respon masyarakat dalam perkembangan pariwisata …

140
i RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA DI KELURAHAN LABUAN BAJO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Disusun oleh: Kareldus Agas NIM.201520415 MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA JURUSAN KEPARIWISATAAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

i

RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN

PARIWISATA DI KELURAHAN LABUAN BAJO,

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Diploma IV

Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Disusun oleh:

Kareldus Agas

NIM.201520415

MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA

JURUSAN KEPARIWISATAAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA

BANDUNG

2019

Page 2: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

LEMBAR ’PENGたSAHAN

PROYEK AHKIR

RESPON MASYARAKAT DAU州PERKEMBANGAN PARIWISATA DI KEしURAHAN山鳩UAN

BAJO′ KABUPA「EN MANGGARAI BARAl“I NUSA TENGGARA TIMUR

Nama     : Kareldus Agas

NIM      : 201520415

P「ogram Studi : Manajemen Destinasi Pariwisata

Pembimbing I,

圃圏圏Dra。 Yanthi Andriani. M.Si

NIP: 19580426 199203 2 001

Pembimbing II,

enq Hermanto. S。Sos.. MM,Pa「

NIP: 19与80之12 199303 1 00宣

Bandung, … Agustus 2019

Page 3: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

iv

HALAMAN MOTO

“Education is foundation upon which we build our future”

Page 4: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulisan Proyek Akhir Ini dipersembahkan kepada:

1. Tuhan Maha Agung, sumber kekuatan hidup yang tidak pernah padam dan

meninggalkan setiap umat-Nya dalam kesedihan.

2. Swisscontact Wisata yang selalu memberikan dukungan setiap waktu dan atas

perjuangannya dalam membiayai pendidikan selama ini.

3. Orang tua atas kasih sayang yang telah diberikan, doa, kekuatan serta

kepercayaannya selama ini dan yang selalu memberikan semangat dalam

pengerjaan Proyek Akhir ini. Serta keluarga besar yang selalu memberikan

motivasi dan semangat agar penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir tepat

pada waktunya.

4. Dosen pembimbing Ibu Dra.Yanthi Adriani,M.Si.dan Bapak Sugeng

Hermanto, S.Sos., MM.Par yang selalu mendukung dan membimbing serta

memberikan ilmunya kepada penulis, sehingga proyek akhir ini selesai tepat

waktu.

5. Keluarga besar Manajemen Destinasi Pariwisata angkatan 2015, atas

kebersamaan dan kehangatan selama 4 tahun mencari ilmu.

6. Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kab. Manggarai Barat, Kelurahan Labuan Bajo dan seluruh

Instasi yang telah mendukung dalam mengkaji Respon Masyarakat Labuan

Bajo dalam perkembangan pariwisata.

Page 5: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

N劉na

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya :

: KareldusAgas

Tempat/Tanggal Lahir    ‥ Wetik, 27 Mei 1995

NIM            : 201520415

Program Studi     : ‘ Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1・ Proyek Akhir yang be可dul: Respon Masyarakat dalam Perkembangan

Pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa

Nusa Tenggara Timur adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya

Sendiri, bukan merupakan hasil pe坤plakan, Pengutipan, PenyuSunan Oleh orang

atau pihak lain atau cara-Cara lain yang tidak sesuai dengan ketentum akademik

yang berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan

kecuali arahan dah Tim Pembimbing.

2・ Proyek Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara te血Iis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama

Pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Surat Pemyataan ini saya b面dengan sesunggu血ya, apabila dalan naskah

Proyek Akhir ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakan di

atas, atau Pelanggaran atas etika keilmuan’dan/atau ada klaim te血adap keaslian

naska血ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik benxpa pencabutan

gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi laimya sesuai dengan

noma yang berlaku di Seko皿Tinggi Pahwisata Bandung ini serta peraturan-

Peraturan terkait laimya.

4. Demikian Surat Pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya un血k dapat

dipergu皿akan sebagaimana mestinya.

Bandung, Agustus 2019

Page 6: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

vii

ABSTRAK

Perkembangan pariwisata merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi perkembangan pariwisata ini menimbulkan

respon yang beragam dari masyarakat. Respon masyarakat dalam perkembangan

pariwisata sangat penting untuk dikaji, karena akan menentukan keberhasilan

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo. Respon masyarakat dikaji menggunakan

teori irritation index oleh Doxey (1976) yang terdiri empat fase yaitu respon

euphoria, apathy, annoyance, dan antagonism. Metode penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui In-Depth Interview

(35 responden) dengan latar belakang pekerjaan dan observasi dengan masyarakat

lokal yang tinggal di Kelurahan Labuan Bajo. Data analisis menggunakan

Triangulasi Miles & Huberman (reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan atau Verivikasi), Uji keabsahan data menggunakan Triangulasi sumber.

Respon masyarakat dalam perkembangan pariwisata di Labuan Bajo cendrung

merespon Positif yaitu berada pada fase Euphoria dan Apathy yang mana mayoritas

masyarakat sudah terbiasa dengan kegiatan pariwisata dan menerima kehadiran

pariwisata dan investor, sektor pariwisata telah menjadi pemasukan utama bagi

masyarakat lokal, selian itu perkembangan pariwisata menciptakan lapangan

pekerjaan yang luas serta peluang usaha yang banyak. Namun di sisi lain terdapat

respon negatif yang timbul akibat perkembangan pariwisata yang berada pada fase

annoyance dan antagonism disebabkan oleh kebijakanan pemerintah, selian itu

dampak negatif lainya seperti kebisingan, lunturnya kebudayaan lokal, perubahan

gaya hidup masyarakat. Maka dengan itu perlu adanya arahan kebijakan dalam

meningkatkan Awareness and Appreciations masyarakat Lokal dalam melestarikan

budaya lokal serta memaksimalkan komunikasi dan koordinasi antara pemerintahan

dengan masyarakat lokal.

Kata Kunci: Respon Masyarakat, Perkembangan Pariwisata, Irritation Index,

Kebijakan,

Page 7: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

viii

ABSTRACT

The tourism development is one of the efforts to increase the community

welfare. However, The tourism development has led to a diverse response from the

community. Community response in The tourism development is very important to

study, because it will determine the success of tourism development in Labuan Bajo.

Community responses were examined using the irritation index theory by Doxey

(1976) which consisted of four phases: the euphoria, apathy, annoyance, and

antagonism responses. This research method is descriptive qualitative with data

collection through In-Depth Interview (35 respondents) and observations with local

people living in Labuan. Data analysis using Miles & Huberman Triangulation

(data reduction, data presentation and conclusion drawing or Verification), data

validity using sources triangulation

The community response of tourism development in Labuan Bajo tends to

positively respond which is in the Euphoria and Apathy phase, the majority of

resident are familiar with tourism activities and accept the presence of tourism and

investors, the tourism sector has become the main income for the local community,

besides that tourism development has created extensive employment opportunities

and many business opportunities. But on the other hand there are negative

responses arising from the tourism development which is in the annoyance and

antagonism phases caused by government policies, and other negative impacts such

as noise, the fading of local culture, changes in people's lifestyles. So Tourism

development need policy direction in increasing the awareness and appreciations

of local communities in preserving local culture and maximizing communication

and coordination between government and local communities.

Keywords : Community responses, Tourism development, Irritation Index,

Policies.

Page 8: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

ix

KATA PENGANTAR

Penelitian Proyek Akhir mengenai Respon Masyarakat dalam perkembangan

Pariwisata merupakan salah satu upayah peneliti dalam mengkaji mengenai respon

masyarakat lokal terhadap dampak perkembangan pariwisata. Hal ini bertujuan

untuk melihat bagaimana Respon masyarakat dalam menerima kegiatan pariwisata

yang berlangsung.

Penulisan Proyek Akhir ini dengan judul “ Respon Masyarakat dalam

Perkembangan Pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo,Kabupaten Manggarai Barat,

Nusa Tenggara Timur” sebagai salah satu syarat akademik bagi Mahasiswa

Diploma IV, Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata, Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung. Penelitian ini telah berlangsung selama satu bulan yang

berlangsung dari bulan Mei 2019, berlokasi di Kelurahan Labuan Bajo, Kabupaten

Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Penulisan Proyek Akhir terselesaikan atas bantuan dan masukan dari berbagai

pihak. Maka dengan ini, Pertama-tama, Penulis mengucapakan terima kasih kepada

Tuhan yang Maha Kuasa atas segala bentuk penyertaan dan Perlindungan-Nya

dalam menyelesaikan Penulisan Usulan Penelitian ini. Ucapana terima kasih tak

terhingga dengan tulus disampakan kepada :

1. Bapak Faisal, MM.Par,.CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung.

2. Bapak Andar Danova L. Goeltom,S.Sos.,M.Sc.,selaku Kepala Bagian

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung

3. Bapak Sugeng Hermanto, S.Sos,.MM.Par.,selaku Ketua Program Studi

Manajemen Destinasi Pariwisata, dan sekaligus selaku Pembimbing II.

4. Ibu Dra. Yanthi Adriani, M.Si.,selaku Dosen Pembimbing I

Page 9: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

x

5. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, telah

memberikan pengantar dalam melakukan penelitian.

6. Kelurahan Labuan Bajo, Sebagai pemberi Izin dalam melakukan penelitian di

Keluarahan Labuan Bajo.

Akhir kata, Penulis mengharapkan masukan dari pembaca berupa kritikan

maupun saran mengenai isi dari usulan penelitian Proyek Akhir ini. Selain itu penulis

mengharapkan bantuan dari pembaca agar penelitian ini dapat berjalan sesuai rencana

dan dapat memberikan masukan kepada pihak terkait.

Bandung, Agustus 2019

Penulis

Page 10: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

xi

DAFTAR ISI

Page 11: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

xii

Page 12: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Page 13: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

xiv

DAFTAR TABEL

Page 14: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

xv

Page 15: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Page 16: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Labuan Bajo merupakan sebuah kelurahan yang ada di Kecamatan Komodo,

Kabupaten Manggarai Barat. Labuan Bajo menjadi pusat kegiatan industri

pariwisata di pulau Flores bagian Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo sudah berlangsung Tahun 1987 sampai

sekarang. Perkembangan pariwisata berawal dari penetapan taman nasional

Komodo sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada tahun 1987. Dalam

perkembangannya telah mendatangkan kunjungan wisatawan Asing. Pada tahun

1989 - 1996 jumlah kunjungan wisatawan berkisar 4.934 -28.991 orang, dengan

jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat pada era tersebut, maka

terdapat pula perkembangan fasilitas pariwisata seperti terdapat 7 hotel dan 20

restaurant tersebar di kota Labuan Bajo dengan karyawan sebanyak 420 orang

pada tahun 1996. Pada tahun 2008 Komodo dijadikan sebagai kandidat The new

seven Wonder hingga pada tahun 2013 ditetapkan one of the new seven wonder,

sekaligus terlaksananya sail komodo. Faktor tersebut turut telah mendatangkan

banyak investor lokal dan asing serta meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan

ke Labuan Bajo. Selain itu didukung juga kebijakan pemerintah menjadikan

Labuan Bajo sebagai badan otoritas pariwisata Nasional. Perkembangan

pariwisata tersebut turut memberikan perubahan terhadap pekerjaan masyarakat

lokal. Pada mulanya sebelum pariwisata berkembang di Labuan Bajo, masyarakat

Page 17: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

2

bekerja sebagai nelayan, petani, dan buruh. Dalam kurun waktu 30 tahun

pekerjaan masyarakat tersebut berubah diantaranya tahun sebelum sampai 1980

pekerjaannya meramu, berburu, dan melaut, Tahun 1980-1996 pekerjaan

masyarakat hanya melaut, dan pada tahun 1996 sampai sekarang pekerjaan

tersebut berubah menjadi pekerja di bidang jasa wisata (menjual souvenir, patung,

mutiara dan homestay), Pemandu wisata lokal. Di sisi lain perkembangan

pariwisata terus memberikan dampak terhadap budaya masyarakat. Sharpley

(2008:175) menyatakan konsekuensi dari perkembangan pariwisata berupa

dampak negatif dan positif, dampak ditanggapi dengan bervariasi bergantung

perkembangan pariwisata berpengaruh pada masyarakat. Dampak positif

perkembangan pariwisata berupa meningkatnya pendapatan masyarakat lokal,

peluang usaha semakin luas, dan bertambahnya kesempatan berusaha. Sementara

dampak negatif berupa berkurangnya lahan pertanian, perubahan terhadap mata

pencaharian masyarakat, perilaku masyarakat menjadi lebih konsumtif, perubahan

terhadap gaya hidup masyarakat ( Spillane, 2003: 47-48)

Berdasarkan pada penjelasan di atas, dampak-dampak tersebut sudah terjadi

di Labuan Bajo, hal ini diduga adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan

dan peningkatan jumlah investor asing yang membuka usaha dan membeli lahan

masyarakat lokal, yang mengakibatkan meningkatnya jumlah lahan yang terjual,

harga bahan baku meningkat, dan harga lahan meningkat pula (Stefanie,2017;63).

Selain itu pariwisata memberikan dampak terhadap perubahan gaya hidup

masyarakat, perubahan pola kerja, Perubahan mata pencaharian, perilaku

masyarakat Lokal yang konsumtif, persaingan usaha yang kurang baik (Stefanie,

Page 18: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

3

2017:50). Berdasarkan pada data bahwa masyarakat mulai memberikan tanggapan

atau respon terhadap perkembangan pariwisata yang berlangsung.

Berdasarkan pada kronologis data pada tabel 1 dibawah ini, bahwa

masyarakat mulai menujukan sikap penolakan pada perkembangan pariwisata di

Labuan Bajo. Sikap penolakan tersebut dikarenakan pariwisata itu memberikan

dampak yang buruk terhadap kondisi lingkungan dan sosial budaya masyarakat

Labuan Bajo. Menurut Jafari (2001:32) menyatakan perkembangan pariwisata

dapat memberikan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat namun dapat pula

menimbulkan dampak negatif yang sangat luas sehingga direspon dengan cara

yang berbeda pula oleh masyarakat. Hal tersebut tercermin dari sikap dan

tingkah laku masyarakat terhadap wisatawan. Beberapa reaksi masyarakat

Labuan Bajo mengenai penolakan pariwisata diantaranya:

Tabel 1. Bentuk Reaksi Masyarakat Pada Pariwisata

Reaksi Masyarakat Labuan Bajo terhadap Pariwisata Sumber

Informasi Tahun Keterangan

Forum

Masyarakat

Penyelamat

Pariwisata

Manggarai

Barat

(FORMAPP

MABAR)

12 Mei 2016

Masyarakat melakukan demo terhadap penolakan

investor yang membuka usaha akomodasi di

kawasan ruang publik pantai Pede. Hal ini

dikarenakan masyarakat Labuan Bajo tidak bisa

bermain kawasan tersebut.

6 Agustus

2018

Menolak perkembangan rest area dan fasilitas

pariwisata di kawasan konservasi Taman Nasional

Komodo

10

Oktober2018

Penolakan tempat hiburan di pantai pede karena

menggagu masyarakat sekitar

18 Oktober Menolak kapal feri untuk mengangkut wisatawan,

karena para pengusaha jasa sewa kapal dirugikan.

(Sumber : http://www.indonesiakoran.com, http://kupang.tribunnews.com/2018/07/31 )

Perkembangan pariwisata telah memberikan perubahan terhadap kondisi

sosial budaya, ekonomi dan lingkungan. Perubahan tersebut menimbulkan

Page 19: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

4

tanggapan atau respon dari masyarakat setempat. Intensitas dan dampak

pariwisata sangat tergantung dari kecepatan yang dilingkupi oleh perkembangan

pariwisata, faktor tersebut dapat mempengaruhi reaksi masyarakat lokal (Pitana,

2009:209). Dilanjutkan oleh Doxey dalam Pitana, (2009:209) yang

mengembangkan Irridex (Irritation Index) sebagai alat ukur yang digunakan

untuk mengukur kecenderungan sikap masyarakat terhadap aktivitas pariwisata.

Melihat fenomena yang sudah terjadi di Kelurahan Labuan Bajo, Maka

perlu mengkaji penelitian dengan judul Respon Masyarakat dalam

Perkembangan Pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo Nusa Tenggara

Timur.

B. Fokus Penelitian

Kementerian Pariwisata Indonesia sedang fokus dalam perkembangan

sarana dan prasarana pariwisata demi terwujudnya visi yaitu menjadikan Labuan

Bajo sebagai Bali Baru dan terwujudnya target kunjungan 20 juta wisatawan tahun

2019. Labuan Bajo dijadikan sebagai pusat bisnis pariwisata dan memiliki potensi

pariwisata yang sudang berkembang, sehingga banyak wisatawan yang

berkunjung ke Labuan Bajo, hal ini yang membuat perkembangan pariwisata di

Labuan Bajo terus berkembang. Berdasarkan informasi yang didapat sebelumnya,

terdapat variasi respon yang disampaikan oleh masyarakat, baik berupa respon

positif dimana masyarakat mendapatkan keuntungan dari perkembangan

pariwisata, sehingga masyarakat tersebut mendukung terhadap perkembangan

pariwisata yang berlangsung, selain itu terdapat respon negatif, hal ini

dikarenakan masyarakat setempat tidak merasakan langsung manfaat dari

perkembangan pariwisata yang menimbulkan penolakan, bahkah masyarakat

Page 20: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

5

merasa terganggu akibat dari perkembangan pariwisata. Respon masyarakat akan

menentukan besarnya tingkat partisipasi masyarakat yang akhirnya dapat

berpengaruh terhadap keberlangsungan Perkembangan Pariwisata. Maka dengan

itu, dalam penelitian ini berfokus pada Respon Masyarakat yang ada di kelurahan

Labuan Bajo. Dalam meninjau variasi respon masyarakat di Kelurahan Labuan

Bajo, akan dikaji menggunakan teori Irritation Index yang dikemukakan oleh

Doxey dalam Piatana (2009:209) menyatakan bahwa respon masyarakat dapat

dilihat melalui empat tingkatan respon yaitu Euphoria, Apathy, Annoyance and

Antagonism”.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Doxey (1976) dalam Pitana

(2009:209) diatas penelitian ini akan melihat bagaimana respon masyarakat

dalam perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo, Kabupaten

Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan

sebagai berikut:

1. Menenukenali respon masyarakat Kelurahan Labuan Bajo, Kabupaten

Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dalam perkembangan pariwisata

baik yang bersifat positif maupun negatif.

2. Menemukenali kelompok-kelompok masyarakat yang terkena dampak

negatif dari perkembangan pariwisata.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Page 21: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

6

a. Untuk menambah referensi pada kajian perkembangan pariwisata, terkait

dengan kajian respon masyarakat dalam perkembangan pariwisata

b. Sebagai bahan panduan dan acuan bagi para peneliti mengenai dampak

dampak perkembangan pariwisata.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan oleh para Pemerintah Daerah serta

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Nusa

Tenggara Timur, agar dapat memahami jenis-jenis dan bentuk-bentuk

respon masyarakat dalam perkembangan pariwisata, dan menjadi bahan

pertimbangan dalam melakukan perkembangan pariwisata kedepannya

Page 22: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

7

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Respon Masyarakat dalam Perkembangan Pariwisata

Respon Berasal dari kata Response berarti balasan atau tanggapan. Dalam

hal ini respon pada dasarnya adalah proses pemahaman dan tingkah laku

masyarakat terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya yang bersifat

timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi. Respon masyarakat yang

tercermin dari sikap masyarakat terhadap pariwisata merupakan hal yang sangat

penting bagi keberhasilan perkembangan wisata. Jafari (2001) berpendapat “It

has been widely recognized that tourism development is a double-edged sword

for host communities. Not only does it generate benefits, but it also imposes

costs”. Menurut Soekanto (1993) respon sebagai perilaku yang merupakan

konsekuensi dari perilaku yang sebelumnya sebagai tanggapan atau jawaban

suatu persoalan atau masalah tertentu. Sementara itu Susanto (1998) mengatakan

respon merupakan reaksi, artinya penerimaan atau penolakan, serta sikap acuh

tidak acuh terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator. Respon dapat

dibedakan menjadi opini (pendapat) dan sikap, dimana pendapat atau opini

adalah jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan dinyatakan dengan

kata-kata yang diucapkan atau tertulis.Sedangkan sikap merupakan reaksi positif

atau negatif terhadap orang-orang atau objek atau situasi tertentu. Respon

mempunyai dua bentuk, yaitu :

Page 23: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

8

a. Respon positif Yaitu apabila masyarakat mempunyai tanggapan atau

reaksi positif dimana mereka dengan antusias ikut berpartisipasi

menjalankan program yang diselenggarakan oleh pribadi atau kelompok.

b. Respon negatif Yaitu apabila masyarakat memberikan tanggapan yang

negatif dan kurang antusias ikut berpartisipasi menjalankan program yang

diselenggarakan pribadi atau kelompok.

Menurut Walgito (1980) respon adalah salah satu perbuatan yang

merupakan hasil akhir dari adanya stimulus atau rangsangan. Dimana respon

terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Respon atau perbuatan yang reflektif (terjadi tanpa disadari individu)

merupakan reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai ke otak sebagai

pusat kesadaran

b. Respon atau perbuatan yang disadari, yaitu perbuatan organisme atas

adanya motif dari individu yang bersangkutan, dan stimulus yang diterima

individu itu sampai ke otak dan benar-benar disadari oleh individu yang

bersangkutan.

Silviana (2013) berpendapat bahwa respon adalah segala sesuatu yang

dilakukan seseorang terhadap rangsangan. Jadi respon adalah reaksi yang

dilakukan seseorang terhadap rangsangan atau perilaku yang dihadirkan oleh

rangsangan. Respon dibagi menjadi dua kategori, yaitu; Over response (respon

yang dapat dilihat oleh orang lain) dan Covert response ( respon yang tidak dapat

dilihat oleh orang lain dan sifatnya adalah pribadi). Respon yang muncul pada

diri manusia selalu dengan urutan sebagai berikut yaitu sementara, ragu-ragu dan

hati-hati yang dikenal dengan trial response, artinya terpelihara jika organisme

Page 24: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

9

merasakan manfaat dari rangsangan yang datang. Sementara itu, respon dapat

menjadi kebiasaan dengan urutan sebagai berikut : Penyajian rangsangan

,Pandangan dari manusia akan rangsangan, Interpretasi dari rangsangan,

Menanggapi rangsangan, Pandangan akibat menanggung rangsangan,

Interpretasi akibat dan membuat tanggapan lebih lanjut, Membangun hubungan

rangsangan-rangsangan yang baik. Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan

yang dialami jika perangsang sudah tidak ada, jika proses pengamatan berhenti,

dan hanya tinggal kesan- kesan saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan.

Dalam hal ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui

persepsi, sikap, dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap

seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang

untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu.

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau

sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan

atau situasi lain. Menurut Nainggolan (2013) sikap yang muncul dapat positif

yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objektif.

Seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi,

dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila

informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi

tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Respon

seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif Azwar (1998).

Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk

menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk

menjauhi objek tersebut. Menurut Arisandi (2012) respon merupakan reaksi

Page 25: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

10

terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian persepsi, pengetahuan, kesadaran

dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut. Berdasarkan

teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud respon dalam

penelitian ini adalah suatu tanggapan atau reaksi yang merupakan akibat adanya

rangsangan baik positif maupun negatif yang disampaikan oleh komunikator

berupa opini, pesan, maupun sikap dalam diri manusia pribadi maupun

masyarakat umum.

Pada dasarnya perkembangan pariwisata bagaikan pedang bermata dua

bagi masyarakat, walaupun mendatangkan dampak positif yang memberi

manfaat bagi masyarakat namun juga menimbulkan dampak negatif yang sangat

kompleks dan direspon berbeda-beda oleh masyarakat. Selanjutnya menurut

Brunt dan Hooton (2016) “Respon masyarakat terhadap pariwisata dapat

tercermin dari sikap masyarakat terhadap wisatawan”.Terdapat beberapa model

respon atau yang disebut Adjustment Models for Tourism menurut para ahli.

Salah satunya berikut yang diuraikan oleh Doxey (Pitana,2009:209) yaitu Irridex

of Tourists Irritation.

Tabel 2. Model Irritation Indeks

Model Irritation Index (Doxey,1975)

Positif Euphoria

Feelings

Apathy

Annoyance

Negatif Antagonism

Sumber: Adopsi Doxey (Pitana,2009:209)

Page 26: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

11

Model pendekatan ini umumnya berfokus pada level sikap dari

masyarakat. Terdapat 4 tingkatan yang dirumuskan oleh Doxey:

a. Euphoria

Menurut Doxey (Pitana,2009:209), masyarakat lokal mendukung

perkembangan pariwisata, dapat ditafsirkan bahwa penduduk lokal sangat

bersemangat dengan adanya pengunjung, berinteraksi dengan wisatawan dan

senang karena pengunjung mengeluarkan uang selama berada diwilayah

mereka. Dalam tahapan ini, perencanaan telah dilakukan dengan harapan

dapat memberikan keuntungan bagi penduduk lokal

b. Apathy

Menurut Doxey (Pitana,2009:209), pertumbuhan pariwisata mulai

mengalami penurunan. Pariwisata dianggap sudah biasa oleh penduduk lokal.

Antusiasme dari tahap euporia telah menghilang. Hubungan diantara

pengnjung dan masyarakat lokal telah berubah menjadi hal yang

dikomersialisasikan. Segala bentuk interaksi dengan pengunjung berubah

dalam bentuk formalitas.

c. Annoyance

Menurut Doxey (Pitana,2009:209), penduduk mulai prihatin, jengkel, dan

jenuh dengan adanya pengunjung hingga akhirnya frustasi bahkan

masyarakat memisahkan wisatawan ditempat-tempat wisata. Dalam hal ini

para penduduk lokal sengaja memberikan ruang tersendiri untuk wisatawan.

d. Antagonism

Menurut Doxey (Pitana,2009:209), Pada level ini rasa tidak suka yang kuat

sudah ditunjukan terhadap pengunjung dan hal ini terasa jauh berbeda bagi

Page 27: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

12

penduduk karena dulu mereka sangat terbuka terhadap turis. Pada tahap ini,

gambaran dampak negative terhadap pariwisata dan turis sudah terlihat. Jenis

wisatawan yang datang pun juga berubah. Pada titik ini, biaya yang

dikeluarkan lebih besar dari manfaat.

3. Sikap Masyarakat dalam perkembangan Pariwisata.

Sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap objek sosial dan

merupakan reaksi yang masih ditutup dari seseorang terhadap stimulus atau

Objek (Robbins,2003). Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap

objek, sikap yang diekspresikan kedalam proses kognitif, efektif (emosi)dan

perilaku (Robbins,2003). Menurut Robbins (2003) sikap dapat diidentifikasikan

sebagai ketersedian untuk bereaksi, secara positif atau secara negatif terhadap

objek-objek tertentu. Beberapa tingkatan sikap seperti: Receiving; menerima

stimulus yang masuk kedalam lingkungannya, Responding; memberikan

tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi baik itu tanggapan positif ataupun

negatif.

4. Perkembangan Pariwisata

Dalam pariwisata konsep perkembangan telah muncul sebagai paradigma

baru. Spangenberg (2005:35-38) “Konsep Perkembangan dipertentangkan

secara ideologis dan politis serta mencakup berbagai kepentingan yang tidak

mudah diidentifikasikan”. Perkembangan berkelanjutan harus melihat dari

prospek perkembangan (Development) dalam mendukung pertumbuhan

perkembangan, namun prospek sustainability lebih mempertimbangkan faktor

keselamatan lingkungan. Jadi, perkembangan berkelanjutan lebih menjaga

lingkungan, sosial budaya dan sosial Ekonomi (David Weaver, 2006, 9-11).

Page 28: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

13

Konsep perkembangan pariwisata berawal dari konsep perkembangan

berkelanjutan. Menurut Picard (2006:42) “Konsep perkembangan mencakup

usaha untuk melestarikan nilai yang ada serta melibatkan masyarkat / komunitas

pada suatu daerah tertentu dan dapat menciptakan peluang usaha, Peningkatan

kualitas hidup masyarakat dan pemerataan perekonomian”. Sedangkan Ardika

(2007:35) menyebutkan: Perkembangan pariwisata mengimplikasikan pada

batas yang ditentukan organisasi masyarakat dan teknologi serta kemampuan

lingkungan dalam menyerap dampak dari perkembangan tersebut. Picard (2006:

42) melajutkan bahwa perkembangan tersebut akan melibatkan unsur seperti

sosial budaya, lingkungan dan sosial ekonomi.

Berdasarkan Penjelasan di atas, maka perkembangan pariwisata dapat

disebut berkelanjutan apabila dalam pelaksanaanya menghubungkan semua

unsur terkait seperti sosial budaya, lingkungan dan sosial ekonomi dan

penerapannya melibatkan semua stakeholders (masyarakat, swasta, dan

pemerintah) demi terwujudnya pelestarian terhadap kondisi budaya dan

lingkungan masyarakat.

5. Interaksi antara Pariwisata dengan Masyarakat.

Interaksi antara pariwisata dengan masyarakat/ Interaction between

tourism and communities”(Sharpley, 2008:191). Sharpley (2008:191)

melanjutkan industri pariwisata membuka sebuah peluang usaha baru bagi

masyarakat. Di sisi lain Gunn (2002:9) “ konsep pariwisata terus berkembang

dan diperluas menjadi intrepretasi yang holistik sehingga melahirkan model

pariwisata sebagai sebuah sistem”. Selanjutnya Gunn (2002: 15) menjelaskan

perkembangan pariwisata harus dilakukan secara seksama dan komprehensif.

Page 29: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

14

Aktivitas kunci dalam perkembangan pariwisata terletak pada perencanaan.

Tujuan perkembangan pariwisata tidak hanya untuk meningkatkan kunjungan

wisatawan dengan memberikan kepuasan terhadap wisatawan melalui produk-

produk wisata yang ada, namun juga harus ditujukan untuk menjaga kebudayaan

masyarakat lokal serta kesejahteraan masyarakat lokal di tempat wisata.

Berdasarkan penjelasan Gunn, dapat dijelaskan bahwa perkembangan

pariwisata sangat ditentukan oleh interaksi antara wisatawan dengan masyarakat

lokal. Perkembangan dapat dilakukan untuk meningkatkan unsur-unsur

pariwisata antara lain sarana dan prasarana, Atraksi wisata, informasi, dan

layanan wisata. Selain itu, Perkembangan akan efektif apabila dalam

perkembangannya melibatkan peran dari pemerintah, masyarakat, dan investor.

Page 30: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

15

B. Kerangka Pemikiran

Perkembangan Pariwisata

Respon Masyarakat dalam Perkembangan Pariwisata

Irridex of Tourists Irritation

Doxey (Pitana, 2009:209)

Mathieson 1982)

)

Euphoria

1. Fase awal

kedatangan

pariwisata

2. Kedatangan

wisatawan dan

investor disambut

baik

3. Kedatangan

wisatawan dan

Investor membawa

manfaat

4. Perencanaan

perkembangan

pariwisata

Apathy

1. Masyarakat sudah

terbiasa dengan

kegiatan Pariwisata.

2. Terciptanya peluang

dan lapangan

pekerjaan bagi

masyarakat

3. Bidang Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan bagi

masyarakat

4. Perencanaan

Pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Annoyance

1. Masyarakat mulai

jenuh dengan

kehadiran

wisatawan

2. Masyarakat mulai

terganggu dengan

kegiatan

pariwisata

3. Perencanaan

difokuskan pada

peningkatan

sarana dan

prasarana

Antagonism

1. Masyarakat

menunjukan

ketidaksukaanya

pada Pariwisata

2. Pariwisata

dianggap sumber

masalah

3. Pengkajian ulang

perencanaan

Pariwisata

Metode : Kualitatif Deskritif

Pengeumpulan Data: Wawancara dan observasi

Analisis : Miles&Huberman

)

Respon Positif

Tabel 3. Kerangka Pemikiran

Respon Negatif

Kebijakan perkembangan Pariwisata

Mathieson 1982)

)

Page 31: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian merupakan sebuah rencana atau prosedur penelitian

yang meliputi ansumsi-amsumsi luas sehingga metode-metode lebih rinci dalam

pengumpulan data dan analisis data ( Cresswell,2010:3). Rancangan penelitian

mengacu pada strategi untuk mengintegrasikan berbagai komponen penelitian

secara kohesif dan koherensi. Fungsi rancangan penelitian adalah untuk

memastikan bahwa bukti yang diperoleh memungkinkan peneliti dalam

mendapatkan data yang jelas. Pendekatan pada penelitian tersebut adalah

deskriptif Kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif Silalahi (2010:27)

menjelasakan penelitian deskriptif berupaya untuk mendeskripsikan dan

menyajikan objek secara terperinci tentang suatu yang dirasakan oleh orang-

orang dalam kondisi sosial yang dijalani”. Selanjutnya Moleong (2009:11)

menjelaskan bahwa data deskripsi kualitatif berupa kata-kta, gambar, dan bukan

angka, maka dengan ini laporan penelitian akan berisi data yang memberikan

gambaran penyajian tersebut. Maka dengan itu penelitian deskriptif kualitatif

digunakan menemukenali jenis-jenis dan bentuk-bentuk respon masyarakat

dalam perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo, Kabupaten

Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Page 32: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

17

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian adalah objek yang penelitian. Partisipan

menurut Soewandi,(2012:129) sekelompok unsur atau elemen yang dapat

berbentuk manusia atau individu, Lembaga atau Instansi, Dokumen, kejadian

atau gejala atau berbentuk konsep yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan

tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui respon masyarakat pada

perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo, maka yang menjadi

Partisipan adalah warga Kelurahan Labuan bajo. Selain itu Peneliti

menggunakan sampling. Sampling menurut Ibrahim (2018:71) Perwakilan dari

jumlah keseluruhan obyek yang berpeluang menjadi sumber data. Ibrahim

(2018:71) melanjutkan bahwa teknik dalam penentuan sumber data dilakukan

dengan menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive

sampling. Purposive sampling dapat digunakan dalam situasi seorang peneliti

memilih responden dengan tujuan tertentu.

Berdasarkan Penjabaran diatas maka sampel yang akan diambil dalam

penelitian ini adalah masyarakat yang mempunyai mata pencaharian sebagai

pedagang lokal, nelayan, pemandu wisata, kepala rumah tangga, karyawan hotel

dan restoran, pns, tokoh pemuda/ komunitas, tokoh agama, dan tokoh adat yang

tinggal dan bekerja Kelurahan Labuan Bajo. Berikut jumlah responden Alasan

memilih semua sampel diatas karena sampel tersebut dianggap berpotensi untuk

mewakili masyarakat Labuan Bajo serta kehidupannya berhadapan langsung

dengan kegiatan pariwisata.

Page 33: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

18

Tabel 4. Detail Responden

Profesi Jumlah (Orang) Persentase

Nelayan 4 11%

Jasa Penyewa 4 11%

Pedagang 4 11%

Pemandu Wisata 4 11%

PNS 3 9%

Pengusaha 3 9%

Ibu Rumah Tangga 2 6%

Karyawan Swasta 6 17%

Tokoh Budaya 1 3%

Komunitas 1 3%

Tokoh Agama 3 9%

Total 35 100% (Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019)

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan

Komodo, Kabupaten Manggarai Barat . Kelurahan Labuan Bajo termasuk kota

yang cukup terkenal yang didiami oleh 7.360 Penghuni dengan total luas wilayah

1.100 Hektar, Selain itu Kelurahan Labuan Bajo terletak di pinggir pantai dengan

jarak 0-450 Mdpl (BPS Kecamatan Komodo dalam Angka, 2017).

Kelurahan Labuan Bajo merupakan pusat dari aktivitas wisaat pantai dan

kuliner serta, Pusat Usaha bisnis Pariwisata ( Hotel, Travel Agent, Restaurant,

Rental Peralatan Diving dan Snoerkelling, money changer, homestay, Guest

House dll). dikarenakan letaknya dekat dengan pelabuhan laut, Fish Market dan

Night Market (Swisscontact Wisata, 2017).

Page 34: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

19

Gambar 1. Peta Wilayah Penelitian

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Komodo,2019

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data salah satu bagian terpenting dari satu suatu penelitian

(Ibrahim,2018:79). Hal ini berhubungan dengan pemilihan strategi untuk dan

melakukan kontak dengan subjek. Ibrahim, 2018:82) menjelaskan “Teknik

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif berupa observasi wawancara,

dokumentasi dan Focus Group Discussion”. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah observasi dan wawancara (In Depth Interview)

1. Observasi

Observasi merupakan peninjauan atau pengamatan secara cermat terhadap

objek yang akan teliti dengan menggunakan panca indera untuk mengetahui

sebuah konteks, kondisi, kebenaran. Pada tahap ini Peneliti merekam,

mencatat dan mendokumentasikan dalam bentuk foto aktivitas

perkembangan pariwisata kawasan kelurahan Labun Bajo.

Lokasi Penelitian

Kelurahan Labuan Bajo

Page 35: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

20

2. Wawancara

Wawancara merupakan Percakapan yang melibatkan pewawancara

(Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan terwawancara

(Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

(Ibrahim,2018:88). Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan

bertemu, bertatap muka langsung dengan orang yang akan diwawancara

(Responden. Menurut Ibrahim (2018:89) wawancara dilakukan secara

personal antara peneliti atau pewawancara dengan responden. Pada

penelitian ini dilakukan langkah-langkah wawancara yang idaptasi dari

Gunawan (2013: 174) antara lain:

1) Menyusun pertanyaan wawancara yang berhubungan dengan objek

penelitian.

2) Menentukan subjek yang diwawancara

3) Membangun hubungan dengan responden untuk memperkenalkan

diri, penelitian, mengkomunikasikan maksud wawancara, sekaligus

menentukan jadwal, tempat dan sarana wawancara.

4) Uji coba wawancara dengan sampel kecil dari sampel yang telah

ditentukan.

5) Memperbaiki pertanyaan wawancara apabila membingungkan.

6) Melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan.

7) Membangun komunkasi efektif selama wawancara (termasuk tahap

uji coba)

8) Melakukan probing untuk mengkonfirmasi jawaban dan untuk

mendapat informasi yang luas.

Wawancara pada penelitian ini berlangsung pada bulan Mei tahun 2019

di Kelurahan Labauh Bajo, Kabupaten Manggarai,Nusa Tenggara Timur.

Dalam penelitian ini peneliti tidak mendapatkan kendala yang berarti,

karena semunya sudah di koordinasi dengan baik.

Page 36: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

21

D. Analisis Data

Analisis data merupakan Proses menyikapi data, memilah , menyusun, dan

mengolahnya ke dalam satu susunan yang yang sistematis dan bermakna

(Ibrahim,2018:103) . Ibrahim (2018:103) melanjutkan, analisis data dikaitkan

dengan upaya untuk memahami, menjelaskan,menafsirkan, dan mencari

hubungan antara data-data yang telah diperoleh. Pada penelitian ini teknik

analisis data dilakukan dengan tiga yang harus dikerjakan yaitu; Koleksi Data,

reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, Miles &

Huberman (Gunawan,2013:210).

Tabel 5. Analisis Data Menurut Miles & Huberman

a. Penyajian data

Penyajian data merupakan proses menyajikan sekumpulan informan

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data penelitian kualitatif dilakukan

dalam berbagai bentuk antara lain text naratif, matriks, grafik, jaringan,

dan bagan.

Page 37: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

22

b. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan analisis yang ketiga. Kegiatan

ini dilakukan apabila semua data telah terkumpul dan telah terperinci.

Penarikan kesimpulan tergantung pada besarnya kumpulan-kumpeulan

catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, metode pencarian ulang

yang digunakan, kecakapan peneliti.

E. Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan melaui proses penyuntingan atau memeriksa

kembali kualitas data dalam instrument. Uji keabsahan data dilakukuan untuk

menguji menjamin bahwa penelitian yang penelitian yang dilakukan berkualitas

dan berasal dari data-data yang valid (Gunawan,2013:229). Dalam mengecek

derajat keterpercyaaan data terdapat Ragam Teknik pemeriksaan keabsahan data

menggunakan triangulasi sumber. Menurut Ibrahim (2018:124), Trianggulasi

sumber, ialah salah satu teknik yang dilakukan dlaam memeriksa keabsahan data

dengan cara membandingkan data-data yang diperoleh dari masing masing

narasumber. Hal ini bertujuan untuk melihat kelengkapan, akurasi, konsistensi,

keseragaman,dan relevansi dari data yang diperoleh

Pengujian keabsahan data pada penelitian ini, digunakan untuk melihat

relevan antar pertanyaan dengan jawaban yang diberikan oleh setiap responden.

Page 38: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

23

F. Jadwal Peneltian

Dalam melakukan penelitian perlu membuat jadwal penelitian, berikut

dibawah ini jadwal yang akan penelitian lakukan

Tabel 6. Jadwal Penelitian

I II III IV1 Pengumpulan Topik Awal Januari2 Penyusunan UP Februari3 Bimbingan UP Maret4 Pengumpulan UP Maret5 Melaksanakan Seminar UP April 6 Revisian UP April 7 Pengumpulan Data Lapangan Mei8 Pengolahan dan Analisis Data Mei9 Penyusunan Proyek Akhir Juni

10 Bimbingan PA Juni11 Pengumpulan PA Juli12 Sidang PA Juli13 Revisian PA Agustus

MingguBulan Nama KegiatanNo

Sumber: Olahan Peneliti 2019

Page 39: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Kelurahan Labuan Bajo.

a. Kondisi Geografis

Kelurahan Labuan Bajo terletak pada bagian barat pulau Flores. Kelurahan

Labun Bajo merupakan salah satu desa/ kelurahan yang ada di Kecamatan

Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Wilayah Kelurahan Labuan Bajo berada

diantara 080.140 dan 090.000 lintang selatan dan 1190.210 dan 1200.200 bujur

timur (BPS Kecamatan Komodo,2019). Adapun batas administratif kelurahan

Labuan Bajo yaitu:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gorontalo

• Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sape

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Wae Kelambu

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wae Kelambu.

Kelurahan Labuan Bajo memiliki Luas wilayah 1.100 Hektar dengan

presentasi 1,58 % dari total luas seluruh desa di Kecamatan Komodo Kabupaten

Manggarai Barat, dengan kondisi ketinggian kurang lebih 0-100 mdpl

(Kelurahan Kecamatan Komodo,2019).

Page 40: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

25

Kondisi Iklim kelurahan Labuan Bajo bertipe tropis dengan curah hujan

yang sangat rendah. Besarnya curah hujan tahunan rata-rata sekitar 500

mm/tahun, dengan suhu 27 -34 derajat Celsius. Sementara kondisi musim di

kelurahan Labuan Bajo hampir sama dengan wilayah di Kabupaten Manggarai

Barat yaitu musim kering mulai pada bulan April sampai dengan November,

sementara musim basah atau hujan berlangsung dari bulan Januari sampai Maret,

kemudian dilanjutkan dengan bulan Desember. Kelurahan Labuan Bajo

memiliki 2 karakter fisik wilayah yaitu pantai dan berbukit.

Gambar 2. Peta Administrasi Kelurahan Labuan Bajo

Sumber : Data Sekunder, Kecamatan Komodo,2019

b. Masyarakat Kelurahan Labuan Bajo

1) Penduduk

Kelurahan Labuan Bajo dihuni oleh tiga suku besar seperti suku

Manggarai, Bugis dan Bima selain itu, ada beberapa etnis lainnya seperti

Maumere, Ngada, Tionghoa dan Ende. Kelurahan Labuan Bajo

berpenghuni sekitar 1.942 Kepala Keluarga pada tahun 2018 dengan total

Page 41: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

26

penduduk berjumlah 7.360 jiwa dengan jumlah Laki-laki 3.814 jiwa dan

perempuan 3.546 jiwa. Selanjutnya jumlah penduduk Kelurahan Labuan

Bajo dirinci dalam tabel 7 sebagai berikut;

Tabel 7. Penduduk Kelurahan Labuan Bajo berdasarkan Umur

Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

0-4 tahun 441

5-14 tahun 1,556

15-24 tahun 1,201

25-34 tahun 1,425

35-44 tahun 1,274

45-54 tahun 789

55-59 tahun 198

< 60 tahun 476

Total 7,360 Sumber : Data Sekunder, BPS Kecamatan Komodo 2018

Berdasarkan tabel 7 di atas jumlah usia produktif penduduk

Labuan Bajo berusia 15 tahun sampai 44 tahun dengan jumlah 3.900

jiwa atau 52,98% dari total seluruh penduduk.Selain itu masyarakat

Labuan Bajo memiliki kepercayaan seperti Katolik, Protestan, Islam,

Hindu, Budha, dan Konghucu dengan presentasi sebagai berikut;

Gambar 3. Kepercayaan (Agama) Masyarakat Labuan Bajo Agama Presentase (%)

Katolik 41.20%

Protestan 3.23%

Islam 55.17%

Hindu 0.36%

Budha 0.02%

Konghucu 0.02%

100.00%

Katolik

41.20 %

Protestan

3.23 %

Islam

55.17 %

Hindu

0.36 %

Budha

0.02 %

Konghucu

0.02 %

Agama

Katolik Protestan Islam Hindu Budha Konghucu

Sumber : Data Sekunder BPS Kecamatan Komodo, 2018

Page 42: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

27

Berdasarkan gambar 3 di atas menujukan bahwa mayoritas

kepercayaan penduduk yang tinggal di kelurahan Labuan Bajo adalah Islam

sebesar 55,17% kemudian disusul oleh kepercayaan Katolik sebesar

42.20%, Protestan sebesar 3,23%, Hindu sebesar 0.36%, dan Budha dan

Konghucu masing-masing sebesar 0.02%. Keberagaman agama bukan

menjadi penghalang bagi masyarakat Labuan Bajo untuk saling

menghormati dan membantu antar umat beragama, serta hidup

berdampingan dengan rukun dan damai.

c. Kondisi Perekonomian di Kelurahan Labuan Bajo

Potensi Perekonomian di Kelurahan Labuan Bajo sebelum pariwisata

adalah sebagai nelayan, buruh, Perikanan,dan berburu. Pada tahun 1996

sumber penghasilan masyarakat berubah menjadi sektor Industri pariwisata,

akan tetapi selain pariwisata, Labuan Bajo juga memiliki sektor lain yang

potensial antara lain Peternakan, dan Perikanan (Swisscontact Wisata, 2017).

Berikut dibawah ini sumber penghasilan utama masyarakat di Kelurahan

Labuan Bajo.

1) Pariwisata

Labuan Bajo menjadi pusat dari kegiatan pariwisata di Kabuapten

Manggarai barat. Pariwisata telah menjadi Potensi terbesar bagi

perkonomian masyarakat di Kelurahan Labuan Bajo. Pariwisata yang

terdiri dari indutri Pariwisata dan Objek/ daya Tarik wisata. Potensi objek

wisata diantanya wisata bahari, alam, belanja dan kuliner yang akan dirinci

pada tabel 8 berikut:

Page 43: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

28

Tabel 8. Potensi Pariwisata Kelurahan Labuan Bajo

No Kategori Nama obyek Aktivitas

1. Wisata

Bahari

Pantai Binongko Berenang, Sunset View

Pantai Wae Cecu Berenang, Snorkeling,

dan Relaxing

Pantai Wae Rana Berenang, Snorkeling,

dan Relaxing

Kelumpang

Berenang, Penambang

Mutiara, dan Snorkeling,

Pulau Bidadari Berenang, Snokelling,

dan Relaxing.

2. Wisata

Alam

Bukit Silvia Sunset View dan

Panorama

Bukit Cinta Sunset View dan

Panorama

3. Wisata

Kuliner Kampung Ujung

Merasakan makanan

Seafood dan makanana

Tradisional khas

Manggarai Barat

4. Wisata

Belanja

Exotic Shop

Membeli oleh oleh khas

manggarai Barat (tenuan

lokal, handycraf, dan lain

lain

Kampung Ujung (TPI)

City Sightseeing dan

berbelanja hasil laut

Labuan Bajo.

Sumber : Data Sekunder, Disparbud Kab. Manggarai Barat,2019

Sementara usaha jasa pariwisata di Labuan Bajo mulai berkembang

pesat setelah terpilihnya Taman Nasional Komodo menjadi salah satu dari

tujuh keajaiban dunia. Adapun perkembangan usaha jasa pariwisata di

Labuan Bajo seperti Pengusaha Suvernir, Biro Perjalanan Wisata dan

Asosiasi wisata, Dive Center, Travel Agent, Hotel atau Penginapan,

Restoran atau Warung Makan, dan SPA (Reflexiology). Daftar usaha

pariwisata akan dirinci pada tabel 9 berikut:

Page 44: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

29

Tabel 9. Daftar Usaha Jasa Pariwisata

Usaha Jasa

Pariwisata Nama Brand

Hote

l d

an

Pen

gin

ap

an

• Hotel Pelangi

• Hotel Exotic

• Centro Bajo Hotel

• Sun Rise

• Blessing

• Bayview Garden

• Seirama Alam

• Aulia Hotel

• Sylvia

• Wae Cecu Eden

Beach

• Plataran Indonesia

• Gardena

• Hotel Puri Komodo

• Kembang Ragi

• Kharisma

• Rama Minang

• Manta-manta

• Puncak Waringin

• Chez Felix

• Hotel Surya

• CF Komodo Hotel

• Bajo Beach

• Pantai Mutiara

• Green Hill Inn

• Blue Marin Komodo

• Casa Celini on the

Hill

• Komodo Indah

• Cahaya Mandiri

• Restu Bundo

• Dragon Komodo

• Beta Bajo

• Bajo Dive Coconut

• La Pirate

• Blue Ocean Hotel

• Diaz

• Ayana Hote

Tra

vel

Agen

t

• Getrudis Tours

• Manumadi Tours

• Lintas Flores

• Flores Trails Tours

• Flores Remo Tours

• Flores Tours

• Persada Lestari Tours

• Floressa Tours

• Peramasawara Tours

• Khatulistiwa

Nusantara

• Eriksa Antaiksawan

• Flores Lantan Tours

• Grand Komodo Tours

• BCB Tours

Page 45: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

30

Bir

o P

erja

lan

an

Wis

ata

dan

Aso

sisa

si W

isata

• PT. Biro Perjalanan

Persada Lestari

Jaya

• PT. Flores Remo

Tour

• PT.Berlayarku

Beda

• PT. Wisata Elianor

• PT. Hanrin

• PT Jelajah Alam

Flores

• PT. Flores Charm

Tours and travel

• PT.Flores Trail

Wisata

• PT. Golo Hill Top

• Jasa Astra Wisata

Komodo

• PT. Komodo

Panorama Indah

• PT. Komodo Mega

Wisata

• PT. Komodo Eco

Wisata

• PT. Flores Lantana

Tour & Travel

• PT. Flores Revinco

Lobu Tour

• PT.Ficko Cahaya

Komodo

• PT. Katulistiwa Hijau

Nusantara

• PT. Komodo Escape

Prawara

• PT. Tasya Media Jaya

• PT.Oceanic Komodo

Diving

• PT.Situju Tujuh Cruise

• PT. Adikarya Wisata

Indah

• Getrudis Tours

• Manumadi Tours

• PT.Suramanik Kencana

• PT.Erika Antariksawan

• PT.Komodo Indonesia

Tours & Travel

• PT.Thomas Adventure

• PT.Travindi Jaya Bajo

• Manta Tours & Travel

PT.Komodo Anugerah

Semesta

• PT.Indonesia Juara

Wisata

• PT.Viro Myra Komodo

• PT.Grand Komodo

Tour

• PT.Afrilia Mega

Wisata

Div

e C

ente

r

• Komodo Dive

• CN. Dive

• Blue Marin Dive

• Bajo Dive

• Ora Dive

• Divine Dive

• Surface Interval

• Dive Komodo

• Grand Komodo

• Reef Seaker

• Alexsa Dive

• Red While Diving

• Flores Diving

Center

• Wicked Diving

Page 46: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

31

• Neren Dive Dragon

Dive Komodo

• Amalia Scuba

• Komodo Scuba

Junkee

SPA dan

Reflexiology • Flores SPA Wae Molas SPA

Hiburan

Umum

• Paradise Bar

&Resto

• Pantai Pijat Mandiri

• Café in Hit

• Bajo Mandiri Jaya

Transportasi

Wisata

• Lintar Flores

Wisata

Alba Jasa Wisata Kapal

Layar Indonesia

Res

tau

ran

t /

Ru

mah

Mak

an

• Made In Italy

Restaurant

• Mediteraneo

Restaurant

• Prima Jasa

Restaurant

• Pesona Bali

• The Corner

Restaurant

• Gelato Frech

Quality

• Valentine

• Alam Brewes

Restaurant

• The Lodge

Restaurant

• Blue Marlin

Komodo Restaurant

• Bajo Bakery

perdana

• Matahari

Restaurant

• Oi Jaya Restaurant

• Tree Top

Restaurant

• Maci Prima Restoran

• Dapur Lezat Komodo

Restoran

• Bottle Resto &Café

• Happy Banana Resto &

Cafe

• RM.Rama

• RM.Sayo

• RM.Garuda

• RM.Minang Asli

• RM.Pancoran

• RM.Minang Indah

• RM.Sinar Padang

• RM.Rahayu

• RM.Sari Minang

• RM.Setia Baru

• RM.Arto Moro

• RM.Restu Bundo

• RM.Garuda II

• RM.Aermartonis

• RM.Pusako Minang

• La Pirate Restaurant

• Paradise Resto & Bar

• Atlantis Resto & Bar

Toko Suvernir • Exotic suvernir

shop • Komodo Suvernir Shop

Sumber : Data Sekunder Disparbud Kab. Manggarai Barat,2019

Page 47: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

32

Jenis Usaha Pariwisata seperti yang telah dirincikan pada tabel 9 di

atas telah memberikan peluang kepada masyarakat di Kelurahan Labuan

Bajo untuk berkerja serta mendapatkan penghasilan dari usaha pariwisata

tersebut. Selain itu masyarakat di Labuan Bajo bekerja di usaha jasa

pariwisata yang dekat dengan tempat mereka yang berlokasi berlokasi di

kelurahan sekitar Labuan Bajo seperti Kelurahan Wae Kelambu, Desa

Gorontalo, Desa Batu Cermin dan desa terdekat lainnya.

Berdasarkan penyebaran Usaha Jasa Pariwisata di Labuan Bajo

diatas mayoritas masyarakat lokal bekerja sebagai karyawan swasta,

namun ada juga yang membuka usaha sendiri seperti jasa penyewaan

Kapal wisata, jasa penyewaan ( motor dan mobil), pengelola Homestay

dan Freelance Guide.

2) Peternakan.

Populasi Peternakan besar ( Sapi dan Kerbau) dan peternakan kecil

(Unggas, Babi, dan Kambing) di Kelurahan Labuan Bajo tahun 2017

dengan total 4.682 ekor dengan rincian pada gambar 4 dibawah ini :

Gambar 4. Peternakan di Kelurahan Labuan Bajo

(Sumber :Data Sekunder, BPS Kecamatan Komodo, 2018)

Kerbau Sapi Babi Kambing Unggas

Jumlah (Ekor) 20 161 97 71 4513

20 161 97 71

4513

0

1000

2000

3000

4000

5000

Peternakan

Peternakan di Kelurahan Labuan Bajo

Page 48: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

33

Berdasarkan data pada gambar 4 diatas menunjukan bahwa sektor

peternakan juga berpotensi untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat di kelurahan Labuan Bajo, walapun presentase peternakan

tidak banyak dan hanya di dominasi oleh peternakan unggas dengan

persentase sebesar 92,82% dari total, kemudian disusul dengan peternakan

sapi sebesar 3,31%, Kambing sebesar 1,46%, Babi sebesar 1,99% dan

Kerbau sebesar 0,41%.

3) Perikanan

Labuan Bajo memiliki wilayah laut yang cukup luas. Maka tidak

heran jika sebagian masyarakat Labuan Bajo berprofesi sebagai Nelayan

dan Petani Ikan. Jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan

sebanyak 146 orang dan Petani Ikan sebanyak 20 orang.Adapun

pengasilan ikan yang didapat oleh para nelayan sebesar 25.550,58 ton

Pertahun. Sebuah potret yang cukup menjajikan untuk dikelola dan mampu

meningkatkan taraf hidup penduduk di Kelurahan Labuan Bajo.

d. Sarana Transportasi:

Sarana transptotasi yang ada di Labuan Bajo berupa Laut, Darat, dan

Udara

1) Tranportasi Darat berupa Bus, Angkot ( Bemo) dan Ojek. Selian itu

Trasportasi yang menggubungkan antar kecamatan, kota, dan provinsi

menggunakan Bus.

2) Transporasi laut berupa kapal penumpang, Kapal barang, dan kapal

wisata. Yang menghubungkan Labuan Bajo dengan Sulawesi Selatan,

Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Page 49: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

34

3) Transportasi Udara. Labuan Bajo memiliki Bandar Udara dengan nama

Bandara Komodo yang merupakan gerbang masuk utama ke wilayah

Flores. Adapun rute penerbangan ke Labuan Bajo adalah Jakarta -Labuan

Bajo (P/P) , Bali- Labuan Bajo (P/P) , Lombok- Labuan Bajo (P/P), dan

Kupang- Labuan Bajo (P/P), dengan maskapai penerbangan Garuda

Indonesia, Citilink, NAM Air, Wings Air, dan Batik Air.

e. Perkembangan Pariwisata di Labuan Bajo

Perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo mempunyai

peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong

pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan perkembangan

nacional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaaan devisa negara

yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, serta

berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pariwisata juga berperan dalam upaya

meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan

masyarakat terhadap kekayaan alam dan budaya.

Pada pelaksanaan perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan

Bajo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat

berperan penting sebagai penyelenggaraan perkembangan kepariwisataan

yang terintegrasi dalam perkembangan daerah yang dilakukan secara

sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab

dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai kearifan lokal

yang hidup di dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup

serta peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Page 50: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

35

2. Data Temuan Hasil Wawancara Berdasarkan Pekerjaan

a. Data Temuan Hasil Wawancara Pedagang di Kelurahan Labuan Bajo.

Setelah melakukan penelitian di lapangan dalam kurun waktu kurang lebih

3 minggu dan melakukan wawancara dengan masyarakat lokal yang tinggal di

kelurahan Labuan Bajo. Peneliti mencoba mengetahui respon masyarakat dalam

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo. Rangkuman hasil wawancara

disajikan dalam beberapa tabel dibawah ini.

Tabel 10. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Pedagang,

Pertanyaan

Penelitian

Jawaban Pedagang

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Perkembangan Pariwisata di Labuan Bajo sudah berada

cukup lama sejak tahun 1990-an, dengan

perkembangnya masyarakat sangat mendukung dengan

perkembangan tersebut, karena Industi pariwisata telah

memberikan pemasukan tambahan dari hasil penjualan

mereka

Kedatangan

Wisatawan dan

Investor di sambut

baik

Kehadiran investor dan wisatawan di sabut baik oleh

para pedagang di labuan Bajo. Karena Pengusaha Hotel

dan restoran membeli kebutuhan sehari-hari dari

pedagang lokal tersebut.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Kehadiran Pariwisata juga telah memberikan banyak

manfaat bagi masyarakat seperti : Sebagian anggota

keluarga mereka bekerja di usaha pariwisata, dan

memudahkan masyarakat menjual hasil dagangannya.

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Mayoritas pedagang di Labuan Bajo mendukung

perencanan perkembangan pariwisata. Namun

masyarakat mengharapkan supaya pemerintah bisa

mengakomodir para pengerajin patung dan penjual kain

tenun lokal,agar bisa di alokasikan ketempat yang

layak.

Page 51: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

36

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Kehadiran pariwisata dianggap sebagai hal yang biasa

oleh masyarakat. Indutri pariwisata dengan masyarakat

memiliki hubungan symbiosis mutualisme (saling

menuntungkan) yang menyebabkan masyarakat tidak

merasa asing dengan kegiatan pariwisata. Hal tersebut

juga mendorong masyarakat untuk terus memasarkan

produk lokal seperti kain tenun songket dan patung

Komodo kepada wisatawan. Selain itu perkembangan

juga sudah mengubah pekerjaan dari masyarakat lokal.

terciptanya peluang

dan lapangan

pekerjaan bagi

masyarat

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo juga

menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan yang

sangat besa, seperti : Pengusaha Kuliner, Pengerajin

Patung, penjual Kain Tenun, Karyawan Hotel,

Karyawan Restoran, Usaha Warung.

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Beberapa masyarakat menyatakan bahwa penghasilan

utamanya dari Pariwisata seperti dari hasil tenunan dan

Pengerajin Patung.

Beberapa yang lain mengatakan bahwa sebagian besar

keluarga mereka bekerja di industry pariwisata.

Masyarakat mulai

jenuh dengan kegiatan

pariwisata.

Perkembangan pariwisata turut membuat masyarakat

merasa jenuh. Kejenuhan masyarakat terjadi karena

mengunggu wisatawan untuk membeli barang

dagangan, seperti: kain tenun, pedagang Mutiara dan

patung Komodo. Masyarakat menilai bahwa

keuntungan besar akan didapat pada saat pick season ,

sementara untuk low season mereka harus rela

menunggu sampai ada yang membeli dagangan mereka.

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata.

Masyarakat tidak merasa terganggu dengan

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo. Sebuah

perubahan pasti ada seperti pergeseran nilai budaya

Lokal dan gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut

sebagai sebuah konsekuensi yang harus di terima dari

perkembangan pariwisata.

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana

Masyarakat sangat setuju dengan pembanguan

infrastruktur, sarana dan prasarana. Pembangunan

tersebut turut mempermudah aktivitas masyarakat serta

memperlancar pemerataan ekonomi. Pembangunan

tersenut berupa: Pelebaran dan perbaikan Jalan raya,

Rumah sakit, Bandara, pelabuhan, Hotel-hotel, restoran

Page 52: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

37

Travel Agent, Pusat Kuliner, Perbaikan Tempat

pelelangan ikan dan lainnya. Masyarakat

mengharapkan ada pembangunan tempat khusus untuk

para pedagang kain tenun, pedagang Mutiara, dan

pengerajin patung.

Masyarakat

menunjukan ketidak

sukaanya pada

pariwisata

Masyarakat tidak pernah melakukan penolakan

terhadap pariwisata.

Pariwisata dianggap

sebagai sumber

masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Masyarakat menilai tidak perlu mengkaji ulang

mengenai perencanaan yang sudah dilakukan. Namun

masyarakat mengharapakan pemerintah menjalakannya

sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal.

Sember : Data Primer Hasil Wawancara dengan Pedagang,2019

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pedagang (Kain tenun lokal,

pedagang sayur, dan pedagang Mutiara) di Kelurahan Labuan Bajo, mengatakan

bahwa perkembangan pariwisata sudah cukup lama di Labuan Bajo.

Perkembangan pariwisata mendapat dukungan dari masyarakat lokal. Kehadiran

pariwisata (Investor dan wisatawan) juga dimbut baik oleh masyarakat. Dari sisi

pedagang menilai bahwa kehadiran investor dan wisatawan turut memberikan

peluang usaha dan lapangan pekerjaan bagi keluarga dan masyarakat Labuan

Bajo pada umumnya. Sehingga dengan peluang tersebut juga memberikan

manfaat yang besar bagi pedagang seperti memudahkan pedagang dalam

menjual barang dagangannya. Maka dengan itu secara langsung juga para

pedagang mengaku setuju dengan rencana perkembangan pariwisata yang telah

dilakukan oleh pemerintah.

Page 53: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

38

Perkembangan pariwisata sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan

pedagang di Labuan Bajo, hal ini dibuktikan dengan munculnya hubungan

symbiosis mutualisme yang menyebabkan masyarakat tidak merasa asing

dengan kegiatan pariwisata. Hal tersebut juga mendorong masyarakat untuk

terus memasarkan produk lokal seperti kain tenun songket dan patung Komodo

kepada wisatawan. Selain itu perkembangan juga sudah mengubah pekerjaan

dari masyarakat lokal. Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo juga

menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan yang sangat besar, seperti;

Pengusaha Kuliner, Pengerajin Patung, penjual Kain Tenun, Karyawan Hotel,

Karyawan Restoran, Usaha Warung. Bedasarkan hasil wawancara dengan

pedagang menemukan bahwa penghasilan utamanya dari Pariwisata seperti dari

hasil tenunan dan Pengerajin Patung. Beberapa yang lain ( pedagang sayuran)

mengatakan bahwa pendapatanya bersumber dari penjualn sayuran, namun

sebagian besar keluarga pedagang tersebut bekerja di industry pariwisata.

Dampak perkembangan pariwisata telah mengakibatkan munculnya

kejenuhan serta timbulnya gangguan yang dirasakan oleh para pedagang.

Kejenuhan lebih cendurung dirasakan oleh pedagang kain tentun dan pedagang

Mutiara. Kejenuhan pedagang terjadi karena mengunggu wisatawan untuk

membeli barang dagangan, seperti: kain tenun, pedagang Mutiara dan patung

Komodo. Masyarakat menilai bahwa keuntungan besar pada saat peak season ,

sementara untuk low season pedagang harus rela menunggu sampai ada yang

membeli dagangannya. Di sisi lain perkembangan pariwisata memberikan

perubahan terhadap pergeseran nilai budaya lokal dan gaya hidup masyarakat.

Perubahan tersebut sebagai sebuah konsekuensi dari perkembangan pariwisata.

Page 54: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

39

Walaupun perubahan terus tejadi di Kelurahan Labuan Bajo, namun

terdaapt pula peningkatan infrastruktur, sarana dan prasarana untuk mendukung

perkembangan pariwisata serta memperlancar pemerataan ekonomi.

Pembangunan tersebut berupa: Pelebaran dan perbaikan jalan raya, rumah sakit,

bandara, pelabuhan, hotel-hotel, restoran travel agent, pusat kuliner, perbaikan

tempat pelelangan ikan dan lainnya. Para Pedagang (kain tenun, dan Mutiara)

mengharapkan ada pembangunan tempat khusus untuk para pedagang kain

tenun, pedagang Mutiara, dan pengerajin patung.

Melihat segala perkembangan pariwisata yang ada di Labuan Bajo para

pedagang menanggapi bahwa pariwisata tidak memberikan masalah yang berarti

bagi masyarakat, namun masyarakat mengharapkan supaya semua kebijakan

yang dibuat pemerintah harus berlandaskan pada kebutuhan masyarakat lokal.

b. Data Temuan Hasil Wawancara Pemandu Wisata di Kelurahan Labuan

Bajo

Tabel 11. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Pemandu Wisata

Pedoman Pertanyaan Jawaban Pemandu Wisata

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Perkembangan Pariwisata di Labuan Bajo sudah tahun

1987 awalnya. Tahun 1991 terdapat sedikit tingkat

kunjungan wisatawan dan sedikit hotel, tahun 2013

diadakanya sail Komodo, pada saat ini jumlah

kunjungan wisatawan terus meningkat sehingga saat

ini. Peningkatan tersebut disambut baik oleh pemandu

wisata, karena Industi pariwisata telah memberikan

peluang dan pemasukan tambahan bagi usahanya

Kedatangan Wisatawan

dan Investor di sambut

baik

Kehadiran investor dan wisatawan di sabut baik

pemandu wisata karena pemasukan mereka hanya

bersumber dari kedatangan wisatawan.

Page 55: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

40

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Kehadiran Pariwisata juga telah memberikan banyak

manfaat bagi masyarakat seperti : memberikan

peluang usaha, memberikan pemasukan tambahan

buat usahnya dan lapangan pekerjaan bagi anggota

keluarganya.

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Mayoritas pemandu wisata mendukung perencanan

perkembangan pariwisata. Namun masyarakat

mengharapkan supaya pemerintah untuk membuat

peraturan khusus untuk semua travel agent agar

wisatawanya harus bisa menyebar jangan hanya tidur

di Laut, karena akan merugikan bagi agent yang

menjual paket di darat.

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Kehadiran pariwisata dianggap sebagai hal yang biasa

oleh masyarakat sehingga menyebabkan masyarakat

tidak merasa asing dengan kegiatan pariwisata. Dan

bahkan pariwisata telah menjadi bagian dari hidupnya.

Hal ini dibuktikan dengan para pemandu wisata

tersebut membuat program khusus untuk melakukan

kegiatan bersih panatai dan lingkungan tempat tinggal,

serta tetap mempromosikan budaya lokal dan potensi

wisatawa lain kepada wisatawan.

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarat

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo juga

menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan yang

sangat besa, seperti : Pengusaha Kuliner, Pengerajin

Patung, penjual Kain Tenun, pembuat suvernir,

Karyawan Hotel, Karyawan Restoran, sebagai

pemandu wisata, dan Karyawan SPA.

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Pemandu wisata menyatakan bahwa sumber

penghasilan utamanya adalah ari usaha pariwisata (

pemandu wisata).

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Selain itu mereka mendukung pemasaran yang

dilakukan oleh pemenrintah karena hal tersebut akan

berdampak langsung terhadap pekerjaan mereka.

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Para Pemandu wisata mengaku tidak pernah merasa

jenuh dan bosan dengan kegiatan pariwisata di Labuan

Bajo

Page 56: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

41

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata.

Sebagian Pemandu Wisata mengaku merasa tergangu,

karena banyak lahan yang sudah menjadi hak milik

investor, hilangnya budaya lokal. Namun sebagian

juga merasa bahwa pariwisata bukan hal yang

menggagu, tetapi itu sebagai akibat dari sebuah

perkembangan pariwisata.

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana

Masyarakat sangat setuju dengan pembanguan

infrastruktur, sarana dan prasarana. Pembangunan

tersenut berupa: Manrina Bay, Pelebaran dan

perbaikan Jalan raya, Rumah sakit, Bandara,

pelabuhan, Hotel-hotel, restoran Travel Agent, Pusat

Kuliner, Perbaikan Tempat pelelangan ikan dan

lainnya. Masyarakat mengharapkan ada penguatan

jaringan internet.

Masyarakat

menunjukan ketidak

sukaanya pada

pariwisata

Mayoritas pemandu wisaat tidak pernah melakukan

penolakan terhadap pariwisata. Namun dua diantarnya

mengaku pernah penolakan karena pembangunan

hotel di Pantai Pede dan kenaikan harga tiket masuk

taman nasional Komodo, yang nantinya kaan

berdampak juga terhadap pekerjannya. Hal terbut

mereka tunjukan dengan mengikuti tindakan unjuk

rasa kepada pihak pemerintah.

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Perlu mengkaji ulang terkait dengan kenaikan tiket

masuk taman nasional Komodo, peraturan paket

wisaat live on board.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan Pemandu Wisata, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemandu wisata di Kelurahan

Labuan Bajo menyatakan bahwa perkembangan pariwisata di Labuan Bajo

sudah tahun 1987 awalnya. Tahun 1991 terdapat sedikit tingkat kunjungan

wisatawan dan sedikit hotel, tahun 2013 diadakanya sail Komodo, pada saat ini

jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat sehingga saat ini (Wawancara

pemandu wisata,2019). Pemandu wisata mengaku peningkatan tersebut

disambut baik oleh pemandu wisata, karena Industi pariwisata telah

Page 57: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

42

memberikan peluang dan pemasukan tambahan bagi usahanya. Kehadiran

Pariwisata juga telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat seperti;

memberikan peluang usaha dan lapangan pekerjaan. Selain itu perencanaan

perkembangan pariwisata mendapat mendukung pemandu wisata. Namun

pemandu wisata mengharapkan supaya pemerintah untuk membuat peraturan

khusus untuk semua travel agent agar wisatawanya harus bisa menyebar jangan

hanya tidur di Laut, karena akan merugikan bagi agent yang menjual paket di

darat.

Kehadiran pariwisata dianggap sebagai hal yang biasa oleh pemandu

wisata sehingga menyebabkan pemandu wisata tidak merasa asing dengan

kegiatan pariwisata. Kegiatan pariwisata telah menjadi bagian dari hidupnya.

Hal ini dibuktikan dengan membuat program khusus untuk melakukan kegiatan

bersih pantai dan lingkungan tempat tinggal, serta tetap mempromosikan budaya

lokal dan potensi wisata lain kepada wisatawan.

Menurut Pemandu Wisata Labuan Bajo menjelaskan bahwa

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo juga menciptakan peluang dan

lapangan pekerjaan yang sangat besar, seperti; pengusaha kuliner, pengerajin

patung, penjual kain tenun, pembuat suvernir, karyawan hotel, karyawan

restoran, pemandu wisata, dan karyawan SPA. Selain itu, industri pariwisata

menjadi sumber penghasilan utama bagi para pemandu wisata. Perkembangan

pariwisata Labuan Bajo turut memberikan gangguan kepada pemandu wisata

seperti; harga lahan meningkat, hilangnya budaya lokal sehingga masyarakat

lokal tidak bisa menjangkau dengan harga yang sangat tinggi.

Page 58: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

43

Menurut Pemandu wisata menyatakan bahwa pembanguan infrastruktur,

sarana dan prasarana Labuan Bajo sangat mengikat setelah terpilinya Taman

Nasional Komodo menjadi The New Seven Wonder tahun 2013. Peningkatan

infrastruktur, sarana dan prasarana berupa: Manrina Bay, Pelebaran dan

perbaikan Jalan raya, Rumah sakit, Bandara, pelabuhan, Hotel-hotel, restoran

Travel Agent, Pusat Kuliner, Perbaikan Tempat pelelangan ikan dan lainnya.

Pekembangan pariwisata yang semakin maju tentu menjadi perhatihan

juga bagi para pemandu wisata Labuan Bajo. Berdasarkan kebijakan pemerintah

Kabupaten Mangarai Barat mengenai pembangunan hotel di Pantai Pede dan

kenaikan harga tiket masuk taman nasional Komodo mendapat penolakan dari

Para pemandu wisata yang bekerjasama dengan tokoh agama, budaya, dan

Himpunan Masyarakat Penyelamat Pariwisata. Pemandu Wisata menilai hal itu

berdampak terhadap karir masyarakat lokal. Maka dengan itu, menurut pemandu

wisata dianggap perlu untuk mengkaji ulang terkait dengan kenaikan harga

masuk taman nasional Komodo, dan juga Peraturuan paket wisata live on Board.

c. Data Temuan Hasil Wawancara Pemandu Wisata di Kelurahan Labuan

Bajo

Tabel 12. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Pengusaha

Pedoman Pertanyaan Jawaban Pengusaha

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Mayoritas responden menjawab Sangat menerima

kehadiran pariwisata yang mana perkembangnya

berawal dari tahun 1990an sampai sekarang.

Kedatangan Wisatawan

dan Investor disambut

baik

Responden mengaku sangat senang. Karena turut

memberikan keuntungan bagi usahanya.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Manfaat bagi pengusaha adalah memudahkan

mereka dalam memasarkan produk usahnya.

Page 59: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

44

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Perencanaan dari pemerintah diharapkan perlu

melihat kebutuhan masyarakat.

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Para pengusaha mengaku sudah terbiasa dengan

kehadiran pariwisata, dan membuat mereka

berusaha untuk merasa tidak asing dengan

wisatawan dengan cara mengerti dengan bahasa

yang digunakan oleh wisatawan. Selian itu bentuk

partisipasi dari pengusaha berupa menjaga

keamanan dan kebersihan dilingkungan serta

ramah kepada wisatawan.

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarat

Peluang usaha seperti pedagang kuliner, ABK

Penyedia jasa sewa kapal wisata, karyawan

(hotel,restoran), tour guide, pengusaha homestay,

karyawan took suvernir.

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Bagi pengusaha sewa kapal dan rental motor

mengaku bahwa pendapatanya bergantung dari

pariwisata. Namun Bagi pengusaha toko barang

mengaku pendapatannya bersember dari usahnya,

tapi pemasukan tambahan dari usaha homestay.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Pemasaran pariwisata mendapat dukungan dari

masyarakat, karena pemasaran tersebut turut

memberikan kemudahan bagi mereka dalam

mendapatkan keuntungan

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak pernah

Masyarakat mulai merasa

terganggu dengan

kegiatan pariwisata.

Tidak pernah

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta sarana

dan prasarana

Sangat setuju dengan Pembangunan Infrastruktur,

serta sarana dan prasarana Adapun Infrastruktur,

serta sarana dan prasarana seperti: jalan raya,

rumah sakit, TPI, Travel Agent, Pelabuhan, pusat

kuliner, dan dermaga putih dan pink..

Masyarakat menunjukan

ketidak sukaanya pada

pariwisata

Tidak ada

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Page 60: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

45

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

tidak perlu.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan Pengusaha, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengusaha (Homestay) menyatakan

bahwa awal kedatangan pariwisata tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap penjualnya. Namun beberapa tahun terahir setelah pemerintah Pusat

dan Daerah melakukan promosi pariwisata, sehingga banyak wisatawan dan

investor yang datang ke Labuan Bajo. Kehadiran Wisatawan dan Investor telah

memberikan kemudahan bagi para pengusaha dalam memasarkan produk

usahanya.

Menurut para pengusaha mengaku perkembangan pariwisata di Labuan

Bajo sudah menjadi hal biasa, dan tidak merasa asing ,meskipun tidak

melakukan komunikasi yang sering dengan wisatawan. Di sisi lain

perkembangan pariwisata menjadi salah satu pemasukan utama bagi pengusaha

kapal wisata dan pengusaha homestay, namun bagi pengusaha toko barang

mengaku pariwisata mejadi penghasilan tambahan dalam dunia usahnya.

Perkembangan pariwistaa juga telah memberikan peluang bagi masyarakat di

Labuan Bajo seperti pedagang kuliner, ABK Penyedia jasa sewa kapal wisata,

karyawan (hotel,restoran), tour guide, pengusaha homestay, karyawan toko

suvernir. Hal ini sebagai hasil dari pemasaran pariwisata yang telah dilakukan

oleh pemerintah.

Menurut pengusaha (Homestay dan kapal) mengaku bahwa sejauh

perkembangan pariwisata berlangsung di Labuan Bajo belum merasakan adanya

Page 61: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

46

dampak yang mengakibatkan masyarakat merasa jenuh dan juga terganggu.

Namun masyarakat mendapat perubahan yang positif seperti pembangunan

infrastruktur, serta sarana dan prasarana .Adapun Infrastruktur, serta sarana dan

prasarana seperti: jalan raya, rumah sakit, TPI, Travel Agent, Pelabuhan, pusat

kuliner, dan dermaga putih dan pink.

d. Data Temuan Hasil Wawancara PNS di Kelurahan Labuan Bajo

Tabel 13. Rangkuman Hasil Wawancara dengan PNS

Pedoman Pertanyaan Jawaban PNS

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Para PNS mengaku cukup senang dengan

kehadiran wisatawan, walupun kegiatan

pariwisata tidak berdampak langsung dengan

pekerjaannya.

Kedatangan Wisatawan

dan Investor di sambut

baik

Kehadiran investor dan wisatawan diterima

dengan sangat baik, namum sebagai akibatnya

slaah satu reponden mengaku tidak terlalu senang

karena hal ini mengakibatkan harga bahan baku

menjadi mahal dan banyak tanah yang terjual.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Pariwisata memberikan cukup banyak manfaat

bagi Labuan Bajo dan masyarakat seperti

lapangan pekerjaan, aksesibilitas semakin mudah,

mengurangi pengagguran.

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Mayoritas responden mendukung perencanan

pemerintah, namun rensponden menyarankan

untuk mengurai penjualan lahan, mengurangi

harga bahan baku, lebih banyak melakukan

koordinasi dengan masyarakat dalam membuat

kebijakan.

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Walaupun pekerjaan respon bukan dibidang

pariwisata, tetapi mereka menyadari mereka

adalah bagian dari masyarakat, sehingga mereka

tetap menajil hubungan baik dengan para

pengunjung, serta tidak merasa asing dengan

keberasaan pengunjung. Adapun bentuk

partisipasi dari PNS adalah menjaga kebersihan

lingkungan, turut menjaga keamanan, dan melatih

siswa-siswi soal budaya lokal.

Page 62: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

47

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarat

Peluang usaha seperti karyawan hotel, pengusaha,

pedagang, dan karyawan restoran.

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Tidak. Namun ada keluarga yang bekerja di usaha

jasa pariwisata.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Responden mengaku setuju dengan program

pemasaran tersebut, dengan harapan dapat

memberikan keuntungan bagi masyaraakt lokal,

serta menciptakan pleuang usaha yang cukup

banyak.

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak pernah

Masyarakat mulai merasa

terganggu dengan

kegiatan pariwisata.

Perkembangan pariwisata turut menggagu

masyarakat seperti kebisingan suara music dari

bara dan restoran, perubahan terhadap gaya hidup

anak muda ( mengikuti gaya wisatawan asing),

anak muda lebih suka menggunakan bahasa

inggris.

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta sarana

dan prasarana

Pembangunan Infrastruktur, serta sarana dan

prasarana telah mendapatkan respon positif dari

masyarakat. Adapun Infrastruktur, serta sarana

dan prasarana seperti: jalan raya, rumah sakit,

TPI, Travel Agent, Pelabuhan, dan pusat kuliner.

Masyarakat menunjukan

ketidak sukaanya pada

pariwisata

Tidak ada

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Tidak perlu mengkaji ulang.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan PNS, 2019)

Para PNS mengaku cukup senang dengan kehadiran wisatawan, walupun

kegiatan pariwisata tidak berdampak langsung dengan pekerjaannya.

Page 63: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

48

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo turut memberikan manfaat dan

perubahah yang sangat besar bagi Labuan Bajo. Adapun manfaat yang dirasakan

seperti pembangunan infrastruktur dan mengurangi angka pengangguran di

Labuan Bajo.

Perkembangan pariwisata turut mendapatkan perhatian dari para PNS.

Menurutnya, walaupun pekerjaan mereka bukan dibidang pariwisata, tetapi

mereka tetap menjalin hubungan baik dengan para pengunjung. Adapun bentuk

partisipasi dari PNS adalah menjaga kebersihan lingkungan, turut menjaga

keamanan, dan melatih siswa-siswi soal budaya lokal, selain itu bentuk peluang

yang diciptakan setelah adanya pariwisata seperti; karyawan hotel, pengusaha,

pedagang, karyawan restoran dan lainnnya. Meskipun penghasilan utamanya

bukan dari pariwisata, tetapi mereka tetap merasa bangga karena masyaraakt lain

dapat merasakan manfaat dari perkembangan pariwisata.

Menurut Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kelurahan Labuan Bajo selain

dampak positif yang dirasakan adapula dampak negatif seperti; Kebisingan,

penjulan lahan yang massif, dan perubahan terhadap gaya hidup anak muda di

Labuan Bajo. Beriringan dengan dampak Positif dan negatif yang terjadi maka

terdapat juga pembanguan Infrastruktur, serta sarana dan prasarana untuk

kepentingan masyarakat umum di Labuan Bajo. Adapun Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana seperti: jalan raya, rumah sakit, TPI, Travel Agent,

Pelabuhan, dan pusat kuliner. Selian itu responden mengaku tidak pernah

melakukan penolakan terhadap perkembangan pariwisata, karena bagi

responden pariwisat bukan sumber masalah utama dari dampak negatif

melainkan dari masyarakat itu sendiri.

Page 64: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

49

e. Data Temuan Hasil Wawancara Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Labuan

Bajo

Tabel 14.Rangkuman Hasil Wawancara dengan Ibu Rumah Tangga

Pedoman Pertanyaan Jawaban Ibu Rumah Tangga

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Sangat senang. Karena terkadang wisatatwan

datang kerumah warga dan ngoborol dengan

warga.

Kedatangan Wisatawan

dan Investor di sambut

baik

Responden mengaku menerima wisatawan dan

investor . karena memberikan manfaat bagi

keluarganya.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Manfaat yang dirasakan adalah lapangan

pekerjaan sperti membuka usaha homestay,

warung makan sambil menjaga keluarganya.

Perencanaan

Perkembangan Pariwisata

Sangat mendukung. Walaupun dengan

perkembangan pariwisata membuat harga bahan

baku rumah tangga semakin naik.

Masyarakat sudah terbiasa

dengan pariwisata

Responden dengan pekerjaan Ibu Rumah

Tangga mengaku sudah terbiasa dengan

kehadiran wisatawan, hal ini dibuktikan dengan

mereka selalu menyapa wisatawan dan

memperbolehkan wisatawan untuk masuk

kerumahnya.

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarakat

Peluang yang diperoleh seperti menjadi

pengusaha homestay, usaha warung, jasa sewa

kapal wisata, dan ABK

Industri Pariwisata sebagai

sumber penghasilan utama

masyarakat.

Ya. Dari usaha homestay dan juga warung serta

pendapatan keluarga dari sewa kapal wisata dan

tour guide.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Sangat mendukung demi kemanjuan pariwisata

labuan Bajo.

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak pernah

Page 65: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

50

Masyarakat mulai merasa

terganggu dengan kegiatan

pariwisata.

Perkembangan pariwisata turut menggagu

masyarakat seperti kebisingan suara music dari

bara dan restoran, perubahan terhadap gaya

hidup anak muda ( mengikuti gaya wisatawan

asing), anak muda lebih suka menggunakan

bahasa inggris.

Pembangunan difokuskan

pada peningkatan

Infrastruktur, serta sarana

dan prasarana

Setuju dengan pengembangan infrastruktur

seperti perbaikan TPI, bandara, rumah sakit ,dan

tempat kuliner

Masyarakat menunjukan

ketidak sukaanya pada

pariwisata

Tidak ada

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang terhadap

perencaan pariwisata

Tidak perlu mengkaji ulang.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan Ibu Rumah Tangga, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Rumah Tangga di Kelurahan

Labuan Bajo menyatakan bahwa kehadiran pariwisata turut mendapatkan respon

positif dari masyarakat lokal. Selain itu responden mengaku menerima

Kehadiran pariwisata (Investor dan wisatawan),karena memberikan manfaat

bagi masyarakat lokal. Manfaat yang dirasakan adalah lapangan pekerjaan

seperti membuka usaha homestay, warung makan sambil menjaga keluarganya.

Perkembangan pariwisata tersebut sudah menjadi hal biasa bagi Ibu Rumah

tangga di Labuan Bajo. Interaksi antara masyarakat dengan wisatawan telah

menjadi hubungan yang saling melengkapi.

Dampak Perkembangan pariwisata menurut Ibu Rumah Tangga yaitu

dampak positif yaitu terciptanya peluang usaha seperti pengusaha homestay,

Page 66: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

51

usaha warung, jasa sewa kapal wisata, dan ABK. Sementara dampak negatif

yaitu masyarakat merasa tergganggu seperti kebisingan, perubahan pada gaya

hidup anak muda (mengikuti gaya hidup wisatawan asing). Walaupun pekerjaan

utama responden sebagai ibu Rumah tangga penghasilan utamanya bersumber

dari industry pariwisata. Rencana perkembangan pariwisata di Labuan Bajo turut

memberikan perubahan terhadap harga bahan baku rumah tangga yang

meningkat. Menurut Ibu Rumah tangga mengaku bahwa turut mendukung

rencana perkembangan, pemasaran pariwisata di Labuan Bajo, serta

pengingkatan infrasruktur, sarana dan prasarana. pengembangan infrastruktur

seperti perbaikan TPI, bandara, rumah sakit ,dan tempat kuliner. Peningkatan

infrastruktur, sarana dan prasarana tersebut bertujuan untuk mempercepat

pertumbukan ekonomi di labuan Bajo.

f. Data Temuan Hasil Wawancara Karyawan Swasta di Kelurahan Labuan

Bajo

Tabel 15. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Karyawan Swasta

Pedoman Pertanyaan Jawaban Karyawan Swasta

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Melihat perkembangan pariwisata di Labuan

Bajo yang sudah berdiri dari tahun 1987 hingga

sekarang, dengan segala pekembanganya

Mengaku senang dengan kehadiran pariwisata.

Keberadaan pariwisata sangat menjanjikan

dalah hal penyedian lapangan pekerjaan,

sehingga dengan mudah bagi masyarakat untuk

mendapatkan pekerjaan

Kedatangan Wisatawan

dan Investor di sambut

baik

Kehadiran investor dan wisatawan turut

mendapatkan tanggapan yang baik dari

masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan

swasta. Pariwisata telah memberikan lapangan

pekerjaan bagi mereka, selian mereka adapula

Page 67: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

52

yang bekerja di travel agent, tour guide dan

lainnya.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Perkembangan pariwisata turut memberikan

manfaat bagi masyarakat seperti

mengingkatkan pendapatan bagi masyarakat

yang bekerja sebagai pelayan restoran,

karyawan hotel dan juga pemandu wisata.

Perencanaan

Perkembangan Pariwisata

Perkembangan pariwisata mendapat dukungan

penuh dari karyawan swasta. Walupun

demikian responden mengharapakn supaya

pemerintah lebih tegas kepada masyarakat

dalam menjaga kebersihan lingklungan serta

mengurangi penjualan lahan.

Masyarakat sudah terbiasa

dengan pariwisata

Melihat perkembanganya, mayoritas

responden mulai merasa terbisa dengan

kehadiran wisatawan, hal ini di dukung dengan

mereka sudah terbiasa berbicara dengan

wisatawan. Serta responden turut ikut dalam

menjaga kebersihan lingkungan dengan

mengurangi penggunaan sampah plastik (Go

Green). Karen pariwisata sudah dianggap biasa

oleh masyarakat mengakibatkan masyarakat

juga mulai mengikuti gaya hidup wisatawan

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarakat

Perkembangan pariwisata turut memberikan

peluang usaha kepada masyarakat sehingga

masyarakat menggantungkan harapan pada

pariwisata. Adapun lapangan pekerjaan seperti

karyawan hotel, karyawan travel agent, dan

juga jasa penyewa motor, kapal wisata dan

karyawan Bar.

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Sumber penghasilan utama responden berasal

dari pariwisata (sebagai kjaryawan hotel,

restoran, bar, dna SPA

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Sangat mendukung. Hal ini bertujuan untuk

mendatangkan wisatawan sebanyak-

banyaknya ke Labuan Bajo , di sisi lain

responden merasa bangga karena daerahnya

Page 68: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

53

menjadi bagus dan terkenal di seluruh dunia.

Pemasaran yang dilakukan seperti promosi

paket wisata di Situs Internet, Media Sosial dan

juga di TV.

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak perah

Masyarakat mulai merasa

terganggu dengan

kegiatan pariwisata.

Perkembangan pariwisata turut memberikan

dampak negative bagi sebagian responden.

Salah satu dari 6 responden mengaku merasa

terganggu seperti kebanyakan anak muda

sekarang lebih suka berbahasa inggris dari pada

bahasa daerahnya.sementara 5 diantaarnya

tidak.

Pembangunan difokuskan

pada peningkatan

Infrastruktur, serta sarana

dan prasarana

Setuju dengan pengembangan infrastruktur

seperti money changer, TIC, Rumah sakit, TPI,

Hotel-hotel, Bandara, pelabuhan, dan pusat

kuliner

Masyarakat menunjukan

ketidak sukaanya pada

pariwisata

Tidak

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Tidak perlu mengkaji ulang.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan Karyawan Swasta, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan ( Hotel, Restoran, Travel

Agent dan SPA) menjelaskan bahwa perkembangan pariwisata sudah berdiri

dari tahun 1987 hingga sekarang. dengan segala pekembanganya responden

mengaku senang dengan kehadiran pariwisata. Keberadaan pariwisata sangat

menjanjikan dalam hal penyedian lapangan pekerjaan, sehingga dengan mudah

bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, kehadiran investor

dan wisatawan turut mendapatkan tanggapan yang baik dari masyarakat yang

Page 69: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

54

berprofesi sebagai karyawan swasta. Pariwisata telah memberikan lapangan

pekerjaan bagi mereka, selian itu adapula yang bekerja di travel agent, tour guide

dan lainnya. Manfaat dari pelaung usaha dan penyedian lapangan pekerjaan

tersebut dapat mengingkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja sebagai

pelayan restoran, karyawan hotel dan juga pemandu wisata.

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo tidak terlepas dari perencanaan

perkembangan yang dilakukan oleh pemerintah. Perkembangan pariwisata

mendapat dukungan penuh dari karyawan swasta. Walupun demikian responden

mengharapakn supaya pemerintah lebih tegas kepada masyarakat dalam

menjaga kebersihan lingklungan serta mengurangi penjualan lahan.

Menurut Responden Karyawan swasta menjelaskan bahwa Perkembangan

pariwisata turut memberikan peluang usaha kepada masyarakat sehingga

masyarakat menggantungkan harapan pada pariwisata serta menjadikan sektor

pariwisata sebagai sumber penghasilan utama.

Melihat perkembanganya, mayoritas responden mulai merasa terbisa

dengan kehadiran wisatawan, hal ini di dukung dengan mereka sudah terbiasa

berbicara dengan wisatawan. Serta responden turut ikut dalam menjaga

kebersihan lingkungan dengan mengurangi penggunaan sampah plastik (Go

Green). Karena pariwisata sudah dianggap biasa oleh masyarakat

mengakibatkan masyarakat juga mulai mengikuti gaya hidup wisatawan. Selain

itu berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan swasta menilai bahwa

mendukung pemasaran pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini

bertujuan untuk mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke Labuan Bajo,

Page 70: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

55

di sisi lain responden merasa bangga karena daerahnya menjadi bagus dan

terkenal di seluruh dunia. Pemasaran yang dilakukan seperti promosi paket

wisata di Situs Internet, Media Sosial dan TV.

Menurut responden, meskipun perkembangan pariwisata memberikan

peluang usaha yang banyak dan lapangan pekerjaan yang menjanjikan, namun

terdapat pula perubahan yang dianggap menggagu oleh responden seperti

hilangnya kebudayaan lokal, hilangnya tradisi kebudayaan lokal, populasi

masyaraakt labuan bajo semakin meningkat setiap tahunya, dan gaya hidup

masyarakat di Labuan Bajo. Dengan perubahan tersebut responden mengaku

tidak melakukan penolakan terhadap pariwisata.

Selain itu, pemerintah terus fokus pada peningkatan Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana. Hal ini merupakan manfaat balik dari kegiatan pariwisata.

Adapun pengembangan infrastruktur seperti money changer, TIC, Rumah sakit,

TPI, Hotel-hotel, Bandara, pelabuhan, dan pusat kuliner. Pembangunan tersebut

bertujuan untuk memercepat pertumbuhan dan pemerataan ekomoni di Labaun

Bajo dan sekitarnya.

g. Data Temuan Hasil Wawancara Tokoh Budaya di Kelurahan Labuan Bajo

Tabel 16. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Tokoh Budaya

Pedoman Pertanyaan Jawaban Tokoh Budaya

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Menerima kehadiran pariwisata. Perkembangan

pariwisata berawal dari tahun 1990an- sekarang.

Kedatangan Wisatawan

dan Investor di sambut

baik

Sangat menerima dan setuju.

Page 71: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

56

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Perkembangan pariwisata yang sangat lama

tentu memberikan manfaat bagi masyarakat,

Seperti menjadi karyawan di usaha jasa

pariwisata dan hal itu juga pernah dirasakan oleh

responden dan karyawanya dalam menujukan

tarian lokal kepada wisatawan.

Perencanaan

Perkembangan Pariwisata

Responden mengaku tidak mendukung

perencanaan perkembangan pariwisata di

Labuan Bajo. Perkembangan tersebut hanya

memikirkan kepentiangan pihak tertentu saja.

Dari sisi budaya, responden melihat kebudayaan

lokal sudah mulai hilang, karena kurangnya

partisipasi dari masyarakat untuk melestarikan

kebudayaan lokal selain itu pemerintah daerah

juga tidak membuat kebijakan khusus untuk

budaya. Responden mengharapkan supaya

pemerintah membuat kebijakan seperti

menggunakan pakaian adat dihari-hari tertentu

bagi karyawan, siswa-siswi, pegawai agar tetap

menanamkan budaya lokal di kehidupan

masyarakat.

Masyarakat sudah terbiasa

dengan pariwisata

Melihat perkembangan pariwisata di Labuan

Bajo yang sudah lama telah menumbuhkan

hubungan saling ketergantungan antara

masyarakat dengan Pariwisata. Dan masyarakat

menganggap pariwisata sebagai suatu hal yang

biasa dan tidak asing. Responden menyatakan

bahwa, beliau tetap berusaha untuk

mengumpulkan anak muda yang ingin belajar

budaya dan kemudian di pertujukan kepada

wisatawan. Hal ini dikarekan perubahan gaya

generasi muda yang mengikuti kebiasaan

wisatawan, dari segi bahasa dan pergaulan.

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarakat

Responden menjelaskan bahwa perkembangan

pariwisata telah menciptakan lapangan

pekerjaan yang sangat banyak serta peluang

usaha. Mayoritas usaha jasa pariwisata di

Labuan Bajo lebih banyak mempekerjakan

masyarakat lokal.

Page 72: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

57

Industri Pariwisata sebagai

sumber penghasilan utama

masyarakat.

penghasil utama Responden bukan dari

pariwisata. Responden bekerja sebagai guru.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Pemasaran dari pemerintah terlalu massif,

walaupun masyarakat mengaku senang akan

tetapi lambat laun akan menimbulkan kejenuhan

karena semunya akan di dominasi oleh orang

luar.

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak perah

Masyarakat mulai merasa

terganggu dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak

Pembangunan difokuskan

pada peningkatan

Infrastruktur, serta sarana

dan prasarana

Responden menyatakan sangat setuju dengan

pembanunan infratruktur karena hal tersebut

akan membantu mempercepat pertumbukan

ukonomi. Adapun infrastruktur yang dibangun

seperti jalan raya, Hotel, Rumah sakit dan

Lainnya. Namun responden mengharapakan

tempat pertujukan kebudayaan lokal.

Masyarakat menunjukan

ketidak sukaanya pada

pariwisata

Kebijakan pemerintah telah menimbukan reaksi

dari masyarakat lokal. Maryarakat melakukan

demo kepada pemerintah mengenai

pengoperasian kapal Feri yang mengangkut

wisatawan ke Taman Nasional Komodo dengan

harga yang murah, Investor yang membuka

usaha hotel di Kawasan publik. Semunya terjadi

karena kebijakan dari pemerintah yang salah

tanpa memikirkan masyaraakt lokal sebagai

tuan rumah.

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang terhadap

perencaan pariwisata

Perlu melakukan pengkajian ulang dalam

membuat kebijakan perkembangan pariwisata.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan Tokoh Budaya, 2019)

Page 73: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

58

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh budaya menjelaskan bahwa

responden menerima pariwisata sejak awal kedatangan pariwisata hingga

munculnya investor dan wisatawan. Perkembangan pariwisata yang sangat lama

tentu memberikan manfaat dari usaha atau bisnis pariwisata bagi masyarakat,

seperti menjadi karyawan di usaha jasa pariwisata dan hal itu juga pernah

dirasakan oleh responden dan karyawanya dalam menujukan tarian lokal kepada

wisatawan. Di sisi lain responden mengaku tidak mendukung perencanaan

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo. Perkembangan tersebut hanya

memikirkan kepentingan pihak tertentu saja. Dari sisi budaya, responden melihat

kebudayaan lokal sudah mulai hilang, karena kurangnya partisipasi dari

masyarakat untuk melestarikan kebudayaan lokal selain itu pemerintah daerah

juga tidak membuat kebijakan khusus untuk budaya. Responden mengharapkan

supaya pemerintah membuat kebijakan seperti menggunakan pakaian adat

dihari-hari tertentu bagi karyawan, siswa-siswi, pegawai agar tetap menanamkan

budaya lokal di kehidupan masyarakat.

Melihat perkembangan pariwisata di Labuan Bajo responden mengaku

perkembangan pariwisata telah menumbuhkan hubungan saling ketergantungan

antara masyarakat dengan Pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata dapat

memberikan pekerjaan serta peluang usaha masyarakat lokal. Responden

mengaku, meskipun sektor pariwisata bukan sebagai sumber penghasilannya,

namun responden sangat peduli dengan pariwisata dan kebudayaan lokal. Maka

dengan itu responden menilai pemasaran dari pemerintah terlalu massif,

walaupun masyarakat mengaku senang akan tetapi lambat laun akan

menimbulkan kejenuhan karena semunya akan di dominasi oleh orang luar.

Page 74: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

59

Perkembangan pariwisata, sementara perkembangan infratruktur, sarana dan

prasarana Responden menyatakan sangat setuju karena hal tersebut akan

membantu mempercepat pertumbukan ekonomi. Adapun infrastruktur yang

dibangun seperti jalan raya, Hotel, Rumah sakit dan Lainnya. Namun responden

mengharapakan tempat pertujukan kebudayaan lokal.

Perkembangna pariwisata yang lama turut mendapatkan reaksi negatif

(penolakan) dari tokoh budaya. Penolakan tersebut bukan karena pariwisata

namun Kebijakan pemerintah. Maryarakat melakukan demo kepada pemerintah

mengenai pengoperasian kapal Feri yang mengangkut wisatawan ke Taman

Nasional Komodo dengan harga yang murah, Investor yang membuka usaha

hotel di Kawasan publik. Semunya terjadi karena kebijakan dari pemerintah

yang salah tanpa memikirkan masyaraakt lokal sebagai tuan rumah. Maka

dengan itu masyarakat menilai harus melakukan pengkajian ulang dalam

membuat kebijakan perkembangan pariwisata.

h. Data Temuan Hasil Wawancara Komunitas Pariwisata di Kelurahan

Labuan Bajo

Tabel 17. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Komunitas Pariwisata

Pedoman Pertanyaan Jawaban Komunitas Pariwisata

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Menerima kehadiran pariwisata. Perkembangan

pariwisata berawal dari tahun 2013 - sekarang.

Kedatangan Wisatawan

dan Investor di sambut

baik

Sangat menerima kehadiran wisatawan dan

investor, responden menilai perkembangan

pariwisata tanpa adanya wisatawan dan investor

pasti tidak akan berjalan, semunya saling

melengkapi.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Perkembangan Pariwisata telah memberikan

manfaat bagi masyarakat Labuan Bajo. Pariwisata

Page 75: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

60

telah menjadi penghasilan utama mereka dan

masyarakat sekarang banyak yang membuka

usaha Homestay, sewa kapal, penjual di kampung

usaha kuliner. Himpunan Masyarakat

Penyelamat pariwisata sebagai mediator dari

masyarakat kepada pemerintah supaya pariwisata

itu dapat dirasakan oleh semua masyarakat.

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

HIMAPPAR tidak mendukung rencana

pemerintah karena semua rencana pemerintah

tidak berlandaskan pada kebutuhan masyarakat

Contohnya Badan Otoritas Pariwisata. Desain

badan otoritas pariwisata di Labuan Bajo tidak

bertumpu pada masyarakat, tapi hanya

kepentingan kapitalistik dari pemerintah.

pembentukan kepengurusan badan otoritas

pariwisata Labuan Bajo sangat otoriter tanpa uji

kelayakan terlebih dahulu HIMAPPAR harap

pemerintah kementerian pariwisata harus

mempertimbangkan lagi mengenai badan otoritas

pariwisata ini HIMAPPAR sebagai masyarakat

tidak tinggal diam dengan kebijakan yang

bertentangan.

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Perkembangan pariwisata menimbukan hal baik

dan buruk. Kedatangan investor tentu membeli

lahan masyarakat lokal sehingga lahan banyak

yang habisselian itu banyak pulau yang beralih

fungsi sebagai private island, dan juga timbul

persaingan antara masyarakat lokal. Tetapi semua

hubungannya terjalin dengan baik.

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarakat

Iya. kalau soal lapangan pekerjaan pariwisata

memang sangat menjanjikan di Labuan Bajo

seperi karyawan Hotel, travel agent,sebagai ABK,

dan lain

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Bukan. Mayoritas masyarakat menjadikan

pariwisata sebagai penghasilan utama, seperti

karyawan hotel, travel agent, penyewa kapal dan

lainnya.

Page 76: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

61

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

kalau soal pemasaran HIMAPPAR mendukung

sekali. tetapi pemasaran itu jangan hanya tentang

komodo kalau bisa semua objek wisata yang ada

di Labuan Bajo baik budaya maupun alamnya.

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak Pernah

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak pernah

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana

Setelah tahun 2013 pembangunan pariwisata

sangat masif dilakukan di Labuan Bajo maka

mulai juga Perbaikan infrastruktur yang sangat

banyak seperti hotel, restoran, semakin banyak

Café, tempat kuliner, pelebaran jalan,

pembangunan rumah sakit, klinik, pelabuhan, dan

bandara.

Masyarakat

menunjukan ketidak

sukaanya pada

pariwisata

Iya. HIMAPPAR ingin pariwisata dapat menjadi

lebih baik dan kerjasama antara semua

stakeholder. Adapun bentuk kegiatan yang kamu

lakukan kemarin seperti penolakan kapal Feri

yang beroperasi ke Taman Nasional Komodo,

pembangunan hotel di Pantai Pede, pembangunan

rest area di Taman Nasional Komodo, penolakan

soal badan otoritas pariwisata.

alasan penolakannya, HIMAPPAR menilai

bahwa Taman Nasional Komodo itu taman

konservasi bukan untuk pembangunan, kapal Feri

yang beroperasi dengan harga murah akan

merugikan masyarakat yang membuka usaha jasa

sewa kapal, pembentukan kepengurusan dari

badan otoritas pariwisata itu tidak dilakukan uji

kelayakan terlebih dahulu dan hanya pihak yang

tidak berkepentingan.

Bentuk Penolakan yang dilakukan berupa Demo

dan diskusi dengan pemerintah daerah.

Page 77: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

62

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Perlu. Soal kebijakan BOP dan kenaikan harta

masuk taman nasional Komodo.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara Komunitas Pariwisata, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Himpunan Masyarakat Penyelamat

Pariwisata (HIMAPPAR) Kabupaten Manggarai Barat merespon menerima

kehadiran pariwisata. Perkembangan pariwisata berawal dari tahun 2013 setelah

terpilihnya hewan purba Komodo menjadi salah satu the new seven wonder.

Perkembangan tersebut terus berjalan hingga banyak mendatangkan

wisatwan dan investor. Peran investor sangat penting dalam mendukung

perkembangan pariwisata Labuan Bajo dalam hal ini adalah penyedian lapangan

pekerjaan. Selian itu setelah 2013 pembangunan pariwisata sangat masif

dilakukan di Labuan Bajo dapat meningkatkan pembangunan infrastruktur yang

sangat banyak seperti hotel, restoran, semakin banyak Café, tempat kuliner,

pelebaran jalan, pembangunan rumah sakit, klinik, pelabuhan, dan bandara.

Perkembangan pariwisata menimbukan hal baik dan buruk. Kedatangan

investor tentu membeli lahan masyarakat lokal. Selian itu banyak pulau yang

beralih fungsi sebagai private island, dan juga timbul persaingan antara

masyarakat lokal. Tetapi semua hubungannya terjalin dengan baik. Pariwisata

juga telah menyediakan lapangan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat

lokal seperi karyawan Hotel, travel agent,sebagai ABK, dan lain. Pemasaran

pariwisata di Labuan Bajo menurut HIMAPPAR mendukung sekali. tetapi

Page 78: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

63

pemasaran itu jangan hanya tentang komodo kalau bisa semua objek wisata yang

ada di Labuan Bajo baik budaya maupun alamny.

Perkembangan pariwisata dan pemasaran terus berjalan namun

HIMAPPAR tidak mendukung rencana kebijakan pemerintah karena semua

rencana pemerintah tidak berlandaskan pada kebutuhan masyarakat. Contohnya

Badan Otoritas Pariwisata. Desain badan otoritas pariwisata di Labuan Bajo

tidak bertumpu pada masyarakat, tapi hanya kepentingan kapitalistik dari

pemerintah. pembentukan kepengurusan badan otoritas pariwisata Labuan Bajo

sangat otoriter tanpa uji kelayakan terlebih dahulu HIMAPPAR harap

pemerintah kementerian pariwisata harus mempertimbangkan lagi mengenai

badan otoritas pariwisata ini HIMAPPAR sebagai masyarakat tidak tinggal

diam dengan kebijakan yang bertentangan. HIMAPPAR ingin pariwisata dapat

menjadi lebih baik. Adapun bentuk kegiatan yang kamu lakukan yaitu

mengadakan demonstrasi penolakan kapal Feri yang beroperasi ke Taman

Nasional Komodo, pembangunan hotel di Pantai Pede, pembangunan rest area

di Taman Nasional Komodo, penolakan soal badan otoritas pariwisata, dengan

harapan supaya pemerintah harua mengkaji lagi soal kebijakan yang bermasalah

tersebut

i. Data Temuan Hasil Wawancara Tokoh Agama di Kelurahan Labuan Bajo

Tabel 18. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Tokoh Agama

Pedoman Pertanyaan Jawaban Tokoh Agama

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Menurut tokoh Agama di Kelurahan Labuan Bajo

menyatakan bahwa pariwisata telah menjadi

paradigma baru bagi masyarakat seteleh penetapan

Komodo sebagai taman nasional oleh UNESCO

pada tahun 1987, kemudian dilanjutkan dengan

Page 79: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

64

penetapan taman nasional Komodo menjadi salah

atu dari tujuh keajaiban dunia, dilanjutkan dengan

kegiatan sail Komodo tahun 2013.

Melihat perjalan tersebut responden mengaku

sangat menerima kehadiran pariwisata, karena

telah memberikan perubahan pada lingkungan

masyarakat di Labuan Bajo.

Kedatangan Wisatawan

dan Investor di sambut

baik

Kehadiran Investor dan wisatawan disambut

dengan baik oleh responden. Mayoritas responden

mendukung dengan perkembangan industri

pariwisata. Kehadiran investor turut mendorong

kemajuan perekonomian daerah dan masyarakat di

Labuan Bajo. Namun disisi lain perkembangan

pariwisata (Investor) ini telah menyebabkan

banyak lahan di Labuan Bajo yang terjual.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Responden mengatakan bahwa perkembangan

pariwisata yang cukup lama di Labuan Bajo turut

memberikan manfaat yang sangat besar bagi

masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya. Adapun

manfaatnya seperti Lapangan pekerjaan (

Karyawan hotel, Karyawan restoran, Anak Buah

Kapal Wisata, Karyawan Bar, dan Karyawan SPA).

Selain itu peluang usaha seperti Jasa Penyewa

Trasportasi (Kapal wisata, Motor, dan mobil),

Pengusaha Travel Agent (Land Tour dan Diving),

pengusaha homestay, Pedagang (Kuliner, Kain

tenun, Mutiara, patung Komodo dan kerajian

tangan lainnya)

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Mayoritas tokoh agama mengaku tidak

mendukung rencana perkembangan pariwisata

yang dilakukan oleh pemerintah. Hal mendasar

yang membuat responden tidak mendukung adalah

kurangnya perhatian pemerintah daerah pada

perkembangan pariwisata, perkembangan

pariwisata di Labuan Bajo hanya berorientasi pada

profit sementara di sisi lain kebudayaan lokal

semakin hilang.

Page 80: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

65

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Jika melihat kedalam kondisi masyarakat.

Hubungan antar masyarakat saling

bekertergantungan. Dari sisi masyarakat melihat

bahwa pariwisata menjadi sumber pemasukan

utama, namun dari sisi investor dan wisatawan

ketersediaan masyarakat dalam menerima

kehadirannya menjadi hal yang penting, dalam hal

ini adalah keamanan dan kenyanan.

Sebagai akibat dari hubungan tersebut

menimbulkan sikap dimana masyarakat sudah

tidak merasa asing dan segan lagi dengan kehadiran

pariwisata, melainkan terjalin komunikasi yang

cukup intens diantara keduanya..

Responden menyatakan bahwa, terdapat peran

penting yang dilakukan dalam membangkitkan

jiwa sadar wisata kepada masyarakat. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Pater Marsel (Sabtu,11

Mei 2019) menjelaskan bahwa dalam mendukung

perkembangan pariwisata perlu adanya pelatihan

atau penyuluhan dari dinas terkait soal sadar

wisata. Salah satu contohnya seperti yang di

program penghijauan. Selian itu peran lain dari

tokoh agama adalah turut ikut menyadarkan

masyarakat supaya tidak terpengaruh dengan

budaya luar (Ustad Komarudin, Jumat,10 Mei 2019

dan Pendeta Yakobus, Jumat, 10 Mei 2019).

Melihat masyarakat Labuan Bajo menganggap

pariwisata sebagai hal yang biasa, justru telah

menjerumuskan mereka kedalam perubahan yang

negatif seperti masyarakat mulai bergantung

kepada pariwisata, masyarakat sudah mengikuti

gaya hidup wisatawan, hilangnnya budaya,

masyarakat mulai acuh tak acuh dengan tetangga

dilingkungan sekitarnya.

terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarakat

lapangan pekerjaan dari perkembangan pariwisata

di Labuan Bajo seperti Lapangan pekerjaan (

Karyawan hotel, Karyawan restoran, Anak Buah

Kapal Wisata, Karyawan Bar, Pemandu wisata dan

Karyawan SPA). Selain itu peluang usaha seperti

Jasa Penyewa Trasportasi (Kapal wisata, Motor,

Page 81: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

66

dan mobil), Pengusaha Travel Agent (Land Tour

dan Diving), pengusaha homestay, Pedagang

(Kuliner, Kain tenun, Mutiara, patung Komodo dan

kerajian tangan lainnya)

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Ya. Industri pariwisata telah menjadi sektor utama

bagi perekonomian masyarakat labuan Bajo dan

sekitarnya. Adapun masyarakat tersebut adalah

mayarakat yang bekerja di industri pariwisata

seperti hotel, restoran, café, bar, money changer,

travel agent, penyedia jasa transportasi, pedagang

dan lainnya. Adapun sumber pendapatan lain

masyarakat seperti Pejabat pemerintah, PNS, Guru,

TNI/Polri, namun sebagain besar dari responden

tersebut juga menjadikan pariwisata sebagai

penghasilan tambahan seperti membuka usah

kuliner di kampung ujung dan travel agent dan

lainnya.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Responden menyatakan bahwa pemasaran

pariwisata suah berjalan dengan sangat baik. Hal

ini dibuktikan dengan banyak investor dan

wisatawan yang datang dan berinvestasi di Labuan

Bajo.Namun pemasaran tersebut cukup massif.

Menurut Ustad Khomarudin, (10 Mei 2019)

pemasaran tersebut telah mengakibatkan hilangnya

budaya lokal.

Masyarakat mulai jenuh

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak Pernah

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata.

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo telah

memberikan perubahan buruk terhadap kehidupan

masyarakat lokal, perubahan tersebut seperti

budaya lokal semakin luntur, sampah semakin

banyak, dan gaya hidup masyarakat yang lebih

kebarat-baratan.

Perubahan tersebut merupakan sebuah konsekuensi

dari perkembangan pariwisata.

Namun responden menegaskan bahwa kehadiran

pariwisata tidak menggagu kehidupan masyarakat.

Page 82: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

67

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana

Reponden menjelaskan bahwa perkembangan

Infrastruktur, serta sarana dan prasarana

merupakan salah satu cara yang tepat untuk

mempercepat pemerataan ekonomi bagi masyakat

(Pater Marsel, 11 Mei 2019).

Perkembangan Infrastruktur, serta sarana dan

prasarana seperti pembanguan jalan raya, hotel

restoran, bandara, rumah sakit, travel agent dan

daya tarik wisata buatan seperti jembatan putih

(Sunset dan mangrove), jembatan pink (foto-foto

dan sunset)

Masyarakat

menunjukan ketidak

sukaanya pada

pariwisata

Responden mengaku bahwa perkembangan

pariwisata di Labuan Bajo telah mendapatkan

penolakan dari masyarakat dalam hal ini adalah

Para tokoh agama, tokoh budaya,, Komunitas dan

beberapa dari masyarakat.

Penolakan tersebut dilakukan bukan karena

keberadaan pariwisata, tetapi berkaitan dengan

kebijakan pemerintah yang bertolak belakang

dengan kebutuhan masyarakat lokal.

Bentuk penolakan yang sudah dilakukan oleh

responden dan komunitas adalah Demo dan

Diskusi dengan pemerintah. Adapun demo yang

telah di lakukan seperti; Kebijakan pembanguan

hotel di Kawasan publik pantai pede, Kebijakan

kenaikan harga tiket masuk taman nasional

Komodo, kebijakan pembanguan rest area pada

lahan konservasi taman nasional Komodo.

Sementara diskusi dilakukan terkait dengan

pengoperasian kapal fery yang mengangut

wisatawan ketaman nasional Komodo dengan

harga yang sangat murah.

Pariwisata dianggap

sebagai sumber masalah

Tidak ada

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Perlu. Penetapan peraturan soal live on board dan

kebijakan kenaikan harga tiket masuk taman

nasional Komodo.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan Tokoh Agama, 2019)

Page 83: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

68

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tokoh Agama di Labaun Bajo

menyatakan bahwa pariwisata telah menjadi paradigma baru bagi masyarakat

seteleh penetapan Komodo sebagai taman nasional oleh UNESCO pada tahun

1987, kemudian dilanjutkan dengan penetapan taman nasional Komodo menjadi

salah atu dari tujuh keajaiban dunia, dilanjutkan dengan kegiatan sail Komodo

tahun 2013. Melihat perjalan tersebut responden mengaku sangat menerima

kehadiran pariwisata, karena telah memberikan perubahan pada lingkungan

masyarakat di Labuan Bajo.

Kehadiran Investor dan wisatawan disambut dengan baik oleh responden.

Mayoritas responden mendukung dengan perkembangan industri pariwisata.

Kehadiran investor turut mendorong kemajuan perekonomian daerah dan

masyarakat di Labuan Bajo. Namun disisi lain perkembangan pariwisata

(Investor) ini telah menyebabkan banyak lahan di Labuan Bajo yang terjual. Di

sisi Lain, Responden mengatakan bahwa perkembangan pariwisata yang cukup

lama di Labuan Bajo turut memberikan manfaat yang sangat besar bagi

masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya. Adapun manfaatnya seperti Lapangan

pekerjaan ( Karyawan hotel, Karyawan restoran, Anak Buah Kapal Wisata,

Karyawan Bar, dan Karyawan SPA). Selain itu peluang usaha seperti Jasa

Penyewa Trasportasi (Kapal wisata, Motor, dan mobil), Pengusaha Travel Agent

(Land Tour dan Diving), pengusaha homestay, Pedagang (Kuliner, Kain tenun,

Mutiara, patung Komodo dan kerajian tangan lainnya).

Jika melihat kedalam kondisi masyarakat. Hubungan antar masyarakat

saling bekertergantungan. Dari sisi masyarakat melihat bahwa pariwisata

menjadi sumber pemasukan utama, namun dari sisi investor dan wisatawan

Page 84: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

69

ketersediaan masyarakat dalam menerima kehadirannya menjadi hal yang

penting, dalam hal ini adalah keamanan dan kenyanan. Sebagai akibat dari

hubungan tersebut menimbulkan sikap dimana masyarakat sudah tidak merasa

asing dan segan lagi dengan kehadiran pariwisata, melainkan terjalin komunikasi

yang cukup intens diantara keduanya. Responden menyatakan bahwa, terdapat

peran penting yang dilakukan dalam membangkitkan jiwa sadar wisata kepada

masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pater Marsel (Sabtu,11 Mei

2019) menjelaskan bahwa dalam mendukung perkembangan pariwisata perlu

adanya pelatihan atau penyuluhan dari dinas terkait soal sadar wisata. Salah satu

contohnya seperti yang di program penghijauan. Selian itu peran lain dari tokoh

agama adalah turut ikut menyadarkan masyarakat supaya tidak terpengaruh

dengan budaya luar (Ustad Komarudin, Jumat,10 Mei 2019 dan Pendeta

Yakobus, Jumat, 10 Mei 2019). Melihat masyarakat Labuan Bajo menganggap

pariwisata sebagai hal yang biasa, justru telah menjerumuskan mereka kedalam

perubahan yang negatif seperti masyarakat mulai bergantung kepada pariwisata,

masyarakat sudah mengikuti gaya hidup wisatawan, hilangnnya budaya,

masyarakat mulai acuh tak acuh dengan tetangga dilingkungan sekitarnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh agama menjelaskan bahwa

Industri pariwisata telah menjadi sektor utama bagi perekonomian masyarakat

labuan Bajo dan sekitarnya. Adapun masyarakat tersebut adalah mayarakat yang

bekerja di industri pariwisata seperti hotel, restoran, café, bar, money changer,

travel agent, penyedia jasa transportasi, pedagang dan lainnya. Adapun sumber

pendapatan lain masyarakat seperti Pejabat pemerintah, PNS, Guru, TNI/Polri,

namun sebagain besar dari responden tersebut juga menjadikan pariwisata

Page 85: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

70

sebagai penghasilan tambahan seperti membuka usah kuliner di kampung ujung

dan travel agent dan lainnya.

Melihat dari sisi pemasaran pariwisata responden menyatakan bahwa

pemasaran pariwisata suah berjalan dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan

dengan banyak investor dan wisatawan yang datang dan berinvestasi di Labuan

Bajo.Namun pemasaran tersebut cukup massif. Menurut Ustad Khomarudin, (10

Mei 2019) pemasaran tersebut telah mengakibatkan hilangnya budaya lokal.

Namun dari perencanaan infratruktur sarana dan prasarana Reponden

menjelaskan bahwa perkembangan Infrastruktur, serta sarana dan prasarana

merupakan salah satu cara yang tepat untuk mempercepat pemerataan ekonomi

bagi masyakat (Pater Marsel, 11 Mei 2019). Perkembangan Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana seperti pembanguan jalan raya, hotel restoran, bandara,

rumah sakit, travel agent dan daya tarik wisata buatan seperti jembatan putih

(Sunset dan mangrove), jembatan pink (foto-foto dan sunset).

Sementara dalam bidang perencanan mayoritas tokoh agama mengaku

tidak mendukung rencana perkembangan pariwisata yang dilakukan oleh

pemerintah. Hal mendasar yang membuat responden tidak mendukung adalah

kurangnya perhatian pemerintah daerah pada perkembangan pariwisata,

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo hanya berorientasi pada profit

sementara di sisi lain kebudayaan lokal semakin hilang. Responden mengaku

bahwa perkembangan pariwisata di Labuan Bajo telah mendapatkan penolakan

dari masyarakat dalam hal ini adalah Para tokoh agama, tokoh budaya,,

Komunitas dan beberapa dari masyarakat. Penolakan tersebut dilakukan bukan

karena keberadaan pariwisata, tetapi berkaitan dengan kebijakan pemerintah

Page 86: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

71

yang bertolak belakang dengan kebutuhan masyarakat lokal. Bentuk penolakan

yang sudah dilakukan oleh responden dan komunitas adalah demo dan diskusi

dengan pemerintah. Adapun demo yang telah di lakukan seperti; Kebijakan

pembanguan hotel di Kawasan publik pantai pede, Kebijakan kenaikan harga

tiket masuk taman nasional Komodo, kebijakan pembanguan rest area pada

lahan konservasi taman nasional Komodo. Sementara diskusi dilakukan terkait

dengan pengoperasian kapal fery yang mengangut wisatawan ketaman nasional

Komodo dengan harga yang sangat murah. Penolakan tersebut bukan karena

pariwisata namun kebijakan yang salah dari pemerintah. Maka dengan itu

responden mengaku Perlu melakukan penetapan peraturan soal live on board dan

kebijakan kenaikan harga tiket masuk taman nasional Komodo.

j. Data Temuan Hasil Wawancara Nelayan di Kelurahan Labuan Bajo

Tabel 19. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Nelayan

Pedoman Pertanyaan Jawaban Nelayan

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Responden mengaku merasa senang dengan

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo.

Responden menjelaskan bahwa perkembangan

pariwisata sudah berkembang sejak tahun 1992 dan

pada tahun 2013 pembanguan semakin banyak

wisatawan juga semakin banyak.

Kedatangan

Wisatawan dan

Investor di sambut

baik

Mayoritas responden menyatakan bahwa sebagai

tuan rumah, mereka harus menerima kehadiran

wisatawan dan investor.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Kehadiran Pariwisata turut memberikan manfaat

bagi para nelayan di Labuan Bajo. Para nelayan

melakukan kerjasaan dengan investor atau

pengusaha dalam bidang penyediaan hasil laut

seperti ikan, udang, lobster, dan hasil laut lainnya.

Page 87: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

72

Ibrahim 35 tahun dan Jumadin 51 tahun mengaku

bahwa ada sebagian pengusaha yang langsung

datang membeli ikan dibagang, dan sisanya akan

dijual ke pasar.

Hal ini menunjukan bahwa kehadiran pariwisata

telah memberikan kemudahan bagi para nelayan

dalam menjajakan hasil tangkapannya.

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Sangat mendukung. Perencanaan perkembangan

pariwisata yang telah dilakukan turut memberikan

kemudahan bagi para responden untuk berusaha dan

dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Responden mengaku sudah terbiasa dengan adanya

pariwisata. Keberadan pariwisata bukan sesuatu

yang asing bagi para nelayan, dan bahkan melakukan

komunikasi dengan wisatawan dengan segala

keterbatasan bahasa (Takdirtul 37 tahun).

Perkembangan pariwisata tersebut telah memberikan

perubahan terhadap kehidupan masayrakat di

Labuan Bajo seperti; mengingkatnya harga bahan

baku rumah tangga, terjadi persaingan antar

masyarakat (selalu ingin sama seperti yang dimiliki

oleh orang lain), sikap anak muda yang tidak sopan

dan tidak menghargai orang yang lebih tua.

terciptanya peluang

dan lapangan

pekerjaan bagi

masyarakat

Industri pariwisata turut memberikan peluang usaha

dan lapangan pekerjaan yang besar bagi masyarakat

lokal. Hal ini dirasakan oleh para nelayan selain

pekerjaannya sebagai nelayan keluarganya bekerja

sebagai karyawan di hotel, tour guide, pedagang

jajanan pasar di pantai pede, pedangang kuliner di

kampung ujung

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Melihat hasil penjualan sebelumnya responden

menjelaskan penghasil utama mereka lebih besar

dari nelayan dari pada pariwisata.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Sangat mendukung. Buktinya banyak wisatawan

yang datang ke Labuan Bajo dan juga banyak hotel

dan restoran di Labuan Bajo.

Page 88: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

73

Masyarakat mulai

jenuh dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata.

Nelayan juga merespon bahwa perkembangan

pariwisata yang cukup lama telah memberikan

perubahan terhadap gaya hidup masyarakat

lokal,kebisingan yang menggagu kenyamanan

masyarakat.

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana

Sangat setuju dengan peningkatan infrastruktur serta

sarana dan prasarana di Labuan Bajo seperti; air

minum sudah lancar, bandara, travel agent, rumah

sakit, pelabuhan hotel, pusat perbelanjaan dan

restoran

Masyarakat

menunjukan ketidak

sukaanya pada

pariwisata

Tidak pernah

Pariwisata dianggap

sebagai sumber

masalah

Tidak

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Tidak.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara dengan Nelayan, 2019)

Berdasarakan hasil wawancara dengan Nelayan di Labuan Bajo

menjelaskan Responden mengaku merasa senang dengan perkembangan

pariwisata di Labuan Bajo. Responden menjelaskan bahwa perkembangan

pariwisata sudah berkembang sejak tahun 1992 dan pada tahun 2013

pembanguan semakin banyak wisatawan juga semakin banyak. Mayoritas

responden mengaku bahwa Kehadiran Pariwisata turut memberikan manfaat

bagi para nelayan di Labuan Bajo. Para nelayan melakukan kerjasaan dengan

investor atau pengusaha dalam bidang penyediaan hasil laut seperti ikan, udang,

Page 89: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

74

lobster, dan hasil laut lainnya. Ibrahim 35 tahun dan Jumadin 51 tahun mengaku

bahwa ada sebagian pengusaha yang langsung datang membeli ikan dibagang,

dan sisanya akan dijual ke pasar. Hal ini menunjukan bahwa kehadiran

pariwisata telah memberikan kemudahan bagi para nelayan dalam menjajakan

hasil tangkapannya.

Responden mengaku sudah terbiasa dengan adanya pariwisata. Keberadan

pariwisata bukan sesuatu yang asing bagi para nelayan, dan bahkan melakukan

komunikasi dengan wisatawan dengan segala keterbatasan bahasa (Takdirtul 37

tahun).Perkembangan pariwisata tersebut telah memberikan perubahan terhadap

kehidupan masayrakat di Labuan Bajo seperti; mengingkatnya harga bahan baku

rumah tangga, terjadi persaingan antar masyarakat (selalu ingin sama seperti

yang dimiliki oleh orang lain), sikap anak muda yang tidak sopan dan tidak

menghargai orang yang lebih tua.

Menurut responden mengatakan meskipun sumber penghasilanya bukan

dari pariwisata namun responden menjelaskan bahwa perkembangan indutri

pariwisata telah memberikan lapangan pekerjaan yang besar bagi masyarakat

lokal. Hal ini dirasakan oleh para nelayan selain pekerjaannya sebagai nelayan

keluarganya bekerja sebagai karyawan di hotel, tour guide, pedagang jajanan

pasar di pantai pede, pedangang kuliner di kampung ujung.

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo berhasil karena pemasaran yang

baik dari pemerintah. Perkembangan pariwisata juga turut meningkat

pembangun peningkatan infrastruktur serta sarana dan prasarana di Labuan Bajo

seperti; air minum sudah lancar, bandara, travel agent, rumah sakit, pelabuhan

Page 90: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

75

hotel, pusat perbelanjaan dan restoran. Dengan perkembangan yang semakin

maju telah memberikan dampak yang membuat masyarakat lokal merasa

terggangu. Hal tersebut berupa kebisingan yang menggagu kenyamanan

masyarakat. Namun dampak tersebut bukan suatu masalah yang besar, karena

hal tersebut merupakan konsekuensi dari pembangunan pariwisata.

k. Data Temuan Hasil Wawancara Jasa Penyewa Transportasi di Kelurahan

Labuan Bajo

Tabel 20. Rangkuman Hasil Wawancara Jasa Penyewa Transportasi

Pedoman Pertanyaan Jawaban Jasa PenyewaTransportasi

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Kehadiran pariwisata telah memberikan kebanggan

tersendiri bagi penyedia jasa sewa Trasportasi

(Kapal wisata, Motor, dan Mobil)

Kedatangan

Wisatawan dan

Investor di sambut

baik

Responden mengaku senang dengan kehadiran

investor, dengan kehadiran wisatawan tentu akan

memberikan pemasukan buat para penyedia jasa

penyewaan trasportasi

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Manfaat dari perkembangan pariwisata bagi

responden berupa memberikan pemasukan bagi

mereka dari penyewaan motor, mobil dan juga

kapal wisata.

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Mayoritas responden mengaku mendukung dengan

perencanaan perkembangan pariwisata. Namun

bagi pengusaha sewa kapal mengku tidak setuju

dengan perkembangan pariwisata seperti

pengoperasian kapal fery ke taman nasional

Komodo dengan harga murah tentu merugikan bagi

para penyedian jasa sewa kapal wisata (Robertus

Jemaho, 9 Mei 2019).

Para pengusaha sewa kapal menghapakan supaya

pemerintah membuat kebijakan yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Para Responden sudah terbiasa hidup

berdampingan dengan perkembangan pariwisata,

keseharian mereka pasti akan bertemu dengan

pelangggannya. Hal tersebut membuat masyarakat

tidak merasa terasingkan dengan kehadiran

Page 91: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

76

pariwisata, bahkan kehadiran pariwisata turut

menimbulkan hubungan yang erat antara penyedia

jasa dengan wisatawan.

Hal tersebut telah memberikan kesadaran secara

langsung kepada responden untuk sama-sama

menjaga kebersihan lingkungan dan keamanan.

terciptanya peluang

dan lapangan

pekerjaan bagi

masyarakat

Pelaung usaha setelah adanya pariwisata sangat

banyak seperti menjadi pedagang suvernir,

penyedian jasa sewa kapal ,motor, dan mobil, dan

juga menjadi ABK, Karyawan hotel, restoran dan

lainnya.

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

Ya, pekerjaan sekarang menjadi sumber

penghasilan utama bagi para responden selain itu

keluarganya bekerja sebagai karyawan hotel,

pengusaha kuliner dan lainnya.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Pemasaran Pariwisata di Labuan Bajo telah

berjalan hal ini dibuktikan dengan banyaknya

wisatawan asing yang berkunjung kelabuan bajo.

Pemasaran tersebut telah memberikan kebanggan

bagi responden, karena daeranya selalu muncul di

promosi sosial media, tv, dan juga beberapa mobil

di dunia eropa.

Masyarakat mulai

jenuh dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak pernah

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak pernah

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana

Responden sangat mendukung peningkatan

Infrastruktur, serta sarana dan prasarana seperti

pebanguan jalan raya, pelabuahan,

bandara,dermaga, rumah sakit dan lainnya.

Masyarakat

menunjukan ketidak

sukaanya pada

pariwisata

Penah. Kapal fery yang beropersi ke taman

nasional Komodo.

Namun penolakan tersebut dilakukan melalui

diskusi bersana dengan pihak terkait.

Pariwisata dianggap

sebagai sumber

masalah

Tidak pernah

Page 92: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

77

Pengkajian Ulang

terhadap perencaan

pariwisata

Soal kebersihan lingkungan.

(Sumber : Data Primer Hasil Wawancara Jasa Penyewa Trasportasi, 2019)

Berdasarakan hasil wawancara dengan jasa penyewa trasportasi (Mobil,

Kapal, dan motor) di Labuan Bajo menjelaskan Kehadiran pariwisata telah

memberikan kebanggan tersendiri bagi penyedia jasa sewa Trasportasi (Kapal

wisata, Motor, dan Mobil). Responden mengaku senang dengan kehadiran

investor, dengan kehadiran wisatawan tentu akan memberikan pemasukan buat

para penyedia jasa penyewaan trasportasi. Responden mengaku bahwa

kehadiran investor dan wisatawan telah memberikan manfaat memberikan

pemasukan bagi mereka dari penyewaan motor, mobil dan juga kapal wisata

serta memberikan peluang usaha bagi masyarakat seperti menjadi pedagang

suvernir, penyedian jasa sewa kapal ,motor, dan mobil, dan juga menjadi ABK,

Karyawan hotel, restoran dan lainnya.

Selain itu, Mayoritas responden mengaku mendukung dengan

perencanaan perkembangan pariwisata. Namun bagi pengusaha sewa kapal

mengku tidak setuju dengan perkembangan pariwisata seperti pengoperasian

kapal fery ke taman nasional Komodo dengan harga murah tentu merugikan

bagi para penyedian jasa sewa kapal wisata (Robertus Jemaho, 9 Mei 2019). Para

pengusaha sewa kapal mengharapkan supaya pemerintah membuat kebijakan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemasaran Pariwisata di Labuan

Bajo telah berjalan hal ini dibuktikan dengan banyaknya wisatawan asing yang

berkunjung kelabuan bajo. Pemasaran tersebut telah memberikan kebanggan

Page 93: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

78

bagi responden, karena daeranya selalu muncul di promosi sosial media, tv, dan

juga beberapa mobil di dunia eropa.

Menurut responden menjelaskan bahwa kehadiran pariwisata telah

memberikan perubahan terhadap peningkatan infratruktur, sarana dan prasarana.

Responden sangat mendukung peningkatan Infrastruktur, serta sarana dan

prasarana seperti pembanguan jalan raya, pelabuahan, bandara,dermaga, rumah

sakit dan lainnya. Namun beberapa kebijakan pemerintah turut membuat

masyarakat tidak setuju seperti Kapal fery yang beropersi ke taman nasional

Komodo. Namun penolakan tersebut dilakukan melalui diskusi bersana dengan

pihak terkait.

3. Rangkuman Hasil Wawancara dengan Masyarakat di Kelurahan Labuan

Bajo dalam Perkembangan Pariwisata

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat di Kelurahan Labuan Bajo yang

berlangsung pada bulan Mei 2019, dengan total responden 35 orang dengan latar

belakang pekerjaan yang berbeda seperti pada tabel 21 di bawah. Maka hasil

wawancara tersebut dapat disimpulkan seperti pada tabel 22 di berikut.

Tabel 21. Detail Responden

Profesi Jumlah (Orang) Persentase

Nelayan 4 11%

Jasa Penyewa 4 11%

Pedagang 4 11%

Pemandu Wisata 4 11%

PNS 3 9%

Pengusaha 3 9%

Ibu Rumah Tangga 2 6%

Karyawan Swasta 6 17%

Tokoh Budaya 1 3%

Komunitas 1 3%

Tokoh Agama 3 9%

Total 35 100% (Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019)

Page 94: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

79

Tabel 22. Kesimpulan Wawancara Masyarakat di Kelurahan Labuan Bajo

Pedoman

Pertanyaan

Kesimpulan Jawaban Masyarakat Labuan Bajo

Fase Awal kedatangan

pariwisata

Perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo

berawal dari tahun 1987. Pariwisata terus berkembang

hingga pada tahun 2008 Taman Nasional Komodo di

tetapkan sebagai The Candidat of New Seven Wonder

oleh Seven Wonder Foundations. Kehadiran

pariwisata mulai terlihat sejak saat itu. Pada Tahun

2013, Peresmian Taman Nasional Komodo sebagai

the New Seven Wonder sekaligus penyelengggaraan

event Sail Komodo turut memberikan dampak

terhadap perkembangan pariwisata, yaitu peningkatan

jumlah kunjungan wisatawan dan Investor.

Setelah itu, pariwisata terus berkembang hingga saat

ini, perkembangan tersebut turut mendapatkan respon

positif dari masyarakat yaitu mereka sangat menerima

kehadiran pariwisata di Labuan Bajo.

Kedatangan

Wisatawan dan

Investor di sambut

baik

Kehadiran investor dan wisatawan diterima sangat

baik di lingkungan masyarakat Labuan Bajo.

Keharian investor dan wisatawan menjadi kebutuhan

bagi masyarakat, mengingat sektor pariwisata

menjadi sektor unggulan di Kelurahan Labuan Bajo.

Kehadiran investor turut mendorong kemajuan

ekonomi daerah dan masyarakat lokal.

Menurut responden yang berprofesi sebagai PNS dan

ibu Rumah Tangga mengungkapkan bahwa

kehadiran investor turut memberikan dampak bagi

masayarakat lokal. Adapun dampaknya seperti;

meningkatnya harga bahan baku rumah tangga dan

berkurangnya lahan produktif masyarakat lokal.

Kehadiran Pariwisata

membawa manfaat

Manfaat dari kehadiran pariwisata bagi masyarakat

Labuan Bajo seperti

1) Menciptakan peluang usaha : pengusaha travel

Agent, Pengusaha homestay, Pengusaha

pengerajin ( Mutiara dan Patung Komodo),

Pengusaha Suvernir, Pengusaha Kuliner, dan

lainnya.

2) Menciptakan Lapangan Pekerjaan: Karyawan

(Hotel,restoran, Bar, Café, Money Changer, Travel

Agent, dan SPA), Pamandu Wisata lokal, Penyedia

jasa sewa trasportasi dan lainnya.

Page 95: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

80

3) Memudahkan masyarakat dalam mendapatkan

penghasilan. (Nelayan dan pedagang)

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo telah

menimbulkan pro dan kontra. Hal tersebut disebabkan

oleh perencanaan perkembangan pariwisata

pemerintah yang tidak berlandaskan pada kebutuhan

masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat

lokal,mayoritas masyarakat yang tidak setuju dengan

rencana perkembangan pariwisata di Labuan Bajo

yaitu para tokoh masyarakat ( tokoh budaya dan tokoh

agama), komunitas pariwisata (HIMAPPAR) dan

sebagian pemandu wisata, serta penyedia jasa sewa

kapal wisata.

Mayoritas dari responden tersebut menilai bahwa

kebjikan perencanaan perkembangan pariwisata yang

dibuat oleh pemerintah tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakat setempat , melainkan hnya mementingkan

keuntungan pihak-pihak tertentu. Hal ini akan

menimbulkan kerugian bagi masyarakat di Labuan

Bajo.

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

Perkembangan pariwisata serta kehadiran investor dan

wisatawan sudah menjadi hal biasa oleh masyarakat

lokal. Responden menilai interaksi antara masyarakat

dan pariwisata telah menimbukan hubungan

mutualisme (saling menguntungkan). Ketergantungan

antara masyarakat dengan pariwisata, turut

memberikan kesadaran bagi masayarakat untuk terus

berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan

kenyamaan di lingkungannya. Adapun bentuk

partisipasi masyarakat diantaranya;

1) Mengikuti program bersih-bersih pantai bersama

2) Menjaga kebersihan lingkungan

3) Mengikuti Ronda Malam (poskambling)

4) Turut melestarikan budaya lokal (tokoh

masyarakat)

5) Mengkuti program go-green yang dicanangkan

oleh hotel dan restoran di Labuan Bajo.

Selian itu masyoritas responden juga menilai bahwa

kehadiran pariwisata juga turut memberikan

Page 96: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

81

perubahan terhadap kehidupan masyarakat di

lingkungan tempat tinggalnya.Perubahan tersebut

seperti;

1) Perubahan terhadap gaya hidup generasi muda di

Labuan Bajo (gaya berpakaian dan gaya bahasa)

2) Timbulnya persaingan tidak sehat antara

masyarakat (saling menyaingi)

3) Lunturnya nilai kebudayan lokal (lebih mengikuti

kebudayan orang luar)

4) Kurangnya komunikasi antara masyarakat karena

pekerjaan.

terciptanya peluang

dan lapangan

pekerjaan bagi

masyarakat

Perkembangan pariwisata yang cukup lama telah

menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat lokal.

lapangan pekerjaan dari perkembangan pariwisata di

Labuan Bajo seperti Lapangan pekerjaan ( Karyawan

hotel, Karyawan restoran, Anak Buah Kapal Wisata,

Karyawan Bar, Pemandu wisata dan Karyawan SPA).

Selain itu peluang usaha seperti Jasa Penyewa

Trasportasi (Kapal wisata, Motor, dan mobil),

Pengusaha Travel Agent (Land Tour dan Diving),

pengusaha homestay, Pedagang (Kuliner, Kain tenun,

Mutiara, patung Komodo dan kerajian tangan lainnya)

Industri Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan utama

masyarakat.

industri pariwisata telah menjadi sumber penghasilan

utamanya bagi masyarakat. Mayoritas responden

tersebut adalah masyarakat yang bekerja di industri

pariwisata seperti pengusaha travel agent, penyedia

jasa sewa trasportasi, pengusaha kuliner, pedagang

kain tenun, pedagang Mutiara, pengusaha homestay,

pedagang kerajian, karyawan hotel, karyawan

restoran, bar, café dan lainnya. Sementara responden

lain seperti Tokoh Budaya, Komunitas Pariwisata,

PNS, Tokoh Agama, pedagang sayuran, pengusaha

bidang pertokoan, menjelaskan bahwa sektor

pariwisata menjadi sektor penambah bagi usahnya.

Perencanan pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Pemasaran pariwisata mendapat dukungan penuh dari

masayakat lokal.

Page 97: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

82

Masyarakat mulai

jenuh dengan kegiatan

pariwisata.

Mayoritas masayarakat lokal dan tokoh masyarakat

menyatakan bahwa kehadiran pariwisata tidak pernah

membuat mereka merasa jenuh. Namun sebagian

responden yang berprofesi sebagai pedagang kain

tenun, pedagang Mutiara dan pedagang patung

menjelaskan bahwa kejenuhan terjadi karena

mengunggu wisatawan untuk membeli barang

dagangan, seperti: kain tenun, pedagang Mutiara dan

patung Komodo. Masyarakat menilai bahwa

keuntungan besar akan didapat pada saat pick season

, sementara untuk low season mereka harus rela

menunggu sampai ada yang membeli dagangan

mereka.

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata.

Tidak pernah

Pembangunan

difokuskan pada

peningkatan

Infrastruktur, serta

sarana dan prasarana

Perkembangan pariwisata turut meningkatkan

pembanguna infrastruktur, sarana dan prasarana di

Labuan Bajo. Peningkatan infrastruktur, sarana dan

prasarana bertujuan untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi serta pemerataan ekomoni

bagi masyarakat setempat.

Menurut responden menyatakan bahwa pengikatan

infratruktur, sarana dan prasarana telah terlihat pada

tahun 2013 setelah penetapan Taman nasional

Komodo nenjadi the new seven wonder dan

pelaksanaan sail Komodo.

Adapun pembanguan infrastuktur tersebut adalah

1) Perbaikan dan Pelebaran Jalan Raya dalam kota

dan Luar

2) Renovasi Rumah sakit umum

3) Pembangunan Rumah sakit swasta

4) Pembangunan Bandara, Pelabuhan, Dermaga

5) Pembanguan Hotel, Restoran, Café, Bar, SPA,

Travel Agent, Tourism Information Centre, Dive

Center dan Money Changer.

6) Pembangunan Pusat Kuliner Lokal

7) Renovasi pasar tradisional dan Tempat pelelangan

ikan

Page 98: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

83

Selian itu masyarakat mengharapkan adanya

pembangunan tempat khusus penjulaan hasil karya

lokal seperti kain tenun, Mutiara, dan kerajian tangan

khas Labuan Bajo, jaringan internet serta

pembanguan tempat khusus untuk pertujukan budaya

lokal.

Masyarakat

menunjukan ketidak

sukaanya pada

perkembangan

pariwisata

Perkembangan pariwisata turut mendapatkan respon

negatif dari para tokoh budaya, komunitas pariwisata,

tokoh agama dan masyarakat yang berusaha di

bidang pariwisata. Respon negatif tersebut

disebabkan oleh kebijakan pemerintah Kabupaten

Manggarai Barat yang tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Adapun penolakan tersebut berupa

1) Penetapan Badan Otoritas Pariwisata

2) Pembanguan rest area di Taman Nasional

Komodo

3) Penutupan Taman Nasional Komodo

4) Kenaikan harga tiket masuk Taman Nasioanl

Komodo

5) Pembangunan Hotel di Pantai Pede

6) Pengoperasian Kapal Fery dengan harga yang

murah ke Taman Nasional Komodo

Menurut tokoh masyarakat kebijakan-kebijakan

tersebut dianggap bertolak belakang dengan

kebutuhan masayrakat yang bergantung pada usaha

pariwisata.

Maka dengan itu, para tokoh masyarakat bekerjasama

dengan masyarakat dan komunitas untuk melakukan

penolakan dalam bentuk unjuk rasa/ demontrasi

kepada pemerintah. Selian unjuk rasa para tokoh

masyarakat juga melakukan diskusi dengan

pemerintah terkait dengan perkembangan pariwisata

di Labuan Bajo. Maka dengan itu masyarakat

mengharapakan supaya pemerintah perlu mengkaji

ulang dan melakukan studi kelayakan soal kebijakan

kebijakan yang sudah dilakukan.

Pariwisata dianggap

sebagai sumber

masalah

Tidak Pernah

Sumber : Data Primer, Rangkuman hasil wawancara masyarakat Labun Bajo,2019

Page 99: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

84

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan di Labuan Bajo. Sektor

Pariwisata mulai muncul pada tahun 1987 saat ditetapkan Komodo sebagai cagar

biosfer oleh UNESCO Perkembangan pariwisata terus berjalan hingga

terpilihnya Komodo sebagai salah satu dari The new Seven Wonder Tahun 2008.

Melihat perkembangan tersebut mulai muncul para investor untuk berinvestasi

dengan membeli lahan /tanah kepada masyarakat lokal. Perkembangan

pariwisata dan investor yang semakin meningkat telah memberikan peluang

usaha dan lapangan pekerjaan. Perkembangan tersebut telah memberikan

perubahan terhadap pekerjaan masyarakat lokal hingga beralih usaha ke bidang

jasa pariwisata (Balai Taman Nasional Komodo,2019)..

Perkembangan pariwisata Labuan Bajo pada saat ini semakin gencar dengan

tujuan untuk mengingkatkan perekonomian masyarakat. Bertolak pada visi

pemerintah yaitu terwujutnya kesejahteraan masyarakat melalui perkembangan

kepariwisataan yang berbasis pada masyarakat, serta mengangkat kekhasan

budaya lokal. Berlandaskan pada visi tersebut pemerintah melakukan

serangkaian program anatara lain peningkatan sarana dan Prasarana Umum dan

pariwisata, perkembangan dan pengelolaan kebudaayan Lokal, menigkatkan

promosi pariwisata, dan melestarikan lingkungan, serta meningkatkan kualitas

aparatur dan sumber daya (Dokumen Disparbud Kab. Manggarai Barat,2019).

Pada implementasinya masyarakat di Kelurahan Labuan Bajo

mengungkapkan respon yang beragam. Respon masyarakat terdiri dari dua yaitu

respon positif dan respon negatif. Respon positif yang berada pada Fase

Euphoria dan Apathy, sedangkan respon negatif berada pada fase Annoyance

Page 100: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

85

dan Antagonism (Doxey dalam Pitana,2009:209). Menurut konsep Doxey dalam

Pitana (2009:209) menunjukan bahwa perkembangan pariwisata di Labuan Bajo

masih berada pada respon positif yaitu pada fase Euphoria dan Apathy seperti

yang terlihat pada tabel 23 di bawah ini.

Tabel 23. Respon Masyarakat Labuan Bajo

Model Irritation Index (Doxey,1975)

Positif

Euphoria

Apathy

Negatif

Annoyance

Antagonism

Sumber: Adopsi Doxey (Pitana,2009:209)

Berdasarkan hasil penelitian pada bulan Mei 2019 di Kelurahan Labuan

Bajo telah menemukan bahwa mayoritas respon masyarakat adalah respon

positif,yang berada pada fase Euphoria dan Apathy. Meskipun demikian telah

menemukan juga respon negatif dari masyarakat sebagai akibat dari

perkembangan pariwisata. Respon negatif tersebut berada pada fase Annoyance

dan Antagonism. Besaran tingkatan respon masyarakat Labuan Bajo dalam

perkembangan pariwisata dapat dilihat pada seperti pada gambar 5 dibawah ini’

Page 101: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

86

Gambar 5.Respon Masyarakat dalam Perkembangann Pariwisata

(Sumber : Data Primer Olahan Peneliti 2019)

1. Respon Euphoria Masyarakat kelurahan Labuan Bajo dalam

perkembangan pariwisata.

Tabel 24. Presentase Respon Euphoria Masyarakat

No Fase Pertanyaan

Respon Masyarakat

Sangat Setuju Tidak setuju

Jumlah % Jumlah %

1

Euphori

a

Masyarakat Merasa

senang dengan

kehadiran wisatawan

35 100% 0 0

2 tanggapan Masyarakat

terhadap kehadiran

wisatawan dan investor

35 100% 0 0

3

Kehadiran wisatawan

dan investor membawa

manfaat bagi

masyarakat

35 100% 0

4 Masyarakat mendukung

rencana perkembangan

Pariwisata

30 86% 5 14%

Rata-rata 34 96% 1 4%

Sumber : Data Primer olahan Penelitian,2019

96%89%

57%

17%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Euphoria Apathy Annoyance Antagonsim

Pre

sen

tase

Respon Masyarakat Labuan Bajo

Positif Negatif

Page 102: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

87

Respon Euphoria masyarakat dalam perkembangan pariwisata merupakan

tahap awal dimana masyarakat lokal sangat menerima serta mendukung

perkembangan pariwisata. Respon Euphoria menimbulkan reaksi reaksi positif

dari masyarakat lokal.

Berdasarkan pada hasil wawancara maryarakat Labuan Bajo menujukan

bahwa perkembangan pariwisata di Labuan Bajo telah memberikan manfaat

yang positif bagi masyarakat lokal. Hal ini dibuktikan pada tabel 24 di atas

bahwa rata-rata sebanyak 34 orang 96% responden memiliki antusiasme tinggi

dalam menerima kehadiran investor dan wisatawan. Masyarakat yang kehadiran

wisatawan dan investor di Labuan Bajo bukan hanya masyarakat yang

berkecimpung di dunia pariwisata melainkan masyarakat Labuan Bajo pada

umumnya.

Perkembangan pariwisata mulai meningkat sejak tahun 2013, dimana para

wisatawan dan investor mulai berdatangan ke Labuan Bajo. Kehadiran

pariwisata telah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Labuan Bajo.

Manfaat yang telah dirasakan berupa peluang usaha yang besar serta lapangan

pekerjaan yang luas bagi masyarakat lokal Labuan Bajo dan sekitarnya. Peluang

usaha yang dirasakan oleh masyaraakt lokal seperti: menjadi pedagang Kain

tenun, Pengusaha Homestay, pengerajin patung, pengusaha jasa pariwisata ( jasa

sewa transportasi, Jasa Sewa kapal, dan lainnya), pengusaha kuliner dan

pengusaha Mutiara. Lapangan pekerjaan seperti; menjadi karyawan hotel,

restoran, café, karyawan travel agent, Pemandu wisata lokal, Anak buah kapal

(ABK) wisata dan lainnya.

Page 103: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

88

Perkembangan pariwisata tersebut tentu melalui perencanaan dari

pemerintah. Perencanaan yang dilakukan tersebut menimbulkan pro dan kontra.

Berdasarkan pada tabel 24 di atas menyatakan bahwa terdapat 14% responden

dengan rata- rata 4%. mengaku tidak setuju dengan perencanan yang di buat oleh

pemerintah Mayoritas masyarakat yang tidak setuju dan tidak mendukung

perencanaan pariwisata adalah tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat biasa

seperti tokoh budaya, tokoh agama, penyedia jasa sewa trasportasi dan

komunitas. Para tokoh masyarakat ini menilai bahwa perencanan dan kebijakan

dari pemerintah itu tidak sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat

lokal, beberapa hal diantaranya seperti Pembentukan Badan otoritas Pariwisata

(BOP), perkembangan fasilitas rest area di Taman Konservasi dan

Perkembangan Hotel di Kawasan Umum pantai Pede. Para Tokoh tersebut

mengharapkan supaya pemerintah perlu mempertimbangkan kebutuhan

masyarakat dalam melakukan perencanan serta melakukan studi uji kelayakan

terlebih dahulu dalam membuat kebijakan kedepannya.

2. Respon Apathy Masyarakat kelurahan Labuan Bajo dalam perkembangan

pariwisata.

Tabel 25. Presentase Respon Apathy Masyarakat

No Fase Pertanyaan

Respon

Ya Tidak

Jumlah % Jumlah %

1

Apat

hy

Masyarakat sudah terbiasa

dengan kegiatan Pariwisata 35 100% - -

2 Terciptanya peluang dan

Lapangan pekerjaan 35 100% - -

Page 104: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

89

3 Bidang Pariwisata sebagai

sumber penghasilan bagi

masyarakat

20 57% 15 43%

4 Masyarakat mendukung

rencana pemasaran

Pariwisata 35 100% - -

Rata-rata 31 89% 4 11%

Sumber : Data Primer Olahan Penelitian,2019

Respon apathy merupakan tahap dimana masyarakat mulai terbiasa

dengan kedatangan wisatawan, Pariwisata telah mencitpakan lapangan

pekerjaan, pariwisata menjadi sumber penghasilan utama masyarakat, dan

pemasaran pariwisata telah dilakukan.

Berdasarkan pada tabel 25 di atas terdapat 89% atau 31 orang responden

telah menunjukan bahwa perkembangan pariwisata di Labuan Bajo sudah suatu

kebutuhan bagi masyarakat. Selai itu terdapat 4 orang atau 11% masyarakat

terbiasa dengan pariwisata namun penghasilan utamanya bukan dari industry

pariwisata.

Perkembangan pariwisata di Labuan Bajo sudah menjadi suatu hal yang

biasa dan menjadi sebuah kebutuhan utama bagi masyarakat. Masyarakat

menjadikan pariwisata ( wisatawan dan investor) sebagai suatu hubungan

mutualisme (hubungan saling melengkapi), yang mana wisatawan

membutuhkan pelayanan dari masyarakat lokal sebagai tuan rumah, dan

masyarakat membutuhkan penghasilan dari wisatawan. Melihat perkembangan

pariwisata tersebut masyarakat lokal pun turut serta berpartisipasi dalam

menjaga lingkungannya supaya tetap bersih, aman,dan nyaman.bentuk

Page 105: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

90

partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat lokal berupa mengikuti kegiatan

bersih-bersih lingkungan tempat tinggal dan tempat wisata Pantai.

Perkembangan pariwisata yang cukup lama dan banyaknya jumlah

investor yang membuka usaha di Labuan Bajo turut memberikan peluang usaha

dan lapangan pekerjaan untuk masyarakat di Labuan Bajo dan sekitanya. Bentuk

Usaha jasa pariwisata tersebut diantanya Hotel, Restoran, Travel Agent, Dive

Center, Tour Guide, Money Changer, Bar dan Resto, SPA and Reflexiology,

Kuliner dan lainnya. Banyaknya usaha jasa pariwisata tersebut telah

memberikan peluang bekerja yang besar untuk masyarakat lokal. Mayoritas

karyawan yang bekerja di Usaha jasa pariwisata adalah warga lokal ( Labuan

Bajo dan sekitarnya), dengan menempatkan posisi sebagai karyawan biasa, dan

paling tinggi sebagai supervisior. Selain itu banyak juga masyarakat yang

membuka usaha sendiri seperti jasa sewa transportasi ( Kapal wisata, sepeda

motor, dan mobil), Membuka travel agent, Pedagang (Mutiara, Kain tenun, dan

Patung Komodo), Usaha makanan ( kuliner, warung, dan juga restoran).

Peluang usaha dan lapangan pekerjaan yang banyak tersebut telah

menjadikan pariwisata sebagai sumber perekonomian dan penghasilan utama

bagi sebagian masyarakat lokal. Penghasilan masyarakat Labuan Bajo

bersumber dari sektor pariwisata, perikanan, penternakan dan pemerintahan

(Dokumen Kec. Komodo,2019). Berdasarkan data temuan lapangan seperti pada

tabel 25 di atas terdapat 43% dengan rata-rata 11% responden menyatakan

bahwa pendapatannya bukan dari sektor pariwisata melainkan sektor non-

pariwisata. Mayoritas responden tersebut bekerja di bidang pemerintahan dan

komunitas non pariwisata seperti PNS, Tokoh Agama, Nelayan dan Komunitas

Page 106: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

91

penyelamat pariwisata. Hal ini bukan berarti pariwisata bukan menjadi bagaian

dari kehidupan masyarakat lokal, karena sebagian keluarga responden tersebut

bekerja di usaha pariwisata seperti; karyawan hotel, restoran , café dan Lainnya.

Kehadiran Investor dan wisatawan tidak terlepas dari usaha pemerintah

dalam hal ini adalah pemeritah pusat dan dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Manggarai Barat dalam memasarkan pariwisata. Masyarakat

mengaku sangat setuju dan mendukung usaha pemasaran yang dilakukan oleh

pihak pemerintah. Bentuk pemasaran dilakukan oleh pemerintah seperi promosi

melalui TV, Sosial Media ( Facebook, Instagram), Website dan tempelan stiker

di bus di Negara eropa (Jerman, Inggris, dan lainya) serta melalui event-event

contohnya Komodo karnaval, Sail Komodo dan lainnya (Dokumen DisparBud

Kab. Manggarai Barat,2019).

Pemasaran pariwisata tersebut dinilai sudah berhasil, dibuktikan dengan

semakin banyak tingkat kunjungan wisatawan manca negara ke Labuan Bajo

dari tahun ketahun. Adapun wisatawan manca negara tersebut diantaranya

wisatawan manacanegara (Belanda,Swiss, USA, Belgia, Portugal, Kanada,

Denmark, Inggris, Polandia, Spanyol, Italia, Jerman, Rusia, Selandia Baru

Australia, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, China danMalaysia)

serta Nusanatara (Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain-lain) (Dokumen

DisparBud Kab. Manggarai Barat,2019).

Page 107: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

92

3. Respon Annoyance Masyarakat kelurahan Labuan Bajo dalam

perkembangan pariwisata.

Tabel 26. Presentase Respon Annoyance Masyarakat

No Fase Pertanyaan

Respon

Ya Tidak

Jumlah % Jumlah %

1

Annoyan

ce

Masyarakat merasa jenuh

dengan pariwisata 8 23% 27 77%

2 Masyarakat merasa

terganggu dengan

Pariwisata

17 49% 18 51%

3 Peningkatan Infrastruktur

,saran dan Prasarana 35 100% - -

Rata-rata 20 57% 15 43%

Sumber : Data primer olahan Penelitian, 2019

Tahap Annoyance merupakan tahap ketika masyarakat merasa jenuh atau

terganggu oleh kegiatan pariwisata. Tahap ini terjadi ketika masyarakat mulai

merasakan dampak negatif seperti timbulnya kejenuhan dan gangguan dari

perkembangan pariwisata. Namun disisi lain terdapat perkembangan dan

peningkatan pembanguan infrastruktur, sarana dan prasarana yang menujang

percepatan perkembangan ekonomi daerah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat menunjukan bahwa

pada fase Annoyance, rata-rata 57% responden mulai merasakan dampak negatif

dari perkembangan pariwisata. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat seperti

mulai merasa jenuh, perubahan terhadap gaya hidup, Hilangnya Kebudayaan

lokal, dan Lainnya.

Page 108: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

93

Berdasarkan hasil wawancara seperti pada tabel 27 di atas menunjukan

bahwa terdapat 23% perkembangan pariwisata telah memberikan kejenuhan

kepada masyarakat Mayoritas responden yang merasakan jenuhan adalah para

pedagang Kain tenun, Pedagang Mutiara, dan pedagang patung Komodo.

Kejenuhan tersebut dikarenakan pekerjaan pedagang tersebut bergantung pada

kedatangan wisatawan, dimana pedagang tersebut harus menunggu wisatawan

untuk membeli produk dagangan yang dijual. Para pedagang tersebut mengaku

bahwa puncak kejenuhan tersebut terjadi pada musim sepi/ Low Season, dimana

para pedagang tersebut harus menunggu wisatawan dalam kurang waktu 15 Jam

dalam satu hari dengan pendapatan yang sangat sedikit dan terkadang tidak

mendapatkan penghasilan dalam seharian. Sedangkan pada musim ramai/ Peak

Season kejenuhan yang dirasakan pada musim sepi terbayarkan. Maka dengan

itu para pedagang tersbut mengharapkan pemerintah untuk membuka tempat

khusus untuk menjual hasil kerajinan tangan dan tenuan lokal sehingga

wisatawan dapat menjangkaunya lebih mudah.

Selain itu, pariwisata yang semakin berkembang, dan sektor pariwisata

sebagai sektor utama perekomomian masyarakat lokal telah menjadi hal yang

dilemma karena membawa dampak yang menganggu masyarakat. Menurut hasil

penelitian terdapat 49% responden turut merasakan dampak dari perkembangan

pariwisata. Dampak tersebut diantaranya: Perubahan terhadap gaya hidup

generasi muda di Labuan Bajo (gaya berpakaian dan gaya bahasa), Timbulnya

persaingan tidak sehat antara masyarakat (saling menyaingi),Lunturnya nilai

kebudayan lokal (lebih mengikuti kebudayan orang luar), gaya hidup masyarakat

menjadi lebih konsumtif, Kurangnya komunikasi antara masyarakat karena

Page 109: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

94

pekerjaan. Namun masyarakat lokal menyadari bahwa perubahan yang terjadi

di Labuan Bajo tersebut sebagai konsekuensi dari perkembangan pariwisata, dan

semuanya harus dijalankan secara beriringan.

Selain dampak negatif di atas, perkembangan pariwisata turut

meningkatkan pembangunan infrastuktur, sarana dan prasarana pariwisata dan

umum. Pembanguan tersebut sejak terpilihnya Komodo sebagai salah satu

warisan dunia dan menjadi salah satu The New Seven Wonder oleh UNESCO

serta sail Komodo tahun 2013, Pemerintah Pusat dan daerah mulai membangun

berbagai infrastruktur serta sarana dan prasarana untuk memberikan kemudahan

bagi para investor dan wisatawan untuk datang ke Labuan Bajo.

Bentuk infrastruktur seperti; jalan raya, pelabuan (Umum dan Pariwisata),

Bandara Udara, Rumah Sakit, Puskesmas, sedangkan sarana dan prasarana

pariwisata seperti Hotel, Restoran, Café, Bar, Money Changer, Dive Center,

Tourism Information Center (TIC), Papan Intepretasi, Toko Suvernir, Travel

Agent, bus wisata Kapal wisata dan Lainnya.

Perkembangan tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi

wisatwan dan investor serta mempercepat pemerataan ekomoni mansyarakat di

Labuan Bajo (Hasil wawawancara,2019). Di sisi lain masyarakat menilai hal

tersebut masih kurang seperti Selian itu masyarakat mengharapkan adanya

pembangunan tempat khusus penjulaan hasil karya lokal seperti kain tenun,

Mutiara, dan kerajian tangan khas Labuan Bajo, jaringan internet serta

pembanguan tempat pertujukan budaya lokal.

Page 110: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

95

4. Respon Antagonism Masyarakat kelurahan Labuan Bajo dalam

perkembangan pariwisata.

Tabel 27. Presentase Respon Antagonism Masyarakat

No Fase Pertanyaan

Respon Masyarakat

Ya Tidak

Jumlah % Jumlah %

1

Anta

gonis

m

Masyarakat menunjukan

ketidaksukaannya pada

Pariwisata

10 29% 25 71%

Pariwisata dianggap

sumber masalah

- - 35 100%

3

Pengkajian ulang

perencanaan Pariwisata

8 23%

27 77%

Rata-rata 6 17% 29 83%

Sumber : Data Primer Olahan Penelitian, 2019

Sejalan dengan timbulnya dampak perkembangan pariwisata, pada fase

antagonisme ini masyarakat mulai menunjukan sikap antagonisme pada

pariwisata dan rencana serta kebijakan pemerintah sehingga menimbukan

penolakan/demonstrasi (Pitana,2009:210). Melihat sektor pariwisata telah

menjadi sektor unggulan bagi masyarakat di Labuan Bajo negatif dari

masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara seperti pada tabel 27 di atas

menunjukan bahwa penolakan yang dilakukan oleh masyarakat disebabkan oleh

kebijakan dan peratuan pemerintah bukan karena pariwisata. Dari rata-rata 17%

responden terdapat 29% memberikan repon negatif yang menimbulkan

penolakan secara terang-terangan pada perkembangan pariwisata, yang berujung

pada demonstrasi atau unjuk rasa.

Page 111: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

96

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat Labuan Bajo mayoritas

masyarakat yang menolak perkembangan pariwisata berasal dari kalangan tokoh

masyarakat seperti tokoh budaya, tokoh agama, dan komunitas serta jasa

penyewa trasportasi. Pada tahap antagonism ini, tokoh masyarakat Labuan Bajo

melakukan penolakan dalam bentuk Demonstrasti kepada pemerintah. Seperti;

Penetapan Badan Otoritas Pariwisata ( BOP), Perkembangan Hotel di Kawasan

Publik Pantai Pede, Perkembangan Rest Area di Taman Nasional Komodo.

Tokoh masyarakat menilai bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah tersebut, bukan atas dasar kebutuhan masyarakat, namun hanya

untuk kepentingan pihak- pihak tertentu. Sementara Para Jasa Penyewa Kapal

Wisata mengaku menolak pengeperasian kapal feri yang beropersi ke Taman

Nasiona Komodo dengan tarif yang sangat murah, hal ini akan berdampak sangat

besar kepada travel agent dan juga semua jasa penyewaan sarana pariwisata di

Labuan Bajo, dalam hal ini, para penyewa jasa pariwisata melakukan koordinasi

dengan pihak terkait soal kebijakan tersebut sehingga berujung pada demonstrasi

juga.

Page 112: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

97

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan pariwisata di

Kelurahan Labuan Bajo masih dalam kondisi yang aman, masyarakat memberikan

respon positif yaitu pada fase Euphoria dan Apathy.Hal tersebut menandakan

bahwa pariwisata telah memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat yang

mengakibatkan masyarakat sangat menerima kehadiran wisatawan dan investor

dan terbiasa dengan aktivitas pariwisata dan menjadikan pariwisata sebagai sumber

mata pencarian. Peluang usaha yang disedikan pariwisata telah mengurangi angka

pengangguran di Kelurahan Labuan Bajo. Pada Fase Euphoria sebanyak 96%

masyarakat memiliki antusiasme tinggi dalam perkembangan pariwisata.

Masyarakat yang memiliki antusiasme tinggi tersebut bukan hanya masyarakat

yang mendapatkan pendapatan dari pariwisata melainkan masyarakat Labuan Bajo

pada umumnya. Pada fase Apathy terlihat 89% masyarakat menjadikan pariwisata

sebagai hal yang biasa dalam keseharianya, pariwisata juga telah memberikan

peluang usaha yang luas dan terciptanya lapangan pekerjaan yang banyak,

pariwisata telah dijadikan sebagai sumber pendapatan utama bagi masyarakat.

Selanjutnya. Selain respon positif, terdapat juga respon negatif yaitu pada fase

Annoyance dan fase antagonism. Pada fase ini timbulnya dampak negatif yang

membuat masyarakat merasa terganggu dan jenuh terhadap kegiatan pariwisata,

sehingga menimbulkan penolakan dari masyarakat. Pada Fase Annoyance terdapat

Page 113: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

98

presentase yang cukup besar yaitu 57% pariwisata mulai menggaggu kenyamanan

masyarakat. Seperti terdapat perubahan terhadap gaya hidup, gaya berpakaian, gaya

bahasa, dan hilangnya budaya lokal, serta kebisingan suara musik dari hotel,restoran,

dan kafe. Sementara pada fase Antagonism masyarakat secara terang terangan

menolak pariwisata.Pada fase ini terdapat 17% masyarakat bereaksi menolak

pariwisata. Penolakan tersebut bukan karena masyarakat tidak menerima pariwisata

tetapi berkaitan dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Kebijakan tersebut

membuat masyarakat tidak setuju yang berujung pada penolakan. Bentuk penolakan

yang dilakukan berupa demo/ unjuk rasa kepada pemerintah. Adapun beberapa

kebijakan tersebut seperti penutupan Taman Nasional Komodo, kenaikan harga tiket

masuk di Taman Nasional Komodo, penolakan kapal Feri yang beroperasi ke Taman

Nasional Komodo, perkembangan hotel di Pantai Pede, perkembangan rest area di

Taman Nasional Komodo, dan penolakan BOP Labuan Bajo. Masyarakat menilai

bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah hanya untuk kepentingan sebagian

orang saja, tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lokal.

Page 114: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

99

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil data penelitian yang telah diuraikan pada bagian

pembahasan telah ditemukan beberapa dampak negatif dari perkembangan

pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo. Dampak negatif tersebut turut mendapatkan

respon negatif dari masyarakat Kelurahan Labuan Bajo. Beberapa permasalah

tersebut diantanya Timbulnya persaingan tidak sehat antara masyarakat (saling

menyaingi), Lunturnya nilai kebudayan lokal (lebih mengikuti kebudayan orang

luar), Kurangnya komunikasi antara masyarakat karena pekerjaan., belum

tersedianya fasilitas pertunjukan budaya, Lemahnya kepedulian masyarakat lokal

terhadap budaya, kehilangan fungsi sosial tanah, perubahan terhadap mata

pencaharian, Lemahnya komunikasi dan koordinasi antar pemerintah dengan

masyarakat, Perubahan terhadap gaya hidup generasi muda.

Selaras dengan dampak negatif di atas Richardson dan Fluker, (2004:129-131)

menyatakan perkembangan pariwisata memberikan dampak terhadap terhadap

kehidupan sosial budaya seperti perubahan mata pencaharian, transformasi nilai

budaya, kehilangan kegunaan dan manfaat sosial lahan, hilangnya nilai budaya.

Berdasarkan dampak negatif tersebut di atas UNESCO, (2016:13) “Empower

local communities to directly engage in culture preservation”. Menjelaskan bahwa

perlu adanya pemberdayaan masyarakat setempat untuk terlibat langsung dalam

pelestarian budaya. Maka rekomendasi dalam perkembangan pariwisata di Labuan

Bajo adalah meningkatkan Awareness and Appreciations masyarakat Lokal dalam

melestarikan budaya lokal dan memaksimalkan komunikasi dan koordinasi antara

pemerintahan dengan masyarakat lokal.Berikut di bawah ini arahan kebijakan dlaam

perkembangan pariwisata di Labuan Bajo.

Page 115: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

100

Tabel 29. Arahan Kebijakan Perkembangan Pariwisata Dalam Melestarikan Kebudayaan Lokal 2019-2024. No Arahan

Kebijakan

Strategi Sasaran Indikator

Program

Program Kegiatan Action Plan Pelaksana

1 Peningkatan

Awareness

and

Appreciatio

ns

Masyarakat

Lokal

dalam

melesatarik

an Budaya

Lokal

Mengembangk

an kualitas dan

kuantitas

informasi

pariwisata

sebagai

investasi

pengetahuan

bagi

masyarakat

1. Terwujudnya

peningkatan

Awareness and

Appreciations

dalam

melestarikan

Budaya lokal

sebagai

investasi

pengetahuan.

2. Adanya

informasi yang

jelas, detail dan

tepat tentang

Budaya Labuan

Bajo

1. Peningkatan

terhadap

penghargaan

budaya

Lokal

2. Peningkatan

kepedulian

terhadap

budaya lokal

1. Pengemban

gan nilai

budaya

2. Pengelolan

Kekayaan

budaya

3. Pengemban

gan

kerjasama

pengelolaan

budaya

lokal

1. Pelestarian adat budaya daerah Labuan Bajo

2. Penyusunan kebijakan tentang budaya lokal

3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan budaya

lokal

4. Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama dibidang budaya

5. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan budaya lokal

6. Sosialisasi pengelolaan budaya lokal

7. Pengembangan Budaya dan pariwisata

8. Pengembangan kesenian dan kebudayaan lokal

9. Penyelenggaran event kebudayaann

10. Fasilitasi penyelenggaran event/ festival budaya

11. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan

kebudayaan lokal

1. Fasilitasi pengembangan kemitraan dengan LSM dan perusahan Swasta

2. Menfasilitasi program pembentukan kemitraan usaha budaya antara

daerah

3. Monitoring Evaluasi dan pelaporan

Dinas Pariwisata

dan kebudayan,

Bappeda,

Institusi

Pendidikan,

Tokoh Budaya

Dinas Pariwisata

dan kebudayan,

Bappeda,,

Tokoh Budaya

Dinas Pariwisata

dan kebudayan,

Bappeda,

Institusi

Pendidikan,

Tokoh Budaya,

LSM, dan

Lembaga swasta

Sumber : Modifikasi UNESCO 2016, National Tourism Startegic Action Plann 2018, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2018

Page 116: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

101

Berdasarkan bentuk arahan kebijakan pengembangan pariwisata dalam

peningkatan Awareness and Appreciations masyarakat Lokal dalam melesatarikan

Budaya Lokal, maka diperlukan strategi yang tepat untuk mengembangkan kualitas

dan kuantitas informasi pariwisata berbasis budaya sebagai investasi pengetahuan

bagi masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan peningkatan Awareness and

Appreciations dalam melestarikan Budaya lokal sebagai investasi pengetahuan,

adanya informasi yang jelas, detail dan tepat tentang budaya Labuan Bajo.

Berdasarkan sasaran di atas maka perlu membuat sebuah program yang menujang

pelestarian kebudayan. Adapun program tersebut adalah

1. Program Pengembangan Nilai Budaya

Pengembangan nilai budaya membutukan koordinasi dari tokoh budaya,

pemerintah dan dinas pariwisata dalam menyusun kebijakan-kebijakan

dalam pelestarian budaya. Pemerintah daerah harus melakukan pemantauan

dan evaluasi kepada tokoh budaya dan dinas pariwisata dan kebudayaan

dalam pelaksanaan program pelestarian kebudayaan lokal. Selian itu

pemerintah harus memberikan dukungan baik berupa finansial,

penghargaam maupun kerjasama dengan instansi lain dalam bidang

kebudayaan.Apabila koordinasi dari pemerintah, tokoh budaya dan Dinas

pariwisata dan kebudayaan berjalan dengan baik, maka terwujudnya

pelestarian pengembangan nilai budaya di lingkungan masyarakat Labuan

Bajo

Page 117: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

102

2. Pengelolaan kekayaan budaya

Berdasarkan hasil temuan penelitian menemukan bahwa lemahnya

kebudayaan lokal, disebabkan oleh lemahnya dukungan pemerintah. Maka

dengan itu pemerintah daerah perlu memfasilitasi masyarakat dalam

pengelolaan kebudayaan. Kebudaan lokal Manggarai Barat sangat banyak

mulai dari tari-tarian, kerajian, adat istiadat dan lainnya. Selain itu

pemerintah diharapkan untuk membangun sarana pertunjukan budaya lokal

di Labuan Bajo supaya bisa mengakomodir kebudayaan lokal Labuan Bajo.

Selian itu perlu adanya sosisalisai kepada masyarakat dalam melestarikan

kebudayaan lokal yang dibuat oleh tokoh budaya yang didukung oleh

pemerintah daerah dan dinas pariwisata dan kebudayaan setempat. Dan

melakukan Pengawasan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

pengelolaan budaya lokal.selain itu dinas pariwisata dan kebudayan

membuat event atau festival budaya yang melibatkan masyarkat Labuan

Bajo secara keseluruhan, dan pemerintah daerah mendukung atau

memfasilitas program terebut. Kemudian melakukan monitoring dan

evaluasi dari program yang sudah dibuat.

3. Pengembangan kerjasama pengelolaan budaya lokal

Dalam mendukung pelesatarian pengelolaan budaya lokal, maka diperlukan

kerjasama antara pemerintah tokoh budaya, tokoh masyarakat, Sekolah-

sekolah, LSM dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat. Hal ini

bertujuan untuk membanguan kesadaran masyakat lokal dalam

melestarikan kebudayaan dan mengurangi pengaruh buruk dari

perkembangan pariwisata.

Page 118: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

103

Tabel 29. Arahan Kebijakan dalam Memaksimalkan Komunikasi dan Koordinasi antara Pemerintahan dengan

Masyarakat Lokal.

No Arahan

Kebijakan Strategi Sasaran Indikator Program Program Kegiatan Action Plan Pelaksana

Memaksimakan

komunikasi dan

koordinasi

antara

pemerintah

dengan

masyarakat

lokal dalam

membuat

kebijakan

perkembangan

pariwisata

Membangun

Komunikasi dan

koordinasi yang baik

antara pemerintah

Daerah, Dinas

Pariwisata dan

Kebudayaan dan

Masyarakat Labuan

Bajo

1. Terjalinnya komunikasi

dan koordinasi yang

baik antara pemerintah

daerah Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan dan

Masyarakat Labuan Bajo

2. Terwujudnya

pembanguan pariwisata

yang berbasis

masyarakat

3. Terbentuknya Regulasi /

Kebijakan yang

berlandaskan pada

kepentingan umum.

1. Peningkatan

Komunikasi dan

Koordinasi Dinas

Pariwisata dan

Kebudayaan dan

Masyarakat

Labuan Bajo

2. Monitoring

performance

kerja antara

Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan

dan Masyarakat

dan Pemerintah

Daerah

Sinergitas

koordinasi dan

komunikasi antara

pemerintah dan

masyarakat lokal

1. Workshop sosialisasi antara

pemerintah pusat, pemerintah daerah

dan tokoh masyarakat miminal tiga

dalam untuk menetapkan kebijkan

pengembangan

2. Penentuan prioritas usulan

pembanguan

3. Penyusunan indikator Bersama

4. Evaluasi dan Monitoring.

Disparbud,

Tokoh

Masyarakat,

dan PEMDA

Sumber : Modifikasi UNESCO 2016, National Tourism Startegic Action Plann 2018

Page 119: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

104

Tahap 1: Workshop

Kegiatan workshop bertujuan untuk memberikan sosialiasi kepada masayarakat

terkait dengan rencana perkembangan pariwisata di Labuan Bajo Kedepannya.

Dalam kegiatan ini pemerintah selaku pembuat regulasi harus membahasa tentang

issu dari pembanguan sebelumnya dan kedepannya, kemudian memcari solusi

terkiat dengan maslaah tersebut secara bersama-sma dengan masyarakat. Program

ini dilakukan minimal tiga kali sebelum kebijakan dibuat.

Tahap 2 : Penentuan prioritas usulan Pengembangan

Pada Tahap ini, setelah masalah yang ditemukan pada tahap 1 (workshop), maka

tahap selanjutnya adalah menentukan prioritas pengembangan yang sesuai dengan

kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka Panjang. Pada tahap ini

pemerintah daerah bersama sama dengan dinas terkait dan juga tokoh masyarakat

akan berdiskusi untuk memutuskan kebijakan yang tepat dalam pengemembangan

kedepannya.

Tahap 3 : Penentuan Indikator

Setelah program-program tersebut dipilih maka tahap selanjutnya adalah penentuan

indicator perkembangan pariwisata. Dalam hal ini pemerintahn masih bekerjasama

dengan para dinas terkait dan tokoh masyarakat untuk menentukan indicator-

indikator pekembangan pariwisata kedepannya.

Tahap 4: Evaluasi dan Monitoring

Pemerintah melakukan evaluasi dan monitoring terhadap kebijakan yang sudah

dibuat (jangka pendek, menengah dan jangka Panjang

Page 120: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

105

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber dari Buku

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif,

kuantitatif, dan mixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.

Doxey, G. (1976). A Causation Theory of Visitor Resident Irritant in the

Sixth Annual Conference Proceedings of Travel Research

Association. California: Travel Associations..

Gunn, C. (2002). Tourism Planning; Basic, Concepts and Cases. USA:

Taylor and Francis.

Gunawan, Imam.(2013).Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta: Bumi

Aksara.

Ibrahim. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif (2 ed.). Bandung:

Alfabeta.

Jafari, J. (2001). The Scientification of Tourism. New york: Cognizant

Communication Corporation..

Moleong, L. J. (2009). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Picard, M. (2006). Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata,. (J.

C. Wiratsana, Trans.) Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Pitana, I. (Pengantar Ilmu Pariwisata). 2009. Yogyakarta: CV. Andi.

Soewandi. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta :Rineka

Cipta,

Stefanie, R. (2017). Tourism Impact In Labuan Bajo. Denpasar:

Swisscontact wisata.

Robbins,s S.P.(2003). Perilaku Organisasi, jilid 2.Jakarta: PT.Index

Kelompok Gramedia.

Page 121: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

106

Richardson, John I dan Martin Fluker.(2004). Understanding and

Managing Tourism. Australia: Pearson Education Australia, NSW

Australia.

Sharpley. Richard, D. J. (2008). Tourism and Develpoment in The World.

New York: Routledge.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika.

Spillane, J. J. (2003). Pariwisata dan Wisata Budaya. Yogyakarta: CV.

Rajawali.

Taman Nasional Komodo.(2001). Sejarah Taman Nasional Komodo.

Labuan Bajo: Balai Taman Nasional Komodo.

UNESCO.(2016). Sustainable Tourism Strategy “Cultural Landscape of

Bali province.Jakarta:UNESCO Office.

B. Sumber dari Jurnal

Aref, F. (2010, February 15). Attitudes towards Tourism Impacts: A Case

Study of Shiraz, . Tourism Analysis, 15. Retrieved February 24,

2019

Brunt, P. a. (1999, January 2). Tourism and crime: A research agenda.

Crime Prevention and Community Safet. An International

Journal, I, 25–36. Retrieved February 22, 2019

David, W. (2006, Januari). Sustainable Tourism:. Theory and Practice, 1,

9-11. Retrieved Maret 7, 2019

Fariborz Aref, S. S. (2010). Tourism Development in Local

Communities: As a Community Development Approach. Jurnal

Ilmu Amerika, 6. Retrieved Februari 13, 2019

Gee, J. P. (1989, Januari 1). Literacy, Discourse, and Linguistics:

Introduction. Journal Of Education, 171(1), 5-17.

doi:https://doi.org/10.1177/002205748917100101

Rural Voices for Conservation Coalition. (2007, June 10). Retrieved

January 30, 2019, from Building Community Capacity Issue

Paper: http://www.sustainablenorthwest.org/quic k-

Page 122: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

107

links/resources/rvcc-issue-

papers/Capacity%20Building%202007.pdf

Spangenberg, J. (2005). Integrated Assessment sustaianability Models,

Measuring Sustainability. (J. Blazekezak, Ed.) DIW Research

Notes, 35-38. Retrieved Maret 7, 2019

C. Sumber dari Majalah

Indonesia, B. (2016, Desember 31). Warga Labuan Bajo Belum

Menikmati Dampak Wisata. Retrieved January 30, 2019, from

Tribun News. com:

http://www.Tribunnews.com//internasional/2016/12/31/warga-

labuan-bajo-belum-menikmati-dampak-wisata?page=2/

MABAR, F. (2018, Januari 31). FORMAPP MABAR menolak keras

perkembangan rest area di pulau rinca. Retrieved Februari 27,

2019, from kupang.tribunnews.com:

http://kupang.tribunnews.com/2018/07/31/formapp-mabar-

menolak-keras-perkembangan-rest-area-di-pulau-rinca

MABAR, F. (2018, Oktober 18). FORMAPP MABAR tolak

pengoperasian kapal ferry wisata di Labuan Bajo. Retrieved

Februari 27, 2019, from www.indonesiakoran.com:

http://www.indonesiakoran.com/news/nusantara/read/79902/for

mapp.mabar.tolak.pengoperasian.kapal.ferry.wisata.di.labuan.baj

o

Seko, S. (2012, Oktober 12). Sail Komodo dan Pemberdayaan Ekonomi

NTT. Retrieved January 30, 2019, from pos-kupang.com:

http://kupang.tribunnews.com/2012/10/12/sail-komodo-dan-

pemberdayaan-ekonomi-ntt-1

D. Sumber Dari Buku Online

Ahmed, B. M. (2015, Agustus). Social and Cultural Impacts of Tourism

Growth in Coastal Environments and the Potential for

Sustainability: Case Study of Egypt and USA. International

Journal of Arts and Humanities, 1, 35. Retrieved Maret 4, 2019,

from http://www.ijessnet.com/wp-

content/uploads/2015/09/2ijah5.pdf?cv=1

Page 123: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

108

E. Sumber dari Publikasi Pemerintah dan Web Institusi

BPS (2017).Kecamatan Komodo dalam Angka 2017. Labuan Bajo: BPS

Manggarai Barat. Retrieved February 15, 2019, from

https://manggaraibaratkab.bps.go.id/publication/2017/09/20/8f9c

c9fda1662b6f26cdedd2/kecamatan-komodo-dalam-angka-

2017.html

BPS(2017).Manggarai Barat Dalam Angka 2017. Labuan Bajo: BPS

Manggarai Barat. Retrieved February 13, 2019, from

https://manggaraibaratkab.bps.go.id

Disparbud.(2019). Data Potensi dan Industri Pariwisata Kabupaten

Manggarai Barat. Retrieved May 13, 2019, from

https://manggaraibaratkab.go.id/pemerintahan/opd/dinas-badan-

kantor-dan-lembaga-teknis/16-opd/126-dinas-pariwisata-dan-

kebudayaan

PERDA .(2018). Rencana Induk Pembanguan Kepariwisataan

Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ministry of Business. (2018). Draft National Tourism Strategic Action

Plan 2018-2025.Guyana: South America Undercovered.

Retrieved June 28, 2019, from http://Guyana-National-Tourism-

Strategic-Action-Plan-Draft.pdf

F. Sumber Lain

George, M. (1993). Sustainable Tourism. World Tourism Organization.

Kelurahan Labuan Bajo.(2019). Info Demografi Kelurahan Labuan Bajo.

Page 124: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

109

Lampiran 1. Biodata Penulis

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

(Bandung Institute of Tourism)

CURRICULUM VITAE

Nama : Kareldus Agas

NIM : 201520415

Alamat : Jl.Gegar Kalong Tengah, Gang 3, RT 004/004, Kelurahan GegarKalong ,

Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat –Indonesia

No. Hp : 081321059405

Email : [email protected]

TTL : Wetik, 27 Mei 1995\

Agama : Katolik

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Mahasiswa

Nama Orang Tua : Ayah :Agustinus Agat, Ibu: Monika Palus

Alamat : Pandang, RT/RW 007/004. Desa Golo Riwu, Kabupaten Manggarai

Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, -Indonesia

1. Riwayat Pendidikan

2003-2009 : SDK Wetik, Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat

2009-2012 : SMPK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo

2012-2015 : SMK Negeri 1 Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat

2015-Sekarang : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jawa Barat

2. Pengalaman Organisasi

2012-2013 : Sekretaris Osis SMKN 1 Labuan Bajo

2012-2015 : Anggota Sanggar Budaya Nuca Lale, Labuan Bajo

2013-2014 : Ketua Osis SMKN 1 Labuan Bajo

2014 : Magang di MBA Tour and Travel Bali

2016-2018 : Koordinator Unit Kegiatan Mahasiswa Senat Mahasiswa

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

2016 : Panitia Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa

2016 : Panitia Acara Pembinan Sikap Dasar Dan Profesi Mahasiswa

2016 : Sekretaris Pekan Seni Olahraga Mahasiswa

2017 : Koordinator Mentor,Pembinaan Sikap Dasar Dan Profesi

2018 : Magang di Kementerian Pariwisata, Bidang Perkembangan

Pemasaran II Regional I -Jakarta

Page 125: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

110

Lampiran 2. Pedoman Penelitian

Variabel Sub

Variabel Indikator Sub Indikator

Alat

Kumpul Data

Respon

masyarakat

dalam

perkembangan

Pariwisata

( Doxey

dalam Pitana,

2009:209) Sik

ap

Masy

ara

kat

Euphori

a

Fase awal kedatangan

pariwisata Wawancara

Kedatangan wisatawan

dan investor disambut

baik

Wawancara

Kedatangan pariwisata

membawa manfaat Wawancara

Perencanaan

perkembangan pariwisata Wawancara

Apat

hy

Masyarakat sudah

terbiasa dengan kegiatan

Pariwisata

Wawancara

Terciptanya peluang dan

lapangan pekerjaan bagi

masyarakat

Wawancara

Bidang Pariwisata

sebagai sumber

penghasilan bagi

masyarakat

Wawancara

Perencanaan Pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

Wawancara

Annoyan

ce

Masyarakat mulai jenuh

dengan kehadiran

wisatawan

Wawancara

Masyarakat mulai

terganggu dengan

kegiatan pariwisata

Wawancara

Perencanaan difokuskan

pada peningkatan sarana

dan prasarana

Wawancara

Anta

gonis

m

Masyarakat menunjukan

ketidaksukaannya pada

Pariwisata

Wawancara

Pariwisata dianggap

sumber masalah Wawancara

Pengkajian ulang

perencanaan Pariwisata Wawancara

Page 126: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

111

Lampiran 3. Panduan Wawancara Masyarakat

No Indikator Sub Indikator Pertanyaan

1.

Eu

ph

ori

a

Fase awal

Kehadiran

Pariwisata

1) Bagaimanakah perasaan anda ketika terdapat banyak

kunjungan wisatawan?

2) Kapan Pariwisata di Labuan Bajo mulai berkembang?

Kedatangan

wisatawan dan

investor disambut

baik

1) Bagaimanakah tanggapan anda terhadap kehadiran

wisatawan?

2) Bagaimanakah tanggapan anda terhadap kehadiran

investor?

Kehadiran

Pariwisata

membawa manfaat

1) Apakah Kehadiran Investor dan Wisatawan telah

memberikan manfaat bagi Anda?

2) Manfaat apa sajakah yang di dapat?

Perencanaan

Perkembangan

Pariwisata

1) Apakah anda mendukung rencana perkembangan

pariwisata?

2) Apa saran Anda terkait rencanaan perkembangan

pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo?

2.

Apath

y

Masyarakat sudah

terbiasa dengan

pariwisata

1) Bagaimana hubungan anda dengan wisatawan?

2) Apakah Anda merasa asing dan segan ketika bertemu dan

melihat wisatawan?

3) Apa harapan anda dari peningkatan kunjungan

wisatawan?

4) Apa saja bentuk partisipasi anda dalam perkembangan

pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo?

5) Apakah pariwisata memberikan perubahan terhadap

kehidupan Anda?

6) Apa sajakah bentuk perubahan yang anda rasakan di

lingkungan anda?

Terciptanya peluang

dan lapangan

pekerjaan bagi

masyarakat

1) Apakah industri pariwisata membuka peluang

terciptanya lapangan pekerjaan?

2) Peluang seperti apakah yang Anda rasakan dari industri

pariwisata?

Industri pariwisata

sebagai sumber

pendapatan utama

dari masyarakat

1) Darimanakah sumber penghasilan anda sehari hari?

Perencanaan

Pariwisata

difokuskan pada

pemasaran

1) Apakah anda mendukung rencana pemasaran yang

dilakukan oleh pemerintah?

2) Menurut anda apakah pemasaran wisata yang dilakukan

oleh pemerintah telah berjalan dengan baik?

3.

Ann

oya

nce

Masyarakat mulai

jenuh dengan

1) Pernahkah anda merasa jenuh dengan kedatangan

wisatawan?

Page 127: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

112

kehadiran

wisatawan

2) Menurut Anda hal apa yang menyebabkan anda merasa

jenuh?

Masyarakat mulai

merasa terganggu

dengan kegiatan

pariwisata

1) Apakah pariwisata telah memberikan perubahan yang

buruk /negatif dalam lingkungan pariwisata Labuan Bajo

?

2) Menurut Anda perubahan seperti apakah itu?

3) Apakah banyaknya wisatawan yang datang mengganggu

ketentraman anda dan masyarakat lokal pada umumnya?

4) Apakah perubahan dari pariwisata tersebut menggagu

kehidupan Anda?

5) Apa saja bentuk gangguan yang Anda dirasakan?

Perencanaan

difokuskan pada

peningkatan sarana

dan prasarana

1) Apakah dengan adanya perkembangan pariwisata ada

perbaikan infrastruktur?

2) Apakah Anda setuju dengan perubahan tersebut?

3) Apa sajakah infrastruktur, sarana dan prasarana yang di

bangun setelah adanya pariwisata?

4) Apakah saat ini sarana dan prasara pariwisata telah

lengkap?

4.

Anta

gonis

m

Masyarakat

menunjukan

ketidaksukaannya

pada wisatawan dan

Investor

1) Selama ini pernahkah masyarakat menolak kedatangan

wisatawan atau investor?

2) Tipikal wisatawan atau investor seperti apa yang ditolak

?

3) Bagaimanakah bentuk penolakan yang ditunjukan

masyarakat terhadap wisatawan dan Investor?

4) Apakah masyarakat pernah berunjuk rasa menentang

kedatangan wisatawan dan investor?

Pariwisata dianggap

sumber masalah

5) Apakah kedatangan wisatawan meningkatkan tingkat

kejahatan?

6) Apa saja bentuk kejahatan yang diakibatkan kedatangan

wisatawan?

Pengkajian ulang

perencanaan

Pariwisata

7) Apakah menurut anda pemerintah perlu mengkaji ulang

perencanaan pemgembangan pariwisata?

8) Aspek apa saja yang perlu dikaji ulang?

9) Apa harapan anda dari perkembangan pariwisata yang

dilakukan pemerintah di masa yang akan datang?

Page 128: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

113

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 6. Rumah

Sakit Siloam Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 7. Pelabuhan Labuan Bajo

Sumber: Dokumentasi Peneliti,2019

Gambar 8. Pusat

Kuliner Kampung Ujung

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 9. Dermaga Pink Labuan

Bajo

Sumber Dokumentasi Peneliti,2019

Page 129: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

114

Gambar 10. Bandara

Komodo Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 11. Tempat

Penjualan Ikan (TPI)

Sumber: Dokumentasi Peneliti,2019

Gambar 12. Bukit Silvia

Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 13. Pantai Wae Cecu

Labuan Bajo

Sumber Dokumentasi Peneliti,2019

Page 130: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

115

Gambar 14. Pusat Oleh-oleh Khas Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 15. Pantai

Kelumpang Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 16. Pantai Binongko

Labuan Bajo

Sumber Dokumentasi Peneliti,2019

Page 131: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

116

Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara Narasumber

Gambar 17. Pegawai

Negeri Sipil Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 18. pengusaha Pernyewa

Transportasi

Sumber: Dokumentasi Peneliti,2019

Gambar 19. Ibu Rumah Tangga di

Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 20. Pengusaha Kuliner

Labuan Bajo

Sumber Dokumentasi Peneliti,2019

Page 132: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

117

Gambar 21. Himpunan

Masyarakat Peyelamat pariwisata

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 22. Kepala Lurah Labuan

Bajo

Sumber: Dokumentasi Peneliti,2019

Gambar 23. Pedagang Kain

temun Labuan Bajo

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2019

Gambar 24. Karyawan Hotel

Sumber Dokumentasi Peneliti,2019

Page 133: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

PEMERINTAH KABUPATEN M[ANGGARA重BARAT

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN皿. Gabriel Gammur. TelD. (03851 41 1 70 Labuan Baio営FIores-NTT

SURAT KETERANGAN‾           ‾       〇 〇 〇 〇 ‾             ‾   ○ ○ ‾           ○ ○ ‾     ○ ○ ‾     ‾   ○ ○ ‾                   〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 ‾     〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 ‾     ‾     〇 〇 〇 〇 〇 〇 ‾   〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 〇 ‾                                                                                         ○ ○ ‾         〇 〇 〇 〇 ‾

Nomor : 556.9/ 373.a lV/Parbud/2019

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nam

Nip

Pa ngkat

」∂b∂亡an

Dengan ini menerangkan bahwa

Nama

NIM

Prodi

Semester

Perguruan Tinggi

: Vinsensius Gande,S.Pd M.Hum

: 19760与09之0031之1 00与

: Pembina Tk. l, lV/b

: Kepala Bidang Sejarah dan PurbakaIa Dinas Parjwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat

: Ka「eldus Agas

: 20宣与2041与

: Manajemen Destinasi Pariwisata

: 8 (deIapan)

: Sekolah Tinggi Pa「iwisata Bandung

Telah MeIaksanakan PeneIitian pada Dinas Pa「iwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai

Baratda「itanggal O7 s.d 14 Mei 2019.

Demikian Su「at Keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

しabuan Bajo, 14Mei 2019

Kepala Bidang Sejarah dan PurbakaIa

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Page 134: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

SIDANG PROYEK AKHIR

ORIGINALITY REPORT

11%

SIMILARIT Y INDEX

9% INT ERNET SOURCES

1% PUBLICAT IONS

10% ST UDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

Submitted to Udayana University St udent Paper

Submitted to Universitas Muria Kudus St udent Paper

Submitted to iGroup St udent Paper

repository.upi.edu Int ernet Source

edoc.pub Int ernet Source

edoc.site Int ernet Source

6

5

4

3

2

1

Page 135: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

Submitted to Universitas Pendidikan Indonesia St udent Paper

eddiestp.wordpress.com Int ernet Source

Submitted to Universitas Diponegoro St udent Paper

1%

1%

9

8

7

Page 136: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

Submitted to Universitas Islam Indonesia St udent Paper

Submitted to Universitas Negeri Makassar St udent Paper

Submitted to Universitas Jember St udent Paper

agustinaharianti.blogspot.com Int ernet Source

www.ukessays.com Int ernet Source

tentangkomputerkita.blogspot.com Int ernet Source

anzdoc.com Int ernet Source

eprints.walisongo.ac.id Int ernet Source

repository.uinjkt.ac.id Int ernet Source

eprints.undip.ac.id Int ernet Source

mafiadoc.com Int ernet Source

id.scribd.com Int ernet Source

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1% 21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

Page 137: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

repository.unhas.ac.id Int ernet Source

Submitted to Padjadjaran University St udent Paper

file.tkplb.net Int ernet Source

lialucu.blogdrive.com Int ernet Source

Submitted to Sriwijaya University St udent Paper

pt.scribd.com Int ernet Source

repositori.uin-alauddin.ac.id Int ernet Source

www.scribd.com Int ernet Source

Submitted to Universitas Airlangga St udent Paper

digilib.unila.ac.id Int ernet Source

www.unjabisnis.net Int ernet Source

digilib.unimed.ac.id

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

33

32

31

30

29

28

27

26

25

24

23

22

Page 138: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

Int ernet Source

Submitted to Universitas Negeri Jakarta St udent Paper

Submitted to Universitas Negeri Surabaya The

State University of Surabaya St udent Paper

text-id.123dok.com Int ernet Source

www.tenunikatbandar.com Int ernet Source

eprints.umm.ac.id Int ernet Source

repository.iainpurwokerto.ac.id Int ernet Source

docobook.com Int ernet Source

adoc.tips Int ernet Source

diklat.lpem.org Int ernet Source

vdocuments.site Int ernet Source

es.scribd.com

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1% 43

42

41

40

39

38

37

36

35

34

Page 139: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

44 Int ernet Source

Submitted to Binus University International St udent Paper

Submitted to Universitas Putera Batam St udent Paper

de.slideshare.net Int ernet Source

ejournal.warmadewa.ac.id Int ernet Source

nanast-nanastsweet.blogspot.com Int ernet Source

eprints.unm.ac.id Int ernet Source

id.123dok.com Int ernet Source

52 Submitted to Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia St udent Paper

bewarapasundan.blogspot.com Int ernet Source

scholar.unand.ac.id Int ernet Source

repo.iain-tulungagung.ac.id

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

45

46

47

48

49

50

51

53

54

Page 140: RESPON MASYARAKAT DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA …

55 Int ernet Source

www.ispi.or.id Int ernet Source

digilib.uin-suka.ac.id Int ernet Source

Submitted to Universitas Sebelas Maret St udent Paper

59 Submitted to UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang St udent Paper

<1%

<1%

<1%

<1%

<1%

Exclude quotes Of f

Exclude bibliography Of f

Exclude matches Of f

56

57

58