laporan resin akrilik

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang telah banyak aplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya. Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang cara manipulasi ataupun sifat sifat dari resin akrilik dengan melakukan serangkaian praktikum, dan nantinya dalam penggunaan atau aplikasinya tercapai dengan baik dan tidak menemui kesulitan dalam tahap-tahap pembuatan acrylic. Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 1

Upload: geby-winanda

Post on 19-Jan-2016

321 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

winanda

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Resin Akrilik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resin akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang telah banyak

aplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi, sendok

cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil memuaskan, baik

dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya. Oleh karena itu alangkah baiknya

kita mengetahui lebih lanjut tentang cara manipulasi ataupun sifat sifat dari resin

akrilik dengan melakukan serangkaian praktikum, dan nantinya dalam penggunaan

atau aplikasinya tercapai dengan baik dan tidak menemui kesulitan dalam tahap-

tahap pembuatan acrylic.

Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa

kompon non metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan bahan organik. Resin

akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila

dipananskan. Pengerasan terjadi oleh karena terjadinya reaksi polimerisasi adisi

antara polimer dan monomer.

Acrylic berasal dari acrolain acid atau gliserin aldehid. Secara kimia

dinamakan polymethyl methacrylate yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau

arang batu. Bahan ini disediakan dalam kedokteran gigi berupa cairan (monomer)

monomethyl methacrylate dan dalam bentuk bubuk (polymer) polymthtyl

methacrylate. Berdasarkan reaksinya, resin acrylic dibedakan menjadi dua macam,

yaitu:

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 1

Page 2: Laporan Resin Akrilik

1. Heat Cured Acrylic (membutuhkan pemasakan pada pengolahannya untuk

membantu proes polimerisasinya). Resin akrilik polimerisasi panas adalah

resin jenis poli (metil) metakrilat yang polimerisasinya dengan pemanasan.

Energi termal yang diperlukan untuk Polimerisasi bahan-bahan tersebut dapat

diperoleh dengan menggunakan pemanasan. Air atau iradiasi gelombang

mikro. Resin akrilik polimerisasi panas dipergunakan untuk bahan

pembuatan anasir gigi tiruan, basis gigi tiruan, bahan reparasi gigi tiruan,

bahan obturator, dan pembuatan sendok cetak fisiologis.

Resin akrilik polimerisasi panas dengan pemanasan air dilakukan dengan dua

cara, yaitu pemanasan air menggunakan kompor atau waterbath.

2. Self Cured Acrylic (dapat berpolimerisasi pada temperature ruang ).

3. Light Cured Acrylic Resin.

1.2 Tujuan

1) Mengerti, memahami dan bisa melakukan cara manipulasi resin akrilik.

2) Mengerti dan memahami sifat-sifat resin akrilik.

3) Mengetahui dan memahami processing acrylic

4) Memahami cara dan proses pembuatan resin akrilik

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 2

Page 3: Laporan Resin Akrilik

BAB II

TEORI SINGKAT

2.1 Manipulasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan manipulasi resin

akrilik polimerisasi panas yaitu:

a. Perbandingan polimer dan monomer

Perbandingan polimer dan monomer yang umumnya diguakan adalah 3: 1

satuan volume dan 2,5 : 1 satuan berat. Bila monomer terlalu sedikit maka semua

polimer sanggup dibasahi oleh monomer akibatnya akrilik yang telah selesa

berpolimerisasi akan berglanur, tetapi monomer juga tidak boleh terlalu bnayk karna

dapat menyebabkan kontraksi yang lebih besar (21% satuan volume) dibandingkan

kontraksi yang terjadi pada adonan resin akrilik yang seharusnya (7% satuan

volume), sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai fase dough

(konsistensi) dan akhirnya menyebabkan timbulnya porositas pada resinn akrilik

b.   Pencampuran

Selama reaksi pencampuran, akan terlihat perubahan bentuk fisis ke dalam

empat tahap yaitu :

1) Tahap I: Polimer meresap ke dalam monomer membentuk suatu fluid

yang tidak bersatu (sandy/granular).

2) Tahap II   : permukaan polimer larut ke dalam monomer dan bahan ini

melekat dengan pot, berserabut bila ditarik (sticky).

3) Tahap III   : tahap dough atau gel. Polimer telah jenuh di dalam monomer.

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 3

Page 4: Laporan Resin Akrilik

Massa menjadi lebih halus dan dough like (seperti adonan). Pada tahap ini, massa

dapat dimasukkan ke dalam mold.

Tahap dough tergantung pada :

1. Ukuran partikel bubuk, Partikel yang lebih kecil lebih cepat larut dan

lebih cepat tercapai konsistensi liat / dough.

2. Berat molekul polimer, Lebih kecil molekul lebih cepat terbentuk

konsistensi liat.

3. Pemakaian plasticiser dalam polimer, makin banyak makin lambat.

4. Suhu, makin rendah makin lambat.

5. Perbandingan bubuk dengan cairan, bila bubuk / cairan tinggi, waktu

dough lebih singkat.

4) Tahap IV  : penetrasi yang lebih lanjut dari polimer. Bahan tidak plastis

lagi dan tidak dapat dimasukkan ke dalam mold lagi (rubbery-hard).

c.   Mold lining

Setelah  semua  malam  dikeluarkan  dari  mold  dengan  cara  menyiramnya

dengan air mendidih dan detergen, dinding mold harus diberi bahan separator (could

mold   seal)   untuk   mencegah   merembesnya   monomer   ke   bahan   mold   dan

berpolimerisasi  sehingga  menghasilkan  permukaan  yang  kasar,  merekat  dengan

bahan mold dan mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik.

d.   Pengisian

Sewaktu melakukan pengisian ke dalam mold perlu diperhatikan agar mold

terisi penuh dan sewaktu di-press terdapat tekanan yang cukup pada mold, ini dapat

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 4

Page 5: Laporan Resin Akrilik

dicapai dengan cara mengisikan adonan akrilik sedikit lebih banyak ke dalam mold.

Jika   jumlah   adonan   yang   dimasukkan   ke   dalam   mold   kurang,   maka   dapa

t menyebabkan terjadinya shrinkage porosity.

2.2 Kuring

Proses kuring resin krilik dilakukan dengan cara mengaplikasikan panas pada

resin dengan merendam kuvet dalam air yang dipanaskan hingga mencapai suhu 100

derajat C selama 20 menit dan kemudian dinaikkan secara bertahap pada sushu 1000

derajat C dan tahan selama 10 menit.

Pengaplikasian panas harus teratur karna reaksi kimia antara monomer dan

polimer bersifat eksotermis. Bila polimerisasi telah dimulai maka suhu resin akrilik

akan jauh lebih tinggi dari airnya dan monomer akan mendidih pada temperatur 212

derajat F atau 100 derajat C.

Setelah proses polimerisasi selesai kemudian kuvet dibiarkan dingin secara

perlahan  hingga  sama  dengan  suhu  ruangan.  Bahan  resin  yang  telah  selesai

berpolimerisasi dikeluarkan dari bahan mold. Selanjutnya dilakukan pemolesan resin

akrilik untuk mendapatkan permukaan yang halus dan mengkilap.

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 5

Page 6: Laporan Resin Akrilik

BAB III

HASIL PRATIKUM DAN PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

Kuvet

Deepent glass

Mesin press

Selopan stip

Leckron

Kompor

Panci perebusan

Cement Spatell

Kunci Sekrup

Bahan :

Cairan (monomer) monomethyl methacrylate

Bubuk (polymer) polymthtyl methacrylate

Cairan separated (pemisah) yaitu CMS

Fushin

Fleter pauder

Dentisain

Model

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 6

Page 7: Laporan Resin Akrilik

3.2 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari Resin Akrilik ini adalah:

1. Flasking

Adalah proses menanam model ke dalam kuvet bawah dengan mengunakan gips

tipe 2. Beri vaselin untuk setiap permungkaan gigi tujuannya untuk memisahkan

gios pada kkuvet atas dan kuvet bawah dan ditutup kembali dengan cuvet atas

dan diberi kemali gips tipe 2 lalu dikunci sekrupnya

2. Wax Elimination / Boiling Out

Malam yang ada di atas model tadi dikeluarkan dari kuvet dengan cara direbus

maka cuvet pada bagian atas dan bawahnya terhindar dan bersih dari wax

3. Packing Akrilik

Disini dilakukan mixing akrilik. Memasukkan akrilik ke dalam kuvet sampai

tahap dough stage (III). Lalu olesi semua bagian gips dengan cms yang

bertindak sebagai bahan separated yaitu pemisah antara gips dengan resin

akrilik. Mixingnya dengan mencampurkan 10 ml monomer yakni Hidro qinoud

dan kemudian polimernya polimetil akrilat dan masukkan ke dalam dippen glass

dan aduk dengan cement spatell. Masukkan resin ke dalam kuvet atas dan

lakukan pressure untuk mengeluarkan sisa akrilik. Lalu rebus dengan kompor

dan panic rebusan. Lakukan dengan perebusan awal sampai mendidih dan tahan

selama 20 menit pada sushu 100 derajat lalu naikkan sampai suhu 1000 derajat

dan tahan selama 10 menit. Biarkan kuvet dalam air panas tadi sampai dingin

dan kuvet bary dikeluarkan.

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 7

Page 8: Laporan Resin Akrilik

4. Deflasking

Adalah proses mengeluarka akrilik dari kuvet dan pekerjaan ini dapat dilakukan

ditunggu sampai dingin kuvetnya supaya tidak terjadi perubahan dimensi

5. Finishing

Dilakukan dengan straight untuk menghilanhkan sisa gips.

6. Polishing

Adalah tahap mengkilatkan kuvet dengan mengunakan fitrum.flether pauder dan

dentisant dan dilakukan dengan mengunakan mikromotor dan straight hand

piece dengan mengunakan mata bor polish yakni bulu domba.

Resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari :

1.   Polimer :

b. Poli (metil metakrilat)

c. Initiator: berupa 0.2 - 0.5% benzoil peroksida

d. Pigmen: merkuri sulfit, cadmium sulfit, cadmium selenit, ferric oxide.

e. Plasticizer: dibutil pthalat

f. Opacifiers: zinc atau titanium oxide

g. Serat sintetis/organik : serat nilon atau serat akrilik

h. Partikel inorganik, seperti serat kaca, zirkonium silikat.

2.   Monomer :

a) Metil metakrilat

b) Stabilizer:  terdapat  sekitar  0.003  –  0.1%  metil  ether  hydroquinone  untu

k mencegah terjadinya proses polimerisasi selama penyimpanan.

c) Plasticizer: dibutil pthalat

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 8

Page 9: Laporan Resin Akrilik

d) Bahan untuk memacu ikatan silang (cross-linking agent) seperti etilen glikol

e) dimetakrilat  (EGDMA).  Bahan  ini  berpengaruh  pada  sifat  fisik  polimer

dimana 

f) polimer yang memiliki ikatan silang bersifat lebih keras dan tahan

terhadap pelarut.

3.3 Sifat-sifat

Beberapa sifat-sifat resin akrilik polimerisasi panas adalah :

a.   Berat molekul

Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul primer yang tinggi

yaitu 500.000 – 1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat molekul

polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah

berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan yang

lainnya oleh gaya van der Walls dan ikatan antara rantai molekulnya. Bahan yang

memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih banyak

dan mempunyai kekuatan yang besar dibandingkan polimer yang memiliki berat

molekul yang lebih rendah

b. Monomer sisa

Monomer sisa berpengaruh pada berat molekul rata-rata. Polimerisasi pada

suhu tinggi berpotensi menghasilkan monomer sisa lebih tinggi. Monomer sisa yang

tinggi berpotensi untuk menyebabkan iritasi jaringan mulut, inflamasi dan alergi,

selain itu juga mempengaruhi sifat fisik resin akrilik yang dihasilkan karena

monomer sisa akan bertindak sebagai plasticizer yang menyebabkan resin akrilik

menjadi fleksibel dan kekuatannya menurun. Pada akrilik yang telah berpolimerisasi

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 9

Page 10: Laporan Resin Akrilik

secara benar, masih terdapat monomer sisa sebesar 0,2 sampai 0,5%. Proses kuring

yang adekuat pada temperature tingi sangat direkomendasikan untuk mengurangi

ketidaknyamanan pasien yang dikeahui memiliki riwayat alergi terhadap MMA

(Metil Metakrilat)

c.   Porositas

Porositas  dapat  memberikan  pengaruh  yang  tidak  menguntungkan  pada

kekuatan resin akrilik. Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi

tiruan yaitu shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity kelihatan

sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan

sedangkan  gaseous  porosity  terlihat  berupa  gelembung  kecil  halus  yang  

uniform,

biasanya terjadi terutama pada protesa yang tebal dan di bagian yang lebih jauh dari

sumber panas.

c. Absorbsi air

Resin akrilik polimerisasi panas relative menyerap air lebih sedikit pada

lingkungan yang basah. Nilai absorbsi air oleh resin akrilik yaitu 0,69%mg/cm2.

Absorbsi air oleh resin akrilik terjadi akibat proses difusi, dimana molekul air dapat

diabsorbsi pada permungkaan polimer yang padat dan beberapa lagi dapat enempati

posisi di antara rantai polimer. Hal inilah yang menyebabkan rantai polimer

mengalami ekspansi. Setiap kenaikan berat resin akrilik sebesar 1% yang disebabkan

oleh absorbsi air menyebabkan terjadinyya ekspansi linear sebesar 0.23%.

sebaliknya pengeringan bahan ini akan disertai oleh tibulnya kontraksi.

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 10

Page 11: Laporan Resin Akrilik

e.   Retak

Pada permukaan resin akrilik dapat terjadi retak. Hal ini diduga karena adany

a tekanan  tarik  (tensile  stress)  yang  menyebabkan  terpisahnya  molekul-molekul

polimer. Keretakan seperti ini dapat terjadi oleh karena stress mekanik, stress akibat

perbedaan  ekspansi  termis  dan  kerja  bahan  pelarut.  Adanya  crazing  (retak  

kecil) dapat memperlemah gigi tiruan.

f.   Ketepatan dimensional

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi ketepatan dimensional resin akrilik

adalah ekspansi mold sewaktu pengisian resin akrilik, ekspansi termal resin akrilik,

kontraksi sewaktu polimerisasi, kontraksi termis sewaktu pendinginan dan hilangnya

stress yang terjadi sewaktu pemolesan basis gigi tiruan resin akrilik.

g.   Kestabilan dimensional

Kestabilan dimensional berhubungan dengan absorbsi air oleh resin akrilik.

Absorbsi air dapat menyebabkan ekspansi pada resin akrilik. Pada resin akrilik dapat

terjadi hilangnya internal stress selama pemakaian gigi tiruan. Pengaruh ini sangat

kecil dan secara klinis tidak bermakna.

h.   Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organik

Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam atau basa

lemah  adalah  baik.  Penggunaan  alkohol  dapat  menyebabkan  retaknya  protesa.

Ethanol juga berfungsi sebagai plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi

kaca. Oleh karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak digunakan

untuk membersihkan protesa.

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 11

Page 12: Laporan Resin Akrilik

3.4 Kekerasan Permungkaan

Kekerasan permungkaan secara positif dihubungkan dengan tingkat

kolonisasi aktif pada biometerial. Hal ini secara langsung mempengaruhi perlekatan

awal mikroorganisme, perkembangan biofilm, dan kolonisasi bakteri. Hal ini terjadi

karena permungkaan dan pembentukkan depresi atau celah yang menyediakan

kesempatan bagi retensi mikroorganisme dan perlindungan terhadap kekuatan

pelepasan (shear protection), bahkan sewaktu pembersihan bahan basis gigi tiruan

berbasis resin akrilik. Perlekatan mikroba pada permungkaan biomaterial tergantung

pada struktur permungkaan dan komposisi biomaterial serta sifat psikokemis dari

permukaan sel mikroba. Permukaan yang halus dan terpoles dengan baik adalah

penting sepnuhnya tidak hanya bagi kenyamanan pasien tetapi juga keawetan gigi

tiruan/restorasi, hasil estetik yang baik, kesehatan rongga mulut, dan retensi plak

yang rendah.

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 12

Page 13: Laporan Resin Akrilik

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Berdasarkan praktikum resin akrilik yang telah dilakukan dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Resin acrylic merupakan resin termoplastis, terdiri dari persenyawaan kompon

non metalik yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan organic.

a. Komposisi resin acrylic terdiri dari cairan/monomer (monomethyl

methacrylate) dan bubuk/poli (pollimthyl methacrylate). Manipulasi

dengan mencampur monomer dan polimer dengan perbandingan 1:3

menurut volume atau 1:2 menurut berat.

b. Stadium yang paling baik untuk memasukkan adonan acrylic kedalam

rongga cetak (mould space) adalah dough stage.

c. Untuk acrylic heat cured, untuk menyempurnakan polimerisasinya

memerlukan pemanasan. Ada empat tahap yang diperllikan untuk

mencapai polimerisasi sempurna, yaiut: inisiasi, propagasi, terminasi

dan chains transfers.

Sifat-sifat fisik resin akrilik adalah :

Kekerasan (hardness)sebesar 16-22 KHN.

Penghantaran panas.

Akrilik mengalami pengerutan waktu proses polimerisasi dan

pendinginannya.

Akrilik menyerap air sebesar 0,45 mg/cm.

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 13

Page 14: Laporan Resin Akrilik

Akrilik tidak larut dalam pelarut asam, basa lemah dan pelarut organic tapi

larut dalam keton dan ester.

Adhesi akrilik terhadap logam rendah.

Sifat estetika cukup memuaskan

Akrilik tidak mempunyai warna dan bau serta tidak menimbulkan gejala-

gejala alergi

Akrilik mempunyai sifat cold flow,

Laporan Pratikum Resin Akrilik Page 14