mencakup variabel yang akan dimanipulasi atau diukur, mengidentifikasi populasi

yang akan diteliti, dan menunjukkan jenis desain, serta mengarahkan pelaksanaan

penelitian. Menurut Malo (1985), hipotesis adalah kesimpulan sementara atau

proporsi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis

merupakan jawaban sementara suatu masalah penelitian dirumuskan dalam

pernyataan yang dapat diuji dan menjelaskan hubungan antaraa dua variabel atau

lebih (Hutapea, 1997). Hipotesis dapat dirumuskan berdasarkan pengamatan

fenomena atau masalah, analisis teori, dan tinjauan literatur. Kriteria penyusunan

hipotesis adalah disusun berdasarkan pemikiran induktif dan deduktif,

mempunyai rasional berdasarkan teori dan fakta, harus dapat diuji, singkat dan

jelas.

5. Menguraikan definisi variabel riset. Variabel adalah konsep dari berbagai tingkat

keabstrakan yang diukur, dimanipulasi, atau dikendalikan dalam studi. Variabel

dioperasionalkan dengan mengidentifikasi definisi konsepsual dan operasional.

6. Membuat asumsi secara eksplisit. Asumsi adalah pernyataan yang dianggap benar,

walaupun pernyataan ini belum diuji secara ilmiah. Asumsi memengaruhi logika

suatu studi.

7. Mengidentifikasi keterbatasan riset. Keterbatasan studi baik yang bersifat teoritis

maupun metodologis dapat mengurangi kemampuan untuk menyimpulkan suatu

temuan.

8. Memilih desain riset. Jenis desain riset mengarahkan pemilihan populasi, prosedur

pemilihan sampel, metode pengukuran, dan rencana pengumpulan dan analisis data.

9. Mendefinisikan populasi dan sampel. Populasi adalah semua elemen yang

memenuhi kriteria tertentu. Sedangkan sampel adalah adalah bagian dari populasi

yang dipilih untuk studi tertentu dan anggota sampel disebut subjek.

Page 9: RISET KEPERAWATAN

10. Memilih metode pengukuran dan menyiapkan instrumen. Pengukuran adalah

proses pemberian angka kepada objek, kejadian, atau situasi sesuai peraturan atau

petunjuk. Komponen pengukuran berupa instrumen yang dipilih atau disusun untuk

mengkaji variabel tertentu dalam studi.

11. Menyusun rencana pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data yaitu

kegiatan sistematik untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan maksud riset

atau tujuan spesifik, pertanyaan, atau hipotesis studi. Perencanaan analisis masalah

juga mencakup pemilihan uji statistik yang sesuai untuk menganalisis data.

12. Implementasi rencana riset. Pada riset tertentu implementasi rencana termasuk juga

uji coba instrumen.

13. Mengomunikasikan temuan riset. Riset dikomunikasikan dengan

mendiseminasikan laporan riset pada masyarakat keperawatan, profesi kesehatan ain,

bahkan pemakai jasa pelayanan kesehatan.

Proses penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu :

1. Tahap persiapan (perencanaan) atau menyusun proposal penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data.

3. Tahap pengolahan dan analisis data atau mengolah data menganalisis hasil penelitian.

4. Tahap penulisan hasil penelitian atau laporan hasil penelitian.

Format usulan (proposal) penelitian :

1. Judul penelitian

Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian. Untuk judul

penelitian tidak terlalu panjang, yakni antara 9-12 suku kata. Meskipun tidak terlalu

panjang, judul penelitian hendaknya mencakup variabel yang akan diteliti serta

tempat atau lokasi penelitian itu dilakukan. Lokasi atau tempat penelitian

mencerminkan atau menentukan populasi penelitian. Contoh “Hubungan Pemberian

ASI Eksklusif dengan Tingkat Status Kesehatan Bayi di Kampung Tambak.

Page 10: RISET KEPERAWATAN

2. Latar belakang masalah

Dalam latar belakang masalah penelitian diuraikan fakta-fakta, pengalaman si

peneliti, hasil penelitian dari orang lain atau teori yang melatarbelakangi masalah

yang ingin diteliti. Serta harus diuraikan dengan jelas : Mengapa masalah tersebut

dipilih? Apa justifikasinya, mengapa penelitian itu diadakan di wilayah tertentu?

3. Perumusan masalah

Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang

diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya. Kriteria dalam

memilih masalah penelitian diantaranya relatif masih baru, aktual (memang masalah

yang akan diteliti ini menjadi masalah saat ini), memadai (sesuai dengan kemampuan

yang diharapkan dari peneliti), dan sesuai dengan kebijakan pemerintah artinya

merupakan kebutuhan dari program pelayanan. Merumuskan masalah penelitian ini

dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan.

4. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana atau data (informasi) apa yang

akan dicari melalui penelitian itu. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang

konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Biasanya tujuan penelitian dibedakan

menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus pada hakikatnya

adalah penjabaran dari tujuan umum.

5. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan

pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Kadang-kadang

manfaat penelitian juga dilihat dari kepentingan pribadi peneliti, yakni sebagai

pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam bidang metodologi penelitian.

Manfaat penelitian ada dua aspek, yaitu :

a. Manfaat praktis atau aplikatif adalah manfaat penelitian bagi program. Di bidang

kesehatan, manfaat penelitiannya adalah bagi pembangunan kesehatan atau bagi

pengembangan program kesehatan.

b. Manfaat teoretis atau akademis adalah manfaat penelitian bagi pengembangan

ilmu. Di bidang kesehatan, manfaat penelitiannya adalah menambah khasanah

ilmu kesehatan khususnya bidang kesehatan yang akan diteliti.

Page 11: RISET KEPERAWATAN

6. Tinjauan kepustakaan

Tinjauan kepustakaan ini biasanya mencakup dua hal yaitu yang pertama, tinjauan

teori yang berkaitan dengan pemasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan

agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk

mengembangkan atau mengidentifikasi variabel yang akan diteliti. Yang kedua,

tinjauan dari hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Hal ini penting, karena akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga

peneliti dapat menghindari pengulangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh

orang lain.

7. Kerangka konsep, hipotesis, dan definisi operasional

a. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep

penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep atau variabel yang

akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud. Konsep adalah suatu

abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab

itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati

dan dapat dikur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variabel.

b. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Biasanya

hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel, yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk menetukan ke arah

pembuktian, artinya hipotesis ini metupakan pernyataan yang harus dibuktikan.

Kadang-kadang hipotesis tersebut dapat dijabarkan ke dalam hipotesis yang lebih

spesifik lagi (subhipotesis).

c. Definisi operasional variabel

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang akan diamati atau

diteliti, perlu diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ini juga

bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen. Saat menyusun

Page 12: RISET KEPERAWATAN

definisi operasional sekaligus mencakup cara pengukuran, hasil ukur, dan skala

pengukuran.

8. Metode penelitian

Diuraikan tentang metode atau cara yang akan digunakan dalam penelitian dan

tercermin langkah-langkah teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan.

Dalam uraian metode penelitian ini mencakup :

a. Jenis penelitian. Misal, penelitian ini menggunakan metode survei, dengan

pendekatan Cross sectional di mana data yang menyangkut variabel bebas atau

resiko dan variabel terikat atau akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan.

b. Lokasi penelitian. Misal, apakah di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan, atau

tingkat institusi tertentu (sekolah, rumah sakit, atau puskesmas).

c. Populasi dan sampel

Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang

menjadi sasaran penelitian tersebut. Sedangkan sampel, harus disebutkan teknis

pengambilan sampel, apakah random, dan random yang mana.

d. Cara pengumpulan data

Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara

pengumpulan data, misal di samping metode wawancara kadang perlu dilengkapi

dengan observasi dan metode angket. Selain diberikan teknik pengumpulan data,

juga diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen (kuesioner), editing,

coding, dan sebagainya.

e. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data, berupa kuesioner, formulir observasi, formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya. Apabila data yang akan dikumpulkan itu adalah

data yang menyangkut pemeriksaan fisik maka instrumen penelitian ini dapat

berupa stetoskop, tensimeter, timbangan, meteran atau alat antropometrik lainnya

untuk mengukur status gizi, dan sebagainya.

Page 13: RISET KEPERAWATAN

f. Rencana pengelolaan dan analisis data

Dijelaskan proses pengolahan datanya dari editing, coding, dan sebagainya

sampai dengan “data entri” (apabila pengolahan dilakukan dengan komputer).

Juga dijelaskan bagaimana data itu akan diolah dengan manual atau dengan

menggunakan bantuan komputer. Selanjutnya diuraikan rencana yang akan

dilakukan untuk menganalisis data serta uji statistik yang akan digunakan

termasuk program komputer untuk uji statistik tersebut.

9. Jadwal kegiatan

Diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai

dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berlangsungnya tiap kegiatan

tersebut. Biasanya jadwal kegiatan disusun dalam suatu “ gant’s chart”.

10. Organisasi

Terdiri dari peneliti utama, anggota peneliti,surveyor (petugas pengumpul data),

sekretariat, dan penasihat atau konsultan.

11. Rencana biaya (anggaran)

Diuraikan besarnya biaya per kegiatan serta jumlah keseluruhan biaya penelitian

tersebut. Kegiatan yang dapat dibiayai oleh suatu kegiatan penelitian dimulai dari

rapat penyusunan proposal, instrumen, penulisan hasil penelitian, bahkan biaya

seminar hasil penelitian.

12. Daftar kepustakaan

Adalah semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam

menyusun proposal tersebut. Literatur ini terdiri dari buku-buku teks, majalah atau

jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, tesis atau disertasi. Sistem penulisan daftar

kepustakaan mengacu pada salah satu dari dua sistem dunia akademik, yaitu : sistem

harvard adalah sistem penulisan menggunakan urutan alfabetik dari huruf pertama

nama penulis buku atau artikel. Sistem vancouver adalah sistem penulisan

menggunakan penomoran saja tanpa urutan alfabetis.