respon imun terhadap hiv

2
Respon imun terhadap HIV Sasaran utama virus HIV adalah subset limfosit yang berasal dari thimus, yaitu sel helper/inducer.Pada permukaan sel ini terdapat molekul glikoprotein disebut CD4, yang diketahui berikatan dengan glikoprotein envelope virus HIV. Kerusakan CD4 pada limfosit ini merupakan salah satu penyebab terjadinya efek imunosupresif oleh virus. Saat ini telah ditemukan bahwa CD4 juga ada di sel-sel yang lainnya, walaupun dalam densitas yang lebih rendah, seperti pada monosit dan makrofag termasuk yang di jaringan seperti sel Langerhans di kulit dan sel dendritik di darah dan limfonodi. Sel-sel ini juga merupakan sel yang berperanan penting untuk memulai respons imun sehingga fungsi ini juga terganggu oleh adanya ikatan dengan virus HIV. CD4 atau molekul yang mirip juga dideteksi ada di otak walaupun belum diketahui dengan jelas sel mana yang mengekspresikan CD4 itu. HIV yang sudah masuk ke dalam sel limfosit CD4 tersebut akan mengadakan multiplikasi dengan cara menumpang dalm proses pertumbuhan sel inangnya. Di dalam sel limfosit CD4, HIV mengadakan replikasi dan merusak sel tersebut, dan apabila sudah matang virus-virus baru keluar dan selanjutnya masuk ke dalam sel limfosit CD4 yang lainnya, berkembang biak dan selanjutnya merusak sel tersebut. Sel limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun. Ketika sel ini diaktifkan oleh kontak dengan antigen, mereka akan berespons melalui pembelahan sel dan menghasilkan limfokin seperti interferon, interleukin dan tumour necrosis faktor. Limfokin ini berfungsi sebagai hormon local yang mengendalikan pertumbuhan dan maturasi sel limfosit tipe lainnya terutama sel T sitotoksik/supresor (CD8) dan limfosit B

Upload: fryda-buona-yanti

Post on 04-Aug-2015

186 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Respon Imun Terhadap HIV

Respon imun terhadap HIV

Sasaran utama virus HIV adalah subset limfosit yang berasal dari thimus, yaitu sel

helper/inducer.Pada permukaan sel ini terdapat molekul glikoprotein disebut CD4, yang diketahui

berikatan dengan glikoprotein envelope virus HIV. Kerusakan CD4 pada limfosit ini merupakan

salah satu penyebab terjadinya efek imunosupresif oleh virus. Saat ini telah ditemukan bahwa CD4

juga ada di sel-sel yang lainnya, walaupun dalam densitas yang lebih rendah, seperti pada monosit

dan makrofag termasuk yang di jaringan seperti sel Langerhans di kulit dan sel dendritik di darah dan

limfonodi. Sel-sel ini juga merupakan sel yang berperanan penting untuk memulai respons imun

sehingga fungsi ini juga terganggu oleh adanya ikatan dengan virus HIV. CD4 atau molekul yang

mirip juga dideteksi ada di otak walaupun belum diketahui dengan jelas sel mana yang

mengekspresikan CD4 itu.

HIV yang sudah masuk ke dalam sel limfosit CD4 tersebut akan mengadakan multiplikasi dengan

cara menumpang dalm proses pertumbuhan sel inangnya. Di dalam sel limfosit CD4, HIV

mengadakan replikasi dan merusak sel tersebut, dan apabila sudah matang virus-virus baru keluar

dan selanjutnya masuk ke dalam sel limfosit CD4 yang lainnya, berkembang biak dan selanjutnya

merusak sel tersebut.

Sel limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun. Ketika sel ini diaktifkan oleh kontak

dengan antigen, mereka akan berespons melalui pembelahan sel dan menghasilkan limfokin seperti

interferon, interleukin dan tumour necrosis faktor. Limfokin ini berfungsi sebagai hormon local yang

mengendalikan pertumbuhan dan maturasi sel limfosit tipe lainnya terutama sel T sitotoksik/supresor

(CD8) dan limfosit B penghasil antibodi. Limfokin juga memicu maturasi dan fungsi monosit dan

makrofag jaringan.

Awal setelah infeksi virus HIV, respon antibodi belum terganggu, sehingga timbul antibodi terhadap

envelope dan protein core virus yang merupakan bukti prinsip adanya infeksi HIV. Aktivasi

poliklonal limfosit B selanjutnya ditunjukkan dengan adanya peningkatan konsentrasi

immunoglobulin serum. Hal inimungkin terjadi akibat aktivasi langsung virus terhadap sel B. Pada

stadium penyakit selanjutnya, konsentrasi immunoglobulin cenderng untuk turun.

Efek paling penting dari virus HIV adalah terhadap respon imun selular (sel T). Pada awal infeksi,

dalam beberapa hari atau minggu, seperti pada infeksi virus lainnyaakan terdapat peningkatan

jumlah sel sitotoksik/supresor CD8. Tetapi , meski penderita masih berada dalam kondisi seropositif

sehat, pada paparan ulang antigen tidak terjadi peningkatan sel CD8 lagi. Hal ini mungkin

Page 2: Respon Imun Terhadap HIV

disebabkan berkurangnya limfokin interleukin 2 yang dikeluarkan sel limfosit CD4 untuk memicu

CD8. Seseorang akan tetap seropositif dan sehat untuk jangka waktu yang lama. Petanda

progresivitas dari penyakit ini, selain gejala klinik, ditujukkan dengan cepatnya penurunan jumlah

sel limfosit CD4. Sel limfosit CD8 juga bisa ikut berkurang. Pada tahap lebih lanjut akibat gangguan

produksi limfokin oleh limfosit CD4, fungsi sel-sel lainnya seperti monosit, makrofag dan sel Natural

killer juga ikut terganggu. Infeksi progresid HIV pada akhirnya akan menyebabkan penurunan

imunitas progresif.