resume akuntansi pajak

7
Pasal 11 UU PPh secara umum berisi ketentuan mengenai penyusutan untuk harta berwujud sedangkan Pasal 11A UU PPh berisi ketentuan mengenai amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud termasuk HGB, HGU, Hak Pakai, Goodwill, dan harta atau asset tak berwujud lainnya. Namun perlu diketahui bahwa terkait dengan masalah penghitungan penyusutan dan amortisasi fiskal ini, ketentuan pajak atau ketentuan fiskal tidak seluruhnya mengadopsi ketentuan-ketentuan yang ada dalam prinsip akuntansi umum (Standar Akuntansi Keuangan/SAK). Secara khusus, otoritas pajak telah menetapkan beberapa ketentuan khusus yang diatur dalam peraturan-peraturan berikut (yang masih berlaku sampai saat artikel ini ditulis): 1. Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh; 2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.03/2009; dan 3. PMK Nomor 249/PMK.03/2008 stdd PMK Nomor 126/PMK.03/2012; Prinsip Usia atau Masa Manfaat Harta Perbedaan pertama antara peraturan fiskal dengan SAK, adalah terkait dengan penentuan apakah harta tersebut boleh dibebankan atau dibiayakan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau harus melalui penyusutan/amortisasi. Dalam SAK, kita telah tahu bahwa penetapan mengenai hal ini diserahkan sepenuhnya kepada manajemen perusahaan. Artinya manajemen, oleh SAK dibolehkan untuk menentukan bahwa pengeluaran tersebut dibebankan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau biaya. Biasanya manajemen akan memilih membebankan sekaligus terutama jika nilai atau materialitasnya tidak terlalu besar. Tetapi menurut ketentuan fiskal, sebagaimana bisa kita baca pada redaksional kalimat Pasal 9 ayat (2) UU PPh, pengeluaran atau biaya usaha yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak boleh dibebankan sekaligus. Pengeluaran atau biaya tersebut harus dibebankan melalui penyusutan/amortisasi yang ketentuannya diatur dalam Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh. Sebagai contoh misalnya pada tahun 2012 Wajib Pajak membeli ordner, whiteboard, dan perkakas kecil lainnya untuk dipakai dalam kegiatan operasional usaha sehari-hari. Menurut SAK, karena nilai dari perkakas kantor tersebut tidak

Upload: ririensays

Post on 16-Aug-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

RESUME PASAL 11 DAN 11A

TRANSCRIPT

Pasal 11 UU PPh secara umum berisi ketentuan mengenai penyusutan untuk harta berwujud sedangkan Pasal 11A UU PPh berisi ketentuan mengenai amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud termasuk HGB, HGU, Hak Pakai, Goodwill, dan harta atau asset tak berwujud lainnya.amun perlu diketahui bahwa terkait dengan masalah penghitungan penyusutan dan amortisasi !skal ini, ketentuan pajak atau ketentuan !skal tidak seluruhnya mengadopsi ketentuan"ketentuan yang ada dalam prinsip akuntansi umum #$tandar Akuntansi %euangan&$A%'.$ecara khusus, otoritas pajak telah menetapkan beberapa ketentuan khusus yang diatur dalam peraturan"peraturan berikut #yang masih berlaku sampai saat artikel ini ditulis'(1. Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh)*. Peraturan +enteri %euangan #P+%' omor ,-&P+%../&*..,) dan/. P+% omor *0,&P+%../&*..1 stdd P+% omor 1*-&P+%../&*.1*) Prinsip Usia atau Masa Manfaat HartaPerbedaan pertama antara peraturan !skal dengan $A%, adalah terkait dengan penentuan apakah harta tersebut boleh dibebankan atau dibiayakan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau harus melalui penyusutan&amortisasi.2alam $A%, kita telah tahu bahwa penetapan mengenai hal ini diserahkan sepenuhnya kepada manajemen perusahaan. Artinya manajemen, oleh $A% dibolehkan untuk menentukan bahwa pengeluaran tersebut dibebankan sekaligus pada tahun terjadinya pengeluaran atau biaya. Biasanya manajemen akan memilih membebankan sekaligus terutama jika nilai atau materialitasnya tidak terlalu besar.3etapi menurut ketentuan !skal, sebagaimana bisa kita baca pada redaksional kalimat Pasal , ayat #*' UU PPh, pengeluaran atau biaya usaha yang memiliki masa man4aat lebih dari 1 #satu' tahun tidak boleh dibebankan sekaligus. Pengeluaran atau biaya tersebut harus dibebankan melalui penyusutan&amortisasi yang ketentuannya diatur dalam Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh.$ebagai contoh misalnya pada tahun *.1* 5ajib Pajak membeli ordner, whiteboard, dan perkakas kecil lainnya untuk dipakai dalam kegiatan operasional usaha sehari"hari. +enurut $A%, karena nilai dari perkakas kantor tersebut tidak terlalu besar, maka seluruh harga pembelian perkakas itu boleh dibebankan sekaligus pada tahun *.1*.Akan tetapi secara !skal, harga beli perkakas tersebut seharusnya tidak dibebankan sekaligus sebagai biaya di tahun *.1* tetapi dibebankan secara bertahap sesuai dengan umur atau masa man4aat perkakas yang bersangkutan. Usia atau Masa Manfaat Harta2alam menentukan usia atau masa man4aat harta, !skal juga memiliki aturan tersendiri yaitu seperti yang dicantumkan dalam Pasal 11 maupun Pasal 11A UU PPh. 2alam kedua pasal ini, usia atau masa man4aat harta ditetapkan sebagai berikut( Pengelompokkan HartaUntuk mengetahui di kelompok berapa akti6a atau harta yang kita gunakan, kita75ajib Pajak7harus melihat pada 8ampiran 9 s.d. 8ampiran 9: yang ada di P+% omor ,-&P+%../&*..,. 2i lampiran tersebut sudah ditentukan jenis"jenis akti6a untuk masing"kelompok harta yang disebutkan di tabel di atas, sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan 5ajib Pajak.P+% ini berlaku umum untuk seluruh 5ajib Pajak, kecuali bagi 5ajib Pajak yangdisebutkan dalam P+% omor *0,&P+%../&*..1.%emudian jika misalnya kita punya akti6a tetapi akti6a kita tidak tercantum dalam 8ampiran 9 hingga 8ampiran 9: P+% tersebut, maka akti6a kita itu dianggap masuk %elompok /. 9tu artinya akti6a kita tadi harus disusutkan selama 1- tahun ;Pasal * ayat #1' P+% omor ,-&P+%../&*..,'.amun jika kita bisa menunjukkan bahwa akti6a kita yang tidak tercantum dalam lampiran"lampiran P+% tersebut bukan termasuk %elompok /, maka kita bisa mengajukan permohonan untuk penetapan kelompok atas akti6a kita tersebut sesuai dengan masa man4aat yang sebenarnya. Permohonan ini harus diajukan kepada %epala %antor 5ilayah 2"??&Pp /..," sebagai penggantian hak guna bangun yangtersisa dan >p *..," sebagai biaya notaris dan biaya perolehan lainnya. 2alam hal ini seluruh biaya pembelian tanah >p 1.?..," tidak boleh disusutkan yang artinya tidak akan pernah ada biaya terkait dengan tanah tersebut.p ?..," untuk masa hak guna bangun *. tahun, maka terhadap biaya perpanjangan ini bisa disusutkan melalui mekanisme amortisasi seperti yang diisyaratkan Pasal 11A UU PPh.+enurut penjelasan Pasal 11 ayat #1' UU PPh, tanah bisa saja disusutkan dan dibebankan menjadi biaya usaha apabila tanah tersebut berkurang karena penggunaannya untuk memperoleh penghasilan. +isalnya tanah yang dipergunakan oleh perusahaan genteng, keramik atau batu bata untuk memproduksi genteng, keramik dan batu batanya. Depreciable-Not-DeductibleAkti6a atau harta yang tergolong depreciable-not-deductible-assets adalah akti6a"akti6a yang oleh ketentuan dan peraturan pajak dianggap tidak memilki hubungan dengan kegiatan usaha untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan&/+.+isalnya saja asset berupa perumahan atau mess karyawan bagi 5ajib Pajak yang tidak mendapat penetapan sebagai pengusaha di daerah terpencil. 2alam hal ini, kita boleh saja menghitung penyusutan atas mess atau perumahan tersebut untuk kepentingan penyusunan laporan laba rugi komersial kita. 3etapi saat akan membuat $P3 3ahunan PPh, biaya penyusutan mess atau perumahan itu harus dikoreksi positi4.+eski asset yang kita miliki kita gunakan dalam kegiatan usaha atau terkait /+, tetapi apabila penghasilan dari kegiatan usaha kita itu dikenakan PPh bersi4at !nal, maka penyusutan asset itu pun tidak boleh dibebankan sebagai biaya. +isalnya jika kita bergerak di bidang usaha jasa konstruksi dan kita memiliki alat"alat berat konstruksi. 2alam hal ini, karena penghasilan dari usaha jasa konstruksi sudah dikenakan PPh Ainal Pasal 0 ayat #*', maka penyusutan atas alat"alat konstruksi itu tidak boleh dibiayakan lagi. Depreciable Deductible Only 50%Untuk asset berupa kendaraan dinas dan telepon selular milik perusahaan, yang boleh dibawa pulang oleh pegawai tertentu berlaku ketentuan bahwa penyusutannya hanya boleh dibebankan sebesar ?.B dari total penyusutan !skal yang berlaku. %etentuan ini di atur melalui %eputusan 2irjen Pajak omor %=P"**.&Pp 1.........,..&0 tahun D >p *.?......,..&tahun.p *.?......,.. Penyusutan 3ahun ke"/( D #>p 1.........,.. F >p ?........,.. F >p *.?......,.. ' E ?.B D >p 1.*?.....,.. Penyusutan 3ahun ke"0( D seluruh nilai sisa buku !skal #>p 1.........,.. F >p ?........,.. F >p *.?......,.. F >p 1.*?.....,.. D >p 1.*?.....,..' disusutkan sekaligus pada tahun ke"0 #tahun terakhir'.Untuk satu akti6a, 5ajib Pajak hanya boleh memilih satu metode penyusutan dan metode itu harus diterapkan secara konsisten atau taat aGas.