representasi visi surat kabar dalam foto … · (studi analisis wacana tentang pendidikan sebagai...

87
REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO JURNALISTIK (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat Kabar Harian Kompas dalam Foto Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah) Disusun oleh : Muh. Syofri Kurniawan D1205554 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Melengkapi Syarat- Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Nonreguler FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hamien

Post on 14-May-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO

JURNALISTIK

(Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat Kabar Harian Kompas dalam Foto Bencana Alam Pergantian Tahun

2007/2008 di Jawa Tengah)

Disusun oleh :

Muh. Syofri Kurniawan

D1205554

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Melengkapi Syarat- Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi Nonreguler

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mursito, S.U. Drs. A. Eko Setyanto, M.S. NIP. 195307271980031001 NIP. 195806171987021001

Page 3: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari :

Tanggal :

Susunan Panitia Penguji :

Ketua : Drs. Ign. Agung Satyawan, S.E., S.I.Kom., M.Si. ( ) NIP . 195907081987021001 Sekretaris : Mahfud Anshori, S.Sos. ( ) NIP . 197909082003121001 Penguji I : Drs. Mursito, S.U. ( ) NIP. 195307271980031001 Penguji II : Drs. A. Eko Setyanto, M.S. ( ) NIP. 195806171987021001

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Drs.Supriyadi S.N., S.U. NIP. 195301281981031001

Page 4: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

MOTTO

Jawaban dari sebuah pertanyaan adalah pertanyaan berikutnya.

Page 5: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

PERSEMBAHAN

Untuk Ibu.

Page 6: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

KATA PENGANTAR

Terima kasih, Tuhan, atas terselesaikannya skripsi dengan judul

“REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO JURNALISTIK

(Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat

Kabar Harian Kompas dalam Foto Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di

Jawa Tengah)” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana dan kelulusan dari Program S-1 Non Reguler Jurusan

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Karya tulis ini berawal dari sebuah pandangan bahwa keberadaan atau

munculnya sebuah wacana tidak lepas dari komunikator sebagai faktor sentral

atau penentu. Berita, yang dalam penelitian ini berupa foto jurnalistik, tidak hanya

akan dilihat sebagai alat untuk memahami realitas obyektif saja tetapi juga dilihat

sebagai representasi dari nilai-nilai dasar atau visi yang menjadi pedoman surat

kabar dalam kegiatan jurnalistik. Dengan kata lain, surat kabar sebagai

komunikator tidak semata-mata menyajikan informasi tetapi juga mempunyai

gagasan dan maksud-maksud tertentu yang dituangkan dalam pemberitaannya.

Dengan menggunakan metode analisis wacana, penulis ingin mengungkap

makna wacana pendidikan yang muncul dalam pemberitaan mengenai Bencana

Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah dalam surat kabar harian Kompas

terkait dengan visi yang menjadi pedomannya.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini. Mereka adalah:

Page 7: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

1. Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik;

2. Bapak Drs.Supriyadi S.N., S.U. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Bapak Drs. Mursito, S.U. dan Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.S. selaku

Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II;

4. Bapak Drs. Ign. Agung Satyawan, S.E., S.I.Kom., M.Si. dan Bapak

Mahfud Anshori, S.Sos. selaku Ketua dan Sekretaris Ujian Skripsi.

5. Ibu Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi;

6. Bapak Drs. Alexius Ibnu M., M.Si. selaku Pembimbing Akademik;

7. Monumen Pers Nasional Surakarta;

8. Harian Kompas;

9. Fisip Fotografi Club FISIP UNS.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk melengkapi kekurangan

karya ini. Semoga bermanfaat.

Surakarta, Bulan Pertama 2010

Penulis

Page 8: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i PERSETUJUAN ............................................................................................. ii PENGESAHAN .............................................................................................. iii MOTTO .......................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ........................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... viii ABSTRAK ...................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................ 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................ 5 C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................. 5 D. MANFAAT PENELITIAN ......................................................... 5 E. KERANGKA PIKIR DAN LANDASAN TEORI ...................... 6 1. Wacana Sebagai Hasil Konstruksi Realitas ............................. 6 2. Foto Jurnalistik dalam Wacana Konstruktivisme .................... 13 F. DEFINISI KONSEP .................................................................... 26 1. Representasi ............................................................................. 26 2. Visi .......................................................................................... 26 3. Surat Kabar .............................................................................. 26 4. Foto Jurnalistik ........................................................................ 27 5. Analisis Wacana ...................................................................... 27 6. Bencana Pergantian Tahun 2007/2008 .................................... 27 G. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 28 1. Jenis Penelitian ........................................................................ 28 2. Metode Penelitian .................................................................... 28 3. Obyek Penelitian ..................................................................... 28 4. Teknik Analisis Data ............................................................... 29 BAB II GAMBARAN UMUM KOMPAS ..................................................... 37 A. SEJARAH DAN FALSAFAH .................................................... 37 1. Sejarah Singkat ........................................................................ 37 2. Falsafah .................................................................................... 40 B. VISI, MISI, DAN KEBIJAKAN REDAKSIONAL ................... 42 1. Visi .......................................................................................... 42 2. Misi .......................................................................................... 43 3. Kebijakan Redaksional ............................................................ 44 C. STRUKTUR ORGANISASI ....................................................... 45 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ........................................... 48 A. PENYAJIAN DATA ................................................................... 48 B. ANALISIS DATA ....................................................................... 55

Page 9: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

1. Analisis Data Menggunakan Elemen Wacana van Dijk .......... 55 1. 1. Topik ............................................................................... 55 1. 2. Skema .............................................................................. 56 1. 3. Detail ............................................................................... 59 1. 4. Maksud ............................................................................ 60 1. 5. Grafis ............................................................................... 62 2. Pembahasan ............................................................................. 64 BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 75 A. KESIMPULAN ........................................................................... 75 B. SARAN ....................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80 LAMPIRAN .................................................................................................... 83

Page 10: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

ABSTRAK

MUH. SYOFRI KURNIAWAN, D1205554, “REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO JURNALISTIK” Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat Kabar Harian Kompas dalam Foto Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah, Skripsi, Program S-1 Komunikasi Non Reguler, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009

Karya tulis ini berawal dari sebuah pandangan bahwa keberadaan atau munculnya sebuah wacana tidak lepas dari komunikator sebagai faktor sentral atau penentu. Berita, yang dalam penelitian ini berupa foto jurnalistik, tidak hanya akan dilihat sebagai alat untuk memahami realitas obyektif saja tetapi juga dilihat sebagai representasi dari nilai-nilai dasar atau visi yang menjadi pedoman surat kabar dalam kegiatan jurnalistik. Dengan kata lain, surat kabar sebagai komunikator tidak semata-mata menyajikan informasi tetapi juga mempunyai gagasan dan maksud-maksud tertentu yang dituangkan dalam pemberitaannya.

Dengan paradigma konstruktivisme tersebut, penulis kemudian menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dalam penelitian. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, menguji hipotesa, atau membuat prediksi, melainkan bermaksud untuk mengemukakan gambaran dan pemahaman secara lebih mendalam tentang bagaimana suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna wacana pendidikan yang terkandung dalam foto jurnalistik tentang Bencana Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah dalam surat kabar harian Kompas terkait dengan representasi visinya. Untuk itu, digunakan metode analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A. van Dijk. Dalam pandangan van Dijk, sebuah wacana terbagi atas tiga tingkatan/struktur yang masing-masing terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Dengan beberapa penyesuaian, elemen-elemen wacana yang pada awalnya digunakan untuk menganalisis teks tertulis tersebut digunakan untuk menganalisis foto jurnalistik yang lebih menonjolkan gambar.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebuah kecenderungan bahwa Kompas, sebagai komunikator, mempunyai perhatian khusus terhadap masalah pendidikan, terutama pendidikan dasar. Ini merupakan wujud keprihatinan terhadap dunia pendidikan di Indonesia, terlepas dari ada atau tidaknya bencana. Pemunculan wacana pendidikan merupakan representasi dari visinya yang ingin memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia dengan menempatkan manusia dan kemanusiaan sebagai faktor sentral.

Page 11: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

ABSTRACT

MUH. SYOFRI KURNIAWAN, D1205554, “REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO JURNALISTIK” Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat Kabar Harian Kompas dalam Foto Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah, Skripsi, Program S-1 Komunikasi Non Reguler, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009 This paper was begun from a view that the existence or the appearance of a discourse is always related with communicator as the main factor or determinant. News, which is journalistic photograph in this research, would not just be seen as tool to understand objective reality but it would be seen as a representation of a vision that becomes newspaper guidance in journalistic activity. In other words, newspaper as communicator doesn't purely present information but it also have ideas and particular intentions those are poured in its communication. With that constructivisme point of view, writer then utilizes descriptive-qualitative approaching in observational. This research does not try to explain or look for some relationship, testing a hypothesis, or make a prediction. This research intends to describe and give a more visceral understanding about how a communication phenomena or communication reality happens.

This research intent to reveal the meaning of education discourse consists in journalistic photograph about the disaster in year commutation 2007/2008 at Middle of Java that presented by Kompas daily newspaper braced by representation of its vision. For that, writer utilized a discourse method developed by Teun A. van Dijk. In van Dijk's point of view, a discourse is divided up three levels / structures that their consisting of elements which are interactions and backing up mutually. With several adjustment, discourse elements that initially been utilized to analyze written text is utilized to analyze journalistic photograph that more picture self-assertive. The result of this research points out that Kompas daily, as communicator, tend to have special interest on education problem, particularly elementary education. This constitutes concern to the world of education at Indonesia, despite there is or there is not disaster. The appearance of education discourse constitutes representation of its vision that wants to give enlightenment for the developing of Indonesian society with place man and humanism as prime factor.

Page 12: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penghujung tahun 2007 dan awal tahun 2008 di Jawa Tengah diwarnai dengan bencana

alam. Hujan deras yang berlangsung beberapa hari mengakibatkan banjir dan tanah longsor di

sejumlah daerah di Jawa Tengah. Selain banjir dan tanah longsor, gelombang laut besar dan angin

puting beliung juga terjadi.

Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 tersebut menelan korban yang tidak sedikit,

baik korban jiwa maupun korban luka-luka. Kerugian harta benda dan kerusakan fisik juga banyak

terjadi, baik bangunan maupun lingkungan. Di Karanganyar tercatat 71 orang tewas karena

longsor dan banjir; banjir di Solo mengakibatkan 26.720 jiwa harus mengungsi, meninggalkan

rumahnya yang terendam air; banjir di Purworejo menggenangi ratusan hektar sawah; tanah

longsor di Wonogiri menelan 17 korban jiwa.1 Walikota Solo, Ir. Joko Widodo, mengatakan

bahwa kerugian akibat luapan air sungai Bengawan Solo yang menggenangi 13 kelurahan di kota

Solo menyebabkan kerugian sebesar Rp. 22 miliar lebih.2

Berkaitan dengan keadaan Jawa Tengah dan masyarakatnya, media massa sebagai bagian

dari masyarakat mempunyai tanggung jawab dan berkewajiban untuk berperan serta dalam

penanganan masalah tersebut. Media massa sebagai media komunikasi bagi masyarakat luas

melakukan tugasnya dengan memberitakan dan mengulasnya dengan lengkap, sehingga

masyarakat memperoleh haknya untuk mendapatkan informasi yang memadai.

Berbagai berita mengenai bencana di Jawa Tengah disampaikan surat kabar dengan

beragam bentuk. Mulai dari berita yang bersifat langsung (straight news), berita kisah (feature),

analisa pakar, serta rubrik-rubrik khusus mengenai peristiwa bencana tersebut. Kehadiran berbagai

berita tersebut menjadi semakin lengkap dan menarik dengan keberadaan gambar, foto, grafik, dan

bentuk visual lainnya yang menjadi unsur pelengkap berita.

1 Kedaulatan Rakyat, Kamis, 27 Desember 2007, halaman 1. 2 Kedaulatan Rakyat, Jumat, 4 Januari 2008, halaman 10.

Page 13: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Salah satu bagian dari pemberitaan bencana di Jawa Tengah dalam surat kabar yang

menarik perhatian pembaca adalah tampilan foto tentang peristiwa tersebut. Dengan foto, pembaca

bisa melihat gambaran langsung (berupa visual) tentang bencana di Jawa Tengah yang diabadikan

oleh pewarta foto secara langsung di tempat terjadinya peristiwa tersebut.

Keberadaan foto jurnalistik dalam sebuah surat kabar tidak lepas dari kebijakan lembaga

media surat kabar tersebut dalam pemberitaan secara menyeluruh. Dalam hal ini, kebijakan

redaksional sebuah surat kabar dalam menampilkan sebuah berita, khususnya foto jurnalistik. Hal

itu, tentu saja, memiliki maksud dan tujuan tertentu, di mana masing-masing media memiliki

perbedaan yang sifatnya mendasar seperti visi dan misi media bahkan sampai pada ideologi yang

dianut media tersebut.

Suatu peristiwa dapat dilaporkan dengan cara atau gaya yang berbeda-beda oleh berbagai

surat kabar, baik menyangkut isi, susunan, semangat, dan pengambilan sudut pandang

pemberitaan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti daya tanggap dan perbedaan

tafsir terhadap peristiwa yang terjadi. Tapi, satu hal yang cukup signifikan menyebabkan

perbedaan tersebut adalah visi yang dimiliki media.

Salah satu media cetak yang memuat foto-foto jurnalistik tentang Bencana Alam

Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah adalah surat kabar harian Kompas. Dalam penelitian

ini, Kompas dipilih karena merupakan salah satu media senior di tanah air dan kredibilitasnya di

dunia persuratkabaran sudah tidak diragukan lagi. Di samping itu, foto-foto jurnalistik yang

dimuat mempunyai kualitas yang bagus, baik dilihat dari segi fotografi maupun jurnalistik. Ini

dikarenakan Kompas mempunyai bagian tersendiri dalam organisasinya yang menangani bidang

fotografi. Jadi, fotografi menjadi bagian penting yang mendapat perhatian khusus di harian

Kompas.

Berbagai surat kabar, melalui foto jurnalistik, menampilkan beragam hal mengenai

bencana di Jawa Tengah, seperti kondisi fisik wilayah yang terkena bencana dan kondisi korban.

Selain itu, berbagai aktifitas masyarakat pasca bencana juga menjadi tema foto jurnalistik yang

populer, seperti proses evakuasi korban bencana, aktifitas sukarelawan saat membantu pengungsi,

dan aktifitas rehabilitasi masyarakat pasca bencana.

Page 14: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Satu hal yang menarik dari Kompas adalah tampilan foto jurnalistiknya yang kental

dengan nuansa kemanusiaan. Manusia selalu menjadi pusat dari semua kejadian yang ditampilkan.

Penilaian dan interpretasi dari sebuah peristiwa selalu dikaitkan dengan keberadaan, kepentingan,

dan kebutuhan manusia. Sebagai contoh, rusaknya fasilitas pendidikan karena banjir ditampilkan

dengan gambar seorang kepala sekolah yang sedang memilah buku-buku yang rusak;

terhambatnya kegiatan pendidikan karena banjir ditampilkan dengan seorang siswa yang

mengikuti ujian dengan pakaian bebas (tidak mengenakan seragam sekolahnya). Hal ini sesuai

dengan visinya yang ingin menempatkan manusia dan kemanusian sebagai faktor sentral. Karena

itu, manusia dan kemanusiaan senantiasa diusahakan menjadi nafas dalam setiap pemberitaannya.

Sindhunata, Pemimpin Redaksi Majalah Basis Yoyakarta, menyatakan bahwa Jakob

Oetama menginginkan agar Kompas di samping menyampaikan informasi juga membantu

masyarakat pembacanya mencapai pencerahan. Di sini kiranya Kompas dipanggil untuk

menjalankan tugas kemanusiaan (humanisme), karena pencerahan adalah salah satu tujuan pokok

yang ingin dicapai oleh humanisme.3

Kompas tampak mempunyai sudut pandang pemberitaan khas yang membedakannya

dengan harian-harian lain. Hal ini dapat dilihat dari tampilan foto-fotonya yang memperlihatkan

sisi-sisi lain dari bencana. Salah satu kekhasan Kompas dalam tampilan foto-foto jurnalistik

tentang Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah adalah foto-foto bertema

pendidikan. Cukup banyak foto-foto bencana ditampilkan dari sudut pandang dunia pendidikan

yang semuanya tentang keadaan sekolah dasar, seperti kondisi bangunan sekolah dasar yang

terkena bencana atau aktivitas anak-anak sekolah dasar dalam suasana banjir.

Pendidikan memang selalu menjadi pembahasan yang menarik. Pada jaman moderen,

masalah pendidikan semakin penting karena semakin pesatnya pertumbuhan demokrasi politik.

Diperlukan individu-individu yang terdidik bagi usaha pembangunan menuju ke arah modernisasi,

baik melalui pendidikan formal, non-formal, maupun informal.

3 Sindhunata, “Menatap Masa Depan Humanisme di Indonesia Bersama ‘Kompas’”, dalam St. Sularto (ed.), Humanisme dan Kebebasan Pers: Menyambut 70 Tahun Jakob Oetama, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2001, halaman 21.

Page 15: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Pendidikan dalam pengertian luas berarti bentuk bantuan agar individu yang dididik mendapatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian yang fungsional dan berguna bagi kehidupan. Pendidikan formal melalui sekolah-sekolah secara legal menjadi beban tanggungan negara, maka negara bertanggung jawab memberikan berbagai fasilitas bagi penyelenggaraan pendidikan dan memberikan supervisi. Namun karena luasnya wilayah Indonesia dan sangat beratnya tugas pembiayaan serta pengadministrasian yang harus ditanggung oleh pemerintah, pendidikan tidak mungkin bisa dilakukan sendiri oleh negara; sebaliknya harus didukung oleh swadaya kegotong-royongan masyarakat dan ditanggung bersama. Misalnya dilakukan oleh pihak swasta, lembaga keagamaan, badan sosial, dan sebagainya, di mana mereka diperbolehkan untuk mendirikan sekolah, perguruan, madrasah, institut, dan agensi pendidikan lainnya. Pendidikan yang diberikan pemerintah dan lembaga non-pemerintah (sekolah swasta) di luar jalur sekolah-sekolah formal yang resmi, disebut pendidikan non-formal. Sedangkan pendidikan informal diperoleh anak dan orang dewasa sepanjang pengalaman hidupnya sehari-hari, lewat kontak-kontak tidak terencana dan tidak terbimbing di tengah keluarga dan masyarakat; misalnya lewat pergaulan, via media massa, buku, majalah, radio, film, dan lain sebagainya.4

Dengan kata lain, ada partisipasi luas dari masyarakat dalam kegiatan mendidik dan mencerdaskan

bangsa.

Sekolah dasar, selain merupakan sebuah bentuk pendidikan formal yang menjadi

tanggung jawab negara, juga seharusnya menjadi perhatian kita bersama. Pendidikan yang

memadai bagi anak-anak yang masih belia ini akan sangat mempengaruhi perkembangan mental

dan kepribadian mereka kelak. Merekalah yang akan menentukan nasib bangsa di masa yang akan

datang.

Realitas foto jurnalistik dalam media massa, seperti dalam surat kabar harian Kompas,

merupakan gambaran realitas masyarakat yang memiliki makna dan pesan tertentu. Sehingga

sudah selayaknya jika berita tentang bencana di Jawa Tengah dalam harian tersebut, khususnya

foto jurnalistik, menjadi kajian penelitian. Dengan berbagai macam foto jurnalistik yang

ditampilkan dalam surat kabar tersebut, selain memiliki nilai berita yang penting dan menarik,

juga dapat disampaikan pesan-pesan yang mendidik dan membangun. Selain itu, berita tersebut

juga bisa menjadi bahan kajian berbagai pihak dalam menyikapi bencana yang menimpa

masyarakat Jawa Tengah saat itu.

4 Kartini Kartono, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta, 1997, halaman 31.

Page 16: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Apa makna wacana pendidikan yang terkandung dalam foto jurnalistik tentang Bencana Alam

Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah dalam surat kabar harian Kompas, terkait dengan

representasi visinya?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap makna wacana pendidikan yang

terkandung dalam foto jurnalistik tentang Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa

Tengah dalam surat kabar harian Kompas, terkait dengan representasi visinya.

D. MANFAAT PENELITIAN

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman

secara lebih mendalam tentang penyajian foto jurnalistik pada surat kabar harian Kompas

mengenai Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah.

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi kajian ilmu

komunikasi massa yang berhubungan dengan penyampaian pesan pada khalayak. Dalam hal ini,

pesan yang berupa visual, khususnya foto jurnalistik dalam surat kabar.

E. KERANGKA PIKIR DAN LANDASAN TEORI 1. Wacana Sebagai Hasil Konstruksi Realitas

Wacana berasal dari bahasa Jawa, yaitu wocono yang berasal dari kata dasar woco yang

berarti ‘baca’.5 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa wacana merupakan

kelas kata benda (nomina) yang mempunyai arti sebagai berikut:

a. ucapan; perkataan; tuturan;

b. keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan;

5 Sanat Mohd Nasir, “Pengupayaan Tatabahasa Wacana Bahasa Melayu di Malaysia dan Singapura”, Jurnal e-Utama, jilid 1, 2008, online (http://www.mlcd.myplace.nie.edu.sg), diakses 18 Mei 2009.

Page 17: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

c. satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh, seperti

novel, buku, atau artikel.6

Di dalam kamus bahasa Inggris, Webster’s New Twentieth Century Dictionary

(1983:522), dijelaskan bahwa kata discours (wacana) berasal dari bahasa Latin, discursus, yang

berarti ‘lari kian-kemari’ (yang diturunkan dari dis-‘dari’ atau ‘dalam arah yang berbeda’ dan

currere-‘lari’).7 Kemudian lebih lanjut dinyatakan bahwa wacana dapat berarti:

a. komunikasi pikiran dengan kata-kata; ungkapan ide-ide atau gagasan-gagasan; konversasi

atau percakapan;

b. komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subyek studi atau pokok telaah;

c. risalah tulis; desertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah.8

Jusuf Syarif Badudu memberikan batasan tentang wacana sebagai berikut:

a. Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang

satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah

makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.

b. Wacana adalah kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau klausa

dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan, yang mempunyai awal dan

akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.9

Beberapa pengertian tentang wacana di atas memperlihatkan bahwa wacana merupakan

suatu cara pengungkapan pikiran atau gagasan yang tersusun dari bagian-bagian (kalimat-kalimat

atau proposisi-proposisi) saling berkaitan yang membentuk satu kesatuan makna. Wacana

merupakan satuan bahasa terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau klausa yang dapat

disampaikan secara lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, wacana dapat didefinisikan sebagai

sekelompok ide terpola atau cara berpikir yang dapat diidentifikasi dalam tulisan maupun bahasa

lisan.10

6 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, halaman 1005. 7 Sumarlam (ed.), Teori dan Praktik Analisis Wacana, Pustaka Cakra, Surakarta, 2003, halaman 5. 8 Ibid., halaman 5-6. 9 Jusuf Syarif Badudu, dalam Sumarlam (ed.), Ibid., halaman 14. 10 Penny Powers, “The Philosophical Foundation of Foucaultian Discourse Analysis”, Thompson Rivers University, 2007, halaman 18, online

Page 18: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Dalam kenyataan, wujud dari bentuk wacana dapat dilihat dalam beragam karya:11

a. Text ( wacana dalam bentuk tulisan/grafis) yang antara lain berupa berita, artikel, cerpen,

novel, dan sebagainya.

b. Talk (wacana dalam bentuk ucapan) yang antara lain berupa rekaman wawancara,

obrolan, pidato, dan sebagainya.

c. Act (wacana dalam bentuk tindakan) yang antara lain berupa lakon drama, tarian, film,

demonstrasi, dan sebagainya.

d. Artifact (wacana dalam bentuk jejak) yang antara lain berupa bangunan, lansekap, puing,

fashion, dan lain sebagainya.

James P. Gee membedakan wacana (discours) menjadi dua jenis12, yaitu:

a. discours (dengan d kecil) yang melihat bagaimana bahasa digunakan pada tempatnya (on

site) untuk memerankan kegiatan, pandangan, dan identitas atas dasar-dasar linguistik.

b. Discours (dengan d besar) yang merangkaikan unsur linguistik pada discours (dengan d

kecil) bersama-sama unsur non-linguistik (non-language stuff) untuk memerankan

kegiatan, pandangan, dan identitas. Bentuk non-language stuff ini dapat berupa

kepentingan ideologi, politik, ekonomi, dan sebagainya. Komponen non-language stuff

itu juga yang membedakan cara beraksi, berinteraksi, berperasaan, kepercayaan, dan

penilaian satu komunikator dari komunikator lain dalam mengenali atau mengakui diri

sendiri dan orang lain.

Satu hal yang harus digarisbawahi dari teori tentang wacana atau Discours (dengan d

besar) James P. Gee adalah adanya kepentingan dalam wacana. Setiap kegiatan komunikasi pada

dasarnya selalu mempunyai tujuan, terlebih komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

majalah, televisi, radio, dan sebagainya. Karena itu, bisa dikatakan bahwa setiap tindakan

komunikasi adalah suatu wacana. Dalam pandangan ini, komunikasi dilakukan dalam rangka

menciptakan “kenyataan lain” atau “kenyataan kedua” dalam bentuk wacana dari “kenyataan

(http://www.cadaad.org/ejournal/2007/2?phpMyadmin=3fc5ae6d8226ced2c3e6049a1c0d8e85), diakses 26 Mei 2009. 11Ibnu Hamad, “Perkembangan Analisis Wacana dalam Ilmu Komunikasi: Sebuah Telaah Ringkas”, Universitas Indonesia, halaman 3. 12 James P. Gee, dalam Ibnu Hamad, Ibid., halaman 1.

Page 19: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

pertama”.13 Proses pembentukan wacana (realitas kedua) inilah yang sering disebut sebagai

konstruksi realitas (construction of reality).

Lalu, bagaimana keterkaitan antara wacana dengan kenyataan?

Dalam perspektif Michel Foucault, realitas dipahami sebagai seperangkat konstruk yang dibentuk melalui wacana. Realitas tidak bisa didefinisikan jika kita tidak mempunyai akses dengan pembentukan struktur diskursif tersebut. Kita mempersepsi dan bagaimana kita menafsirkan obyek dan peristiwa dalam sistem makna tergantung pada struktur diskursif; dan struktur diskursif inilah yang membuat obyek atau peristiwa terlihat nyata oleh kita. Persepsi kita tentang suatu obyek atau peristiwa dibentuk dengan dibatasi oleh praktik diskursif: dibatasi oleh pandangan yang mendefinisikan sesuatu bahwa yang ini benar dan yang lain tidak. Wacana tertentu membatasi pandangan khalayak, mengarahkan pada jalan pikiran tertentu dan menghayatinya sebagai sesuatu yang benar.14

Dalam bahasa Diane Macdonell, wacana merupakan suatu arena di mana khalayak berpikir

dengan jalan tertentu, bukan yang lain.15

Paling tidak, ada tiga paradigma mengenai bahasa dalam analisis wacana, yaitu

paradigma positivis-empiris, paradigma konstruktivisme, dan paradigma kritis.16 Paradigma

positivis-empiris melihat bahasa sebagai jembatan antara manusia dengan obyek di luar dirinya.

Pengalaman-pengalaman manusia dianggap dapat diekspresikan secara langsung melalui

pemakaian bahasa tanpa ada distorsi, sejauh ia dinyatakan dengan pernyataan-pernyataan yang

logis, sintaksis, dan mempunyai hubungan dengan pengalaman empiris. Jadi, tidak perlu

mengetahui makna-makna subyektif atau nilai yang mendasari pernyataannya, karena yang

penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan

semantik.

Bahasa, dipahami dalam pandangan kaum konstruktivisme, diatur dan dihidupkan oleh

pernyataan-pernyataan yang bertujuan. Setiap pernyataan, pada dasarnya, adalah tindakan

penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri dari sang

pembicara. Subyek dianggap sebagai faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan wacana, di

13 Ibnu Hamad, op. cit., halaman 1. 14 Michel Foucault, The Archeology of Knowledge, dalam Sara Mills, “Knowing Your Place: A Marxist Feminist Stylistic Analysis”, dalam Michael Toolan (ed.), Language, Text, and Context: Essays in Stylistic, dalam Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, LKiS, Yogyakarta, 2006, halaman 73. 15 Diane MacDonell, Theories of Discourse, dalam Eriyanto, Ibid., halaman 74. 16 Eriyanto, Ibid., halaman 4-6.

Page 20: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

mana subyek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam

setiap wacana. Oleh karena itu, analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk

membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Analisis wacana adalah suatu upaya

pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan suatu pernyataan.

Pengungkapan itu dilakukan di antaranya dengan menempatkan diri pada posisi sang pembicara

dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara.

Dalam paradigma kritis, analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran

struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktivisme, melainkan

menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.

Individu tidak dianggap sebagai subyek netral yang bisa memberikan penafsiran secara bebas

sesuai dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang

ada dalam masyarakat. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk

subyek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu,

analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa: batasan-

batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang

dibicarakan. Dengan pandangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam

hubungan kekuasaan, terutama dalam pembentukan subyek dan berbagai tindakan representasi

dalam masyarakat. Bahasa dianalisis bukan hanya dari aspek kebahasaan, tapi juga konteksnya.

Konteks di sini berarti bahwa bahasa dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di

dalamnya praktik kekuasaan.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pertimbangan bahwa

subyek, dalam hal ini Kompas, dianggap sebagai faktor sentral yang mempunyai peran utama

dalam kegiatan wacana yang disampaikan dalam terbitan surat kabarnya. Keberadaan atau

munculnya wacana pendidikan sangat ditentukan oleh Kompas sebagai subyek yang mempunyai

gagasan dan maksud-maksud tertentu sesuai dengan nilai-nilai dasar (visi) yang menjadi

pedomannya. Foto jurnalistik tidak hanya akan dilihat sebagai alat untuk memahami realitas

obyektif saja dan dipisahkan dari subyek sebagai penyampai pesan.

Page 21: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Dalam buku Discourse Analysis, Gillian Brown dan George Yule menyatakan: “The

analysis of discourse is, necessarily, the analysis of language in use”.17 Dari batasan tersebut dapat

diketahui bahwa analisis wacana adalah analisis atas bahasa yang digunakan. Dengan kata lain,

analisis wacana mengkaji untuk apa bahasa digunakan. Dalam paragraf yang sama, Brown dan

Yule mengatakan: “That function which language serves in the expression of ‘content’ we will

describe as transactional, and that function incolved in expressing social relations and personal

attitudes we will describe as interactional”.18 Pada pernyataan tersebut terlihat bahwa, di dalam

analisisnya, kedua ahli tersebut memfokuskan pada dua fungsi bahasa, yaitu fungsi untuk

mengungkapkan isi (transaksional) dan fungsi yang berkaitan dengan pengungkapan hubungan

sosial dan sikap-sikap pribadi (interaksional).

Analisis wacana, dengan demikian, tidak hanya digunakan untuk mengungkapkan isi

bahasa melainkan juga sikap-sikap atau karakter penyampai bahasa (wacana). Hal ini diharapkan

bisa memberi pemahaman lebih mendalam terhadap suatu wacana. Marianne W. Jorgensen dan

Louise J. Phillips menyatakan bahwa wacana adalah cara tertentu untuk membicarakan dan

memahami dunia (atau aspek dunia) ini.19

2. Foto Jurnalistik dalam Wacana Konstruktivisme

Dalam penelitian ini, foto jurnalistik dipahami sebagai sebuah teks dan analisis wacana

dimaksudkan untuk melihat makna tersembunyi dari teks tersebut.

Guy Cook menyebut ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana: teks, konteks, dan

wacana.20

Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Teks dapat dipahami sebagai artefak komunikasi, dan lebih jauh adalah produk dari teknologi. Teks media, dengan demikian menunjuk pada teknologi yang memungkinkan untuk memproduksinya. Suara, musik, dan berbagai hal lain dapat disebut sebagai

17 Gillian Brown dan George Yule, Discourse Analysis, Cambridge University Press, Cambridge, 1966, halaman 1. 18 Ibid. 19 Marianne W. Jorgensen dan Louise J. Phillips, Analisis Wacana: Teori dan Metode, Terjemahan: Imam Suyitno, Lilik Suyitno, Suwarna, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, halaman 2. 20 Guy Cook, The Discourse of Advertising, dalam Eriyanto, op. cit., halaman 9.

Page 22: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

teks. Dalam surat kabar bukan hanya teks tertulis, tetapi juga foto, tata letak (layout), dan grafik dapat dimasukkan sebagai teks.21

Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi

pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana teks tersebut diproduksi,

fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya. Wacana di sini, kemudian dimaknai sebagai teks dan

konteks bersama-sama.22

Pada prinsipnya, fotografi adalah proses atau seni melukis dengan cahaya. Dengan

kamera, seorang fotografer akan menghasilkan karya berupa gambar dua dimensi yang disebut

foto. Jadi, fotografi adalah bahasa gambar, berbeda dengan tulisan atau pesan yang disampaikan

dengan kata-kata. Fotografi, sebagai bahasa gambar, bisa dikatakan sebagai bentuk komunikasi

yang dapat dipahami di seluruh dunia karena fotografi bukan merupakan bahasa lisan atau bahasa

tulis yang berbeda-beda di setiap bangsa di dunia. Dengan kata lain, fotografi bisa menjadi sarana

komunikasi yang efektif.

Jurnalistik didefinisikan sebagai keterampilan atau kegiatan mengelola bahan berita mulai

dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat.23 Apa

saja yang terjadi di dunia, apakah itu fakta peristiwa atau pendapat yang diungkapkan seseorang,

jika dianggap akan menarik perhatian khalayak, bisa menjadi bahan berita untuk disebarluaskan.

Menurut Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers, kegiatan jurnalistik meliputi

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam

bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk

lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang

tersedia.24

Fotografi jurnalistik merupakan gabungan antara fotografi dan jurnalistik. Dua bidang

berbeda tapi memiliki hakekat yang sama, yaitu sebagai salah satu bagian dari proses komunikasi.

21 Peter Garret dan Allan Bell (ed.), Approaches to Media Discourse, dalam Eriyanto, op. cit., halaman 9. 22 Eriyanto, op. cit., halaman 9. 23 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, halaman 66. 24 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, halaman 153.

Page 23: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Kedua bidang tersebut menjadi satu kesatuan utuh yang saling mendukung dalam wujud foto

jurnalistik. Dalam fotografi jurnalistik, komunikasi dilakukan oleh wartawan melalui foto tentang

suatu peristiwa yang direkam dengan kamera untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat

melalui media massa.

Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka, Magnum, menjabarkan

foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera,

merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembul

mengungkap sebuah cerita.25

Menurut Oscar Motuloh, pewarta foto Antara, foto jurnalistik adalah suatu medium sajian

untuk menyampaikan beragam bukti visual atas suatu peristiwa pada masyarakat seluas-luasnya,

bahkan hingga kerak di balik peristiwa tersebut, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.26

Salah satu syarat agar suatu peristiwa bisa dilaporkan adalah nilai berita (news value)

yang dimilikinya. Nilai berita inilah yang akan menarik khalayak untuk membaca berita yang

disajikan. Secara umum, suatu kejadian dianggap mempunyai nilai berita jika mengandung satu

atau beberapa unsur di bawah ini27:

a. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan

orang banyak, atau mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca. Misalnya berita

kenaikan BBM yang menaikkan harga-harga kebutuhan lain.

b. Magnitude (besar), yaitu kejadian menyangkut jumlah atau angka-angka yang besar

(fantastis). Misalnya bencana yang merenggut ribuan jiwa.

c. Timeliness (waktu), yaitu kejadian menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau baru

dikemukakan.

d. Proximity (dekat), yaitu kejadian yang dekat dengan pembaca, baik secara geografis

maupun emosional. Kejadian di Solo lebih menarik perhatian masyarakat Solo dari pada

orang Palembang.

25 Henry Cartier-Bresson, dalam Eddy Hasby, “Teks Foto dalam Foto Jurnalistik”, online (http://www.kompas.com), diakses 23 Juli 2008. 26 Oscar Motuloh, “Suatu Pendekatan Visual dengan Suara Hati”, dalam Eddy Hasby, Ibid. 27 Mursito B.M., Memahami Institusi Media: Sebuah Pengantar, Lindu Pustaka dan SPIKOM, Surakarta, 2006, halaman 180-181.

Page 24: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

e. Prominence (tenar), yaitu kejadian menyangkut hal-hal yang terkenal atau populer.

Misalnya berita perceraian seorang bintang film.

f. Human Interest (manusiawi), yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi

pembaca. Misalnya kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau

sebaliknya.

Foto jurnalistik, sebagai berita, harus mempunyai nilai berita seperti diuraikan di atas.

Selain itu, kandungan beritanya pun harus mampu menarik pembaca. Menarik, di sini, berarti

mampu memenuhi hasrat keingintahuan dan menyentuh perasaan pembaca. Menurut Vitray, ada

empat kriteria untuk menilai kandungan nilai berita28, yaitu:

a. Survival

Berita yang berisi perjuangan untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan memiliki

daya tarik yang sangat tinggi. Manusia sangat tertarik melihat foto-foto bencana alam,

kriminalitas, perang, dan perjuangan untuk hidup lebih baik.

b. Seks-roman, cinta, dan benci

Ketertarikan manusia terhadap roman, perjuangan, perkawinan, atau perceraian sangat

besar. Foto yang menampilkan sosok bayi mempunyai daya tarik emosional yang kuat,

karena merupakan gabungan dari daya tarik pada romantisme, seks, dan keinginan untuk

hidup.

c. Ambisi

Keinginan untuk menjadi yang utama, mendapat kekuasaan, atau menjadi orang penting

dalam suatu lingkungan akan selalu menarik untuk di sajikan. Misalnya foto calon kepala

daerah saat berkampanye.

d. Escape

Dalam hidup, manusia selalu mencari perubahan, petualangan, kesenangan, kemewahan,

yang mana manusia akan mendapatkan penghargaan dalam eksistensinya.

28 Vitray, dalam Purnami Wulansari, “Perempuan dalam Foto Jurnalistik: Studi Analisis Isi Foto Jurnalistik tentang Citra Perempuan dalam Surat Kabar Bali Post dan Kedaulatan Rakyat Periode Maret-Mei 2005”, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2006, halaman 25.

Page 25: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Ada delapan karakter foto jurnalistik menurut Frank P. Hoy, dari sekolah Jurnalistik dan

Telekomunikasi Walter Cronkite, Universitas Arizona29, yaitu:

a. Foto jurnalistik adalah komunikasi melalui foto (communication photography).

Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap

suatu obyek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.

b. Medium foto jurnalistik adalah media cetak (koran atau majalah), media kabel atau

satelit, juga internet seperti kantor berita (wire services).

c. Kegiatan foto jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita.

d. Foto jurnalistik adalah paduan dari foto dan teks foto (caption).

e. Foto jurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subyek, sekaligus pembaca foto

jurnalistik.

f. Foto jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass audiences). Ini berarti

pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka

ragam.

g. Foto jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.

h. Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi

kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers.

Menurut Wilson Hicks, seorang redaktur foto majalah LIFE dan perintis kemajuan foto

jurnalistik, foto jurnalistik adalah gabungan gambar (foto) dan kata.30 “Kata” yang dimaksud

dalam pengertian foto jurnalistik tersebut adalah teks (caption) yang menyertai sebuah foto. Jika

berita tulis dituntut untuk memenuhi kaidah 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, dan How),

demikian pula foto jurnalistik. Karena keenam elemen tersebut tidak bisa ada dalam sebuah

gambar sekaligus, maka teks atau keterangan foto diperlukan untuk melengkapinya. Seringkali,

tanpa teks foto, sebuah foto jurnalistik menjadi tidak berguna sama sekali. Sebaliknya, dengan

29 Frank P. Hoy, Photojournalism: The Visual Approach, dalam Fuadi M. Alwi, Foto Jurnalistik, P.T. Bumi Aksara, Jakarta, 2004, halaman 4. 30 Wilson Hicks, dalam Arbain Rambey, “Foto Jurnalistik: Gabungan Gambar dan Kata”, online (http://www.fotografer.net/isi/forum/topik.php?id=671613), diakses 23 Juli 2008.

Page 26: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

dilengkapi teks, foto jurnalistik bahkan bisa berdiri sendiri sebagai berita. Jadi, penggabungan dua

media komuniksi, yaitu visual dan verbal inilah yang disebut sebagai foto jurnalistik.

Berita tulis maupun foto mempunyai pijakan masing-masing dan bisa saling melengkapi.

Berita tulis memberikan deskripsi verbal sedangkan foto memberikan deskripsi visual. Sebagai

contoh, untuk menceritakan tingginya tingkat kejahatan dalam bentuk angka-angka, berita tulis

lebih tepat untuk dipakai. Tapi untuk menceritakan tentang indahnya sebuah tempat wisata atau

rusaknya suatu tempat karena bencana, foto lebih bisa bercerita daripada tulisan.

Dalam penelitian ini, foto jurnalistik dipilih karena mempunyai peranan yang sangat

penting dalam bidang jurnalistik. Menurut Jakob Oetama,

tempat dan peran foto dalam surat kabar unik. Kehadirannya melengkapi berita dan menjadilah ia bagian yang organis dari surat kabar. Tidaklah lengkap jika surat kabar tidak berfoto. Orang membaca dan melihat. Terutama sebagai surat kabar, dengan hadirnya foto lengkaplah liputannya. Kelengkapan itu berupa lengkapnya deskripsi peristiwa terutama dalam dimensi keharuan, tragedi, keceriaan, atau dramatisasinya.31 Arthur Rothstein, dalam Photojournalisme, mengemukakan bahwa foto berbicara langsung kepada jiwa kita, mengungguli rintangan-rintangan bahasa dan nasionalitas, serta menarik pembaca untuk menyimak lebih lanjut berita yang disajikan. Dengan impresif, foto bahkan bisa mengaduk emosi pembaca yang paling dalam. Gambaran visual dari foto memberikan dimensi tertentu pada berita untuk memancing dan menghanyutkan perasaan pembaca.32 Foto jurnalistik yang pada awalnya hanya berperan sebagai foto pendukung sebuah berita,

kini telah berkembang dan mampu menjadi sebuah foto berita yang berdiri sendiri di dalam surat

kabar.

Tanpa berita tulis, bisa saja saat pembaca melihat foto-foto dengan disertai bangkitnya asosiasi antara foto dan kejadian-kejadiannya. Dalam konteks foto lama atau foto yang sudah tidak hangat sebagai berita, bagi pemerhati yang misalnya lupa akan konteks foto-foto itu di masa kejadiannya, kiranya tetap saja foto-foto itu mampu berbicara sendiri karena aktualitas dan maknanya melekat pada foto-foto itu sendiri; dan di situlah diantaranya sumber makna dan daya tariknya.33

31 Jakob Oetama, dalam Tim, Mata Hati 1975-2007, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2007, halaman 20. 32 Arthur Rothstein, Photojournalisme, dalam Monny S. Manangka, “Analisis Isi Sumber Foto”, dalam Don Michael Flourney (ed.), Analisa Isi Surat Kabar- Surat Kabar Indonesia, dalam Purnami Wulansari, op. cit., halaman 23. 33 Jakob Oetama, dalam Tim, Mata Hati 1975-2007, op. cit., halaman 21.

Page 27: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Sedemikian pentingnya peran foto jurnalistik dalam surat kabar, hingga ada surat kabar

yang menyiapkan halamannya secara khusus untuk memuat foto-foto hasil liputan jurnalis

fotonya, baik foto yang disajikan dalam bentuk display maupun dalam bentuk essai foto. Selain

nilai berita yang dimilikinya, foto jurnalistik juga berperan untuk mempercantik wajah media cetak

sehingga pembaca tidak lelah atau bosan membaca isinya yang sebagian besar berupa tulisan.

Menurut Arbain Rambey, foto pada halaman pertama sebuah surat kabar merupakan elemen

terpenting untuk menjual edisi surat kabar hari itu.34

Menurut Idris Soemardi, kekuatan atau kelebihan foto adalah sebagai berikut:

a. foto yang baik akan menarik dan mengikat perhatian pembaca. Foto membantu

memusatkan perhatian pada pesan yang dikemukakan;

b. foto membantu untuk menafsirkan makna pesan yang dikemukakan;

c. foto meningkatkan kemampuan pembaca untuk menyimpan pesan-pesan yang

dikemukakan. Pesan yang dikemukakan dengan disertai gambar akan lebih mudah

dipahami dibandingkan apabila tanpa gambar.35

Sebagaimana tulisan, foto merupakan tanda yang mengandung makna di baliknya. Jika

melalui sebuah tulisan dapat disampaikan informasi, gagasan, propaganda, dan sebagainya,

demikian juga dengan foto.

Sejarah mencatat bagaimana foto pidato Bung Tomo yang berapi-api, pada masa perang

merebut kemerdekaan, digunakan oleh para pejuang untuk menyebarkan propaganda yang

berisikan kobaran api perjuangan. Foto karya wartawan Kantor Berita Foto IPPHOS (Indonesian

Press Photo Service) tersebut mampu mempengaruhi dan tertanam kuat dalam pikiran serta emosi,

sehingga menjadi pembangkit semangat bagi para pejuang kemerdekaan waktu itu. Bahkan, karena

sedemikian besarnya pengaruh foto-foto dokumentasi perjuangan waktu itu, negatif-negatif

fotonya selalu menjadi incaran musuh-musuh Republik Indonesia, sehingga harus

34 Arbain Rambey, loc. cit. 35 Idris Soemardi, dalam Risa Sanawi, “Penyajian Foto Jurnalistik dalam Surat Kabar ‘Pikiran Rakyat’”, dalam Purnami Wulansari, op. cit., halaman 26.

Page 28: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

disembunyikan.36 Bisa dikatakan bahwa foto jurnalistik tidak hanya mendokumentasikan sejarah

tapi juga ikut berperan di dalamnya.

Dalam dunia fotografi terdapat sebuah paradigma bahwa foto bukan diambil melainkan

dibuat. Artinya, bagus tidaknya sebuah foto jurnalistik tergantung pada persiapan yang matang dan

kerja keras, bukan pada keberuntungan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada foto yang

merupakan hasil dari keberuntungan seorang yang berada di tempat dan waktu yang tepat. Tetapi

seorang jurnalis profesional adalah seorang jurnalis yang melakukan riset terhadap subyek, mampu

menetukan peristiwa potensial dan foto seperti apa yang akan mendukungnya. Itu semua sangat

penting mengingat suatu momen hanya berlangsung sekian detik dan mustahil untuk diulang

kembali. Seorang jurnalis foto harus bisa menggambarkan kejadian yang berlangsung hanya dalam

hitungan detik tersebut lewat karya fotonya.

Karya foto jurnalistik yang baik tidak hanya tergantung dari penguasaan teknik fotografi

tapi juga kemampuan dan keahlian fotogrfer dalam menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi

saat gambar atau karya foto itu dibuat. Dengan penguasaan lapangan yang baik, fotografer akan

tahu saat yang tepat untuk mengabadikan suatu peristiwa. Selain itu, dalam proses pembuatan foto

jurnalistik akan sangat baik jika didukung dengan intelektualitas yang tinggi dari fotografer. Hal

tersebut akan menghasilkan suatu karya foto jurnalistik yang mampu bercerita dan menyentuh

perasaan bagi yang melihatnya, seolah-olah pembaca berada di tempat berlangsungnya peristiwa.

Secara teknis, penerapan teori dan teknik fotografi dalam foto jurnalistik mutlak

dibutuhkan untuk hasil yang sempurna. Melalui proses pemotretan, pesan sebuah foto jurnalistik

sudah dapat dibentuk. Setelah proses pemotretan, sebuah foto jurnalistik harus melewati tahap

editing. Pada tahap inilah pemilihan dan penyuntingan foto jurnalistik dilakukan oleh redaktur.

Kebijakan redaksilah yang menentukan kelayakan sebuah foto jurnalistik untuk bisa dimuat dalam

surat kabar. Melalui proses editing inilah dihasilkan suatu berita yang layak tampil dalam sebuah

surat kabar yang tentu saja mengandung pesan bagi masyarakat pembaca.

36 A.B. Lapian (ed.), Semangat ’45: Dalam Rekaman Gambar IPPHOS, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1985, halaman 9.

Page 29: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Pada dasarnya, inti dari jurnalistik adalah adanya suatu fakta yang direkonstruksi kembali

oleh wartawan atau lembaga media yang kemudian disampaikan pada masyarakat luas. Dalam

merekonstruksi suatu fakta, wartawan bukan sekedar melakukan pekerjaan teknis melainkan

pekerjaan intelektual, di mana wartawan memberikan interpretasinya atas suatu peristiwa. Menurut

Ignas Kleden,

berita yang disajikan dalam koran misalnya, bukanlah reproduksi mekanis dari suatu peristiwa, melainkan hasil pergulatan dan dialektika yang intens antara peristiwa tersebut dengan persepsi dan kesadaran sang wartawan. Dengan berpegang pada abc teknis tentang penyusunan berita ternyata sang wartawan harus bergulat dengan beberapa segi lain yang melibatkan tanggung jawab sosial dan integritas intelektualnya: bagaimana menyampaikan berita itu sehingga sanggup mencerminkan keadaan sebenarnya, tetapi sekaligus mempertimbangkan manfaat dan kebaikan yang diberikan oleh pemberitaan itu terhadap masyarakat pembaca, sambil memberikan perspektif dan warna pemberitaan yang mencerminkan nilai yang dianut oleh wartawan atau koran yang dilayaninya.37

Selanjutnya, masyarakatlah yang berhak menginterpretasikan berita dan memberikan konteks

tertentu atas informasi yang diterimanya.

Menurut John Fiske, ada tiga proses yang dihadapi wartawan saat menampilkan obyek,

peristiwa, gagasan, kelompok, atau seseorang.38 Tahap pertama adalah peristiwa yang ditandakan

sebagai realitas. Hal ini berkaitan dengan bagaimana suatu peristiwa dikonstruksi sebagai realitas

oleh wartawan atau media. Dalam tahap ini, realitas selalu siap ditandakan, ketika kita

menganggap dan mengkonstruksi peristiwa tersebut sebagai sebuah realitas. Pada tahap kedua,

ketika kita melihat sesuatu sebagai realitas, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana realitas

tersebut digambarkan. Dalam tahap ini, digunakan perangkat secara teknis seperti kata, kalimat

atau proposisi, gambar, grafik, dan sebagainya. Pemakaian kalimat-kalimat atau gambar/foto

tertentu, misalnya, akan memunculkan makna tertentu ketika diterima oleh khalayak. Pada tahap

terakhir, bagaimana peristiwa tersebut diorganisir ke dalam konvensi-konvensi yang diterima

secara ideologis. Bagaimana kode-kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke dalam

koherensi sosial seperti kelas sosial, atau kepercayaan dominan yang ada dalam masyarakat.

37 Ignas Kleden, dalam Yakob Utama, Perspektif Pers Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1987, halaman xiv. 38 John Fiske, Television Culture, dalam Eriyanto, op. cit., halaman 114.

Page 30: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Saat kita melakukan representasi, menurut Fiske, tidak bisa dihindari kemungkinan

menggunakan ideologi.39 Hal ini dikarenakan ideologi merupakan sistem kepercayaan yang

darinya lahir nilai-nilai dasar (visi) sebagai acuan dalam memandang dan menyikapi suatu

peristiwa.

Dalam setiap terbitannya, sebuah surat kabar selalu mengacu pada kebijakan institusi

surat kabar. Secara khusus mengenai penyampaian pesan yang berupa berita, surat kabar selalu

mengacu pada kebijakan redaksional surat kabar yang merupakan penjabaran dari visi surat kabar

tersebut. Melalui kebijakan redaksional yang diterapkan, sebuah surat kabar akan berusaha

mewujudkan visinya sebagai media komunikasi massa dalam masyarakat.

Visi surat kabar menjadi perangkat dalam persentuhan atau interaksinya dengan peristiwa dan permasalahan masyarakat yang menjadi tempat berlangsungnya kejadian, sekaligus juga menjadi sumber berita tentang kejadian dan permasalahan-permasalahan. Visi itu menjadi kerangka acuan yang kreatif dalam mencari, menggali, meliput, dan menyajikan kejadian serta persoalan menjadi berita yang aktual, bermakna, menarik. Visi itu juga memberikan bobot, warna, dan dimensi kepada kejadian-kejadian yang diangkat menjadi bahan berita, baik dalam proses seleksi maupun dalam proses memberikan makna dan bentuk.40

Visi surat kabar, tentu saja, menjadi visi yang dihayati bersama oleh para wartawan yang

bekerja pada surat kabar tersebut. Visi atau pandangan pokok tersebut diaktualisasikan oleh para

wartawan dalam pekerjaan dan karyanya, melalui pergulatannya dengan realitas serta pemikiran

yang mereka olah menjadi berita. Nilai-nilai yang dianut inilah yang menjadikan sebuah surat

kabar tidak dapat bersikap “bebas nilai”. Ignas Kleden menyatakan bahwa

setiap penerbitan surat kabar hendaknya mempunyai seperangkat nilai yang menjadi referensinya, baik sebagai dasar bagi visi dan posisi yang hendak dibelanya, maupun sebagai kriteria untuk melakukan kritik terhadap diri sendiri. Adalah referensi nilai yang menentukan mengapa suatu kejadian diberitakan secara luas dan kejadian lainnya hanya diberitakan secara singkat, dan mengapa pula berita yang satu diberi konteks a sedangkan berita yang lain diberi konteks b. Dengan lain perkataan, referensi nilai adalah unsur konstitutif yang menentukan watak dan kepribadian sebuah penerbitan pers. Usaha dan perjuangan wartawan untuk tetap setia kepada referensi nilainya, sambil berikhtiar untuk mempertahankan obyektivitas dan aktualitas pemberitaan, dan sekaligus harus memperhitungkan efek pemberitaannya untuk pembaca, sebetulnya adalah usaha untuk mencari perimbangan maksimal antara kesetiaan

39 John Fiske, Television Culture, dalam Eriyanto, op. cit., halaman 114. 40 Yakob Utama, op. cit., halaman 7.

Page 31: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

kepada hati nurani wartawan dan korannya, kepentingan fakta, dan kepentingan masyarakat pembaca.41 Hal inilah yang menjadikan tampilan dan isi sebuah surat kabar, khususnya foto

jurnalistik, akan memiliki ciri khas atau karakter yang berbeda dengan surat kabar yang lain.

Dengan kata lain, surat kabar secara konsisten mempunyai kepribadian yang tercermin dalam

keseluruhan isi pesan, bentuk, struktur, gaya, warna, dan dimensi; dan dengan kepribadian

tersebut, surat kabar mampu membangun bersama suatu tingkat kredibilitas tertentu.42

F. DEFINISI KONSEP 1. Representasi

Representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, suatu kelompok, gagasan, atau

pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan.43 Hal ini berhubungan dengan bagaimana media

memaknai realitas. Paling tidak, ada dua proses besar yang dilakukan media, yaitu memilih fakta

dan menulis atau melaporkan fakta.44 Proses pemilihan fakta ini bukan hanya semata-mata sebagai

bagian dari teknis jurnalistik, tapi juga merupakan praktek representasi.45

2. Visi

Visi merupakan seperangkat nilai dasar yang dihayati dan ditumbuhkan bersama oleh

komunitas surat kabar. Visi menjadi kerangka acuan yang kreatif dalam mencari, menggali,

meliput, dan menyajikan kejadian serta persoalan menjadi berita yang aktual, bermakna,

menarik.46

3. Surat Kabar

41 Ignas Kleden, dalam Yakob Utama, op. cit., halaman xiv-xv. 42 Yakob Utama, op. cit., halaman 18. 43 Eriyanto, op. cit., halaman 113. 44 Eriyanto, op. cit., halaman 116. 45 Eriyanto, op. cit., halaman 118. 46 Yakob Utama, op. cit., halaman7.

Page 32: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat kabar diartikan sebagai lembaran-

lembaran kertas bertuliskan berita-berita; koran.47 Menurut Eilers, surat kabar adalah terbitan yang

dipublikasikan dalam jangka waktu teratur (setiap hari atau hampir setiap hari), di bawah judul

yang sama, dan untuk lingkup pembaca yang sama.48

4. Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik merupakan foto tentang suatu peristiwa yang dimuat dalam media massa.

Dengan kata lain, foto jurnalistik adalah foto yang mempunyai nilai berita. Menurut Wilson Hicks,

seorang redaktur foto majalah LIFE dan perintis kemajuan foto jurnalistik, foto jurnalistik adalah

gabungan gambar (foto) dan kata (keterangan foto/caption).49 Jadi, foto jurnalistik bukan hanya

sebatas foto/gambarnya saja, melainkan juga keterangan foto/caption yang menyertainya.

Keduanya (foto dan caption) menjadi satu kesatuan yang utuh.

5. Analisis Wacana Analisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi. Analisis wacana (discours

analysis) adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discours) yang terdapat atau

terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi, baik secara tekstual maupun kontekstual.50

6. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu upaya memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan,

dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian

mereka.51

7. Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

bencana alam di Jawa Tengah yang berawal pada minggu terakhir tahun 2007, tepatnya tanggal 26

47 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. cit., halaman 872. 48 Franz-Josef Eilers, Berkomunikasi dalam Masyarakat: Pengantar Komunikasi Sosial, Terjemahan: Frans Obon dan Eduard Jebarus, Pr., Nusa Indah, Ende, 2001, halaman 98. 49 Arbain Rambey, loc.cit. 50 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS, Yogyakarta, 2007, halaman 170. 51 Kartini Kartono, loc. cit.

Page 33: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Desember 2007. Hujan deras yang berkepanjangan mengakibatkan banjir dan tanah longsor di

sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Selain itu, gelombang laut besar dan angin puting beliung juga

banyak terjadi. Bencana yang berlangsung sampai dengan bulan Januari 2008 tersebut menelan

korban yang tidak sedikit, baik korban jiwa maupun harta benda.

Nama “Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008” digunakan (dibuat) penulis untuk

memudahkan penyebutan dalam penulisan karya tulis ini. Hal tersebut dilakukan dengan

pertimbangan bahwa bencana yang dimaksud bukan hanya semacam (misalnya banjir saja),

melainkan bermacam-macam bencana (banjir, tanah longsor, angin puting beliung). Pertimbangan

lain bahwa bencana tersebut terjadi di berbagai tempat yang berbeda di wilayah Jawa Tengah.

G. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, menguji hipotesa, atau membuat prediksi, melainkan bermaksud untuk

mengemukakan gambaran dan pemahaman tentang bagaimana suatu gejala atau realitas

komunikasi terjadi.

2. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menguak makna-makna dan maksud-maksud tertentu

dari suatu wacana. Untuk itu, metode yang digunakan adalah analisis wacana.

Analisis wacana memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan, dan dipahami. Di samping itu, analisis wacana juga dapat memungkinkan kita melacak variasi cara yang digunakan oleh komunikator dalam upaya mencapai tujuan atau maksud-maksud tertentu melalui pesan-pesan berisi wacana-wacana tertentu yang disampaikan.52

3. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah foto jurnalistik tentang Bencana Alam Pergantian

Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah bertema pendidikan yang diambil dari terbitan surat kabar

harian Kompas selama periode 27 Desember 2007 sampai dengan 9 Januari 2008 (dua minggu).

52 Pawito, loc. cit.

Page 34: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Periode tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa pada masa itu berita tentang

Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah masih aktual. Setelah periode

tersebut, berita menjadi tidak hangat. Hal ini terlihat dari pemberitaan yang, secara kuantitas,

menurun.

Foto-foto bencana dipilih karena mempunyai nilai berita yang tinggi. Foto-foto tersebut

menyangkut kejadian yang baru terjadi (timelines), waktu itu, dan mempunyai kedekatan dengan

khalayak (proximity), khususnya masyarakat Jawa Tengah. Peristiwa bencana juga

berkemungkinan besar mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau mempunyai akibat terhadap

kehidupan pembaca (significance). Selain itu, bencana merupakan momen kemanusiaan yang

sangat menyentuh (human interest), di mana banyak korban jiwa dan harta benda yang berjatuhan

serta menampilkan perjuangan manusia untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan setelah

tertimpa musibah (survival).

4. Sumber Data Data merupakan seluruh unit pengamatan, yaitu keterangan-keterangan yang berhasil kita

catat.53 Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara dokumentasi. Menurut Sugiyono,

dokumen bisa berbentuk tulisan (misalnya catatan harian, cerita, peraturan, biografi, dan

sebagainya), gambar (misalnya foto, sketsa, dan sebagainya), atau karya-karya monumental dari

seseorang (misalnya film, patung, dan sebagainya).54

Dilihat dari sumbernya, data terbagi menjadi dua, yaitu data primer (utama) dan data

sekunder (tambahan).55 Sumber data utama dalam penelitian ini adalah terbitan surat kabar harian

Kompas selama periode 27 Desember 2007 sampai dengan 9 Januari 2008 yang memuat foto-foto

jurnalistik tentang Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah bertema

pendidikan. Sedangkan data tambahan yang digunakan untuk membantu penelitian ini diperoleh

dari buku-buku literature, kamus, surat kabar, jurnal, skripsi, makalah, dan website.

53 Sugiyanto, Analisis Statistik Sosial, Bayumedia Publishing, Malang, 2004, halaman 7. 54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R & D, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2009, halaman 240. 55 Ibid., halaman 225.

Page 35: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, digunakan model analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A.

van Dijk. Model analisis van Dijk sering disebut sebagai “kognisi sosial”, yang istilah tersebut

diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan

proses terbentuknya suatu teks.56 Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya

didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang

juga harus diamati.57

van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas tiga tingkatan/struktur yang masing-masing

bagian saling mendukung,58 yaitu:

a. Struktur makro merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami

dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi tapi juga sisi

tertentu dari suatu peristiwa.

b. Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen wacana

disusun dalam teks secara utuh.

c. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata,

kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai, dan sebagainya.

Struktur/elemen wacana yang dikemukakan van Dijk dapat digambarkan dengan tabel di

bawah ini:59

Elemen Wacana van Dijk

Struktur Wacana

Hal yang Diamati

Elemen

Struktur Makro

Superstruktur

Tematik

(Apa yang dikatakan?)

Skematik (Bagaimana pendapat disusun dan

dirangkai?)

Topik

Skema

56 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana , Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, halaman 73. 57 Teun A. van Dijk, dalam Eriyanto, Analisis Wacana, dalam Alex Sobur, Ibid. 58 Teun A. van Dijk, dalam Eriyanto, dalam Alex Sobur, Ibid., halaman 73-74. 59 Teun A. van Dijk, dalam Eriyanto, op. cit., halaman 228-229.

Page 36: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Struktur Mikro

Struktur Mikro

Struktur Mikro

Struktur Mikro

Semantik

(Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita.)

Sintaksis (Bagaimana pendapat disampaikan?)

Stilistik (Pilihan kata apa yang dipakai?)

Retoris

(Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan?)

Latar, Detail, Maksud,

Praanggapan, Nominalisasi

Bentuk Kalimat,

Koherensi, Kata Ganti

Leksikon

Grafis, Metafora, Ekspresi

Sumber: Diadopsi dari Eriyanto (2006:228-229)

Semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan

mendukung satu sama lain. Menurut van Dijk, segala teks bisa dianalisa dengan menggunakan

elemen tersebut.60

Berikut ini penjelasan singkat mengenai elemen-elemen struktur wacana van Dijk:61

a. Tematik

Dilihat dari sudut sebuah tulisan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang

disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. Kata tema sering disandingkan dengan kata

topik. Topik menunjukkan informasi paling penting atau inti pesan yang ingin

disampaikan oleh komunikator.

Wartawan meliput suatu peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu

mental atau pikiran tertentu. Kognisi atau mental ini secara jelas dapat dilihat dari topik

yang dimunculkan dalam berita. Karena topik di sini dipahami sebagai mental atau

kognisi wartawan, tidak mengherankan jika semua elemen dalam berita mengacu dan

mendukung topik dalam berita.

b. Skematik

Struktur skematis menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Bentuk

wacana umum ini disusun dengan sejumlah kategori atau pembagian 60 Teun A. van Dijk, dalam Eriyanto, dalam Alex Sobur, op. cit., halaman 74. 61 Teun A. van Dijk, dalam Eriyanto, dalam Alex Sobur, op. cit., halaman 75-84.

Page 37: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup,

dan sebagainya. Menurut van Dijk, skematik adalah strategi wartawan

untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan

menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik

memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa

dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi

penting.

Dalam konteks penyajian berita, meskipun mempunyai bentuk dan skema

yang beragam, berita umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori

skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua

elemen, yaitu judul dan lead (teras berita). Elemen skema ini merupakan

elemen yang dipandang paling penting. Kedua, story, yaitu isi berita secara

keseluruhan yang secara hipotetik juga mempunyai dua sub kategori, yaitu

situasi (proses atau jalannya peristiwa) dan komentar yang ditampilkan

dalam teks.

c. Semantik

Dalam model van Dijk, semantik dikategorikan sebagai makna lokal (local

meaning), yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat,

hubungan antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu

bangunan teks. Semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang

penting dari struktur wacana, tapi juga menggiring ke arah sisi tertentu

dari suatu peristiwa.

Strategi semantik dapat diterapkan dalam beberapa bentuk, yaitu:

Page 38: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

§ Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan

pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar peristiwa

dipakai untuk menyediakan latar belakang hendak kemana makna

suatu teks itu dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, dimana

komunikator dapat menyajikan latar belakang dapat juga tidak,

bergantung pada kepentingan mereka. Latar merupakan bagian

berita yang bisa mempengaruhi semantik (arti kata) yang ingin

ditampilkan.

§ Detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan

seseorang (komunikator). Komunikator akan menampilkan secara

berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang

baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah

sedikit (bahkan jika perlu tidak ditampilkan) jika hal itu merugikan

kedudukannya.

§ Elemen maksud melihat apakah teks itu disampaikan secara

eksplisit ataukah tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang atau

tidak.

§ Praanggapan (presupposition) adalah strategi yang dapat memberi

citra tertentu ketika diterima khalayak. Elemen wacana

pengandaian merupakan pernyataan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks. Pengandaian hadir dengan memberi

pernyataan yang dipandang terpercaya dan karenanya tidak perlu

dipertanyakan.

Page 39: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

d. Sintaksis

Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan

seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.

Strategi sintaksis dapat diterapkan dalam beberapa bentuk, yaitu:

§ Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan,

fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah

memahami pesan yang dikandungnya. Dalam analisis wacana,

koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi, atau

kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan

fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan memakai koherensi,

sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi

berhubungan ketika komunikator menghubungkannya.

§ Nominalisasi dapat memberi sugesti pada khalayak adanya

generalisasi. Elemen wacana yang hampir sama dengan

nominalisasi adalah abstraksi, berhubungan dengan pertanyaan

apakah komunikator memandang objek sebagai sesuatu yang

tunggal berdiri sendiri ataukah sebagai suatu kelompok

(komunitas).

§ Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan

cara berpikir logis, yaitu prinsisp kausalitas. Logika kausalitas ini,

Page 40: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

jika diterjemahkan ke dalam bahasa, menjadi susunan subjek (yang

menerangkan) dan predikat (yang diterangkan).

§ Kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imajinatif. Adalah gejala universal

bahwa dalam berbahasa sebuah kata yang mengacu pada manusia,

benda atau hal, tidak akan digunakan berulang kali dalan sebuah

konteks yang sama. Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan

alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana

posisi seseorang dalam wacana.

e. Stilistik

Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang

pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan

menggunakan bahasa sebagai sarana. Style dapat diterjemahkan sebagai

gaya bahasa. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur

kalimat, majas dan citraan, pola rima, dan matra yang digunakan

komunikator.

Gaya bahasa sesungguhnya terdapat dalam segala ragam bahasa: bahasa

lisan dan bahasa tulis, bahasa sastra dan nonsastra, karena gaya bahasa

adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang

tertentu untuk maksud tertentu.

f. Retoris

Strategi retoris mempunyai fungsi persuasif yang berkaitan dengan gaya

yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis.

Page 41: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Strategi retoris dapat diterapkan dalam beberapa bentuk, yaitu:

§ Grafis membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu

dalam teks yang disampaikan. Elemen ini merupakan bagian untuk

memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti

dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks.

§ Metafora dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu

teks. Pemakaian metafora bisa menjadi petunjuk utama untuk

mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh

komunikator secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan

pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.

Page 42: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

BAB II

GAMBARAN UMUM KOMPAS

A. SEJARAH DAN FALSAFAH Berikut ini akan diuraikan sejarah singkat dan falsafah harian Kompas

yang disarikan dari Buku Panduan Kompas.62

1. Sejarah Singkat

Kompas terbit pertama kali empat halaman tanggal 28 Juni 1965 dengan

oplah 6.800 eksemplar. Latar belakang terbitnya Kompas diawali dengan telepon

Menteri/Panglima Angkatan Darat (1962-1965) Letnan Jenderal TNI Achmad

Yani kepada Menteri Perkebunan Frans Seda. Keduanya pada masa itu

menghadapi masalah bersama. TNI-AD menghadapi tuntutan Partai Komunis

Indonesia yang menghendaki dipersenjatainya buruh dan tani menjadi Angkatan

Kelima setelah Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Kepolisian. Sementara, Menteri

Perkebunan menghadapi Partai Komunis Indonesia yang hendak merebut

perkebunan-perkebunan milik Negara.

Dalam percakapan telepon itu, Achmad Yani mengemukakan perlunya

kekuatan Pancasila sesudah diberedelnya koran-koran nonkomunis. Letjen

Achmad Yani mengusulkan kepada Drs. Frans Seda, Ketua Partai Katolik, agar

partainya memiliki sebuah media. Frans Seda lalu menghubungi dua rekan yang

berpengalaman menangani media massa, yakni Petrus Kanisius (PK) Ojong dan

Jakob Oetama. Mereka berdua, dua tahun sebelumnya, mendirikan majalah

62 Tim Buku Kompas, Buku Panduan Kompas, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2008, halaman1-6.

Page 43: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Intisari. Jakob Oetama sebelumnya redaktur mingguan Penabur dan PK Ojong

pemimpin redaksi mingguan Star Weekly.

Mereka itu--yang satu berlatar belakang budaya Jawa dan memiliki latar

belakang pendidikan humaniora yang kuat, yang satu lagi berlatar belakang

Tionghoa-Sumatera Barat dan memiliki latar belakang pendidikan hukum yang

tegas--lantas menggodok terbitnya sebuah surat kabar harian. PK Ojong dan Jakob

Oetama, itulah dua perintis dan pendiri harian Kompas, sebuah surat kabar

nasional dalam arti hadir di semua provinsi dan isinya mencoba mencakup

peristiwa yang berskala nasional.

Tanggal 25 Juni 1965 Frans Seda selaku Menteri Perkebunan (1964-1966)

bertemu dengan Presiden Sukarno di Istana. Presiden menanyakan nama koran

yang akan terbit. Frans Seda mengatakan bahwa koran itu bernama Bentara

Rakyat. Spontan Bung Karno memberi komentar, nama koran itu mirip koran

PKI, Harian Rakyat. “Mengapa koranmu tak dinamakan Kompas, artinya

penunjuk arah,” kata Presiden.

Nama itulah yang yang kemudian dipakai untuk nama koran baru tersebut,

sedangkan Bentara Rakyat dipakai untuk nama penerbit koran Kompas, yakni

Yayasan Bentara Rakyat. Awal penerbitannya Kompas mendapat dukungan kuat

dari Ignatius Joseph Kasimo dan masyarakat Katolik yang berhadapan dengan

PKI.

Tahun 1985, sesuai dengan aturan bahwa yayasan tidak bisa lagi menjadi

penerbit, nama Yayasan Bentara Rakyat diganti menjadi PT Kompas Media

Nusantara.

Page 44: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Sejak tanggal 13 Maret 1990 Kompas terbit 16 halaman, jumlah halaman

maksimum yang diijinkan pemerintah. Sejak 17 September 1978, selain edisi

harian, Kompas juga menerbitkan edisi Minggu. Sejak 22 September 1993, tiga

kali dalam seminggu Kompas menambah halamannya menjadi 20. Tiga tahun

kemudian, tepatnya 8 April 1996, Kompas terbit 24 halaman.

Tahun 2007 Kompas rata-rata terbit 500.000 eksemplar per hari, yang pada

penerbitan dalam rangka ulang tahun ke-40 tampil dengan wajah baru: lebih kecil,

lebih compact, berwarna-warni, dengan penekanan pada jurnalisme visual tanpa

meninggalkan jati diri Kompas. Desain ulang ini hasil konsultasi dengan seorang

pakar desain, Mario Garcia, dari Amerika Serikat.

Kalau pada awal kelahirannya hanya diawaki 15 wartawan, pada usia lepas

42 tahun ini Kompas memiliki 958 karyawan, 257 di antaranya wartawan. Jumlah

itu merupakan sebagian dari sekitar 11.000 karyawan unit usaha dan kelompok

usaha yang tergabung dalam Kompas Gramedia.

Sampai saat ini Kompas pernah dua kali dilarang terbit. Pertama, tanggal

2-5 Oktober 1965, ketika Kompas diminta untuk tidak terbit dulu sampai keadaan

memungkinkan. Itu terjadi ketika beberapa hari setelah pemberontakan G30S

tahun 1965, militer langsung memberedel koran-koran yang dinilai kiri seperti

Harian Rakyat, Bintang Timur, Warta Bhakti, dan Suluh Indonesia. Yang boleh

terbit hanya media militer seperti harian Angkatan Bersenjata, Berita Yudha,

Kantor Pusat Pemberitaan Angkatan Bersenjata, dan LKBN Antara. Kompas

terbit kembali tanggal 6 Oktober 1965.

Page 45: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Pelarangan terbit kedua terjadi pada 21 Januari-5 Februari 1978. Kompas

yang dinilai meliput secara intensif gerakan mahasiswa 1977-1978 ditutup

bersama Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan

Pos Sore. Pada waktu bersamaan dilarang terbit juga sedikitnya tujuh penerbitan

pers mahasiswa di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Palembang.

Saat ini, dalam kaitan perluasan terbitan edisi Kompas, di empat daerah

(Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat) diterbitkan tambahan

8 halaman. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi

dan selaras dengan otonomi daerah. Terbit juga dua halaman tambahan edisi

Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, menggantikan dua halaman rubrik

Metropolitan edisi nasional.

Untuk menampung keinginan pembaca memperoleh informasi yang

aktual, diterbitkan Kompas Update sejak 4 Januari 2008, dengan mengganti

beberapa judul di halaman 1 dan 15. Namun, Kompas Update berubah menjadi

Kompas edisi siang sejak 1 April, tanpa ada berita yang diperbarui lagi. Dengan

berbagai pertimbangan, di antaranya kenaikan harga kertas yang mencapai 20

persen per Mei 2008, Kompas Update dihentikan penerbitannya tanggal 30 Juni

2008.

2. Falsafah Harian umum Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan

terbuka, tidak melibatkan diri dalam kelompok yang bersifat politik, agama,

sosial, budaya, dan ekonomi. Kompas akan selalu berusaha secara aktif membuka

interaksi positif dan dialog di antara kelompok-kelompok yang ada melalui

Page 46: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

persamaan asas-asas kemanusiaan yang disepakati. Cita-cita ini diwujudkan dalam

sistem rekrutmen karyawan, khususnya wartawan, dengan tidak

mempermasalahkan latar belakang, suku, agama, ras, dan keturunan tetapi lebih

menekankan kemampuan intelektual dan karakter.

Humanisme transendental atau kemanusiaan yang beriman, yang berarti

menempatkan nilai dan asas kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, diterjemahkan

dalam bidang kegiatan yang menunjang sepak terjang Kompas sesuai dengan

konteks wilayah kerja masing-masing, meliputi unit Redaksi, Bisnis, Teknologi

Informasi, Penelitian dan Pengembangan, dan Sumber Daya Manusia-Umum.

Selain modal dan teknologi serta aset lain (segala aset menurut teori

ekonomi klasik serta informasi sebagai aset ekonomi moderen) sumber daya

manusia menjadi aset yang terpenting. Sifat-sifat utamanya adalah pribadi yang

memiliki kemampuan, kompetensi, dan karakter untuk suatu pekerjaan dan

sepakat dengan sikap dan pandangan Kompas. Siapapun bisa bergabung di

dalamnya sejauh memenuhi syarat secara profesional dan menerima nilai-nilai,

visi, dan misi Kompas yang digagas dan dicoba diwujudkan sejak kelahirannya.

Dalam unit Redaksi dicoba disampaikan kualitas informasi dan jurnalistik

yang berbobot melelui upaya intelektual yang penuh empati. Ciri pokok yang

mengiringinya adalah pendekatan rasional, tetapi selalu berusaha untuk

memahami jalan pikiran dan argumentasi lain; selalu berusaha mendukung

persoalan dengan penuh pertimbangan, tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip;

dan disampaikan dengan cara dan bahasa yang santun.

Page 47: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Selain karakter sebagai dasar aset manusia yang utama, perlu

dikembangkan gaya manajemen yang tepat untuk menumbuhkan sistem kerja dan

budaya kerja yang disemangati sikap profesional, serta mekanisme birokrasi yang

bersifat kreatif, bukan birokrasi sebagai beban tambahan yang mematikan inisiatif.

Sasarannya selalu mencari sesuatu yang lebih baik untuk memperbesar

kemampuan menerjemahkan sasaran secara konkret, termasuk di dalamnya

mengoreksi yang keliru dan membakukan apa yang sudah baik, mengelaborasi

kelebihan yang lain, dan meminimalkan kekurangannya.

B. VISI, MISI, DAN KEBIJAKAN REDAKSIONAL Berikut ini akan diuraikan tentang visi, misi, dan kebijakan redaksional

Kompas yang disarikan dari Penyusunan Berita dalam Aktivitas Jurnalisme di

Harian Umum Kompas Biro Jawa Tengah.63

1. Visi

Visi Kompas adalah “Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi

perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta

menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan.”

Manusia dan kemanusian merupakan faktor yang ingin ditempatkan secara

sentral dalam visi Kompas. Karena itu manusia dan kemanusiaan senantiasa

diusahakan menjadi nafas dalam setiap pemberitaan. Hal ini mendorong Kompas

selalu berusaha peka terhadap nasib manusia dan berkeyakinan apabila manusia

63 Bagus Sandi Tratama, Penyusunan Berita dalam Aktivitas Jurnalisme di Harian Umum Kompas Biro Jawa Tengah, Laporan Kuliah Kerja Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2007, halaman 10-14.

Page 48: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

dan kemanusiaan menjadi faktor sentral dalam pemberitaan, nilai-nilai itu akan

memberi makna, kekayaan, dan warna lebih dalam produk jurnalistik.

Sejak lepas dari Partai Katolik pada tahun 1973, Kompas tidak terikat pada

kepentingan kelompok manapun, termasuk Partai Katolik yang memprakarsai

berdirinya harian umum ini. Oleh karena itu, dalam setiap pemberitaannya,

Kompas bertindak untuk kepentingan masyarakat dan bangsa secara mandiri tanpa

dipengaruhi oleh kelompok-kelompok tertentu. Sikap mengedepankan

kepentingan bangsa tersebut menjadikan Kompas sebagai rujukan yang pantas

disimak setiap orang tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan.

2. Misi Misi Kompas adalah “Mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat

secara profesional, sekaligus memberi arah perubahan dengan menyediakan dan

menyebarluaskan informasi yang terpercaya.”

Misi yang diemban harian Kompas adalah mengasah nurani dan membuat

cerdas. Artinya, pemberitaan Kompas selalu mementingkan dimensi kemanusiaan,

hak asasi manusia, keadilan, kesetaraan, anti diskriminasi, dan perlawanan

terhadap penindasan. Sesuai dengan misinya, Kompas akan membuat pembacanya

tidak hanya cerdas secara kognitif, tapi lebih dari itu, setelah mencapai tahap

pengetahuan yang cukup, pembaca diharapkan dapat memiliki kepekaan terhadap

lingkungan sekitarnya.

Kompas juga mengajak pembacanya untuk berpikir dan memberikan

interpretasinya sendiri terhadap berita-berita yang disajikan. Tugas redaksi hanya

sampai pada proses memberikan informasi yang berimbang. Dengan cara yang

Page 49: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

tidak memberikan justifikasi atas suatu permasalahan, pembaca diharapkan

memiliki ruang tersendiri untuk memaknai suatu realitas.

Atas dasar itu, Kompas tidak pernah menyajikan berita yang sensasional.

Artinya, tidak ada fakta yang dikemas secara hiperbolik dalam rangka untuk

mengejar oplah. Sebuah ciri khas yang dimiliki Kompas sejak kelahirannya.

Terlebih lagi karena saat ini, Kompas berada dalam level yang sudah tidak lagi

mengejar oplah.

3. Kebijakan Redaksional Kebijakan redaksional merupakan hasil penjabaran dari visi media.

Kebijakan redaksional menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan kejadian

seperti apa yang akan dipilih dan diangkat menjadi bahan pemberitaan.

Kompas dalam setiap penerbitannya, baik dalam penyajian peristiwa dan

masalah sebagai berita maupun komentar, berusaha ikut membangun dan

mengembangkan budaya demokrasi. Jika ada persoalan, masyarakat dididik untuk

memahami bahwa mungkin ada pandangan lain atau dimensi lain. Dan saat

mengalami kemajuan pun diingatkan jika mungkin masih ada yang tertinggal.

Sebuah ungkapan dalam dunia jurnalistik yang merupakan pelukisan dari

tanggung jawab pers dalam hal ini adalah: Liput dua belah pihak, dengarkan

masing-masing pihak, jangan-jangan ada kemungkinan lain!

Untuk lebih jelasnya, kebijakan redaksional Kompas tertuang dalam

beberapa pertanyaan berikut:

i. Kompas bukan semata-mata berpihak pada satu golongan, partai, maupun

agama.

Page 50: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

ii. Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengenai hal-hal yang bersifat

pribadi.

iii. Tidak membenarkan wartawannya mencari keuntungan pribadi.

iv. Menggunakan sistem check and recheck dalam mencari berita.

v. Tidak memihak salah satu golongan, kelompok, atau pihak-pihak tertentu

dalam menangani kasus-kasus pemberitaan.

vi. Menghargai hal-hal yang bersifat off the record.

vii. Menghormati hak jawab, baik dalam bentuk berita maupun surat pembaca.

viii. Kompas tidak memuat hal-hal yang berbau SARA.

ix. Pola pemberitaan dalam lingkup nasional dan tidak ada kebijakan

prosentase setiap daerah.

x. Tidak ada kebijakan prosentase volume atau isi yang akan dimuat, baik

politik, ekonomi, dan lain-lain. Dengan kata lain, Kompas akan memuat

berita atau komentar dengan pertimbangan mana yang dirasa aktual, dapat

dijadikan proses pemikiran dan pemahaman pembaca seperti yang

dirasakan serta dicoba untuk dikembangkan oleh para wartawannya.

C. STRUKTUR ORGANISASI Dibandingkan dengan kebanyakan surat kabar lain di Indonesia, Kompas

bisa disebut sebagai surat kabar yang telah matang dalam hal manajemen

organisasi dan redaksinya. Hal ini dikarenakan usianya yang telah lebih dari 40

tahun. Kompas, tentu saja, telah banyak mengecap asam garam dunia

persuratkabaran di tanah air.

Page 51: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Berikut ini adalah struktur organisasi redaksi dan perusahaan surat kabar

harian Kompas64:

Pendiri : P.K. Ojong (1920-1980), Jakob Oetama Pemimpin Umum: Jakob Oetama Wakil Pemimpin Umum: St. Sularto, Agung Adiprasetyo Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Suryopranoto Wakil Pemimpin Redaksi: Bambang Sukartiono, Rikard Begun Redaktur Senior: August Parengkuan, Ninok Leksono Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono Wakil Redaktur Pelaksana: Taufik H. Miharja Sekretaris Redaktur dan Wakil: Retno Bintarti Wakil Sekretaris Redaksi: Mamak Sutamat, Oemar Samsuri STAF REDAKSI Jakarta G.M. Sudarta, Indrawan S.M, Bambang S.P., Kartono Riyadi, J.B. Kristanto, Julius Purwanto, Tony D. Widiastoro, Jimmy S., Harianto, Bre Redana, James Luhulima, Budiarto Shambazy, Myrna Ratna M., Sri Hartati, Rusdi Amral, Irving R. Noor, Ninuk Pambudy, Agnes Aristiarini, Fandri Ynuarti, Simon Saragih, Dedi Muhtadi, Budiman Tanuredjo, Abun Sanda, Kenedi Nurhan, Markus Duan Allo, Reinhart Simanjuntak, Moch. S. Hendrowijiono, M. Sjafe’i Hassanbasari, Efix Mulyadi, Ansel da Lopez, Rudy Badil, Gunawan Setiadi, Bob Hutabarat, Muh. Sudarto Js., Joko Purnomo, Diah Marsidi, Irwan Julianto, Chris Pudjiastuti, Yesayas Oktavianus, Maria Hartiningsih, Hassanuddin, Pieter P. Gero, Nugroho F. Yudho, Julian Sihombing, Lim Bun Chai, Yuni Ekawati, Rene L. Pattiradjawane, Marcus Supriadi, A.W. Subarjah, Ibrahimsyah Rahman, Atika Walujani, M. Arbain A.W. Rambey, Cordula M. Kuntari, Banu Astono, Anton Sanjoyo, Salomo Simanungkalit, C. Windoro A.T, Bambang Wisudo P., Rakaryan Sukarjaputra, Dirman Thoha, Agus Hermawan, Nugroho F. Yudho, Andi Suruji, M. Nasir, Irwan Gunawan, J. Osdar Maruli Tobing, Muzni Muis, Mulyawan Karim, Ardus M. Sagewa, Soelastri, Johny T.G., Ratih P. Sudarsono, Elly Roosita, Suhartono, Clara Westi, Agnes Swetta Pandia, Korano Nicolash LMS, Putu Fajar Arcana, Ferry Irwanto, Ferry Santoso, Subur Tjahjono, Elok Dyah Messwati, Yunas Sunthani Aziz, Joice Tauris Santi, Ida Setyorini, Buyung Wijaya Kusuma, Nasrullah Nara, A. Maryoto, Pingkan Ellita Dundu, Sonya Helen Sinombor, Jannes Eudes Wawa, Nasru Alam Aziz, Iman Prihadiyoko, Syahnan Rangkuti, Hanni Sulistyaningtyas, Adi Prinantyo, Edna Caroline, Ardhian Novianto, Danu Kusworo, Osa Tiryatna, Agus Susanto, Sutta Dharmasaputra, Lusiana Indriani Daerah

64 http://www.kompas.com

Page 52: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Tjahja Gunawan Diredja (Bandung), Muhammad Bakir, Pepih Nugraha, Brigitta Isworo Laksmi, Anwar Hudjono, Abdul Lathief (Surabaya), Hariyani Saptono, Bambang Sigap Sumantri, Thomas Pudjo Widijanto (Yogyakarta), P. Tri Agung Kristanto, R. Adhi Kusumaputra, Eddy Hasby, Winarto Herusansono, Yovita Afrika (Semarang), Dody Wisnu Pribadi (Malang), Nadjmuddin Oemar (Banda Aceh), F.X. Puniman (Bogor), Pascal Bin Saju (Kupang), Yamin Indas (Kendari), Akhmad Zulkani (Medan), Hindaryoen Nts (Purwokerto), Yurnaldi (Padang), Tri Harijono (Balik Papan), Frans Sarong (Denpasar), Muhammad Syaefullah (Pontianak), Syamsul Hadi (Jember), Agus Mulyadi (Palembang), Muhammad Subhan, Reny Sri Ayu Taslim (Makasar), Khaerul Anwar (Mataram), Fredy Roeroe, Jean Rizal Layuck (Manado), Kornelis Kewa Ama (Jayapura), Surya Makmur Nasution (Batam), Nasrul Thahar (Jambi), Suprapto (Kudus) LITBANG Kepala : Daniel Dhakidae Wakil : Bestian Nainggolan Manajer Diklat : H. Witdarmono BISNIS Pemimpin Perusahaan : Lukas Widjaja Manajer Iklan : Lukas Widjaja Manajer Sirkulasi : Sugeng Hari Santoso

Page 53: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. PENYAJIAN DATA Pada dasarnya, foto jurnalistik terbagi dalam dua elemen penting, yaitu

gambar (foto) dan teks (keterangan foto). Teks sendiri terdiri dari headline (judul

foto), caption (teks yang menerangkan isi foto berkaidah 5W+1H), byline

(pemotret), dan credit (pemegang hak siar atau penerbitan yang menyiarkan foto

jurnalistik tersebut). Menurut Eddy Hasby, wartawan Kompas, elemen-elemen

tersebut merupakan dasar dari pemaknaan foto jurnalistik.65 Oleh karena itu dalam

pendeskripsian sebuah foto jurnalistik, elemen-elemen tersebut sangat penting

untuk diperhatikan. Demikian juga dalam penelitian ini, elemen-elemen tersebut

akan digambarkan sebagai satu karya (berita) yang tak terpisahkan dan

membentuk satu kesatuan makna.

Obyek yang menjadi kajian analisis dalam penelitian ini adalah foto-foto

jurnalistik tentang Bencana Alam Pergantian Tahun 2007/2008 di Jawa Tengah

bertema pendidikan yang diambil dari terbitan surat kabar harian Kompas selama

periode 27 Desember 2007 sampai dengan 9 Januari 2008 (dua minggu). Selama

periode tersebut, terdapat enam buah foto yang ditampilkan dari sudut pandang

dunia pendidikan.

Foto-foto tersebut kemudian direproduksi (difoto ulang pada lembaran

koran yang memuatnya), ditulis ulang keterangan fotonya, kemudian disusun

kembali sesuai dengan tata letak pada cetakannya. Untuk selanjutnya, karena tidak 65 Eddy Hasby, “Teks Foto dalam Foto Jurnalistik”, online (http://www.kompas.com), diakses 23 Juli 2008.

Page 54: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

semua foto berdiri sendiri sebagai sebuah berita yang mempunyai judul, foto-foto

tersebut akan diberi penomoran sesuai urutan tanggal terbitannya dan kemudian

dideskripsikan.

Foto 1

Sumber: Kompas edisi Senin, 31 Desember 2007, h. E (Cakrawala)

a. Gambar: Beberapa siswa Sekolah Dasar, berseragam putih-merah, sedang

berada di dalam ruang kelas yang berantakan. Point of interest dari foto ini

adalah siswa di bagian kiri-depan yang sedang memandangi bagian atap

ruang kelas, berlatar siswa-siswa lain yang juga sedang memperhatikan

ruang kelas yang kotor dengan runtuhan asbes di atas meja dan lantai.

b. Headline: -

c. Caption: Siswa Kelas VI SD Muhammadiyah 11, Solo, Senin (6/8),

memandangi runtuhan asbes ruang kelas mereka.

d. Credit/Byline: Kompas/Bahana Patria Gupta

Foto 2

Page 55: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Sumber: Kompas edisi Kamis, 3 Januari 2008, h. 12 (Humaniora)

a. Gambar: Berlatar belakang suasana ruang kelas saat ujian, point of interest

dari foto ini adalah seorang anak perempuan berpakaian bebas (bukan

seragam sekolah seperti anak-anak yang lain) yang sedang mengerjakan

soal ujian.

b. Headline: Ujian yang Tertunda

c. Caption: Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah,

Rabu (2/1), mengikuti ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat

banjir. Walau demikian, banyak siswa yang akhirnya menggunakan sandal

jepit ataupun pakaian bebas karena seragam dan perlengkapan lainnya

rusak saat banjir.

d. Credit/Byline: Kompas/Bahana Patria Gupta

Foto 3

Page 56: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Sumber: Kompas edisi Kamis, 3 Januari 2008, h. A (Jawa Tengah)

a. Gambar: Dengan latar (depan dan belakang) suasana banjir yang sedikit

dikaburkan, foto ini memfokuskan perhatian pada empat orang anak SD

berseragam putih-merah yang sedang berjalan melewati banjir.

b. Headline: -

c. Caption: Siswa Sekolah Dasar Muktiharjo Lor 01, 02, 03 melewati

genangan air di depan sekolah mereka saat pulang sekolah, Rabu (2/1).

Selain banjir, hujan deras yang diserta angin membuat sejumlah pohon dan

papan reklame ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

d. Credit/Byline: Kompas/Heru Sri Kumoro

Page 57: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Foto 4

Sumber: Kompas edisi Jumat, 4 Januari 2008, h. 12 (Humaniora)

a. Gambar: Foto ini menampilkan dua orang sedang membersihkan ruangan

kelas yang digenangi air. Tampak meja-maja dan kursi-kursi yang kotor

dan tak tertata sebagai latarnya.

b. Headline: Banjir Merusak Fasilitas Sekolah

c. Caption: Petugas sekolah dan guru SD Medini 2 di desa Medini,

Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (3/1),

membersihkan genangan air dan lumpur akibat banjir yang menggenangi

SD tersebut dalam beberapa hari terakhir. Banjir yang ketinggiannya

mencapai 2 meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah,

seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Page 58: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

d. Credit/Byline: Kompas/ Heru Sri Kumoro

Foto 5

Sumber: Kompas edisi Jumat, 4 Januari 2008, h. A (Jawa Tengah)

a. Gambar: Seorang wanita berbaju merah sedang memilah buku yang

tertumpuk di luar ruang kelas. Latar depannya tumpukan buku-buku yang

terlihat kotor dan latar belakangnya tumpukan meja dan kursi di depan

kelas.

b. Headline: -

c. Caption: Puji Wahyuningsih, Kepala Sekolah Dasar Medini 2 di desa

Medini, Kecamatan Undaan, Kudus, Kamis (3/1), memilah buku yang

rusak akibat banjir yang menggenangi SD tersebut dalam beberapa hari

terakhir. Banjir yang mencapai dua meter tersebut merusak sebagian besar

fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

d. Credit/Byline: Kompas/Heru Sri Kumoro

Page 59: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Foto 6

Sumber: Kompas edisi Jumat, 4 Januari 2008, h. E (Jawa Tengah)

a. Gambar: Seorang siswa mengikuti ujian dengan hanya mengenakan kaus

(tidak memakai seragam sekolah), berlatar belakang suasana ujian di

dalam kelas di mana tampak siswa-siswa lain dan seorang pengawas.

b. Headline: -

c. Caption: Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, mengikuti

ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat banjir, Rabu (2/1).

Banyak siswa yang hanya mengenakan kaus karena seragam mereka

terendam banjir.

d. Credit/Byline: Kompas/Bahana Patria Gupta

B. ANALISIS DATA 1. Analisis Data Menggunakan Elemen Wacana van Dijk

Page 60: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

1. 1. Topik Setidaknya ada dua topik yang disampaikan komunikator dari keenam foto

jurnalistik yang menjadi kajian dalam penelitian ini.

Topik yang pertama adalah rusaknya fasilitas pendidikan. Untuk topik ini,

Kompas menyajikan tiga buah foto, yaitu Foto 1, Foto 4, dan Foto 5.

Foto 1 menampilkan gambar anak-anak SD yang berada di dalam ruang

kelas mereka yang atapnya runtuh, dengan caption:

Siswa Kelas VI SD Muhammadiyah 11, Solo, Senin (6/8), memandangi runtuhan asbes ruang kelas mereka.

Foto 4 menampilkan gambar petugas sekolah dan guru SD yang sedang

membersihkan ruang kelas, dengan caption:

Petugas sekolah dan guru SD Medini 2 di desa Medini, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (3/1), membersihkan genangan air dan lumpur akibat banjir yang menggenangi SD tersebut dalam beberapa hari terakhir. Banjir yang ketinggiannya mencapai 2 meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Foto 5 menampilkan gambar kepala sekolah SD yang sedang memilah

buku, dengan caption:

Puji Wahyuningsih, Kepala Sekolah Dasar Medini 2 di desa Medini, Kecamatan Undaan, Kudus, Kamis (3/1), memilah buku yang rusak akibat banjir yang menggenangi SD tersebut dalam beberapa hari terakhir. Banjir yang mencapai dua meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Topik yang kedua adalah terhambatnya kegiatan pendidikan. Terdapat tiga

foto yang mewakili topik ini, yaitu Foto 2, Foto 3, dan Foto 6.

Page 61: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Foto 2 menampilkan gambar siswa SD yang sedang mengikuti ujian,

dengan caption:

Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/1), mengikuti ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat banjir. Walau demikian, banyak siswa yang akhirnya menggunakan sandal jepit ataupun pakaian bebas karena seragam dan perlengkapan lainnya rusak saat banjir.

Foto 3 menampilkan gambar siswa SD yang sedang berjalan melintasi

banjir dengan caption:

Siswa Sekolah Dasar Muktiharjo Lor 01, 02, 03 melewati genangan air di depan sekolah mereka saat pulang sekolah, Rabu (2/1). Selain banjir, hujan deras yang diserta angin membuat sejumlah pohon dan papan reklame ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Foto 6 juga menampilkan gambar siswa SD yang sedang mengikuti ujian,

dengan caption:

Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, mengikuti ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat banjir, Rabu (2/1). Banyak siswa yang hanya mengenakan kaus karena seragam mereka terendam banjir.

1. 2. Skema Pada umumnya, berita mempunyai dua kategori skema besar. Pertama,

summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen, yaitu judul dan lead.

Kedua, story yaitu isi berita secara keseluruhan.

Sebagai sebuah berita yang berdiri sendiri, foto jurnalistik bisa dikatakan

sebagai summary karena terdiri dari judul dan lead yang terbagi dalam foto dan

keterangan foto yang berkaidah 5W + 1H.

Page 62: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Keenam foto jurnalistik yang dikaji dalam penelitian ini mempunyai

skema beraturan yang terlihat dalam penulisan keterangan fotonya. Rata-rata,

keterangan foto terdiri dari dua kalimat. Foto 1 memuat satu kalimat dalam

keterangannya. Foto 3 memuat tiga kalimat. Selain kedua foto tersebut, yaitu Foto

2, Foto 4, Foto 5, dan Foto 6, memuat dua kalimat dalam keterangannya. Pada

umumnya, kalimat pertama pada keterangan foto digunakan untuk menjelaskan

gambar dan kalimat berikutnya memuat gagasan utama yang ingin disampaikan.

Foto 1 menampilkan gambar anak-anak SD yang berada di dalam ruang

kelas yang atapnya runtuh dengan sebuah kalimat dalam caption yang

menjelaskan gambar tersebut:

Siswa Kelas VI SD Muhammadiyah 11, Solo, Senin (6/8), memandangi runtuhan asbes ruang kelas mereka.

Foto 2 menampilkan gambar anak-anak yang sedang mengerjakan soal.

Foto ini diberi judul “Ujian yang Tertunda” dengan dua buah kalimat dalam

caption.

Kalimat pertama menjelaskan gambar:

Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/1), mengikuti ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat banjir.

Kalimat kedua memuat gagasan utama:

Walau demikian, banyak siswa yang akhirnya menggunakan sandal jepit ataupun pakaian bebas karena seragam dan perlengkapan lainnya rusak saat banjir.

Foto 3 menampilkan gambar empat orang anak SD yang sedang berjalan

melewati banjir dengan tiga buah kalimat dalam caption.

Kalimat pertama menjelaskan gambar:

Page 63: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Siswa Sekolah Dasar Muktiharjo Lor 01, 02, 03 melewati genangan air di depan sekolah mereka saat pulang sekolah, Rabu (2/1).

Kalimat kedua memuat gagasan utama:

Selain banjir, hujan deras yang diserta angin membuat sejumlah pohon dan papan reklame ambruk.

Kalimat ketiga sebagai informasi tambahan:

Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Foto 4 menampilkan gambar dua orang yang sedang membersihkan ruang

kelas. Foto ini berjudul “Banjir Merusak Fasilitas Sekolah” dengan dua buah

kalimat dalam caption.

Kalimat pertama menjelaskan gambar:

Petugas sekolah dan guru SD Medini 2 di desa Medini, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (3/1), membersihkan genangan air dan lumpur akibat banjir yang menggenangi SD tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Kalimat kedua memuat gagasan utama:

Banjir yang ketinggiannya mencapai 2 meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Foto 5 menampilkan gambar seorang perempuan yang sedang memilah

buku dengan dua buah kalimat dalam caption.

Kalimat pertama menjelaskan gambar:

Puji Wahyuningsih, Kepala Sekolah Dasar Medini 2 di desa Medini, Kecamatan Undaan, Kudus, Kamis (3/1), memilah buku yang rusak akibat banjir yang menggenangi SD tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Kalimat kedua memuat gagasan utama:

Page 64: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Banjir yang mencapai dua meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Foto 6 menampilkan gambar anak-anak yang sedang mengerjakan soal

dengan dua buah kalimat dalam caption.

Kalimat pertama menjelaskan gambar:

Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, mengikuti ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat banjir, Rabu (2/1).

Kalimat kedua memuat gagasan utama:

Banyak siswa yang hanya mengenakan kaus karena seragam mereka terendam banjir.

1. 3. Detail Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan

sikapnya secara implisit.66 Wacana yang dikembangkan wartawan tidak selalu

disampaikan dengan terbuka. Detail yang diberikan pada bagian-bagian tertentu

akan menggambarkan bagaimana sikap dan wacana yang dikembangkan oleh

media.

Foto 1 menampilkan detail gambar runtuhan asbes (atap) yang berserakan

di atas meja-meja di ruang kelas.

Detail Foto 2 terlihat pada gambar seorang siswa SD yang tidak

mengenakan seragam sekolah saat ujian. Detail juga terdapat pada kalimat kedua

caption:

66 Eriyanto, op. cit., h. 238

Page 65: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Walau demikian, banyak siswa yang akhirnya menggunakan sandal jepit ataupun pakaian bebas karena seragam dan perlengkapan lainnya rusak saat banjir.

Foto 3 memberikan detail pada kalimat kedua dan ketiga caption:

Selain banjir, hujan deras yang diserta angin membuat sejumlah pohon dan papan reklame ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Foto 4 menampilkan detail gambar ruangan kelas yang berantakan dan air

yang menggenangi lantainya. Detail juga diberikan pada kalimat kedua caption:

Banjir yang ketinggiannya mencapai 2 meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Foto 5 menampilkan detail gambar tumpukan buku-buku yang tampak

lusuh di depan ruang kelas. Detail juga diberikan pada kalimat kedua caption:

Banjir yang mencapai dua meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Dalam Foto 6, detail terlihat pada gambar seorang siswa SD yang tidak

mengenakan seragam sekolah saat ujian. Detail juga terdapat pada kalimat kedua

caption:

Banyak siswa yang hanya mengenakan kaus karena seragam mereka terendam banjir.

1. 4. Maksud Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator

akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan

akan diuraikan secara implisit dan tersamar. Tujuan akhirnya adalah publik hanya

disajikan informasi yang menguntungkan komunikator.

Page 66: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Dalam Foto 1, secara eksplisit, disajikan penjelasan tentang rusaknya

fasilitas pendidikan dengan tampilan gambar ruang kelas yang atapnya runtuh.

Foto 2 menampilkan penjelasan tentang terhambatnya kegiatan pendidikan

secara eksplisit. Hal ini terlihat pada judul “Ujian yang Tertunda” dan kalimat

pertama caption:

Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/1), mengikuti ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat banjir.

Foto 3, secara implisit, menampilkan penjelasan tentang terhambatnya

kegiatan pendidikan dengan tampilan gambar anak-anak SD yang sedang berjalan

melintasi banjir.

Foto 4 menyajikan penjelasan tentang rusaknya fasilitas pendidikan secara

eksplisit. Foto yang berjudul “Banjir Merusak Fasilitas Sekolah” tersebut

menampilkan gambar ruang kelas yang berantakan dan digenangi air, dengan

kalimat kedua caption:

Banjir yang ketinggiannya mencapai 2 meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Foto 5 juga menyajikan penjelasan tentang rusaknya fasilitas pendidikan

secara eksplisit. Foto tersebut menampilkan gambar tumpukan buku-buku yang

lusuh dan kotor, dengan kalimat kedua caption:

Banjir yang mencapai dua meter tersebut merusak sebagian besar fasilitas sekolah, seperti laboratorium bahasa, buku, dan komputer.

Foto 6, secara eksplisit, menyajikan penjelasan tentang terhambatnya

kegiatan pendidikan dalam kalimat pertama caption:

Page 67: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Siswa SD Negeri Beton, Kecamatan Jebres, Solo, mengikuti ujian akhir semester yang sempat tertunda akibat banjir, Rabu (2/1).

1. 5. Grafis Elemen grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan

atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat

diamati dari teks. Elemen ini memberikan efek kognitif, dalam arti ia mengontrol

perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukkan apakah suatu

informasi dianggap penting dan menarik sehingga harus dipusatkan/difokuskan.67

Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, atau tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan.68

Dalam foto jurnalistik yang menjadi kajian dalam penelitian ini, elemen

grafis, tentu saja, terlihat dalam bentuk gambar (foto). Selain itu, penonjolan juga

terlihat dalam penulisan judul dan caption. Penonjolan tersebut dilakukan dengan

pemakaian tipe huruf yang berbeda (baik bentuk maupun ukurannya) dan huruf

yang ditebalkan.

Gambar pada Foto 1 menampilkan point of interest seorang anak SD di

bagian kiri-depan yang sedang memandangi atap ruang kelas. Penekanan juga

dilakukan pada kata pertama dalam caption, yaitu kata “Siswa”. Kata tersebut

menggunakan jenis huruf berbeda dari keseluruhan caption dan ditebalkan.

Gambar pada Foto 2 menampilkan seorang anak perempuan (siswa SD)

berpakaian bebas (bukan seragam sekolah seperti anak-anak yang lain) yang 67 Eriyanto, op. cit., h. 258 68 Eriyanto, op. cit., h. 257-258

Page 68: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

sedang mengerjakan soal ujian sebagai point of interestnya. Posisinya yang

berada di kanan-depan dan pakaian yang berbeda dari siswa-siswa lain

membuatnya terlihat menonjol. Ditambah sudut pengambilan gambar yang

membuatnya terlihat lebih besar (dominan) dalam gambar. Penekanan lain

dilakukan pada judul “Ujian yang Tertunda”, di sebelah kiri-atas gambar, dengan

menggunakan jenis huruf yang berbeda dan ukuran huruf yang lebih besar dari

caption. Penekanan juga dilakukan pada kata pertama dalam caption, yaitu kata

“Siswa” yang menggunakan jenis huruf berbeda dari keseluruhan caption dan

ditebalkan.

Gambar pada Foto 3, dengan latar (depan dan belakang) suasana banjir

yang sedikit dikaburkan, memfokuskan perhatian pada empat orang anak SD yang

sedang berjalan melewati banjir. Penekanan juga diberikan pada kata pertama

dalam caption, yaitu kata “Siswa Sekolah Dasar” yang menggunakan jenis huruf

berbeda dari keseluruhan caption dan ditebalkan.

Gambar pada Foto 4 memfokuskan perhatian pada dua orang (petugas

sekolah dan guru SD) yang sedang membersihkan ruangan kelas yang berantakan

dan digenangi air. Penekanan lain dilakukan pada judul “Banjir Merusak Fasilitas

Sekolah”, di atas gambar, dengan menggunakan jenis huruf yang berbeda dan

ukuran huruf yang lebih besar dari caption. Penekanan juga dilakukan pada kata

pertama dalam caption, yaitu kata “Petugas sekolah” yang menggunakan jenis

huruf berbeda dari keseluruhan caption dan ditebalkan.

Gambar pada Foto 5 menampilkan seorang wanita (Kepala Sekolah Dasar)

yang sedang memilah buku yang tertumpuk di luar ruang kelas. Posisinya di

Page 69: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

tengah-atas dan pakaiannya yang dominan warna merah menjadikannya point of

interest dari gambar. Penekanan juga dilakukan pada kata pertama dalam caption,

yaitu kata “Puji Wahyuningsih” yang menggunakan jenis huruf berbeda dari

keseluruhan caption dan ditebalkan.

Gambar pada Foto 6 memusatkan perhatian pada seorang siswa SD yang

sedang mengikuti ujian dengan hanya mengenakan kaus (tidak memakai seragam

sekolah), berlatar belakang suasana ujian di dalam kelas di mana tampak siswa-

siswa lain dan seorang pengawas. Posisinya di tengah-depan dan sudut

pengambilan gambar membuatnya terlihat dominan dalam gambar. Penekanan

juga dilakukan pada kata pertama dalam caption, yaitu kata “Siswa SD Negeri”

yang menggunakan jenis huruf berbeda dari keseluruhan caption dan ditebalkan.

2. Pembahasan Dalam analisis data, tidak semua elemen wacana van Dijk bisa diterapkan

karena tidak semua elemen tersebut ada atau bisa ditemukan dalam foto jurnalistik

yang dikaji dalam penelitian ini. Selain topik (struktur makro) dan skema

(superstruktur), peneliti hanya menemukan tiga elemen dari struktur mikro, yaitu

elemen detail, maksud, dan grafis.

Foto-foto yang dianalisis menggunakan elemen wacana van Dijk di atas,

menunjukkan bahwa Kompas memiliki perhatian khusus terhadap dunia

pendidikan, terutama pendidikan dasar. Keenam foto tersebut menampilkan

bagaimana dampak yang ditimbulkan bencana terhadap fasilitas sekolah dasar dan

kegiatan belajar-mengajar di sekolah dasar.

Page 70: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Foto-foto tersebut mengajak kita untuk ikut merasakan apa yang terjadi

dan mengingatkan agar segera melakukan sesuatu untuk membantu mengatasinya.

Terhambatnya kegiatan pendidikan karena fasilitas-fasilitas sekolah yang rusak

tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Selain menjadi korban bancana yang harus

segera ditangani, anak-anak juga harus tetap mendapatkan pendidikan yang

memadai karena mereka adalah masa depan bangsa. Dengan kata lain, kegiatan

belajar-mengajar harus tetap berjalan.

Terkait dengan masalah bencana, anak-anak harus mendapatkan

pengetahuan yang cukup mengenai lingkungan dan bencana yang mungkin terjadi

agar mereka lebih ramah terhadap lingkungan. Mereka harus sadar bahwa segala

tingkah laku mereka seyogianya tidak berpotensi merusak lingkungan, karena itu

akan merugikan diri mereka sendiri. Seandainya bencana tetap terjadi, mereka

juga perlu tahu apa yang harus dilakukan. Melalui pendidikan, generasi muda

ditempa dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk menjadi penerus bangsa yang

siap dengan segala tantangan yang akan dihadapinya di masa depan, termasuk

bencana.

Kompas, dalam fungsinya sebagai kontrol sosial, juga menyampaikan

pesan (baik saran maupun kritik) kepada pemerintah karena mempunyai peran

penting dalam masalah pendidikan.

Pendidikan formal secara legal memang menjadi beban tanggungan negara, seperti yang dinyatakan dalam Encyclopaedia Americana: Formal education is legally a state function. The office has the ideal position for educational leadership. (Terjemahan: Pendidikan formal secara legal merupakan satu fungsi negara. Jawatan pemerintah memiliki posisi ideal bagi kepemimpinan pendidikan). Maka negara bertanggung jawab untuk memberikan

Page 71: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

berbagai fasilitas bagi penyelenggaraan pendidikan, dan memberikan supervisi.69

Terlepas dari ada atau tidaknya bencana, kondisi pendidikan di Indonesia

memang bisa dikatakan masih jauh dari kemapanan. Sejak masa Orde Baru

sampai saat ini, sistem pendidikan di negeri ini agaknya belum banyak

berkembang. Banyak pakar pendidikan yang mensinyalir bahwa sistem

pendidikan Orde Baru telah berhasil dipolitisir untuk kembali menjajah jiwa

rakyat.70 Pola pendidikan militeristik yang penuh dengan upacara dan

penyeragaman di mana-mana telah membuat kaum muda kehilangan

kebebasannya, yaitu kebebasan berkreasi untuk memanusiawikan dirinya sebagai

ciptaan yang dianugerahi daya cipta. Sindhunata menyatakan bahwa pendidikan

selama Orde Baru hanya melahirkan air mata.71

Runtuhnya Orde Baru membangkitkan harapan terciptanya kondisi

pendidikan yang lebih baik. Selain reformasi di bidang politik dan ekonomi,

reformasi pendidikan juga harus dilakukan. Seorang pengamat pendidikan,

Darmaningtyas, menegaskan bahwa reformasi seharusnya dimulai dari

pendidikan.72

Pada kenyataannya, saat ini dunia pendidikan masih didera berbagai

macam permasalahan, mulai dari masalah kurikulum, kualitas guru yang

69 Kartini Kartono, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta, 1997, halaman 31. 70 Andrias Harefa, dalam Veronika Novita Lestari Manaan, “Wacana Pendidikan dalam Film: Analisis Wacana Terhadap Konstruksi Realitas Pendidikan di Indonesia dalam Film ‘Denias, Senandung di Atas Awan’”, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2007, halaman 38. 71 Sindhunata, “Pendidikan Hanya Melahirkan Air Mata”, dalam Veronika Novita Lestari Manaan, Ibid., halaman 39. 72 Darmaningtyas, dalam Andrias Harefa, dalam Veronika Novita Lestari Manaan, Ibid., halaman 39.

Page 72: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

dipertanyakan, anggaran pendidikan, mahalnya biaya pendidikan, sampai masalah

korupsi dana pendidikan yang meraja lela.

Hingga saat ini belum ada realisasi kurikulum yang secara konkret mengembangkan potensi diri dan pemikiran peserta didik. Sedikit sekali lembaga pendidikan seperti sekolah yang menyediakan fasilitas pengembangan individu yang berbasis konteks sosial dan budaya nasional. Yang ada melulu pengetahuan teknis dan intelektual statis yang kaku. Bila ada, tentu masyarakat dituntut pembayaran yang sangat mahal untuk itu. Masyarakat yang tidak mampu menyediakan dana untuk anak mereka tentu tidak dapat memilih, selain menerima sistem pendidikan kaku warisan penjajah.73

Kondisi guru adalah salah satu hal yang memprihatinkan dalam dunia

pendidikan. Kharisma seorang pendidik, yang dulu sangat dihormati, sekarang

telah memudar. Profesi ini pun bukan pilihan bagi kebanyakan lulusan pendidikan

tinggi karena hasil yang didapat dari segi ekonomi tidak begitu menjanjikan.

Tekanan ekonomi mengakibatkan buruknya kinerja guru dan menjadi salah satu

alasan yang menyebabkan banyak guru enggan mengembangkan

kemampuannya.74

Hal lain yang sangat menghambat perkembangan pendidikan adalah

penyelewengan dana pendidikan. Menurut Febri Hendri, Peneliti Senior Indonesia

Corruption Watch (ICW) saat menyoal Evaluasi Kinerja Departemen Pendidikan

Nasional, selama kurun waktu 2004-2009, sedikitnya terungkap 142 kasus

korupsi di sektor pendidikan dan kerugian yang diderita negara mencapai Rp

73 Rosmi Julitasari S., “Hari Pendidikan Nasional: Pendidikan Untuk Siapa?”, online (http://www.vhrmedia.com/vhr-corner/artikel,Hari-Pendidikan-Nasional-Pendidikan-untuk-Siapa-8.html) diakses 9 Desember 2009. 74Ibid.

Page 73: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

243,3 miliar.75 Febri juga menyebutkan, berdasarkan audit Badan Pemeriksa

Keuangan diketahui bahwa enam dari sepuluh sekolah menyimpangkan dana

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan rata-rata penyimpangan itu senilai Rp

13,7 juta.76

Menurut Ade Irawan, Koordinator Monitoring Pelayanan Publik ICW,

korupsi pendidikan menyebabkan berkurangnya anggaran dan dana pendidikan,

merusak mental birokrasi pendidikan, meningkatkan beban biaya yang harus

ditanggung masyarakat, dan turunnya kualitas layanan pendidikan; bahkan, dalam

beberapa kasus, korupsi pendidikan telah membahayakan nyawa peserta didik

dalam bentuk ambruknya gedung sekolah.77

Pendidikan di Indonesia saat ini tampaknya sedang bingung menentukan

langkah, lalai dengan hakikat dan tujuan pendidikan dan tidak mengenali budaya

sendiri.78 Banyak hal yang harus dibenahi untuk menuju sebuah kondisi

pendidikan seperti yang diharapkan, yaitu sebuah sistem pendidikan bermartabat

yang mempertahankan idealisme dan menerapkan sistem kependidikan demi

tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri dan bukan hanya mencari keuntungan

finansial, sosial, atau politik. Harga diri dari suatu sistem pendidikan yang

75 Febri Hendri, dalam Ester Lince Napitupulu, “Korupsi Dana Pendidikan, dari Dinas hingga Sekolah”, online (http://pojokantikorupsi.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=18&artid=1674) diakses 9 Desember 2009. 76 Febri Hendri, dalam Ester Lince Napitupulu, loc. cit. 77 Ade Irawan, dalam Ester Lince Napitupulu, loc. cit. 78 Aprilia Sakti Kusumalestari, “Memaknai 2 Mei Sebagai Hari Pendidikan Nasional”, online (http://www.pitoyo.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=475) diakses 9 Desember 2009.

Page 74: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

ditunjukkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yang oleh tokoh pendidikan kemudian

disebut dengan educational dignity atau keanggunan pendidikan.79

Pendidikan di masa sekarang diharapkan bisa mempelopori jalannya sejarah, dan memberikan pengarahan pada proses perwujudan manusia seutuhnya dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Di samping itu, sejak zaman purba pendidikan mengemban tugas mengoperkan pengalaman, pengetahuan/ informasi, dan kaidah-kaidah normatif dari satu generasi kepada generasi berikutnya, demi tata tertib kehidupan. Oleh karena itu perbuatan mendidik dengan tugas-tugas sosialisasi dan sivilisasi terhadap anak keturunan manusia merupakan satu alat penting bagi upaya mempertahankan jenis/species manusia.80

Ilmu pengetahuan merupakan fenomena menarik dalam kehidupan

manusia karena ilmu pengetahuanlah yang secara prinsip membedakan manusia

dengan makhluk lain. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan merupakan pertanda

kehadiran manusia dan menjadi keniscayaan bagi manusia dalam mengarungi

hidupnya.81

Setidak-tidaknya ada tiga alasan mengapa manusia harus berilmu agar

martabatnya sebagai makhluk tetap terjaga dan agar dapat menghadapi

kehidupannya secara optimal.82 Pertama, manusia tidak siap hidup di alam asli,

yaitu alam yang belum terolah dan belum tersentuh teknologi. Tidak seperti

binatang yang kodrat kemakhlukannya merupakan keniscayaan mutlak yang tidak

dapat ditolak, manusia harus mengembangkan ilmu pengetahuan untuk hidup;

mengolah alam dengan segenap budi daya dan teknologinya. Namun di sisi lain,

ada tanggung jawab yang harus dipikul manusia; tanggung jawab yang tidak

79 Aprilia Sakti Kusumalestari, loc. cit. 80 Kartini Kartono, op. cit., halaman 9. 81 Achmad Charris Zubair, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia: Kajian Filsafat Ilmu, Lesfi, Yogyakarta, 2002, halaman 3. 82 Ibid.

Page 75: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

dimiliki binatang. Kedua, manusia adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas

dengan apa yang telah dilakukan dan dicapainya. Ketidakpuasan ini dapat

diterima sebagai sebuah kewajaran dalam rangka pengembangan pengetahuannya,

karena ketidakpuasan dapat bermakna kreatifitas, walaupun tidak jarang berupa

destruktivitas. Ketiga, ilmu juga berkembang dan sekaligus menjadi kebutuhan

karena manusia merupakan makhluk yang mempunyai kebutuhan akan jawaban

atas pertanyaan tentang “makna” sebagai sesuatu yang bersifat imaterial dan batin.

Pertanyaan-pertanyaan tentang makna hidup, kehidupan sesudah mati, atau tujuan

hidup, merupakan contoh bahwa manusia memerlukan cara menjawab yang tepat

agar tidak kehilangan orientasi dalam hidupnya. Pada dasarnya, manusia adalah

makhluk yang “gelisah”, sebuah fenomena kejiwaan yang tidak dimiliki makhluk

lain. Kegelisahanlah yang menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi kebutuhan

penting. Kegelisahanlah yang mendorong serta menjadikan hidup lebih jelas

bahwa manusia memiliki harapan dan impian.

Sedemikian pentingnya ilmu pengetahuan menjadikan perlunya

pendidikan yang memadai bagi manusia. John Dewey memandang pendidikan

sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik

menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju

ke arah tabiat manusia.83

83 John Dewey, Democracy and Education, dalam Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, P.T. Bumi Aksara, Jakarta, 2000, halaman 1.

Page 76: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Herman H. Horne berpendapat bahwa pendidikan harus dipandang sebagai

suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar,

dengan sesama manusia, dan dengan tabiat tertinggi dari kosmos.84

Dalam pengertian alamiah yang luas maka proses kependidikan tersebut menyangkut proses seseorang menyesuaikan dirinya dengan dunia sekitarnya. Sedang dalam pengertiannya yang lebih dangkal (sempit) dunia sekitarnya pun melakukan proses penyesuaian dengan dirinya. Dia belajar untuk mengetahui cara-cara jalannya alam dan dalam batas-batas tertentu ia harus dapat mengontrol alam sekitar itu. Dia juga belajar mengenai tentang apa saja yang diperlukan oleh sesama manusia terhadap dirinya, dan bagaimana ia harus bekerja sama dengan orang lain, serta bagaimana mempengaruhinya. Juga ia harus belajar mengetahui dan merasakan keakraban dirinya dengan alam sekitar lingkungan hidupnya, agar supaya dirinya merasa krasan tinggal di alam raya ini, tidak merasa terasing hidup di dunianya sendiri.85

Menurut Abdurrahman Wahid, pendidikan adalah wahana terpenting

untuk mencapai kemerdekaan.86 Senada dengan pernyataan tersebut, Kartini

Kartono menyatakan bahwa pendidikan sejati merupakan upaya sistematis untuk

pembebasan yang permanen dari macam-macam keterbelengguan.87 Dengan

pendidikan, diharapkan bisa memberikan pencerahan bagi manusia,

membebaskannya dari belenggu penjajahan, ketidaktahuan (kebodohan),

kemiskinan, dan kegelisahan akan pertanyaan-pertanyaan serta permasalahan-

permasalahan hidupnya. Semangat pembebasan inilah yang menjadi semangat

kaum humanis untuk mencapai pencerahan.

84 Herman H. Horne, Philosophies of Education, dalam Arifin, Ibid., halaman 12. 85 Arifin, op. cit., halaman 12-13. 86 Abdurrahman Wahid, dalam Paulo Freire, Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan, Terjemahan: Alois A. Nugroho. P.T. Gramedia, Jakarta, 1984, halaman xv. 87 Kartini Kartono, op. cit., halaman 6.

Page 77: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Berikut akan diuraikan, secara singkat, sejarah humanisme yang disarikan

dari buku Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat karya Zainal

Abidin.88

Dari sisi aliran-aliran di dalam filsafat, humanisme sering diartikan

sebagai paham yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia sedemikian

rupa sehingga manusia menempati posisi yang sangat sentral dan penting, baik

dalam perenungan teoretis-filsafati maupun dalam praktek hidup sehari-hari.

Dalam arti ini, manusia dipandang sebagai ukuran bagi setiap penilaian, dan

referensi utama dari setiap kejadian di alam semesta. Salah satu asumsi yang

melandasi paham ini adalah bahwa manusia pada prinsipnya merupakan pusat dari

realitas. Para humanis berpegang teguh pada pendirian bahwa manusia pada

hakekatnya bukan sebagai viator mundi (peziarah di muka bumi), melainkan

sebagai vaber mundi (pekerja atau pencipta dunianya). Oleh karena itu, sudah

sepantasnya jika segala ukuran penilaian dan referensi akhir dari semua kejadian

manusiawi dikembalikan lagi kepada manusia itu sendiri, bukan kekuatan-

kekuatan di luar manusia, misalnya kekuatan Tuhan atau alam. Realitas manusia

adalah hak milik manusia sehingga, setiap kejadian, gejala, dan penilaian apapun,

harus selalu dikaitkan dengan keberadaan, kepentingan, dan kebutuhan manusia.

Dengan demikian tidak dapat dibenarkan adanya penilaian atau interpretasi,

tentang kejadian atau gejala manusiawi, yang menempatkan manusianya sendiri

sebagai entitas-entitas marjinal atau pinggiran (peripheral).

88 Zainal Abidin, Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, halaman 25-29.

Page 78: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Dari sisi historis, humanisme berarti suatu gerakan intelektual dan

kesusastraan yang bisa dikatakan sebagai motor penggerak kebudayaan moderen,

khususnya kebudayaan Eropa. Gerakan ini, pada prinsipnya, merupakan aspek

dasar dari gerakan Renaisans (abad ke-14 sampai abad ke-16 M). Gerakan yang

pertama kali muncul di Italia pada paruh kedua abad ke-14 M ini, dan kemudian

menyebar ke segenap penjuru Eropa, dimaksudkan untuk membangunkan umat

manusia dari tidur panjang Abad Pertengahan yang dikuasai dogma-dogma

agamis-gerejani.

Abad Pertengahan adalah abad di mana otonomi, kreativitas, dan

kemerdekaan berpikir manusia dibelenggu oleh kekuasaan gereja. Abad ini sering

disebut “Abad Kegelapan” karena cahaya akal budi manusia tertutup kabut

dogma-dogma gereja. Kuasa manusia dipatahkan oleh pandangan gereja yang

menyatakan bahwa hidup manusia telah digariskan oleh kekuatan-kekuatan ilahi,

dan akal budi manusia tidak akan pernah sampai pada misteri dari kekuatan-

kekuatan itu. Pikiran-pikiran manusia yang menyimpang dari dogma-dogma

tersebut dianggap sesat dan karenanya harus dicegah dan dikendalikan.

Dalam zaman itulah, gerakan humanisme muncul untuk melepaskan diri

dari belenggu kekuasaan gereja dan membebaskan akal budi dari kungkungan

yang mengikat. Melalui pendidikan liberal, kaum humanis mengajarkan bahwa

manusia pada prinsipnya adalah makhluk bebas dan berkuasa penuh atas

eksistensinya sendiri dan masa depannya. Maka, dalam batas-batas tertentu,

kekuatan-kekuatan dari luar yang membelenggu kebebasan manusia harus segera

dipatahkan.

Page 79: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Istilah “humanisme” berasal dari kata Latin humanitas (pendidikan

manusia) dan dalam bahasa Yunani disebut paideia: pendidikan yang didukung

oleh manusia-manusia yang hendak menempatkan seni liberal sebagai materi atau

sarana utamanya. Alasan utama seni liberal dijadikan sebagai sarana terpenting di

dalam pendidikan waktu itu adalah kenyataan bahwa hanya dengan seni liberal,

manusia akan tergugah untuk menjadi manusia, menjadi makhluk bebas yang

tidak terkekang oleh kekuatan-kekuatan dari luar dirinya. Dengan seni liberal,

mereka percaya bahwa manusia dapat dibangunkan dari tidur panjangnya pada

Abad Pertengahan. Model pendidikan ini adalah model pendidikan yang didorong

oleh semangat zaman antik (Yunani Kuno), yang ditandai oleh adanya kehidupan

demokratis, yang pada abad pertengahan dianggap sebagai semangat kaum kafir.

Pada zaman antik, klaim atas otonomi manusia dijunjung tinggi, dan dalam batas-

batas tertentu, manusia mempunyai kewenangan sendiri dalam keterlibatannya

dengan alam dan dalam penentuan arah sejarah manusia.

Walaupun kebebasan merupakan tema terpenting dari humanisme,

kebebasan yang diperjuangkannya bukan kebebasan yang absolut, melainkan

kebebasan yang berkarakter manusiawi: kebebasan manusia dalam batas-batas

alam, sejarah, dan manusia. Para humanis juga tidak menyangkal adanya

kekuatan-kekuatan yang bersifat metafisik atau ilahiah. Walaupun mereka

menentang kekuasaan gereja, tidak berarti mereka anti-agama. Semangat mereka

untuk menjunjung tinggi nilai, martabat, dan kebebasan manusia disertai dengan

kesadaran bahwa mereka tidak mungkin menolak keluhuran dan kekuasaan

Tuhan. Namun, mereka percaya bahwa di balik kuasa tersebut masih banyak

Page 80: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

peluang bagi manusia untuk menentukan jalan hidupnya, mengembangkan

potensi, dan memilih masa depannya sendiri tanpa terbelenggu oleh kodrat atau

ketakutan terhadap murka Tuhan. Kebebasan manusia itu ada, dan perlu

dipertahankan serta diekspresikan.

Page 81: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemilihan dan penampilan foto-foto bencana bertema pendidikan yang

menjadi kajian dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan bahwa Kompas,

sebagai komunikator, mempunyai perhatian khusus terhadap masalah pendidikan,

terutama pendidikan dasar. Ini merupakan wujud keprihatinan terhadap dunia

pendidikan di Indonesia, terlepas dari ada atau tidaknya bencana.

Kompas melontarkan sebuah wacana tentang bencana yang melanda dunia

pendidikan, baik bencana alam dalam arti sebenarnya yang merusak fasilitas dan

mengganggu kegiatan pendidikan maupun bencana yang berarti sebuah keadaan

memprihatinkan yang sejak lama menimpa dunia pendidikan. Kompas

mengingatkan bahwa, selain bencana, ada hal lain yang juga tidak kalah penting

untuk terus diperhatikan, yaitu masalah pendidikan. Jangan sampai, karena adanya

bencana yang melanda, kita melupakan masalah pendidikan.

Selain menyampaikan pesan kepada pemerintah yang memiliki posisi ideal

dalam kepemimpinan pendidikan, Kompas juga mengajak kita semua untuk ikut

berkontribusi dalam mengatasi masalah ini. Bencana harus segera diatasi agar

pendidikan tidak sampai terhenti. Pendidikan selayaknya menjadi salah satu hal

yang diutamakan dalam penanganan bencana karena pendidikan bisa menjadi

sarana untuk menanggulangi bencana di masa yang akan datang. Melalui

pendidikan bisa disosialisasikan pengetahuan tentang bencana dan bagaimana cara

Page 82: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

untuk mencegah serta mengatasinya karena sangat dimungkinkan terjadinya

sebuah bencana adalah karena ulah manusia sendiri.

Momen bencana digunakan dengan baik oleh Kompas untuk

mengungkapkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan. Peristiwa bencana

merupakan momen kemanusiaan yang sangat menyentuh, di mana banyak korban

jiwa dan harta benda yang berjatuhan. Tampilan foto anak-anak juga menjadi

daya tarik tersendiri karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang

harus mendapatkan pendidikan yang layak agar menjadi manusia seutuhnya yang

mampu menghadapi tantangan-tantangan di masa depan, termasuk tantangan

berupa bencana. Kepolosan mereka menggugah nurani kita untuk bertanggung

jawab atas apa yang menimpa mereka.

Penampilan kondisi fasilitas sekolah yang rusak dan kegiatan belajar anak-

anak yang terhambat karena bencana merepresentasikan keadaan pendidikan yang

memprihatinkan. Pada kenyataannya, dengan atau tanpa bencana, keadaan

pendidikan di negeri ini memang memprihatinkan. Padahal, pendidikan

diharapkan bisa memberikan pencerahan bagi manusia, membebaskannya dari

belenggu penjajahan, ketidaktahuan (kebodohan), kemiskinan, dan kegelisahan

akan pertanyaan-pertanyaan serta permasalahan-permasalahan hidupnya. Bencana

yang menimpa dunia pendidikan berarti hambatan bagi pembebasan dan

pencerahan bagi manusia.

Karena itu, Kompas memunculkan wacana pendidikan sebagai

representasi dari visinya yang ingin memberikan pencerahan bagi perkembangan

masyarakat Indonesia dengan menempatkan manusia dan kemanusiaan sebagai

Page 83: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

faktor sentral. Masyarakat harus dibebaskan dari segala bentuk keterbelengguan

guna mencapai pencerahan. Wahana terpenting untuk mencapai kemerdekaan

tersebut adalah pendidikan.

B. SARAN Foto jurnalistik telah banyak memberikan kontribusi dalam pengungkapan

realitas dalam masyarakat. Salah satu produk jurnalistik berupa perpaduan gambar

dan tulisan yang sarat akan makna di dalamnya. Karena itu, foto jurnalistik

menarik untuk dikaji.

Bagi peneliti yang akan menerapkan metode analisis wacana van Dijk

pada foto jurnalistik, hendaknya melakukan beberapa penyesuaian dalam

penggunaan elemen-elemen analisisnya. Hal ini dikarenakan elemen-elemen

tersebut pada awalnya digunakan pada analisis teks tertulis. Foto jurnalistik, tidak

seperti berita tulis, lebih menonjolkan gambar sehingga tidak semua elemen dari

struktur mikro dapat diterapkan untuk analisisnya.

Bagi pemerhati pendidikan, terlepas dari ada atau tidaknya bencana,

hendaknya turut ambil bagian dalam menangani masalah pendidikan di Indonesia.

Masalah pendidikan bukan hanya masalah pemerintah melainkan segenap

masyarakat. Penyediaan pendidikan yang layak akan membantu masyarakat

mencapai pencerahan dalam kehidupannya. Kontribusi sekecil apapun akan

sangat berarti bagi perkembangan pendidikan.

Bagi media massa, khususnya surat kabar, hendaknya bisa selalu menjadi

penyuara kepentingan rakyat dan menjadi kontrol sosial, terutama di bidang

pendidikan. Selain menyajikan informasi yang berguna bagi masyarakat, juga

Page 84: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

selalu memberikan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya kondisi

pendidikan yang lebih baik di negeri ini.

Page 85: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

DAFTAR PUSTAKA Buku: A.B. Lapian (ed.), 1985. Semangat ’45: Dalam Rekaman Gambar IPPHOS.

Jakarta: Penerbit Sinar Harapan. Achmad Charris Zubair, 2002. Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan

Manusia: Kajian Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Lesfi. Alex Sobur, 2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana ,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Arifin, 2000. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Brown, Gillian dan Yule, George, 1966. Discourse Analysis. Cambridge:

Cambridge University Press. Eilers, Franz-Josef, 2001. Berkomunikasi dalam Masyarakat: Pengantar

Komunikasi Sosial. Penerjemah Frans Obon dan Eduard Jebarus, Pr. Ende: Nusa Indah.

Eriyanto, 2006. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS. Freire, Paulo, 1984. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan. Penerjemah Alois

A. Nugroho. Jakarta: P.T. Gramedia. Fuadi M. Alwi, 2004. Foto Jurnalistik. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Jorgensen, Marianne W. dan Phillips, Louise J., 2007. Analisis Wacana: Teori

dan Metode. Penerjemah Imam Suyitno, Lilik Suyitno, dan Suwarna. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartini Kartono, 1997. Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional.

Jakarta: P.T. Pradnya Paramita. Mursito B.M., 2006. Memahami Institusi Media: Sebuah Pengantar. Surakarta:

Lindu Pustaka dan SPIKOM. Onong Uchjana Effendy, 2004. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:

P.T. Remaja Rosdakarya. Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS.

Page 86: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

St. Sularto (ed.), 2001. Humanisme dan Kebebasan Pers: Menyambut 70 Tahun Jakob Oetama. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Sugiyanto, 2004. Analisis Statistik Sosial. Malang: Bayumedia Publishing. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Penerbit Alfabeta. Sumarlam (ed.), 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka

Cakra. Tim, 2007. Mata Hati 1975-2007. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Tim Buku Kompas, 2008. Buku Panduan Kompas. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas. Totok Djuroto, 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: P.T. Remaja

Rosdakarya. Yakob Utama, 1987. Perspektif Pers Indonesia. Jakarta: LP3ES. Zainal Abidin, 2000. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat.

Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Kamus: Tim, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Surat Kabar: Kedaulatan Rakyat, Kamis, 27 Desember 2007. Kedaulatan Rakyat, Jumat, 4 Januari 2008. Jurnal: Sanat Mohd Nasir, 2008. “Pengupayaan Tatabahasa Wacana Bahasa Melayu di

Malaysia dan Singapura”. Jurnal e-Utama. Jilid 1. Diakses 18 Mei 2009 dari http://www.mlcd.myplace.nie.edu.sg

Powers, Penny, 2007. “The Philosophical Foundation of Foucaultian Discourse Analysis”. Thompson Rivers University. Diakses 26 Mei 2009 dari http://www.cadaad.org/ejournal/2007/2?phpMyadmin=3fc5ae6d8226ced2c3e6049a1c0d8e85

Skripsi:

Page 87: REPRESENTASI VISI SURAT KABAR DALAM FOTO … · (Studi Analisis Wacana Tentang Pendidikan sebagai Representasi Visi Surat ... atas terselesaikannya skripsi dengan judul ... writer

Purnami Wulansari, 2006. “Perempuan dalam Foto Jurnalistik: Studi Analisis Isi Foto Jurnalistik tentang Citra Perempuan dalam Surat Kabar Bali Post dan Kedaulatan Rakyat Periode Maret-Mei 2005”. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Veronika Novita Lestari Manaan, 2007. “Wacana Pendidikan dalam Film: Analisis Wacana Terhadap Konstruksi Realitas Pendidikan di Indonesia dalam Film ‘Denias, Senandung di Atas Awan’”. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Laporan Magang: Bagus Sandi Tratama, 2007. Penyusunan Berita dalam Aktivitas Jurnalisme di

Harian Umum Kompas Biro Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Makalah: Ibnu Hamad. “Perkembangan Analisis Wacana dalam Ilmu Komunikasi: Sebuah

Telaah Ringkas”. Universitas Indonesia. Website: http://pojokantikorupsi.com http://www.fotografer.net http://www.kompas.com http://www.pitoyo.com http://www.vhrmedia.com