resume biografi jendral soedirman

7
RESUME BIOGRAFI JENDRAL SOEDIRMAN I. PENDAHULUAN Sejarah perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan pastinya mencatat nama Panglima Besar Jendral Soedirman. Jenderal Soedirman dikenal sebagai salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi dan merupakan salah satu tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah panglima TNI yang pertama, tokoh agama, pendidik, tokoh Muhammadiyah sekaligus pelopor perang gerilya di Indonesia. Jenderal Soedirman juga salah satu jenderal bintang lima di Indonesia selain Jenderal AH Nasution, dan Jenderal Soeharto. Perjuangannya yang tak kenal lelah menghadapi para penjajah bahkan ketika sakit menderanya, membuat namanya tak akan pernah oleh waktu. II. ISI Jenderal Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, dan dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya, Siyem, adalan keturunan Wedana Rembang. Soedirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R. Tjokrosoenaryo, seorang asisten Wedana Rembang yang masih merupakan saudara dari Siyem. Kisah pendidikan Soedirman bermula dari pendidikan formal di Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang

Upload: afiya-fathina

Post on 05-Dec-2014

194 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pangbes jendral soedirman

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Biografi Jendral Soedirman

RESUME BIOGRAFI JENDRAL SOEDIRMAN

I. PENDAHULUAN

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan pastinya mencatat nama

Panglima Besar Jendral Soedirman. Jenderal Soedirman dikenal sebagai salah satu tokoh besar di

antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi dan merupakan salah satu

tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah panglima TNI yang

pertama, tokoh agama, pendidik, tokoh Muhammadiyah sekaligus pelopor perang gerilya di

Indonesia. Jenderal Soedirman juga salah satu jenderal bintang lima di Indonesia selain Jenderal

AH Nasution, dan Jenderal Soeharto. Perjuangannya yang tak kenal lelah menghadapi para

penjajah bahkan ketika sakit menderanya, membuat namanya tak akan pernah oleh waktu.

II. ISI

Jenderal Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Purbalingga,

Jawa Tengah, dan dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah

seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya, Siyem, adalan keturunan

Wedana Rembang. Soedirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R.

Tjokrosoenaryo, seorang asisten Wedana Rembang yang masih merupakan saudara dari Siyem.

Kisah pendidikan Soedirman bermula dari pendidikan formal di Sekolah Taman Siswa, sebuah

sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru)

Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di

organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah

di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga

bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang. Sementara pendidikan militer diawalinya

dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai

pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki

sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan

bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja

dibunuh oleh tentara Jepang.

Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi Komandan Batalyon di Kroya, Jawa

Tengah. Kemudian ia menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan

melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar

TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember

Page 2: Resume Biografi Jendral Soedirman

1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden dan akhirnya terpilih

menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TKR). Soedirman dikenal

memiliki pribadi yang teguh pada prinsip dan keyakinan, Ia selalu mengutamakan kepentingan

orang banyak banyak dan bangsanya di atas kepentingan pribadinya, bahkan kepentingan

kesehatannya sendiri. Pribadinya tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Tjokropranolo,

pengawal pribadinya semasa gerilya, sebagai seorang yang selalu konsisten dan konsekuen

dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Pada masa pendudukan Jepang ini,

Soedirman pernah menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas. Dalam saat ini ia mendirikan koperasi untuk

menolong rakyat dari bahaya kelaparanSetelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran

dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa

pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal

tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena

prestasinya.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang,

ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan

tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman

terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember

tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris.

Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris

mengundurkan diri ke Semarang.

Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan

Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta

sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit.

Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.

Kemudian sewaktu berada di desa Karangnongko, setelah sebelumnya menetap di desa

Sukarame, Panglima Besar Soedirman yang memiliki naluri seorang pejuang, menganggap desa

tersebut tidak aman bagi keselamatan pasukannya. Maka beliau pun mengambil keputusan untuk

meninggalkan desa dengan taktik penyamaran, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah besarta

para sahabatnya saat akan berhijrah. Setelah shalat subuh, Pak Dirman yang memiliki nama

samaran Pak De dengan beberapa pengawal pergi menuju hutan. Mantel yang biasa dipakai

Page 3: Resume Biografi Jendral Soedirman

olehnya ditinggal dalam rumah di desa itu, termasuk beberapa anggota rombongan yang terdiri

dari Suparjo Rustam dan Heru Kesser. Pagi harinya Heru Kesser segera mengenakan mantel

tersebut dan bersama Suparjo Rustam berjalan menuju arah selatan, sampai pada sebuah rumah

barulah mantel tersebut dilepas dan mereka berdua bersama beberapa orang secara hati-hati pergi

menyusul Soedirman. Dan sore harinya pasukan Belanda dengan pesawat pemburunya

memborbardir rumah yang sempat disinggahi Heru Kesser dan Suparjo Rustam, dan ini

membuktikan betapa seorang Panglima sekaligus dai ini begitu menguasai taktik dan sejarah.

Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda.

Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat

keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap

tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya

karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan

tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara. Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin

pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah

dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah

sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Jenderal Sudirman dan pasukannya

melewati daerah membentang antara Yogyakarta, Panggang, Wonosari, Pracimantoro, Wonogiri,

Purwantoro, Ponorogo, Sambit, Trenggalek, Bendorejo, Tulungagung, Kediri, Bajulan,

Girimarto, Warungbung, Gunungtukul, Trenggalek (lagi), Panggul, Wonokarto dan Sobo

(memimpin gerilya selama 3 bulan, 28 hari). Baru kemudian dari Sobo menuju Yogyakarta

melewati Baturetno, Gajahmungkur, Pulo, Ponjong, Piyungan, Prambanan dan baru pada tanggal

10 Juli 1949 kembali lagi ke Yogyakarta. Dalam keadaan yang serba kekurangan dan kondisi

fisik yang lemah Jenderal Sudirman terus dan terus berjuang tanpa kenal menyerah. Perang

gerilya yg dipimpin Jenderal Soedirman telah menjadi inspirasi sejarah Indonesia serta sumber

pelajaran bagi perjalanan generasi sesudahnya, sekaligus gambaran nilai & semangat luhur

perjuangan kemerdekaan Indonesia.Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan

petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari

medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya

selalu dibutuhkan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus

meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.

Page 4: Resume Biografi Jendral Soedirman

Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan

di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela

Kemerdekaan.

III. KESIMPULAN

Secara garis besar dapat kita rinci :

Nama: Jenderal Sudirman

Lahir: Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916

Meninggal: Magelang, 29 Januari 1950

Agama: Islam

Pendidikan Fomal:

- Sekolah Taman Siswa

- HIK Muhammadiyah, Solo (tidak tamat)

Pendidikan Tentara: Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor

Pengalaman Pekerjaan: Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap

Pengalaman Organisasi: Kepanduan Hizbul Wathan

Jabatan di Militer:

- Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal

- Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel

- Komandan Batalyon di Kroya

Tanda Penghormatan: Pahlawan Pembela Kemerdekaan

Meninggal: Magelang, 29 Januari 1950

Dimakamkan: Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta

Selain itu yang perlu menjadi catatan adalah bahwa sang Panglima Besar Jendral Soedirman

telah mewariskan bagaimana langkah nyata semangat pantang menyerah demi mencapai tujuan.

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Anonima. 2011.Biografi Jendral Soedirman. http://pinguinbarbiespallazio.blogspot.com.

Diakses pada tanggal 8 September 2011 pukul 19.32 WIB.

2. Anonimb. 2011. Soedirman. www.wikipedia.com . Diakses pada tanggal 8 September

2011 pukul 19.45 WIB.

Page 5: Resume Biografi Jendral Soedirman

3. Anonimc. 2011. Jenderal Soedirman. http://chillinaris.blogspot.com. Diakses pada tanggal

8 September 2011 pukul 20.30 WIB.

4. Anonimd. 2011, Biografi Jendral Soedirman. http://www.biografitokohdunia.com.

Diakses pada tanggal 8 September 2011 pukul 20.45 WIB.

5. Anonime. 2011. Jenderal Soedirman, Hal Yang Tidak Terungkap Dari Seorang Panglima

. http://jainal13.wordpress.com .Diakses pada tanggal 8 September 2011 pukul 21.00 WIB.