resin akrilik joana

4
RESIN AKRILIK 1.1 Pengertian Resin Akrilik Resin akrilik adalah sejenis kaca yang mempunyai sifat seperti plastik sehingga tidak mudah pecah. Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan resin poli ( metil metakrilat ). Resin akrilik terdiri dari poli ( metil metakrilat ) yang berbentuk bubuk disebut polimer dan metil metakrilat yang berbentuk cairan disebut monomer. Resin akrilik terbentuk saat dicampur dengan cairan monomer metil metakrilat dan bubuk polimer poli ( metil metakrilat ), lalu campuran mengalami polimerisasi. Polimerisasi merupakan proses terbentuknya polimer, yaitu suatu reaksi kimiawi yang menyusun banyak monomer menjadi suatu rantai yang mempunyai berat molekul besar. Mekanisme polimerisasi resin akrilik adalah dengan reaksi adisi radikal bebas. Poli ( metil metakrilat ) murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat. Untuk mempermudah penggunaannya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk mendapatkan warna dan derajat kebeningan. Warna serta sifat optik tetap stabil di bawah kondisi mulut yang normal. Sifat-sifat fisiknya tealh terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi. Satu keuntungan poli ( metil metakrilat ) sebagai bahan basis protesa adalah realtif mudah pengerjaannya. Sumber : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Philips Edisi 10, Kenneth J. Annusavice, 2004, EGC 1.2 Sifat-Sifat Resin Akrilik Resin akrilik mempunyai beberapa sifat antara lain : a. Curing Shrinkage Ketika monomer metil metakrilat berpolimerisasi akan terjadi perubahan kepadatan. Perubahan kepadatan menyebabkan Shrinkage polimerisasi sebesar 21 %. Umumnya perbandingan bubuk dan cairan adalah sebesar 3 : 1. Pada proporsi adonan akrilik ini akan terjadi Shrinkage sebesar 7 %. Hal ini disebabkan karena resin akrilik selama ini menunjukkan Shrinkage yang terdistribusi merata di setiap permukaan basis sehingga tidak begitu mempengaruhi adaptasi basis mukosa.

Upload: premaysari

Post on 28-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resin Akrilik Joana

RESIN AKRILIK

1.1 Pengertian Resin Akrilik Resin akrilik adalah sejenis kaca yang mempunyai sifat seperti plastik sehingga tidak mudah pecah. Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan resin poli ( metil metakrilat ). Resin akrilik terdiri dari poli ( metil metakrilat ) yang berbentuk bubuk disebut polimer dan metil metakrilat yang berbentuk cairan disebut monomer. Resin akrilik terbentuk saat dicampur dengan cairan monomer metil metakrilat dan bubuk polimer poli ( metil metakrilat ), lalu campuran mengalami polimerisasi. Polimerisasi merupakan proses terbentuknya polimer, yaitu suatu reaksi kimiawi yang menyusun banyak monomer menjadi suatu rantai yang mempunyai berat molekul besar. Mekanisme polimerisasi resin akrilik adalah dengan reaksi adisi radikal bebas.Poli ( metil metakrilat ) murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat. Untuk mempermudah penggunaannya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk mendapatkan warna dan derajat kebeningan. Warna serta sifat optik tetap stabil di bawah kondisi mulut yang normal. Sifat-sifat fisiknya tealh terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi. Satu keuntungan poli ( metil metakrilat ) sebagai bahan basis protesa adalah realtif mudah pengerjaannya.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Philips Edisi 10, Kenneth J. Annusavice, 2004, EGC

1.2 Sifat-Sifat Resin AkrilikResin akrilik mempunyai beberapa sifat antara lain :

a. Curing Shrinkage Ketika monomer metil metakrilat berpolimerisasi akan terjadi perubahan kepadatan. Perubahan kepadatan menyebabkan Shrinkage polimerisasi sebesar 21 %. Umumnya perbandingan bubuk dan cairan adalah sebesar 3 : 1. Pada proporsi adonan akrilik ini akan terjadi Shrinkage sebesar 7 %. Hal ini disebabkan karena resin akrilik selama ini menunjukkan Shrinkage yang terdistribusi merata di setiap permukaan basis sehingga tidak begitu mempengaruhi adaptasi basis mukosa.

b. Strength ( Kekuatan ) Kekuatan resin akrilik tergantung dari komposisi resin, teknik prosesing dan lingkungan gigi tiruan itu sendiri.

c. Porositas Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek negatif tehadap kekuatan dari resin akrilik.

d. Stabilitas dimensiStabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi, absorpsi air, dan temperatur tinggi.

e. CrazingRetakan yang terjadi pada permukaan basis resin. Hal ini disebabkan karena adanya tensile stress, sehingga terjadi pemisahan berat molekul.

f. Fraktur

Page 2: Resin Akrilik Joana

Gigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang tiak baik dapat menyebabkan daya fleksural yang berkelanjutan sehingga terjadi fatigue dan akhirnya menyebabkan gigi tiruan fraktur.

g. Radiologi Resin akrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena sifat radiolusensinya. Ini disebabkan karena atom C, H, O yang terdapat dalam akrilik melemahkan dan menyerap sinar x-ray. Hal ini akan menyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana ada bagian akrilik yang tertelan atan tertanam di dalam jaringan lunak.

h. Reaksi Alergi Sangat jarang pasien yang mengalami reaksi alergi akibat kontak dengan resin akrilik yang berasal dari gigi tiruan. Kebanyakan kasus yang dilaporkan adalah akibat dari gigi tiruan yang tidak bersih dan gigi tiruan yang tidak sesuai kedudukannya dalam rongga mulut sehingga mengakibatkan trauma pada jaringan lunak mulut.

i. Resisten terhadap asam, basa dan pelarut organikResistensi terhadap larutan yang mengandung asam atau basa lemah adalah baik. Penggunaan alkohol dapat menyebabkan retaknya protesa. Etanol juga berfungsi sebagai plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi kaca. Oleh karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan untuk membersihkan protesa.

Sumber: metalurgi fisik modern dan rekayasa material, erlangga , 2009, edisi ke6, R.E Smallman

1 . 3 Syarat Resin Akrilik

a. Pertimbangan Klinis Tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak toksik, dan tidak mengiritasi jaringan mulut.

b. Sifat FisikHarus memiliki kekuatan dan kepegasan serta tahan terhadap tekanan gigitan atau pengunyahan, tekanan benturan serta keausan berlebihan yang dapat terjadi dalam rongga mulut. Bila digunakan sebagai basis gigi tiruan untuk protesa rahang atas, gaya gravitasinya harus rendah.

c. Sifat estetikaHarus menunjukkan translusensi atau transparansi yang cukup sehingga cocok dengan penampilan jaringan mulut yang digantikannya serta harus dapat diwarnai atau dipigmentasi dan tidak berubah warna atau penampilan setelah pembentukan.

d. Karakteristik PenangananHarus mudah diaduk, dimasukkan, dibentuk dan diproses serta tidak sensitif terhadap variasi prosedur penanganan ini. Produk akhir haruslah mudah dipoles dan pada keadaan patah yang tidak disengaja, resin harus dapat diperbaiki dengan mudah dan efisien.

e. Pertimbangan Ekonomis Biaya resin dan metode pemrosesannya haruslah rendah serta proses tersebut tidak memerlukan peralatan kompleks dan mahal.

f. Penampilan Metakrilat KeseleruhanKeadaan dalam mulut sangat menuntut dan hanya bahan yang secara kimia paling stabil serta kaku dapat tahan terhadp kondisi tersebut tanpa kerusakan.

Page 3: Resin Akrilik Joana

Sumber: metalurgi fisik modern dan rekayasa material, erlangga , 2009, edisi ke6, R.E Smallman

1.4 Jenis-Jenis Resin AkrilikBerdasarkan polimernya, resin akrilik dibedakan menjadi :a. Heat Cured Acrylic : membutuhkan pemasakan pada pengolahannya untuk membantu

proses polimerisasinya. b. Self Cured Acrylic : dapat berpolimerisasi sendiri pada temperatur ruangc. Sinar tampakd. Gelombang Mikro

Sumber: metalurgi fisik modern dan rekayasa material, erlangga , 2009, edisi ke6, R.E Smallman

1.5 Keunggulan dan Kelemahan Resin Akrilika. Keunggulan Resin Akrilik

1. Warna menyerupai warna gusi2. Mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi3. Mudah dibersihkan 4. Mudah pengerjaan dan manipulasinya5. Harganya cukup murah dan cukup awet

b. Kelemahan Resin Akrilik1. Muatan patah2. Menimbulkan macam-macam porositas3. Suatu termal konduktor yang baik4. Dapat mengalami perubahan bentuk jika disimpan dalam keadaan kering5. Toleransi pasien kurang 6. Dapat menimbulkan alergi

Sumber: metalurgi fisik modern dan rekayasa material, erlangga , 2009, edisi ke6, R.E Smallman

Daftar Pustaka :

metalurgi fisik modern dan rekayasa material, erlangga , 2009, edisi ke 6, R.E Smallman

Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Philips Edisi 10, Kenneth J. Annusavice, 2004, EGC