resti

23
A. Pengertian Komunikasi Bisnis Dari landasan teori pada bab sebelumya kita telah mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis. Jika kita ingat kembali, komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Hasim Nantjik (1969: 8) mengemukakan bahwa All means of communication to the public news and opinion, cuation and beliefs, wetherbay newspaper, magazines or books, by radio broadcast, by television or by film. (Segala alat digunakan untuk komunikasi kepada publik, baik berupa berita atau pendapat, apakah dikomunikasikan melalui surat kabar, majalah-majalah, ataukah buku-buku, melalui siaran radio, melalui tlevisi atau melalui film). Ada lima komponen yang penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu : a. Pengirim pesan (sender atau komunikator). b. Pesan yang dikirimkan (message). c. Bagaimana pesan tersebut disampaikan (delivery channel atau media). d. Penerima pesan (receiver atau komunikan. e. Umpan balik (feedback) atau effect.

Upload: agus-ansori

Post on 19-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Komunikasi Bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: Resti

A.      Pengertian Komunikasi Bisnis

Dari landasan teori pada bab sebelumya kita telah mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi

bisnis. Jika kita ingat kembali, komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan

atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau

menimbulkan efek tertentu yang diharapkan.  Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang

menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara

historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam

konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan

pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Hasim Nantjik (1969: 8) mengemukakan bahwa All means of communication to the public news and

opinion, cuation and beliefs, wetherbay newspaper, magazines or books, by radio broadcast, by

television or by film. (Segala alat digunakan untuk komunikasi kepada publik, baik berupa berita atau

pendapat, apakah dikomunikasikan melalui surat kabar, majalah-majalah, ataukah buku-buku, melalui

siaran radio, melalui tlevisi atau melalui film).

Ada lima komponen yang penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :

a.       Pengirim pesan (sender atau komunikator).

b.      Pesan yang dikirimkan (message).

c.       Bagaimana pesan tersebut disampaikan (delivery channel atau media).

d.       Penerima pesan (receiver atau komunikan.

e.       Umpan balik (feedback) atau effect.

Kilima komponen penting yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi diatas tidak hanya berlaku

untuk komunikasi bisnis, tetapi dalam dunia pendidikan kelima komponen tersebut juga penting untuk

diperhatikan. Hal itu diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan belajar yang diharapkan melalui

komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh

keaktifan selama proses belajar berlangsung yaitu adanya bentuk komunikasi dalam bentuk timbal

balik berupa pertanyaan dan jawaban pertanyaan dari sebuah proses belajar mengenai topik tertentu

yang dibahas dalam proses belajar tersebut.

Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu :

1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.

2.  Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan

komunikan.

Page 2: Resti

3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam

tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.

4. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka,

menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara

bersamaan.

5. Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau

dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.

6. Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau

lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

manajemen.

Unsur-unsur komunikasi tersebut juga diperlukan dalam komunikasi dalam bidang pendidikan. Hanya

saja yang membedakannya adalah tujuan yang akan dicapai disesuaikan dengan kebutuhan dunia

pendidikan.

B.       Bentuk Komunikasi  Bisnis

Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu,

komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

1.      Komunikasi verbal

Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang

disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca

majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain.

Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam

suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :

Berbicara dan Menulis

Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan,

seperti surat, memo dan laporan.

Mendengarkan dan Membaca

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang

yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading).

2.      Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis.

Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk

dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi,

simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi

Page 3: Resti

nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang

disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak

sadar dan bersifat alami.

Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu

Menyediakan dan memberikan informasi

Mangatur alur suatu percakapan

Mengekspresikan emosi

Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal

Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain

Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah

Dalam prakteknya tentu komunikasi verbal dan non verbal dapat bergabung agar penyampaian sebuah

informasi dapat mudah dipahami. Contohnya komunikasi yang dilakukan seorang pemimpin untuk

menyuruh bawahanya dimana melalui ucapan dan ekspersi wajah yang tepat akan mempermudah

penyampaian maksud dan tujuan yang akan disampaikan sehingga tidak akan terjadi sebuah kekeliruan.

C.      Hambatan Komunikasi Bisnis

Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor hambatan yang

biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :

1.      Hambatan Teknis

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap

kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan

komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan

sistem informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih

efisien.

2.      Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif.

Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang

kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari miss

komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan

karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang

berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.

3.     Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat

dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini

mencakup hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur,

Page 4: Resti

keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.

Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya,

seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut.

Singkatnya ada lima hambatan dalam komunikasi, yaitu :

1.      Jenis Kelamin

2.      Usia

3.      Budaya

4.      Pekerjaan

5.      waktu

Beberapa hal untuk mengatasi hambatan komunikasi bisnis:

1. Mendorong iklim komunikasi terbuka, mendorong masukan dan feedback dari karyawan

2. Menyederhanakan struktur organisasi, mengurangi layer, informasi lebih cepat

3. Mempromosikan komunikasi horizontal, meningkatkan moral, menambah ide-ide

4. Membuat pusat isu, karyawan bisa mengkonfirmasi isu yang berkembang

5. Membuat saluran formal seperti newsletter untuk memuat berita/informasi perusahaan

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

A.      KOMUNIKASI ORGANISASI

1.       Definisi

·         Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M. Rogers)

·         Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan

sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert

Bonnington)

·         Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam

kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005)

2.       Jenis dan proses komunikasi organisasi

Jenis :

·         Komunikasi lisan dan tertulis

Dasar penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk pesan yang akan disampaikan.

Banyak bentuk komunikasi: terutama komunikasi antar pribadi (interpersonal communication),

disampaikan secara lisan maupun tertulis. Karena sebagian besar interaksi manusia terjadi dalam

bentuk ini, maka berbagai studi telah dilakukan untuk menilai manfaat dan efisiensi dari pesan yang

disampaikan dengan cara ini.

·         Komunikasi verbal dan non verbal

Page 5: Resti

Jika dua orang berinteraksi, maka informasi mengenai perasaan dan gagasan atau ide yang timbul akan

dikomunikasikan. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan melalui berbagai isyarat-isyarat atau

signal-signal non verbal. Dalam percakapan tatap muka langsung, perasaan, keadaan jiw, atau suasana

hati seseorang dinyatakan melalui gerakan isyarat(gesture), ekspresi wajah, posisi dan gerakan badan,

postur, kontak fisik, kontak pandangan mata, dan stimulasi non-verbal lain yang sama pentingnya

dengan kata-kata yang diucapkan.

·         Komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping

Penggolongan komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping (lateral) ini didasarkan pada arah aliran

pesan-pesan dan informasi didalam suatu organisasi. Untuk memperoleh pengertian yang lebih

mendalam, maka akan diuraikan ketiga jenis komunikasi tersebut :

-          Komunikasi kebawah

Aliran informasi dalam komunikasi kebawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke

manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah, dan akhirnya sampai pada karyawan

operasional. Komunikasi ini juga mempunyai fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi dan

evaluasi.

-          Komunikasi keatas

Alirannya dalam hirarki wewenang yang lebih rendah ke lebih tinggi biasanya mengalir disepanjang

rantai komando. Fungsi utamanya adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan

dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.

-          Komunikasi kesamping

Terjadi antara dua pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama

(komunikasi horizontal) atau antara orang atau juga pihak pada tingkatan yang berbeda yang tidak

mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lainnya (komunikasi diagonal).

·         Komunikasi formal dan informal

Komunikasi formal terjadi diantara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh

manajemen.

Komunikasi informal terjadi di antara karyawan dalam suatu organisasi yang dapat berinteraksi

secara bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka.

                                Proses :

·         Proses ideasi

-          Tahap pertama dalam suatu proses komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses penciptaan

gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.

·         Proses encoding

-          Gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk

dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan

digunakan.

·         Proses pengiriman

Page 6: Resti

-          Gagasan atau pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media

komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara,

menulis, menggambar dan bertindak.

·         Proses penerimaan

-          Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung

pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya.

·         Proses decoding

-          Pesan-pesan yang diterima diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara langsung atau

tidak langsung melalui proses berfikir.

·         Proses tindakan

-          Respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan,

atau melakukan tindakan-tindakan lain.

3.       Implikasi manajerial

Bagi pengelola organisasi terutama yang berada dalam tataran pimpinan harus memahami prilaku

individu dan dinamika kelompok. Tiap kelompok biasanya memiliki prilaku yang unik dengan

memahami dinamika kelompok akan dapat memahami pula proses interaksi dalam kelompok itu

sendiri. Kinerja organisasi akan dapat diwujudkan bila didukung oleh kelompok-kelompok yang padu

dan efektif.

Sumber : http://kireinatasya.wordpress.com/2012/10/14/prilaku-dan-komunikasi-dalam-kelompok-

organisasi/

B.      PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

1.       Definisi

·         Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)

tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

·         Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis

terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan

merupakan tindakan yang paling cepat.

·         Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih

suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

2.       Jenis dan proses

JENIS :

Menurut George R. Terry dan Brinckloe :

·         Intuisi

Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga

mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa

keuntungan dan kelemahan.

·         Pengalaman

Page 7: Resti

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis,

karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung

ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan

lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan

peristiwa yang terjadi kini.

·         Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik.

Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga

orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

·         Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap

bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah

kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan

kekurangan.

·         Logika/Rasional

Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan

unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang

berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten

untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan

mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara

logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

o kejelasan masalah

o orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai

o pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya

o preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria

o hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang

maksimal 

PROSES :

·         Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau

menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa

masalahnya.

·         Mencari alternatif pemecahan

Setelah masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alrternatif yang mungkin

dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan

masalah efisiensi dan efektifitas. Ynag terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya

Page 8: Resti

alternatif. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai

yang tidak diinginkan.

·         Memilih alternatif

Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan manfaat,

dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien. Sebelum

menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.

·         Pelaksanaan alternatif

Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan. pelaksanaan

harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat tercapai.

·         Evaluasi

Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai. Pelaksanaan

alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah

pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya

untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai

mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif

yang tadinya tidak diperkirakan. 

3.       Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Menurut Terry (1989) :

·         hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu

diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;

·         setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;

·         setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang

lain;

·         jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;

·         pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus

diubah menjadi tindakan fisik;

·         pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;

·         diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;

·         setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu

betul; dan

·         setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

                  Menurut Sondan P. Siagian :

·         Dinamika individu dalam organisasi, yaitu proses keputusan harus

mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada diri setiap

individu, situasi dan kondisi pandangan individu terhadap diri mereka

sendiri mempengaruhi terhadap keputusan organisasi.

·         Dinamika kelompok dalam organisasi, yaitu pemimpin yang ingin

melakukan proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan situasi dan kondisi kepribadian

rangkap anggotanya (kepribadian individu

Page 9: Resti

dan kepribadian ketika bersama kelompoknya). Hal ini dilakukan agar

proses keputusan dapat mempercepat proses pendewasaan kelompok kerja

dalam organisasi.

·         Dinamika lingkungan organisasi, yaitu semua keputusan organisasi harus

memperhitungkan tekanan-tekanan yang bersumber dari lingkungan.

Istilah dinamika digunakan untuk menunjuk bahwa segala sesuatu

selalu mengalami perubahan, dan dinamika tersebut yang menuntut adanya

peningkatan kemampuan mengambil keputusan yang selaras dengan

perubahan-perubahan yang sedang dan yang akan terjadi .

Komunikasi Antar Budaya (KAB)

 Defenisi Komunikasi Antar Budaya (KAB)

Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antar budaya sebagai human flow across national

boundaries. Misalnya dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari

berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan

komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses

negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka

dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan

dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu

tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya

mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan

atau diperjuangkan; melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek

yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian

makna yang sama; sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat

karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita; menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga

kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.

 Konsep Kunci dalam Komunikasi Antar Budaya (KAB)

è    Lambang Verbal

Komunikasi antarbudaya, sebuah studi dari komunikasi antara individu dan kelompok dengan budaya

yang berbeda, melibatkan beberapa area penting dari eksplorasi. Sebagai anggota sebuah budaya

tertentu, seseorang mempelajari pola tertentu dari memahami dunia melalui sistem lambang seperti

bahasa dan perilaku nonverbal. Sementara seluruh anggota dari sebuah budaya dapat berbicara bahasa

yang sama, anggota dari budaya yang tidak dominan dapat mengembangkan lambang mereka sendiri.

Lambang-lambang ini mempersatukan mereka terhadap budaya dominan dan memperkuat identitas

mereka sebagai anggota dari subbudaya tersebut. Saat budaya dominan mengadopsi lambang-lambang

tersebut, mereka tidak lagi melayani maksud awal, jadi mereka mengubahnya. Sebagai contoh dari

Page 10: Resti

fenomena ini dapat dilihat dalam perubahan seorang remaja gaul saat mereka diadopsi oleh orang

dewasa.

è    Hipotesis Whorfrian

Yang terpenting dari bahasa dalam mempengaruhi sebuah budaya adalah poin penting dari teori

relativitas linguistik dari Edward Sapir (1958, 1964) dan muridnya Benjamin Lee Whoff (1956).

Hipotesis Whorfian menunjukkan bahwa bahasa membentuk kebudayaan dan pola pikir individu.

Sebagai contoh, di Inggris kita dapat mengatakan “brother” atau “sister” ketika berbicara dengan

saudara kandung. Kita tidak perlu menspesifikasikan umur kecuali kalau kita ingin membedakan antara

dua saudara perempuan atau untuk menekankan umur hubungan, seperti “older sister”. Akan tetapi, di

Mandarin, Cina, tidak ada istilah umum untuk “brother,” “sister,” “uncle” atau “aunt.” Mungkin

disebabkan oleh yang lebih penting dari hubungan keluarga tertentu dalam budaya cina.  Satu-satunya

kata yang belaku untuk kerabat yang menentukan hubungan yang tepat seperti “big (kakak tertua)

/older sister”, “small (lahir setelah kakak pertama tetapi masih lebih tua dari yang mengatakan) older

sister,” “younger brother” dan “uncle on my mother’s side.”

Hipotesis Worfian mengindikasikan bahwa bahasa mempengaruhi cara komunikator melihat dunia.

Karena orang Cina harus membuat perbedaan hubungan mental untuk berbicara bahasa Mandarin,

mereka cenderung lebih peka terhadap perbedaan-perbedaan dalam hubungan keluarga tertentu

daripada komunikator yang berbehasa Inggris. Namun, karena orang Inggris memiliki banyak kata

untuk warna daripada Cina, Cina jadi lebih cenderung melihat nuansa warna dari komunikator

Inggris.sebagai contoh, pikirkan seluruh kata yang merupakan sinonim dari merah atau merupakan

jenis-jenis dari merah: pink, pale pink, salmon pink, dan lain-lain. Mandarin hanya memiliki satu kata

untuk merah, dengan tambahan sebutan untuk nuansa terang atau gelap.

è    Lambang Nonverbal

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memulai interaksi nonverbal, memperjelas hubungan,

percakapan langsung, ekspresi untuk menunjukan emosi, mengakhiri percakapan secara substansial

dari budaya ke budaya. Contoh di bawah ini akan menjelaskan secara singkat beberapa area penting

dari perbedaan komunikasi nonverbal yang bervariasi dengan budaya yang berbeda.

Ekman dan Friesen (1969) mengatakan lima tipe gerakan tubuh adalah emblem, ilustrator,

mempengaruhi tampilan, adaptor, dan regulaor. Emblem adalah gerakan yang memiliki tujuan atau arti

yang sama dengan kata, dan dengan mudah terjadi kesalahpahaman (Ekman & Friesen, 1969). Sebagai

contoh, saat orang Amerika ingin memanggil teman mereka, mereka melambaikan tangan (membuka

dan menutup telapak tangannya). Sebagai tambahan orang Amerika selalu menggenggam tangan

mereka diantara bahu dan pinggang ketika teman-teman memanggil, sementara orang Cina memegang

tangan mereka dengan lurus sehingga tangan mereka berada dibawah pinggang.

Ilustrator – isyarat yang menyertai kata-kata untuk penekanan – juga bervariasi dari busaya ke budaya.

Jakobson (1972) mendiskusikan kesulitan tentara Rusia dan Bulgaria selama perang di Turkey pada

1877-78 dalam menyampaikan gerakan yang menandakan “iya”. Saat ilustrator digunakan sebagai

Page 11: Resti

emblem untuk menggantikan kata-kata, tentara Bulgaria tidak akan pernah yakin apakah saat tentara

Rusia menggelengkan kepala berarti “iya” atau “tidak.”

Perubah penampilan – gerakan tubuh yang mengekspresikan emosi - mungkin lebih mirip antara

budaya dari jenis-jenis gerakan (Condon & Yosef, 1975), tetapi bahkan perubahan penampilan bisa

mengindikasikan arti yang berbeda. Tersenyum dapat mengindikasikan bahwa orang Cina sedang

mencoba menutupi malu. Morsbach (1982) mencatat bahwa orang Jepang juga menggunakan senyum

dan tertawa untuk menutupi kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan.

Kategori lain dari perilaku nonverbal yang juga sering dikategorikan adalah kontak mata. Di Amerika,

orang yang menghindari kontak mata bisa diperkirakan malu atau bahkan menghindar dan tidak dapat

dipercaya. Orang Jepang, mengajarkan anak-anak mereka untuk melihat atasan tidak pada mata karena

memandang orang Jepang langsung di mata kemungkinan menghasilkan efek membuat mereka sangat

tegang, karena kebudayaan tabu telah dilanggar (Morsbach, 1982).

Elemen nonverbal dari bahasa termasuk nada, stres, dan kualitas suara yang menyediakan sumber

tambahan dari perbedaan antar budaya. Sebuah bahasa adalah salah satu yang bergantung pada

kombinasi nada, stres, dan pola suara untuk mengindikasikan antar suara. Sebagai contoh, di Mandarin

Cina, mai dengan nada tinggi berarti “membeli” sedangkan mai dengan nada rendah berarti “menjual.”

Bahasa nada seperti Mandarin, Taiwan, dan Kanton berbicara dengan variasi vokal dibandingkan

dengan bukan bahasa nada seperti Inggris.

Aturan dan Peranan

Disamping  lambang lisan dan tak lisan, kelompok anggota mempelajari  kelakuan  yang dianggap

tugas dan peraturan  untuk menggunakan simbol-simbol tersebut. Tugas seorang isteri atau suami di

Amerika pastilah sekarang sangat-sangat berbeda sekarang jika dibandingkan dengan tiga puluh tahun

yang lalu ketika sebagian besar  wanita mengasuh anak di rumah dan sebagian besar pria menjadi satu-

satunya tulang punggung keluarga dalam sisi ekonomi. Budaya yang berbeda tentang bagaimana para

anggota diharapkan dapat memnuhi perannya untuk mencapai  harapan yang diinginkan.Beberapa

kebudayaan dan tugas memperbolehkan kelonggaran dari pada yang lainnya. Walaupun peran isteri

telah berubah di Amerika Serikat, peran ibu harus tetap sama dengan tiga puluh tahun yang lalu,

menciptakan fenomena "Superwoman" atau ”Supermom," wanita  berusaha untuk memenuhi kedua

tersebut yaitu peran tradisional ibu dan peran perempuan baru dalam bisnis maupun eksekutif.  Ketik

peran berganti atau tidak jelas, hal ini menimblukan atau menciptakan stres bagi orang yang mencoba

mengadopsi peran ini. Di dalam situasi komunikasi antar budaya, pribadi dari kebudayaan lain

mungkin akan berpikiran jelek karena mereka tidak tahu perilaku yang ada dan berbeda dengan

perilaku mereka.

 Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya

1.                  Fungsi Pribadi, adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku

komunikasi yang bersumber dari seorang individu.

a.                   Menyatakan Identitas Sosial

b.                  Menyatakan Integrasi Sosial

Page 12: Resti

c.                   Menambah Pengetahuan

d.                  Melepaskan Diri atau Jalan Keluar

2.                  Fungsi Sosial

a.                   Pengawasan

b.                  Menjembatani

c.                   Sosialisasi Nilai

d.                  Menghibur

 Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya (KAB)

1.                  Relativitas Bahasa

Gagasan umum bahwa  bahasa  memengaruhi pemikiran  dan perilaku paling banyak disuarakan oleh

para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan

bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa

di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal

untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara

mereka memandang dan berpikir tentang dunia.

2.                  Bahasa Sebagai Cermin Budaya

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik

dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan,

karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.Kesulitan ini dapat

mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih

besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas

(bypassing).

3.                  Mengurangi Ketidak-pastian

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam

komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat

lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian

dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi

ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.

4.                  Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama

komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali

membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka

atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya

diri.

5.                  Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya

Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat

kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan

salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi

komunikasi antarbudaya.

6.                  Memaksimalkan Hasil Interaksi

Page 13: Resti

Dalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua komunikasi - kita berusaha memaksimalkan

hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang

penting bagi komunikasi antarbudaya. Sebagai contoh, orang akan berintraksi dengan orang lain yang

mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda

mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih berbicara dengan rekan

sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda.

Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan

komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi

komunikasi.

Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif. dalam

komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil,

perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang

menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang menurut anda akan

memberikan hasil negatif.

Strategi Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi yang melibatkan multietnik tentu saja memerlukan strategi yang khusus agar komunikasi

yang dijalankan benar-benar memberikan pemahaman bagi pihak yang terlibat dalam komunikasi.

Berikut ini disampaikan beberapa strategi untuk menghasilkan komunikasi antarbudaya yang efektif.

Teknik komunikasi inklusif di atas dapat mendukung terjadinya komunikasi antarbudaya yang efektif

agar pesan komunikasi yang disampaikan benar memberikan makna yang positif bagi masyarakat

multietnik. Perbandingan teknik komunikasi diskriminatif dan teknik komunikasi inklusif menunjukkan

bahwa komunikasi diskriminatif cenderung menghasilkan kondisi permusuhan dan konflik sebab tidak

mempertimbangkan perasaan dan sensitifitas kelompok lain. Sedangkan teknik komunikasi inklusif

cenderung mendorong tercipta kondisi damai sebab pihak yang terlibat dalam komunikasi saling

memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap kelompok lain yang berbeda dengannya.Untuk

membangun komunikasi antarbudaya yang efektif perlu pula dipahami beberapa konsep dasar yang

berkaitan dengan hubungan antara kelompok yang berbeda:

1.                  Enkulturasi (enkulturation): proses mempelajari dan menyerap kebudayaan yang berasal

dari satu masyarakat.

2.                  Akulturasi (acculturation): proses penyesuaian kebudayaan dengan kebudayaan tempatan

dengan mengadopsi nilai, simbol dan/atau perilaku.

3.                  Etnosentris (ethnocentrism): suatu pandangan yang menganggap bahwa suatu kebudayaan

lebih unggul dari pada kebudayaan lainnya.

4.                  Relativisme kebudayaan (cultural relativism): pengakuan terhadap perbedaan budaya dan

menerima bahwa setiap kelompok masyarakat mempunyai norma-norma sendiri.

Keempat konsep di atas berkaitan dengan pandangan seseorang terhadap kebudayaannya sendiri,

kebudayaan orang lain, dan bagaimana menjalin hubungan dengan orang yang berbeda kebudayaan

dengannya.Konsep enkulturasi dan akulturasi menujukkan pandangan kebudayaan yang bersifat

Page 14: Resti

dinamik dan adaptif karena terjadinya proses penyerapan dan penyesuaian antara satu kebudayaan

dengan kebudayaan lainnya. Konsep etnosentris adalah satu cara pandang yang bersifat sempit dan

kaku karenahanya menganggap kebudayaan mereka yang paling tinggi dibandingkan kebudayaan lain.

Pandangan seperti ini tentu saja akan menghambat terjadi komunikasi antarbudaya yang efektif.

Sebaliknya, konsep relativisme kebudayaan memberikan pandangan bersifat mengakui dan menghargai

perbedaan kebudayaan sebab setiap kebudayaan mempunyai keunggulan sendiri sehingga tidak perlu

dipertentangkan keunggulan suatu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Ini bermakna kearifan

lokal yang dimiliki setiap ini itu perlu diangkat dan penganggatan kearifan lokal itu tidak akan

menghasilkan pertentangan atau permusuhan sebab relativisme kebudayaan telah mengajarkan kepada

kita bahwa setiap kebudayaan memiliki keunggulan masing-masing.

Etika Dan Norma Komunikasi Antar Budaya

Prinsip-prinsip etika dan norma-norma yang relevan dalam bidang lain juga berlaku bagi komunikasi

antar budaya. Prinsip-prinsip etika social seperti misalnya solidaritas, sub sidiaritas, keadilan dan

kesamaan, serta pertanggung jawaban dalam menggunakan sumber-sumber umum dan pelaksanaan

peranan usaha-usaha umum selalu bisa diterapkan. Komunikasi harus selalu penuh kebenaran, karena

kebenaran adalah hakiki bagi kebebasan individu dan demi komunitas yang otentik antara pribadi-

pribadi.

Etika dalam komunikasi antar budaya menyangkut bukan hanya apa yang adil, dengan apa yang

nampak dalam media, tapi sebagian besar juga diluar itu semua. Dimensi etika tidak hanya menyangkut

isi komunikasi (pesan) dan proses komunikasi (bagaimana komunikasi dilakukan) tapi juga struktur

fundamental dan persoalan-persoalan yang menyangkut sistem, yang kerap kali menyangkut persoalan-

persoalan besar mengenai kebijakan yang berkaitan dengan pembagian tehnologi yang canggih serta

produknya, siapayang akan kaya informasi dan yang akan miskin informasi. Persoalan-persoalan ini

menunjuk ke persoalan lain yang mempunyai implikasi ekonomi dan politik untuk kepemilikan dan

kontrol.

Dalam komunikasi antar budaya, bagi orang yang mempunyai kehendak baik sekalipun tidak selalu

segera menjadi jelas bagaimanakah menerapkan prinsip-prinsip etika serta norma-norma. Misalnya saja

dalam kasus-kasus khusus seperti refleksi, diskusi dan dialog diperlukan penerapan etika dan norma

tersebut lebih mendalam. Hal tersebut dikarenakan dialog semacam itu merupakan dialog yang

menyangkut antara komponen komunikasi atau para pembuat kebijakan mengenai komunikasi, para

komunikator profesional, para ahli etika dan moral, para penerima komunikasi, dan orang-orang lain

yang terkait.

Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Antar Budaya

Kekurangan:

1.                  Perbedaan latar belakang kultural dalam menafsirkan pesan, karena tidak ada bahasa

universal baik verbal maupun nonverbal, serta kesalahan dalam persepsi sosial yang disebabkan oleh

perbedaan-perbedaan budaya yang mempengaruhi proses persepsi.

Page 15: Resti

2.                  Nilam W. Juga menyatakan bahwa dalam komunikasi antardua pihak yang berbeda

budaya terdapat etnosentrisme, yaitu kecenderungan menganggap salah satu budaya lebih baik atau

lebih unggul dari budaya lain.

Kelebihan:

1.                  Membuka diri memperluas pergaulan;

2.                  Menghadapi teknologi komunikasi

3.                  Menghadapi era globalisasi.

4.                  Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk

menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang tersebut.

5.                  Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta

wacana dan makna bagi para anggotanya

6.                  Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh pandangan ke

dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-

keterbatasannya.

7.                  Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga bila budaya beraneka ragam maka

beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi yang berkembang

8.                  Dengan pemahaman mengenai komunikasi antar budaya dan bagaimana komunikasi dapat

dilakukan, maka kita dapat melihat bagaimana komunikasi dapat mewujudkan perdamaian dan

meredam konflik di tengah-tengah masyarakat. Dengan komunikasi yang intens kita dapat memahami

akar permasalahan sebuah konflik, membatasi dan mengurangi kesalahpahaman, komunikasi dapat

mengurangi eskalasi konflik sosial.