revolusi teori ekonomi mikro dan makro.docx

15
Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro Persaingan Tidak Sempurna Piero Sraffa dan Joan. V. Robinson 1. Perkembangan pemikiran Neoklasik menerima berbagai kritik yang dikemukakan tajam dari para ahli ekonomi sejarah, dan kelembagaan. Kritik itu senantiasa tidak setuju dengan asumsi-asumsi yang digunakan oleh pemikir ekonomi klasik dan neo-klasik, Kritik itu mendapat peluang untuk dikaji oleh pemikir Neoklasik, yang akhirnya melahirkan teori-teori persaingan tidak sempurna, seperti dikemukakan oleh Sraffa dan Robinson. 2. Analisis neoklasik yang dikemukakan Sraffa, bahwa pada kurva biaya rata-rata ada bagian yang menurun, maka tidak mungkin terjadi dalam kenyataan struktur pasar persaingan sempurna. Justru struktur monopoli banyak ditemukan dalam kenyataannya. Dengan demikian andaian-andaian yang digunakan dalam struktur pasar persaingan sempurna tidak realistik. Robinson memperkuat argumantasi sraffa baik dalam berbagai tulisannya, maupun pada bukunya yang berjudul The Economic of Imperfect Competation. Perusahaan skalanya semakin besar, dijumlahnya pun tidak banyak, sehingga mereka dapat mempengaruhi jumlah produksi di pasar, dan sekaligus menetapkan harga yang tinggi. 3. Dengan meningkatnya harga akan menciptakan laba maksimum. Oleh karena itu akan dapat mengundang saingan sendiri untuk

Upload: okta

Post on 06-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro

Persaingan Tidak Sempurna Piero Sraffa dan Joan. V. Robinson

1. Perkembangan pemikiran Neoklasik menerima berbagai kritik yang dikemukakan

tajam dari para ahli ekonomi sejarah, dan kelembagaan. Kritik itu senantiasa tidak

setuju dengan asumsi-asumsi yang digunakan oleh pemikir ekonomi klasik dan neo-

klasik, Kritik itu mendapat peluang untuk dikaji oleh pemikir Neoklasik, yang

akhirnya melahirkan teori-teori persaingan tidak sempurna, seperti dikemukakan

oleh Sraffa dan Robinson.

2. Analisis neoklasik yang dikemukakan Sraffa, bahwa pada kurva biaya rata-rata

ada bagian yang menurun, maka tidak mungkin terjadi dalam kenyataan struktur

pasar persaingan sempurna. Justru struktur monopoli banyak ditemukan dalam

kenyataannya. Dengan demikian andaian-andaian yang digunakan dalam struktur

pasar persaingan sempurna tidak realistik. Robinson memperkuat argumantasi

sraffa baik dalam berbagai tulisannya, maupun pada bukunya yang berjudul The

Economic of Imperfect Competation. Perusahaan skalanya semakin besar,

dijumlahnya pun tidak banyak, sehingga mereka dapat mempengaruhi jumlah

produksi di pasar, dan sekaligus menetapkan harga yang tinggi.

3. Dengan meningkatnya harga akan menciptakan laba maksimum. Oleh karena itu

akan dapat mengundang saingan sendiri untuk masuk ke pasar, sehingga tingkat

laba menjadi normal kembali. Bagi perusahaan-perusahaan yang telah established,

telah sukses dan telah berdiri lama mempunyai good-will terhadap langganan-

langganannya, sehingga merupakan rintangan bagi yang baru atau yang akan

memasuki pasar. Di samping itu perusahaan yang sukses ini akan selalu

menciptakan rintangan-rintangan masuk, seperti memperbanyak produksi,

menurunkan harga, pelayanan yang memuaskan, kredit dan sebagainya.

Persaingan Monopolistis dan Keseimbangan Perusahaan Monopolitis

Page 2: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

1. Pemikiran Chamberlin sering terasing dan tidak riil tentang teori ekonomi, bukan

karena kesalahan metodenya, tetapi karena asumsi-asumsi yang digunakan tidak

sesuai dengan kenyataan ekonomi yang terjadi. Chamberlin mengamati bahwa

kondisi untuk persaingan sempurna sudah tertinggi, sehingga dia menyusun teori

persaingan monopoli. Kalau sebelumnya ada dua macam struktur pasar yakni

persaingan sempurna dan monopoli murni, maka Chamberlin melihat bahwa

kedua sruktur ditemukan serempak dalam kenyataan, yakni persaingan terjadi,

tetapi dengan struktur monopoli, pertanda-pertanda terjadinya persaingan

monopoli antara lain terlihat dengan adanya kegiatan iklan, korting harga, goodwill

perusahaan, pembayaran dengan kredit, dan peranan konsumen yang lemah dalam

penentuan harga barang. Secara ekonomis masih dilakukan analisis dengan

peralatan analisis marjinal.

2. Monopolistic competition (persaingan monopoli) terjadi karena setiap produsen

menghasilkan produk yang hampir sama, masing-masing produk mempunyai ciri-

ciri khusus, sifat-sifat tersendiri, sehingga menimbulkan preferensi pada konsumen.

Masing-masing barang mempunyai keunggulannya. Itulah yang dia monopoli, tidak

ada pada orang lain. Tetapi karena loyalitas konsumen terhadap merk barang,

maka ini pun menimbulkan monopoli. Meskipun dalam pasar mereka melakukan

persaingan, baik dalam perluasaan pasar dengan melalui berbagai kegiatan iklan,

maupun dalam hal kebijaksanaan harga.

3. Keseimbangan perusahaan tidak lagi dalam kondisi optimal, karena perusahaan-

perusahaan itu telah mampu mengontrol harga, dan pengeluaran-pengeluaran

untuk biaya penjualan meningkat, sedangkan ongkos tetap produksi per satuan

meningkat. Hal terakhir ini terutama disebabkan terjadinya under capacity dalam

produksi, sehingga tingkat harga menjadi mahal. Selanjutnya under-capacity ini

dapat dipakai sebagai strategi untuk rintangan masuk ke pasar industri.

4. Struktur pasar yang oligopoli, mengakibatkan George Stigler menyusun teori

tentang kurva permintaan yang patah (kinky demand curve). Hal ini terjadi, antara

lain disebabkan oleh tingkat harga yang stabil. Harga yang stabil ini dapat juga

Page 3: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

disebabkan selera dan teknologi yang stabil, kelemahan administrasi, faktor

terjadinya kolusif. Meskipun demikian, jika suatu perusahaan dalam struktur

oligopoli menaikkan harga, belum tentu akan diikuti oleh saingannya, tetapi

cenderung terjadi bilamana satu perusahaan dalam oligopoli menurunkan harga

maka lawan-lawannya akan mengikuti. Bukti-bukti yang ditemukan belum

memanfaatkan berlakunya teori ini. Tetapi, kemungkinan berbagai kelemahan

masih belum dapat diatasi. Teori untuk struktur oligopoli belum dapat

digeneralisasikan, karena masing-masing mempunyai ciri-ciri khas tersendiri,

sehingga perilakunya sukar untuk diprediksi. Hal ini kembali ke persoalan faktor

personal dan impersonal. Dalam struktur oligopoli khususnya, dan persaingan

tidak sempurna umumnya kebijaksanaan harga cenderung bersifat personal.

Monopoli, Oligopoli dan Konsentrasi

1. Pembatasan struktur pasar monopoli murni telah berlangsung sejak masa ekonomi

Klasik, tetapi struktur pasar oligopoli relatif baru. Kenyataan ekonomi telah

berubah selama akhir abad ke-19 sampai dengan 1930-an, sehingga lahir teori

persaingan tidak sempurna, dan secara lebih khusus timbul struktur pasar

persaingan monopoli dan oligopoli. Dalam hal tertentu, struktur pasar oligopoli

dapat dikatakan sebagai persaingan monopoli terutama untuk oligopoli yang

berdiferensiasi.

2. Berbagai bentuk struktut oligopoli telah dibicarakan, antara lain oligopoli penuh,

oligopoli parsial, oligopoli yang kolusi dan nonklusif, oligopoli terbuka, dan

oligopoli tertutup dan oligopoli homogen dan berdiferensiasi, serta oligopoli

pimpinan baik yang simetrik maupun nonsimetrik.

3. Teori oligopoli sulit untuk menggeneralisasikannya, karena perilakunya telah

bersifat personal, sehingga ada teori untuk tipe-tipe tertentu oligopoli. Perilaku

harga pada oligopoli pimpinan juga tergantung apakah tipenya simetrik atau

nonsimetrik. Kalau simetrik maka terjadi persaingan harga, tetapi kalau

Page 4: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

nonsimetrik tingkat harga pimpinan diikuti atau dijadikan pedoman bagi

perusahaan-perusahaan yang relatif kecil.

4. Masalah yang menjadi kontroversi dalam teori oligopoli adalah terjadinya

indeterminasi, yakni tidak adanya penyelesaian keseimbangan yang unique, karena

masuknya faktor-faktor nonekonomi dan tidak adanya koordinasi baik langsung

maupun tidak langsung di antara perusahaan-perusahaan yang independen. Tetapi,

kalau di antara perusahaan itu terjadi kolusi, maka kondisi monopoli terjadi, dan

perilaku perusahaan-perusahaan tersebut terkoordinir baik langsung maupun

tidak langsung. Kolusi formal atau tidak formal, dalam usaha untuk mengatasi

risiko ketidakpastian yang mendatangkan berbagai kerugian.

5. Hubungan antara struktur dengan perilaku yang dikaitkan dengan kinerja industri

semakin mantap digunakan dalam pembahasan-pembahasan oligopoli khususnya,

persaingan tidak sempurna umumnya, karena telah ditemukannya cara-cara

pengukuran tingkat konsentrasi. Dengan ukuran ini, dapat ditentukan tidak hanya

tingkat atau derajat oligopoli, tetapi derajat monopoli dalam suatu barang-barang

atau jasa. Misalnya, semakin tinggi konsentrasi, akibat terjadinya akumulasi modal

yang semakin tinggi, dan di pihak lain terjadi perolehan

REVOLUSI TEORI EKONOMI MAKRO

Depresi Ekonomi dan Relevansi Teori

1. Depresi ekonomi yang terjadi pada tahun-tahun 1930-an telah mendatangkan

musibah bagi kegiatan ekonomi, yang mendatangkan pengangguran yang luar

biasa. Pengangguran berarti yang tidak mempunyai sumber penghasilan yang

secara ekonomis tidak mempunyai daya beli. Apa yang diproduksi tidak dapat

diserap pasar, yang berakibat perusahaan-perusahaan (produsen) mengurangi

produksi, sehingga kegiatan ekonomi menurun dunia telah kelebihan penawaran

karena produksi tidak terbeli.

Page 5: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

2. Para ahli ekonomi mencoba mencari sebab-musabab terjadinya depresi tersebut,

dan mencoba untuk menyelesaikannya. Berbagai teori ekonomi yang ada ternyata

tidak mampu lagi untuk menjawab persoalan-persolan yang muncul, sehingga

mendorong kekuatan untuk mencari jalan ke luar. Ternyata teori-teori klasik dan

neoklasik mempunyai kelemahan yang berarti, sehingga andaian-andian yang

dipakainya tidak sesuai lagi dengan ekonomi.

3. Dalam teori kesempatan kerja, teori lama itu tidak mengakui adanya pengangguran

terpaksa. Mereka tidak mau berhenti dengan terjadinya penurunan tingkat upah,

dan tidak bersedia bekerja dengan tingkat upah yang rendah. Pengangguran yang

terpaksa ini mengganggu pembahasan teori-teori yang ada. Menurut teori ini, jika

pengangguran terjadi, maka pengusaha harus menurunkan tingkat upah, sehingga

semua penganggur tertampung dan keadaan tetap dalam kesempatan kerja penuh

(full employment). Tetapi ada kelompok-kelompok yang tidak bersedia bekerja

dengan tingkat upah yang relatif lebih rendah.

4. Dalam teori moneter klasik dan neoklasik terjadi pula dikotomi, karena variabel-

variabel riil dalam pasar barang tidak dapat dipengaruhi secara langsung oleh

variabel moneter, karena fungsi uang yang netral. Kaitan antarpasar uang, pasar

tenaga kerja dan pasar barang kurang erat dalam ajaran neoklasik. Uang

mempunyai fungsi hanya sebagai alat tukar, tidak sebagai alat penyimpan nilai

atau kekayaan, sehingga setiap penambahan uang semata-mata diperlukan untuk

transaksi.

5. Di samping persoalan tersebut, terjadi pula perbedaan paham tentang peranan

pemerintah dalam mengatasi persoalan depresi ekonomi. Dalam hal ini Keynes dan

beberapa ahli lainnya setuju pemerintah menggunakan pengeluaran untuk

pekerjaan umum sehingga masalah depresi dapat diatasi. Tokoh yang terkenal

mengajukan rekomendasi ini adalah J.M. keynes yang berjasa dalam mengajukan

teori-teori baru yang merupakan revolusi dalam perkembangan teori ekonomi

makro. Lingkungan pembahasan telah menjadi lebih luas, lebih menyeluruh, tidak

dapat hanya dengan analisis mikro.

Page 6: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

Kesempatan Kerja dengan Intervensi Pemerintah

1. Inti teori ekonomi makro yang dikemukakan J.M. Keynes adalah kecenderungan

konsumsi (dipihak lain berarti kecenderungan menabung), efisiensi kapital

marjinal (MEC), dan preferensi likuiditas. Selanjutnya, ketiga prinsip yang pokok

ini dilengkapi dengan fungsi-fungsi permintaan, penawaran, dan fungsi produksi.

Perilaku orang menabung berbeda dengan perilaku investor, oleh karena itu dapat

terjadi jumlah investor yang diperlukan tidak sama dengan jumlah tabungan yang

tersedia, atau sebaliknya. Tingkat investasi yang dilakukan tergantung pada MEC,

sedangkan tabungan ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan.

2. Selanjutnya, penawaran uang tidak hanya untuk keperluan transaksi, pembelian

barang maupun jasa, tetapi juga untuk keperluan spekulasi. Permintaan uang

untuk transaksi tidak ada bedanya dengan yang ditemukan pada pasar uang klasik,

tetapi permintaan yang digunakan untuk spekulasi merupakan hal yang baru sama

sekali. Namun demikian, komponen yang baru ini telah mendekatkan model

pembahasan ke dalam kenyataan ekonomi. Karena fungsi uang bukan semata-mata

untuk media-pertukaran, tetapi juga sebagai penyimpan nilai. Dengan demikian,

pada suatu waktu, penggunaan untuk spekulasi dapat meningkat, dan kebutuhan

uang untuk transaksi dapat terganggu. Misalnya, jika tingkat bunga turun,

kecenderungan investasi diperkirakan meningkat, tetapi dengan komponen kedua

itu, harga obligasi dapat naik dan menimbulkan kelebihan penawaran. Variabel

tabungan tidak dipengaruhi tingkat bunga, tetapi oleh pendapatan, sedangkan

investasi yang menciptakan kenaikan pendapatan. Bukan investasi yang tergantung

pada pendapatan. Oleh karena itu kegiatan ekonomi dapat mendatangkan resesi

depresi. Singkatnya, fungsi investasi itu tidak stabil, sedangkan fungsi tabungan

relatif stabil. Dapat terjadi investasi lebih kecil dari tabungan.

3. Pasar tenaga kerja dihadapkan dengan persoalan adanya pengangguran terpaksa

yang tidak dapat diselesaikan secara otomatis. Walaupun tingkat upah diturunkan,

ada kelompok masyarakat yang tidak bersedia menerima tingkat upah terlalu

rendah. Untuk mengatasi ini (karena tabungan tidak cukup untuk investasi), maka

Page 7: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

permintaan melakukan investasi. Kalau ini terjadi, maka permintaan efektif

bangkit dan kecenderungan konsumsi kembali naik. Jadi aspek (C+I) merupakan

komponen permintaan efektif yang mendorong roda kegiatan ekonomi.

Kontroversi Teori Moneter

1. Teori-teori ekonomi dari Keynes mendapat kritik yang membangun sehingga

mendorong diskusi yang serius penelitian-penelitian untuk menguji hipotetisnya,

serta membuka kemungkinan lahirnya teori-teori baru. Dan penelitian-penelitian

itu fungsi konsumsi mempunyai berbagai variabel. Teori moneter mengalami

kontroversi, karena Friedman mengulas teori kuantitas yang klasik. Penelitian-

penelitian yang lebih intensif dilakukan dalam rangka mengadu teori mana yang

relatif lebih sesuai dengan perkembangan kenyataan ekonomi.

2. Efek-Keynes telah mencoba untuk melihat hubungan antara variabel harga dengan

kebutuhan uang untuk transaksi preferensi likuiditas, di satu pihak, dan keperluan,

untuk spekulasi di pihak lain, yang dapat mendorong tingkat bunga turun sehingga

volume investasi dapat meningkat, sedangkan efek-Pigou dapat pula menjelaskan

bahwa variabel kekayaan dapat mempengaruhi konsumsi. Kalau efek-Keynes dapat

mempengaruhi pasar uang, sedangkan efek-Pigou mempengaruhi pasar barang.

Dengan demikian timbul sintetis antara pemikiran neoklasik dan Keynes.

3. Dalam pengembangan teori-teori konsumsi, berbagai penelitian dilakukan dan

menemukan beberapa variabel yang mempunyai pengaruh pada konsumsi suatu

masyarakat. Ternyata, bukan hanya pendapatan absolut saja yang berpengaruh

secara berarti pada konsumsi, tetapi juga pendapatan relatif, pendapatan

permanen, dan siklus kehidupan. Namun demikian, ketiga penemuan ini

menyangkut jangka panjang sedangkan hipotetis pendapatan absolut adalah

dengan acuan waktu jangka pendek.

4. Friedman melanjutkan penelitiannya ke bidang teori moneter dan memugar teori

kuantitas uang, Freidman menganggap bahwa uang adalah kekayaan, bukan saja

dalam pengertian keuangan tetapi juga dalam arti yang luas. Permintaan akan

Page 8: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

uang ditentukan oleh tingkat harga obligasi, potensi saham, inflasi, rasio kekayaan

human wealth (kekayaan yang bersifat manusiawi) dan kekayaan yang nonhuman,

serta kekayaan dalam harga berlaku. Variabel terakhir ini merupakan pendapatan

demikian, Friedman melihat bahwa modelnya kurang elastik terhadap variabel

suku bunga, tetapi ternyata bilangan k relatif stabil daripada pengganda

permintaan terhadap uang. Dalam hal membandingkan kedua model itu (model

Keynes dan Friedman), perlu diingat acuan waktu masing-masing.

Aliran Supplyside Economics

1. Teori Unlimited Supplies of Labour merupakan teori tenaga kerja klasik yang

disusun kembali oleh Arthur Lewis. Analisisnya tidak terlepas dari tradisi klasik.

Tradisi klasik dalam hal ini adalah dalam mencapai pertumbuhan dengan

akumulasi modal akan mengubah distribusi pendapatan dalam jangka panjang

(distribusi personal), tetapi terdapat jumlah tenaga kerja berlimpah dengan tingkat

upah subsisten. Sistem ekonomi ini semula terdapat di Eropa masa klasik tetapi

sektor subsisten mengecil, kemudian keadaan itu dijumpai secara luas di negeri-

negeri Asia. Sektor kapitaslis yang modern mempunyai tenaga kerja terampil,

dengan tingkat upah tinggi, produktivitas tinggi, sedangkan di pihak lain tersebar

luas sektor subsisten dengan produktivitas yang sangat rendah, teknologi

tradisional dengan tingkat upah yang rendah. Pada sektor subsisten terjadi

kelebihan tenaga kerja. Tingkat upah subsisten itu ditentukan dengan kebutuhan

minimum atau tingkat produktivitas rata-rata pada sektor pertanian.

2. Investasi yang dilakukan di sektor kapitalis secara umum tidak meningkatkan

upah, namun lebih berarti dalam pembentukan laba dan laba ini sangat kecil yang

diinvestasi kembali karena penanam modal mempunyai kepentingan di luar negeri,

maka dapat terjadi ekspor modal. Ekspor modal tentunya mengurangi

pembentukan modal di dalam negeri. Bahkan kebutuhan dalam negeri sebagian

berasal dari impor yang relatif mahal. Keuntungan komparatif dapat dimiliki

negeri ini, tetapi karena adanya proteksi maka persaingan dapat kalah dari negeri-

negeri lain yang relatif mempunyai pasar bebas.

Page 9: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

3. Gejala-gejala kejadian ekonomi 1960-an akhirnya secara nyata ditemukan pada

tahun 1970-an, di mana ekonomi tidak dapat dikelola dari segi permintaan. Dua

dekade tahun setelah Perang Dunia ke-2, pendekatan kebijaksanaan yang

menekankan sisi permintaan pun berakhir. Berbagai faktor yang bersifat

struktural muncul yang tidak mungkin hanya dikelola secara makro melalui sisi

permintaan. Baby-boom tahun 1950-an, krisis energi, regulasi ekonomi lingkungan

hidup, dan persoalan persediaan pangan merupakan masalah-masalah yang tidak

dapat terselesaikan dengan pengelola ekonomi permintaan. Oleh karena itu, timbul

gagasan untuk mengelola ekonomi dari sisi penawaran. Pengelolaan ini diatur dari

sisi permintaan pemerintah dikurangi penurunan pajak, baik pajak-pajak

pendapatan, maupun pajak perusahaan dan pajak kredit investasi. Teorinya adalah

mengubah perilaku dengan rangsangan. Dengan menurunnya pajak, maka

pendapatan personal meningkat, return kekayaan meningkat, bunga turun dan

arus investasi bertambah. Produktivitas baik, pendapatan naik, kecenderungan

konsumsi naik dengan kondisi ekonomi yang lebih efisien. Dengan ekonomi yang

efisien, barang-barang dapat diekspor, sedangkan impor relatif mahal dalam hal ini

permintaan terhadap kenaikan upah tidak seperti pada pendekatan permintaan

efektif karena inflasi relatif rendah, dan tingkat pertumbuhan relatif tinggi. Dengan

demikian ekonomi terhindar dari stagflasi walaupun demikian, jika permintaan,

maka keadaan sebaliknya dapat terjadi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Karena persoalan-persoalan depresi ekonomi 1930-an telah teratasi, maka muncul

fenomena ekonomi yang lain di Amerika Serikat. Ada pertanda bahwa tingkat

pertumbuhan penduduk menurun, tabungan lebih besar dari investasi, muncullah

hipotesis ekonomi dalam keadaan stagnasi. Gejala itu menandakan menurunnya

permintaan efektif keadaan itu berubah, setelah Amerika Serikat memasuki Perang

Dunia ke-2, di mana permintaan efektif bangkit kembali, karena pengeluaran

pemerintah untuk membiayai perang dan industri senjata.

Page 10: Revolusi Teori Ekonomi Mikro dan Makro.docx

2. Harrod pada tahun 1939 telah menyusun model pertumbuhan ekonomi yang

bertolak dari prinsip-prinsip yang dipakai Keynes. Teorinya berdasarkan 3

variabel utama, yakni tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh rasio

tabungan dengan pendapatan dan rasio modal dengan tingkat pertambahan

penduduk, sedangkan tingkat investasi ditentukan oleh harapan-harapan investor

(pengusaha). Dengan demikian dapat terjadi ketidakstabilan dalam pertumbuhan.

Artinya tingkat pertumbuhan yang direncanakan tidak sama dengan tingkat

pertumbuhan yang aktual, yang menyebabkan terjadinya kelebihan produksi atau

kekurangan produksi.

3. Solow yang bertolak dari pemikiran ekonomi Neoklasik menyusun pula teori

pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan teori produksi yang mengatasi

kelemahan-kelemanah model Harrod-Domar. Di sini pun terdapat tiga variabel

utama, tetapi unsur ketidakstabilan itu telah dihilangkan. Fungsi produksi

dinyatakan dalam modal perkapita; pertambahan modal per kapita sama dengan

jumlah tabungan per kapita dikurangi dengan jumlah pertumbuhan investasi per

kapita. Output terbagi dua, yakni untuk konsumsi dan untuk investasi. Dalam

model ini ada tiga fungsi utama, yakni fungsi produksi, fungsi tabungan, dan fungsi

investasi. Dengan demikian, tingkat keseimbangan antara ketiga fungsi itu stabil

yang sedang berkembang, kemungkinan terjadi perangkap-pertumbuhan, karena

tingkat akumulasi modal yang kecil, bahkan tingkat pertumbuhannya dapat lebih

kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.

Sumber Buku Sejarah Teori-teori Ekonomi Karya Disman