resume jurnal sport nutrition
DESCRIPTION
resume dari jurnal tentang sport nutritionTRANSCRIPT
RESUME JURNAL
Nutritional Knowledge and Attitudes in Athletes With Physical Disabilities
Partisipasi atlet penyandang cacat telah meningkat dramatis selama 50 tahun terakhir.
Tentunya keadaan fisiologis para atlet penyandang cacat ini sangatlah berbeda dengan atlet biasa.
Namun, masih sedikit sekali yang diketahui mengenai masalah dan kebutuhan gizi pada atlet
penyandang cacat. Nutrisi yang tepat dapat berfungsi sebagai komponen kunci dalam mencegah
banyak masalah kesehatan yang spesifik untuk atlet penyandang cacat, yang memang lebih rentan
terhadap stress, kelelahan, dan penurunan performa dibandingkan atlet biasa. Walalupun masalah
nutrisi sangat penting, masih banyak atlet yang kurang pengetahuannya mengenai masalah nutrisi dan
gagal untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa
edukasi mengenai nutrisi dapat meningkatkan tingkat pengetahuan atlet mengenai nutrisi secara
signifikan. Karena masih sedikit yang diketahui tentang tingkat pengetahuan dan sikap terhadap gizi
pada atlet penyandang cacat juga pelatihnya di Iran, maka peneliti memutuskan untuk menilai tingkat
pengetahuan dan sikap terhadap gizi dari 2 kelompok, kontrol dan perlakuan, sebelum dan setelah
diberikan edukasi. Sehingga diharapkan dapat diketahui apa saja masalah gizi yang masih tidak
diketahui oleh para atlet yang penting untuk pemulihan dan performa yang optimal.
Subjek pada penelitian ini adalah 72 atlet penyandang cacat (42 pada kelompok perlakuan dan
30 atlet pada kelompok kontrol). Penelitian ini dilakukan antara bulan Maret dan Mei 2004. Semua
subjek memiliki cedera tulang belakang atau amputasi, dan dibagi kedalam kelompok perlakuan atau
kontrol secara random dengan menggunakan tabel nomor random. Atlet pada kelompok perlakuan
dan juga pelatihnya diberikan edukasi mengenai nutrisi juga termasuk booklet yang berisi konsep
sederhana tentang nutrisi dan penurunan berat badan, serta piramida makanan sederhana. Kelompok
perlakuan juga diberikan 4 kali course dengan durasi 3 jam. Sedangkan atlet pada kelompok kontrol
beserta pelatihnya tidak diberikan edukasi.
Kemudian subjek mengisi 2 kuesioner gizi dengan komponen kuantitatif dan kualitatif.
Kuesioner diberikan pada 2 camp berturut-turut yang berjarak 30 hari, kuesioner diberikan sebelum
dan sesudah edukasi. Kuesioner termasuk data demografis, 88 skala Likert skala dan pertanyaan
benar-salah, 18 pertanyaan terbuka yang didalamnya terdapat 13 pertanyaan yang dirancang khusus
untuk atlet penyandang cacat. Semua subjek juga APD menyelesaikan dua kali catatan makanan
selama 3 hari.
Hasil yang didapat dari penelitian menunjukkan bahwa atlet pada kelompok perlakuan
memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan atlet pada
kelompok kontrol. Namun, pada pertanyaan mengenai kalsium, serat, vitamin D, topik mengenai
energi dan penyakit jantung, hampir semua atlet tidak dapat merespon dengan benar. Hal ini
sangatlah penting mengingat juga banyak atlet yg berpartisipasi mengalami masalah medis seperti
penyakit tulang, konstipasi dan obesitas, dimana 60% atlet memiliki salah konsespi mengenai berat
badannya dan tidak menyadari bahwa mereka tergolong berat badan berlebih. Para atlet juga memiliki
intake kalsium, serat, vitamin C dan D yang rendah. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh kurangnya
kesadaran mengenai jumlah porsi yang direkomendasikan untuk mencapai manfaat dari nutrisi
tersebut, padahal Individu yang cacat sangat rentan terhadap defisiensi vitamin D serta kalsium. Para
pelatih memiliki skor tingkat pengetahuan yang lebih rendah setelah diberikan edukasi, namun karena
hanya 10 pelatih yang berpartisipasi maka tidaklah signifikan secara statistik.
Hasil yang didapatkan oleh peneliti menunjukkan bahwa atlet penyandang cacat di Iran masih
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan pengetahuan mengenai gizi sangatlah
penting untuk mencegah masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi, terutama komponen yang
berkaitan dengan gizi untuk atlet penyandang cacat. Dan juga disarankan untuk lebih banyak
dilakukan konseling mengenai gizi oleh ahli gizi yang bersertifikasi. Peneliti juga menyarankan untuk
dilakukan penelitian selanjutnya mengenai pengetahuan gizi pada atlet dengan cacat mental, pelatih,
juga atlet yang sehat.
Penelitian ini sangatlah baik mengingat bahwa ternyata atlet penyandang cacat masih
memiliki tingkat pengetahuan yang cukup rendah mengenai masalah gizi, sehingga diharapkan setelah
penelitian ini selanjutnya para atlet dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai masalah gizi,
sehingga dapat mencegah berbagai penyakit dikemudian hari juga memperbaiki performanya di ajang
kompetisi. Penelitian juga sangat detail karena tidak hanya menggunakan data dari kuesioner tetapi
juga data catatan intake makanan selama 3 hari, dan juga melibatkan tidak hanya atlet tetapi juga
pelatihnya walau jumlahnya tidak signifikan secara statistik. Penelitian ini sangat baik untuk acuan
penelitian-penelitian selanjutnya mengenai masalah tingkat pengetahuan masalah gizi pada atlet.
Rastmanesh, Reza, et.al. (2007). Nutritional Knowledge and Attitudes in Athletes With Physical
Disabilities. Journal of Athletic Training; 42(1): 99–105