resume data informasi rhl_2007.pdf
TRANSCRIPT
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1
RESUME DATA INFORMASI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
TAHUN 2007
I. PENDAHULUAN
Hutan tropis Indonesia seluas 120 juta Ha yang kaya akan keanekaragaman
hayati merupakan sumber daya alam yang harus dijaga dan dilestarikan.
Kerusakan sumber daya hutan yang terjadi telah terbukti mengakibatkan
dampak yang sangat buruk bagi kehidupan manusia. Data terakhir
mengidentifikasikan bahwa laju deforestasi antara tahun 2000-2005 sebesar
1,08 juta Ha/tahun memerlukan upaya penanganan yang strategis,
terencana dan terpadu melibatkan semua komponen bangsa.
Upaya untuk mengatasi kerusakan hutan dan lahan yang telah dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama masyarakat melalui beberapa kegiatan antara
lain melalui Gerakan dan Kampanye RHL sejak tahun 2003 yaitu Gerhan,
KMDM, Indonesia menanam, Penanaman Serentak, Gerakan Perempuan
Tanam dan Pelihara Pohon serta gerakan penanaman lainnya yang
dilaksanakan secara swadaya dan swakarsa oleh masyarakat. Kegiatan RHL
yang dilaksanakan sejak tahun 2003 s/d 2007 telah dilaksanakan pembuatan
tanaman di dalam dan di luar kawasan hutan seluas 4,7Juta hektar.
Upaya RHL yang dilakukan melalui program, gerakan dan kampanye yang
dicanangkan oleh pemerintah maupun masyarakat luas seringkali tidak
terdokumentasikan dengan baik dan lengkap kedalam bentuk data dan
informasi RHL yang mudah untuk digunakan dan diakses, sehinga seringkali
menyulitkan pembuat kebijakan dalam perumusan kebijakan pembangunan
kehutanan khususnya RHL dan juga kesulitan dalam pelaksanaan monitoring
dan evaluasi. Oleh karena itu diharapkan dengan penyusunan data dan
informasi RHL tahun 2007 ini dapat memberikan informasi terkini pelaksanaan
rehabilitasi hutan dan lahan yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang
berkepentingan.
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 2
0.9
1.8
2.83
1.08
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
1982-1990 1990-1997 1997-2000 2000-2006
Juta (Ha)
Tahun
II. KONDISI SAAT INI
A. Luas Kawasan Hutan
Hutan tropis indonesia seluas 120 juta Ha merupakan kekayaan alam yang
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, apabila dimanfaatkan secara
bijaksana akan terjamin kelestariannya dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Tabel 1. Luas Hutan Indonesia berdasarkan fungsinya.
No. Fungsi Hutan Luas Kawasan Hutan (Jt Ha)
1 Hutan Konservasi 20,50 2 Hutan Lindung 33,50
3 Hutan Produksi 66,35 Total
120,35 (63% luas daratan)
Sumber : Renstra-KL Dephut, 2005-2009 (penyempurnaan)
B. Laju Deforestasi
Deforestasi hutan adalah perubahan kondisi dari hutan menjadi bukan hutan
(termasuk perubahan penggunaan untuk perkebunan, pemukiman, kawasan
industri, waduk/dam dsb).
Gambar 1. Perkembangan Laju Degradasi dan Deforestasi Hutan
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 3
Angka tahun 1997-2000 yang tinggi, antara lain disebabkan karena
perubahan tata ruang, penggunan kawasan untuk non kehutanan,
kebakaran hutan, transisi otonomi daerah, illegal logging serta miss-
management pemanfaatan hutan.
C. Luas Lahan Kritis Tahun 2006
Sesuai dengan data lahan kritis terkini (Direktorat PDAS, Ditjen RLPS, 2006)
maka sasaran RHL berupa lahan kritis (agak kritis, kritis dan sangat kritis) adalah
seluas 77.806.880,78 Ha, sedangkan yang prioritas untuk ditangani adalah
lahan dalam kategori sangat kritis dan sangat kritis seluas 30.196.799,92 Ha.
Tabel 2. Luas lahan kritis tahun 2006
No. Fungsi Hutan /Lahan
Lahan Kritis (Ha)
Lahan Kritis Prioritas (Ha)
1. HK 4.355.352,43 1.353.091,3 2. HL 9.303.698,60 3.251.934,28 3. HP 15.255.894,70 6.336.785,36 4. HPK 10.549.322,68 5.181.954,31 5. HPT 11.569.367,32 3.382.722,94 Jumlah Dalam Kawasan 51.033.635,73 19.506.488,19
6. APL 26.773.245,05 10.690.311,73 TOTAL 77.806.880,78 30.196.799,92
Gambar 2. Grafik luas lahan kritis tahun 2006
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
HK HL HP HPK HPT APL
X 1000 Ha
Fungsi Hutan dan Lahan
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 4
D. Laju Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Sejak tahun 2003 sampai 2007 dilakukan pembuatan penanaman dan
pemeliharaan pohon seluas 4,4 juta hektar dengan kegiatan Gerhan, HTI, HTR,
RHL swadaya, DAK-DR/DBH-SDHDR, sebagaimana pada Tabel berikut ini.
Tabel 3. Rekapitulasi Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2003-
2007
Kegiatan 2003 2004 2005 2006 2007 1) JumlahGERHAN 295.455 464.470 447.246 67.242 900.000 2.174.413Perum Perhutani 82.898 91.565 104.299 104.623 200.000 583.385HTI dan HTR 124.691 131.914 163.125 163.851 500.000 2) 1.083.581HPH (pengayaan) 115.605 115.191 114.792 71.805 281.830 699.223Hutan Meranti 1.400 1.650 2.000 1.850 4.000 10.900Silvikultur Intensif - 13500 3) 5.300 7.700 30.000 56.500RHL Swadaya - - - - 84.170 84.170DAK-DR/Bagi Hasil
29.419 25.634 3.527 - 58.580
Jumlah 649.468 843.924 840.289 417.071 2.000.000 4.750.752
Keterangan: 1) Perkiraan/Rencana, dalam proses pelaksanaan Multiyears 2) 300 rb Ha HTI dan 200 rb Ha dari HTR 3) Sedang proses perubahan peraturan
Mencermati data tersebut dapat dihitung bahwa kemampuan pemerintah
dalam melaksanakan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan 700.000 Ha per
tahun. Laju rehabilitasi tersebut Jika dibandingkan dengan laju deforestasi
maka akan nampak sebagaimana pada gambar berikut ini.
Gambar 3. Laju rehabilitasi dan laju deforestasi.
Laju rehabilitasi
Laju deforestasi
T
Q
1,08 juta Ha/Th
700.000 Ha/Th
RHL/RHL/GERHANGERHAN
Laju rehabilitasi
Laju deforestasi
Laju rehabilitasi
Laju deforestasi
T
Q
1,08 juta Ha/Th
700.000 Ha/Th
RHL/RHL/GERHANGERHAN
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 5
Dari grafik tersebut nampak bahwa masih terdapat selisih yang besar antara
laju rehabilitasi dan laju deforestasi, oleh karena itu pemerintah terus
mendorong upaya-upaya rehabilitasi kedepan, diantaranya yaitu melalui :
1. Pembuatan hutan tanaman (HTI) seluas 9 juta ha s.d tahun 2014
2. Hutan tanaman rakyat (HTR) seluas 5,4 juta ha s.d tahun 2016
3. Pembuatan tanaman hutan rakyat (HR) seluas 8 juta ha s.d tahun 2025
4. Pembuatan tanaman Gerhan seluas 5 juta ha s.d tahun 2009
5. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dengan membangun HKm
seluas 2 Juta Ha sampai tahun 2015.
6. Pengembangan pola RHL dengan programatic CDM dan REDD sebagai
tindak lanjut Bali Road Map.
7. Pengembangan RHL melalui pengembangan HHBK (sutera alam,
bambu, lebah madu, Gaharu, getah).
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 6
III. PENYELENGGARAAN GN-RHL/GERHAN
A. Kebijakan Penyelenggaraan GN-RHL/Gerhan
1. Strategi Penyelenggaraan
Gerhan diselenggarakan sebagai program nasional yang bersifat terpadu,
menyeluruh dan terkoordinasi dengan melibatkan lintas lembaga sektoral,
daerah dan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian yang efisien dan efektif.
Strategi penyelenggaraan Gerhan adalah:
a. Memadukan kemampuan Pemerintah Pusat, mendayagunakan
kemampuan Pemerintah (Provinsi dan Kabupaten/Kota),
menggerakkan peranserta masyarakat, swasta/badan usaha
(BUMN/BUMS/BUMD) terkait.
b. Menyelaraskan rencana berdasarkan urgensi dan prioritas
penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan
pada DAS-DAS kritis serta sesuai aspirasi masyarakat.
c. Mengorganisasikan penyelenggaraan kegiatan secara terkoordinasi
dan terpadu sesuai dengan kewenangan, tugas, fungsi dan
tanggungjawab masing-masing instansi/lembaga terkait.
d. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan secara profesional,
partisipatif, transparan, dan akuntabel.
e. Melakukan pembinaan teknis dan administrasi secara terarah serta
pengawasan represif dan fungsional.
f. Membangun sistem informasi, pemantauan dan evaluasi yang efektif
dengan teknologi canggih.
g. Menggalang peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan melalui kepeloporan TNI dan kalangan pendidikan.
2. Perencanaan
Kebijakan perencanaan dalam rangka penyelenggaraan Gerhan :
a. Penetapan lokasi Gerhan baik di kawasan hutan maupun di luar
kawasan hutan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
perencanaan DAS sebagai satu kesatuan ekosistem. Lokasi difokuskan
pada DAS prioritas I dan II, dengan pertimbangan khusus, seperti
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 7
1) Hutan dan lahan kritis yang diindikasikan dari penutupan lahan,
2) Areal rawan banjir,
3) tanah longsor dan kekeringan,
4) Areal perlindungan bangunan vital antara lain; waduk, PLTA dan
bangunan pengairan utama,
5) Kondisi social ekonomi masyarakat dan
6) Adanya usulan dari pemerintah propinsi/kabupaten/kota
b. Dasar perencanaan Gerhan mengikuti hirarkhi perencanaan RHL yang
didasarkan pada Rencana Umum RHL ( > 15 tahun), Rencana RHL 5
(Lima) Tahun dan Rencana Teknik Tahunan (RTT) .
c. Pada tingkat operasional dibuat Rancangan Teknik.
3. Pengorganisasian
Secara nasional pengorganisasian penyelenggaraan Gerhan dibentuk
berdasarkan Perpres Nomor 89 Tahun 2007 tentang Gerhan.
Di Propinsi dibentuk Tim Pengendali tingkat Propinsi yang diketuai oleh
Gubernur dan anggotanya berasal dari unsur terkait yang menangani GN-
RHL/GERHAN, yang bertugas mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan GN RHL/GERHAN yang ada di wilayah Propinsi tersebut
Pada tingkat kabupaten dibentuk Tim Pembina yang diketuai oleh Bupati
dengan anggota yang berasal dari instansi yang terlibat pada kegiatan
GN-RHL/GERHAN.
4. Pelaksanaan
Organisasi pelaksana Gerhan disusun berdasarkan tugas dan kewenangan
yang dimiliki dalam pelaksanaan Gerhan, yaitu :
a. Pengadaan bibit dilaksanakan oleh pusat (UPT Ditjen RLPS)
b. Penanaman (hutan rakyat, hutan lindung dan produksi di luar wilayah
Perum Perhutani) dan konservasi tanah dilaksanakan oleh Dinas
Kabupaten/Kota yang menangani urusan Kehutanan
c. Penanaman pada hutan konservasi oleh UPT Ditjen PHKA
d. Penanaman hutan lindung dan hutan produksi di Jawa (kecuali DIY)
oleh Perum Perhutani.
e. Penanaman Tahura dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Propinsi
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 8
f. Penanaman di dalam kawasan hutan di Prop DIY dilaksanakan oleh
Dinas Kehutanan Propinsi
g. Pengawasan dan pengendalian oleh Dinas Kehutanan Propinsi.
5. Pengendalian
Pembinaan dan Pengendalain tingkat Pusat oleh Tim Koordinasi Gerhan
dan Tim Pembina Eselon I Departemen Kehutanan dilaksanakan secara
berkala dalam rangka memantau pelaksanaan kebijakan GN
RHL/GERHAN pada wilayah propinsi/kabupaten/kota.
Pengawasan fungsional tingkat Pusat oleh lembaga pemeriksa Irjen,
Bepeka, BPKP, dan pengawasan internal oleh Satuan Pengawasan Intern
(SPI) Perum Perhutani.
Pembinaan dan Pengendalain tingkat Propinsi oleh Tim Pengendali
Propinsi. Pengawasan fungsional tingkat Propinsi oleh Bawasda Propinsi.
6. Pendanaan
Pendanaan untuk menyelenggarakan Gerhan bersumber pada:
a. APBN dan APBD;
b. Dana Reboisasi dan/atau
c. Sumber-sumber lain yang tidak mengikat. scsuai dengan peraturan
perundang-undangan.
7. Peraturan Perundangan
Beberapa peraturan sebagai landasan penyelenggaraan RHL/GERHAN
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaaan RHL
1) UU No. 41 Tahun 1999 tanggal 30 September 1999 tentang
Kehutanan ;
2) UU No. 25 Tahun 2004 tanggal 5 Oktober 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional ;
3) PP No. 20 Tahun 2004 tanggal 5 Agustus 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah ;
4) PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan
5) Peraturan Presiden RI No. 7/M Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 9
6) Instruksi Presiden No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
7) Permenhut No. P.27/Menhut-II/2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang kehutanan Tahun 2006-2025
8) SK Menhut No. SK.456/Menhut-VII/2004 tanggal 29 Nopember 2004
tentang Lima Kebijakan Prioritas Bidang Kehutanan dalam Program
Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu
9) Permenhut No. P.04./Menhut-II/2005 tanggal 14 Februari 2005
tentang Renstra Dephut Tahun 2005-2009
10) Permenhut No. P.28/Menhut-II/2006 tentang Sistem Perencanaan
Kehutanan
11) SK Menhut No. SK.421/Menhut-II/2006 tanggal 15 Agustus 2006
tentang Fokus-fokus Pembangunan Kehutanan
12) Permenhut No. P.58/Menhut-II/2006 tanggal 30 Agustus 2006 tanggal
30 Agustus 2006 tentang Renstra-KL Dephut Tahun 2005-2009
13) SK Menhut No. SK.176/V-Set/2004 tanggal 22 September 2004
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spatial Lahan Kritis
14) SK Menhut No. SK.346/Kpts/V/2005 tentang variabel/kriteria dalam
penyusunan urutan DAS Prioritas.
15) Permenhut No. P.26/Menhut-II/2006 tanggal 11 Mei 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu.
16) SK Menhut No. 20/Kpts/II/2001 tanggal 31 Januari 2001 tentang Pola
Umum dan Standar serta Kriteria RHL
17) SK Dirjen RLPS No.030/Kpts/V/2001 tanggal 17 Juli 2001 tentang
Penyusunan Kriteria dan Standar Teknis Rehabilitasi Hutan Mangrove.
b. GN-RHL/Gerhan Tahun 2003
1) Keputusan Bersama 3 (tiga) Menko No. 09/KEP/MENKO
/KESRA/III/2003, KEP.16/M.EKON/03/2003, dan KEP.08/
MENKO/POLKAM/III/2003 tanggal 31 Maret 2003 tentang Tim
Koordinasi Perbaikan Lingkungan melalui Rehabilitasi dan Reboisasi
Nasional berdasarkan;
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 10
2) Surat Keputusan Menko Kesejahteraan Rakyat No
18/KEP/MENKO/KESRA/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
GN-RHL;
3) Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 340/KPTS-V/2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan GNRHL/GERHAN Tahun 2003
4) Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 304/KPTS-II/2003 tentang
Penunjukan Pembina Wilayah Penyelenggaraan GN-RHL tahun
2003.
5) Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 429/KPTS-V/2003 tentang
Pertunjuk Pelaksanaan Pendampingan Kelompok Tani
6) Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 37/Menhut-V/2003
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Tanaman dan Bangunan
Konservasi Tanah sereta Petunjuk Pelaksanaan Pelaporan GNRHL
c. GN-RHL/Gerhan Tahun 2004
1) Peraturan Menteri Kehutanan No. P.02/Menhut-V/2004 tentang
Penyelenggaraan GNRHL/GERHAN tahun 2004;
2) Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 03/Menhut-V/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan GNRHL/GERHAN tahun 2004.
3) Keputusan Menteri Kehutanan No. SK 270/Menhut-V/2004 tentang
Pembina Penyelenggaraan GNRHL/GERHAN tahun 2004 pada 31
Propinsi dan Kegiatan RHL Sumber Dana DAK-DR.
4) Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 271/Menhut-V/2004 tentang
Metoda Pemilihan Penyedia Bibit, Penyedia Jasa Konsultasi
Penilaian Bibit dan Jasa Konsultasi Penilaian Kinerja pelaksanaan
Kegiatan GNRHL/GERHAN.
5) Keputusan Menteri Kehutanan No. SK 272/Menhut-V/2004 tentang
Standar harga bibit untuk GNRHL/GERHAN.
d. GN-RHL/Gerhan Tahun 2005
1) Peraturan Menteri Kehutanan No. P.32 Tahun 2005 tentang
penyelenggaraan dan Sasaran Kegiatan GNRHL/GERHAN Tahun
2005.
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 11
2) Peraturan Menteri Kehutanan No. 33 Tahun 2005 tentang Pedoman
dan petunjuk Pelaksanaan kegiatan.
3) Peraturan Menteri kehutanan No. 34 Tahun 2005 tentang Standar
Harga Bibit GNRHL/GERHAN Tahun 2005.
4) Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.383/Menhut-V/2005 tanggal
15 November 2005 tentang Pembina Penyelenggaraan Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL/GERHAN).
e. GN-RHL/Gerhan Tahun 2006
1) Keputusan Bersama Menko Bidang Kesra, Menko Bidang
Perekonomian, Menko Bidang Polhukam Nomor :
17/KEP/MENKO/KESRA/VIII/2006, Nomor : 50/M.EKON/VIII/2006
Nomor : KEP.50/Menko/Polhukam/VIII/2006 tentang Tim Koordinasi
Nasional Rehabilitasi dan Reboisasi Hutan.
2) Permenhut No. P.81/menhut-V/2006 tanggal 29 Desember 2006
tentang Penyelenggaraan dan Sasaran Kegiatan Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan tahun 2006,
3) Permenhut No. P.82 /menhut-V/2006 tanggal 29 Desember 2006
tentang Perubahan Kedua atas Permenhut No. P.33/Menhut-
V/2005 tentang Pedoman dan petunjuk Pelaksanaan Gerhan
tahun 2006
4) Permenhut No. P.83/Menhut-V/2006 tentang Perubahan Ketiga
atas Permenhut No. P.34/Menhut-V/2005 tentang Standar Harga
Bibit untuk Gerhan Tahun 2005
f. GN-RHL/Gerhan Tahun 2007
1) Peraturan Presiden RI Nomor 89 Tahun 2007 tentang Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
2) Permenhut Nomor P. 21/Menhut-V/2007 tanggal 20 Juni 2007
tentang Penyelenggaraan Kegiatan Gerhan tahun 2007 dan
perubahannya.
3) Permenhut No. P.22/Menhut-V/2007 tanggal 20 Juni 2007 tentang
Pedoman teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Gerhan Tahun 2007
dan perubahannya.
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 12
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
1 2 3 4 5
Target (Ha) Realisasi Alokasi (Ha)
2003 2004 2005 2006 2007 Tahun
B. Rencana GNRHL/Gerhan tahun 2003 2007
Program Gerhan tahun 2003-2007 ditargetkan seluas 3 Juta Ha dengan target
sebagai berikut :
Tabel 4. Target dan realisasi alokasi Gerhan 2003 -2007
Tahun Target (Ha) Realisasi Alokasi (Ha) 1 2 3
2003 300.000 300.000 2004 500.000 500.000 2005 600.000 600.000 2006 700.000 97.635 2007 900.000 779.060 Jumlah 3.000.000 2.276.695
Gambar 4. Perkembangan realisasi alokasi Gerhan tahun 2003 -2007
Kegiatan Gerhan tersebut diselenggarakan di 33 Provinsi, 480
Kabupaten/Kota. Untuk tahun 2006 rencana semula adalah 700.000 Ha,
namun sehubungan dengan kelanjutan Gerhan tahun 2005 yang menyerap
anggaran tahun 2006 maka pada tahun 2006 hanya mampu teralokasi
Ha
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 13
Gerhan seluas 60.000 Ha. Disamping itu dalam rangka percepatan RHL di
DAS rawan bencana, telah dialokasikan anggaran hasil efisiensi pengadaan
bibit tahun 2006 untuk penanaman seluas 37.635 Ha sehingga total alokasi
pembuatan tanaman tahun 2006 seluas 97.635 Ha. Sesara rinci pada
kegiatan 2003-2006 sebagaimana tabel. 5 dan lampiran.
C. Pelaksanaan GNRHL/Gerhan tahun 2003 2007
1. Gerhan Tahun 2003
GN RHL/GERHAN tahun 2003 direncanakan seluas 300.000 Ha, meliputi
163.144 ha dalam kawasan hutan dan 136.856 ha di luar kawasan hutan
dan telah direalisasikan seluas 295.455 Ha yang terdiri dari 160.153 Ha di
dalam kawasan hutan dan 135.302 Ha di luar kawasan hutan.
Penanaman dilakukan pada 29 DAS prioritas I dan II, dilaksanakan oleh
15 Satuan Kerja (Satker) Propinsi, 145 Satker Kabupaten/Kota. Gerhan
tahun 2003 sampai dengan saat ini sudah tidak ada lagi penambahan
penanaman. Rata-rata prosentase keberhasilan tanaman secara
nasional berdasarkan hasil penilaian LPI sebesar 59,58 %.
2. Gerhan Tahun 2004
Sasaran Gerhan tahun 2004 seluas 500.000 Ha dan telah direalisasikan
seluas 464.470 Ha. Gerhan 2004 dilaksanakan di 141 DAS prioritas dan
dilaksanakan oleh 372 Satker Kabupaten/Kota dan sampai dengan saat
ini sudah tidak ada lagi penambahan penanaman.
3. Gerhan Tahun 2005
Sasaran lokasi kegiatan Gerhan tahun 2005 adalah areal kawasan hutan
dan luar kawasan hutan seluas 600.000 hektar yang tersebar pada 184
DAS, dilaksanakan 420 Satker Kabupaten/Kota dan sampai tahun 2007
telah direalisasikan seluas 447.246 Ha (74,54%). Kegiatan penanaman
Gerhan tahun 2005 sampai saat ini masih dilanjutkan.
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 14
4. Gerhan Tahun 2006
Target pelaksanaan kegiatan Gerhan tahun 2007 seluas 700.000 Ha,
namun karena beban pekerjaan Gerhan 2005 banyak yang belum
selesai dan penyesuaian anggaran tahun 2006 maka realisasi target
Gerhan tahun 2006 hanya seluas 97.635 Ha yang terdiri dari kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan seluas 60.000 Ha dan kegiatan Rehabilitasi
Daerah Pasca dan Rawan Bencana Alam seluas 37.635 Ha. Pelaksanaan
kegiatan Gerhan tahun 2006 sampai saat ini telah direaliasikan seluas
67.242 Ha dan masih tetap dilanjutkan penanamannya.
5. Gerhan Tahun 2007
Target Gerhan tahun 2007 seluas 900.000 Ha, namun mengingat
keterbatasan anggaran maka sasaran fisik penanaman tahun 2007
hanya dapat dibiayai seluas 779.060 Ha. Total anggaran Gerhan tahun
2007 adalah sebesar Rp 2.768.956.647.000,- yang dokumennya
diterbitkan secara bertahap, yaitu tahap I sebesar Rp 2.178.688.069.000,-
dan tahap II sebesar Rp 590.268.578.000,-. Realisasi pelaksanaan
penanaman sampai dengan Desember 2007 tercatat 420.860 Ha
Pada tahun 2007 dilakukan penyempurnaan sistem/mekanisme
pelaksanaan Gerhan dengan tujuan untuk meningkatkan peran Dinas
Kab./Kota yang lebih nyata, meningkatkan pemberdayaan dan peran
serta masyarakat, meningkatkan efektifitas pembinaan
masyarakat/petani dan meningkatkan keberhasilan tanaman.
Penyempurnaan tersebut yaitu pada dasar hukum yang dijadikan
landasan adalah Perpres Nomor 89 Tahun 2007 tentang Gerhan
kemudian tahun anggaran dengan sistem kontrak tahun jamak
(kontraktual multiyears), sistem pembayaran berdasarkan prestasi
pekerjaan, perubahan paket kegiatan dan satker (Kegiatan dalam
kawasan : dilakukan dalam 1 paket di Dinas Kab/Kota (bibit,
penanaman, pemeliharaan). Kegiatan luar kawasan/HR : Bibit oleh BP
DAS, Penanaman oleh Dinas Kab./Kota), SPKS diperluas yaitu selain upah
juga pada bahan/alat.
Pada tahun 2007 ditunjuk Petugas Lapangan Gerhan (PLG) untuk
pendampingan teknis dan kelembagaan.
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 15
No Tahun
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Km Km Ha Ha Unit Unit
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 3 4 13 14
1 2003 163.144 160.153 136.856 135.302 250 250 300.000 295.455 1.764 1.609
2 2004 217.532 196.750 277.393 262.726 5.075 4.794 420 390 500.000 464.270 6.243 5.522
3 2005 273.825 198.988 289.285 220.382 36.890 27.876 1.650 1.361 600.000 447.246 8.554 5.820
4 2006 39.905 23.943 55.010 42.600 2.690 672 30 27 97.635 67.242 2.975 1.249
5 2007 267.070 267.070 458.120 458.120 51.145 51.145 2.725 2.725 779.060 779.060 6.705 -
961.476 846.904 1.216.664 1.119.130 95.800 84.487 5.075 4.753 2.276.695 2.053.273 26.241 14.200
Bangunan Konservasi Tanah
Turus Jalan
Jumlah
Jumlah Penanaman (Ha)Rincian Pembuatan Tanaman
Dalam Kawasan Luar Kawasan Mangrove
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
Rencana 300.000 500.000 600.000 97.635 779.060
Realisasi 295.455 464.470 447.246 67.242 420.860
2003 2004 2005 2006 2007
Turus Jalan2.028 Km (0,08%)
Mangrove58.792 Ha
(3%)
Luar Kawasan 860.660 Ha
(51%)
Dalam Kawasan 775.794 Ha
(46%)
Tabel 5. Rencana dan Realisasi Kegiatan GN-RHL Tahun 2003-2007
Gambar 5. Realisasi GN-RHL 2003-2007 per Kegiatan Gambar 6. Rencana dan Realisasi GN-RHL 2003-2007
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 16
D. Rencana Gerhan 2008-2009
Dalam rangka pencapaian Rencana Strategis Departemen Kehutanan
Tahun 2005-2009, dimana ditargetkan rehabilitasi hutan dan lahan melalui
Gerhan seluas 5 Juta Ha dengan rencana alokasi sebagai berikut :
Tabel . Rencana Gerhan Tahun 2005 - 2009
Tahun Rencana Alokasi (Ha)
2005 2006 2007 2008 2009
600.000 700.000 900.000
1.400.000 1.400.000
JUMLAH 5.000.000
Mencermati pelaksanaan Gerhan pada tahun 2005-2007 realisasi alokasi
Gerhan tahun 2005-2007 masing-masing seluas 600.000 Ha, 97.635 Ha dan
779.060 Ha, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel . Realisasi Gerhan Tahun 2005 - 2009
Tahun Realisasi Alokasi (Ha)
2005 2006 2007 2008 2009
600.000 97.635 779.060
- -
JUMLAH 1.476.695
Oleh karena itu untuk tahun 2008 dan 2009 masing-masing ditargetkan
kembali seluas 1,7 Juta Ha dan 1,8 Juta Ha.
Sesuai dengan rencana alokasi Gerhan diatas, maka pada tahun 2008,
anggaran diperkirakan sebesar Rp. 8,5 Trilyun yang bersumber dari APBN,
APBD, Donasi luar negeri dan sumber lain yang tidak mengikat.
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 17
IV. PENYELENGGARAAN KEGIATAN RHL TAHUN 2007
A. Upaya Percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Upaya percepatan RHL dalam rangka untuk memulihkan, mempertahankan
dan meingkatkan fungsi hutan dan lahan pada tahun 2007, sesuai dengan
instruksi Wakil Presiden RI telah ditetapkan target RHL seluas 2 juta ha (setara
dengan pembuatan tanaman sejumlah 1.652.870 batang pohon), yang
meliputi kegiatan afforestation dan reforestation yaitu melalui program
kegiatan Gerhan, RHL swadaya, APBD, DBH-DR, HTI, HTR, silvikultur intensif.
Tabel 8. Realisasi Percepatan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan lahan Tahun
2007
Penanaman (Ha) Kegiatan Rencana Realisasi %
PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 Gerhan 900.000 779.060 86,56 Ditjen RLPS Rehabilitasi H. Lindung di Pulau Jawa
200.000 154.294 77,15 Perum Perhutani 1)
HTI 300.000 147.700 49,23 Ditjen BPK
HTR 200.000 0 0 Ditjen BPK 2)
HPH (pengayaan) 281.830 39.397,81 13,98 Ditjen BPK
Hutan Meranti 4.000 2.799 69,98 Ditjen BPK 3)
Silvikultur Intensif 30.000 14.430 48,1 Ditjen BPK - DAK-DR/Bagi Hasil - RHL Swadaya 84.170 80.100
4) 95,16 Dephut 5)
Kab/Kota Jumlah 2.000.000 1.217.781 60,89
Keterangan : 1. Realisasi sampai dengan Minggu III Desember 2007, Akhir Desember 2007
ditargetkan 95 % telah dilaksanakan (Unit I, II dan III) 2. Tahap pencadangan areal 3. Pengalokasian disesuaikan dengan ketersediaan anggaran 2007 4. Pelaksanaan RHL swadaya sampai dengan Agustus 2007 5. DAK-DR tahun 2007 dalam bentuk Dana Bagi Hasil, sesuai Permenkeu No. 126 Th.
2007, Pedoman Teknis dalam tahap penyelesaian.
Selain itu kampanye dan aksi penanaman dilaksanakan pada tahun 2007,
diantaranya kegiatan penanaman serentak pada tahun 2007 telah menanam
sebanyak 75.454.969 pohon yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat,
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 18
pemerintah provinsi, Kabupaten/Kota, TNI dan Polisi, BUMN, Swasta, Instansi
Pendidikan dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Selain itu dilaksanakan pula
dan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon dimana sampai saat ini
telah terserap bibit sebanyak 8.263.938 pohon yang berasal dari Departemen
Kehutanan dan swadaya masyarakat.
B. Pelaksanaan Gerhan Tahun 2007
Kegiatan seluas 900.000 Ha dilakukan secara bertahap dengan sistem kontrak
tahun jamak (multiyears). Sasaran pelaksanaan Gerhan 2007 di 33 Provinsi, 431
Kab/Kota yang meliputi pembuatan tanaman di kawasan hutan negara
seluas 348.760 ha (39 %), luar kawasan hutan negara 497.370 ha (55 %),
mangrove seluas 51.145 ha (6 %), turus jalan 2.725 Km (0,3 %).
C. Anggaran Gerhan Tahun 2007
Anggaran Gerhan tahun 2007 adalah sebesar Rp 3.825.643.986.000,- dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 9. Anggaran Gerhan Tahun 2007
Anggaran Pembiayaan Biaya Keterangan
1. Kegiatan lanjutan Gerhan tahun 2006
Rp 1.056.687.339.000,- Sumber anggaran dari DR, dapat diluncurkan
2. Kegiatan Gerhan tahun 2007 :
a. Tahap I Rp 2.178.688.069.000,- Sumber anggaran dari DR, dapat diluncurkan
b. Tahap II Rp 590.268.578.000,- Sumber anggaran ABPN-P, tidak dapat diluncurkan
JUMLAH Rp 3.825.643.986.000,-
Sumber : Setditjen RLPS, 2007
Mengingat anggaran Gerhan tahap II bersumber dari anggaran APBN-P,
maka pembiayaan kegiatan yang bisa diluncurkan pada tahun 2008 adalah
hanya anggaran sisa dari pembiayaan tahap I dan lanjutan Gerhan 2006
yang totalnya adalah sebesar Rp 3.235.375.408.000,-.
-
Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan 19
V. KONSEPSI RHL MASA DEPAN
Pada masa yang akan datang RHL tetap menjadi kebijakan prioritas
Departemen Kehutanan dan harus dilanjutkan dengan beberapa kebijakan
yaitu mengoptimalkan peran para pihak dalam penyelenggaraan RHL,
penyempurnaan Metoda dan Teknis, mengedepankan peran masyarakat
sebagai subjek, pemilihan jenis tanaman yang akrab masyarakat,
menumbuhkan iklim kondusif usaha berbasis hutan, Pola penyelenggaraan :
subsidi, insentif, model dan swadaya dan mengarah kepada RHL mandiri ,
partisipatif dan kemitraan.
Pola-pola kegiatan RHL yang dapat dilaksanakan pada masa yang akan
datang yaitu :
1. Optimalisasi kegiatan Gerhan dengan sistem kontrak tahun jamak
(multiyears) dan pola khusus dengan melibatkan peran serta BUMN dan
BUMS kehutanan dalam RHL, penghijauan lingkungan (bantuan bibit ke
Ormas) dan RHL Mandiri.
2. Tanggap isu international yang sedang berkembang yang terkait dengan
RHL adalah pola perdagangan karbon (carbon trade) dengan mekanisme
CDM dan REDD.
3. Pengembangan HTR dengan pola kredit kepada masyarakat.
4. Investasi swasta pada kegiatan HTI.
5. RHL kemitraan, yaitu dengan pengembangan kemitraan antara swasta dan
masyarakat pemilik lahan maupun kemitraan pemegang HGU, pemda serta
mitra kehutanan.
6. Penyelenggaraan RHL dengan pengembangan HKM , yang
menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat.