revisi kas, modal, laba

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teori akuntansi dapat diartikan sebagai suatu penalaran logis dalam bentuk seperangkat azas atau prinsip yang merupakan kerangka acuan umum untuk menilai praktek-praktek akutansi dan pedoman bagi pengembangan praktek-praktek dan prosedur yang baru. Teori akutansi dapat dipergunakan untuk menjelaskan praktek-praktek yang sekarang berjalan, akan tetapi tujuan utama dari teori akutansi adalah mengadakan suatu kerangka acuan untuk menilai dan mengembangkan praktek-praktek akutansi yang sehat. Suatu teori umum yang tunggal untuk akutansi mungkin dapat menjadi suatu tujuan jangka panjang. Akan tetapi karena akutansi sebagai suatu ilmu yang berdasarkan logika dan penelitian empiris masih sangat muda, maka paling banyak yang dapat dicapai pada tingkat ini adalah mengembangkan beberapa teori dan subteori yang saling melengkapi atau justru saling bersaingan. Setiap definisi, setiap teori, terdiri dari seperangkat pernyataan yang dihubungkan oleh aturan logika atau penalaran deduktif. Pernyataan ini harus meliputi hipotesa yang bisa diuji (premise) dan suatu kesimpulan, meskipun satu atau lebih premise dapat didasarkan atas value judgement yang eksplisit. Penguji utama mengenai benar

Upload: khusniamalia4750

Post on 24-Jun-2015

1.034 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Kas, Modal, Laba

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teori akuntansi dapat diartikan sebagai suatu penalaran logis dalam bentuk

seperangkat azas atau prinsip yang merupakan kerangka acuan umum untuk menilai

praktek-praktek akutansi dan pedoman bagi pengembangan praktek-praktek dan

prosedur yang baru. Teori akutansi dapat dipergunakan untuk menjelaskan praktek-

praktek yang sekarang berjalan, akan tetapi tujuan utama dari teori akutansi adalah

mengadakan suatu kerangka acuan untuk menilai dan mengembangkan praktek-

praktek akutansi yang sehat.

Suatu teori umum yang tunggal untuk akutansi mungkin dapat menjadi suatu

tujuan jangka panjang. Akan tetapi karena akutansi sebagai suatu ilmu yang

berdasarkan logika dan penelitian empiris masih sangat muda, maka paling banyak

yang dapat dicapai pada tingkat ini adalah mengembangkan beberapa teori dan

subteori yang saling melengkapi atau justru saling bersaingan. Setiap definisi, setiap

teori, terdiri dari seperangkat pernyataan yang dihubungkan oleh aturan logika atau

penalaran deduktif. Pernyataan ini harus meliputi hipotesa yang bisa diuji (premise)

dan suatu kesimpulan, meskipun satu atau lebih premise dapat didasarkan atas value

judgement yang eksplisit. Penguji utama mengenai benar tidaknya suatu teori adalah

kemampuannya untuk menjelaskan atau meramalkan. Penjelasan secara abstrak saja

biasanya tidak cukup. Penjelasan ini dapat dipergunakan untuk peristiwa di masa yang

lalu atau yang masa kini, dan penelitian mengenai ramalan/penjelasan tersebut akan

membuktikan apakah teori tersebut mampu meramalkan peristiwa atau keadaan

dimasa mendatang.

Dari penjelasan di atas telah jelas bahwa suatu "teori" pertama-tama harus

merupakan seperangkat kalimat. Teori diungkapkan dalam suatu bahasa, dan

karenanya pengkajian bahasa merupakan sesuatu yang penting dalam pengkajian

teori. Bahkan kebanyakan filsafat ilmu pengetahuan tidak lain adalah suatu

pengkajian bahasa, sekalipun bahasa yang dikaji ini merupakan bahasa yang khas bagi

peneliti. Berkenaan dengan pengkajian bahasa ini, Morris, Carnap dan penulis-penulis

Page 2: Revisi Kas, Modal, Laba

lain membagi tiga wilayah pengkajian bahasa, yakni : sintaktik (syntactics), semantik

(semantics) dan pragmatig (pragmatics).

Syntactics adalah pengkajian mengenai hubungan antara suatu symbol (sign)

dengan simbol lainnya. Contoh dari pengkajian sintaktik ini dapat diketemukan dalam

matematika. Di dalam pengkajian sintaktik, pernyataan-pernyataan yang dibuat

tidaklah mempunyai kadar empiris karena pernyataan yang dibuat tidak berhubungan

sama sekali dengan kenyataan yang sebenarnya (the real world). Oleh karena itu

pernyataan sintaktik bersifat logis (logically true) dan belum tentu benar dalam arti

empiris (empirically true).

Semantics adalah pengkajian mengenai hubungan antara simbol dan objek

atau peristiwa. Objek atau peristiwa merupakan hal-hal yang nyata dan benar-benar

terjadi. Agar simbol-simbol mempunyai kaitan dengan hal-hal yang nyata (the real

world), maka perlu adanya aturan-aturan atau pengertian-pengertian khusus mengenai

hubungan antara simbol-simbol tersebut dengan suatu objek atau peristiwa. Aturan-

aturan ini disebut sebagai aturan semantikal (semantical rules). Aturan-aturan inilah

yang akan memberikan pengertian empiris mengenai simbol-simbol.

Pragmatics merupakan pengkajian mengenai hubungan antara simbol dengan

pemakai simbol. Simbol-simbol yang berbeda tentunya akan merangsang tanggapan-

tanggapan yang berbeda pula dari pemakai tertentu, sekalipun simbol-simbol itu

mempunyai makna yang sama. Pemakai-pemakai yang berbeda ini juga mungkin

menafsirkan simbol yang sama dalam pengertian yang berbeda-beda.

Dengan menggunakan tiga bidang pengkajian bahasa diatas, Eldon S.

Hendriksen membagi teori akutansi dalam tiga tingkat sebagai berikut :

1. Teori-teori yang mencoba menjelaskan praktek-praktek akutansi masa kini dan

meramalkan bagaimana tanggapan para akuntan terhadap situasi-situasi tertentu

atau bagaimana mereka akan melaporkan peristiwa-peristiwa tertentu. Teori-

teori ini disebut teori sintaktikal atau syntactical theories.

2. Teori-teori yang memusatkan perhatian kepada hubungan antara fenomena

(objek atau peristiwa) dengan simbol yang mewakili fenomena tersebut. Teori-

Page 3: Revisi Kas, Modal, Laba

teori ini disebut teori semantikal atau interpretasional (semantical theories atau

interpretational theories).

3. Teori-teori yang menekankan pada perilaku atau akibat-akibat yang ditimbulkan

oleh laporan keuangan terhadap keputusan yang diambil para pemakai laporan.

Teori-teori ini disebut teori perilaku atau teori pragmatis (behavioral theories

atau pragmatic theories).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat beberapa

rumusan masalah sebagai berikut :

a) Apa definisi kas, modal, dan laba dalam teori akuntansi?

b) Bagaimana konsep laba pada tingkat sintatik dalam teori akuntansi?

c) Bagaimana konsep laba pada tingkat semantik dalam teori akuntansi?

d) Bagaimana konsep laba pada tingkat pragmatic dalam teori akuntansi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dibuat tujuan penulisan

sebagai berikut :

a) Mengetahui definisi kas, modal, dan laba dalam teori akuntansi.

b) Mengetahui konsep laba pada tingkat sintatik dalam teori akuntansi.

c) Mengetahui konsep laba pada tingkat semantik dalam teori akuntansi.

d) Mengetahui konsep laba pada tingkat pragmatik dalam teori akuntansi.

Page 4: Revisi Kas, Modal, Laba

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kas, Modal, dan Laba

1. Definisi Kas

Dikutip dari PSAK No. 2 (IAI, 2004), penilaian kas dan setara kas

adalah sebesar nilai nominal (face value), yaitu sebesar nilai yang tertera

karena kas merupakan pos moneter (monetary account) utama. Kas (cash)

terdiri dari saldo kas dan rekening giro yang dimiliki perusahaan. Sedangkan

setara kas (cash and cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat

likuid, berjangka waktu pendek, dan yang dengan cepat dapat dikonversi

menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai

yang signifikan, misalnya deposito berjangka (time deposit) yang kurang dari

tiga bulan dan investasi dalam trading securities.

Kas dan setara kas tidak boleh dibatasi penggunaannya, misalnya

rekening escrow. Rekening escrow adalah rekening giro atau tabungan

perusahaan yang tidak boleh digunakan karena perjanjian tertentu, misalnya

sebagai jaminan pinjaman bank. Apabila dibatasi, maka kas yang dibatasi

tersebut dicatat pada aktiva lain-lain (other assets). Sedangkan arus kas adalah

arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.

Saldo kas juga dapat berupa kas kecil (petty cash), kas besar (cash),

dan kas belum disetor (undeposit cash). Rekening giro perusahaan berbunga

relatif kecil, yang disebut jasa giro karena digunakan untuk pembayaran dalam

bentuk cek tunai (cheque) dan giro bertanggal. Cek tunai dapat diuangkan,

sedangkan giro mundur harus disetorkan ke rekening penerima pada tanggal

yang tertera. Giro yang disetorkan akan diproses, yang disebut kliring antar

bank. Sebagai laporan uang perusahaan di rekening giro, maka bank

menerbitkan rekening koran (bank statement) secara periodik.

Kas adalah kas yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga

lainnya yang sangat lancar, selain itu harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Page 5: Revisi Kas, Modal, Laba

a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas

b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat

c. Kredit resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga

Contoh kas dan yang disamakan dengan kas adalah kas di perusahaan, kas di

bank, treasury bills, commercial paper jangka sangat pendek, money market

fund, dan lain sebagainya.

2. Definisi Modal

Modal atau equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu

lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan, equity

adalah modal pemilik. Definisi ini cenderung menganut propriety theory.

Ekuitas juga diartikan sebagai besarnya kepentingan atau hak pemilik

perusahaan pada harta perusahaan. Jika kita ingat kembali persamaan dasar

akuntansi, sisi kiri merupakan harta dan sisi kanan merupakan hutang dan

ekuitas. Sisi kiri merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sedangkan

sisi kanan menunjukkan besarnya kepentingan kreditor dan pemilik terhadap

harta perusahaan. Besarnya kepentingan pemilik atas harta perusahaan disebut

ekuitas.

Dalam perusahaan perseorangan, nilai modal ini merupakan modal

pemilik sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseorangan juga perlu

dibedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan (retained

earnings). Deviden hanya dibayar dari laba ditahan, bukan dari modal setor.

Modal setor atau contributed capital dapat dibagi dalam modal statute (legal

capital) dan modal lainnya. Modal statute adalah jumlah batas kewajiban

pemilik. Modal statute ini dinilai sebesar harga nominal. Di samping modal

statuter, masih terdapat modal lainnya, yaitu agio saham, modal donasi, modal

dari pengeluaran kembali treasury stock, stock option, dan sebagainya. Di

Indonesia, juga dimasukkan kenaikan modal akibat revaluasi.

Dalam ilmu akuntansi, dikenal dua konsep modal, yaitu :

a. Modal Keuangan (Financial Concept)

Menurut konsep modal ini, modal dicatat oleh sebagian besar

perusahaan untuk penyusunan laporan keuangan. Financial capital adalah

jumlah uang yang diinvestasikan. Dengan kata lain, financial capital

concept adalah aktiva bersih (net assets) perusahaan. Modal yang

Page 6: Revisi Kas, Modal, Laba

ditanamkan oleh pemilik tetap terpelihara, sehingga laba adalah perubahan

net assets dengan menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam

ukuran uang.

b. Modal Daya Beli (Physical Concept)

Menurut konsep modal ini, modal diartikan sebagai kapasitas

produktif atau daya belli dari modal. Sebagai ilustrasi, jika melakukan

investasi sebesar Rp. 1.000.000,- akan dihitung mampu untuk membeli

500 unit persediaan. Financial capital menyatakan modal perusahaan

sebesar Rp. 1.000.000,- sedangkan Physical concept menyatakan modal

perusahaan 500 unit persediaan. Perbedaan kedua konsep akan

menyebabkan perbedaan konsep laba dan pemeliharaan modal. Laba akan

diartikan sebagai pengemballian (return) atau kelebihan setelah modal

berhasil dijaga untuk tidak menyusut.

3. Definisi Laba

Committee on Terminology mendefinisikan laba sebagai jumlah yang

berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari

penghasilan atau penghasilan operasi. Menurut APB Statement mengartikan

laba (rugi) sebagai kelebihan (deficit) penghasilan di atas biaya selama satu

periode akuntansi. Sedangkan ASB Statement mendefinisikan accounting

income atau laba akuntansi sebagai perubahan dalam equity (net assests) dari

suatu entity selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan

kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik.

Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual.

Pengertian seperti ini akan mempermudah di dalam pengukuran dan pelaporan

laba secara objektif. Pendefinisian laba seperti ini juga akan lebih bermakna

sebagai pengukur kembalian atas investasi daripada sekedar perubahan kas.

Berdasarkan pengertian dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat

digunakan sebagai pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan

manajemen, dasar penentuan pajak, sarana alokasi sumber ekonomik,

penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak utang-piutang, basis

kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen.

Page 7: Revisi Kas, Modal, Laba

Berdasarkan konsep ini, laba didefinisi sebagai selisih pendapatan dan

biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum

(PABU). Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa

kelemahan, yaitu tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU

memberi peluang perbedaan antarentitas, berbasis kos histories, dan hanya

sebagian masukan informasi bagi investor.

Dalam menganalisa teori laba, harus dibedakan dahulu apa yang

dimaksud dengan Laba Bisnis dan Laba Ekonomis. Laba Bisnis (profit) adalah

seluruh penerimaan suatu perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya eksplisit.

Sedangkan yang dimaksud Laba Ekonomis adalah total revenue yang diterima

oleh suatu perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya eksplisit dan implisit.

Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi,

seperti gaji, bahan baku, sewa, dan masih banyak lagi. Sedangkan biaya

implisit adalah opportunity cost. Opportunity cost adalah biaya manfaat

potensial yang hilang akibat dipilihnya salah satu alternative pilihan.

Contohnya adalah gaji pemilik

Jenis-jenis laba dapat dibedakan sebagai berikut :

i. Risk Bearing Theory of Profit

Perusahaan harus mendapatkan keuntungan di atas normal (laba

ekonomis) apabila jenis usahanya mempunyai resiko yang sangat tinggi.

Contoh : usaha pengeboran minyak lepas pantai.

ii. Frictional Theory of Profit

Asumsinya adalah “ Pasar sering berada dalam posisi disequilibrium. ”

Akibatnya, perusahaan tidak pernah mendapat laba di atas normal

melainkan laba normal saja. Contoh, munculnya kendaraan bermotor

mengakibatkan permintaan baja melonjak dan perusahaan baja

menikmati laba di atas normal, kemudian ada penemuan bahwa baja bisa

diganti plastik sehingga permintaan akan baja menurun sedangkan

permintaan plastik naik.

iii. Monopoly Theory of Profit

Perusahaan dapat mempertahankan laba di atas normal dalam jangka

panjang apabila perusahaan tersebut dapat memperoleh fasilitas dari

pemerintah, hak paten, dapat mencapai skala ekonomis, dan lain-lain.

iv. Inovation Theory of Profit

Page 8: Revisi Kas, Modal, Laba

Perusahaan dapat memperoleh laba di atas normal apabila ia dapat

mencapai penemuan-penemuan baru. Contoh : IBM, Xerox yang

menemukan mesin fotocopy.

v. Managerial Efficiency Theory of Profit (Compensatory Top)

Suatu perusahaan dapat mencapai laba di atas normal apabila ia berhasil

melakukan efisiensi di berbagai bidang serta dapat memenuhi keinginan

konsumennya.

Laba atau profit juga dapat diartikan sebagai arus masuk aktiva, sebagai

imbalan modal (return on capital), yang melebihi kebutuhan untuk memelihara

modal. Berkaitan dengan konsep modal, maka pengertian laba dapat dibagi dalam

dua konsep pemeliharaan modal sebagai berikut :

a. Financial Capital Maintenance (FCM)

“ a profit is earned only if the financial (or money) amount of the net assets

at the end of the period exceeds the financial amount at the beginning of the

period, after excluding any distributions to and contributions from owners

during the period.”

Laba diperoleh apabila jumlah uang dari aktiva bersih pada akhir periode

melebihi jumlah uang dari aktiva bersih pada awal periode, setelah

mengeluarkan setiap distribusi kepada dan tambahan investasi dari pemilik

selama periode.

b. Physical Capital Maintenance (PCM)

“ a profit is earned only if the physical productive capacity (or operating

capability) of the ebterprise at the end of the period exceeds the physical

productive capacity at the beginning of the period, after excluding any

distributions to and contributions from owners during the period.”

Laba diperoleh apabila kapasitas produktif (kemampuan operasional)

perusahaan pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisik pada awal

periode, setelah mengeluarkan seluruh distribusi kapada, dan tambahan

investasi dari pemilik selama suatu periode. Kapasitas produksi diwakili oleh

inventory dan fixed assets.

Perbedaan pokok antara FCM dan PCM adalah perlakuan terhadap

perubahan harga aktiva dan kewajiban perusahaan. Apabila harga naik, FCM

Page 9: Revisi Kas, Modal, Laba

tetap menggunakan historical cost untuk perubahan aktiva dan kewajiban,

sedangkan PCM melakukan penyesuaian nilai awal kepada current market value.

B. Konsep Laba Pada Tingkat Sintatik

Salah satu bentuk penjabaran konsep laba pada tingkat sintatik adalah

mendefinisikan laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan

dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba

diukur, diakui, dan disajikan. Terdapat beberapa kriteria atau pendekatan dalam

konsep ini, yaitu pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan untuk

mempertahankan capital.

Berdasarkan pendekatan transaksi, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya

transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan

pengakuan laba akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya.

Sedangkan menurut pendekatan kegiatan, laba dianggap timbul bersamaan dengan

berlangsungnya kegiatan atau kejadian. Pendekatan ini paralel dengan konsep

penghimpunan atau pembentukan pendapatan sebagai basis pengakuan pendapatan.

Pada konsep pemertahanan capital, laba didefinisikan sebagai konsekuensi dari

pengukuran capital pada dua titik waktu yang berbeda. Elemen statemen keuangan

diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban.

Pengukuran capital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual

karena dengan berjalannya waktu, beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan

harus dipertimbangkan, yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain

yang menentukan cara menilai capital adalah jenis capital (fisis atau finansial) dan

dasar penilaian. Tiga jenis faktor penentu nilai capital ini, dimana ketiganya saling

berinteraksi menimbulkan berbagai macam atau basis penilaian capital. Tiap

pendekatan sebenarnya merefleksi kombinasi antara ketiga faktor yang

dipertimbangkan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain adalah kapitalisasi

aliran kas harapan, penilaian pasar, setara kas sekarang, harga masukan historis, harga

masukan sekarang, dan pemertahanan daya beli.

C. Konsep Laba Pada Tingkat Semantik

Page 10: Revisi Kas, Modal, Laba

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa

yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba

sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Terdapat beberapa konsep

atau fungsi laba dalam tataran semantik, yaitu pengukur kinerja, konfirmasi harapan

investor, dan sebagai estimator laba ekonomik.

Sebagai pengukur kinerja, laba dapat diinterpretasi sebagai sebagai pengukur

keefisienan (efisiensi) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efesiensi

secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks. Oleh investor, laba sebagai

pengukur efisiensi digunakan dalam bentuk kembalian atas investasi. Laba dapat

merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan Return On Investment (ROI),

Return On Assets (ROA) dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Sebagai konfirmasi

harapan investor, perekayasa pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk

meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu

tentang kinerja perusahaan memang terrealisasi, sehingga laba dapat diinterpretasi

sebagai sarana untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut.

Laba ekonomik adalah laba dari kacamata investor karena keperluan untuk

menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif. Dalam

beberapa hal, laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomik. Jika laba akuntansi

bebas dari gangguan dan mendekati laba ekonomik, maka laba akuntansi akan

menjadi prediktor yang andal.

Pada dasarnya belum terdapat kesepakatan mengenai makna laba dalam

tataran semantik. Beberapa sumber dan penelitian memberikan definisi laba dalam

tataran semantik yang berbeda. Secara umum, dari beberapa pengertian laba yang ada

dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik yang melekat pada pengertian

laba secara semantik, yaitu kenaikan kemakmuran (capital), kenaikan dalam suatu

periode, serta dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai

kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

Pembahasan laba tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan capital tetapi

makna keduanya harus dipisahkan. Capital diasosiasi dengan persediaan atau potensi

jasa, dapat dipandang sebagai persediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara

itu, laba juga diasosiasikan dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran

potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap

mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.

Page 11: Revisi Kas, Modal, Laba

Konsep pemertahanan capital muncul karena adanya gagasan bahwa entitas

berhak mendapatkan kembalian atau imbalan dan menikmatinya setelah capital

dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Harapan umum dalam

kegiatan bisnis adalah capital atau investasi yang tertanam selalu berkembang.

Konsep ini memiliki arti penting dalam beberapa hal yang saling berkaitan, yaitu

kembalian atas investasi tidak sama dengan pengembalian investasi, transaksi operasi

tidak sama dengan transaksi dengan pemilik, membatasi distribusi ke pemilik dalam

rangka mempertahankan capital mula-mula, menuntut jumlah rupiah untuk

penyesuaian kapital dalam rangka mempertahankan capital, serta penerapan

pendekatan aset-kewajiban dalam penilaian.

D. Konsep Laba Pada Tingkat Pragmatik

Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan

apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana

diarah, sedangkan dalam teori akuntansi Tataran pragmatik membahas mengenai

apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan.

Beberapa pendekatan laba dalam konsep laba tataran pragmatik, yaitu prediktor aliran

kas, sarana kontrak efisien, alat pengendalian manajemen, dan kandungan informasi

laba dalam teori pasar efisien.

Berdasarkan pendekatan prediktor aliran kas ke investor, hubungan logis

antara laba dan aliran kas ke investor dan kreditor sebagaiman dinyatakan ole FASB

dalam tujuan pelaporan keuangan, yaitu dapat membantu investor dan kreditor dalam

mengembangkan model untuk memprediksi aliran kas ke mereka guna menilai

investasi atau capitalnya. Pendekatan yang lain adalah perkontrakan efisien. Teori ini

merupakan bagian atau turunan dari teori keagenan, sehingga didasarkan atas

berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan. Pemasukan angka akuntansi (angka

laba) dalam kontrak mendorong pihak berkontrak (terutama agen) untuk mencapai

tujuan kontrak sehingga kontrak menjadi efisien.

Dalam tataran pragmatik, laba juga dapat digunakan sebagai pengendalian

manajemen, yaitu sebagai pengukur kinerja divisi atau manajernya. Perilaku manajer

dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan kompensasi dengan laba sebagai

pengukur kinerja.

Page 12: Revisi Kas, Modal, Laba

Efisiensi pasar dalam kaitannya dengan konsep laba dalam tataran pragmatik

harus dikaitkan dengan sistem informasi, yaitu mekanisme penyediaan informasi

dengan segala regulasi yang berlaku dalam lingkup beroperasinya pasar modal. Pasar

modal dikatakan efisien terhadap suatu informasi bila harga saham merefleksi secara

penuh informasi tersebut. Karena efisiensi pasar hanya dapat dikaitkan dengan

informasi atau signal tertentu dalam suatu mekanisme penyediaan informasi, terdapat

tiga bentuk efisiensi pasar yaitu bentuk lemah, semi-kuat, dan kuat. Hipotesis pasar

efisien juga merupakan sarana pengujian empiris terhadap kandungan informasi laba.

Terdapat dua bentuk pengujian terhadap kandungan informasi laba yaitu pengujian

peristiwa dan pengujian asosiasi (nilai relevan laba).

Page 13: Revisi Kas, Modal, Laba

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dikutip dari PSAK No. 2 (IAI, 2004), penilaian kas dan setara kas adalah

sebesar nilai nominal (face value), yaitu sebesar nilai yang tertera karena kas

merupakan pos moneter (monetary account) utama. Kas (cash) terdiri dari saldo kas

dan rekening giro yang dimiliki perusahaan. Sedangkan setara kas (cash and cash

equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek, dan

yang dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

Modal atau equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga

(entity) setelah dikurangi kewajibannya. Ekuitas juga diartikan sebagai besarnya

kepentingan atau hak pemilik perusahaan pada harta perusahaan. Dalam perusahaan

perseorangan dapat juga dibedakan antara modal setor dengan modal karena

pendapatan (retained earnings). Modal setor atau contributed capital dapat dibagi

dalam modal statute (legal capital) dan modal lainnya. Terdapat dua konsep modal,

yaitu, Modal Keuangan (Financial Concept) dan Modal Daya Beli (Physical

Concept).

Committee on Terminology mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal

dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan

atau penghasilan operasi. Menurut APB Statement mengartikan laba (rugi) sebagai

kelebihan (deficit) penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi.

Sedangkan ASB Statement mendefinisikan accounting income atau laba akuntansi

sebagai perubahan dalam equity (net assests) dari suatu entity selama suatu periode

tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal

bukan dari pemilik.

Dalam menganalisa teori laba, harus dibedakan dahulu apa yang dimaksud

dengan Laba Bisnis dan Laba Ekonomis. Laba Bisnis (profit) adalah seluruh

penerimaan suatu perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya eksplisit. Sedangkan yang

Page 14: Revisi Kas, Modal, Laba

dimaksud Laba Ekonomis adalah total revenue yang diterima oleh suatu perusahaan

setelah dikurangi biaya-biaya eksplisit dan implisit.

Salah satu bentuk penjabaran konsep laba pada tingkat sintatik adalah

mendefinisikan laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan

dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba

diukur, diakui, dan disajikan. Terdapat beberapa kriteria atau pendekatan dalam

konsep ini, yaitu pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan untuk

mempertahankan capital.

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa

yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba

sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Terdapat beberapa konsep

atau fungsi laba dalam tataran semantik, yaitu pengukur kinerja, konfirmasi harapan

investor, dan sebagai estimator laba ekonomik.

Pada dasarnya belum terdapat kesepakatan mengenai makna laba dalam

tataran semantik. Beberapa sumber dan penelitian memberikan definisi laba dalam

tataran semantik yang berbeda. Secara umum, dari beberapa pengertian laba yang ada

dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik yang melekat pada pengertian

laba secara semantik, yaitu kenaikan kemakmuran (capital), kenaikan dalam suatu

periode, serta dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai

kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan

apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana

diarah, sedangkan dalam teori akuntansi Tataran pragmatik membahas mengenai

apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan.

Beberapa pendekatan laba dalam konsep laba tataran pragmatik, yaitu prediktor aliran

kas, sarana kontrak efisien, alat pengendalian manajemen, dan kandungan informasi

laba dalam teori pasar efisien.

B. Saran

Page 15: Revisi Kas, Modal, Laba

DAFTAR PUSTAKA

Ermayanti, Dwi. Laba (Income) « Kuliah Akuntansi.htm (online 1 Februari 2010)

Harahap, Sofyan Syarfi. 1996. Teori Akuntansi : Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Nurhuda, Arif. teori-akutansi-dan-metodologinya.html (online 5 Februari 2010)

Riahi, Ahmad dan Belkauvi. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Suhaeli, Michell. 2006. Akuntansi : Untuk Bisnis, Jasa dan Dagang. Yogyakarta :

Graha Ilmu.