revisi preskas asfiksia neonatorum

14
ASFIKSIA NEONATORUM Definisi Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis . (IDAI, 2012) Klasifikasi Asfiksia Berdasarkan nilai APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration) asfiksia diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: 1. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3 2. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6 3. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9 4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10 (Ghai, 2010) Keterangan 0 1 2 A Appearance (Warna kulit) Seluruh tubuh biru / pucat Tubuh kemerahan, ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerahan P Pulse (Laju jantung) Tidak ada < 100x/ menit ≥ 100x/ menit, bayi terlihat bugar G Grimace (Refleks) Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi Melawan A Activity (Tonus Otot) Lumpuh Ektremitas Fleksi sedikit Gerakan aktif R Respiration (Pernapasan) Tidak ada Lambat Menangis kuat Etiologi Asfiksia neonatorum akan terjadi jika terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O 2 dari ibu ke janin. Gangguan 1

Upload: unidya-febrina

Post on 18-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

revisi

TRANSCRIPT

ASFIKSIA NEONATORUMDefinisiAsfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis. (IDAI, 2012)

Klasifikasi AsfiksiaBerdasarkan nilai APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration) asfiksia diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: 1. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3 2. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6 3. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9 4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10 (Ghai, 2010) Keterangan012

AAppearance (Warna kulit)Seluruh tubuh biru / pucatTubuh kemerahan, ekstremitas biruSeluruh tubuh kemerahan

PPulse (Laju jantung)Tidak ada< 100x/ menit 100x/ menit, bayi terlihat bugar

GGrimace (Refleks)Tidak bereaksiGerakan sedikitReaksi Melawan

AActivity (Tonus Otot)LumpuhEktremitas Fleksi sedikitGerakan aktif

RRespiration (Pernapasan)Tidak adaLambatMenangis kuat

EtiologiAsfiksia neonatorum akan terjadi jika terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Faktor resiko asfiksia neonatorum, yaitu :a. Faktor resiko antepartumb. Faktor resiko intrapartum

Diabetes pada ibu. Seksio sesaria darurat.

Hipertensi dalam kehamilan. Kelahiran dengan ekstraksi forsep atau vakum.

Hipertensi Kronik. Letak sungsang atau presentasi abnormal.

Anemia janin atau isoimunisasi. Kelahiran kurang bulan.

Riwayat kematian janin atau neonatus. Partus presipitatus.

Perdarahan pada trimester dua dan tiga. Korioamnionitis.

Infeksi ibu. Ketuban pecah lama (> 18 jam sebelum persalinan).

Ibu dengan penyakit jantung, ginjal, paru, tiroid, atau kealinan neurologi. Partus lama (> 24 jam).

Polihidramnion. Kala dua lama (>2 jam).

Oligohidramnion. Makrosomia.

Ketuban pecah dini. Bradikardi janin persisten.

Hidrops fetalis. Frekuensi jantung janin yang tidak beraturan.

Kehamilan lewat waktu. Penggunaan anestesi umum.

Kehamilan ganda. Hiperstimulus uterus.

Berat janin tidak sesuai masa kehamilan. Penggunaan obat narkotika pada ibu dalam 4 jam sebelum persalinan.

Terapi obat seperti magnesium karbonat, beta blocker. Air ketuban bercampur mekoneum.

Ibu pengguna obat bius. Prolaps tali pusat.

Malformasi atau anoali janin. Solusio Plasenta.

Berkurangnya gerakan janin. Plasenta previa.

Berkurangnya gerakan janin. Perdarahan intrapartum.

Tanpa pemeriksaan antenatal.

Usia 35 tahun.

Gambaran KlinisSecara klinis, bayi baru lahir yang mengalami asfiksia akan menunjukkan gejala:1) Pernafasan terganggu (distress pernafasan)2) Bradikardi3) Reflex lemah4) Tonus otot menurun5) Warna kulit biru atau pucat

Diagnosis Penegakan diagnosis dapat ditegakkan melalui beberapa cara, yaitu:a. Anamnesis Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko terhadap terjadinya asfiksia neonatorum, baik factor antepartum mautpun faktor intrapartum. b. Pemeriksaan fisikPenegakan diagnosis asfiksia durante atau postpartum dapat ditegakkan dengan menentukan nilai APGAR score.Cara menentukan skor APGAR :1. Bayi baru lahir diletakkan di bawah radiant heater2. Pemeriksaan dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah lahir3. Bila penilaian menit ke-5 55 mm H2 pH < 7,30 Bila bayi sudah tidak membutuhkan bantuan resusitasi aktif, pemeriksaan penunjang diarahkan pada kecurigaan atas komplikasi, berupa :1. Darah perifer lengkap2. Analisa gas darah sesudah lahir3. Gula darah sewaktu dan elektrolit darah (kalsium, Natrium, Kalium)4. Laktat5. Pemeriksaan thorax foto 6. Pemeriksaan USG kepala7. Pemeriksaan EEG dan CT scan kepala

TatalaksanaPrinsip tatalaksana bayi baru lahir yang mengalami asfiksia meliputi :1) Segera dilakukan sesudah bayi lahir2) Intervensi harus cepat, tepat, jangan sampai terlambat (jangan menunggu hasil penilaian APGAR menit 1)3) Dilakukan resusitasi neonatus serta penilaiannya (Bagan 1)

Bagan 1. Diagram alur resusitasi neonatus

Terapi medikamentosa :1. Epinefrin :Dosis : 0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000(0,01 mg-0,03 mg/kgBB)Cara : IV atau endotrakeal2. Volume ekspander :Jenis cairan : Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl0,9%, Ringer Laktat). Transfusi darah golongan O negatif jika diduga kehilangan darah banyak.Dosis : Dosis awal 10 ml/kg BB . IV pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai menunjukkan respon klinis.3. Natrium bikarbonat :Dosis : 1-2 mEq/kg BBatau 2 ml/Kg BB (4,2%) atau 1ml/kg bb(8,4%).Cara : Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit..4. Nalokson :Dosis : 0,01 mg/kg BB Cara : Intravena,endotrakeal atau bila perpusi baikdiberikan im atau subkutan.5. Antibiotika Diberikan pada asfiksia berat, yaitu golongan ampisilin atau aminoglikosid.KomplikasiPenyulit terpenting pada asfiksia neonatorum adalah : Perdarahan dan edema otak Anuria atau oliguria Hiperbilirubinemia Enterokolitis nekrotikans Kejang Koma

PrognosisPada asfiksia ringan, prognosis tergantung pada kecepatan penatalaksanaan. Pada asfiksia berat, dapat menimbulkan kematian pada hari hari pertama atau kelainan saraf. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis permanen, misalnya cerebral palsy atau retardasi mental.

Laporan KasusIdentitas PasienNama: By. Ny. BUsia: 4 hariTTL: Bekasi, 9 Agustus 2014Jenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamAlamat: Kp. pulo puterTanggal masuk RS: 9 Agustus 2014

Identitas OrangtuaIbuNama: Ny. BUsia: 43tahunPekerjaan: Ibu rumah tanggaHubungan dengan orangtua: Anak kandungAyahNama: Tn. MUsia: 52 tahunPekerjaan: Karyawan pabrikHubungan dengan orangtua: Anak kandung

AnamnesaDilakukan alloanamnesa bersama ibu pasien pada tanggal 12 Agustus 2014Keluhan utamaPada saat anak lahir, bayi tidak menangis,hanya merintih, tubuh kebiruan.

Keluhan tambahanRetraksi sternum (+), takipneu (+), gerak tidak ada.Riwayat penyakit sekarang Pasien lahir spontan dibantu oleh bidan rumah sakit pada 9 Agustus 2014, jam 22.00 wib, G10P6A3, dengan perkiraan usia kehamilan 20 minggu. Dilakukan terminasi kehamilan atas indikasi Superimposed Preeklampsia. Apgar skor saat lahir 1 2. Saat lahir, pasien tidak menangis, hanya merintih, tubuh kebiruan, gerak tidak ada. Dilakukan resusitasi dengan balon sungkup, tidak lama kemudian bayi menangis tetapi lemah. Terdapat retraksi dada dan sianosis. Berat badan lahir 1.040 gram dan panjang badan 36 cm.Riwayat penyakit dahulu-Riwayat penyakit keluargaIbu memiliki riwayat penyakit hipertensi kronis. Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal, riwayat penyakit asma disangkal. Sebelumnya, anak ke 4 dan 7 memiliki riwayat lahir prematur dengan berat badan lahir rendah.

Riwayat kehamilan dan persalinan: a. Riwayat kehamilan ibu pasienIbu G10P7A3 berusia 43 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan di dekat rumahnya, selanjutnya tidak rutin kontrol ke bidan sebulan sekali. Saat hamil, ibu mengalami pernah mual-mual maupun muntah berlebihan. Tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil. Tekanan darah ibu saat hamil tinggi, mencapai 170/100 mmHg.b. Riwayat persalinan ibu pasienDilakukan terminasi kehamilan oleh bidan RSUD atas indikasi superimposed preeklampsia pada tanggal 9 Agustus 2014 pukul 22.00 wib dengan perkiraan usia kehamilan 20 minggu. Ibu melahirkan secara spontan, ketuban berwarna jernih, tidak ada lilitan tali pusat, tetapi bayi tidak menangis dan tampak sianosis. c. Riwayat paska lahirMenurut data pasien, pasien perempuan, tidak menangis sesaat setelah lahir dan tampak kebiruan, lalu dilakukan resusitasi dan oksigen, lalu diberi rangsangan taktil, bayi menangis sangat lemah, gerak kurang aktif, sianosis. BB : 1.040 gr, panjang badan 36 cm. Apgar skor 1-2, anus (+). Riwayat makananUmur 0 bulan : Pasien puasa.Riwayat ImunisasiPasien belum mendapatkan imunisasi.Riwayat tumbuh kembangMotorik kasar : belum dapat dinilai.Motorik halus : belum dapat dinilai.Sosial : belum dapat dinilai.Bahasa : belum dapat dinilai.Sosial ekonomi dan lingkungana. Sosial ekonomi : Ayah adalah seorang karyawan pabrik dan rata-rata penghasilan/bulan sekitar 1. 500.000 rupiah. Sedangkan ibu adalah seorang ibu rumah tangga.Kesan : keadaan sosial ekonomi lemah.b. LingkunganSampai saat ini pasien dirawar di dalan inkubator ruang perinatologi RSUD. Rumah orangtua pasien terdiri dari ruang tengah, dapur, dan 2 ruang tidur. Jarak rumah pasien dengan tetangga sekitar 1-2 meter. Tidak terdapat genangan air maupun sungai yang tercemar limbah. Tidak terdapat pabrik yang mencemari lingkungan tempat tinggal keluarga pasien.Kesan : keadaan lingkungan cukup

Pemeriksaan fisikPemeriksaan tangggal 12 Agustus 2014Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisTanda vitalNadi : 138x/menitSuhu badan: 36,6 0C Pernapasan: 76 x/menit Status gizi Berat badan lahir: 1040 gr Panjang badan: 36 cmBMI: = = = 8BB/U: < -2SDTB/U: < -2SDLingkar kepala: 24cm = < -2SDKesan status gizi : Kurang

Status Generalis Kulit : Kering, tidak bersisik, tidak mengelupas, tidak pucat, sianosis (-), ikterik (+).Kepala : Microcephal.Mata : Konjunctiva anemis -/- , sklera ikterik +/+.Kelenjar limfe : Tidak didapatkan pembesaran limfonodi.Hidung : Napas cuping hidung (+) Mulut : Tidak sianosis.Otot : Eutrofi.Tulang : Tidak didapatkan deformitas tulang.PEMERIKSAAN KHUSUS:Leher : Simetris, tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah beningThoraks : Simetris, terdapat retraksi dinding dada, tidak terdapat ketinggalan gerak, suara dasar vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)Jantung : batas jantung : Kanan atas : Dalam batas normal Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Kanan bawah : Dalam batas normal Kiri atas : Dalam batas normal Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat Kiri bawah : Dalam batas normal Suara jantung : Bunyi jantung I-II regular, bising jantung tidak didapatkan Kesan : batas jantung normal

Abdomen: - Inspeksi : Lebih tinggi dari dinding dada Auskultasi : Peristaltik (+) Perkusi : Tympani (+)Hati : Tidak teraba pembesaranLimpa : Tidak teraba pembesaranAnogenital : Tidak didapatkan kelainan, anus (+).Ekstremitas : Akral hangat, tidak terdapat edema .

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium Keterangan9 Agustus 201412 Agustus 2014

Hb13,917,4

Leukosit29.70012.500

Eritrosit3,84,9

Hematokrit42,050,9

Trombosit147.000134.000

Bilirubin total11,4

GDS6480

HsCRP5,3

ResumePasien lahir spontan dibantu oleh bidan rumah sakit pada 9 Agustus 2014, jam 22.00 wib, G10P6A3, dengan perkiraan usia kehamilan 20 minggu. Dilakukan terminasi kehamilan atas indikasi Superimposed Preeklampsia. Apgar skor saat lahir 1 2. Saat lahir, pasien tidak menangis, hanya merintih, tubuh kebiruan, gerak tidak ada. Dilakukan resusitasi dengan balon sungkup, tidak lama kemudian bayi menangis tetapi lemah. Terdapat retraksi dada dan sianosis. Berat badan lahir 1.040 gram. Ibu memiliki riwayat penyakit hipertensi kronis dan tidak rutin kontrol kehamilannya.Pemeriksaan Fisik (tangggal 12 Agustus 2014)Keadaan umum :Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisTanda vitalNadi : 138x/menitSuhu badan: 36,6 0C Pernapasan: 76 x/menit Status gizi Berat badan lahir: 1040 gr Panjang badan: 36 cmBMI: = = = 8BB/U: < -2SDTB/U: < -2SDLingkar kepala: 24cm = < -2SDKesan status gizi : KurangStatus GeneralisKulit:Kering, tidak bersisik, tidak mengelupas, tidak pucat, sianosis (-), ikterik (+).Hidung : Napas cuping hidung (+) Thoraks :Simetris, terdapat retraksi dinding dada, tidak terdapat ketinggalan gerak, suara dasar vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-)LaboratoriumKeterangan9 Agustus 201412 Agustus 2014

Hb13,917,4

Leukosit29.70012.500

Eritrosit3,84,9

Hematokrit42,050,9

Trombosit147.000134.000

Bilirubin total11,4

GDS6480

HsCRP5,3

Diagnosis KerjaBayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), neonatus kurang bulan (NKB), kecil masa kehamilan (KMK), asfiksia neonatorum.Diagnosis Banding Sindrom aspirasi mekoneum.Rencana Pemeriksaan Pemeriksaan fisik: keadaan umum, kulit, kardiopulmonal, neurologis Pemeriksaan penunjang: darah lengkap (Jumlah leukosit, hemoglobin, pemeriksaan kadar bilirubin, pemeriksaan enzim hepar, elektrolit ) Evaluasi keadaan umum dan tanda vital.Rencana Penatalaksanaan O2 1 lpm. D 10% 80cc/KgBB/24 jam Cefotaxime 2 x 50 mg Aminophilin 2 x 2,5 mg Gentamicyn 2 x 2,5 mg Ranitidine 2 x 2,5 mgnon medikamentosa Edukasi orangtua

PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd snactionam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA

Kosim, M Sholeh., et al. 2012. Buku Ajar Neonatologi, Ed 1. Jakarta : IDAIMansjoer, arif., et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Ed 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI

2