resume keperawatan respirasi ii

9
RESUME E-LEARNING RESPIRASI II NEBULIZING DAN SUCTIONING 1. Nebulizer 1.1. Pengertian Nebulisasi merupakan proses penambahan partikel air/cairan/obat yang berukuran sangat kecil ke dalam udara inspirasi. Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke partikel aerosol dan bertujuan untuk menciptakan efek lokal yang kuat pada jalan nafas atas, meliputi pengobatan radang, mengencerkan lendir, melegakan saluran pernapasan seperti pada penanganan spasme bronkus pasien asma. Nebulisasi dilakukan pada pasien-pasien dengan adanya spasme brokus (Asma, pnemonia, atelektasis), pasien batuk dan sesak nafas, PPOM (bronchitis, emfisema), pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas, keringnya selaput lendir dan pasien post tracheostomi. 1.2. Obat-Obatan Adapun obat-obatan yang digunakan dalam nebulisas ini berupa bronkodilator inhalasi yaitu obat-obat beta agonis seperti terbutalin, sabutamol fenoterol serta kortikosteroid ilhalasi seperti beklometason, budesonid, triamsinolon, flunisolid, dan flutikason. Obat Mukolitik dan ekspektoran seperti bisolvon, obat-obat anestesi lokal seperti lidokain, prokain serta larutan isotonis, hipertonis, hipotonis maupun aquadest. 1.3. Jenis Nebulizer, meliputi : 1.3.1. Disposible nebulizer”, digunakan dalam situasi kegawatdaruratan/ ruang gawat darurat atau di rumah sakit dengan perawatan jangka pendek. FADILLAH RAMADHANI B17 AJ1/ 131411123028

Upload: muhamad-ibnu-hasan

Post on 01-Feb-2016

51 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Nananana

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Keperawatan Respirasi II

RESUMEE-LEARNING RESPIRASI II

NEBULIZING DAN SUCTIONING

1. Nebulizer1.1. Pengertian

Nebulisasi merupakan proses penambahan partikel air/cairan/obat yang berukuran sangat kecil ke dalam udara inspirasi.

Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke partikel aerosol dan bertujuan untuk menciptakan efek lokal yang kuat pada jalan nafas atas, meliputi pengobatan radang, mengencerkan lendir, melegakan saluran pernapasan seperti pada penanganan spasme bronkus pasien asma.

Nebulisasi dilakukan pada pasien-pasien dengan adanya spasme brokus (Asma, pnemonia, atelektasis), pasien batuk dan sesak nafas, PPOM (bronchitis, emfisema), pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas, keringnya selaput lendir dan pasien post tracheostomi.

1.2. Obat-ObatanAdapun obat-obatan yang digunakan dalam nebulisas ini berupa

bronkodilator inhalasi yaitu obat-obat beta agonis seperti terbutalin, sabutamol fenoterol serta kortikosteroid ilhalasi seperti beklometason, budesonid, triamsinolon, flunisolid, dan flutikason. Obat Mukolitik dan ekspektoran seperti bisolvon, obat-obat anestesi lokal seperti lidokain, prokain serta larutan isotonis, hipertonis, hipotonis maupun aquadest.

1.3. Jenis Nebulizer, meliputi :1.3.1. Disposible nebulizer”, digunakan dalam situasi kegawatdaruratan/ ruang gawat darurat atau di rumah sakit dengan perawatan jangka pendek. 1.3.2. Re-usable nebulizer” , digunakan lebih lama sampai kurang lebih 6 bulan. digunakan untuk terapi setiap hari di rumah.

1.4. Model Nebulizer :1.4.1. Nebulizer compressors adalah Nebulizer dengan penekan udara yang dapat memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup ( cup ) yang berisi obat cair. Kekuatan dari tekanan udara akan memecah cairan ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.1.4.2. Nebulizer ultrasonik ( ultrasonic nebulizer), menggunakan gelombang ultrasound, untuk secara perlahan merubah dari bentuk obat cair ( catatan: pulmicort tidak dapat digunakan pada sebagian nebulizer ultrasonic) ke bentu uap/ aerosol basah.1.4.3. Nebulizer generasi baru ( A new generation of nebulizer) digunakan tanpa menggunakan tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil, dioperasikan dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik.

1.5. Indikasi dari pemberian tindakan nebulizer, yaitu :

FADILLAH RAMADHANI

B17 AJ1/ 131411123028

Page 2: Resume Keperawatan Respirasi II

1.5.1. klien sesak nafas dan batuk1.5.2. ppom (bronchitis, emfisema)1.5.3. rhinitis dan sinusitis1.5.4. paska tracheostomi1.5.5. pilek dengan hidung sesak dan berlendir1.5.6. selaput lendir mengering1.5.7. iritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernafasan

bagian atas1.6. Kontraindikasi

Kontraindikasi penggunaan nebulizer antara lain pada klien dengan penurunan kesadaran, pada klien yang sulit berkooperatif (gelisah), pada klien dengan penurunan suara napas atau kemampuan napas, kecuali nebulizer diberikan melalui endotrakeal tube menggunakan tekanan positif.

1.7. Tujuan dari pemberian tindakan nebulizer adalah :1.7.1. Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas1.7.2. menghilangkan sesak selaput lendir saluran nafas bagian atas 1.7.3. sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar1.7.4. menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab1.7.5. melegakan pernafasan1.7.6. mengurangi pembekakan selaput lendir1.7.7. mencegah pengeringan selaput lendir1.7.8. mengendurkan otot dan penyembuhan batuk1.7.9. menghilangkan gatal pada kerongkongan

1.8. Peralatan yang harus disiapkan sebelum melakukan prosedur nebulizer :1.8.1. kompresor udara1.8.2. selang penghubung1.8.3. nebulizer1.8.4. obat-obat dan larutan NaCl1.8.5. air steril1.8.6. bola-bola kapas1.8.7. sungkup muka1.8.8. pot sputum dengan desinfektan (berisi larutan savlon 3% atau Klorin 0,1%)1.8.9. tissue sekali pakai1.8.10. nampan ginjal, jangan lupa stetoskop, untuk mengevaluasi suara napas dan lokasinya pada saat sebelum dan sesudah dilakukan nebulizer.

1.9. Prosedur awal Memberikan Nebulizer:1.9.1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada klien yang menggunakan bronkodilator.1.9.2. Jelaskan prosedur pada klien.1.9.3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi semifowler, jaga privasi.1.9.4. Petugas mencuci tangan.1.9.5. Nebulizer diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal salin ± 4-6cc.

Page 3: Resume Keperawatan Respirasi II

1.9.6. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke kompresor udara1.9.7. Amati pengembangan dada untuk memastikan pasien menarik napas dalam1.9.8. Instruksikan pasie untuk bernapas perlahan dan dalam sampai semua obatnya habis dinebulisasi1.9.9. Setelah selesai terapi, anjurkan klien untuk batuk setelah beberapa tarikan napas dalam1.9.10. Amati pasien apakah ada efek samping akibat terapi atau tidak1.9.11. Catat obat-obata yang digunakan dan jelaskan sekret yang dikeluarkan (warna, jumlah, konsistensi, materi yang menyertai sekret01.9.12. Cuci tangan

1.10. Keuntungan penggunaan nebulizer :1.10.1. Medikasi dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya (spt paru) oleh karena itu dosis yang diberikan rendah.1.10.2. Dosis yg rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik.1.10.3. Pengiriman obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya seperti subkutan atau oral.1.10.4. Udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan sekresi bronchus.

Inhaler merupakan alat untuk memasukan partikel obat kecil dengan cara menyemprotkan gas dan bubuk kering yang disesuaikan dengan metode metered dose inhaler (MDI) dan metered dose inhaler with spacer.Prosedur dari penggunaan inhaler :

1. Periksa instruksi dari dokter termasuk nama klien, nama obat, dosis, jumlah inhalasi dan waktu pemberiannya. rasionalnya yaitu untuk memastikan bahwa pemberian obat sudah aman dan tepat

2. Periksa kemampuan klien untuk memegang dan memanipulasi inhalerrasionalnya apabila terdapat gangguan kekuatan menggenggam , kekuatan otot atau tremor dapat menimbulkan gangguan untuk menekan tabung inhaler

3. Instruksikan klien untuk menempatkan dirinya senyaman mungkin4. Biarkan klien memanipulasi inhaler dan tabungnya. jelaskan dan

tunjukkan bagaimana memasukkan tabung ke dalam inhaler5. Jelaskan dosis terukurnya dan peringatkan klien terkait pada penggunaan

yang berlebihan, dan efek samping obat6. Buka penutupnya, dan pegang inhaler secara tegak dengan

menggenggamnya dengan ibu jari dan dua jari pertama7. Kocok inhaler, dongakkan kepala ke belakang sedikit dan hembuskan

napas8. Posisikan inhaler 1-2 cm di depan mulut atau pasang ke bagian mulut

inhaler atau bisa juga dengan meletakkan bagian mulut inhaler/spacer di dalam mulut

Page 4: Resume Keperawatan Respirasi II

9. Tekan inhaler untuk mengeluarkan obatnya ( satu semprotan) sambil menarik napas perlahan

10. Tarik napas perlahan selama 2-3 detik, tahan napas selama kurang lebih 10 detik, ulangi semprotan sesuai instruksi dengan jeda 1 menit diantara semprotan

11. Jika ada dua obat inhalasi beri jeda 5-10 menit diantara inhalasi sesuai petunjuk dokter.

Beberapa perhatian khusus yang harus dilakukan klien setelah penggunaan inhaler antara lain:

1. berkumur dengan air putih setelah inhalasi steroid untuk mengurangi kemungkinan infeksi

2. memeriksa kapan tabung inhaler harus diganti : perhatikan jumlah total semprotan yang tertera pada tabung, perhatikan jumlah semprotan yang diinstruksikan per hari

3. jangan meletakkan inhaler ke dalam airPasca pemberian terapi pada klien yang harus diperhatikan adalah:

1. ajarkan klien cara membersihkan inhaler2. instruksikan klien untuk tidak mengulang inhalasi sebelum jadwal

berikutnya3. Deskripsikan isi pengajaran dan kemampuan klien untuk melakukannya

dalam catatan perawat

2. SuctioningSuction adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan nafas. Metode ini betujuan untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas, membebaskan jalan nafas dari secret, serta mendapatkan sampel atau secret untuk tujuan diagnose.

Indikasi pemberian tindakan suction:1. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup2. Pasien yang koma3. Pasien yang tidak bias batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan4. Bayi atau anak di bawah umur 2 tahunKontraindikasi dari terapi suction :1. Pasien dengan stridor2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebrospina3. Pulmonary oedem4. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru5. Laringo spasme6. Nafas tidak teratur7. Infeksi saluran pernafasan atasTujuan dilakukannnya suction adalah :1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas2. Membebaskan jalan nafas dari secret atau lendir yang menumpuk3. Mendapatkan sampel atau secret untuk tujuan diagnose

Page 5: Resume Keperawatan Respirasi II

Adapun persiapan yang harus dilakukan perawat sebelum melakukan suction meliputi :

Persiapan lingkungan :a. Persiapan lingkunganb. Jauhkan pasien dari sumber polusi c. Jaga kenyamanan pasiend. Pasang sketsel

Persiapan Alat:a. Alat penghisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan

(regulator vacuum set)b. Kateter penghisap lender sesuai umurc. Sarung tangan sterild. Aquadese. Maskerf. Alkohol sprayg. Kasaa sterilh. Kertas tissuei. Stetoskopj. Handukk. Bengkok

Persiapan pasien :a. Persiapan pasienb. Identifikasi pasienc. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang di lakukan meliputi

(tujuan,prosedur)d. Inform consente. Atur posisi pasien sesuai letak secret

Suction dapat diulang 1-4 kali dengan waktu 10-15 detik tiap kali suction jika diindikasikan masih adanya sekret yang tersisa. Jika terjadi batuk, maka perawat harus menghentikan prosedur suctioning untuk sementara waktu dan membiarkan pasien untuk batuk terlebih dahulu. Hal tersebut disebabkan pemasukan selang suction kedalamtrakeaakan menimbulkan reflex batuk yang fungsinya mengubah tekanan intrathorcic guna membantu mobilisasi sekret.Tindak lanjut setelah dilakukan terapi suction :a. Posisikan klien senyaman mungkin dan lakukan perawatan mulutb. mengkaji efektivitas dari suctioning dengan mengobservasi pernafasan

dan mengaukskultasi paru-paruc. catat karakteristik secret apakah ada perdarahan dan reaksi klien

terhadap suctioning.

Ada berbagai jenis suction yang dilakukan terhadap pasien yang disesuaikan dengan kondisi yang pasien alami, antara lain :

1. Oral suctioning (melalui mulut)2. Nasofaringeal suctioning (melalui hidung)

Page 6: Resume Keperawatan Respirasi II

3. Nasotrakeal suctioning (melalui kateter yang dimasukkan lewat hidung)

4. Endotrakeal suctioning (melaluipipatrakeostomi)Tindakan suction merupakan tindakan invasif yang beresiko dan dapat

menimbulkan adanya komplikasi, seperti hipoksemia, trauma jalan nafas, infeksi hospital-acquire, dan cardiac dysrhythmia yang berhubungan dengan hipoksemia.

DAFTAR PUSTAKAAlimul, Aziz. 2008. Praktikum ketrampilan dasar praktik klinik. Jakarta: Salemba medikaAsmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.Berman,dll. 2008. Kozier & Erb’s Fundamental of Nursing. Australia : Pearson Education.Lewis, et all.2011. Medical Surgical Nursing. Missouri: ElsevierMoore,Tina dan Philip Woodrow. 2009. High Dependency Nursing Care Observation, intervention, and support forlevel 2 patients. New York : RoutledgePhroehl, Jean A. Adult amergency nursing procedures Jones and Bartlett Series in Nursing)Robert, dll. 2013. Egan’s Fundamentals Of Respiratory Care. New York :ElsevierRubenstein, David. 2007. Lecture Notes on Medical Medicine. Blackwell Science Ltd.Staf pengajar farmakologi FK UNSRI. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGCsuparmi, 2008. pandauan praktek keperawatan. Jakarta : Citra Aji Parama.http://calder.med.miami.edu/pointis/nebulizer.html.