ringkasan bab 7

8
RINGKASAN AUDIT PERBANKAN Judul Manajemen Risiko Kredit Kelas W Di susun Oleh : Kelompok 8 Nama : 1. Widyanto Dwi Eriek M. 2012110342 2. Mochammad Ilham F 2012110837 3. Arwan Yuliansyah 2012110876 4. Moch. Afriansyah H. 2012110824 5. Dimas K. 2012110955 D3 MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118 Telp.(031) 59471515947152

Upload: juniska-siburuk-rupa

Post on 08-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

wewe

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Bab 7

RINGKASAN AUDIT PERBANKAN

Judul

Manajemen Risiko Kredit

Kelas W

Di susun Oleh : Kelompok 8

Nama : 1. Widyanto Dwi Eriek M. 2012110342

2. Mochammad Ilham F 2012110837

3. Arwan Yuliansyah 2012110876

4. Moch. Afriansyah H. 2012110824

5. Dimas K. 2012110955

D3 MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118 Telp.(031) 5947151–5947152

Page 2: Ringkasan Bab 7

Audit Perbankan Page 2

RINGKASAN AUDIT PERBANKAN

Manajemen Risiko Kredit

Pengertian

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga.

Manajemen risiko dalam operasional bank meliputi identifikasi risiko,

pengukuran dan penilaian, dan tujuannya adalah untuk meminimalkan efek negatif risiko

terhadap hasil keuangan dan modal bank. Bank wajib membentuk unit organisasi khusus

untuk tujuan manajemen risiko. Sebagai lembaga financial intermediary yang menerima

dana masyarakat, dan selanjutnya menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, menyebabkan

bank harus menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam melakukan aktivitas operasionalnya

agar bank tetap menjadi lembaga yang dipercaya oleh masyarakat (prudential banking

activity).

Resiko kredit adalah risiko dimana nasabah / debitur atau counterpart tidak

mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak /kesepakatan yang telah

dilakukan.Definisi ini dapat diperluas yaitu bahwa risiko kredit adalah risiko yang timbul

dikarenakan kualitas kredit semakin menurun. Memang penurunan kualitas kredit dimaksud

belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling tidak kemungkinan

terjadinya default akan semakin besar.

Hal-hal yang termasuk dalam Risiko Kredit adalah :

Lending Risk,

yaitu risiko yang di karenakan nasabah tidak mampu melunasi tanggungan oleh bank

Counterparty Risk,

Yaitu risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi kewajibannya ke bank baik

sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat tanggal kesepakatan.

Issuer Risk,

Yaitu risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi kepada bank

sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.

Page 3: Ringkasan Bab 7

Audit Perbankan Page 3

Risiko Kredit

Risiko dapat berupa risiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi

kewajibannya kepada Bank. Namun demikian masih banyak risiko-risiko lainnya seperti

risiko nilai tukar, suku bunga dan operasional yang seringsekali dapat menyebabkan Bank

mengalami kerugian yang cukup besar. Masih terdapat beberapa risiko yang juga dapat

menimbulkan kerugianbagi Bank seperti reputational risk, strategic risk, legal

risk, political risk, country risk, namun quantifikasi dan manajemen dari risiko dimaksud

masih sulit dilakukan. Mengingat tidak setiap risiko selalu menjadi ancaman bagi Bank,

maka setiapBank akan melakukan identifikasi terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul

serta melakukan manajemen risiko sesuai dengan tingkat kompleksitas usahanya.

Dalam menerapkan manajemen risiko, proses yang dilakukan meliputi :

a. Menyusun business plan tahunan untuk masing-masing business unit dengan mengacu

kepada arahan dari top management berkaitan dengan sasaran tahunan yang ingin

dicapai maupun risiko yang perlu dipertimbangkan;

b. Menyusun proyeksi risiko yang dengan mengacu kepada business plan serta posisi

modal yang diperlukan untuk mendukung dalam pelaksanaan business plan dimaksud.

Apabila modal yang tersedia belum mencukupi maka dilakukan pembicaraan di senior

management level untuk melakukan penyetoran modal atau melakukan revisi business

plan.

c. Menetapkan pendelegasian wewenang kepada setiap business unit yang terlibat untuk

menerapkannya serta rambu-rambu yang perlu dipatuhi berupa limit-milit risiko agar

Bank dapat mengendalikan risiko secara keseluruhan sejalan dengan strategi Bank.

d. Business unit melaksanakan fungsinya dengan mematuhi limit-limit yang telah

ditentukan.

e. Risk management unit melakukan monitoring atas risiko yang diekspos oleh masing-

masing business unit maupun melakukan konsolidasi terhadap seluruh risiko serta

memonitor posisi modal yang tersedia. Apabila terjadi pelaksanaan yang menyimpang

maka perlu dibicarakan pada risk management committee untuk mendapatkan

keputusan maupun rekomendasi kepada manajemen puncak.

Risk-Based Audit terhadap kredit didahului dengan identifikasi Risiko yang inherent

setiap kredit yang akan diperiksa. Lebih lanjut setiap risiko terhadap Kredit dijabarkan

akibat apa yang diderita bank apabila risiko tersebut terealisasi. Kemudian dilihat

hubungan antara risiko dengan factor penyebab terjadinya risiko dan dipisahkan antara

Page 4: Ringkasan Bab 7

Audit Perbankan Page 4

risiko yang manageable dan yang unmanageable. Audit oleh SKAI hanya bbermanfaat

pada risiko manageable, bank tidak dapat berbuat banyak pada risiko unmanageable.

I. PRINSIP-PRINSIP RISIKO KREDIT MENURUT BANK FOR INTERNATIONAL

SETTLEMENT

Tujuan dari manajemen risiko kredit adalah untuk memaksimalisasi tingkat

pengembalian kredit bank dengan menjaga kredit risk exposure dalam batas ukuran

yang acceptable. Untuk mencapai itu diperukan kepiawaian bank dalam mengelola

perkreditannya. Manajemen bank dalam mengelola risiko kredit haruslah berdasarkan

prinsip-prinsip manajemen risiko yang sudah teruji.

PRINSIP-PRINSIP ASESMEN MANAJEMEN RISIKO KREDIT

Membentuk Lingkungan Yang Serasi Untuk Risiko Kredit (Establishing An Apporiate

Credit Risk Environment)

Prinsip No.1

o Dewan komsaris bank bertanggungjawab untuk menyetujui dan melakukan

kaji ulang secara periodic (minimal sekali setahun) strategi risiko kredit dan

pokok-pokok kebijakan risiko kredit bank.

Prinsip No.2

o Direksi bank harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan strategi risiko

kredit yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta pengembangan

kebijakan dan prosedur dalam identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko kredit.

Prinsip No.3

o Bank harus mengidentifikasi dan mengelola risiko karena kredit serta setiap

kegiatan dan produk yang berkaitan.

Beroperasi Dalam Suatu Proses Pemberian Kredit Yang Sehat (Operating Under A Sound

Kredit Granting Process)

Prinsip No.4

o Bank harus beroperasi dalam kriteria pemberian kredit yang sehat yang

didefinisikan dengan jelas.

Prinsip No.5

o Bank harus menetapkan over all limit kredit pada nasabah perorangan,

perusahaan, atau grup perusahaan yang saling terkait atau berhuungan,

Page 5: Ringkasan Bab 7

Audit Perbankan Page 5

dalam suatu jumlah atau exposure yang dapat diperbandingkan, baik dalam

trading book maupun banking book pada Neraca maupun Non Neraca (off

balance sheet).

Prinsip No.6

o Bank harus mempunyai proses yang jelas dan teratur tentang persetujuan

kredit-kredit baru, begitu juga untuk pembaharuan atau perpanjangan kredit,

atau pembiayaan kredit yang telah ada.

Prinsip No.7

o Semua perpanjangan kredit harus dilakukan secara lugas tanpa membedakan

apakah debitur pihak terafiliasi atau pihak tidak terafiliasi dengan bank.

Memelihara Administrasi Kredit, Pengukuran Dan Proses Pemantauan Yang Sesuai

(Maintaining An Appropriate Credit Administration, Measurement And Monitoring

Process)

Prinsip No.8

o Bank harus mempunyai sistem administrasi kredit yang sedang berjalan

dalam berbagai portofolio risiko kredit.

Prinsip No.9

o Bank harus mempunyai sistem unttuk memantau keadaan masing-masing

individual kredit, termasuk kecukupan PPAP.

Prinsip No.10

o Bank mendorong pengembangan dan memfasilitasi “internal risk rating

system” dalam pengelola risiko kredit.

Prinsip No.11

o Bank harus mempunyai sistem informasi dan teknik analisa yang

memungkinkan manajemen untuk mengukur risiko kredit baik kegiatan pada

rekening neraca maupun dalam rekening administratif.

Prinsip No.12

o Bak harus mempunyai sistem monitoring yang menyeluruh tentang

komposisi dan kualitas dari portofolio kredit.

Prinsip No.13

o Bank harus memasukkan sebagai pertimbangan potensi berupa keadaan

ekonomi yang akan dating apabila hendak memberikan kredit kepada

seseorang serta portofolio kreditnya dan harus memperkirakan risiko kredit

tersebut dalam kondisi terburuk.

Page 6: Ringkasan Bab 7

Audit Perbankan Page 6

Pengendalian Yang Cukup Terhadap Risiko Kredit (Ensuring Adequate Controls Over

Credit Risk)

Prinsip No.14

o Bank harus membentuk sistem asesmen yang independen terhadap proses

manajemen risiko kredit bank, dan hasil kaji ulang dikomunikasikan

langsung kepada dewan komisaris dan direksi bank

Prinsip No.15

o Bank harus meyakini bahwa fungsi pemberian kredit dikelola sebagaimana

mestinya dan bahwa exposure kredit secara konsisten berada dalam

tingkatan standar kehati-hatian dan batasan-batasan internal.

Prinsip No.16

o Bank harus mempunyai sistem untuk melakukan tindakan koreksi dini

terhadap kredit-kredit yang menyimpang, mengelola kredit bermasalah dan

pekerjaan-pekerjaan serupa lainnya.

Peranan Otoritas Pengawasan Bank (The Roll Of Supervisors)

Prinsip No.17

o Otoritas pengawasan bank harus mewajibkan bank mempunyai sistem yang

efektif untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, mengendalikan risiko

kredit sebagai bagian dari suatu menejemen risiko yang menyeluruh.

Pokok-Pokok Implementasi Manajemen Risiko (khusus di bidang perkreditan) :

1. Kaji Ulang Proses Perkreditan Bank

Proses perkreditan harus dikaji ulang dan disesuaikan dengan konsep manajemen risiko

perkreditan.

2. Melaksanakan Pekerjaan Berdasarkan “Best Practice”

Bank harus meyakini bahwa suatu kerangka kerja yang diterapkan adalah paling sesuai

untuk dilaksanakan.

3. Penggunaan “Tools" Dalam Manajemen Risiko Kredit

Sistem Scoring yang di design bank akan menghasilkan tools bagi manajemen

perkreditan

4. Mengukur, Memantau Dan Mengelola Portofolio Risiko Kredit

Page 7: Ringkasan Bab 7

Audit Perbankan Page 7

Mengukur risiko, melakukan pemantauan terhadap risiko portofolio, dan mengelolanya,

sehingga mengetahui risiko portofolio secara dini untuk mengambil langkah yang

diperlukan untuk memperbaikinya.

5. “Membentuk” Budaya Risiko Pada Segenap Pegawai Bank

Menanamkan budaya risiko, mendorong untuk selalu menerapkan manajemen risiko

dalam setiap operasinya.

Page 8: Ringkasan Bab 7

Audit Perbankan Page 8

DAFTAR PUSTAKA

http://rajapresentasi.com/2010/04/manajemen-risiko-pada-industri-bank-perbankan/

http://ilmuasastra.blogspot.com/2014/03/makalah-manajemen-resiko-bank-tentang.html

http://ardiangsyah.blogspot.com/2013/01/manajemen-resiko-perbankan.html