daftar isi - stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id · teluk benggala yakni “titli”. typhoon kong-rey...
TRANSCRIPT
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENGERTIAN…………………………………………………………………………. 2
II. RINGKASAN………………………………………………………………………….. 3
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2018......…………………...... 4
A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……………………………………….. 4
1. Anomali SST dan SOI ……………………………………………………………... 4
2. Dipole Mode Index ….……………………………………………………………... 5
3. Madden Julian Oscillation (MJO)…………………………………………………... 6
4. Suhu Muka Laut…………………………………………………………………….. 8
5. Monsun……………………………………………………………………………… 9
6. Gradien Angin Lapisan Atas………………………………………………………... 11
B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………………………………………………………... 14
1. Angin………………………………………………………………………………... 14
2. Kelembaban Udara………………………………………………………………….. 15
3. Suhu Udara………………………………………………………………………….. 16
4. Jarak Pandang Mendatar……………………………………………………………. 18
5. Curah Hujan………………………………………………………………………… 19
6. Keadaan Cuaca…………………………………………………………………........ 20
7. Kalender Cuaca…………………………………………………………………....... 21
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM …………………………………………………….. 22
V. PRAKIRAAN …………………………………………………………………………. 24
A. PRAKIRAAN HUJAN ………………………………………………………………… 24
1. Prakiraan Curah Hujan November 2018..…………………………………….……. 24
2. Prakiraan Sifat Hujan November 2018…..……………..………………………….. 25
B. INFORMASI KELAUTAN...…………………………………………………………... 28
1. Tinggi Gelombang Signifikan ...…………………………………………………… 28
2. Pasang Surut ……………………………………………………………………….. 29
Lampiran ……..……...……………………………………………………………………... 30
| 2
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
I. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Februari 1981 s.d Februari 2010,
Februari 1981 s.d Februari 2010, Juni 1981 s.d Juni 2010, dan seterusnya.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:
a. Angin kencang diatas 25 knots
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih
dari 34,8 knots
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.
| 3
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
II. RINGKASAN
Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Oktober 2018
menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 28 0C. Suhu muka
laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4) berkisar antara 0.6 0C s.d 0.8 0C
yang menunjukkan suhu lebih tinggi dibandingkan keadaan normalnya. Indeks SOI pada
bulan Oktober 2018 sebesar -10.7 s.d 3.6 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino
Southern Oscillation) pada bulan Oktober berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata
bulan Oktober 2018 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 s.d 300 W/m2. Sedangkan di
wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 s.d 240 W/m2. Hal ini
menunjukkan tutupan awan di wilayah Kalimantan Selatan pada bulan Oktober relatif
sedikit. Posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober berada di Belahan Bumi Selatan.
Pusat tekanan tinggi terdapat di Belahan Bumi Utara sementara pusat tekanan rendah berada
di equator dan Belahan Bumi Selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa udara bergerak ke
wilayah Belahan Bumi Selatan, yang menandakan mulai berlangsungnya monsun Asia.
Kondisi ini mengakibatkan berlangsungnya musim hujan di beberapa wilayah Indonesia
khususnya Kalimantan Selatan.
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Oktober 2018 arah
angin dominan bertiup dari arah Selatan (157,5° s.d. 202,5°) dengan kecepatan angin
terbanyak adalah 4-7 knot dan kecepatan angin maksimum mencapai 17 knot. Kelembaban
maksimum harian berkisar antara 87-100%, dan kelembaban udara minimum harian
berkisar antara 33- 76%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 28.8-36.8 0C, dan
suhu udara minimum harian berkisar antara 22.8-25.8 0C. Jarak pandang mendatar rata-rata
perjam pada umumnya >7 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Oktober 2018
adalah sebesar 102.6 mm bersifat Bawah Normal dengan hari hujan sebanyak 9 hari.
Kondisi cuaca signifikan kejadian Hujan sebanyak 9 kali, Petir 9 kali, Kabut sebanyak 6
kali, Asap sebanyak 13 kali, Visibility kurang dari 1000m terdapat 12 kali kejadian dan
Suhu udara ekstrim 1 kali kejadian.
| 4
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2018
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL
1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index
(SOI)
Pada bulan Oktober 2018 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator
bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.6 0C s.d 0.8 0C yang menunjukkan suhu lebih
tinggi dibandingkan keadaan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan
Oktober sebesar 0.83. Indeks SOI pada bulan Oktober 2018 sebesar -10.7 s.d 3.6 yang
menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan Oktober berada pada
kondisi netral.
Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
| 5
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index)
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/#tabs=SOI)
2. Dipole Mode Index (DMI)
Nilai DMI bulan Oktober 2018 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada
dasarian I (0.58 s.d 0.86), dasarian II ( 0.23 s.d 0.45) dan dasarian III (0.46 s.d 0.60). Pada
awal hingga akhir bulan Oktober 2018 DMI dominan bernilai positif yang menunjukan arah
pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian Timur menuju Samudera Hindia bagian
Barat sehingga mengurangi potensi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia bagian Barat.
Tabel 1. Nilai DMI Bulan Oktober 2018
No. Tanggal DMI
1 1-2 Oktober 0.86
2 3-9 Oktober 0.58
3 10-16 Oktober 0.23
4 17-23 Oktober 0.45
5 24-30 Oktober 0.60
| 6
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
3. Madden Julian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut
Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang
terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah
satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR
yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,
sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
| 7
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Oktober 2018
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Nilai OLR rata-rata bulan Oktober 2018 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 –
300 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 180 - 200 W/m2 terdapat di Aceh, Sumatera Utara
dan Pontianak. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260 - 300 W/m2 dominan berada di wilayah
Indonesia bagian Selatan meliputi Pulau Jawa, Laut Jawa, Sulawesi, Maluku, Ternate, Bali,
Nusa Tenggara hingga Laut Arafuru. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di
wilayah Indonesia relatif banyak di bagian Utara ekuator, sedangkan di Selatan ekuator
tutupan awan cenderung lebih sedikit. Di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar
antara 220 – 240 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa tutupan awan selama bulan Oktober
2018 relatif sedikit.
b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)
Pada bulan Oktober 2018 MJO terpantau tidak aktif dan pada dasarian III umumnya
MJO pada fase 1 (West. Hem. and Africa). Kondisi ini menunjukkan selama bulan Oktober
2018 MJO tidak mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia.
| 8
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 5.Fase MJO Oktober 2018
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)
4. Suhu Muka Laut
Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Oktober 2018
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)
| 9
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Oktober 2018 di perairan
Indonesia dengan nilai ≥ 28 0C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia
berada di Samudera Pasifik timur Papua. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan
banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air
yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-
awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.
Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Oktober 2018
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)
Anomali suhu muka laut bulan Oktober 2018 di sebagian besar wilayah perairan
Indonesia berkisar antara -1.5 s.d 0.5 0C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah
Indonesia sama dengan normalnya. Anomali suhu muka laut yang bernilai negatif meliputi
perairan Laut Jawa, Nusa Tenggara, Samudra Hindia Selatan Jawa dan Barat Sumatera.
Wilayah perairan dengan anomali negatif memberikan dampak terhadap berkurangnya uap
air di wilayah tersebut.
5. Monsun
Posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober berada di Belahan Bumi Selatan.
Pusat tekanan tinggi terdapat di sebagian besar Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi
Selatan, sementara pusat tekanan rendah berada di Belahan Bumi Selatan dan Belahan
Bumi Utara. Kondisi ini mengakibatkan masa udara terpusat ke wilayah Tropis, yang
menandakan berlangsungnya Peralihan Monsun. Kondisi ini mengakibatkan
| 10
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
berlangsungnya musim Peralihan di beberapa wilayah Indonesia khususnya Kalimantan
Selatan.
Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Oktober 2018
(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)
Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar
8. Daerah tekanan tinggi berada di Benua Eropa (1023.7 hPa). Daerah tekanan rendah
berada di Laut Phliphina (1009.7 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan
laut berkisar antara 1010.0 – 1012.5 hPa.
Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Oktober di wilayah
Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara. Sedangkan di Indonesia bagian
utara angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat. Terdapat wilayah pertemuan
angin atau konvergensi di Riau, Kalimantan Utara, dan Papua. Belokan angin atau shearline
terjadi di Laut Natuna, dan Kalimantan Barat. Daerah Netral terdapat di Timur Sumatera
Utara. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Oktober, daerah pertemuan angin
(konvergensi) umumnya berada di wilayah Samudera Pasifik Barat Filipina dan daerah
belokan angin di wilayah Riau, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline
dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di
wilayah tersebut.
| 11
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft Oktober 2018
(Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)
6. Gradien Angin Lapisan Atas
a. Dasarian Pertama
Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Oktober 2018, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 6 s.d
12 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, India, Samudera Hindia, Selat Malaka, Laut
China Selatan, Filipina, Australia dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia
tercatat kurang lebih 1 s.d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah
yang aktif di Samudera Pasifik yakni siklon tropis “Kong-Rey” dan 1 sistem yang aktif di
Teluk Benggala yakni “Titli”. Typhoon Kong-Rey aktif mulai dari 29 September s.d 06
| 12
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Oktober 2018 dengan tekanan minimum 915 mb dan kecepatan maksimum 105 knot, siklon
ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat dan kemudian ke Barat Laut, dan punah
di Vietnam. Badai tropis Titli aktif mulai dari 09 Oktober s.d 11 Oktober 2018 dengan
tekanan minimum 970 mb dan kecepatan maksimum 80 knot, siklon ini aktif di Teluk
Benggala dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di Daratan India.
Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Oktober 2018
Pola angin di wilayah Indonesia sebelah Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Timur – Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di
sebelah Selatan ekuator dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan berkisar antara 0 – 45
knots. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Aceh, Sumatera Utara,
Bengkulu, Utara Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,
Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang
mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline
(belokan angin tajam) terdapat di wilayah Kepulauan Riau, Laut Natuna Utara, Kalimantan
Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Hasil
Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya
terdapat 3 hari hujan dengan intensitas ringan.
b. Dasarian Kedua
Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Oktober 2018, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 5 s.d
10 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, Laut Andaman, Samudera Hindia, Laut
Filiphina, Australia, Samudera Pasifik, Vietnam, Laut Cina Selatan. Di wilayah ekuator
Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy).
| 13
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Oktober 2018
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Timur – Barat Daya, dengan kecepatan angin 0 – 30 knots, sedangkan di bagian
Selatan ekuator angin bertiup dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan 0 – 30 knots.
Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di wilayah Kepulauan Riau,
Sulawesi Utara, S. Pasifik, Sumatera Selatan, Aceh, Maluku, Laut Halmahera, dan Laut
Flores. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif
penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di
wilayah Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku,
Papua Barat, Kepulauan Riau, Laut Jawa, Laut Arafuru.. Hasil Pantauan Stasiun
Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 1 hari
hujan dengan intensitas sedang, dan 2 hari hujan dengan intensitas ringan.
c. Dasarian Ketiga
Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Oktober 2018, dari peta gradien terlihat
di sekitar equator wilayah Indonesia didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s.d
8 sel tekanan rendah yaitu Samudera Hindia, Samudera Pasifik, Papua Nugini, Laut
Andaman, Teluk Benggala, Australia, dan Laut Cina Selatan. Di wilayah equator Indonesia
tercatat kurang lebih 1 s.d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah
yang aktif di wilayah Samudera Pasifik yakni siklon tropis “Yutu”. Siklon tropis Yutu aktif
mulai dari 22 Oktober 2018 dan masih belum punah hingga akhir bulan Oktober 2018.
Siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke arah Barat dengan tekanan minimum
yang terpantau hingga akhir Oktober 2018 adalah 905 mb dan kecepatan maksimum 115
knot.
| 14
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Oktober 2018
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah Barat –
Timur Laut dengan kecepatan angin 0 – ≥ 45 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
bertiup dari arah Timur – Selatan dengan kecepatan 0 – 30 knots. Daerah pertemuan angin
atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Utara Sulawesi, S. Pasifik, Bengkulu,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Barat Sumatera. Daerah
konvergensi dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-
awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di
wilayah Sulawesi Tengah, Papua Barat, Maluku, Sumatera Bagian Utara, dan Nusa
Tenggara Timur. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di
Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 3 hari hujan dengan intensitas ringan.
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Oktober 2018 arah
angin dominan bertiup dari arah Selatan (157,5° – 202,5°) dengan persentase sebesar
14,5%. Kecepatan angin terbanyak adalah 4 - 7 knot dengan persentase 29,3% sedangkan
kecepatan angin maksimum mencapai 17 knot. Distribusi angin pada bulan Oktober 2018
berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.
| 15
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Oktober 2018
2. Kelembaban Udara
Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Oktober 2018
Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Oktober 2018 berkisar antara 66 -
92%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 87 – 100%, dan kelembaban udara
minimum harian berkisar antara 33 - 76%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 20
sebesar 33% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 13 sebesar 100%. Profil
kelembaban harian bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar 15.
Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara
jam 04.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 92 – 94 %, sedangkan kelembaban
| 16
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
udara minimum terjadi antara jam 12.00 - 14.00 WITA dengan nilai berkisar antara 54 -
57%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada
Gambar 16.
Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Oktober 2018
3. Suhu Udara
Profil suhu udara rata-rata harian bulan Oktober 2018 berkisar antara 24.9 – 29.8 0C,
suhu udara maksimum harian berkisar antara 28.8 – 36.8 0C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 22.8 – 25.8 0C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 36.8 0C terjadi
pada tanggal 4. Sedangkan suhu minimum 22.8 0C terjadi pada tanggal 13. Profil suhu
udara harian bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar 17.
| 17
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Oktober 2018
Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar 18.
Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 07.00 WITA.
Nilai maksimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara 32.6 – 33.4 0C terjadi antara
pukul 12.00 – 14.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara jam
04.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 24.4 – 24.8 0C. Profil suhu udara rata-rata
perjam bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Oktober 2018
| 18
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin bulan Oktober 2018 umumnya > 7 km. Jarak pandang maksimum ( > 9
km) terjadi pada pagi hingga sore hari antara pukul 10.00 – 23.00 WITA. Visibility mulai
menurun (< 9 km) antara pukul 00.00 - 08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan udara kabur
Asap (smoke) dan Kabut (Fog) pada dini hari. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility)
rata - rata harian bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Oktober 2018
Selama bulan Oktober 2018, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong
ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 12 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 100
meter pada tanggal 21, 200 meter pada tanggal 11 dan 13, 250 meter pada tanggal 4, 400
meter pada tanggal 5, 6, 7 dan 26, jarak pandang mendatar 500, 600 dan 700 meter pada
tanggal 28, 2 dan 30, serta jarak pandang mendatar 800 meter pada tanggal 3. Kondisi ini
terjadi akibat adanya Asap (smoke) pada dini hari di wilayah Bandara Syamsudin Noor
Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Oktober 2018 dapat
dilihat pada Gambar 20.
| 19
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem Oktober 2018
5. Curah Hujan
Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Oktober 2018 adalah
sebesar 102.6 mm dengan hari hujan sebanyak 9 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan
adalah 14.9 mm dengan 3 hari hujan. Pada dasarian II jumlah curah hujan adalah 60.2 mm
dengan 3 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 27.5 mm dengan 3 hari
hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 49.5 mm yang terjadi pada tanggal 11 Oktober
2018. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Oktober sebesar 138 mm.
Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan Oktober 2018 bersifat Bawah Normal.
Grafik curah hujan harian bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Oktober 2018
| 20
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Oktober 2018 menyatakan bahwa total curah
hujan maksimum perjam sebesar 44.8 mm terjadi pukul 13.00 WITA dan jumlah curah
hujan maksimum mutlak yakni sebesar 44.7 mm yang terjadi pada tanggal 11 Oktober
2018. Grafik kejadian hujan harian bulan Oktober 2018 dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Oktober 2018
6. Keadaan Cuaca
Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Oktober 2018 di Stasiun
Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian Hujan sebanyak 9 kali,
Petir 9 kali, Kabut sebanyak 6 kali, Asap sebanyak 13 kali, Visibility kurang dari 1000m
ada 12 kali kejadian dan Suhu Udara Ektrim 2 kali kejadian. Kondisi cuaca signifikan
didominasi oleh kejadian Asap sebanyak 13 kali.
| 21
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Oktober 2018
7. Kalender Cuaca
Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Oktober 2018
| 22
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM
DASARIAN I
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
Pada tanggal 1 dan 4 Oktober 2018 tercatat suhu udara ekstrim mencapai 36.4 dan 36.8 °C.
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 Oktober 2018 tercatat jarak pandang mendatar minimum
mencapai 250 – 800 m yang dikarenakan asap (smoke). Jarak pandang mendatar minimum
mencapai 250 m terjadi pada tanggal 4 Oktober 2018.
DASARIAN II
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL.
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 11 dan 13 Oktober 2018 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai
200 m yang dikarenakan kabut (fog).
DASARIAN III
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL.
| 23
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 21, 26, 28 dan 30 Oktober 2018 tercatat jarak pandang mendatar minimum
mencapai 100 – 700 m yang dikarenakan kabut (fog). Jarak pandang mendatar minimum
mencapai 100 m terjadi pada tanggal 21 Oktober 2018.
| 24
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
PRAKIRAAN
A. PRAKIRAAN HUJAN
1. Prakiraan Curah Hujan November 2018
Prakiraan akumulasi curah hujan November 2018 di wilayah Kalimantan Selatan
secara umum dalam kategori Menengah antara 201 - 300 mm. Untuk curah hujan 201 - 300
mm diprakirakan di Kab. Tanah Laut (Kurau/ Maluka Baulin, Tambang Ulang/ Pulau
Sari, Takisung/ Gn. Makmur, Panyipatan/ Batu Mulia, SMPK Pelaihari, Jorong), Kab.
Kotabaru (PL Timur/ Langkang Lama), Kab. Banjar (Simpang Empat/ Batu Balian,
Beruntung Baru/ Kmpg Baru, Danau Salak/ Lawa, Pengaron, Kertak Hanyar/ Manarap
Baru, Sungai Pinang/ Rantau Nangka, Danau Salak/ Atanik, Martapura Kota, Gambut/
Kayu Bawang, SMPK Sei Tabuk/ Gd. Hirang, Danau Salak/ C. Kantor, Mataraman, Danau
Salak/ Lawa Baru), Kab. Barito Kuala (Wanaraya/ Kolam Kiri, Marabahan/ Marabahan
Kota, Rantau Badauh/ Sei Bamban, Tamban/ Koanda, Anjir Muara/ Anjir Muara Kota
Tengah, Anjir Pasar/ Anjir Pasar Kota, Mandastana/ Karang Indah, Tabunganen/ Sei Jingah
Besar, Barambai/ Kolam Kanan), Kab. Tapin (Bungur, Binuang/ Pulau Pinang, Candi
Laras Selatan/ Baringin, Bakarangan/ Tangkawang, Tapin Utara/ Rantau Kiwa, Tapin
Selatan/ Harapan Masa, Lok Paikat, Tapin Tengah/ Andhika), Kab. Hulu Sungai Selatan
(Telaga Langsat/ Mandala, Kalumpang/ Tambingkar, Daha Selatan/ Muning Tengah,
Padang Batung/ Durian Rabung, Simpur/ Wasah Hulu, SMPK Sungai Raya, Kandangan/
Tibung Raya), Kab. Hulu Sungai Tengah (Labuan Amas Utara/ Kasarangan, SMPK
Pantai Hambawang, Pandawan, Batang Alai Utara/ Ilung, Hantakan), Kab. Hulu Sungai
Utara (Banjang, Babirik/ Babirik Hilir, Sei Pandan/ Bt. Pangkalan, Amuntai Tengah/ Pasar
Senin), Kab. Tabalong (Haruai/ Kembang Kng, Tanjung/ Hikun, Upau/ Masingai I, Muara
Uya, Muara Harus/ Tantaringin, Kelua/ Kel Pulau, Murung Pudak/ Maburai), Kab. Tanah
Bumbu (Kusan Hulu/ Sungai Rukam, Angsana/ Kr. Indah), Kab. Balangan (Paringin
Selatan/ Lingsir, Batu Mandi/ Hamparaya, Juai/ Mungkur Uyam), Kota Banjarmasin
(Banjarmasin Utara/ Surgi Mufti), Kota Banjarbaru (Landasan Ulin/ Landasan Ulin
Timur, Stamet Syamsudin Noor, Staklim Banjarbaru) Wilayah di sekitar Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 201 - 300
mm. Prakiraan curah hujan bulan November 2018 di wilayah Kalimantan Selatan dapat
dilihat pada Gambar 25.
| 25
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 25. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan November 2018
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
2. Prakiraan Sifat Hujan November 2018
Prakiraan sifat hujan November 2018 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan
data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Normal. Sifat hujan
normal diperkirakan di Kab. Tanah Laut (Jorong, Kintap/ Kebun Raya, Kurau/ Maluka
Baulin, SMPK Pelaihari, Tambang Ulang/ Pulau Sari, Takisung/ Gn. Makmur), Kab.
Kotabaru (Kelumpang Selatan/ Sangking Baru, PL Timur/ Langkang Lama, Stamet
Stagen), Kab. Banjar (Pengaron, Mataraman, Martapura Kota, Beruntung Baru/ Kmpg
Baru, Danau Salak/ Atanik, Kertak Hanyar/ Manarap Baru, SMPK Sei Tabuk/ Gd. Hirang,
Gambut/ Kayu Bawang, Sungai Pinang/ Rantau Nangka, Simpang Empat/ Batu Balian),
Kab. Barito Kuala (Tamban/ Koanda, Anjir Muara/ Anjir Muara Kota Tengah,
Marabahan/ Marabahan Kota, Rantau Badauh/ Sei Bamban, Anjir Pasar/ Anjir Pasar Kota,
Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Mandastana/ Karang Indah), Kab. Tapin (Bakarangan/
Tangkawang, Binuang/ Pulau Pinang, Tapin Selatan/ Harapan Masa, Bungur, Tapin
Tengah/ Andhika, Candi Laras Selatan/ Baringin), Kab. Hulu Sungai Selatan
(Kalumpang/ Tambingkar, Angkinang/ Bamban Selatan, Daha Selatan/ Muning Tengah,
| 26
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Simpur/ Wasah Hulu, SMPK Sungai Raya, Telaga Langsat/ Mandala), Kab. Hulu Sungai
Tengah (Hantakan, Pandawan, Batang Alai Utara/ Ilung, Batang Alai Selatan/ Kapar),
Kab. Hulu Sungai Utara (Amuntai Tengah/ Pasar Senin, Sei Pandan/ Bt. Pangkalan,
Babirik/ Babirik Hilir), Kab. Tabalong (Haruai/ Kembang Kng, Murung Pudak/ Tanjung
Selatan, Kelua/ Kel Pulau, Muara Uya, Tanjung/ Hikun, Murung Pudak/ Maburai, Banua
Lawas/ Banua Rantau), Kab. Tanah Bumbu (Kusan Hilir/ Mudalang, Kusan Hulu/ Sungai
Rukam, Sei Loban/ Marga Mulya, Angsana/ Kr. Indah), Kab. Balangan (Paringin Selatan/
Lingsir, Juai/ Mungkur Uyam), Kota Banjarbaru (Landasan Ulin/ Landasan Ulin Timur).
Daerah sifat hujan Atas Normal ada pada wilayah Kab. Kotabaru (PL Utara/ Gunung
Ulin), Kab. Banjar (Danau Salak/ Lawa Baru, Danau Salak/ Salam, Danau Salak/ Lawa,
Danau Salak/ Gn. Sari, Danau Salak/ C. Kantor, Danau Salak/ Atayo), Kab. Tapin (Lok
Paikat, Tapin Utara/ Rantau Kiwa), Kab. Hulu Sungai Selatan (Kandangan/ Tibung Raya,
Padang Batung/ Durian Rabung), Kab. Hulu Sungai Tengah (Barabai/ Mandingin, Batu
Benawa/ Pagat, Labuan Amas Utara/ Kasarangan, SMPK Pantai Hambawang), Kab. Hulu
Sungai Utara (Banjang), Kab. Tabalong (Muara Harus/ Tantaringin, Upau/ Masingai I),
Kota Banjarmasin (Banjarmasin Utara/ Surgi Mufti), Kota Banjarbaru (Staklim
Banjarbaru). Sedangkan daerah sifat hujan Bawah Normal ada pada wilayah Kab. Tanah
Laut (Panyipatan/ Batu Mulia), Kab. Barito Kuala (Barambai/ Kolam Kanan, Wanaraya/
Kolam Kiri), Kab. Hulu Sungai Utara (Amuntai Utara/ T. Daun), Kab. Tanah Bumbu (Kr.
Bintang/ Manunggal), Kab. Balangan (Batu Mandi/ Hamparaya), Kota Banjarbaru
(Stamet Syamsudin Noor). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal Gambar 26.
| 27
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Gambar 26. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan November 2018
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 28
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
B. INFORMASI KELAUTAN
1. Tinggi Gelombang Signifikan
Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November
Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan November di wilayah perairan
Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.6 meter. Rata-rata gelombang signifikan
tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Selatan. Sedangkan untuk
rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan November antara 0.4
hingga 1.6 meter dari arah Selatan dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut
Jawa.
Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November
| 29
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
2. Pasang Surut
Informasi prakiraan pasang surut bulan November 2018 dibagi menjadi beberapa
wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito,
Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang,
Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
| 30
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
TIM REDAKSI
Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.
Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin
Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling
Kepala Seksi Observasi Dan Informasi
Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan
2. Rianita Sekar Utami
3. Uli Mahanani
4. Herin Hutri Istyarini
5. Adhitya Prakoso
6. Rizqi Nur Fitriani
7. Utari Randiana
8. Bayu Kencana Putra
9. Rimelda Yuni Hasteti
10. Muhammad Shaa Imul Qadri
| 31
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Lampiran 1
Pasang Surut Air Laut Bulan November 2018
| 32
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
| 33
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
| 34
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
| 35
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
| 36
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
| 37
Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2018
Lampiran 2
Alamat Website Informasi Meteorologi
- BMKG
www.bmkg.go.id
- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id
- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan
- Informasi Meteorologi Penerbangan
http://aviation.bmkg.go.id
- Informasi Meteorologi Kelautan
http://maritim.bmkg.go.id
- Informasi Titik Panas (hotspot)
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31
- Informasi Potensi Kebakaran Lahan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan