lunch time - siska ferdiani 2012 - smk krian 1

23
Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 PNBB | Pustaka Ebook 0

Upload: others

Post on 10-Apr-2022

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 0

Page 2: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 1

Lunch Time

Penulis Siska Ferdiani

PNBB E-Book #11 www.proyeknulisbukubareng.com

www.facebook.com/groups/proyeknulisbukubareng

Tata Letak dan Desain Tim Pustaka Hanan

Penerbit Digital Pustaka Hanan

Publikasi

Pustaka E-Book

Informasi: www.pustaka-ebook.com [email protected]

©2012

Lisensi Dokumen E-book ini dapat disebarkan secara bebas untuk tujuan non-komersial

(nonprofit) dan tidak untuk diperjualbelikan, dengan syarat tidak menghapus atau merubah sedikitpun isi, atribut penulis dan pernyataan

lisensi yang disertakan. Semoga membawa manfaat.

Page 3: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 2

Pengantar

Saya dan siapapun anda yang tengah bekerja, pastinya selalu menantikan saat-saat lunch time, karena dari saat-saat itulah kedekatan dan keterbukaan antar rekan kerja terjalin. Saat lunch time tiba, semua kepenatan sesudah bekerja jadi hilang dan semua masalah yang dibawa dari rumah jadi sirna, yang ada hanyalah derai-derai tawa yang mengiringi celoteh-celoteh tentang banyak hal.

Lunch time sebaiknya bukanlah dijadikan momentum untuk bergosip, sebab dari acara lunch time itu jugalah dapat mengalir banyak hikmah dan pelajaran dari pengalaman masing-masing rekan, apakah itu tentang pekerjaan, seputar masalah rumah tangga, seni mendidik anak, sampai dengan tips merawat diri.

Nah, dari pada hanya sekadar obrolan semata, maka saya berinisiatif untuk menuliskannya dalam bentuk cerita fiksi yang terinspirasi dari lunch time di tempat saya bekerja.

Semoga pengalaman dan hikmah-hikmah yang berserakan saat lunch time ini dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi pembaca.

Semoga bermanfaat!

Siska Ferdiani

Page 4: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 3

Daftar Isi

Pengantar 2

Daftar Isi 3

Lunch Time Part 1 – Akeelah and the Bee 4

Lunch Time Part 2 – Clumsy Child 8

Lunch Time Part 3 – Transgender 10

Lunch Time Part 4 – Modis Itu Perlu 13

Profil Penulis 18

Tentang PNBB 19

Page 5: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 4

Lunch Time Part 1 – Akeelah and the Bee

Kukuruyuuuukkk.............wweeekks, bukan suara ayam tuh yah, tapi suara perutku yang kelaperan. It’s lunch time. Terburu-buru aku mengambil jatah catering di bawah lalu melesat kembali ke atas. Di depan pintu ruangan mungilku, langkahku tertegun. Cukup sudah, bosan aku terkurung di ruangan itu sendirian. Dulu sebelum ditempatkan dalam ruangan mungil itu, aku terbiasa lunch bareng dengan rekan-rekan guru.

Langkah kakiku membawaku ke pintu kelas 6. Di sana sudah ada 3 orang rekanku yang mengajar di kelas tersebut. Bu Esti, Bu Dina dan Bu Amilah sudah duluan memulai lunch time sambil lesehan di lantai. Kebetulan saat-saat istirahat panjang seperti ini, anak-anak sedang kumpul di aula dan di lapangan, jadi kelas sepi, cucoklah buat ngerumpi... hihihi

Demi melihat kedatanganku, mereka terpekik kaget, "Waaaahh, ada tamu jauuuhh neeehhh... orang pentiiingg, mang telornya udah netes buuuu??" kemudian kami tertawa berderai-derai. Saat-saat inilah yang kurindukan, ketika bibir membentuk senyum maka segala beban hidup akan segera terbang.

Maka mulai lah acara lunch time itu. Cerita demi cerita mengalir begitu saja, berlompatan dari satu tema ke tema lain. Semua yang hadir menikmatinya dan ga ada yang bisa menghentikan lunch time kecuali bel masuk pelajaran ke 5...

Lunch time kali ini obrolan kami dimulai dengan sebuah keluhan dari bu Esti, "Sebel bener sama anak-anak kelasku, masa ada 13 orang anak yang gak ngumpulin tugas matematika. Eh, giliran ditanya kenapa gak ngumpulin, mereka bilang “gak tau buuu,” padahal aku udah berkoar-koar kemaren, ku tulis juga besar-besar di whiteboard. Keterlaluan deh... "

Page 6: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 5

"Kalo di pelajaranku ada yang kaya gitu, rasanya pengen banget deh jitakin mereka atu-atu, pletak...pletak...pletak...hihihii," celetukku gemes bin geram.

"Waahh mantap banget tuh bu. Bu Esti, besok-besok kalo ada yang ga ngerjain PR suruh ngadep Bu Siska ajah....wkwkwkwkwk," bu Dina menimpali yang disambut derai tawa kami semua.

"Bener tuh, Bu Sis, dikau stand bye aja deh di kelas 6, jadi guru BK... eh guru disiplin, jadi kalo ada yang ga ngerjain PR, kuku panjang, rambut panjang, usil, dikau yang maju yah," bu Esti menyetujui usul bu Dina, bercanda tentunya dia...hehehe.

"Beeeuuuhhh, serasa jadi herder daku nih, maju buat gonggongin mereka yah.. wkwkwkwk," kembali kami tertawa berderai-derai. Bu Esti sampe tertungging-tungging menahan geli. Bu Dina sampe ga sempet ngunyah karena ketawa mulu.

Begitulah, memang serba salah sekali jadi guru. Kalau terlalu lemah lembut, baik hati, tak pernah marah dan kurang tegas, ya gitu itu jadinya, anak-anak seenaknya saja mengabaikan tugas. Tapi kalau terlalu keras, tegas dan disiplin, anak-anak jadi stress dan ortunya yang komplain ke sekolah.

Sementara itu obrolan terus berlanjut, kali ini bu Esti kembali melempar tema baru...

"Aduuh aku bingung banget nih ngadepin si Fian. Dia kesulitan di pelajaran matematika. Aku kan udah bikin gambar dan rumus di whiteboard, tapi kan dia ga bisa liat. Aku coba terangin lagi di buku tulisnya, dia masih ga ngerti juga, duuuhh harus gimana lagi yah?"

"Iyah, tadi waktu pelajaran perpustakaan, aku nungguin dia lamaaaa banget deh, sampe terbengong-bengong sendiri aku di sana. Abis mau ditinggal aku takut dia ga selamet. Soalnya tadi waktu mau jalan ke perpust, Pa Erry laporan, katanya si Fian hampir kejeblos lobang, mana lobangnya dalem lagi, untung dia liat, selangkah lagi katanya udah ga tertolong tuh," bu Amila juga mengadu.

"Laaahh, emangnya temen-temennya pada kemana, bu?" bu Dina bertanya.

Page 7: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 6

"Nah itu dia, kan aku bilang sama anak-anak, "kok Fian ga di tolongin sih?" Eh si Rian jawab, "Kan blom kejeblos bu, kalo kejeblos baru kita tolongin, insya Allah itu juga." Keterlaluan bener tuh anak-anak yah..." Bu Amilah bercerita sambil ramai tertawa mengingat jawaban polos dari Rian muridnya...hihihi. Kebetulan murid kami yang bernama Fian itu punya masalah dengan penglihatannya.

"Belum lagi sama Aal." Objek obrolan kembali melompat.

"Masa selama pelajaranku dia bawa-bawa sapu terus. Mending kalo sekalian nyapu, lah ini kagak, itu sapu di maenin teruuuss sambil muter-muter ruangan. Aku suka bingung juga nih ngadepin Aal. Kinestesik banget dia yah. Bener-bener ga bisa diem dan fokus. Ku pikir tangannya aja yang sibuk megang-megang benda-benda tapi mata dan kupingnya bisa fokus kepelajaran, tapi ini mah engga bisa...duuuhh," kembali bu Esti melemparkan sebuah masalah.

"Ehmm...kalian udah pernah nonton film “Akeelah and the Bee”1 ga?"

tanyaku.

"Film tentang apa tuh bu? Blom pernah denger," jawab bu Dina.

"Itu film menceritakan tentang seorang anak yang bernama Akeela. Dia anak yang sangat cerdas, bisa menghafalkan ribuan kosakata sulit sekaligus mengeja hurufnya satu-satu. Itu tuh, kalo di sono kan suka ada perlombaan mengeja, spelling itu...tau kaaann?" jelasku.

"Ooohh...iya...iya...misalnya ngeja kata building, b...u...i...l...d...i etc...gitu kaan?" jawab bu Dina lagi.

"Ho oh. Nah, si Akeela ini ikut lomba-lomba itu dan selalu menang, sampai akhirnya dia akan dikirim ke perlombaan spelling bee tingkat nasional. Maka pihak sekolah mempertemukannya dengan seorang profesor yang mempunyai kemampuan spelling word yang hebat juga. Awalnya si Akeela ini lumayan stress dengan pola ajar si profesor dan si profesor pun kesulitan untuk membimbing Akeela, hingga suatu ketika, si profesor mengamati dan menemukan bahwa Akeela punya kecenderungan bergerak-gerak. Maka mulai dari situ, si profesor merubah pola didikannya. Dia berikan sebuah tali kepada Akeela. Tadinya Akeela bingung itu tali buat apaan, tapi profesor meminta dia untuk melompat dan

1 Film drama Amerika, 2006, ditulis dan disutradarai oleh Doug Atchison.

http://www.imdb.com/title/tt0437800/

Page 8: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 7

bermain dengan tali itu. Maka Akeela melompatlah dengan tali itu, kemudian si profesor mulai melontarkan kosakata-kosakata sulit pada Akeela dan hasiiillnyaaaa...wualaaahh...berhasiiill. Si anak mampu menghafal lebih banyak kosakata sulit dengan cara seperti itu. Sejak saat itu, Akeela menikmati proses latihannya, apalagi banyak dibantu sama teman-temannya. Mereka membuat sebuah lingkaran, Akeela bermain lompat tali di tengah-tengah dan anak-anak lain yang mengelilinginya bergantian melemparkan kosakata sulit untuk dieja. Begituuu Buuu. Ku pikir, si Aal ini juga harus mendapatkan perhatian dan perlakuan yang sama dengan Akeela di film itu," uraiku panjang kali lebar.

"Ehhmmm... bener juga tuh. Aku mau coba ah. Berarti dia ga bisa belajar secara konvensional dulu ya, harus ditangani secara individu dulu." Bu Esti berkata sambil manggut-manggut. Rupanya dia baru saja mendapatkan inspirasi dari ceritaku.

"Iyah, nanti kalo ibu sudah tau metode yang tepat untuk menangani Aal, baru ajak teman-temen lainnya untuk membantu. Nah, ku lanjutin yah. Sampailah saatnya si anak maju bertanding di lomba spelling bee tingkat nasional nih. Satu-persatu kosakata dilemparkan oleh MC. Awalnya Akeela bisa menjawab, lama-lama dia dilanda stress, tegang, nervous, hampir saja menangis dan menyerah, hingga dia teringat dengan talinya, apa yang dia lakukan selanjutnya? Dia melompat-lompat di atas podium seolah-olah sedang bermain tali, lalu seketika itu juga otaknya seperti lancar bekerja. Dia bisa mengeja berbagai kosakata yang lebih sulit lagi dengan cara itu, hingga kartu kosakata di tangan MC habis dan si anak menjadi juara 1. Bagus kan ceritanya...." Lanjutku kembali.

"Wah, ada ga ya di ultra disk, aku mau cari ah..." Bu Dina jadi penasaran.

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiingggggggggggg...bel nyaring berbunyi, tandanya lunch time siang ini harus segera berakhir. Anak-anak pun sudah menyerbu masuk ke kelas membawa suasana gaduh dan hingar-bingar.

Kamipun beranjak dan berjalan menuju ruang kelas masing-masing dengan membawa semangat baru dan siap untuk mengajar lagi. Tak sia-sia, kan...lunch timenya??? Dari acara-acara santai seperti itu pun, ide-ide segar dan inspirasi-inspirasi baru bisa bermunculan. Besok kita lunch time lagi ya sob! :D

Page 9: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 8

Lunch Time Part 2 – Clumsy Child

Lunch time hari ini masih di tempat yang sama, ruang kelas 6 Al-Khayam, dengan anggota yang nambah satu, bu Lia, yang ikutan nimbrung kali ini. Setelah ngomong ngalor-ngidul ga jelas, akhirnya sampe ke suatu obrolan yang seru.

Bu Esti: “Hari ini si Aal bikin ulah lagi. Kan Bu Lia ngasih tugas bawa ketapel untuk pelajaran IPA, dia bawa banyak banget ketapel buat temennya, tapi dia ga bawa tugas matematik. Waktu aku tanya, “Al, kamu ingat nama temen-temenmu yang pesen ketapelnya?” Dia jawab, "Inget Bu." Truss aku tanya lagi kan kenapa kamu ga inget bawa tugas matematika? Eh temen-temennya yang pada jawab, "Karena pelajaran Ibu ga ada duitnya Bu….Aal mah yang diinget cuma yang ada hubungannya ma duit Bu…" Huahahahaha...“

Bu Dina: “Wah, berarti besok disaranin ke orang tuanya aja, si Aal suruh sekolah bisnis aja dah….Hahahaha.”

Bu Esti: “Eh lain lagi si Hilman. Tadi aku liat dia ga bisa-bisa maenin ketapelnya. Itu bola kertasnya malah jatuhnya ke belakang bukannya ke depan. Untung si Raka liat trus bilang, “Yaelah, loe sih salah man, gini nih caranya gw ajarin.” Hahaaa…”

Bu Lia: “Ho oh, si Hilman itu bener-bener canggung orangnya yah. Tadi kan aku ngeliat dia ga bisa-bisa tuh lemparin bola kertasnya pake ketapel, trus aku suruh dia latihan sampe bisa. Aku tungguin lama kok ga nongol-nongol, eh giliran nongol dia ngadu dengan polosnya sambil ngeliatin jarinya yang sedikit luka, “Bu Lia, jari saya berdarah…” heheee …”

Bu Esti: “Lah tadi si Azka sampe istighfar-istighfar mulu sama dia, "Astaghfirullaaah Hilmaaann…dari tadi ngapain aja??? Astaghfirullaaah Hilmaaan…udah 3 percobaan belum ada yang di catet??? Astaghfirullaaah Hilmaaan…emangnya loe bisa inget semuanya tanpa dicateeettt???" Haahaaa…”

Page 10: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 9

Bu Dina: “Eh tapi di pelajaran PLBJ, Hilman rekor loh, paling cepet ngumpulin tugasnya. Aku udah seneng banget tuh, wah kemajuan nih, biasanya kan dia selalu paling belakang ngumpulinnya, nulisnya lamaaaaa bangeeettt, nah ini tumbenan. Eh waktu aku periksa, mataku udah mau lompat aja, dia nulis semua jawabannya di singkat-singkat gitu, kaya nulis SMS aja…sckpny, bgmn, yg, shrsnya…wkwkwkwkwk”

Bu Lia: “Mungkin disuruh ibunya kali, ibunya kan tau dia lelet banget nulisnya.”

Aku: “Ga pa pa kali Bu, khusus untuk Hilman, bukan pelajaran bahasa Indonesia kan? Itu terobosan baru tuh buat dia. Seenggak-enggaknya dia jadi sedikit pede bisa ngumpulin lebih cepet dari biasanya.”

Bu Dina: “Iyah, tapinya mataku jadi jereng meriksanya. Untung gurunya juga tau bahasa SMS, lah kalo kagak, apa musti buka kamus SMS dulu… wkwkwkwkwk…”

Aku: “Owh, jadi si Hilman nih blom berubah juga ya, ternyata masih lamban. Tau ga bu, kata para ahli sih, kebiasaan lamban itu salah satu hal yang diturunkan loh. Jadi mungkin saja dahulu ayah atau ibunya juga melakukan hal yang sama. Tapi bisa kok diminimalisir dengan pemberian pemahaman dan latihan.”

Hmm...jadi penasaran sama si Hilman ini, apakah dia memang hanya punya kebiasaan buruk yaitu selalu lamban dalam melakukan gerak motorik, ataukah punya kecenderungan menderita Clumsy Syndrome

2?

Ah...ga boleh yah ambil kesimpulan dini, harus diamati lebih dalam dan orang tua harus disertakan.

Obrolan kembali terputus dengan berbunyinya bel masuk. Sementara itu, kasus Hilman masih gantung, semuanya beranjak tanpa banyak bicara, sibuk dengan pikiran masing-masing. PRnya masih banyak nih, perjuangan masih panjang, musti banyak belajar lagi... S.E.M.A.N.G.A.T B.U.U.U.U...

2 Kesulitan dalam berpikir, merencanakan dan melaksanakan tugas

sensorik/motorik. http://indigrow.wordpress.com/2009/10/21/anak-‘clumsy’……-kenali-mereka-yuk…/

Page 11: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 10

Lunch Time Part 3 – Transgender

Siang ini ga seperti siang-siang biasanya karena lunchnya bukan di ruang kelas, tapi di sebuah aula yang cozy banget di lokasi Villa Insani Cisarua, Bogor. Kebetulan, saat ini kami sedang menggiring anak-anak mengikuti acara rutin sekolah, yaitu Dauroh Pra Remaja yang besoknya langsung disambung dengan acara Outbound di Cansebu Cisarua.

Biasanya tuh, kalo lagi acara outdoor kaya gini, selera makanku akan meningkat nih. Dari pagi perutku ini udah menampung berbagai jenis makanan: mie, bacan, dua potong bolu, cemilan-cemilan dari anak, plus semangkok bakso malang. Dan sekarang aku lagi antri prasmanan untuk makan siang. Hmm…menunya asoy banget lagi, sayur asem dan ayam goreng, keliatan seger banget tuh.

Sepiring penuh menu makan siang yang menggugah selera di tangan kanan, dan sebotol air mineral di tangan kiri (kaya lagu madu dan racun aza…hehehe), aku celingukan mencari teman makan. Aku liat bu Anita sedang mojok sendirian, aku pun berjalan melewati kelompok murid-murid yang juga sedang makan sambil ngeriung dan berceloteh ramai.

“Bu Ani, yang lainnya pada kemana nih, kok belum nongol, pada ga laper apa?” sapaku mengawali obrolan.

“Masih di villa, bu Dede lagi briefing sebentar dengan tim acara. Lagian kita kan tadi udah menyantap seporsi bakso malang, masih pada kenyang juga kali. Kita aja nih yang lambungnya melar, jadi masih aja kelaparan…hahahaha.” Bu Ani menjawab dengan guyonan.

“Hahahahah…iya juga yah, suasana sejuk kaya gini emang maunya makan mulu ya, Bu. Berat badanku bisa naek lagi nih kalo lama-lama di sini… hihihihi,” seruku sambil memegang perutku. Yah...hancur sudah dietku.

“Iyah, Aku perlu sering-sering liburan nih ke sini, biar berat badanku juga naek,” kata bu Ani sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang kecil.

“Eh Bu Ani, di villa, kamar mandinya kan cuma 2, gimana tuh ngatur mandinya anak-anak?” aku mulai mengalihkan pembicaraan.

“Kan udah dijatah Bu, satu anak waktu mandinya 7 menit,” jawab Bu Ani.

Page 12: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 11

“Tapi biasanya kan kalo lagi rusuh, anak-anak pada mandi sama-sama tuh Bu. Apalagi kalo abis renang, kamar mandinya cuman satu pula di sana, anak-anak pasti pada masuk rame-rame karena ga sabar nungguin temennya ganti, bisa masuk angin juga kan kalo lama-lama pake baju basah kaya gitu. Tadi Aku udah kasih tau sih ke mereka, kalo mau ganti atau mandi dengan teman ga boleh naked, harus tetep dipake tuh baju dalamnya,” jelasku.

“Iya Bu, harus ada yang ngawasin tuh nanti, pokoknya ga boleh saling melihat aurat masing-masing. Harus dibiasakan, Bu, anak-anak malu dengan auratnya, walaupun itu depan temannya yang sama-sama perempuan,” tegas bu Ani.

“Mungkin ga sih Bu, kalau mereka saling melihat aurat masing-masing akan timbul ‘ketertarikan’?” tanyaku.

“Wallahu’alam Bu, tapi yang jelas, Allah melarang keras melihat aurat orang lain, walaupun itu yang sesama jenis. Dan Allah pasti punya alasan khusus kenapa hal itu dilarang, salah satunya mungkin untuk menghindari ‘ketertarikan’ itu,” jawab bu Ani.

“Eh, ngomong-ngomong soal ‘ketertarikan’ dengan sejenis, tadi pagi aku baru aja dapat note tag di fesbuk tentang fenomena remaja di Barat yang kebingungan dengan jenis kelaminnya sendiri. Di Inggris, ada seorang anak yang waktu masih SD jenis kelaminnya laki-laki, eh waktu masuk SMP malah pake rok dan pita…” Ceritaku sambil terus mengunyah ayam goreng yang renyah…yummy…

“Hmmm …Mereka pasti merasa terjebak dalam tubuh yang salah deh,” bu Ani berkomentar sambil geleng-geleng kepala.

“Bener Bu. Ternyata ya Bu, masalah transgender itu dipicu oleh kebiasaan yang menyimpang dari kecil, dan orang tuanya cuek aja gak ngebimbing anak-anaknya untuk mengenal jati dirinya.” Wah, aku mulai menyerocos nih.

“ Oohhh gitu, terus....?” bu Ani terlihat penasaran.

“Aku juga pernah baca tuh novel tentang lesbian, ga sengaja sih waktu itu, aku pikir cerita percintaan biasa aja, eh ternyata tentang lesbi. Tapi setelah baca aku jadi punya gambaran utuh aja tentang sosok lesbi itu. Jadi di situ ceritanya si lesbi ini selalu dikecewakan dengan sosok laki-laki di sekitarnya, ya ayahnya, ya pacarnya, sampai dia merasa ga butuh laki-laki

Page 13: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 12

tapi justru setelah itu kepribadiannya jadi mirip kaya laki-laki. Mungkin dia pengen buktiin kalo dia bisa jadi ‘laki-laki’ yang baik yah. Nah, di novel itu juga diceritain bagaimana caranya dia menjerat ‘mangsa’nya, yaitu wanita-wanita yang lemah dalam hal finansial dan kurang perhatian. Wanita-wanita itu didekati pelan-pelan. Calon korbannya ga bakalan curiga dong, kan dipikirnya sama-sama perempuan. Maka si korban ini ngajak teman barunya ini nginep di rumah, truss si teman ini jadi sering datang berkunjung, jadi tempat curhat, sampai pada pemberian perhatian berlebihan yang menjurus kepada sentuhan-sentuhan, misalnya, mengelus kepala, belai-belai tangan, meluk saat tidur. Sampai akhirnya si korban baru sadar, kalau dia sudah terjebak dalam cinta sesama jenis. Tapi sudah telat untuk lepas, karena dia juga merasakan ‘kenyamanan’ juga dalam hubungan itu. Dan seorang lesbi itu ternyata sangat overprotective terhadap ‘kekasihnya’…” Ceritaku panjang lebar.

“Na’udzubillahi min dzalik yah,“ bu Ani sampai melongo.

“Iyah, setelah baca buku itu, aku jadi mikir kalo 'Lesbian’ atau ‘Gay’ itu seperti suatu penyakit kejiwaan dan bisa disembuhkan. Apalagi setelah baca note dari fesbuk itu. Orang tua perlu tau dan peduli dengan tumbuh kembang anak-anaknya,” analisaku.

“Yup, bener banget Bu, aku tertarik dengan kisah dari Inggris itu, kira-kira ada ga ya buku manual tentang penanganan anak-anak yang merasa dirinya terjebak di tubuh yang salah???“ Sebuah tanda tanya besar dilemparkan bu Ani…

SIAPA YANG BISA MENJAWAB???

Page 14: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 13

Lunch Time Part 4 – Modis Itu Perlu

Siang ini lunch time-nya pindah tempat, kebetulan karyawan TU minta ditemani makan siang. Terkumpullah sejumlah ibu-ibu dengan rantang catering masing-masing di pojok ruang TU. Semua mulai berceloteh ini itu, tapi obrolan belum terfokus. Kuperhatikan sahabat di sebelahku terlihat lesu, tak seperti biasanya yang selalu rame dan ceria. Bu Sarah seperti tak berminat mengobrol dengan para sedulurnya. Dia hanya sibuk mengaduk-ngaduk nasi makan siangnya.

“Eh, Bu Sarah, kenapa nih diem aja? Ada masalah yaa…?” tegurku.

“Ehmmm…” Hanya gumaman yang terdengar.

“Ehmm apa? Wanna say something?” tanyaku lagi.

“Emangnya, penampilanku kaya ibu-ibu ya?” akhirnya dia buka suara juga.

“Iya, kan emang dikau udah jadi ibu,” jawabku setengah bercanda.

“Bukan itu maksudku. Suamiku bilang penampilanku konservatif, jadinya aku terlihat lebih tua gitu Bu.”

“Konservatif gimana sih Bu maksudnya?” bu Ira menimpali.

“Iya, suamiku bilang penampilanku membosankan. Katanya warna yang kupilih selalu warna-warna mati. Pernah juga dia bilang penampilanku macam ibu-ibu gitu. Sedih deh dibilangin begitu…” Mata Bu Sarah mulai mendung.

“Duuhh…jangan sedih gitu Bu. Mungkin suamimu ingin Kamu sedikit berubah kali, sesuai dengan kemauannya dia.” Bu Ira berusaha menghibur.

“Iya Bu, emangnya suaminya Bu Sarah penampilannya bagaimana sih?” tanyaku lagi.

“Ya suamiku sih penampilannya biasa aja Bu, tapi emang dibandingkan dengan Aku, dia terlihat lebih muda. Kadang kalo kami lagi jalan bersama, aku suka merasa seakan-akan aku ini tante-tante yang lagi kencan sama berondong!”

“Hahahaaa…bisa aja nih Bu Sarah. Memangnya penampilan seperti apa sih yang suamimu suka?” kali ini bu Ira yang bertanya.

Page 15: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 14

“Ya dia sukanya warna-warna pastel gitu. Trus dia komplain karena aku pakai bawahan hitam mulu, maunya sekali-kali matchingin sama atasannya gitu loh. Padahal Aku pake bawahan hitam karena itu bisa dipadu-padankan dengan warna atasan apapun. Simple aja kan, yang penting atasannya warna-warni.”

“Ehmm…iya juga sih, Aku juga suka pake bawahan hitam, soalnya kalo semua bawahan harus dimatchingin sama atasan, biayanya muahal Bu. Kalo semuanya serba matching, ntar ga bisa nyicil BTN Bu…heheee,” canda bu Ira, mencoba membuat bu Sarah tersenyum.

“Kalau boleh Aku kasih saran ya, Bu, mungkin suami Ibu ingin supaya Ibu lebih modis kali ya. Selama ini biasanya Ibu pake apa kalau lagi jalan-jalan sama suami?” kataku sok bijak.

“Aku biasa pakai kulot hitam, atasannya kaos biasa, trus pakai bergo (jilbab kaos) deh.”

“Oohh, begitu ya. Pernah coba ga penampilannya dimodif dikit? Mungkin kaosnya jangan yang potongannya biasa. Sekarang kan model kaos udah macem-macem Bu, lucu-lucu. Kalau ga, penataan kerudungnya yang dirubah. Coba deh pakai daleman ninja, trus kerudungnya bisa dikreasikan sendiri, asalkan tidak pendek, kerudung tidak menerawang dan tetap panjang menutupi dada, aku rasa bisa dicoba Bu. Jadi jangan melulu pakai bergo.”

Sejurus kemudian perhatian kami teralihkan dengan kedatangan bu Eti dan bu Puput yang belakangan masuk dan ikut nimbrung dengan kami.

“Waaahh…Jeng Eti pake baju baru nih, jadi beda deh penampilannya,” bu Ira menggoda.

“Eh Bu Ira bisa aja...Ini permintaan suami Bu. Suamiku sukanya Aku berpenampilan kaya gini, pake gamis panjang plus jilbab panjang. Sejujurnya Aku sih lebih suka pake baju yang ga terlalu besar kaya gini, tapi mau gimana lagi, suami sudah bertitah, ya Aku harus melaksanakan.”

“Tapi Kamu keliatan lebih manis loh pake gaya begini, cocok kok buat Kamu,” pujiku.

“Iya Bu. Kita tuh musti bersyukur. Temenku kasian deh, suaminya tuh suka dia pakai pakaian terbuka-buka gitu, padahal dia udah kepengen banget pakai jilbab, tapi suaminya belum kasih izin,” cerita bu Ira.

Page 16: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 15

“Iya ya Bu. Suami-suami emang suka aneh ya maunya. Lah suamiku lebih unik lagi, dia maunya kalo pulang kerja tuh disambut sama istrinya yang udah dandan cantik, pakai baju bagus, kerudung kain, plus brosnya. Jadi aku setiap sore musti berdandan macam orang mo kondangan ajalah,” bu Puput ikutan cerita.

“Hahahaaaa…emang gitu Bu Puput. Ada suami-suami yang pengen disambut dengan dandanan super minim atau super menor, hahaaa…,” ujarku.

“Eeehh, bahkan ada loh yang rela ngecat rambutnya jadi blondie karena permintaan suaminya,” bu Ira menimpali.

“Ckckck…untung suamiku orangnya ga neko-neko. Tapi kalo dipikir-pikir lagi ya, mereka itu memang layak dihibur dengan tampilan istrinya loh. Wong di luar sana setiap hari mereka ketemu sama berbagai model wanita, kalau kita tak pintar-pintar bersolek sesuai seleranya, bisa-bisa suami nanti tergoda. Ya, korban perasaan dikit mah ga pa pa lah, yang penting suami happy, tambah sayang ma kita, ya kan… hehehe…,” kata bu Eti.

“Tuh Bu Sarah, jadi bukan hanya Ibu saja yang tak habis pikir dengan permintaan suamimu, dan bukan hanya suamimu saja yang berneko-neko ingin mendapati istrinya berdandan sesuai keinginannya. Inget loh, peran istri tidak hanya berusaha menenangkan hati suami, tapi juga harus menyenangkan untuk dipandang. Jadi, kalo harus berubah sedikit demi membuat suami bahagia, ya apa salahnya toh. Yang penting suami ikhlas ridho dan ngeluarin modal buat penampilanmu…hehehe.”

Semua ibu-ibu mengangguk setuju dengan perkataanku, tak terkecuali bu Sarah. Seulas senyum tersembul, rupanya bu Sarah mulai berdamai dengan hatinya.

Setelah acara lunch berakhir, bu Sarah datang menemuiku secara khusus. Dia bercerita tentang masa kecilnya. Kurasa inilah yang membuat bu Sarah tidak bisa berdandan modis dan mengikuti tren fashion. Kisah Bu Sarah ini bisa kututurkan sebagai berikut…

Sarah tersinggung berat dengan perkataan suaminya, ia lari keluar kamar. Emosi menguasainya. Sarah memandangi pantulan tubuhnya pada kaca lemari. “Beberapa bulan yang lalu dia komplain soal bobot tubuhku, mati-matian aku nurunin bobot ini. Sekarang dia komplain lagi soal penampilanku, haloooo…kemana sih larinya laki-laki yang

Page 17: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 16

bersedia menerimaku apa adanya?” Air matanya mulai meleleh, seketika itu juga bayangan bertahun-tahun yang lalu kembali berputar….

Sarah kecil tinggal bersama ayahnya yang pegawai swasta rendahan, ibu yang full time mother dan 3 orang adik yang kecil-kecil. Ibu berusaha memenuhi seluruh kebutuhan keluarga dengan gaji ayah yang tak besar, dan prioritas utama adalah untuk makan serta pendidikan Sarah kecil beserta adik-adiknya. Tak ada budget untuk membeli pakaian baru setiap bulan. Belanja keperluan sandang ya cuma setahun sekali, saat lebaran akan datang. Sarah yang prihatin sejak kecil tahu diri, tak pernah menuntut apa-apa, bahkan saat teman-temannya sibuk memamerkan baju-baju beserta accessories model terbaru pun, Sarah hanya tersenyum kecut. Membayangkan akan punya baju-baju seperti itu pun tak pernah. Bisa jajan hari ini dan bayaran tak menunggak adalah sesuatu yang lebih berarti buat Sarah ketimbang baju dan accessories yang lagi ngetrend itu.

Sampai beranjak remaja, saat undangan ulang tahun semakin banyak dilayangkan kepadanya, Sarah hanya tercenung di depan lemari bajunya. Sebetulnya tak layak disebut lemari baju. Tempat koleksi baju seragam sekolah, sepotong jins baggy yang sudah tak up-to-date lagi, 2 potong kemeja yang modelnya sudah tak keluar lagi dan beberapa potong baju rumah itu hanyalah rak kayu bertutup kain gorden yang dibuat sang ayah. Sarah harus berbagi rak kayu itu dengan ketiga adiknya. Mengingat koleksi bajunya yang benar-benar payah, Sarah harus pasrah tinggal di rumah saja di malam minggu yang cerah itu. Mengamati langit malam yang tak berbintang, bahkan rembulan pun tak nampak. Apakah dia juga malu karena tak punya baju baru?

Kini, Sarah kembali merasa nelangsa seperti malam itu. Hanya bedanya bukan karena Sarah tak punya baju baru. Lemari Sarah kini tak lagi rak kayu bertutupkan kain gorden, tapi lemari kayu 3 pintu beneran. Sarah yang malang, ternyata walaupun koleksinya bertambah, tetapi selera fashionnya belum juga berubah, belum juga paham tentang perkembangan model-model fashion terbaru, belum juga mengerti tentang padu-padan warna dan model yang apik untuk membungkus tubuh mungilnya. Tapi tak adil kan jika semua harus menyalahkan Sarah, dia hanya korban … korban keadaan …

***

Page 18: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 17

Setelah mendengar cerita bu Sarah, aku memutuskan untuk melakukan sesuatu. Keesokan harinya, aku membawakan beberapa majalah fashion muslimah padanya. Kutunjukkan beberapa model pakaian dan kerudung modis tapi tetap syar’i. Semoga itu dapat membantu bu Sarah memperbaiki penampilannya. Dan benar saja, Sabtu itu, bu Sarah tampil beda, cantik sekali. Masih menggunakan pakaiannya yang lama, hanya saja dia memodif tatanan kerudungnya. Hasilnya sungguh penampilan yang berbeda. Pipi bu Sarah memerah ketika kami memuji, dan matanya berkaca-kaca memandangku, bibirnya bergerak mengucap, “Terima kasih…”

Page 19: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 18

Profil penulis

Siska Ferdiani, S.Pd. Meraih gelar sarjana pendidikan dalam bidang

Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta, tahun 2004.

Aktivitas terkini penulis adalah menjadi ibu dari M. Kaisar Sannai (18

bulan), mengajar di SDIT As-Sa’adah, staf Media Centre SDIT As-Sa’adah

dan Koord. Konsultant Lesson Plan SDIT As-Sa’adah. Kini, ia sedang aktif di

grup dan komunitas menulis PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng), dan

tulisan-tulisannya tersebar di berbagai media online seperti blog,

Facebook, dan lain sebagainya.

E-book ini adalah e-book keduanya. E-book pertamanya yang berjudul

“Cerita Kita” telah dipublikasikan di pustaka-ebook.com sejak Januari 2012

yang lalu, dan telah diunduh oleh lebih dari 370 orang hingga Februari

2012.

Sejak tahun 2006, penulis telah aktif mengelola beberapa blog berikut :

http://ibnuchaldunoke.multiply.com

Blog pertama yang banyak bercerita tentang suka duka menjadi guru baru.

http://keysyarrah.multiply.com

http://ichasweb.wordpress.com

http://ceritanyacha.blogspot.com

Blog pribadi yang banyak berkisah tentang pengalaman-pengalaman

pribadi penulis.

Penulis membuka diri untuk mendapatkan saran dan masukan berkenaan

dengan tulisan pada E-Book ini. Penulis dapat dihubungi melalui:

e-mail: [email protected]

YM: [email protected]

Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=1459027749

Page 20: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 19

Tentang PNBB

Asyiknya Belajar di PNBB

Oleh: Isparmo

Saya belum lama mengenal group Facebook PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng) ini. Saya di-invite oleh Pak Heri Cahyo, sebagai salah satu tetuanya. Awalnya saya cuek terhadap group ini. Saya pikir sama saja dengan group Facebook lain yang isinya promo barang dagangan. Tapi setelah saya luangkan waktu untuk membaca timeline-nya, ternyata anggapan saya salah besar. Group atau komunitas PNBB ini ternyata unik sekali. PNBB ini mirip sekolah, di mana terdapat guru, kepala sekolah, dan PR, bahkan ada Pak Satpam.

Kalau mirip sekolah, apa malah tidak menjemukan? Sekilas, iya. Tetapi saat kita membaca timeline PNBB, kita akan banyak tertawa sendiri. Kekonyolan dan joke-joke segar para anggotanya membuat kita tak jemu menyusuri tulisan yang ada di dalamnya. Kehangatan antar anggotanya seolah-olah mereka benar-benar murid sekolah yang sedang berada pada jam pelajaran kosong.

PNBB ini hampir memenuhi semua kebutuhan diri manusia, hanya kebutuhan fisik yang tidak bisa dipenuhi PNBB ini, sebab ia tak bisa membuat perut kenyang hanya dengan membaca tulisan atau melihat foto makanan yang diupload para anggotanya. Tetapi PNBB ini bisa memenuhi kebutuhan batiniah berupa: ilmu, kesenangan, penghargaan, dan ekspresi diri.

Proses pembelajaran sebagai penulis di PNBB ini hampir tak terasa. Penugasan berupa PR dan pembuatan artikel ringan secara rutin diberikan oleh anggota yang ditunjuk sebagai guru. Tidak ada sanksi bagi yang tidak mengerjakan, hanya sanksi sosial berupa hilangnya kesempatan menjadi penulis hebat dengan cepat.

Dan yang menyenangkan adalah saat diberi tugas untuk membuat tulisan dengan topik tertentu, karena tulusan ini akan diterbitkan menjadi sebuah buku. Ya, buku, dan kita adalah seorang penulis yang karyanya patut

Page 21: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 20

dibukukan. Luar biasa strategi pembakar semangat belajar menjadi penulis ini.

Jangan khawatir bagi yang belum terbiasa menulis, ada tim editor yang siap membantu merapikan tulisan kita, sehingga tulisan menjadi enak dibaca.

Juga menjadi faktor penyemangat adalah karena di grup PNBB ini terdapat tokoh akademisi, Profesor Ersis Warmansyah Abbas, yang sering bagi-bagi buku gratis. Dan kita bisa ngobrol dengan beliau secara santai.

Informasi Komunitas PNBB

Facebook Group:

Proyek Nulis Buku Bareng

[email protected]

http://www.facebook.com/groups/proyeknulisbukubareng/

Website:

www.proyeknulisbukubareng.com

Page 22: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 0

Page 23: Lunch Time - Siska Ferdiani 2012 - SMK KRIAN 1

Lunch Time - Siska Ferdiani 2012

PNBB | Pustaka Ebook 1