representasi halal food dalam drama lunch...

148
REPRESENTASI HALAL FOOD DALAM DRAMA LUNCH BOX DI YOUTUBE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Siti Muna Nafisah NIM: 11140510000172 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H  

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • REPRESENTASI HALAL FOOD DALAM DRAMA LUNCH BOX

    DI YOUTUBE

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh:

    Siti Muna Nafisah

    NIM: 11140510000172

    JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2018 M/ 1439 H

     

  • REPRESENTASI HALAL FOOD DALAM DRAMA LUNCH BOX

    DI YOUTUBE

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh:

    Siti Muna Nafisah

    NIM: 11140510000172

    Dosen Pembimbing,

    Ade Rina Farida, M.Si

    NIP: 19770513 200701 2 018

    JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2018 M/ 1439 H

     

  •  

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau hasil

    jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

    berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, Juni 2018

    Siti Muna Nafisah

     

  • i

    ABSTRAK

    Siti Muna Nafisah

    NIM: 11140510000172

    Representasi Halal Food dalam Drama Lunch Box di Youtube

    Fenomena “Gelombang Korea” dianggap cukup berhasil menyaingi

    Hollywood dan Bollywood dalam melebarkan sayap budayanya ke dunia

    internasional. Selain musik dan film, drama Korea juga merupakan salah satu

    media yang turut andil dalam penyebarkan budaya Korea ke seluruh dunia salah

    satunya di Indonesia. Pada tahun 2015, keluarlah drama web berjudul Lunch Box

    yang ditayangkan di Youtube pada akun K-Food Fair 2015. Keunggulan dari

    drama Lunch Box ini adalah mengambil tema yang memiliki unsur keislaman

    yaitu tentang makanan halal dengan latar negara Korea yang minoritas Muslim.

    Drama Korea pada umumnya jarang mengangkat tema cerita yang memiliki nilai

    keislaman berbeda dengan drama Lunch Box ini berupaya mengangkat tema

    keislaman yaitu dari aspek makanan halal, mulai dari proses pemilihan bahannya,

    pembuatanya, hingga penyajiannya sesuai syariat Islam.

    Berdasarkan konteks diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah

    bagaimana makna denotasi, makna konotasi dan makna mitos tentang Halal Food

    yang terdapat dalam drama Lunch Box?

    Metodologi penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan

    jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif,

    dengan alasan karena peneliti berusaha menuturkan dan menafsirkan lebih

    mendalam tentang Representasi Halal Food dalam Drama Lunch Box. Subjek

    pada penelitian ini adalah Drama Lunch Box dan Objek pada penelitian ini adalah

    adegan yang merepresentasikan Halal Food dalam Drama Lunch Box. Teknik

    pengumpulan datanya dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara.

    Metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotik Roland Barthes.

    Penelitian ini menggunakan teori representasi dan konsep analisis

    semiotika Roland Barthes. Ia mengembangkan semiotik menjadi denotasi,

    konotasi, dan mitos. Roland Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi

    untuk menunjukan tingkatan-tingkatan makna. Pada signifikasi tahap kedua yang

    berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Representasi dapat

    didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-

    lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi apa

    yang dilihat, dindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu.

    Hasil penelitian ini menunjukan tanda yang muncul dari adegan dalam

    drama ini. Peneliti menemukan sebelas tanda yang merepresentasikan dan

    memiliki makna denotasi, konotasi dan mitos tentang makanan halal secara

    langsung maupun tidak langsung. Makna denotasi berupa penjabaran adegan yang

    berkaitan dengan makanan halal. Makna konotasi menjelaskan bagaimana

    makanan halal digambarkan dan dimaknai dalam tiap adegan. Dan mitosnya

    menjelaskan mengenai makna yang dipercaya merepresentasikan makanan halal

    dalam adegannya, seperti makanan yang mengandung bahan-bahan yang halal,

    bersih, segar, dan berkualitas, juga terhidar dari bahan-bahan yang diharamkan

    yang ketentuannya terdapat pada katalog di HalalKorea.org. Selain itu harus

    bersertifikasi halal KMF(Korea Muslim Federation).

    Kata kunci: Drama, Makanan Halal, Representasi, Lunch Box, Korea

     

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayahnya juga beribu-ribu nikmat sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Representsi Halal Food dalam drama

    Lunch Box di YouTube.

    Shalawat bertangkaikan salam tak luput kita haturkan kepada baginda

    besar Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya

    yang telah membawa kita dari zaman kegelepan hingga zaman terang benderang

    seperti sekarang ini yang kelak kita nantikan syafa‟atnya di hari kiamat.

    Setelah sampai pada akhir dari berbagai perjuangan dalam proses

    penulisan skripsi ini, maka dari itu izinkan penulis untuk mengucapkan rasa

    hormat dan ucapan terimakasih yang mendalam pada semua pihak yang dengan

    tulus dan ikhlas dalam memberikan bantuan, dorongan, dan motivasi untuk

    penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

    1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi

    2. Bapak Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

    Penyiaran Islam dan selaku Dosen Penasehat Akademik KPI D 2014 yang

    telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi.

    3. Ibu Fita Faturrokhmah SS, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi

    Penyiaran Islam.

    4. Ibu Ade Rina Farida, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang secara ikhlas

    dan tulus telah banyak meluangan waktunya untuk membimbing dan

    memberi arahan kepada penulis.

     

  • iii

    5. Seluruh Dosen KPI yang telah memberikan berbagai pengarahan, ilmu,

    pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama mengemban

    perkuliahan selama 7 Semester ini.

    6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama, Perpustakaan

    FIDKOM Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Perpustakaan

    Nasional RI yang telah melayani penulis dalam mempergunakan literatur

    dan buku-buku yang penulis butuhkan selama penulisan skripsi.

    7. Ka Annisa Luthfiarrahman, selaku narasumber yang telah meluangkan

    waktunya untuk wawancara juga dalam memberikan pengalaman

    menyenangkannya selama hidup di Korea sehingga mudahahkan dalam

    penulis dalam penyusunan dan menganalisis skripsi ini.

    8. Kedua orang tua, Bapak H. Maman Suleman dan Ibu Hj. Nurjanah, atas

    segala kasih sayang, motivasi, semangat juga doa yang kuat yang

    diberikan sehingga penulis bias menyelesaikan skripsi tepat waktu.

    9. Kakak-kakak tersayang, Teh Ai, Ka Arif, Teh Ifa, dan Ka Afri yang telah

    memberikan semangat untuk mesyelesaikan skripsi ini. Juga kepada

    seluruh keluarga dan keponakan-keponakan yang cukup membuat proses

    penulisan ini dipenuhi warna dan juga drama.

    10. Member of Keep On The Right Path, Ma'wa (Memew) , Delima (Deli) ,

    Siska (Ncis/Inces), Dhea (Alay), Nabila (Daeng/Bela/Ogud) yang telah

    menemani hari-hari penulis selama perkuliahan, tempat bertukar pikiran,

    tempat curhat, dan juga teman bersama-sama berjuang dalam menulis

    skripsi.

     

  • iv

    11. Teman, Sahabat, Keluarga kost tercinta, Puspa (Upa) Dan Zahra (Jeje)

    yang sudah 4 tahun bersama seperti memiliki keluarga kecil baru dan

    dapat dengan lancar menulis skripsi ini.

    12. Teman-teman KPI D, yang telah sama-sama berjuang selama belajar di

    bangku perkuliahan.

    13. LSO Klise Fotografi, terutama teman-teman Angkatan 4 juga para

    pengurusnya karena telah memberikan banyak sekali pelajaran,

    pengalaman berharga tentang Fotografi hingga dapat merealisasi sebuah

    pameran bertajuk "ANDAKARA"

    14. Sahabat terbaik Fatimah Mahfudhoh, yang jarang bertemu tapi masih

    selalu menguatkan, memotivasi, mendoakan satu sama lain sehingga

    skripsi ini bisa selesai dengan lancar.

    15. Sahabat DNC UIN JKT, Yuana, Nisrina, Erni, Sarifah, Asa, Saniah, dan

    Yundin yang sudah menemani selepas hidup di pesantren dan selama

    hidup di Ciputat.

    Untuk semua pihak yang telah membantu baik secara langsung dan tidak

    langsung penulis ucapkan banyak terimakasih. Penulis berharap semoga skripsi

    ini bisa bermaanfaat bagi pembacanya khususnya Mahasiswa UIN Jakarta.

    Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan, dan mohon maaf jika terdapat

    kesalahan dalam penulisan skripsi ini

    Jakarta, 1 Juni 2018

    Penulis

     

  • v

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ........................................................................................................................ i

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 8

    C. Batasan Masalah.................................................................................................... 8

    D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 8

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

    F. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................................................. 10

    G. Metodologi Penelitian ......................................................................................... 11

    H. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 16

    BAB II TINJAUAN TEORITIS .........................................................................................

    A. Analisis Semiotik ................................................................................................ 18

    B. Model Analisis Roland Barthes .......................................................................... 22

    C. Teori Representasi ............................................................................................... 25

    D. Pengertian Halal Food ....................................................................................... 27

    E. Tinjauan Drama Korea ........................................................................................ 36

    BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 39

    A. Gambaran Umum Tentang Drama Korea “Lunch Box” ..................................... 39

    B. Sinopsis Drama Korea “Lunch Box” ................................................................. 40

    C. Tim Produksi Drama Korea “Lunch Box” .......................................................... 44

     

  • vi

    D. Profil Pemain Drama Korea “Lunch Box” .......................................................... 46

    E. Panduan Mengetahui Halal Food Menurut Korea Halal Industry

    Association .......................................................................................................... 51

    F. Restoran Halal Korea .......................................................................................... 54

    BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ................................................................ 58

    A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos tentang Halal Food dalam Drama

    Korea “Lunch Box” ............................................................................................ 59

    B. Reperesentasi Halal Food dalam Drama Korea “Lunch Box” ......................... 100

    BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 107

    A. Kesimpulan ....................................................................................................... 107

    B. Kritik dan Saran ................................................................................................ 111

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 112

    LAMPIRAN

     

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Bahan Makanan Halal dan Haram .................................................................. 52

    Tabel 4.1 Scene 1 ............................................................................................................ 59

    Tabel 4.2 Scene 2 ............................................................................................................ 62

    Tabel 4.3 Scene 3 ............................................................................................................ 67

    Tabel 4.4 Scene 4 ............................................................................................................ 73

    Tabel 4.5 Scene 5 ............................................................................................................ 77

    Tabel 4.6 Scene 6 ............................................................................................................ 81

    Tabel 4.7 Scene 7 ............................................................................................................ 84

    Tabel 4.8 Scene 8 ............................................................................................................ 88

    Tabel 4.9 Scene 9 ............................................................................................................ 91

    Tabel 4.10 Scene 10 ........................................................................................................ 92

    Tabel 4.11 Scene 11 ........................................................................................................ 97

     

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Jumlah Penonton Drama Luch Box ............................................................... 2

    Gambar 1.2 Sensus Pemeluk Agama Korea Selatan ......................................................... 5

    Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ......................................................................... 23

    Gambar 2.2 Model Semiotika Roland Barthes ............................................................... 24

    Gambar 3.1 Kim Ji Soo ................................................................................................... 46

    Gambar 3.2 Amalia Tantono ........................................................................................... 47

    Gambar 3.3 Jo Jae Yoon

    Gambar 3.4 Annisa Luthfiarrahman .............................................................................. 48

    Gambar 3.5 Sertifikasi Halal Lotteria ............................................................................. 49

     

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Fenomena “Gelombang Korea” dianggap cukup berhasil

    menyaingi Hollywood dan Bollywood dalam melebarkan sayap budayanya

    ke dunia internasional. Proses penyebaran budaya Korea ke seluruh dunia

    inilah kemudian dikenal dengan istilah Hallyu atau Korean Wave. Seperti

    dijelaskan di wikipedia.org bahwa Hallyu atau Korean Wave

    (Hangul: 한류: Hallyu, bahasa Indonesia: "Gelombang Korea") adalah

    istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global

    di berbagai negara di dunia. Selain musik dan film, drama Korea juga

    merupakan salah satu media yang turut andil dalam penyebarkan budaya

    Korea ke seluruh dunia salah satunya di Indonesia. Drama merupakan

    cerita atau tiruan prilaku manusia yang dipentaskan, seperti menyaksikan

    kehidupan manusia yang diekspersikan secara langsung.1 Drama Korea ini

    biasanya mengacu pada tayangan serial televisi. Namun sekarang ini

    drama Korea tidak hanya bisa kita jumpai di televisi, kita juga bisa

    menontonnya di Youtube atau situs web tertentu yang menyuguhkan

    tayangan-tayangan siaran ulang drama Korea yang telah tayang

    sebelumnya atau bahkan drama yang memang hanya tayang di internet.

    Drama Korea banyak digemari oleh masyarakat Indonesia

    khususnya kalangan anak muda dibuktikan dengan adanya penayangan

    1 Hasanuddin WS, Drama: karya dalam dua dimensi (Bandung: Angkasa, 1996), hlm. 2

     

    https://id.wikipedia.org/wiki/Hangulhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_pophttps://id.wikipedia.org/wiki/Korea

  • 2

    Gambar 1.1

    Jumlah Penonton drama Lunch Box

    kurang lebih 48 drama Korea yang di tayangkan stasiun televisi di

    Indonesia dari tahun 2009 hingga awal 2012 dan juga tercatat ada 22

    kelompok penggemar (fans club) yang aktif menurut data dari Kedutaan

    Besar Korea Selatan.2 Drama Korea memiliki daya tarik tersendiri, mulai

    dari latar tempat, aktor yang bermain, hingga cerita yang disajikan tidak

    membosankan. Alur cerita yang fokus, tidak bertele-tele, juga unik dan

    kreatif, serta karakter tokoh utamanya yang sangat ideal di mata remaja

    menjadikan drama ini banyak disukai para remaja, khususnya remaja

    wanita. Drama Korea sendiri biasanya melibatkan konflik menarik juga

    mendebarkan terkait hubungan percintaan bak kisah romeo and juliet yang

    memiliki banyak penderitaan, hubungan bisnis, hubungan politik dan

    masih banyak lagi.3

    Pada tahun 2015, keluarlah drama web berjudul Lunch Box yang

    ditayangkan di Youtube pada akun K-Food Fair 2015. Walaupun terbilang

    baru drama ini berhasil mengikat

    hati para penggemar drama Korea

    di Indonesia dibuktikan dengan

    jumlah penonton yang tercatat

    sampai Maret 2018 di Youtube pada

    episode pertama sebanyak

    1.003.571x ditonton, juga penonton yang berkometar pada drama ini

    sebagian besar merupakan orang Indonesia. Drama ini digagas sebagai

    2 Je Seong Jeon dan Yuwanto, Era Emas Hubungan Indonesia-Korea (Jakarta: Kompas Media

    Nusantara, 2014), hlm. 21-22 3 Myung Oak Kim, Sam Jaffe, The New Korea: mengungkap kebangkitan Ekonomi Korea

    Selatan (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013), hlm. 209

     

  • 3

    bentuk promosi dari K-Food Fair yang diselenggarakan di Jakarta 16-18

    Oktober 2015.4 Drama ini dapat di download dan bisa ditonton langsung di

    Youtube.

    Drama ini dibintangi oleh orang Indonesia sebagai pemeran utama.

    Bercerita tentang mahasiswi asal Indonesia yang kuliah di Korea Selatan

    bernama Yulia yang diperankan oleh Amelia Tantono dan disukai oleh

    seorang lelaki asli Korea yang merupakan anak pemilik sebuah restoran

    yang diperankan oleh Ji Soo sebagai Yong. Sulit bagi Yong untuk

    mendekati Yulia karena setiap makanan yang ia berikan tidak pernah di

    terima oleh Yulia. Drama ini memiliki 3 episode dengan masing-masing

    kurang lebih berdurasi delapan menit per episode. Dalam perjalanan

    kisahnya, drama ini memperlihatkan Yong yang berusaha menarik hati

    Yulia dengan menggunakan makanan, mulai belajar dan mencari tahu

    tentang makanan halal, seperti makanan yang dimakan oleh Yulia.5 Tanpa

    sadar sebenarnya apa yang dilakukan oleh Yulia dengan selalu membawa

    bekal makanan dan menolak apa yang diberikan oleh Yong dalam cerita di

    drama Lunch Box ini membuat Yong menjadi tertarik tentang makanan

    halal. Yong berusaha mempelajari dan mencari tahu bagaimana dan seperti

    apa makanan yang dimakan oleh orang muslim yaitu seperti makanan yang

    dimakan oleh Yulia.

    Keunggulan dari drama Lunch Box ini yang menjadi daya tarik

    pada masyarakat Indonesia adalah selain pemeran utama dalam ceritanya

    4 https://www.kompasiana.com/haera_ice/k-food-fair-2015-kenalkan-makanan-halal-lewat-

    lunch-box_561fac60bd22bd17128b4569 diakses pada tanggal 05 Maret 2018. 5 http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html

    diakses pada tanggal 29 Januari 2018.

     

    https://www.kompasiana.com/haera_ice/k-food-fair-2015-kenalkan-makanan-halal-lewat-lunch-box_561fac60bd22bd17128b4569https://www.kompasiana.com/haera_ice/k-food-fair-2015-kenalkan-makanan-halal-lewat-lunch-box_561fac60bd22bd17128b4569http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html

  • 4

    diperankan oleh orang Indonesia, drama ini juga mengambil tema yang

    memiliki unsur keislaman yaitu tentang makanan halal di mana dalam

    drama ini ditampilkan pemahaman tentang makanan halal, seperti

    pemilihan bahan pangan yang telah ada sertifikasi halal, proses serta

    penyajian makanan halal yang juga khas di Indonesia disamping alur

    ceritanya merupakan perjuangan seseorang membuat makanan halal.

    Selain itu drama ini juga banyak memperlihatkan segala sesuatu yang

    dianjurkan atau disunnahkan saat makan, seperti makan menggunakan

    tangan, makanan yang manis terlebih dulu sebelum memakan makanan

    utama, dan lain sebagainya. Di mana drama Korea yang selama ini

    ditayangkan di televisi maupun di situs-situs tertentu di internet itu sangat

    jarang mengangkat tema cerita yang memiliki nilai keislaman. Lebih

    sering drama Korea yang ditayangkan itu bergendre romance, horor,

    comedy, hingga crime. Bahkan jikapun ada drama Korea yang

    menampilkan unsur keislaman dalam ceritanya hanya sebatas

    menampilkan simbol-simbol agama Islam seperti Juri yang memakai hijab

    di drama Korea I Order You, penyebutan Assalamu‟alaikum pada drama

    Korea She Was Pretty, juga pada drama Korea Descendent Of The Sun

    yang menyebutkan kata Insya Allah.

    Yang menjadi permasalahannya adalah dimana negara Korea

    Selatan sendiri ini merupakan salah satu negara yang merupakan minoritas

    muslim bahkan pada sensus pemeluk agama di Korea Selatan pada tahun

    2015 Islam dikategorikan dalam kelompok-kelompok tidak terdaftar atau

    kelompok agama kecil karena di Korea Selatan ini yang menjadi agama

     

  • 5

    South Korea National

    Statistical Office's

    19th Population and

    Housing Census

    (2015): "Religion

    organisations'

    statistics".

    Gambar 1.2

    Sensus Pemeluk

    Agama Korea Selatan

    utamanya adalah Protestan, Buddha, dan Katolik

    Roma.6 Sebagai negara yang minoritas Muslim

    makanan-makanan yang diharamkan oleh Islam

    pastinya dijual secara bebas di Korea, bahkan

    merupakan sesuatu budaya atau kuliner yang

    menjadi ciri khas tersendiri bagi negaranya.

    Contohnya saja makanan seperti daging babi,

    minuman alkohol, soju7 dan lain sebagainya yang

    banyak dijual di Korea membuktikan bahwasanya

    sulit untuk menemukan makanan halal di Korea

    Selatan ini. Menjadi menarik karena cerita yang

    diangkat dalam drama Korea ini menceritakan

    tentang perjuangan membuat makanan halal tetapi dengan latar belakang

    negara Korea yang merupakan negara minoritas Muslim juga banyak

    menyajikan makanan-makanan yang diharamkan oleh agama Islam. Ini

    juga menjadi salah satu kekhawatiran wisatawan Muslim yang bekunjung

    ke Korea Selatan dalam mendapatkan makanan yang halal, karena bukan

    hanya sulit untuk menemukan makanan halal, jikapun ada mereka harus

    merogoh kocek yang dalam.

    Bahwasanya dalam Islam pemilihan makanan atau sesuatu yang

    dikonsumsi oleh seorang muslim itu merupakan salah satu hal yang sangat

    penting. Al-Qur‟an banyak menyebutkan tentang bagaimana dan apa saja

    6

    https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Korea_Selatan#cite_note-koreastats-2 diakses pada tanggal 5 Maret 2018

    7 Soju adalah minuman keras khas Korea yang terbuat dari beras.

     

    http://image.kmib.co.kr/online_image/2016/1219/201612191738_61220011145071_1.jpghttp://image.kmib.co.kr/online_image/2016/1219/201612191738_61220011145071_1.jpghttp://image.kmib.co.kr/online_image/2016/1219/201612191738_61220011145071_1.jpghttps://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Korea_Selatan#cite_note-koreastats-2

  • 6

    makanan yang haram juga apa saja makanan yang halal. Kata halal berasal

    dari bahasa arab (حال ل) yang berarti disahkan, diizinkan, dan dibolehkan.

    Suatu makanan/minuman tersebut dinyatakan sah atau boleh dikonsumsi.

    Konsep makanan halal dalam Islam adalah diperintahkan untuk

    mengkonsumsi atau memakan makanan yang halal lagi baik/thayyib.

    Seperti dalam Surah Al-Baqarah : 168, Allah berfirman,8

    “ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

    yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

    setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”

    (al-Baqarah : 168 )

    Makna “thayyib” secara syar‟i di dalam al-Qur‟an merujuk pada

    tiga pengertian, yaitu:

    1) Sesuatu yang tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran manusia,

    menurut pendapat Imam Ibn Katsir

    2) Sesuatu yang lezat, menurut Imam Syafi‟i

    3) Halal itu sendiri, yaitu sesuatu yang suci, tidak najis, dan tidak

    diharamkan, menurut Imam Maliki dan Imam al-Thabari9

    Adapun makanan haram yaitu makanan yang secara dzatnya

    dilarang oleh agama untuk dimakan, seperti bangkai, darah, babi, dan

    binatang disembelih bukan karena Allah juga meminum minuman yang

    8 Syekh Muhammad Yusuf Qadhawi, Halal &Haram Dalam Islam (Surabaya: Bina Ilmu, 2003),

    hlm. 52 9 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal Haram: untuk pangan, obat, dan kosetika menurut Al-

    Qur’an dan Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013), hlm. 15

     

  • 7

    memabukan seperti khamar. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam

    Surat al-Baqarah : 173 dan al-Maidah : 90,10

    “ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

    darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (selain)

    nama Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)

    sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,

    maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi

    Maha Penyayang.”( Al-Baqarah: 173)

    “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

    khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan

    panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-

    perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah :90)

    Atas dasar itulah penulis tertarik untuk mengetahui lebih

    mendalam makna makanan halal seperti apa yang direpresentasikan dalam

    drama Korea Lunch Box. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka

    penulis bermaksud untuk menyusun skripsi dengan judul “Representasi

    Halal Food dalam Drama Lunch Box di Youtube”

    10

    Sopa, Sertifikasi Halal Majlis Ulama Indonesia (Jakarta: Garuda Persada, 2013), hlm. 64. 79

     

  • 8

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka terdapat masalah

    yang teridentifikasi antara lain:

    1. Sedikitnya drama Korea yang mengusung tema keislaman

    2. Drama ini bertemakan makanan halal dengan latar tempat negara

    minoritas muslim

    3. Pemeran utama wanita Indonesia dalam cerita merupakan Muslim

    tapi tidak berhijab

    4. Sulitnya mendapatkan kepercayaan dalam memberikan makanan

    kepada umat muslim

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan

    di atas, maka untuk lebih memfokuskan dan mempermudah penyusunan

    penulis membatasi pengambilan adegan dalam Drama “Lunch Box” yang

    memiliki makna atau simbol yang merepresentasikan Halal Food.

    D. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana Makna denotasi tentang Halal Food yang terdapat dalam

    Drama Lunch Box?

    2. Bagaimana Makna konotasi tentang Halal Food yang terdapat dalam

    Drama Lunch Box?

     

  • 9

    3. Bagaimana Makna mitos tentang Halal Food yang terdapat dalam

    Drama Lunch Box?

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitiam

    1. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang

    ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui makna

    denotasi, konotasi dan mitos tentang Halal Food dalam Drama Lunch

    Box.

    2. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

    a. Manfaat Akademis

    Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai kajian

    studi dan referensi dalam analisis semiotik dengan menganalisis

    masalah sejenis. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi sarana

    untuk mengkaji dan menganalisis masalah dengan teori yang telah

    dipelajari selama perkuliahan

    b. Manfaat Praktis

    Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan

    pembacanya isi dan pesan-pesan yang terkandung dalam drama

    Lunch Box juga diharap dapat memberikan gambaran tentang

    Representasi Halal Food dalam drama Lunch Box dan bagi praktisi

    perfilman diharap bisa memberikan sudut pandang lain dalam

    melihat sebuah drama Korea.

     

  • 10

    F. Tinjauan Kajian Terdahulu

    Dalam penelitian kepustakaan ini, penulis mencoba menggali dan

    memahami beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk

    memperkaya dan menambah wawasan terkait dengan topik penelitian.

    Untuk menghindari plagiat peneliti telah mengkaji dan mencari

    informasi mengenai penelitian terdahulu yang membahas topik-topik

    yang mirip dangan penelitian ini yaitu:

    1. Skripsi berjudul “Analisis Semiotik Istilah Halal dalam Iklan Hai

    Crecker” karya Kateno Pratowo, Fakultas Ilmu Dakwah dan

    Komunikasi, Jurusan Kominikasi dan Penyiaran Islam, Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Persamaan dalam

    penelitian ini adalah metode yang digunakan yaitu metode Analisis

    Semiotik dan objek penelitiannya tentang istilah halal. Perbedaan

    dalam penelitian ini adalah pada subjek penelitiannya dan teori

    semiotik yang digunakan.

    2. Skripsi berjudul “ Labelisasi K-Food Halal Dalam Pasar Pangan

    Ke Indonesia” karya Ramita Paraswati, Fakultas Ilmu Sosial dan

    Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Intrenasional, Universitas

    Muhammadiyah Yogyakarta, 2017. Penelitian ini menjelaskan

    kepentingan labelisasi K-food halal pemerintah Korea Selatan

    dalam memasuki pasar pangan Indonesia. Persamaan dalam

    penelitian ini adalah dari objek penelitiannya tentang Halal K-

    Food dan juga menggunakan teknik analisis kualitatif. Sedangkan

     

  • 11

    perbedaannya pada subjek penelitian yaitu menganalisis Labelisasi

    K-Food Halal Dalam Pasar Pangan ke Indonesia .

    3. Skripsi berjudul “Makanan Halal dan Thayyib Perspektif Al-

    Qur‟an” karya Kasmawati, Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan

    Politik, UIN Alauddin Makassar, 2014. Penelitian ini menjelaskan

    dan mendeskripsikan hakikat makanan halal dan thayyib.

    Persamaan dalam penelitian ini adalah dari subjek penelitiannya

    yang merupakan makanan halal. Sedangkan perbedanya adalah

    objek yang diteliti karena objek dari penelitian ini adalah QS. al-

    Baqarah/2: 168

    G. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan membutuhkan metode yang tepat

    untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang akan

    dilakukan. Adapun dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang

    digunakan adalah pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik

    alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,

    proses lebih dipentingkan dari pada hasil.11

    Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini

    adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan alasan karena

    peneliti berusaha menuturkan dan menafsirkan lebih mendalam

    tentang Representasi Halal Food dalam Drama Lunch Box, karena

    11

    Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 3.

     

  • 12

    pada dasarnya tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

    membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual

    dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

    antarfenomena yang diselidiki.12

    2. Subjek dan Objek Penelitian

    Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang,

    benda, ataupun lembaga (organisasi).13

    Subjek pada penelitian ini

    adalah Drama Lunch Box dan Objek penelitian merupakan hal yang

    menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Objek pada penelitian ini

    adalah adegan yang merepresentasikan Halal Food dalam Drama

    Lunch Box.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    a. Dokumentasi. Dokumentasi adalah merupakan cacatan peristiwa

    yang telah lalu.14

    Teknik dokumentasi juga disebut teknik

    pencacatan data atau pengumpulan dokumen. Dokumentasi yang

    ada yaitu dengan menonton Drama Lunch Box dari file video

    yang dinduh dari Youtube. Selain itu peneliti akan mengambil

    pendokumentasian dari berbagai buku referensi yang berkaitan

    dengan penelitian ini.

    b. Observasi non pertisipan. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu

    dengan melakukan pengamatan secara langsung dan bebas

    terhadap objek penelitian dengan cara menonton dan mengamati

    12

    Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, ALFABETA, 2010), hlm. 21. 13

    Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 1998), hlm. .35. 14

    Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Mudia Group, 2011) hlm. 125

     

  • 13

    adegan dalam Drama Lunch Box, kemudian memilih dan

    menganalisis sesuai dengan model penelitian yang digunakan.

    c. Wawancara. Melakukan kegiatan tannya jawab dengan

    narasumber secara langsung yakni dengan salah satu pemain dari

    Drama Korea “Lunch Box” Annisa Luthfiarrahman yang berperan

    sebagai teman dari Yulia. Teknik yang dilakuakan adalah teknik

    wawancara mendalam. Hal ini dilakukan agar penulis dapat

    leluasa dan bebas dalam memberikan pertanyaan, tetapi masih

    pada alur arah penelitian yang diangkat. Wawancara dilakukan

    pada tanggal 23 April 2018, di Universitas Indonesia pukul 13.30

    WIB s/d 14.10 WIB.

    4. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah analisis data kualitatif, menggunakan teori Miles dan

    Huberman yaitu interactive model.15

    Teknik analisis ini pada dasarnya

    terdiri dari tiga komponen :

    1) Reduksi data (data reduction)

    Dalam tahap ini, peneliti memulai dengan menonton

    Drama Lunch Box yang telah di unduh dari internet, kemudian

    memilih adegan-adegan yang berhubungan dan memiliki makna

    yang merepresentasikan makanan halal. Selain itu peneliti

    mencari dan mengambil bahan-bahan data dari buku-buku dan

    sumber-sumber lain yang bersangkutan dengan penelitian ini.

    15

    Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta : Lkis, 2007), hlm. 104

     

  • 14

    2) Penyajian data (data display)

    Komponen kedua yakni penyajian data (data display)

    melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni

    menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang

    lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan

    dalam satu kesatuan.

    Peneliti dalam tahap ini berusaha mengaitkan dan

    mengorganisasikan seluruh sajian data yang telah direduksi dan

    dipilih sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

    3) Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying

    conclusions)

    Dalam tahap yang terakhir ini, peneliti mengkonfirmasi,

    mempertajam, atau merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah

    dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-

    proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.16

    5. Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan

    yaitu menggunakan analisis data semiotika, karena drama atau video

    merupakan objek yang penuh dengan tanda-tanda atau simbol, baik

    dari segi gambar, suara, atau dialog yang disampaikan. Metode yang

    digunakan adalah analisis semiotik Roland Barthes. Ia

    mengembangkan semiotik menjadi denotasi, konotasi, dan mitos.

    16

    Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, hlm. 104.

     

  • 15

    Roland Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi

    untuk menunjukan tingkatan-tingkatan makna. signifikasi tahap

    pertama merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan Signified

    (content) didalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu yang

    disebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda

    (sign). Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk

    menunjukkan signifi kasi tahap kedua. Konotasi mempunyai makna

    yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Pada signifikasi tahap

    kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos

    (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau

    memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.17

    Yang menarik berkenaan dengan semiotika Roland Bathers

    adalah digunakannya istilah mitos (myth), yakni rujukan bersifat

    kultural (bersumber dari budaya yang ada) yang digunkan untuk

    menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-

    lambang. Dengan kata lain, mitos berfungsi sebagai deformasi dari

    lambang yang kemudian menghadirkan makna tertentu dengan

    berpijak pada nilai-nilai sejarah dan budaya masyarakat.18

    17

    Indrawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hlm. 21-22

    18 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, hlm. 164

     

  • 16

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab, dimana

    masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai

    berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, Batasan

    dan Rumusan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian,

    Tinjauan Kajian Terdahulu, Metodologi penelitian, dan

    Sistematika penulisan.

    BAB II TINAJAUAN TEORITIS

    Landasan teori berisi tentang Analisis semiotik, Model

    analisis Roland Barthes, Teori Representasi, Pengertian

    Halal Food, dan Tinjauan Drama Korea.

    BAB III GAMBARAN UMUM

    Menguraikan gambaran umum tentang drama Korea

    “Lunch Box”, sinopsis drama Korea “Lunch Box”, Tim

    produksi drama Korea “Lunch Box”, profil pemain drama

    Korea “Lunch Box”, panduan mengetahui halal food

    menurut Korea Halal Industry Association.

     

  • 17

    BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    Membahas tentang data temuan dan hasil penelitian analisis

    semiotika Roland Barthes terhadap Drama “Lunch Box”.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Menyajikan kesimpulan dari penelitian ini, dan saran atas

    permasalahan yang diteliti.

     

  • 18

    BAB II

    TINAJAUAN TEORITIS

    A. Analisis Semiotika

    1. Tinjauan Semiotika

    Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani

    Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu

    yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat

    dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai

    sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap

    menandai adanya api, sirene mobil yang keras meraung-raung menandai

    adanya kebakaran di sudut kota.19

    Ferdinand de Saussure (1857-1913)

    mengatakan bahwa semiotika merupakan ilmu yang mempelajari

    kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat. Ia akan menjadi bagian dari

    psikologi sosial dan juga merupakan bagian dari psikologi umum.

    Semiologi (dari bahasa Yunani, semeion “tanda”) akan menunjukan hal-

    hal yang membangun tanda-tanda dan hukum-hukum yang mengaturnya.20

    Semiologi didasakan pada anggapan bahwa selama selama perbuatan dan

    tingkah laku manusia membawa makna atau berfungsi sebagai tanda,

    19

    Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi ( Jakarta: fakultas ilmu komunikasi, universitas prof. dr. moestopo (beragama), 2006), hlm.7

    20 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan

    Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasurta, 2012) hlm.5

     

  • 19

    maka hal itu berarti berada dalam suatu sistem pembedaan dan konvensi

    yang melatar belakanginya.21

    Sejak pertengahan abad ke-20, semiotika telah tumbuh menjadi

    bidang kajian yang sungguh besar, diantaranya kajian bahasa tubuh,

    bentuk-bentuk seni, wacana retoris, komunikasi visual, media, mitos,

    naratif, bahasa, artefak, isyarat, kontak mata, pakaian, iklan, makanan,

    upacara, dan singkatnya semua yang diadopsi, digunakan, dan diciptakan

    oleh manusia untuk memproduksi makna. Sebenarnya, istilah semiotik

    diperkenalkan oleh Hippocrates (460-377 SM), penemu ilmu barat, seperti

    ilmu gejala-gejala. Gejala, menurut Hippocrates menupakan semeion-

    bahasa Yunani untuk “petunjuk”(mark) atau tanda (sign) fisik.22

    Semiotika yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-

    tanda, yang pada dasarnya merupakan suatu studi atas kode-kode yakni

    sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas

    tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Hingga

    kini ruang lingkup kajian semiotika sangat beragam mulai dari kajian

    perilaku komunikasi hewan (zoosemiotics) sampai dengan analisis atas

    sistem-sistem pemaknaan seperti komunikasi tubuh (kinesik dan

    proksemik), tanda-tanda bebauan, teori estetika, retorika dan sebagainya.

    Charles Morris memudahkan kita memahami ruang lingkup kajian

    semiotika yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda. Menurut

    dia, kajian semiotika pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam tiga cabang

    21

    M. Antonius Birowo, Metode Penelitan Komuikasi, Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004) hlm. 42

    22 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan

    Teori Komunikasi, hlm.6

     

  • 20

    penyelidikan (Branches of inquiry) yakni sintaktik, semantik dan

    pragmatik.

    1) Sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax) : suatu cabang

    penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal di antara

    satu tanda dengan tanda-tanda yang lain”. Dengan begitu

    hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang

    mengendalikan tuturan dan interpretasi, pengertian sintaktik kurang

    lebih adalah semacam „gramatika‟.

    2) Semantik (semantics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

    mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan designata

    atau objek-objek yang diacunya”. Yang dimaksud designata adalah

    tanda-tanda sebelum digunakan di dalam tuturan tertentu

    3) Pragmatik (pragmatics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang

    mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreter-

    interpreter atau para pemakainya” pemakaian tanda-tanda.

    Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek

    komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari

    tuturan.23

    2. Semiotik dalam Sinematografi

    Kehidupan sosial seringkali digambarkan dalam tayangan film.

    Dengan demikian simbol yang tersirat dalam film dapat ditransfer oleh

    penonton ke dalam kehidupannya. Hal-hal yang memiliki arti simbolis

    tak terhitung jumlahnya. Dalam kebanyakan film setting, memiliki arti

    23

    Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi, hlm. 4-5

     

  • 21

    simbolik yang penting sekali, karena tokoh-tokoh sering dipergunakan

    secara simbolik. Dalam setiap bentuk cerita, sebuah simbol adalah

    sesuatu yang kongkret (sebuah obyek khusus, citra, pribadi, bunyi,

    kejadian atau tempat) yang mewakili atau melambangkan suatu

    kompleks, ide, sikap-sikap, atau rasa sehingga memperoleh arti yang

    lebih besar dari yang tersimpan dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu

    sebuah simbol adalah suatu macam satuan komunikasi yang memiliki

    beban yang khusus sifatnya.24

    Secara umum film itu terdiri dari banyak tanda, didalam tanda-

    tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik

    dalam upaya mencapai efek yang diharapkan. Sistem semiotika yang

    lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis,

    yakni tanda-tanda yang menggunakan sesuatu. Karena secara tidak

    langsung setiap kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupan

    sehari-harinya menyimpan sebuah makna. Dalam kajian ilmu

    pengetahuan makna memiliki rantai tersendiri yang dilambangkan

    melalui tanda. Sedangkan ilmu yang mengkaji tentang tanda itu sendiri

    adalah semiotika.25

    24

    Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika Dalam Film, (Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No.1, April 2011) hlm. 130

    25 Budi Irwanto, Film ,Ideologi ,dan Militer ; Hegemoni Militer dalam Sinema

    Indonesia,(Yogyakarta: Media Pressindo, 1999), hlm. 6-7

     

  • 22

    B. Analisis Semiotik Roland Barthes

    Kancah penelitian Semiotika tak bisa begitu saja melupakan nama

    Roland Barthes (1915-1980) seorang ahli semiotika yang mengembangkan

    kajian yang sebelumnya punya warna kental strukturalisme kepada

    semiotika teks. Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi

    sebagai kunci dari analisisnya.26

    Roland Barthes menggunakan istilah

    denotasi dan konotasi untuk menunjukan tingkatan-tingkatan makna.

    Roland Barthes menggunakan istilah two order of signification. Signifikasi

    tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (penanda) dan

    signified (petanda) didalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu

    yang disebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda

    (sign). Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna

    (aspek mental), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca.

    Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental

    dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental

    tersebut dinamakan signification. Signification adalah upaya dalam

    memberi makna pada dunia27

    Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk

    menunjukkan signifikasi tahap kedua. Konotasi mempunyai makna yang

    26

    Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi, hlm. 16

    27 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

    Semiotik, Dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 125

     

  • 23

    subjektif atau paling tidak intersubjektif. Pada signifikasi tahap kedua

    yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth).28

    Sumber: https://goo.gl/images/tMfcUa

    Bisa dilihat dari gambar diatas bahwasanya tanda denotatif (3)

    merupakan penggabungan antara penanda (1) dan petanda (2) inilah yang

    disebut signifikasi tahap pertama. Lalu penanda konotatif (4) secara

    bersamaan merupakan tanda denotatif (3) lalu digabungkan dengan

    petanda konotatif (5) yang menghasilkan tanda konotatif (6).

    Denotasi dan konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri

    sendiri. Sebuah tanda yang sudah bisa kita lihat pasti dengan panca indra

    itu merupakan denotasi. Dengan kata lain tanda itu dengan sendirinya

    memunculkan denotasi. Sulit untuk memaknai sesuatu tanda tanpa

    terjebak dalam penggunaan konotasi. Jadi, denotasi dengan sendirinya

    akan menjadi konotasi dan selanjutnya konotasi justru akan menjadi

    denotasi ketika konotasi tersebut sudah umum digunakan dan dipahami

    bersama sebagai makna yang baku.29

    28

    Indrawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hlm. 21-22

    29 M. Antonius Birowo, Metode Penelitan Komuikasi, Teori dan Aplikasi, hlm.58-59

    Gambar 2.1

    Peta Tanda Roland Barthes

     

    https://goo.gl/images/tMfcUa

  • 24

    Yang menarik berkenaan dengan semiotika Roland Barthes adalah

    digunakannya istilah mitos (myth), yakni rujukan bersifat kultural

    (bersumber dari budaya yang ada) yang digunkan untuk menjelaskan

    gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-lambang. Kata mitos

    berasal dari bahasa Yunani mythos yang memiliki arti “kata” atau

    “ujaran”30

    Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau

    memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Dengan kata

    lain, mitos berfungsi sebagai deformasi dari lambang yang kemudian

    menghadirkan makna tertentu dengan berpijak pada nilai-nilai sejarah dan

    budaya masyarakat.31

    Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah

    mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif misalnya, mengenai hidup dan

    mati, manusia dan dewa, dan lain sebagainya. Jika mitos masa kini

    misalnya mengenai femininitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan

    kesuksesan.32

    Sumber: https://goo.gl/images/XNeGC2

    30

    Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, hlm.167

    31 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, hlm. 164

    32 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

    Semiotik, Dan Analisis Framin, hlm. 128

    Gambar 2.2

    Model Semiotika Roland Barthes

     

    https://goo.gl/images/XNeGC2

  • 25

    Jika melihat gambar di atas ini, Barthes menjelaskan: signifikasi

    tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam

    suatu tanda terhadap realitas external yaitu denotasi. Dan signifikasi tahap

    keduanya merupakan konotasi. Hal ini menggambarkan interaksi yang

    terjadi ketika tanda bertemu dengan perasan atau emosi pembaca serta

    nilai-nilai kebudayaannya. Lalu, pada signifikasi tahap kedua yang

    berhubungan dengan isi, dimana tanda konotasi digunakan dalam

    masyarakat secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kepercayaan

    yang dimana tanda ini dimaknai sebagai mitos.

    Dalam pandangan Umar Yunus, mitos tidak dibentuk melalui

    penyelidikan, tetapi melalui anggapan berdasarkan obeservasi kasar yang

    digeneralisasikan, oleh karenanya lebih banyak hidup dalam masyarakat.

    ia mungkin hidup dalam „gosip‟ kemudian dibuktikan dengan tindakan

    nyata. Sikap kita terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang ada dalam

    diri kita. Mitos ini menyebabkan kita mempunyai prasangka tertentu

    terhadap suatu hal yang dinyatakan dalam mitos.33

    C. Representasi

    Kapasitas otak untuk memproduksi dan memahami tanda disebut

    semiosis, sementara aktifitas membentuk ilmu pengetahuan yang

    dimungkinkan kapasitas otak untuk dikakukan oleh semua manusia

    disebut representasi. Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya

    sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk

    33

    Junus Umar, Mitos dan Komunikasi,(Jakarta:Sinar Harapan, 1981) hlm. 74

     

  • 26

    menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi apa yang

    dilihat, dindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu.

    Maksud dari pembuat bentuk, konteks sejarah dan sosial saat

    representasi dibuat, tujuan pembuatannya, dan sebagainya merupakan

    faktor kompleks yang masuk dalam sebuah lukisan. Sebenarnya, salah satu

    dari berbagai tujuan utama semiotika adalah untuk mempelajari faktor-

    faktor tersebut. Charles Peirce menyebut bentuk fisik aktual dari

    representasi, X, sebagai yang merepresentasikan dan mengistilahkan Y

    yang dirujuk sebagai objek representasi dan menyebut makna-makna yang

    dapat diekstraksi dari representasi (X=Y) sebagai interpretasi.34

    Representasi merupakan kegunaan dari tanda. Marcel Danesi

    mendefinisikannya sebagai berikut “proses merekam ide, pengetahuan,

    atau pesan dalam beberapa cara fisik disebut representasi.”

    Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama,

    representasi mental, yaitu konsep tentang „sesuatu‟ yang ada di kepala kita

    masing-masing (peta konseptual), representasi mental masih merupakan

    sesuatu yang abstrak. Kedua, „bahasa‟ yang berperan penting dalam proses

    konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus

    diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim, supaya kita dapat

    menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda dari

    simbul-simbol tertentu35

    34

    Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, hlm.20

    35 Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan

    Skripsi Ilmu Komunikasi, hlm.122

     

  • 27

    D. Pengertian Halal Food

    Dalam syariat islam terdapat ketentuan halal dan haram yaitu yang

    dibolehkan dan yang dilarang. Hikmahnya adalah untuk menguji mana

    diantara hamba Allah ini yang taat kepada-Nya dan mana yang tidak taat.

    Disamping itu juga untuk memudahkan hamba-Nya memperoleh kebaikan

    (pahala) di sisi-Nya, karena apabila seseorang menjauhkan diri dari yang

    diharamkan dalam rangka menaati Allah maka ia akan mendapatkan nilai

    kebaikan (pahala) di sisi-Nya. Mengerjakan yang diperintahkan dan

    menjauhi yang dilarang akan sama-sama mendapat nilai kebaikan.

    Demikian pula dalam hal halal-haram.36

    Makanan yang halal merupakan syarat utama makanan yang

    diizinkan atau di sahkan bagi seorang muslim untuk memakannya. Dalam

    Islam pemilihan makanan atau sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang

    muslim itu merupakan salah satu hal yang sangat penting. Al-Qur‟an

    banyak menyebutkan tentang bagaimana dan apa saja makanan yang

    haram juga apa saja makanan yang halal.

    Kata halal berasal dari bahasa arab (حال ل) yang berarti disahkan,

    diizinkan, dan dibolehkan. Maksudnya suatu makanan/minuman tersebut

    dinyatakan sah atau boleh dikonsumsi. Dalam mempertimbangkan segala

    sesuatu yang akan dikonsumsi oleh orang islam, yang wajib diperhatikan

    adalah kehalalan makanan tersebut karena sekarang ini segala sesuatu

    yang diolah dan diproduksi untuk dikonsumsi belum terjamin

    kehalalannya. Maka dari itu menjadi penting adanya sertifikasi produk-

    36

    Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 166

     

  • 28

    produk halal sebagai acuan dalam penetapan dapat dikonsumsi umat islam

    atau tidak.

    1. Kriteria Makanan Halal-Haram37

    a. Thayyib dan Khabits

    Thayyib (Baik) dikatakan untuk sesuatu yang benar-benar

    baik. Pada dasarnya, kata ini berarti sesuatu yang dirasa enak oleh

    indra dan jiwa atau sesuatu selain yang menyakitkan dan

    menjijikan. Kata ini memiliki banyak makna; (1) suci dan bersih,

    (2) baik dan elok, (3) enak, (4) menjadi halal.

    Al-Qur‟an menyebut lafadz “al-thayyib” dalam bentuk

    mufrad mudzakar sebanyak enam kali, dan empat diantaranya

    mengenai sifat makanan. Seperti dalam surat Al-Baqarah:168,

    Allah berfirman,

    ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari

    apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti

    langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah

    musuh yang nyata bagi mu”

    Karena banyak dari para ulama yang berbeda pendapat

    mengenai makna “thayyib”, maka dari itu dapat disimpulkan

    37

    Syekh Muhammad Yusuf Qadhawi, Halal &Haram Dalam Islam (Surabaya: Bina Ilmu, 2003), hlm.

     

  • 29

    secara syar‟i makna “thayyib”di dalam al-Qur‟an merujuk pada

    tiga pengertian, yaitu:

    4) Sesuatu yang tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran

    manusia, menurut pendapat Imam Ibn Katsir

    5) Sesuatu yang lezat, menurut Imam Syafi‟i

    6) Halal itu sendiri, yaitu sesuatu yang suci, tidak najis, dan

    tidak diharamkan, menurut Imam Maliki dan Imam al-

    Thabari

    Al-Khabits merupakan sesuatu yang dipandang buruk. Al-

    Khabits adalah sesuatu yang membahayakan tubuh dan akal, tidak

    suci, dan tidak enak. Maka makanan, minuman, obat, dan alat

    kosmetik yang demikian hukumnya adalah haram.

    b. Dharar (Bahaya)

    Dalam al-Mu‟jam al-Wasith dikemukakan “al-Dharar

    secara etimologi adalah mashdar dari dharra atau dhurra” yang

    artinya menimpakan kepada orang lain sesuatu yang tidak disukai

    atau menyakitkan. Ad-Dharar bukan berarti sesuatu yang tidak

    bermanfaat. Karena ada sesuatu yang tidak bermanfaan tapi tetapi

    tidak berbahaya. Dengan demikian pengetian ad-Dharar di sini

    adalah, sesuatu yang menimpa manusia, berupa hal yang tidak

    disukai atau menyakitkan.

    Berdasarkan kategorinya, ad-Dharar dibagi menjadi

    berbagai macam: Petama, berdasarkan tempatnya. Yaitu bahaya

    pada agama, pada jiwa, pada keturunan, pada harta, dan pada akal.

     

  • 30

    Kedua, berdasarkan materi yang dikandungnya yaitu bahaya yang

    cepat dan yang lambat. Ketiga, berdasarkan kekuatan dalam

    menjalaninya. Keempat, bahaya berdasarkan sifatnya.

    Dalil Al-Qur‟an tentang keharaman sesuatu yang berbahaya

    yakni salah satunya adalah al-Baqarah: 195,

    “dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan

    janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan,

    dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai

    orang-orang yang berbuat baik.”

    c. Najasah (Najis)

    Najis adalah sesuatu yang dipandang menjijikan dan

    menghalangi sahnya shalat, sekiranya tidak ada keringanan di

    dalamnya. Najis merupakan salah satu kriteria haram untuk

    makanan, minuman, obat dan alat-alat kosmetik. Najis yang tidak

    dapat dihindari dinilai ma‟fu (diampuni) karenanya, ia tidak

    menghalangi sahnya shalat dan boleh dikonsumsi dalam makanan

    dengan syarat harus menyatu dengan makanan tersebut.

    Para ulama sepakat bahwa setiap benda yang najis tidak

    dapat disucikan dengan istihalah kecuali khamar yang berubah

    sendiri menjadi cuka, darah hewan yang berubah menjadi air susu,

    dan darah kijang yang berubah menjadi minyak kasturi. Ulama

     

  • 31

    Hanafiyah berpendapat bahwa setiap benda yang najis disucikan

    dengan istihalah secara mutlak, baik terjadi dengan sendirinya

    maupun dengan campur tangan manusia, dengan syarat adanya

    balwa (kesulitan yang menimpa secara umum)

    d. Iskar (Memabukan)

    Setiap yang memabukan itu haram, apapun jenisnya cair

    atau padat, mentah atau matang, berasal dari perasan anggur atau

    yang lainnya, jika memabukan maka hukumnya haram. Iskar

    (memabukan) adalah salah satu kriteria yang menentukan

    keharaman, baik yang terdapat dalam minuman-minuman yang

    bersifat cairan seperti khamar dan nabidz yang memabukan., atau

    benda-benda padat seperti narkotika dan zat-zat adiktif lainnya.

    Seperti dalam al-Qur‟an surah al-Baqarah: 219 yang

    berbunyi,

    “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi.

    Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan

    beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar

    dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang

    mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan."

     

  • 32

    Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu

    supaya kamu berfikir,”

    2. Kaidah Sertifikasi Halal Makanan38

    a. Makanan dari Tumbuh-Tumbuhan (Nabati)

    Pada dasarnya semua jenis makanan yang berasal dari

    tumbuh-tumbuhan itu halal untuk dikonsumsi kecuali yang najis

    atau terkena najis, berbahaya dan memabukan. Sebagaimana

    dalam firman Allah,

    “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi

    untuk kamu.” (al-Baqarah: 29)

    Ayat ini mengandung pengertian bahwa semua yang

    diciptaakan Allah dimuka bumi ini diperuntukan bagi manusia

    baik berupa tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu,

    semuannya halal untuk dikonsumsi selama bermanfaat dan tidak

    membahayakan manusia.

    Makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan

    yang najis atau terkena najis hukumnya haram. Adapun kriteria

    najis adalah setiap kotoran yang wajib dibersihkan oleh orang

    islam dan wajib dicuci setiap tempat atau benda yang terkena

    kotoran tersebut. diantara benda-benda yang termasik najis adalah

    bangkai, darah, nanah, muntah, urin, tinja, wadi, jallalah, dan

    38

    Sopa, Sertifikasi Halal Majlis Ulama Indonesia (Jakarta: Garuda Persada, 2013)

     

  • 33

    anjing. Keharaman hal tersebut adalah berdasarkan al-A‟raf:157

    berikut ini:

    “orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang

    (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang

    ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang

    ma´ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan

    menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan

    bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka

    beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.

    Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,

    menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan

    kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang

    beruntung.” (al-A‟raf:57)

    Makanan yang membahayakan jika dikonsumsi juga haram

    baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun

    binatang (hewani). Hal ini berdasarkan al-Baqarah:195 dan juga

     

  • 34

    hadis nabi dari Ibn Abbas yang diriwayatkan oleh Ibn Majah

    berikut ini:

    “dan jangan kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam

    kebinasaan”. (al-Baqarah:195)

    Dari Ibn Abbas berkata, Rasullah SAW. bersabda:

    ارا َلا ِضرا را وا را َلا ضا

    “ Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak beoleh

    pula membahayakan orang lain.” (H.R. Ibn Majah)

    Ayat juga hadis tersebut melarang kita untuk membiarkan

    diri kita terjerumus ke dalam kebinasaan juga membahyakan yang

    disebabkan oleh perbuatan kita atau perbuatan orang lain. Seperti

    makanan yang kita konsumsi, jangan sampai makanan tersebut

    mengandung unsur-unsur yang dapat membahayakan tubuh kita.

    b. Makanan dari Binatang (Hewani)

    Makana jenis ini dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:

    binatang yang hidup di air atau di laut, binatang yang hidup di

    darat, dan binatang yang hidup di dua alam. Semua binatang yang

    hidup dai air atau laut itu hukumnya halal bahkan bangkainya

    kecuali binatang yang mengandung racun atau berbahaya bila

    dikonsumsi. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat al-

    Ma‟idah: 96 yang memperbolehkan binatang buruan yang berasal

    dari laut berikut ini:

     

  • 35

    “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan

    (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan

    bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu

    (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.

    Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan

    dikumpulkan.“ (al-Ma‟idah: 96)

    Ayat tersebut menunjukan halalnya binatang yang hidup di

    laut atau di air. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasanya halal

    hukumnya berburu binatang yang hidup di laut atau di air, begitu

    pula menikmati hasil buruan tersebut.

    Selanjutnya binatang yang hidup di darat dapat dibagi

    menjadi tiga:

    1. Binatang yang kehalalannya telah dinyatakan secara

    tegas di dalam nash al-Qur‟an dan Hadis.

    2. Binatang yang keharamannya telah dinyatakan secara

    tegas dalam nash al-Qur‟an dan Hadis.

    3. Binatang yang tidak dinyatakan kehalalan dan

    keharamannya dalam nash al-Qur‟an dan Hadis.

     

  • 36

    E. Tinjauan Drama Korea.

    Drama Korea atau K-drama pada dasarnya mengacu pada drama

    televisi di Korea, dalam sebuah format miniseri, yang diproduksi dalam

    bahasa Korea, dengan alur dan tema cerita yang beragam. Banyak dari

    drama ini telah menjadi populer di seluruh Asia dan telah memberi

    kontribusi pada fenomena umum dari gelombang Korea, dikenal sebagai

    "Hallyu", dan juga "Demam Drama" di beberapa negara seperti di negara-

    negara Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia termasuk Indonesia.

    Secara umum, ada dua genre utama drama Korea. Genre pertama

    dengan plot pendek, berakhir cepat, dan biasanya melibatkan konflik

    terkait hubungan percintaan, hubungan bisnis, hubungan keluarga

    (biasanya antara ibu dan anak/menantu perempuan), konflik negara dan

    masih banyak lagi. Selain itu, dalam ceritanya mereka sering terlibat cinta

    segitiga yang rumit, kisah cinta bak Romeo and Juliet, bahkan hingga

    gendre fiksi romance. Drama ini berlangsung dari 16 episode sampai lebih

    dari 100 episode (biasanya tidak lebih dari 200 episode).39

    Demam Korea terus menyebar ke seluruh dunia, salah satunya

    Indonesia. Demam Korea pun terus menjamur pada berbagai kalangan

    masyarakat Indonesia dengan sangat pesat, khususnya remaja-remaja

    Indonesia. Fenomena Korea ini mulai masuk dan berkembang di Indonesia

    karena drama-drama seri Korea yang ditayangkan di televisi Indonesia.

    Sebut saja Princess Hours, Boy Before Flower, ataupun Full House adalah

    drama-drama Korea yang sempat booming di Indonesia. Alur drama Korea

    39

    https://id.wikipedia.org/wiki/Drama_Korea diakses pada 9 April 2018

     

    https://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Miniserihttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_segitigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_segitigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Drama_Korea

  • 37

    menarik serta para pemain yang berwajah ganteng dan cantik seakan

    menjadi daya tarik sendiri untuk para penikmat drama di Indonesia.40

    Drama Korea merupakan penyebab dari mulainya Hallyu di

    berbagai negara. Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan

    menyebar ke negara-negara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand,

    Indonesia, Filipina, Amerika Serikat, Amerika Latin dan Timur Tengah.

    Mulai melonjaknya produk industri hiburan di Indonesia terutama K-

    Drama berawal dari serial drama tayangan TV sekitar tahun 2001.

    Kesuksesan dari drama Korea berjudul Endless Love di sebuah stasiun TV

    swasta menjadi tonggak utama mulainya popularitas industri hiburan salah

    satunya Korea. Pemirsa indonesia mulai menonton dan menilai bahwa

    tayangan serial drama TV dari Asia juga merupakan suguhan yang

    menarik dan recommended. Menrut data dari kedutaan besar Korea

    Selatan sejak awal tahun 2009 sampai 2012, stasiun televisi indonesia

    sudah menayangkan 48 drama dari Korea.41

    Dengan alur menarik juga tidak membosankan yang disuguhkan

    oleh drama serial korea ternyata dapat mengambil hati dan membuat

    penontonya terhanyut dalam cerita dengan mudahnya. Alur ceritanya yang

    kuat, genre yang bervariasi dan juga akting dari para pemeran yang dapat

    dengan mudah menangis secara natural menyebabkan banyak penduduk

    Asia yang melihat drama Korea menjadi terenyuh hatinya. Selain itu,

    cerita yang ditanmpilkan sesuai dengan budaya masyarakat Asia pada

    umumnya, konsep mengenai cinta sejati, pengorbanan, dan konsep

    40

    Ali An Sun Geun, Carilah Ilmu Ke Negri Korea (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 103

    41 Je Seong Jeon dan Yuwanto, Era Emas Hubungan Indonesia-Korea, hlm. 20-21

     

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Drama_TV_Korea&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Hongkonghttps://id.wikipedia.org/wiki/Vietnamhttps://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Filipinahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah

  • 38

    kehidupan lain yang tergambar dalam drama Korea tidak bertentangan

    terlalu jauh dengan konsep kehidupan yang ada pada masyarakat Asia

    pada umumnya.42

    Karna berbagai alasan tersebut yang menjadikan drama

    Korea lebih mudah menyentuh hati masyarakat Asia dibandingkan dengan

    drama dari Barat.

    42

    http://iportugal.terigu.web.id/id3/1911-1802/Hallyu_32326_iportugal-terigu.html diakses pada 10 April 2018

     

    http://iportugal.terigu.web.id/id3/1911-1802/Hallyu_32326_iportugal-terigu.html

  • 39

    BAB III

    GAMBARAN UMUM

    A. Gambaran Umum tentang Drama “Lunch Box”

    Lunch Box merupakan sebuah mini drama Korea bergendre Food

    Drama yang memiliki 3 episode dengan masing-masing episode berdurasi 8

    sampai 10 menit. Drama ini dapat diliat atau di download di Youtube K-Food

    Fair 2015 - Malaysia, Indonesia, UEA atau di pada berbagai link di Web,

    seperti Official fanspage K-Food Fair – Malaysia, Indonesia, UEA.

    Dikarenakan hanya bisa disaksikan di internet maka sering juga disebut Web

    Drama. Web Drama hanya berdurasi 5-20 menit dan disiarkan secara online

    biasanya untuk mempromosikan atau iklan produk tertentu atau memang

    produksi gagal tayang di televisi.43

    Drama Lunch Box ini merupakan sebuah drama yang memang sengaja

    diproduksi untuk mempromosikan makanan halal yang merupakan rangkaian

    dari pada event Festival K-Food Fair pada tahun 2015. Acara ini merupakan

    kerjasama antar negara Korea dengan Indonesia, Malaysia, dan UEA.

    Pemeran yang terlibat dalam drama diantaranya Jisoo sebagai Yong I, Amelia

    Tantono sebagai Yulia, Kang Seungmin sebagai Ayah Yong, Anisa

    Luhflarrahman sebagai Teman Yulia, Jo Jaehyun sebagai Pemilik Toko.

    Drama ini banyak menjadi sorotan karena salah satu pemeran utamanya

    merupakan orang Indonesia yaitu Amalia Tantono yang beradu akting dengan

    seorang aktor ganteng dan terkenal yaitu Ji Soo. Drama ini pun memiliki

    43

    http://www.vitamasli.com/2015/04/web-drama-trend-baru-drama-korea.html diakses pada tanggal 29 Januari 2018

     

    http://www.vitamasli.com/2015/04/web-drama-trend-baru-drama-korea.html

  • 40

    tema cerita yang tidak seperti drama pada biasanya karena megangkat tema

    tentang keislaman dengan makanan halalnya. Mini drama ini juga seperti

    ingin memberitahukan atau memberikan informasi bahwasannya di Korea

    Selatan dan juga masyarakatnya mengenal makanan halal dan juga ingin

    menunjukan bahwa di Korea ada makanan halal.

    Dalam perjalanan kisahnya, Drama ini memperlihatkan Yong yang

    jatuh hati pada Yulia berusaha menarik perhatian Yulia dengan menggunakan

    makanan, mulai belajar dan mencari tahu tentang makanan halal, seperti

    makanan yang dimakan oleh Yulia.44

    Tanpa sadar sebenarnya apa yang

    dilakukan oleh Yulia dengan selalu membawa bekal makanan dan menolak

    apa yang diberikan oleh Yong dalam cerita di Drama Lunch Box ini membuat

    Yong menjadi tertarik tentang makanan halal. Yong berusaha mempelajari

    dan mencari tahu bagaimana dan seperti apa makanan yang dimakan oleh

    orang muslim yaitu seperti makanan yang dimakan oleh Yulia. Dan diam-

    diam mempersembahkan kotak makan siang halal untuk Yulia agar mendapat

    perhatiannya.

    B. Sinopsis Drama “Lunch Box”

    a) Episode 1

    Pada awal cerita, ada seorang pria Korea bernama Yong I, dia

    merupakan anak dari pemilik sebuah restoran dan memiliki hobi

    memasak. Dia biasa mengantarkan pesanan kotak makan siang langsung

    pada mahasiswa-mahasiswa yang ada pada salah satu Universitas di

    44

    http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html diakses pada tanggal 29 Januari 2018.

     

    http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.htmlhttp://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html

  • 41

    Korea. Yong menyukai salah satu mahasiswi asal Indonesia yang ada di

    Universitas tersebut dan mencoba menarik perhatiannya dengan

    memberikan kotak makan siang yang dibuatkannya sendiri spesial untuk

    wanita ini yang bernama Yulia.

    Saat diberi kotak makan siang oleh Yong, Yulia pun menolak

    makanan dari Yong dengan sopan sambil menyodorkan kotak bekal

    makan siang yang Yulia bawa. Yong pun agak kecewa karena usaha

    pertamanya untuk menarik perhatian Yulia gagal lalu memakan sendiri

    kotak makanan yang sudah dia siapkan untuk Yulia.

    Karna sudah hari rabu, dan itu jadwal Yong untuk ke pasar memeli

    bahan masakan untuk di restoran ayahnya, Yong pun bergegas ke pasar

    dan disana dia melihat Yulia sedang berbelanja bahan makanan juga.

    Dengan bergegas tanpa disadari Yulia, Yong pun meminta bahan

    makanan kepada pemilik toko seperti bahan makanan yang dibeli oleh

    Yulia.

    Disitu pemilik toko pun menanyakan apakah Yong juga seorang

    Muslim, lalu menunjukan logo sertifikasi halal kepada Yong. Dan

    disitulah Yong mengetahui bahwa Yulia merupakan seorang muslim dan

    tidak sembarang memakan makanan karna harus terjamin ke halalannya.

    Setelah membeli berbagai bahan makanan, sesampainya di restoran

    Yong pun mencari tahu di Internet apa dan bagaimana makanan halal.

    Yong pun memngambil beberapa resep makanan halal untuk dia

    aplikasikan dan mencoba membuat kotak makan siang lagi untuk Yulia.

     

  • 42

    Keesokan harinya, ketika Yulia pergi menuju loker nya, disana

    sudah tersedia kotak makan siang untuk Yulia yang diatasnya sudah

    diberikan pesan, dan dari kejauhan Yong pun tersenyum.

    b) Episode 2

    Setelah Yulia membawa makanan itu keruanganya, Yulia

    melakukan Video Call dengan ibunya dan menceritakan bahwa dia

    mendapatkan kotak makan misterius di lokernya. Lalu disitu ibunya

    memperingatkan Yulia agar tidak memakan sembarang makanan yang

    tidak tahu jelas siapa pengirimnya.

    Keesokan harinya saat Yong ingin memberikan kotak makan siang

    lagi ke lokernya Yulia, makanan yang ia berika tempo hari masi utuh

    teak tersentuh di loker Yulia. Walaupun agak kecewa, diapun menukar

    makanan yang ia bawa dengan makanan yang ada di loker Yulia. Setiap

    hari, ketika Yong membuka loker Yulia di kemudian harinya hasilnya

    masih sama. Yulia tidak menerima pemberiannya. Tapi dia tidak patah

    semangat. Suatu hari ketika dia sedang menaruh kotak makan siang di

    loker Yulia kebetulan pemilik loker tersebut melihat dan langsung

    mengajaknya makan bersama.

    Setelah duduk berdua di sebuah taman di halaman kampusnya,

    Yulia mengatakan terimakasih kepada Yong karena telah memberikan

    dia kotak makan siang dan juga memohon pada Yong agar dia jangan

    memberikan kotak makan siang lagi kepadanya. Raut muka kecewa

    terlihat jelas pada Yong karena usahanya selama ini gagal lagi.

     

  • 43

    c) Episode 3

    Yong pun pulang dengan perasaan kecewa, dia kembali ke

    restoran dengan wajah lesu. Saat di restoran dia berbicara kepada

    ayahnya bahwa seperti apa dan bagaimana mekanan enak itu. Ayahnya

    pun memberikan nasihat padanya agar tidak pantang menyerah. Dengan

    itu Yong pun bersemangat kembali untuk memperjuangkan cintanya.

    Yong kembali kepasar dan mencari bahan2 makanan yang halal

    lalu bertemu dengan pemilik toko dan berbicara bahwa usahanya gagal

    lagi. Dan sekarang dia ingin membuat rendang spesial. Tapi pemilik toko

    memberikan saran bahwasanya tidak cukup membuat makanan spesial

    hanya dengan rendang. Yong pun tersenyum.

    Yong pun menyiapkan bahan-bahan untuk ia masak. Dan

    memulai memasaknya. Ayahnya melihat Yong dan bertanya kepadanya

    karna difikiran ayahnya Yong sudah menyerah. Tapi Yong berkata

    bahwa sekarang Yong sudah mengerti caranya.

    Saat di Kampus Yulia dan temannya ingin pergi ke loker, di loker

    Yulia ada kertas yang bertuliskan “makanan enak sudah tersedia di ruang

    B105, ayo datang kemari!” karena penasaran akhirnya Yulia pergi

    menuju ruangan tersebut. Setelah membuka pintu ruangan tersebut,

    sudah tersuguhkan makanan-makanan khas Indonesia di atas meja

    beserta berbagai buah-buahan dan ada beberapa mahasiswa lain yang ada

    di sana.

    Ketika Yulia sedang melarutkan selai ke dalam minumannya,

    datang Yong membawa sebuah Pie untuk Yulia, dan berkata “kata orang,

     

  • 44

    Director:

    Producer:

    Writer:

    Additional writer:

    Cinematographer:

    Gaffer:

    Production designer:

    Editor:

    Music:

    Production sound mixer:

    Stylist:

    Make up:

    Digital intermediate:

    Sound supervisor:

    Line Producer:

    Associate Producer:

    1st Assistant Producer:

    2nd Assistant Producer:

    Scipter:

    Storyboard:

    1st Assistant Camera:

    2nd Assistant Camera:

    3rd Assistant Camera:

    Digital Imagine Technical:

    KANG YOUNGMO

    OH JEPHAN

    KIM JUNGIN

    OH JEPHAN

    KIM KWANCHUL

    PARK JAEHEUNG

    KIM CHUNHO

    LEE INOK

    HAN YOUNGKYU

    LEE JAEJIN

    AHN SOENGIR

    LIM CHANYOUNG

    KIM HYUNJUNG

    DIGITAL STUDIO 2L

    LEE SEUNGCHUL

    (WAVELAB PRODACTION)

    AN BAEKSEUNG

    KWON MINKYUNG

    KIM KWANCHUL

    KIM WOOSANG

    JUNG SUNGHWA

    CHO NARAE

    KIM HYUNGJU

    OU TAESEOK

    HWANG JAEOK

    UM YIRANG

    sebelum memakan makanan enak harus makan makanan manis dulu agar

    rasanya lebih enak” dan menyodorkan Pie tersebut ke Yulia dan

    tersenyum. Yulia pun membalasnya dengan senyuman pula.

    C. Tim Produksi Drama “Lunch Box”

     

  • 45

    1st Light Technical:

    2sd Light Technical:

    3rd Light Technical:

    Art Director:

    Art Assistant:

    Boom Operator:

    Assistant Stylist:

    Assistant Editor:

    Digital Intermediate:

    Executive DI Producer:

    Colorist:

    Colorist Assistant:

    Digital Imagine Mastering:

    Post Production Manager:

    Post Production Producer:

    Production Supervisor:

    Production Manager:

    Associate Colorist:

    Associater Colorist Assistant:

    Music Studio:

    Music Compostion:

    Sound Mixing Stage:

    Recording Mixer:

    Sound Effect:

    KANG JAEHYUN

    MOON SOEJUN

    LEE NAMGI

    KIM JIHYUN

    KANG SANGHWA

    HWANG HYUNA

    KO YOUNGCHUN

    NA NURI

    WOO HEEJEONG

    DIGITAL STUDIO 2L

    LIM JUNGHOON

    GO EUNBI

    JOO YOUNGGYON

    KIM BUMSOO

    LEE HO WOO

    CHO HOENG SEUK

    LEE DOUG

    KIM JAEHO

    KIM SOYEON

    KIM HYUNSHEK

    PARK AERA

    F.A.M.E.

    BAEK SEUNG BUM

    MC JUNG

    WAVELAB PRODUCTION

    SHIN KYUNG HOON

    LEE SEUNGCHUL

    SHIN KYUNG HOON

     

  • 46

    D. Profil Pemain Drama “Lunch Box”

    1. Kim Ji Soo pemeran Yong I

    Nama: Kim Ji Soo

    Tempat Tanggal lahir:

    Korea, 30 Maret 1993

    Pekerjaan: Aktor

    Tahun aktif: 2009-Sekarang

    Tinggi : 186 cm

    Agency: Prain TPC

    Web Site: praintpc.com

    Pendidikan : Kyung Dong

    High School, Digital Seoul

    Culture Arts University

    Kim Ji Soo (김지수) atau lebih dikenal dengan nama Ji Soo (지수)

    adalah seorang aktor tampan asal Korea Selatan. Jisoo memulai

    karirnya pada tahun 2009 dilayar kaca dan juga membintangi beberapa

    film pendek. Dia kemudian bergabung dengan JYP Entertainment pada

    tahun 2012 dan menjalani pelatihan disana. Ji Soo mulai dikenal sejak

    bermain drama “Angry Mom” pada tahun 2015. Sejak saat itu ia kembali

    dipercaya membintangi drama terkenal lainya seperti Cheer Up (2015),

    Page Tuner (2016) dan Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo (2016).

    Puncaknya namanya semakin bersinar ketika membintangi drama yang

    Gambar 3.1

    Kim Ji Soo

     

    http://praintpc.com/

  • 47

    cukup fenomenal “Strong Woman Do Bong-soon” yang tayang di JTBC

    tahun 2017.45

    2. Amalia Tantono pemeran Yulia

    Nama: Amelia Tantono

    Tempat Tanggal lahir: Bandar lampung, 30 Maret 1993

    Pekerjaan: Vloger, Presenter SBS in.

    Pendidikan : SMA St. Ursula BSD

    Universitas Kyungsung Busan, Korea Selatan

    Instagram : @amelia_tantono

    Twitter : @amelia_tantono

    YouTube : Amelicano

    Mini WebDrama : Lunch Box 201546

    Amelia datang ke Korsel pada 2010 dengan tujuan awal kuliah

    jurusan Perdagangan Internasional di Kyungsung University, Busan.

    Setelah membintangi Lunch Box: Surat yang Lezat, Amelia belum

    memutuskan apakah ia akan konsisten berkarier di dunia seni peran. Saat

    ini Amel bekerja di salah satu perusahaan swasta di Seoul. Ia mengaku

    45

    https://www.omahkpop.com/2017/05/kim-ji-soo.html 46

    https://indonesiakorea-profile.blogspot.co.id/2018/01/biodata-amelia-tantono.html

    Gambar 3.2

    Amelia Tantono

     

  • 48

    jika saat ini ingin berkarir sebagai pekerja kantoran dan belum berencana

    untuk melanjutkan studi setelah lulus S1 dari jurusan International Trade

    & Commerce Universitas Kyungsung, Busan. Soal akting, ia mengaku

    belum terpikir untuk fokus dan serius di bidang itu. Dia mengikuti seleksi

    drama itu awalnya hanya untuk coba-coba setelah direkomendasikan oleh

    temannya. Tertarik dengan peran, alur cerita, serta maksud dan tujuan

    drama ini, gadis cantik yang gemar jalan-jalan itu pun bersedia untuk

    diseleksi.47

    3. Jo Jae Yoon pemeran Pemilik Toko

    Jo Jae-yoon dilahirkan di Cheongju, Chungcheongbuk-do,

    Korea Selatan, pada tanggal 15 September, 1974 (usia 41 tahun). Pria

    berzodiak Virgo ini memiliki tinggi 174cm dan berat badan 75 kg.

    Jo Jae-yoon adalah nama aslinya sejak lahir.

    47

    https://seleb.tempo.co/read/714049/begini