representasi halal food dalam drama lunch...
TRANSCRIPT
-
REPRESENTASI HALAL FOOD DALAM DRAMA LUNCH BOX
DI YOUTUBE
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Siti Muna Nafisah
NIM: 11140510000172
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M/ 1439 H
-
REPRESENTASI HALAL FOOD DALAM DRAMA LUNCH BOX
DI YOUTUBE
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Siti Muna Nafisah
NIM: 11140510000172
Dosen Pembimbing,
Ade Rina Farida, M.Si
NIP: 19770513 200701 2 018
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M/ 1439 H
-
-
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau hasil
jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2018
Siti Muna Nafisah
-
i
ABSTRAK
Siti Muna Nafisah
NIM: 11140510000172
Representasi Halal Food dalam Drama Lunch Box di Youtube
Fenomena “Gelombang Korea” dianggap cukup berhasil menyaingi
Hollywood dan Bollywood dalam melebarkan sayap budayanya ke dunia
internasional. Selain musik dan film, drama Korea juga merupakan salah satu
media yang turut andil dalam penyebarkan budaya Korea ke seluruh dunia salah
satunya di Indonesia. Pada tahun 2015, keluarlah drama web berjudul Lunch Box
yang ditayangkan di Youtube pada akun K-Food Fair 2015. Keunggulan dari
drama Lunch Box ini adalah mengambil tema yang memiliki unsur keislaman
yaitu tentang makanan halal dengan latar negara Korea yang minoritas Muslim.
Drama Korea pada umumnya jarang mengangkat tema cerita yang memiliki nilai
keislaman berbeda dengan drama Lunch Box ini berupaya mengangkat tema
keislaman yaitu dari aspek makanan halal, mulai dari proses pemilihan bahannya,
pembuatanya, hingga penyajiannya sesuai syariat Islam.
Berdasarkan konteks diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah
bagaimana makna denotasi, makna konotasi dan makna mitos tentang Halal Food
yang terdapat dalam drama Lunch Box?
Metodologi penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan
jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif,
dengan alasan karena peneliti berusaha menuturkan dan menafsirkan lebih
mendalam tentang Representasi Halal Food dalam Drama Lunch Box. Subjek
pada penelitian ini adalah Drama Lunch Box dan Objek pada penelitian ini adalah
adegan yang merepresentasikan Halal Food dalam Drama Lunch Box. Teknik
pengumpulan datanya dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotik Roland Barthes.
Penelitian ini menggunakan teori representasi dan konsep analisis
semiotika Roland Barthes. Ia mengembangkan semiotik menjadi denotasi,
konotasi, dan mitos. Roland Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi
untuk menunjukan tingkatan-tingkatan makna. Pada signifikasi tahap kedua yang
berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Representasi dapat
didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-
lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi apa
yang dilihat, dindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu.
Hasil penelitian ini menunjukan tanda yang muncul dari adegan dalam
drama ini. Peneliti menemukan sebelas tanda yang merepresentasikan dan
memiliki makna denotasi, konotasi dan mitos tentang makanan halal secara
langsung maupun tidak langsung. Makna denotasi berupa penjabaran adegan yang
berkaitan dengan makanan halal. Makna konotasi menjelaskan bagaimana
makanan halal digambarkan dan dimaknai dalam tiap adegan. Dan mitosnya
menjelaskan mengenai makna yang dipercaya merepresentasikan makanan halal
dalam adegannya, seperti makanan yang mengandung bahan-bahan yang halal,
bersih, segar, dan berkualitas, juga terhidar dari bahan-bahan yang diharamkan
yang ketentuannya terdapat pada katalog di HalalKorea.org. Selain itu harus
bersertifikasi halal KMF(Korea Muslim Federation).
Kata kunci: Drama, Makanan Halal, Representasi, Lunch Box, Korea
-
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya juga beribu-ribu nikmat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Representsi Halal Food dalam drama
Lunch Box di YouTube.
Shalawat bertangkaikan salam tak luput kita haturkan kepada baginda
besar Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya
yang telah membawa kita dari zaman kegelepan hingga zaman terang benderang
seperti sekarang ini yang kelak kita nantikan syafa‟atnya di hari kiamat.
Setelah sampai pada akhir dari berbagai perjuangan dalam proses
penulisan skripsi ini, maka dari itu izinkan penulis untuk mengucapkan rasa
hormat dan ucapan terimakasih yang mendalam pada semua pihak yang dengan
tulus dan ikhlas dalam memberikan bantuan, dorongan, dan motivasi untuk
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi
2. Bapak Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan selaku Dosen Penasehat Akademik KPI D 2014 yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi.
3. Ibu Fita Faturrokhmah SS, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
4. Ibu Ade Rina Farida, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang secara ikhlas
dan tulus telah banyak meluangan waktunya untuk membimbing dan
memberi arahan kepada penulis.
-
iii
5. Seluruh Dosen KPI yang telah memberikan berbagai pengarahan, ilmu,
pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama mengemban
perkuliahan selama 7 Semester ini.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama, Perpustakaan
FIDKOM Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Perpustakaan
Nasional RI yang telah melayani penulis dalam mempergunakan literatur
dan buku-buku yang penulis butuhkan selama penulisan skripsi.
7. Ka Annisa Luthfiarrahman, selaku narasumber yang telah meluangkan
waktunya untuk wawancara juga dalam memberikan pengalaman
menyenangkannya selama hidup di Korea sehingga mudahahkan dalam
penulis dalam penyusunan dan menganalisis skripsi ini.
8. Kedua orang tua, Bapak H. Maman Suleman dan Ibu Hj. Nurjanah, atas
segala kasih sayang, motivasi, semangat juga doa yang kuat yang
diberikan sehingga penulis bias menyelesaikan skripsi tepat waktu.
9. Kakak-kakak tersayang, Teh Ai, Ka Arif, Teh Ifa, dan Ka Afri yang telah
memberikan semangat untuk mesyelesaikan skripsi ini. Juga kepada
seluruh keluarga dan keponakan-keponakan yang cukup membuat proses
penulisan ini dipenuhi warna dan juga drama.
10. Member of Keep On The Right Path, Ma'wa (Memew) , Delima (Deli) ,
Siska (Ncis/Inces), Dhea (Alay), Nabila (Daeng/Bela/Ogud) yang telah
menemani hari-hari penulis selama perkuliahan, tempat bertukar pikiran,
tempat curhat, dan juga teman bersama-sama berjuang dalam menulis
skripsi.
-
iv
11. Teman, Sahabat, Keluarga kost tercinta, Puspa (Upa) Dan Zahra (Jeje)
yang sudah 4 tahun bersama seperti memiliki keluarga kecil baru dan
dapat dengan lancar menulis skripsi ini.
12. Teman-teman KPI D, yang telah sama-sama berjuang selama belajar di
bangku perkuliahan.
13. LSO Klise Fotografi, terutama teman-teman Angkatan 4 juga para
pengurusnya karena telah memberikan banyak sekali pelajaran,
pengalaman berharga tentang Fotografi hingga dapat merealisasi sebuah
pameran bertajuk "ANDAKARA"
14. Sahabat terbaik Fatimah Mahfudhoh, yang jarang bertemu tapi masih
selalu menguatkan, memotivasi, mendoakan satu sama lain sehingga
skripsi ini bisa selesai dengan lancar.
15. Sahabat DNC UIN JKT, Yuana, Nisrina, Erni, Sarifah, Asa, Saniah, dan
Yundin yang sudah menemani selepas hidup di pesantren dan selama
hidup di Ciputat.
Untuk semua pihak yang telah membantu baik secara langsung dan tidak
langsung penulis ucapkan banyak terimakasih. Penulis berharap semoga skripsi
ini bisa bermaanfaat bagi pembacanya khususnya Mahasiswa UIN Jakarta.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan, dan mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan skripsi ini
Jakarta, 1 Juni 2018
Penulis
-
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 8
C. Batasan Masalah.................................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................................................. 10
G. Metodologi Penelitian ......................................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 16
BAB II TINJAUAN TEORITIS .........................................................................................
A. Analisis Semiotik ................................................................................................ 18
B. Model Analisis Roland Barthes .......................................................................... 22
C. Teori Representasi ............................................................................................... 25
D. Pengertian Halal Food ....................................................................................... 27
E. Tinjauan Drama Korea ........................................................................................ 36
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 39
A. Gambaran Umum Tentang Drama Korea “Lunch Box” ..................................... 39
B. Sinopsis Drama Korea “Lunch Box” ................................................................. 40
C. Tim Produksi Drama Korea “Lunch Box” .......................................................... 44
-
vi
D. Profil Pemain Drama Korea “Lunch Box” .......................................................... 46
E. Panduan Mengetahui Halal Food Menurut Korea Halal Industry
Association .......................................................................................................... 51
F. Restoran Halal Korea .......................................................................................... 54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ................................................................ 58
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos tentang Halal Food dalam Drama
Korea “Lunch Box” ............................................................................................ 59
B. Reperesentasi Halal Food dalam Drama Korea “Lunch Box” ......................... 100
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 107
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 107
B. Kritik dan Saran ................................................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 112
LAMPIRAN
-
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Bahan Makanan Halal dan Haram .................................................................. 52
Tabel 4.1 Scene 1 ............................................................................................................ 59
Tabel 4.2 Scene 2 ............................................................................................................ 62
Tabel 4.3 Scene 3 ............................................................................................................ 67
Tabel 4.4 Scene 4 ............................................................................................................ 73
Tabel 4.5 Scene 5 ............................................................................................................ 77
Tabel 4.6 Scene 6 ............................................................................................................ 81
Tabel 4.7 Scene 7 ............................................................................................................ 84
Tabel 4.8 Scene 8 ............................................................................................................ 88
Tabel 4.9 Scene 9 ............................................................................................................ 91
Tabel 4.10 Scene 10 ........................................................................................................ 92
Tabel 4.11 Scene 11 ........................................................................................................ 97
-
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jumlah Penonton Drama Luch Box ............................................................... 2
Gambar 1.2 Sensus Pemeluk Agama Korea Selatan ......................................................... 5
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ......................................................................... 23
Gambar 2.2 Model Semiotika Roland Barthes ............................................................... 24
Gambar 3.1 Kim Ji Soo ................................................................................................... 46
Gambar 3.2 Amalia Tantono ........................................................................................... 47
Gambar 3.3 Jo Jae Yoon
Gambar 3.4 Annisa Luthfiarrahman .............................................................................. 48
Gambar 3.5 Sertifikasi Halal Lotteria ............................................................................. 49
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena “Gelombang Korea” dianggap cukup berhasil
menyaingi Hollywood dan Bollywood dalam melebarkan sayap budayanya
ke dunia internasional. Proses penyebaran budaya Korea ke seluruh dunia
inilah kemudian dikenal dengan istilah Hallyu atau Korean Wave. Seperti
dijelaskan di wikipedia.org bahwa Hallyu atau Korean Wave
(Hangul: 한류: Hallyu, bahasa Indonesia: "Gelombang Korea") adalah
istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global
di berbagai negara di dunia. Selain musik dan film, drama Korea juga
merupakan salah satu media yang turut andil dalam penyebarkan budaya
Korea ke seluruh dunia salah satunya di Indonesia. Drama merupakan
cerita atau tiruan prilaku manusia yang dipentaskan, seperti menyaksikan
kehidupan manusia yang diekspersikan secara langsung.1 Drama Korea ini
biasanya mengacu pada tayangan serial televisi. Namun sekarang ini
drama Korea tidak hanya bisa kita jumpai di televisi, kita juga bisa
menontonnya di Youtube atau situs web tertentu yang menyuguhkan
tayangan-tayangan siaran ulang drama Korea yang telah tayang
sebelumnya atau bahkan drama yang memang hanya tayang di internet.
Drama Korea banyak digemari oleh masyarakat Indonesia
khususnya kalangan anak muda dibuktikan dengan adanya penayangan
1 Hasanuddin WS, Drama: karya dalam dua dimensi (Bandung: Angkasa, 1996), hlm. 2
https://id.wikipedia.org/wiki/Hangulhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_pophttps://id.wikipedia.org/wiki/Korea
-
2
Gambar 1.1
Jumlah Penonton drama Lunch Box
kurang lebih 48 drama Korea yang di tayangkan stasiun televisi di
Indonesia dari tahun 2009 hingga awal 2012 dan juga tercatat ada 22
kelompok penggemar (fans club) yang aktif menurut data dari Kedutaan
Besar Korea Selatan.2 Drama Korea memiliki daya tarik tersendiri, mulai
dari latar tempat, aktor yang bermain, hingga cerita yang disajikan tidak
membosankan. Alur cerita yang fokus, tidak bertele-tele, juga unik dan
kreatif, serta karakter tokoh utamanya yang sangat ideal di mata remaja
menjadikan drama ini banyak disukai para remaja, khususnya remaja
wanita. Drama Korea sendiri biasanya melibatkan konflik menarik juga
mendebarkan terkait hubungan percintaan bak kisah romeo and juliet yang
memiliki banyak penderitaan, hubungan bisnis, hubungan politik dan
masih banyak lagi.3
Pada tahun 2015, keluarlah drama web berjudul Lunch Box yang
ditayangkan di Youtube pada akun K-Food Fair 2015. Walaupun terbilang
baru drama ini berhasil mengikat
hati para penggemar drama Korea
di Indonesia dibuktikan dengan
jumlah penonton yang tercatat
sampai Maret 2018 di Youtube pada
episode pertama sebanyak
1.003.571x ditonton, juga penonton yang berkometar pada drama ini
sebagian besar merupakan orang Indonesia. Drama ini digagas sebagai
2 Je Seong Jeon dan Yuwanto, Era Emas Hubungan Indonesia-Korea (Jakarta: Kompas Media
Nusantara, 2014), hlm. 21-22 3 Myung Oak Kim, Sam Jaffe, The New Korea: mengungkap kebangkitan Ekonomi Korea
Selatan (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013), hlm. 209
-
3
bentuk promosi dari K-Food Fair yang diselenggarakan di Jakarta 16-18
Oktober 2015.4 Drama ini dapat di download dan bisa ditonton langsung di
Youtube.
Drama ini dibintangi oleh orang Indonesia sebagai pemeran utama.
Bercerita tentang mahasiswi asal Indonesia yang kuliah di Korea Selatan
bernama Yulia yang diperankan oleh Amelia Tantono dan disukai oleh
seorang lelaki asli Korea yang merupakan anak pemilik sebuah restoran
yang diperankan oleh Ji Soo sebagai Yong. Sulit bagi Yong untuk
mendekati Yulia karena setiap makanan yang ia berikan tidak pernah di
terima oleh Yulia. Drama ini memiliki 3 episode dengan masing-masing
kurang lebih berdurasi delapan menit per episode. Dalam perjalanan
kisahnya, drama ini memperlihatkan Yong yang berusaha menarik hati
Yulia dengan menggunakan makanan, mulai belajar dan mencari tahu
tentang makanan halal, seperti makanan yang dimakan oleh Yulia.5 Tanpa
sadar sebenarnya apa yang dilakukan oleh Yulia dengan selalu membawa
bekal makanan dan menolak apa yang diberikan oleh Yong dalam cerita di
drama Lunch Box ini membuat Yong menjadi tertarik tentang makanan
halal. Yong berusaha mempelajari dan mencari tahu bagaimana dan seperti
apa makanan yang dimakan oleh orang muslim yaitu seperti makanan yang
dimakan oleh Yulia.
Keunggulan dari drama Lunch Box ini yang menjadi daya tarik
pada masyarakat Indonesia adalah selain pemeran utama dalam ceritanya
4 https://www.kompasiana.com/haera_ice/k-food-fair-2015-kenalkan-makanan-halal-lewat-
lunch-box_561fac60bd22bd17128b4569 diakses pada tanggal 05 Maret 2018. 5 http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html
diakses pada tanggal 29 Januari 2018.
https://www.kompasiana.com/haera_ice/k-food-fair-2015-kenalkan-makanan-halal-lewat-lunch-box_561fac60bd22bd17128b4569https://www.kompasiana.com/haera_ice/k-food-fair-2015-kenalkan-makanan-halal-lewat-lunch-box_561fac60bd22bd17128b4569http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html
-
4
diperankan oleh orang Indonesia, drama ini juga mengambil tema yang
memiliki unsur keislaman yaitu tentang makanan halal di mana dalam
drama ini ditampilkan pemahaman tentang makanan halal, seperti
pemilihan bahan pangan yang telah ada sertifikasi halal, proses serta
penyajian makanan halal yang juga khas di Indonesia disamping alur
ceritanya merupakan perjuangan seseorang membuat makanan halal.
Selain itu drama ini juga banyak memperlihatkan segala sesuatu yang
dianjurkan atau disunnahkan saat makan, seperti makan menggunakan
tangan, makanan yang manis terlebih dulu sebelum memakan makanan
utama, dan lain sebagainya. Di mana drama Korea yang selama ini
ditayangkan di televisi maupun di situs-situs tertentu di internet itu sangat
jarang mengangkat tema cerita yang memiliki nilai keislaman. Lebih
sering drama Korea yang ditayangkan itu bergendre romance, horor,
comedy, hingga crime. Bahkan jikapun ada drama Korea yang
menampilkan unsur keislaman dalam ceritanya hanya sebatas
menampilkan simbol-simbol agama Islam seperti Juri yang memakai hijab
di drama Korea I Order You, penyebutan Assalamu‟alaikum pada drama
Korea She Was Pretty, juga pada drama Korea Descendent Of The Sun
yang menyebutkan kata Insya Allah.
Yang menjadi permasalahannya adalah dimana negara Korea
Selatan sendiri ini merupakan salah satu negara yang merupakan minoritas
muslim bahkan pada sensus pemeluk agama di Korea Selatan pada tahun
2015 Islam dikategorikan dalam kelompok-kelompok tidak terdaftar atau
kelompok agama kecil karena di Korea Selatan ini yang menjadi agama
-
5
South Korea National
Statistical Office's
19th Population and
Housing Census
(2015): "Religion
organisations'
statistics".
Gambar 1.2
Sensus Pemeluk
Agama Korea Selatan
utamanya adalah Protestan, Buddha, dan Katolik
Roma.6 Sebagai negara yang minoritas Muslim
makanan-makanan yang diharamkan oleh Islam
pastinya dijual secara bebas di Korea, bahkan
merupakan sesuatu budaya atau kuliner yang
menjadi ciri khas tersendiri bagi negaranya.
Contohnya saja makanan seperti daging babi,
minuman alkohol, soju7 dan lain sebagainya yang
banyak dijual di Korea membuktikan bahwasanya
sulit untuk menemukan makanan halal di Korea
Selatan ini. Menjadi menarik karena cerita yang
diangkat dalam drama Korea ini menceritakan
tentang perjuangan membuat makanan halal tetapi dengan latar belakang
negara Korea yang merupakan negara minoritas Muslim juga banyak
menyajikan makanan-makanan yang diharamkan oleh agama Islam. Ini
juga menjadi salah satu kekhawatiran wisatawan Muslim yang bekunjung
ke Korea Selatan dalam mendapatkan makanan yang halal, karena bukan
hanya sulit untuk menemukan makanan halal, jikapun ada mereka harus
merogoh kocek yang dalam.
Bahwasanya dalam Islam pemilihan makanan atau sesuatu yang
dikonsumsi oleh seorang muslim itu merupakan salah satu hal yang sangat
penting. Al-Qur‟an banyak menyebutkan tentang bagaimana dan apa saja
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Korea_Selatan#cite_note-koreastats-2 diakses pada tanggal 5 Maret 2018
7 Soju adalah minuman keras khas Korea yang terbuat dari beras.
http://image.kmib.co.kr/online_image/2016/1219/201612191738_61220011145071_1.jpghttp://image.kmib.co.kr/online_image/2016/1219/201612191738_61220011145071_1.jpghttp://image.kmib.co.kr/online_image/2016/1219/201612191738_61220011145071_1.jpghttps://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Korea_Selatan#cite_note-koreastats-2
-
6
makanan yang haram juga apa saja makanan yang halal. Kata halal berasal
dari bahasa arab (حال ل) yang berarti disahkan, diizinkan, dan dibolehkan.
Suatu makanan/minuman tersebut dinyatakan sah atau boleh dikonsumsi.
Konsep makanan halal dalam Islam adalah diperintahkan untuk
mengkonsumsi atau memakan makanan yang halal lagi baik/thayyib.
Seperti dalam Surah Al-Baqarah : 168, Allah berfirman,8
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
(al-Baqarah : 168 )
Makna “thayyib” secara syar‟i di dalam al-Qur‟an merujuk pada
tiga pengertian, yaitu:
1) Sesuatu yang tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran manusia,
menurut pendapat Imam Ibn Katsir
2) Sesuatu yang lezat, menurut Imam Syafi‟i
3) Halal itu sendiri, yaitu sesuatu yang suci, tidak najis, dan tidak
diharamkan, menurut Imam Maliki dan Imam al-Thabari9
Adapun makanan haram yaitu makanan yang secara dzatnya
dilarang oleh agama untuk dimakan, seperti bangkai, darah, babi, dan
binatang disembelih bukan karena Allah juga meminum minuman yang
8 Syekh Muhammad Yusuf Qadhawi, Halal &Haram Dalam Islam (Surabaya: Bina Ilmu, 2003),
hlm. 52 9 Ali Mustafa Yaqub, Kriteria Halal Haram: untuk pangan, obat, dan kosetika menurut Al-
Qur’an dan Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013), hlm. 15
-
7
memabukan seperti khamar. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam
Surat al-Baqarah : 173 dan al-Maidah : 90,10
“ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (selain)
nama Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”( Al-Baqarah: 173)
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah :90)
Atas dasar itulah penulis tertarik untuk mengetahui lebih
mendalam makna makanan halal seperti apa yang direpresentasikan dalam
drama Korea Lunch Box. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis bermaksud untuk menyusun skripsi dengan judul “Representasi
Halal Food dalam Drama Lunch Box di Youtube”
10
Sopa, Sertifikasi Halal Majlis Ulama Indonesia (Jakarta: Garuda Persada, 2013), hlm. 64. 79
-
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka terdapat masalah
yang teridentifikasi antara lain:
1. Sedikitnya drama Korea yang mengusung tema keislaman
2. Drama ini bertemakan makanan halal dengan latar tempat negara
minoritas muslim
3. Pemeran utama wanita Indonesia dalam cerita merupakan Muslim
tapi tidak berhijab
4. Sulitnya mendapatkan kepercayaan dalam memberikan makanan
kepada umat muslim
C. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan
di atas, maka untuk lebih memfokuskan dan mempermudah penyusunan
penulis membatasi pengambilan adegan dalam Drama “Lunch Box” yang
memiliki makna atau simbol yang merepresentasikan Halal Food.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Makna denotasi tentang Halal Food yang terdapat dalam
Drama Lunch Box?
2. Bagaimana Makna konotasi tentang Halal Food yang terdapat dalam
Drama Lunch Box?
-
9
3. Bagaimana Makna mitos tentang Halal Food yang terdapat dalam
Drama Lunch Box?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitiam
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui makna
denotasi, konotasi dan mitos tentang Halal Food dalam Drama Lunch
Box.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai kajian
studi dan referensi dalam analisis semiotik dengan menganalisis
masalah sejenis. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi sarana
untuk mengkaji dan menganalisis masalah dengan teori yang telah
dipelajari selama perkuliahan
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan
pembacanya isi dan pesan-pesan yang terkandung dalam drama
Lunch Box juga diharap dapat memberikan gambaran tentang
Representasi Halal Food dalam drama Lunch Box dan bagi praktisi
perfilman diharap bisa memberikan sudut pandang lain dalam
melihat sebuah drama Korea.
-
10
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian kepustakaan ini, penulis mencoba menggali dan
memahami beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk
memperkaya dan menambah wawasan terkait dengan topik penelitian.
Untuk menghindari plagiat peneliti telah mengkaji dan mencari
informasi mengenai penelitian terdahulu yang membahas topik-topik
yang mirip dangan penelitian ini yaitu:
1. Skripsi berjudul “Analisis Semiotik Istilah Halal dalam Iklan Hai
Crecker” karya Kateno Pratowo, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, Jurusan Kominikasi dan Penyiaran Islam, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Persamaan dalam
penelitian ini adalah metode yang digunakan yaitu metode Analisis
Semiotik dan objek penelitiannya tentang istilah halal. Perbedaan
dalam penelitian ini adalah pada subjek penelitiannya dan teori
semiotik yang digunakan.
2. Skripsi berjudul “ Labelisasi K-Food Halal Dalam Pasar Pangan
Ke Indonesia” karya Ramita Paraswati, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Intrenasional, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2017. Penelitian ini menjelaskan
kepentingan labelisasi K-food halal pemerintah Korea Selatan
dalam memasuki pasar pangan Indonesia. Persamaan dalam
penelitian ini adalah dari objek penelitiannya tentang Halal K-
Food dan juga menggunakan teknik analisis kualitatif. Sedangkan
-
11
perbedaannya pada subjek penelitian yaitu menganalisis Labelisasi
K-Food Halal Dalam Pasar Pangan ke Indonesia .
3. Skripsi berjudul “Makanan Halal dan Thayyib Perspektif Al-
Qur‟an” karya Kasmawati, Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan
Politik, UIN Alauddin Makassar, 2014. Penelitian ini menjelaskan
dan mendeskripsikan hakikat makanan halal dan thayyib.
Persamaan dalam penelitian ini adalah dari subjek penelitiannya
yang merupakan makanan halal. Sedangkan perbedanya adalah
objek yang diteliti karena objek dari penelitian ini adalah QS. al-
Baqarah/2: 168
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan membutuhkan metode yang tepat
untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan. Adapun dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik
alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,
proses lebih dipentingkan dari pada hasil.11
Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan alasan karena
peneliti berusaha menuturkan dan menafsirkan lebih mendalam
tentang Representasi Halal Food dalam Drama Lunch Box, karena
11
Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 3.
-
12
pada dasarnya tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki.12
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang,
benda, ataupun lembaga (organisasi).13
Subjek pada penelitian ini
adalah Drama Lunch Box dan Objek penelitian merupakan hal yang
menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Objek pada penelitian ini
adalah adegan yang merepresentasikan Halal Food dalam Drama
Lunch Box.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi. Dokumentasi adalah merupakan cacatan peristiwa
yang telah lalu.14
Teknik dokumentasi juga disebut teknik
pencacatan data atau pengumpulan dokumen. Dokumentasi yang
ada yaitu dengan menonton Drama Lunch Box dari file video
yang dinduh dari Youtube. Selain itu peneliti akan mengambil
pendokumentasian dari berbagai buku referensi yang berkaitan
dengan penelitian ini.
b. Observasi non pertisipan. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu
dengan melakukan pengamatan secara langsung dan bebas
terhadap objek penelitian dengan cara menonton dan mengamati
12
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, ALFABETA, 2010), hlm. 21. 13
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 1998), hlm. .35. 14
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Mudia Group, 2011) hlm. 125
-
13
adegan dalam Drama Lunch Box, kemudian memilih dan
menganalisis sesuai dengan model penelitian yang digunakan.
c. Wawancara. Melakukan kegiatan tannya jawab dengan
narasumber secara langsung yakni dengan salah satu pemain dari
Drama Korea “Lunch Box” Annisa Luthfiarrahman yang berperan
sebagai teman dari Yulia. Teknik yang dilakuakan adalah teknik
wawancara mendalam. Hal ini dilakukan agar penulis dapat
leluasa dan bebas dalam memberikan pertanyaan, tetapi masih
pada alur arah penelitian yang diangkat. Wawancara dilakukan
pada tanggal 23 April 2018, di Universitas Indonesia pukul 13.30
WIB s/d 14.10 WIB.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data kualitatif, menggunakan teori Miles dan
Huberman yaitu interactive model.15
Teknik analisis ini pada dasarnya
terdiri dari tiga komponen :
1) Reduksi data (data reduction)
Dalam tahap ini, peneliti memulai dengan menonton
Drama Lunch Box yang telah di unduh dari internet, kemudian
memilih adegan-adegan yang berhubungan dan memiliki makna
yang merepresentasikan makanan halal. Selain itu peneliti
mencari dan mengambil bahan-bahan data dari buku-buku dan
sumber-sumber lain yang bersangkutan dengan penelitian ini.
15
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta : Lkis, 2007), hlm. 104
-
14
2) Penyajian data (data display)
Komponen kedua yakni penyajian data (data display)
melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni
menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang
lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan
dalam satu kesatuan.
Peneliti dalam tahap ini berusaha mengaitkan dan
mengorganisasikan seluruh sajian data yang telah direduksi dan
dipilih sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.
3) Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying
conclusions)
Dalam tahap yang terakhir ini, peneliti mengkonfirmasi,
mempertajam, atau merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah
dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-
proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.16
5. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan
yaitu menggunakan analisis data semiotika, karena drama atau video
merupakan objek yang penuh dengan tanda-tanda atau simbol, baik
dari segi gambar, suara, atau dialog yang disampaikan. Metode yang
digunakan adalah analisis semiotik Roland Barthes. Ia
mengembangkan semiotik menjadi denotasi, konotasi, dan mitos.
16
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, hlm. 104.
-
15
Roland Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi
untuk menunjukan tingkatan-tingkatan makna. signifikasi tahap
pertama merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan Signified
(content) didalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu yang
disebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda
(sign). Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk
menunjukkan signifi kasi tahap kedua. Konotasi mempunyai makna
yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Pada signifikasi tahap
kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos
(myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.17
Yang menarik berkenaan dengan semiotika Roland Bathers
adalah digunakannya istilah mitos (myth), yakni rujukan bersifat
kultural (bersumber dari budaya yang ada) yang digunkan untuk
menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-
lambang. Dengan kata lain, mitos berfungsi sebagai deformasi dari
lambang yang kemudian menghadirkan makna tertentu dengan
berpijak pada nilai-nilai sejarah dan budaya masyarakat.18
17
Indrawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hlm. 21-22
18 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, hlm. 164
-
16
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab, dimana
masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, Batasan
dan Rumusan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian,
Tinjauan Kajian Terdahulu, Metodologi penelitian, dan
Sistematika penulisan.
BAB II TINAJAUAN TEORITIS
Landasan teori berisi tentang Analisis semiotik, Model
analisis Roland Barthes, Teori Representasi, Pengertian
Halal Food, dan Tinjauan Drama Korea.
BAB III GAMBARAN UMUM
Menguraikan gambaran umum tentang drama Korea
“Lunch Box”, sinopsis drama Korea “Lunch Box”, Tim
produksi drama Korea “Lunch Box”, profil pemain drama
Korea “Lunch Box”, panduan mengetahui halal food
menurut Korea Halal Industry Association.
-
17
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Membahas tentang data temuan dan hasil penelitian analisis
semiotika Roland Barthes terhadap Drama “Lunch Box”.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Menyajikan kesimpulan dari penelitian ini, dan saran atas
permasalahan yang diteliti.
-
18
BAB II
TINAJAUAN TEORITIS
A. Analisis Semiotika
1. Tinjauan Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani
Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu
yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat
dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai
sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap
menandai adanya api, sirene mobil yang keras meraung-raung menandai
adanya kebakaran di sudut kota.19
Ferdinand de Saussure (1857-1913)
mengatakan bahwa semiotika merupakan ilmu yang mempelajari
kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat. Ia akan menjadi bagian dari
psikologi sosial dan juga merupakan bagian dari psikologi umum.
Semiologi (dari bahasa Yunani, semeion “tanda”) akan menunjukan hal-
hal yang membangun tanda-tanda dan hukum-hukum yang mengaturnya.20
Semiologi didasakan pada anggapan bahwa selama selama perbuatan dan
tingkah laku manusia membawa makna atau berfungsi sebagai tanda,
19
Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi ( Jakarta: fakultas ilmu komunikasi, universitas prof. dr. moestopo (beragama), 2006), hlm.7
20 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasurta, 2012) hlm.5
-
19
maka hal itu berarti berada dalam suatu sistem pembedaan dan konvensi
yang melatar belakanginya.21
Sejak pertengahan abad ke-20, semiotika telah tumbuh menjadi
bidang kajian yang sungguh besar, diantaranya kajian bahasa tubuh,
bentuk-bentuk seni, wacana retoris, komunikasi visual, media, mitos,
naratif, bahasa, artefak, isyarat, kontak mata, pakaian, iklan, makanan,
upacara, dan singkatnya semua yang diadopsi, digunakan, dan diciptakan
oleh manusia untuk memproduksi makna. Sebenarnya, istilah semiotik
diperkenalkan oleh Hippocrates (460-377 SM), penemu ilmu barat, seperti
ilmu gejala-gejala. Gejala, menurut Hippocrates menupakan semeion-
bahasa Yunani untuk “petunjuk”(mark) atau tanda (sign) fisik.22
Semiotika yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-
tanda, yang pada dasarnya merupakan suatu studi atas kode-kode yakni
sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas
tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Hingga
kini ruang lingkup kajian semiotika sangat beragam mulai dari kajian
perilaku komunikasi hewan (zoosemiotics) sampai dengan analisis atas
sistem-sistem pemaknaan seperti komunikasi tubuh (kinesik dan
proksemik), tanda-tanda bebauan, teori estetika, retorika dan sebagainya.
Charles Morris memudahkan kita memahami ruang lingkup kajian
semiotika yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda. Menurut
dia, kajian semiotika pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam tiga cabang
21
M. Antonius Birowo, Metode Penelitan Komuikasi, Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004) hlm. 42
22 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan
Teori Komunikasi, hlm.6
-
20
penyelidikan (Branches of inquiry) yakni sintaktik, semantik dan
pragmatik.
1) Sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax) : suatu cabang
penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal di antara
satu tanda dengan tanda-tanda yang lain”. Dengan begitu
hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang
mengendalikan tuturan dan interpretasi, pengertian sintaktik kurang
lebih adalah semacam „gramatika‟.
2) Semantik (semantics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang
mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan designata
atau objek-objek yang diacunya”. Yang dimaksud designata adalah
tanda-tanda sebelum digunakan di dalam tuturan tertentu
3) Pragmatik (pragmatics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang
mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreter-
interpreter atau para pemakainya” pemakaian tanda-tanda.
Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek
komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari
tuturan.23
2. Semiotik dalam Sinematografi
Kehidupan sosial seringkali digambarkan dalam tayangan film.
Dengan demikian simbol yang tersirat dalam film dapat ditransfer oleh
penonton ke dalam kehidupannya. Hal-hal yang memiliki arti simbolis
tak terhitung jumlahnya. Dalam kebanyakan film setting, memiliki arti
23
Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi, hlm. 4-5
-
21
simbolik yang penting sekali, karena tokoh-tokoh sering dipergunakan
secara simbolik. Dalam setiap bentuk cerita, sebuah simbol adalah
sesuatu yang kongkret (sebuah obyek khusus, citra, pribadi, bunyi,
kejadian atau tempat) yang mewakili atau melambangkan suatu
kompleks, ide, sikap-sikap, atau rasa sehingga memperoleh arti yang
lebih besar dari yang tersimpan dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu
sebuah simbol adalah suatu macam satuan komunikasi yang memiliki
beban yang khusus sifatnya.24
Secara umum film itu terdiri dari banyak tanda, didalam tanda-
tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik
dalam upaya mencapai efek yang diharapkan. Sistem semiotika yang
lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis,
yakni tanda-tanda yang menggunakan sesuatu. Karena secara tidak
langsung setiap kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupan
sehari-harinya menyimpan sebuah makna. Dalam kajian ilmu
pengetahuan makna memiliki rantai tersendiri yang dilambangkan
melalui tanda. Sedangkan ilmu yang mengkaji tentang tanda itu sendiri
adalah semiotika.25
24
Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika Dalam Film, (Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No.1, April 2011) hlm. 130
25 Budi Irwanto, Film ,Ideologi ,dan Militer ; Hegemoni Militer dalam Sinema
Indonesia,(Yogyakarta: Media Pressindo, 1999), hlm. 6-7
-
22
B. Analisis Semiotik Roland Barthes
Kancah penelitian Semiotika tak bisa begitu saja melupakan nama
Roland Barthes (1915-1980) seorang ahli semiotika yang mengembangkan
kajian yang sebelumnya punya warna kental strukturalisme kepada
semiotika teks. Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi
sebagai kunci dari analisisnya.26
Roland Barthes menggunakan istilah
denotasi dan konotasi untuk menunjukan tingkatan-tingkatan makna.
Roland Barthes menggunakan istilah two order of signification. Signifikasi
tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (penanda) dan
signified (petanda) didalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu
yang disebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda
(sign). Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna
(aspek mental), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca.
Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental
dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental
tersebut dinamakan signification. Signification adalah upaya dalam
memberi makna pada dunia27
Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk
menunjukkan signifikasi tahap kedua. Konotasi mempunyai makna yang
26
Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi, hlm. 16
27 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, Dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 125
-
23
subjektif atau paling tidak intersubjektif. Pada signifikasi tahap kedua
yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth).28
Sumber: https://goo.gl/images/tMfcUa
Bisa dilihat dari gambar diatas bahwasanya tanda denotatif (3)
merupakan penggabungan antara penanda (1) dan petanda (2) inilah yang
disebut signifikasi tahap pertama. Lalu penanda konotatif (4) secara
bersamaan merupakan tanda denotatif (3) lalu digabungkan dengan
petanda konotatif (5) yang menghasilkan tanda konotatif (6).
Denotasi dan konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri
sendiri. Sebuah tanda yang sudah bisa kita lihat pasti dengan panca indra
itu merupakan denotasi. Dengan kata lain tanda itu dengan sendirinya
memunculkan denotasi. Sulit untuk memaknai sesuatu tanda tanpa
terjebak dalam penggunaan konotasi. Jadi, denotasi dengan sendirinya
akan menjadi konotasi dan selanjutnya konotasi justru akan menjadi
denotasi ketika konotasi tersebut sudah umum digunakan dan dipahami
bersama sebagai makna yang baku.29
28
Indrawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hlm. 21-22
29 M. Antonius Birowo, Metode Penelitan Komuikasi, Teori dan Aplikasi, hlm.58-59
Gambar 2.1
Peta Tanda Roland Barthes
https://goo.gl/images/tMfcUa
-
24
Yang menarik berkenaan dengan semiotika Roland Barthes adalah
digunakannya istilah mitos (myth), yakni rujukan bersifat kultural
(bersumber dari budaya yang ada) yang digunkan untuk menjelaskan
gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-lambang. Kata mitos
berasal dari bahasa Yunani mythos yang memiliki arti “kata” atau
“ujaran”30
Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Dengan kata
lain, mitos berfungsi sebagai deformasi dari lambang yang kemudian
menghadirkan makna tertentu dengan berpijak pada nilai-nilai sejarah dan
budaya masyarakat.31
Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah
mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif misalnya, mengenai hidup dan
mati, manusia dan dewa, dan lain sebagainya. Jika mitos masa kini
misalnya mengenai femininitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan
kesuksesan.32
Sumber: https://goo.gl/images/XNeGC2
30
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, hlm.167
31 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, hlm. 164
32 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, Dan Analisis Framin, hlm. 128
Gambar 2.2
Model Semiotika Roland Barthes
https://goo.gl/images/XNeGC2
-
25
Jika melihat gambar di atas ini, Barthes menjelaskan: signifikasi
tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam
suatu tanda terhadap realitas external yaitu denotasi. Dan signifikasi tahap
keduanya merupakan konotasi. Hal ini menggambarkan interaksi yang
terjadi ketika tanda bertemu dengan perasan atau emosi pembaca serta
nilai-nilai kebudayaannya. Lalu, pada signifikasi tahap kedua yang
berhubungan dengan isi, dimana tanda konotasi digunakan dalam
masyarakat secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kepercayaan
yang dimana tanda ini dimaknai sebagai mitos.
Dalam pandangan Umar Yunus, mitos tidak dibentuk melalui
penyelidikan, tetapi melalui anggapan berdasarkan obeservasi kasar yang
digeneralisasikan, oleh karenanya lebih banyak hidup dalam masyarakat.
ia mungkin hidup dalam „gosip‟ kemudian dibuktikan dengan tindakan
nyata. Sikap kita terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang ada dalam
diri kita. Mitos ini menyebabkan kita mempunyai prasangka tertentu
terhadap suatu hal yang dinyatakan dalam mitos.33
C. Representasi
Kapasitas otak untuk memproduksi dan memahami tanda disebut
semiosis, sementara aktifitas membentuk ilmu pengetahuan yang
dimungkinkan kapasitas otak untuk dikakukan oleh semua manusia
disebut representasi. Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya
sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk
33
Junus Umar, Mitos dan Komunikasi,(Jakarta:Sinar Harapan, 1981) hlm. 74
-
26
menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi apa yang
dilihat, dindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu.
Maksud dari pembuat bentuk, konteks sejarah dan sosial saat
representasi dibuat, tujuan pembuatannya, dan sebagainya merupakan
faktor kompleks yang masuk dalam sebuah lukisan. Sebenarnya, salah satu
dari berbagai tujuan utama semiotika adalah untuk mempelajari faktor-
faktor tersebut. Charles Peirce menyebut bentuk fisik aktual dari
representasi, X, sebagai yang merepresentasikan dan mengistilahkan Y
yang dirujuk sebagai objek representasi dan menyebut makna-makna yang
dapat diekstraksi dari representasi (X=Y) sebagai interpretasi.34
Representasi merupakan kegunaan dari tanda. Marcel Danesi
mendefinisikannya sebagai berikut “proses merekam ide, pengetahuan,
atau pesan dalam beberapa cara fisik disebut representasi.”
Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama,
representasi mental, yaitu konsep tentang „sesuatu‟ yang ada di kepala kita
masing-masing (peta konseptual), representasi mental masih merupakan
sesuatu yang abstrak. Kedua, „bahasa‟ yang berperan penting dalam proses
konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus
diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim, supaya kita dapat
menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda dari
simbul-simbol tertentu35
34
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, hlm.20
35 Indiwan Wahyu Seto Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan
Skripsi Ilmu Komunikasi, hlm.122
-
27
D. Pengertian Halal Food
Dalam syariat islam terdapat ketentuan halal dan haram yaitu yang
dibolehkan dan yang dilarang. Hikmahnya adalah untuk menguji mana
diantara hamba Allah ini yang taat kepada-Nya dan mana yang tidak taat.
Disamping itu juga untuk memudahkan hamba-Nya memperoleh kebaikan
(pahala) di sisi-Nya, karena apabila seseorang menjauhkan diri dari yang
diharamkan dalam rangka menaati Allah maka ia akan mendapatkan nilai
kebaikan (pahala) di sisi-Nya. Mengerjakan yang diperintahkan dan
menjauhi yang dilarang akan sama-sama mendapat nilai kebaikan.
Demikian pula dalam hal halal-haram.36
Makanan yang halal merupakan syarat utama makanan yang
diizinkan atau di sahkan bagi seorang muslim untuk memakannya. Dalam
Islam pemilihan makanan atau sesuatu yang dikonsumsi oleh seorang
muslim itu merupakan salah satu hal yang sangat penting. Al-Qur‟an
banyak menyebutkan tentang bagaimana dan apa saja makanan yang
haram juga apa saja makanan yang halal.
Kata halal berasal dari bahasa arab (حال ل) yang berarti disahkan,
diizinkan, dan dibolehkan. Maksudnya suatu makanan/minuman tersebut
dinyatakan sah atau boleh dikonsumsi. Dalam mempertimbangkan segala
sesuatu yang akan dikonsumsi oleh orang islam, yang wajib diperhatikan
adalah kehalalan makanan tersebut karena sekarang ini segala sesuatu
yang diolah dan diproduksi untuk dikonsumsi belum terjamin
kehalalannya. Maka dari itu menjadi penting adanya sertifikasi produk-
36
Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 166
-
28
produk halal sebagai acuan dalam penetapan dapat dikonsumsi umat islam
atau tidak.
1. Kriteria Makanan Halal-Haram37
a. Thayyib dan Khabits
Thayyib (Baik) dikatakan untuk sesuatu yang benar-benar
baik. Pada dasarnya, kata ini berarti sesuatu yang dirasa enak oleh
indra dan jiwa atau sesuatu selain yang menyakitkan dan
menjijikan. Kata ini memiliki banyak makna; (1) suci dan bersih,
(2) baik dan elok, (3) enak, (4) menjadi halal.
Al-Qur‟an menyebut lafadz “al-thayyib” dalam bentuk
mufrad mudzakar sebanyak enam kali, dan empat diantaranya
mengenai sifat makanan. Seperti dalam surat Al-Baqarah:168,
Allah berfirman,
”
”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah
musuh yang nyata bagi mu”
Karena banyak dari para ulama yang berbeda pendapat
mengenai makna “thayyib”, maka dari itu dapat disimpulkan
37
Syekh Muhammad Yusuf Qadhawi, Halal &Haram Dalam Islam (Surabaya: Bina Ilmu, 2003), hlm.
-
29
secara syar‟i makna “thayyib”di dalam al-Qur‟an merujuk pada
tiga pengertian, yaitu:
4) Sesuatu yang tidak membahayakan tubuh dan akal pikiran
manusia, menurut pendapat Imam Ibn Katsir
5) Sesuatu yang lezat, menurut Imam Syafi‟i
6) Halal itu sendiri, yaitu sesuatu yang suci, tidak najis, dan
tidak diharamkan, menurut Imam Maliki dan Imam al-
Thabari
Al-Khabits merupakan sesuatu yang dipandang buruk. Al-
Khabits adalah sesuatu yang membahayakan tubuh dan akal, tidak
suci, dan tidak enak. Maka makanan, minuman, obat, dan alat
kosmetik yang demikian hukumnya adalah haram.
b. Dharar (Bahaya)
Dalam al-Mu‟jam al-Wasith dikemukakan “al-Dharar
secara etimologi adalah mashdar dari dharra atau dhurra” yang
artinya menimpakan kepada orang lain sesuatu yang tidak disukai
atau menyakitkan. Ad-Dharar bukan berarti sesuatu yang tidak
bermanfaat. Karena ada sesuatu yang tidak bermanfaan tapi tetapi
tidak berbahaya. Dengan demikian pengetian ad-Dharar di sini
adalah, sesuatu yang menimpa manusia, berupa hal yang tidak
disukai atau menyakitkan.
Berdasarkan kategorinya, ad-Dharar dibagi menjadi
berbagai macam: Petama, berdasarkan tempatnya. Yaitu bahaya
pada agama, pada jiwa, pada keturunan, pada harta, dan pada akal.
-
30
Kedua, berdasarkan materi yang dikandungnya yaitu bahaya yang
cepat dan yang lambat. Ketiga, berdasarkan kekuatan dalam
menjalaninya. Keempat, bahaya berdasarkan sifatnya.
Dalil Al-Qur‟an tentang keharaman sesuatu yang berbahaya
yakni salah satunya adalah al-Baqarah: 195,
“dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.”
c. Najasah (Najis)
Najis adalah sesuatu yang dipandang menjijikan dan
menghalangi sahnya shalat, sekiranya tidak ada keringanan di
dalamnya. Najis merupakan salah satu kriteria haram untuk
makanan, minuman, obat dan alat-alat kosmetik. Najis yang tidak
dapat dihindari dinilai ma‟fu (diampuni) karenanya, ia tidak
menghalangi sahnya shalat dan boleh dikonsumsi dalam makanan
dengan syarat harus menyatu dengan makanan tersebut.
Para ulama sepakat bahwa setiap benda yang najis tidak
dapat disucikan dengan istihalah kecuali khamar yang berubah
sendiri menjadi cuka, darah hewan yang berubah menjadi air susu,
dan darah kijang yang berubah menjadi minyak kasturi. Ulama
-
31
Hanafiyah berpendapat bahwa setiap benda yang najis disucikan
dengan istihalah secara mutlak, baik terjadi dengan sendirinya
maupun dengan campur tangan manusia, dengan syarat adanya
balwa (kesulitan yang menimpa secara umum)
d. Iskar (Memabukan)
Setiap yang memabukan itu haram, apapun jenisnya cair
atau padat, mentah atau matang, berasal dari perasan anggur atau
yang lainnya, jika memabukan maka hukumnya haram. Iskar
(memabukan) adalah salah satu kriteria yang menentukan
keharaman, baik yang terdapat dalam minuman-minuman yang
bersifat cairan seperti khamar dan nabidz yang memabukan., atau
benda-benda padat seperti narkotika dan zat-zat adiktif lainnya.
Seperti dalam al-Qur‟an surah al-Baqarah: 219 yang
berbunyi,
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi.
Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan."
-
32
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir,”
2. Kaidah Sertifikasi Halal Makanan38
a. Makanan dari Tumbuh-Tumbuhan (Nabati)
Pada dasarnya semua jenis makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan itu halal untuk dikonsumsi kecuali yang najis
atau terkena najis, berbahaya dan memabukan. Sebagaimana
dalam firman Allah,
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu.” (al-Baqarah: 29)
Ayat ini mengandung pengertian bahwa semua yang
diciptaakan Allah dimuka bumi ini diperuntukan bagi manusia
baik berupa tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu,
semuannya halal untuk dikonsumsi selama bermanfaat dan tidak
membahayakan manusia.
Makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan
yang najis atau terkena najis hukumnya haram. Adapun kriteria
najis adalah setiap kotoran yang wajib dibersihkan oleh orang
islam dan wajib dicuci setiap tempat atau benda yang terkena
kotoran tersebut. diantara benda-benda yang termasik najis adalah
bangkai, darah, nanah, muntah, urin, tinja, wadi, jallalah, dan
38
Sopa, Sertifikasi Halal Majlis Ulama Indonesia (Jakarta: Garuda Persada, 2013)
-
33
anjing. Keharaman hal tersebut adalah berdasarkan al-A‟raf:157
berikut ini:
“orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang
ma´ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.
Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (al-A‟raf:57)
Makanan yang membahayakan jika dikonsumsi juga haram
baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun
binatang (hewani). Hal ini berdasarkan al-Baqarah:195 dan juga
-
34
hadis nabi dari Ibn Abbas yang diriwayatkan oleh Ibn Majah
berikut ini:
“dan jangan kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam
kebinasaan”. (al-Baqarah:195)
Dari Ibn Abbas berkata, Rasullah SAW. bersabda:
ارا َلا ِضرا را وا را َلا ضا
“ Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak beoleh
pula membahayakan orang lain.” (H.R. Ibn Majah)
Ayat juga hadis tersebut melarang kita untuk membiarkan
diri kita terjerumus ke dalam kebinasaan juga membahyakan yang
disebabkan oleh perbuatan kita atau perbuatan orang lain. Seperti
makanan yang kita konsumsi, jangan sampai makanan tersebut
mengandung unsur-unsur yang dapat membahayakan tubuh kita.
b. Makanan dari Binatang (Hewani)
Makana jenis ini dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
binatang yang hidup di air atau di laut, binatang yang hidup di
darat, dan binatang yang hidup di dua alam. Semua binatang yang
hidup dai air atau laut itu hukumnya halal bahkan bangkainya
kecuali binatang yang mengandung racun atau berbahaya bila
dikonsumsi. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat al-
Ma‟idah: 96 yang memperbolehkan binatang buruan yang berasal
dari laut berikut ini:
-
35
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan
(yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan
bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu
(menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.
Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan
dikumpulkan.“ (al-Ma‟idah: 96)
Ayat tersebut menunjukan halalnya binatang yang hidup di
laut atau di air. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasanya halal
hukumnya berburu binatang yang hidup di laut atau di air, begitu
pula menikmati hasil buruan tersebut.
Selanjutnya binatang yang hidup di darat dapat dibagi
menjadi tiga:
1. Binatang yang kehalalannya telah dinyatakan secara
tegas di dalam nash al-Qur‟an dan Hadis.
2. Binatang yang keharamannya telah dinyatakan secara
tegas dalam nash al-Qur‟an dan Hadis.
3. Binatang yang tidak dinyatakan kehalalan dan
keharamannya dalam nash al-Qur‟an dan Hadis.
-
36
E. Tinjauan Drama Korea.
Drama Korea atau K-drama pada dasarnya mengacu pada drama
televisi di Korea, dalam sebuah format miniseri, yang diproduksi dalam
bahasa Korea, dengan alur dan tema cerita yang beragam. Banyak dari
drama ini telah menjadi populer di seluruh Asia dan telah memberi
kontribusi pada fenomena umum dari gelombang Korea, dikenal sebagai
"Hallyu", dan juga "Demam Drama" di beberapa negara seperti di negara-
negara Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia termasuk Indonesia.
Secara umum, ada dua genre utama drama Korea. Genre pertama
dengan plot pendek, berakhir cepat, dan biasanya melibatkan konflik
terkait hubungan percintaan, hubungan bisnis, hubungan keluarga
(biasanya antara ibu dan anak/menantu perempuan), konflik negara dan
masih banyak lagi. Selain itu, dalam ceritanya mereka sering terlibat cinta
segitiga yang rumit, kisah cinta bak Romeo and Juliet, bahkan hingga
gendre fiksi romance. Drama ini berlangsung dari 16 episode sampai lebih
dari 100 episode (biasanya tidak lebih dari 200 episode).39
Demam Korea terus menyebar ke seluruh dunia, salah satunya
Indonesia. Demam Korea pun terus menjamur pada berbagai kalangan
masyarakat Indonesia dengan sangat pesat, khususnya remaja-remaja
Indonesia. Fenomena Korea ini mulai masuk dan berkembang di Indonesia
karena drama-drama seri Korea yang ditayangkan di televisi Indonesia.
Sebut saja Princess Hours, Boy Before Flower, ataupun Full House adalah
drama-drama Korea yang sempat booming di Indonesia. Alur drama Korea
39
https://id.wikipedia.org/wiki/Drama_Korea diakses pada 9 April 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Miniserihttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_segitigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Cinta_segitigahttps://id.wikipedia.org/wiki/Drama_Korea
-
37
menarik serta para pemain yang berwajah ganteng dan cantik seakan
menjadi daya tarik sendiri untuk para penikmat drama di Indonesia.40
Drama Korea merupakan penyebab dari mulainya Hallyu di
berbagai negara. Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan
menyebar ke negara-negara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand,
Indonesia, Filipina, Amerika Serikat, Amerika Latin dan Timur Tengah.
Mulai melonjaknya produk industri hiburan di Indonesia terutama K-
Drama berawal dari serial drama tayangan TV sekitar tahun 2001.
Kesuksesan dari drama Korea berjudul Endless Love di sebuah stasiun TV
swasta menjadi tonggak utama mulainya popularitas industri hiburan salah
satunya Korea. Pemirsa indonesia mulai menonton dan menilai bahwa
tayangan serial drama TV dari Asia juga merupakan suguhan yang
menarik dan recommended. Menrut data dari kedutaan besar Korea
Selatan sejak awal tahun 2009 sampai 2012, stasiun televisi indonesia
sudah menayangkan 48 drama dari Korea.41
Dengan alur menarik juga tidak membosankan yang disuguhkan
oleh drama serial korea ternyata dapat mengambil hati dan membuat
penontonya terhanyut dalam cerita dengan mudahnya. Alur ceritanya yang
kuat, genre yang bervariasi dan juga akting dari para pemeran yang dapat
dengan mudah menangis secara natural menyebabkan banyak penduduk
Asia yang melihat drama Korea menjadi terenyuh hatinya. Selain itu,
cerita yang ditanmpilkan sesuai dengan budaya masyarakat Asia pada
umumnya, konsep mengenai cinta sejati, pengorbanan, dan konsep
40
Ali An Sun Geun, Carilah Ilmu Ke Negri Korea (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 103
41 Je Seong Jeon dan Yuwanto, Era Emas Hubungan Indonesia-Korea, hlm. 20-21
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Drama_TV_Korea&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Hongkonghttps://id.wikipedia.org/wiki/Vietnamhttps://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Filipinahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah
-
38
kehidupan lain yang tergambar dalam drama Korea tidak bertentangan
terlalu jauh dengan konsep kehidupan yang ada pada masyarakat Asia
pada umumnya.42
Karna berbagai alasan tersebut yang menjadikan drama
Korea lebih mudah menyentuh hati masyarakat Asia dibandingkan dengan
drama dari Barat.
42
http://iportugal.terigu.web.id/id3/1911-1802/Hallyu_32326_iportugal-terigu.html diakses pada 10 April 2018
http://iportugal.terigu.web.id/id3/1911-1802/Hallyu_32326_iportugal-terigu.html
-
39
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum tentang Drama “Lunch Box”
Lunch Box merupakan sebuah mini drama Korea bergendre Food
Drama yang memiliki 3 episode dengan masing-masing episode berdurasi 8
sampai 10 menit. Drama ini dapat diliat atau di download di Youtube K-Food
Fair 2015 - Malaysia, Indonesia, UEA atau di pada berbagai link di Web,
seperti Official fanspage K-Food Fair – Malaysia, Indonesia, UEA.
Dikarenakan hanya bisa disaksikan di internet maka sering juga disebut Web
Drama. Web Drama hanya berdurasi 5-20 menit dan disiarkan secara online
biasanya untuk mempromosikan atau iklan produk tertentu atau memang
produksi gagal tayang di televisi.43
Drama Lunch Box ini merupakan sebuah drama yang memang sengaja
diproduksi untuk mempromosikan makanan halal yang merupakan rangkaian
dari pada event Festival K-Food Fair pada tahun 2015. Acara ini merupakan
kerjasama antar negara Korea dengan Indonesia, Malaysia, dan UEA.
Pemeran yang terlibat dalam drama diantaranya Jisoo sebagai Yong I, Amelia
Tantono sebagai Yulia, Kang Seungmin sebagai Ayah Yong, Anisa
Luhflarrahman sebagai Teman Yulia, Jo Jaehyun sebagai Pemilik Toko.
Drama ini banyak menjadi sorotan karena salah satu pemeran utamanya
merupakan orang Indonesia yaitu Amalia Tantono yang beradu akting dengan
seorang aktor ganteng dan terkenal yaitu Ji Soo. Drama ini pun memiliki
43
http://www.vitamasli.com/2015/04/web-drama-trend-baru-drama-korea.html diakses pada tanggal 29 Januari 2018
http://www.vitamasli.com/2015/04/web-drama-trend-baru-drama-korea.html
-
40
tema cerita yang tidak seperti drama pada biasanya karena megangkat tema
tentang keislaman dengan makanan halalnya. Mini drama ini juga seperti
ingin memberitahukan atau memberikan informasi bahwasannya di Korea
Selatan dan juga masyarakatnya mengenal makanan halal dan juga ingin
menunjukan bahwa di Korea ada makanan halal.
Dalam perjalanan kisahnya, Drama ini memperlihatkan Yong yang
jatuh hati pada Yulia berusaha menarik perhatian Yulia dengan menggunakan
makanan, mulai belajar dan mencari tahu tentang makanan halal, seperti
makanan yang dimakan oleh Yulia.44
Tanpa sadar sebenarnya apa yang
dilakukan oleh Yulia dengan selalu membawa bekal makanan dan menolak
apa yang diberikan oleh Yong dalam cerita di Drama Lunch Box ini membuat
Yong menjadi tertarik tentang makanan halal. Yong berusaha mempelajari
dan mencari tahu bagaimana dan seperti apa makanan yang dimakan oleh
orang muslim yaitu seperti makanan yang dimakan oleh Yulia. Dan diam-
diam mempersembahkan kotak makan siang halal untuk Yulia agar mendapat
perhatiannya.
B. Sinopsis Drama “Lunch Box”
a) Episode 1
Pada awal cerita, ada seorang pria Korea bernama Yong I, dia
merupakan anak dari pemilik sebuah restoran dan memiliki hobi
memasak. Dia biasa mengantarkan pesanan kotak makan siang langsung
pada mahasiswa-mahasiswa yang ada pada salah satu Universitas di
44
http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html diakses pada tanggal 29 Januari 2018.
http://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.htmlhttp://www.mykoreandrama.com/2015/10/lunch-box-web-drama-korea-untuk-halal.html
-
41
Korea. Yong menyukai salah satu mahasiswi asal Indonesia yang ada di
Universitas tersebut dan mencoba menarik perhatiannya dengan
memberikan kotak makan siang yang dibuatkannya sendiri spesial untuk
wanita ini yang bernama Yulia.
Saat diberi kotak makan siang oleh Yong, Yulia pun menolak
makanan dari Yong dengan sopan sambil menyodorkan kotak bekal
makan siang yang Yulia bawa. Yong pun agak kecewa karena usaha
pertamanya untuk menarik perhatian Yulia gagal lalu memakan sendiri
kotak makanan yang sudah dia siapkan untuk Yulia.
Karna sudah hari rabu, dan itu jadwal Yong untuk ke pasar memeli
bahan masakan untuk di restoran ayahnya, Yong pun bergegas ke pasar
dan disana dia melihat Yulia sedang berbelanja bahan makanan juga.
Dengan bergegas tanpa disadari Yulia, Yong pun meminta bahan
makanan kepada pemilik toko seperti bahan makanan yang dibeli oleh
Yulia.
Disitu pemilik toko pun menanyakan apakah Yong juga seorang
Muslim, lalu menunjukan logo sertifikasi halal kepada Yong. Dan
disitulah Yong mengetahui bahwa Yulia merupakan seorang muslim dan
tidak sembarang memakan makanan karna harus terjamin ke halalannya.
Setelah membeli berbagai bahan makanan, sesampainya di restoran
Yong pun mencari tahu di Internet apa dan bagaimana makanan halal.
Yong pun memngambil beberapa resep makanan halal untuk dia
aplikasikan dan mencoba membuat kotak makan siang lagi untuk Yulia.
-
42
Keesokan harinya, ketika Yulia pergi menuju loker nya, disana
sudah tersedia kotak makan siang untuk Yulia yang diatasnya sudah
diberikan pesan, dan dari kejauhan Yong pun tersenyum.
b) Episode 2
Setelah Yulia membawa makanan itu keruanganya, Yulia
melakukan Video Call dengan ibunya dan menceritakan bahwa dia
mendapatkan kotak makan misterius di lokernya. Lalu disitu ibunya
memperingatkan Yulia agar tidak memakan sembarang makanan yang
tidak tahu jelas siapa pengirimnya.
Keesokan harinya saat Yong ingin memberikan kotak makan siang
lagi ke lokernya Yulia, makanan yang ia berika tempo hari masi utuh
teak tersentuh di loker Yulia. Walaupun agak kecewa, diapun menukar
makanan yang ia bawa dengan makanan yang ada di loker Yulia. Setiap
hari, ketika Yong membuka loker Yulia di kemudian harinya hasilnya
masih sama. Yulia tidak menerima pemberiannya. Tapi dia tidak patah
semangat. Suatu hari ketika dia sedang menaruh kotak makan siang di
loker Yulia kebetulan pemilik loker tersebut melihat dan langsung
mengajaknya makan bersama.
Setelah duduk berdua di sebuah taman di halaman kampusnya,
Yulia mengatakan terimakasih kepada Yong karena telah memberikan
dia kotak makan siang dan juga memohon pada Yong agar dia jangan
memberikan kotak makan siang lagi kepadanya. Raut muka kecewa
terlihat jelas pada Yong karena usahanya selama ini gagal lagi.
-
43
c) Episode 3
Yong pun pulang dengan perasaan kecewa, dia kembali ke
restoran dengan wajah lesu. Saat di restoran dia berbicara kepada
ayahnya bahwa seperti apa dan bagaimana mekanan enak itu. Ayahnya
pun memberikan nasihat padanya agar tidak pantang menyerah. Dengan
itu Yong pun bersemangat kembali untuk memperjuangkan cintanya.
Yong kembali kepasar dan mencari bahan2 makanan yang halal
lalu bertemu dengan pemilik toko dan berbicara bahwa usahanya gagal
lagi. Dan sekarang dia ingin membuat rendang spesial. Tapi pemilik toko
memberikan saran bahwasanya tidak cukup membuat makanan spesial
hanya dengan rendang. Yong pun tersenyum.
Yong pun menyiapkan bahan-bahan untuk ia masak. Dan
memulai memasaknya. Ayahnya melihat Yong dan bertanya kepadanya
karna difikiran ayahnya Yong sudah menyerah. Tapi Yong berkata
bahwa sekarang Yong sudah mengerti caranya.
Saat di Kampus Yulia dan temannya ingin pergi ke loker, di loker
Yulia ada kertas yang bertuliskan “makanan enak sudah tersedia di ruang
B105, ayo datang kemari!” karena penasaran akhirnya Yulia pergi
menuju ruangan tersebut. Setelah membuka pintu ruangan tersebut,
sudah tersuguhkan makanan-makanan khas Indonesia di atas meja
beserta berbagai buah-buahan dan ada beberapa mahasiswa lain yang ada
di sana.
Ketika Yulia sedang melarutkan selai ke dalam minumannya,
datang Yong membawa sebuah Pie untuk Yulia, dan berkata “kata orang,
-
44
Director:
Producer:
Writer:
Additional writer:
Cinematographer:
Gaffer:
Production designer:
Editor:
Music:
Production sound mixer:
Stylist:
Make up:
Digital intermediate:
Sound supervisor:
Line Producer:
Associate Producer:
1st Assistant Producer:
2nd Assistant Producer:
Scipter:
Storyboard:
1st Assistant Camera:
2nd Assistant Camera:
3rd Assistant Camera:
Digital Imagine Technical:
KANG YOUNGMO
OH JEPHAN
KIM JUNGIN
OH JEPHAN
KIM KWANCHUL
PARK JAEHEUNG
KIM CHUNHO
LEE INOK
HAN YOUNGKYU
LEE JAEJIN
AHN SOENGIR
LIM CHANYOUNG
KIM HYUNJUNG
DIGITAL STUDIO 2L
LEE SEUNGCHUL
(WAVELAB PRODACTION)
AN BAEKSEUNG
KWON MINKYUNG
KIM KWANCHUL
KIM WOOSANG
JUNG SUNGHWA
CHO NARAE
KIM HYUNGJU
OU TAESEOK
HWANG JAEOK
UM YIRANG
sebelum memakan makanan enak harus makan makanan manis dulu agar
rasanya lebih enak” dan menyodorkan Pie tersebut ke Yulia dan
tersenyum. Yulia pun membalasnya dengan senyuman pula.
C. Tim Produksi Drama “Lunch Box”
-
45
1st Light Technical:
2sd Light Technical:
3rd Light Technical:
Art Director:
Art Assistant:
Boom Operator:
Assistant Stylist:
Assistant Editor:
Digital Intermediate:
Executive DI Producer:
Colorist:
Colorist Assistant:
Digital Imagine Mastering:
Post Production Manager:
Post Production Producer:
Production Supervisor:
Production Manager:
Associate Colorist:
Associater Colorist Assistant:
Music Studio:
Music Compostion:
Sound Mixing Stage:
Recording Mixer:
Sound Effect:
KANG JAEHYUN
MOON SOEJUN
LEE NAMGI
KIM JIHYUN
KANG SANGHWA
HWANG HYUNA
KO YOUNGCHUN
NA NURI
WOO HEEJEONG
DIGITAL STUDIO 2L
LIM JUNGHOON
GO EUNBI
JOO YOUNGGYON
KIM BUMSOO
LEE HO WOO
CHO HOENG SEUK
LEE DOUG
KIM JAEHO
KIM SOYEON
KIM HYUNSHEK
PARK AERA
F.A.M.E.
BAEK SEUNG BUM
MC JUNG
WAVELAB PRODUCTION
SHIN KYUNG HOON
LEE SEUNGCHUL
SHIN KYUNG HOON
-
46
D. Profil Pemain Drama “Lunch Box”
1. Kim Ji Soo pemeran Yong I
Nama: Kim Ji Soo
Tempat Tanggal lahir:
Korea, 30 Maret 1993
Pekerjaan: Aktor
Tahun aktif: 2009-Sekarang
Tinggi : 186 cm
Agency: Prain TPC
Web Site: praintpc.com
Pendidikan : Kyung Dong
High School, Digital Seoul
Culture Arts University
Kim Ji Soo (김지수) atau lebih dikenal dengan nama Ji Soo (지수)
adalah seorang aktor tampan asal Korea Selatan. Jisoo memulai
karirnya pada tahun 2009 dilayar kaca dan juga membintangi beberapa
film pendek. Dia kemudian bergabung dengan JYP Entertainment pada
tahun 2012 dan menjalani pelatihan disana. Ji Soo mulai dikenal sejak
bermain drama “Angry Mom” pada tahun 2015. Sejak saat itu ia kembali
dipercaya membintangi drama terkenal lainya seperti Cheer Up (2015),
Page Tuner (2016) dan Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo (2016).
Puncaknya namanya semakin bersinar ketika membintangi drama yang
Gambar 3.1
Kim Ji Soo
http://praintpc.com/
-
47
cukup fenomenal “Strong Woman Do Bong-soon” yang tayang di JTBC
tahun 2017.45
2. Amalia Tantono pemeran Yulia
Nama: Amelia Tantono
Tempat Tanggal lahir: Bandar lampung, 30 Maret 1993
Pekerjaan: Vloger, Presenter SBS in.
Pendidikan : SMA St. Ursula BSD
Universitas Kyungsung Busan, Korea Selatan
Instagram : @amelia_tantono
Twitter : @amelia_tantono
YouTube : Amelicano
Mini WebDrama : Lunch Box 201546
Amelia datang ke Korsel pada 2010 dengan tujuan awal kuliah
jurusan Perdagangan Internasional di Kyungsung University, Busan.
Setelah membintangi Lunch Box: Surat yang Lezat, Amelia belum
memutuskan apakah ia akan konsisten berkarier di dunia seni peran. Saat
ini Amel bekerja di salah satu perusahaan swasta di Seoul. Ia mengaku
45
https://www.omahkpop.com/2017/05/kim-ji-soo.html 46
https://indonesiakorea-profile.blogspot.co.id/2018/01/biodata-amelia-tantono.html
Gambar 3.2
Amelia Tantono
-
48
jika saat ini ingin berkarir sebagai pekerja kantoran dan belum berencana
untuk melanjutkan studi setelah lulus S1 dari jurusan International Trade
& Commerce Universitas Kyungsung, Busan. Soal akting, ia mengaku
belum terpikir untuk fokus dan serius di bidang itu. Dia mengikuti seleksi
drama itu awalnya hanya untuk coba-coba setelah direkomendasikan oleh
temannya. Tertarik dengan peran, alur cerita, serta maksud dan tujuan
drama ini, gadis cantik yang gemar jalan-jalan itu pun bersedia untuk
diseleksi.47
3. Jo Jae Yoon pemeran Pemilik Toko
Jo Jae-yoon dilahirkan di Cheongju, Chungcheongbuk-do,
Korea Selatan, pada tanggal 15 September, 1974 (usia 41 tahun). Pria
berzodiak Virgo ini memiliki tinggi 174cm dan berat badan 75 kg.
Jo Jae-yoon adalah nama aslinya sejak lahir.
47
https://seleb.tempo.co/read/714049/begini