revolusi industri
DESCRIPTION
RevolusiTRANSCRIPT
Sejarah Eropa
Nama : Devan Firmansyah
Jurusan : Sejarah dan Sosiologi
Kelas : 2013 (A)
NPM : 2131000430391
Dosen Pembimbing : Rizki Agung, S.Pd, M.Hum
--- REVOLUSI INDUSTRI ---
Thursday, May 19, 2011 Oleh : L.A van Mhanoorunk
A. PENGERTIAN REVOLUSI INDUSTRI
Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama, adalah perubahan cepat
dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah perubahan dalam kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat dunia. Pada pengertian pertama dapat dikatakan bahwa revolusi
industry telah merubah proses dan cara kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang.
Sebelumnya pembuatan barang-barang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan
tangan dan kaki manusia, sedangkan pasca revolusi industry pembuatan barang-barang
menggunakan bantuan alat-alat mekanik dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada
awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan pasca revolusi
industri. Tenaga manusiahanya sedikit diperlukan karena proses pengerjaan lebih banyak
dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis dan digerakkan oleh tenaga mesin.
Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah sedikit
dan lama, sedangkan dengan bantuan mesin, barangbarang yang dihasilkan pun akan lebih
banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi
berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi
pola ekonomi industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi industri, mata pencaharian
yang umumnya berkembang di masyarakat adalah pertanian. Tentu saja hal ini akan
menghasilkan budaya masyarakat pertanian. Pasca revolusi industri, mata pencaharian
masyarakat semakin beragam dan lebih banyak berada pada sektor industri. Kegiatan produksi
1 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
yang dilakukan pada masa sebelum dikenalnya revolusi industri lebih bersifat industri rumahan.
Di Eropa dikenal dengan istilah gilda yang merujuk pada suatu bengkel kerja atau tempat usaha
pembuatan barang-barang. Umumnya barang-barang yang dibuat di gilda tersebut adalah alat-
alat pertanian dan rumah tangga. Setiap gilda hanya membuat satu jenis barang saja, sehingga
dikenal berbagai macam gilda, misalnya gilda tas, gilda sepatu, gilda kursi, dan sebagainya.
Gilda baru akan bekerja bila ada pemesanan dari masyarakat. Biasanya pemesannya adalah
kelompok masyarakat kelas atas, sebab harga-hargabarang yang dijual gilda sangat mahal
sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat banyak.
Istilah revolusi industri diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Friedrich Engels dan
Louis-Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Tidak jelas penanggalan secara pasti
tentang kapan dimulainya revolusi industri. Tetapi T.S. Ashton mencatat permulaan revolusi
industri terjadi kira-kira antara tahun 1760-1830. Revolusi ini kemudian terus berkembang dan
mengalami puncaknya pada pertengahan abad ke-19 , sekitar tahun 1850, ketika kemajuan
teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan mesin tenaga-uap, rel,
dan kemudian di akhir abad tersebut berkembang mesin kombusi dalam serta mesin pembangkit
tenaga listrik.
B. INGGRIS SEBAGAI NEGARA PELOPOR REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi industri tidak terjadi secara tibatiba dan kebetulan, melainkan melalui suatu
proses yang cukup panjang yang akhirnya mengantarkan pada terjadinya revolusi industri. Awal
terjadinya revolusi industri ini adalah di Inggris. Mengapa di Inggris? Untuk menjawab hal
tersebut mari kita perhatikan dengan seksama uraian berikut ini. Inggris memiliki kondisi-
kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya revolusi Industri. Kondisi-kondisi tersebut di
antaranya sebagai berikut.
1. Revolusi agraria yang telah dijalankan sejak abad ke-16
Revolusi agraria merupakan suatu pondasi yang sangat penting dibangun dalam
menunjang berlangsungnya revolusi industri. Hal ini sudah dijalankan oleh Inggris sejak abad
ke-16. Sebab pada saat itu telah dilakukan perubahan yang cepat dalam sistem penataan tanah
pertanian. Dikembangkan system pemagaran tanah (enclosured), yaitu berupa penertiban
kepemilikan tanahtanah pertanian di bawah penguasaan pemilik tanah yang berasal dari
2 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
golongan aristokrasi (bangsawan). Hal ini kemudian diikuti dengan pengembangan metode baru
dalam sistem pertanian yang mengarah pada intensifikasi. Teknologi dalam pertanian
dikembangkan dengan cara memperbaiki sistem irigasi dan peningkatan mutu hasil pertanian
melalui proses pemupukan. Dengan demikian, hasil produksi semakin meningkat, baik secara
kualitas maupun kantitas.
Revolusi agraria ini pada akhirnya mendorong munculnya pengusaha pengusaha di
bidang pertanian. Tanah-tanah yang dimiliki oleh golongan aristocrat umumnya diolah dengan
cara disewakan. Para petani penyewa tanah ini memiliki sifat bekerja keras dan inovator di
bidang teknologi pertanian, sehingga mampu mengembangkan pertanian lebih baik lagi melalui
proses intensifikasi. Pada perkembangan berikutnya, golongan petani ini berubah statusnya
menjadi pengusaha pertanian yang mampu membuka kesempatan kerja bagi golongan petani
lainnya yang umumnya tidak lagi memiliki tanah garapan. Pengusaha pertanian inilah yang
akhirnya menjadi pelopor sistem ekonomi pasar yang memiliki orientasi untuk mendapatkan
keuntungan dengan cara meningkatkan produksi dengan menggunakan tenaga kerja buruh tani.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi
Sejak abad ke-16, di Eropa telah terjadi revolusi keilmuan yang muncul sebagai pengaruh
dari terjadinya abad pencerahan (aufklarung). Pada masa ini muncul para pemikir dan ilmuwan
yang telah melahirkan pemikiran dan temuan-temuan baru yang sangat berguna bagi peningkatan
kehidupan manusia.
Hasil pemikiran para ilmuwan tersebut telah membuka cakrawala baru untuk berpikir
secara kritis dan ilmiah yang sebelumnya dibatasi oleh dogma-dogma yang sebelumnya bersifat
mistis dan menyesatkan. Para ilmuwan tersebut di antaranya Galileo Galilei, Francis Bacon,
Rene Descartes, Nicolai Copernicus, Johannes Keppler, Sir Isaac Newton, dan sebagainya.
Silahkan kamu cari hasil-hasil pemikiran para ilmuwan di atas. Pencerahan dalam bidang ilmu
pengetahuan tersebut mendorong lahirnya para pemikir-pemikir baru yang berusaha
mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Di Inggris kondisi ini
sangat memungkinkan dengan terbentuknya lembaga riset seperti The Royal for Improving
Natural Knowledge serta The Royal Society of England. Lembaga riset ini merupakan wadah
bagi para ilmuwan dan peneliti untuk dapat menghasilkan penemuanpenemuan baru yang akan
digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui lembaga riset tersebut, pada
3 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
akhirnya di Inggris dapat dihasilkan alat-alat teknologi baru yang menunjang perindustrian.
Mesin pintal yang ditemukan oleh James Hargreaves pada tahun 1795 serta model mesin pintal
lain yang ditemukan oleh Richard Arkwright pada tahun 1769 mampu meningkatkan produksi
tekstil lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan teknologi secara manual. Apalagi
setelah teknologi mesin pintal tersebut semakin mendapat penyempurnaan oleh Edmund
Cartwright (1785) dan Samuel Crompton (1790) menjadikan mesin pintal yang sepenuhnya
digerakkan oleh tenaga mesin itu dapat menghasilkan produk tekstil lebih banyak lagi.
Penemuan paling revolusioner pada saat itu adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James
Watt pada tahun 1796. Penemuan mesin uap ini pada akhirnya mendorong peningkatan hasil
industri lebih banyak lagi dan mendorong pengembangan temuan-temuan lainnya untuk
menunjang industri. Hasil penemuan Watt ini kemudian digunakan oleh sebagian besar industri
baru di bidang tekstil, pengolahan gula serta pengolahan gandum. Mesin uap hasil penemuan
James Watt Pengembangan mesin uap memiliki peran sangat besar bagi dimulainya revolusi
industri di Britania Raya.
Revolusi industri di Inggris mengalami percepatan pada awal abad ke-19 setelah
ditemukannya teknologi baru dalam bidang transportasi darat. Penemuan tersebut berupa
lokomotif yang dihasilkan oleh seorang penemu yang bernama George Stephenson pada tahun
1825. Segera penemuan ini diwujudkan dengan membangun jaringan kereta api pertama yang
menghubungkan antara Kota Liverpool dan Manchester pada tahun 1830. Penemuan ini sangat
berarti bagi peningkatan industri Inggris, terutama percepatan pendistribusian barang-barang
hasil industri. Sebelum ditemukannya lokomotif, terdapat kesulitan dalam memasarkan hasil
industri karena tidak tersedianya angkutan yang cukup memadai, sehingga proses pendistribusian
menjadi lambat. Dengan ditemukannya lokomotif, kemudian dapat dibangun jaringan
transportasi darat berupa jalur kereta api, sehingga lebih mempercepat proses pemasaran hasil
industri. Adapun yang menarik adalah bahwa terdapat suatu kerja sama yang cukup baik antara
para pengusaha dan para penemu (inovator), sehingga memperlancar dan mempercepat proses
revolusi industri. Hasil-hasil penemuan dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun
industri dengan menggunakan mesin-mesin hasil penemuan tersebut sebagai alat produksi yang
sangat penting dalam sistem industri tersebut. Bahkan ada beberapa dari penemu tersebut yang
kemudian berkembang menjadi pengusaha di mana setelah dia berhasil menciptakan suatu mesin
maka kemudian dia mendirikan suatu industri dengan memanfaatkan mesin hasil temuannya
4 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
tersebut. Golongan pengusaha inilah yang pada perkembangan berikutnya berkembang menjadi
kaum kapitalis.
3. Struktur masyarakat terbuka yang berorientasi pada perdagangan
Struktur masyarakat Inggris pada saat itu menciptakan suatu kondisi yang mendukung
bagi berlangsungnya revolusi industri. Golongan aristrokrasi memiliki pandangan yang lebih
maju dan terbuka, sehingga memungkinkan mereka lebih berorientasi pada perdagangan.
Sementara itu, komposisi masyarakat golongan menengah di Inggris lebih banyak bila
dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Hal ini menciptakan suatu kondisi masyarakat yang
lebih terbuka dan siap dalam menerima perubahan-perubahan.
4. Stabilitas politik yang mantap
Dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, Inggris memiliki kestabilan politik
yang lebih mantap. Di negara-negara Eropa lainnya pada waktu yang sama terjadi pergolakan
politik dengan terjadinya revolusi yang menumbangkan kekuasaan pemerintah lama. Kondisi
demikian, tidak terjadi di Inggris. Pemerintahan monarki mampu menyesuaikan diri dengan
tuntutantuntutan perubahan masyarakat dengan cara membangun suatu pemerintahan monarki
parlementer. Hal ini dapat membendung gejolak perubahan dalam masyarakat, sehingga Inggris
mampu untuk menciptakan kondisi politik dalam negeri yang cukup stabil. Kondisi inilah yang
akan sangat menunjang bagi berlangsungnya revolusi industri.
5. Kekayaan sumber alam yang dimiliki oleh Inggris
Inggris memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh proses industri. Bahan
tambang seperti batu bara serta bijih besi sangat diperlukan dalam proses industri pada saat itu.
Bahan-bahan tambang tersebut dimilikioleh Inggris. Dengan demikian, dapat memudahkan
berlangsungnya revolusi industri.
6. Berkembangnya paham ekonomi liberal
Berkembangnya paham liberal sejak abad pencerahan memberikan dampak bagi
berkembangnya paham ekonomi liberal. Salah seorang pengembang paham ini adalah Adam
Smith (1723-1790) yang mengembangkan pemikiran tentang perlunya dibangun konsep laissez-
5 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
faire di dalam sistem perekonomian. Konsep ini menginginkan tidak adanya campur tangan yang
besar dari pemerintah, ekonomi dengan sendirinya akan dibangun oleh pasar bebas. Paham ini
mendorong bagi lahirnya para pengusaha-pengusaha yang menginginkan adanya kebebasan
di bidang ekonomi.
7. Luasnya tanah jajahan yang dimiliki Inggris
Kondisi pendukung bagi kelancaran industrialisasi adalah tersedianya bahan baku
industri serta tersedianya daerah yang akan menampung atau menggunakan hasil-hasil industri
tersebut. Faktor-faktor ini dimiliki oleh Inggris karena Inggris memiliki banyak tanah jajahan.
Tanah jajahan tersebut dijadikan oleh Inggris sebagai daerah yang akan menyediakan bahan baku
industri dan juga dijadikan daerah pemasaran hasil industri. Selain itu, Inggris juga memiliki
koloni-koloni di benua Amerika dan Australia. Koloni-koloni tersebut masih berhubungan erat
dengan Inggris, termasuk dalam hal perdagangan. Selama ini Inggris telah melakukan kegiatan
ekspor-impor yang cukup besar dengan koloni-koloninya tersebut. Para koloni masih banyak
yang menggantungkan pada barang-barang hasil industri Inggris. Kondisi ini menjadi pemicu
dan pendukung bagi berlangsungnya revolusi industri. Untuk memenuhi permintaan para koloni
maka Inggris perlu menghasilkan barang lebih cepat dan lebih banyak. Dengan demikian,
revolusi industri dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, Inggris dapat
menjalankan revolusi industri dengan dukungan tersedianya bahan baku industri serta daerah
pemasaran yang diberikan oleh tanah jajahan serta koloni-koloni yang
dimiliki oleh Inggris.
C. DAMPAK BERKEMBANGNYA REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi industri yang dimulai di Inggris kemudian menyebar ke hampir seluruh Negara
Eropa lainnya dan juga sampai ke Amerika Utara. Revolusi industri ini pada akhirnya
mempengaruhi lahirnya perubahan-perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak-dampak sebagai
berikut.
6 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
1. Perubahan sistem perekonomian
Berlangsungnya revolusi industri, memicu pula terjadinya revolusi dalam sistem
perekonomian. Sebelum terjadinya revolusi industri, sebagian besar negara lebih banyak
menggantungkan perekonomian pada sektor pertanian. Perdagangan yang dilakukan masih
sangat terbatas dan dalam skala yang masih kecil. Industri-industri yang berkembang di negara-
negara Eropa umumnya masih bersifat industri rumahan yang hanya menghasilkan barang dalam
jumlah terbatas dan waktu penyelesaian yang cukup lama. Daerah pemasaran pun masih terbatas
dan barang yang dihasilkan hanya didasarkan pada pemesanan saja. Kondisi tersebut berubah
dengan cepat setelah terjadinya revolusi industri.
Meskipun modal yang harus disediakan cukup besar untuk penggunaan mesinmesin baru
dan pabrik-pabrik bila dibandingkan dengan alat-alat sederhana dari masa sebelumnya, akan
tetapi produksi barang secara besar-besaran akan memberikan kemungkinan untuk mengurangi
biaya yang dikeluarkan dan bahkan mampu meningkatkan keuntungan. Berkembanglah industri-
industri yang pada akhirnya menarik minat sebagian besar penduduk untuk beralih profesi
menjadi buruh pabrik. Perpindahan profesi tersebut terutama dilakukan oleh para petani
penggarap yang tidak memiliki tanah. Perubahan profesi ini, mereka lakukan dengan harapan
untuk dapat meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Sejalan dengan revolusi industri, organisasi-organisasi perdagangan yang telah terbentuk
sebelumnya seperti EIC, VOC, dan sebagainya mengalami perkembangan. Pada awalnya
perusahaan-perusahaan dagang tersebut merupakan persero dengan tanggung jawab tidak
terbatas. Revolusi industri memberikan pengaruh terbentuknya perusahaan-perusahaan dagang
tersebut menjadi perusahaan dengan modal bersama yang tentu saja dengan tanggung jawab
terbatas. Pada perkembangan selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini akan melahirkan model
Trust dan monopoli perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam inilah yang pada
akhirnya dapat membangun usaha raksasa yang menjangkau daerah yang sangat luas di dunia,
sehingga membentuk jaringan seperti sistem gurita.
Pasca revolusi industri menyebabkan Inggris muncul menjadi negara industry terkuat di
dunia. Hal ini kemudian diikuti oleh negara-negara lainnya sehingga lahir apa yang disebut
dengan empat besar sebagai negara yang terkuat di dunia dalam bidang ekonomi dan industri,
bahkan di dunia politik. Negaranegara tersebut adalah Inggris, Perancis, Jerman, dan Amerika
Serikat. Munculnya kekuatan semacam ini seakan-akan membentuk pola ekonomi yang
7 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
memperlihatkan hubungan pembagian kerja antara negara-negara industri kuat dengan negara di
bawahnya. Negara-negara industri tersebut menjadi daerah penghasil utama barang-barang hasil
industri, sedangkan negara lainnya menjadi daerah pemasaran barang-barang hasil industri
tersebut. Oleh karena itu, terjadi kesenjangan perekonomian, sebab nilai perekonomian lebih
banyak dikuasai oleh negara-negara industri tersebut. Hal ini dapat terlihat dari table berikut:
2. Perubahan sistem sosial kemasyarakatan
Pada fase awal terjadinya revolusi industri timbul gejolak-gejolak dalam kehidupan
masyarakat. Dibukanya industri-industri menimbulkan minat dari masyarakat untuk mengalihkan
mata pencahariannya dari bidang pertanian menjadi pekerja industri. Kondisi ini memicu arus
urbanisasi yang cukup tinggi di Inggris, sehingga rakyat dari pedesaan berbondong-bondong
pindah ke perkotaan untuk menjadi pekerja di sektor-sektor industri yang berada di perkotaan.
Tidak semua para urban tersebut berhasil ditampung di industri-industri. Banyak di antara
mereka yang akhirnya menjadi pengangguran di perkotaan, sebab mereka tidak mau kembali ke
desa asalnya dan tetap bertahan di kota dengan harapan suatu saat akan mendapatkan pekerjaan
di sektor-sektor industri tersebut. Banyaknya para pengangguran di perkotaan memicu tingginya
angka kriminalitas. Hal ini disebabkan mereka tetap memerlukan biaya untuk menunjang
kebutuhan hidupnya, sementara kondisi mereka tidak memiliki penghasilan karena tidak punya
pekerjaan. Pada akhirnya mereka tidak segan-segan untuk berbuat kriminal dengan cara mencuri,
menodong, dan merampas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu, bagi mereka yang
sudah mendapatkan pekerjaan di sektorsektor industri, kehidupannya tidak menjadi lebih baik.
Kaum kapitalis seringkali menekan para pekerjanya dengan beban kerja yang tinggi demi
tercapainya hasil produksi yang tinggi yang akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak.
Hal ini tidak diimbangi dengan pemenuhan hak-hak pekerja yang memadai, upah yang sangat
rendah, serta tidak diberikannya jaminan kesehatan, perumahan, pendidikan dan kesejahteraan
keluarga para buruh. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong terciptanya perkampungan-
perkampungan kumuh di perkotaan yang disebabkan ketidakmampuan para buruh untuk
membangun rumah tinggal yang lebih layak.
Kondisi seperti ini juga memicu hadirnya pekerja dari komunitas wanita dan anak-anak.
Upah minim yang diterima oleh para buruh menyebabkan mereka harus mencari penghasilan
tambahan guna menutupi biaya hidup. Oleh karena itu, wanita dan anak-anak yang di bawah
8 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
umur pun turut terjun dalam dunia industri tersebut. Hal ini menimbulkan permasalahan-
permasalahan manakala tidak dipenuhinya hak-hak mereka, terutama hak-hak dalam kondisi-
kondisi khusus seperti hak bagi wanita hamil ataupun pembedaan waktu kerja bagi pekerja anak-
anak.
3. Lahirnya paham-paham baru
Berkembangnya revolusi industri mendorong lahirnya paham-paham baru, yaitu sebagai
berikut:
a. Kapitalisme
Kapitalisme adalah paham yang berpendapat bahwa untuk meningkatkan perekonomian,
perlu dibangun sektor-sektor industri yang ditunjang dengan modal yang besar. Penguasaan
sektor industri tersebut perlu juga didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku dan daerah
pemasaran yang luas. Aliran ini berkembang setelah terjadinya revolusi industri dan mencapai
puncaknya pada abad ke-19. Para kapitalis ini pada akhirnya mendorong perkembangan ekonomi
nasional, sehingga dengan cepat Eropa mencapai taraf perekonomian yang sangat tinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Ketika bangsabangsa lainnya sedang
berada dalam cengkeraman kolonialisme, Eropa pada saat yang sama sedang menikmati
kemakmuran yang dihasilkan oleh industrialisasi.
Selain itu, dalam sistem perekonomian, lahirnya golongan kapitalis ini telah mendorong
semakin berkembangnya aliran ekonomi liberal. Para kapitalis menuntut agar pemerintah tidak
ikut campur tangan terlalu besar dalam kehidupan perekonomian. Perekonomian sepenuhnya
diserahkan pada pasar, sehingga akan menggantungkan pada sistem penawaran dan permintaan.
Dengan demikian, perekonomian akan dikendalikan oleh golongan-golongan kapitalis tersebut.
b. Sosialisme
Lahirnya paham sosialisme disebabkan oleh terjadinya kondisi buruk dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan setelah terjadinya revolusi industri. Aliran sosialisme sangat menentang
hadirnya para kapitalis yang dianggap membawa kesengsaraan bagi rakyat. Para penganut
sosialis memimpikan terbangunnya suatu masyarakat tanpa kelas, sehingga semua manusia dapat
menikmati kesejahteraan secara bersama.
Perkembangan sosialisme untuk pertama kalinya lahir di Inggris dengan tokohnya adalah
Robert Owen (1771-1858). Pemikiran-pemikirannya tentang sosialisme dikembangkannya
9 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
melalui bukunya yang berjudul A View of Society, an Essay on the Formation of Human
Character. Tokoh sosialisme lainnya adalah Saint Simon (1760-1825) yang mengemukakan
pentingnya peranan kelas pekerja dalam membentuk masyarakat industri. Paham sosialisme yang
bisa diterima oleh kaum kapitalis adalah paham sosalisme yang dikembangkan oleh Pierre
Joseph Proudhon (1809-1865). Pandangannya tentang sosialisme yang tertuang dalam karyanya
yang berjudul Philosophi de la Misere mengungkapkan pentingnya pembagian hak milik antara
individu secara sukarela dan merata tanpa adanya pemaksaan dari pihak manapun termasuk
negara.
Sementara paham sosialisme radikal dikembangkan oleh Karl Marx (1818-1883) dan
Friedrich Engels. Das Kapital yang merupakan karya dari Marx mendengungkan perlunya
perjuangan untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas. Sementara itu, Engels sering
mendengungkan semboyan kaum proletar sedunia, bersatulah. Pada akhirnya pemikiran dari
tokoh-tokoh sosialisme radikal ini mendorong timbulnya gejolak-gejolak penentangan perluasan
kaum kapitalis dan menginginkan terwujudnya masyarakat tanpa kelas. Bahkan gerakan-gerakan
ini pada akhirnya diarahkan untuk mewujudkan suatu Negara yang masyarakatnya tanpa kelas
seperti yang terjadi pada revolusi Oktober Rusia 1917. Sosialisme radikal pada akhirnya lebih
cenderung bersifat komunis. Silahkan kamu cari lebih lanjut perbedaan antara sosialisme dengan
komunisme.
4. Timbulnya imperialisme modern
Pada awalnya imperialisme dan kolonialisme dikembangkan dengan semangat
penaklukan dan kejayaan, bahkan semangat untuk menyebarkan agama Nasrani. Pasca revolusi
industri, paradigma imperialisme berubah menjadi lebih bermotifkan ekonomi yang bertumpu
pada industrialisasi. Daerah-daerah jajahan diperlukan sebagai tempat bagi tersedianya sumber
bahan baku yang diperlukan oleh industri. Setelah itu daerah jajahan dijadikan pula sebagai
tempat memasarkan hasil-hasil industrinya.
Pada perkembangan selanjutnya, imperialisme modern melirik tanah jajahan sebagai
tempat penanaman modal (investasi). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih
memberdayakan tanah jajahan, sehingga negara imperialis dapat meningkatkan pendapatan dari
bidang industrialisasi yang berkembang di tanah jajahan. Pasca terjadinya revolusi industri,
terjadi ledakan penduduk yang cukup hebat di Eropa. Ledakan penduduk tersebut menyebabkan
semakin sesaknya daerah-daerah perkotaan di Eropa. Hal ini pada akhirnya mendorong
10 Revolusi Industri
Sejarah Eropa
11 Revolusi Industri
negaranegara Eropa untuk memindahkan kelebihan penduduk tersebut ke tanah jajahan. Antara
tahun 1815-1914 terjadi arus migrasi sekitar 60 juta penduduk Eropa ke berbagai negara-negara
jajahan di dunia.
Sumber : http://industrirev.blogspot.com/