risalah sidang paripurna ke-16 dewan ... - dpd.go.id · yang kedua, kami juga dari meja pimpinan...
TRANSCRIPT
Nomor : DPD.220/SP/16/2012
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA KE-16
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2011-2012
I. KETERANGAN
1. Hari : Kamis
2. Tanggal : 12 Juli 2012
3. Waktu : 14.40 WIB – Selesai
4. Tempat : GEDUNG NUSANTARA V
5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD
1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua)
2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua)
3. GKR. Hemas (Wakil Ketua)
6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc.) 2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat)
7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Dra. Sri Sumarwati Isf.)
8. Acara :
1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan DPD RI.
2. Pengesahan Keputusan DPD RI.
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
II. JALANNYA SIDANG :
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
1
1. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om Swastyastu.
Selamat sore buat seluruh hadirin yang berbahagia.
Bapak-Ibu, hadirin yang saya hormati yang hadir pada sidang paripurna yang
terhormat ini. Sebelum kita memulai acara sidang ini, sebagaimana yang diatur dalam
undang-undang, bahwasa kita wajib mendengarkan lagu kebangsaan kita lagu Indonesia
Raya. Untuk itu kepada seluruh anggota dewan yang terhormat dan seluruh hadirin yang ada
dalam ruangan kami persilakan untuk berdiri.
2. PEMBICARA : PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.40 WIB
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
2
3. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Duduk kembali.
Berdasarkan daftar catatan hadir yang telah kami terima di dewan ini, sampai saat ini
menjelang pukul 14.40 telah hadir 74 orang dari 132 anggota dewan. Sehingga sesuai dengan
peraturan tata tertib kita, bahwasa sidang ini telah memenuhi syarat untuk kita buka. Dengan
mengucapkan bismillahirrohmanirrohim sidang paripurna ke-16 tahun sidang 2011-2012
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk
umum.
Sidang dewan yang mulia, hadirin yang berbahagia.
Dalam sidang paripurna kali ini juga hadir ditengah-tengah kita yaitu para bupati,
antara lain dari Bupati Kepulauan Yapen dan juga asisten yang hadir pada kesempatan ini.
Juga hadir Bupati Fakfak. Dan juga ketua tim pemekaran Kabupaten Kokas. Kemudian juga
tidak kalah pentingnya juga hadir para pimpinan DPRD baik dari Kepulauan Yapen maupun
dari pimpinan DPRD Fakfak. Juga hadir Bupati Teluk Bentini. Dan ketua tim pemekaran
Kabupaten Moskona. Tepuk tangan buat yang hadir. Kemudian juga para pimpinan DPRD
Teluk Bintuni. Dan juga hadir dari Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat dan wakil ketua
komisi II juga dari NTB, dan anggota komisi II DPRD Nusa Tenggara Barat dan hadirin
yang hadir para tamu kami yang mulia yang tidak kami mungkin sebut satu persatu. Tapi
sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada kehadiran Bapak-Ibu sekalian yang telah
sidang dewan paripurna yang ke-16 pada sore ini.
Bapak-Ibu yang berbahagia.
Pada kesempatan sidang ini, ini adalah masa akhir sidang kita pada periode 2011-
2012, dimana jadwal agenda pokok kita ada dua hal. Pertama adalah, kita ingin
mendengarkan laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan, yang tadi kami di
Panitia Musyawarah telah menyelesaikan beberapa hal yang bisa kita bawa ke paripurna
untuk bisa diputuskan, yang berlangsung sampai jam 13.15. jadi mohon maaf juga, mungkin
sebagian waktunya agak terundur, karena memang tadi rapatnya cukup alot, tapi insya Allah
bisa kita selesaikan dengan baik Bapak-Ibu sekalian. Yang kedua yang tidak kalah
pentingnya tentu pada sidang kali ini juga kita akan melakukan pengesahan berbagai
keputusan yang harus kita selesaikan pada periode ini.
Hari ini, Bapak-Ibu yang saya hormati, para dewan yang mulia. Bahwasa ini adalah
akhir masa sidang kita, dan nanti sidang ini kita akan buka lagi pada 15 Agustus. Yang
selanjutnya tentu kita akan memasuki sidang tahun ke IV di tahun 2012-2013. Tentu kita
semua bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa sidang paripurna kali ini
sebagaimana telah dibahas persiapannya. Hari ini kita akan mengambil keputusan yang
cukup banyak, ada 22 buah keputusan, yang tentu juga sebagian menyangkut saudara-
saudara kita yang hadir pada kesempatan sore ini.
Dari meja pimpinan dewan ini, hadirin semua, sebentar lagi jgua Pak Laode, mungkin
ada hal yang harus diselesaikan, kami mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja Bapak-Ibu sekalian yang
tergabung dalam alat-alat kelengkapan DPD dengan produk yang cukup banyak. Inilah salah
satu barometer ukuran daripada apa yang telah kita laksanakan. Tentu insya Allah keputusan
ini juga akan berkualitas dan tentu sesuai dengan semangat daripada kepentingan daerah
yang kita wakili pada dewan yang mulia ini, Bapak-Ibu sekalian.
KETOK 1X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
3
Selanjutnya, untuk mengawali agenda sidang ini, kita baru saja kemarin para teman-
teman kita dari anggota DPD RI atau senator dari DKI Jakarta yang telah melaksanakan
tugas konstitusionalnya yaitu melakukan pemilukada kemarin. Kita ucapkan selamat. Yang
kita melihat bagaimana dinamika demokrasi yang berkembang, banyak kejutan. Ternyata
rakyat lebih pintar daripada lembaga survey. Jadi survey itu tidak menentukan saudara-
saudara sekalian, rakyatlah yang menentukan siapa yang terbaik, tapi ini belum selesai
persoalannya. Jadi kepada saudara Pardi, Pak Dani Anwar, Pak Fatwa, Ibu Vivi. Silakan
berdiri dulu teman-teman ini. Ini tokoh-tokohnya. Jadi ini tergantung lobi-lobi akhir saja ini
antara Pak Dani dan Ibu Vivi, Pak Pardi dan Pak Fatwa. Silakan. Yang penting buat kita baik
buat rakyat, baik buat DKI, baik buat kita semua. Itulah yang akan kita cari. Mudah-mudahan
tentu peristiwa yang telah berlangsung kemarin ini menambah keyakinan kita, bahwasa
proses demokrasi akan berjalan lebih baik apabila diberikan ruang yang luas kepada semua
masyarakat untuk berpartisipasi, baik melalui jalur partai politik maupun jalur independent.
Nah ini, buat kita menjadi catatan di masa datang. Disini ada Pak Farhan Hamid, itu
menandakan. Yang paling penting demokrasi itu bukan proseduralnya tetapi partisipasi
rakyat. Dengan partisipasi rakyat tentu kita akan bisa membangun lebih baik.
Yang kedua, kami juga dari meja pimpinan ini atas nama kita semua, dimana dalam
waktu dekat juga kita akan menghadapi sebuah proses ritual yang buat umat muslim yang
menghadapi bulan ramadhan. Tentu kami harapkan kepada semua anggota DPD untuk bisa
juga menjaga bagimana supaya bahan pokok yang ada di masyarakat itu bisa terjaga dengan
baik, baik jumlahnya maupun juga pada harganya. Sehingga ini tentu harus menjadi
perhatian kita semua, Bapak-Ibu sekalian, mudah-mudahan sekembalinya besok kita kepada
daerah kami harapkan semua teman-teman, baik dalam semua Komite I, II, III, IV untuk juga
melihat sejauh mana harga itu yang bisa kita lakukan supaya jangan ada terjadi penimbunan
dan sebagainya, yang nanti akan merugikan buat rakyat. Itu harapan kami, supaya besok dan
lusa masyarakat kita dalam menghadapi bulan puasa akan melaksanakan tugas keimanannya
dengan baik.
Dan juga tentu kita harapkan masalah kebutuhan pokok ini menjadi isu utama kita
untuk menghadapi kita di masing-masing daerah. Dan kami dari pimpinan akan tetap
memonitor, kami akan hadir terus bergantian di Jakarta untuk kita saling berkordinasi dalam
rangka mengawasi ketersediaan bahan pokok maupun juga pelayanan publik lainnya, dan
para transportasi kita harapkan, terutama teman-teman dari DKI Jakarta, kita harus yakinkan
saudara-saudara kita yang kembali ke daerahnya, yang telah banyak membantu DKI ini
untuk bisa membangun seperti yang kita lihat untuk bisa supaya lancar transportasinya.
Juga dari teman-teman Provinsi Banten, kita juga minta perhatiannya supaya
pelabuhan penyebrangan Merak-Bakauheni akan bisa lancar, jangan sampai terjadi puluhan
kilometer. Kami juga perhatiannya kepada para senator dari Banten. Dan tentu kita harapkan
perjuangan dari teman-teman Banten dan Lampung untuk menjadikan jembatan selat sunda
ini bisa dilaksanakan, tanpa membebani APBN. Setuju ya Bapak-Ibu sekalian? Supaya
melancarkan daripada proses transportasi dan lain sebagainya.
Dan juga disamping itu kami juga berharap mengenai bahan bakar minyak khususnya
di daerah-daerah provinsi yang memang agak langka. Saya pernah juga menyaksikan itu
sendiri sewaktu kunjungan saya ke Kalimantan Tengah persisnya di Pangkalan Bun, itu
ternyata banyak antrian-antrian daripada truk dan lain sebagainya untuk mengisi daripada
BBM yang kadangkala juga jumlahnya tidak mencukupi sebagaimana yang diharapkan oleh
daerah tersebut. Untuk itu mohon kepada teman-teman di DPD untuk bisa memonitor,
sehingga tentu bisa kita mengambil langkah-langkah strategis supaya kegiatan bulan
ramadhan dan juga idul fitri bisa berlangsung dengan baik lagi, Bapak-Ibu sekalian.
Kemudian juga dalam bidang gas juga, sebagai konversi daripada BBM juga harus
menjadi perhatian kita, terutama teman-teman dari Sumatera Utara. Di mana ini Sumatera
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
4
Utara? Tadi saya lihat. Hadir ini, Bang Rudolf Pardede, Pak Parlin ya. Kemarin saya lihat di
koran bikin bahan bakar bio migas. Selamat buat Pak Parlindungan Purba. Sebagai energi
alternatif. Di kompas saya lihat, dimana-mana, memang hebat ini Sumatera Utara ini.
Mudah-mudahan ini ditiru juga untuk daerah lain, supaya ketergantungan kita kepada BBM
makin berkurang dengan konversi gas yang bisa kita lakukan. Tentu pembangunan
infrastruktur itu bisa kita laksanakan.
Inilah Bapak-Ibu sekalian beberapa catatan dari meja pimpinan yang bisa kami
sampaikan kepada Bapak-Ibu sekalian. Untuk itu marilah kita memulai acara sidang yang
tadi kami telah putuskan, diakrenakan ada hal-hal yang, barangkali setelah alat kelengkapan
ini, kami tidak buar berurut, tapi sesuai dengan kesepakatan bersama, kami persilakan untuk
pertama kepada Badan Kehormatan. Nah ini penting, inilah sebuah badan yang menjaga
supaya kehormatan kita tetap terjaga, untuk bisa menyampaikan laporan perkembangan
pelaksanaannya. Dan pada kita nanti diminta keputusan untuk menyetujui kode etik,
kemudian tata beracara Badan Kehormatan. Kami persilakan kepada pimpinan Badan
Kehormatan. Tepuk tangan buat Ibu Aida.
4. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KETUA BK)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, pimpinan alat kelengkapan,
pimpinan Kelompok DPD di MPR RI, kemudian tamu-tamu dari pemda, DPRD, tokoh
masyarakat dari Papua dan daerah lainnya yang datang khusus. Selamat datang kemari,
semoga sukses apa yang diperjuangkan. Seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah dan
sekretariat jenderal DPD RI serta hadirin-hadirat yang kami muliakan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastyastu.
Saya menyampaikan terima kasih diberikan kesempatan untuk lebih dahulu disini
tidak sebagaimana biasa. Oleh karena harus ke DPR dalam rangka Panitia Khusus RUU
Kepulauan dengan Pemerintah dan DPR. Jadi harus lari kesana dan alhamdulillah diberikan
kesempatan. Teriring salam dan doa kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita bisa
menghadiri Sidang Paripurna ke-16 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Masa
Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012 dalam keadaan sehat walafiat dan penuh kebersamaan,
kekeluargaan, kasih sayang dan rahmat yang berlimpah ini.
Pintu dibuka didepan halaman, melihat nuri hinggap di dahan. Laporan BK segera
akan saya bacakan, semoga DPD tetap dapat dapat menjaga kebersamaan.
Bapak-bapak dan Ibu sekalian. Adapun yang akan kami laporkan adalah sebagai
berikut. Penanganan pertama penanganan pengaduan yang telah diterima oleh Badan
Kehormatan. Kedua, penyempurnaan rancangan peraturan DPD tentang kode etik anggota
DPD RI. Serta rancangan peraturan DPD tentang tata beracara BK DPD RI sebagai bentuk
tanggung jawab yang diamanatkan secara konstitusional oleh peraturan perundang-undangan.
Dan ketiga, rekapitulasi kehadiran anggota.
Pimpinan dan anggota DPD serta hadirin yang terhormat dan yang kami sayangi.
Pertama, pengaduan terhadap anggota DPD RI.
Pada tahun sidang 2011-2012 Badan Kehormatan telah menerima 5 pengaduan. 2
diantaranya sudah kami laporkan pada masa sidang I dan II yang lalu. Sedangkan 3
pengaduan kami laporkan pada sidang paripurna hari ini.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
5
Hadirin yang berbahagia. Badan Kehormatan melakukan tugas dan wewenang
terhadap pengaduan yang memenuhi syarat secara materil, formil dan administratif. Untuk
menindaklanjuti ketiga pengaduan tersebut kami telah membentuk tim penyelidikan dan
verifikasi. Tim telah memproses pengaduan dengan mengundang dan mendengarkan
keterangan pengadu, teradu, saksi, badik dari pihak pengadu maupun dari pihak teradu.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Badan Kehormatan telah
sepakat dan memutuskan ketiga pengaduan tersebut. Berdasarkan pada fakta-fakta yang
terungkap dalam proses penyelidikan dan verifikasi, prinsip etis dalam kode etik, norma
kepatutan, kewajiban dan larangan, serta dengan musyawarah mufakat. Keputusan terhadap
dugaan pelanggaran tata tertib dan kode etik yang dilakukan oleh ketiga anggota tersebut,
setelah dilakukan penyelidikan dan verifikasi oleh Badan Kehormatan diputuskan untuk
ditolak. Karena tidak termasuk peristiwa etik. Namun merupakan peristiwa delik pers dan
perdata. Oleh karena itu Badan Kehormatan merehabilitasi nama baik ketiga anggota
tersebut.
Perlu kami sampaikan pula, bahwa dalam draft tata beracara yang dalam sidang
paripurna hari ini Badan Kehormatan mengharapkan dapat diputuskan, karena dalam draft
tersebut telah diatur bahwa tidak semua pengaduan tdiproses dalam persidangan Badan
Kehormatan. Akan tetapi diberikan hak dulu kepada sekretariat untuk meneliti apakah
pengaduan yang diajukan merupakan peristiwa etik atau tidak merupakan peristiwa etik.
Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 37 keputusan Badan Kehormatan DPD RI nomor 1/BK-
DPD/2008 tentang pedoman tata cara teknis penegakan kode etik DPD RI menyatakan
bahwa keputusan Badan Kehormatan bersifat mengikat. Untuk itu dengan
mempertimbangkan berbagai aspek dan guna menjaga kerahasiaan atas ketiga pengaduan
tersebut Badan Kehormatan akan menyampaikan ketiga keputusan dimaksud kepada
pimpinan, pengadu dan teradu.
Kedua, penyempurnaan rancangan peraturan DPD RI tentang kode etik anggota DPD
RI dan tata beracara Badan Kehormatan DPD RI.
Pada kesempatan sidang paripurna terakhir tahun sidang 2011-2012 kali ini dapat
kami laporkan bahwa Badan Kehormatan DPD RI telah membahas untuk melakukan
penyempurnaan kode etik dan peraturan DPD RI tentang tata beracara Badan Kehormatan
sebagai tindak lanjut ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR,
DPR, DPD dan DPRD. Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan menyempurnakan kedua
peraturan tersebut Badan Kehormatan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang
berkembang di lembaga DPD. Dalam kesempatan ini kami sampaikan hal-hal yang penting
dalam draft kode etik. Diantaranya :
a. Menghapuskan ketentuan yang tidak termasuk peristiwa etik (korupsi, kolusi, dan
nepotisme)
b. Menyesuaikan sistematika penulisan dan format sesuai peraturan perundang-
undangan.
Sedangkan hal baru yahg diadopsi dalam draft tata bercara Badan Kehormatan
diantaranya :
a. Badan Kehormatan melakukan penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran tata tertib
dan kode etik disamping atas dasar pengaduan tetapi juga dapat berdasarkan temuan
Badan Kehormatan.
b. Badan Kehormatan dalam menjalankan penyelidikan dan verifikasi dapat melalui
mediasi.
c. Badan Kehormatan dalam menjalankan tugas penyelidikan dapat membentuk tim
kerja dan dapat membentuk tim pencari fakta.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
6
Pimpinan dan anggota DPD serta hadirin yang kami hormati.
Untuk itu, Badan Kehormatan melalui pimpinan mengharapkan sidang paripurna hari
ini dapat menyepakati dan memutuskan untuk menetapkan kedua rancangan peraturan DPD
tersebut menjadi Peraturan DPD RI.
Ketiga, rekapitulasi kehadiran anggota.
Berdasarkan keputusan Badan Kehormatan Nomor 05/BK-DPD RI/II/2012 tentang
rekapitulasi kehadiran anggota DPD RI pada sidang paripurna dan sidang/rapat alat
kelengkapan dan Kelompok DOD di MPR pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2011-2012,
presentase kehadiran anggota pada tiap alat kelengkapan untuk kategori sangat kurang
sebanyak 5 anggota, untuk selanjutnya Badan Kehormatan telah memberikan peringantan
secara tertulis kepada anggota tersebut. Demikian juga Badan Kehormatan menyampaikan
penghargaan bagi 16 anggota yang kehadirannya sempurna pada Masa Sidang III Tahun
Sidang 2011-2012.
Jika dibandingkan dengan Masa Sidang II untuk kategori sangat kurang 11 anggota,
dengan demikian pada masa sidang kali ini dapat terlihat bahwa kinerja anggota DPD RI
dalam memenuhi kewajibannya untuk menghadiri sidang/rapat semakin membaik.
Pimpinan dan anggota DPD serta hadirin yang terhormat.
Sebelum kami akhiri laporan pelaksanaan tugas Badan Kehormatan pada hari ini,
perlu kami sampaikan bahwa Badan Kehormatan tetap menjalankan tugas rekapitulasi
kehadiran anggota, sehingga kami menghimbau kepada seluruh anggota agar memperhatikan
kehadiran pada tiap sidang atau rapat yang menjadi tugasnnya. Walaupun kita bukan anak
sekolah tapi kita tentunya harus menjaga image dan kehormatan kita sebagai anggota DPD
yang sangat membanggakan.
Demikianlah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian laporan Badan Kehormatan pada
sidang paripurna kali ini. Ijinkanlah dari lubuk hati yang dalam kami mengucapkan terima
kasih kepada pimpinan DPD, seluruh anggota DPD, serta jajaran sekretariat jenderal DPD
RI, selaku sistem pendukung dalam setiap kegiatan Badan Kehormatan.
Mohon maaf bila ada kesalahan, hal yang menyinggung perasaan selama ini, selama
kita berada di Badan Kehormatan. Tentunya atas perhatian saudara pimpinan dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah serta sekretariat jenderal kami ucapkan terima kasih.
Dan oleh karena kita akan memasuki bulan puasa kami mengucapkan selamat
berpuasa dan mohon maaf lahir dan batin.
Berbagai suku bangsa berlainan bahasa, jalur gemilang menyatukan kita semua.
Teguh berdiri DPD dan kita semua tanda sepakat DPD harus lebih kuat agar masyarakat
sejahtera , aman dan sentosa.
Mudah-mudahan kita semua dapat mencapai tujuan tersebut. Sekali lagi terima kasih.
Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera,
Om Shanty Shanty Shanty Om.
Demikian, terima kasih, mohon maaf.
5. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)
Interupsi Pak Ketua
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
7
6. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Ibu Aida Ismeth yang telah membawakan laporannya. Maklum, biasa orang
Melayu. Jadi kalau tanpa pantun itu kayak (seperti) makan tanpa garam, begitu.
7. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)
Ketua, interupsi.
8. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Silakan, Pak Tonny.
9. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita sekalian.
Bapak-Ibu yang saya hormati.
Saya mohon maaf, saya minta ijin kalau bisa Komite I bisa menyampaikan lebih dulu,
karena kebetulan kami dihadiri juga oleh tamu-tamu kita yang dari daerah. Dan tadi kami
sudah janji mau makan tapi terlambat sehingga belum pada makan semua. Kami mohon ijin,
mohon maaf. Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
10. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Memang sudah dipikirkan itu, cuma ini kan Ibu Aida ini mewakili kita untuk bicara
dengan DPR mengenai kepentingan teman-teman khususnya, atau kepentingan kita untuk
mewakili mengenai RUU mengenai Provinsi Kepulauan. Silakan Ibu Aida tinggalkan tempat
untuk bisa segera melanjutkan rapat dengan. Belum ya, saya ketok dulu. Jadi habis ini kita
akan lanjut ke Komite I.
Baik, Bapak-Ibu sekalian, kepada kita dimintakan ada dua hal untuk kita buat
keputusan, yang selama ini telah kita bahas, kita pelajari, dan ini penting. Jadi Badan
Kehormatan ini adalah lembaga yang menjaga kehormatan kita yang telah bekerja dengan
baik sebagaimana laporan tadi. Mudah-mudahan dengan kode etik ini bisa disahkan, tentu
mekanisme daripada beracara kita, kode etik sebagai aturan yang mengatur norma-norma
buat kita, kemudian tata beracara Badan Kehormatan ini bisa kita sahkan sehingga nanti
kedepan akan lebih baik lagi. Apakah dua-dua keputusan ini bisa kita setujui Bapak-Ibu
sekalian? Setuju.
Terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua.
Terima kasih kepada anggota dewan yang mulia.
Selanjutnya kita masu ke materi acara berikutnya, sebagaimana yang tadi Pak Tonny
Tesar juga sampaikan, kami mengapresiasi itu. Untuk itu kita persilakan kepada Komite I,
pimpinan Komite I yang membidangi masalah otonomi daerah, pemekaran, hukum dan
sebagainya untuk bisa menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya dan
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
8
keputusan apa yang perlu diputuskan pada sidang paripurna kali ini. Untuk itu waktu dan
tempat kami persilakan.
11. PEMBICARA : H. DANI ANWAR (KETUA KOMITE I)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastyastu.
Kepada yang terhormat pimpinan DPD RI, Ketua dan Ibu Wakil Ketua, anggota DPD
RI seluruh Indonesia, dan saudara-saudara kami yang hadir namun saya tidak bisa
menyebutkan namanya satu persatu.
Yang saya hormati Bupati Kabupaten Fakfak, Mohammad Uswanas. Mungkin bisa
berdiri Pak Bupatinya. Ini Pak Bupatinya.
Kemudian Ketua DPRD Kabupaten Fakfak, Bapak Hafiz yang juga hadir.
Kemudian anggota DPRD dari Papua Barat Bapak Ishak.
Kemudian Bapak Sekda Kabupaten Teluk Bintuni, Bapak Manuputi.
Kemudian Wakil Sekda DPRD Kabupaten Teluk Bintuni Bapak Edison.
Kemudian Asisten I Kabupaten Yapen, Bapak Hengki Worumi dari Papua. Kalau tadi
Papua Barat ini Papua.
Pimpinan DPRD Kabupaten Yapen, Bapak Denis Wanggai dan Bapak Herman
Wanomi.
Pimpinan DPRD dari Kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang juga hadir pada
kesempatan siang hari ini.
Ibu Sesjen dan Bapak Wakil Sesjen beserta seluruh jajaran sekretariat jenderal, dan
hadirin serta undangan yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Kuasa atas limpahan karuani dan rahmat-Nya sehingga kita dapat menghadiri dan
insya Allah bisa mengikuti seluruh agenda sidang paripurna ke-16 DPD RI sampai dengan
selesai pada hari ini.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa Komite I dalam menjalankan tugas dan
wewenang konstitusionalnya pada masa sidang IV tahun sidang 2011-2012 telah berupaya
dan konsisten untuk menindaklanjuti setiap aspirasi masyarakat dan daerah serta
mengoptimalkan pembahasan dan penyelesaian program-program kegiatan yang belum
terselesaikan pada masa sidang sebelumnya. Pada kesempatan ini kami mohon kepada sidang
yang mulia untuk mengesahkan beberapa keputusan dari Komite I.
Yang pertama adalah pandangan DPD atas Rancangan Undang-Undang Percepatan
Pembangunan Daerah Kepulauan. Dan kami mohon ijin kepada sidang paripurna yang mulia,
rancangan ini akan langsung dibacakan oleh Timja RUU Kepulauan yaitu Ibu Aida,
kemudian Pak Jack, kemudian Pak Emanuel dan beberapa anggota lain yang tergabung
dalam Timja pada kesempatan jam 15.30, sesuai dengan undangan pada kesempatan hari ini.
Adapun garis besarnya adalah sebagai berikut :
1. Judul RUU Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan.
a. Judul dimaksud mengandung makna yang sangat sederhana, yaitu sekedar
memberikan alternatif solusi terhadap pembangunan di daerah kepulauan yang
terkesan masih tertinggal dibandingkan dengan realitas pembangunan di daerah lain.
Sesungguhnya hendak diperjuangkan dengan RUU dimaksud adalah pengakuan
tentang daerah kepulauan sebagai satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
9
perlakukan pemerintah terhadap kekhususan disamping keistimewaan pemerintahan
daerah yang sejalan dengan eksistensi Indonesia sebagai negara kesatuan dalam
negara kesatuan. Semua kekuasaan pemerintahan ada di tangan pemerintah pusat,
mengedepankan bahwa unitary state is one in which we find, kekuasaan terletak
kepada pemerintah pusat dan tidak ada pada pemerintahan daerah. Pemerintah pusat
mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah
berdasarkan hak otonomi. Tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tertinggi tetap ada di
tangan pemerintah pusat.
b. Jika dicermati judul RUU Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan dan dikaitkan
dengan substansi yang dirumuskan, terlihat jelas tidak konsisten antara kedua hal
tersebut. Substansi lebih mengarah pada pengakuan kewenangan daerah kepulauan
sebagai satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus dan bentuk perlakuan
intervensi pemerintah pusat terhadap daerah-daerah kepulauan yang berkarakter
khusus. Namun sebaiknya judul menggambarkan sesuatu yang bersifat insidentil
berupa solusi terhadap ketertinggalan pembangunan daerah kepulauan.
c. Selain itu judul tersebut memberikan gambaran pula bahwa semua daerah-daerah
kepulauan masih tertinggal dibandingkan daerah yang berkarakter kontinental.
Namun hal tersebut justru tidak faktual karena ada sebagian daerah kepulauan
menunjukan dinamika pembangunannya yang lebih baik.
d. Judul tersebut juga memberikan konotasi seolah-olah percepatan pembangunan
bersifat limitatif jangka waktu tertentu, sehingga RUU tersebut pada saatnya akan
kehilangan kekuatan yuridis karena terwujudnya pembangunan yang dicita-citakan.
e. Judul tersebut belum mengakomodir landasan filosofi pancasila yang antara lain
menghargai kebhinekaan. Kebhinekaan semestinya memberikan ruang bagi masing-
masing daerah menampilkan dan mengembangkan karakteristik spesifiknya yang
meliputi geografis, budaya, komunitas hukum adat, entitas, ekonomi dan politik.
f. Selain itu pengertian otonomi daerah dalam Rancangan Undang-Undang tentang
Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan, bila dibandingkan dengan isi atau
substansi dari RUU yang diajukan ternyata tidak sejalan. Pengertian otonomi daerah
kepulauan seperti dimaksudkan tampaknya mencakup penyelenggaraan wewenang
pemerintahan di wilayah darat dan perairan laut sebagaimana dikemukakan dalam
pasal 8 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) RUU Percepatan Pembangunana Daerah
Kepulauan. Terdapat frasa, sesuai peraturan perundang-undangan. Frasa ini
mengandung makna bahwa peraturan perundangan yang dimaksud merujuk pada
wewenang atas laut sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004. Keadaan ini justru belum menjawab masalah percepatan
pembangunan sebagai suatu proses yang dilakukan melalui penyelenggaraan
pemerintah kepulauan.
Bapak-Ibu anggota DPD yang terhormat.
Jadi poin-poin itu secara substansi bisa disampaikan pada kesempatan sidang bersama
DPR hari ini. Dan kami nantinya minta persetujuan Bapak-Ibu dalam bentuk pandangan
DPD RI terhadap RUU Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan.
Selanjutnya Bapak-Ibu sekalian.
Komite I juga meminta pengesahan pada sidang paripurna hari ini mengenai
pembentukan daerah otonomi baru di Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara
Barat. Komite I dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah terkait dengan
usulan pembentukan DOB telah melakukan berbagai serangkaian kegiatan mulai dari
tahapan penelitian persyaratan administratif sampai dengan kunjungan kerja yang
selanjutnya dilakukan analisis dan kajian melalui pembahasan intensif di tim bidang tugas 3
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
10
Komite I dalam serangkaian pembahasan atas aspirasi yang ada dan proses penyusunan
pandangan atas usulan pembentukan DOB, Komite I pada tanggal 9-10 Juli 2012 telah
berhasil menyelesaikan dan menyepakati pandangan dan pendapat DPD RI atas beberapa
usulan pembentukan DOB, yaitu :
1. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Timur
sebagai pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Yapen di Provinsi Papua.
2. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Barat
Utara sebagai pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Yapen di Provinsi Papua.
3. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Kokas sebagai
pemekaran dari Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat.
4. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Muskona
sebagai pemekaran dari Kabupaten Teluk Bintuni di Provinsi Papua Barat.
5. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa
sebagai pemekaran dari Provinsi NTB.
6. Pandangan dan pendapat DPD RI atas usulan pembentukan Kabupaten Lombok
Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Lombok Timur di Provinsi Nusa
Tenggara barat.
Berkenaan dengan pandangan dan pendapat atas beberapa usulan pembentukan
daerah otonomi baru tersebut, Komite I dalam kesempatan ini meminta persetujuan anggota
dalam sidang paripurna hari ini agar dapat disahkan menjadi produk DPD, selanjutnya
disampaikan kepada DPR untuk ditindaklanjuti. Secara substansial pandangan DPD atas 6
DOB tersebut memuat materi persetujuan atas dibentuknya daerah otonomi baru karena
telah memenuhi persyaratan adminitratif, teknis dan fisik kewilayahan sebagaimana
ketentuan dari PP 78 Tahun 2007. Subtansi penting lain yang menjadi pertimbangan
persetujuan pembentukan DOB khususnya di Papua dan wilayah yang berbeda dengan
daerah lainnya tentang rentang kendali yang cukup jauh sangat sulit bagi terselenggaranya
pelayanan publik yang optimal bagi kepentingan masyarakat jika tidak dilakukan pemekaran
daerah.
Bapak-Ibu sekalian, anggota DPD, peserta sidang paripurna yang saya hormati.
Pada kesempatan ini juga kami ingin melaporkan materi lainnya yang penting untuk
diinformasikan adalah mengenai RUU Hak Atas Tanah. Komite I dalam pelaksanaan
tugasnya di bidang legislasi mengenai RUU Hak Atas Tanah, setelah melakukan
serangkaian tahapan mulai dari inventarisasi masalah sampai dengan finalisasi draft RUU
maka pada tanggal 20 Juni 2012 telah menyelesaikan dan menyepakati substansi naskah
akademik dan draft RUU Hak Atas Tanah. Atas penyelesaian RUU Hak Atas Tanah di
Komite I kami sangat menghargai dan mengapresiasi keterlibatan anggota Komite I yang
bertanggungjawab secara penuh dalam penyusunan RUU Hak-hak Atas Tanah ini sehingga
cukup dapat memenuhi target yang diinginkan. RUU tersebut sudah diserahkan ke PPUU
untuk dilakukan harmonisasi, pembulatan, pemantapan konsepsi RUU Hak Atas Tanah
untuk kemudian dapat disahkan pada awal masa sidang berikutnya.
Demikianlah laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite I untuk masa Sidang
Paripurna ke-16 DPD Masa Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012 yang dapat kami
sampaikan. Oleh karena sidang ini adalah sidang paripurna terakhir tahun sidang 2011-
2012, maka kami sebagai pimpinan Komite I, saya, Pak Alirman, Pak Paulus Sumino,
memohon maaf apabila dalam pergaulan sehari-hari ada kekhilafan, ada kekurangan,
terutama anggota Komite I yang telah bekerjasama cukup baik selama ini kepada kami
bertiga untuk kemudian bisa dimaklumi dan diberikan, dibukakan pintu maaf yang sebesar-
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
11
besarnya. Atas perhatian pimpinan dan seluruh anggota DPD RI serta hadirin kami ucapkan
terima kasih.
Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
12. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita ucapkan kepada saudara Dani Anwar sebagai pimpinan Komite I
yang telah menyampaikan progress report yang telah dilaksanakan oleh anggota di Komite
I.
Bapak-Ibu sekalian, seperti tadi telah disampaikan laporan perkembangan dan juga
keputusan yang bakal kita sahkan pada kesempatan ini, untuk itu kita akan mengambil
keputusan, ada 7 keputusan yang harus kita ambil, dan menurut saya kita harus sepakati
satu-satu untuk bisa menjadi keputusan pada dewan ini.
Bapak-Ibu sekalian, apakah dapat kita menyepakati bahwasa pandangan Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk bisa menjadi keputusan kita mengenai
Rancangan Undang-Undang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan? Setuju.
Terima kasih.
Yang kedua, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Timur sebagai
pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Yapen di Provinsi Papua? Setuju.
Selanjutnya apakah dapat kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Yapen Barat
Utara sebagai pemekaran dari Kabupatan Kepulauan Yapen di Provinsi Papua?
Yang keempat, apakah dapat kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Kokas sebagai
pemekaran dari Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat?
Terima kasih.
KETOK 2X
KETOK 2X
KETOK 2X
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
12
Selanjutnya dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Moskona sebagai
pemekaran dari Kabupaten Teluk Bintuni di Provinsi Papua Barat?
Yang keenam, apakah dapat kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa
sebagai pemekaran dari Provinsi Nusa Tenggara Barat?
Yang ketujuh, dapatkah kita menyepakati dan menyetujui pandangan dan pendapat
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atas usulan pembentukan Kabupaten Lombok
Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara Barat?
Baik Bapak-Ibu sekalian, kita telah melaksanakan tugas konstitusional kita, yang kita
telah menyepakati 7 hal tadi yang telah kami sampaikan. Dan mudah-mudahan lanjutannya
kita perjuangkan bersama-sama melalui DPR RI supaya ini bisa kita tetapkan dalam rangka
lahirnya pemekaran daerah otonomi baru dalam rangka untuk lebih meningkatkan
kesejahteraan rakyat di daerah masing-masing. Mudah-mudahan suara Bapak sekalian dan
para tamu undangan yang hadir akan menjadi awal daripada kebangkitan dan kemajuan
daerah-daerah yang ada di daerah yang Bapak-Ibu wakili.
Baiklah Bapak-Ibu, para sidang dewan yang mulia.
Kita akan melanjutkan dan mempersilakan. Tapi sebelumnya tadi saya dengar dari
Pak Tonny Tesar, sebagian saudara-saudara kita yang datang jauh-jauh yang telah menunggu
dari pagi sampai siang ini katanya belum makan siang, kita tidak mau ada korban nantinya.
Kita persilakan kepada Pak Tonny sebagai sahibul bait, tuan rumah, untuk menjamunya.
Bagi yang belum makan siang kami persilakan dengan hormat untuk meninggalkan ruang
sidang ini, biar kami bisa melanjutkan.
13. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)
Pak Ketua.
Terima kasih Bapak-Ibu yang saya hormati dan pimpinan DPD yang saya banggakan.
Saya mewakili teman-teman dari Papua, Kabupaten Yapen Baru dan Yapen Timur,
dan seluruh masyarakat Kepulauan Yapen menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Komite I dan seluruh anggota DPD dan pimpinan DPD serta sekretariat
yang telah memberikan dukungan dan memberikan semangat untuk kami masyarakat Yapen
untuk dimekarkan. Mudah-mudahan perjuangan ini diberkati oleh Tuhan. Terima kasih dan
kami mohon diri, kami pamit.
KETOK 2X
KETOK 2X
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
13
14. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, silakan Saudara Mervin untuk menyampaikan sepatah dua patah katanya.
15. PEMBICARA : MERVIN SADIPUN KOMBER (PAPUA BARAT)
Terima kasih pimpinan.
Saya juga mewakili masyarakat dari wilayah pemekaran calon Kabupaten Kokas dan
Moskona menyampaikan terima kasih terutama kepada Komite I, Pak Dani dan teman-
teman, serta seluruh teman yang sudah menyetujui pemekaran calon Kabupaten Kokas dan
Moskona pada kesempatan ini. Dan mohon ijin untuk menjamu mereka juga pimpinan.
Terima kasih.
16. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih. Apa ada perwakilan dari Nusa Tenggara Barat, kami persilakan,
sepatah dua patah kata, Pak Profesor Farouk?
17. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)
Singkat saja atas nama warga Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada umumnya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada DPD atas persetujuan pemekaran Provinsi Pulau
Sumbawa dan Kabupaten Lombok Selatan pemekaran dari Lombok Timur.
Terima kasih.
18. PEMBICARA :
Perwakilan dari NTB, Pulau Pisi, Pulau Sumbawa. Kami terima kasih kepada
pimpinan DPD yang telah ……… (tidak jelas) Provinsi Pulau Sumbawa segera dibentuk.
Terima kasih banyak dan ditindaklanjuti.
19. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Silakan bagi saudara-saudara kita untuk membawa tamu-tamunya untuk bisa hadir ya.
Silakan.
Baik Bapak-Ibu sekalian, kita masih ada agenda selanjutnya. Saya mohon kita
kosentrasi, masih banyak keputusan lagi yang harus kita putuskan. Ini baru dua alat
kelengkapan yang telah kita putuskan. Selanjutnya kami persilakan kepada pimpinan Komite
II untuk bisa menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Untuk itu waktu
dan tempat kami persilakan.
20. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KETUA KOMITE II)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om Swastyastu.
Yang terhormat pimpinan DPD RI, pimpinan alat kelengkapan DPD RI, anggota
DPD RI, sekretariat jenderal DPD RI beserta jajarannya, saudara-saudara saya dari Papua
Barat dan Papua, dan teman-teman seperjuangan dari Nusa Tenggara Barat, saya lihat hadir,
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
14
karena apa? Saya ingat NTB ingat anak saya lahir di NTB yang nomor satu, Bapak. Dan para
hadirin sekalian yang saya cintai.
Saya lanjutkan.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Pada penutupan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012 tanggal 12 Juli 2012, kami
Komite II DPD RI memohon kepada pimpinan dan seluruh anggota DPD RI untuk
diputuskannya beberapa pandangan dan pendapat. Pertama, RUU tentang Jalan Nomor 38
Tahun 2004, pandangan dan pendapat RUU tentang Perdagangan, dan pandangan pendapat
RUU tentang Keantariksaan.
Pengawasan ada juga dua undang-undang tertentu yang perlu minta diputuskan pada
sidang yang mulia ini yaitu pengawasan. Pertama, pengawasan DPD RI terhadap
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas Angkutan Jalan.
Kedua, pengawasan DPD RI terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Jadi ada
tiga pandangan pendapat dan ada dua pengawasan memohon diputuskan pada sidang
paripurna yang sangat mulia ini.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Komite II DPD RI dalam hal RUU inisiatif, saya dengar di depan tadi kurang ada 7
daerah pemekaran baru yaitu Papua dan Nusa Tenggara Barat. Untuk menyambut perkuatan
daripada otonomi daerah Komite II DPD mempunyai inisiatif, yaitu membuat RUU inisiatif
BUMD yang betul-betul produk DPD RI. Sehingga semua pemekaran yang telah kita setujui
bersama bisa berjalan dengan baik dalam rangka perkuatan daerah. Kedua, RUU inisiatif
perubahan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 yaitu tentang mineral dan batubara.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Lain-lain Komite II juga telah melakukan suatu rapat dengar pendapat dengan mitra
kerjanya yaitu ada kira-kira 9 kementerian yang telah kita undang di DPD RI. Pertama
Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Perikanan. Mohon maaf saya ulangi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian
Perumahan Rakyat. Jadi kira-kira ada 8 kementerian yang sudah kita undang untuk rapat
dengar pendapat dengan Komite II DPD RI.
Bapak Ibu sekalian yang saya hormati.
Komite II DPD RI juga melakukan advokasi-advokasi. Pertama, berusaha untuk
menjadi suatu mediator sengketa tanah antara PT. Weda Bay Nickel dengan masyarakat
Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara. Dengan menghadirkan Dirjen
Minerba Kementerian SDM, Deputi V Badan Pertanahan Nasional, Bupati Halmahera dan
jajaran direksi PT. Weda Bay Nickel dalam rapat dengar pendapat dengan Komite II DPD
RI.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Selain itu Komite II sepakat untuk menghadirkan perusahaan tambang yang telah
melakukan, pertama aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek sosial. Hadir pada Masa
Sidang IV yaitu PT. Indo Minco yang telah menjalankan usaha tambang dengan memenuhi 3
aspek yaitu aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial. Diharap seluruh perusahaan
pertambangan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dalam rangka menyerap
aspirasi perubahan undang-undang yang telah saya sebutkan di depan tadi, yaitu Undang-
Undang No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Dalam rangka juga advokasi, dimana-mana sekarang masalah kehutanan merupakan
suatu masalah yang serius di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 19
Juni 2012 Komite II DPD RI telah melakukan dengar pendapat dengan Ketua DPRD
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
15
Kabupaten Tana Tidung dan masyarakat adat dan kepala desa Kabupaten Tana Tidung,
Bupati serta masyarakat adat Kabupaten Sukabumi datang ke DPD RI yaitu Komite II dalam
rangka menyampaikan permasalahan-permasalahan adat yang terletak disekitar hutan daerah
tersebut.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Pada sidang Panmus beberapa jam yang lalu sudah dibahas insya Allah ada suatu
seminar nasional yang akan menyatukan presepsi tentang Undang-Undang No. 41 Tahun
1999. Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada pimpinan dan seluruh anggota
DPD RI yang hadir pada penutupan sidang ke-4 yang kita muliakan ini.
Bapak Ibu sekalian yang saya hormati.
Sebelum saya tutup laporan kinerja Komite II DPD RI, pada sidang yang sangat kita
muliakan bersama ini keluarga besar Komite II DPD RI mengucapkan; pertama, selamat
menjalankan ibadah puasa mohon maaf lahir dan batin. Kedua, selamat, saya ulangi, keluarga
besar Komite II DPD RI mengucapkan selamat kepada Daerah Istimewa Yogyakarta atas
disepakatinya RUU keistimewaan yaitu penetapan gubernur dan sebagainya. Kita kasih
applause buat Ibu Hemas. Yang ketiga, keluarga besar Komite II DPD RI mengucapkan
selamat kepada para senator Daerah Khusus Ibukota yang telah melaksanakan pemilu
putaran pertama dengan aman, tertib dan damai. Saya pikir itu. Dan yang terakhir seluruh
keluarga besar pimpinan dan anggota Komite II memohon maaf kepada pimpinan dan
seluruh anggota DPD RI bila ada hal-hal yang kurang berkenan pada Masa Sidang IV ini
dalam menjalankan tugas-tugas konstitusi yang telah saya laporkan di atas tadi. Terima kasih.
Akhirulkalam, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om Shanty Shanty Shanty Om.
Terima kasih.
21. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan Komite II, Pak Bambang Susilo.
Baik, Bapak-Ibu sekalian, hadirin yang saya hormati, para anggota dewan yang
mulia. Kepada kita pada sidang paripurna ini dimintakan untuk dapat menyetujui. Ada 5 hal
yang pokok untuk bisa kita sepakati, tapi baiklah saya ingin bacakan satu-satu. Pertama,
dapatkah kita menyetujui sebagai produk dari Komite II dan menjadi produk daripada DPD
ini, yaitu; satu, pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Jalan. Apakah dapat kita setujui?
Tepuk tangan buat kita semua.
Yang kedua, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Keantariksaan.
Mudah-mudahan ada diantara kita nanti yang bisa menjadi astronot wan/wati disuatu saat.
Apakah bisa kita sepakati? Setuju?
KETOK 2X
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
16
Tepuk tangan untuk kita kedua. Tambah lagi produk konstitusi kita.
Yang ketiga, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia atas Rancangan Undang-Undang tentang Perdagangan? Setuju?
Yang keempat, dapatkan kita menyetujui hasil pengawasan Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia terhadap pelaksanaan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan? Setuju?
Yang terakhir, dapatkah kita menyetujui bersama pada sidang paripurna ini mengenai
pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap pelaksanaan Undang-
Undang No. 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004
tentang Perikanan? Setuju?
Baiklah Bapak Ibu sekalian. Sekali lagi kami dari meja pimpinan mengucapkan
terima kasih pada pimpinan Komite II dan anggota Komite II. Dan tentu seluruhnya kepada
kita atas tugas-tugas yang telah dilaksanakan pada periode masa sidang ini.
Selanjutnya, kita masih banyak lagi agendanya, harus saya percepat. Kita
mempersilakan kepada pimpinan Komite III untuk menyampaikan laporan perkembangan
pelaksanaan tugasnya, dan juga kepada kita untuk dapat menyetujui hasil pengawasan nanti
akan disampaikan. Silakan.
22. PEMBICARA : Drs. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pantun terakhir saja nanti kalau banyak pantun habis waktu kita.
Yang terhormat saudara pimpinan DPD RI.
Yang terhormat saudara pimpinan alat kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD di
MPR.
Yang terhormat saudara Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI, serta
hadirin yang berbahagia.
Allah yang maha sempurna telah mempertemukan kita pada hari ini. Dan
sebagaimana baiknya marilah kita sama-sama bersyukur atas nikmat yang kita peroleh
sampai detik ini. Ijinkanlah saya menyampaikan beberapa hal hasil kerja Komite III sebagai
berikut. Pertama, pada masa sidang IV tahun sidang 2011-2012 periode 20 Juni sampai 11
Juli ini Komite III dalam waktu relatif singkat telah melaksanakan serangkaian kegiatan
berupa sidang pleno yang telah dilaksanakan sebanyak dua kali, rapat kerja sebanyak satu
kali, rapat dengar pendapat satu kali, kunjungan kerja komite sebanyak satu kali dan
finalisasi sebanyak satu kali. Kami telah melakukan rapat kerja Komite III DPD RI dengan
KETOK 2X
KETOK 2X
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
17
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya Komite III DPD RI telah melakukan
rapat dengar pendapat Komite III dengan Komite Olahraga Nasional Pusat terkait persiapan
Pekan Olahraga Nasional di Provinsi Riau. Kemudian daripada itu Komite III juga telah
melakukan kunjungan kerja Komite III ke wilayah Provinsi Jambi, Provinsi Kalimantan
Timur dan Provinsi Gorontalo dengan materi pengawasan bidang kesehatan dan
pemberdayaan perempuan, jampersal, serta menghimpun pandangan dan pendapat atas
Rancangan Undang-Undang tentang pengawasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
pengawasan, serta pengawasan terhadap RUU JPH serta permasalahan-permasalahan lain
yang berkembang di daerah sesuai tugas Komite III.
Selanjutnya, Komite III telah menyelesaikan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dilaksanakan
pada tanggal 24 Juni sampai 26 Juni 2012 dengan hasil sebagai berikut;
A. Simpulan.
Beberapa simpulan dapat diambil adalah sebagai berikut;
Satu, penyelenggaraan Ujian Nasional tahun 2012 yang dilaksanakan oleh pemerintah
dan didasarkan pada Pasal 63 PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
telah mereduksi peran pendidik dan bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional.
Kedua, keputusan Mahkamah Agung atas perkara Nomor 2596 K/Pdt/2009
memerintahkan kepada pemerintah untuk melakukan peningkatan atas kualitas guru,
kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, dan akses informasi yang lengkap diseluruh
daerah Indonesia sebagai persyaratan permasalahan UN. Faktanya meskipun seluruh
persyaratan tersebut belum dapat dipenuhi, tetapi Ujian Nasional tetap dilaksanakan. Selain
itu, argumentasi permasalahan Ujian Nasional yang antara lain ditujukan sebagai pemetaan
mutu pendidikan tidak dapat dipertahankan secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena peraih
nilai UN tinggi justru diperoleh disekolah-sekolah yang minim sarana dan prasarananya.
Ketiga, kebijakan guru honorer yang dilakukan oleh pemerintah telah tidak mampu
menyelesaikan permasalahan atas keterbatasan jumlah guru dan persebaran guru yang tidak
merata. Kebijakan tersebut justru menimbulkan persoalan baru dan isu diskriminasi terutama
terkait dengan kesejahteraan guru honorer yang belum memadai dibandingkan guru lainnya
meskipun melakukan pengabdian yang sama dan proses peningkatan status guru yang kini
belum selesai juga.
Empat, hak-hak pendidik atau guru sebagaimana disebut pada Pasal 40 Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional, yakni berhak memperoleh penghasilan dan jaminan
kesejahteraan yang pantas dan memadai belum terlaksana.
Kelima, putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No. 024/PUU-V/2007 tanggal 20
Februari 2008 telah menyebabkan perubahan atas tafsir Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang
Sisdiknas yang berdampak pada implementasi pengalokasian anggaran pendidikan.
Ditafsirkan bahwa anggaran pendidikan minimal 20% tersebut harus termasuk gaji pendidik
dan biaya pendidikan kedinasan. Disamping itu, penggunaan anggaran pendidikan 20% yang
tidak hanya diperuntukan bagi Kementerian Pendidikan Kebudayaan akan tetapi juga untuk
Kementerian lainnya.
B. Rekomendasi.
Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana uraian di atas, kami ingin menyampaikan
rekomendasi sebagai berikut;
Satu, mendesak pemerintah untuk melakukan revisi atas Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, karena tidak lagi mampu mengakomodasi kebutuhan penyelenggaran
pendidikan nasional Indonesia yang semakin berkembang.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
18
Kedua, meminta pemerintah menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional, karena telah
bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan melaksanakan
kebijakan evaluasi belajar sesuai dengan amanat Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional dengan cara mempersiapkan sistem evaluasi hasil belajar yang dapat
menggambarkan proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Ketiga, meminta Pemerintah untuk melaksanakan kewajiban hukum sebagaimana
Amar Putusan MA Nomor 2596/K/Pdt/2009 yakni melakukan peningkatan atas kualitas
guru, kelengkapan sarana-prasarana sekolah, dan akses informasi yang lengkap di seluruh
daerah Indonesia.
Keempat, mendesak pemerintah menyusun dan menetapkan sebuah kebijakan yang
tepat dan komprehensif sebagai solusi terhadap permasalahan keterbatasan jumlah guru dan
persebaran guru yang tidak merata. Secara khusus terhadap kebijakan guru honorer yang
telah berlangsung saat ini pemerintah harus segera mempercepat proses pengangkatan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Kelima, meminta pemerintah untuk melaksanakan kewajiban hukum yang menjamin
pemenuhan hak-hak guru atas penghasilan dan kesejahteraan yang pantas dan memadai,
terutama bagi guru swasta, guru bantu dan guru honorer sebagaimana Pasal 40 Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional. Kewajiban hukum tersebut berupa :
a. Menerbitkan regulasi yang mengatur tentang honorer dan tenaga tidak tetap yang di
dalamnya membuat penghasilan minimal bagi guru.
b. Memperbaiki sistem penyaluran tunjangan profesi guru dan memastikan tunjangan
tersebut sampai kepada guru secara tepat waktu, tepat sasaran, serta transparan dan
akuntabel.
Terakhir, mendesak pemerintah melakukan pengawasan baik internal di dalam
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pengawasan antar kementerian secara ketat
sehingga mencapai penggunaan anggaran pendidikan yang efektif dan efisien.
Melalui sidang paripurna yang terhormat ini, kami mohon perkenan seluruh anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang terhormat untuk mengesahkan laporan
hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menjadi keputusan DPD untuk selanjutnya
disampaikan kepada DPR dan Pemerintah.
Akhirnya, sehubungan menghadapi bulan ramadhan yang mulia dan mengakhiri masa
jabatan kepemimpinan kami di Komite III, ijinkanlah kami mengangkat tangan memohon
maaf bila mana ada tersalah kata, tersalah bahasa, tersalah ucap, maklumlah apa yang
dikatakan oleh orang-orang tua kita, tak ada tebu yang tak beruas, tak ada gading yang tak
retak, tak ada mawar yang tak berduri, tak ada manusia yang tidak sempurna. Akhirnya
kuladai airnya tenang, disitu biduk banyak berhenti, mana yang baik bawalah pulang, mana
yang buruk maafkan kami.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
23. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan Komite III yang telah menyampaikan
proggress report selama sidang ini. Dan tentu kepada kita dimintakan untuk membuat sebuah
keputusan yaitu mengenai hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
19
Nomor 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Apakah hasil pengawasan ini
bisa kita setujui dan kita sepakati? Silakan Pak.
24. PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)
Interupsi pimpinan.
Sudah berulang kali dari tahun ke tahun kita menanggapi Ujian Nasional. Seingat
saya bahwa posisi kita tidak dalam setuju atau menolak waktu itu. Kalau dikatakan bahwa
Ujian Nasional itu bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, justru
dari Menteri Pendidikan ataupun jajarannya dalam rangka melaksanakan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional. Jadi mana yang betul ini? Kemudian Mahkamah Agung sendiri
tidak ada keputusan yang melarang Ujian Nasional. Jadi menurut pendapat kami ini perlu
dikaji, karena kalau ini bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
dan DPR yang membahas dan memutuskan Undang-Undang Sisdiknas, dia tahu persis kalau
memang Ujian Nasional itu bertentangan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional pasti DPR tidak akan memberikan anggaran untuk pelaksanaan Ujian Nasional.
Karena pelaksanaan Ujian Nasional itu cukup biayanya besar. Jadi dalam hal ini mohon
dievaluasi lagi, jangan sampai kita menyatakan bahwa itu bertentangan dengan Sisdiknas tapi
ternyata tidak bertentangan. Terima kasih.
25. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik ada hal lain sebagai catatan hasil pengawasan ini? Cukup ya.
Baiklah Bapak-Ibu sekalian, dengan catatan ada yang disampaikan teman-teman para
anggota yang terhormat tadi, ini adalah bagian untuk melengkapi, untuk menyempurnakan
hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dapatkah ini kita setujui?
Terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua.
Terima kasih kepada pimpinan dan anggota Komite III.
Baiklah Bapak-Ibu sekalian, sebelum kita melanjutkan acara ini kepada Komite IV,
kita akan mendahuluinya dengan laporan dari PPUU, karena bagaimanapun materi yang akan
disampaikan ini sangat berkaitan dengan harmonisasi usul inisiatif RUU Keuangan Negara
dari Komite IV. Untuk itu kami persilakan kepada pimpinan PPUU untuk menyampaikan
laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Kami persilakan. Silakan Ibu Hairiah.
26. PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (WAKIL KETUA PPUU)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kepada yang terhormat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Yang kami hormati saudara-saudara anggota Dewan Daerah Republik Indonesia.
Hadirin yang kami hormati.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastyastu.
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
20
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sidang pada hari ini dapat kita
laksanakan. Di penghujung tahun sidang 2011-2012 ini ijinkan kami atas nama anggota dan
pimpinan Panitia Perancang Undang-Undang menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
Panitia Perancang Undang-Undang pada Masa Sidang IV Tahun Sidang 2011-2012.
Pertama, PPUU telah melakukan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi
rancangan undang-undang dari Komite IV, yaitu Rancangan Undang-Undang tentang
Keuangan. Rancangan Undang-Undang tentang Keuangan tersebut masih banyak
memerlukan perbaikan dari sisi legal drafting-nya dan banyak substansi rancangan undang-
undang yang memerlukan penyempurnaan. Namun dengan kerjasama yang baik antara
PPUU dengan Komite IV RUU tentang Keuangan telah kami selesaikan dan telah memuat
kesesuaian unsur filosofis, yuridis, sosiologis serta politis. Hal ini merupakan tugas dan
tanggung jawab PPUU sebagai alat kelengkapan yang membidangi legislasi dalam rangka
menjamin kualitas produk DPD RI. Kami harapkan sidang paripurna ini hari dapat
mensahkan Rancangan Undang-Undang tentang Keuangan yang diusulkan oleh Komite IV
sebagai rancangan undang-undang inisiatif dari DPD RI dan disampaikan kepada DPR untuk
ditindaklanjuti.
Kedua, terkait dari surat Komite I Nomor DN. 100/28/DPD/VIII/2012 tanggal 3 Juli
2012 perihal penyampaian naskah akademik dan draft Rancangan Undang-Undang tentang
Hak Atas Tanah untuk diharmonisasikan oleh PPUU. Maka dengan melihat constrain waktu
yang sangat sempit tidak memungkinkan untuk diselesaikan pada masa sidang ini. Kegiatan
harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang tentang Hak
Atas Tanah akan kami lakukan pada masa sidang yang berikutnya.
Selain itu PPUU telah melakukan beberapa kegiatan, terutama dalam
mengembangkan dan mewarnai corak hubungan pusat dan daerah dalam sebuah kerangka
sistematis pusat perancangan kebijakan dan informasi hukum pusat-daerah atau yang lebih
dikenal ada dengan nama Law Center DPD. Untuk mengakomodir kearifan lokal dalam
kerangka proses penentuan kebijakan nasional dalam kegiatan inventarisasi program legislasi
nasional. Sampai saat ini Law Center DPD RI telah melakukan kerjasama dengan melakukan
penelitian terhadap 32 perguruan tinggi di daerah. Sehingga diharapkan dari hasil penelitian
tersebut dapat menjadi bahan referensi untuk alat kelengkapan DPD dalam pembahasan suatu
materi tertentu. Dan juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran berupa
informasi dan analisa yang berimbang. Terutama dalam menciptakan suatu keseimbangan
pembangunan hukum nasional dan hubungan pusat dan daerah yang telah menitikberatkan
pada pembangunan masyarakat dan daerah. Hasil-hasil penelitian kerjasama Law Center
dengan perguruan tinggi telah dimuat dalam website. Kalau bisa Bapak dan Ibu membuka
wabsite tersebut yaitu dengan nama senatorindonesia.org yang dapat diakses oleh anggota
maupun alat kelengkapan DPD. Oleh karena itu PPUU melalui Law Center DPD terus
mengembangkan jaringan kerjasama penelitian terutama dengan perguruan tinggi di daerah
yang belum melakukan kerjasama.
Terkait dengan penyusunan usulan DPD untuk program legislasi nasional tahun 2013
yang akan datang, kami telah melakukan inventarisasi materi ke tiga wilayah yaitu Lampung,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. Secara menyeluruh perguruan tinggi
yang sudah melakukan kerjasama dengan DPD menunjukan antusiasme yang tinggi untuk
mendukung DPD baik dalam kegiatan penelitian, kajian, kasuistis terhadap undang-undang
maupun dalam mendukung amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu
melalui sidang paripurna hari ini kami harapkan DPD secara kelembagaan maupun secara
perorangan anggota DPD dapat tetap menjaga hubungan kerjasama dengan perguruan tinggi
tersebut.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
21
Hadirin yang kami hormati.
Sehubungan dengan Rancangan Undang-Undang Kesetaraan Gender yang menjadi
prioritas legislasi DPD tahun 2012, RUU tersebut saat ini tengah diselesaikan oleh PPUU
bersama-sama pakar dari Komnas Perempuan. Dan pakar-pakar yang telah PPUU undang
dalam sidang dengar pendapat umum, PPUU juga telah melakukan studi referensi ke
beberapa negara. Dimana dari hasil studi tersebut mendapatkan banyak data dan informasi,
masukan serta pengalaman untuk penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang
Kesetaraan Gender.
Selain adanya masukan untuk sistem dukungan dan kelembagaan parlemen bahkan
dari studi referensi PPUU ke Australia, rencananya Senat Australia akan melakukan
kunjungan ke DPD RI dan itu bertepatan pada hari ulang tahun DPD RI tanggal 1 Oktober
2012 nanti. Jadi mohon kami juga melaporkan kepada pimpinan dan anggota, tanggal 1
Oktober itu insya Allah anggota parlemen yang terdiri dari senator dan DPR Australia yang
membidangi hubungan internasional antara Indonesia dan Australia akan hadir di Indonesia
dan akan hadir di DPD RI dalam rangka memperingati menghadiri ulang tahun DPD RI.
Bapak-Ibu sekalian, kesetaraan dan keadilan gender harus dimaknakan untuk
menciptakan masyarakat yang demokratis, sejahtera dan berkeadilan. Dengan menghilangkan
berbagai bentuk diskriminasi, subordinasi dan marginalisasi terhadap kedudukan dan peran
perempuan, dengan demikian diharapkan nantinya tercipta suatu kedudukan posisi dan
peranana sosial perempuan yang sejajar dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan
bermasyarakat. Uji sahih terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Kesetaraan Gender
ini akan kami lakukan pada masa sidang yang akan datang.
Untuk selanjutnya saat ini kami tengah merumuskan Rancangan Undang-Undang
tentang MD3. Adanya permintaan dari DPR untuk memberikan masukan terhadap RUU
MD3 telah kami respon dan muatan materinya disesuaikan dengan naskah komprehensif
hasil Pansus MD3 dan tim pengkaji Undang-Undang MD3 dan Undang-Undang P3 yang
lalu. Dan kami berikan juga tambahan penjelasan terkait mengenai kedudukan DPD dalam
sistem ketatanegaraan republik Indonesia. Keterbatasan kekuasaan formal DPD yang terbatas
pada pengusulan rancangan undang-undang yang berhubungan dengan isu-isu kedaerahan
menjadi isu sentral perubahan Undang-Undang MD3. Karena walaupun DPD dapat
mengusulkan rancangan undang-undang ke DPR tetapi tidak ada jaminan bahwa rancangan
undang-undang itu bisa diterima dan dibahas. Ketidakjelasan mekanisme yang dirumuskan
sejak dalam perubahan Undang-Undang 1945 membuat hubungan kerja antara DPR dan
DPD menjadi rancu. Ada 10 isu yang dibahas oleh PPUU menindaklanjuti hasil Pansus MD3
yang terkait dengan :
1. Pimpinan MPR.
2. Pimpinan DPR.
3. Pimpinan dan keanggotaan DPD.
4. Fungsi tugas dan kewenangan DPR.
5. Fungsi tugas dan kewenangan DPD.
6. Hak anggota DPD.
7. Alat kelengkapan DPD.
8. Hubungan DPR dan DPD.
9. Kedudukan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
10. Sistem pendukung MPR, DPR dan DPD.
Selain penyusunan Rancangan Undang-Undang MD3, RUU tentang Hak Keuangan
Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara sampai saat ini masih menjadi bahan
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
22
bahasan PPUU untuk masa sidang yang akan datang. Beberapa isu aktual tentang lembaga-
lembaga negara dan konstruksi hak-haknya menjadi kajian serius di PPUU.
Bapak Ibu sekalian, demikian dari laporan kami dan kami atas nama pimpinan PPUU
dan juga anggota PPUU mengucapkan terima kasih kepada pimpinan DPD RI, Bapak-Ibu
anggota komite dan juga alat kelengkapan beserta Sesjen dan Wasesjen dan juga seluruh
stafnya atas kerjasama ini. Dan mohon maaf jika selama hubungan kerjasama ada hal-hal
yang tidak serasi dan selaras yang kami lakukan.
Demikian laporan kami dan kami sampaikan pada sidang paripurna kali ini. Dan
terakhir kami ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa semoga eksistensi DPD dalam
memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah dapat lebih dirasakan manfaatnya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Shanty Shanty Shanty Om.
27. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan PPUU yang telah menyampaikan
pregress report-nya terutama untuk harmonisasi usul inisiatif RUU Keuangan Negara yang
sebentar lagi akan disampaikan oleh pimpinan Komite IV untuk bisa kita sepakati. Untuk itu
kami persilakan kepada pimpinan Komite IV untuk menyampaikannya.
28. PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (KETUA KOMITE IV)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore hadirin yang berbahagia.
Om Swastyastu.
Pimpinan dan para anggota DPD RI yang berbahagia serta para hadirin.
Ada tiga hal yang dimintakan keputusan pada sore hari ini dari Komite IV. Yang
pertama adalah usul inisiatif Undang-Undang tentang Keuangan, yang tadi telah disampaikan
oleh PPUU telah dilakukan harmonisasi dan penyesuaian dengan ketentuan-ketentuan
penyusunan perundang-undangan. Kemudian yang kedua adalah tentang pertimbangan DPD
terhadap RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN Tahun 2011. Dan yang ketiga
adalah pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan fiskal
dan dana transfer ke daerah dalam RAPBN Tahun 2013.
Hadirin yang berbahagia.
Untuk RUU inisiatif tentang Keuangan ada beberapa poin penting yang perlu saya
sampaikan.
1. DPD mengusulkan pembaharuan judul undang-undang tidak sebagai Undang-Undang
Keuangan Negara tetapi menjadi RUU tentang Keuangan. Selaras dengan judul bab
VIII Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi landasan konstitusional pembentukan
undang-undang ini.
2. Pengertian dan ruang lingkup keuangan negara, keuangan daerah dan keuangan badan
hukum.
3. Hak kewenangan, kewajiban dalam pengelolaan keuangan negara dan keuangan
daerah.
4. Integrasi dan sinkronisasi dalam perencanaan dan penganggaran dalam sistem
managemen pemerintahan negara.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
23
5. Pengelolaan resiko keuangan negara dan keuangan daerah dalam satu sistem
pengendalian resiko keuangan dan pencegahan terhadap resiko krisis, atau kita sebut
sebagai protokol krisis keuangan.
6. Sistem pengawasan atau pemeriksaan terhadap keuangan negara, keuangan daerah
dan implikasinya terhadap sistem pengawasan keuangan nasional.
7. Pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara dan keuangan daerah.
Naskah lengkap dari naskah akademik draft RUU inisiatif maupun penjelasannya
telah sampai ke tangan Bapak-Ibu yang terhormat.
Hal yang kedua yang dimintakan keputusan dari Komite IV untuk sidang paripurna
hari ini adalah tentang pertimbangan DPD RI terhadap pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN tahun anggaran 2011. Secara ringkas DPD RI menerima Undang-Undang RUU
pertanggung jawaban pelaksanaan APBN tahun anggaran 2011 dengan beberapa catatan.
1. Mengoreksi angka realisasi DPH SDA APBN tahun anggaran 2011 untuk
memperhitungkan saldo dana cadangan yang masih belum disalurkan ke daerah per
31 Desember tahun 2011.
2. Perlunya pemerintah menetapkan target waktu yang jelas untuk pengalihan dana
dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan menjadi dana alokasi khusus atau DAK
sebagaimana yang telah di amanatkan Pasal 108 Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah.
3. Memperbaiki sistem informasi transfer ke daerah dengan mensinkronisasikan sistem
informasi keuangan daerah dengan sistem akuntansi umum.
4. Secara kosisten DPD meminta kepada pemerintah untuk alokasi DAU sebagaimana
amanat Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 yaitu sekurang-kurangnya 26%.
5. Menyelesaikan kekurangan alokasi DAU secara nasional tahun 2011 sebesar 1,3
triliun.
6. Mengungkapkan secara memadai basis penentuan alokasi dana bagi hasil sumber
daya alam dalam laporan keuangan pemerintah pusat sehingga tercapai transparansi
dalam penentuan alokasi DBH sumber daya alam tersebut.
Inilah beberapa catatan yang terkait dengan RUU pertanggungjawaban APBN tahun
2011.
Selanjutnya untuk pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro pokok-
pokok kebijakan fiskal dan dana transfer ke daerah untuk RAPBN 2013, DPD RI
memberikan beberapa catatan.
Yang pertama, dana transfer ke daerah harus digunakan untuk mempercepat
peningkatan kesejahteraan rakyat, peningkatan produktivitas dan penguatan daya saing
daerah, percepatan pembangunan daerah, serta mendorong pembangunan pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah menetapkan dana
alokasi umum sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan netto dalam negeri yang ditetapkan
di dalam APBN. Sehubungan dengan hal tersebut DPD RI mengusulkan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan dan pembangunan di daerah harus dilakukan kenaikan presentase
DAU itu secara bertahap hingga mencapai 30% .
Catatan yang kedua dan terakhir, sesuai dengan Pasal 108 Undang-Undang Nomor 33
tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
yang mengamanatkan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang merupakan
bagian dari anggaran kementerian atau lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
24
yang menurut peraturan perundang-undangan menjadi urusan daerah agar segera secara
bertahap dialihkan menjadi dana alokasi khusus. Untuk itu perlu dipersiapkan secara
terstruktur anggaran dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan dari kementerian atau
lembaga yang menjadi urusan daerah melalui PP yang dipersembahkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan.
Ini lah tiga hal yang diharapkan mendapatkan persetujuan untuk diputuskan pada sore
hari ini.
Selanjutnya hadirin yang berbahagia.
Komite IV juga masih menyisakan beberapa pekerjaan yang tentu saja menjadi
tanggung jawab dari Bapak-Ibu anggota yang akan menjadi anggota Komite IV tahun
berikut.
Yang pertama adalah penyelesaian terhadap revisi Undang-Undang 33 Tahun 2004.
Yang kita belum bisa melakukan finalisasi. Belum kita lakukan finalisasi dengan
pertimbangan kemarin nunggu hasil dari Pansus DBH. Tetapi sampai hari ini dan bahkan di
dalam sidang paripurna yang lalu disepakati bahwa Pansus DBH akan diperpanjang dalam
satu masa sidang kembali. Oleh karena itu ini akan menjadi tanggung jawab dari Bapak-Ibu
yang menjadi anggota Komite IV pada masa sidang berikut.
Yang kedua, Komite IV juga telah memulai inisiasi perubahan terhadap Undang-
Undang Pendapatan Negara Bukan Pajak atau PNBP. Ini juga telah kita lakukan penyusunan
naskah akademiknya. Dan mudah-mudahan ini juga akan menjadi tugas lanjut bagi Bapak-
Ibu anggota yang akan memasuki Komite IV pada masa sidang yang akan datang.
Itulah beberapa hal bisa kami sampaikan sebagai laporan. Dan sekaligus pada
kesempatan ini Komite IV mengucapkan terima kasih kepada seluruh alat kelengkapan lain
dan Sekretariat Jenderal DPD RI atas kerjasamanya, sehingga tugas-tugas yang menjadi
kewajiban Komite IV dapat terlaksana dengan baik. Hal-hal yang belum optimal dalam masa
tahun sidang ini yang dilaksanakan oleh Komite IV mudah-mudahan akan bisa ditingkatkan
kembali sehingga peran lembaga DPD RI akan semakin nyata di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara pada masa yang akan datang. Atas nama pimpinan Komite IV kami mohon
maaf secara pribadi, kepada para anggota Komite IV, juga kepada seluruh anggota DPD RI
serta sekretariat jenderal, serta pada staf sekretariat apabila di dalam hubungan-hubungan
kemanusiaan ada hal-hal yang kurang berkenan. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
29. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baiklah Bapak-Ibu para sidang dewan yang terhormat. Kita telah mendengarkan
laporan dari Komite IV bagaimana perkembangan daripada kegiatan pada masa sidang yang
telah baru saja akan kita akhiri pada sore ini. Dimana ada 3 hal yang harus kita mengambil
keputusan seperti tadi yang sudah di mintakan oleh pimpinan Komite IV untuk dapat kita
menyetujui pada sidang paripurna ini, adalah pertama,
Satu, apakah kita dapat menyetujui pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang Pertanggungjawaban atas
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011? Setuju?
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
25
Terima kasih. Tepuk tangan untuk kita semua. Kalau tepuk tangannya banyak
pahalanya besar loh.
Yang kedua, kepada kita juga dimintakan persetujuannya terhadap apakah dapat kita
menyetujui pertimbangan sebagai tugas konstitusional kita Dewan perwakilan Daerah
Republik Indonesia terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal
dan dana transfer ke daerah seperti yang tadi telah dibahas dalam rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013, dapatkah kita setujui?
Terima kasih. Tepuk tangan yang kencang buat kita semua. Dan memberikan
apresiasi pada anggota Komite IV yang telah bekerja keras untuk itu.
Yang terakhir, ini penting sekali, revisi mengenai Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003. Apakah kita dapat menyetujui adanya usul inisiatif Rancangan Undang-Undang
Keuangan Negara sebagai revisi terhadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. Apakah
dapat kita setujui Bapak-Ibu sekalian? Baik
Terima kasih sekali lagi. Tepuk tangan buat kita semua. Kepada pimpinan dan
anggota Komite IV atas kerja keras yang telah menghasilkan produk-produk, yang menurut
saya kalau kita baca betul-betul banyak sekali pandangan-pandangan yang menguntungkan
kepada daerah yang kita wakili. Mudah-mudahan nanti wajah anggaran kita sebagaimana
yang diharapkan oleh para daerah di seluruh tanah air, tentu dengan pengawasan yang lebih
baik lagi.
Baiklah Bapak-Ibu sekalian, kita akan melanjutkan sidang ini. Untuk itu kami
persilakan kepada pimpinan Panitia Akuntabilitas Publik untuk memberikan laporan
perkembangan pelaksanaan tugasnya. Untuk itu kami persilakan.
30. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (KETUA PAP)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore, salam sejahtera.
Om Swastyastu.
Untuk tidak memperpanjang waktu kami menyajikan laporan pelaksanaan tugas masa
sidang IV di hadapan para anggota yang terhormat. Namun untuk kemudian, kedua, hasil
pengawasan DPD atas penindaklanjutan rekomendasi BPK dan pengaduan masyarakat
terkait dugaan penyalahgunaan kewenangan negara 2011-2012. Yang kedua ini kami
mohonkan diputuskan oleh DPD sebagai hasil pengawasan DPD.
Terkait dengan pelaksanaan tugas, kami coba mungkin ada satu bahan disitu
dihadapan, di meja Bapak-Ibu sekalian, suatu rekap dari singkat semua yang kami kerjakan
selama satu tahun baik pada masa sidang IV maupun masa sidang sebelumnya, mulai dari
kunjungan kerja ke daerah, rapat kerja dengan pemerintah daerah, rapat koordinasi dengan
aparat penegak hukum, kemudian pengaduan masyarakat, mungkin yang salah satunya yang
sekarang sudah hampir tuntas kita tangani konflik antara petani dengan perusahaan kelapa
sawit di Jambi, sudah mulai titik temu dan Insya Allah kita tuntaskan lagi.
KETOK 2X
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
26
Kemudian begitu juga dari hasil-hasil yang kita lakukan ini terutama dalam rangka
koordinasi dengan aparat penegak hukum sebanyak 6,7 triliun yang kita, kasus-kasus yang
ditelusuri terus oleh PAP, dari jumlah tersebut kita coba dorong penyelesaiannya kepada
pemerintah daerah dan sebagian diteruskan oleh aparat penegak hukum. Salah satu bukti
konkrit misalnya saja kasus penyalahgunaan dana bagi hasil yang kita kejar di Papua Barat.
Dan alhamdulillah sudah terakhir ini tersangka sudah ditangkap. Dan terakhir ini kita ke
Jawa Tengah sejumlah kasus sudah diusut dan nanti masih akan ada harus kita tindaklanjuti
seperti vonis bebas yang diberikan oleh seorang Hakim di Jawa Tengah. Dan insya Allah
akan kita koordinasikan dengan Mahkamah Agung. Makanya pada tahun yang akan datang
saya harapkan PAP ini akan terus memantabkan koordinasinya sampai dengan Mahkamah
Agung. Mahkamah Agung sudah welcome, begitu juga Komisi Yudisial.
Selain itu dari pengalaman ini kami tadi sudah konferensi pers, kami sampaikan
disana bahwa selama ini DPD fokuskan, khususnya PAP fokus perhatian kepada
penyalahgunaan keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Ternyata kita
sangat kecewa justru korupsi tidak kalah pentingnya terjadi di tingkat pusat. Dimana
pemerintahan SBY sekarang sudah memasuki dengan semangat anti korupsinya tapi justru
semakin ditemukan banyak sekali tindakan korupsi. Karena itu kita sudah memberikan tadi
kepada pers waktu dua tahun kepemimpinan ini seyogyanya dimantabkan, dimanfaatkan oleh
pemerintah untuk membersihkan dan mulai tahun depan DPD/PAP diharapkan fokus
perhatian kepeda pemerintah pusat, terutama BUMN dan departemen-departeman yang
menyedot anggaran cukup banyak. Dan tadi dipertanyakan oleh wartawan dan saya yakinkan
tidak ada ketentuan bahwa DPD hanya melakukan pengawasan atas pelaksanaan APBN oleh
pemerintah daerah. Jadi DPD/PAP harus kita tunjukan dan disitu nanti poin kita di 2012-
2013.
Itulah gambarannya. Lebih rinci ada pada Bapak-bapak sekalian. Hasil pengawasan
sebagaimana biasanya ini merupakan seluruh daftar kasus yang kita tangani tercantum disini
dan kita harapkan ini nanti bisa disampaikan ke DPR. Dan di DPR kita sudah koordinasi
BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara) DPR bekerjasama dengan kita untuk
menindaklanjuti hal-hal yang memang perlu ditindaklanjuti.
Saya rasa cukup sekian yang perlu kami laporkan, kami mohon pengesahan itu. Dan
dihadapan Bapak-Ibu sekalian untuk anggota PAP kita sudah siapkan brosur supaya 2012-
2013 nanti kita semakin banyak menampung pengaduan masyakarat untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada DPD. Sekian, terima kasih
Bilahitaufiq walhidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Syalom
Om Shanty Shanty Shanty Om.
31. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih kepada pimpinan Panitia Akuntabilitas Publik yang telah
melaksanakan tugasnya dengan luar biasa. Tepuk tangan buat pimpinan dan anggota PAP.
Mudah-mudahan pengawasan yang konkrit ini bisa kita tindak lanjuti. Hasil ini kita berikan
bukan hanya ke DPR mungkin barangkali kepada instansi yang terkait yang menjadi mitra
kita. Silakan nanti ditentukan apa, supaya nanti kita bisa melihat lagi, mem-follow up sejauh
mana ini kita lakukan dalam rangka memperbaiki akuntabilitas. Sesungguhnya kan itu
targetnya. Dan tadi telah disampaikan juga, tidak kalah pentingnya juga PAP juga menyoroti
dimana kebocoran-kebocoran yang ada di pemerintah pusat. Sebab bagaimanapun Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini bukan hanya di daerah tapi juga di pusat, karena
tanpa daerah pusat itu pasti tidak ada minyaknya. Memangnya ada minyak gas di perusahaan
ini, kan tidak ada, jadi itu tugas kita bersama.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
27
Baiklah Bapak-Ibu sekalian. Setelah kita mendengarkan secara ringkas tadi tentu
bahannya telah Bapak terima, silakan dipelajari lebih dalam. Apakah dapat kita menyetujui
hasil pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap penindakan
lanjutan rekomendasi BPK dan pengaduan masyarakat terkait dugaan penyalahgunaan
keuangan negara tahun 2011 dan tahun 2012. Apakah dapat kita setujui? Setuju.
Terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua.
Selanjutnya mari kita persilakan kepada PHAL untuk dapat memberikan laporan
perkembangan pelaksanaan tugasnya. Dan tadi dari PPUU menyampaikan adanya informasi
kedatangan anggota parlemen baik DPR-nya dan atau senator dari Australia untuk
berkunjung, nanti tolong dikoordinasikan dengan PHAL untuk yang mengaturnya. Kami
persilakan kepada pimpinan PHAL, untuk itu kami minta siapa yang mewakili untuk
menyampaikan laporannya.
32. PEMBICARA : Hj. EMMA YOHANNA (KETUA PHAL)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat saudara pimpinan DPD RI.
Yang terhormat Ibu Wakil pimpinan DPD RI.
Yang terhormat pimpinan alat kelengkapan dan pimpinan Kelompok di MPR.
Saudara-saudara anggota DPD RI.
Yang terhormat sekretariat jenderal beserta jajaran dan hadirin yang berbahagia.
Bismillahirrahmanirrahim.
Salam sejahtera bagi kita semua
Om Swastyastu.
Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta hadirin
yang kami hormati.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas perkenannyalah pada
hari ini, pada sidang paripurna ke-16 DPD RI kita dapat semua mengikutinya. Dan ijinkan
saya atas nama pimpinan PHAL akan menyampaikan beberapa laporan tentang
perkembangan, menyampaikan laporan pelaksanaan tugas yang telah dilakukan oleh Panitia
Hubungan Antar Lembaga selama masa sidang IV tahun sidang 2011-2012.
Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang kami hormati.
Berikut adalah capaian dari pelaksanaan tugas PHAL pada masa sidang IV tahun
2012-2012. Yang pertama penyusunan draft pedoman kunjungan kerja luar negeri DPD RI.
Sebagaimana yang telah Bapak-Ibu terima dan telah kami bagikan kepada semua anggota,
mungkin untuk dapat dicermati. Dilandasi oleh komitmen kita untuk meningkatkan kinerja
kelembagaan DPD sesuai dengan prinsip-prinsip good governance di parlemen, maka PHAL
DPD RI telah mempersiapkan pedoman kunjungan kerja ke luar negeri DPD RI. Draft ini
selain dibahas dan dikritisi oleh anggota PHAL, namun juga diperkaya muatan materinya
oleh dua orang narasumber yaitu Saudara Pratito Suharyo, MA dari direktorat kerja sama
intra kawasan asia pasifik Kemenlu dan saudara Sulastyo, dari Indonesia Parliamentary
Center atau IPC pada kegiatan finalisasi oleh PHAL pada tanggal 15 sampai 17 Maret 2012
yang lalu. Selanjutnya draft pedoman kunjungan kerja luar negeri DPD tersebut juga sudah
diberi masukan oleh legal drafter dari Panitia Perancang Undang-Undang atau PPUU DPD
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
28
RI yaitu Saudara Aan Eko Widiarto, SH, Mhum dan Saudara B. Hestu Cipto Handoyo, SH.,
MH.
Dari hasil pembahasan terdapat dua substansi masukan utama pada draft kunjungan
luar negeri. Yang pertama etika. Dimasukan untuk memahami dan menjalankan baik etika
diplomatik maupun etika fisik selama manjadi bagian dari delegasi DPD RI. Yang kedua
anggaran. Khususnya mengenai dukungan anggaran diusulkan untuk ada pasal tersendiri
yang isinya antara lain; pertama dukungan anggaran mengacu pada alokasi anggaran masing-
masing alat kelengkapan sesuai pagu anggaran. Kedua sumber dana lain yang tidak mengikat
dan dapat dipertanggungjawabkan, misalnya dari JICA, Globe dan sebagainya. Adapun
masukan dari legal drafter untuk sistematika dari draft pedoman kunjungan luar negeri DPD
RI adalah sebagai berikut. Mungkin tidak perlu saya bacakan, karena Bapak-Ibu mungkin
sudah memilikinya.
Lampiran. Lampiran ada flowchart mekanisme koordinasi pengiriman delegasi keluar
negeri. Berkaitan dengan substansi materi rancangan tentang peraturan DPD RI tentang
pedoman kerja luar negeri DPD RI beberapa masukan saran legal drafter dapat dijabarkan
sebagai berikut.
Satu, dengan berpedoman tata tertib dan semangat konstitusi maka awalnya dalam
rancangan peraturan ini digunakan istilah kunjungan luar negeri dan pengiriman delegasi ke
luar negeri. Namun menurut pendapat legal drafter bahwa pengunaan istilah atau
nomenklatur tersebut seharusnya konsisten sehingga tidak menimbulkan multi tafsir untuk
konteks yang sama. Selain itu perlu juga dipertimbangkan istilah dalam penyelenggaraan
negara yang dikeluarkan presiden atau Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2005 tentang perjalan dinas ke luar negeri, setneg, kementrian keuangan atau
kementerian lainnya yaitu perjalan dinas luar negeri. Penggunaan istilah atau nomenklatur
tersebut seharusnya konsisten sehingga tidak menimbulkan multi tafsir untuk konteks yang
sama. Selain itu perlu juga dipertimbangan istilah dalam penyelenggaraan negara seperti
yang saya bacakan tadi ya. Dengan berdasarkan masukan tersebut, kemudian judul rancangan
pedoman DPD RI ini berubah menjadi perjalanan dinas luar negeri. Sehingga pada bagian
kedua rancangan peraturan DPD tentang pedoman kunjungan kerja luar negeri diubah
menjadi rancangan peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Maaf Bapak-
Ibu, karena belum ada nomor waktu itu, sehinggga nomor belum kami isi, tentang tatib,
tahun 2012, tentang perjalanan dinas luar negeri Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia. Namun demikian, keputusan tertinggi menjadi kewenangan sidang paripurna DPD
pada hari ini. Kami dari PHAL terbuka untuk mendapatkan masukan yang konstruktif.
Selanjutnya kami sampaikan, bahwa draft pedoman kunjungan kerja luar negeri yang
telah diberikan masukan dan saran dari legal drafter tersebut telah didistribusikan kepada
seluruh anggota pada hari Jumat tanggal 6 Juli 2012 untuk dimintakan masukan dan
penyempurnaan sebelum diserahkan pada sidang paripurna DPD pada hari ini. Dan draft
final telah disampaikan kepada Bapak-Ibu, saudara yang terhormat. Besar harapan kami
diputuskan menjadi keputusan DPD RI dan ditetapkan menjadi peraturan DPD RI. Adapun
masukan yang telah diterima oleh sekretariat PHAL untuk penyempurnaan draft tersebut,
yang pertama yang terhormat Bapak H. Dani Anwar, anggota DPD RI Provinsi DKI, yang
memberikan masukan pada bagian kesembilan Pasal 13 ayat (1) mengenai
pertanggungjawaban yang terdapat pada draft awal yang berbunyi: paling lambat 14 hari
kerja setelah delegasi kembali ke tanah air, laporan delegasi sudah harus selesai disusun oleh
sekretariat alat kelengkapan dan disampaikan kepada sidang pleno alat kelengkapan dan
selanjutnya dilaporkan dalam sidang paripurna dewan berikutnya.
Pada draft final yang telah kami bagikan kepada yang terhormat pimpinan dan
anggota DPD RI, pada hari ini masukan tersebut menjadi bagian kedelapan Pasal 23 tentang
pertanggung jawaban. Paling lambat 14 hari kerja setelah melakukan kunjungan luar negeri
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
29
sebagaimana dimaksud Pasal 5 pedoman ini, laporan kunjungan luar negeri ini sudah harus
selesai disusun oleh anggota DPD RI yang melakukan kunjungan luar negeri atau sekretariat
alat kelengkapan untuk disampaikan kepada sidang pleno alat kelengkapan untuk
disampaikan kepada sidang pleno dan selanjutnya dilaporkan dalam sidang paripurna.
Mengingat bahwa bahwa PHAL telah merencanakan bahwa draft pedoman ini akan
disahkan pada sidang paripurna ke-16 DPD RI pada hari ini. Dan saran serta masukkan untuk
menyempurnakan pedoman ini hanya kami terima dari Bapak Dani Anwar, maka kami
menganggap bahwa draft tersebut telah disetujui dan dapat diputuskan menjadi keputusan
DPD RI.
Pimpinan dan anggota dewan perwakilan daerah serta hadirin yg kami hormati.
Pembahasan tentang mekanisme koordinasi, tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan Panitia Hubungan Antar Lembaga. Melalui kesempatan ini kami juga ingin
menyampaikan hasil konsinyering PHAL yang membahas mengenai mekanisme koordinasi
tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Panitia Hubungan Antar Lembaga yang berkaitan
dengan alat kelengkapan DPD RI lainnya sebagai berikut:
Pertama, jika dicermati rumusan tugas PHAL dalam tata tertib yang baru kata
bilateral dihilangkan dari tugas PHAL. Oleh karena itu anggota PHAL mempertanyakan
dasar filosofi menghilangkan kata bilateral itu. Dalam hubungan diplomatik selalu terdapat
tiga bentuk hubungan antar parlemen negara, yaitu bilateral, regional dan internasional atau
multilateral. Dan sebagai referensi di BKSAP DPR ada tiga desk yang menangani ketiga
substansi itu; desk kerja sama bilateral, desk kerja sama regional, dan desk kerja sama
internasional dengan masing-masing wakil ketua BKSAP sebagai kordinator. Sehingga
harapan PHAL agar kata bilateral itu kembali dimasukan dan diintegrasikan dalam tugas
PHAL dalam tata tertib.
Bapak-bapak Ibu-ibu yang kami hormati. Menanggapi surat BK tentang penugasan
sidang paripurna pada pelaksanaan tugas PHAL sebagaimana ketentuan Pasal 115 tata tertib
baru dapat kami jelaskan sebagai berikut:
Kata atas penugasan sidang paripurna maupun atas koordinasi dengan Panitia
Musyawarah dalam ketentuan ayat (1) huruf a dapat diinterpretasikan melalui dua makna.
Pertama, penugasan sidang paripurna telah ada melalui pembentukan PHAL dan
pembentukan sebagai alat kelengkapan dan tugas-tugas yang telah ditetapkan oleh DPD RI
dalam peraturan tata tertib. Jika pemahamanan ini dapat diterima bersama, maka semua alat
kelengkapan yang dibentuk melalui sidang paripurna, termasuk komite harus diberlakukan
dengan rumusan yang sama. Hal ini sesuai dengan beberapa asas penting ketentuan Pasal 6
Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
adalah asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan yang artinya bahwa setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh memuat kalimat atau rumusan
yang bersifat membedakan berdasarkan latar blakang dan sebagainya. Hal ini juga sesuai
dengan ketentuan pasal 5 huruf f Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Asas
Penuyusunan Materi Muatan Undang-undang. Yaitu asas kejelasan rumusan bahwa setiap
peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan
perundang-undangan, sistematik, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan
mudah dimengerti. Sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya.
Pengertian kedua adalah setiap kali ada kegiatan PHAL yakni membina,
mengembangkan dan meningkatkan hubungan kerja sama harus ada sidang paripurna terlebih
dahulu untuk menugaskan PHAL. Menurut pendapat kami rumusan ini lebih bersifat
alternatif atau pilihan. Oleh karena itu yang lebih efisien dan masuk akal adalah koordinasi
dengan Panitia Musyawarah.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
30
Bapak-Ibu yang kami hormati.
Mengenai kuorum dan studi banding. Berdasarkan ketentuan Pasal 153 dan154 tatib
DPD dan Pasal 8 ayat 1 kode etik, syarat kuorum untuk pembukaan rapat adalah anggota
yang telah menandatangani daftar hadir. Selanjutnya dengan adanya ketentuan Pasal 8 ayat
(5) kode etik yang menyatakan anggota yang menjalankan tugas kelembagaan dikategorikan
hadir dalam sidang/rapat. Pertanyaannya apakah ketentuan ini dikategorikan hadir dapat
dihitung sebagai kuorum? Perlu penjelasan dan ketegasan menganai hal ini dalam tata tertib.
Yang kedua, dalam rumusan tata tertib yang baru khususnya berkaitan dengan pelaksanaan
studi banding, kordinasi dengan PHAL dihilangkan. Pertanyaan dari anggota PHAL, apakah
memang seperti ini yang kita inginkan secara kelembagaan?
Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta hadirin
yang kami hormati. Demikianlah laporan pelaksanaan tugas PHAL selama masa sidang IV
tahun sidang 2011-2012 ini. Namun demikian perlu kita pikirkan bersama bahwa perjuangan
memperkuat eksistensi DPD di forum internasional belum maksimal. Oleh karena itu tentu
kita perlu bersama-sama untuk mendukung perjuangan ini. Dan juga kami atas nama
pimpinan PHAL, berhubung pada hari ini adalah paripurna kita yang terakhir pada masa
sidang ini, kami atas nama pimpinan PHAL, saya sendiri, Ibu Ir. Sarah Lery dan Bapak
Adhariani. Mohon maaf kepada khususnya anggota PHAL, dimana kami belum bisa
maksimal dalam menjalankan tugas, walaupun mungkin sama-sama kita maklumi apa-apa
yang telah terjadi dan kendala-kendala apa yang kita hadapi di PHAL. Namun tentu kita
tidak boleh mundur. Kita berharap PHAL kedepan akan lebih baik lagi dan akan lebih
mencerminkan, karena ini adalah wajah atau menjadi corong di dunia internasional untuk
sebuah kelembagaan yang masih mencari jati diri. Demikian saja.
Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
33. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-Ibu sekalian, tadi kita telah mendengarkan laporan progress report dari
Panitia Hubungan Antar Lembaga. Yang juga di depan kita ada draft untuk mengatur
mengenai perjalanan dinas luar negeri, yang tadi telah disampaikan masih banyak harus yang
disinkronkan ya, apa yang dimaksud dengan tata tertib dan lain sebagainya. Jadi barangkali
menurut saya supaya nanti kita lebih sinkron, alangkah lebih baiknya ini kita lebih
mantapkan lagi, bersama-sama dengan PPUU, dengan BK, karena ada hal-hal yang principal
tadi yang disampaikan oleh Ibu Ketua PHAL. Sehinggga nanti rumusan dari perjalanan luar
negeri ini sesuai dengan tata tertib sebagai payungnya, supaya jangan nanti ada perbedaan
penafsiran seperti apa yang disampaikan tadi. Mungkin ada pandangan dan pendapat, kami
persilakan.
34. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Terima Kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati pimpinan dan seluruh anggota senator yang saya banggakan.
Ijinkan saya menyampaikan satu poin saja, sebagaimana yang dilaporkan oleh Ketua PHAL
tadi. Menurut pandangan saya, khusus terkait dengan perjalanan dinas itu sudah ada
ketetentuan, sudah diatur melalui keputusan PURT. Barangkali itu saja yang harus kita ikuti,
teman-teman PHAL mengikuti itu, karena sistem perjalanannya sudah ada ketentuannya.
Sedangkan yang lain-lain, dengan penafsiran tadi, beberapa dengan tata tertib, mungkin bisa
kita diskusikan dengan PPUU dan BK dan segala macam. Tapi saya sarankan khusus
perjalanan dinas itu menjadi domainnya di PURT. Terima kasih pimpinan.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
31
35. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak Zulbahri
36. PEMBICARA : Drs. H. ZULBAHRI M, M.Pd. (KEPULAUAN RIAU)
Terima kasih pimpinan. B-38.
Menyoroti tentang perjalanan dinas ke luar negeri. Saya melihat di bab 4 Pasal 5,
pimpinan dan Bapak-Ibu anggota yang terhormat. Pasal 5 huruf f itu ada pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang. Saya berpendapat bahwa pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang itu tidak hanya ibadah haji dan tenaga kerja, tetapi juga ada pengawasan Undang-
Undang tentang APBN. APBN itu sumbernya ada pendapatan dalam negeri, ada pendapatan
luar negeri. Selama ini DPD belum pernah lagi untuk melihat bahwa pinjaman daerah yang
berasal dari luar negeri, belum ada diawasi. Banyak sekali daerah-daerah yang mendapat
pinjaman luar negeri melalui kementerian keuangan. Nah ini juga termasuk pengawasan
undang-undang. Banyak, misalnya beberapa daerah, contoh jembatan suramadu itu dari luar
negeri. Jembatan selat sunda sebentar lagi dari luar negeri juga kan. Belum lagi daerah-
daerah lain. Ini perlu kita awasi di dalam APBN. Nah ini tidak masuk di sini. Ini saya kira
juga penting untuk dimasukan. Ini pendapat kami Pak. Kalau itu Undang-Undang APBN
juga termasuk pandangan kita. Terima kasih.
37. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik. Jadi Bapak-Ibu sekalian, coba nanti kita dalami ini supaya kalau seperti yang
disampaikan Pak Alirman perjalanan dinas itu kita mengikuti apa yang ada. Tapi kalau
kunjungan kerja ke luar negeri ini kita harus, kita lebih, supaya nanti jangan multi tafsir, tadi
menjadi catatan kita.
Sekarang saya ingin menawarkan, apakah ini kita terima dengan catatan ini kita
kembalikan kepada BK dan juga, karena dia tatibnya kan, yang mengatur tatibnya, supaya
tidak melanggar, dengan PPUU. Nanti kita sinkronkan supaya jangan ditafsir masing-masing,
begitu lho. Seperti yang tadi, supaya ini bisa kita sepakati. Sehingga jangan pula nanti kalau
Pak Zulbahri Komite IV karena dia APBN wah mengawasi ke luar negeri. Nanti Komite II
juga karena ini belinya barang luar negeri, tanya lagi, kan begitu kan. Semuanya begitu. Ini
kan jadi kreatif semua kan. Nanti tidak sesuai sasarannya. Ini yang bagaimana, begitu loh.
Nah ini, jangan hanya eksklusif untuk tertentu, harus kita mantapkan. Sebab kalau ini hanya
untuk tenaga kerja dan haji loh nanti komite lain mengatakan, ini, hal ini. Jadi kalau boleh
disepakati ya kita terima ini. Terima kasih atas yang telah dilakukan oleh Panitia.
38. PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)
Pimpinan, 103
39. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Silakan Pak Bahar.
40. PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)
Terima kasih pimpinan dan kawan-kawan yang saya hormati.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
32
Mendengar laporan pimpinan PHAL terdengar bahwa ada kerisauan. Jadi hal-hal
yang mengenai sinkronisasi dengan tata tertib harus dibuatkan satu surat, itu dikirim ke BK.
Jadi tidak ada hubungannya antara perdoman perjalanan dinas luar negeri dengan hal-hal
yang bertentangan dengan tata tertib. Jadi ini harus dua masalah yang didudukan. Jadi
bukanlah menjadi suatu laporan di dalam paripurna ini. Karena yang akan disahkan adalah
Pedoman Perjalanan Dinas.
Menurut saya, agar ada sinkronisasi antara yang telah dibuat oleh PURT tentang
Pedoman Perjalanan Dinas, itu disinkronisasikan ke PPUU yang merupakan alat kelengkapan
di lembaga ini untuk membicarakan agar kita benar-benar bisa menghasilkan suatu pedoman
yang sinkron termasuk masalah pembiayaannya. Hal-hal yang mengenai yang dianggap tidak
sinkron dengan tata tertib itu domainnya ke BK, tidak ada hubungannya dengan pedoman ini.
Terima kasih pimpinan.
41. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik ya, kita sepakati supaya lebih sinkron. Nanti kita tugaskan kepada, nanti melalui
PHAL untuk mengirim surat ke Badan Kehormatan untuk bisa menyempurnakan kemudian
nanti disinkronkan antara PURT dan PHAL supaya lebih tepat, begitu ya. Supaya nanti kita
tidak malu keluar produknya kok bertentangan satu sama lain sehingga nanti lebih sempurna
lah semuanya. Tidak hanya berkepentingan untuk alat kelengkapan tertentu atau tidak, tapi
betul-betul lebih mantap. Setuju ya?
Baik. Terima kasih. Tepuk tangan buat kita semua.
Baik, Bapak-Ibu sekalian, selanjutnya kami persilakan kepada Panmus untuk
memberikan laporan perkembangannya, karena Panmus pada kesempatan ini untuk
dimintakan persetujuannya terhadap dua hal yaitu pedoman kegiatan DPD di daerah. Ini
penting sekali. Kemudian pedoman pelaksanaan pengawasan DPD RI. Untuk itu yang
mewakili kami persilakan. Sekali lagi Pak Farouk kita undang untuk bisa menyampaikannya
dengan baik sebagai Timja. Silakan.
42. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (KETUA PAP)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera.
Om Swastyastu.
Pimpinan dan forum yang saya hormati.
Di hadapan Bapak-Ibu sekalian telah dibagikan dua naskah. Pertama, pedoman
kegiatan DPD...
43. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Interupsi pimpinan. B-12.
Kalau Pak Farouk mengatakan semuanya sudah mendapat, di meja saya belum Pak
Farouk. Terima kasih.
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
33
44. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)
Berati mejanya ini. Silakan sekretariat. Jangan sampai terjadi Pak Alirman tidak
kebagian itu. Bisa bahaya nanti itu. Pedoman Kegiatan di Daerah dan Pedoman Pengawasan
DPD.
Yang pertama, kita coba sosialisasikan Pedoman Kegiatan di Daerah ini supaya tidak
terlalu panjang itu, PKD itu. Ini memberikan guidance kepada kita semua bagaimana kita
melaksanakan tugas. Sebelum diberikan itu sudah diberikan gambaran disini untuk
menyamakan pemahaman kita tentang hak dan kewajiban anggota baik secara kelembagaan
maupun perorangan. Hak disini kita kembangkan, hak DPD sebagai lembaga punya hak, di
dalam pasal sudah ada. Tapi juga ada hak yang melekat pada anggota. Ada 6 hak, hak
bertanya, hak menyampaikan usul dan pendapat dan sebagainya. Hak ini yang melekat pada
masing-masing anggota, begitu himpunan anggota itu berkumpul dalam suatu lembaga maka
melahirkanlah hak kolektif anggota. Jadi disini dikembangkan, selain hak lembaga, ada hak
kolektif anggota. Hak kolekif anggota itu sehingga kita coba mencari selahnya dalam hal kita
di fungsi kelembagaan, tidak secara eksplisit oleh undang-undang dirumuskan, maka dengan
pemahaman itu memungkinkan. Itu yang kita kembangkan disini dalam mencoba bagaimana
kita memerankan diri sebagai anggota DPD ini, ini secara rinci diuraikan di dalam bab 2
termasuk penggunaan haknya dan azas-azasnya.
Kemudian dalam Pelaksanaan Kegiatan di Daerah kita coba menjelaskan hakekatnya
disini kita mencari informasi. Informasi itu baik berupa aspirasi masyarakat, baik berupa
realisasi suatu kebijakan, pelaksanaan undang-undang maksudnya. Itu informasi juga.
Ketiga, informasi tentang kondisi sosial, ekonomi, politik dan juga informasi lain. Inilah
semua ajang tugas DPD itu berurun dengan informasi itu, itu dijelaskan disini.
Nah bagaimana kita sebetulnya menjaring informasi, pelaksanaan tugas DPD ini
menjaring informasi. Itu yang diuraikan dalam bab 2. Menjaring ini ada yang sifatnya
memantau, kita tidak proaktif, kita mendengar dari surat kabar, dari media memantau. Ada
juga menampung, orang datang delegasi ke kita, kita tampung. Ada juga kita menyerap, kita
proaktif mencari. Kita coba beda-bedakan hal semacam ini. Kemudian itu terjadi baik pada
waktu kita reses, pada waktu kunjungan kerja, bahkan di kantor daerah sekalipun ketika kita
ada di sini fungsi anggota kita itu tetap berjalan di kantor daerah. Itu kita akomodir di sini.
Jadi kantor daerah itu tetap menjalankan fungsi kita, fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan
lain sebagainya walaupun kita ada disini. Kita akomodir disini. Begitu juga melalui kegiatan-
kegiatan khusus terutama berkaitan dengan bencana, solidarias kemanusiaan dan sebagainya.
Kemudian bagaimana ini kita operasionalisasikan, itu diuraikan disini, termasuk
dukungan administrasi dan mempertanggungjawabkannya, juga publikasi dan pelaporannya.
Kita coba akomodir disini dan dilampirkan juga beberapa format. Bagaimana format susunan
acara kita kalau ke daerah. Itu yang mendapat ini. Ternyata, karena kita kunjungan ke daerah
itu macam-macam. Nah mudah-mudahan setelah ini kita sudah harus pasti. Kalau namanya
kunjungan ke daerah, urut-urutan acaranya itu pertama dibuka ucapan selamat datang, mau
gubernur mau siapa silakan selamat datang. Sudah itu menyerahkan kepada kita, kitalah yang
menyampaikan kata pengantar sekaligus membuka acara itu. Jadi itu sebenarnya rapat, rapat
DPD di daerah dipimpin oleh anggota DPD. Ini kita memberi penekanan disini. Begitu juga
kalau kita mengadakan acara di kantor kita, kita sebagai tuan rumah. Itulah beberapa
gambaran. Pernah sudah beberapa kali naskah ini dibagi kepada anggota tapi dulu belum
disahkan karena masih menunggu tatib. Tapi sekarang masih disempurnakan oleh tim kerja
yang beranggotakan setengah dari anggota Panmus.
Kemudian yang kedua, pedoman pengawasan. Nah disini sama jalan pikirannya
seperti yang ada pada bab 1 dan bab 2 PPK, ini P3D. Tapi kita lebih fokus lebih memberikan
penekanan tentang pengertian pengawasan di sini. Dalam konteks pengawasan ini kita ada
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
34
objek. Jadi ada pengawasan kelembagaan, ada pengawasan perorangan. Ini perlu, saya
memang menyadari kalau inipun nanti sudah disetujui pasti kita harus sosialisasikan kepada
seluruh anggota. Tapi secara umum saja saya memberikan gambaran tentang konsep ini ada
objek pengawasan. Yang kita awasi itu peraturan pelaksanaan dari suatu undang-undang,
kemudian sosialisasi dari peraturan itu, kemudian implementasinya dari isi peraturan itu. Ini
yang meyangkut aspek yuridis maupun aspek sosiopolitik. Nah inilah, yang saya penting
disini mengatakan, ingin menyampaikan, undang-undang mengatakan hasil pengawasan
DPD diserahkan kepada DPR. Jika ini kita lakukan maka peluang kita melakukan
pengawasan langsung kepada pejabat pemerintah/eksekutif itu tidak dapat. Karena itu kita
coba gali di sini, kita bedakan istilah verifikasi dan klarifikasi. Pada waktu alat kelengkapan
mengundang pejabat, bukan penanggungjawab suatu undang-undang, misalnya Dirjen
Kependudukan diundang oleh Komite I, itu tahap verifikasi. Hasilnya nanti kita bisa
mengundang menteri untuk klarifikasi. Judulnya disini klarifikasi, tapi sebenarnya kita sudah
menyampaikan hasil pengawasan kita beberapa, apa yang diharus dilakukan oleh Mendagri.
Sehingga walaupun hasil pengawasan kita baru diketok di sidang paripurna dikirim ke DPR,
tapi sebenarnya hakekatnya kita sudah potong langsung, memanfaatkan mekanisme ini
sehingga sampai kepada eksekutif.
Itulah gambaran umum, prosesnya adalah proses administrasi, kita minta tentu di
sekretariat jenderal nanti kita harapkan semakin terus ditingkatkan bagaimana mekanisme
pengawasan hasil pengolahan datanya itu bisa lebih akurat. Keluaran dan tindak lanjut yang
penting disini penekanan pada publikasi.
Para anggota dewan yang saya hormati.
Memang kita harus menyadari bahwa selama kita berapa tahun ini, tiga tahun ini,
peranan DPD masih belum begitu tersosialisasikan. Salah satunya memang langkah-langkah
publikasi kita. Saya pikir kita sepakat ke depan itu harus kita berikan porsi yang lebih. Kalau
selama ini tidak ada payung hukum yang memberi peluang itu kita coba letakan di sini. Jadi
sejumlah kegiatan kajian publikasi, termasuk misalnya kunjungan kerja alat kelengkapan ke
daerah dengan membawa, mengikutsertakan wartawan nasional. Kemudian di daerah
diadakan konferensi pers yang sifatnya lokal. Anggotapun diberi peluang untuk
berkomunikasi. Dan ini lembaga tentu dalam hal-hal tertentu lembaga itu memberikan back
up, memfasilitasi langkah-langkah kegiatan publikasi yang dilakukan oleh anggota baik
secara kelembagaan maupun secara perorangan. Tentu saja bukan terlalu berarti bahwa apa
saja yang dilakukan oleh perorangan dilakukan. Tentu lembaga tentu punya aturan-
aturannya.
Nah demikianlah pimpinan dan forum yang kami hormati dua naskah ini. Kami
beserta segenap tim menyadari toh tidak ada segala sesuatu yang sempurna tapi juga tidak
ada suatu aturan kecuali Al Quran dan Bible yang tidak bisa kita rubah. Nanti kalau memang
ada peluang berikut untuk kita perbaiki selalu terbuka untuk kita perbaiki. Tapi paling tidak
sudah ada suatu pegangan kita untuk pedoman guidance principle yang akan kita gunakan
diwaktu-waktu yang akan datang.
Saya pikir demikian pimpinan. Saya atas nama teman-teman tim kerja dan Panmus
pada umumnya menyampaikan ucapan terima kasih atas penerimaan ini. Hanya tadi ada
catatan, mohon maaf Pak. Yang pertama tadi sebagai Ketua PAP saya belum minta maaf dan
terima kasih, mungkin nebeng sekalian. Pada kesempatan ini selaku Ketua PAP juga saya
menyampaikan ucapan mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan, saya bersama Pak
Gafar dan Pak Andika sebagai pimpinan atas kerjasama di PAP, dan juga menyampaikan
terima kasih atas kerjasamanya. Mudah-mudahan pada yang akan datang kita akan
meningkatkan. Dan mewakili Panmus, sekaligus atas arahan dari Ketua Panmus kami
menyampaikan permohonan maaf apabila ada hal yang kurang berkenaan dalam pelaksanaan
tugas Panmus selama tahun sidang ini dan terima kasih atas kerja sama dan saling
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
35
pengertiannya. Mudah-mudahan masih ada tahun depan kita tingkatkan lagi peranan dan
fungsi DPD ini sehingga semakin lebih baik, lebih meningkat kinerjanya.
Kurang dan lebih mohon maaf. Terima kasih.
Bilahitaufiq walhidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Om Shanty Shanty Shanty Om.
45. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-Ibu sekalian. Tadi anggota Panmus Pak Farouk sebagai Tim Kerja yang
telah menyampaikan kepada kita ada dua hal yang harus kita sepakati, kita putuskan untuk
kita disetujui. Pertama adalah Pedoman Pelaksanaan Kegiatan DPD RI di daerah, karena ini
penting sekali, supaya kita tahu bagaimana mekanisme pekerjaannya di daerah. Yang kedua,
Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Kami
persilakan. Silakan Pak Fatwa.
46. PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)
Terima kasih saudara Ketua.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sidang paripurna yang terhormat, sebenarnya pedoman kerja di daerah ini
sesungguhnya cukup dengan tuntunan surat dari pimpinan DPD atau dari sekretariat jenderal.
Tapi yang terpenting itu sebenarnya kontinuitasnya. Khususnya mengenai kunjungan-
kunjungan kita ke daerah itu banyak sekali mengalami hambatan-hambatan keterlantaran
bahkan. Pertama tadi yang disinggung, saya juga termasuk tidak ada di dokumen saya ini,
apa yang dilaporkan oleh Pak Farouk tadi. Saya kira pertama tentang hak perorangan sebagai
anggota DPD RI dan hak institusi. Jadi saya kira bukan hak kolektif tapi hak yang melekat
pada institusi. Kita semua ini terikat pada institusi melekat. Dan ada hak perorangan sebagai
anggota parlemen yang kedua-duanya itu bisa dimanfaatkan, didayagunakan secara efektif,
proporsional sesuai dengan aturan yang, sesuai dengan konstitusi yang mengaturnya.
Mengenai tadi rapat-rapat di daerah, kita masih sering mengalami kejanggalan.
Pertama dari segi setting tempat duduknya saja sudah sangat janggal. Sering, apakah itu
bupati, sekda, bahkan diwakili oleh asisten sekda atau siapa ya duduk di depan, lantas paling
diajak oleh pimpinan rombongan kita. Jadi seolah-olah kita dalam posisi diberikan briefing.
Yang seperti ini kan sebenarnya cukup penjelasan secara protokoler saja sebenarnya karena
itu sudah ada undang-undang. Cukup dengan Undang-Undang Protokoler itu sebenarnya
sudah harus bisa dipahami dengan itu. Cuma penjelasannya ke daerah yang tidak sampai.
Jadi sebenarnya setiap kunjungan ke daerah itu ada utusan pendahahuluan dari pegawai. Jadi
bukan berarti harus diperbanyak pegawai protokol. Tetapi dari tiap-tiap komite itu kan ada
beberapa staf pegawai, tidak musti harus bersama-sama dengan rombongan, tetapi berangkat
lebih dulu mengatur di sana. Dan posisinya itu musti berhadapan. Tidak seperi briefing,
seperti posisi seperti sekarang ini, karena ini memang posisi sidang paripurna. Tapi kalau di
daerah itu kepala daerah, apa gubernur, bupati atau sekda itu dikasihnya briefing kita. Dan
saya kira ini kalau kita semua mau menegakan Undang-Undang Protokoler ini sudah cukup.
Tapi soalnya kita yang tidak menjelaskan. Dan kadang-kadang ada semacam ewuh pakewuh
karena kita sebagai tamu. Nah ini saya kira hanya soal rutinitas kita untuk menjelaskan ke
daerah-daerah.
Kemudian yang kami alami khususnya di DKI Jakarta ini, karena selalu kalau ada
pertemuan dengan pejabat daerah itu pegawai yang ditempatkan kepada kami itu pegawai
tingkat rendahan. Dan kemudian yang menghadapi disana tingkat IV untuk melakukan
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
36
pertemuan pendahuluan. Jadi sering sangat tidak seimbang. Dan beberapa kali pertemuan itu
misalnya dengan Polda terpaksa kita batalkan karena dia salah paham. Pegawai kita di sini,
yang menghadapi disana juga cuma tingkat kopral, padahal di sana staf dari Polda itu ya
kolonel, Kapolda itu kolonel. Jadi saya pikir ini juga perlu suatu penanganan tersendiri. Dan
saya kira di daerah mungkin juga terjadi begitu, di daerah yang lain.
Terima kasih.
47. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik Pak Fatwa. Mungkin ada yang lainnya? Silakan Bu Elviana. Kenapa? Mati?
Coba tolong dibantu, Bu Elviana agak kesulitan itu. Kenapa mic-nya? Silakan.
48. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (JAMBI)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak-Ibu pimpinan DPD, Ibu Sekjen dan jajaran yang saya hormati.
Bapak Pimpinan, masalah kunjungan ke daerah, saya melihat terutama kami di
Komite III itu sebenarnya respon daerah sudah mulai luar biasa sangat baik, karena banyak
juga persoalan daerah yang mereka adukan ke lembaga lain ternyata di kita cukup mendapat
respon. Cuma sedikit pesan saya, mungkin juga untuk tertib administrasi kepada jajaran
sekjen, tolong, seperti misalnya kita rapat tentang minta pendapat masyarakat atau publik
tentang sebuah RUU. Lalu di daerahnya tidak ada RUU-nya, begitu. Jadi banyak kita,
wibawa kita di lapangan itu dijatuhkan oleh hal-hal yang bersifat teknis. Kalau hal ini sudah
rapih kita yakin kunjungan-kunjungan ke daerah ini cukup membuat wibawa DPD semakin
kuat di lapangan. Jadi jangan sampai oleh hal-hal bersifat teknis, RUU kita kesana membahas
RUU, RUU-nya tidak ada, begitu. Terus pidato pengantar ketua itu juga salah-salah, begitu.
Saya kemarin kebetulan karena pimpinan Komite III ke Jambi itu tidak ada, juga tidak ada
penunjukan ke saya resmi, begitu. Lalu sudahlah Elvi jadi ketua rombongan. Setelah saya
baca, itu dikatakan di situ DPD itu lahir setelah amandemen undang-undang yang ke-3
tanggal 24 November tahun 2004. Saya pikir 2004 itu DPD angkatan pertama kayak abang
sudah dilantik itu. Jadi hal-hal teknis yang membuat wibawa kita jatuh, begitu. Jadi pesan
saya seperti itu. Kita rapihkan ke depan, insya Allah kunjungan kita ke daerah itu
bermanfaat.
Satu lagi Ketua, saya mau memberi apresiasi atas sudah terlaksananya hak pengawasan
itu dikembalikan ke anggota. Misalnya di Komite III kami sudah bisa mengawasi tentang
BOS, tentang UN dan segala macam. Cuma kalau itu hanya sebatas komite, tidak menjadi
kebijakan DPD untuk hal-hal krusial, saya pikir nanti gaungnya juga tenggelam. Contoh,
Komite III itu sudah memberikan surat tentang pengaduan Ujian Nasional. Malah kami di
Komite III membuat sebuah keputusan, mohon difasilitasi oleh pimpinan, seperti DPD tahun
yang lalu itu ada mereka semacam konsultasi publik atau apa namanya, dengan SBY, begitu.
Jadi hal-hal yang bersifat nasional kita berkunjung ke Presiden seperti masalah Ujian
Nasional. Itu bertahun-tahun kita rapat menolak, menolak, menolak, tapi kan jalan terus,
begitu. Jadi maksud saya semua temuan-temuan di komite-komite itu kedepan kita ambil
goal untuk satu per satu komite itu. Misalnya Komite III itu apa gaungnya untuk 2012 ini.
Sehingga setiap pergantian komite seperti ini ada manfaat yang bisa kita keluarkan ke
nasional. Demikian pimpinan, mohon maaf.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
37
49. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik Pak Tonny, silakan. Ada lagi? Sedikit saja. Masih ada dua lagi alat kelengkapan
lain.
50. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)
Terima kasih pimpinan, Bapak-Ibu yang saya homati.
Saya soroti yang pengawasan. Kalau pengawasan saya melihat tadi disampaikan
bahwa sampai ke implementasi. Dalam pengalaman perjalanan DPD, untuk pengawasan
APBN itu muaranya kita yang kita kadang-kadang bingung. Setelah melakukan pengawasan
terhadap APBN, dana-dana dari APBN yang ke daerah itu banyak sekali yang bermasalah
yang memang harus diawasi. Yang diawasi dan harus ditindaklanjuti contoh yang paling
konkrit Hambalang misalnya. Ini memang posisi-posisi DPD disini kadang-kadang mau
laksanakan tapi tidak tahu muaranya kemana. Jadi saya kira apa yang disampaikan oleh yang
terhormat Pak Farouk tadi, ini harus didetailkan lagi lebih jelas muara pengawasan itu kita
kemana. Apakah kita hanya kirim saja ke DPR lagi seperti pengawasan yang selama ini kita
lakukan dari komite. Ataukah kita harus buat sampai langsung kepada masing-masing K/L
(Kementerian dan Lembaga). Karena pelaksanaan-pelaksanaan di lapangan itu di daerah
banyak sekali permasalahan yang dari dana APBN. Jadi konkritnya itu harus lebih jelas lagi.
Saya kira itu masukannya.
Terima kasih.
51. PEMIMPIN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik. Silakan, Ibu Sarah yang belum berbicara dari tadi saya lihat.
52. PEMBICARA : Ir. SARAH LERY MBOEIK (NTT)
Terima kasih pimpinan.
Saya langsung saja karena teman-teman yang lain mau sholat segera. Pengalaman apa
yang disampaikan Pak Tonny menjadi pengalaman kami juga, Pak. Ketika ini mungkin
sifatnya case, tetapi mungkin perlu dipikirkan kedepan bagaimana mekanisme kerja kita
untuk mencapai pada hulu dan muara itu bisa tercapai. Kami pengalaman kasus, Pemilu
TTU, Pilkada TTU, kemudian diputuskan oleh PTUN itu, dan artinya kami sampaikan ke alat
kelengkapan, dan itu tidak ditindaklanjutin, padahal di daerah sendiri itu sudah pada konflik
yang luar biasa panas. Saya sangat berharap Pak ada hal-hal yang bisa diselesaikan di tingkat
alat kelengkapan, tetapi bagaimana juga di tingkat alat kelengkapan dalam kerja bersama
antar alat kelengkapan itu, sehingga masyarakat yang merasa percaya kepada DPD mendapat
legitimasi yang lebih kuat. Saya memang kecewa ada beberapa kasus yang terbawa sampai
ke DPD dan akhirnya tidak bisa ditindaklanjuti. Mungkin ini hanya case yang bisa
bagaimana kita bisa mendesain instrumen untuk bisa menyelesaikan muara ini menjadi lebih
baik. Terima kasih.
53. PEMIMPIN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik, Bapak-Ibu sekalian, dengan beberapa tadi masukan tadi, yang jelas dengan
adanya pedoman kegiatan kita di daerah itu akan lebih menyempurnakan mekanisme kerja.
Dan sebentar lagi kita akan implementasikan secara lebih baik bagaimana operasional kantor
di daerah. Ini sudah akan kita mulai. Jadi, mudah-mudahan kemarin kami telah rapat dengan
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
38
Menteri Keuangan ya. Saya didampingi oleh PURT, sambil makan siang ya. Karena memang
ada dukungan anggaran supaya nanti efektivitas sekretariat jenderal atau sekretariat di daerah
itu akan lebih baik dengan eselon yang sesuai supaya tidak terjadi apa yang disampaikan oleh
Pak Fatwa. Dan tentu nanti kami dari Panmus, saya dari pimpinan bersama sekjen nanti akan
coba supaya kita lebih mensosialisasikan ya Undang-Undang Protokoler dan segala macam
mekanisme kerja. Jadi, secara bertahap kita sudah akan lebih baik. Jadi nanti kepada tim
Panmus ya, Pak Farouk nanti timjanya, supaya apa yang telah kita hasilkan nanti dibantu
oleh biro sidang untuk bisa disosialisasikan ke teman-teman melalui alat kelengkapan.
Kadangkala kan kalau membaca ini tentu agak sulit ya bagi teman-teman sebagian. Tapi
kalau dijelaskan di alat kelengkapan mungkin barangkali sudah lebih paham, sehingga
keberadaan kita di daerah itu akan lebih tampak dan lebih nyata. Itulah tujuan kita. Mudah-
mudahan itulah apa yang kita sampaikan, kemudian juga kita akan perkuat terus sekretariat
jenderal baik yang di pusat maupun yang di daerah. Kita komunikasi yang lebih intensif.
Mudah-mudahan ini dua pedoman ini menurut saya akan juga cukup merubah dalam pola
kerja kita ke depan.
Yang penting pada sore ini bisakah kita menyepakati, bisakah kita menyetujui dua
pedoman kegiatan DPD RI di daerah dengan segala catatan tadi yang telah disampaikan.
Kemudian nanti yang kedua, apakah kita dapat menyetujui pedoman pelaksanaan
pengawasan daripada DPD RI, Bapak-Ibu sekalian. Setuju? Baik.
Terima kasih.
Tepuk tangan buat kita semua.
Selanjutnya, kami ingin menginformasikan bahwasa masalah pelaksanaan tugas
Pansus Dana Bagi Hasil pada tanggal 20 Juni 2012, pimpinan DPD menerima surat dari
Ketua Pansus DBH perihal perpanjangan masa kerja Pansus DBH tersebut. Berdasarkan
keputusan DPD Nomor 42-DPD RI/IV/2010-2011, masa kerja Pansus itu akan berakhir pada
tanggal 17 Juli 2012. Mengingat masih banyak agenda kegiatan Pansus DBH yang belum
terlaksana dikarenakan anggota Pansus DBH juga merangkap sebagai anggota komite dan
juga anggota alat kelengkapan lainnya, sehingga pelaksanaan rapat-rapat pansus kurang
optimal. Oleh karena itu pada rapat Panmus tadi telah disepakati untuk diperpanjang masa
kerja Pansus DBH itu sampai dengan bulan Oktober 2012. Ini sudah diinformasi.
Hal lain yang perlu kami sampaikan terkait dengan hasil rapat Panmus adalah penting
untuk DPD RI menyatakan sikap dan arah kelembagaan dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia. Oleh karena itu rapat Panmus telah menyepakati positioning DPD RI sebagaimana
yang dijelaskan oleh salah satu anggota Panmus, yaitu Pak Ferry Tinggogoy, bagaimana
disesuaikan dengan Pasal 22 D Tahun ‘45. Dan kemudian tadi kesepakatan Panmus untuk
didalami oleh Timja Panmus. Biar lebih dalami supaya lebih tampak baiknya arah dan
kebijakan supaya DPD itu betul-betul sebagaimana harapan kita dan nanti kami akan
laporkan kepada sidang-sidang berikutnya.
Selanjutnya, kami ingin menanyakan ada dua lagi yang ingin menyampaikan atau
mungkin apakah selesai. Pertama, PURT ada yang disampaikan pada kesempatan ini atau
diserahkan saja? Baik, Kelompok DPD apakah ada yang disampaikan atau hanya diserahkan?
Baik. Untuk itu kami minta ke PURT untuk menyerahkan kepada kami. Ya serahkan saja ke
PURT nanti detailnya. Silakan.
KETOK 2X
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
39
54. PEMBICARA : Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (WAKIL KETUA
PURT)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera buat semua.
Om Swastyastu.
Laporan dari PURT secara resmi telah kami serahkan kepada pimpinan rapat, yang
kami hormati Bapak Ketua dan Ibu Wakil Ketua DPD RI. Namun kesempatan ini kami
gunakan, pertama ingin mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan bagi
teman-teman anggota yang akan melaksanakan. Kedua, kami, saya mewakili teman-teman
dari pimpinan mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya andaikata dalam satu tahun
kepemimpinan kami di PURT ada hal-hal yang kurang berkenan, khusus kepada anggota
PURT, juga kepada seluruh anggota DPD RI yang kami sayangi. Saya kira itu saja dari kami.
Selamat reses. Selamat kunjungan kerja ke daerah, mulai besok barangkali insya
Allah. Mudah-mudahan kita ketemu dalam waktu satu bulan mendatang, insya Allah.
Bilahitaufiq walhidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om Shanty Shanty Shanty Om.
55. PEMIMPIN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik. Terima kasih kepada pimpinan PURT.
Yang terakhir, apakah ada yang diserahkan atau, oh Kelompok. Baik, kami
persilakan.
56. PEMBICARA : Ir. MARHANY VICTOR POLY PUA (WAKIL KETUA
KELOMPOK DPD DI MPR)
Pimpinan dan anggota DPD yang terhormat. Kami juga hanya akan nanti
menyerahkan laporan. Kami hanya mau sampaikan bahwa atas dukungan Bapak-Ibu sekalian
Kelompok DPD di MPR terus berjuang. Lobi-lobi politik, komunikasi-komunikasi politik
terus dimantapkan. Dan moga-moga atas perkenanan Tuhan Yang Maha Kuasa dan
dukungan kita semua, bila memungkinkan usulan perubahan amandemen UUD 1945
gagasannya dapat ditindaklanjuti meskipun masih banyak hal yang harus kita perjuangkan.
Kami sebenarnya sudah menyiapkan laporan lengkap dengan foto-fotonya tapi waktu
ini tidak memungkinkan. Jadi kami hanya akan menyerahkannya. Dan atas nama pimpinan
Kelompok DPD di MPR, kami sampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak, Bapak-
Ibu anggota DPD RI, pimpinan DPD RI, Ibu Sekjen, Bapak Wakil Sekjen dan semua
jajarannya atas usaha dan perjuangan kita bersama untuk meningkatkan atau
mengoptimalkan fungsi dan peran kewenangan DPD RI melalui upaya amandemen Undang-
Undang Dasar 1945.
Pada kesempatan ini juga kami sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
atas segala kekurangan, ketidakmampuan, dan mungkin ada hal-hal yang tidak berkenan
yang kami lakukan sepanjang satu tahun masa sidang kita ini. Dan atas nama Kelompok
DPD di MPR, kami juga menyampaikan selamat menyambut bulan suci ramadhan, selamat
menunaikan ibadah puasa, Tuhan memberkati, mohon maaf lahir dan batin.
Terima kasih.
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
40
57. PEMIMPIN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik. Terima kasih kepada pimpinan Kelompk DPD yang telah menyampaikan
laporannya secara tertulis. Dan barangkali juga nanti melalui meja sidang ini, melalui
sekretariat Kelompok untuk bisa dibagikan, untuk bisa mengetahui progress yang terakhir.
Silakan, Pak Alirman.
58. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)
Ya, hanya informasi saja pimpinan.
Alhamdulillah, B-11 dari Sumatera Barat, Pak Riza Falepi insya Allah jadi walikota,
informasi.
59. PEMIMPIN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)
Baik ya, jadi salah satu anggota kita, Pak Riza Falevi hari ini, tadi ya pemilihan
Walikota Payakumbuh, salah satu kotamadya yang besar di Sumatera Barat. Ini quick count
baru ya. Jadi sementara kita sejenak, kadang-kadang quick count ini belum tentu juga, kita
tunggu saja hasil yang final. Terima kasih Pak Alirman.
Baik, Bapak-Ibu sekalian, hadirin yang kami muliakan.
Sebelum kami menutup sidang paripurna ke-16, kami ingin menyampaikan beberapa
informasi yang perlu menjadi perhatian kita bersama. Pertama, mulai bulan Juli 2012,
tepatnya pada tanggal 30 Juni yang lalu, telah diputuskan oleh PURT untuk kita
mengimplementasikan organisasi kantor sekretariat DPD RI di ibukota provinsi. Seperti tadi
yang harapan Pak Fatwa dan juga apa yang telah saya jelaskan. Pelaksanaannya secara teknis
dilakukan secara bertahap dan akan kita selesaikan sampai organisasi sekretariat daerah itu
betul-betul dapat bekerja baik dan dapat mendukung tugas-tugas anggota terutama saat
berada di daerah. Jadi dari segi protokolnya, administrasinya, sidangnya, dan segala
macamnya, semuanya. Para pejabat penanggungjawab kantor sekretariat atau kepala kantor
telah ditetapkan oleh sekretariat jenderal dan mereka mulai bekerja hari ini tanggal 12 Juli
2012 di daerah sesuai dengan tahapan pengembangan di masing-masing daerah. Jadi mudah-
mudahan dengan kita memulai ini tentu akan bisa lebih baik lagi.
Kemudian pada rapat Panmus tadi, telah disepakati jadwal persidangan DPD RI Masa
Sidang I Tahun Sidang 2012-2013 yang akan dimulai dengan pelaksanaan sidang paripurna
ke-1 pada tanggal 16 Agustus Masa Sidang I dengan agenda pembukaan Masa Sidang I dan
berakhir pada tanggal 24 Oktober. Jadi kita masuk nanti pada Selasa, 14 Agustus, persiapan
sidang hari Selasa. Kemudian, Rabu kita ada sidang paripurna DPD. Kamis, 16 Agustus itu
Sidang Bersama DPR-DPD yang kali ini tuan rumahnya adalah DPR, untuk mendengarkan
pidato kenegaraan. Kemudian, siangnya, eh 16.30, dimana sidang paripurna DPR yang
dihadiri oleh anggota DPD, yaitu laporan pidato Presiden tentang pengantar nota keuangan
RAPBN dan penyampaiannya. Kemudian sidang paripurna kita sampai sore dan dilanjutkan
nanti dengan buka puasa bersama. Dan selanjutnya Jumat sampai dengan peringatan
proklamasi yang nanti kita akan hadiri. Dan Masa Sidang I itu akan berakhir pada 24 Oktober
2012.
Demikianlah Bapak-Ibu sekalian beberapa hal yang kami sampaikan. Tentu sekali
lagi atas nama pimpinan, anggota DPD RI, sekretariat jenderal dan jajarannya, kami ingin
mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi kita yang menjalankan ibadahnya.
Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Dan kepada seluruh kita
yang akan kembali ke daerah masing-masing, tetap bertugas, karena sebagai anggota dewan
tidak ada hari liburnya. Pokoknya setiap hari adalah hari bekerja. Mudah-mudahan tentu
RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-16 DPD RI, KAMIS 12-07-2012
41
aspirasi dan tugas konstitusional kita, tugas sejarah kita sebagai anggota dewan bisa kita
laksanakan dengan baik. Dan sekali lagi kami juga dari pimpinan, saya mewakili dari
pimpinan mengucapkan juga mohon maaf dalam masa sidang ini kalau ada hal yang tidak
berkenan. Semoga hubungan kita, pekerjaan kita yang telah diamanahkan ini bisa kita
laksanakan dengan baik.
Akhirnya, dengan mengucapkan alhamdulillahirobbil‘alamin, Sidang Paripurna ke-
16 ini kami tutup. Dengan mengucapkan, wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Om Shanty Shanty Shanty Om.
Terima kasih.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 17.30 WIB