resti
DESCRIPTION
Komunikasi BisnisTRANSCRIPT
A. Pengertian Komunikasi Bisnis
Dari landasan teori pada bab sebelumya kita telah mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi
bisnis. Jika kita ingat kembali, komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan
atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau
menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang
menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Hasim Nantjik (1969: 8) mengemukakan bahwa All means of communication to the public news and
opinion, cuation and beliefs, wetherbay newspaper, magazines or books, by radio broadcast, by
television or by film. (Segala alat digunakan untuk komunikasi kepada publik, baik berupa berita atau
pendapat, apakah dikomunikasikan melalui surat kabar, majalah-majalah, ataukah buku-buku, melalui
siaran radio, melalui tlevisi atau melalui film).
Ada lima komponen yang penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Pengirim pesan (sender atau komunikator).
b. Pesan yang dikirimkan (message).
c. Bagaimana pesan tersebut disampaikan (delivery channel atau media).
d. Penerima pesan (receiver atau komunikan.
e. Umpan balik (feedback) atau effect.
Kilima komponen penting yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi diatas tidak hanya berlaku
untuk komunikasi bisnis, tetapi dalam dunia pendidikan kelima komponen tersebut juga penting untuk
diperhatikan. Hal itu diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan belajar yang diharapkan melalui
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh
keaktifan selama proses belajar berlangsung yaitu adanya bentuk komunikasi dalam bentuk timbal
balik berupa pertanyaan dan jawaban pertanyaan dari sebuah proses belajar mengenai topik tertentu
yang dibahas dalam proses belajar tersebut.
Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu :
1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
2. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan
komunikan.
3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam
tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka,
menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara
bersamaan.
5. Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau
dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6. Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau
lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajemen.
Unsur-unsur komunikasi tersebut juga diperlukan dalam komunikasi dalam bidang pendidikan. Hanya
saja yang membedakannya adalah tujuan yang akan dicapai disesuaikan dengan kebutuhan dunia
pendidikan.
B. Bentuk Komunikasi Bisnis
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu,
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca
majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain.
Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam
suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :
Berbicara dan Menulis
Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan,
seperti surat, memo dan laporan.
Mendengarkan dan Membaca
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang
yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading).
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis.
Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk
dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi,
simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi
nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang
disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak
sadar dan bersifat alami.
Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu
Menyediakan dan memberikan informasi
Mangatur alur suatu percakapan
Mengekspresikan emosi
Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah
Dalam prakteknya tentu komunikasi verbal dan non verbal dapat bergabung agar penyampaian sebuah
informasi dapat mudah dipahami. Contohnya komunikasi yang dilakukan seorang pemimpin untuk
menyuruh bawahanya dimana melalui ucapan dan ekspersi wajah yang tepat akan mempermudah
penyampaian maksud dan tujuan yang akan disampaikan sehingga tidak akan terjadi sebuah kekeliruan.
C. Hambatan Komunikasi Bisnis
Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor hambatan yang
biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :
1. Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan
komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan
sistem informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih
efisien.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif.
Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang
kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari miss
komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang
berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
3. Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat
dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini
mencakup hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur,
keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya,
seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut.
Singkatnya ada lima hambatan dalam komunikasi, yaitu :
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Budaya
4. Pekerjaan
5. waktu
Beberapa hal untuk mengatasi hambatan komunikasi bisnis:
1. Mendorong iklim komunikasi terbuka, mendorong masukan dan feedback dari karyawan
2. Menyederhanakan struktur organisasi, mengurangi layer, informasi lebih cepat
3. Mempromosikan komunikasi horizontal, meningkatkan moral, menambah ide-ide
4. Membuat pusat isu, karyawan bisa mengkonfirmasi isu yang berkembang
5. Membuat saluran formal seperti newsletter untuk memuat berita/informasi perusahaan
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A. KOMUNIKASI ORGANISASI
1. Definisi
· Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M. Rogers)
· Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert
Bonnington)
· Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam
kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005)
2. Jenis dan proses komunikasi organisasi
Jenis :
· Komunikasi lisan dan tertulis
Dasar penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk pesan yang akan disampaikan.
Banyak bentuk komunikasi: terutama komunikasi antar pribadi (interpersonal communication),
disampaikan secara lisan maupun tertulis. Karena sebagian besar interaksi manusia terjadi dalam
bentuk ini, maka berbagai studi telah dilakukan untuk menilai manfaat dan efisiensi dari pesan yang
disampaikan dengan cara ini.
· Komunikasi verbal dan non verbal
Jika dua orang berinteraksi, maka informasi mengenai perasaan dan gagasan atau ide yang timbul akan
dikomunikasikan. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan melalui berbagai isyarat-isyarat atau
signal-signal non verbal. Dalam percakapan tatap muka langsung, perasaan, keadaan jiw, atau suasana
hati seseorang dinyatakan melalui gerakan isyarat(gesture), ekspresi wajah, posisi dan gerakan badan,
postur, kontak fisik, kontak pandangan mata, dan stimulasi non-verbal lain yang sama pentingnya
dengan kata-kata yang diucapkan.
· Komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping
Penggolongan komunikasi kebawah, keatas, dan kesamping (lateral) ini didasarkan pada arah aliran
pesan-pesan dan informasi didalam suatu organisasi. Untuk memperoleh pengertian yang lebih
mendalam, maka akan diuraikan ketiga jenis komunikasi tersebut :
- Komunikasi kebawah
Aliran informasi dalam komunikasi kebawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke
manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah, dan akhirnya sampai pada karyawan
operasional. Komunikasi ini juga mempunyai fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi dan
evaluasi.
- Komunikasi keatas
Alirannya dalam hirarki wewenang yang lebih rendah ke lebih tinggi biasanya mengalir disepanjang
rantai komando. Fungsi utamanya adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan
dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
- Komunikasi kesamping
Terjadi antara dua pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama
(komunikasi horizontal) atau antara orang atau juga pihak pada tingkatan yang berbeda yang tidak
mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lainnya (komunikasi diagonal).
· Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal terjadi diantara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
Komunikasi informal terjadi di antara karyawan dalam suatu organisasi yang dapat berinteraksi
secara bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka.
Proses :
· Proses ideasi
- Tahap pertama dalam suatu proses komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses penciptaan
gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
· Proses encoding
- Gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk
dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan
digunakan.
· Proses pengiriman
- Gagasan atau pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media
komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara,
menulis, menggambar dan bertindak.
· Proses penerimaan
- Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung
pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya.
· Proses decoding
- Pesan-pesan yang diterima diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara langsung atau
tidak langsung melalui proses berfikir.
· Proses tindakan
- Respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan,
atau melakukan tindakan-tindakan lain.
3. Implikasi manajerial
Bagi pengelola organisasi terutama yang berada dalam tataran pimpinan harus memahami prilaku
individu dan dinamika kelompok. Tiap kelompok biasanya memiliki prilaku yang unik dengan
memahami dinamika kelompok akan dapat memahami pula proses interaksi dalam kelompok itu
sendiri. Kinerja organisasi akan dapat diwujudkan bila didukung oleh kelompok-kelompok yang padu
dan efektif.
Sumber : http://kireinatasya.wordpress.com/2012/10/14/prilaku-dan-komunikasi-dalam-kelompok-
organisasi/
B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
1. Definisi
· Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
· Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling cepat.
· Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih
suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
2. Jenis dan proses
JENIS :
Menurut George R. Terry dan Brinckloe :
· Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga
mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa
keuntungan dan kelemahan.
· Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis,
karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung
ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan
lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan
peristiwa yang terjadi kini.
· Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik.
Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
· Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangan.
· Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan
unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang
berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten
untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara
logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
o kejelasan masalah
o orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
o pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
o preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
o hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal
PROSES :
· Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau
menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa
masalahnya.
· Mencari alternatif pemecahan
Setelah masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alrternatif yang mungkin
dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan
masalah efisiensi dan efektifitas. Ynag terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya
alternatif. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai
yang tidak diinginkan.
· Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan manfaat,
dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien. Sebelum
menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
· Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan. pelaksanaan
harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat tercapai.
· Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai. Pelaksanaan
alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah
pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya
untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai
mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif
yang tadinya tidak diperkirakan.
3. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Menurut Terry (1989) :
· hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
· setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
· setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang
lain;
· jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
· pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus
diubah menjadi tindakan fisik;
· pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
· diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
· setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu
betul; dan
· setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Menurut Sondan P. Siagian :
· Dinamika individu dalam organisasi, yaitu proses keputusan harus
mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada diri setiap
individu, situasi dan kondisi pandangan individu terhadap diri mereka
sendiri mempengaruhi terhadap keputusan organisasi.
· Dinamika kelompok dalam organisasi, yaitu pemimpin yang ingin
melakukan proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan situasi dan kondisi kepribadian
rangkap anggotanya (kepribadian individu
dan kepribadian ketika bersama kelompoknya). Hal ini dilakukan agar
proses keputusan dapat mempercepat proses pendewasaan kelompok kerja
dalam organisasi.
· Dinamika lingkungan organisasi, yaitu semua keputusan organisasi harus
memperhitungkan tekanan-tekanan yang bersumber dari lingkungan.
Istilah dinamika digunakan untuk menunjuk bahwa segala sesuatu
selalu mengalami perubahan, dan dinamika tersebut yang menuntut adanya
peningkatan kemampuan mengambil keputusan yang selaras dengan
perubahan-perubahan yang sedang dan yang akan terjadi .
Komunikasi Antar Budaya (KAB)
Defenisi Komunikasi Antar Budaya (KAB)
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antar budaya sebagai human flow across national
boundaries. Misalnya dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari
berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan
komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses
negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka
dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan
dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu
tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya
mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan
atau diperjuangkan; melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek
yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian
makna yang sama; sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat
karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita; menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga
kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.
Konsep Kunci dalam Komunikasi Antar Budaya (KAB)
è Lambang Verbal
Komunikasi antarbudaya, sebuah studi dari komunikasi antara individu dan kelompok dengan budaya
yang berbeda, melibatkan beberapa area penting dari eksplorasi. Sebagai anggota sebuah budaya
tertentu, seseorang mempelajari pola tertentu dari memahami dunia melalui sistem lambang seperti
bahasa dan perilaku nonverbal. Sementara seluruh anggota dari sebuah budaya dapat berbicara bahasa
yang sama, anggota dari budaya yang tidak dominan dapat mengembangkan lambang mereka sendiri.
Lambang-lambang ini mempersatukan mereka terhadap budaya dominan dan memperkuat identitas
mereka sebagai anggota dari subbudaya tersebut. Saat budaya dominan mengadopsi lambang-lambang
tersebut, mereka tidak lagi melayani maksud awal, jadi mereka mengubahnya. Sebagai contoh dari
fenomena ini dapat dilihat dalam perubahan seorang remaja gaul saat mereka diadopsi oleh orang
dewasa.
è Hipotesis Whorfrian
Yang terpenting dari bahasa dalam mempengaruhi sebuah budaya adalah poin penting dari teori
relativitas linguistik dari Edward Sapir (1958, 1964) dan muridnya Benjamin Lee Whoff (1956).
Hipotesis Whorfian menunjukkan bahwa bahasa membentuk kebudayaan dan pola pikir individu.
Sebagai contoh, di Inggris kita dapat mengatakan “brother” atau “sister” ketika berbicara dengan
saudara kandung. Kita tidak perlu menspesifikasikan umur kecuali kalau kita ingin membedakan antara
dua saudara perempuan atau untuk menekankan umur hubungan, seperti “older sister”. Akan tetapi, di
Mandarin, Cina, tidak ada istilah umum untuk “brother,” “sister,” “uncle” atau “aunt.” Mungkin
disebabkan oleh yang lebih penting dari hubungan keluarga tertentu dalam budaya cina. Satu-satunya
kata yang belaku untuk kerabat yang menentukan hubungan yang tepat seperti “big (kakak tertua)
/older sister”, “small (lahir setelah kakak pertama tetapi masih lebih tua dari yang mengatakan) older
sister,” “younger brother” dan “uncle on my mother’s side.”
Hipotesis Worfian mengindikasikan bahwa bahasa mempengaruhi cara komunikator melihat dunia.
Karena orang Cina harus membuat perbedaan hubungan mental untuk berbicara bahasa Mandarin,
mereka cenderung lebih peka terhadap perbedaan-perbedaan dalam hubungan keluarga tertentu
daripada komunikator yang berbehasa Inggris. Namun, karena orang Inggris memiliki banyak kata
untuk warna daripada Cina, Cina jadi lebih cenderung melihat nuansa warna dari komunikator
Inggris.sebagai contoh, pikirkan seluruh kata yang merupakan sinonim dari merah atau merupakan
jenis-jenis dari merah: pink, pale pink, salmon pink, dan lain-lain. Mandarin hanya memiliki satu kata
untuk merah, dengan tambahan sebutan untuk nuansa terang atau gelap.
è Lambang Nonverbal
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memulai interaksi nonverbal, memperjelas hubungan,
percakapan langsung, ekspresi untuk menunjukan emosi, mengakhiri percakapan secara substansial
dari budaya ke budaya. Contoh di bawah ini akan menjelaskan secara singkat beberapa area penting
dari perbedaan komunikasi nonverbal yang bervariasi dengan budaya yang berbeda.
Ekman dan Friesen (1969) mengatakan lima tipe gerakan tubuh adalah emblem, ilustrator,
mempengaruhi tampilan, adaptor, dan regulaor. Emblem adalah gerakan yang memiliki tujuan atau arti
yang sama dengan kata, dan dengan mudah terjadi kesalahpahaman (Ekman & Friesen, 1969). Sebagai
contoh, saat orang Amerika ingin memanggil teman mereka, mereka melambaikan tangan (membuka
dan menutup telapak tangannya). Sebagai tambahan orang Amerika selalu menggenggam tangan
mereka diantara bahu dan pinggang ketika teman-teman memanggil, sementara orang Cina memegang
tangan mereka dengan lurus sehingga tangan mereka berada dibawah pinggang.
Ilustrator – isyarat yang menyertai kata-kata untuk penekanan – juga bervariasi dari busaya ke budaya.
Jakobson (1972) mendiskusikan kesulitan tentara Rusia dan Bulgaria selama perang di Turkey pada
1877-78 dalam menyampaikan gerakan yang menandakan “iya”. Saat ilustrator digunakan sebagai
emblem untuk menggantikan kata-kata, tentara Bulgaria tidak akan pernah yakin apakah saat tentara
Rusia menggelengkan kepala berarti “iya” atau “tidak.”
Perubah penampilan – gerakan tubuh yang mengekspresikan emosi - mungkin lebih mirip antara
budaya dari jenis-jenis gerakan (Condon & Yosef, 1975), tetapi bahkan perubahan penampilan bisa
mengindikasikan arti yang berbeda. Tersenyum dapat mengindikasikan bahwa orang Cina sedang
mencoba menutupi malu. Morsbach (1982) mencatat bahwa orang Jepang juga menggunakan senyum
dan tertawa untuk menutupi kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan.
Kategori lain dari perilaku nonverbal yang juga sering dikategorikan adalah kontak mata. Di Amerika,
orang yang menghindari kontak mata bisa diperkirakan malu atau bahkan menghindar dan tidak dapat
dipercaya. Orang Jepang, mengajarkan anak-anak mereka untuk melihat atasan tidak pada mata karena
memandang orang Jepang langsung di mata kemungkinan menghasilkan efek membuat mereka sangat
tegang, karena kebudayaan tabu telah dilanggar (Morsbach, 1982).
Elemen nonverbal dari bahasa termasuk nada, stres, dan kualitas suara yang menyediakan sumber
tambahan dari perbedaan antar budaya. Sebuah bahasa adalah salah satu yang bergantung pada
kombinasi nada, stres, dan pola suara untuk mengindikasikan antar suara. Sebagai contoh, di Mandarin
Cina, mai dengan nada tinggi berarti “membeli” sedangkan mai dengan nada rendah berarti “menjual.”
Bahasa nada seperti Mandarin, Taiwan, dan Kanton berbicara dengan variasi vokal dibandingkan
dengan bukan bahasa nada seperti Inggris.
Aturan dan Peranan
Disamping lambang lisan dan tak lisan, kelompok anggota mempelajari kelakuan yang dianggap
tugas dan peraturan untuk menggunakan simbol-simbol tersebut. Tugas seorang isteri atau suami di
Amerika pastilah sekarang sangat-sangat berbeda sekarang jika dibandingkan dengan tiga puluh tahun
yang lalu ketika sebagian besar wanita mengasuh anak di rumah dan sebagian besar pria menjadi satu-
satunya tulang punggung keluarga dalam sisi ekonomi. Budaya yang berbeda tentang bagaimana para
anggota diharapkan dapat memnuhi perannya untuk mencapai harapan yang diinginkan.Beberapa
kebudayaan dan tugas memperbolehkan kelonggaran dari pada yang lainnya. Walaupun peran isteri
telah berubah di Amerika Serikat, peran ibu harus tetap sama dengan tiga puluh tahun yang lalu,
menciptakan fenomena "Superwoman" atau ”Supermom," wanita berusaha untuk memenuhi kedua
tersebut yaitu peran tradisional ibu dan peran perempuan baru dalam bisnis maupun eksekutif. Ketik
peran berganti atau tidak jelas, hal ini menimblukan atau menciptakan stres bagi orang yang mencoba
mengadopsi peran ini. Di dalam situasi komunikasi antar budaya, pribadi dari kebudayaan lain
mungkin akan berpikiran jelek karena mereka tidak tahu perilaku yang ada dan berbeda dengan
perilaku mereka.
Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya
1. Fungsi Pribadi, adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan Identitas Sosial
b. Menyatakan Integrasi Sosial
c. Menambah Pengetahuan
d. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
2. Fungsi Sosial
a. Pengawasan
b. Menjembatani
c. Sosialisasi Nilai
d. Menghibur
Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya (KAB)
1. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan oleh
para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan
bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa
di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal
untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara
mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik
dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan,
karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih
besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas
(bypassing).
3. Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam
komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat
lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian
dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi
ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama
komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali
membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka
atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya
diri.
5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat
kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan
salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi
komunikasi antarbudaya.
6. Memaksimalkan Hasil Interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua komunikasi - kita berusaha memaksimalkan
hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang
penting bagi komunikasi antarbudaya. Sebagai contoh, orang akan berintraksi dengan orang lain yang
mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda
mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih berbicara dengan rekan
sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan
komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi
komunikasi.
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif. dalam
komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil,
perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang
menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang menurut anda akan
memberikan hasil negatif.
Strategi Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi yang melibatkan multietnik tentu saja memerlukan strategi yang khusus agar komunikasi
yang dijalankan benar-benar memberikan pemahaman bagi pihak yang terlibat dalam komunikasi.
Berikut ini disampaikan beberapa strategi untuk menghasilkan komunikasi antarbudaya yang efektif.
Teknik komunikasi inklusif di atas dapat mendukung terjadinya komunikasi antarbudaya yang efektif
agar pesan komunikasi yang disampaikan benar memberikan makna yang positif bagi masyarakat
multietnik. Perbandingan teknik komunikasi diskriminatif dan teknik komunikasi inklusif menunjukkan
bahwa komunikasi diskriminatif cenderung menghasilkan kondisi permusuhan dan konflik sebab tidak
mempertimbangkan perasaan dan sensitifitas kelompok lain. Sedangkan teknik komunikasi inklusif
cenderung mendorong tercipta kondisi damai sebab pihak yang terlibat dalam komunikasi saling
memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap kelompok lain yang berbeda dengannya.Untuk
membangun komunikasi antarbudaya yang efektif perlu pula dipahami beberapa konsep dasar yang
berkaitan dengan hubungan antara kelompok yang berbeda:
1. Enkulturasi (enkulturation): proses mempelajari dan menyerap kebudayaan yang berasal
dari satu masyarakat.
2. Akulturasi (acculturation): proses penyesuaian kebudayaan dengan kebudayaan tempatan
dengan mengadopsi nilai, simbol dan/atau perilaku.
3. Etnosentris (ethnocentrism): suatu pandangan yang menganggap bahwa suatu kebudayaan
lebih unggul dari pada kebudayaan lainnya.
4. Relativisme kebudayaan (cultural relativism): pengakuan terhadap perbedaan budaya dan
menerima bahwa setiap kelompok masyarakat mempunyai norma-norma sendiri.
Keempat konsep di atas berkaitan dengan pandangan seseorang terhadap kebudayaannya sendiri,
kebudayaan orang lain, dan bagaimana menjalin hubungan dengan orang yang berbeda kebudayaan
dengannya.Konsep enkulturasi dan akulturasi menujukkan pandangan kebudayaan yang bersifat
dinamik dan adaptif karena terjadinya proses penyerapan dan penyesuaian antara satu kebudayaan
dengan kebudayaan lainnya. Konsep etnosentris adalah satu cara pandang yang bersifat sempit dan
kaku karenahanya menganggap kebudayaan mereka yang paling tinggi dibandingkan kebudayaan lain.
Pandangan seperti ini tentu saja akan menghambat terjadi komunikasi antarbudaya yang efektif.
Sebaliknya, konsep relativisme kebudayaan memberikan pandangan bersifat mengakui dan menghargai
perbedaan kebudayaan sebab setiap kebudayaan mempunyai keunggulan sendiri sehingga tidak perlu
dipertentangkan keunggulan suatu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Ini bermakna kearifan
lokal yang dimiliki setiap ini itu perlu diangkat dan penganggatan kearifan lokal itu tidak akan
menghasilkan pertentangan atau permusuhan sebab relativisme kebudayaan telah mengajarkan kepada
kita bahwa setiap kebudayaan memiliki keunggulan masing-masing.
Etika Dan Norma Komunikasi Antar Budaya
Prinsip-prinsip etika dan norma-norma yang relevan dalam bidang lain juga berlaku bagi komunikasi
antar budaya. Prinsip-prinsip etika social seperti misalnya solidaritas, sub sidiaritas, keadilan dan
kesamaan, serta pertanggung jawaban dalam menggunakan sumber-sumber umum dan pelaksanaan
peranan usaha-usaha umum selalu bisa diterapkan. Komunikasi harus selalu penuh kebenaran, karena
kebenaran adalah hakiki bagi kebebasan individu dan demi komunitas yang otentik antara pribadi-
pribadi.
Etika dalam komunikasi antar budaya menyangkut bukan hanya apa yang adil, dengan apa yang
nampak dalam media, tapi sebagian besar juga diluar itu semua. Dimensi etika tidak hanya menyangkut
isi komunikasi (pesan) dan proses komunikasi (bagaimana komunikasi dilakukan) tapi juga struktur
fundamental dan persoalan-persoalan yang menyangkut sistem, yang kerap kali menyangkut persoalan-
persoalan besar mengenai kebijakan yang berkaitan dengan pembagian tehnologi yang canggih serta
produknya, siapayang akan kaya informasi dan yang akan miskin informasi. Persoalan-persoalan ini
menunjuk ke persoalan lain yang mempunyai implikasi ekonomi dan politik untuk kepemilikan dan
kontrol.
Dalam komunikasi antar budaya, bagi orang yang mempunyai kehendak baik sekalipun tidak selalu
segera menjadi jelas bagaimanakah menerapkan prinsip-prinsip etika serta norma-norma. Misalnya saja
dalam kasus-kasus khusus seperti refleksi, diskusi dan dialog diperlukan penerapan etika dan norma
tersebut lebih mendalam. Hal tersebut dikarenakan dialog semacam itu merupakan dialog yang
menyangkut antara komponen komunikasi atau para pembuat kebijakan mengenai komunikasi, para
komunikator profesional, para ahli etika dan moral, para penerima komunikasi, dan orang-orang lain
yang terkait.
Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Antar Budaya
Kekurangan:
1. Perbedaan latar belakang kultural dalam menafsirkan pesan, karena tidak ada bahasa
universal baik verbal maupun nonverbal, serta kesalahan dalam persepsi sosial yang disebabkan oleh
perbedaan-perbedaan budaya yang mempengaruhi proses persepsi.
2. Nilam W. Juga menyatakan bahwa dalam komunikasi antardua pihak yang berbeda
budaya terdapat etnosentrisme, yaitu kecenderungan menganggap salah satu budaya lebih baik atau
lebih unggul dari budaya lain.
Kelebihan:
1. Membuka diri memperluas pergaulan;
2. Menghadapi teknologi komunikasi
3. Menghadapi era globalisasi.
4. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk
menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang tersebut.
5. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta
wacana dan makna bagi para anggotanya
6. Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh pandangan ke
dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-
keterbatasannya.
7. Budaya merupakan landasan komunikasi sehingga bila budaya beraneka ragam maka
beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi yang berkembang
8. Dengan pemahaman mengenai komunikasi antar budaya dan bagaimana komunikasi dapat
dilakukan, maka kita dapat melihat bagaimana komunikasi dapat mewujudkan perdamaian dan
meredam konflik di tengah-tengah masyarakat. Dengan komunikasi yang intens kita dapat memahami
akar permasalahan sebuah konflik, membatasi dan mengurangi kesalahpahaman, komunikasi dapat
mengurangi eskalasi konflik sosial.