resume imun

15
RESUME “Gangguan Sistem Imun Dan Hematologi” Disusun Oleh : Roudlatul Jannah (130012119)/ 3C S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Upload: vanda-love-djavaneis

Post on 24-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ffsilf

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Imun

RESUME

“Gangguan Sistem Imun Dan Hematologi”

Disusun Oleh :

Roudlatul Jannah (130012119)/ 3C

S1 KeperawatanFakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA2013

Page 2: Resume Imun

A. Anemia

1. Definisi

Anemia adalah penyakit defisiensi sel darah merah atau kekurangan

hemoglobin yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah

sel darah merah tetap normal tetapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Sehingga

kemampuan darah untuk membawa oksigen berkurang, akibatnya individu akan

terlihat pucat atau kurang tenaga.

Ginjal menghasilkan eritropoitin yang merupakan bahan baku pembentuk

darah kemudian dikirim ke sumsum tulang untuk dijadikan sel induk kemudian

menjadi darah.

2. Klasifikasi

a. Anemia pernisiosa (defisiensi vitamin B12)

Diakibatkan kurangnya vitamin B12 seperti konsumsi makanan vegetarian,

kurang gizi selama kehamilan

b. Anemia defisiensi besi

Zat besi merupakan bagian dari molekul Hb. Kekurangan zat besi

dikarenakan banyak penyebab seperti perdarahan, kurangnya asupan

makanan, gangguan penyarapan dll.

c. Anemia hemolotik

Terjadi ketika eritrosit dihancurkan lebih cepat dari normal. Disebabkan

karena keturunan, leukimia, kanker lainnya, gangguan kekebalan,

kesalahan transfusi , faktor obat dan hipertensi berat.

d. Anemia megaloblastik

Kekurangan asam folat dan vit B12

e. Anemia Aplastik

Anemia yg dsebabkan adanya gangguan sumsum tulang dimana sel induk

tidak mampu membentuk eritrosit dengan cepat

f. Anemia sel sabit

Sel eritrosit yang berbentuk seperti crescent atau sabit disebabkan

abnormal Hb berupa Hb S (normal Hb A), dan keturunan (pada kromosom

11). Mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.

Page 3: Resume Imun

3. Gejala Umum

a. 5 L (letih, lesu, lemas, lelah, lunglai)

b. Sianosis pada bibir dan konjungtiva

4. Pencegahan

Pemberian obat mengandung zat besi

Konsumsi makanan yg mengandung zat besi

Pengawasan penyakit infeksi

5. Pengobatan

a. Tansfusi eritrosit

b. Obat anemia

Dasabion

Nemicap

Negobion

Novabion

Muveron

Odiron – C

B. Leukimia

1. Definisi

Leukemia (kanker darah) merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi

(pertumbuhan sel imatur) sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering

disertai dengan jumlah leukosit berlebihan.

2. Klasifikasi

a. Leukimia limfositik akut (LLA)

Sering menyerang anak-anak dibawah 15 tahun dan lebih sering terjadi pada

anak laki-laki. Penyebab belum diketahui namun dimungkinkan karena faktor

infeksi, radiasi, keturunan, dan zat kimia.

Klasifikasi LLA menurut sistem FAB :

1) L1 : umumnya kecil dengan sedikit sitoplasma (anak-anak)

2) L2 : lebih besar dan pleomorfik dengan sitoplasma lebih banyak, bentuk

inti ireguler, dan nukleoli nyata (dewasa)

Page 4: Resume Imun

3) L3 : mempunyai kromatin inti homogen dan berbintik halus, nukleoli jelas,

dan sitoplasma biru tua dengan vakuolisasi nyata (burkitt like)

b. Leukimia mielogeneus akut (LMA)

Sering ditemukan pada dewasa. Sesudah usia 30 tahun LMA semakin

meningkat.

Klasifikasi LMA menurut FAB ( French American British ) sebagai berikut :

1) M1 : leukemia mielobasitik tanpa pematangan, promieblas tak bergranula,

kadang ada granula azurolitik.

2) M2: Akut Mieloblastik Leukemia dengan diferensiasi awal terdiri atas

promielosit sel-sel dengan sedikit dan mioblas.

3) M3: Promyelocytic Leukemia sel dengan granula lebih kasar dan lebih

banyak, inti seperti ginjal

4) M4: Akut Mieloblastik Leukemia terdiri atas sel muda myeloid yang telah

bergranula dan monosit.

5) M5: Akut Monoscytic Leukemia, sel dari seri granulosit :

M5 A kurang deferensiasi: monoblast besar dengan inti berkromatin. Tipe

ini lebih banyak pada anak dan dapat dikacaukan dengan LLA terutama

L3.

M5 B lebih berdiferensiasi: 20% atau lebih berupa promonosit atau lebih

tua dengan nuklei berlekuk-lekuk, sitoplasma biru abu-abu dan granula

azurofilik tersebar, jarang ada Auer rod.

6) M6: Erythroleukimia > 30% adalah leukositas dan 50% adalah 1 induk

eritroid megaloblastik.

7) M7: Megakaryocitik leukemia

Untuk M1-M3 dapat dilakukan pencakokan sumsum tulang

c. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

Pada awalnya biasanya pasien tidak mengalami gejala. Apabila dengan gejala

pasien biasanya mengalami penurunan berat badan dan kelelahan.

d. Leukimia Mielositik Kronik (LMK)

Leukemia mieloid kronis, Ph positif (LMK, Ph+)

Leukemia mieloid kronis, Ph negatif (LMK, Ph-)

Juvenile chronic myeloid leukemia

Page 5: Resume Imun

Chronic neuthrophilic leukemia

Eosinophilic leukemia

Chronic myelomonocytic leukemia (CMML)

3. Etiologi

Belum diketahui secara pasti. Namun dimungkinkan karena:

- Infeksi virus - Faktor genetik - Kelainan hereditas - Faktor lingkungan :

radiasi dan zat kimia

4. Tanda dan gejala umum

Anemia

Perdarahan

Terserang infeksi

Nyeri (tulang, sendi dan perut)

Pembengkakan kelenjar lympa

Kesulitan bernapas

Purpura

5. Penatalaksanaan

Transfusi darah

Kortikosteroi

Imunoterapi

Transplatasi sumsum tulang

C. Hemofilia

1. Definisi

Hemofilia adalah penyakit gangguan perdarahan dengan karakteristik

defisiensi faktor pembekuan darah (akibat mutasi kromosom X) yang merupakan

penyakit keturunan. Penyakit ini hanya dominan pada laki-laki dan untuk

perempuan hanya carrier

Faktor Pembekuan Darah

I Fibrinogen

II Protrombin

III Faktor jaringan (tromboplastin)

IV Kalsium (Ca2+)

Page 6: Resume Imun

V Faktor labil, Proakselerin, Ac-globulin

VII Faktor stabil, prokonvertin

VIII Globulin antihemofili (AHG), faktor A antihemofili

IX Faktor Chrismas, komponen tromboplastin plasma (PTA), faktor B

antihemofili

X Faktor Stuart Prower

XI Anteseden tromboplastin plasma (PTA), faktor C antihemofili

XII Faktor Hageman

XIII Faktor penstabil fibrin

(Tidak ada faktor VI)

Vitamin K penting untuk sintesis faktor II, VII, IX, dan X

2. Bentuk Hemofilia

a. Hemofilia A : defisiensi faktor VIII, bentuk paling umum yang di temukan

terutama pada pria.

b. Hemofilia B : defisiensi faktor IX, bentuk paling umum yang terutama di

temukan pada pria.

c. 3. Penyakit Von Willerbrand : defek pada perlekatan pada trombosit dan

defisiensi faktor VIII dapat terjadi pada pria dan wanita.

3. Etiologi

Gangguan resesif gen X dan mutasi gen.

4. Manifestasi umum

a. Kulit mudah memar

b. Perdarahan memanjang akibat luka

c. Perdarahan berlebihan secara spontan setelah luka ringan

d. Hematuria spontan (terdapat darah pada urien)

e. Epiktasis (mimisan)

f. Hemartrosis (perdarahan pada persendian menyebabkan nyeri,

pembengkakan, dan keterbatasan gerak)

5. Penatalaksanaan

Transfusi periodik dari plasma beku segar (PBS)

Pemberian konsentrat faktor VIII dan IX pada klien yang mengalami

perdarahan aktif .

Page 7: Resume Imun

Hindari pemberian aspirin atau suntikan secara IM

Membersihkan mulut sebagai upaya pencegahan

Bidai dan alat orthopedik bagi klien yang mengalami perdarahan otot dan

sendi.

D. Asma

1. Definisi

Penyakit paru yang didalamnya terdapat obstruksi jalan napas, inflamasi jalan

napas dan jalan napas yang hiper-responsif atau spasme otot polos bronkial.

Klasifikasi ASMA berdasarkan etiologi

a. Asma bronkial tipe atopik (ekstrinsik)

Diakibatkan oleh paparan dari alergen

b. Asma bronkial tipe non atopik (intrinsik

Bukan karena alergen, terjadi karena ISPA, olahraga/kegiatan berat, dan

faktor psikologis

c. Asma campuran

Disebabkan oleh dua jenis asma baik ekstrinsik atau intrinsik

2. Manifestasi klinis

Batuk : kering, sputum (berbusa, jernih, atuapun kental)

Tanda-tanda terkait pernapasan : sesak napas, takipneu, ekspirasi

memanjang, weezing, bibir berwarna merah gelap

Dada : bunyi napas keras dan kasar, mengi saat inspirasi dan ekspirasi,

dada meninggi

Pada episode berulang : dada barrel, bahu meninggi, penggunaan otot

asesoris.

3. Pengobatan

Beta agonist (mendilatasi otot polos)

Bronkodilator (melebarkan saluran napas)

Kortikosteroid

Pemberian oksigenasi (2-4 L/Menit)

Page 8: Resume Imun

E. DHF (Dengue Haemorraghic Fever)

1. Definisi

DHF adalah suatu penyakit yang diakibatkan virus dengue (arbovirus) yang

masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat mengakibatkan

demam akut disertai dengan manifestasi perdarahan, yang dapat juga

mengakibatkan kematian.

2. Etiologi

Disebabkan oleh virus dengue termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn

virus) group B

3. Tanda da gejala

Mengalami demam tapal kuda (demam tinggi pada 3 hari pertama,

kemudian demam turun pada hari ke 4 -5 dan kembali naik pada hari ke 6-

7 yng merupakan fase penyembuhan)

Ptekie, ekimosis, epistaksis, mual, muntah, anoreksia, diare, neri sendi,

nyeri kepala, nyeri otot

4. Pencegahan

3 M Plus yaitu :

Menguras tempat – tempat penampungan air secara teratur sekurang –

kurangnya sekali seminggu

Menutup rapat tempat penampungan air.

Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat

menampung air

Tidak emnggantunng baju

Memelihara ikan

5. Penatalaksanaan

Tirah baring, diet makan lunak sedikit-sedikit tapi sering, perbanyak

minum

Pemberian cairan IV (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)

Pemberian obat antipiretik

Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.

Penanganan DHF tidak disesuaikan dengan derajad pada DHF tetapi

disesuaikan dengan kondisi pasiennya.

Page 9: Resume Imun

F. Arthritis Rheumatoid (AR)

1. Definisi

Arthritis Rheumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang mengenai

membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri

persendian, kaku sendi, penurunan mobilita, dan kelelahan.

RA sering terjadi pada usia diatas 30 tahun, dan lebih sering mengenai pada

wanita dari pada pria dikarenakan wanita memiliki hormon esterogen, dimana

hormon tersebut dapat meningkatkan sistem imun, sedangkan untuk px RA itu

mengalami autoimun sehingga semakin meningkatnya sistem imun dalam tubuh

maka semakin banyak pula sistem imun yang menyerang dirinya sendiri.

Adapun antara Arthritis Rheumatoid dan Osteoartritis itu berbeda.

Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang kelainan utamanya lebih pada

rawan sendi, terjadi integritas rawan sendi yang mengakibatkan penyempitan

sendi. Sedangkan untuk RA merupakan penyakit auto imun yang menyerang

pada jaringan sinovial.

2. Etiologi

Belum diketahui secara pasti, namun ada yang berpendapat dikarenakan

Mekanisme imunitas (aktivitas imun yang abnormal)

Infeksi (virus atau bakteri)

Pembentuka imunoglobulin M (Ig M) : IgG yang menghasilkan IgG atau

IgM yang akan menyerang IgG awal (faktor reumatoid).

3. Menakisme klinis

Inflamasi : demam, keletihan, nyeri tubuh, pembengkakan sendi, nyeri

tekan sendi.

Penurunan rentang gerak, deformitas sendi, penurunan kontraksi otot.

Nodulus reumatoid ekstrasinovial, palpitasi sendi, terdapat cairan pada

sendi yang bengkak.

4. Pencegahan

Konsumsi sayur- sayuran

Jaga asupan cairan tubuh (8-16 gelas sehari)

Jaga berat badan

Olahraga sesuai kemampuan

Page 10: Resume Imun

Menjaiga supan makanan dan vitamin C

Berjemur dibawah matahari pada jam dibawah 09.00

Hindari emrokok

Konsumsi Karbohidrat, sumber protein, buah-buahan

5. Pengobatan

Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid dan Analgesik

Pembedahan rekonstruktif dan terapi kortekosteroid.

Pendidikan

Kompres panas dingin dan relaksasi

Obat steroid untuk radang sendi dalam jangka panjang akan

mengakibatkan glukoma

6. Faktor risiko

Usia

Keturunan

Kegemukan

Trauma

G. SLE (systemic lupus erithematosus)

1. Definisi

Lupus eritematosus merupakan gangguan inflamasi kronis jaringan ikat,

terdapat dua jenis, yaitu :

a) Lupus Eritematosus Diskoid yang mengenai kulit saja

b) Sistemik lupus eritematosus (SLE) suatu penyakit autoimun pada jaringan

penyambung yang dapat mencakup ruam kulit, nyeri sendi, dan keletihan.

SLE dapat menyerang lebih dari satu sistem organ selain kulit

SLE ini lebih sering terjadi pada wanita

2. Etiologi

Masih belum pasti, namun terdapat faktor-faktor yang memungkinkan, yaitu :

• Stress fisik atau mental

• Infeksi streptococcus atau virus

• Pajanan cahaya matahari atau ultraviolet

• Imunisasi

Page 11: Resume Imun

• Kehamilan

• Metabolisme estrogen yang abnormal

• Terapi dengan obat tertentu.

3. Manifestasi klinis

Berak pada wajah berupa ruam menyerupai kupu-kupu

Mudah tersebar jika terkena sinar matahari

Borok pada mulut, kulit dan sekitarnya

Rasa letih yang berkepanjangan

Nyeri pada 1 atau beberapa sendi, karena SLE akan dibawah darah

bersirkulasi yang akhirnya akan disebarkan ke tulang juga sehingga tulang

akan menhgalami inflamasi, cairan akan menumpuk di sinivoal yang

mengakibatkan oedema akhirya terjadi nyeri

4. Komplikasi

Infeksi saluran kemih

Gagal ginjal

SLE tidak dapat disembuhkan namun tidak menimbulkkan kematian, adapun

SLE yang mengalami kematian itu dikarenakan komplikasi pada organ.

Imun pertama yang bereaksi pada SLE adalah sel limfosit T

5. Pengobatan

Pemberian obat anti inflamasi nonsteroid

Krim topikal kortikosteroid

Penyuntikan kortikosteroid intralesi atau pemberian obat antimalaria

Kortikosteroid sistemik

SLE yang menyerang seluruh tubuh dapat di obati dengan kostekosteroid