resume bioetanol solusi daerah tertinggal

5
PROPOSAL PEMANFAATAN POTENSI LONTAR (Borassus flabellifer) SEBAGAI BAHAN BAKU ENERGI ALTERNATIF (BIOETANOL) DI KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA Salah satu alternatif solusi bagi Wilayah Kepulauan Indonesia Terluar/Perbatasan untuk mengatasi kerawanan energi dan upaya peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan potensi lokal dalam rangka menjaga Wilayah Negara Kesatauan Republik Indonesia Dibuat Oleh : Ir. Supriyanto 081317811798

Upload: supriyanto

Post on 24-Jun-2015

246 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

one of an alternative solution for my country and world

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Bioetanol Solusi Daerah Tertinggal

PPRROOPPOOSSAALL

PPEEMMAANNFFAAAATTAANN PPOOTTEENNSSII LLOONNTTAARR ((BBoorraassssuuss ffllaabbeelllliiffeerr))

SSEEBBAAGGAAII BBAAHHAANN BBAAKKUU EENNEERRGGII AALLTTEERRNNAATTIIFF ((BBIIOOEETTAANNOOLL))

DDII KKAABBUUPPAATTEENN MMAALLUUKKUU BBAARRAATT DDAAYYAA

Salah satu alternatif solusi bagi Wilayah Kepulauan Indonesia Terluar/Perbatasan untuk mengatasi kerawanan energi dan upaya peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan potensi lokal dalam rangka menjaga Wilayah Negara Kesatauan Republik Indonesia

DDiibbuuaatt OOlleehh :: IIrr.. SSuupprriiyyaannttoo

008811331177881111779988

Page 2: Resume Bioetanol Solusi Daerah Tertinggal

1

DAFTAR ISI ...................................................................................... 1 RESUME ........................................................................................... 2 BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 6 1.1. Latar Belakang ........................................................................... 8 1.2. Potensi Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya ...................... 8 1.3. Pemanfaat Nira Lontar Sebagai Bahan Baku Bioetanol ........... 9 1.4. Maksud dan Tujuan ................................................................... 13 BAB II. BOTANI DAN EKOLOGI LONTAR .................................................. 14 2.1. Botani ......................................................................................... 15 2.2. Ekologi ....................................................................................... 17 BAB III. POTENSI LONTAR PULAU KISAR KABUPATEN MALUKU

BARAT DAYA ................................................................................... 18 BAB IV. PRODUKSI BIOETANOL ................................................................. 21 4.1. Sekilas Tentang Etanol (Alkohol) ............................................... 22 4.2. Potensi Pasar Bioetanol............................................................... 23 4.3. Proses Pembuatan Bioetanol....................................................... 24 4.4. Analisis Ekonomi Produksi Bioetanol ......................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 33 LAMPIRAN ....................................................................................... 34

Page 3: Resume Bioetanol Solusi Daerah Tertinggal

2

RREESSUUMMEE

Page 4: Resume Bioetanol Solusi Daerah Tertinggal

3

PPEEMMAANNFFAAAATTAANN PPOOTTEENNSSII LLOONNTTAARR ((BBoorraassssuuss ffllaabbeelllliiffeerr))

SSEEBBAAGGAAII BBAAHHAANN BBAAKKUU EENNEERRGGII AALLTTEERRNNAATTIIFF ((BBIIOOEETTAANNOOLL))

DDII KKAABBUUPPAATTEENN MMAALLUUKKUU BBAARRAATT DDAAYYAA

Salah satu alternatif solusi bagi Wilayah Kepulauan Indonesia Terluar/Perbatasan untuk mengatasi kerawanan energi dan upaya peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan potensi lokal dalam rangka menjaga Wilayah Negara Kesatauan Republik Indonesia

SSuupprriiyyaannttoo

Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) mempunyai berbagai jenis

sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar

pembangunan daerah. Salah satu anugrah sumber daya alam untuk

Kabupaten MBD adalah pohon Lontar atau Koli (Borassus flabellifer) yang

tumbuh subur di beberapa pulau. Pemanfaatan nira lontar sebagai bahan

baku bioetanol lebih memberikan manfaat dibandingkan sekedar untuk

minuman keras tradisional (sopi), merupakan solusi untuk menciptakan

lapangan kerja dan alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar

(energi) bagi masyarakat Kabupaten MBD. Sampai dengan saat ini

kebutuhan listrik untuk operasional pemerintahan Kabupaten MBD sangat

tergantung dengan genset dengan bahan bakar solar yang harus

didatangkan dari Kupang yang pasokannya sering terganggu oleh faktor

cuaca. Bahan bakar bensin paling murah Rp 8.000 per liter dan sering tidak

ada stok. Hal tersebut sangat mengganggu bagi Kabupaten MBD dalam

memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Potensi kelautan tidak bisa

dimanfaatkan karena kelangkaan bahan bakar bagi nelayan. Kondisi

tersebut yang menghambat berkembangnya wilayah/daerah perbatasan

yang lokasinya terisolir/terpencil dengan tingkat aksesibilitas yang rendah

(terbatasnya prasarana dan sarana penunjang ekonomi baik dari sisi

transportasi, telekomunikasi, ketenagalistrikan dan informasi), rendahnya

tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat, rendahnya tingkat

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan (tingginya

jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal). Tahun 2007 penduduk miskin

Kabupaten MBD mencapai 60,7% atau 43.305 orang. Secara geografis

wilayah Kabupaten MBD merupakan kepulauan terluar wilayah selatan

Indonesia posisinya sangat strategis karena berbatasan langsung dengan

Negara Timor Leste dan Australia.

Sesungguhnya Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Pulau-

Pulau Kecil Terluar. Dalam rangka menjaga keutuhan wilayah negara, serta

meningkatkan kesejahtereaan masyarakat di wilayah perbatasan, perlu

dilakukan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar dengan memperhatikan

keterpaduan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum,

sumber daya manusia, pertahanan, dan keamanan.

Page 5: Resume Bioetanol Solusi Daerah Tertinggal

4

Selain itu pulau-pulau kecil tertular Indonesia memiliki nilai strategis

sebagai Titik Dasar dari Garis Pangkal Kepulauan Indonesia dalam

penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia,

dan Landas Kontinen Indonesia.

Sebelumnya pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan dan

strategi nasional percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia

melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2002.

Masalah penanggulangan kemiskinan juga menjadi fokus dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 – 2009

(Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005), secara

mendetail dibahas pada Lampiran Bab 16. Selain itu mungkin masih banyak

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah pembangunan

kawasan tertinggal dan penanggulangan kemiskinan.

Berdasarkan Intruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 tahun

2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaat Bahan Bakar Nabati (Biofuel)

sebagai Bahan Bakar Lain, secara khusus Presiden mengintruksikan Kepada

Menko Perekonomian dan 12 Menteri yang terkait serta Gubernur dan

Bupati/Walikota untuk melaksanakan percepatan dan pemanfaat bahan

bakar nabati (biofuel). Pemanfaatan potensi lontar (Borassus flabellifer)

sebagai bahan baku bioetanol selain dimaksudkan untuk mengatasi masalah

bahan bakar (energi) juga merupakan entry point untuk pembangunan

perekonomian di Kabupaten MBD. Proyek tersebut layak untuk

dikembangkan, sebagimana rangkuman hasil analisis ekonomi di bawah ini.

PRODUK PEMBIAYAAN PROYEK 7.373.249.602Rp

Bioetanol 95% 1.620.000 LTR/TH Modal Sendiri (10,3%) 760.709.402Rp

BAHAN BAKU Modal Pinjaman (89,7%) 6.612.540.200Rp

Kebuthan nira per liter bioetanol 12 LTR

Kebuthan Nira Lontar 19.440.000 LTR/TH LAMA PINJAMAN 4 TAHUN

Produktifitas Nira Lontar 7,0 LTR/POHON GRACE PERIODE 1 TAHUN

Jumlah pohon lontar yang disadap 8.571 POHON/HR BUNGA PINJAMAN (FLAT) 13,20%

Jumlah pohon lontar yang produktif 123.805 POHON PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK BUNGA

Jumlah pohon lontar yang produktif 20 POHON/HR Tahun 2010 1.016.368.898Rp 872.855.306Rp

Jumlah penyadap nira 429 ORANG Tahun 2011 1.150.529.593Rp 738.694.612Rp

Jumlah Kepala Keluarga 1.859 ORANG Tahun 2012 1.302.399.499Rp 586.824.706Rp

Tahun 2013 1.474.316.233Rp 414.907.972Rp

HARGA TOTAL 4.943.614.224Rp 2.613.282.595Rp

Harga Jual Bioetanol 7.000Rp

Harga Pokok Produksi Bioetanol 5.325Rp PENJUALAN/PROFIT PENJUALAN NET PROFIT

Harga Nira Lontar 250Rp Tahun 2010 11.340.000.000Rp 535.725.875Rp

Tahun 2011 11.340.000.000Rp 535.725.875Rp

NILAI PROYEK 7.373.249.602Rp Tahun 2012 11.340.000.000Rp 535.725.875Rp

Modal Investasi 5.262.000.000Rp Tahun 2013 11.340.000.000Rp 535.725.875Rp

Pre Opersional dan Perijinan 50.000.000Rp Tahun 2014 11.340.000.000Rp 535.725.875Rp

Bangunan dan Pengolahan Limbah 1.800.000.000Rp TOTAL 56.700.000.000Rp 2.678.629.377Rp

Sarana Transportasi 212.000.000Rp

Mesin Bioetanol 3.200.000.000Rp

Modal Kerja 1.350.540.200Rp FISIBILITAS PROYEK

Biaya Variabel 1.295.044.076Rp BREAK EVENT POINT (BEP) 151.110 LITER

Biaya Tetap 55.496.124Rp INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) 34%

Lain-lain 760.709.402Rp PAY BACK PERIODE (PBP) 2,5 TAHUN

Provisi dan IDC 760.709.402Rp REVENUE/COST RATIO 1,31