representasi identitas para pengguna vespa gembel

11
Representasi Indentitas Komunitas Rat Scooterist (Vespa Gembel) 1 Ayub wahyudi 2 Abstrak Pendahuluan Kita dapat mengatakan bahwa apa yang orang lain lihat pada diri kita adalah s sebenarnya. Semua tanda yang menempel pada tubuh kita membantu orang lain untuk men kita. Sehingga terkadang kita berbohong, tidak hanya pada orang lain tapi juga pada Pada akhirnya, kita terperangkap pada apa yang orang ingin lihat pada kita dan lupa kita. Hal ini telah sering terjadi pada kita yang hidup didalam masyarakat. Perbeda secara ekonomi, social, budaya dan politik; terkadang membuat kita tidak sadar kita tekanan yang memaksa kita untuk menjadi apa yang kita anggap sebagai kesepakatan be tanpapernah kita pertanyakan lagi, kapan kesepakatan ini dibuat, oleh siapa dan kenapa kesepakatan ini dibuat. Identitas budaya kita merupakan hasil bentukan pemilik kepe Banyak yang mengatakan bahwa tujuan untuk semua kesepakatn tersebut adalah un menciptakankebersamaandan kenyamanan. Padahal lambat laun “kebersamaan” dan “kenyamanan”ini telah menjadi ranah tersendiri, dimana segala sesuatu yang tidak sama kesapakatn pada ranah tersebut akan mendapatkan pengucilan. Jika saja kita masih be hal tersebut mungkin saja dapat terjadi. Mereka yang mendapat pengucilan, terpaksa meninggalkan semua “kebersamaan” dan “kenyamanan”tersebut dan merasakan kesendirian. Namun hidup adalah dialektika yang penuh kompleks. Sering kita temukan, mereka yang “berbeda” ternyata dapat menciptakan ulang ranah mereka sendiri setelah keluar “kebersamaan” dan “kenyamanan” yang terberbeda dari yang mereka rasakan sebelumnya. Hal inilah yang dapat kita lihat dari para Rat Scooterist atau dapat kita seb pemilik vespa gembel. Disebut gembel karena mereka memodifikasi Vespa atau Sco dengan keinginan mereka, sehingga vespa mereka menjadi alat transportasi yang jauh para pemilik vespa yang lain. Tidak hanya itu, mereka juga berpakaian da sesuka hati. Apa yang mereka perlihatkan sangatlah “berbeda” dengan yang ada diseki 1 Ditujukan untuk memenuhi UAS mata kuliah Kajian Visual Media pada Rabu, 23 Mei 2012, dengan dosen pengajar : Yuka Dian Narendra, M. Hum. 2 Mahasiswa Kajian Media, Ilmu Komunikasi, Universitas paramadina, 2009. NIM 209000012.

Upload: ayubwahyudi

Post on 21-Jul-2015

104 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Representasi Indentitas Komunitas Rat Scooterist (Vespa Gembel)1 Ayub wahyudi2 Abstrak Pendahuluan Kita dapat mengatakan bahwa apa yang orang lain lihat pada diri kita adalah siapa diri kita sebenarnya. Semua tanda yang menempel pada tubuh kita membantu orang lain untuk mengenali kita. Sehingga terkadang kita berbohong, tidak hanya pada orang lain tapi juga pada diri sendiri. Pada akhirnya, kita terperangkap pada apa yang orang ingin lihat pada kita dan lupa pada siapa diri kita. Hal ini telah sering terjadi pada kita yang hidup didalam masyarakat. Perbedaan kelas baik secara ekonomi, social, budaya dan politik; terkadang membuat kita tidak sadar kita berada pada tekanan yang memaksa kita untuk menjadi apa yang kita anggap sebagai kesepakatan bersama tanpa pernah kita pertanyakan lagi, kapan kesepakatan ini dibuat, oleh siapa dan kenapa kesepakatan ini dibuat. Identitas budaya kita merupakan hasil bentukan pemilik kepentingan. Banyak yang mengatakan bahwa tujuan untuk semua kesepakatn tersebut adalah untuk menciptakan kebersamaan dan kenyamanan. Padahal lambat laun kebersamaan dan kenyamanan ini telah menjadi ranah tersendiri, dimana segala sesuatu yang tidak sama kesapakatn pada ranah tersebut akan mendapatkan pengucilan. Jika saja kita masih berbentuk suku, hal tersebut mungkin saja dapat terjadi. Mereka yang mendapat pengucilan, mau tidak mau, terpaksa meninggalkan semua kebersamaan dan kenyamanan tersebut dan merasakan kesendirian. Namun hidup adalah dialektika yang penuh kompleks. Sering kita temukan, mereka yang berbeda ternyata dapat menciptakan ulang ranah mereka sendiri setelah keluar dari semua kebersamaan dan kenyamanan yang terberbeda dari yang mereka rasakan sebelumnya. Hal inilah yang dapat kita lihat dari para Rat Scooterist atau dapat kita sebut sebagai para pemilik vespa gembel. Disebut gembel karena mereka memodifikasi Vespa atau Scooter sesuai dengan keinginan mereka, sehingga vespa mereka menjadi alat transportasi yang jauh dari kesan para pemilik vespa yang lain. Tidak hanya itu, mereka juga berpakaian dan bepergian dengan sesuka hati. Apa yang mereka perlihatkan sangatlah berbeda dengan yang ada disekitar mereka.1

Ditujukan untuk memenuhi UAS mata kuliah Kajian Visual Media pada Rabu, 23 Mei 2012, dengan

dosen pengajar : Yuka Dian Narendra, M. Hum.2

Mahasiswa Kajian Media, Ilmu Komunikasi, Universitas paramadina, 2009. NIM 209000012.

Perberbedaan inilah yang menarik perhatian penulis. Penulis ingin melihat apa yang berusaha para anggota Rat Scooterist representasikan dan bagaimana mereka merepresentasikannya. Sejarah Scooter (Vespa)3 Sejarah vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio. Bisnis Rinaldo dimulai peralatan kapal. Tapi di akhir abad, Piaggio juga memproduksi Rel Kereta, Gerbong Kereta, body Truck, Mesin dan Kereta api. Pada Perang Dunia I, perusahaannya memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut. Pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru di Pisa dan 4 tahun kemudian Rinaldo mengambil alih sebuah pabrik kecil di Pontedera di daerah Tuscany Italia. Pabrik di Pontedera inilah yang mana menjadi Pusat produksi pesawat terbang beserta komponen-komponennya (baling-baling, Mesin dan Pesawat) Selama Perang Dunia II, pabrik di Pontedera membuat P108 untuk mesin Pesawat dua penumpang dan Versi Pembom. Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio dibom oleh pesawat sekutu. Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio). Pada saat itu perekonomian Italia sedang memburuk, Enrico memutuskan untuk mendisain alat transportasi yang murah. Enrico memutuskan untuk fokuskan perhatian perusahaannya pada masalah personal Mobility yg dibutuhkan masyarakat Italia. Kemudian bergabunglah Corradino DAscanio, Insinyur bidang penerbangan yang berbakat yang merancang, mengkonsep dan menerbangkan Helikopter Modern Pertamanya Piaggio. DAscanio membuat rancangan yang simple,ekonomis, nyaman dan juga elegan. DAscanio memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru. Dengan mengambil gambaran dari tehnologi pesawat terbang, dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah Monocoque atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti Ban mendarat sebuah pesawat yang mana mudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain. Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.

3

Ally Semok, Sejarah Vespa, Semok-Scooter.co.cc , 23 Mei 2012, 11:28.

Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ''kaki lima'' merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin oleh Corradino d'Ascanio. Karena itu, hak paten pun segera dapat mereka kantongi. Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor dengan seri MP5. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah/tawon) karena bentuk kerangkanya. Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino. Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek). Maka, d'Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut. Dascanio hanya membutuhkan beberapa hari untuk mengonsep ulang bentuk desain kendaraannya dan prototipnya diberi nama MP6. Saat Enrico Piaggio melihat protototip MP6 itu, ia secara tak sengaja berseru Sambra Una Vespa (terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu, diputuskan kendaraan ini dinamakan Vespa (tawon dalam bahasa Indonesia). Pada April 1946, prototip MP6 ini mulai diproduksi masal di pabrik Piaggio di Pontedera, Italia. Pada Akhir 1949, telah di produksi 35000 unit dan dalam 10 tahun telah memproduksi 1 Juta unit dan pada pertengahan tahun 1950. Selama tahun 1960-an dan 1970-an Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada waktu itu. Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brazil, dan India -- selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa. Maka pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman. Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka tak sedikit pun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an.Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan ''revolusi'' bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat.Produk 150 GS -- kala itu dikenal sebagai Vespamore dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an -- memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu. Tetapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat. Dan

cerita terus berlanjut saat ini dengan model generasi baru Vespa, mempersembahkan Vespa ET2, Vespa ET4, Vespa Granturismo dan Vespa PX150. Vespa bukan hanya sekedar Scooter tapi salah satu Icon besar orang Italia. Di Indonesia Demam Vespa di tanah air sangat di pengaruhi oleh Vespa Congo. Vespa diberikan sebagai Penghargaan oleh Pemerintah Indonesiaterhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Congosaat itu. Menurut beberapa narasumber, setelah banyak Vespa Congo berkeliaran di jalanan, mulailah Vespa menjadi salah satu pilihan kendaraan roda dua diIndonesia. Importir lokal turut mendukung perkembangan Vespa di tanah air. Sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Sampai saat iniIndonesia mungkin masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Maraknya ekspor Vespa, sedikit banyak mengurangi populasi Vespa di Indonesia. Macam-macam aliran vespa4 Dapat kita lihat sekarang ini, para pengendara vespa berlomba mempercantik vespa kesayangan mereka dengan berbagai aliran. Antara lain yaitu aliran Racing, Rat (kumuh), Custom dan yang terakhir yaitu aliran Retro Klasik. Diantara keempat aliran tadi, terbagi dalam beberapa kurun waktu, yaitu diantaranya pada tahun-tahun awal tahun 1990-an banyak sekali kita lihat dalam setiap event vespa, dimana sangat banyak vespa yang menganut aliran racing. Mereka (Scooterist, red) berupaya untuk memodifikasi vespa kesayangan mereka dengan model Racing Look, baik dari segi bodi maupun dari mesinnya saja dan ada yang sekaligus keduanya yaitu mesin dengan spek Racing dan kontur bodi pun juga mengikuti daya mesin agar setara dengan deruan mesin yang mereka adopsi dalam scooter mereka. Setelah masa-masa kejayaan era Racing telah kurang diminati oleh mayoritas scooterist, maka pada dekade 2003-an banyak sekali para pengendara scooter yang mengubah aliran atau kiblat mereka yang semula mengacu pada gaya racer kini mereka mengacu pada vespa kumuh atau yang biasa disebut dengan Rat Bike, Vespa Gembel/Rat Scoote Gaya ini sangat bertentangan dengan hakikat asli sebuah penggemar vespa. Dimana vespa yang selalu di identikkan sebagai kendaraan yang lucu, imut bahkan pada saat launching vespa si

4

Think

Without

Panic,

Mengungkap Ragam Vespa di Indonesia dari Tahun ke Tahun,

http://panic2035.blogspot.com, 23 Mei 2012, 23:47

empunya pun sempat berkata sembra una vespa yang di dalam bahasa Indonesia diartikan vespa tu kayak tawon. Dalam perjalanannya di Indonesia sendiri, para penggemar scooter jenis vespa ini pun pada saat trend vespa kumuh itu pun merebak bagaikan jamur di musim hujan. Dalam berbagai event vespa ratusan bahkan ribuan vespa kumuh pun bertebaran di mana-mana. Dari berbagai kekumuhan pun muncul. Mulai dari yang mengusung tema Army, Kumuh, Long Chassis, sampai sespan kumuh dengan asesoris yang mendukung perkumuhan mereka. Namun dalam perjalanannya para Rat Biker ini, mereka sering mendapatkan komentar dar para warga yang dilewati oleh motor mereka dari berbagai komentar tersebut ada yang berkata suka karena bisa digunakan sebagai hiburan dan ada yang tidak suka karena suara yang bising dan tidak enak untuk dipandang. Selain komentar dari para warga, mereka juga mempunyai satu penghalang dalam perjalanan mereka yaitu Polisi sebagai aparat penegak hukum mereka harus menegakkan hukum, karena hukum berlaku untuk setiap warga negara. Sehingga tak pelak seorang Rat Biker apabila mengeluh tentang perjalanna yang terganggu akibat berseberangan prinsip dengan Undang-Undang yang berlaku. Namun mereka (pengendara Rat Bike, red) dengan tampang cuek, mereka berlalu dan seraya berkata Inilah gayaku, dan inilah hidupku!!!. Salut bro Setelah era kumuh kini sedikit berkurang, pada awal tahun 2005 hingga tahun 2006 muncullah era baru bagi para scooterist dimana mereka mau merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mengoperasi vespa kesayangan untuk di ubah dengan aliran Chopper. Aliran yang umumnya dianut oleh kalangna motor udug atau motor gede, maka menyebarlah sampai ke tangan-tangan kreatif para scooterist ini untuk menyulap motor mereka bak motor chopper. Aliran ini cukup banyak diminati karena di Indonesia sendiri aliran chopper untuk jenis scooter ini baru pertama kali muncul pada awal tahun 2005-an. Hampir pada setiap event banyak sekali kontes yang di buka untuk unjuk kebolehan para builder Scooter Chopper ini. Seiring maraknya modifikasi vespa chopper ini, hal kritik mengenai modifikasi jenis ini juga muncul dari berbagai kalangan penggemar vespa. Diantaranya yaitu, modifikasi jenis ini merubah bentuk total bodi vespa dan aplikasi rangka monochoque yang diusung vespa dari pabriknya sana cenderung hilang dan kebanyakna dari para builder ini hanya mengambil mesinnya saja dan banyak sekali rangka asli vespa yang hampir tidak terlihat atau malah hilang sama sekali. Dan hal inilah yang membuat ciri khas vespa yang asli menjadi hilang. Selain bentuk Chopper para Scooterist ini juga banyak yang mengolorkan (memanjangkan) chassis vespa mereka

menjadi 2, 3, bahkan sampai 4 meter. Hal ini seperti inilah yang membuat seorang Scooterist kehilangan jati dirinya sebagai penggila vespa sejati. Setelah masa Chopper dan Long Chassis kurang diminati oleh kalangan scooterist, kini muncullah aliran Retro. Aliran ini yaitu aliran yang mengembalikan vespa seperti original atau hampir sama dengan original. Tujuan dari aliran ini adalah mengembalikan bentuk semula vespa seperti pada saat kejayaannya dulu. Berbagai aliran Retro dari mods, sampai aliran original pun muncul. Para penggila aliran Retro ini mereka identik dengan kebersihan. Mereka memodifikasi vespa mereka dengan mengaplikasikan cat yang unik sesuai dengan trend modifikasi tahun 19651980 an. Dengan cat dan aksesoris yang sesuai dengan bentuk dan bersih, merekalah (penganut aliran vespa, red) penyeimbang dalam komunitas Vespa di Indonesia. Karena dengan munculnya kembali vespa-vespa yang hampir menyerupai dengan original pabrik ini, mereka mampu mengembalikan citra para Scooterist Indonesia di mata Internasional sehingga para pengendara vespa di Indonesia ini mampu disejajarkan dengan para rider vespa di penjuru dunia. Representasi Identitas Rat Scooterist Bagaimanakah cara kaum jelata mengekspresikan diri? Barangkali anda bisa melihatnya di komunitas penggemar vespa gembel (brekele) atau istilah kerennya rat scooter kalau kebanyakan orang suka pamer kemewahan, mereka justru pamer kegembelan. Inilah antitesis dari parade kemewahan di sekitar kita. Komunitas ini mudah dikenali. Mereka umumnya mengendarai vespa rombeng tahun 1980-an atau 1995-an yang dimodifikasi sesuka hati hingga bentuknya anehaneh. Ada yang mengganti setang vespanya dengan setang tinggi menjulang. Mereka menyebut model ini sebagai vespa setang monyet karena pengendaranya akan terlihat seperti monyet yang sedang menggelayut di batang pohon. Ada yang menambahi gerobak di samping vespanya. Ada pula yang menceperkan dan memanjangkan badan vespa hingga bermeter-meter. Yang begini mereka sebut vespa long. Ciri lain, vespa model begini dekilnya minta ampun. Maklum, penggemarnya sengaja tidak mencucinya berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Tampilan vespa kian kumuh karena penggemarnya kerap menempelkan aneka sampah di vespa mereka, mulai dari karung goni, gombal, drum bekas, galon air, sandal jepit, cd, selongsong mortir, botol infus, tengkorak sapi, hingga celana dalam batu nisan dan lain-lain. Tidak hanya rupa vespanya, tampilan sebagian penunggangnya pun sama acak-acakannya. Fenomena ini ada

kaitannya dengan faham kebebasan yang mereka anut. Para rat scooterist ingin merombak pandangan orang yang sering menilai orang lain dari penampilan luarnya. Dengan vespa gembel, komunitas ini bisa dengan bebas mengekspresikan diri5 Kebanyakan penggemar vespa gembel memang berasal dari kelompok menengah ke bawah. Mereka umumnya pengangguran, mahasiswa, atau buruh serabutan. Meski ada pula yang berprofesi sebagai seniman, guru, atau pemilik bengkel. Di dunia nyata, kelas ini sering kali dipandang sebelah mata. Mereka kerap diabaikan dan dipinggirkan. Nah, lewat vespa gembel mereka menciptakan ruang ekspresi sendiri lantas merebut perhatian orang lain. Lewat kegembelannya, mereka menyelipkan semacam semangat demokrasi di jalanan. Bagi mereka, jalanan yang sering digunakan orang-orang kaya untuk memamerkan mobil dan motor mewah, juga harus bisa menjadi ruang bagi rakyat jelata berkantong cekak.antas bagaimana kita memandang komunitas semacam ini? Ketika kita melihat komunitas ini, sebenarnya kita sedang melihat sebentuk perlawanan rakyat jelata kepada pihak-pihak berkuasa yang gemar memuja kemewahan. Kegembelan mereka adalah antitesis dari parade kemewahan di sekitar kita. Tidak heran, jika komunitas ini tumbuh subur di hampir semua daerah pinggir kota, seperti ciledug, pamulang, bekasi, depok, subang, lampung, dan pemalang serta pekalongan. Mereka menandai keberadaannya antara lain lewat kegiatan nongkrong setiap minggu. Mereka membentuk jejaring yang kuat hingga ke kota-kota lain di luar pulau jawa.,bahwa lintas luar jawa dan sumatra mereka saling mengunjungi, saling membantu, bahkan saling mendoakan. Ada semacam aturan tidak tertulis bahwa sebuah klub harus menjamu anggota klub dari kotalain yang mampir ke markas mereka. Mereka menyediakan makanan, tempat menginap sekadarnya, bahkan kadang menyumbang uang bensin. Tamu-tamu itu sering kali tidak hanya menginap satu-dua hari, tetapi berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan ada yang menetap hingga satu tahun. Dari sini, persaudaraan antarkomunitas vespa gembel terbentuk dan berkembang luas, istilahnya berscooter kita bersaudara emang kental di kluarga besar vespa.6 Berbicara tentang representasi kita akan bicara tentang makna sebuah budaya atau sub budaya. kita dapat menggap Rat Scooterist sebagai sebuah bentuk sub budaya. Menurut Gelder (2007)7, dia mengatakan bahwa ada enam kunci untuk mengenali sub budaya, yaitu :5 6 7

Perlawanan Vespa Gembel, http://uyee.student.umm.ac.id, 24 Mei 2012, 12:01, Hlm. 1 Ibid. Hlm. 2-3 http://en.wikipedia.org/wiki/Subculture

1. Hubungan negatif mereka terhadap pekerjaan, misalnya disebut sebagai parasit karena tidak bekerja. 2. Hubungan yang ambivalen terhadap kelas social, mereka tidak dianggap kelas kesadaran dan tidak cocok dengan defenisi kelas tradisional 3. Asosiasi mereka dengan wilayah lebih tinggi disbanding dengan properti, misalnya jalanan, lingkungan, klub dan lain-lain. 4. Gerakan mereka lepas dari tekanan lingkungan rumah tempat tinggal dan menjadi bentuk saling memeliki non-domestik. Mereka lebih senang bergerak bersdama orang yang senasib. 5. Gaya mereka berlebihan dengan beberapa pengecualian. Seperti menempatkan sesuatu yang bukan tempat nya. 6. Mereka menolak kedangkalan massifikasi dan kehidupan yang biasa. Dari kunci pengenalan diatas, dapat kita lihat kalau para Rat Scoortist merupakan bentuk sub budaya. Sebagai budaya mereka pasti mempunyai simbol-simbol yang merepresentasikan identitas mereka. Untuk dapat menelusuri makna dan representasi yang tersirat dalam tayangan-tayangan iklan diperlukan suatu pemodelan layaknya yang dibuat oleh Paul du Gay dan Stuart Hall yang kemudian kita kenal dengan sebutan Sirkuit Budaya. Sirkuit budaya ini dimaksudkan untuk menunjukkan secara jelas relasi dan koneksi antar elemen budaya dan representasinya yang kita bisa sebut sebagai share meaning. (Du Gay, 1997) Terdapat lima unsur utama yang saling berkaitan dalam pemodelan Sirkuit Budaya ini, yaitu produksi, konsumsi, regulasi, representasi, dan identitas. Paul du Guy mengatakan bahwa makna pada budaya dapat diproduksi dan hal tersebut merupakan sebuah siklus yang tidak pernah berhenti. Dalam siklus tersebut ada situs-situs yang berperan penting dalam pembrian makna. Situs tersebut digambarkan dalam lingkaran budaya yang terdiri dari situs; Produksi, konsumsi, identitas, representasi dan regulasi. Melalui situs-situs ini makna pada budaya dapat di produksi dan di reproduksi.8 Paul du Guy juga mengatakan bahwa in analyzing the circuit one can begin in any moment or sites one chooses; while they might appear to be distinct categories, they overlap and8

C. L. Harrington & D. D Bielby, Constructing the Popular: Cultural Production and Consumption.

Blacwell, 2001, Hlm 11-12

articulate with one another in myriad ways9.Dengan demikian kita dapat melihat bagaimana Rat Scooterist, secara sistematik, mempunyai makna yang berbeda dari pada penyuka skuter lainnya. Kita bisa mengatakan Rat Scooterist menjadi menarik karena makna diproduksi untuk menjadi representasi atas pemberontakan atau pun menjadi alat kritik terhadap sebuah sistem. Lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1: The Circuit of Culture, from Du Gay, 1997, Production of Culture/Cultures of Production

Dengan menunjukkan simbol-simbol kebebasan, yaitu penampilan skuter dan diri mereka yang menunujukkan kebebasan yang telah mereka reproduksi sehingga menghasilkan makna baru dalam pelaksanaannya, makna tersebut kemudia dikonsumsi bersama dan pada akhirnya mereka representasikan, sehingga menjadi identitas yang pada akhirnya menciptakan regulasi-regulasi tersendiri seperti bagaimana komunikasi mereka satu sama lain sebagai sesame Rat Scooterist.

Kesimpulan Para Rat Scooterist merupakan sub budaya yang hadir sebagai bentuk pemberontakan atas bentuk kemewahan. Jika sekarang ini, masyarakat saling berlomba untuk menunjukkan kemewahan yang mereka miliki. Maka para Rat Scooterist merupakan anti tesis dari fenomena9

Ibid.

tersebut. Mereka malah berlomba untuk saling menunkkan kegembelan. Semakin gembel, maka semakin keren. Mereka menghadirkan makna baru terhadap kata Gembel yang dulunya dimaknai sebagai sesuatu yang tidak berharga. Akan tetapi, dalam ranah mereka kata gembel menjadi dasar keberadaan mereka. Didalam dunia mereka kemewahan adalah yang tidak berharga. Memproduksi makna baru terhadap sebuah kata adalah sebuah bentuk perlawanan yang digunakan untuk melawan tekanan budaya aliran utama. Rat Scooterist adalah bentuk yang dapat disetarakan dengan sub budaya lainnya seperti punk dan musik metal. Tidak hanya berbeda dari masyarakat aliran utama pada umumnya, tapi juga mereka berhasil mematahkan makna ekslusivitas para skuter saat ini. Bias dikatakan bahwa Rat Scooterist adalah para penikmat skuter yang dapat lepas dari makna mewah skuter. Skuter yang dulunya merupakan bentuk gaya hidup mewah, diputarbalikkan menjadi gaya hidup gembel, yang justru menurut mereka itu mewah.

DAFTAR PUSTAKA 1. Harrington, C. L., & Bielby, D. D. (2001). Constructing the Popular: Cultural Production and Consumption. Blacwell Publisihing online. 2. http://en.wikipedia.org/wiki/Subculture 3. http://panic2035.blogspot.com, 4. http://uyee.student.umm.ac.id, 5. Semok-Scooter.co.cc