resiko aspirasi pada anestesi dengan lma

27
Resiko Aspirasi pada Anestesi dengan LMA

Upload: triandari-sumantri

Post on 01-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

lm

TRANSCRIPT

Page 1: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Resiko Aspirasi pada Anestesi dengan LMA

Page 2: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Pendahuluan

Tanggung jawab utama ahli anestesi

Manajemen jalan nafas

Patensi fungsi jalan nafas

Untuk mencapai anesthesia yang aman perioporetif.

menghindari morbiditas dan mortalitas

Page 3: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Struktur Anatomi

• Mulut– Gigi– Palatum durum– Palatum mole– Lidah,(bagian atas cuff menyangga

pangkal lidah)

Page 4: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

• Pharing-laring– Fossa piriformis(bag lateral cuff) – Otot konstriktor hipopharing

(menstabilkan cuff dari arah lateral)– Otot cricopharingeus(menstabilkan

cuff dari inferior)– Epiglotis(lubang LMA menghadap ke

epiglotis )– Pintu esofagus(tempat ujung dari

cuff)– Laring(pintu laring dikelilingi oleh

cuff) Rajagopal M. 2005

Page 5: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Rajagopal M.2005

Page 6: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Staubesand 1989

Page 7: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Aspirasi

• Terhirupnya isi dari oropharig atau isi lambung ke dalam laring dan traktus pernafasan bawah.

• Beberapa kumpulan gejala menyertai setelah aspirasi terjadi, tergantung kepada jumlah dan jenis meterial yang terhirup, frekwensi aspirasi, dan respon pasien terhadap materi yang dihirup. Paul E. Marik,2001

Page 8: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

• Pneumonitis aspirasi(Syndrome Mendelsen)– injuri kimia yang disebabkan oleh

terhirupnya isi lambung yang steril. • Pneumonia aspirasi

– proses infeksi yang diakibatkan terhirupnya materi sekresi oropharing yang mengandung koloni bakteri patogen.

Paul E. Marik, 2001

Page 9: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Epidemiologi

• Kurang akurat petanda yang spesifik dan sensitive kurang pada kasus aspirasi.

• 5-10 % kasus pada komunitas yang mengalami pneumonia adalah pneumonia aspirasi.

• Pneumonia aspirasi adalah yang paling sering menyebabkan kematian pasien yang menderita disfagia karena kelainan neurologis, 300 000-600 000 setiap tahun di Amerika Serikat.

• komplikasi dari anestei umum 1/3000 operasi • 10-30 % dari seluruh kematian yang

berhubungan dengan tindakan anestesi. Paul E. Marik, 2001

Page 10: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Laringeal Mask Airways (LMA)

• LMA diperkenalkan sekitar tahun 1980an

• Berdasarkan karakter unggul dalam mengantisipasi kesulitan jalan nafas . (pemasangannya mengikuti jalur alamiah seperti halnya saat menelan makanan)

Tim Cook 2007

Page 11: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Laringeal Mask Airway klasik (LMAc)

• LMAc diciptakan oleh Dr Archie Brain dari tahun 1981-1988

Page 12: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

• Keuntungan LMAc– Mudah dipasang. – Terjaminnya oksigenasi yang lebih

baik dibandingkan anestesi dengan facemask

– Mengurangi ketidak stabilan hemodinamik, mengurangi pemakaian obat anestesi dan mengurangi nyeri tenggorokan bila dibandingkan anestesia TT

Tim Cook .2007

Page 13: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

• Kekurangan LMAc– Terbatas pada:operasi minor dan perifer – Terbatas pasien sehat dengan anestesi

nafas spontan.– Tidak dianjurkan pada pasien dengan status

gizi obese dan mereka yang mempunyai riwayat refluks gastroesofageal

– pasien yang tidak dipuasakan, pasien emergensi, pasien dengan hiatus hernia yang simptomatik

– tidak memberikan perlindungan terhadap aspirasi pulmoner dari regurgitasi isi lambung Tim Cook .2007

Page 14: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Aspirasi pada LMA

• Aspirasi pulmoner dari regurgitasi isi lambung tercatat 5 % dari tuntan medis karena kasus respirasi

• angka kejadian aspirasi pada pemakaian LMA adalah sebesar 0.02% (= pada intubasi pasien elektif).

• Faktor penyebab :kurang dalamnya anestesi, bedah intra abdomen, penyakit gastrointestinal, posisi litotomi, lambung penuh, multiple trauma, percobaan insersi berulang, opioid, kegemukan, deflasi cuff . Keller C et al,2004

Page 15: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Laringeal mask Airway Flexible (LMAf)

• Berbeda dngn LMAc pada tubenya dimana diperkuat oleh kawat

• Menjamin gerakan fleksibel sehingga menyebabkannya dapat diposisikan menjauhi daerah operasi tanpa mengganggu posisi mask.

• Berguna pada operasi kepala, leher dan maksilofacial

• Pemasangannya dapat lebih sulit dari LMAc disebabkan karena tube yang lentur Tim Cook .2007

Page 16: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Tim Cook .2007

Page 17: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Laringeal mask Airway Intubasi(LMAi)

• Disebut LMA Fastrach adalah mask yang didesain untuk dapat melakukan intubasi trachea.

• insersi dengan kepala dan leher pasien dalam posisi yang netral

• Tekanan seal yang dihasilkan LMAi terletak diantara LMAc dan LMAp

• Dapat dipasang dari arah belakang, samping, supine, lateral dan pasisi prone sehingga alat ini tepat digunakan pada pengelolaan jalan nafas pasien yang dalam posisi terjebak. Tim Cook .2007

Page 18: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Tim Cook .2007

Page 19: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Laringeal Mask Airway ProSeal (LMAp)

• LMAp diperkenalkan tahun 2000 dengan tiga pokok perbaikan dari LMA sebelumnya, yakni:– 1.Peningkatkan performa nya pada ventilasi

kendali– 2.Peningkatkan keamanan terhadap

aspirasi.– 3.Kemampuan untuk mengetahui

ketidaktepatan penempatan ujung alat.

• kemampuan seal menjadi >50% diatas 30 CmH2O Tim Cook .2007

Page 20: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Tim Cook .2007

Page 21: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Anestesi Umum dengan LMA dan Resiko Aspirasi

• Pasien dapat diklasifikasikan sebagai resiko aspirasi tinggi, sedang dan rendah.

• LMAc diperuntukkan bagi pasien dengan klas resiko aspirasi yang rendah.

• LMAc tidak dapat menghilangkan resiko aspirasi pulmoner persyaratan :

Tim Cook .2007

Page 22: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Persyaratan :

– Pemilihan pasien yang tepat.– Insersi saat kedalaman anestesi yang

cukup.– Optimalkan penempatan yang tepat

dengan tehnik yang dianjurkan dan menilai ketepatan posisi.

– Hindari tekanan yang terlalu tinggi saat melakukan bagging saat sebelum dan sesudah terpasangnya alat ini.

Tim Cook,2007

Page 23: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Persyaratan(cont)

– Setelah insersi ventilasi diberikan dengan lambat dan tekanan rendah

– Amankan dengan tape.– Segera kembalikan pada nafas

spontan kecuali kalau memang diperlukan.

– Hindari pergerakan alat saat pembedahan kecuali memang tidak dapat dihindari.

– Ekastubase dilakukan bila pasien pasien sadar dan sudah bisa diperintah membuka mulut. Tim Cook 2007

Page 24: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Dalam hal kecurigaan adanya aspirasi selama anestesi dengan LMAc

tetap melanjutkan LMA atau melakukan intubasi?

• tergantung kepada seberapa baik LMAc berfungsi, keparahan aspirasi/regurgitasi dan dapat tidaknya mengantisipasi resiko aspirasi lebih lanjut.

• Pencabutan LMA dapat menyebabkan bertambahnya regurgitasi

• Perlu dipertimbangkan intubasi dengan fiberoptik melalui LMA. Keller C et al,2004

Page 25: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Bagaimana dengan LMAp?

• Desain dari LMAp memungkinkan ventilasi dengan tekanan 30-40 cm H2O⁶.

• Tube drainase pada LMAp memungkinkan untuk memasukkan NGT dengan mudah sehingga memudahkan untuk mengosongkan lambung dari gas atau cairannya dan oleh kelebihan tekanan saat ventilasi

William H. Rosenblatt,2003

Page 26: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

Δ LMAp….?

• LMAp memungkinkan untuk memberikan ventilasi dengan tekanan positif dan drainase lambung pada pasien dengan compliance paru yang menurun atau risiko aspirasi yang tinggi.

Cook T.M,et al 2002

Page 27: Resiko Aspirasi Pada Anestesi Dengan LMA

LMAp Vs TT?

• Dari perbaikan dan gambaran kemampuan LMAp, apakah dapat menyamai atau melebihi derajat proteksi terhadap aspirasi TT masih belum dapat disimpulkan karena memerlukan penelitian lebih lanjut.

Cook T.M,et al 2002