resume hasil penilaian kinerja phpl dalam rangka … hasil penilikan ke-1... · dilakukan pembukaan...
TRANSCRIPT
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 1 dari 53
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
1. IDENTITAS LPPHPL
a. Nama LPPHPL : PT Trustindo Prima Karya
b. Nomor Akreditasi KAN : LPPHPL-019-IDN
c. Alamat Kantor : Gedung Diklat APHI Kalimantan Timur Lt.1
Jl. Kesuma Bangsa No. 80 Kota Samarinda
d. Telepon
: (0541) 747798
e. Penanggung Jawab
LPPHPL
: Ir Kurnia
f. Standar Audit yang
Digunakan
: - PermenLHK No. P.30/MenLHK/Setjen/PHPL.3/3/2016
- Perdirjen PHPL No. P.14/PHPL/SET/4/2016
- Manual dan Prosedur Sistem LPPHPL PT Trustindo Prima
Karya Rev. L 01/04/2017
g. Tim Audit : 1. Ir Imanwan (Lead Auditor merangkap Auditor Prasyarat);
2. Ujang Zulkarnaen, S.Hut (Auditor Ekologi);
3. Ir Sibyan Ahrar (Auditor Sosial);
4. Suharyo Widyatmojo, S.Hut (Auditor Produksi & VLK Hutan).
h. Tim Pengambil Keputusan : 1. Ir Kurnia; dan
2. Ir Rudy Setyawan.
2. IDENTITAS AUDITEE
a. Nama Unit Manajemen : PT Karya Jaya Parakawan b. Alamat Kantor : Jl Mulawarman Gg. Damai No. 33 RT.16 Kel. Karanganyar
Pantai Kec. Tarakan Barat, Tarakan c. Jenis Izin Usaha : IUPHHK Dalam Hutan Alam d. SK IUPHHK-HA : No. SK.722/Menhut-II/2010 Tanggal 30 Desember 2010 e. Nomor S-PHPL : 017.SPHPL.019-IDN f. Ruang Lingkup Sertifikasi : IUPHHK-HA seluas 46.230 Hektar di Kab. Kutai Timur
Prov. Kalimantan Timur g. Email : [email protected] h. Pengurus Perusahaan : - Direktur Utama : Agus Rawi
- Direktur Keuangan : Subur Mulia, SE - Komisaris Utama : Chintya Fransisca - Komisaris I : Dhani Sofyan - Komisaris II : Ros Arun
i. Management Representatif : Memed Muhidin
DALAM RANGKA PENILIKAN KE-1 ATAS KEPEMILIKAN S-PHPL
NOMOR : 017.SPHPL.019-IDN ATAS NAMA PT KARYA JAYA PARAKAWAN
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 2 dari 53
3. RINGKASAN TAHAPAN KEGIATAN AUDIT PENILIKAN KE-1
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi Teknis
dengan Instansi
Kehutanan sebelum ke
lapangan
Samarinda,
19 Maret 2018
Dilakukan kepada :
- BPHP Wil. XI Samarinda, diterima oleh
Bpk. Eko Bahariwanto jabatan Kasi
PEPHP.
Hasil koordinasi teknis didokumentasikan
Tanjung Selor,
20 Maret 2018
Dilakukan kepada :
- Dinas Kehutanan Prov. Kalimantan Utara
diterima oleh Bpk. Ir Syarifuddin, MMA
jabatan Kepala Dinas Kehutanan Prov.
Kalimantan Utara.
Hasil koordinasi teknis didokumentasikan
Pertemuan Pembukaan
Kantor PT KJP
di Tarakan
20 Maret 2018
Penyampaian hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan audit lapangan, meliputi :
a. Pengenalan Susunan Tim Audit.
b. Uraian rinci kegiatan audit yang meliputi :
Ruang lingkup, metode audit, teknik audit
dan standar acuan penilaian yang
digunakan.
c. Menyampaikan kesanggupan
menandatangani pernyataan menjaga
kerahasiaan data / dokumen auditee.
d. Meminta surat kuasa dan/atau surat
penunjukkan Manajemen Representatif.
Pelaksanaan Pertemuan Pembukaan dibuatkan Berita Acara dan Daftar Hadir.
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
Areal Kerja IUPHHK-HA
PT KJP
21 – 24 Maret 2018
Melakukan pengumpulan data melalui tinjauan dokumen, wawancara dan pemeriksaan lapangan/uji petik terhadap data, dokumen dan kinerja PHPL pada 1 (satu) tahun terakhir serta menganalisa kesesuaiannya, meliputi kriteria audit :
Prasyarat, Produksi, Ekologi, Sosial dan VLK Hutan.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 3 dari 53
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Pertemuan Penutupan Kantor PT KJP
di Tarakan
25 Maret 2018
Penyampaian dan permintaan konfirmasi persetujuan atas hasil audit (kesimpulan audit) yang meliputi temuan kesesuaian dan temuan ketidaksesuaian. Terhadap temuan ketidaksesuaian diterbitkan LKS. Pelaksanaan Pertemuan Penutupan dibuatkan Berita Acara dan Daftar Hadir.
Koordinasi Teknis
dengan Instansi
Kehutanan sesudah dari
lapangan
Tanjung Selor,
26 Maret 2018
Dilakukan kepada :
- Dinas Kehutanan Prov. Kalimantan Utara
diterima oleh Bpk. Ir Syarifuddin, MMA
jabatan Kepala Dinas Kehutanan Prov.
Kalimantan Utara.
Hasil koordinasi teknis didokumentasikan
Samarinda,
27 Maret 2018
Dilakukan kepada :
- BPHP Wil. XI Samarinda, diterima oleh
Bpk. Teguh Handoko jabatan Kasubag
TU.
Hasil koordinasi teknis didokumentasikan
Pengambilan Keputusan
Penilikan Ke-1
Samarinda,
17 April 2018
a. PT Karya Jaya Parakawan, dinyatakan LULUS Penilaian Kinerja PHPL pada IUPHHK-HA sesuai Lampiran 1.1. dan 2.1. Direktur Jenderal PHPL No. P.14/PHPL/SET/4/2016 dengan Predikat SEDANG dan MEMENUHI standar VLK.
b. Status S-PHPL PT Karya Jaya Parakawan DIPERTAHANKAN sesuai masa berlaku dan ruang lingkup sertifikasi awalnya.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 4 dari 53
4. RESUME HASIL AUDIT PENILIKAN KE-1
A. KRITERIA PRASYARAT
1. Indikator 1.1. : Kepastian Kawasan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
1.1.1.
Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas (PP, SK IUPHHK-HA, Buku TBT, Peta TBT)
CD (1) Baik (3)
Pada audit sertifikasi awal diperoleh hasil bahwa
ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas
di kantor lapangan lengkap sesuai dengan tingkat
realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
Pada penilikan ke-1 kondisinya masih sama dengan
Sertifikasi awal yaitu PT. Karya Jaya Parakawan telah
memiliki dokumen legal berupa :
Akta pendirian perusahaan
Akte Perubahan Terakhir
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
NPWP
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor :
PEM-00027/WPJ.14/KP.0403/2014 tanggal 02 Januari
2014;
SK. Perpanjangan IUPHHK-HA
SK. Persetujuan RKUPHHK-HA Berbasisi IHMB Periode
Tahun 2013 – 2022
Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Dokumen RKT tahun 2017 s/d RKT tahun 2018
Laporan TBT No.1301 tahun.1998
Laporan TBT No.1339 Thn.1999
Keputusan Kepala BPN Republik Indonesia Nomor :
36/HGU/BPN RI/2013 tanggal 16 Mei 2013
Keputusan Kepala BPN Republik Indonesia Nomor :
37/HGU/BPN RI/2013 tanggal 16 Mei 2013
Sertifikat HGU atas nama PT. Palem Segar Lestari
NIB.16.08.00.00.00025 seluas 3.669,70 Ha dan
lampiran Peta HGU Skala 1 : 100.000;
Sertifikat HGU atas nama PT. Sebaung Sawit Plantatios
NIB. 16.00.00.00012 seluas 8.278,61 Ha dan lampiran
Peta HGU Skala 1 : 100.000;
Sertifikat HGU atas nama PT. Sebaung Sawit Plantatios
NIB. 16.00.00.00013 seluas 402,51 Ha dan lampiran
Peta HGU Skala 1 : 100.000
1.1.2.
Realisasi tata batas dan
D (2) Sedang (2)
Pada Penilikan ke-1, realisasi tata batas masih sama
dengan audit sertifikasi awal yaitu telah mencapai 93,18
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 5 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
legitimasinya (BATB) km dari rencana 131,64 km atau relisasinya 70,78%.
Batas yang belum dilakukan penataan batas sepanjang
38,46 km (29,22%).
Terdapat kemajuan dalam proses penyelesaian tata batas
temu gelang (100%) yaitu PT. KJP telah membuat
Rencana Penataan batas areal kerja dan peta
lampirannya, dan telah mengirimkan surat dengan
No.08/KJP/P-TTB/III/2017 tanggal 1 Maret 2017 perihal
Permohonan arahan rencana tata batas areal kerja
IUPHHK-HA PT. Karya Jaya Parakawan kepada Direktur
Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan Dijen
Planologi dan Tata Lingkungan Kementerian LHK, yang
berisi :
- Terdapat tumpang tindih antara areal PT. KJP dengan
PT. Adindo Hutani Lestari
- Berdasarkan telaah hukum dan kelayakan usaha
Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan
memutuskan bahwa areal tumpang tindih tersebut
menjadi milik PT. KJP, dan memerintahkan Dirjen
Planologi untuk mengaddendum PT. Adindo Hutani
Lestari
- Sampai dengan terbitnya SK. Perpanjangan PT. KJP
tanggal 30 Desember 2010 tidak terbit peta Addendum
PT. AHL
- Pada areal tumpang tindih dengan PT. AHL telah
dilakukan pembukaan lahan dan penanaman HTI oleh
Adindo Hutani Lestari
- Berdasarkan surat dari BPKH Wilayah IV Samainda dan
peta lampirannya, diketahui bahwa sebagian batas
areal kerja PT. KJP merupakan batas fungsi hutan yang
telah dilakukan tata batas oleh BPKH Wilayah IV
Samarinda
- PT. KJP tidak perlu melakukan tata batas ulang, namun
ada kewajiban penggantian biaya tata batas
- Berdasarkan hasil penataan batas fungsi tersebut
terdapat pergeseran dengan batas areal kerja PT. KJP
Namun sampai dengan saat penilikan ke-1 belum ada
jawaban atas surat PT. KJP tersebut, sehingga Rencana
Penataan batas areal kerja PT. KJP belum disahkan oleh
Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan.
Terdapat dokumen yang membuktikan adanya legitimasi
batas areal kerja IUPHHK-HA PT. KJP berupa :
Berita Acara Tentang Pelaksanaan Penataan Batas
Areal Kerja HPH PT. KJP (Trayek batas I’-Z-B, X-C, 5-
5”) Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur
Berita Acara Tentang Pelaksanaan Penataan Batas
Persekutuan PT. Karya Jaya Parakawan dengan PT.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 6 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Adindo Hutani Lestrari di Propinsi Kalimantan Timur
1.1.3.
Pengakuan para pihak atas eksistensi areal IUPHHK kawasan hutan (BATB)
CD (1) Sedang (2)
Pada sertifikasi awal diperoleh hasil bahwa terdapat
konflik batas areal kerja PT. KJP (di Blok I) seluas 4.545
Ha dengan pihak lain (PT. Adindo Hutani Lestari) namun
terdapat upaya dari PT. Karya Jaya Parakawan untuk
menyelesaikan konflik secara terus menerus.
Pada Penilikan ke-1 terdapat upaya PT. KJP untuk
mengatasi konflik batas tersebut yaitu :
PT. KJP akan menghadap ke Dijen PHPL pada bulan Mei
mendatang untuk mengupayakan areal yang sudah
ditata batas fungsi seluas 2200 Ha menjadi areal PT. KJP
(Land swap), dan melepas areal yang sudah di land
clearing dan ditanami oleh PT. AHL seluas 4.545 Ha.
Kesimpulkan : terdapat konflik batas, namun telah ada
upaya pemegang izin untuk mengantisipisasi terjadinya
konflik dengan PT. Adindo HutaniLestari.
1.1.4.
Tindakan pemegang izin dalam hal terdapat perubahan fungsi kawasan. (Apabila tidak ada perubahan fungsi maka verifier ini menjadi Not Aplicable)
CD (1) NA Berdasarkan overlay peta areal kerja (Lampiran
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 722/Menhut-
II/2010, tanggal 30 Desember 2010 tentang
Perpanjangan IUPHHK-HA PT. Karya Jaya Parakawan
Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 19.440 Ha Di
Provinsi Kalimantan Timur Skala 1 : 100.000) dengan
peta Kawasan Hutan Propinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara skala 1 : 250.000 (Lampiran
Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.718/Menhut-
II/2014 tanggal 29 Agustus 2014) diperoleh hasil bahwa
di dalam areal kerja PT. Karya Jaya parakawan tidak
terdapat perubahan fungsi kawasan, dengan demikian
verifier 1.1.4 menjadi Not Applicable (NA)
1.1.5.
Penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan
(Apabila tidak ada penggunaan kawasan di luar sektor Kehutanan maka verifier ini menjadi Not Aplicable).
CD (1) NA Berdasarkan Peta RKUPHHK-HA PT. Karya Jaya
Parakawan Skala 1 : 50.000 diketahui bahwa terdapat
rencana perluasan lokasi pemukiman Desa Tagul, yang
berada di areal Non Hutan seluas ± 580 Ha.
Hasil penilikan ke-1 : berdasarkan Berita Acara
Pemeriksaan lapangan perluasan desa Tagul seluas 580
Ha yang dilakukan oleh PT. KJP diketahui bahwa tidak
terdapat penggunaan kawasan hutan untuk perlusaan
desa Tagul.
Dalam Peta Penutupan Lahan IUPHHK-HA PT. Karya
Jaya Parakawan Skala 1 : 100.000, sumber mosaic Citra
Lansat liputan tanggal 16 Mei 2016, yang diperiksa oleh
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan Cq. Direktur Inventarisasi dan Pemantauan
SDH Nomor : S.9/IPSDH/PSDH/PKTI.I/1/2016 tanggal 19
Januari 2016, terlihat bahwa lokasi rencana perluasan
desa Tagul kondisi penutupan lahannya masih berupa
belukar muda (warna hijau) dan bukan tanah terbuka
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 7 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
(merah).
Kesimpulan : tidak terdapat penggunaan kawasan hutan
di luar sektor kehutananan baik untuk keperluan ladang
masyarakat maupun lokasi perluasan desa Tagul,
dengan demikian verifier 1.1.5. menjadi Not Applicable.
Kesimpulan Indikator 1.1. 9 /12 x 100% = 75,00% (Sedang)
2. Indikator 1.2. : Komitmen Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
1.2.1.
Keberadaan Dokumen Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Yang Sesuai Dengan PHL
CD (1) Baik
(3)
Pada audit Penilikan ke-1terdapat revisi visi dan misi
perusahaan berdasarkan Keputusan Pimpinan PT. Karya
Jaya Parakawan Nomor : 06/KJP/SK/VII/2017 tentang
Revisi SK. Nomor.03/KJP/SK/II/ 2016 Perubahan Visi dan
Misi IUPHHK-HA PT. Karya Jaya Parakawan. Revisi visi
dan misi perusahaan tersebut karena adanya rencana
membangun Industri Pengolahan Kayu Hulu (IPKH)
berupa Sawn timber. Visi dan misi PT. Kaya Jaya
Parakawan yaitu :
Visi Perusahaan
“Terwujudnya pengelolaan sumberdaya hutan secara
lestari dengan mendayagunakan sumber daya hutan
secara optimal sesuai peraturan pemerintah yang
berlaku agar tercapai keseimbangan fungsi produksi,
ekologi, dan sosial”
Misi Perusahaan
1) Mewujudkan pemanfaatan sumber daya hutan secara
optimal dengan menerapkan prinsip kelestarian
fungsi produksi, kelestarian sumberdaya hutan dan
kelestarian usaha kehutanan.
2) Mewujudkan stabilitas ekosistem hutan untuk
kelestarian fungsi ekologi sebagai penyangga
kehidupan dengan mempertimbangkan kapasitas
produksi optimum dalam pemanfaatan hutan.
3) Mewujudkan terjaminnya fungsi manfaat hutan bagi
masyarakat dan negara secara berkelanjutan lintas
generasi.
4) Membangun industri kehutanan yang berwawasan
lingkungan
Berdasarkan hasil telaah atas pernyataan visi misi
perusahaan tersebut disimpulkan bahwa visi dan misi
perusahaan sesuai dengan kerangka PHPL.
1.2.2.
Sosialisasi Visi, Misi dan
CD (1) Sedang (2)
Terdapat bukti sosilisasi pelaksanaan visi dan misi
perusahaan kepada karyawan berupa Berita Acara
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 8 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Tujuan Perusahaan Pelaksanaan misi dan misi perusahaan yang
dilaksanakan di Base Camp Labion tanggal 30 Juli 2017.
Berdasarkan daftar hadir sosialisasi dihadiri oleh 18
orang karyawan. Sedangkan sosialisasi kepada
masyarakat dilakukan kepada masyarakat Desa Tepian
kecamatan Sembakung kabupaten Nunukan yang
dilaksanakan pada 10 Agustus 2017. Jumlah peserta
tidak diketahui karena tidak ada lampiran daftar hadir.
Sosialisasi juga dilakukan dalam bentuk pemasangan
“visi dan misi perusahaan” di kantor Base Camp Labion.
Sosialisasi dilakukan pada level pemegang izin dan
masyarakat di 1 (satu) desa dari 5 (lima) yang berada di
sekitar areal kerja, dan ada bukti pelaksanaan (Berita
Acara).
1.2.3.
Kesesuaian Visi dan Misi Dengan Implementasi PHL
D (2) Sedang (2)
Berdasarkan Laporan hasil penilikan ke-1 pada aspek
produksi, ekologi dan sosial yang kami peroleh dari
masing-masing auditor diketahui bahwa Implementasi
Pengelolaan Hutan Lestari pada kriteria produksi, kriteri
ekologi dan kriteria sosial hanya sebagian sesuai
dengan visi dan misi perusahaan.
Kesimpulan : Implementasi PHL hanya sebagian yang
sesuai dengan visi dan misi PHL
Kesimpulan Indikator 1.2. 14/18 =77,78% (Sedang)
3. Indikator 1.3. : Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional Bidang Kehutanan
Pada Seluruh Tingkatan Untuk Mendukung Pemanfaatan,
Implementasi, Penelitian, Pendidikan dan Latihan
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
1.3.1.
Keberadaan Tenaga Profesional Bidang Kehutanan di Lapangan Pada Setiap Bidang Kegiatan Pengelolaan Hutan Sesuai Ketentuan Yang Berlaku
CD (1) Baik (3)
Berdasarkan dokumen Data Rencana dan Realisasi
Kegiatan pelatihan PT. Karya Jaya Parakawan, SK.
pengangkatan/perpanjangan GANISPHPL dari BPHP
Wilayah XI Samarinda, Kartu GANISPHPL, Sertifikat
GANISPHPL, dan sertifikat lainnya diketahui bahwa
kebutuhan tenaga profesional bidang kehutanan di
lapangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan
Hutan Produksi Nomor : P.16/PHPL-IPHH/2015 tanggal
24 Nopember 2015 berjumlah 6 orang, sedangkan
ketersediannya sebanyak 7 orang atau realisasinya
mencapai 116,67%. Ketersediaan GANISPHPL di
lapangan meliputi : Kurpet 1 orang, Canhut 2 orang,
Nenhut 1 orang, Binhut 1 orang dan PKB-RI 2 orang.
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di PT.
Karya Jaya Parakawan di lapangan tersedia di setiap
bidang pengelolaan hutan dan jumlah Ganis PHPL PT.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 9 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Karya Jaya Parakawan sesuai ketentuan yang berlaku.
1.3.2.
Peningkatan Kompetensi SDM
D (2) Baik (3)
Berdasarkan dokumen Data Rencana dan Realisasi
Kegiatan pelatihan PT. Karya Jaya Parakawan, SK.
pengangkatan/ perpanjangan GANISPHPL dari BPHP
Wilayah XI Samarinda, Kartu GANISPHPL, Sertifikat
GANISPHPL dan Surat Keterangan Diklat lainnya,
diketahui realisasi peningkatan SDM (Diklat, Penyegaran,
Penilaian Kinerja GANISPHPL, dan Diklat lainnya)
sebanyak 14 orang dari rencana 14 orang, atau
realisasinya mencapai 100 %
1.3.3.
Ketersediaan Dokumen Ketenagakerjaan
D (2) Sedang (2)
Pada Penilikan ke-1 terdapat dokumen ketenagakerjaan
berupa :
1. Peraturan Perusahaan PT. Karya Jaya Parakawan
Tahun 2017-2019, disahkan oleh Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
Utara Nomor : 184/DTKT/SK/IV/2017 tanggal 27 April
2017 Tentang Pengesahaan Peraturan Perusahaan
PT. Karya Jaya Parakawan.
2. Daftar Karyawan PT. KJP Tahun 2017
3. Daftar absen karyawan;
4. Form Surat Perjanjian Tenaga Kerja PKWT;
5. Rekap Iuran BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2017;
6. Daftar Peserta BPJS Kesehatan Tahun 2017;
7. Pedoman Pelaksanaan K3 di Tempat Kerja
Realisasi yang telah dilakukan oleh PT. KJP terhadap
kepatuhan peraturan ketenagakerjaan diantaranya
a. Aturan waktu kerja dan hak-hak karyawan yang telah
dituangkan dalam Peraturan Perusahaan
b. Prosedur pembuatan dan pengesahan Peraturan
Perusahaan
c. Keikutsertaan karyawan dalam BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan
Terdapat Implementasi peraturan perusahaan berupa :
Pemberian fasilitas kepada karyawan (mess dan makan),
Kepesertaan BPJS Kesehatan, Kepesertaan Tenaga Keja,
Cuti karyawan, Pembayaran THR, Pelayanan Kesehatan
(pemeriksaan kesehatan/berobat), dan Pembayaran gaji
lembur, serta kesesuaian penerapan upah karyawan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
dokumen ketenaga kerjaan yang menyangkut salah satu
sarana untuk melaksanakan hubungan industrial antara
pekerja dengan pengusaha tersedia tidak lengkap,
karena sebagian besar dokumen ketenagakerjaan
berada di kantor Tarakan.
Kesimpulan Indikator 1.3. 13/15 = 86,67% (Baik)
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 10 dari 53
4. Indikator 1.4. : Kapasitas dan Mekanisme Untuk Perencanaan, Pelaksanaan
Pemantauan Periodik, Evaluasi dan Penyajian Umpan Balik
Mengenai Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK-HA
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
1.4.1.
Kelengkapan Unit Kerja Perusahaan Dalam Kerangka PHPL
D (2) Baik (3)
Hasil Penilikan ke-1 masih sama dengan Sertifikasi awal
yaitu : terdapat Struktur organisasi dan job descripsion
berdasarkan Keputusan Direktur Utama PT. Karya Jaya
Parakawan Nomor : 01/KJP/SK/I/2016 tanggal 08
Januari 2016 tentang Penetapan Perubahan Struktur
Organisasi dan Job Description PT. Karya Jaya
Parakawan.
Struktur Organisasi PT. Karya Jaya Parakawan dilengkapi
dengan nama tenaga pelaksana dan job diskripsi dari
masing-masing jabatan mulai dari Komisaris, Direktur
sampai dengan Kepala Foreman.
Berdasarkan telaah Struktur organisasi diperoleh hasil
bahwa terdapat bidang yang akan mendukung
keberhasilan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
yaitu bidang Perencanaan Hutan (Seksi Perencanaan
Hutan), Pembinaan Hutan (Seksi pembinaan hutan dan
lingkungan), Produksi (Seksi pemanenan Hutan dan
TUK), Kelola lingkungan (Seksi Pembinaan hutan dan
lingkungan), Kelola Sosial (Seksi Kelola sosial) dan
Legalitas Kayu (Seksi Pemanenan Hutan dan TUK).
Kesimpulan : terdapat Struktur Organisasi dan job
description yang sesuai dengan kerangka PHPL
1.4.2.
Keberadaan Perangkat Sistem Informasi Manajemen dan Tenaga Pelaksana
CD (1) Sedang (2)
Hasil Penilikan ke-1 masih sama dengan Sertifikasi awal
yaitu terdapat perangkat SIM berupa Struktur Organisasi
perusahaan dan Job descripsi; SOP seluruh tahapan
system silvikultur; dan Struktur organisasi SPI.
Terdapat tenaga Pelaksana SIM sesuai SK. Direktur
Utama PT. Karya Jaya Parakawan Nomor :
02/KJP/SK/I/2016 tanggal 15 Januari 2016, yaitu Sdr.
Yogi Eka Pratama.
Perangkat SIM didukung peralatan SIM, sedangkan
sebagai sarana komunikasi dengan memanfaatkan
fasilitas jaringan WA untuk berkomunikasi dari kantor
Base Camp Labion dengan Kantor Tarakan. Tidak
terdapat alat komunikasi di lapangan, informasi
disampaikan secara langsung melalui alat transportasi
lori.
Terkait penatausahaan hasil hutan, PT. Karya Jaya
Parakawan telah menerapkan Sistem Informasi
Penatausahaan Hasil Hutan dan Penatausahaan
PSDH/DR (SI-PUHH Online, SIMPONI, E-monev),
dilengkapi tenaga pelaksana yaitu Iswahyudi.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 11 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Penetapan tenaga pelaksana dan peralatan SIM belum
efektif dalam pengelolaan data atau dokumen, terutama
ketersediaan data atau dokumen yang diperlukan pada
saat penilaian berlangsung, hal ini disebabkan belum
adanya SOP Sistem Informasi Manajemen.
1.4.3.
Keberadaan SPI/Internal Auditor dan Efektifitasnya
D (2) Sedang (2)
Pada periode Penilikan ke-1 terdapat Laporan Satuan
Pengawas Intern Tahun 2017, disusun oleh Tim SPI
yang terdiri dari : Edi Sutrisno, S.Hut (Ketua), dan
dibantu oleh Ruth Gladys (pemeriksa keuangan dan
Reno Hermawan (pemeriksa non keuangan)
berdasarkan surat Perintah Tugas dari Direktur Utama
Nomor : 01/KJP/SPT/I/2018 tanggal 19 Januari 2018.
Kegiatan pengawasan dilakukan untuk menilai
kesesuaian fisik dan biaya kegiatan pengusahaan hutan
dengan target yang telah ditetapkan meliputi bidang
perencanaan, pemanenan,dan TUK, pembinaan hutan
dan lingkungan, kelola sosial, serta umum & keuangan.
Dalam Laporan Satuan Pengawas Intern (SPI) terdapat
temuan (monitoring dan evaluasi) yatu :
- Realisasi penataan batas areal kerja belum temu
gelang.
- Realisai kegiatan pengayaan baru mencapai 98,62%
- Realisasi kegiatan pemeliharaan tanaman pengayaan/
rehabilitasi mencapai 70,42%.
- Realisasi kegiatan pengamanan dan perlindungan
hutan mencapai 80,14%.
Berdasarkan laporan tersebut tidak terdapat temuan
terkait masih adanya konflik tumpang tindih areal
dengan PT. Adindo Hutani Lestari, ketidaklengkapan
dokumen/laporan hasil kegiatan di Base Camp, dan
fasilitas Base Camp yang kurang layak.
Dengan demikian organisasi SPI / internal auditor ada,
tetapi belum berjalan dengan efektif untuk mengontrol
seluruh tahapan kegiatan
1.4.4.
Keterlaksanaan Tindak Koreksi Manajemen Berbasis Hasil Monitoring dan Evaluasi
CD (1) Sedang (2)
Terdapat surat Direktur Utama yang ditujukan kepada
Manager Pengusahaan Hutan cq. Manager Camp
perihal tindaklanjut prbaikan tertanggal 6 Pebruari 2018.
Tindaklanjut perbaikan meliputi :
Penataan batas belum temu gelang.
Pemeliharaan tanaman pengayaan baru mencapai
70,42%
Perlindungan dan pengamanan hutan baru mencapai
80,14%
Berdasarkan hasil verifikasi diketahui bahwa sebagian
hasil monitoring dan evaluasi SPI belum ditindaklanjuti
antara lain ; belum ada upaya sungguh-sungguh untuk
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 12 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
merelisasikan tata batas temu gelang, realisasi kegiatan
penataan batas kawasan lindung baru mencapai
80,73%, masih terdapat pemasalahan konflik tumpang
tindih areal dengan PT. Adindoo Hutani Lestari
data/laporan kegiatan bulanan belum dilengkapi.
Sedangkan untuk ketersediaan GANISPHPL terdapat
penambahan sehingga jumlahnya telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa sebagian
rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan pengawasan
baru sebagian yang bisa ditindaklanjuti.
Kesimpulan Indikator 1.4. 18/24 = 75,00% (Sedang)
5. Indikator 1.5. : Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA)
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
1.5.1.
Persetujuan rencana penebangan melalui peningkatan pemahaman, keterlibatan, pencatatan proses dan diseminasi isi kandungannya
CD (1) Baik (3)
Berdasarkan verifikasi dokumen terkait persetujuan
rencana penebangan dari masyarakat setempat, terdapat
persetujuan tertulis dari masyarakat Desa (pemilik hak
ulayat) berupa Berita Acara rapat pertemuan rencana
kerja operasional RKT 2017 PT. Karya Jaya Parakawan
dengan masyarakat Desa Tepian Kecamatan Sembakung
Kabupaten Nunukan, yang ditandatangani oleh kedua
pihak yaitu Pimpinan perusahaan dengan Pengurus Desa
dan Tokoh Masyarakat setempat.
Dengan demikian rencana blok tebangan RKT 2017 telah
disetujui oleh masyarakat sekitar areal kerja yaitu Desa
Tepian.
Selain itu setiap tahun dilakukan acara selamatan
pembukaan blok RKT dengan melakukan acara sembelih
sapi sebagai rasa syukur dengan mengundang
masyarakat sekitar areal kerja PT. Karya Jaya
Parakawan.
1.5.2.
Persetujuan Dalam Proses Tata Batas
D (2) Sedang (2)
Berdasarkan hasil verifikasi pada verifier 1.1.2. di atas
diketahui realisasi tata batas telah mencapai 93,18 km
dari rencana 131,64 km atau relisasinya 70,78%. Batas
yang belum dilakukan penataan batas sepanjang 38,46
km (29,22%).
Pada Penilikan ke-1 terdapat kemajuan dalam proses
penyelesaian tata batas temu gelang (100%) yaitu PT.
KJP telah membuat Rencana Penataan batas areal kerja
dan peta lampirannya, dan telah mengirimkan surat
dengan No.08/KJP/P-TTB/III/2017 tanggal 1 Maret 2017
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 13 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
perihal Permohonan arahan rencana tata batas areal
kerja IUPHHK-HA PT. Karya Jaya Parakawan kepada
Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan
Dijen Planologi dan Tata Lingkungan Kementerian LHK.
Namun sampai dengan saat penilikan ke-1 belum ada
jawaban atas surat PT. KJP tersebut, sehingga Rencana
Penataan batas areal kerja PT. KJP belum disahkan oleh
Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan.
Dengan demikian terdapat persetujuaan dari para pihak
sebesar 70,78% sesuai dengan realisasi tata batas, dan
belum ada persetujuan dari pihak PT. Adindo Hutani
Lestari.
1.5.3.
Persetujuan Dalam Proses dan Pelaksanaan CSR/CD
D (2) Baik
(3)
Berdasarkan verifikasi dokumen, terdapat Posedur Kelola
Sosial Nomor dokumen HNT/PL/446.21a yang diterbitkan
tanggal 25 Januari 2007 dan direvisi dengan nomor A.01
tanggal 15 Januari 2015, Laporan triwulan realisasi CSR
PT. Karya Jaya Parakawan Tahun 2017; dan bukti-bukti
bantuan untuk kegiatan /perayaan keagamaan;
Berdasarkan verifikasi dokumen Berita Acara pemberian
bantuan diketahui bahwa para pihak yang terlibat dalam
proses persetujuan CSR/CD tahun 2017 yaitu : Pihak
pemerintahan desa Tepian kecamatan Sebakung dan
Pihak perusahaan (Kasi Kelola Sosial, Camp Manager,
Manager Pengelolaan Hutan dan Direktur Utama /
Direktur Keuangan PT. Karya Jaya Parakawan.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Camp Manager
(Sdr. Apendi Diningrat), diketahui bahwa pelaksanaan
bantuan CSR kepada warga Desa/Kampung melalui
mekanisme Surat Permohonan Bantuan (Proposal) yang
ditujukan kepada Pimpinan PT. Karya Jaya Parakawan di
Base Camp dan untuk merealisasikan permintaan
bantuan pihak Camp Manager minta persetujuan kepada
Pimpinan PT. Karya Jaya Parakawan di Tarakan.
Selanjutnya sebelum pimpinan PT. Karya Jaya
Parakawan menyetujui usulan/proposal dari masyarakat
desa dilakukan pertimbangan berdasarkan skala prioritas
dan ketersediaan dana perusahaan.
Dengan demikian terdapat persetujuan dalam proses dan
pelaksanaan CSR/CD dari para pihak
1.5.4.
Persetujuan Dalam Proses Penetapan Kawasan Lindung
CD (1) Sedang (2)
Penetapan Kawasan Lindung pada areal PT. Karya Jaya
Parakawan mengacu pada dokumen RKUPHHK-HA
berbasis IHMB periode tahun 2013-2022 dan Berita
Acara Rapat Persetujuan Penetapan Kawasan Lindung
IUPHHK-HA PT. Karya Jaya Parakawan RKU I (2013-
2022) seluas ± 1.370 Ha terdiri dari : Sempadan sungai
264 Ha, dan KPPN 1.106 Ha
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 14 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Berdasarkan dokumen yang ada, persetujuan dalam
proses penetapan Kawasan Lindung PT. Karya Jaya
Parakawan baru mendapat persetujuan 3 (tiga) desa dari
5 (lima) desa yang ada di sekitar areal IUPHHK-HA PT.
Karya Jaya Parakawan atau 60 %.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan
lindung dari sebagian para pihak (minimal 50 %).
Kesimpulan Indikator 1.5. 17/21 = 80,95% (Baik)
B. KRITERIA PRODUKSI
1. Indikator 2.1 : Penataan Areal Kerja Jangka Panjang dalam Pengelolaan Hutan
Lestari
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.1.1.
Keberadaan Dokumen Rencana
Jangka Panjang (management
plan) yang telah Disetujui oleh
Pejabat yang Berwenang
D (2) Baik
(3)
PT Karya Jaya Parakawan memiliki dokumen Rencana
Jangka Panjang yang telah disetujui berdasarkan
dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi
(RKUPHHK-HA) berbasis IHMB Periode 2013-2022 yang
disetujui oleh Menteri Kehutanan melalui SK.38/BUHA-
2/2013 tanggal 26 Agustus 2013.
PT Karya Jaya Parakawan tidak dikenai peringatan
terkait pemenuhan kewajiban RKU.
2.1.2
Kesesuaian Implementasi
Penataan Areal Kerja di
Lapangan dengan Rencana
Jangka Panjang
D (2) Sedang
(2)
Berdasarkan peta kerja, dapat terlihat adanya
kesesuaian tata letak antara rencana jangka pendek
dengan jangka panjang yaitu pada lokasi RKTUPHHK-HA
tahun 2017 yang berada pada blok V sesuai RKUPHHK-
HA. Sedangkan Blok RKTUPHHK-HA tahun 2018 berada
pada alokasi RKTUPHHK-HA tahun 2019 (Blok VII) pada
RKUPHHK-HA. Perubahan lokasi blok RKTUPHHK-HA
tahun 2018 masih berada pada alokasi sesuai RKUPHHK-
HA berjalan/ berlaku.
PT Karya Jaya Parakawan telah melaporkan Perubahan
Blok URKT 2018 melalui Surat Direktur No. 23/KJP/P-
Blok/IX/2017 tanggal 04 September 2017 sesuai
ketentuan.
Dengan demikian, pada verifier ini disimpulkan pada PT
Karja Jaya Parakawan terdapat sebagian kesesuaian
implementasi penataan areal kerja dengan rencana
jangka panjang.
2.1.3
Pemeliharaan Batas Blok dan
Petak /compartemen kerja
CD (1) Sedang
(2)
Tanda batas Blok Tebangan berupa plang RKTUPHHK-
HA tahun 2018. Tanda batas petak terlihat di lapangan,
namun demikian terkait pemeliharaan belum
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 15 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
sepenuhnya, misalnya batas petak AL4 dan AM4 dimana
batas petak dipasang pada pohon.
Terdapat penandaan batas petak yang belum
sepenuhnya seragam di petak AL4 dan AL5 yaitu // cat
merah.
Dengan demikian tanda batas blok dan petak kerja
hanya sebagian yang terlihat dengan jelas di lapangan.
Kesimpulan Indikator 2.1 14 / 18 = 77,78 % (Sedang)
2. Indikator 2.2 : Tingkat Pemanenan Lestari untuk Setiap Jenis Hasil Hutan
Kayu Utama dan Nir Kayu pada Setiap Tipe Ekosistem
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.2.1.
Terdapat Data Potensi Tegakan
per Tipe Ekosistem yang ada
(Berbasis IHMB/ Survei potensi,
ITSP, Risalah Hutan)
D (2) Baik
(3)
PT. Karya Jaya Parakawan memiliki data potensi 3 (tiga)
tahun terakhir. Didapatkan data potensi 30 cm Up jenis
komersial untuk tahun blok RKTUPHHK-HA 2016, 2017,
dan 2018 pada system silvikultur TPTI masing-masing
adalah sebesar 73,63 m3/ha, 64,80 m3/ha, dan 67,01
m3/ha dan terdapat kelengkapan pendukung seperti
Buku LHC, RLHC dan Peta Sebaran Pohon yang memuat
jalur cruising dan kontur.
2.2.2.
Terdapat Informasi tentang Riap
Tegakan
CD (1) Baik
(3)
PT Karya Jaya Parakawan memiliki data pengukuran riap
dan analias riap tegakan Seri PUP Nomor 1 yang terletak
di petak AN 2, didapatkan rata-rata riap diameter 1,22
cm serta riap volume sebesar 0,08 M3 untuk jenis
Meranti dan rata-rata riap diameter 0,77 cm serta riap
volume sebesar 0,08 M3 untuk jenis Rimba Campur.
2.2.3.
Terdapat Perhitungan
Internal/self JTT Berbasis Data
Potensi dan Kondisi
Kemampuan Pertumbuhan
Tegakan
CD (1) Buruk
(1)
Terdapat upaya melakukan analisis data potensi dan riap
tegakan selama periode waktu penilaian, namun
demikian belum terdapat pelaporan kepada instansi
terkait sesuai dengan Permenhut Nomor : P.10/Menhut-
II/2006 Pasal 10 (1), (2), (3) dan (4).
Kesimpulan Indikator 2.2 10 / 12 = 83,33% (Baik)
3. Indikator 2.3 : Pelaksanaan Penerapan Tahapan Sistem Silvikultur untuk
Menjamin Regenerasi Hutan
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.3.1. D (2) Sedang Pada periode audit Penilikan Ke-1, tidak terdapat
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 16 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Ketersediaan SOP Seluruh
Tahapan Kegiatan Sistem
Silvikultur
(2) perubahan/ revisi selama periode penilaian. Berdasarkan
telaah pada saat sertifikasi awal bahwa SOP-SOP
tahapan sistem silvikultur masih bersifat umum dan lebih
cenderung kepada sistem silvikultur TPTI pada dataran /
mineral dimana sesuai dengan yang tercantum dalam
RKUPHHK-HA Berbasis IHMB Periode 2013-2022, sistem
silvikultur yang diterapkan oleh PT. Karya Jaya
Parakawan yaitu TPTI pada gambut/rawa.
Berdasarkan uraian diatas bahwa PT. Karya Jaya
Parakawan sudah memiliki SOP seluruh tahapan
kegiatan sistem silvikultur tersedia dengan lengkap
tetapi isinya belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan
atau ketentuan teknis.
2.3.2.
Implementasi SOP Seluruh Ta-
hapan Kegiatan Sistem
Silvikultur
D (2) Sedang
(2)
Terdapat hasil pengamatan / observasi terhadap
implementasi tahapan kegiatan sistem silvikultur :
- PAK : Implementasi lapangan yang telah dilakukan
berupa pembuatan batas Blok dab batas Petak
RKTUPHHK-HA dibuat polet strip 2 warna merah
miring untuk batas petak sedangkan untuk batas antar
blok dibuat polet strip 3 warna merah.
- Terdapat Papan RKTUPHHK-HA tahun 2018 jenis
meranti dengan warna dasar putih tulisan hitam,
ukuran plang 80x60 cm.
- ITSP/ Inventarisasi Hutan : Implementasi kegiatan
cruising dilapangan ditemukan tanda jalur petak ukur
berupa label ukuran 2x5 cm warna kuning dan jalur
rintisan berupa cat kuning 1 strip tegak pada pohon
kecil.
Selain itu, terdapat pohon-pohon yang diberi barcode
warna kuning dan label merah untuk pohon yang
ditebang (diameter 30 cm Up), serta pohon di label
kuning untuk pohon yang di tinggal (diameter 20-29
cm).
Terdapat peta sebaran pohon yang memuat posisi
sebaran pohon dan jalur cruising, skala 1 : 1.500,
dimana sesuai SOP seharusnya adalah 1:1.000.
- PWH : implementasi kegiatan pembukaan wilayah
hutan berupa pembuatan jalan rel untuk kegiatan
operasioanl.
- Pemanenan : implementasi dilapangan terdapat
kegiatan pemanenan berupa penebangan terhadap
pohon-pohon yang telah diberikan barcode.
Penyaradan menggunakan excavator kecil PC 130
yang sudah dilengkapi gravel khusus dan rantai di
bagian belakang untuk mengikat kayu untuk ditarik.
Kagiatan Pengangkutan dilakukan menggunakan 2 set
lori untuk mengangkut kayu dari TPK Hutan munuju
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 17 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
TPK antara Labion. Pada kegiatan pembongaran di
TPK Antara dilakukan menggunakan excavator.
- Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan :
Realisasi penanaman di lapangan adalah penanaman
pengayaan dan penanaman kanan kiri jalan angkutan.
- Pembebasan Pohon binaan : Kegiatan pembebasan
pohon binaan telah dilakukan oleh PT Karya Jaya
Parakawan berupa pembebasan pada pohon inti dan
permudaan. Jumlah pohon binaan ditetapkan 200
batang/hektar, tersebar merata dengan jarak satu
sama lain 5-9 meter
- Perlindungan dan Pengamanan Hutan : implementasi
dilapangan terdapat kegiatan patroli pengamanan
hutan dan pemasangan peringatan serta himbauan di
areal PT Karya jaya Parakawan.
Dengan demikian, diketahui bahwa pada PT Karya Jaya
Parakawan terdapat implementasi terhadap sebagian
SOP tahapan sistem silvikultur.
2.3.3.
Tingkat Kecukupan Potensi
Tegakan sebelum Masak Tebang
D (2) Baik
(3)
Berdasarkan hasil uji petik pada 4 (empat) Petak Ukur
dengan metode nested samplingdi petak AO-1 dan AO-2
yang merupakan bekas tebangan RKTUPHHK-HA Tahun
2017 didapatkan potensi pohon sebesar >25 pohon/ha.
2.3.4.
Tingkat Kecukupan Potensi
Permudaan
CD (1) Baik
(3)
Berdasarkan hasil uji petik sebagaimana verifier 2.3.3.
didapatkan potensi permudaan tingkat tiang sebanyak
>100 btg/ha atau terdapat permudaan tingkat pancang
sebanyak >400 btg/ha.
Kesimpulan Indikator 2.3 17/ 21 = 80,95% (Baik)
4. Indikator 2.4 : Ketersediaan dan Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
Dalam Pemanfaatan Hutan
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.4.1.
Ketersediaan Prosedur
Pemanfaatan / Pengelolaan
Hutan Ramah Lingkungan
D (2) Sedang
(2)
Pada periode audit Penilikan Ke-1 tidak terdapat
perubahan SOP RIL yaitu SOP Nomor OPS-
1/KJP/01/02/16 Revisi 01No. Ref : OPS/KJP/010 tentang
Reduced Impact Logging. SOP memerinci pada kegiatan
perencanaan pemanenan, operasi pemanenan,
pemeliharaan dan K3, serta pasca pemanenan kayu.
Hasil telaah terhadap kandungan isi SOP belum sesuai
dengan karakteristik kondisi setempat yaitu ekosistem
gambut atau rawa.
Dengan demikimian, tersedia SOP pemanfaatan /
pengelolaan hutan ramah lingkungan tetapi isinya tidak
sesuai dengan karakteristik kondisi setempat
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 18 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.4.2.
Penerapan Teknologi Ramah
Lingkungan
D (2) Sedang
(2)
Pada periode audit penilikan ke-2, belum terdapat
penambahan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Karya
Jaya Parakawan, diantaranya :
- Penggunaan jalan rel lebih efisien dibandingkan
dengan ongkak, dimana dengan lebar jalan ± 2 meter
dan bahan dasar rel tidak ada spesifikasi khusus.
Untuk jalan cabang dapat memanfaatkan kayu-kayu
cabang.
- Penyaradan kayu menggunakan excavator tipe kecil
(PC 130) dengan shoe ukuran 75 (lebih lebar) dapat
mengurangi kerusakan jalan sarad karena lebar jalan
sarad lebih kecil (3,2 meter) dan penarikan kayu
dengan menggunakan rantai pada bagian belakang
excavator juga mengurangi kerusakan pada tanah
2.4.3.
Tingkat Kerusakan Tegakan
Tinggal Minimal dan
Keterbukaan Wilayah
D (2) Sedang
(2) Uji dilakukan pada 2 (dua) buah pohon di petak AL.4 da
AL.5 pada Blok RKTUPHHK-HA 2018 yaitu pohon (1)
jenis Bintangur dengan koordinat N 03º 50' 18,85" dan E
117º 24' 28,52" dan pohon (2) jenis Terentang dengan
koordinat E 03º 50' 20,15" dan E 117º 24' 28,19".
Tingkat kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan
penebangan sebesar 21 % atau berkisar antara 16-
30%.
2.4.4.
Limbah Pemanfaatan Hutan
Minimal
CD (1) Baik
(3) Berdasarkan hasil uji petik terhadap pohon yang
ditebang pada 2 (dua) buah pohon di petak AL.4 da AL.5
pada Blok RKTUPHHK-HA 2018 yaitu pohon (1) jenis
Bintangur dengan koordinat N 03º 50' 18,85" dan E 117º
24' 28,52" dan pohon (2) jenis Terentang dengan
koordinat E 03º 50' 20,15" dan E 117º 24' 28,19".
Berdasarkan hasil uji petik tersebut nilai Faktor
Eksploitasi rata-rata adalah 0,94 (>0,70)
Kesimpulan Indikator 2.4 15 / 21 = 71,43% (Sedang)
5. Indikator 2.5 : Realisasi Penebangan sesuai dengan Rencana Kerja
Penebangan / Pemanenan / Pemanfaatan Areal Kerjanya
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.5.1.
Keberadaan Dokumen Rencana
Kerja Jangka Pendek (RKT.RTT)
yang Disusun Berdasarkan
Rencana Kerja Jangka Panjang
(RKU/RKPH) dan Disahkan
Sesuai Peraturan yang Berlaku
(Dinas Prov, self approval)
CD (1) Baik
(3)
PT Karya Jaya Parakawan memiliki Buku RKTUPHHK-HA
disusun mengacu pada periode RKUPHHK-HA periode
tahun 2013-2022 yaitu :
- Buku RKTUPHHK-HA Tahun 2017 yang disetujui dan
disahkan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara Nomor
: 522/02/Kpts-RKT/DPKKP/III/I/2017 tanggal 03
Januari 2017 tentang Persetujuan RKTUPHHK-HA
Tahun 2017 PT. Karya Jaya Parakawan, berlaku
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 19 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
sejak ditetapkan dan berakhir pada tanggal 31
Desember 2017.
- Buku RKTUPHHK-HA Tahun 2018 yang disetujui dan
disahkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Utara Nomor : 522/02/Kpts-RKT/Dishut.II/XII/2017
tanggal 07 Desember 2017 tentang Persetujuan
RKTUPHHK-HA Tahun 2018 PT. Karya Jaya
Parakawan, berlaku sejak ditetapkan dan berakhir
pada tanggal 31 Desember 2018.
2.5.2.
Kesesuaian Peta Kerja dalam
Rencana Jangka Pendek dengan
Rencana Jangka Panjang
D (2) Baik
(3)
Terdapat lampiran peta RKUPHHK-HA Periode Tahun
2013-2022 PT. Karya Jaya Parakawan skala 1:50.000
yang telah yang disetujui dan disahkan berdasarkan
keputusan Menteri Kehutanan SK.38/BUHA-2/2013
tanggal 26 Agustus 2013. Peta memuat areal ditebang/
dipanen/ dimanfaatkan/ dipelihara beserta areal
perlindungan dan penelitian ditetapkan sebagai
kawasan lindung seperti Sempadan Sungai, Kawasan
Pelestarian Plasma Nutfah, Petak Ukur Permanan, dan
Tegakan Benih.
Pada peta kerja RKTUPHHK-HA Tahun 2018 skala
1:50.000 yang disetujui dan disahkan oleh Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara Nomor :
522/02/Kpts-RKT/Dishut.II/XII/2017 tanggal 07
Desember 2017 memuat areal ditebang/ dipanen/
dimanfaatkan/ dipelihara beserta areal yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung seperti Sempadan Sungai,
Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah, Petak Ukur
Permanan, dan Tegakan Benih
Dengan demikian, PT. Karya Jaya Parakawan memiliki
peta kerja RKT/RKU yang disahkan dan memuat areal
ditebang/ dipanen/ dimanfaatkan/ dipelihara beserta
areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.
2.5.3.
Implementasi Peta Kerja Berupa
Penandaan Batas Blok Tebang-
an / Dipanen / Dimanfaatkan /
Ditanam / Dipelihara beserta
Areal yang Ditetapkan sebagai
Kawasan Lindung (untuk
Konservasi/ buffer zone/
pelestarian plasma
nutfah/religi/budaya/sarana
pra-sarana dan Penelitian dan
Pengembangan)
D (2) Sedang
(2)
Ditemukan di lapangan tanda batas blok dan petak
tebangan RKTUPHHK-HA tahun 2018, dilakukan
pemeriksaan dan diketahui terdapat kesesuaian lokasi
antara data dipeta dengan di lapangan.
Implementasi penandaan areal yang dipelihara dan
ditetapkan sebagai kawasan lindung (KPPN) belum
seluruhnya direalisasikan sesuai yang dialokasikan pada
peta RKTUPHHK-HA.
Dengan demikian, pada PT. Karya Jaya Parakawan
terdapat implementasi sebagian batas blok tebangan/
dipanen/ dimanfaatkan/ ditanam / dipelihara beserta
areal yang ditetapkan sebagai Kawasan Lindung.
2.5.4.
Kesesuaian Lokasi, Luas, Jenis
dan Volume Panen dengan
D (2) Baik
(3)
Terdapat realisasi produksi RKTUPHHK-HA Tahun 2017
tercapai volume tebangan total sebesar 24.699,81 M3
dari rencana 24.700 m3 atau 99,99 % (>70 -105 %)
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 20 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Dokumen Rencana Jangka
Pendek
dari rencana tebangan tahunan dan realisasi lokasi
tebangan sebesar 100 % sesuai dengan RKT yang
disahkan.
Kesimpulan Indikator 2.5 19 / 21 = 90,48% (Baik)
6. Indikator 2.6 : Kesehatan Finansial Perusahaan dan Tingkat Investasi dan Re-
investasi yang Memadai dan Memenuhi Kebutuhan dalam
Pengelolaan Hutan, Administrasi, Penelitian dan Pengembangan,
serta Peningkatan Kemampuan Sumber daya Manusia
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.6.1.
Kondisi Kesehatan Finansial
CD (1) Buruk
(1)
Pada periode penilikan Ke-1, belum terdapat Laporan
Keuangan tahun 2016 yang diaudit oleh kantor akuntan
publik sehingga kondisi finansial perusahaan PT Karya
Jaya Parakawan (Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas,
dan Opini) belum dapat dianalisis.
Terdapat financial report tahun 2016 yang digunakan
sebagai lampiran permohonan audit laporan keuangan
tahun 2016 sesuai dengan Surat Direktur No. 002/KJP-
AUDIT/II/2018 tanggal 19 Februari 2018.
Terdapat keterangan dalam proses audit melalui surat
keterangan No. 028/FNR/SK/III/18 tanggal 23 maret
2018 dari Kantor Akuntan Publik yang menyatakan
bahwa Laporan Keuangan PT Karya Jaya Parakawan
tahun 2016 sedang dalam proses audit.
2.6.2.
Realisasi Alokasi Dana Yang
Cukup berdasarkan laporan
penatausahaan keuangan yang
dibuat sesuai dengan pedoman
Pelaporan Keuangan
Pemanfaatan Hutan Produksi
(yang telah diaudit oleh akuntan
publik)
CD (1) Baik
(3)
Berdasarkan telaah dokumen realisasi kegiatan
pengusahaan hutan tahun 2016 diketahui realisasi
alokasi dana dari kebutuhan kelola hutan yang
seharusnya pada kegiatan perencanaan, perlindungan
hutan, pembinaan hutan, sarana dan prasarana
peralatan kerja, penelitian pengembangan, dan
pengembangan SDM tahun 2016 terealisasi sebesar
82,85 %.
2.6.3.
Realisasi Alokasi Dana Yang
Proporsional
CD (1) Buruk
(1)
Perbedaan proporsi realiasi alokasi dana dari kebutuhan
kelola hutan yang seharusnya pada kegiatan
perencanaan, perlindungan hutan, pembinaan hutan,
sarana dan prasarana, peralatan kerja, penelitian
pengembangan, dan pengembangan SDM tahun
2016>50 % dengan ketercapaian tertinggi pada
perlindungan dan pengaman hutan sebesar 121 % dan
terendah pada penelitian pengembangan dan
pengembangan SDM sebesar 0 %.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 21 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
2.6.4.
Realisasi Pendanaan Yang
Lancar
CD (1) Sedang
(2)
Berdasarkan Laporan Keuangan tahun 2016 (Un-
audited), diketahui bahwa perusahaan telah
memperoleh laba. Disamping itu, realisasi dana untuk
kelola hutan terealisasi sebesar 82,85 %. Namun
demikian, masih terdapat kegiatan teknis kehutanan
yang belum sesuai tata waktunya.
2.6.5.
Modal yang Ditanamkan
(kembali) Ke Hutan
D (2) Sedang
(2)
Modal yang ditanamkan (kembali) ke hutan oleh PT
Karya Jaya Parakawan dalam bentuk kegiatan
pembinaan hutan, perlindungan hutan dan penanaman
tanah kosong tahun 2016 terealisasi sebesar 73,22 %.
2.6.6.
Realisasi Kegiatan Fisik
Penanaman/ Pembinaan Hutan
CD (1) Baik
(3)
Berdasarkan realisasi kegiatan pada RKTUPHHK-HA
Tahun 2017. Terdapat realisasi kegiatan Penanaman /
Pembinaan hutan tahun pada kegiatan TPTI maupun
Non TPTI. Kegiatan fisik penanaman/ pembinaan hutan
berupa pengayaan, penanman tanah kosong,
penanaman kiri kanan jalan dan pemeliharaan tanaman
terealisasi sebesar 95,56%.
Kesimpulan Indikator 2.6 14/ 21 = 66,67% (Sedang)
C. KRITERIA EKOLOGI
1. Indikator 3.1. : Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi
pada setiap tipe hutan.
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.1.
Luasan kawasan dilindungi
D (2) Baik
(3)
Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen perencanaan
yang ada seperti AMDAL/UKL- UPL/DPPL/DPL, RKU RPKH;
dan seluruhnya sesuai dengan kondisi biofisiknya.
Pada Penilikan ke-1, tidak terdapat perubahan data jenis dan
luas kawasan lindung.
Menurut dokumen RKU (2013-2022) Luas seluruh Kawasan
Lindung (KL) PT. KJP adalah 1.370 hektar (7%), terdiri dari
Sempadan Sungai 264 hektar dan KPPN seluas 1.106 hektar.
Hasil observasi lapangan di kawasan lindung KPPN pada titik
koordinat 30 53’ 10,4” N dan 1170 27’ 10,5” E, menunjukkan
lokasi geografis dan kondisi biofisik yang sesuai. Kondisi
biofisik berupa tegakan hutan mangrove dengan didominasi
tegakan pohon avicennia (api-api), rhizhophora (bakau), dan
beberapa jenis pohon lain yang tumbuh dari jari jenis-jenis
bruguiera, terentang, nyamplung dan lainnya dengan
intensitas yang jarang. Adapun pengamatan kasat mata,
struktur pohon, tiang, pancang dan semai dinilai masih
cukup. Tidak ada kegiatan peladangan masyarakat di dalam
kawasan lindung KPPN karena letaknya yang jauh dari
pemukiman penduduk.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 22 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.2.
Penataan kawasan
dilindungi (persentase yang
telah ditandai, tanda batas
dikenali).
D (2)
Baik
(3)
Kawasan lindung yang telah ditata di lapangan ≥ 71% dari
yang seharusnya.
Pada Penilikan ke-1 ini tidak ada tambahan data penandaan
batas kawasan lindung.
Realisasi Penataan Batas KL di areal PT. Karya Jaya
Parakawan (s/d Maret 2018) masih sama dengan tahun lalu
yang sudah mencapai 80,73 %. Hal ini berdasarkan data
Berita Acara penataan batas lokasi KPPN seluas 1.106 ha
sepajang 42 km tanggal 17 November 2016.
Hasil verifikasi lapangan di areal KPPN pada posisi koordinat
30 53’ 10,4” N dan 1170 27’ 10,5” E ditemukan Plang KPPN,
tanda batas KPPN berupa cat strip berwarna merah pada
pohon yang masih hidup. Tanda batas masih dapat dikenali.
3.1.3
Kondisi penutupan kawasan
dilindungi.
D (2)
Baik
(3)
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup ≥ 80%
atau terdapat realisasi menghutankan kembali ke kondisi
semula ≥ 80 % dari rencana.
Selama setahun terakhir ini, tidak terdapat tambahan data
Peta Citra Satelit terbaru. Data peta penafsiran citra masih
menggunakan citra landsat 7 ETM+ Band 542 Path/Row
117/57 liputan tanggal 16 Mei 2015 skala 1:100.000.
Berdasarkan peta tersebut kondisi penutupan lahan pada
kawasan lindung PT. Karya Jaya Parakawan secara
keseluruhan adalah 1.250 ha (91,24%) berupa belukar tua
dan 130 ha (9,49 %) berupa hutan rawa sekunder.
Berdasarkan hasil uji petik di areal KPPN pada titik koordinat
30 53’ 10,4” N dan 1170 27’ 10,5” E dan koordinat koordinat
30 52’ 32,2” N dan 1170 27’ 20,9” E menunjukkan kondisi
tegakan kawasan lindung berupa tegakan hutan mangrove
yang didominasi tegakan pohon avicennia (api-api) dan
rhizhophora (bakau). Secara alamiah kondisi hutan
mangrove tidak dapat disamakan dengan tegakan hutan
rawa yang dapat tumbuh dengan kanopi yang rindang.
Dengan demikian kondisi hutan mangrove teridentifikasi oleh
citra sebagai belukar tua. kondisi dengan tutupan lahan
belukar tua bukan karena akibat degradasi namun memang
kondisi alamiahnya seperti itu, tidak dapat diidentifikasi
sebagai hutan sekunder atau hutan primer. Sehingga kondisi
alamiah kawasan lindung mayoritas berupa hutan mangrove
dan rawa basah yang belum mengalami degradasi baik
struktur maupun komposisi karena belum ada kegiatan
apapun baik oleh perusahaan maupun pihak lainnya.
3.1.4
Pengakuan para pihak
terhadap kawasan dilindungi
CD (1)
Sedang
(2)
Terdapat pengakuan kawasan lindung dari sebagian para
pihak (minimal 50%).
Pada kegiatan Audit Tahap II tahun lalu diterbitkan
observasi: Agar melakukan sosialisasi kawasan lindung pada
4 (empat) desa binaan lainnya, yakni Desa Plaju, Desa Tagul,
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 23 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Desa Lubakan, dan Desa Atap yang masuk dalam Kec.
Sembakung, dan Desa Pembilangan yang masuk dalam Kec.
Sebuku. Adapun pada Penilikan ke-1 tahun ini (2018), belum
ada bukti tindak lanjut dari hasil observasi Audit Tahap II
tersebut. Adapun sosialisasi keberadaan kawasan lindung
baru dilakukan terhadap masyarakat Desa Tepian.
Dengan demikian pihak-pihak yang mengetahui dan
mengakui keberadaaan kawasan lindung PT. Karya Jaya
Parakawan belum mencakup seluruh pihak. Disamping pihak
pemerintah, baru satu desa yang dianggap mengenal dan
mengakui kawasan lindung yaitu masyarakat Desa Tepian.
Namun demikian, pengakuan para pihak terhadap kawasan
lindung dapat dinilai sudah lebih dari 50%.
3.1.5
Laporan pengelolaan
kawasan lindung hasil tata
ruang areal/land scaping
sesuai RKL/RPL.
D (2)
Sedang
(2)
Sebagian kecil terdapat laporan pengelolaan yang sesuai
dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan lindung hasil
tata ruang areal/Land scaping/sesuai RKL/RPL dan/atau tata
ruang yang ada di dalam RKU.
Pada Audit Tahap II tahun lalu (2017), terdapat observasi
agarmelakukan pengelolaan terhadap kawasan lindung
sempadan sungai. Hasil Penilikan ke-1 (2018), tindak lanjut
dari hasil observasi tersebut belum sepenuhnya dilakukan.
Pengelolaan kawasan lindung yang dilakukan menurut hasil
wawancara, Buku RKT 2017 dan RKT 2018, laporan E-
monev, dan laporan RKL-RPL adalah:pemberian papan
informasi, patroli sebulan sekali, dan penambahan ganis
Binhut . Adapun kegiatan pembinaan (penanaman) pada
habitat areal kawasan lindung yang tidak
berhutan/pertumbuhan kurang, serta inventarisasi flora dan
fauna belum terealisasi.
Kesimpulan Indikator 3.1 24/27 = 88,89% (Baik)
2. Indikator 3.2. : Perlindungan dan pengamanan hutan
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.2.1
Ketersediaan prosedur
perlindungan yang sesuai
dengan jenis-jenis gangguan
yang ada
D (2)
Sedang
(2)
Tersedia prosedur tetapi tidak mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada (minimal 50%).
Pada Audit Tahap II terdapat observasi: agar merevisi
kembali SOP Pengendalian kebakaran hutan (No. OPS-
1/KJP/02/02/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/04 agar
mengacu dan mengadopsi upaya-upaya pencegahan dan
pengedalian kebakaran hutan, mulai dari sarana-prasarana
yang dibutuhkan, SDM dan kompetensi personil yang
diperlukan, serta kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan.
Adapun tindaklanjut dari observasi tersebut yang dinilai pada
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 24 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Penilikan ke-1 tahun 2018 ini masih belum ada. SOP belum
direvisi sesuai hasil observasi pada Audit Tahap II tahun
2017 terutama kewajiban dalam Permen LHK No.
P.32/MenLHK/Kum.1/3/2016 tentang pengendalian
kebakaran hutan dan lahan.
SOP yang ada terkait perlindungan hutan adalah sebagai
berikut :
1. SOP Pengamanan dan perlindungan hutan (No. OPS-
1/KJP/02/01/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/027
2. SOP Pengendalian kebakaran hutan (No. OPS-
1/KJP/02/02/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/04
SOP diatas sebenarnya sudah mengcakup seluruh potensi
gangguan yang ada, namun SOP Pengendalian kebakaran
hutan (No. OPS-1/KJP/02/02/16) revisi ke-1, No. Ref.
OPS/KJP/04 masih belum sesuai dengan peraturan terbaru
dan belum direvisi.
3.2.2
Sarana prasarana
perlindungan gangguan
hutan
D (2)
Sedang
(2)
Jenis, jumlah dan fungsi sarana prasarana sesuai dengan
ketentuan (minimal 50%).
Pada Audit Tahap II terdapat observasi untuk melengkapi
sarana prasarana perlindungan hutan, khususnya sarana
prasarana dalkarhutla sesuai dengan peraturan yang berlaku,
yakni Permen LHK No. P.32 tahun 2016. Tidak lanjut dari
observasi tersebut masih belum sepenuhnya dilaksanakan
dengan alasan belum cukupnya ketersediaan dana untuk
melengkapi sarana dan prasarana yang cukup mahal.
Hasil verifikasi lapangan, ditemukan banyak sumur/embung
air yang terdapat di kanan atau kiri sepanjang rel angkutan.
Selain itu, terdapat gudang damkar, yang berisi antara lain
mesin air alcon, selang hisap, selang semprot, ember, helm,
sekop, dan cangkul.
Secara keseluruhan, sarana prasarana perlindungan hutan
yang dimiliki oleh PT. Karya Jaya Parakawan belum
sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Namun demikian, meskipun memiliki sarana dan prasarana
yang belum mencukupi, tingkat kerawanan areal PT. Karya
Jaya Parkawan terhadap kebakaran hutan dinilai masih
rendah, hal ini dapat dilihat dari karakteristik biofisik areal
kerja. Berdasarkan karakteristik biofisik menurut dokumen
RKU tahun 2013-2022 adalah sebagai berikut :
a. Iklim di areal kerja PT. KJP berdasarkan klasifikasi schmidt
dan Ferguson masuk ke dalam tipe A (sangat basah),
dimana suhu rata-rata berkisar antara 22,5-34 0C dan
kelembaban 84-84,5%.
b. Jenis tanah termasuk kedalam aluvial dan organosol,
sedangkan formasi geologi berupa endapan aluvial
dengan kedalaman gambut antara 1-3 m diatas fisiografi
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 25 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
dataran rawa. Tanah-tanah rawa gambut digenangi air
payau sepanjang tahun karena tingkat topografi yang
realatif datar.
c. Areal kerja PT. KJP termasuk kedalam DAS Sungai
Sembakung dan Sungai Sembuku yang membentuk
ekosistem rawagambut.
d. Kondisi vegetasi areal kerja PT. KJP didominasi jenis-jenis
tumbuhan ekosistem rawa dan rawa mangrove (Nipah,
Api-api, bakau, bintangor, geronggang, terentang, pisang-
pisang, jambu-jambu, nyatoh, dll) yang memiliki resiko
kebakaran rendah.
3.2.3
SDM perlindungan hutan
D (2)
Sedang
(2)
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan
kualifikasi personil sesuai dengan ketentuan (minimal 50%).
Pada Audit Tahap II tahun 2017, terdapat observasi untuk
meningkatkan kompetensi personil perlindungan hutan, baik
regu satpam maupun regu dalkarhutla sesuai dengan
peraturan yang berlaku (untuk Satpam memiiki sertifikat
Satpam, dan untuk RRPKH memiliki bukti kompetensi
dalkarhutla. Namun sampai dengan kegiatan Penilikan ke-1
(tahun 2018), belum ada tindak lanjut atas observasi
tersebut, karena auditee masih berusaha menyediakan dana
yang cukup untuk peningkatan kompetensi SDM
perlindungan hutan.
SDM perlindungan hutan PT. KJP dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. SDM keamanan hutan , terdapat dua orang security
namun belum memiliki sertifikat keamanan.
b. SDM Kebakaran hutan, telah terbentuk satu regu
dalkarhutla (sesuai ketentuan). Namun belum memiliki
sertifikat dalkarhutla.
Regu pendukung dan regu MPA belum tebentuk.
Meskipun demikian, karena tingkat resiko kebakaran hutan
areal kerja yang memiliki karakteristik resiko rendah sudah,
maka dapat dinilai sedang.
3.2.4
Implementasi perlindungan
gangguan hutan (preemptif/
preventif/ represif)
D (2)
Sedang
(2)
Tersedia kegiatan perlindungan yang diimplementasikan
melalui tindakan tertentu (preemptif/preventif/represif) tetapi
belum mempertimbangkan jenis-jenis gangguan yang ada .
Pada Penilikan ke-1 ini, kegiatan perlindungan hutan yang
telah dilaksanakan antara lain:
1. Menyediakan sistem perlindungan hutan berupa prosedur-
prosedur (SOP) terkait perlindungan dan pengamanan
hutan.
2. Menyediakan sebagian sarana prasarana perlindungan
hutan, yang terdiri dari sarana dalkarhutla dan sarana
satpam.
3. Menyediakan personil perlindungan hutan (satpam PH dan
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 26 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
RPKH-Regu Pemadam Kebakaran Hutan)
4. Menyediakan pos jaga pada pintu masuk areal.
5. Melaksanakan patroli pengamanan hutan sebulan sekali.
6. Menambah satu orang Ganis Binhut.
7. Kerjasama dengan Polres Nunukan dan Polsek
Sembakung dalam hal pemantauan hotspot pada areal
kerja secara insidensil.
Dari catatan auditee, kejadian gangguan hutan dinilai masih
relatif aman, karena tidak pernah terjadi hotspot pada areal
kerja, tidak ada kejadian kegiatan ilegal oleh pihak luar
diantaranya perladangan, perburuan liar dan illegal logging.
Kesimpulan Indikator 3.2 16/24 = 66,67 % (Sedang)
3. Indikator 3.3. : Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan hutan.
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.3.1
Ketersediaan prosedur
pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah & air.
D (2)
Sedang
(2)
Tersedia prosedur pengelolaan tetapi tidak mencakup pengelolaan
seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
(minimal 50%).
Pada penilikan ke-1 ini (2018), tidak ada tindak lanjut hasil
observasi penilaian audit tahap II (tahun 2017), yaitu melengkapi
SOP yang belum ada (pemantuan kualitas air).
Terkait rencana pemantauan dan pengelolaan lingkungan, tersedia
SOP sebagai berikut:
1. SOP PWH (No. OPS-1/KJP/01/02/16) revisi ke-1, No. Ref.
OPS/KJP/008
2. SOP RIL (No. OPS-1/KJP/01/02/16) revisi ke-1, No. Ref.
OPS/KJP/010
3. SOP Persemaian/pengadaan bibit (No. OPS-1/KJP/02/02/16)
revisi ke-1, No. Ref. OPS/KP/022
4. SOP Pengadaan bibit dari stek (No. OPS-1/KJP/02/01/16) revisi
ke-1, No. Ref. OPS/KJP/023
5. SOP Penanaman/pengayaan (No. OPS-1/KJP/02/01/16) revisi
ke-1, No. Ref. OPS/KJP/024
6. SOP Konservasi tanah dan air di areal penebangan (No. OPS-
1/KJP/03/03/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/029
7. SOP Konservasi tanah dan air di lokasi jalan hutan, TPK dan
TPn (No. OPS-1/KJP/03/03/16) revisi ke-1, No. Ref. 030
8. SOP Konservasi tanah dan air pada tebing sungai (No. OPS-
1/KJP/03/03/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/031
9. SOP Pengukuran dan pengolahan data sedimen (No. OPS-
1/KJP/03/03/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/032
10. SOP Pengukuran dan pengolahan data erosi tanah (No. OPS-
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 27 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
1/KJP/03/02/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/033
11. SOP Kecepatan air sungai (No. OPS-1/KJP/03/03/16) revisi ke-
1, No. Ref. OPS/KJP/036
12. SOP Penanganan limbah B3 (No. OPS-1/KJP/03/09/16) revisi
ke-1, No. Ref. OPS/KJP/036
SOP yang belum tersedia sesuai dengan rencana pengelolaan,
rencana pemantauan, dan/atau peraturan yang berlaku, yaitu SOP
pemantauan kualitas air dan pemantauan curah hujan.
3.3.2
Sarana pengelolaan
dan pemantauan
dampak terhadap
tanah dan air
D (2)
Sedang
(2)
Jumlah sarana pengelolaan dan pemantauan sesuai dengan
ketentuan (AMDAL, dll.) tetapi fungsinya tidak sesuai, atau jumlah
sarana pengelolaan dan pemantauan tidak sesuai (kurang dari
50%) dengan ketentuan dokumen perencanaan lingkungan
(AMDAL, dll.) tetapi berfungsi dengan baik.
Pada Audit Tahap II tahun 2017, terbit observasi: Melengkapi
sarana prasarana pemantauan sesuai dengan dokumen
perencanaan (RPL, 2001), khususnya sarana pemantauan kualitas
air. Terhadap observasi tersebut, belum ada tindak lanjut dari
hasil penilaian tahun lalu tersebut.
Adapun daftar sarana pengelolaan danpemantauanyang dimiliki
oleh PT. Karya Jaya Parakawan, antara lain:
- Drum tempat pengumpulan oli bekas
- Tempat sampah kering dan sampah basah
- Persemaian dengan luas sekitar 0.5 ha
- Thermometer.
- Sarpras jalan angkutan (rel)
Sarana pengelolaan/pemantauan yang belum tersedia sesuai
dengan dokumen perencanaan atau peraturan adalah,
- Sarana pemantauan kualitas air
- Sarana Pemantauan curah hujan
- Sarana Pemantauan kelembaban
- Sarana penanganan limbah B3 yang sesuai standar
3.3.3.
SDM pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan
air.
D (2)
Baik
(3)
Tersedia SDM pengelolaan dan pemantauan dengan jumlah dan
kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.
Pada Penilikan ke-1 ini terdapat tambahan tenaga teknis Binhut
sebanyak satu orang. BerdasarkanPermerhut P.54/Menhut-II/2014
jumlah kecukupan tenaga Ganis Binhut PT. KJP dengan luasan
19.440 ha (< 25.000 ha) adalah sebanyak satu orang.
Berdasarkan data karyawan, PT. Karya Jaya Parakawanmemiliki 2
(dua) orang GANISPHPL BINHUT yaitu:
1. Nama Moh Mahmuda, nomor register: 02337-
11/BINHUT/XXXIV/2017, masa berlaku sampai 9 September
2020.
2. Nama Sabri, nomor register: 01659-11/BINHUT/XXXIV/2014,
masa berlaku sampai 12 Desember 2020.
3.3.4. D (2) Sedang Terdapat dokumen, dan ada implementasi kegiatan pengelolaan
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 28 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Rencana dan
implementasi
pengelolaan dampak
terhadap tanah dan
air (teknis sipil dan
vegetatif).
(2) dampak terhadap tanah dan air (minimal 50%).
Pada Audit Tahap II tahun 2017, terbit observasi yaitu:
- Melaksanakan semua rencana pengelolaan yang ada dalam
dokumen perencanaan (RKL, 2001)
- Laporan implementasi pengelolaan lingkungan RKL-RPL agar
mengacu ke Kepmen LH No. 45 tahun 2005 tentang pedoman
penyusunan laporan RKL dan RPL.
Terhadap observasi yang diterbitkan , belum sepenuhnya
ditindaklanjuti. Laporan RKL-RPL dilaporkan hanya dilakukan pada
laporan E-Monev.
Khusus mengenai pelaporan, Kementrian Lingkungan Hidup dan
kehutanan pada tahun 2016 telah menerbitkan peraturan yang
lebih dikenal dengan istilah SIMPEL, yaitu peraturan nomor:
87/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2016, tentang Sistem Pelaporan
Elektronik Perizinan Bidang Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan /
atau Kegiatan. Namun PT Karya Jaya Parakawan belum
menindaklanjutinya karena belum mengajukan permohonan
registrasi.
Adapun data rencana dan realisasi pengelolaan dampak terhadap
tanah dan air adalah :
No. Rencana
Pengelolaan Realisasi
1. Dokumen RKL tahun
2001
- Terdapat strukutr
organisasi bagian
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan
Telah tersedia struktur organisasi
PT. KJP dimana didlamnya terdapat
Foreman Lingkungan yang
bertanggungjawab terhadap
kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
- Konservasi tanah
tepi
sungai/penanaman
di tepi sungai yang
kosong akibat
kegiatan produksi
(base camp,
logpond, dll
-penanaman pada areal kosong
pada sebagian bekas Tpn dan bekas
jalan sarad.
- Pembinaan
karyawan pelaku
proses produksi
-
- Pembinaan dan
penyuluhan pada
para peladang
untuk mendukung
pelaksanaan
tidak terdapat perladangan yag
dilakukan oleh masyarakat sekitar
dalam areal PT. KJP
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 29 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
konservasi SDH
- Menerapkan
konsep RIL dalam
kegiatan produksi
atau pemanenan
hasil hutan
Telah melaksanakan konsep RIL,
antara lain
a. Pembuatan rel untuk lori
pengangkut, sehingga
mengurangi panjang jalan sarad
b. Pemanfaatan cabang dari
tebangan pohon sebagai
bantalan dari rel yang dibangun
c. Modifikasi dari shoe excavator
menjadi lebih lebar untuk
meminimalkan kerusakan tanah
d. Tidak menggunakan oli pelumas
dalam pengoperasian rel
2. Dokumen RKUPHHK-
HA Tahun 2013
- Rencana
pengelolaan yang
ada didalam
dokumen RKU
secara umum
mengacu kepada
rencana
pengelolaan yang
ada dalam dkumen
RKL (2001)
Pencapaian pelaksanaannya
menyesuaikan dengan realisasi
pelaksanaan dari rencana
pengelolaan yang ada dalam
dokumen RKL (2001).
- Pembuatan
penampungan
limbah kimia dan
oli bekas
Sebagian sudah dilaksaanakan.
Terdapat drum penampung oli
bekas.
3.3.5
Rencana dan
implementasi
pemantauan dampak
terhadap tanah dan
air
D (2)
Sedang
(2)
Terdapat dokumen perencanaan pemantauan dampak terhadap
tanah dan air yang diimplementasikan minimal 50%.
Pada penilaian Audit Tahap II tahun lalu terdapat observasi :
Secara berkala melaksanakan pemantauan kualitas air pada
sungai-sungai terpilih, sebagaimana direncanakan dalam dokumen
RPL (2001).
Tindak lanjut dari observasi yang diterbitkan tersebut belum
sepenuhnya dilakukan. Pemantauan kulaitas air hanya dilakukan
satu kali dalam satu tahun, dan belum dilakukan pada seluruh
sungai terpilih. Pedoman penyusunan belum sepenuhnya
disesuaikan dengan peraturan terbaru. Khusus mengenai
pelaporan, Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan pada
tahun 2016 telah menerbitkan peraturan yang lebih dikenal dengan
istilah SIMPEL, yaitu peraturan nomor:
87/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2016, tentang Sistem Pelaporan
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 30 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Elektronik Perizinan Bidang Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan /
atau Kegiatan. Namun perusahaan baru mengetahui adanya
peraturan ini, dan belum melakukan permohonan registrasi.
3.3.6
Dampak terhadap
tanah dan air
D (2)
Sedang
(2)
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting
terhadap tanah dan air, serta ada upaya pengelolaan dampak
sesuai ketentuan.
Pada Penilaian Audit Tahap II, terdapat observasi : Membuat
laporan kajian atau evaluasi terhadap hasil pengelolaan dan hasil
pemantauan, apakah kegiatan pengelolaan yang dilakukan sudah
efektif?
Adapun tindaklanjut dari observasi tersebut belum dilakukan. PT.
KJP belum melakukan pemantauan berkala terhadap kualitas air
seluruh sungai terpilih, dan belum melakukan kajian dampak,
sehingga sulit menilai apakah terdapat dampak terhadap kualitas
air atau tidak.
Dari hasil observasi lapangan pada kegiatan ekploitasi dan kegiatan
perbengkelan di camp induk masih terdapat ceceran oli dan
minyak pada tanah, karena penanganan BBM dan Olie bekas
belum sepenuhnya dilakukan sesuai standar dan prosedur. Namun
demikian sudah ada sebagian upaya untuk meminimalkan dampak
dengan menerapkan RIL pada pemanenan, penyaradan dan
pengangkutan, penanaman di sebagian tanah kososng.
Kesimpulan Indikator 3.3 26/36 = 72,22 % (Sedang)
4. Indikator 3.4. : Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/ atau
langka (endangered), jarang (rare), terancam punah
(threatened) dan endemic.
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.4.1
Ketersediaan prosedur
identifikasi flora dan fauna
yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam
punah dan endemik
mengacu pada
perundangan/ peraturan
yang berlaku
D (2)
Sedang
(2)
Tersedia prosedur identifikas itetapi tidak mencakup seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal pemegangizin
(minimal 50%).
Pada Audit Tahap II tahun 2017, telah diterbitkan
observasi:
- Merevisi kembali SOP Konservasi pohon dilindungi –
Identifikasi flora jarang, langka, terancam punah,
endemik dan dilindungi (No. OPS-1/KJP/02/03/16) revisi
ke-1, N. Ref. OPS/KJP/028 dan SOP Konservasi satwa liar
dilindungi – Identifikasi fauna jarang, langka, terancam
punah, endemik dan dilindungi (No. OPS-
1/KJP/02/03/16) revisi ke-2, No. Ref. OPS/KJP/029, agar
hasil keluaran yang diharapkan dari kegiatan masing-
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 31 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
masing SOP tersebut ditambah dengan daftar jenis flora
dan fauna dilindungi yang ditemukan yang dirinci
berdasarkan peraturan yang berlaku maupun konvensi
internasional yang sudah diratifikasi oleh Indonesia (PP 7
tahun 1999, Redlist IUCN, dan Appendix CITES)
- Menambah SOP identifikasi terhadap biota air.
Atas observasi tersebut belum ada tindaklanjut yang dapat
dinilai pada Penilikan ke-1 tahun ini (2018). SOP tersebut
belum direvisi sebagaimana maksud observasi tersebut.
SOP tersebut perlu direvisi atau penambahan SOP karena:
1. Hasil keluaran dari kegiatan masing-masing SOP tersebut
diatas masih perlu ditambah dengan daftar jenis flora
dan fauna dilindungi yang ditemukan yang dirinci
berdasarkan peraturan yang berlaku maupun konvensi
internasional yang sudah diratifikasi oleh Indonesia (PP 7
tahun 1999, Redlist IUCN, dan Appendix CITES)
2. Terkait dengan areal PT. Karya Jaya
Parakawanmerupakan ekosistem hutan dataran rendah
berupa rawa, maka juga perlu ditambahkan kedalam
SOP yakni identifikasi terhadap biota air dilindungi.
3.4.2
Implementasi kegiatan
identifikasi
D (2)
Sedang
(2)
Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna tetapi
tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat
di areal pemegang izin (minimal 50%).
Pada Audit Tahap II tahun lalu telah diterbitkan observasi
untuk melakukan kegiatan pemantauan dan identifikasi flora
dan fauna serta merevisi SOP identifikasi Flora dan Fauna,
namun sampai Penilikan ke-1 tahun 2018 ini observasi
tersebut belum ditindaklanjuti.
Adapun informasi flora fauna yang ada pada areal izin PT
KJP adalah:
1. Dalam dokumen AMDAL (2001), telah teridentifikasi
jenis-jenis flora dan fauna dilindungi sebagai berikut :
a. Jenisfloradilindungitidakditemukan di dalam areal PT.
Karya Jaya Parakawan.
b. Jenis fauna dilindungi, antara lain:
Jenis mamalia 3 jenis, antara lain:
(1) Landak (Histrixbrachyora)
(2) Beruang (Helarctosmalayanus)
(3) Rusa/payau (Cervus unicolor)
Jenis burung 5 jenis, antara lain:
(1) Bangautongtong (Leptotilusjavanicus)
(2) Elangkecil (Hieractuskionerii)
(3) Rajaudang (Halcyon funebris)
(4) Beo (Graculareligiosa)
(5) Engganghitam (Anthtracocerosmalayanus)
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 32 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Jenis reptilia 2 jenis, antara lain:
(1) Buayamuara (Crocodylusporosus)
(2) Biawak (Varanusgouldii)
c. Jenis ikan/nekton sudah diidentifikasi, tetapi tidak
ada informasi terkait jenis-jenis ikan yang termasuk
dilindungi.
2. Hasil identifikasi fauna yang dilindungi belum dirinci
berdasarkan peraturan yang berlaku ataupun
berdasarkan konvensi internasional yang sudah
diratifikasi Indonesia (PP 7/1999, IUCN Redlist, dan
Appendix CITES).
3. Terdapat surat kesanggupan untuk melaksanakan
identifikasi flora dan fauna yang ditandatangai pada
bulan Maret 2018.
Kesimpulan Indikator 3.4 8/12 = 66,67% (Sedang)
5. Indikator 3.5. : Pengelolaan flora untuk :
1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
2. Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/ atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemic
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.5.1
Ketersedian prosedur
pengelolaan flora yang
dilindungi mengacu pada
peraturan perundangan yang
berlaku
D (2)
Sedang
(2)
Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang izin (minimal 50%).
Pada Penilaian Audit Tahap II tahun 2017 lalu, telah
diterbitkan hasil observasi sebagai berikut: Merevisi SOP
Pengelolaan flora dan fauna (No. OPS-1/KJP/06/09/16)
revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/039, agar pengelolaan flora
ataupun pengelolaan fauna yang dilakukan berbasis jenis
berdasarkan hasil identifikasi.
Dalam hal ini, tidak ada tindak lanjut hasil observasi pada
audit tahap II tahun lalu. Standar operasi prosedur yang
ada adalah:
1. SOP Pemantauan flora (No. OPS-1/KJP/05/09/16)
revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/038
2. SOP Pengelolaan flora dan fauna (No. OPS-
1/KJP/06/09/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/039
SOP tersebut perlu direvisi karena SOP masih bersifat
umum (pengelolaan belum berbasis jenis flora atau jenis
fauna dilindungi).
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 33 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.5.2
Implementasi kegiatan
pengelolaan flora sesuai
dengan yang direncanakan
D (2)
Sedang
(2)
Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang izin (minimal 50%).
Pada penilaian Audit Tahap II telah diterbitkan observasi
bahwa PT. KJP agar melakukan semua bentuk-bentuk
kegiatan pengelolaan flora dilindungi yang terdapat
dalam SOP Pengelolaan flora dan fauna (No. OPS-
1/KJP/06/09/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/039.
Terkait hal ini pada Penilikan ke-1 ini (tahun 2018),
terhadap observasi ini, auditee belum sepenuhnya
menindaklanjuti.
Dalam hal implementasi, PT. Karya Jaya Parakawan
sebagiantelah melakukan kegiatan pengelolaan flora
dilindungi dan/atau langka, jarang dan terancam punah
berupa kegiatan, antara lain:
1. PT. Karya Jaya Parakawantelah mengalokasikan
sebagian arealnya untuk tujuan pengelolaan flora,
berupa KPPN dan sempadan sungai, sebagaimana
sudah dibahas dalam verifier 3.1.1. Sebagian areal ini
telah ditatabatas dan ditandai di lapangan
sebagaimana telah dibahas pada verifier 3.1.2
2. Berdasarkan dokumen RKUPHHK-HA tahun 2013,
terdapat areal kebun bibit/benih seluas 800 ha yang
tidak akan ditebang, yang difungsikan sebagai bagian
dari kawasan pelestarian flora di areal PT. Karya Jaya
Parakawan
Hal yang masih kurang dan/atau belum dikerjakan adalah
PT. Karya Jaya Parakawanbelum sepenuhnya melakukan
bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan flora yang ada
dalam SOP Pengelolaan flora dan fauna (No. OPS-
1/KJP/06/09/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/039,
seperti identifikasi habitat, inventarisasi flora, atau yang
lainnya.
3.5.3
Kondisi spesies flora
dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah
dan endemic
D (2)
Sedang
(2)
Pada penilaian Audit Tahap II tahun lalu (2017) telah
diterbitkan observasi bahwa pemegang izin agar
melakukan semua kegiatan pengelolaan flora, seperti
yang sudah dibahas dalam verifier 3.5.2. Dalam hal ini,
belum ada tindaklanjut dari observasi tersebut.
Salah satu tolak ukur kondisi spesies flora dilindungi
dikatakan baik adalah keberadaan spesies flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan
endemik mengalami kondisi yang minimal sama dari
kondisi rona awal saat studi Amdal sebelum ada kegiatan
pemegang izin. Sampai saat ini, belum tersedia dokumen
pembanding hasil kegiatan pengelolaan flora untuk
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 34 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
menilai kondisi flora di areal PT. Karya Jaya Parakawan.
Adapun gangguan terhadap species flora dilindungi selain
dari aktifitas eksploitasi pungutan hasil hutan kayu dari
perusahaan, masih dinilai masih kecil karena:
1. Masyarakat desa yang ada di sekitar areal PT. Karya
Jaya Parakawantidak ada yang membuka ladang
dalam areal PT. Karya Jaya Parakawan. Masyarakat
sekitar hutan umumnya mempunyai mata pencahaian
nelayan. Kegiatan bertani merupakan kegiatan
sampingan masyarakat.
2. Kegiatan masyarakat desa didalam hutan berupa
kegiatan mencari madu, dan mencari ikan.
3. Akses yang sulit karena kondisi alami (rawa)
menyebabkan peluang terjadinya kegiatan ilegal dari
pihak luar menjadi rendah.
Kesimpulan Indikator 3.5 12/18 = 66,67% (Sedang)
6. Indikator 3.6 : Pengelolaan fauna untuk :
1. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
2. Perlindungan terhadap species fauna dilindungi dan/ atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemic
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
3.6.1
Ketersedian prosedur
pengelolaan fauna yang
dilindungi mengacu pada
peraturan perundangan
yang berlaku, dan tercakup
kegiatan perencanaan,
pelaksana, kegiatan, dan
pemantauan)
D (2)
Sedang
(2)
Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk sebagian
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin
(minimal 50%).
Pada kegiatan audit Tahap II tahun 2017 telah
diterbitkan observasi: Merevisi SOP Pengelolaan flora
dan fauna (No. OPS-1/KJP/06/09/16) revisi ke-1, No. Ref.
OPS/KJP/039, agar pengelolaan flora ataupun
pengelolaan fauna yang dilakukan berbasis jenis
berdasarkan hasil identifikasi. Adapun tindak lanjut dari
hasil observasi tersebut belum dilakukan sepenuhnya.
Dokumen SOP yang dimiliki PT KJP adalah:
1. SOP Pemantauan fauna (No. OPS-1/KJP/04/09/16)
revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/037
2. SOP Pengelolaan flora dan fauna (No. OPS-
1/KJP/06/09/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/039
SOP Pengelolaan dan pemantauan flora dan fauna dinilai
masih bersifat umum belum berbasis pengelolaan jenis
flora atau jenis fauna dilindungi.
Bentuk-bentuk pengelolaan menurut SOP tersebut adalah
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 35 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
sebagai berikut :
1. Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa didalam
habitatnya (in situ)
a. Melakukan identifikasi habitat flora atau fauna
dilindungi
b. Melakukan inventarisasi flora dan fauna dilindungi
c. Melakukan pemantauan untuk mengetahui
kecenderungan perkembangan populasi flora dan
fauna dilindungi dari waktu ke waktu
d. Melakukan pembinaan habitat
- Pembinaan padang rumput ataupun semak untuk
pakan satwa
- Penanaman dan pemeliharaan pohon pelindung
dan sarang satwa, pohon sumber pakan satwa,
tempat minum, dan tempat berkubang bagi satwa
- Penambahan tumbuhan atau satwa asli
- Pengendalian/pemberantasan jenis tumbuhan dan
satwa pengganggu
e. Melakukan tindakan penyelamatan tumbuhan dan
satwa yang terancam bahaya kepunahan dengan
cara pengembangbiakan, pengobatan,
pemeliharaan, dan atau pemindahan dari
habitatnya ke habitat di lokasi lain
f. Melakukan pengkajian, penelitian dan
pengembangan jenis tumbuhan dan satwa terkait
aspek-aspek biologis dan ekologis
2. Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa diluar
habitatnya (ex situ)
a. Melakukan pemeliharaan jenis tumbuhan dan
satwa liar di luar habitatnya untuk menyelamatkan
sumberdaya genetis
b. Melakuka pengembangbiakan jenis tumbuhan dan
satwa liar diluar habitatnya
c. Melakukan pengkajian, penelitian dan
pengembangan jenis tumbuhan dan satwa liar
diluar habitatnya sebagai upaya untuk menunjang
tetap terjaganya keadaan genetik
d. Melakukan rehabilitasi satwa diluar habitatnya yang
karena suatu sebab berada dilingkungan manusia
untuk dikembalkan ke habitatnya
e. Melakukan penyelamatan jenis tumbuhan dan
satwa liar diluar habitatnya untuk mencegah
kepunahan lokal
3.6.2
Realisasi pelaksanaan
kegiatan pengelolaan fauna
sesuai dengan yang
D (2)
Sedang
(2)
Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang izin (minimal 50%).
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 36 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Direncanakan Pada kegiatan audit Tahap II tahun 2017 telah
diterbitkan observasi:
- PT. KJP agar melakukan semua bentuk-bentuk
kegiatan pengelolaan fauna dilindungi yang terdapat
dalam SOP Pengelolaan flora dan fauna (No. OPS-
1/KJP/06/09/16) revisi ke-1, No. Ref. OPS/KJP/039,
seperti identifikasi habitat, inventarisasi flora, atau
yang lainnya.
- PT. KJP agar menambah jumlah plang
informasi/himbauan/larangan terkait fauna dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik.
Terkait observasi tersebut, belum ada tindaklanjut.
PT. Karya Jaya Parakawandinilai telahmelakukansebagian
kegiatan pengelolaanfaunadilindungidan/ataulangka,
jarangdanterancampunahberupakegiatan, antara lain:
1. PT. Karya Jaya Parakawantelah mengalokasikan
sebagian arealnya untuk tujuan pengelolaan flora dan
fauna, berupa KPPN atau sempadan sungai,
sebagaimana sudah dibahas dalam verifier 3.1.1.
Sebagian areal ini telah ditatabatas dan ditandai di
lapangan sebagaimana telah dibahas pada verifier
3.1.2
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Apendi
Diningrat, B.Sc.F (Manager Camp PT. Karya Jaya
Parakawan), perusahaan telah melakukan sosialisasi
tidak langsung terkait perlindungan fauna dilindungi
berupa pemasangan plang informasi/himbauan/
larangan terkait fauna yang dilindungi di Desa Tagul
dan Lubakan.
3.6.3
Kondisi species fauna
dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah
dan endemic
D (2)
Sedang
(2)
Terdapat gangguan tetapi ada upaya penanggulangan
gangguan oleh pemegang izin.
Pada kegiatan audit Tahap II tahun 2017 telah
diterbitkan observasi: Pemegang izin melakukan semua
kegiatan pengelolaan fauna dilindungi, seperti yang
sudah dibahasa dalam verifier 3.6.2. Dalam hal ini belum
ada tindak lanjut yang signifikan atas hasil observasi
tersebut.
Salah satu tolak ukur kondisi spesies fauna dilindungi
dikatakan baik adalah keberadaan spesies fauna
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah
dan endemik mengalami kondisi yang minimal sama dari
kondisi rona awal saat studi Amdal sebelum ada kegiatan
pemegang izin. Sampai saat ini, tidak tersedia dokumen
pembanding hasil kegiatan pengelolaan fauna untuk
menilai kondisi fauna di areal PT. Karya Jaya Parakawan.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 37 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Adapun gangguan terhadap species flora dilindungi selain
dari aktifitas eksploitasi pungutan hasil hutan kayu dari
perusahaan, masih dinilai masih kecil karena:
1. Masyarakat desa yang ada di sekitar areal PT. Karya
Jaya Parakawantidak ada yang membuka ladang
dalam areal PT. Karya Jaya Parakawan. Masyarakat
sekitar hutan umumnya mempunyai mata pencahaian
nelayan. Kegiatan bertani merupakan kegiatan
sampingan masyarakat.
2. Kegiatan masyarakat desa didalam hutan berupa
kegiatan mencari madu, dan mencari ikan.
Akses yang sulit karena kondisi alami (rawa)
menyebabkan peluang terjadinya kegiatan ilegal dari
pihak luar menjadi rendah.
Kesimpulan Indikator 3.6 12/18 = 66,67% (Sedang)
D. KRITERIA SOSIAL
1. Indikator 4.1. : Kejelasan deliniasi kawasan operasional perusahaan/ pemegang izin
dengan kawasan masyarakat hukum adat dan atau masyarakat
setempat.
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.1.1.
Ketersediaan dokumen/laporan
mengenai pola penguasaan
dan pemanfaatan SDA/SDH
setempat, identifikasi hak-hak
dasar masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat
setempat, dan rencana
pemanfaatan SDH oleh
pemegang izin
D (2) Sedang
(2)
RKT tahun 2017 PT. KJP berada di dalam kawasan
wilayah Desa Tepian Kecamatan Sembakung.
Rencana pemanfaatan Sumber Daya Hutan PT. KJP
terdapat di dalam dokumen RKUPHHK-HA,
RKTUPHHK-HA Tahun 2017, sedangkan pelaporan
yang tersedia berupa realisasi CSR terdapat di
dalam dokumen RKT Tahun 2018 (realisasi CSR
tahun 2017), laporan kegiatan pengusahaan hutan
dan laporan E- Monev dan laporan CSR per
triwulan.
Dokumen PT. KJP yang ada, belum memberikan
informasi yang cukup tentang pola penguasaan
dan pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi
hak-hak dasar masyarakat hokum adat dan atau
masyarakat setempat.
Verifier 4.1.2.
Tersedia mekanisme
pembuatan batas/rekonstruksi
batas kawasan secara
parsitipatif dan penyelesaian
konflik batas kawasan
CD (1) Sedang
(2)
PT. KJP telah memiliki SOP tentang pembuatan
batas/rekonstruksi batas kawasan dengan Nomor : OPS-
01/KJP /02/04/16 Rev.01 tentang Deliniasi Batas
Kawasan Konsesi dengan Kawasan Komunitas Setempat.
Proses urutan kerja/pelaksanaan sudah sangat memadai,
dan perlu pembuatan SOP terkait dengan pelaksanaan
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 38 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
pembuatan perjanjian bersama masyarakat.
Verifier 4.1.3.
Tersedia mekanisme
pengakuan hak-hak dasar
masyarakat hokum adat dan
masyarakat setempat dalam
perencanaan pemanfataan
SDH.
D (2) Sedang
(2)
PT. KJP telah memiliki mekanisme terkait dengan
pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum
adat/setempat dalam perencanaan pemanfaatan SDH
yang tertuang di dalam SOP nomor : OPS-01/KJP
/02/04/16) Rev.01 tentang Meningkatkan Akses
Masyarakat Terhadap Hutan.
SOP tersebut berisi uraian tentang pengertian, sasaran
dan tujuan, penanggung jawab, waktu pelaksanaan,
ketentuan umum, urutan kerja, dan hasil kegiatan.
SOP tersebut masih kurang lengkap dan baru sebagian
mengakomodir hak-hak dasar masyarakat hukum
adat/setempat dalam perencanaan pemanfaatan SDH.
Verifier 4.1.4.
Terdapat batas yang
memisahkan secara tegas
antara kawasan/ areal kerja
unit manajemen dengan
kawasan kehidupan
masyarakat.
CD (1) Sedang
(2)
PT. KJP telah memiliki Peta Wilayah dan Sebaran Desa
UPHHK PT KJP, skala 1 : 250.000 dengan hasil deliniasi
sebagai berikut :
Desa Tepian = 9732 Ha, Desa Tagul = 994 Ha, Desa
Lubakan = 1862 Ha, Desa Atap = 453 Ha dan Desa
Pembliangan = 6037 Ha
Tidak terdapat pemanfaatan kawasan oleh masyarakat
sekitar untuk kegiatan perladangan, dan tidak terdapat
tanda batas yang jelas di lapangan.
Verifier 4.1.5.
Terdapat persetujuan para
pihak atas luas dan batas areal
kerja IUPHHK/KPH
CD (1) Sedang
(2)
Keberadaan PT. KJP diterima dengan baik oleh para
pihak. Secara Administratif areal PT. KJP berada di
dalam wilayah 5 desa yaitu : desa Atap, desa Lubakan,
desa Tagul, desa Tepian Kecamatan Sembakung dan desa
Pembliangan Kecamatan Sebuku.
Batas areal PT. KJP dengan areal di sekitarnya belum
seluruhnya ditata batas dan masih terdapat tumpang
tindih/overlapping dengan IUPHHK-HT PT. Adindo Hutani
Lestari dan saat ini masih dalam proses penyelesaian.
Kesimpulan Indikator 4.1 14/21 = 66,67% (Sedang)
2. Indikator 4.2. : Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.2.1.
Ketersediaan dokumen yang
menyangkut tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai dengan peraturan
perundangan yang relevan.
D (2) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki dokumen yang menyangkut
tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan/berlaku. Dokumen
tersebut diantaranya tertuang pada dokumen RKUPHHK,
RKT Tahun 2017 dan RKT Tahun 2018, dan laporan
triwulan CSR. Dokumen tersebut masih bersifat umum
dan belum diuraikan secara rinci kegiatannya
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 39 dari 53
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
untukmasing-masing desa dalam kegiatan CSR.
Verifier 4.2.2.
Ketersediaan mekanisme
pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat.
D (2) Sedang (2)
PT. KJP memiliki mekanisne terkait dengan pemenuhan
kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat,
yang terdapat didalam SOP Corporate Social
Responsibility (nomor dokumen : OPS-01/KJP
/12/03/16) Rev.01). SOP tersebut masih kurang lengkap
dan hanya mengakomodir sebagian mekanisme terkait
pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap
masyarakat dan tidak mengakomodir program yang telah
dibuat di dalam dokumen RKUPHHK dan RKTUPHHK.
Verifier 4.2.3.
Kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hak dan
kewajiban pemegang izin terhadap masyarakat dalam mengelola SDH.
D (2) Sedang (2)
PT KJP memiliki dokumen sosialisasi kegiatan CSR yang
terdapat di dalam Berita Acara Kesepakatan Rencana
Kerja Operasional RKT 2017 PT. KJP dengan masyarakat
Desa Tepian Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan
(tanggal 9 Januari 2017). Dokumen tersebut belum
lengkap karena tidak tersedia foto dokumentasi dan
daftar hadir yang ditanda tangani.
Verifier 4.2.4.
Realisasi pemenuhan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat/implementasi hak-
hak dasar masyarakat hokum adat dan masyarakat setempat dalam pengelolaan SDH.
D (2) Sedang
(2) PT. KJP memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab social terhadap masyarakat
/implementasi hak-hak dasar masyarakat hokum adat dan
masyarakat setempat dalam pengelolaan SDH yang
tertuang dalam Berita Acara Serah terima bantuan
sosial/sumbangan kepada masyarakat sekitar, di dalam
dokumen tersebut tidak tersedia dokumentasi foto serah
terima.
Verifier 4.2.5.
Ketersediaan laporan/dokumen terkait pelaksanaan tangungjawab social
pemegang izin termasuk ganti rugi.
D (2) Sedang
(2) PT. KJP memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab social terhadap masyarakat
/implementasi hak-hak dasar masyarakat hokum adat dan
masyarakat setempat dalam pengelolaan SDH yang
tertuang dalam Berita Acara Serah terima bantuan
sosial/sumbangan kepada masyarakat sekitar.
Kesimpulan Indikator 4.2 20/30 = 66,67% (Sedang)
3. Indikator 4.3. : Ketersediaan mekanisme dan implementasi distribusi manfaat yang adil antar para pihak.
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.3.1.
Ketersediaan data dan informasi masyarakat hukum adat dan/masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktifitas pengelolaan SDH.
D (2) Sedang
(2) PT. KJP memiliki data dan informasi masyarakat hokum
adat dan/atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH
namun kurang lengkap dan kurang jelas yang dituangkan
di dalam dokumen RKT 2017.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 40 dari 53
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.3.2.
Ketersediaan mekanisme peningkatan peran serta dan
aktifitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat .
D (2) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki SOP Corporate Social
Responsibility (nomor dokumen : OPS-01/KJP /12/03/16)
dan dokumen SOP OPS-01/KJP /02/04/16 tentang SOP
Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Hutan.
SOP tersebut masih kurang lengkap dan hanya
mengakomodir sebagian mekanisme terkait pemenuhan
kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat dan
tidak mengakomodir program yang telah dibuat di dalam
dokumen RKUPHHK dan RKTUPHHK.
Verifier 4.3.3.
Keberadaan dokumen rencana
pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktifitas ekonomi
masyarakat.
CD (1) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki dokumen rencana mengenai
kegiatan peningkatan peran serta dan aktvitas ekonomi
masyarakat yang tertuang pada dokumen RKU, RKT
namun belum lengkap. Rencana Kelola Sosial yang
diusulkan oleh masyarakat dan diakomodir oleh
perusahaan belum memprioritaskan kegiatan ekonomi
produktif sehingga perencanaan peningkatan peran serta
masyarakat belum berkelanjutan.
Verifier 4.3.4.
Implementasi kegiatan peningkatan peran serta dan
aktifitas ekonomi masyarakat hukum adat dan atau masyarakat setempat oleh pemegang izin yang tepat
sasaran
D (2) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki sebagian bukti implementasi
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat
hokum adat dan/atau masyarakat setempat sebesar 67.84
% (>50%) dalam bentuk pembayaran kompensasi
produksi kayu dan penyerapan tenaga kerja lokal.
Secara umum kegiatan CSR PT. KJP berupa
bantuan/sumbangan saja, terdapat 4 kegiatan PT. KJP
yang ikut berperan dalam peningkatan ekonomi
masyarakat setempat adalah Pemanfaatan Tenaga Kerja
Lokal, supply sayuran/ikan, pembayaran fee kompensasi
dan retribusi pemuatan kayu. Tidak terdapat rencana CSR
yang mengakomodir kebutuhan masyarakat dan
pemenuhannya dilaksanakan sesuai dengan permintaan.
Verifier 4.3.5.
Keberadaan dokumen/laporan
mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak.
D (2) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki dokumen/laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak, namun
kurang lengkap dan tidak terdokumentasi dengan baik,
diantaranya tertuang pada dokumen Laporan CSR, laporan
pembayaran gaji karyawan dan pembayaran kewajiban
terhadap negara.
Kesimpulan Indikator 4.3 18/27 = 66,67% (Sedang)
4. Indikator 4.4. : Keberadaan mekanisme resolusi konflik.
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.4.1.
Tersedianya mekanisme
resolusi konflik.
D (2) Sedang (2)
PT. KJP memiliki mekanisme resolusi konflik, namun
belum lengkap dan tidak implementatif dengan kondisi
lapangan.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 41 dari 53
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.4.2.
Tersedia peta konflik.
D (2) Sedang (2)
PT. KJP memiliki peta sebaran desa sekitar namun belum
lengkap dan belum mengacu pada Perdirjen PHPL No.
P5/PHPL/UHP/PHPL.1/2/2016 tentang Pedoman Pemetaan
Potensi dan Resolusi Konflik pada Pemegang Izin UPHHK
dalam Hutan Produksi.
Verifier 4.4.3.
Adanya kelembagaan resolusi
konflik yang didukung oleh parapihak.
D (2) Sedang (2)
PT. KJP memiliki Struktur Organisasi dan Job Description
yang telah disahkan oleh Direktur PT. KJP dengan Nomor :
01/KJP /SK/I/2016 tanggal 8 Januari 2016 namun, tidak
memiliki struktur organisasi/lembaga secara khusus yang
menangani Penyelesaian Konflik, penyelesaian konflik
dilakukan secara bersama dan terpadu pada semua
bagian, sedangkan dalam penyiapan dana untuk
penyelesaian konflik PT. KJP tidak menganggarkan secara
khusus, akan tetapi apabila terjadi konflik perusahaan
akan menyiapkan dana sampai kasus konflik tersebut
selesai/tuntas.
Verifier 4.4.4.
Ketersediaan dokumen proses penyelesaian konflik yang
pernah terjadi.
D (2) Sedang (2)
PT KJP tidak memiliki dokumen yang secara khusus yang
memuat kronologis penanganan konflik, akan tetapi
terdapat berita acara kesepakatan dengan masyarakat
sekitar dalam penyelesaian konflik, yang tidak disertai
dengan dokumentasi foto dan kronologis kejadian.
Kesimpulan Indikator 4.4 16/24 = 66,67% (Sedang)
5. Indikator 4.5. : Perlindungan, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.5.1.
Adanya hubungan industrial
D (2) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki Peraturan Perusahaan tentang
syarat-syarat dan tata tertib kerja karyawan perusahaan
yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kalimatan Utara berdasar Surat
Keputusan nomor : 184/STKT/Sk/IV/2017, tanggal 27 April
2017 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan yang
berlaku sampai dengan tanggal 27 April 2019.
PT. KJP tidak memiliki Serikat Pekerja, namun telah diberi
kebebasan oleh Manajemen yang dituangkan dalam Surat
Pernyataan Direktur PT. KJP tanggal 12 Februari 2016
perihal Kebebasan Berserikat dan membentuk organisasi
kekaryawanan, dalam pelaksanaannya hubungan industrial
sebagian besar telah direalisasikan.
Verifier 4.5.2.
Adanya rencana dan realisasi
pengembangan kompetensi tenaga kerja
D (2) Baik (3)
PT. KJP telah merencanakan dan merealisasikan kegiatan
peningkatan kompetensi karyawan dan telah
diimplementasikan.
Pada tahun 2017 terdapat 7 kegiatan pelatihan, yang
terealisasi sebanyak 7 kegiatan (100%)
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 42 dari 53
Nomor & Judul
Verifier Bobot Nilai Ringkasan Justifikasi
Verifier 4.5.3.
Dokumen standar jenjang karir dan implementasinya
D (2) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki dokumen standar jenjang karir yang
tertuang di dalam dokumen SOP OPS – 01/KJP /19/03/16)
Rev. 01 terdapat beberapa proses penjenjangan karyawan
dalam bentuk grade jabatan, promosi, transfer dan
demosi, persyaratan promosi, transfer dan demosi.
Dokumen SOP OPS – 01/KJP /19/03/16) Rev. 01 kurang
lengkap dan perlu penyempunaan dan perlu merubah
system penjenjangan karir yang dengan mudah
diimplementasikan di lapangan.
Verifier 4.5.4.
Adanya Dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan dan implementasinya
D (2) Sedang (2)
PT. KJP telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan yang dituangkan pada Peraturan Perusahaan
tentang syarat-syarat dan tata tertib kerja karyawan
perusahaan yang telah disahkan oleh Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalinatan Utara
berdasar Surat Keputusan nomor : 184/STKT/Sk/IV/2017,
tanggal 27 April 2017 tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan PT. KJP yang berlaku sampai dengan tanggal
27 April 2019 dimana sebagian besar telah direalisasikan.
Kesimpulan Indikator 4.5 18/24 = 75,00% (Sedang)
E. VLK HUTAN
PRINSIP 1 : Kepastian areal IUPHHK-HA
Indikator 1.1.1.: Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan izin lain yang berada
dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
1.1.1.a
Dokumen legal terkait perizinan
usaha (SK IUPHHK)
M PT Karya Jaya Parakawan memiliki dokumen legal terkait perizinan
usaha berupa SK IUPHHK-HA No. SK. 722/Menhut-II/2010, tanggal
30 Desember 2010 tentang Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam PT Karya Jaya Parakawan Atas
Areal Hutan Produksi Seluas ± 19.440 Hektar di Provinsi Kalimantan
Timur dan dilengkapi lampiran Peta Skala 1 : 100.000.
Terdapat kelengkapan dokumen legalitas perusahaan yaitu Akte
pendirian, akte perubahan terakhir SIUP, TDP dan NPWP.
Pengurus Perusahaan adalah :
- Direktur Utama : Agus Rawi
- Direktur Keuangan : Subur Mulia, SE
- Komisaris Utama : Chintya Fransisca
- Komisaris I : Dhani Sofyan
- Komisaris II : Ros Arun
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 43 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
1.1.1.b
Bukti pemenuhan kewajiban
Iuran Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu (IIUPHHK).
Tidak berlaku untuk Pemegang
Hak Pengelolaan
M PT Karya Jaya Parakawan telah memenuhi kewajiban IIUPH
berdasarkan SPP dan Bukti Setor yaitu :
- SPP Iuran Hak Pengusahaan Hutan Nomor : S.117/VI-
BIKPHH/2011 tanggal 1 Februari 2011 sebesar 1.312.200.000,-
- Copy bukti setor IIUPH aplikasi transfer Bank Mandiri ke Rekening
102.000.420.3870 melalui Bank Mandiri tanggal 21 Pebruari 2011
sejumlah Rp. 1.312.200.000,- sesuai dengan SPP IIPHH.
1.1.1.c
Penggunaan kawasan yang sah
di luar kegiatan IUPHHK (jika
ada)
M Pada areal IUPHHK-HA PT. Karya Jaya Parakawan terdapat
penggunaan areal yang sah di luar kegiatan IUPHHK-HA PT Karya
Jaya Parakawan yang telah dicatat dan dilaporkan yaitu perizinan
IUPHHK-HT PT. Adindo Hutani Lestari sesuai dengan SK Menteri
Kehutanan IUPHHK-HT PT Adindo Hutani Lestari Nomor 88/Kpts-
II/1996 tanggal 12 Maret 1996 berupa overlap areal seluas ± 4.545
Hektar.
PRINSIP 2 : Memenuhi sistem dan prosedur penebangan yang sah
Indikator 2.1.1. : RKUPHHK/ RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
2.1.1.a
Dokumen RKUPHHK/RPKH,
RKT/ Bagan Kerja/RTT beserta
lampirannya yang telah
disahkan oleh pejabat yang
berwenang, meliputi :
1. Dokumen RKUPHHK/RPKH &
lampirannya yang
disusun berdasarkan
IHMB/risalah hutan dan
dilaksanakan oleh Ganis PHPL
Timber Cruising dan/atau
Canhut
2. Dokumen RKT/RTT yang
disusun berdasarkan RKU/RPKH
dan disahkan oleh pejabat yang
berwenang atau yang disahkan
secara self approval
3. Peta rencana penataan areal
kerja yang dibuat oleh Ganis
PHPL Canhut
M Terdapat dokumen RKUPHHK-HA dan lampiran petanya yang disusun
berbasis IHMB PT. Karya Jaya Parakawan jangka waktu sepuluh (10)
tahun periode tahun 2013 s/d 2022 dan telah disahkan sesuai SK
Menhut No.: SK.38/BUHA-2/2013 tanggal 26 Agustus 2013 tentang
Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan
Menyeluruh Berkala (IHMB) Periode Tahun 2013 – 2022 Atas Nama
PT Karya Jaya Parakawan.
PT. Karya Jaya Parakawan memiliki Buku RKTUPHHK-HA Tahun 2017
yang disetujui dan disahkan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara Nomor : 522/02/Kpts-
RKT/DPKKP/III/I/2017 tanggal 03 Januari 2017 tentang Persetujuan
RKTUPHHK-HA Tahun 2017 PT. Karya Jaya Parakawan, berlaku sejak
ditetapkan dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.
PT. Karya Jaya Parakawan memiliki Buku RKTUPHHK-HA Tahun 2018
yang disetujui dan disahkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Utara Nomor : 522/02/Kpts-RKT/Dishut.II/XII/2017
tanggal 07 Desember 2017 tentang Persetujuan RKTUPHHK-HA
Tahun 2018 PT. Karya Jaya Parakawan, berlaku sejak ditetapkan dan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.
PT Karya Jaya Parakawan memiliki Ganis PHPL Canhut Juni Leo
Saputro Register 02158-13/CANHUT/XXXIV/2016 berlaku sampai
dengan 19 Desember 2019.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 44 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
2.1.1.b
Peta areal yang tidak boleh
ditebang pada RKT/Bagan
Kerja/RTT dan bukti
implementasinya di lapangan
M Terdapat Lampiran Peta RKTUPHHK-HA tahun 2018 skala 1 : 50.000
memuat areal yang tidak bleh ditebang/ dipelihara beserta areal
yang ditetapkan sebagai kawasan lindung diantaranya Sempadan
Sungai, Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah, Petak Ukur Permanan,
dan Tegakan Benih.
Uji petik keberadaan areal yang tidak boleh ditebang terbukti
implemantasinya di lapangan diantaranya Kawasan Pelestarian
Plasma Nutfah di Blok II yang berbatasan dengan batas IUPHHK-HA
dengan koordinat N 03° 52’ 32,2”; E 117° 27’ 20,9”,
2.1.1.c.
Penandaan lokasi blok
tebangan/ blok RKT/petak RTT
yang jelas di peta dan terbukti
di lapangan
M PT. Karya Jaya Parakawan memiliki peta lampiran RKTUPHHK-HA
tahun 2018 skala 1 : 50.000 yang didalamnya tergambar Blok
Tebangan tahun 2018 seluas 474 Hektar.
Hasil verifikasi lapangan diketahui mengenai batas Blok dan Petak
tebangan sebagai berikut :
- Batas Blok RKT tahun 2018 dapat dijumpai pada koordinat N
03°49’46,32’’ dan E 117°24’38,26’’ sesuai dengan Peta.
Penanadaan batas blok berupa tolet /// (tiga) buah pada
pohon/tiang dengan cat warna merah. Terdapat rintis batas
dengan lebar 1 meter. Terdapat plang informasi mengenai Blok
RKT 2018.
- Batas Petak AL.5 dengan AL.4 Blok RKT tahun 2018 pada
koordinat N 03°50’19,01’’ dan E 117°24’27,91’’ sesuai dengan
Peta. Batas Petak berupa tolet // (dua) buah pada pohon/tiang
dengan cat warna merah. Terdapat rintis batas dengan lebar 1
meter.
Indikator 2.2.1.: Pemegang izin mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
2.2.1.a. Dokumen Rencana
Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK) (bisa
dalam proses) dengan
lampiran- lampirannya.
M Terdapat dokumen RKUPHHK-HA dan lampiran petanya yang disusun
berbasis IHMB PT Karya Jaya Parakawan jangka waktu sepuluh (10)
tahun periode tahun 2013 s/d 2022 dan telah disahkan sesuai SK
Menhut No.: SK.38/BUHA-2/2013 tanggal 26 Agustus 2013 tentang
Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan
Menyeluruh Berkala (IHMB) Periode Tahun 2013 – 2022 Atas Nama
PT Karya Jaya Parakawan.
2.2.1.b. Kesesuaian lokasi dan
volume pemanfaatan kayu
hutan alam pada areal
penyiapan lahan yang diizinkan
untuk pembangunan hutan
tanaman industri.
N/A Pada PT Karya Jaya Parakawan tidak terdapat kegiatan pemanfaatan
kayu hutan alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman industri. Dengan demikian verifier ini
tidak diterapkan/ Not Appicable.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 45 dari 53
PRINSIP 3 : Keabsahan Perdagangan atau Pemindahtanganan Kayu Bulat
Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang /dipanen atau yang dipanen/
dimanfaatkan telah di–LHP-kan.
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.1.
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat yang
berwenang
M PT Karya Jaya Parakawan telah melaksanakan kegiatan PUHH
mengunakan SIPUHH Online.
Terdapat Penunjukan Ganis PHPL PKB Pembuat LHP pada :
- RKTUPHHK-HA tahun 2017 melalui SK Direktur No. 02/KJP/SK-
PLHP/I/2017 tanggal 04 Januari 2017 atas nama Rasiman Reg.
No. 01881-13/PKB-R/XXXIV/2016 berlaku sampai tanggal 19
Maret 2019.
- RKTUPHHK-HA tahun 2018 melalui SK Direktur No. 04/KJP/SK-
PLHP/III/2018 tanggal 02 Maret 2018 atas nama Rasiman Reg.
No. 01881-13/PKB-R/XXXIV/2016 berlaku sampai tanggal 19
Maret 2019.
Pada RKTUPHHK-HA Tahun 2017 yang masuk dalam periode audit
(Maret s.d Desember 2017) terdapat pembuatan LHP sebanyak 13
Set 10.076 batang dengan volume 14.423 M3
Pada RKTUPHHK-HA Tahun 2018 yang masuk dalam periode audit
(Januari s.d. Februari 2018) belum terdapat pembuatan LHP/ NIHIL.
Pada saat dilakukan audit lapangan telah terdapat pembuatan LHP
pada RKTUPHHK-HA tahun 2018 bulan maret 2018 sebanyak 2 set
terdiri atas 1.122 batang dengan volume 2.146,08 m3.
Dilakukan uji petik kesesuaian fisik kayu dan dokumen dilakukan TPK
Antara Labion pada koordinat N 03° 48’ 34,51” dan E 117° 24’
03.02”. Uji petik dilakukan terhadap 10% stock kayu atau sebanyak
154 batang. Hasil uji petik menunjukkan terdapat selisih volume
sebesar 2,69 % antara dokumen dengan hasil pengukuran dan tidak
ada perbedaan jenis.
Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan.
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.2. Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan lampirannya
dari :
- TPK hutan ke TPK Antara,
- TPK hutan ke industri primer
dan/atau penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri primer
hasil hutan dan/atau
M PT Karya Jaya Parakawan telah menetapkan Tpn, TPK Hutan dan
TPK Antara pada :
- RKTUPHHK-HA tahun 2017 melalui SK Direktur No. 01/KJP/SK-
TPn,TPK/I/2017 tanggal 02 Januari 2017.
- RKTUPHHK-HA tahun 2018 melalui SK Direktur No. 03/KJP/SK-
TPn,TPK/I/2018 tanggal 02 Maret 2018.
Terdapat Pengangkatan Petugas Penerbit SKSHHK pada :
- RKTUPHHK-HA tahun 2017 melalui SK Direktur No. 04/KJP/SK-
PSKSHHK/I/2017 tgl. 04 Januari 2017 atas nama Apendi Diningrat
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 46 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
penampung kayu terdaftar Reg. No. 00172-13/PKB-R/XXXIV/2011 berlaku sampai dengan 29
September 2017.
- RKTUPHHK-HA tahun 2018 melalui SK Direktur No. 06/KJP/SK-
PSKSHHK/III/2018 tgl. 02 Maret 2018 atas nama Apendi Diningrat
Reg. No. 00172-11/PKB-R/XXXIV/2011 berlaku sampai dengan 10
Desember 2020.
Terdapat Pengangkatan Petugas Pemeriksa Penerima Kayu Bulat
(P3KB) pada :
- RKTUPHHK-HA tahun 2017 melalui SK Direktur No. 05/KJP/SK-
P3KB/I/2017 tanggal 05 Januari 2017 atas nama Apendi Diningrat
Reg. No. 00172-13/PKB-R/XXXIV/2011 berlaku sampai dengan 29
September 2017.
- RKTUPHHK-HA tahun 2018 melalui SK Direktur No. 05/KJP/SK-
P3KB/III/2018 tanggal 02 Maret 2018 atas nama Rasiman Reg.
No. 01881-13/PKB-R/XXXIV/2016 berlaku sampai tanggal 19
Maret 2019.
Pada periode audit Maret 2017 s.d. Desember 2017 PT Karya Jaya
Paraawan telah menerbitkan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan
untuk melindungi kayu keluar TPK sesuai ketentuan ketentuan dari :
- TPK Hutan menuju TPK Antara Labion sebanyak 154 set 11.520
batang 16.314,35 m3 diterbitkan oleh Ganis PHPL PKB yang
ditunjuk menerbitkan SKSHHK atas nama Apendi Diningrat Reg.
No. 00172-13/PKB-R/XXXIV/2011 berlaku sampai dengan 29
September 2017.
- TPK Antara Labion menuju TPK Industri sebanyak 5 set 14.804
batang 20.808,83 m3 diterbitkan oleh Ganis PHPL PKB yang
ditunjuk menerbitkan SKSHHK atas nama Apendi Diningrat Reg.
No. 00172-13/PKB-R/XXXIV/2011 berlaku sampai dengan 29
September 2017.
Sedangkan, Pada periode audit Januari 2018 s.d. Februari 2018 PT
Karya Jaya Parakawan tidak terdapat penerbitan dokumen SKSHHK
untuk melindungi kayu keluar dari TPK Hutan maupun TPK Antara.
Selanjutnya, uji petik terhadap persediaan kayu yang terdapat di
Laporan Mutasi Kayu Bulat (LMKB) terdapat kesesuaian data antara
data yang terdapat di LMKB dan SKSHHK terkait
Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.3.a. Tanda-tanda PUHH/
barcode pada kayu bulat dari
pemegang IUPHHK bisa dilacak
balak.
M PT Karya Jaya Parakawan telah melakukan kegiatan penatausahaan
kayu melalui SIPUHH. Penandaan kayu pada kegiatan penatausahaan
hasil hutan berupa pemberian id barcode warna kuning dilakukan
pada bontos kayu yang diverifikasi dapat dibaca dengan barcode
scanner. Disamping itu terdapat penandaan internal berupa barcode
merah memuat informasi kayu yang diproduksi.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 47 dari 53
Dengan demikian, diverifikasi bahwa penandaan menggunakan id
barcode telah sesuai dengan data pada dokumen LHP, dengan
demikian penandaan dengan barcode dapat digunakan untuk lacak
balak.
3.1.3.b. Identitas kayu
diterapkan secara konsisten
oleh pemegang izin.
M PT Karya Jaya Parakawan telah menerapkan penandaan secara
konsisten pada seluruh bontos kayu. Dapat diverifikasi terdapat
penandaan berupa label barcode warna kuning pada bontos kayu.
Uji petik lacak balak dilakukan dan diketahui bahwa Kayu Hasil
Produksi PT Karya Jaya Parakawan dapat ditelusuri asal usulnya
mulai dari dokumen SKSHHK, LHP, sampai pada tunggul di lapangan,
diantaranya :
- id barcode 3404A23KJPK0000000000038906 yang termuat dalam
SKSHHK No. KB.B.1603599 tanggal 15 Maret 2017. Pada SKSHHK
No. KB.B.1603599 dapat ditelusuri kembali id barcode termuat
pada SKSHHK No. KB.B.1489129 tanggal 17 Februari 2017 dan
telah di-LHP-kan pada LHP No. 004-LHP-2017 tanggal 09 Februari
2017. Tunggul dan label dapat ditemukan di petak AO-1 pada
koordinat N 030 48’ 22,79” dan E 1170 25’ 56,08”.
- id barcode 3404A23KJPK0000000000034702 yang termuat dalam
SKSHHK No. KB.B.1492319 tanggal 17 Februari 2017. Pada
SKSHHK No. KB.B.1492319 dapat ditelusuri kembali id barcode
termuat pada SKSHHK No. KB.B.1455103 tanggal 09 Februari
2017 dan telah di-LHP-kan pada LHP No. 003-LHP-2017 tanggal
07 Februari 2017. Tunggul dan label dapat ditemukan di petak
AO-2 pada koordinat N 030 49’ 12,15” dan E 1170 26’ 05,85”.
Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar
TPK
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.4. Arsip SKSKB dan dilampiri Daftar Hasil
Hutan (DHH) untuk hutan alam, dan arsip
FAKB dan lampirannya untuk hutan tanaman
M PT Karya Jaya Parakawan memiliki arsip dokumen
SKSHHK yang telah digunakan dalam pengangkutan
kayu keluar dari Tempat Penimbunan Kayu.
Arsip penerbitan dokumen SKSHHK pada periode audit
(Maret 2017-Februari 2018) yaitu dari :
- TPK Hutan menuju TPK Antara Labion sebanyak
154 set 11.520 batang 16.314,35 m3.
- TPK Antara Labion menuju TPK Industri sebanyak 5
set 14.804 batang 20.808,83 m3.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 48 dari 53
Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau
Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH).
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.2.1.a. Dokumen SPP (Surat Perintah
Pembayaran) DR dan/atau PSDH telah
diterbitkan.
M PT Karya Jaya Parakawan memiliki dokumen SPP DR
dan PSDH. Dapat diverifiaksi bahwa dokumen SPP DR
dan PSDH yang diterbitkan baik dari kelompok jenis,
volume maupun tarif telah sesuai dengan LHP.
Total SPP yang diterbitkan pada periode audit (Maret
2017 s.d. Februari 2018) :
- DR sebesar US$ 196.124,60
- PSDH sebesar Rp. 703.413.230,00
3.2.1.b. Bukti Setor DR dan/atau PSDH M PT Karya Jaya Parakawan memiliki bukti setor DR dan
PSDH yang dapat diverifikasi telah dibayar Lunas
sesuai dengan SPP yang diterbitkan. Data yang
tercantum dalam dokumen baik kelompok jenis,
volume maupun tarif telah sesuai.
Total pembayaran berdasarkan bukti setor DR PSDH
periode audit (Maret 2017 s.d. Februari 2018) yaitu :
- DR sebesar US$ 196.124,60
- PSDH sebesar Rp. 703.413.230,00
Pembayaran DR dan PSDH yang dibayarkan telah
sesuai dengan kode billing yang diterbitkan.
3.2.1.c. Kesesuaian tarif DR dan PSDH atas
kayu hutan alam (termasuk hasil kegiatan
penyiapan lahan untuk pembangunan hutan
tanaman) dan kesesuaian tarif PSDH untuk
kayu hutan tanaman.
M Tarif DR dan PSDH yang telah dibayarkan oleh PT
Karya Jaya Parakawan telah sesuai dengan persyaratan
ukuran dan dibayar sesuai tarif pada ketentuan yang
berlaku di Pulau Kalimantan.
Indikator 3.3.1. Pemegang izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan
sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.3.1. Dokumen PKAPT M PT Karya Jaya Parakawan memiliki dokumen
Pengakuan Sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau
Terdaftar (PKAPT) berdasarkan Surat Direktorat
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor
364/UPP/PKAPT/Perpanjangan-2/3/2013 dengan
nomor PKAPT No. 17.09.1.02493 berlaku sampai
dengan 9 Juli 2020.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 49 dari 53
Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang
berbendera Indonesia dan memiliki izin yang sah
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.3.2. Dokumen yang menunjukkan identitas
kapal.
M Berdasarakan dokumen SKSHHK pada periode audit
(Maret 2017 – Februari 2018) yang diterbitkan, PT
Karya Jaya Parakawan telah melakukan penjualan dan/
atau pengiriman kayu ke luar pulau dengan
menggunakan kapal berbendera Indonesia dan
memiliki SIB yaitu :
- TB Brawijaya III sesuai SKSHHK KB.B.1725410 tgl.
12 April 2017.
- TB Multi Asia III sesuai SKSHHK KB.B.1800885 tgl.
29 April 2017.
Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
3.4.1. Tanda V-Legal yang dibubuhkan sesuai
ketentuan.
M PT Karya Jaya Parakawan telah mengimplementasikan
Tanda V-Legal dengan membubuhkan Tanda V-Legal
pada Bontos Kayu dan Dokumen SKSHHK sesuai
ketentuan dengan tanda berlogo “V-Legal”.
PRINSIP 4 : Pemenuhan aspek lingkungan dan sosial yang terkait dengan
penebangan
Indikator 4.1.1. : Pemegang izin telah memiliki dokumen lingkungan yang telah disahkan
sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya.
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
4.1.1. Dokumen AMDAL/DPPL/UKLUPL/RKL-
RPL.
M PT Karya Jaya Parakawan memiliki dokumen AMDAL
yang lengkap berupa Laporan Utama, RKL dan RPL
yang telah disahkan oleh Sekretaris Jenderal/Ketua
Komisi Amdal Pusat Departemen Kehutanan dan
Perkebunan No. 035/MENHUTBUN-II/2001.
Indikator 4.1.2.: Pemegang izin memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan
dan menyediakan manfaat sosial.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 50 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
4.1.2.a. Dokumen RKL dan RPL. M Laporan Hasil Pelaksanaan Ijin Lingkungan dan
Pemantauan Lingkungan IUPHHK-HA PT Karya Jaya
Parakawan tahun 2017. Laporan pelaksanaan ijin
lingkungan meliputi beberapa komponen lingkungan di
dalam kawaasn lindung, areal efektif dan areal tidak
efektif untuk produksi serta sosial ekonomi masyarakat
dimana secara umum mencakup aspek fisik, kimia,
biologi dan sosial.
4.1.2.b. Bukti pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan dampak penting aspek fisik
kimia, biologi dan sosial.
M Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Ijin Lingkungan dan
Pemantauan Lingkungan IUPHHK-HA PT Karya Jaya
Parakawan tahun 2017, dapat dijumpai bukti
pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan melaui observasi lapangan diantaranya :
- Pengelolaan Lingkungan berupa Kawasan
Pelestarian Plasma Nutfah di Blok II yang
berbatasan dengan batas IUPHHK-HA dengan
koordinat N 03° 52’ 32,2”; E 117° 27’ 20,9”.
- Penyerapan tenaga lokal sebagai karyawan.
- Kegiatan Kelola Sosial yang telah direalisasikan
diantaranya Bantuan BBM, Sarana Penidikan dan
bantuan kegiatan keagamaan.
PRINSIP 5 : Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan
Indikator 5.1.1. : Prosedur dan Implementasi K3
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
5.1.1.a. Pedoman/prosedur K3. M PT Karya Jaya Parakawan memiliki dokumen SOP
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sesuai dengan
dokumen SOP Nomor OPS1/KJP/13/03/16 Revisi ke-1
dengan Nomor Referensi OPS/KJP/012.
Terdapat Personil yang yang ditinjuk untuk
bertanggung jawab dalam implementasi pedoman/
prosedur K3 melalui SK Direktur Utama No.
02/KJP/SK/I/2017 tanggal 03 Januari 2017. Susunan
Organisasi K3 sebagai berikut :
- Penanggung jawab : Apendi Diningrat B.Scf
- Ketua regu emergency/ Darurat : Maryadi
- Ketua regu P3K : Junlie
- Ketua regu kebakaran : Abdul H
- Anggota regu emergency : Arifin dan Mulyadi
- Anggota P3K : Safarudin
- Anggota kebakaran : Zaenudin dan Muchtar
5.1.1.b. Ketersediaan peralatan K3. M PT Karya Jaya Parakawan memiliki peralatan K3
berdasarakan Daftar Sarana dan Prasarana
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 51 dari 53
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pengecekan
lapangan terhadap peralatan K3 menunjukkan
kesesuaian dan masih berfungsi dengan baik berupa :
- Kotak P3K di bangunan kantor.
- APAR yang telah didistribusikan di bangunan
kantor, dapur, workshop, dan mess.
- Alat Pelindung Diri seperti helm, masker, sarung
tangan dan sepatu boots.
5.1.1. c. Catatan kecelakaan
kerja.
M PT Karya Jaya Parakawan memiliki Catatan Kecelakaan
Kerja pada periode audit (Maret 2017 – Februari 2018).
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa selama
periode audit tidak terjadi kecelakaan kerja/ NIHIL.
Indikator 5.2.1. : Kebebasan berserikat bagi pekerja.
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
5.2.1. Serikat pekerja atau kebijakan
perusahaan (auditee) yang membolehkan
untuk membentuk atau terlibat dalam
kegiatan serikat pekerja.
M Pada lingkungan karyawan PT Karya Jaya Parakawan
belum terdapat serikat pekerja. PT Karya Jaya
Parakawan memberikan kebebasan berserikat kepada
karyawan untuk dapat berserikat dan berkumpul
melalui Surat Pernyataan Direktur PT Karya Jaya
Parakawan tanggal 12 Februari 2016 yang memberikan
kebebasan kepada karyawan PT Karya Jaya Parakawan
untuk membentuk serikat pekerja.
Indikator 5.2.2. : Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP)
yang mengatur hak-hak pekerja
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
5.2.2. Ketersediaan Dokumen
KKB atau PP
M PT Karya Jaya Parakawan telah memiliki dokumen
Peraturan Perusahaan dan telah mendapatkan
pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kalimantan Utara Nomor
184/DTKT/SK/IV/2017 tanggal 27 April 2017 tentang
Pengesahan Peraturan Perusahaan PT. Karya Jaya
Parakawan. Peraturan Perusahaan berlaku hingga 27
April 2019. Peraturan Perusahaan terdiri dari 15 Bab
dan 61 Pasal.
FPHPL-18 Rev. L Tanggal 1 April 2017
Halaman 52 dari 53
Indikator 5.2.3. : Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)
Nomor & Judul
Verifier
Nilai Ringkasan Justifikasi
5.2.3. Pekerja yang masih di
bawah umur
M PT Karya Jaya Parakawan tidak mempekerjakan
Karyawan dibawah umur. Berdasarkan Laporan Tenaga
Kerja periode terbaru Maret 2018 terdapat sebanyak
104 orang karyawan. Karyawan termuda telah lebih
dari 18 tahun atau 18 Tahun 5 Bulan atas nama
Tasman yang dilahir di Kampangan pada tanggal 12
Oktober 1999.
L/Trustirdo Certifioton
F. NII.AI AIfiIR KINERJA PHPL PT I(ARYA JAYA PAIT/AI(AWAiI
FPHPL-l8 i Rev. L Tanggal 1 April z}fi i
24 April2018PT Trustindo Prima Karya
No; lrdit@
1. lndikator 1.1 I 12 Sedang 2 32. lndikator 1.2 14 18 Sedang 2 3
3. lndikator 1.3 13 15 Baik 3 34. lndikator 1.4 18 24 Sedang 2 3
5. lndikator 1.5 17 21 Baik 3 36. lndikator 2.1 14 18 Sedang 2 3
7. lndikatcr 2.2 10 12 Baik 3 38. lndikator 2.3 17 21 Baik 3 3g. lndikator 2.4 15 21 Sedang 2 310. lndikator 2.5 19 21' Baik 3 3
11. lndikator 2.6 14 21 Sedang 2 3
12. lndikator 3.1 24 27 Baik 3 3
13. lndikator 3.2 16 24 Sedang 2 g
14. lndikator 3.3 26 36 Sedang 2 3
15. lndikator 3.4 I 12 Sedang 2 3
16. lndikator 3.5 12 18 Sedang 2 3
17. lndikator 3.6 12 18 Sedang 2 3
18. lndikator 4.'l 14 21 Sedang 2 3
19. lndikator 4.2 20 30 Sedang 2 3
20. lndikator 4.3 18 27 Sdang 2 3
21. lndikator 4.4 16 24 Sedang 2 3
22. lndikator 4.5 18 24 Sedang 2 3
JUMI.AH 50 86
Nilai Kineria PHPL 75,7tr/o (Sedang)
Halaman 53 dari53