revolusi pengendalian banjir

91
REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR DI INDONESIA DJOKO SURYANTO Hp. 0812 952 6683

Upload: agnestia-ayu-utami

Post on 18-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

DI INDONESIA

DJOKO SURYANTO

Hp. 0812 952 6683

Page 2: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Definisi Banjir :

Banjir adalah pertistiwa terbenamnya daratan karena volume air

yang meningkat. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai

yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan

yang tinggi dan terus menerus.

Penyebab banjir antara lain:

1. curah hujan yang tinggi

2. semakin luasnya hutan yang gundul

3. kurangnya daya resap air ke dalam pori-pori tanah 4. pembuangan sampah di sungai

5. sistem drainase yang kurang baik

6. jebolnya waduk atau tanggul, dan lain sebagainya.

POLA PIKIR BANJIR SELAMA INI

Page 3: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Penanggulangan dan Pengendalian Banjir 1) 2) 3) 4) 5) 6) Pengaturan Sungai (River Training) dan Normalisasi Alur Sungai. Tanggul Banjir dan Tembok Banjir (Floodwall). Saluran Penyalur Banjir atau Banjir Kanal (Flood Way). Waduk/Kolam Penampung Banjir Sementara (Retarding Basin). Sistem Drainase dan Pompanisasi Bendungan Pengendali Banjir.

Penanggulangan dan Pengendalian Banjir

1. Pengaturan Sungai (River Training) dan Normalisasi Alur

Sungai.

2. Tanggul Banjir dan Tembok Banjir (Floodwall).

3. Saluran Penyalur Banjir atau Banjir Kanal (Flood Way).

4. Waduk/Kolam Penampung Banjir Sementara (Retarding

Basin).

5. Sistem Drainase dan Pompanisasi

6. Bendungan Pengendali Banjir.

Page 4: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Dari 6 item di atas 4 item adalah prioritas

utama dan 2 item menjadi pelengkap dan

jarang direalisasikan.

4 prioritas utama tersebut mengutamakan

luapan air banjir dibuang kelaut, dan tidak

ada usaha untuk menyimpannya di darat, ini

yang sangat bertentangan dengan filosofi

diturunkannya hujan.

Page 5: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air

dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian

ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam

warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan,

kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”.

(QS.Az-Zumar,:21)..

Penyebab banjir antara lain:

1. semakin luasnya hutan yang gundul 2. kurangnya daya resap air ke dalam pori-pori tanah

3. pembuangan sampah di sungai 4. sistem drainase yang kurang baik

5. jebolnya waduk atau tanggul, dan lain sebagainya.

POLA PIKIR BANJIR YANG AKAN DITERAPKAN

Kejadian turunnya Hujan adalah satu satunya sumber air tawar untuk

kebutuhan seluruh mahkluk di bumi, oleh karena itu kita wajib

menyimpannya , karena kita tidak dapat melakukan terjadinya hujan.

Page 6: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Penanggulangan dan Pengendalian Banjir 1) 2) 3) 4) 5) 6) Pengaturan Sungai (River Training) dan Normalisasi Alur Sungai. Tanggul Banjir dan Tembok Banjir (Floodwall). Saluran Penyalur Banjir atau Banjir Kanal (Flood Way). Waduk/Kolam Penampung Banjir Sementara (Retarding Basin). Sistem Drainase dan Pompanisasi Bendungan Pengendali Banjir.

Revolusi Pengendalian Banjir saat ini di

prioritaskan untuk menyimpan air hujan

sebanyak mungkin. Dengan membangun :

1. Bendungan Pengendali Banjir.

2. Waduk/Kolam Penampung Banjir Sementara (Retarding

Basin).

3. Pembuatan Sumur Resapan

4. Revitalisasi Situ – situ

5. Normalisasi Alur Sungai.

6. Tanggul Banjir dan Tembok Banjir (Floodwall).

7. Sistem Drainase dan Pompanisasi

Page 7: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

ALASAN MERUBAH POLA PIKIR TENTANG

PENGENDALIAN BANJIR DI INDONESIA

1. TURUNNYA HUJAN ADALAH RAHMAT ALLAH DENGAN

TUJUAN UNTUK SUMBER SUMBER AIR DI BUMI.

2. TURUNNYA HUJAN BULANAN RELATIVE SAMA BESARNYA.

3. SOLUSI PENGENDALIAN BANJIR SELAMA INI

BERTENTANGAN DENGAN TUJUAN DITURUNKANNYA HUJAN.

4. PENYEBAB UTAMA BANJIR KARENA PERBUATAN KITA,

PEMBANGUNAN TIDAK MEMPERHATIKAN EKOLOGI.

Page 8: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Berikut ini saya berikan beberapa

slide bukti data dan fakta yang

terjadi di bumi indonesia tercinta

Page 9: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 10: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Hydrology cycle ini telah di firmankan oleh Allah dalam

Al-Qur’an surat Ar-Rum : 48 (Q.S 30:48) seperti

dibawah ini:

” Dialah Allah yang mengirimkan angin, lalu angin itu

menggerakkan awan dan Allah membentangkannya

di langit menurut yang dikehendakiNya, dan

menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat

air hujan keluar dari celah-celahnya:maka apabila

hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang

dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.”

Page 11: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

3 tahap juga yaitu :

Tahap Pertama : “ Allah, dialah yang mengirimkan

angin…..”

Tahap Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan

dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal gumpal…..”

Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, ………

Siklus hidrologi menurut Al’qur’an

Page 12: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Maksud di turunkannya hujan adalah Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di alam

semesta ini sebagai sumber kehidupan dan bertujuan untuk memberikan

keyakinan , keimanan ; peringatan bagi umatnya untuk di maknahi sebagai

hikmah bagi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Tujuan diturunkannya hujan adalah rencana Allah SWT yang Maha Agung dan lagi

bijaksana serta maha kasih sayangnya kepada seluruh makhluk di alam semesta

ini , sehingga rencana penciptaan hujan tersebut telah ditulis di Lauhul Mahfuzh ,

50. 000 tahun sebelum penciptaan Langit dan Bumi dan telah ditakdirkan oleh Allah SWT termasuk kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi ini .

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan

langit dan bumi.”

Beliau shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda,

“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qolam. Lalu Allah

firmankan padanya, „Tulislah‟. Qolam mengatakan, “Apa yang akan aku tulis?‟

Allah berfirman, ‟Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi

hingga hari kiamat‟. ”

Begitu pentingnya rencana hujan itu diturunkan karena hujan berfungsi sebagai

sumber kehidupan seluruh makhluk di alam semesta ini, sebagai pendukung misi

dari Allah SWT yang akan menciptakan langit dan bumi ini sehingga turunnya

hujan termasuk kunci ilmu ghoib dan hanya Allah SWT yang mengetahui kapan

turunnya.

Page 13: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Allah Ta‟ala berfirman,

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan

tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan

mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun

yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan

diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat

mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan lima perkara gaib yang hanya Allah sendirilah yang mengetahui perkara itu yaitu: 1. Hanya Allah sajalah yang mengetahui kapan datangnya Hari Kiamat, Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. (Q.S. Al A'raf: 187) 2. Allah sendirilah yang menurunkan hujan, Dialah yang menetapkan kapan, di mana dan

berapa banyak yang akan dicurahkan-Nya, maka ketetapan-Nya itu tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. 3. Hanya Allah saja yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang ada dalam suatu kandungan, apakah cacat atau sempurna, dan kapan ia akan dilahirkan. 4. Hanya Dia pula yang mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakan oleh seseorang esok harinya. 5. Seseorang tidak mengetahui di mana ia akan meninggal dunia nanti. Apakah di daratan

atau di lautan ataupun di udara, apakah di negeri ini, atau di negeri itu. Hanya Allah saja yang

dapat mengetahuinya dengan pasti.

Page 14: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Jumlah air di bumi ini 97 % adalah air asin yang berada di lautan

dan 3 % adalah air tawar, dari 3 % tersebut 30 % air dalam tanah

dan 70 % ada di gunung es dan glacier, hanya 0,3 % air tawar yang ada di permukaan yang bisa di manfaatkan oleh manusia.

Tidak ada yang mampu menurunkan hujan melainkan Allah SWT

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,

maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja

yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup

melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).

Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar

gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, / Q.S Al Furqaan

: 48

Hujan itu rahmat

Page 15: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

KETERSEDIAAN AIRDistribusi air di Bumi

Sembilan puluh tujuh % dari tatal air di Bumi berada di lautberupa air asin sekitar 1400 x 1015 m3

Air tawar di Bumi 3 % yang meliputi :

Applied hydrology by mutreja

Lokasi Ketersediaan air %

Salju, es, dan gletser

Air tanah/jenuhDanau

Butir –butit tanahAwan,kabut,embun,hujanSungai

75.00

24.00 0.30

0.0650.0350.030

Total Luas tanah : 136 x 106 km2

Total Luas laut : 374 x 106 km2

Precipitasi didaratan : 750 mm/Tahun

Evaporasi dari daratan : 545 mm/Tahun

Precipitasi di wilayah laut : 870 mm/Tahun

Evaporasi dari lautan : 940 mm/Tahun

Page 16: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 17: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 18: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan hasil penelitian, dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Menurut Harun Yahya, fenomena alam itu sesunguhnya telah dinyatakan dalam Alquran sejak abad ke-7 M dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Mari kita simak Alquran surah Az-Zukhruf [43] ayat 11, ''Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).'' Menurut Harun Yahya, air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. ''Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini,'' ujar pemilik nama asli Adnan Oktar ini. Bahkan, kata dia, sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini,

mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini. Tetapnya jumlah ini sangatlah penting

bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini.

Satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan

ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan

hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan

dalam Alquran. Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya..

Page 19: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Jadi begitulah filosofi terjadinya HUJAN, dari air laut yang asin

dirubah menjadi air tawar untuk kebutuhan semua mahkluk di bumi

Tetapi apa yang terjadi selama ini dalam pengendalian banjir yang

dilakukan adalah membuang air hujan secepatnya kelaut, cara ini

bertentangan dengan tujuan dan fungsi dari siklus hidrologi , kalau

ingin mencegah banjir kita harus kembali ke filosofi dari siklus

hidrologi tersebut, selama penanganan banjir masih bertentangan dengan filosofi siklus hidrologi hasilnya tidak akan bermanfaat dan

tidak pernah akan selesai permasalahan tersebut.

Padahal sudah jelas tujuan dan manfaat air hujan itu untuk

kebutuhan mahkluk di bumi, dari air laut yang asin diproses menjadi

air tawar di bumi ,supaya menjadi sumber sumber air di bumi. Seperti firman Allah

Page 20: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air

dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian

ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam

warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan,

kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian

itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-

Zumar,:21).

Kita disuruh memperhatikan dengan diturunkannyanya hujan, dan kita

juga di suruh belajar dari kejadian hujan tersebut yang di terangkan dalam

ayat di atas karena kita di beri akal oleh Allah SWT

Tetapi apa yang kita lakukan setelah air dikirim ke daratan melalui hujan,

PANTASKAH AIR HUJAN ITU DIBUANG LAGI KE LAUT , dalam rangka

PENGENDALIAN BANJIR, ????? Yang selama ini umumnya dilakukan di

Indonesia.

Terakhir lebih extrim yaitu mendorong awan awan ke tengah laut kembali,

supaya hujannya jatuh kelaut.

Page 21: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

IKLIM DI INDONESIA Indonesia secara geografi berada di antara benua Asia dan Australia menjadi

tempat perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali, sehingga

Indonesia mengalami pergantian musim hujan dan musim kemarau.

Karena itu Indonesia dipengaruhi Iklim musim.

Iklim musim ditandai dengan pergantian musim setiap 6 bulan sekali yaitu musim

hujan dan kemarau, musim kemarau atau musim kering terjadi antara bulan April

sampai dengan bulan September dengan ciri – ciri curah hujan lebih kecil dari 60 mm per bulan, sedangkan musim hujan atau musim basah di tandai dengan

meningkatnya curah hujan di suatu daerah di banding biasanya dalam jangka

waktu tertentu secara tetap, musim hujan terjadi antara bulan oktober sampai

dengan bulan maret.

Page 22: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Penyebab banjir yang penulis sampaikan di atas adalah hasil

dari para pakar banjir yang umumnya selalu didiskusikan dan

fakta lapangan yang dilihat, dan itu semua juga benar adanya

tapi ada yang lebih dalam secara filosofi bagaimana hujan itu diturunkan dan apa maksud dan tujuan diturunkannya hujan

tersebut dan sudah penulis bahas di awal tulisan ini.

Padahal diantara penyebab banjir tersebut yang paling utama

penyebabnya yang selama ini terjadi di Indonesia adalah

berkurangnya resapan air di daerah aliran sungai atau DAS dan di wilayah perkotaan, dengan satu alasan karena curah hujan

yang turun relative hampir sama selama 40 tahun terakhir ini ,

sebagai contoh nyata dan fakta dengan data – data yang akan

saya sajikan di bawah ini yaitu banjir yang terjadi di wilayah Jakarta.

Page 23: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Kejadian banjir di Jakarta selama hampir 40 tahun terakhir ini,

atau sampai tahun 2014 adalah :

1. Data curah hujan bulanan maupun tahunan selama 40 tahun terakhir hampir sama tidak ada secara extrim

curah hujan meningkat /data di sajikan dalam data

indicator no 1.

2. Penggunaan lahan di kawasan daerah aliran sungai

atau DAS dan di wilayah DKI meningkat , data

disajikan dalam data indicator no 2.

3. Dari indicator bahwa data curah hujan selama 40 tahun terakhir ini masih sama, berarti koeffesion run off berubah

dan run off meningkat karena curah hujan relative sama

yang berubah run offnya ini terbukti dari data debit banjir

yang setiap tahun meningkat, dan luas genangan pun

meningkat setiap tahunnya di wilayah Jakarta. data

disajikan dalam data indicator no 3.

Page 24: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

FAKTA YANG TERJADI DENGAN BANJIR JAKARTA

1. CURAH HUJAN BULANAN SELAMA 40 TAHUN RELATIVE SAMA,

2. PENYEBAB UTAMA BANJIR JAKARTA ADALAH : BERKURANGNYA

DAERAH RESAPAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN di DKI, INI

AKIBAT PERBUATAN KITA.

Dengan 2 fakta di atas yang harus kita lakukan adalah :

Melakukan perbaikan atas kesalahan kita selama ini yaitu mengadakan

perbaikan di Daerah Aliran sungai dan perkotaaan agar bisa menyerap air hujan

yang turun setiap musim, sebagai sumber sumber di bumi untuk dimanfaatkan

pada waktu musim kemarau, dengan satu alasan:

KITA BUTUH AIR TAWAR, BAHKAN SEMUA MAHKLUH DI DARAT , DAN

HANYA SATU SATUNYA SUMBER AIR TAWAR YANG UTAMA DI DAPAT

DARI KEJADIAN TURUNNYA HUJAN.

Page 25: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

FAKTA 1. CURAH HUJAN BULANAN SELAMA 40

TAHUN RELATIVE SAMA,

Memperhatikan hasil pengamatan dari BMKG yaitu :

Perubahan normal curah hujan 1981-2010 dengan 1971-2000

menampilkan informasi perubahan normal curah hujan 30 tahunan di

wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data curah hujan

rata-rata bulanan selama periode 1971-2010 yang dikumpulkan dari

titik pengamatan yang tersebar di Indonesia, yang selanjutnya diolah

menjadi informasi curah hujan normal dalam 2 (dua) rentang waktu

1971-2000 dan 1981-2010.

Page 26: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG SUMATRA

Page 27: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG JAWA BARAT

Page 28: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG JAWA TENGAH

Page 29: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG JAWA TIMUR

Page 30: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG BALI

Page 31: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG NTB

Page 32: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG NTT

Page 33: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG KALIMANTAN

Page 34: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG SULAWESI

Page 35: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG MALUKU

Page 36: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN SUMBER BMKG PAPUA

Page 37: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Tabel 1. Rata-rata hujan bulanan seluruh Indonesia

Bulan Minimum (mm) Maksimum (mm)

Januari 100 >700Februari 50 500Maret 50 400April 50 300Mei 0 300Juni 0 300Juli 0 300Agustus 0 300September 0 300Oktober 0 400Nopember 50 450Desember 150 500

Page 38: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Berikut adalah tabel curah hujan tahunan rata-rata di Indonesia

Page 39: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 3.22. (a) Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian

di Stasiun Citeko (Jan 1985-Feb 2008).

Page 40: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 3.23. (a) Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian

di Stasiun Halim Perdana Kusuma (Jan 1977-2006).

Page 41: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 3.24. (a) Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian

di Stasiun Soekarno-Hatta (Jan 1985-Feb 2008).

Page 42: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 3.25. Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (5b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian di Stasiun Tanjung Priok (1977-1983 dan

1989-2007).

Page 43: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 44: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 45: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola hujan

dan jumlah intensitas hujan sering dianggap sebagai faktor

yang menyebabkan kejadian banjir di kawasan Jabodetabek.

Namun demikian, berdasarkan data curah hujan bulanan dan

harian yang ada di kawasan ini tidak dapat menjelaskan

bahwa terdapat perubahan pola dan intensitas hujan.

Data curah hujan bulanan di stasiun Jakarta Obs (1866-2003)

yang disajikan pada Gambar 3.21 menunjukkan bahwa tidak

terjadi perubahan pola hujan di kawasan ini.

Dengan kata lain, anggapan bahwa penyebab utama banjir

wilayah Jabodetabek akibat perubahan iklim dan curah hujan

adalah sama sekali tidak berdasar data dan fakta.

Page 46: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 3.21. Curah Hujan Bulanan Jakarta tahun 1866-2003 (sumber: BMG)

Page 47: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Catatan penulis Untuk data curah hujan menurut hasil

studi dari Departemen Kehutanan dengan judul

rencana detail penanganan banjir jabodetabekjur 2.

Adalah sebagai berikut :

Pola hujan dalam tempo 150 tahun terakhir

menunjukkan banjir di Jabodetabek dapat

dikendalikan karena penyebab utamanya bukan

perubahan pola iklim dan curah hujan.

Pernyataan tersebut artinya selama 150 tahun curah

hujan relative sama yang berubah daerah resapannya

di hulu dan di hilir.

Page 48: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

FAKTA 2. PENYEBAB UTAMA BANJIR JAKARTA ADALAH :

BERKURANGNYA DAERAH RESAPAN DI DAERAH ALIRAN

SUNGAI DAN di DKI, INI AKIBAT PERBUATAN KITA.

Page 49: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Daerah resapan yang berkurang di watershed area

Page 50: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 51: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Page 52: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Daerah resapan yang berkurang di DKI

Page 53: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 54: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 55: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1972

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

929

500

0

9295

000

930

000

0

9300

000

93

0500

0

9305

00

0

9310

000

93

10000

9315

000

93

15000

932

000

0

9320

000

9325

000

9325

000

KETERANGAN

DANAUFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1983

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

929

500

0

9295

000

93

0000

0

93

0000

0

9305

000

9305

000

931

000

0

9310

000

93

1500

0

93

1500

0

93

2000

0

9320

00

0

9325

000

93

25000

KETERANGAN

DANAUFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKARAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHURBANVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1993

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

929

5000

92950

00

93

0000

0

93

0000

0

9305

000

9305

000

931

0000

93100

00

931

5000

93150

00

93

20000

932000

0

9325

00

0

93

25

000

KETERANGAN

AIR/SUNGAIFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1998

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

9295

00

0

92

95

000

93

0000

0

93

0000

0

9305

000

9305

000

9310

00

0

93

10

000

931

5000

93150

00

93

20000

932000

0

93

25000

932500

0

KETERANGAN

AIR/SUNGAIFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 2002

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

9295

000

92

95000

930

000

0

9300

000

93

0500

0

9305

00

0

9310

000

93

10000

9315

000

93

15000

932

000

0

9320

000

93

2500

0

9325

00

0

KETERANGAN

AIR/SUNGAIFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN DI JAKARTA TAHUN

1972-2002

1972

1983

1993

1998

2002

Jakarta telah secara signifikan kehilangan daerah hijau, daerah resapan air, danau-danau kecil dan waduk, dan lain-lain akibat konversi guna lahan

Page 56: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

MENINGKATNYA DEBIT BANJIR DI SUNGAI DAN MELUASNYA

GENANGAN DI DKI

Berikut data indicator 3 bahwa data curah hujan selama 40

tahun terakhir ini masih sama, berarti koeffesion run off berubah

dan run off meningkat karena curah hujan relative sama yang

berubah run offnya ini terbukti dari data debit banjir yang setiap

tahun meningkat, dan luas genangan di Jakarta meningkat

setiap tahunnya.

DAMPAK DARI PERUBAHAN BERKURANGNYA DAERAH RESAPAN

AIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI

Page 57: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 58: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 4.1. Kenaikan debit puncak di S. Ciliwung Hulu

Page 59: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 4.2. Penurunan debit rendah di S. Ciliwung Hulu di stasiun Katulampa

Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Page 60: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Luas Wilayah Banjir di Jakarta yang

semakin meningkat

Catatan penulis di indicator 3 adalah dari data tersebut sudah terbukti faktanya , penyebab utamanya adalah daerah resapan yang berkurang.

Page 61: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

SOLUSI JAKARTA BEBAS BANJIR

Belum lama ini gubernur DKI menurut berita telah berkoordinasi dengan Bapenas mengenai pembangunan Giant Sea Wall berikut beritanya : SOLUSI JAKARTA BEBAS BANJIR Belum lama ini gubernur DKI menurut berita telah berkoordinasi dengan

Bapenas mengenai pembangunan Giant Sea Wall berikut beritanya :

Proyek Giant Sea Wall DKI Dimulai Pertengahan 2014 Zulfi Suhendra - detikfinance

Rabu, 05/03/2014 16:02 WIB Jakarta -Proyek Giant Sea Wall atau tanggul raksasa penangkal banjir akan segera dibangun dari Teluk Naga Tangerang hingga Tanjung Priok Jakarta Utara. Proses kontruksinya akan dimulai pada pertengahan tahun 2014. Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ditemui di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jalan Taman Suropati, Jakarta, Rabu (5/3/2014).

"Pertengahan tahun ini (dimulai)," kata Jokowi. Jokowi menjelaskan saat ini proyek raksasa di DKI tersebut, masih dalam tahap studi kelayakan dan detail engineering design. "Sekarang lagi FS sama DED," singkatnya. Secara terpisah, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedi Priatna mengatakan pembangunan Giant Sea Wall akan dilakukan secara bertahap. Untuk membangun Giant Sea Wall, pemprov DKI menyiapkan dana hingga Rp 150 miliar. "DKI menyediakan dana kalau tidak salah itu Rp 150 miliar," kata Dedi. Pembangunan Giant Sea Wall, lanjut Dedi akan dibarengi dengan percepatan proyek pengelolaan limbah terpusat atau Jakarta Sewerage. Giant Sea Wall sendiri ditargetkan akan rampung pada tahun 2024. Sedangkan 15 zona proyek Jakarta Sewerage ditargetkan selesai dalam waktu yang sama. "Nah jadi pak Gubernur berharap bahwa Giant Sea Wall ini akan membantu pembangunan Jakarta Sewerage. Jakarta Sewerage ini kan kalau normal dibiayai oleh pemerintah selesainya akan 2050. Kata Pak Gubernur itu kelamaan. Karena Giant Sea Wall ini yang tahap 1 akan selesai pada 2024 maka diharapkan Jakarta Sewerage itu 2024 juga kan selesai. Jadi itu akan dijadikan satu

paket dengan Giant Sea Wall," kata Dedi. "Tapi untuk zona 1 sekarang tetap akan dibangun oleh pemerintah. Zonanya kan ada 15. Zona 1 akan dibangun oleh pemerintah dan akan dikasihkan ke swasta," tutupnya. (zul/feb)

Page 62: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Basuki Nilai "Deep Tunnel" dan "Giant Sea Wall" Tak Layak Dibangun

Kamis, 16 Januari 2014 | 11:14 WIB

KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (kiri) bersama Menteri

Luar Negeri Belanda Frans Timmermans (kanan). Menlu Belanda menyambangi Balaikota Jakarta, Rabu

(20/2/2013), dalam rangka kerjasama giant sea wall, penanggulangan banjir, dan revitalisasi kawasan Kota

Tua.

Baca juga

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak yakin megaproyek

penanggulangan banjir, deep tunnel dan giant sea wall, jadi dibangun. Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta

tidak akan mengalokasikan anggaran sepersen pun untuk membangun proyek ratusan triliun tersebut.

"Dulu kita berpikir bangun giant sea wall untuk menahan rob, sebuah ide bagus. Tapi, sekarang apa masih

perlu bikin itu?" kata Basuki, saat berkunjung ke kantor Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Kajian pembangunan megaproyek giant sea wall dibutuhkan Jakarta pada 20 tahun yang lalu. Hingga saat ini,

kata dia, Pemprov DKI masih mencari investor atau pihak swasta yang mau melakukan feasibility study (uji

kelayakan) dan membangun megaproyek giant sea wall. Apabila pihak investor atau swasta tidak ada yang

berminat melakukan uji kelayakan, maka proyek tersebut ditengarai memang tidak feasible.

Pembangunan Giant Sea Waall ini adalah solusi yang benar karena air

hujan di simpan dijadikan air baku dan Jakarta bisa bebas banjir karena air

hujan tersebut alirannya bisa di atur dengan pompa serta tidak terpengaruh

dengan air pasang laut, tetapi hasil kelayakannya belum selesai.

Sekiranya tidak layak seperti yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI

seperti berikut beritanya

Page 63: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Daripada membangun giant sea wall, kata Basuki, lebih baik Pemprov DKI menjalankan program reklamasi 17 pulau. Selain

dapat menanggulangi banjir di kawasan utara Jakarta, program tersebut diyakini mampu menarik para investor mereklamasi

pulau.

Beberapa waktu lalu, Basuki sempat disambangi oleh pihak asing. Pihak asing itu berniat ikut membangun giant sea wall, tetapi

kekurangan biaya untuk melakukan uji kelayakan. Saat itu juga, Basuki berujar, jika ingin mencari untung dari proyek giant sea

wall, terlebih dahulu biayai uji kelayakannya. Pemprov DKI hanya bertugas untuk memberikan izin pada investor.

"Desain giant sea wall ini kelihatan hebat sekali seperti garuda yang mengepakkan sayap. Tapi, gimana? Reklamasi 17 pulau

saja belum dikerjakan," kata Basuki.

Sama halnya dengan giant sea wall, proyek terowongan bawah tanah, deep tunnel, juga dinilai tidak layak. Sebab, kata Basuki,

konsep deep tunnel yang dibangun di Malaysia berbeda dengan yang akan dibangun di Jakarta.

Ia mengaku, tak sedikit investor yang tertarik membangun megaproyek itu di awal pemerintahannya bersama Jokowi. Namun,

hingga saat ini, pihak investor itu tidak lagi menyambanginya. Hal itu berarti pihak investor telah mengetahui apakah proyek

tersebut layak dibangun atau tidak.

Dalam pembangunan proyek besar, Basuki enggan berspekulasi. Lebih baik, pihak swasta yang melakukan uji kelayakan.

Apabila memang layak, nantinya swasta pula yang akan meraup keuntungannya.

"Walaupun kita enggak menaruh uang, tapi tetap kita masukkan proyeknya ke rencana pembangunan jangka menengah

daerah (RPJMD) 2013-2017," ujarnya.

Giant sea wall ini merupakan salah satu gagasan Foke, sapaan mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, untuk menjaga dari

bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih. Ada jalan melingkar di atas giant sea wall dan pusat

pertumbuhan ekonomi baru. Sementara itu, megaproyek deep tunnel nantinya dapat berfungsi untuk beragam kepentingan.

Selain sebagai saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain juga bisa sebagai sarana transportasi, jalan tol, fiber optik,

penyaluran air, transportasi kendaraan, jalur utilitas PLN, gas, telepon, dan sebagainya.

Page 64: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Penulis masih mempunyai dua alternative yang fungsinya masih sama

dengan pembangunan Giant Sea Wall tersebut yaitu

Alternatve 1.

1.Membuat Waduk di sepanjang pantai utara Jakarta, yang berfungsi

sepert Waduk pluit tetapi lebih luas dan kedalaman waduk tidak perlu

dalam karena fungsinya hanya supaya debit banjir yang datang dari BKB

dan BKT serta sungai lainnya bisa mengalir scara grafitasi dengan cara air

di waduk tersebut dipompa kelaut dengan kapasitas pompa sama

dengan debit yang masuk ke waduk.

2. Membedung pengaruh air pasang laut , seluruh tepi pantai utara di

buat tanggul yang berfungsi untuk menjaga air pasang laut yang

mengakibat terjadinya banjir rob.

Berikut gambar dari Alternative 1. Letak waduk di antara sepanjang pantai

tidak seluruh pantai, yang terpenting aliran BKB dan BKT masuk terlebih

dulu ke Waduk tersebut.

Page 65: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

A

Page 66: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Alternative 2.

Membuat Waduk di Muara BKB dan BKT seperti di bawah ini :

Pond Pond

A

A

Muara BKBMuara BKT

Page 67: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Dasar sungai

Muka air sungaiMuka air laut/ el. + 0

Kondisi

sekarang

Potongan A - A

Kondisi setelah

ada Waduk

Muka air sungai

Muka air laut / el. + 0

Muka air waduk/ el. - 3

- 3 m

Dasar sungai

Dasar laut

Dasar Laut

Jika pada musim hujan permukaan air di waduk di turunkan minus (-3 m) dibawah

elevasi muka air Laut (elv. + 0 ) dengan cara di pompa sebelum musim hujan datang,

antara bulan Nopember, dengan kondisi tersebut jika hujan turun air limpasan yangmasuk ke bkt dan bkb langsung terbuang secara lancar karena posisi air di waduk

lebih rendah dari pada muka air di bkt dan bkb.

Page 68: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Perhitungan secara estimasi, perkiraan debit banjir dengan kala

ulang 100 tahun pada tiga sungai :

BKT debit banjirnya sebesar Q = 591,20 m3/detik, BKB debit banjirnya sebesar Q = 699,80 m3/detik

Cengkaeng Drain debit Banjirnya Q = 593.30 m3/detik

dari sumber hasil analisa oleh PT.MULTIMERA HARAPAN ENGINERING

CONSULTANT Tahun 2009

Jika intensitas hujan selama 6 jam

Volume air yang harus ditampung di waduk BKT = 12,7 juta m3 dan

Volume air yang harus ditampung di waduk BKB & Cengkareng =

27.9 juta m3

Jika kedalaman yang dipakai 3 m maka

Luas waduk untuk BKT = 455 Ha dan

Luas waduk untuk BKB & Cengkareng = 930 Ha

Kapasitas waduk yang direncanakan dengan kedalaman rata rata

6m volume waduk BKT = 25,4 juta m3 dan

volume waduk BKB dan Cenkareng Drain = 56 juta m3

Page 69: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

2

3

Kapasitas : 56 juta m3Luas : 930 Ha

Panjang : 8400 m

Lebar : 1100 m

Kedalaman : 6 m

Kapasitas Pompa : 5 m3/detKebutuhan pompa : 20 unit

Waktu operasi Pompa :3,5 hari

untuk menurunkan elevasi minus 3m

dibawah elevasi muka air laut

Kapasitas : 25,4 juta m3Luas : 455 Ha

Panjang : 7000 m

Lebar : 650 m

Kedalaman : 6 m

Papasitas pompa : 5 m3/detKebutuhan pompa : 10 unit

Waktu operasi pompa : 3,5 hari

untuk menurunkan elevasi minus3 m

dibawah muka air laut

Data Waduk BKB & Cengkareng Drain

Data Waduk BKT

Estimasi data Waduk

Page 70: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

PRINSIP PENGOPERASIAN WADUK

Secara teknis sama seperti cara pengopersian waduk pluit, kalau

waduk pluit mengamankan wilayah pluit saja kalau waduk BKT dan

Waduk BKB ini mengamankan wilayah Jakarta seluruhnya.

1. Melalui informasi dari BMG kita tahu bahwa musim hujan

akan datang dan perkiraan hujan dg intensitasnya kita akan tahu waktu dan lamanya hujan.

2. Perkiraan musim hujan pada bulan Nopember, dari bulan ini

permukaan air di waduk kita turunkan untuk supaya jika ada

hujan sedang bisa cepat ke waduk dan jika hujan besar kita turunkan sesuai rencana yaitu minis 3 m dibawah muka air

laut. Dengan cara di pompa dan dibuang kelaut.

Setelah musim hujan akan ber akhir permukaan waduk mulai kita

naikkan sampai sama dengan muka air laut.

Page 71: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

3. Air dalam waduk secara terus menerus akan terisi oleh air sungai

yang alirannya mendapat suplai dari resapan waktu musim hujan

melalui aliran bawah tanah ( base flow) walaupun sudah tidak

ada hujan.

4. Kondisi air di waduk pada awal pembuatan secara ber angsur

angsur akan terganti oleh air hujan dan air asin akan di pompa ke laut.

5. Setelah air di waduk sudah terganti dengan air tawar , air tersebut

dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan untuk pemerintah

DKI.

6. Dengan demikian tujuan dari hydrology cicle yang difirmankan

oleh Allah SWT telah sesuai, insya Allah bermanfaat amiin.

Page 72: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Tabel 3. Penggolongan hujan daerah Jakarta sesuai dengan intensitasnya

(Sumber :BMG Jakarta)

Keterangan Intensitas hujan

Hujan ringan 5 – 20 mm/hari

Hujan sedang 20 – 50 mm/hari

Hujan lebat 50 – 100 mm/hari

Hujan sangat lebat > 100 mm/hari

Hujan lebat = 100 mm /hari = 0.1 m /hari

Sedangkan 1 x hujan lebat di jakarta limpasannya

= 0.95 x 0. 1 x 664 000 000 = 63.080.000 m3

Sedangkan 1 x hujan sedang di jakarta limpasannya

= 0.95 x 0. 05 x 664 000 000 = 31.540.000 m3

Sedangkan 1 x hujan ringan di jakarta limpasannya

= 0.95 x 0. 02 x 664 000 000 = 12.616.000 m3

Prakiraan volume limpasan hujan jika terjadi di wilayah jakarta

Page 73: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Luas waduk di jakarta = 198.26 Ha = 1 982 600 m2

Luas situ situ di jakarta = 115.3 Ha = 1 153 000 m2

Kalau muka air di dalam waduk dan di situ di turunkan 2 meter

sebelum

hujan datang dari bogor atau sebelum hujan turun di jakarta

Waduk dan situ akan bisa menampung limpasan hujan sebesar

= 3.135.600 x 2 m = 6.271.200 m3

Sedangkan 1 x hujan di jakarta limpasannya = 0.95 x 0. 01388

x 664 000 000 = 8.755.504 m3 / dr rt rt hujan tahunan

PENGOPERASIAN WADUK DAN SITU UNTUK MENGURANGI GENANGAN BANJIR DI JAKARTA

10 % dari hujan lebat 20 % dari hujan sedang dan

50 % dari hujan ringan

70% dari hujan rata rata harian

Rekayasa Penurunan muka air waduk atau situ berkurang 2 meter dari muka air maximum akan berdampak berkurangnya genangan

Page 74: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

No. Sungai Koef. Runoff Intensitas Hujan hari hujan DAS Volume

C m/hari-hujan m2 m3/tahun

1 Angke 0.75 0.01388 180 239750000 449243550

2 Pesanggrahan 0.75 0.01388 180 177370000 332355906

3 Krukut grogol 0.75 0.01388 180 221990000 415964862

4 Ciliwung 0.75 0.01388 180 374720000 702150336

5 Sunter 0.75 0.01388 180 153490000 287609562

6 Cakung 0.75 0.01388 180 134030000 251145414

7 Mokervat 0.75 0.01388 180 25710000 48175398

8 kali baru barat 0.75 0.01388 180 8430000 15796134

9 kali baru timur 0.75 0.01388 180 0

10 cipinang 0.75 0.01388 180 57430000 107612334

11 kali buaran 0.75 0.01388 180 8930000 16733034

12 kali jati kramat 0.75 0.01388 180 37020000 69368076

TOTAL 2696154606

Page 75: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

7

5

dari hujan di hulu , intensitas 0,01388

m/ hari -hujan

1. Angke : 449.243.550 m3/th

2. Pesangg. : 332.355.906 m3/th

3. Kruku+grogol : 415.964.862 m3/th

4. Ciliwung : 702.150.336 m3/th

5. Sunter : 287.609.562 m3/th

6. Cakung : 251.145.414 m3/th

7. Mokervart : 48.175.398 m3/th

8. Kali baru brt : 15.796.134 m3/th

9. Kali baru tmr :

10.Cipinang : 107.612.334 m3/th

11. Kali buaran : 16.733.034 m3/th

12. Kali Jati kramat : 69.368.076 m3/th

TOTAL = 2.696.154.606 m3/th

asum. 30 l/hari/org : 130 jt m3/th

asum. 27000l/detik : 850 jt m3/th

Air yang tersedia Kebutuhan air

Estimasi air yang tersedia dan kebutuhan

Page 76: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Seandainya air hujan itu bisa di tampung pada waktu hujan yang Daerah aliran

sungai dan Wilayah DKI seperti saat ini kondisinya volumenya adalah 3 milyart

meter kubik per tahun sedangkan kebutuhan DKI hanya 1 milyart meter kubik

per tahun. Ini sudah melebihi yang di butuhkan diluar kebutuhan industri dan

lain lain.

Selama ini DKI mendapatkan air baku dari Sungai Citarum melalui Bendungan

Jatiluhur dan Sungai Cisadane melalui Bendung Pasar Baru dengan membeli air

baku di kedua wilayah tersebut untuk keperluan pelayanan masyarakatnya,

padahal potensi sumber air dari 13 sungai yang melewati wilayahnya dibiarkan

terbuang kelaut waktu musim hujan karena untuk mengendalikan banjir,

kejadian ini yang seharusnya tidak boleh terjadi karena sudah diberikan rahmat

di wilayahnya tetapi belum bisa mensyukuri rahmatnya akirnya belum diberikan

petunjuk untuk penyelesaiaanya masalah banjir yang sudah terjadi selama

hampir 40 tahun lamanya, bahkan makin parah cara penanganannya yaitu

menghalau awan ke tengah laut atau ke daerah lain se olah olah menolak

awan yang telah dibawa oleh Allah SWT.

Insya Allah tulisan saya ini bisa meng inspirasi kepada yang membuat kebijakan

di Negara yang kita cintai ini, karena Indonesia secara geografi letaknya sangat

baik untuk kehidupan makhluk di bumi ini sebab oxsigennya berlebihan karena

hutannya terluas di bumi ini dan begitu juga dengan curah hujannya cukup

banyak serta sinar matahari yang begitu ideal siang dan malam dengan waktu

yang sama lamanya yaitu 12 jam, karena posisinya yang berada di garis

katulistiwa.

Page 77: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Kesimpulan dari solusi Pengendalian Banjir di DKI adalah.

1.Perbaikan tanah resapan di DAS dan DKI aplikasikan hasil studi

Depatemen Kehutanan judul RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR

JABODETABEKJUR

2.Pembutan Waduk di hilir atau di laut untuk menampung air hujan serta

normalisasi seluruh sungai dan drainase di DKI.

Untuk Penanggulangan Banjir secara umum atau mencegah banjir adalah

harus kembali ke filosofi inti ditunrunkannya hujan tersebut itu adalah pokok

persoalannya karena, itu hukum dari Allah SWT yang Maha benar dengan

firmannya :

Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah

menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di

bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman

yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami

melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-

derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).

Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas data data dari

sumber para pakar yang telah memberikan datanya melalui

penampilannya di internet tanpa data data dari nara sumber tersebut saya

tidak bisa memberikan kesimpulan tersebut sebab itu data dan fakta apa

yang terjadi selama hampir 40 tahun terakhir ini, dan insya Allh tulisan saya

ini bermanfaat bagi yang membacanya, amiiin.

Page 78: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pembangunan Waduk Ciawi

di hulu Sungai Ciliwung tersendat karena kebutuhan dana untuk pembangunannya terlalu besar

dibandingkan manfaat pendirian waduk itu. Pembangunan waduk yang rencananya bertempat di Ciawi,

Jawa Barat itu diperkirakan akan menelan dana Rp 3,5 triliun.

»Bandingkan, harga pembangunan Waduk Jatigede dengan kapasitas air hampir 1 miliar kubik, hampir

sama dengan Waduk Ciawi yang hanya dapat menampung 33 juta kubik air,” kata Djoko saat ditemui di

sela-sela kunjungan ke Kanal Banjir Barat Jumat, 18 Januari 2013.

Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum,

Muhammad Hasan. Ia menjelaskan, pertimbangan dana pembangunan tersebutlah yang membuat

pemerintah mempertimbangkan untuk mengehntikan pembangunan.

Gubernur DKI Jakarta Jokowi sempat minta tolong Wakil Presiden Boediono untuk mempercepat

pembangunan Waduk Ciawi. Jokowi yakin waduk itu bisa mengurangi debit air Ciliwung yang masuk ke Ibu

Kota.

»Pembangunan Waduk Ciawi termasuk mahal,” kata Hasan pada kesempatan yang sama. Mahalnya

pembangunan waduk dikarenakan waduk harus melalui proses review geologi. Review ini penting karena

kondisi lahan waduk dinilai mengkhawatirkan sehingga perlu penataan geologi ulang untuk mengetahui

dengan pasti seluruh kondisi tanah yang ada.

Akibat tanah yang dinilai lebih labil dan sulit dibangun, harga konstruksi pembangunan waduk pun juga

menjadi lebih besar daripada pembangunan Waduk Jatigede. Kementerian Pekerjaan Umum tidak ingin

pembangunan waduk yang sangat mahal itu hanya sia-sia karena air dalam waduk malah merembes dan

tidak bisa menampung aliran air di hulu sungai.

Selain itu, pembangunan waduk tersebut dinilai hanya dapat mengurangi resiko banjir di di hilir, yaitu

Jakarta, sekitar 10-15 persen saja.

"Karena semua pertimbangan itu, desain teknik dan kajian ulang geologi tanah pembangunan waduk terus

dilakukan dengan hati-hati," kata Djoko Kirmanto. Setelah desain teknik jadi, Kementerian Pekerjaan

Umum akan meminta persetujuan DPR sebelum melanjutkan proyek ini. »Jadi pembangunan Waduk Ciawi

manfaatnya tidak seberapa,” kata Djoko.

RAFIKA AULIA

Page 79: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Kamis, 23 Januari 2014 | 01:50

Waduk Ciawi dan Sukamahi Hanya Bisa Kurangi 10% Banjir Jakarta

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto bicara soal banjir di Jabodetabek. (sumber:

Beritasatu.com)

Jakarta - Waduk Ciawi dan Sukamahi yang rencananya mulai dibangun tahun 2015 dan selesai tahun

2018, hanya bisa mengurangi banjir masuk ke Jakarta sekitar 10%. Waduk Sukamahi disebut hanya bisa

menampung air 2,4 juta meter kubik (m3), sementara Waduk Ciawi cuma bisa menampung air 11,8 juta

m3.

Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto, di kantornya,

Rabu (22/1). Dijelaskan Djoko, Waduk Sukamahi akan dibangun di atas lahan seluas 46 hektare (ha),

sedangkan Waduk Ciawi akan dibangun di atas lahan seluas 104 ha.

Djoko pun mengatakan, dua waduk yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu, dapat mulai

dibangun pada tahun 2015, dengan catatan pengadaan tanah yang dilakukan pemerintah daerah dapat

selesai. Konstruksinya direncanakan akan berlangsung selama 2-3 tahun.

"Bisa dibangun pada tahun 2015. Saat ini detail engineering design sedang disempurnakan. Dapat selesai

pada 2018, namun tergantung pembebasan lahan," kata Djoko.

Djoko pun mengatakan bahwa dana untuk membangun dua waduk itu disediakan sebesar Rp1,8 triliun, di

mana semuanya berasal dari anggaran Kementerian PU. Penulis: E-8/SIT

Page 80: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Sodetan ditolak, Ahok mau bangun waduk di Jakarta Utara Reporter : Angga Yudha Pratomo | Jumat, 24 Januari 2014 21:25

Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok menilai wajar penolakan yang

dilakukan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar soal sodetan dari Kali Ciliwung ke Kali Cisadane. Ahok mengaku tengah

memikirkan cara lain untuk memecah volume air dari Ciliwung.

"Kita lagi pikir juga, bisa nggak kita bikin semacam gorong-gorong ke arah KBT (Kanal Banjir Timur) dari Casablanca," kata

Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (24/1).

Selain itu, Ahok juga ingin menambah beberapa waduk di Jakarta Utara. "Kami juga mau nambah waduk-waduk di (Jakarta)

Utara. Sehingga ketika Manggarai di siaga 3 saja sudah kami lepas. Ini akan dicoba sekarang," jelasnya.

Guna menjalankan proyeknya, Ahok bakal membuat dua waduk di daerah Cakung dan Cilincing. Sedangkan untuk waduk lama,

nantinya bakal diperlebar.

"Kira-kira luasnya 20 sampai 50 hektare. Yang waduk lama terus kita per besar," ujarnya.

Selain itu, mantan bupati Belitung Timur ini bakal membuat beberapa waduk di wilayah lainnya. "Terus yang ke arah tol, ada Kali

Tunjungan, kita mau bikin waduk 90 hektare. Terus Cengkareng, kita mau bebasin tanah. Kita mau bangun waduk berbatasan

dengan Tangerang sekitar 120 hektare. Terus PIK, akan ada 30 hektare waduk. Waduk Pluit, Sunter diperbaiki. Kita yakin akan

punya banyak waduk," ungkapnya.

Page 81: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Menteri PU: Tidak Ada yang Bisa Jamin Jakarta Bebas Banjir Oleh Hanz Jimenez Salim

Posted: 15/01/2014 21:50

TOPIK #Banjir Jakarta

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto. (Liputan6.com/Danu Baharuddin)

Liputan6.com, Jakarta : Beberapa kali Ibukota dilumpuhkan oleh penyakit kronisnya, banjir. Program-program penanganan

banjir pun disusun setiap tahun. Namun Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyatakan, banjir yang melanda Ibukota

tak akan pernah selesai.

"Saya bukannya nakut-nakutin. Tidak ada yang bisa menjamin Jakarta bisa bebas banjir. Apalagi kalau kegiatan non-

struktural tidak dilakukan. Contohnya menanam pohon, membuang sampah di kali dan lain-lain," kata Djoko di kantornya,

Jakarta, Rabu (15/1/2014).

"Banjir akan tetap datang," imbuhnya.

Menurut Djoko, meski pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir terus dilakukan, namun selama tidak dibarengi

dengan peremajaan lingkungan maka akan sulit mengatasi banjir.

"Kalau tidak diimbangi dengan kegiatan nonstruktural tadi tetap akan banjir. Saya yakin kegiatan non-struktural akan

berperan lebih besar untuk penanganan banjir. Namun memang lebih sulit, sementara kegiatan struktural asal ada duit jalan,"

pungkas Djoko. (Ndy/Yus)

Page 82: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 83: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 84: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

4.3.1.1. Penanaman Vegetasi Tetap dan Penghijauan Lingkungan

Penanaman vegetasi tetap dan penghijauan merupakan cara yang sesuai untuk

menurunkan aliran permukaan dan erosi, terutama jika dilakukan pada bagian hulu

daerah aliran sungai/tangkapan air untuk mengurangi potensi banjir. Penghijauan

dimaksudkan untuk memulihkan dan menghutankan kembali lahan yang mengalami

kerusakan. Areal yang perlu direhabilitasi dengan bentuk penghijauan ditentukan

berdasarkan pada tingkat kekritisan, penutupan lahan, dan kemiringan lereng. Areal

ini terutama ditentukan pada areal dengan penutupan lahan semak belukar, tanah

terbuka, dan tegalan yang ada pada kawasan hutan.

Hasil identifikasi berdasarkan pemdelan spasial menunjukkan bahwa areal prioritas

untuk lokasi penghijauan di dalam kawasan hutan terdapat di tiga DAS yaitu DAS

Cisadane, Ciliwung, dan Kali Bekasi dan secara administrasi semuanya terletak di

Kabupaten Bogor, dengan luas masing-masing secara berurutan adalah 783.4 Ha,

209.0 Ha, dan 921.7 Ha. Identifikasi luas areal kesesuaian lahan kegiatan vegetasi

tetap dan penghijauan untuk masing-masing DAS dan kecamatan dapat dilihat pada

Tabel 4.6 berikut ini.

Page 85: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 86: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

4.3.2.4. Sumur Resapan

Sumur resapan air adalah lubang yang dibuat ke dalam tanah dengan

diameter 0,5-1 m, kedalaman sekitar 3-5 m atau tidak melebihi

kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan koral. Split atau ijuk

untuk menyaring sedimen dan mencegah penyumbatan pori tanah.

Sumur resapan ditujukan untuk meresapkan air ke zona bawah tanah

sehingga cadangan air bawah tanah bertambah.

Calon lokasi sumur resapan air ditetapkan dengan mempertimbangkan

beberapa kriteria berikut:

a) Daerah pemukiman padat penduduk dengan curah hujan tinggi,

b) Neraca air defisit (kebutuhan > ketersediaan)

c) Aliran permukaan tinggi

d) Vegetasi penutup tanah rendah (< 30 %)

e) Tanah porous.

Page 87: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 4.23. Sebaran sumur resapan ideal dan optimal di Jabodetabek

Page 88: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

Gambar 4.24. Data kegiatan sumur resapan di Wilayah Jabodetabek yang telah di bangun

(2003-2007)

Page 89: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR
Page 90: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis kawasan dan hasil analisis kajian dapat simpulkan sebagai berikut :

1. Kejadian banjir di Jakarta dan sekitarnya dipicu oleh perubahan penutupan lahan terutama

pembangunan pemukiman baik di hulu, tengah maupun hilir yang tidak diimbangi dengan

resapan,

2. Pola hujan dalam tempo 150 tahun terakhir menunjukkan banjir di Jabodetabek dapat

dikendalikan karena penyebab utamanya bukan perubahan pola iklim dan curah hujan.

3. Penyebab utama banjir di Jakarta adalah karena sistem drainase di Jakarta yang kurang

baik, pola penggunaan lahan yang tidak optimal, dan konsentrasi penduduk yang padat

sehingga berdampak pada ditribusi pemukiman yang tidak diimbangi daerah resapan

4. DAS Ciliwung di bagian hulu dan tengah dapat dikendalikan dengan pendekatan vegetatif

61,1% dan sipil teknis 38,9% sementara di DAS Cisadane, vegetatif 84.56% dan sipil teknis

15,45% sedangkan di DAS Kali Bekasi pendekatan vegetatif 72,51% dan sipil teknis 27,49%,

di DAS Pesangrahan pendekatan vegetatif 47,3% dan sipil teknis 52,72%, di DAS Kali Angke

pendekatan vegetatif 54,68% dan 45,32% sipil teknis, di DAS Sunter 45,42% vegetatif dan

54,58% sipil teknis, sedangkan di DAS Cakung, Krukut dan Grogol hanya pendekatan teknis

100% yang berupa pembuatan sumur resapan.

Page 91: REVOLUSI PENGENDALIAN BANJIR

5. Untuk mengendalikan banjir 25 tahun-an seperti tahun 2007 diperlukan jumlah sumur

resapan optimal di DAS Ciliwung 24.447 unit, di DAS Cisadane 16.984 unit, di DAS

Pesangrahan 21.598 unit, di DAS Krukut-Grogol 75.379 unit, di DAS Kali Angke 27.370 unit,

di DAS Cakung 36.956 unit, di DAS Sunter 30.934 unit, dan di DAS Kali Bekasi 28.154 unit

6. Pola vegetatif dengan pola agroforestry dapat dilakukan di 6 DAS yaitu 6.505 Ha di DAS

Cisadane, 1.470,7 Ha di DAS Angke, 801,7 Ha di DAS Pesangrahan, 3.461,4 Ha di DAS

Ciliwung, 354,2 Ha di DAS sunter dan 5.014,9 Ha di DAS Kali Bekasi

7. Jumlah DAM penahan yang seharusnya dibuat di DAS Cisadane 376 unit, DAS Ciliwung 94

Unit dan DAS Kali Bekasi 155 unit semuanya berada di Kabupaten Bogor

8. Jumlah gully plug yang sesuai, dibangun di DAS Cisadane 622 unit, di DAS Ciliwung 151

unit dan di DAS Kali Bekasi 203 unit, DAS Angke 4 unit, DAS Pesanggrahan 1 unit.

9. Saat ini jumlah sumur resapan yang sudah dibangun di sekitar Jabodetabek 1.910 unit atau

hanya 0,73 % dari yang seharusnya dibangun

10. Lokasi yang ideal untuk kegiatan konservasi dengan sistem gulud sejumlah 1.160 ha yang

semuanya terletak di Kabupaten Bogor

11. Luas ideal untuk vegetasi tetap di DAS Cisadane 9.931 ha, DAS Angke 4.595 ha, DAS

Pesangrahan 2.943 ha, DAS Ciliwung 5.806 ha, DAS sunter 3.594 ha dan DAS Kali Bekasi

7.725 ha.