ringkasan pajak provinsi dan daerah

18
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR Pengertian kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semuajenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage). Subjek Pajak orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/ atau menguasai Kendaraan Bermotor Objek pajak kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor, Kecuali : a. Kereta Api; b. Kendaraan Sermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara; c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal lembaga- Iembaga internasional yang memperoleh pembebasan pajak dari Pemerintah; dan d. Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di air. Pemotongan Dasar Pengenaan Pajak a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor; dan b. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan atau pencemaran ling kung an akibat penggunaan Kendaraan Bermotor. Khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan di luar jalan umum, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar, dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor adalah nilai jual kendaraan bermotor. Tarip a 1,5 % (satu koma lima persen) kepemilikan pertama untuk Kendaraan Bermotor pribadi dan badan; b 1,0% (satu koma nol persen) untuk Kendaraan Bermotor angkutan

Upload: angga-ndhulit

Post on 01-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Mengenai pajak di provinsi dan daerah yang berada di indonesia dalam bentuk rangkuman sehingga mudah dipahami

TRANSCRIPT

PAJAK KENDARAAN BERMOTORPengertian kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semuajenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Subjek Pajak orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/ atau menguasai Kendaraan Bermotor

Objek pajak kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor, Kecuali :a. Kereta Api;b. Kendaraan Sermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara;c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal lembaga- Iembaga internasional yang memperoleh pembebasan pajak dari Pemerintah; dand. Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di air.PemotonganDasar Pengenaan Pajaka. Nilai Jual Kendaraan Bermotor; danb. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan atau pencemaran ling kung an akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.Khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan di luar jalanumum, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar, dasarpengenaan pajak kendaraan bermotor adalah nilai jualkendaraan bermotor.Taripa 1,5 % (satu koma lima persen) kepemilikan pertama untuk Kendaraan Bermotor pribadi dan badan;b 1,0% (satu koma nol persen) untuk Kendaraan Bermotor angkutan umum;c 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah / TNI / POLRI dan Pemerintah Daerah; dand 0,2% (nol koma dua persen) untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besartarif progresif(1) Kepemilikan Kendaraan Bermotor pribadi roda 4 (empat) sertakendaraan bermotor roda 2 (dua) yang isi silinder 250 cc keatas,kedua dan seterusnya dikenakan tarif secara progresif.(2) Besarnya tarif progresif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sebagai berikut:a. kepemilikan kedua 2% (dua persen);b. kepemilikan ketiga 2,5% (dua koma lima persen);c. kepemilikan keempat 3% (tiga persen);d. kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 3,5% (tiga komalima persen).

Saat Terhutang PajakPKB terutang sejak diterbitkannya SKPD.Tempat Terhutang PajakContoh

Bea Balik Nama Kendaraan BermotorPengertianBea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan kedalam usaha.Subjek Pajaka. Orang pribadi; ataub. Badan;yang dapat menerima penyerahan Kendaraan Bermotor.Objek pajakpenyerahan kepemilikan Kendaraan Bermotor, Kecuali Kereta api; Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara; Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-Iembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah; dan Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di air.PemotonganDasar Pengenaan PajakDasar pengenaan BBNKB adalah NJKB.Tarip(1) Tarif BBNKB ditetapkan masing-masing sebagai berikut: penyerahan pertama sebesar 15% (lima belas persen); dan penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1 % (satu persen).(2) Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar tarif BBNKB ditetapkan masing-masing sebagai berikut: penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen); dan penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh puluh lima persen).Saat Terhutang PajakBBNKB terutang timbul sejak diterbitkannya SKPD.Tempat Terhutang PajakContohPAJAK BAHAN BAKAR KENDARAN BERMOTORPengertianJenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotorSubjek Pajak(1) Subjek PBBKB adalah konsumen Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.(2) Pemungutan PBBKB dilakukan oleh penyedia Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebagai Wajib Pungut.(3) Penyedia Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah produsen dan/atau importir Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, baik untuk dijual maupun untuk digunakan sendiri.Objek pajakbahan bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan di air.PemotonganDasar Pengenaan PajakNilai Jual Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebelum dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.TaripTarif PBBKB ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).Saat Terhutang PajakPBBKB terutang pada saat penyedia bahan bakar kendaraan bermotor menyerahkan bahan bakar kendaraan bermotor kepada lembaga penyalur dan/atau konsumen langsung bahan bakar.Tempat Terhutang PajakContoh

PAJAK AIR PERMUKAANPengertianSemua air yang terdapat pada permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berda di laut maupun di daratSubjek Pajak orang pribadi; atau Badan; yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan.Objek pajakObjek PAP adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan.PemotonganDasar Pengenaan Pajak(1) Dasar pengenaan PAP adalah Nilai Perolehan Air Permukaan.(2) Nilai Perolehan Air Permukaan dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor: jenis sumber air; lokasi sumber air; tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air; volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan; kualitas air; luas areal tempat pengambilan dan/atau pemanfaatan air; dan tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air.TaripTarif PAP ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).Saat Terhutang PajakPAP terutang timbul sejak diterbitkan SKPD.Tempat Terhutang PajakContoh

PAJAK ROKOKPengertianPungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi yang meliputi sigaret, cerutu, dan rokok daun. Subjek Pajak(1) Subjek Pajak Rokok adalah konsumen rokok.(2) Wajib Pajak Rokok adalah pengusaha pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai.(3) Wajib Pungut Pajak Rokok adalah instansi Pemerintah yang berwenang memungut cukai.Objek pajak(1) Objek Pajak adalah konsumsi rokok.(2) Rokok meliputi sigaret, cerutu, dan rokok daun.(3) Dikecualikan dari objek Pajak adalah rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang cukai.PemotonganDasar Pengenaan PajakDasar pengenaan Pajak Rokok adalah cukai yang ditetapkan olehPemerintah terhadap rokok .TaripTarif Pajak Rokok ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) daricukai rokok.Saat Terhutang PajakPajak Rokok terutang pada saat pelunasan CukaiTempat Terhutang PajakContoh

PAJAK HOTELPengertian

Subjek Pajak(1) Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan hotel.(2) Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan hotel.

Objek pajak(1) pelayanan yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan,termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.(2) Yang termasuk objek Pajak Hotel adalah penginapan/peristirahatan, motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 ( sepuluh), termasuk di dalamnya fasilitas olah raga dan hiburan berupa pusat kebugaran, kolam renang, tennis, golf, karaoke, pub, diskotik, jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara pertemuan.(3) Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola Hotel.(4) Tidak termasuk objek Pajak Hotel adalah: jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis. jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umumPemotonganDasar Pengenaan Pajakjumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel.

TaripTarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% ( sepuluh persen ).Saat Terhutang PajakPajak Hotel yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pembayaran kepada pengusaha hotel.Tempat Terhutang PajakPajak Hotel yang Terutang dipungut di wilayah Kabupaten tempat hotel berlokasi.Contoh

PAJAK RESTORANPengertianpajak atas setiap pelayanan yang disediakan oleh restoran.Subjek Pajak(1) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran.(2) Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan restoran.Objek pajak(1) Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran, meliputi rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.(2) Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.(3) Tidak termasuk objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) per bulan.PemotonganDasar Pengenaan Pajakjumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima restoran.TaripTarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).Saat Terhutang PajakPajak Restoran yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pembayaran kepada pengusaha restoran.Tempat Terhutang PajakPajak Restoran yang terutang dipungut di wilayah Kabupaten tempat restoran berlokasi.Contoh

PAJAK HIBURAN PengertianPajak atas penyelenggara hiburan. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan dan /atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut biayaSubjek Pajak(1) Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menikmati hiburan.(2) Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan hiburan.Objek pajak(1) Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan.(2) Hiburan adalah: tontonan film pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana kontes kecantikan, binaraga pameran diskotik, karaoke, klab malam sirkus, akrobat, dan sulap permainan bilyar, golf, dan boling pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness center) pertandingan olahraga(3) Dikecualikan dari objek pajak hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penyelenggaraan hiburan untuk kegiatan amal, keagamaan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.PemotonganDasar Pengenaan Pajak(1) Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan.(2) Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa Hiburan.

Taripa. tontonan film : 25 %b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana : 15 %c. kontes kecantikan dan binaraga : 15 %d. pameran : 15 %e. diskotik, karaoke dan klab malam. : 35 %f. sirkus, akrobat, dan sulap : 35 %g. permainan billyard, golf, dan boling : 35 %h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan : 10 %i. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa dan pusat kebugaran (fitness centre) : 35 %j. pertandingan olah raga : 10 %Saat Terhutang PajakPajak Hiburan yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saatpenyelenggaraan hiburan.Tempat Terhutang PajakContoh

PAJAK REKLAME Pengertianpajak reklame dipungut pajak atas setiap penyelenggaraan reklame.Subjek Pajak(1) Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan reklame.(2) Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan reklame.Objek pajak(1) Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.(2) Objek Pajak meliputi: reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya; reklame kain, banner; reklame melekat, stiker; reklame selebaran; reklame berjalan, termasuk pada kendaraan; reklame udara; reklame apung; reklame suara; reklame film/slide; dan reklame peragaan.(3) Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame adalah: penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya; label / merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya; nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut; reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, atau Pemerintah Kabupaten; reklame yang diselenggarakan dalam rangka pemilihan Bupati / kegiatan Partai Politik dan kegiatan yang bersifat amal.PemotonganTarip Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen)Dasar Pengenaan Pajak(1) Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame.(2) Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan nilai kontrak Reklame.(3) Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri, Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan memperhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame.(4) Dalam hal Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui dan/atau dianggap tidak wajar, Nilai Sewa Reklame ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (3).(5) Cara penghitungan nilai sewa reklame adalah:NSR = HSJOP x L x J x ILSHSJOP = Harga Satuan Jenis Obyek PajakL = Luas Fisik Obyek PajakJ = Jumlah satuan Obyek PajakILS = Indeks Lokasi Strategis(6) Hasil Penghitungan Nilai Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.Saat Terhutang PajakPajak Reklame yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat penyelenggaraan reklame atau sejak diterbitkan SKPD.

Tempat Terhutang PajakPajak Reklame yang terutang dipungut di wilayah Kabupaten tempatreklame tersebut diselenggarakan.Contoh

Pajak daerahPengertianSubjek PajakObjek pajakPemotonganDasar Pengenaan PajakTaripSaat Terhutang PajakTempat Terhutang PajakContoh