ringkasan materi pai kelas 7 bab 4 tawadhu, taat, qanaah dan sabar
DESCRIPTION
Materi ini disusun untuk memudahkan siswa dalam memahami materi Tawadhu, Taat, Qana'ah dan SabarTRANSCRIPT
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
RINGKASAN MATERI PAI KELAS VII
BAB 4 TAWADHU, TAAT, QANA’AH DAN SABAR
1. Secara bahasa tawadhu adalah rendah hati. Sedangkan tawadhu menurut istilah terbagi atas beberapa
definisi yang antara lain:
a. Al – Jaza’iri mengatakan bahwa tawadhu adalah sikap tunduk karena sadar bahwa semua manusia berasal
dari unsur yang sama, yaitu tanah. Yang mana tidak ada yang dapat dibanggakan dari penciptaan sebuah
tanah.
b. Ibnu Hajar mengatakan bahwa tawadhu adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin
mengagungkannya.
c. Al Hasan Al Bashri mengatakan tawadhu itu, “seseorang yan keluar dari rumahnya, maka ia tidak bertemu
seorang Muslim, kecuali mengira bahwa ditemui itu lebih baik darinya.”
d. Fudha’il bin Iyadh mengatakan bahwa tawadhu adalah “anda tunduk dan patuh kepada kebenaran dan
menerimanya dari siapa pun yang mengucapkannya.”
e. Ibnul Qayim Al Jauziyah mengatakan bahwa tawadhu adalah mengakui kekuasaan Allah dengan
merendahkan diri, tunduk dan patuh kepadaNya serta menghambakan diri kepadaNya.
Catatan: Didalam pengaplikasian sikap tawadhu bedakan antara merendahkan hati dan merendahkan diri.
Merendahkan hati lebih ditujukan kepada dihadapan manusia dengan tidak melebihkan sikap merendahkan
diri. Sedangkan merendahkan diri yang tepat adalah memposisikan diri dihadapan Allah Subhanallahu wa
ta’alaa bukan dihadapan manusia.
2. Ada beberapa cara untuk mengukur ke-tawadhuan seseorang, antaranya:1
a. Hendaknya ia berdiskusi dengan orang lain dalam suatu masalah.
b. Hendaklah berkumpul bersama teman – teman sebaya dalam berbagai pertemuan, lalu mendahulukan
mereka atas dirinya, tidak menonjolkan diri ditengah – tengah mereka, dan berjalan dibelakang atau
ditengah, bukan didepan.
c. Hendaklah memenuhi undangan orang miskin atau yang lebih rendah statusnya dari dirinya.
d. Hendaklah membawa barang – barangnya atau barang – barang yang dibutuhkan keluarganya sendiri,
tanpa dibawakan orang lain.
e. Hendaklah memakai pakaian yang sangat sederhana.
3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh sifat tawadhu, antara lain:
a. Mengenal Allah
Orang yang mengenal Allah dengan sebenar – benarnya pengenalan akan menyadari bahwa Allah-lah Dzat
Yang Maha Kuasa, Maha Kaya dan Maha Perkasa yang tidak membutuhkan apapun dari makhlukNya.
b. Mengenal Diri Sendiri
Tidaklah pantas manusia menyombongkan dirinya sedang dia diciptakan dari nutfah yang hina yang selalu
dibasuh jika terkena pakaian atau badan. Kemudian manusia lahir kedunia dalam keadaan tanpa daya dan
tidak mengetahui sesuatu apapun.
78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl : 78)
c. Mengenal Aib Diri
Seseorang dapat terjebak kepada kesombongan bila ia tidak menyadari kekurangan dan aib yang ada
pada dirinya. Boleh jadi seseorang mengira bahwa dirinya telah banyak melakukan kebaikan padahal ia
justru melakukan kerusakan dan kezhaliman.
d. Merenungkan Nikmat Allah Subhanallahu wa ta’alaa
1 Lihat penjelasan Sa’id Hawwa dalam Al Mustakhlash fi Tazkiyatun Nafs.
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
Pada hakikatnya, seluruh nikmat yang dianugerahkan Allah kepada hambaNya adalah ujian untuk
mengetahui siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur. Namun banyak diantara manusia yang tidak
menyadarinya, sehingga muncullah sifat membanggakan diri dan menyombongkan diri.
4. Tawadhu mempunyai banyak keutamaan, antara lain:
a. Sebab mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat.
إال عزا وما ت واضع أحد للو إال رف عو اللو ما ن قصت صدقة من مال وما زاد اللو عبدا بعفو “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan
akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah
melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588)
b. Sebab adil, disayangi, dicintai di tengah-tengah manusia.
أوحى إلى أن ت واضعوا حتى ال ي فخر أحد على أحد وال ي بغى أحد على أحد وإن اللو “Dan sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku untuk memiliki sifat tawadhu. Maka janganlah seseorang
menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain. (H.R. Muslim no. 2865)
5. Mencontoh / meneladani sifat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallamL
a. Nabi memberikan salam kepada anak kecil
أن النبي صلى اهلل عليو و سلم كان يزور األنصار ويسلم على صبيانهم ويمسح رؤوسهم“Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkunjung ke orang-orang Anshor. Lantas beliau memberi salam
kepada anak kecil mereka dan mengusap kepala mereka.” (HR. Ibnu Hibban)
b. Membantu keluarga dan mempunya sifat yang mandiri
صنع رسول للا عن عروة قال قلت ء كان ن أي ش ا أم المؤمن صلى للا عله وسلم إذا كان عندك؟ لعائشة
رفع دلوه “قالت: ط ثوبه و خ خصف نعله و فعل أحدكم ف مهنة أهله ما ”
Urwah bertanya kepada ‘Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah
seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di
ember.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
لة لة خرج إلى الص كون ف مهنة أهله تعن خدمة أهله فإذا حضرت الص كان
“Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakan
shalat.” (HR. Bukhari)
6. Ancaman Allah terhadap orang yang sombong dan tidak tawadhu:
a. Allah melarang seorang hamba untuk berjalan dimuka bumi dengan sombong
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri. (Q.S. Luqman : 18)
b. Allah tidak menyukai orang yang sombong
23. tidak diragukan lagi bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka
lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (Q.S. An-Nahl : 23)
c. Orang yang sombong akan masuk kedalam Neraka
76. (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya.
Maka Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong ". (Q.S. Al-Mu’min : 76)
d. Orang yang sombong akan dihinakan Allah menjadi kera
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
166. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan
kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina2. (Q.S. Al-‘Araf : 166)
e. Allah tidak melihat seorang hamba yang gemar memanjangkan pakaiannya
أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال ال ي نظر اللو إلى من جر ث وبو خيلء عن ابن عمر Hadis riwayat Ibnu Umar رضي هللا عنه : ia berkata:Bahwa Rasulullah صلی هللا عليه وسلم bersabda: Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan pakaiannya dengan sombong. (H.R. Muslim: 3887)
f. Ahli Neraka adalah orang yang bengis, kejam dan sombong
صلى اللو عليو وسلم كل أنو سمع النبي صلى اللو عليو وسلم قال أال أخبركم بأىل الجنة قالوا ب لى قال اظ مستكبر ضعيف متضعف لو أقسم على اللو ألب ره ثم قال أال أخبركم بأىل النار قالوا ب لى قال كل عتل جو
Hadis riwayat Haritsah bin Wahab رضي هللا عنه : ia berkata:Bahwa ia mendengar Nabi صلی هللا عليه وسلم bersabda: Maukah kalian aku beritahu tentang ahli surga? Para sahabat berkata: Mau. Rasulullah صلی هللا عليه وسلمbersabda: Yaitu setiap orang yang lemah dan melemahkan diri, seandainya ia bersumpah demi Allah, pasti akan dilaksanakan. Kemudian beliau bertanya lagi: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang ahli neraka? Mereka menjawab: Mau. Beliau bersabda: Yaitu setiap orang yang kejam, bengis dan sombong. (H.R. Muslim : 5092)
Wallahu ‘Alam
1. Taat secara bahasa artinya senantiasa tunduk dan patuh. Secara istilah taat adalah tunduk dan patuh, baik
terhadap perintah Allah Swt, Rasul-Nya, maupun ulil amri (pemimpin).
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu
berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(Q.S. An-Nisa : 59)
2. Berdasarkan ayat diatas, maka taat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Taat Kepada Allah
Taat kepada Allah Swt berarti bahwa setiap mukmin harus melaksanakan segala perintah-Nya
sebagaimana yang terdapat didalam Al qur-an dan menjauhi larangan-Nya. Karena apapun yang
diperintahkan Allah Swt itu mengandung maslahat (kebaikan) dan apa yang dilarang oleh-Nya
mengandung mudarat (keburukan).
32. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang kafir". (Q.S. Al-Imran :32)
52. dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka
mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan3. (Q.S. An-Nuur : 52)
2 Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat
dan peringatan. Pendapat jumhur mufassir ialah mereka betul-betul beubah menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak Makan dan minum, dan hidup tidak lebih
dari tiga hari. 3 Yang dimaksud dengan takut kepada Allah ialah takut kepada Allah disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan yang dimaksud dengan takwa ialah
memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi.
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
17. tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut
berperang). dan Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang
pedih. (Q.S. Al-Fath : 17)
Dari Abu Hurairah رضي هللا عنه pula, katanya: "Rasulullah صلی هللا عليه وسلم bersabda: "Ada tujuh macam orang yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tiada naungan melainkan naunganNya sendiri - yakni hari kiamat, yaitu imam - kepala atau pemimpin - yang adil. Pemuda yang tumbuh -sejak kecilnya - dalam beribadat kepada Allah, orang yang hatinya tergantung - sangat memperhatikan -kepada masjid-masjid dua orang yang saling cinta- mencintai karena Allah, keduanya berkumpul atas keadaan sedemikian itu dan keduanya berpisah atas keadaan sedemikian itu pula, orang lelaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan berparas cantik, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allah," - demikian pula sebaliknya, yaitu wanita yang diajak lelaki lalu bersikap seperti di atas, juga orang yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu disembunyikan sedekahnya itu sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang dinafkahkan oleh tangan kanannya dan orang yang mengingat pada Allah di waktu keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya." (Muttafaq 'alaih)
b. Taat Kepada Rasul
Taat kepada Rasul-Nya berarti setiap mukmin harus melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam
hadist Nabi Muhammad Saw. Sebagai rasul Allah Swt, beliau mempunyai tugas menyampaikan amanah
kepada umat-Nya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang taat kepada Allah Swt juga harus taat kepada
Rasul-Nya (Nabi Muhammad saw).
12. dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami
hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Q.S. At-Taghaabun : 12)
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya. (Q.S. An-Nisa : 136)
92. dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka
ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Q.S.
Al-Maidah : 92)
ي قول : ما ن هيتكم ي ىري رة عبد الرحمن بن صخر رضي اهلل عنو قال : سمعت رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم عن أب لكم كث رة مسائلهم واختلف هم على عنو فاجتنب وه، وما أمرتكم بو فأتوا منو ما استطعتم، فإنما أىلك الذين من ق ب
أنبيائهم
Dari Abu Hurairah, 'Abdurrahman bin Shakhr"Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)" (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah رضي هللا عنه bahwasanya Rasulullah صلی هللا عليه وسلم bersabda:
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
"Semua ummatku itu dapat memasuki syurga, melainkan orang yang enggan - tidak suka." Beliau ditanya: "Siapakah orang yang enggan itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia dapat memasuki syurga dan barangsiapa yang bermaksiat padaku - menyalahi ajaranku, maka dialah orang yang benar-benar enggan." (H.R. Bukhari)
c. Taat Kepada Ulil Amri
Taat kepada ulil amri berarti setiap mukmin harus taat kepada peraturan-peraturan pemimpinnya selama
tidak menyimpang dari ajaran islam . Bahkan tidak hanya terhadap pemimpin, tetapi juga orang-orang
mempunyai yang kuasa atau kedudukan lebih tinggi, seperti anak kepada orang tua, murid kepada guru,
istri kepada suami, dan masyarakat kepada pemimpin setempat.
Dari Abu Hurairah رضي هللا عنه, katanya; "Rasulullah صلی هللا عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat pula kepada Allah dan barangsiapa yang mentaati amir - pemegang pemerintahan, maka ia benar-benar mentaati saya dan barangsiapa yang bermaksiat kepada amir, maka ia benar-benar bermaksiat kepadaku." (Muttafaq 'alaih)
مع والطاعة فيما أح مر بمعصية فإن عن النبي صلى اللو عليو وسلم أنو قال على المرء المسلم الس ب وكره إال أن ي أمر بمعصية فل سمع وال طاعة
Hadis riwayat Ibnu Umar هللا عنهرضي : ia berkata: Dari Nabi صلی هللا عليه وسلم beliau bersabda: Kewajiban seorang muslim adalah mendengar dan taat dalam melakukan perintah yang disukai atau pun tidak disukai, kecuali bila diperintahkan melakukan maksiat. Bila dia diperintah melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk mendengar serta taat. (H.R. Muslim)
Wallahu ‘alam
1. Menurut bahasa qana’ah berarti merasa cukup, sedangkan menurut istilah qana’ah berarti merasa cukup dan
menerima atas apa yang telah diberikan Allah swt kepada kita, sehingga mampu menjauhkan diri dari sikap
tamak, dan sikap tidak puas yang berlebihan.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لح من أسلم ورزق كفافا وق ن عو اللو بما آتاه قد أف “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Allah
menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya.” (HR.
Muslim : 1054)
2. Sifat qana’ah mempunyai banyak keutamaan, yang antara lain:
a. Orang yang qana’ah berarti ridho4 dengan pemberian Allah Subhanallahu wa ta’alaa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Allah
menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya.”
(HR. Muslim : 34)
b. Orang yang qana’ah akan mendapatkan kekayaan yang sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya kemewahan dunia (harta), akan tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah
kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati). (HR. Muttafaqun ‘alaih)
c. Orang yang qana’ah adalah orang yang bersyukur
Nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah,
“Wahai Abu Hurairah, jadilah orang yang wara‟ niscaya dirimu akan menjadi hamba yang paling taat. Jadilah orang yang
qana‟ah, niscaya dirimu akan menjadi hamba yang paling bersyukur” [HR. Ibnu Majah: 4217].
Wallahu ‘Alam
4 Arti “ridha kepada Allah sebagai Rabb” adalah ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang
diberikan dan yang tidak diberikan-Nya.
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
1. Sabar secara menurut bahasa adalah menahan diri sedangkan menurut istilah sabar adalah upaya menahan
diri dari tindakan meratapi atau panik dalam musibah atau malapetaka. Dan termasuk dalam sabar di
antaranya menahan lisan dari perkataan yang menunjukkan keluh kesah dengan malapetaka itu. Serta
menahan anggota badan dari tindakan menampar muka atau merobek baju dan berbagai tindakan meratapi
musibah. 5 Sedangkan menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar
adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat
kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah.”6
2. Sabar dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
b. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
c. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan
dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain.
3. Keutamaan orang yang sabar, antara lain:
a. Allah senantiasa bersama orang – orang yang sabar
153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu7, Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah : 153)
b. Orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang sangat besar
11. kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh
ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Huud : 11)
c. Orang yang sabar selalu dicukupkan oleh Allah
ره اللو وما أعطي أ غن ي غنو اللو ومن يصبر يصب عفف يعفو اللو ومن يست ر وأوسع من الصبر ومن يست حد من عطاء خي Barang siapa menjaga kehormatan diri, maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya. Barang siapa yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Barang siapa yang bersabar, maka Allah akan membuatnya sabar. Seseorang tidak diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran. (HR. Muslim : 1745)
d. Sabar adalah akhlak para Nabi dan para Ulama
146. dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. 147. tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami8 dan tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir". 148. karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia9 dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Al-Imran : 146 – 148)
e. Sabar adalah akhlak kaum mukminin di Surga
5 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalamIdatus Shabirin halaman 2. 6 (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24) 7 Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. 8 Yaitu melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah s.w.t.
9 Pahala dunia dapat berupa kemenangan-kemenangan, memperoleh harta rampasan, pujian-pujian dan lain-lain.
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
17. dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. 18. mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. (Q.S. Al-Balad : 17 – 18)
f. Orang yang sabar akan dicintai oleh Allah
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah وسلم عليه هللا صلی bersabda kepada Asyaj Abdul Qais: "Sesungguhnya dalam dirimu itu ada dua macam perkara yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan perlahan-lahan - dalam tindakan." (HR. Muslim : 629)
g. Orang yang sabar adalah orang yang beruntung
1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr : 1 – 3)
h. Sikap sabar akan menghapus dosa orang sedang ditimpa musibah
"Rasulullah وسلم عليه هللا صلی bersabda,
"Tidaklah seorang Muslim ditimpa satu penyakit atau satu musibah atau satu keresahan atau satu kesedihan atau satu
gangguan atau satu kegalauan, sampaipun duri menusuk tubuhnya kecuali AllahSubhanahu wa Ta`ala akan
menggugurkan penyakit daripadanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu ‘Alam
---------------------------------------------
CATATAN: MATERI INI BERISI FIRMAN – FIRMAN ALLAH SUBHANALLAH WA TA’ALAA!!!
JANGAN SAMPAI TERCECER ATAU TERHINAKAN DENGAN MENARUHNYA DISEMBARANG TEMPAT
YANG KOTOR ATAU RENDAH !!!