ringkasan - manajemen islam | by khoril arief  · web viewperingatan-peringatan disampaikan dengan...

30

Click here to load reader

Upload: vudat

Post on 31-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Penurunan Kerukunan Keluarga Dicegah DenganPeran Suami Sebagai Pemimpin Yang Baik

Modul 4Untuk Meningkatkan

Ketahanan dan Kehati-hatian Keluarga

Untuk Para Calon Suami Atau Suami di Perkotaan

OlehKhoiril Arief Saleh

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411Penurunan Kerukunan Keluarga Dicegah Dengan

Peran Suami Sebagai Pemimpin Yang BaikOleh : Khoiril Arief Saleh

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Page 2: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Telah disimpulkan dalam beberapa diskusi dan penelitian bahwa kunci kerukunan suatu keluarga adalah diperapkannya kewajiban istri terhadap suaminya secara benar dan kewajiban suami terhadap istri secara benar pula. Salah satu pilar kewajiban suami terhadap istri adalah sebagai pemimpin keluarga. Dalam tulisan ini dijelasan kewajiban suami terhadap istri secara rinci dan diterangkan pula beberapa hal yang sering diabaikan suami dalam melaksanakan kewajiban tersebut. Pada bagian terakhir tulisan ini dijelaskan beberapa cara agar suami dapat menjalankan kewajiban terhadap istrinya secara baik dan mudah.

1. Kewajiban Suami Terhadap Istri.Berbeda dengan istri, suami tidak hanya bertanggung jawab atas dirinya tetapi bertanggung jawab atas perbuatan istrinya juga. Pada hari pertanggung jawaban nanti, suami akan dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinan pada istrinya. Suami dimintai pertanggung-jawaban atas perbuatan istrinya sebagai hasil kepemimpinannya. Hal tersebut merupakan tugas besar yang dibebankan Allah pada suami. Sehubungan dengan tanggung jawab tersebut Allah memberikan hak-hak istimewa pada para suami atas istrinya, antara lain:1. Istri harus taat, patuh pada suami.2. Istri harus melayani sebaik-baiknya pada suami. 3. Istri tidak boleh bepergian dan puasa tanpa seizin suami.

Untuk melaksanakan kewajibannya, pada kondisi ekstrim suami diperbolehkan “memukul” istri dengan cara yang tidak menyakitkan dan untuk mendidik istri. Sangat jauh perbedaan tanggung jawab dihadapan Allah, antara suami dan istri. Karena besarnya tanggung jawab tersebut, seandainya masih dapat memilih ketika akan dilahirkan, mungkin banyak laki-laki memilih sebagai perempuan.Tanggung jawab besar tersebut terlihat dalam kewajiban-kewajiban yang dibebankan suami pada istri, yaitu:1. Memberi nafkah lahir dan batin.2. Mendidik dan memimpin.3. Menggauli dengan baik.4. Tidak boleh membuka rahasia istri.5. Tidak boleh menyakiti istri.6. Suami yang paling baik adalah dia yang paling baik kepada istrinya.Ketentuan terakhir (point 6) merupakan batasan sejauh mana suami harus menjalankan kewajibannya pada istrinya. Penjelasan lengkap tiap-tiap point kewajiban suami pada istrinya diuraikan pada beberapa sub-bagian berikut.

1.1. Memberi Nafkah Lahir Batin.Bukanlah hal yang aneh, bila suami berkewajiban memberi nafkah lahir batin kepada istrinya. Baik manual manusia (Al-Quran dan hadis) maupun budaya di Indonesia, kedua-duanya mewajibkan hal tersebut. Al-Quran menjelaskan aturan pada suami agar memberi nafkah lahir batin kepada istri melalui ayat-ayat berikut:1. "Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah

tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (QS. 2:223).

2. "..........dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf" (QS. 2:233).

2

Page 3: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

3. "Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka itu nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya". (QS. 65:6)

4. "Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan". (QS. 65:7)

5. ".........dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian harta mereka (QS. 4:34).

Agar dapat memberi nafkah pada istri, suami harus bekerja mencari uang dimana saja dengan cara yang halal. Dalam manual manusia diatur bahwa meskipun Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya tetapi diwajibkan berusaha semaksimal mungkin. Usaha maksimal yang halal seorang suami dalam mencari nafkah kadang-kadang tidak dipahami oleh suami itu sendiri.

Banyak aturan-aturan dalam manual manusia berusaha mendorong usaha maksimal tersebut tetapi banyak pula aturan-aturan "mengeremnya" agar dalam mencari dan membelanjakan uangnya benar-benar pada jalan yang tepat. Pada kondisi sekarang ini di Indonesia rata-rata para suami belum melakukan usaha halal maksimal. Pada kondisi masyarakat seperti itu, diharapkan suami banyak-banyak mempelajari dan membaca aturan-aturan manual manusia yang bersifat "mendorong", bukan bersifat "mengerem". Dengan dipahaminya aturan-aturan pendorong tersebut, semangat suami akan terus "terpompa", bukan "digembosi" dalam mencari nafkah halal.

Contoh-contoh dan aturan-aturan pendorong semangat tersebut antara lain: Nabi Sulaiman mencontohkan suatu figur yang kaya raya. Semua suami diperbolehkan

mencapai kekayaan yang besar dengan cara yang halal. Manual manusia (Al-Quran dan hadis) mengatakan bahwa manusia diperingatkan agar takut

dan khawatir kalau nanti akan memberi keturunan yang kualitasnya lebih rendah darinya. Untuk melaksanakannya harus disertai kerja keras.

Sebuah slogan (pepatah) yang direstui Rasullulah berbunyi sebagai berikut : "Carilah harta seakan-akan kamu hidup terus dan beribadahlah seakan-akan besok hari kamu akan mati".

Masih banyak lagi aturan-aturan pendorong semangat lainnya. Dalam tulisan ini sengaja tidak disajikan aturan-aturan "pengeremnya" karena masyarakat Indonesia pada umumnya belum perlu direm saat ini.

1.2. Mendidik Dan MemimpinSuami berkewajiban memimpin dan mendidik istrinya, hal tersebut jelas-jelas ditulis dalam Al-Quran surat 4:34 dan 26:214-215. Arti ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut:1. "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan

sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah

3

Page 4: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar" (QS. 4:34).

2. "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat"(QS. 26:214). disambung dengan "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman" (QS. 26:215).

Dalam melaksanakan kewajiban tersebut suami harus mengikuti aturan-aturan yang ada dalam manual manusia secara benar dan lengkap.

Penulis telah melakukan beberapa penelitian dan menyimpulkan bahwa teknik memimpin dengan cara "batak", "jawa", "demokrasi" ataupun "jahiliyah" tidak membuahkan hasil yang maksimal. Contoh-contoh kekurang-berhasilan cara-cara tersebut dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh berikut diharapkan dapat memperjelas pemahaman dan penghayatan kelemahan-kelemahan memimpin dan mendidik yang biasa dilakukan di Indonesia.

Contoh pertama.Penulis pernah mencoba menerapkan model kepemimpinan "jawa, bukan keraton" beberapa tahun. Hubungan pemimpin dan yang dipimpin dilakukan dengan sangat erat. Hampir semua aspirasi bawahan dapat ditampung secara lengkap. Dibiasakan dalam menyampaikan instruksi dan teguran dilakukan dengan sangat halus. Peringatan-peringatan disampaikan dengan teknik yang sangat halus dan samar-samar dengan mengasumsikan bahwa bawahan mempunyai perasaan yang halus. Dalam kondisi yang telah terbiasa seperti itu, penulis membuat beberapa percobaan dan memantau beberapa kejadian sehari-hari, antara lain: Dilingkungan kerja, perintah dilakukan dengan sangat halus agar menyentuh hati bawahan.

Pada jam kerja bawahan sedang membaca majalah, penulis sebagai atasan akan memerintah suatu pekerjaan. Penulis menunggu disamping bawahan tersebut sampai selesai membaca majalah, diberikan pekerjaan tersebut tepat setelah membaca majalah selesai. Apa jawaban bawahan tersebut...................."wah nggak suka rupanya lihat orang senang".

Dilingkungan keluarga, seorang istri yang tidak professional dalam mengemudikan mobil tidak akan memberikan komentar apapun bila mobil yang dinaikinya dikemudikan oleh orang lain. Giliran suami sebagai sopir, meskipun terbukti professional dalam mengemudikan mobil, kadang-kadang istri tersebut banyak memberi instruksi, "awas disalip, ganti persnelleng, lampu tanda belok hidupkan, jangan ngebut, salip, awas lampu merah dan lain-lain".

Dilingkungan keluarga, kadang-kadang seorang istri mempunyai pakaian, tas, sepatu, jam-tangan, kaca-mata dsb. dengan jumlah berlebihan. Tidak tiap hari istri menggunakan fasilitas tersebut dan bahkan mungkin hanya digunakan dua atau tiga kali saja selama jenis fasilitas tersebut dimilikinya. Dilain pihak suami yang tiap hari menggunakan fasilitas sejenis, hanya memiliki dengan jumlah yang pas-passan, mungkin kurang. Dengan kondisi seperti itu istri masih berkata : “saya kurang………saya ingin……dsb.”. Kadang-kadang istri tidak bisa mengatur prioritas sesuai aturan suami.

Contoh keduaPenulis mencoba menerapkan sistem kepemimpinan model "Batak". Instruksi dilakukan secara keras, lugas, tanpa basa-basi baik dalam suasana kerja maupun dalam keluarga. Sehubungan dengan sebagian besar bawahan penulis telah kental dengan budaya Jawa dan Sunda yang terkenal halus, maka instruksi-instruksipun tidak berjalan efektif, banyak komplin, alur

4

Page 5: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

keterbukaan bawahan menghilang, timbul ketegangan dan lain sebagainya. Dilingkungan keluarga berdampak negatif lebih besar, istri ngambek, banyak komplin, banyak tidak puas dan lain sebagainya.

Contoh ketigaKepemimpinan dilakukan dengan model "Jahiliah". Dibiarkan apa maunya bawahan dan istri. Hasilnya lebih parah lagi. Tidak lagi ada tujuan yang terarah. Semua bekerja dan berkreasi sesuai dengan kehendak masing-masing. Organisasi dalam kerja ataupun keluarga tambah runyam.

Masih banyak contoh-contoh belum sempat ditulis. Ketiga contoh tersebut memberikan informasi bahwa teknik-teknik yang digunakan sipemimpin kurang efektif, sebagai akibat ketidak efektifan tersebut timbullah hal-hal kurang pada tempatnya.

Penulis menyimpulkan bahwa kegagalan-kegagalan sistem pertama disebabkan kurang adanya kejelasan status antara pemimpin dengan yang dipimpin, status suami dan istri. Tanpa ada kejelasan status, pemimpin sudah menurunkan sendiri derajatnya, sama dengan bawahannya. Penerangan mengenai apa yang harus dilakukan bawahan relatif kurang. Sistem kedua memang tidak cocok diterapkan pada bawahan yang berperasaan halus seperti perempuan-perempuan dan istri. Unsur diktator memang sedikit mewarnai sistem tersebut. Sistem ketiga merupakan sistem yang paling tidak berhasil. Sistem ketiga membawa kehancuran organisasi kerja maupun keluarga.

Dari hasil kajian contoh-contoh tersebut di atas timbul pertanyaan: "Adakah suatu sistem atau teknik memimpin yang benar-benar tepat, baik, mudah dan mendekati sempurna efisiensinya?". Penulis kagum dengan Rasulullah yang sangat sukses memimpin dan mendidik keluarga, masyarakat, umat hingga berjumlah ratusan juta. Apa rahasianya?. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mengkaji teknik Rasullulah memimpin dan mendidik istri, keluarga, masyarakat dan umatnya. Hasil kajian tersebut mengungkapkan kunci keberhasilan Rasulullah. Kunci tersebut dijelaskan dalam uraian berikut.

Meskipun tidak secara nyata cara-cara memimpin dan mendidik Rasulullah ditulis dalam sebuah peraturan tetapi langkah sehari-hari Rasullulah dapat dipelajari dan disimpulkan menjadi suatu rangkaian aturan yang sangat urut dan bertahap.

Penerapan rangkaian aturan Rasulullah dalam mendidik dan memimpin istri, mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:1. Menjelaskan status dan hubungan suami-istri dengan lengkap dan benar.2. Memberi contoh amalan-amalan baik dan memberi contoh meniggalkan amalan-amalan

buruk.3. Menjelaskan amalan-amalan baik dan buruk. Mengajak melakukan amalan-amalan baik dan

menjauhi amalan-amalan buruk secara terus menerus.4. Memberi semangat dalam meningkatkan kualitas ilmu dan keterampilan.5. Dengan sengaja menurunkan derajat diri sendiri dalam usahanya mendidik dan memimpin.6. Meluruskan kesalahan istri dan bila amat sangat perlu harus berani memarahi istri yang

melakukan kesalahan dari aturan Allah. Dengan sendirinya hal itu dilakukan dengan cara yang bijaksana.

7. Tahapan-tahapan tersebut di atas dilakukan secara urut, tidak boleh dibalik-balik.

Telah dibuktikan Rasullulah dalam kehidupan sehari-hari bahwa teknik memimpin dan mendidik sesuai tahapan di atas, sangat efektif. Masing-masing tahap dijelaskan dalam uraian berikut.

5

Page 6: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

1.2.1. Menjelaskan Hubungan Suami-Istri.

Maksud dari "menjelaskan hubungan suami-istri" adalah menjelaskan status suami di dalam keluarga dan status istri dalam keluarga. Harus dijelaskan pula kewajiban dan hak istri terhadap suami serta kewajiban dan hak suami terhadap istri. Selain itu, harus diterangkan pula kewajiban dan hak bersama suami-istri serta sunat yang dianjurkan untuk dilakukan suami-istri.

Sebagai pemimpin, suami harus dapat menjelaskan kepada istrinya mengenai hal-hal tersebut di atas dengan cara yang sangat bijaksana. Penjelasan tersebut mutlak dilakukan, tidak perlu malu-malu dan ragu-ragu dalam menjelaskannya. Dalam tindakan sehari-hari, suami harus bertindak sebagai suami sedang istri harus bertindak sebagai istri. Fungsi tersebut tidak boleh dibalik-balik.

Teknik tersebut dicontohkan dalam manual manusia secara jelas. Meskipun nabi Muhammad bersifat rendah hati, tidak mau menonjolkan diri tetapi Allah menentukan lain, pertama kali orang masuk Islam harus membaca Sahadat,"aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah". Mengapa setiap orang Islam harus mengatakan dan meyakini hal tersebut. Inilah manual manusia. Langkah pertama menjelaskan status Rasulullah. Rasul adalah Rasul dan umat adalah umat, tidak boleh dibalik-balik. Rasul memberi petunjuk, umat mengikutinya.

Kejelasan tersebut penting sekali dalam kehidupan oganisasi keluarga sehingga tidak terjadi kerancuan tanggung jawab dan hak masing-masing anggautanya.

Untuk menjelaskan hal tersebut diatas diperlukan teknik komunikasi yang baik agar tidak terjadi salah pengertian. Dimensi komunikasi benar-benar sangat berperan dalam menjalankan kewajiban ini.

1.2.2. Memberi Contoh.

Manual manusia menunjukkan bahwa Rasulullah selalu memberi contoh terlebih dahulu kemudian mengajak atau memerintahkan. Minimal kedua-duanya dilakukan bersama-sama. Hal tersebut tercermin dalam tata cara shalat berjamaah; seorang imam tidak boleh mengeluarkan suara sebagai tanda perintah, sebelum menggerakkan badannya sendiri. Minimal suara sebagai tanda perintah diucapkan bersamaan dengan gerakan shalatnya.

Aturan tersebut mengharuskan para suami tidak hanya sekedar menunjukkan amalan-amalan baik dan melarang melakukan amalan-amalan buruk tetapi harus memberi contoh melakukan amalan-amalan baik dan menjauhi amalan-amalan buruk.

Untuk melaksanakan kewajiban ini diperlukan kekuatan sikap diri berupa ketawakalan dan kesabaran. Suami harus konsisten dalam memberikan contoh suatu amal baik dan menjauhi amal jelek. Suami tidak boleh pupus asa dalam memberi contoh kepada istrinya.

1.2.3. Menjelaskan Amalan Baik Dan Buruk Secara Terus Menerus.

Setelah memberi contoh, suami harus dapat menjelaskan amalan-amalan baik dan amalan-amalan buruk. Tentu saja, agar dapat menjelaskan semuanya terlebih dahulu harus mengetahui dan mempelajari dengan benar hal-hal yang akan dijelaskannya. Penjelasan tersebut harus dilakukan secara benar dan bijaksana. Teknik komunikasi yang benar sangat diperlukan untuk melaksanakan kewajiban ini.

6

Page 7: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Suami harus ulet, tidak bosan dan tidak cepat putus asa mengulang-ulang penjelasan-penjelasan tersebut dengan cara yang bijaksana pula. Pengulangan-pengulangan tersebut dicontohkan didalam manual manusia, misalnya untuk mengingat Allah dicontohkan untuk dzikir berulang-ulang. Untuk memohon ampun kepada Allah dicontohkan untuk mengucapkan "istigfar" berulang-ulang. Bila penjelasan tersebut dilakukan oleh suami kepada istrinya dengan cara yang benar dan tidak bosan diulang-ulang, niscaya istri akan selalu ingat, ingat dan ..................ingat selalu.

Pengulangan-pengulangan itu penting dilakukan karena iman seseorang tidaklah tetap, selalu bergelombang, kadang-kadang pada kondisi puncak kadang-kadang pada kondisi lembah. Pada kondisi lembah, seseorang perlu diberi pengertian ulang. Masalahnya kapan seseorang pada kondisi puncak dan kapan pada kondisi lembah, agak sulit diketahui. Untuk itu, suami harus jeli memantau tanda-tanda gelombang iman istrinya. Hanya orang terdekatlah (suami) yang mampu menangkap tanda-tanda gelombang tersebut.

1.2.4. Memberi Semangat.

Suami harus memberi dorongan dan semangat istri agar dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kemajuan keluarga dan lingkungannya. Istri dibimbing dan didorong agar dapat melakukan apa yang telah diuraikan pada bagian keenam dengan benar. Dorongan dan semangat dimaksudkan agar istri dapat meningkatkan kualitas ilmu, keterampilannya dan wawasannya. Peningkatan kualitas ilmu, pengetahuan, keterampilan dan wawasan seorang istri dengan arahan yang benar, pada gilirannya nanti akan memperingan beban suami sendiri.

Memberi semangat ini harus dilandasi dengan teknik komonikasi yang baik agar istri benar-benar berkemauan keras dan melakukan dengan senang hati.

1.2.5. Menurunkan Derajat Sendiri.

Bila aturan-aturan di atas telah dilakukan suami dengan baik, maka suami harus mengikuti aturan manual manusia berikutnya. Aturan mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin harus merendahkan diri terhadap yang dipimpinnya Al-Quran memberi petunjuk yang artinya sebagai berikut: “dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”.(QS. 26:215). Seorang suami harus merendahkan diri pada istrinya. Rasulullah memberi contoh dalam hadis yang inti ceritanya sebagai berikut: "Suatu malam Rasulullah pulang terlalu malam karena kesibukannya melakukan dakwah. Ketukan pintu Rasulullah tidak terdengar oleh istrinya yang sedang tidur. Rasulullah tidak menggunakan kekuasaannya untuk berteriak memanggil istrinya atau menggedor-gedor pintu tetapi beliau langsung tidur dihalaman, di depan pintu sampai pagi. Setelah subuh istrinya membuka pintu dan diketahui bahwa Rasulullah tidur di depan pintu. Betapa kaget, haru dan takut istri Rasulullah dan dengan buru-buru menyambut Rasulullah. Rasulullah tidak marah justru sebaliknya malah beliau merasa sangat sayang membangunkan istrinya yang sedang tidur pulas."

Demikian manual manusia memberi aturan. Bila hal tersebut dilakukan dengan benar maka kepemimpinan keluarga akan lebih berjalan lancar dan mulus. Istri tidak akan merasa diberi tugas atau diberi beban tetapi istri akan menjalankan apa saja atas kerelaannya.

Untuk melakukan hal tersebut tidaklah mudah, pelaksanaannya memerlukan kesabaran dan latihan bertahap.

7

Page 8: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

1.2.6. Meluruskan Kesalahan.

Seorang suami harus sanggup meluruskan kesalahan istri. Kesalahan istri merupakan sebagian dari tanggung jawab suami. Suami (seorang pemimpin) harus bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya, agar istri tidak melakukan kesalahan, maka suami harus berkemampuan untuk menegur, memberi tahu, menerangkan dan kalau perlu memarahi istri dengan cara yang bijaksana.

Seorang suami harus dapat menjaga semua keluarganya dari neraka. Al-Quran menjelaskan sebagai berikut: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS. 66:6)

Untuk melaksanakan tugas tersebut suami diperbolehkan memukul istri (dengan maksud mendidik, bukan menyakiti) bila istri melakukan kesalahan fatal. Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran surat An Nisaa’ ayat 34 (lihat Apendiks 1). Sebagian arti ayat tersebut adalah sebagai berikut: ".............................Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar". (QS. 4:34)

1.2.7. Urut.

Banyak aturan-aturan manual manusia menyatakan keurutan suatu tahapan kerja. Misalnya wudlu, harus dilakukan secara urut dari mulai membasuh muka hingga kaki, tidak boleh dibalik-balik. Shalat juga demikian, urut mulai dari takbir hingga salam. Demikian juga tahapan memimpin dan mendidik istri, harus dilakukan secara urut sesuai uraian di atas. Tidak boleh dibalik-balik. Rasulullah memang tidak pernah mengatakan secara nyata urutan tersebut tetapi bila dikaji segala langkah Rasulullah memimpin dan mendidik umat selalu mengikuti urutan tersebut.

Petunjuk-petunjuk di atas berlaku pada kepemimpinan yang bersifat aktif. Kepemimpinan bersifat "pasif" perlu juga dilakukan. Rasulullah juga mencontohkan kepemimpinan yang bersifat "pasif" pada umatnya yang telah mantap. Rasulullah mencontohkannya dengan sifat tawaduknya. Masalahnya sekarang, kapan kepemimpinan bersifat aktif dilakukan dan kapan kepemimpinan bersifat "pasif" dilakukan. Semuanya tergantung pada situasi dan kondisinya, sangat diperlukan suatu pengambilan keputusan yang sangat bijaksana.

Untuk mencapai suatu hasil maksimal, penerapan kedua sifat kepemimpinan tersebut harus benar-benar tepat dan tidak boleh dibalik balik penerapannya. Pembalikan penerapan sifat kepemimpinan tersebut tidak hanya mengakibatkan kekurang efektifan tetapi dapat mengakibatkan hal-hal yang bersifat negatif.

1.3. Menggauli Dengan Baik.Seorang suami wajib menggauli isterinya dengan baik. Aturan tersebut ditulis dengan jelas pada manual manusia (QS. 4:19; 2:222-223 dan 187). Arti masing-masing ayat tersebut disajikan secara berurut sebagai berikut:1. "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan

paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali

8

Page 9: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak" (QS. 4:19).

2. "Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebagian itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintakan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri" (QS. 2:222) dan disambung dengan "Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman" (QS. 2:223).

3. "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasannya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa" (QS. 2:187).

Tidak perlu diuraikan lagi apa yang dimaksud dengan "baik", biasanya keluarga modern sekarang ini telah memahaminya. Meskipun demikian, perlu diketahui pula batas bawah dari kebaikan tersebut. Manual manusia memberi batasan bahwa tidak boleh seorang suami (pemimpin) memberi beban diluar kemampuan istri (yang dipimpinnya). Hal tersebut diisyaratkan pada Al-Quran surat 2 ayat 233. Sebagian arti ayat tersebut adalah sebagai berikut : "......Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.......". Kelebihan beban tersebut dapat menurunkan tingkat kerukunan berkeluarga.

Penulis menggolongkan 2 macam beban, yaitu beban positip dan beban negatip. Beban positip artinya beban yang benar-benar terlihat nyata seperti tekanan ekonomi, tekanan mental, tekanan pekerjaan, tekanan biologis dan lain sebagainya. Biasanya beban positip ini mudah diketahui dan mudah dipantau, sedangkan beban negatip relatip sulit diketahui dan dipantau. Beban negatip merupakan beban maya yang bersifat kelebihan fasilitas, kelebihan ekonomi, kelebihan waktu dan lain sebagainya.

Tidak hanya beban positip, menyebabkan turunnya kerukunan keluarga tetapi beban negatip juga dapat menyebabkan turunnya kerukunan keluarga. Bahkan beban negatip jauh lebih membahayakan karena sifatnya yang sulit dideteksi. Banyak contoh keluarga berawal dengan kondisi sulit tetapi berjalan dengan penuh kerukunan. Perkembangan waktu memberikan berbagai macam kesuksesan hingga berkembang menjadi keluarga menengah ke atas yang berkecukupan. Cukup ekonomi, cukup waktu, cukup fasilitas dan lain sebagainya. Sehubungan dengan tidak siapnya seorang istri menghadapi kenyataan tersebut, maka secara tidak sadar merasa semua tersedia, waktu lebih, sepi dan sebagainya. Hal tersebut mungkin dapat terjadi karena seorang istri pada masa kecilnya hanya dipersiapkan untuk tahan menderita dan bukan

9

Page 10: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

dipersiapkan pada kondisi kelebihan. Menurut istilah "humor biologi", istri tersebut keluar dari habitatnya.

Hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menurunkan beban negatip atau memasukan kembali kehabitat istri semula, dapat menaikkan kerukunan keluarga. Menurunkan beban negatip tersebut dapat dilakukan antara lain dengan mengurangi atau menghilangkan semua pembantu rumah tangga, memberi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, memberi tugas-tugas yang bermanfaat dan lain sebagainya. Cara penurunan beban negatip tiap-tiap istri berbeda-beda sesuai dengan latar belakangnya masing-masing.

Ada beberapa keluarga berkasus seperti diceriterakan di atas tetapi tidak menyadari adanya beban negatip tersebut, dengan sendirinya tidak diketahui pula cara pemecahannya. Akibatnya, kerukunan keluarganya terus menurun dan belum sempat mengangkatnya kembali. Ada juga keluarga yang benar-benar tidak sanggup menaikkan kerukunan keluarganya hingga diakhiri dengan perceraian.

Dalam buku ini hanya mengkaji lebih lanjut tentang beban negatip karena telah banyak petunjuk-petunjuk berkembang di masyarakat untuk menangkal beban positip. Uraian selanjutnya menerangkan beberapa cara untuk menghindari beban negatip tersebut pada istri.

Ada beberapa cara agar dapat menggauli isteri dengan baik dan tidak memberi beban diluar kemampuannya, yaitu:1. Menggauli sesuai dengan fitrah istri.2. Menggauli dengan menyesuaikan kemampuan dasar istri.3. Menggauli dengan menyesuaikan latar belakang pendidikan istri.4. Menyalurkan kreativitas istri.

1.3.1. Menggauli Istri Sesuai Dengan Fitrahnya

Menggauli istri harus disesuaikan dengan fitrahnya yang lembut, penuh perasaan, fisiknya lemah dan lain sebagainya. Beberapa hadis menjelaskan hal tersebut antara lain:1. Apabila salah seorang di antara kamu akan menggauli istrinya janganlah dia melakukannya

seperti seekor burung yang hanya untuk sekedar diam pada suatu tempat. (ath-Thurmudi)2. Rasulullah saw. bersabda: “Seseorang diantara kamu janganlah sekali-kali menyenggamai

istri seperti seekor hewan bersenggama, tetapi hendaklah ia dahului dengan perantaraan”. Lalu ada yang bertanya: “Apakah perentaraan itu?”. Sabdanya: “Yaitu ciuman dan ucapan (romantis)” .(hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

3. Bila Rasulullah saw. menyendiri dengan istrinya, beliau merupakan orang yang sangat lembut tertawa dan senyumnya. (hadis riwayat Ibnu ‘Asyakir dari ‘Aisyah).

4. Rasulullah saw. melarang bersenggama sebelum didahului oleh permainan. (hadis riwayat Khatib, dari Jabir, menurut Drs. M. Thalib ini tergolong hadis lemah).

5. Dari Annas bahwasanya kaum Yahudi apabila seorang perempuan di antara mereka berhaidh, mereka tidak makan bersama istrinya. Maka sabda Nabi saw: "Lakukanlah segala sesuatu kecuali bersetubuh". (hadis riwayat Muslim)

6. Allah tidak mau melihat (murka) kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau perempuan dari duburnya. (hadis riwayat Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Hibban)

7. Dilaknat orang yang mencampuri istrinya diduburnya. (hadis riwayat Abu Daud dan Nasa'i)Hadis-hadis tersebut menunjukkan dengan jelas bagaimana seorang istri harus diperlakukan. Kesalahan penggunaan manual manusia akan banyak menyebabkan masalah. Seperti halnya

10

Page 11: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

mesin, bila penggunaannya tidak sesuai manual yang dikeluarkan pabriknya, akan mengakibatkan cepat rusaknya mesin tersebut.

1.3.2. Menyesuaikan Kemampuan Dasar Istri.

Suami harus mempelajari latar belakang istri; baik budaya istri, kebiasaan masa kecil istri, gaya perilaku istri dan lain sebagainya. Kehidupan sehari-hari tidak bisa diubah dengan cara mendadak. Perubahan ekstrim dapat menimbulkan rasa beban yang cukup besar.

Banyak istri mempunyai latar belakang budaya bertahan yang kuat, misalnya tahan susah, kuat bekerja, ulet dan lain sebagainya. Istri-istri tersebut akan sangat kaget dan menderita bila dirubah suasana kehidupan sehari-harinya menjadi serba kecukupan (mendapat beban negatip). Bila hal tersebut berlangsung terus menerus, secara tidak sadar tiba-tiba istri dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain sebagai konpensasi dari rasa menderitanya tersebut. Tidak menutup kemungkinan kegiatan lain tersebut berupa kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan aturan manual manusia, misalnya menjalin pergaulan erat dengan istri-istri senasib untuk berkolosi menentang suami, menghamburkan uang seenaknya, mencari pria idaman lain (PIL). Biasanya, hal itu mula-mula dilakukan dengan perasaan takut ragu-ragu atau malu, lama-lama hilang rasa takut ragu-ragu ataupun malunya, dan akhirnya berkembang menjadi suatu kebiasaan atau kebutuhan yang harus dipenuhinya. Pada kondisi yang telah manjadi suatu kebiasaan atau kebutuhan, persepsi tentang tatanilai istri telah berubah dan sulit untuk dikembalikan. Pada saat itulah kondisi kerukunan keluarga benar-benar pada titik yang sangat rendah.

Penulis memantau terjadinya penurunan kerukunan keluarga dengan parameter yang telah disebutkan pada bagian kedua, sebagai akibat beban negatip seorang istri. Seorang istri dengan latar belakang budaya bertahan yang kuat dan tanpa adanya persiapan kelebihan fasilitas, akan mengalami beban negatip pada saat diberi fasilitas berlebih. Banyaknya pembantu rumah tangga, banyaknya waktu kosong, banyaknya fasilitas fisik menyebabkan beban negatip terhadap istri tersebut. Hal tersebut menyebabkan menurunnya kerukunan rumah tangga dengan parameter sesuai penjelasan bagian kedua. Penulis menemukan beberapa keluarga yang bermula dengan rukun pada saat sama-sama masih sekolah (sama-sama saat menderita) tetapi berubah menurun drastis kerukunannya setelah hidupnya berkecukupan.

Penulis memantau meningkatnya kerukunan keluarga secara berangsur-angsur dengan mengurangi fasilitas-fasilitas berlebih yang telah diuraikan di atas. Dihilangkannya pembantu rumah tangga, berkurangnya waktu kosong istri mengakibatkan menurunnya frekuensi keluhan, frekuensi ketidak puasan, frekuensi protes maupun frekuensi perselisihan.

Sebaliknya bila seorang istri tidak disiapkan untuk menghadapi kesulitan hidup, mengalami perubahan berupa kekurangan ekonomi, waktu, fasilitas dan lain sebagainya; istri tersebut akan mendapat beban positif. Beban positif tersebut benar-benar nyata, mudah dimengerti oleh setiap orang. Beban tersebut akan membuat masalah bila telah melebihi kemampuannya. Kerukunan keluarga akan menurun dengan sendirinya. Penulis tidak akan membahas beban positif ini karena telah dimengerti oleh setiap orang.

Hasil pantauan penulis menyimpulkan bahwa perubahan lingkungan istri yang mendadak akan menyebabkan beban yang tidak kuat ditanggungnya. Kondisi tersebut telah menyalahi aturan manual manusia (QS. 2:233) yang pada prinsipnya manusia tidak boleh dibebani diluar kemampuannya, baik beban positip ataupun beban negatip. Khusus pada keluarga-keluarga menengah keatas, harus benar-benar memahami beban negatif. Hal itu penting karena beban

11

Page 12: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

negatif kadang-kadang dapat mengkaburkan pengamatan seseorang. Kadang-kadang disangka tidak ada beban sama sekali.

Kebiasaan masa kecil akan mempengaruhi gaya perilaku istri. Hal ini sangat penting untuk dipahami para suami. Agar para pembaca mendapat penjelasan yang rinci, penulis sengaja membahas hal ini pada bagian khusus dibelakang yang berjudul “Sebuah Tinjauan Tentang Gaya Perilaku Orang Dan Penerapannya Pada Usaha Mengurangi Penurunan Kerukunan Keluarga”. Dengan memahami tipe gaya perilaku istri, suami dapat mangatur strategi mendidik dan memimpinnya.

1.3.3. Menyesuaikan Latar Belakang Pendidikan Istri.

Suami harus dapat menyesuaikan latar belakang pendidikan istri dalam berkomunikasi dan bergaul sehari-hari. Kesalahan teknik berkomunikasi sebagai akibat tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dapat menimbulkan terhambatnya arus komunikasi bahkan dapat memutuskan komunikasi sama sekali. Latar belakang sekolah-sekolah eksakta memberikan kemungkinan seorang istri diajak menganalisa hal-hal rumit menggunakan logika yang benar. Latar belakang sekolah-sekolah sosial dan seni memberikan kemungkinan seorang istri diajak merenungkan hal-hal yang menyentuh perasaan dan relatip sulit diajak menganalisa hal-hal rumit berdasarkan logika yang benar. Banyak istri berlatar belakang sekolah sosial, seni dan didominasi perasaan sehingga relatip sulit untuk memecahkan atau mengambil keputusan sendiri dengan tepat dan benar pada kasus-kasus yang rumit. Untuk itu, suami harus lebih banyak mengarahkan pada hal-hal yang jelas, sederhana dan operasional kepada istri.

1.3.4. Menyalurkan Kreativitas Istri.

Telah banyak dipahami keluarga-keluarga modern sekarang ini bahwa tersumbatnya kreativitas seorang istri dapat memberikan beban. Kreativitas istri harus disalurkan dengan arahan yang tepat. Kreativitas disalurkan secara wajar dan terkendali. Penyalurannya harus mempertimbangkan agar tidak mengganggu kewajiban utamanya.

1.4. Tidak Boleh Membuka Rahasia Istri.Tidak perlu uraian secara rinci bahwa suami tidak boleh membuka rahasia istri. Telah dipahami dengan baik aturan ini oleh keluarga-keluarga modern sekarang ini. Keluarga Indonesia telah kental dengan pepatah “menepuk air di dulang terpercik kemuka sendiri”. Istri adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian istri. Rahasia istri adalah rahasia suami, rahasia suami juga rahasia istri. Rasulullah bersabda: "Bahwasanya sejelek-jelek manusia di sisi Allah pada hari Qiyamat ialah seorang bersendirian (membuka rahasia) dengan perempuan dan ia (suami) buka rahasia istrinya". (hadis riwayat Muslim).

Berdasarkan kondisi adat budaya keluarga Indonesia dan hadis tersebut diatas maka pada subbagian ini tidak akan diuraikan panjang lebar.

1.5. Tidak Boleh Menyakiti Hati Istri.Seorang suami tidak boleh menyakiti istri, baik fisik ataupun hatinya. Dalam menjalankan semua kewajiban suami terhadap istri harus dilakukan secara bijaksana agar tidak menyakiti istri. Rasulullah bersabda: "Engkau memberi makan dia apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian kepadanya bila engkau berpakaian, dan jangan engkau pukul mukanya dan jangan

12

Page 13: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

engkau jelekkan dia dan jangan engkau jauhi melainkan di dalam rumah". (hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasa'i dan yang lainnya)

Dalam hal ini suami benar-benar dituntut untuk melakukan langkah-langkah yang benar-benar bijaksana. Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang percaya pada Allah dan hari kemudian, maka janganlah ia menyakiti tetangganya, dan terimalah pesan (pesanku untuk berbuat) kebaikkan kepada perempuan-perempuan, karena mereka dijadikan dari tulang rusuk, sedang tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas, jika engkau hendak luruskan dia, niscaya engkau patahkan dia, dan jika engkau biarkan dia, tetaplah ia bengkok. Oleh karena itu terimalah pesanku agar berbuat kebaikan kepada perempuan-perempuan". (hadis Mutafaq 'alaihi)

Aturan tersebut diatas harus diterjemahkan secara luas, bila suami dilarang menyakiti hati istri tentunya suami juga dilarang menyakiti badan istri. Menyakiti badan istri dapat diterjemahkan menyakiti badan dan hati istri. Suami sama sekali tidak diperbolehkan menyakiti badan istri, bila memukul badan istri harus tidak sampai menimbulkan rasa sakit dan hanya bertujuan memberi peringatan saja. Suami hanya diperbolehkan memukul badan istri bila istri dikhawatirkan berbuat nusyuz.

1.6. Batasan Akhir Dari Semua Kewajiban Suami Pada Istri.Batasan akhir sejauh mana suami harus menjalankan kewajibannya terhadap istri digambarkan dalam hadis berikut ini: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaqnya, dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik kepada istrinya". (hadis Tirmidzi).

Batasan tersebut mengandung arti bahwa istri dalam keluarga tidak boleh diperlakukan seenaknya saja, harus diperlakukan sebaik-baiknya. Perlakukanlah seperti memperlakukan diri suami sendiri. Sejauh mana memberikan kebaikan pada istri; itulah nilai kualitas suami dimata Allah.

2. Beberapa Hal Sering Diabaikan Suami Dan Cara Penanggulangannya

Diantara kewajiban-kewajiban suami terhadap istri yang telah dijelaskan diatas, kewajiban mendidik dan memimpin istrilah yang sering diabaikan suami. Ada beberapa suami salah dalam memahami kepemimpinannya. Kesalahan tersebut dapat mengakibatkan suami tidak mempunyai daya untuk mendidik dan mengendalikan istri atau bahkan sebaliknya menjadi suami yang arogan. Kedua-duanya harus diupayakan agar dapat kembali seperti apa yang dimaksud dalam manual manusia (Al-Quran dan hadis).

Untuk membantu agar suami menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan aturan manual manusia, penulis menyajikan beberapa jalan keluar yang disajikan dalam bagian-bagian sebagai berikut :1. Untuk memahami bagaimana aturan memimpin dan mendidik istri sesuai isi manual manusia

(Al-Quran dan hadis), telah dijelaskan pada subbagian diatas.2. Beberapa hal penyebab tidak dilaksanakannya kepemimpinan yang baik oleh suami terhadap

istrinya beserta hal yang dapat membantu mengatasinya, dijelaskan di subbagian ini.3. Beberapa hal penting untuk menghindari kearoganan suami dijelaskan pada akhir subbagian

ini.

Penulis berpendapat bahwa pekerjaan berat suami memimpin dan mendidik istri tidak mudah dilakukan. Kepiawaian suami tidak dengan sendirinya diperoleh. Untuk itu suami harus

13

Page 14: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

mempersiapkan diri sebelum berkeluarga dan terus meningkatkannya setelah menjalankan kehidupan berkeluarga. Agar suami dapat terus meningkatkannya hendaknya didukung dengan struktur kepribadian yang baik.

2.1. Beberapa Cara Agar Suami Dapat Menjalankan Kewajiban Terhadap Istrinya Secara Baik.Agar suami dapat menjalankan kewajiban terhadap istrinya secara baik, para suami harus memahami, menghayati dan konsisten melaksanakan aturan aturan yang telah digariskan dalam manual manusia (Al-Quran dan hadis). Selain mempelajari dan melaksanakannya, harus diketahui pula kendal-kendala operasionalnya serta harus dipahami pula pengetahuan-pengetahuan penunjangnya. Untuk mempermudah para suami memahaminya, dalam bagian ini dijelaskan beberapa kendala pelaksanaan dan beberapa petunjuk latihan atau pengetahuan penunjang, dalam uraian berikut.

2.1.1. Kendala Pelaksanaan Kewajiban Suami Terhadap Istri.Berbeda dengan istri, biasanya budaya barat tidak menyebabkan blunder suami. Banyak calon suami melakukan persiapan kewajiban utamanya terhadap istri. Sebagian besar waktunya digunakan disekolah atau universitas untuk mempersiapkan diri sebagai profesional murni. Profesional murni digunakan sebagai sarana untuk mencari nafkah bagi keperluan istrinya. Meskipun belum sesuai porsinya, persiapan kewajiban suami terhadap istri, minimal suami telah mempersiapkan sebagian kewajiban tersebut. Boleh dikatakan bahwa tidak ada calon suami mempersiapkan diri sebagai anak buah istri yang taat, patuh dan siap selalu melayani istri. Naluri laki-laki mengisyaratkan bahwa calon suami tetap ingin menjadi pemimpin keluarga meskipun tata nilai barat menggeser posisi istri menjadi profesional murni yang ingin disamakan semua haknya.

Rembesan budaya barat di Indonesia tidak menyebabkan blunder kewajiban suami terhadap istri tetapi kadang-kadang hanya menurunkan nilai pemahaman dan pengamalannya saja. Sering ditemui dalam kehidupan berkeluarga dimana kadang-kadang suami tidak bisa menjalankan kewajibannya terhadap istri. Kewajiban utamanya kadang-kadang dilakukan tidak sesuai dengan manual manusia. Kadang-kadang suami lebih mengutamakan kewajiban keduanya, yaitu kewajiban bersama suami-istri. Hal tersebut dapat terjadi antara lain:1. Suami tidak mengetahui dengan baik aturan-aturan manual manusia, yaitu Al-Quran dan

hadis, khususnya mengenai hubungan suami-istri.2. Suami tidak memiliki bekal yang baik untuk melaksanakan aturan-aturan manual manusia

(Al-Quran dan hadis). Kurang dibekali dengan daya nalar yang baik, kurang dibekali dengan pendidikan yang cukup dan sebagainya.

3. Dalam memimpin keluarga suami tidak dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, bahkan kadang-kadang ada suami yang lebih besar menuntut hak dibanding kewajibannya. Lebih banyak menuntut pelaksanaan kewajiban istri terhadapnya dibanding kewajibannya terhadap istrinya. Kondisi ini dapat menjerumuskan suami pada pola kepemimpinan diktator terhadap istri.

4. Akibat dari salah persepsi tentang urutan prioritas kewajiban suami terhadap istri. Ada beberapa suami yang kurang atau tidak menjalankan kewajiban-kewajiban utama terhadap istrinya. Fungsi pemimpin dan pendidiknya hilang, pada perkembangan ekstrimnya kadang-kadang suami dapat berbalik menjadi pelayan istri dan tidak lagi menjadi pemimpin dan

14

Page 15: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

pendidik istri. Bahkan pada kondisi yang benar-benar ekstrim suami dapat berubah fungsi sebagai istri dan istri bertindak sebagai suami. Istri sebagai pemimpin keluarga sedang suami menjadi anak buahnya.

5. Suami kurang mempunyai kemampuan dasar untuk melakukan roda kepemimpinan dan pendidikan keluarga.

6. Suami kurang mempunyai kemampuan dasar untuk melakukan proyeksi mengenai akibat dimasa depan tentang keluarganya, mengidentifikasi potensi problem keluarganya, menganalisa potensi problem keluarganya, mengantisipasi potensi problem keluarganya, mengatasi problem dan mencari pemecahan problem yang relatip sulit dikeluarganya.

2.1.2. Beberapa Petunjuk Praktis Pelaksanaan Kewajiban Suami Terhadap Istrinya.Banyak petunjuk praktis dijelaskan oleh para ahli agama, ahli psykologi, para orangtua dan lain sebagainya. Ibrahim Amini menjelaskan melalui 30 petunjuk suami agar menjadi suami yang baik. Miftah Faridl menjelaskan kewajiban suami dalam bukunya Keluarga Bahagia, K.H.E.Z. Muttaqien dalam buku Rumah Surgaku, Said Ahtar Radhawi dalam buku Keluarga Islam, DR.H.Ali Akbar dalam buku Merawat Cinta Kasih dan masih banyak lagi penulis-penulis buku menjelaskan hal tersebut. Hampir semua buku-buku tersebut menjelaskan hubungan suami istri dengan rinci. Hampir semua aspek disajikan dalam kondisi yang sama pentingnya. Jarang menunjukkan prioritas mana yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Dalam hal ini, penulis mengangkat pentingnya kepemimpinan suami dalam keluarga.

Banyak petuah-petuah adat menjelaskan hal tersebut. Penulis juga berpendapat bahwa kepemimpinan suami yang benar, imbang dan bijaksana menjadi salah satu kunci keberhasilan. Berikut ini penulis menyajikan beberapa petunjuk praktis agar para suami dengan mudah melaksanakan kewajibannya terhadap istri, terutama memimpin dan mendidik istri.

Untuk mengurangi atau menghilangkan kendala-kendala yang telah dijelaskan di atas perlu dilakukan beberapa langkah-langkah nyata seorang suami. Langkah-langkah nyata suami tersebut antara lain:1. Memahami dan meyakini benar bahwa penerapan manual manusia (Al-Quran dan hadis)

dengan baik dan benar akan memberi kerukunan keluarga yang tinggi. Ini merupakan hal normatif yang harus dilakukan seorang suami muslim.

2. Menghindari sejauh-jauhnya penuntutan hak, utamakan kewajiban. Lakukanlah kewajiban suami terhadap istri semata-mata hanya untuk mencari ridla Allah.

3. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menjadi suami dengan melaksanakan beberapa latihan agar dapat memimpin dan mendidik keluarga secara utuh dan imbang.

4. Setelah menjadi suami harus memahami dan melakukan teknik kepemimpinan keluarga secara benar. Suami harus tahu, kapan menggunakan kepemimpinan bersifat aktif dan kapan menggunakan kepemimpinan bersifat "pasif" (menggunakan cara tawaduk).

Dalam menjalankan hal-hal tersebut di atas, terutama untuk memimpin dan mendidik keluarga, akan sangat efektif bila suami mempunyai kemampuan tentang:1. Memilih hal benar atau salah, memilih hal terbaik dari yang baik-baik dan memilih hal

kurang jelek dari yang jelek-jelek.2. Melihat masalah secara mikro dan makro secara cepat.3. Menyerap perbendaharaan pengalaman dan ilmu yang banyak. Pengalaman tersebut

dijadikan sebagai guru yang paling berharga.

15

Page 16: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

4. Melihat masalah dengan mengikut sertakan pandangan-pandangan yang jauh kedepan, antara lain dapat mengantisipasi problem-problem dan dampak-dampak yang mungkin akan timbul.

2.1.2.1. Latihan Memilih Dengan Benar

Latihan untuk memperoleh kemampuan memilih, dijelaskan dalam diagram alur pada Gambar 1. Latihan sesuai diagram tersebut mula-mula dilakukan secara pelan-pelan dan benar, kemudian dilakukan secara agak cepat, kemudian cepat, dan cepat sekali. Latihan harus dimulai dari masalah-masalah sangat sederhana, kemudian meningkat pada masalah-masalah sulit. Pengambilan keputusan memilih terbaik dari yang baik dan memilih paling kurang jelek dari yang jelek sangat sukar dilakukan pada masalah-masalah sulit. Pengambilan keputusan tersebut harus dibantu dengan evaluasi matrik. Kesuksesan latihan tersebut dapat memberi suatu kebiasaan baik pada suami.

2.1.2.2. Latihan Melihat Masalah Secara Makro Dan Mikro

Hal ini dapat dilatih dengan cara seakan-akan melihat masalah seperti melihat hutan dengan mengendarai helicopter. Bila ingin melihat hutan secara detil, melihat daun, batang pohon, akar, rumput, hewan dan sebagainya, turunkan helicopter tersebut sedekat mungkin (kalau perlu mendarat). Pada kondisi itu tidak dapat melihat sungai di seberang hutan, tidak bisa melihat sawah di samping hutan dan sebagainya. Bila ingin melihat agak general, naikkan helicopter hingga ketinggian tertentu, akan terlihat gerombolan-gerombolan daun tetapi hal-hal detil sudah tidak terlihat lagi. Bila ingin melihat hutan secara sangat general, helikopter harus dinaikkan lagi setinggi mungkin. Pada kondisi itu, dapat melihat sungai, sawah, kebun, perumahan di seberang hutan dan sebagainya.

Demikian halnya suami melihat masalah dalam keluarga. Suami harus dapat melihat masalah dengan menaik turunkan helicopter secepat mungkin. Kecepatan melihat masalah dari berbagai posisi tersebut sangat diperlukan dalam menganalisa suatu masalah keluarga secara cepat.

2.1.2.3. Menyerap Perbendaharaan Pengalaman Dan Ilmu Yang Banyak

Menyerap ilmu yang banyak merupakan kewajiban setiap umat manusia mulai lahir hingga masuk keliang kubur. Hal ini penting untuk digunakan sendiri atau untuk mendidik serta memimpin istri. Ilmu dapat dicari dengan cara membaca, berguru maupun mempelajari semua makhluk Allah yang kita jumpai. Pengalaman dapat dicari dengan melakukannya sendiri atau menyerap apa yang telah dilakukan orang lain. Penyerapan pengalaman akan sangat efektif dengan menggunakan sistem pakar.

Selain untuk menambah ilmu pengetahuan sistem pakar ini akan sangat baik digunakan untuk melakukan evaluasi pengambilan keputusan dalam keluarga. Kualitas pengambilan keputusan keluarga akan terus meningkan dengan menggunakan sitem pakar. Sistem Pakar memberi hasil yang makin baik bila memori dan pengalaman suami telah makin banyak menyimpan pengalaman.

Gambar 1

16

Page 17: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Salah satu hadis dapat diterjemahkan menekankan pentingnya penggunaan sitem pakar. Hadis itu mengatakan sebagai berikut : "Seorang muslim tidak akan digigit kala dua kali dari lubang yang sama". Seorang muslim harus belajar dari pengalaman-pengalaman, baik dari pengalaman sendiri ataupun dari pengalaman saudara-saudaranya. Gambar 2 menjelaskan suatu konsep penalaran hadis tersebut dalam kehidupan berkeluarga. Dalam diagram alur gambar tersebut terlihat bahwa baik keberhasilan ataupun kegagalan dalam mengambil keputusan selalu dijadikan sebagai data dasar untuk mengambil keputusan berikutnya. Dalam hal ini seorang kepala keluarga tidak boleh ragu-ragu mengambil keputusan; semakin sering mengambil keputusan semakin tinggi mutu keputusannya, semakin takut atau jarang mengambil keputusan semakin sulit untuk meningkatkan mutu keputusannya.

Penerapan kemampuan-kemampuan tersebut benar-benar membantu suami melaksanakan kewajiban memimpin istri dalam menghadapi beberapa masalah. Selain membantu, kemampuan tersebut akan menambah percaya diri dalam memimpin dan mendidik istri.

Gambar 2

17

Page 18: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

2.2. Mencegah Arogan Suami.Ada suatu kelemahan sistem pada suami bila mengikuti tatanilai perkawinan Indonesia masa lampau meskipun terbukti ampuh untuk meningkatkan nilai kerukunan keluarga. Suami cenderung dapat berbuat arogan pada istrinya. Hal ini benar-benar harus dihindari.

Kunci utama mencegah arogan suami adalah melaksanakan budaya musyawarah dengan bijaksana dalam keluarga. Dalam melaksanakan hal tersebut hendaknya melakukan hal-hal yang lembut dan jangan berlaku kasar terhadap istrinya. Al-Quran menjelaskan dalam surat 3 ayat 159 yang artinya sebagai berikut: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu...... (QS. 3:159). Al-Quran surat 65 ayat 6 juga memerintahkan suami untuk bermusyawarah secara baik dengan istri meskipun sudah dicerai; arti surat tersebut adalah sebagai berikut: Tempatkanlah mereka (istri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri yang telah dicerai) itu

18

Page 19: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

mengandung, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sehingga mereka melahirkan kandungannya, maka jika mereka menyusui (anak) bagimu, maka berikanlah mereka upahnya dan bermusyawarahlah diantara kamu dengan baik, dan jika kamu menemui kesulitan, maka boleh (wanita) lain menyusukan kepadanya. (QS. 65:6).

Secara langsung budaya musyawarah akan menghilangkan arogan suami. Selain itu, secara tidak langsung pencegahan arogan suami dapat dilakukan dengan menjalankan kewajiban bersama suami-istri antara lain : Saling bersabar Saling tolong-menolong Saling memenuhi janji Saling menasehati Saling memberi dan meminta maaf Saling berbaik sangka

Hendaknya suami harus bersabar bila memperoleh kesulitan dalam mendidik dan memimpin istri. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran yang artinya sebagai berikut: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. 31:17)

Suami harus membiasakan budaya tolong menolong dalam hal kebaikan dilingkungan keluarga. Perintah tersebut dapat dilihat dalam Al-Quran di sebagian dari surat 5 ayat 2 yang artinya sebagai berikut: ..... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. 5:2)

Suami harus benar-benar dapat memenuhi janjinya apabila berjanji pada istrinya. Ingkar janji terhadap istri dapat melukai hati istri. Aturan tersebut ditunjukkan dalam Al-Quran yang artinya sebagai berikut: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu................. (QS. 5:1)

Hendaknya suami harus sanggup menciptakan budaya saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dalam keluarga. Nasehat menasehati tersebut tidak boleh dilakukan atas dasar kemauan membabibuta tetapi harus atas dasar kebenaran dan kesabaran. Hal tersebut dijelaskan dalam beberapa ayat yang artinya sebagai berikut: Demi masa. (QS. 103:1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (QS. 103:2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3). Selain itu ditunjukkan juga pada ayat: Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (QS. 90:17)

Suami harus dapat menerapkan kebiasaan saling memberi maaf dan meminta maaf bila bersalah dalam keluarga. Kondisi ini akan memberikan suasana tenteram dan memperkecil penurunan kerukunan keluarga. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat 3 ayat 134 yang artinya sebagai berikut:....(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. 3:134)

Suami harus menerapkan kebiasaan saling berbaik sangka dalam keluarga. Kebiasaan ini akan menimbulkan suasana tenteram lahir batin dalam keluarga. Berburuk sangka antara suami dan

19

Page 20: Ringkasan - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPeringatan-peringatan disampaikan dengan ... 1.2.2. Memberi Contoh. ... Hal tersebut dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

istri benar-benar dilarang karena akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan antara lain saling mencurigai, mencemburui dan lain sebagainya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat 49 ayat 12 yang artinya sebagai berikut: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 49:12)

Dilaksanakannya hal-hal tersebut diatas akan menghilangkan arogan suami.

Bandung, Agustus 2001

20