respons imun terhadap hiv

2
Respons imun terhadap HIV Pada pasien HIV terjadi respons imun humoral dan selular terhadap produk gen HIV. Respons awal terhadap infeksi HIV serupa dengan pada infeksi virus lainnya dan dapat menghancurkan sebagian besar virus di dalam darah dan sel T yang bersirkulasi. Kendati demikian, respons imun ini gagal untuk menghilangkan semua virus, dan selanjutnya infeksi HIV mengalahkan sistem imun pada sebagian besar individu. Terdapat 3 karakteristik respons imun terhadap HIV. Pertama, respons imun dapat berbahaya terhadap pejamu, misalnya dengan menstimulasi uptake virus yang teropsonisasi kepada sel yang tidak terinfeksi melalui endositosis yang diperantarai Fc reseptor atau melalui eradikasi sel T CD4 + yang mengekspresi antigen virus oleh sel T sitotoksik CD8 + . Kedua, antibodi terhadap HIV merupakan petanda infeksi HIV yang digunakan secara luas untuk uji tapis tetapi sedikit yang memiliki efek netralisasi. Ketiga, pembuatan vaksin HIV memerlukan pengetahuan tentang epitop virus yang paling mungkin menstimulasi imunitas protektif. Respons imun awal terhadap infeksi HIV mempunyai karakteristik ekspansi masif sel T sitotoksik CD8 + yang spesifik terhadap protein HIV. Respons antibodi terhadap berbagai antigen HIV dapat dideteksi dalam 6-9 minggu setelah infeksi, namun hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa antibodi mempunyai efek yang bermanfaat untuk mengontrol infeksi. Molekul HIV yang menimbulkan respons antibodi terbesar adalah glikoproteinenvelope, sehingga terdapat titer anti-gp120 dan anti-gp41 yang tinggi pada sebagian besar pasien HIV. Antibodi anti-envelope merupakan inhibitor yang buruk terhadap infektivitas virus atau efek sitopatik. Terdapat antibodi netralisasi dengan titer rendah pada pasien HIV. Antibodi netralisasi ini dapat menginaktivasi HIV in vitro. Terdapat pula antibodi yang memperantarai ADCC. Semua antibodi ini spesifik terhadap gp120. Belum ditemukan korelasi antara titer antibodi dengan keadaan klinis. Uji tapis standar untuk HIV menggunakan imunofluoresensi atau enzyme-linked immunoassay untuk mendeteksi antibodi anti-HIV pada serum. Setelah dilakukan uji

Upload: risa-margaretta

Post on 16-Aug-2015

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

u must know

TRANSCRIPT

Respons imun terhadap HIVPada pasien HIV terjadi respons imun humoral dan selular terhadap produk gen HIV. Respons awal terhadap infeksi HIV serupa dengan pada infeksi virus lainnya dan dapat menghancurkan sebagian besar virus di dalam darah dan sel T yang bersirkulasi. endati demikian! respons imun ini gagal untuk menghilangkan semua virus! dan selanjutnya infeksi HIV mengalahkan sistem imun pada sebagian besar individu.Terdapat " karakteristik respons imun terhadap HIV. Pertama! respons imun dapat berbahaya terhadap pejamu! misalnya dengan menstimulasi uptake virus yang teropsonisasi kepada sel yang tidak terinfeksi melalui endositosis yang diperantarai #c reseptor atau melalui eradikasi sel T $%&' yang mengekspresi antigen virus oleh sel T sitotoksik $%('. edua! antibodi terhadap HIV merupakan petanda infeksi HIV yang digunakan secara luas untuk uji tapis tetapi sedikit yang memiliki efek netralisasi. etiga! pembuatan vaksin HIV memerlukan pengetahuan tentang epitop virus yang paling mungkin menstimulasi imunitas protektif.Respons imun awal terhadap infeksi HIV mempunyai karakteristik ekspansi masif sel T sitotoksik $%(' yang spesifik terhadap protein HIV. Respons antibodi terhadap berbagai antigen HIV dapat dideteksi dalam )*+ minggu setelah infeksi! namun hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa antibodi mempunyai efek yang bermanfaat untuk mengontrol infeksi. ,olekul HIV yang menimbulkan respons antibodi terbesar adalah glikoproteinenvelope! sehingga terdapat titer anti*gp-./ dan anti*gp&- yang tinggi pada sebagian besar pasien HIV. 0ntibodi anti-envelope merupakan inhibitor yang buruk terhadap infektivitas virus atau efek sitopatik. Terdapat antibodi netralisasi dengan titer rendah pada pasien HIV. 0ntibodi netralisasi ini dapat menginaktivasi HIV in vitro. Terdapat pula antibodi yang memperantarai 0%$$. 1emua antibodi ini spesifik terhadap gp-./. 2elum ditemukan korelasi antara titer antibodi dengan keadaan klinis. 3ji tapis standar untuk HIV menggunakan imunofluoresensi atau enzyme-linked immunoassay untukmendeteksi antibodi anti*HIV pada serum. 1etelah dilakukan uji tapis dengan hasil yang positif! sering dilanjutkan dengan Western blot atau radioimmunoassay untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap protein virus tertentu.Mekanisme penghindaran imun oleh HIVegagalan respons imun selular dan humoral untuk mengatasi infeksi HIV disebabkan berbagai faktor. arena gangguan dalam hal jumlah dan fungsi sel T $%&'! respons imun tidak mampu mengeliminasi virus. 1elain itu! HIV mempunyai berbagai cara utuk menghindari imunitas tubuh. HIV mempunyai tingkat mutasi yang sangat tinggi sehingga HIV dapat menghindari deteksi oleh antibodi atau sel T yang terbentuk. %iperkirakan pada seseorang yang terinfeksi! mutasi titik 4point mutation5 pada genom virus dapat terjadi setiap hari. 1atu area protein pada molekul gp-./ yang disebut V3 loop mampu mengubah komponen antigeniknya! dan dapat bervariasi walaupun bahannya diambil dari individu yang sama pada waktu yang berbeda. 1el terinfeksi HIV dapat menghindari sel T sitotoksik dengan cara down-regulationekspresi molekul ,H$ kelas I. Protein HIV Nef menghambat ekspresi molekul ,H$ kelas I! khususnya H60*0 dan H60*2! dengan cara meningkatkan internalisasi molekul*molekul tersebut. Infeksi HIV dapat menghambat imunitas selular. 1el TH. yang spesifik untuk HIV dan mikroba lain dapat meningkat secara relatif terhadap sel TH-. arena sitokin TH. menghambat imunitas selular! hasil dari ketidakseimbangan ini adalah disregulasi 4disebut juga deviasi imun5 yang meningkatkan kerentanan pejamu terhadap infeksi mikroba intraselular! termasuk HIV itu sendiri.