rey haster(03091005008)2
TRANSCRIPT
MOMEN, KEMIRINGAN DAN KURTOSIS
1. MOMEN
Misalkan diberikan variable x dengan harga-harga: x1, x2, …., xn. Jika A =
sebuah bilangan tetap dan r = 0, 1, 2, ……., n, maka momen ke-r sekitar A, disingkat
mr, didefinisikan oleh hubungan:
(1) ……………………………
Untuk A = 0 didapat momen ke-r sekitar nol atau disingkat momen ke-r:
(2) ……………………………
Dari rumus (2), maka untuk r = 1 didapat rata-rata x , Jika A = x kita peroleh
momen ke-r sekitar rata-rata, biasa disingkat dengan mr. Jadi didapat:
(3) …………………………...
Untuk r = 2, rumus (3) memberikan varians s2.
Untuk membedakan apakah momen itu untuk sampel atau untuk populasi, maka
dipakai simbul:
mr dan mr untuk momen sampel dan r dan r untuk momen populasi.
Jadi, mr dan mr adalah statistik sedangkan r dan r merupakan parameter.
Jika data telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, maka rumus-rumus di
atas berturut-turut berbentuk:
(4) ………………………..
(5) ………………………..
(6) ……………………….
dengan n = fi, xi = tanda kelas interval dan fi = frekuensi yang sesuai dengan xi.
Dengan menggunakan cara sandi, rumus 4 menjadi:
(7) ………………………
dengan, p = panjang kelas interval, ci = variable sandi.
Dari , harga-harga mr untuk beberapa harga r, dapat ditentukan berdasarkan
hubungan:
3. KEMIRINGAN
Kemiringan atau kecondongan (skewness) adalah tingkat ketidaksimetrisan
atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetris akan
memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya ( ≠ Me ≠ Mo),
sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan kurvanya akan miring.
Jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan daripada yang ke kiri
maka distribusi disebut miring ke kanan atau memiliki kemiringan positif.
Sebaliknya, jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri daripada yang ke
kanan maka distribusi disebut miring ke kiri atau memiliki kemiringan negatif.
Berikut ini gambar kurva dari distribusi yang miring ke kanan (miring
positif) dan miring ke kiri (miring negatif).
Gambar a Gambar bGambar 1
Kemiringan Distribusi (a) Miring ke kanan (b) Miring ke kiri
Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi miring ke kanan atau
miring ke kiri, dapat digunakan metode-metode berikut :
1. Koefisien Kemiringan Pearson
Koefisien Kemiringan Pearson merupakan nilai selisih rata-rata dengan modus
dibagi simpangan baku. Koefisien Kemiringan Pearson dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :sk = koefisien kemiringan Pearson
Apabila secara empiris didapatkan hubungan antar nilai pusat sebagai :
Maka rumus kemiringan di atas dapat diubah menjadi :
Jika nilai sk dihubungkan dengan keadaan kurva maka :
1) sk = 0 kurva memiliki bentuk simetris;
2) sk > 0 nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kanan ( terletak di sebelah
kanan Mo), sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kanan, kurva
miring ke kanan atau miring positif;
3) sk< 0 nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri ( terletak di sebelah kiri
Mo), sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kiri, kurva miring
ke kiri atau miring negatif.
2. Koefisien Kemiringan Bowley
Koefisien kemiringan Bowley berdasarkan pada hubungan kuartil-kuartil (Q1,
Q2 dan Q3) dari sebuah distribusi. Koefisien kemiringan Bowley dirumuskan :
Atau
Keterangan : skB = koefisien kemiringan Bowley; Q = kuartil
Koefisien kemiringan Bowley sering juga disebut Kuartil Koefisien
= = 2 ∑( − )
Kemiringan.Apabila nilai skB dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan :
1) Jika Q3 – Q2 > Q2 – Q1 maka distribusi akan miring ke kanan atau miring secara
positif.
2) Jika Q3 – Q2 < Q2 – Q1 maka distribusi akan miring ke kiri atau miring secara
negatif.
3) skB positif, berarti distribusi miringke kanan.
4) skB negatif, nerarti distribusi miring ke kiri.
5) skB = ± 0,10 menggambarkan distribusi yang miring tidak berarti dan skB> 0,30
menggambarkan kurva yang miring berarti.
3. Koefisien Kemiringan Persentil
Koefisien Kemiringan Persentil didasarkan atas hubungan antar persentil (P90,
P50 dan P10) dari sebuah distribusi. Koefisien Kemiringan Persentil dirumuskan :
Keterangan :skP = koefisien kemecengan persentil , P = persentil
4. Keofisien Kemiringan Momen
Koefisien Kemiringan Momen didasarkan pada perbandingan momen ke-3
dengan pangkat tiga simpang baku. Koefisien menencengan momen dilambangkan
dengan α3. Koefisien kemiringan momen disebut juga kemiringan relatif.
Apabila nilai α3dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan :
1) Untuk distribusi simetris (normal), nilai α3= 0,
2) Untuk distribusi miring ke kanan, nilai α3 = positif,
3) Untuk distribusi miring ke kiri, nilai α3= negatif,
4) Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki nilai α3> ±0,50 adalah distribusi
yang sangat miring
5) Menurut Kenney dan Keeping, nilai α3 bervariasi antara ± 2 bagi distribusi yang
miring.
Untuk mencari nilaiα3, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
a. Untuk data tunggal
Koefisien Kemiringan Momen untuk data tunggal dirumuskan :
α3 = koefisien kemiringan momen
b. Untuk data berkelompok
Koefisien kemiringan momen untuk data berkelompok dirumuskan :
5. KERUNCINGAN ATAU KURTOSIS
Keruncingan atau kurrtosis adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang
biasanya diambil secararelatif terhadap suatu distribusi normal.
Berdasarkan keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam,
yaitu sebagai berikut :
1) Leptokurtik
Merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.
2) Platikurtik
Merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar
3) Mesokurtik
Merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak mendatar
Bila distribusi merupakan distribusi simetris maka distribusi mesokurtik dianggap
sebagai distribusi normal.
Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi, ukuran yang sering digunakan
adalah koefisien kurtosis persentil.
1. Koefisien keruncingan
Koefisien keruncingan atau koefisien kurtosis dilambangkan dengan 4 (alpha 4).
Jika hasil perhitungan koefisien keruncingan diperoleh :
1) Nilai lebih kecil dari 3, maka distribusinya adalah distribusi pletikurtik
2) Nilai lebih besar dari 3, maka distibusinya adalah distribusi leptokurtik
3) Nilai yang sama dengan 3, maka distribusinya adalah distribusi mesokurtik
Untuk mencari nilai koefisien keruncingan, dibedakan antara data tunggal dan
data kelompok.
a. Untuk data tunggal
b. Untuk data kelompok
2. Koefisien Kurtosis Persentil
Koefisien Kurtosis Persentil dilambangkan dengan K (kappa). Untuk distribusi
normal, nilai K = 0,263. Koefisien Kurtosis Persentil, dirumuskan :
Contoh soal :
1. Tentukan kemiringan distribusi data berikut dengan menggunakan rumus Pearson jika diketahui data
sebagai berikut : 8,9,8,7,6,5,4,5,6,5
Penyelesaian :
Data yang telah diurutkan :
4,5,5,5,6,6,7,8,8,9
X = 4+5+5+5+6+6+7+8+8+9
10
X = 6310
= 6,3
Med = ½ (6+6) = 6
Untuk memudahkan perhitungan standar deviasi pada data yang belum dikelompokkan maka dibuat
table distribusi sebagai berikut :
X X2
4 5
5 25
5 25
5 25
6 36
6 36
7 49
8 64
8 64
9 81
Σx = 63 Σx2 = 421
Diperoleh Σx = 63 dan Σx2 = 421S2 = nΣ X2−¿¿
= 10 (421 )−¿¿
=24190
= 2,6
maka standar deviasi (S) = √2,6 = 1,6derajat kemiringan menurut rumus pearson adalah
α = 3(X−Med )
S
= 3(6,3−6)
1,6 = 0,54
jadi α bertanda positif maka distribusi data miring kekanan.
2. Berikut ini adalah data nilai ujian statistik dari 40 mahasiswa sebuah universitas . nilai ujian statistika pada semester 2, 2009
Nilai ujian Frekuensi31 - 40 4
41 - 50 351 - 60 561 - 70 871 - 80 1181 - 90 791 - 100 2Jumlah 40
Tentukan nilai sk dan ujilah arah kemiringannya
Nilai X f u u2 fu f.u2
31 - 40 35,5 4 -4 16 -16 6441 - 50 45,5 3 -3 9 -9 2751 - 60 55,5 5 -2 4 -10 2061 - 70 65,5 8 -1 -1 -8 871 - 80 75,5 11 0 0 0 081 - 90 85,5 7 1 1 7 791 - 100 95,5 2 2 4 4 8Jumlah 40 -32 134
X = M + C ∑ fu
∑ f = 75,5 + 10 (−32
40 ) = 75,5 - 8 = 67,5
s = C √∑ fu2
n−(∑ fu
n )2
= 10 √ 13440
−(−3240 )
2
= 10 (1,62) = 16,2
Me = B + 12
n−(∑ f 2 )0fMe
C=¿60,5 + 12
(40 )−12
8 10 = 60,5 + 10 = 70,5
Mo = L + d1
d1+d2
C=¿70,5 + 4
4+510 = 70,5 + 4,44 = 74,94
Sk = X−Mo
s =
67,4−74,9416,2
=−0,46
3. Tentukanlah derajat kemiringan dari kelompok data dibawah ini: 10,5,4,7,4,6,9,8,12,11,6,10,5,4,3,13
penyelesaian :Median = Q2 = 16
Q1= nilai ke – 1(16+1)
4
= nilai ke-414
jadi,
Q1 = nilai ke-4 + 14
(nilai ke-5 – nilai ke-4)
= 4+14
(5-4)
= 4,25
Q3 = nilai ke-3(16+1)
4
= nilai ke-1234
jadi,
Q3 = nilai ke-12 + 34
( nilai ke-13 – nilai ke-12)
= 10 + 34
(10-10)
= 10maka derajat kemiringan menggunakan rumus Bowley yaitu sebagai berikut :
α= Q3+Q1−Q2
Q3−Q1
= 10+4,25−6
10−4,25 = 1,43
jadi nilai α positif, berarti distribusi data miring ke kanan.
4. Diketahui kelompok data sebagai berikut : 6,4,3,7Tentukan derajat keruncingan dari kelompok data diatas :
Penyelesaian :
X = 3+4+6+7
4 = 5
S2 = Σ ¿¿¿ = (3−5)2+¿¿ = 3,33
Jadi standar deviasi adalah S =√3,33 = 1,82
maka derajat keruncingannya adalah sebagai berikut :
α4 = 1
n S4 Σ(Xi - X )4
= 1
4 (1,824) 16+1+1+16
jadi α kurang dari 3 maka distribusi datanya mempunyai derajat keruncingan paltikurtis.
5. Diketahui kelompok data sebagai berikut :
6,9,4,3,7,8,3,5,4,3,9,7
Tentukanlah derajat kemiringan dengan menggunakan rumus Bowley :
Penyelesaian :
Median = Q2 = 5+6
2 = 5,5
Q1 = nilai ke-1(12+1)
4
= nilai ke-314
jadi , Q1 = nilai ke-3 + ¼ (nilai ke-4 – nilai ke-3)
=3+0,25 = 3,25
Q3 = nilai ke-3(12+1)
4
= nilai ke-914
jadi , Q3 = nilai ke-9 + ¼ (nilai ke-10 – nilai ke-9)
= 7+ ¾ (8-7)
=7,75
Derajat kemiringan menggunakan rumus bowley
α = Q3+Q1−Q2
Q3−Q1 =
7,75+3,25−5,57,75−3,25
= 1,22
jadi α positif yang berarti distribusi datanya miring ke kanan.
6. Tentukanlah derajat kemiringan data dibawah ini dengan menggunakan rumus Pearson :
Kelas Frekuensi
11-13 3
14-16 7
17-19 11
20- 22 17
23-25 2
Jumlah 40
Penyelesaian : untuk memudahkan distribusi derajat kemiringan maka dibuat table distribusi sebagai berikut :
Kelas F U Xi fU fU2 fU3
11-13 3 -2 12 -6 12 -24
14-16 7 -1 15 -7 7 -7
17-19 11 0 18 0 0 0
20-22 17 1 21 17 17 17
23-25 2 2 24 4 8 16
Jumlah 40 8 44 2
dari table diatas diketahui : ƒ = 40 ΣƒU = 8 Σ ƒU2 = 44 dan ΣƒU3 =2
X = Σ ƒ . Xi
Σ ƒ =
74440
= 18,6
Med = Lm + [ n2−Σ ƒi
fm ]. C= 16,5 + [ 40
2−10
11 ] .3= 19,22
Mod = Lmo + d1
d1+d2
.C
= 19,5 + 6
6+15.3 = 20,34
S2 = C2 ¿ = 32¿
= 9 . 1,08 = 9,72S = √9,72 = 3,12 Derajat kemiringan dengan menggunakan rumus pearson :
α = 1S( X−Mod )
= 1
3,12(−1,76) = - 0,59
jadi , α bertanda negative untuk menunjukkan distribusi kearah Kiri.
7. Tentukanlah derajat kemiringan dari data modal perusahaan Citra berikut ini :
Modal f
112-120 4
121-129 5
130-138 8
139-147 12
148-156 5
157-165 4
166-174 2
Penyelesaian :
Modal Xi f (Xi-X )2 f(Xi-X )2 f(Xi-X )3
112-120 116 4 601,4756 2405,9024 -59004,76
121-129 125 5 241,0256 1205,128 -187096,14
130-138 134 8 42,5156 340,6048 -2222,48
139-147 143 12 6,1256 73,5072 181,93
148-156 152 5 131,6756 658,378 7554,89
157-165 161 4 419,2256 1676,9024 34334,58
166-174 170 2 868,7756 1737,5512 51214,32
40 8098 -155037,66
dari table diatas diperoleh :n atau Σƒ = 40 Σƒ(Xi-X )2 = 8098
X = 5621
40 = 140,525
S2 = 8098
29 = 207,64
S=√207,64 = 14,4
maka derajat kemiringan dengan menggunakan rumus momen yaitu :α3 = Σƒ¿¿
=−1550,66119439,36
= -1,29
jadi α bertanda negative maka distribusi datanya miring ke kiri
8. Tentukan derajat keruncingan dari data nilai ujian bahasa inggris 50 mahasiswa Jurusan pendidikan
bahasa inggris universitas Sriwijaya adalah sebagai berikut :
Kelas Titik tengah Frekuensi
20-29 24,5 4
30-39 34,5 7
40-49 44,5 8
50-59 54,5 12
60-69 64,5 9
70-79 74,5 8
80-89 84,5 2
Jumlah 50
Penyelesaian : untuk memudahkan perhitungan derajat keruncingan pada data yang sudah dikelompokkan maka dibuat table perhitungan seperti dibawah ini :
Kelas Xi f f.Xi f(Xi-X ¿2 f(Xi-X ¿4
20-29 24,5 4 98 3457,44 2988472,8
30-39 34,5 7 241,5 2634,52 991527,9
40-49 44,5 8 356 706,88 62459,9
50-59 54,5 12 654 4,32 1,55
60-69 64,5 9 580,5 1011,24 113622,9
70-79 74,5 8 596 3394,88 1440651,3
80-89 84,5 2 169 1872,72 1753540,1
Jumlah 50 2695 13082 7350276,5
dari table diperoleh Σƒ = 50ΣƒXi = 2695Σƒ(Xi - X ) 2 = 13082Σƒ(Xi - X ) 4 = 7350276,5
S2 = 1308249
= 266,9
S = √266,9 = 16,34Maka derajat keruncingan dari data diatas adalah :
α4 = 1
n S4 Σ(Xi - X )4
= 1
50(16,34)4 7350276,5 = 2,6
jadi , α kurang dari 3 maka distribusi data mempunyai data derajat keruncingan platikurtis.
9. Tentukan keruncingan kurva dari data 2, 3, 6, 8, 11Penyelesaian
X = 6 ; s = 3,67
X X - X (X - X)4
2 -4 2563 -3 816 0 016 2 1611 5 625
Jumlah 0 978
α4 = 1n∑ ( x−x )4
s4 =
15
978
(3,67 )4 =
195,6181,4
= 1,08
karena nilainya 1,08 (lebih kecil dari 3) maka distribusinya adalah platikurtik.
10. Tentukan kemiringan kurva dari distribusi frekuensi berikut : Nilai ujian Matematika dasar I dari 111 mahasiswa, 1997
Nilai Ujian frekuensi20,00 - 29,99 430,00 - 39,99 9
40,00 - 49,99 2550,00 - 59,99 4060,00 - 69,99 2870,00 - 79,99 5
Jumlah 111
Penyelesaiankelas Q1 = kelas ke-3
Q1 = B1 + 14
n−(∑ f 1 )of Q1
c= 39,995 + 27,75−13
2510 = 45,895
Kelas Q2 = kelas ke-4
Q2 = B2 + 12
n−(∑ f 2 )of Q2
c = 49,995 + 55,5−38
4010 = 54,37
Kelas Q3 = kelas ke-5
Q3 = B3 + 34
n−(∑ f 3 ) o
f Q3
c = 59,995 + 83,25−78
2810 = 61,87
SkB = Q3−2Q2+Q1
Q3−Q1 =
61,87−2 (54,37 )+45,89561,87−45,895
= -0,06
Karena skB negatif , maka kurva miring ke kiri .
TUGAS STATISTIKAMOMENT , SKEWNESS , KURTOSIS
Oleh :
REY HASTER03091005008
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2012