reuters/esam al-fetori selasa, 25 oktober 2011 | … filemestinya tidak boleh dianggap enteng. namun...

1
TEMUAN Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang ada- nya penyimpangan anggaran hingga Rp103 triliun dalam tujuh tahun pemerintahan Presi- den Susilo Bambang Yudhoyono mestinya tidak boleh dianggap enteng. Namun kenyataannya, dari anggaran Rp103 triliun yang menguap itu, baru Rp37,8 triliun ditindaklanjuti. “Perampokan uang rakyat oleh elite politik dan birokrasi terus terjadi. Laporan BPK pun sekadar ritual tahunan. Penegak hukum tidak merespons secara cepat,” kata Sekjen Forum Indo- nesia untuk Transparansi Ang- garan Yuna Farhan, kemarin. Wakil Ketua BPK Hasan Bisri mengaku prihatin dengan ke- nyataan tersebut. Menurut dia, temuan itu merupakan laporan yang disusun berdasarkan ha- sil kajian mendalam dengan mengerahkan ribuan orang di BPK. “Jika dipelajari, laporan itu banyak mengandung informasi yang sangat berharga, terutama untuk mengetahui bagaimana pengelolaan negara.” Namun, soal lambatnya pe- nyelesaian kasus, Hasan Bisri menjelaskan itu sebagai wewe- nang penegak hukum, baik kepolisian, kejaksaan, maupun KPK. BPK tidak memiliki wewe- nang untuk mendesak atau mengintervensi. “BPK sebatas melaporkan dan memberi rekomendasi. BPK te- lah membuat nota kesepahaman dengan para penegak hukum. Namun, sering penegak hu- kum tidak mengomunikasikan keberlanjutan kasus-kasus ter- sebut kepada kami,” katanya. Wakil Jaksa Agung Darmono mengatakan Kejaksaan Agung sudah menjalankan segala ke- wenangan dengan benar, teru- tama penanganan perkara tindak pidana korupsi. Akan tetapi, Darmono tidak dapat berkomentar banyak atas me- nguapnya dana negara sebesar Rp103 triliun selama tujuh ta- hun terakhir. “Bukan kapasitas saya untuk mengomentari hal tersebut,” ujar dia, tadi malam. Setali tiga uang, Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam menyatakan polisi sudah beker- ja maksimal. Ia mencontohkan, selama 2011, Polri telah menye- lesaikan 89% penanganan kasus korupsi. “Dari jumlah itu, Polri menyita kerugian negara Rp12,04 miliar.” (Fid/FA/*/X-7) RITA AYUNINGTYAS K ASUS kekerasan dan penembakan di Papua, termasuk di wilayah PT Freeport Indonesia dan sekitarnya, telah membuat karyawan dan warga cemas serta takut karena tidak adanya jaminan keamanan. Si- tuasi tersebut juga mengganggu pasokan bahan pokok dan o- bat-obatan. “Selain penembakan, di ka- wasan tersebut juga terjadi pemblokadean akses jalan dan tindakan kekerasan lainnya. Kami berharap Komisi I dapat mempercepat proses penyele- saian atas tindakan kekerasan yang terjadi di Papua,” ujar So lihin, anggota rombongan warga dari Tembagapura, Kuala Kencana, dan Timika, Papua, yang mengadukan nasib me- reka ke Komisi I DPR di Jakarta, kemarin. Perwakilan warga dan kelu- arga korban penembakan di Papua tersebut juga mengeluar- kan empat pernyataan sikap. Pertama, menyesalkan tindakan teror yang terjadi di Papua, khu- susnya wilayah Tembagapura, Kuala Kencana, dan Timika. Kedua, menuntut untuk se- gera dilakukan tindakan nyata, tegas, dan adil dari pemerintah pusat. Ketiga, menuntut kejelas- an pengungkapan pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku, dan terakhir meminta peme- rin tah memberikan jaminan keselamatan dan perlindungan kerja. Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang Kartasasmita (Fraksi Partai Golkar) menyata- kan akan menindaklanjuti per- temuan itu dengan memanggil Menko Polhukam Djoko Suyan- to beserta Menteri Pertahanan, Kapolri, Kepala Badan Intelijen Negara, Panglima TNI, dan lain- nya pada Rabu (26/10). Anggota Komisi I Lily Wahid (Fraksi Kebangkitan Bangsa) menilai ada upaya-upaya untuk menyembunyikan fakta di balik maraknya kasus kekerasan dan penembakan di Papua. Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyatakan Presiden Susi- lo Bambang Yudhoyono ikut membahas soal Papua dalam pertemuan dengan Menteri Per- tahanan Amerika Serikat Leon Panetta di Bali, kemarin. “Presiden mengemukakan pe- merintah Indonesia mengguna- kan pendekatan kesejahteraan dalam permasalahan Papua, bukan pendekatan keamanan seperti di era sebelumnya,” ujar Faizasyah. Penembakan kapolsek Dalam dua minggu terakhir tercatat delapan orang tewas akibat kekerasan di Papua. Satu orang tewas dalam demonstrasi menuntut penaikan upah kar- yawan PT Freeport Indonesia, tiga tewas terkait dengan acara Kongres Rakyat Papua, dan tiga lainnya tewas di wilayah Mil 38 dan 40 Timika. Korban terakhir adalah Ka- polsek Mulia, Kabupaten Pun- cak Jaya, Ajun Komisaris Do- minggus Otto Awes yang ditem- bak di Bandara Mulia sekitar pukul 11.40 WIT, kemarin. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rai Amar menyatakan dua o- rang tak dikenal tiba-tiba menye- rang Dominggus yang sedang sendirian memonitor kegiatan pengamanan di bandara. Dominggus dikeroyok kemu- dian pelaku merampas revolver miliknya. “Korban ditembak dua kali. Satu di hidung sebelah kiri, satu lagi di leher bagian kiri,” kata Boy di Jakarta, kemarin. Kedua pelaku yang berbadan kurus dan tidak bersepatu itu lari ke hutan dengan membawa kabur senja ta api milik kor- ban. Dalam pengejaran pelaku yang diduga anggota gerakan separatis, polisi telah meminta bantuan TNI. (*/Yoi/I-1) [email protected] KASUS tanah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidaya- tullah Jakarta yang diduga me libatkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad belumlah tuntas. Karena itu, Ketua Tim Kerja DPD untuk Kasus Tanah UIN Jakarta AM Fatwa meminta Fadel segera merealisasikan keinginan UIN Jakarta dengan menyediakan tanah seluas 40 hektare dalam satu hamparan dalam enam bu- lan ke depan. “Semua cara akan kita laku- kan untuk men- desak Fadel agar tidak lagi menghindar da- ri kontrak. Su- dah ada kesepakatan tanggal 17 Oktober 2011,’’ kata Fatwa di Jakarta, kemarin. Kasus tanah tersebut diduga merupakan satu dari dua masa- lah yang mengakibatkan Fadel terpental dari kabinet. Satu kasus lain menyangkut peng- adaan kapal ikan untuk nelayan di sejumlah daerah. Mensesneg Sudi Silalahi mem- benarkan Fadel bermasalah. Na- mun, Sudi tidak menyebutkan secara spesik masalah Fadel tersebut. Kesepakatan 17 Oktober 2011 itu ditandatangani Fadel dan Rektor UIN Jakarta Komarud- din Hidayat dengan saksi AM Fatwa, Pembantu Rektor Bi- dang Administrasi Umum UIN Jakarta Amsal Bakhtiar, serta Ketua Tim Tanah UIN Jakarta Abuddin Nata. Dalam kesepakatan itu Fadel menyatakan sanggup menyele- saikan tanah seluas 40 hek- tare di Desa Ci- kuya, Cisoka, Tangerang, Banten, dalam waktu enam bu- lan ke depan. Selain itu, di- tegaskan pula bahwa tanah tersebut bera- da dalam satu hamparan dan mempunyai ak- ses jalan masuk. Fatwa juga berharap Golkar mendorong Fadel menyelesaikan kewajib- annya. Bila Fadel terus mela- wan, dia semakin terpuruk. “Gol kar juga akan terpuruk karena Fadel ialah Wakil Ketua Umum Golkar.’’ Kasus tanah itu terjadi sejak 1996 ketika UIN Jakarta mem- bayar Rp5 miliar dari APBN ke- pada PT Anugrah Cipta Buana dengan Fadel Muhammad se- bagai direktur utama. Selama 15 tahun tanah seluas 40 hektare dalam satu hamparan itu tidak disediakan PT Anugrah Cipta Buana. (*/X-4) REUTERS/ESAM AL-FETORI MI/PANCA SYURKANI SELASA, 25 OKTOBER 2011 | NO.11183 | TAHUN XLII | 28 HALAMAN IRFAN BACHDIM DIJATUHI SANKSI TIGA BULAN Sanksi berupa skors selama tiga bulan dikenakan kepada Irfan Bachdim akibat tidak memenuhi panggilan pelatnas timnas U-23 sejak 16 Oktober 2011. Olahraga, Hlm 28 DI BAWAH BENDERA REVOLUSI LIBIA Masa depan negara di Afrika Utara tersebut bergantung pada kesepakatan setiap faksi untuk berekonsiliasi dan mengubur dendam masa lalu. Fokus Internasional, Hlm 22-23 Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom AM Fatwa Ketua Tim Kerja DPD untuk Kasus Tanah UIN Jakarta MI/ROMMY PUJIANTO BENAR belaka bahwa negeri ini sarang penyamun. Bertambah celaka karena para penyamun itu ialah para pemegang jabatan di eksekutif, legislatif, dan yudikatif dari pusat hingga daerah. Semua itu mendapatkan pembenaran baik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Presi- den. Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan dalam kurun tujuh tahun terakhir terjadi penyimpangan anggaran Rp103 triliun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga meng- akui uang negara dirampok mereka yang tidak bertanggung jawab. Presiden mengemukakan hal itu seusai melantik 12 menteri dan 13 wakil menteri hasil perombakan kabinet di Istana Negara, Rabu (19/10) lalu. Uang Rp103 triliun jelas jumlah yang amat besar, yaitu 81,7% anggaran infrastruktur di 2011 yang mencapai Rp126 triliun. Perbandingan lain, jumlah itu mencapai 40% anggaran pendidikan di negeri ini yang kini mencapai sekitar Rp255 triliun. Namun anehnya, tidak tampak upaya pemerintah membuat langkah extraordinary untuk menghenti- kan penggerogotan anggaran itu. Hal ter- sebut tampak dari ha- sil kajian Forum Indo- nesia untuk Transpa- ransi Anggaran (Fitra) yang menunjukkan dari uang menguap Rp103 triliun tersebut, baru Rp37,8 triliun yang ditindaklanjuti. Respons baru sebatas pidato pengakuan yang tampak garang dari panggung Istana Negara. Tindakan lanjutan lainnya juga masih sebatas rupa- rupa instruksi Presiden Yudhoyono agar kemente- rian, pemerintahan, BUMN melakukan esiensi dan optimasi agar anggaran tidak bocor. Semua itu menandakan sebenarnya Kepala Ne- gara tahu ada uang rakyat dirampok secara ugal- ugalan, tetapi berupaya menghentikannya secara verbal. Menyetop perampokan uang rakyat dengan semata berpendapat merupakan wilayah pengamat yang tiada memiliki kewenangan untuk bertin- dak. Mereka ‘menyalak’ ketika ketidakberesan muncul. Tugas pemimpin negara ialah memberantas para perampok dengan kebijakan yang disertai tindakan nyata yang berani, tanpa pandang bulu dan berke- lanjutan. Termasuk jika para penyamun itu orang dekatnya sekalipun. Selama penghentian penggerogotan anggaran ha- nya dilakukan melalui pidato dan instruksi, peng- garongan bakal terus terjadi dan menjadi-jadi. Panggung istana tidak boleh hanya dipenuhi pidato gegap gempita ganyang korupsi. Itu bu- kan panggung kampanye, melainkan panggung kekuasaan tempat pemimpin yang dipilih rakyat menunjukkan kinerja yang nyata. TIM peneliti dari Universitas Washington, AS, menyim- pulkan disorientasi waktu akibat penerbangan (jetlag) cenderung lebih parah terhadap mereka yang bepergian ke arah timur dari lokasi sebelumnya. Menurut peneliti, hal tersebut terjadi karena fungsi pe- ngenal waktu dalam tubuh manusia sukar sinkron dengan kondisi gelap ke terang. Kondisi sebaliknya terjadi ketika seseorang melakukan penerbangan jarak jauh dari daerah yang berada dalam posisi terang ke gelap. Proses tersebut berlangsung da- lam nukleus suprachiasmatic yang terdapat dalam jaringan otak manusia. Untuk mengatasi hal itu, Profesor Horacio de la Iglesia menyarankan perlunya pengaturan jam terbang sesuai de- ngan waktu daerah yang dituju. (healthday.com/*/X-5) Jetlag ke Arah Timur Lebih Berat PAUSE EDITORIAL Merampok Uang Rakyat Fatwa Desak Fadel Patuhi Kesepakatan Soal Dana Rp103 T, Penegak Hukum Loyo Warga Papua Tuntut Presiden Jamin Keamanan Delapan orang telah tewas akibat kekerasan dan penembakan di Papua dalam dua minggu terakhir. Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Panggung istana tidak boleh hanya dipenuhi pidato gegap gempita ganyang korupsi.’’ DISEMAYAMKAN: Jenazah Kapolsek Mulia, Puncak Jaya, Papua, AKP Dominggus Otto Awes disemayamkan di aula Polresta Mulia, kemarin. BERSIAP BURU PELAKU: Aparat keamanan bersiap memburu kelompok pengacau keamanan yang membunuh Kapolsek Mulia AKP Dominggus Otto Awes di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, kemarin. ANTARA/MARCELINUS KELEN ANTARA/MARCELINUS KELEN

Upload: vucong

Post on 19-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TEMUAN Badan Pemeriksa Keu angan (BPK) tentang ada-nya penyimpangan anggaran hingga Rp103 triliun dalam tu juh tahun pemerintahan Presi-den Susilo Bambang Yudhoyono mestinya tidak boleh dianggap enteng. Namun kenyataannya, dari anggaran Rp103 triliun yang menguap itu, baru Rp37,8 triliun ditindaklanjuti.

“Perampokan uang rakyat oleh elite politik dan birokrasi terus terjadi. Laporan BPK pun sekadar ritual tahunan. Penegak hukum tidak merespons secara cepat,” kata Sekjen Forum Indo-nesia untuk Transparansi Ang-gar an Yuna Farhan, kemarin.

Wakil Ketua BPK Hasan Bisri mengaku prihatin dengan ke-nyataan tersebut. Menurut dia, temuan itu merupakan laporan yang disusun berdasarkan ha-sil kajian mendalam dengan mengerahkan ribuan orang di BPK. “Jika dipelajari, laporan itu banyak mengandung informasi yang sangat berharga, terutama untuk mengetahui bagaimana pengelolaan negara.”

Namun, soal lambatnya pe-nye lesaian kasus, Hasan Bisri menjelaskan itu sebagai wewe-nang penegak hukum, baik

ke polisian, ke jaksaan, maupun KPK. BPK ti dak memiliki wewe-nang untuk mendesak atau menginter vensi.

“BPK sebatas melaporkan dan memberi rekomendasi. BPK te-lah membuat nota kesepahaman dengan para penegak hukum. Namun, sering penegak hu-kum tidak mengomunikasikan keberlanjutan kasus-kasus ter-sebut kepada kami,” katanya.

Wakil Jaksa Agung Darmono mengatakan Kejaksaan Agung sudah menjalankan segala ke-wenangan dengan benar, teru-tama penanganan perkara

tin dak pidana korupsi. Akan tetapi, Darmono tidak dapat berkomentar banyak atas me-nguapnya dana negara sebesar Rp103 triliun selama tu juh ta-hun terakhir. “Bukan kapasitas saya untuk mengomentari hal tersebut,” ujar dia, tadi malam.

Setali tiga uang, Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam menyatakan polisi sudah beker-ja maksimal. Ia mencontohkan, selama 2011, Polri telah menye-lesaikan 89% penanganan kasus korupsi. “Da ri jumlah itu, Polri menyi ta kerugian negara Rp12,04 miliar.” (Fid/FA/*/X-7)

RITA AYUNINGTYAS

KA S U S k e k e r a s a n dan penembakan di Papua, termasuk di wilayah PT Freeport

Indonesia dan sekitarnya, telah membuat karyawan dan warga cemas serta takut karena tidak adanya jaminan keamanan. Si-tuasi tersebut juga mengganggu pasokan bahan pokok dan o-bat-obatan.

“Selain penembakan, di ka-wasan tersebut juga terjadi pem blokadean akses jalan dan tindakan kekerasan lainnya. Kami berharap Komisi I dapat mempercepat proses penyele-saian atas tindakan kekerasan yang terjadi di Papua,” ujar So lihin, anggota rombongan warga dari Tembagapura, Kuala Kencana, dan Timika, Papua, yang mengadukan nasib me-reka ke Komisi I DPR di Jakarta, kemarin.

Perwakilan warga dan kelu-ar ga korban penembakan di Pa pua tersebut juga mengeluar-kan empat pernyataan sikap. Pertama, menyesalkan tindakan teror yang terjadi di Papua, khu-susnya wilayah Tembagapura, Kuala Kencana, dan Timika.

Kedua, menuntut untuk se-gera dilakukan tindakan nyata, tegas, dan adil dari pemerin tah pusat. Ketiga, menuntut keje las-an pengungkapan pelaku se suai dengan hukum yang berlaku, dan terakhir meminta peme-rin tah memberikan jaminan ke selamatan dan perlindungan kerja.

Wakil Ketua Komisi I DPR

Agus Gumiwang Kartasasmita (Fraksi Partai Golkar) menyata-kan akan menindaklanjuti per-temuan itu dengan memanggil Menko Polhukam Djoko Suyan-to beserta Menteri Pertahanan, Kapolri, Kepala Badan Intelijen Negara, Panglima TNI, dan lain-nya pada Rabu (26/10).

Anggota Komisi I Lily Wahid (Fraksi Kebangkitan Bangsa)menilai ada upaya-upaya untuk menyembunyikan fakta di balik maraknya kasus kekerasan dan penembakan di Papua.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan In ternasional Teuku Faizasyah menyatakan Presiden Susi-lo Bambang Yudhoyono ikut

mem bahas soal Papua dalam per temuan dengan Menteri Per-ta hanan Amerika Serikat Leon Panetta di Bali, kemarin.

“Presiden mengemukakan pe-merintah Indonesia mengguna-kan pendekatan kesejahteraan dalam permasalahan Papua, bukan pendekatan keamanan seperti di era sebelumnya,” ujar Faizasyah.

Penembakan kapolsekDalam dua minggu terakhir

tercatat delapan orang tewas akibat kekerasan di Papua. Satu orang tewas dalam demonstrasi menuntut penaikan upah kar-yawan PT Freeport Indonesia, tiga tewas terkait dengan acara Kongres Rakyat Papua, dan tiga lainnya tewas di wilayah Mil 38 dan 40 Timika.

Korban terakhir adalah Ka-pol sek Mulia, Kabupaten Pun-cak Jaya, Ajun Komisaris Do-minggus Otto Awes yang ditem-bak di Bandara Mu lia sekitar pukul 11.40 WIT, kemarin.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafl i Amar menyatakan dua o-

rang tak dikenal tiba-tiba menye-rang Dominggus yang sedang sendirian memonitor kegiatan pengamanan di bandara.

Dominggus dikeroyok kemu-dian pelaku merampas revolver miliknya. “Kor ban ditembak dua kali. Satu di hidung sebelah kiri, satu lagi di leher ba gian kiri,” kata Boy di Jakarta, kemarin.

Kedua pelaku yang berbadan kurus dan tidak bersepatu itu la ri ke hutan dengan membawa kabur senja ta api milik kor-ban. Dalam pengejaran pelaku yang diduga anggota gerakan separatis, polisi telah meminta bantuan TNI. (*/Yoi/I-1)

[email protected]

KASUS tanah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidaya-tullah Jakarta yang diduga me libatkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad belumlah tuntas.

Karena itu, Ketua Tim Kerja DPD untuk Kasus Tanah UIN Jakarta AM Fatwa meminta Fadel segera merealisasikan keinginan UIN Jakarta dengan menyediakan tanah seluas 40 hektare dalam satu hamparan dalam enam bu-lan ke depan.

“Semua cara akan kita laku-kan untuk men-d e s a k F a d e l agar tidak lagi menghindar da-ri kontrak. Su-dah ada kesepakatan tanggal 17 Oktober 2011,’’ kata Fatwa di Jakarta, kemarin.

Kasus tanah tersebut diduga merupakan satu dari dua masa-lah yang mengakibatkan Fadel terpental dari kabinet. Satu kasus lain menyangkut peng-adaan kapal ikan untuk nelayan di sejumlah daerah.

Mensesneg Sudi Silalahi mem-benarkan Fadel bermasalah. Na-mun, Sudi tidak menyebutkan secara spesifi k masalah Fadel tersebut.

Kesepakatan 17 Oktober 2011 itu ditandatangani Fadel dan

Rektor UIN Jakarta Komarud-din Hidayat dengan saksi AM Fatwa, Pembantu Rektor Bi-dang Administrasi Umum UIN Jakarta Amsal Bakhtiar, serta Ketua Tim Tanah UIN Jakarta Abuddin Nata.

Dalam kesepakatan itu Fadel menyatakan sanggup menyele-saikan tanah seluas 40 hek-

tare di Desa Ci-kuya, Cisoka, T a n g e r a n g , Banten, dalam waktu enam bu-lan ke depan.

Selain itu, di-tegaskan pula b a h w a t a n a h ter sebut bera-da dalam satu hamparan dan mempunyai ak-ses jalan masuk.

F a t w a j u g a ber harap Golkar mendorong Fadel menyelesaikan kewajib-an nya. Bila Fadel terus mela-wan, dia semakin terpuruk. “Gol kar juga akan terpuruk karena Fadel ialah Wakil Ketua Umum Golkar.’’

Kasus tanah itu terjadi sejak 1996 ketika UIN Jakarta mem-bayar Rp5 miliar dari APBN ke-pada PT Anugrah Cipta Buana dengan Fadel Muhammad se-bagai direktur utama. Selama 15 tahun tanah seluas 40 hektare dalam satu hamparan itu tidak disediakan PT Anugrah Cipta Buana. (*/X-4)

REUTERS/ESAM AL-FETORIMI/PANCA SYURKANI

SELASA , 25 OK TOBER 2011 | NO.11183 | TAHUN XLI I | 28 HALAMAN

IRFAN BACHDIM DIJATUHI SANKSI TIGA BULANSanksi berupa skors selama tiga bulan dikenakan kepada Irfan Bachdim akibat tidak memenuhi panggilan pelatnas timnas U-23 sejak 16 Oktober 2011.

Olahraga, Hlm 28

DI BAWAH BENDERA REVOLUSI LIBIAMasa depan negara di Afrika Utara tersebut bergantung pada kesepakatan setiap faksi untuk berekonsiliasi dan mengubur dendam masa lalu.

Fokus Internasional, Hlm 22-23

Pemasangan Iklan & Customer

Service:021 5821303

No Bebas Pulsa:08001990990

e-mail:[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

Facebook: Harian Umum Media Indonesia

Twitter: @MIdotcom

AM FatwaKetua Tim Kerja DPD untuk Kasus Tanah UIN Jakarta

MI/ROMMY PUJIANTO

BENAR belaka bahwa negeri ini sarang penyamun. Bertambah celaka karena para penyamun itu ialah para pemegang jabatan di eksekutif, legislatif, dan yudikatif dari pusat hingga daerah.

Semua itu mendapatkan pembenaran baik dari Ba dan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Presi-den. Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan dalam kurun tujuh tahun terakhir terjadi penyimpangan anggaran Rp103 triliun.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga meng-akui uang negara dirampok mereka yang tidak bertanggung jawab. Presiden mengemukakan hal itu seusai melantik 12 menteri dan 13 wakil menteri hasil perombakan kabinet di Istana Negara, Rabu (19/10) lalu.

Uang Rp103 triliun jelas jumlah yang amat besar, yaitu 81,7% anggaran infrastruktur di 2011 yang mencapai Rp126 triliun. Perbandingan lain, jumlah itu mencapai 40% anggaran pendidikan di negeri ini yang kini mencapai sekitar Rp255 triliun.

Namun anehnya, tidak tampak upaya pe merintah membuat langkah extraordinary untuk menghenti -kan penggerogotan anggar an itu. Hal ter-sebut tam pak dari ha-sil kajian Forum Indo-nesia untuk Transpa-ransi Ang garan (Fitra) yang menunjukkan dari uang menguap Rp103 triliun tersebut, baru Rp37,8 triliun yang ditindaklanjuti.

Respons baru sebatas pidato pengakuan yang tampak garang dari panggung Istana Negara. Tindakan lanjutan lainnya juga masih sebatas rupa-rupa instruksi Presiden Yudhoyono agar kemente-rian, pemerintahan, BUMN melakukan efi siensi dan optimasi agar anggaran tidak bocor.

Semua itu menandakan sebenarnya Kepala Ne-gara tahu ada uang rakyat dirampok secara ugal-ugalan, tetapi berupaya menghentikannya secara ver bal.

Menyetop perampokan uang rakyat dengan sema ta berpendapat merupakan wilayah pengamat yang tiada memiliki kewenangan untuk bertin-dak. Mereka ‘menyalak’ ketika ketidakberesan muncul.

Tugas pemimpin negara ialah memberantas para perampok dengan kebijakan yang disertai tindakan nyata yang berani, tanpa pandang bulu dan berke-lanjutan. Termasuk jika para penyamun itu orang dekatnya sekalipun.

Selama penghentian penggerogotan anggaran ha-nya dilakukan melalui pidato dan instruksi, peng-garongan bakal terus terjadi dan menjadi-jadi.

Panggung istana tidak boleh hanya dipenuhi pi dato gegap gempita ganyang korupsi. Itu bu-kan panggung kampanye, melainkan panggung ke kuasaan tempat pemimpin yang dipilih rakyat me nunjukkan kinerja yang nyata.

TIM peneliti dari Universitas Washington, AS, menyim-pulkan disorientasi waktu akibat penerbangan (jetlag) cenderung lebih parah terhadap mereka yang bepergian ke arah timur dari lokasi sebelumnya.

Menurut peneliti, hal tersebut terjadi karena fungsi pe-ngenal waktu dalam tubuh manusia sukar sinkron dengan kondisi gelap ke terang.

Kondisi sebaliknya terjadi ketika seseorang melakukan penerbangan jarak jauh dari daerah yang berada dalam po sisi terang ke gelap. Proses tersebut berlangsung da-lam nukleus suprachiasmatic yang terdapat dalam jaringan otak manusia.

Untuk mengatasi hal itu, Profesor Horacio de la Iglesia menyarankan perlunya pengaturan jam terbang sesuai de-ngan waktu daerah yang dituju. (healthday.com/*/X-5)

Jetlag ke Arah Timur Lebih Berat

PAUSE

EDITORIAL

MerampokUang Rakyat

Fatwa Desak FadelPatuhi Kesepakatan

Soal DanaRp103 T,PenegakHukumLoyo

Warga Papua TuntutPresiden Jamin KeamananDelapan orang telah tewas akibat kekerasan dan penembakan di Papua dalam dua minggu terakhir.

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Panggung istana tidak

boleh hanya dipenuhi pidato gegap gempita ganyang korupsi.’’

DISEMAYAMKAN: Jenazah Kapolsek Mulia, Puncak Jaya, Papua, AKP Dominggus Otto Awes disemayamkan di aula Polresta Mulia, kemarin.

BERSIAP BURU PELAKU: Aparat keamanan bersiap memburu kelompok pengacau keamanan yang membunuh Kapolsek Mulia AKP Dominggus Otto Awes di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, kemarin.

ANTARA/MARCELINUS KELEN

ANTARA/MARCELINUS KELEN